SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Download to read offline
tahapan desain
  prosedur irigasi sprinkler.
1. pengertian dan komponen irigasi curah,
2. uniformity dan efisiensi irigasi curah, serta
3. merancang irigasi curah
                                                                GUSTI RUSMAYADI
                                              PS. Agroekoteknologi – Faperta Unlam
                                                                      05117431881
Sprinkler
Tabel 1. Klasifikasi head sprinkler berputar, karakteristik dan kesesuaiannya
Debit
                                        Laju aplikasi
                                        Laju siraman dari sekelompok sprinkler
                                        disebut laju aplikasi (application rate), satuan
                                        mm/jam.
                                        Laju aplikasi tergantung pada ukuran nozzle,
                                        tekanan operasional, spasi antar sprinkler,
                                        dan arah serta kecepatan angin.
• Kecepatan aliran dalam pipa, m/det.
• Debit aliran (m3/det) = luas          Laju aplikasi harus lebih kecil dari laju infiltrasi
                                        tanah, sehingga limpasan (run off) dan erosi
  penampang aliran (m2) x kecepatan
                                        percik dapat dicegah.
  (m/det).
• Sprinkler yang kecil, m3/jam.         Tabel 2. Tipikal karakteristik sprinkler
• Pengukuran debit dari nozzle putar
  dengan menyambung nozzle dengan
  slang plastik dan air ditampung
  dalam wadah.
• Debit = volume wadah x waktu
  untuk memenuhi wadah
unjuk kerja dari sprinkler bernozle tunggal dan ganda
           yang menunjukkan spasi optimum sprinkler disajikan pada Tabel 5a dan Tabel 5b
Tabel 5a. Spasi optimum (persegi empat) sprinkler ber nozle tunggal




                          Tabel 5b. Spasing optimum (persegi empat atau persegi tiga) sprinkler ber nozle ganda
Sebaran air




Gambar 1. Pembasahan dan pola sebaran air dari satu – beberapa sprinkler
Koefisien Keseragaman, CU
• keseragaman sebaran air
  darisprinkler diukur di
  lapang dengan memasang
  beberapa wadah
  penampung air dalam suatu
  grid dengan jarak tertentu
• Nilai keseragaman sebaran
  air dinyatakan dengan suatu
  parameter yang disebut:
• koefisien keseragaman
  (uniformity coefficient, Cu).
                             Gambar 2. Tata-letak wadah untuk satu sprinkler (a), satu
                             pipa lateral (b) dan diantara beberapa sprinkler (c)


   X : nilai rata-rata pengamatan (mm); n : jumlah total
   pengamatan; Xi : nilai masing-masing pengamatan(mm).
Contoh perhitungan CU
• Contoh 1:
• Tentukan nilai CU dari suatu
  percobaan di lapang dimana
  plot segi-empat dikelilingi
  oleh 4 buah sprinkler.
• Tipe sprinkler : 4,365 x
  2,381 mm nozzle, dengan
  tekanan 2,8 kg/cm2. Spasi:
  24 m x 24 m. Angin : 3,5
  km/jam, arah Selatan -
  Barat. Kelembaban nisbi
  udara : 42%.
                               Gambar 34. Pengukuran koefisien keseragaman
• Waktu pengamatan : 1 jam.
  Hasil pengamatan seperti
  pada Gambar 3.
Tabel 1. Perhitungan koefisien keseragaman




X : nilai rata-rata pengamatan (mm); n : jumlah total
pengamatan; Xi : nilai masing-masing pengamatan(mm).
Latihan 1.
               Lateral
                 1     Lateral 2   Lateral 3    Lateral 4    Lateral 5    Lateral 6    Lateral 7    Lateral 8    Lateral 9    Lateral 10
Sprinkler 1         3         23          9.4        23.7         10.3         23.9           3.1        17.7         20.5           20.2
Sprinkler 2        12          8        10.9           2.6        17.9         15.0         14.5           3.1        14.2           14.8
Sprinkler 3         4         12        13.0         16.7         15.1           8.2          9.7          8.4          8.1           3.3
Sprinkler 4        14         13          3.3          4.2        16.1         19.9         19.7           6.7        17.5            8.8
Sprinkler 5        18         16          5.9          9.1        15.0           6.1        19.0         16.5         23.9           16.1
Sprinkler 6         7         21        20.5           3.4        14.6         15.1           9.6        17.8           0.5          22.4
Sprinkler 7         7         19          9.2          7.9          8.2          2.9        10.0         24.0           0.5          17.7
Sprinkler 8        25          6        14.3           2.5          4.4        16.6           5.6          3.5          3.5           0.6
Sprinkler 9         3         12          2.4        11.6           5.3          2.3        10.0         18.6         22.7           12.8
Sprinkler 10        8         24        17.4           1.7          7.6        16.8           4.7        13.5         23.1            7.2
Sprinkler 11       24         10          4.8        13.2         18.0           1.0        19.5         12.4         12.9           22.1
Sprinkler 12       19         19        23.1           7.3          5.6          4.9          1.0          1.9        14.9            8.5
Sprinkler 13       21          0        16.1         13.6           9.0          7.5          1.4          9.8        15.7           13.4
Sprinkler 14       23         19        18.0         21.3         14.1         18.3         17.4           7.3        24.2           12.3
Sprinkler 15       21          9        18.9           0.7        16.8         15.4         15.5           4.2        16.8            1.9
Sprinkler 16       17          8        20.1         13.8         18.1         22.0         20.9         22.1         17.0           24.0
Sprinkler 17        9          5          7.3        14.4         18.1           3.2          3.7          6.4        22.8            0.7
Sprinkler 18       16          9          2.4          3.5          0.1          3.5        11.8         13.0           8.7          22.7
Sprinkler 19       22         17        15.8         18.0           2.2        10.8           0.6        21.7         24.2           21.0
Sprinkler 20       19         13        10.9         10.8         19.4           2.6        12.7           6.5          4.4          23.9
Tentukan nilai CU Tentukan nilai CU !. NIM Ganjil/Genap
Contoh Assesment Alternative
Set time

• “set” merujuk pada suatu          • Contoh 2:
  areal lahan yang diari oleh       • Suatu sistim sprinkler
  sebuah atau grup sprinkler.         digunakan pada laju aplikasi 10
• Set-time adalah waktu yang          mm/jam mengairi suatu areal
  digunakan sprinkler tersebut        lapangan sejumlah 90 mm.
  untuk menyelesaikan irigasi         Berapa set-time?
  nya (pemberian sejumlah air)      • Penyelesaian
  pada satu posisi.                 • Set-time = Air irigasi yang
• Set-time tergantung pada laju       diperlukan/Laju aplikasi =
  aplikasi dan jumlah air irigasi     90/10 = 9 jam
  yang diperlukan                   • Latihan 2:
                                    • Jika air irigasi yang diperlukan
                                      hanya 60 mm pada awal
                                      musim, maka berapakah set-
                                      time nya ?
Kebutuhan air
 • Air irigasi yang diberikan
   berdasarkan kapasitas
   memegang air tanah yang
   menunjukkan jumlah air tanah
   tersedia serta penyerapan air
   oleh tanaman.
 • Air tanah tersedia (AW) =
   kapasitas lapang (FC) - titik                 Tabel 2. Jumlah air tanah tersedia
   layu permanent WP),  Tabel
   2 dan Gambar 1.
Air irigasi segera diberikan sebelum kadar air
tanah mencapai titik layu permanent,
defisit air dibolehkan (MAD, management
allowed deficit) Tabel 3.
                          Tabel 3. MAD
Tabel 4. Kedalaman akar efektif beberapa jenis tanaman
                                                         Kedalaman maksimum air irigasi (mm)
                                                            yang diberikan per irigasi, dx,
                                                            adalah:
                                                                                         1


                                                         Wa : air tanah tersedia (mm/m) dan
                                                         Z : kedalaman perakaran (m).

                                                         Interval antara dua pemberian air irigasi
                                                         yang berturutan (f, hari) adalah:

                                                                                         2

                                                         dn : kedalaman air irigasi bersih per
                                                             irigasi (mm), dan
                                                         Ud : kebutuhan air tanaman pada
                                                             puncak kebutuhan
                                                             (evapotranspirasi, Tabel 5)
                                                             (mm/hari).
Tabel 5. Kebutuhan air puncak beberapa jenis tanaman
Laju, lama dan interval pemberian air
Laju pemberian air dengan sprinkler       Beberapa jenis tanah, laju pemberian
dipengaruhi oleh laju infiltrasi. Laju    maksimum Tabel 6,
pemberian air maksimum (I, mm/jam)        sedangkan laju minimum  3 mm/jam.
dihitung dengan persamaan :
                                         Tabel 6. Laju pemberian air maksimum dengan sprinkler
                              3


Q: debit curahan sprinkler (l/det),
Se: spasing sepanjang lateral (m), dan
Sl: spasing antar lateral (m).
Kapasitas sistem sprinkler
•   Kapasitas sistem sprinkler tergantung       •   Contoh 3:
    pada:
                                                •   Tentukan kapasitas sistem irigasi curah
     – luas areal lahan yang akan diairi            untuk mengairi 16 ha tanaman jagung. Laju
        (design area),                              konsumsi air rencana (evapotranspirasi
     – kedalaman irigasi kotor (gross) setiap       tanaman) = 5 mm/hari. Lengas tanah yang
        pemberian air dan waktu operasional         digantikan di daerah perakaran pada setiap
        yang dibolehkan untuk pemberian             irigasi = 6 cm. Efisiensi irigasi 70%. Periode
        air tersebut.                               (lamanya) irigasi adalah 10 hari, dengan
                                                    selang irigasi 12 hari. Sistem ini dioperasikan
                                          4         untuk 20 jam operasi per hari.
                                                •   Penyelesaian:
    Q: kapasitas debit pompa (lt/det);          •   Diketahui A = 16, f = 10, T = 20, d = 6, E = 0,7
    A: luas areal yang akan diairi (hektar);    •   Kapasitas sistem Q = 2,78 x (A x d)/(f x T x E)
                                                    = 2,78 x (16 x 60)/(10 x 20 x 0,7) = 19 lt/det.
    d: kedalaman pemakaian air neto (mm);
      f: jumlah hari untuk 1 kali irigasi       •   Latihan 3:
      (periode atau lama irigasi) (hari);       •   Jika sistem dioperasikan selama 6 jam
    T: jumlah jam operasi aktual per hari           operasi per hari. Berapakan kapasitas sistem
                                                    irigasi curah.
      (jam/hari);
    E : efisiensi irigasi.
Contoh 4
•    Suatu sistem irigasi curah dirancang untuk        •    Penyelesaian :
  Tabel 6. Laju pemberian air maksimum
     mengairi 8 hektar sayuran di tanah                a)   Dari Tabel 6. Batas laju pemakaian air = 1,3 cm/jam
  dengan sprinkler
     bertekstur lempung berdebu (silt loam)            •    Dari Tabel 2. Kapasitas tanah menahan air = 9,5 cm/m3
     dengan solum dalam, pada kondisi iklim            •    Dari Tabel 4. Kedalaman daerah perakaran = 60 cm.
     cukup kering (moderate dry). Lahan                •    Total lengas tanah tersedia = 9,5 x 60/100 = 5,7 cm.
    Tabel 2. Jumlah air beberapa tersedia
                                 tanah jenis tanaman
     bertopografi datar.
 Tabel 4. Kedalaman akar efektif
                                                       c)   Asumsikan bahwa irigasi dimulai pada keadaan tingkat
• Tentukan:                                                 deplesi 50%, kedalaman air irigasi neto = 5,7/2 = 2,85 cm.
       a) batas laju pemberian air,                    b)   Dari Tabel 5, puncak konsumsi air oleh tanaman = 5 mm/hari.
                                                            Jadi lama irigasi = 2,85/0,5 = 5,7 hari ≈6 hari.
       b)       periode (lama) irigasi,
                                                       •    Asumsikan efisiensi aplikasi (Ea) = 75%, jumlah kedalaman air
       c)       kedalaman air irigasi neto setiap           yang dipompa untuk 1 kali irigasi = 2,85/0,75 = 3,8 cm.
               irigasi,                                e)   Pengairian areal dalam waktu 6 hari, sistem memompa
       d)       jumlah kedalaman air yang                   dengan debit (3,8 x 8)/6 = 5,05 ha.cm per hari atau (5,05 x
               dipompa untuk setiap pemakaian,              104 x 102 x 10-1)/(1 hari x 15 jam/hari x 3600 det/jam) = 9,4
               dan                                          lt/det.
                                                       •    Dapat juga dihitung dengan cara menggunakan persamaan
       e)       kapasitas sistem yang diperlukan
                                                            /4/:
               per hektar (cm/hari). Jika sistem ini
                                                       e)    Kapasitas pompa = Q = 2,78 x (A x d)/(f x T x E) = 2,78 x (8 x
               beroperasi 15 jam/hari, tentukan             28,5)/(6 x 15 x 0,75) = 9,4 lt/det.
               kapasitas pompa (lt/detik)?.
5. Hidrolika dalam sistem irigasi curah
                                                                 Tekanan (Head)
• Pengoperasian
  perlengkapan sprinkler
  cukup oleh teknisi tidak
  memerlukan keahlian
  rancangan.                    Dalam SI unit:
• Pengetahuan tentang:          Head air (m) = 0,1 x Tekanan (kN/m2), atau
   – bagaimana air dipompa      Head air (m) = 10 x Tekanan (bar).
     dan mengalir dalam pipa,   Imperial units : Head air (ft) = 2,31 x Tekanan (psi).
     dan                        Hidrolika Nozel
   – bagaimana disebarkannya    Hubungan antara tekanan atau head dengan
     oleh sprinkler akan        debit sprinkler atau nozel ditunjukkan
     menolong teknisi atau      persamaan berikut :
     operator irigasi curah     q = Kd √ P                                 5
     untuk menggunakan          q = Kd √H                                  6
     peralatannya secara baik
     dan benar                  q: debit sprinkler (l/menit); Kd: koefisien debit
                                nozel sesuai dengan peralatan yang digunakan;
                                P: tekanan operasi sprinkler (kPa); H: head
                                operasi sprinkler (m)
Debit sprinkler juga dapat dihitung dengan         Tekanan operasi akan mempengaruhi ukuran
rumus aliran pada orifice (Toricelli)              butiran air yang keluar dari sprinkler.
                                                   Indeks pemecahan air (index of jet break up):
                                         7
                                                                                            9

q: debit nozzle (m3/det);
                                                   Pd: indeks pemecahan air;
a: luas penampang nozzle atau orifice (m2);
                                                   h: head tekanan pada nozzle (m); q: debit
h: head tekanan pada nozzle (m);
                                                   sprinkler (lt/det). Jika
g: gravitasi (m/det2);
                                                   Pd < 2, kondisi ukuran jatuhan termasuk baik
C: koefisien debit yang merupakan fungsi dari
                                                   Pd = 4, kondisi ukuran jatuhan terbaik
   gesekan dan kehilangan energi kontraksi (C
                                                   Pd > 4, tekanan banyak yang hilang percuma
   untuk nozzle yang baik berkisar antara 0,95 -
   0,96).

                                         8

q: lt/det; d: (mm);
P: tekanan pada nozzle dalam kPa.
Catatan: 1 mm air = 9,5 Pa; 1 atm = 10,34 m
Aliran dalam Pipa                          Kehilangan energi gesekan pipa umumnya
• Jenis pipa dispesifikasikan diameter-    dihitung dengan rumus dari Hazen-William
 dalam (internal diameter) atau diameter
 luar tergantung pada:                                                            10
     • bahannya dan
     • tekanan aman (safe pressure).                                              11
• Pipa irigasi berpindah (portable)
 umumnya tipis dan ringan, sehingga
 biasanya digunakan nominal diameter.      v: kecepatan rata-rata dalam pipa (m/detik);
• Kehilangan tekanan dalam aliran pipa     C: koefisien gesekan pipa;
 tergantung pada kekasaran pipa, debit     R: jari-jari hidrolik (m);
 aliran, diameter, dan panjang pipa.       R = D/4 untuk penampang pipa lingkaran;
• Kekasaran pipa akan bertambah seiring    L: panjang pipa (m);
 tingkat keausan dan umur dari pipa        D: diameter dalam pipa (m);
 tersebut.                                 S : gradien hidrolik = hf/L;
                                           hf : kehilangan head (m);
                                           Q : debit aliran (m3/detik).
Scobey (1930):                                 Tabel 7. Kondisi pipa dan nilai C (Hazen-William)
                                      12

Hf: kehilangan tekanan karena gesekan (m),
Ks: koefisien Scobey,
L: panjang pipa (m),
Q: debit pipa (lt/det) dan
D: diameter dalam (mm).
Nilai Ks = 0,40 untuk pipa besi dan
alumunium dengan coupler;
0,42 untuk pipa galvanis dengan coupler.

Nilai C pada rumus Hazen-William, tergantung pada
derajat kehalusan pipa bagian dalam, jenis bahan
pembuat pipa dan umur pipa (Tabel 7).

Tabel 8 dan Tabel 9 dapat digunakan untuk pendugaan
kehilangan energi gesekan dari berbagai jenis pipa
dengan nilai C tertentu pada berbagai nilai debit aliran
dan diameter pipa.
TABEL 8
TABEL 9
Contoh 5
Hitung kehilangan tekanan (head) karena
gesekan pada pipa besi (baru) berdiameter 10
cm, panjang 120 m jika air mengalir dengan
debit 10 liter/detik.
Penyelesaian:
Dari Tabel 7, C untuk pipa besi baru = 130          Tanpa outlet
Menggunakan rumus /11/:

                                               Dengan multi outlet yang berjarak seragam
Berikut ini persamaan-
persamaan yang juga                            Untuk sambungan
biasa digunakan dalam
menentukan kehilangan
tekanan akibat friksi atau   J: gradien kehilangan head (m/100 m),
friction loss pada bahan     hf: kehilangan head akibat gesekan (m),
plastik pipa lateral dan     hl: kehilangan head akibat adanya katup dan sambungan (m),
pipa utama sistem irigasi    Q: debit sistem (l/det),
curah :                      D: diameter dalam pipa (mm),
                             F: koefesien reduksi (Tabel 16),
                             Kr: koefesien resistansi (Tabel 17),
                             L: panjang pipa (m).
Tabel 16. Koefesien Reduksi (F) untuk Pipa Multi Outlet
Tabel 17. Koefisien resistansi, Kr, untuk pipa plastik dan alumunium
Untuk memperoleh penyiraman yang seragam         Kehilangan tekanan pada debit tertentu akan
sepanjang lateral, diameter dan panjang pipa     lebih besar terjadi pada diameter pipa yang
serta penempatannya ditentukan sedemikian        lebih kecil. Kehilangan tekanan akan naik
rupa, sehingga menghasilkan variasi debit yang   secara cepat dengan bertambahnya debit
tidak melebihi 10%. Distribusi debit yang        aliran,
ditentukan berdasarkan distribusi tekanan        Diameter (Φ) pipa kecil, kehilangan tekanan
dijelaskan dengan persamaan berikut :            bertambah secara linier menurut
                                                 panjang pipa.
                                                 Diameter pipa ditentukan berdasarkan
                                                 kehilangan tekanan yang diijinkan, yaitu
                                                 diameter yang memberikan kehilangan
ΔQ : perbedaan debit sprinkler sepanjang         tekanan lebih kecil pada debit aliran yang
      lateral (%),                               diinginan.
Pin : tekanan pada inlet/pangkal lateral (m),    Sebagai pegangan kasar untuk menentukan
Pend: tekanan pada outlet/ujung lateral (m),     diameter pipa pada berbagai debit dan
Pe : tekanan rata-rata pada sprinkler (m),       panjang pipa dapat digunakan Tabel 17 yang
X   : eksponen debit sprinkler                   didasarkan pada kecepatan aliran dalam pipa
                                                 lebih kecil dari 1,5 m/det.
Tabel 17. Pedoman untuk menentukan
diameter pipa




                                               DPs : kehilangan head yang diijinkan pada sub-
                                                     unit (m),
                                               DHl : kehilangan head yang diijinkan pada
                                                     lateral (m),
                                               Ha : tekanan operasi rata-rata sprinkler (m),
                                                     DHm: kehilangan head yang diijinkan
Kehilangan head pada sub unit (DPs) dibatasi         pada manifold (m),
tidak lebih dari 20% dari tekanan operasi      Z lateral: perbedaan elevasi sepanjang lateral
ratarata sistem. Kehilangan head (hf) pada           (m),
lateral harus ≤ DHl, demikian juga halnya pada Z manifold: perbedaan elevasi sepanjang
manifold (pembagi) kehilangan headnya (hf)           manifold (m), -: elevasi menurun, +:
harus ≤ DHm. Kehilangan tekanan karena               elevasi menaik
gesekan di pipa utama maksimum sebesar 0.41
m/10 m. Tekanan inlet lateral yang tertinggi
diambil sebagai outlet manifold pada sub unit.
Tekanan operasi rata-rata (Ha, m) :              Tekanan yang diperlukan pada pemompaan
                                                 Tekanan yang diperlukan pada sisitim sprinkler
 Ha = Ho + 0,25 Hf + 0,4 He                      dengan pemompaan harus
Ho: tekanan operasi di nozzle terjauh (m),       mempertimbangkan:
Hf : kehilangan tekanan karena gesekan (m),      (a) Tekanan yang disarankan pada sprinkler,
He: perbedaan ketinggian maksimum antara         (b) Kehilangan tekanan di pipa utama dan
    pangkal dan ujung lateral (m).                    lateral,
                                                 (c) Perubahan elevasi lahan.
Tekanan pada pangkal lateral (Hn, m):            Kesalahan yang sering terjadi pada instalasi
                                                 sistim sprinkler adalah pipa yang digunakan
  Hn = Ha + 0,75 Hf ± 0,6He + Hr
                                                 terlalu kecil.
Hr: tinggi pipa riser (m).
Nilai He akan positif apabila lateral terletak
menaik lereng dan negatif apabila menuruni
lereng




                              Gambar 38. Tekanan pemompaan yang diperlukan pada sistim sprinkler
Besarnya tekanan total dari sistem irigasi     Atau dengan persamaan:
curah (total dinamic head,TDH) dihitung        Ht = Hn + Hm + Hj + Hs
dengan persamaan :
                                               Ht: total tekanan rencana yang diperlukan
TDH = SH + E + Hf1 + Hm + Hf2 + + Hv + Ha + Hs     pompa untuk bekerja=TDH (m);
SH: beda elevasi sumber air dengan pompa       Hn: maksimum tekanan yang diperlukan pada
    (m),                                           pipa utama untuk menggerakan sprinkler
E: beda elevasi pompa dengan lahan                 pada lateral dengan tekanan operasional
     tertinggi (m),                                tertentu, termasuk tinggi raiser (m);
Hf1: kehilangan head akibat gesekan            Hm: maksimum energi hilang karena gesekan
    sepanjang pipa penyaluran dan distribusi       pada pipa utama, tinggi hisap dan NPSH
    (m),                                           (net positive suction head) pompa (m);
Hm: kehilangan head pada sambungan-            Hj: beda elevasi antara pompa dengan titik
    sambungan dan katup (m),                       sambung lateral dengan pipa utama (m);
Hf2: kehilangan head pada sub unit (m),        Hs: beda elevasi antara pompa dengan muka
    besarnya 20 % dari Ha;                         air sesudah drawdown (m).
Hv: Velocity head (m), umumnya sebesar 0,3
    m;
Ha: tekanan operasi rata-rata sprinkler (m);
Hs: head untuk faktor keamanan (m),
    besarnya 20 % dari total kehilangan head
Besarnya tenaga yang diperlukan untuk
pemompaan air tergantung pada debit
pemompaan, total head, dan efisiensi
pemompaan yang secara matematis
ditunjukkan pada persamaan berikut



 BHP: tenaga penggerak (kW),
 Q: debit pemompaan (l/detik),
 TDH: total dynamic head (m),
 C: faktor konversi sebesar 102,0,
 Ep: efisiensi pemompaan
Penggunaan Pupuk
Larutan pupuk disimpan dalam suatu      WF: jumlah pupuk untuk setiap pemakaian
tangki dan dihubungkan dengan pipa           (kg);
                                        Ds : jarak antar sprinkler (m);
lateral melalui suatu venturi untuk
                                        Dl : jarak antar lateral (m);
mendapatkan perbedaan tekanan,          Ns : jumlah sprinkler;
sehingga larutan pupuk dapat mengalir   Wf : dosis pupuk yang direkomendasikan
bersama dengan air irigasi.                  (kg/ha)

Kuantitas pupuk yang diinjeksikan
                                        Contoh 6 :
dihitung berdasarkan persamaan:         Setiap lateral mempunyai 12 sprinkler
                                        dengan jarak antar sprinkler 14 meter.
                                        Jarak antar lateral 20 meter. Tentukan
                                        jumlah pupuk yang digunakan setiap
                                        penyiraman apabila dosis yang
                                        direkomendasikan 80 kg/ha.

                                        WF = (14 x 20 x 12 x 80)/10.000 = 26,9 kg
Rancang Bangun Irigasi Curah
Untuk merancang bangun suatu sistem irigasi curah, disarankan untuk mengikuti
   prosedur sebagai berikut:
1. Kumpulkan informasi/data mengenai tanah, topografi, sumber air, sumber
     tenaga, jenis tanaman yang akan di tanam dan rencana jadwal tanam
2. Penentuan kebutuhan air irigasi :
     1)      Prediksi jumlah atau kedalaman air irigasi yang diperlukan pada setiap pemberian air
     2)      Tentukan kebutuhan air irigasi: puncak, harian, musiman atau tahunan
     3)       Tentukan frekuensi atau interval irigasi
     4)       Tentukan kapasitas sistem yang diperlukan
     5)       Tentukan laju pemberian air yang optimal
3.        Desain sistem :
     1)      Tentukan spasing, debit, ukuran nozle dan tekanan operasi dari sprinkler pada kondisi laju
             pemberian air yang optimal serta jumlah sprinkler yang dioperasikan secara bersamaan
     2)      Desain tata-letak dari sistem yang terbaik yang memenuhi 1)
     3)      Bila diperlukan lakukan penyesuaian (adjusment) dari (2) dan (3.1)
     4)      Tentukan ukuran (diameter) dan tekanan pipa lateral
     5)      Tentukan ukuran (diameter) dan tekanan pipa utama
4.        Penentuan pompa:
     1)       Tentukan total tenaga dinamik (TDH) yang diperlukan
     2)       Tentukan pompa yang sesuai dengan debit dan TDH yang diperlukan
Contoh 11.9:
Tentukan rancang bangun sistim irigasi sprinkler berpindah untuk lahan seluas 16,2 ha.
Laju pemberian maksimum = 15 mm/jam, laju pemberian 58 mm selama 8,1 hari atau
seluas 2 ha per hari. Kecepatan angin = 6,7 km/jam, Ha (tekanan operasi sprinkler, kPa)=
276 kPa, Hj (beda elevasi antara pompa dengan titik sambung lateral dengan pipa)= 1,0
m, He (perbedaan ketinggian maksimum antara pangkal dan ujung lateral, m). = 0,6 m, Hs
(beda elevasi antara pompa dengan muka air sesudah drawdown, m).) = 5,0 m, Hr (tinggi
pipa riser ,m),V= 0,8 m, NPSH = 2,0 m, Sl (spasing antar lateral, m)= 12 m dan Sm = 18 m.
Variasi tekanan di lateral yang diijinkan = 20 % dari tekanan rata-rata. Sumur terletak di
tengah lahan. Jumlah sprinkler per lateral 16 buah. Jumlah lateral 22 buah. Jarak antar
lateral 18 m

Penyelesaian:
Tata letak dari sprinkler, lateral dan pipa
utama adalah seperti gambar berikut.

(1) Jumlah lateral yang beroperasi per hari :
(2,0 ha x 10000 m2/ha)/(16 x 12 m x 18 m) =
5,8 ≈ 6 buah lateral

Jika sistem irigasi tetap, berapakah jumlah
lateral?
Kebutuhan air selama operasi 2 hektar/hari?
Tabel 1. Karakteristik manufaktur sprinkler




(2) Sprinkler :
Debit per sprinkler
Q = (12 m x 18 m x 15 mm/hr x 10000 cm2/m2)/(10 mm/cm x 1000 cm3/lt x 3600 det/jam)
= 0.9 lt/det
Debit per lateral = 16 x 0.9 = 14,4 lt/det
Debit per operasi = kapasitas sistem = 2 x 14,4 = 28,8 lt/det
Dari Tabel 1, dengan Ha= 276 kPa dan debit 0,9 lt/det, sprinkler yang sesuai berukuran
6,35 mm x 3, 97 mm dengan diameter pembasahan 31 m.
Kecepatan angin 6 km/jam :
diameter pembasahan sprinkler sepanjang lateral = 12/0,45 = 27 m
diameter pembahasan sprinkler antar lateral = 18/0,69 = 30 m
Keduanya < 31 m, maka sprinkler dapat digunakan
(3) Pipa lateral dan utama
Kehilangan tekanan di lateral yang diijinkan =
0,20 x 276 = 55,2 kPa = 55,2/9,8 = 5,6 m
Kehilangan tekanan karena gesekan saja = 5,6
– He = 5,6 – 0,6 = 5,0 m
Kehilangan tekanan di pipa utama yang
diijinkan = 0,41/10 x 189 = 7,7 m
Dengan persamaan /12/ hitung kehilangan
tekanan pada pipa lateral (192 m) dan pipa        (4) Tekanan yang diperlukan pada pangkal
utama (189 m) untuk pipa 76,2 mm, 101,6 mm        lateral terjauh
dan 127,0 mm. Nilai F untuk 16 sprinkler = 0,38   Ha = Ho + 0,25 Hf + 0,4 He
                                                  Hn = Ha + 0,75 Hf ± 0,6He + Hr
                                                  Hn = (276/9,8) + 0,75(3,2) + 0,6(0,6) + 0,8 =
                                                  31,8 m

                                                  (5) Kapasitas pompa
                                                  TDH = SH + E + Hf1 + Hm + Hf2 + + Hv + Ha +
                                                  Hs
                                                  Ht = Hn + Hm + Hj + Hs
Dipilih pipa lateral yang berdiameter 101,6 mm    Ht = 31,8 + 2,0 + 2,7 + 1,0 + 5,0 = 42,5 m
(3,2 m < 5,0 m) dan pipa utama yang
berdiameter 127,0 mm (2,7 < 7,7)
SISTEM IRIGASI SPRINKLER

More Related Content

What's hot

Bahan Dinding (Materi: Bahan Bangunan)
Bahan Dinding (Materi: Bahan Bangunan)Bahan Dinding (Materi: Bahan Bangunan)
Bahan Dinding (Materi: Bahan Bangunan)Vini Andayani
 
Sidang presentasi laporan kerja praktek
Sidang presentasi laporan kerja praktekSidang presentasi laporan kerja praktek
Sidang presentasi laporan kerja praktekAzka Napsiyana
 
Bab ii gambaran umum lokasi
Bab ii gambaran umum lokasiBab ii gambaran umum lokasi
Bab ii gambaran umum lokasidiwa diwaefendi
 
Laporan praktikum irigasi dan drainasi
Laporan praktikum irigasi dan drainasiLaporan praktikum irigasi dan drainasi
Laporan praktikum irigasi dan drainasifahmiganteng
 
Laporan praktik peralatan pengamatan
Laporan praktik peralatan pengamatanLaporan praktik peralatan pengamatan
Laporan praktik peralatan pengamatanRatih Ramadhanti
 
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)candrosipil
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANRepository Ipb
 
Traktor pertanian
Traktor pertanianTraktor pertanian
Traktor pertanianYuwan Kilmi
 
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi,  evapotranspirasiEvaporasi, transpirasi,  evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasiJulia Maidar
 
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahPengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahNopi Tri Utami
 
Tanaman Penutup Tanah (sawit)
Tanaman Penutup Tanah (sawit)Tanaman Penutup Tanah (sawit)
Tanaman Penutup Tanah (sawit)Ilham Johari
 
Budidaya tanaman terong
Budidaya tanaman terongBudidaya tanaman terong
Budidaya tanaman terongRere Vezhiama
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangMira Pemayun
 
Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)
Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)
Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)Angga Nugraha
 

What's hot (20)

Bahan Dinding (Materi: Bahan Bangunan)
Bahan Dinding (Materi: Bahan Bangunan)Bahan Dinding (Materi: Bahan Bangunan)
Bahan Dinding (Materi: Bahan Bangunan)
 
Sidang presentasi laporan kerja praktek
Sidang presentasi laporan kerja praktekSidang presentasi laporan kerja praktek
Sidang presentasi laporan kerja praktek
 
Bab ii gambaran umum lokasi
Bab ii gambaran umum lokasiBab ii gambaran umum lokasi
Bab ii gambaran umum lokasi
 
Laporan praktikum irigasi dan drainasi
Laporan praktikum irigasi dan drainasiLaporan praktikum irigasi dan drainasi
Laporan praktikum irigasi dan drainasi
 
Laporan praktik peralatan pengamatan
Laporan praktik peralatan pengamatanLaporan praktik peralatan pengamatan
Laporan praktik peralatan pengamatan
 
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
 
Traktor pertanian
Traktor pertanianTraktor pertanian
Traktor pertanian
 
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi,  evapotranspirasiEvaporasi, transpirasi,  evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
 
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahPengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
 
Tanaman Penutup Tanah (sawit)
Tanaman Penutup Tanah (sawit)Tanaman Penutup Tanah (sawit)
Tanaman Penutup Tanah (sawit)
 
PPT SDGs .pdf
PPT SDGs .pdfPPT SDGs .pdf
PPT SDGs .pdf
 
Budidaya tanaman terong
Budidaya tanaman terongBudidaya tanaman terong
Budidaya tanaman terong
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
Budidaya tomat ptt
Budidaya tomat pttBudidaya tomat ptt
Budidaya tomat ptt
 
Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)
Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)
Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)
 
09 hidroponik
09   hidroponik09   hidroponik
09 hidroponik
 
Laporan resmi
Laporan resmiLaporan resmi
Laporan resmi
 
Pencemaran Udara
 Pencemaran Udara Pencemaran Udara
Pencemaran Udara
 
Pengaruh cahaya bagi pertumbuhan tanaman kacang hijau
Pengaruh cahaya bagi pertumbuhan tanaman kacang hijauPengaruh cahaya bagi pertumbuhan tanaman kacang hijau
Pengaruh cahaya bagi pertumbuhan tanaman kacang hijau
 

Viewers also liked

Identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaran
Identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaranIdentifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaran
Identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaranGusti Rusmayadi
 
Iv pengelolaan limbah organik
Iv pengelolaan limbah organikIv pengelolaan limbah organik
Iv pengelolaan limbah organikGusti Rusmayadi
 
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udara
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udaraIii metode dan teknik pengukuran pencemaran udara
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udaraGusti Rusmayadi
 
Model simulasi antrian gtr
Model simulasi antrian gtrModel simulasi antrian gtr
Model simulasi antrian gtrGusti Rusmayadi
 
I ruang lingkup gusti rusmayadi
I ruang lingkup gusti rusmayadiI ruang lingkup gusti rusmayadi
I ruang lingkup gusti rusmayadiGusti Rusmayadi
 
Analisa koefisien gesek pipa acrylic
Analisa koefisien gesek pipa acrylicAnalisa koefisien gesek pipa acrylic
Analisa koefisien gesek pipa acrylicRonny wisanggeni
 
Leaflet ps agronomi 2014
Leaflet ps agronomi 2014Leaflet ps agronomi 2014
Leaflet ps agronomi 2014Gusti Rusmayadi
 
Vii. i hewan dan lingkungannya
Vii. i hewan dan lingkungannyaVii. i hewan dan lingkungannya
Vii. i hewan dan lingkungannyaGusti Rusmayadi
 
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yangGusti Rusmayadi
 
Viii. manipulasi lingkungan gtr
Viii. manipulasi lingkungan gtrViii. manipulasi lingkungan gtr
Viii. manipulasi lingkungan gtrGusti Rusmayadi
 
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtrVi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtrGusti Rusmayadi
 
Pemodelan produksi gtr 2013
Pemodelan produksi gtr 2013Pemodelan produksi gtr 2013
Pemodelan produksi gtr 2013Gusti Rusmayadi
 
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtrPraktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtrGusti Rusmayadi
 
Pembangkit random number gtr
Pembangkit random number gtrPembangkit random number gtr
Pembangkit random number gtrGusti Rusmayadi
 
Iv curah hujan, analisis data hilang, peluang hujan dan evapotranspirasi gtr
Iv curah hujan, analisis data hilang, peluang hujan dan evapotranspirasi gtrIv curah hujan, analisis data hilang, peluang hujan dan evapotranspirasi gtr
Iv curah hujan, analisis data hilang, peluang hujan dan evapotranspirasi gtrGusti Rusmayadi
 
Kontrak belajar klimatologi dasar s1 pertanian
Kontrak belajar klimatologi dasar s1 pertanianKontrak belajar klimatologi dasar s1 pertanian
Kontrak belajar klimatologi dasar s1 pertanianGusti Rusmayadi
 

Viewers also liked (20)

Identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaran
Identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaranIdentifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaran
Identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaran
 
IX evapotranspirasi
IX evapotranspirasiIX evapotranspirasi
IX evapotranspirasi
 
Iv pengelolaan limbah organik
Iv pengelolaan limbah organikIv pengelolaan limbah organik
Iv pengelolaan limbah organik
 
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udara
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udaraIii metode dan teknik pengukuran pencemaran udara
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udara
 
Model simulasi antrian gtr
Model simulasi antrian gtrModel simulasi antrian gtr
Model simulasi antrian gtr
 
I ruang lingkup gusti rusmayadi
I ruang lingkup gusti rusmayadiI ruang lingkup gusti rusmayadi
I ruang lingkup gusti rusmayadi
 
Vi tekanan udara
Vi tekanan udaraVi tekanan udara
Vi tekanan udara
 
Vii angin
Vii anginVii angin
Vii angin
 
viii hujan
viii hujanviii hujan
viii hujan
 
Analisa koefisien gesek pipa acrylic
Analisa koefisien gesek pipa acrylicAnalisa koefisien gesek pipa acrylic
Analisa koefisien gesek pipa acrylic
 
Leaflet ps agronomi 2014
Leaflet ps agronomi 2014Leaflet ps agronomi 2014
Leaflet ps agronomi 2014
 
Vii. i hewan dan lingkungannya
Vii. i hewan dan lingkungannyaVii. i hewan dan lingkungannya
Vii. i hewan dan lingkungannya
 
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang
 
Viii. manipulasi lingkungan gtr
Viii. manipulasi lingkungan gtrViii. manipulasi lingkungan gtr
Viii. manipulasi lingkungan gtr
 
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtrVi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
 
Pemodelan produksi gtr 2013
Pemodelan produksi gtr 2013Pemodelan produksi gtr 2013
Pemodelan produksi gtr 2013
 
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtrPraktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
 
Pembangkit random number gtr
Pembangkit random number gtrPembangkit random number gtr
Pembangkit random number gtr
 
Iv curah hujan, analisis data hilang, peluang hujan dan evapotranspirasi gtr
Iv curah hujan, analisis data hilang, peluang hujan dan evapotranspirasi gtrIv curah hujan, analisis data hilang, peluang hujan dan evapotranspirasi gtr
Iv curah hujan, analisis data hilang, peluang hujan dan evapotranspirasi gtr
 
Kontrak belajar klimatologi dasar s1 pertanian
Kontrak belajar klimatologi dasar s1 pertanianKontrak belajar klimatologi dasar s1 pertanian
Kontrak belajar klimatologi dasar s1 pertanian
 

Similar to SISTEM IRIGASI SPRINKLER

Perencanaan ubi jalar ungu
Perencanaan ubi jalar unguPerencanaan ubi jalar ungu
Perencanaan ubi jalar ungussuserf63ae2
 
TUGAS TEKNIK PEMBORAN KELOMPOK 3 (2).pptx
TUGAS TEKNIK PEMBORAN KELOMPOK 3 (2).pptxTUGAS TEKNIK PEMBORAN KELOMPOK 3 (2).pptx
TUGAS TEKNIK PEMBORAN KELOMPOK 3 (2).pptxpajarajinugraha
 
Lap. analisa lumpur parwoto
Lap. analisa lumpur parwotoLap. analisa lumpur parwoto
Lap. analisa lumpur parwotoPARWOTO -
 
Thesis Presentation: A Study of Water Utilization Potential and Capacity in C...
Thesis Presentation: A Study of Water Utilization Potential and Capacity in C...Thesis Presentation: A Study of Water Utilization Potential and Capacity in C...
Thesis Presentation: A Study of Water Utilization Potential and Capacity in C...Vempi Satriya
 
Studi kasus drainase
Studi kasus drainaseStudi kasus drainase
Studi kasus drainaseinfosanitasi
 
DED DAN RAB OPAL KOMUNAL TATA CARA PERENCANAAN
DED DAN RAB OPAL KOMUNAL TATA CARA PERENCANAANDED DAN RAB OPAL KOMUNAL TATA CARA PERENCANAAN
DED DAN RAB OPAL KOMUNAL TATA CARA PERENCANAANfebry16161616
 
perenc_pembangunan_instalasi_pengelohan.pptx
perenc_pembangunan_instalasi_pengelohan.pptxperenc_pembangunan_instalasi_pengelohan.pptx
perenc_pembangunan_instalasi_pengelohan.pptxBambang L
 
01_PPT Lawe Sikap rev04
01_PPT Lawe Sikap rev0401_PPT Lawe Sikap rev04
01_PPT Lawe Sikap rev04Putri Hidayati
 

Similar to SISTEM IRIGASI SPRINKLER (11)

ANALISA HIDROLOGI
ANALISA HIDROLOGIANALISA HIDROLOGI
ANALISA HIDROLOGI
 
Perencanaan ubi jalar ungu
Perencanaan ubi jalar unguPerencanaan ubi jalar ungu
Perencanaan ubi jalar ungu
 
Bab 1 sondir
Bab 1 sondirBab 1 sondir
Bab 1 sondir
 
TUGAS TEKNIK PEMBORAN KELOMPOK 3 (2).pptx
TUGAS TEKNIK PEMBORAN KELOMPOK 3 (2).pptxTUGAS TEKNIK PEMBORAN KELOMPOK 3 (2).pptx
TUGAS TEKNIK PEMBORAN KELOMPOK 3 (2).pptx
 
Lap. analisa lumpur parwoto
Lap. analisa lumpur parwotoLap. analisa lumpur parwoto
Lap. analisa lumpur parwoto
 
Thesis Presentation: A Study of Water Utilization Potential and Capacity in C...
Thesis Presentation: A Study of Water Utilization Potential and Capacity in C...Thesis Presentation: A Study of Water Utilization Potential and Capacity in C...
Thesis Presentation: A Study of Water Utilization Potential and Capacity in C...
 
current meter
current meter current meter
current meter
 
Studi kasus drainase
Studi kasus drainaseStudi kasus drainase
Studi kasus drainase
 
DED DAN RAB OPAL KOMUNAL TATA CARA PERENCANAAN
DED DAN RAB OPAL KOMUNAL TATA CARA PERENCANAANDED DAN RAB OPAL KOMUNAL TATA CARA PERENCANAAN
DED DAN RAB OPAL KOMUNAL TATA CARA PERENCANAAN
 
perenc_pembangunan_instalasi_pengelohan.pptx
perenc_pembangunan_instalasi_pengelohan.pptxperenc_pembangunan_instalasi_pengelohan.pptx
perenc_pembangunan_instalasi_pengelohan.pptx
 
01_PPT Lawe Sikap rev04
01_PPT Lawe Sikap rev0401_PPT Lawe Sikap rev04
01_PPT Lawe Sikap rev04
 

More from Gusti Rusmayadi (15)

Ii pendahahuluan atmosfer
Ii pendahahuluan atmosferIi pendahahuluan atmosfer
Ii pendahahuluan atmosfer
 
V. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakanV. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakan
 
Fadly 60 68
Fadly 60 68Fadly 60 68
Fadly 60 68
 
Afiah49 59-baik
Afiah49 59-baikAfiah49 59-baik
Afiah49 59-baik
 
Gusti 40-48-baik
Gusti 40-48-baikGusti 40-48-baik
Gusti 40-48-baik
 
Bakti 37 39
Bakti 37 39Bakti 37 39
Bakti 37 39
 
Susi 28-36
Susi 28-36Susi 28-36
Susi 28-36
 
Zuraida titi-22-27
Zuraida titi-22-27Zuraida titi-22-27
Zuraida titi-22-27
 
Faeida0 15-21
Faeida0 15-21Faeida0 15-21
Faeida0 15-21
 
Habibah baik11-14
Habibah baik11-14Habibah baik11-14
Habibah baik11-14
 
Nofia=6 10
Nofia=6 10Nofia=6 10
Nofia=6 10
 
Norhasanah 1 5
Norhasanah 1 5Norhasanah 1 5
Norhasanah 1 5
 
Simulasi monte carlo gtr
Simulasi monte carlo gtrSimulasi monte carlo gtr
Simulasi monte carlo gtr
 
Praktikum agroklimatologi cwr 2012_gtr
Praktikum agroklimatologi cwr 2012_gtrPraktikum agroklimatologi cwr 2012_gtr
Praktikum agroklimatologi cwr 2012_gtr
 
Lk cwr 2012
Lk cwr 2012Lk cwr 2012
Lk cwr 2012
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 

SISTEM IRIGASI SPRINKLER

  • 1. tahapan desain prosedur irigasi sprinkler. 1. pengertian dan komponen irigasi curah, 2. uniformity dan efisiensi irigasi curah, serta 3. merancang irigasi curah GUSTI RUSMAYADI PS. Agroekoteknologi – Faperta Unlam 05117431881
  • 2. Sprinkler Tabel 1. Klasifikasi head sprinkler berputar, karakteristik dan kesesuaiannya
  • 3. Debit Laju aplikasi Laju siraman dari sekelompok sprinkler disebut laju aplikasi (application rate), satuan mm/jam. Laju aplikasi tergantung pada ukuran nozzle, tekanan operasional, spasi antar sprinkler, dan arah serta kecepatan angin. • Kecepatan aliran dalam pipa, m/det. • Debit aliran (m3/det) = luas Laju aplikasi harus lebih kecil dari laju infiltrasi tanah, sehingga limpasan (run off) dan erosi penampang aliran (m2) x kecepatan percik dapat dicegah. (m/det). • Sprinkler yang kecil, m3/jam. Tabel 2. Tipikal karakteristik sprinkler • Pengukuran debit dari nozzle putar dengan menyambung nozzle dengan slang plastik dan air ditampung dalam wadah. • Debit = volume wadah x waktu untuk memenuhi wadah
  • 4. unjuk kerja dari sprinkler bernozle tunggal dan ganda yang menunjukkan spasi optimum sprinkler disajikan pada Tabel 5a dan Tabel 5b Tabel 5a. Spasi optimum (persegi empat) sprinkler ber nozle tunggal Tabel 5b. Spasing optimum (persegi empat atau persegi tiga) sprinkler ber nozle ganda
  • 5. Sebaran air Gambar 1. Pembasahan dan pola sebaran air dari satu – beberapa sprinkler
  • 6. Koefisien Keseragaman, CU • keseragaman sebaran air darisprinkler diukur di lapang dengan memasang beberapa wadah penampung air dalam suatu grid dengan jarak tertentu • Nilai keseragaman sebaran air dinyatakan dengan suatu parameter yang disebut: • koefisien keseragaman (uniformity coefficient, Cu). Gambar 2. Tata-letak wadah untuk satu sprinkler (a), satu pipa lateral (b) dan diantara beberapa sprinkler (c) X : nilai rata-rata pengamatan (mm); n : jumlah total pengamatan; Xi : nilai masing-masing pengamatan(mm).
  • 7. Contoh perhitungan CU • Contoh 1: • Tentukan nilai CU dari suatu percobaan di lapang dimana plot segi-empat dikelilingi oleh 4 buah sprinkler. • Tipe sprinkler : 4,365 x 2,381 mm nozzle, dengan tekanan 2,8 kg/cm2. Spasi: 24 m x 24 m. Angin : 3,5 km/jam, arah Selatan - Barat. Kelembaban nisbi udara : 42%. Gambar 34. Pengukuran koefisien keseragaman • Waktu pengamatan : 1 jam. Hasil pengamatan seperti pada Gambar 3.
  • 8. Tabel 1. Perhitungan koefisien keseragaman X : nilai rata-rata pengamatan (mm); n : jumlah total pengamatan; Xi : nilai masing-masing pengamatan(mm).
  • 9. Latihan 1. Lateral 1 Lateral 2 Lateral 3 Lateral 4 Lateral 5 Lateral 6 Lateral 7 Lateral 8 Lateral 9 Lateral 10 Sprinkler 1 3 23 9.4 23.7 10.3 23.9 3.1 17.7 20.5 20.2 Sprinkler 2 12 8 10.9 2.6 17.9 15.0 14.5 3.1 14.2 14.8 Sprinkler 3 4 12 13.0 16.7 15.1 8.2 9.7 8.4 8.1 3.3 Sprinkler 4 14 13 3.3 4.2 16.1 19.9 19.7 6.7 17.5 8.8 Sprinkler 5 18 16 5.9 9.1 15.0 6.1 19.0 16.5 23.9 16.1 Sprinkler 6 7 21 20.5 3.4 14.6 15.1 9.6 17.8 0.5 22.4 Sprinkler 7 7 19 9.2 7.9 8.2 2.9 10.0 24.0 0.5 17.7 Sprinkler 8 25 6 14.3 2.5 4.4 16.6 5.6 3.5 3.5 0.6 Sprinkler 9 3 12 2.4 11.6 5.3 2.3 10.0 18.6 22.7 12.8 Sprinkler 10 8 24 17.4 1.7 7.6 16.8 4.7 13.5 23.1 7.2 Sprinkler 11 24 10 4.8 13.2 18.0 1.0 19.5 12.4 12.9 22.1 Sprinkler 12 19 19 23.1 7.3 5.6 4.9 1.0 1.9 14.9 8.5 Sprinkler 13 21 0 16.1 13.6 9.0 7.5 1.4 9.8 15.7 13.4 Sprinkler 14 23 19 18.0 21.3 14.1 18.3 17.4 7.3 24.2 12.3 Sprinkler 15 21 9 18.9 0.7 16.8 15.4 15.5 4.2 16.8 1.9 Sprinkler 16 17 8 20.1 13.8 18.1 22.0 20.9 22.1 17.0 24.0 Sprinkler 17 9 5 7.3 14.4 18.1 3.2 3.7 6.4 22.8 0.7 Sprinkler 18 16 9 2.4 3.5 0.1 3.5 11.8 13.0 8.7 22.7 Sprinkler 19 22 17 15.8 18.0 2.2 10.8 0.6 21.7 24.2 21.0 Sprinkler 20 19 13 10.9 10.8 19.4 2.6 12.7 6.5 4.4 23.9 Tentukan nilai CU Tentukan nilai CU !. NIM Ganjil/Genap
  • 11. Set time • “set” merujuk pada suatu • Contoh 2: areal lahan yang diari oleh • Suatu sistim sprinkler sebuah atau grup sprinkler. digunakan pada laju aplikasi 10 • Set-time adalah waktu yang mm/jam mengairi suatu areal digunakan sprinkler tersebut lapangan sejumlah 90 mm. untuk menyelesaikan irigasi Berapa set-time? nya (pemberian sejumlah air) • Penyelesaian pada satu posisi. • Set-time = Air irigasi yang • Set-time tergantung pada laju diperlukan/Laju aplikasi = aplikasi dan jumlah air irigasi 90/10 = 9 jam yang diperlukan • Latihan 2: • Jika air irigasi yang diperlukan hanya 60 mm pada awal musim, maka berapakah set- time nya ?
  • 12. Kebutuhan air • Air irigasi yang diberikan berdasarkan kapasitas memegang air tanah yang menunjukkan jumlah air tanah tersedia serta penyerapan air oleh tanaman. • Air tanah tersedia (AW) = kapasitas lapang (FC) - titik Tabel 2. Jumlah air tanah tersedia layu permanent WP),  Tabel 2 dan Gambar 1. Air irigasi segera diberikan sebelum kadar air tanah mencapai titik layu permanent, defisit air dibolehkan (MAD, management allowed deficit) Tabel 3. Tabel 3. MAD
  • 13. Tabel 4. Kedalaman akar efektif beberapa jenis tanaman Kedalaman maksimum air irigasi (mm) yang diberikan per irigasi, dx, adalah: 1 Wa : air tanah tersedia (mm/m) dan Z : kedalaman perakaran (m). Interval antara dua pemberian air irigasi yang berturutan (f, hari) adalah: 2 dn : kedalaman air irigasi bersih per irigasi (mm), dan Ud : kebutuhan air tanaman pada puncak kebutuhan (evapotranspirasi, Tabel 5) (mm/hari).
  • 14. Tabel 5. Kebutuhan air puncak beberapa jenis tanaman
  • 15. Laju, lama dan interval pemberian air Laju pemberian air dengan sprinkler Beberapa jenis tanah, laju pemberian dipengaruhi oleh laju infiltrasi. Laju maksimum Tabel 6, pemberian air maksimum (I, mm/jam) sedangkan laju minimum  3 mm/jam. dihitung dengan persamaan : Tabel 6. Laju pemberian air maksimum dengan sprinkler 3 Q: debit curahan sprinkler (l/det), Se: spasing sepanjang lateral (m), dan Sl: spasing antar lateral (m).
  • 16. Kapasitas sistem sprinkler • Kapasitas sistem sprinkler tergantung • Contoh 3: pada: • Tentukan kapasitas sistem irigasi curah – luas areal lahan yang akan diairi untuk mengairi 16 ha tanaman jagung. Laju (design area), konsumsi air rencana (evapotranspirasi – kedalaman irigasi kotor (gross) setiap tanaman) = 5 mm/hari. Lengas tanah yang pemberian air dan waktu operasional digantikan di daerah perakaran pada setiap yang dibolehkan untuk pemberian irigasi = 6 cm. Efisiensi irigasi 70%. Periode air tersebut. (lamanya) irigasi adalah 10 hari, dengan selang irigasi 12 hari. Sistem ini dioperasikan 4 untuk 20 jam operasi per hari. • Penyelesaian: Q: kapasitas debit pompa (lt/det); • Diketahui A = 16, f = 10, T = 20, d = 6, E = 0,7 A: luas areal yang akan diairi (hektar); • Kapasitas sistem Q = 2,78 x (A x d)/(f x T x E) = 2,78 x (16 x 60)/(10 x 20 x 0,7) = 19 lt/det. d: kedalaman pemakaian air neto (mm); f: jumlah hari untuk 1 kali irigasi • Latihan 3: (periode atau lama irigasi) (hari); • Jika sistem dioperasikan selama 6 jam T: jumlah jam operasi aktual per hari operasi per hari. Berapakan kapasitas sistem irigasi curah. (jam/hari); E : efisiensi irigasi.
  • 17. Contoh 4 • Suatu sistem irigasi curah dirancang untuk • Penyelesaian : Tabel 6. Laju pemberian air maksimum mengairi 8 hektar sayuran di tanah a) Dari Tabel 6. Batas laju pemakaian air = 1,3 cm/jam dengan sprinkler bertekstur lempung berdebu (silt loam) • Dari Tabel 2. Kapasitas tanah menahan air = 9,5 cm/m3 dengan solum dalam, pada kondisi iklim • Dari Tabel 4. Kedalaman daerah perakaran = 60 cm. cukup kering (moderate dry). Lahan • Total lengas tanah tersedia = 9,5 x 60/100 = 5,7 cm. Tabel 2. Jumlah air beberapa tersedia tanah jenis tanaman bertopografi datar. Tabel 4. Kedalaman akar efektif c) Asumsikan bahwa irigasi dimulai pada keadaan tingkat • Tentukan: deplesi 50%, kedalaman air irigasi neto = 5,7/2 = 2,85 cm. a) batas laju pemberian air, b) Dari Tabel 5, puncak konsumsi air oleh tanaman = 5 mm/hari. Jadi lama irigasi = 2,85/0,5 = 5,7 hari ≈6 hari. b) periode (lama) irigasi, • Asumsikan efisiensi aplikasi (Ea) = 75%, jumlah kedalaman air c) kedalaman air irigasi neto setiap yang dipompa untuk 1 kali irigasi = 2,85/0,75 = 3,8 cm. irigasi, e) Pengairian areal dalam waktu 6 hari, sistem memompa d) jumlah kedalaman air yang dengan debit (3,8 x 8)/6 = 5,05 ha.cm per hari atau (5,05 x dipompa untuk setiap pemakaian, 104 x 102 x 10-1)/(1 hari x 15 jam/hari x 3600 det/jam) = 9,4 dan lt/det. • Dapat juga dihitung dengan cara menggunakan persamaan e) kapasitas sistem yang diperlukan /4/: per hektar (cm/hari). Jika sistem ini e) Kapasitas pompa = Q = 2,78 x (A x d)/(f x T x E) = 2,78 x (8 x beroperasi 15 jam/hari, tentukan 28,5)/(6 x 15 x 0,75) = 9,4 lt/det. kapasitas pompa (lt/detik)?.
  • 18. 5. Hidrolika dalam sistem irigasi curah Tekanan (Head) • Pengoperasian perlengkapan sprinkler cukup oleh teknisi tidak memerlukan keahlian rancangan. Dalam SI unit: • Pengetahuan tentang: Head air (m) = 0,1 x Tekanan (kN/m2), atau – bagaimana air dipompa Head air (m) = 10 x Tekanan (bar). dan mengalir dalam pipa, Imperial units : Head air (ft) = 2,31 x Tekanan (psi). dan Hidrolika Nozel – bagaimana disebarkannya Hubungan antara tekanan atau head dengan oleh sprinkler akan debit sprinkler atau nozel ditunjukkan menolong teknisi atau persamaan berikut : operator irigasi curah q = Kd √ P 5 untuk menggunakan q = Kd √H 6 peralatannya secara baik dan benar q: debit sprinkler (l/menit); Kd: koefisien debit nozel sesuai dengan peralatan yang digunakan; P: tekanan operasi sprinkler (kPa); H: head operasi sprinkler (m)
  • 19. Debit sprinkler juga dapat dihitung dengan Tekanan operasi akan mempengaruhi ukuran rumus aliran pada orifice (Toricelli) butiran air yang keluar dari sprinkler. Indeks pemecahan air (index of jet break up): 7 9 q: debit nozzle (m3/det); Pd: indeks pemecahan air; a: luas penampang nozzle atau orifice (m2); h: head tekanan pada nozzle (m); q: debit h: head tekanan pada nozzle (m); sprinkler (lt/det). Jika g: gravitasi (m/det2); Pd < 2, kondisi ukuran jatuhan termasuk baik C: koefisien debit yang merupakan fungsi dari Pd = 4, kondisi ukuran jatuhan terbaik gesekan dan kehilangan energi kontraksi (C Pd > 4, tekanan banyak yang hilang percuma untuk nozzle yang baik berkisar antara 0,95 - 0,96). 8 q: lt/det; d: (mm); P: tekanan pada nozzle dalam kPa. Catatan: 1 mm air = 9,5 Pa; 1 atm = 10,34 m
  • 20. Aliran dalam Pipa Kehilangan energi gesekan pipa umumnya • Jenis pipa dispesifikasikan diameter- dihitung dengan rumus dari Hazen-William dalam (internal diameter) atau diameter luar tergantung pada: 10 • bahannya dan • tekanan aman (safe pressure). 11 • Pipa irigasi berpindah (portable) umumnya tipis dan ringan, sehingga biasanya digunakan nominal diameter. v: kecepatan rata-rata dalam pipa (m/detik); • Kehilangan tekanan dalam aliran pipa C: koefisien gesekan pipa; tergantung pada kekasaran pipa, debit R: jari-jari hidrolik (m); aliran, diameter, dan panjang pipa. R = D/4 untuk penampang pipa lingkaran; • Kekasaran pipa akan bertambah seiring L: panjang pipa (m); tingkat keausan dan umur dari pipa D: diameter dalam pipa (m); tersebut. S : gradien hidrolik = hf/L; hf : kehilangan head (m); Q : debit aliran (m3/detik).
  • 21. Scobey (1930): Tabel 7. Kondisi pipa dan nilai C (Hazen-William) 12 Hf: kehilangan tekanan karena gesekan (m), Ks: koefisien Scobey, L: panjang pipa (m), Q: debit pipa (lt/det) dan D: diameter dalam (mm). Nilai Ks = 0,40 untuk pipa besi dan alumunium dengan coupler; 0,42 untuk pipa galvanis dengan coupler. Nilai C pada rumus Hazen-William, tergantung pada derajat kehalusan pipa bagian dalam, jenis bahan pembuat pipa dan umur pipa (Tabel 7). Tabel 8 dan Tabel 9 dapat digunakan untuk pendugaan kehilangan energi gesekan dari berbagai jenis pipa dengan nilai C tertentu pada berbagai nilai debit aliran dan diameter pipa.
  • 24. Contoh 5 Hitung kehilangan tekanan (head) karena gesekan pada pipa besi (baru) berdiameter 10 cm, panjang 120 m jika air mengalir dengan debit 10 liter/detik. Penyelesaian: Dari Tabel 7, C untuk pipa besi baru = 130 Tanpa outlet Menggunakan rumus /11/: Dengan multi outlet yang berjarak seragam Berikut ini persamaan- persamaan yang juga Untuk sambungan biasa digunakan dalam menentukan kehilangan tekanan akibat friksi atau J: gradien kehilangan head (m/100 m), friction loss pada bahan hf: kehilangan head akibat gesekan (m), plastik pipa lateral dan hl: kehilangan head akibat adanya katup dan sambungan (m), pipa utama sistem irigasi Q: debit sistem (l/det), curah : D: diameter dalam pipa (mm), F: koefesien reduksi (Tabel 16), Kr: koefesien resistansi (Tabel 17), L: panjang pipa (m).
  • 25. Tabel 16. Koefesien Reduksi (F) untuk Pipa Multi Outlet
  • 26. Tabel 17. Koefisien resistansi, Kr, untuk pipa plastik dan alumunium
  • 27. Untuk memperoleh penyiraman yang seragam Kehilangan tekanan pada debit tertentu akan sepanjang lateral, diameter dan panjang pipa lebih besar terjadi pada diameter pipa yang serta penempatannya ditentukan sedemikian lebih kecil. Kehilangan tekanan akan naik rupa, sehingga menghasilkan variasi debit yang secara cepat dengan bertambahnya debit tidak melebihi 10%. Distribusi debit yang aliran, ditentukan berdasarkan distribusi tekanan Diameter (Φ) pipa kecil, kehilangan tekanan dijelaskan dengan persamaan berikut : bertambah secara linier menurut panjang pipa. Diameter pipa ditentukan berdasarkan kehilangan tekanan yang diijinkan, yaitu diameter yang memberikan kehilangan ΔQ : perbedaan debit sprinkler sepanjang tekanan lebih kecil pada debit aliran yang lateral (%), diinginan. Pin : tekanan pada inlet/pangkal lateral (m), Sebagai pegangan kasar untuk menentukan Pend: tekanan pada outlet/ujung lateral (m), diameter pipa pada berbagai debit dan Pe : tekanan rata-rata pada sprinkler (m), panjang pipa dapat digunakan Tabel 17 yang X : eksponen debit sprinkler didasarkan pada kecepatan aliran dalam pipa lebih kecil dari 1,5 m/det.
  • 28. Tabel 17. Pedoman untuk menentukan diameter pipa DPs : kehilangan head yang diijinkan pada sub- unit (m), DHl : kehilangan head yang diijinkan pada lateral (m), Ha : tekanan operasi rata-rata sprinkler (m), DHm: kehilangan head yang diijinkan Kehilangan head pada sub unit (DPs) dibatasi pada manifold (m), tidak lebih dari 20% dari tekanan operasi Z lateral: perbedaan elevasi sepanjang lateral ratarata sistem. Kehilangan head (hf) pada (m), lateral harus ≤ DHl, demikian juga halnya pada Z manifold: perbedaan elevasi sepanjang manifold (pembagi) kehilangan headnya (hf) manifold (m), -: elevasi menurun, +: harus ≤ DHm. Kehilangan tekanan karena elevasi menaik gesekan di pipa utama maksimum sebesar 0.41 m/10 m. Tekanan inlet lateral yang tertinggi diambil sebagai outlet manifold pada sub unit.
  • 29. Tekanan operasi rata-rata (Ha, m) : Tekanan yang diperlukan pada pemompaan Tekanan yang diperlukan pada sisitim sprinkler Ha = Ho + 0,25 Hf + 0,4 He dengan pemompaan harus Ho: tekanan operasi di nozzle terjauh (m), mempertimbangkan: Hf : kehilangan tekanan karena gesekan (m), (a) Tekanan yang disarankan pada sprinkler, He: perbedaan ketinggian maksimum antara (b) Kehilangan tekanan di pipa utama dan pangkal dan ujung lateral (m). lateral, (c) Perubahan elevasi lahan. Tekanan pada pangkal lateral (Hn, m): Kesalahan yang sering terjadi pada instalasi sistim sprinkler adalah pipa yang digunakan Hn = Ha + 0,75 Hf ± 0,6He + Hr terlalu kecil. Hr: tinggi pipa riser (m). Nilai He akan positif apabila lateral terletak menaik lereng dan negatif apabila menuruni lereng Gambar 38. Tekanan pemompaan yang diperlukan pada sistim sprinkler
  • 30. Besarnya tekanan total dari sistem irigasi Atau dengan persamaan: curah (total dinamic head,TDH) dihitung Ht = Hn + Hm + Hj + Hs dengan persamaan : Ht: total tekanan rencana yang diperlukan TDH = SH + E + Hf1 + Hm + Hf2 + + Hv + Ha + Hs pompa untuk bekerja=TDH (m); SH: beda elevasi sumber air dengan pompa Hn: maksimum tekanan yang diperlukan pada (m), pipa utama untuk menggerakan sprinkler E: beda elevasi pompa dengan lahan pada lateral dengan tekanan operasional tertinggi (m), tertentu, termasuk tinggi raiser (m); Hf1: kehilangan head akibat gesekan Hm: maksimum energi hilang karena gesekan sepanjang pipa penyaluran dan distribusi pada pipa utama, tinggi hisap dan NPSH (m), (net positive suction head) pompa (m); Hm: kehilangan head pada sambungan- Hj: beda elevasi antara pompa dengan titik sambungan dan katup (m), sambung lateral dengan pipa utama (m); Hf2: kehilangan head pada sub unit (m), Hs: beda elevasi antara pompa dengan muka besarnya 20 % dari Ha; air sesudah drawdown (m). Hv: Velocity head (m), umumnya sebesar 0,3 m; Ha: tekanan operasi rata-rata sprinkler (m); Hs: head untuk faktor keamanan (m), besarnya 20 % dari total kehilangan head
  • 31. Besarnya tenaga yang diperlukan untuk pemompaan air tergantung pada debit pemompaan, total head, dan efisiensi pemompaan yang secara matematis ditunjukkan pada persamaan berikut BHP: tenaga penggerak (kW), Q: debit pemompaan (l/detik), TDH: total dynamic head (m), C: faktor konversi sebesar 102,0, Ep: efisiensi pemompaan
  • 32. Penggunaan Pupuk Larutan pupuk disimpan dalam suatu WF: jumlah pupuk untuk setiap pemakaian tangki dan dihubungkan dengan pipa (kg); Ds : jarak antar sprinkler (m); lateral melalui suatu venturi untuk Dl : jarak antar lateral (m); mendapatkan perbedaan tekanan, Ns : jumlah sprinkler; sehingga larutan pupuk dapat mengalir Wf : dosis pupuk yang direkomendasikan bersama dengan air irigasi. (kg/ha) Kuantitas pupuk yang diinjeksikan Contoh 6 : dihitung berdasarkan persamaan: Setiap lateral mempunyai 12 sprinkler dengan jarak antar sprinkler 14 meter. Jarak antar lateral 20 meter. Tentukan jumlah pupuk yang digunakan setiap penyiraman apabila dosis yang direkomendasikan 80 kg/ha. WF = (14 x 20 x 12 x 80)/10.000 = 26,9 kg
  • 33. Rancang Bangun Irigasi Curah Untuk merancang bangun suatu sistem irigasi curah, disarankan untuk mengikuti prosedur sebagai berikut: 1. Kumpulkan informasi/data mengenai tanah, topografi, sumber air, sumber tenaga, jenis tanaman yang akan di tanam dan rencana jadwal tanam 2. Penentuan kebutuhan air irigasi : 1) Prediksi jumlah atau kedalaman air irigasi yang diperlukan pada setiap pemberian air 2) Tentukan kebutuhan air irigasi: puncak, harian, musiman atau tahunan 3) Tentukan frekuensi atau interval irigasi 4) Tentukan kapasitas sistem yang diperlukan 5) Tentukan laju pemberian air yang optimal 3. Desain sistem : 1) Tentukan spasing, debit, ukuran nozle dan tekanan operasi dari sprinkler pada kondisi laju pemberian air yang optimal serta jumlah sprinkler yang dioperasikan secara bersamaan 2) Desain tata-letak dari sistem yang terbaik yang memenuhi 1) 3) Bila diperlukan lakukan penyesuaian (adjusment) dari (2) dan (3.1) 4) Tentukan ukuran (diameter) dan tekanan pipa lateral 5) Tentukan ukuran (diameter) dan tekanan pipa utama 4. Penentuan pompa: 1) Tentukan total tenaga dinamik (TDH) yang diperlukan 2) Tentukan pompa yang sesuai dengan debit dan TDH yang diperlukan
  • 34. Contoh 11.9: Tentukan rancang bangun sistim irigasi sprinkler berpindah untuk lahan seluas 16,2 ha. Laju pemberian maksimum = 15 mm/jam, laju pemberian 58 mm selama 8,1 hari atau seluas 2 ha per hari. Kecepatan angin = 6,7 km/jam, Ha (tekanan operasi sprinkler, kPa)= 276 kPa, Hj (beda elevasi antara pompa dengan titik sambung lateral dengan pipa)= 1,0 m, He (perbedaan ketinggian maksimum antara pangkal dan ujung lateral, m). = 0,6 m, Hs (beda elevasi antara pompa dengan muka air sesudah drawdown, m).) = 5,0 m, Hr (tinggi pipa riser ,m),V= 0,8 m, NPSH = 2,0 m, Sl (spasing antar lateral, m)= 12 m dan Sm = 18 m. Variasi tekanan di lateral yang diijinkan = 20 % dari tekanan rata-rata. Sumur terletak di tengah lahan. Jumlah sprinkler per lateral 16 buah. Jumlah lateral 22 buah. Jarak antar lateral 18 m Penyelesaian: Tata letak dari sprinkler, lateral dan pipa utama adalah seperti gambar berikut. (1) Jumlah lateral yang beroperasi per hari : (2,0 ha x 10000 m2/ha)/(16 x 12 m x 18 m) = 5,8 ≈ 6 buah lateral Jika sistem irigasi tetap, berapakah jumlah lateral? Kebutuhan air selama operasi 2 hektar/hari?
  • 35. Tabel 1. Karakteristik manufaktur sprinkler (2) Sprinkler : Debit per sprinkler Q = (12 m x 18 m x 15 mm/hr x 10000 cm2/m2)/(10 mm/cm x 1000 cm3/lt x 3600 det/jam) = 0.9 lt/det Debit per lateral = 16 x 0.9 = 14,4 lt/det Debit per operasi = kapasitas sistem = 2 x 14,4 = 28,8 lt/det Dari Tabel 1, dengan Ha= 276 kPa dan debit 0,9 lt/det, sprinkler yang sesuai berukuran 6,35 mm x 3, 97 mm dengan diameter pembasahan 31 m. Kecepatan angin 6 km/jam : diameter pembasahan sprinkler sepanjang lateral = 12/0,45 = 27 m diameter pembahasan sprinkler antar lateral = 18/0,69 = 30 m Keduanya < 31 m, maka sprinkler dapat digunakan
  • 36. (3) Pipa lateral dan utama Kehilangan tekanan di lateral yang diijinkan = 0,20 x 276 = 55,2 kPa = 55,2/9,8 = 5,6 m Kehilangan tekanan karena gesekan saja = 5,6 – He = 5,6 – 0,6 = 5,0 m Kehilangan tekanan di pipa utama yang diijinkan = 0,41/10 x 189 = 7,7 m Dengan persamaan /12/ hitung kehilangan tekanan pada pipa lateral (192 m) dan pipa (4) Tekanan yang diperlukan pada pangkal utama (189 m) untuk pipa 76,2 mm, 101,6 mm lateral terjauh dan 127,0 mm. Nilai F untuk 16 sprinkler = 0,38 Ha = Ho + 0,25 Hf + 0,4 He Hn = Ha + 0,75 Hf ± 0,6He + Hr Hn = (276/9,8) + 0,75(3,2) + 0,6(0,6) + 0,8 = 31,8 m (5) Kapasitas pompa TDH = SH + E + Hf1 + Hm + Hf2 + + Hv + Ha + Hs Ht = Hn + Hm + Hj + Hs Dipilih pipa lateral yang berdiameter 101,6 mm Ht = 31,8 + 2,0 + 2,7 + 1,0 + 5,0 = 42,5 m (3,2 m < 5,0 m) dan pipa utama yang berdiameter 127,0 mm (2,7 < 7,7)