Sistem irigasi curah dirancang untuk mengairi 8 ha tanah lempung berdebu dengan kedalaman perakaran 60 cm. Batas laju pemberian air 1,3 cm/jam. Periode irigasi 6 hari dengan kedalaman air irigasi neto 2,85 cm. Jumlah air yang dipompa untuk setiap irigasi adalah 3,8 cm.
3. Debit
Laju aplikasi
Laju siraman dari sekelompok sprinkler
disebut laju aplikasi (application rate), satuan
mm/jam.
Laju aplikasi tergantung pada ukuran nozzle,
tekanan operasional, spasi antar sprinkler,
dan arah serta kecepatan angin.
• Kecepatan aliran dalam pipa, m/det.
• Debit aliran (m3/det) = luas Laju aplikasi harus lebih kecil dari laju infiltrasi
tanah, sehingga limpasan (run off) dan erosi
penampang aliran (m2) x kecepatan
percik dapat dicegah.
(m/det).
• Sprinkler yang kecil, m3/jam. Tabel 2. Tipikal karakteristik sprinkler
• Pengukuran debit dari nozzle putar
dengan menyambung nozzle dengan
slang plastik dan air ditampung
dalam wadah.
• Debit = volume wadah x waktu
untuk memenuhi wadah
4. unjuk kerja dari sprinkler bernozle tunggal dan ganda
yang menunjukkan spasi optimum sprinkler disajikan pada Tabel 5a dan Tabel 5b
Tabel 5a. Spasi optimum (persegi empat) sprinkler ber nozle tunggal
Tabel 5b. Spasing optimum (persegi empat atau persegi tiga) sprinkler ber nozle ganda
6. Koefisien Keseragaman, CU
• keseragaman sebaran air
darisprinkler diukur di
lapang dengan memasang
beberapa wadah
penampung air dalam suatu
grid dengan jarak tertentu
• Nilai keseragaman sebaran
air dinyatakan dengan suatu
parameter yang disebut:
• koefisien keseragaman
(uniformity coefficient, Cu).
Gambar 2. Tata-letak wadah untuk satu sprinkler (a), satu
pipa lateral (b) dan diantara beberapa sprinkler (c)
X : nilai rata-rata pengamatan (mm); n : jumlah total
pengamatan; Xi : nilai masing-masing pengamatan(mm).
7. Contoh perhitungan CU
• Contoh 1:
• Tentukan nilai CU dari suatu
percobaan di lapang dimana
plot segi-empat dikelilingi
oleh 4 buah sprinkler.
• Tipe sprinkler : 4,365 x
2,381 mm nozzle, dengan
tekanan 2,8 kg/cm2. Spasi:
24 m x 24 m. Angin : 3,5
km/jam, arah Selatan -
Barat. Kelembaban nisbi
udara : 42%.
Gambar 34. Pengukuran koefisien keseragaman
• Waktu pengamatan : 1 jam.
Hasil pengamatan seperti
pada Gambar 3.
8. Tabel 1. Perhitungan koefisien keseragaman
X : nilai rata-rata pengamatan (mm); n : jumlah total
pengamatan; Xi : nilai masing-masing pengamatan(mm).
11. Set time
• “set” merujuk pada suatu • Contoh 2:
areal lahan yang diari oleh • Suatu sistim sprinkler
sebuah atau grup sprinkler. digunakan pada laju aplikasi 10
• Set-time adalah waktu yang mm/jam mengairi suatu areal
digunakan sprinkler tersebut lapangan sejumlah 90 mm.
untuk menyelesaikan irigasi Berapa set-time?
nya (pemberian sejumlah air) • Penyelesaian
pada satu posisi. • Set-time = Air irigasi yang
• Set-time tergantung pada laju diperlukan/Laju aplikasi =
aplikasi dan jumlah air irigasi 90/10 = 9 jam
yang diperlukan • Latihan 2:
• Jika air irigasi yang diperlukan
hanya 60 mm pada awal
musim, maka berapakah set-
time nya ?
12. Kebutuhan air
• Air irigasi yang diberikan
berdasarkan kapasitas
memegang air tanah yang
menunjukkan jumlah air tanah
tersedia serta penyerapan air
oleh tanaman.
• Air tanah tersedia (AW) =
kapasitas lapang (FC) - titik Tabel 2. Jumlah air tanah tersedia
layu permanent WP), Tabel
2 dan Gambar 1.
Air irigasi segera diberikan sebelum kadar air
tanah mencapai titik layu permanent,
defisit air dibolehkan (MAD, management
allowed deficit) Tabel 3.
Tabel 3. MAD
13. Tabel 4. Kedalaman akar efektif beberapa jenis tanaman
Kedalaman maksimum air irigasi (mm)
yang diberikan per irigasi, dx,
adalah:
1
Wa : air tanah tersedia (mm/m) dan
Z : kedalaman perakaran (m).
Interval antara dua pemberian air irigasi
yang berturutan (f, hari) adalah:
2
dn : kedalaman air irigasi bersih per
irigasi (mm), dan
Ud : kebutuhan air tanaman pada
puncak kebutuhan
(evapotranspirasi, Tabel 5)
(mm/hari).
15. Laju, lama dan interval pemberian air
Laju pemberian air dengan sprinkler Beberapa jenis tanah, laju pemberian
dipengaruhi oleh laju infiltrasi. Laju maksimum Tabel 6,
pemberian air maksimum (I, mm/jam) sedangkan laju minimum 3 mm/jam.
dihitung dengan persamaan :
Tabel 6. Laju pemberian air maksimum dengan sprinkler
3
Q: debit curahan sprinkler (l/det),
Se: spasing sepanjang lateral (m), dan
Sl: spasing antar lateral (m).
16. Kapasitas sistem sprinkler
• Kapasitas sistem sprinkler tergantung • Contoh 3:
pada:
• Tentukan kapasitas sistem irigasi curah
– luas areal lahan yang akan diairi untuk mengairi 16 ha tanaman jagung. Laju
(design area), konsumsi air rencana (evapotranspirasi
– kedalaman irigasi kotor (gross) setiap tanaman) = 5 mm/hari. Lengas tanah yang
pemberian air dan waktu operasional digantikan di daerah perakaran pada setiap
yang dibolehkan untuk pemberian irigasi = 6 cm. Efisiensi irigasi 70%. Periode
air tersebut. (lamanya) irigasi adalah 10 hari, dengan
selang irigasi 12 hari. Sistem ini dioperasikan
4 untuk 20 jam operasi per hari.
• Penyelesaian:
Q: kapasitas debit pompa (lt/det); • Diketahui A = 16, f = 10, T = 20, d = 6, E = 0,7
A: luas areal yang akan diairi (hektar); • Kapasitas sistem Q = 2,78 x (A x d)/(f x T x E)
= 2,78 x (16 x 60)/(10 x 20 x 0,7) = 19 lt/det.
d: kedalaman pemakaian air neto (mm);
f: jumlah hari untuk 1 kali irigasi • Latihan 3:
(periode atau lama irigasi) (hari); • Jika sistem dioperasikan selama 6 jam
T: jumlah jam operasi aktual per hari operasi per hari. Berapakan kapasitas sistem
irigasi curah.
(jam/hari);
E : efisiensi irigasi.
17. Contoh 4
• Suatu sistem irigasi curah dirancang untuk • Penyelesaian :
Tabel 6. Laju pemberian air maksimum
mengairi 8 hektar sayuran di tanah a) Dari Tabel 6. Batas laju pemakaian air = 1,3 cm/jam
dengan sprinkler
bertekstur lempung berdebu (silt loam) • Dari Tabel 2. Kapasitas tanah menahan air = 9,5 cm/m3
dengan solum dalam, pada kondisi iklim • Dari Tabel 4. Kedalaman daerah perakaran = 60 cm.
cukup kering (moderate dry). Lahan • Total lengas tanah tersedia = 9,5 x 60/100 = 5,7 cm.
Tabel 2. Jumlah air beberapa tersedia
tanah jenis tanaman
bertopografi datar.
Tabel 4. Kedalaman akar efektif
c) Asumsikan bahwa irigasi dimulai pada keadaan tingkat
• Tentukan: deplesi 50%, kedalaman air irigasi neto = 5,7/2 = 2,85 cm.
a) batas laju pemberian air, b) Dari Tabel 5, puncak konsumsi air oleh tanaman = 5 mm/hari.
Jadi lama irigasi = 2,85/0,5 = 5,7 hari ≈6 hari.
b) periode (lama) irigasi,
• Asumsikan efisiensi aplikasi (Ea) = 75%, jumlah kedalaman air
c) kedalaman air irigasi neto setiap yang dipompa untuk 1 kali irigasi = 2,85/0,75 = 3,8 cm.
irigasi, e) Pengairian areal dalam waktu 6 hari, sistem memompa
d) jumlah kedalaman air yang dengan debit (3,8 x 8)/6 = 5,05 ha.cm per hari atau (5,05 x
dipompa untuk setiap pemakaian, 104 x 102 x 10-1)/(1 hari x 15 jam/hari x 3600 det/jam) = 9,4
dan lt/det.
• Dapat juga dihitung dengan cara menggunakan persamaan
e) kapasitas sistem yang diperlukan
/4/:
per hektar (cm/hari). Jika sistem ini
e) Kapasitas pompa = Q = 2,78 x (A x d)/(f x T x E) = 2,78 x (8 x
beroperasi 15 jam/hari, tentukan 28,5)/(6 x 15 x 0,75) = 9,4 lt/det.
kapasitas pompa (lt/detik)?.
18. 5. Hidrolika dalam sistem irigasi curah
Tekanan (Head)
• Pengoperasian
perlengkapan sprinkler
cukup oleh teknisi tidak
memerlukan keahlian
rancangan. Dalam SI unit:
• Pengetahuan tentang: Head air (m) = 0,1 x Tekanan (kN/m2), atau
– bagaimana air dipompa Head air (m) = 10 x Tekanan (bar).
dan mengalir dalam pipa, Imperial units : Head air (ft) = 2,31 x Tekanan (psi).
dan Hidrolika Nozel
– bagaimana disebarkannya Hubungan antara tekanan atau head dengan
oleh sprinkler akan debit sprinkler atau nozel ditunjukkan
menolong teknisi atau persamaan berikut :
operator irigasi curah q = Kd √ P 5
untuk menggunakan q = Kd √H 6
peralatannya secara baik
dan benar q: debit sprinkler (l/menit); Kd: koefisien debit
nozel sesuai dengan peralatan yang digunakan;
P: tekanan operasi sprinkler (kPa); H: head
operasi sprinkler (m)
19. Debit sprinkler juga dapat dihitung dengan Tekanan operasi akan mempengaruhi ukuran
rumus aliran pada orifice (Toricelli) butiran air yang keluar dari sprinkler.
Indeks pemecahan air (index of jet break up):
7
9
q: debit nozzle (m3/det);
Pd: indeks pemecahan air;
a: luas penampang nozzle atau orifice (m2);
h: head tekanan pada nozzle (m); q: debit
h: head tekanan pada nozzle (m);
sprinkler (lt/det). Jika
g: gravitasi (m/det2);
Pd < 2, kondisi ukuran jatuhan termasuk baik
C: koefisien debit yang merupakan fungsi dari
Pd = 4, kondisi ukuran jatuhan terbaik
gesekan dan kehilangan energi kontraksi (C
Pd > 4, tekanan banyak yang hilang percuma
untuk nozzle yang baik berkisar antara 0,95 -
0,96).
8
q: lt/det; d: (mm);
P: tekanan pada nozzle dalam kPa.
Catatan: 1 mm air = 9,5 Pa; 1 atm = 10,34 m
20. Aliran dalam Pipa Kehilangan energi gesekan pipa umumnya
• Jenis pipa dispesifikasikan diameter- dihitung dengan rumus dari Hazen-William
dalam (internal diameter) atau diameter
luar tergantung pada: 10
• bahannya dan
• tekanan aman (safe pressure). 11
• Pipa irigasi berpindah (portable)
umumnya tipis dan ringan, sehingga
biasanya digunakan nominal diameter. v: kecepatan rata-rata dalam pipa (m/detik);
• Kehilangan tekanan dalam aliran pipa C: koefisien gesekan pipa;
tergantung pada kekasaran pipa, debit R: jari-jari hidrolik (m);
aliran, diameter, dan panjang pipa. R = D/4 untuk penampang pipa lingkaran;
• Kekasaran pipa akan bertambah seiring L: panjang pipa (m);
tingkat keausan dan umur dari pipa D: diameter dalam pipa (m);
tersebut. S : gradien hidrolik = hf/L;
hf : kehilangan head (m);
Q : debit aliran (m3/detik).
21. Scobey (1930): Tabel 7. Kondisi pipa dan nilai C (Hazen-William)
12
Hf: kehilangan tekanan karena gesekan (m),
Ks: koefisien Scobey,
L: panjang pipa (m),
Q: debit pipa (lt/det) dan
D: diameter dalam (mm).
Nilai Ks = 0,40 untuk pipa besi dan
alumunium dengan coupler;
0,42 untuk pipa galvanis dengan coupler.
Nilai C pada rumus Hazen-William, tergantung pada
derajat kehalusan pipa bagian dalam, jenis bahan
pembuat pipa dan umur pipa (Tabel 7).
Tabel 8 dan Tabel 9 dapat digunakan untuk pendugaan
kehilangan energi gesekan dari berbagai jenis pipa
dengan nilai C tertentu pada berbagai nilai debit aliran
dan diameter pipa.
24. Contoh 5
Hitung kehilangan tekanan (head) karena
gesekan pada pipa besi (baru) berdiameter 10
cm, panjang 120 m jika air mengalir dengan
debit 10 liter/detik.
Penyelesaian:
Dari Tabel 7, C untuk pipa besi baru = 130 Tanpa outlet
Menggunakan rumus /11/:
Dengan multi outlet yang berjarak seragam
Berikut ini persamaan-
persamaan yang juga Untuk sambungan
biasa digunakan dalam
menentukan kehilangan
tekanan akibat friksi atau J: gradien kehilangan head (m/100 m),
friction loss pada bahan hf: kehilangan head akibat gesekan (m),
plastik pipa lateral dan hl: kehilangan head akibat adanya katup dan sambungan (m),
pipa utama sistem irigasi Q: debit sistem (l/det),
curah : D: diameter dalam pipa (mm),
F: koefesien reduksi (Tabel 16),
Kr: koefesien resistansi (Tabel 17),
L: panjang pipa (m).
27. Untuk memperoleh penyiraman yang seragam Kehilangan tekanan pada debit tertentu akan
sepanjang lateral, diameter dan panjang pipa lebih besar terjadi pada diameter pipa yang
serta penempatannya ditentukan sedemikian lebih kecil. Kehilangan tekanan akan naik
rupa, sehingga menghasilkan variasi debit yang secara cepat dengan bertambahnya debit
tidak melebihi 10%. Distribusi debit yang aliran,
ditentukan berdasarkan distribusi tekanan Diameter (Φ) pipa kecil, kehilangan tekanan
dijelaskan dengan persamaan berikut : bertambah secara linier menurut
panjang pipa.
Diameter pipa ditentukan berdasarkan
kehilangan tekanan yang diijinkan, yaitu
diameter yang memberikan kehilangan
ΔQ : perbedaan debit sprinkler sepanjang tekanan lebih kecil pada debit aliran yang
lateral (%), diinginan.
Pin : tekanan pada inlet/pangkal lateral (m), Sebagai pegangan kasar untuk menentukan
Pend: tekanan pada outlet/ujung lateral (m), diameter pipa pada berbagai debit dan
Pe : tekanan rata-rata pada sprinkler (m), panjang pipa dapat digunakan Tabel 17 yang
X : eksponen debit sprinkler didasarkan pada kecepatan aliran dalam pipa
lebih kecil dari 1,5 m/det.
28. Tabel 17. Pedoman untuk menentukan
diameter pipa
DPs : kehilangan head yang diijinkan pada sub-
unit (m),
DHl : kehilangan head yang diijinkan pada
lateral (m),
Ha : tekanan operasi rata-rata sprinkler (m),
DHm: kehilangan head yang diijinkan
Kehilangan head pada sub unit (DPs) dibatasi pada manifold (m),
tidak lebih dari 20% dari tekanan operasi Z lateral: perbedaan elevasi sepanjang lateral
ratarata sistem. Kehilangan head (hf) pada (m),
lateral harus ≤ DHl, demikian juga halnya pada Z manifold: perbedaan elevasi sepanjang
manifold (pembagi) kehilangan headnya (hf) manifold (m), -: elevasi menurun, +:
harus ≤ DHm. Kehilangan tekanan karena elevasi menaik
gesekan di pipa utama maksimum sebesar 0.41
m/10 m. Tekanan inlet lateral yang tertinggi
diambil sebagai outlet manifold pada sub unit.
29. Tekanan operasi rata-rata (Ha, m) : Tekanan yang diperlukan pada pemompaan
Tekanan yang diperlukan pada sisitim sprinkler
Ha = Ho + 0,25 Hf + 0,4 He dengan pemompaan harus
Ho: tekanan operasi di nozzle terjauh (m), mempertimbangkan:
Hf : kehilangan tekanan karena gesekan (m), (a) Tekanan yang disarankan pada sprinkler,
He: perbedaan ketinggian maksimum antara (b) Kehilangan tekanan di pipa utama dan
pangkal dan ujung lateral (m). lateral,
(c) Perubahan elevasi lahan.
Tekanan pada pangkal lateral (Hn, m): Kesalahan yang sering terjadi pada instalasi
sistim sprinkler adalah pipa yang digunakan
Hn = Ha + 0,75 Hf ± 0,6He + Hr
terlalu kecil.
Hr: tinggi pipa riser (m).
Nilai He akan positif apabila lateral terletak
menaik lereng dan negatif apabila menuruni
lereng
Gambar 38. Tekanan pemompaan yang diperlukan pada sistim sprinkler
30. Besarnya tekanan total dari sistem irigasi Atau dengan persamaan:
curah (total dinamic head,TDH) dihitung Ht = Hn + Hm + Hj + Hs
dengan persamaan :
Ht: total tekanan rencana yang diperlukan
TDH = SH + E + Hf1 + Hm + Hf2 + + Hv + Ha + Hs pompa untuk bekerja=TDH (m);
SH: beda elevasi sumber air dengan pompa Hn: maksimum tekanan yang diperlukan pada
(m), pipa utama untuk menggerakan sprinkler
E: beda elevasi pompa dengan lahan pada lateral dengan tekanan operasional
tertinggi (m), tertentu, termasuk tinggi raiser (m);
Hf1: kehilangan head akibat gesekan Hm: maksimum energi hilang karena gesekan
sepanjang pipa penyaluran dan distribusi pada pipa utama, tinggi hisap dan NPSH
(m), (net positive suction head) pompa (m);
Hm: kehilangan head pada sambungan- Hj: beda elevasi antara pompa dengan titik
sambungan dan katup (m), sambung lateral dengan pipa utama (m);
Hf2: kehilangan head pada sub unit (m), Hs: beda elevasi antara pompa dengan muka
besarnya 20 % dari Ha; air sesudah drawdown (m).
Hv: Velocity head (m), umumnya sebesar 0,3
m;
Ha: tekanan operasi rata-rata sprinkler (m);
Hs: head untuk faktor keamanan (m),
besarnya 20 % dari total kehilangan head
31. Besarnya tenaga yang diperlukan untuk
pemompaan air tergantung pada debit
pemompaan, total head, dan efisiensi
pemompaan yang secara matematis
ditunjukkan pada persamaan berikut
BHP: tenaga penggerak (kW),
Q: debit pemompaan (l/detik),
TDH: total dynamic head (m),
C: faktor konversi sebesar 102,0,
Ep: efisiensi pemompaan
32. Penggunaan Pupuk
Larutan pupuk disimpan dalam suatu WF: jumlah pupuk untuk setiap pemakaian
tangki dan dihubungkan dengan pipa (kg);
Ds : jarak antar sprinkler (m);
lateral melalui suatu venturi untuk
Dl : jarak antar lateral (m);
mendapatkan perbedaan tekanan, Ns : jumlah sprinkler;
sehingga larutan pupuk dapat mengalir Wf : dosis pupuk yang direkomendasikan
bersama dengan air irigasi. (kg/ha)
Kuantitas pupuk yang diinjeksikan
Contoh 6 :
dihitung berdasarkan persamaan: Setiap lateral mempunyai 12 sprinkler
dengan jarak antar sprinkler 14 meter.
Jarak antar lateral 20 meter. Tentukan
jumlah pupuk yang digunakan setiap
penyiraman apabila dosis yang
direkomendasikan 80 kg/ha.
WF = (14 x 20 x 12 x 80)/10.000 = 26,9 kg
33. Rancang Bangun Irigasi Curah
Untuk merancang bangun suatu sistem irigasi curah, disarankan untuk mengikuti
prosedur sebagai berikut:
1. Kumpulkan informasi/data mengenai tanah, topografi, sumber air, sumber
tenaga, jenis tanaman yang akan di tanam dan rencana jadwal tanam
2. Penentuan kebutuhan air irigasi :
1) Prediksi jumlah atau kedalaman air irigasi yang diperlukan pada setiap pemberian air
2) Tentukan kebutuhan air irigasi: puncak, harian, musiman atau tahunan
3) Tentukan frekuensi atau interval irigasi
4) Tentukan kapasitas sistem yang diperlukan
5) Tentukan laju pemberian air yang optimal
3. Desain sistem :
1) Tentukan spasing, debit, ukuran nozle dan tekanan operasi dari sprinkler pada kondisi laju
pemberian air yang optimal serta jumlah sprinkler yang dioperasikan secara bersamaan
2) Desain tata-letak dari sistem yang terbaik yang memenuhi 1)
3) Bila diperlukan lakukan penyesuaian (adjusment) dari (2) dan (3.1)
4) Tentukan ukuran (diameter) dan tekanan pipa lateral
5) Tentukan ukuran (diameter) dan tekanan pipa utama
4. Penentuan pompa:
1) Tentukan total tenaga dinamik (TDH) yang diperlukan
2) Tentukan pompa yang sesuai dengan debit dan TDH yang diperlukan
34. Contoh 11.9:
Tentukan rancang bangun sistim irigasi sprinkler berpindah untuk lahan seluas 16,2 ha.
Laju pemberian maksimum = 15 mm/jam, laju pemberian 58 mm selama 8,1 hari atau
seluas 2 ha per hari. Kecepatan angin = 6,7 km/jam, Ha (tekanan operasi sprinkler, kPa)=
276 kPa, Hj (beda elevasi antara pompa dengan titik sambung lateral dengan pipa)= 1,0
m, He (perbedaan ketinggian maksimum antara pangkal dan ujung lateral, m). = 0,6 m, Hs
(beda elevasi antara pompa dengan muka air sesudah drawdown, m).) = 5,0 m, Hr (tinggi
pipa riser ,m),V= 0,8 m, NPSH = 2,0 m, Sl (spasing antar lateral, m)= 12 m dan Sm = 18 m.
Variasi tekanan di lateral yang diijinkan = 20 % dari tekanan rata-rata. Sumur terletak di
tengah lahan. Jumlah sprinkler per lateral 16 buah. Jumlah lateral 22 buah. Jarak antar
lateral 18 m
Penyelesaian:
Tata letak dari sprinkler, lateral dan pipa
utama adalah seperti gambar berikut.
(1) Jumlah lateral yang beroperasi per hari :
(2,0 ha x 10000 m2/ha)/(16 x 12 m x 18 m) =
5,8 ≈ 6 buah lateral
Jika sistem irigasi tetap, berapakah jumlah
lateral?
Kebutuhan air selama operasi 2 hektar/hari?
35. Tabel 1. Karakteristik manufaktur sprinkler
(2) Sprinkler :
Debit per sprinkler
Q = (12 m x 18 m x 15 mm/hr x 10000 cm2/m2)/(10 mm/cm x 1000 cm3/lt x 3600 det/jam)
= 0.9 lt/det
Debit per lateral = 16 x 0.9 = 14,4 lt/det
Debit per operasi = kapasitas sistem = 2 x 14,4 = 28,8 lt/det
Dari Tabel 1, dengan Ha= 276 kPa dan debit 0,9 lt/det, sprinkler yang sesuai berukuran
6,35 mm x 3, 97 mm dengan diameter pembasahan 31 m.
Kecepatan angin 6 km/jam :
diameter pembasahan sprinkler sepanjang lateral = 12/0,45 = 27 m
diameter pembahasan sprinkler antar lateral = 18/0,69 = 30 m
Keduanya < 31 m, maka sprinkler dapat digunakan
36. (3) Pipa lateral dan utama
Kehilangan tekanan di lateral yang diijinkan =
0,20 x 276 = 55,2 kPa = 55,2/9,8 = 5,6 m
Kehilangan tekanan karena gesekan saja = 5,6
– He = 5,6 – 0,6 = 5,0 m
Kehilangan tekanan di pipa utama yang
diijinkan = 0,41/10 x 189 = 7,7 m
Dengan persamaan /12/ hitung kehilangan
tekanan pada pipa lateral (192 m) dan pipa (4) Tekanan yang diperlukan pada pangkal
utama (189 m) untuk pipa 76,2 mm, 101,6 mm lateral terjauh
dan 127,0 mm. Nilai F untuk 16 sprinkler = 0,38 Ha = Ho + 0,25 Hf + 0,4 He
Hn = Ha + 0,75 Hf ± 0,6He + Hr
Hn = (276/9,8) + 0,75(3,2) + 0,6(0,6) + 0,8 =
31,8 m
(5) Kapasitas pompa
TDH = SH + E + Hf1 + Hm + Hf2 + + Hv + Ha +
Hs
Ht = Hn + Hm + Hj + Hs
Dipilih pipa lateral yang berdiameter 101,6 mm Ht = 31,8 + 2,0 + 2,7 + 1,0 + 5,0 = 42,5 m
(3,2 m < 5,0 m) dan pipa utama yang
berdiameter 127,0 mm (2,7 < 7,7)