Pada dasarnya echosounder berfungsi untuk mengukur kedalaman perairan, mengetahui bentuk dasar suatu perairan dan untuk mendeteksi gerombolan ikan dibagian bawah kapal secara vertical
Pada dasarnya echosounder berfungsi untuk mengukur kedalaman perairan, mengetahui bentuk dasar suatu perairan dan untuk mendeteksi gerombolan ikan dibagian bawah kapal secara vertical
Metode seismik merupakan salah satu metode geofisika pada ekplorasi bumi yang digunakan untuk mencari akuifer didalam permukaan bumi. Metode seismik juga merupakan metode yang sangat sedikit digunakan bukan karena kekurangannya tetapi mahalnya alat-alatnya.
Mata Kuliah Hidrogeologi ini Kuliah ini membahas tentang genetik, proses, dan dinamika air di dalam litosfera baik secara kuantitatif maupun kualitatif agar mahasiswa dapat melakukan analisis hidrogeologi dengan baik dan benar.
AKUIFER
Akifer (Lapisan pembawa air):Batuan, sedimen, formasi, sekelompok formasi, atau sebagian dari suatu formasi yang jenuh air, yang permeabel, yang mampu memasok air kepada suatu mata-air / sumur dalam jumlah cukup ekonomik
Metode seismik merupakan salah satu metode geofisika pada ekplorasi bumi yang digunakan untuk mencari akuifer didalam permukaan bumi. Metode seismik juga merupakan metode yang sangat sedikit digunakan bukan karena kekurangannya tetapi mahalnya alat-alatnya.
Mata Kuliah Hidrogeologi ini Kuliah ini membahas tentang genetik, proses, dan dinamika air di dalam litosfera baik secara kuantitatif maupun kualitatif agar mahasiswa dapat melakukan analisis hidrogeologi dengan baik dan benar.
AKUIFER
Akifer (Lapisan pembawa air):Batuan, sedimen, formasi, sekelompok formasi, atau sebagian dari suatu formasi yang jenuh air, yang permeabel, yang mampu memasok air kepada suatu mata-air / sumur dalam jumlah cukup ekonomik
Karena perputaran bulan mengitari bumi menyebabkan tinggi pasang surut setiap harinya bisa berbeda-beda.
Pada saat bulan purnama dan bulan mati posisi matahari, bumi dan bulan berada pada satu garis lurus. Kondisi ini menyebabkan pasang tertinggi yang disebut dengan Spring tide / Pasang purnama.
Pada saat posisi matahari, bumi dan bulan membentuk 90o. Kondisi ini menyebabkan pasang terendah yang disebut dengan Neap tide / Pasang perbani.
Penerapan Metode Least Square untuk Analisis Harmonik Pasang Surut Air Laut d...Luhur Moekti Prayogo
Pasang surut merupakan fenomena naik turunnya muka air laut secara periodik akibat gaya tarik antar benda langit yaitu bumi, bulan dan matahari. Pengetahuan mengenai pasang surut penting dilakukan karena setiap wilayah memiliki karakteristik masing-masing dan berpengaruh terhadap aktivitas masyarakat wilayah pesisir seperti pelayaran, tambak garam dan penangkapan ikan. Kabupaten Tuban merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur dimana lima wilayahnya yang berbatasan langsung dengan laut Jawa, yaitu kecamatan Bancar, Tambakboyo, Jenu, Tuban dan Palang. Kelima kecamatan tersebut merupakan tepat aktivitas yang berkaitan dengan pelayaran dan navigasi serta pelabuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasang surut air laut di perairan Tuban, Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Least Square atau Kuadrat Terkecil. Data pasang surut yang digunakan yaitu data pada bulan Januari 2021 yang mewakili data musim penghujan (angin muson barat) dan data bulan Agustus 2021 yang mewakili data musim kemarau (angin muson timur) yang bersumber dari Badan Informasi Geospasial (BIG) dengan interval satu jam. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tipe pasang surut wilayah perairan Tuban yaitu Diurnal atau Harian Tunggal dengan bilangan Formzahl sebesar 5.65 dan 10.25. Pada musim barat, pasang tertinggi terjadi pada awal dan pertengahan bulan. Sedangkan surut terendah terjadi di sekitar tanggal 7-9 dan 21-25 Januari 2021. Sedangkan pada musim timur, pasang tertinggi terjadi pada 7-13 dan 19-25 Agustus 2021 dan surut terendah terjadi pada 15-17 Agustus 2021. Komponen harmonik cenderung lebih besar pada komponen pembentuk pasang surut Diurnal yaitu K1, O1, dan P1.
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
Bilangan Formzahl
1. Diana Fitriani Surtika - 230210130010
Bilangan Formzahl
Penentuan bilangan Formzahl merupakan cara yang digunakan untuk menentukan tipe
pasang surut perairan. Bilangan Formzahl yakni pembagian antara amplitudo konstanta
pasang surut harian utama dengan amplitudo konstanta pasang surut ganda utama. Amplitudo
konstanta harmonik pasang surut M2, S2, K1, dan O1 dihitung berdasarkan data pengukuran
pasang surut. Peralatan pengukur dipasang pada lokasi yang telah ditentukan. Konstanta
harmonik pasang surut M2, S2, K1, dan O1 diperoleh melalui tahapan perhitungan mulai dari
Skema 1 sampai dengan Skema 8. Dalam perhitungan ini, diperlukan hitungan bilangan
astronomis, yaitu variabel s, h, p, dan N yang menurut Schureman (1988) sebagai berikut :
s = 277,0248 + 48126,8950 T + 0,0011 T2
h = 280,1895 + 36000,7689 T + 0,0003 T2
p = 334,3853 + 4069,0340 T – 0,0103 T2
N = 100,8432 + 1934,4200 T – 0,0021 T2
Variabel s, h, p, N merupakan unsur-unsur orbit bulan dan matahari yang merupakan
fungsi dari :
T = (365 (Y-1900)+(D-1)+i)/36525
D = hari tengah pengamatan terhadap tanggal 1 Januari
i = banyaknya tahun kabisat dihitung dari tahun 1900
Setelah memperoleh nilai M2, S2, K1, dan O1, selanjutnya dihitung bi-langan Formzahl
untuk setiap bulan dengan mengikuti formula yang diterapkan oleh (Pariwono, 1989a), sebagai
berikut :
F =
Keterangan :
O1 = unsur pasut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan
K1 = unsur pasut tunggal yang disebabkan oleh gaya tarik matahari
M2 = unsur pasut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan
S2 = unsur pasut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik matahari
Bilangan formzahl memiliki range tertentu untuk menentukan tipe pasang surut suatu
wilayah. Dengan nilai F, menurut Mahatwati (2009) dapat ditentukan tipe pasang surut
berdasarkan klasifikasi berikut :
2. Diana Fitriani Surtika - 230210130010
1. Pasang surut harian ganda jika F ≤0,25
Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide) merupakan pasut yang terjadi dua kali
pasang dan dua kali surut yang tingginya hampir sama dalam satu hari.
Gambar 1. Pola gerak pasut harian ganda (semi-diurnal tide)
(Ramdhan, 2011).
2. Pasang surut campuran (ganda dominan) jika 0,25 < F ≤ 1,5
Pasang surut campuran condong harian ganda (mixed tide, prevailing semi diurnal)
merupakan pasut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari tetapi
terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan memiliki tinggi dan waktu
yang berbeda.
Gambar 2. Pola gerak pasut campuran condong harian ganda
(Ramdhan, 2011).
3. Pasang surut campuran (tunggal dominan) jika 1,5 < F ≤ 3
Pasang surut campuran condong harian tunggal (mixed tide, prevailing diurnal).
Merupakan pasut yang tiap harinya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut tetapi
terkadang dengan dua kali pasang dan dua kali surut yang sangat berbeda dalam tinggi
dan waktu.
Gambar 3. Pola gerak pasut campuran condong harian tunggal
(Ramdhan, 2011).
4. Pasang surut harian tunggal jika F > 3
Pasang surut harian tunggal (diurnal tide) merupakan pasut yang hanya terjadi satu kali
pasang dan satu kali surut dalam satu hari.
3. Diana Fitriani Surtika - 230210130010
Gambar 4. Pola gerak pasut harian tunggal (diurnal tide)
(Ramdhan, 2011).
Sumber :
Rampenga, Royke M. 2013. Amplitude of the Tidal Harmonic Constituents M2, S2, K1, and
O1 in Waters Around the City of Bitung in North Sulawesi
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax/article /view/2569 [Diakses pada tanggal 7 Juni
2015 pukul 19.10]
Gita, Primsa. 2014. Laporan Resmi Praktikum Pasang Surut. https://www.scribd .
com/doc/2205996 06/ Laporan-Pasang-Surut-Admiralty [Diakses pada tanggal 7 Juni 2015
pukul 18.30]
Fadilah, Suripin, dan Dwi P Sasongko. 2013. Menentukan Tipe Pasang Surut dan Muka Air
Rencana Perairan Laut Kabupaten Bengkulu Tengah Menggunakan Metode Admiralty.
http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/maspari/article/download/1703/681. [Diakses pada tnggal 7
Juni 2015 pukul 19.58]
Silalahi, Santo. 2013. Modul 1 Admiralty. http://www.academia.edu/7203382/Modul_1_
Admiralty. [Diakses pada tanggal 7 Juni 2015 pukul 20.38]