Dokumen tersebut membahas tentang curah hujan dan proses-proses yang terkait, meliputi definisi curah hujan, jenis-jenis hujan berdasarkan proses kejadian dan ukuran, distribusi curah hujan secara zonal, serta proses evapotranspirasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
4. PENGERTIAN HUJAN
• Curah hujan: tinggi air hujan (mm) yang
diterima permukaan sebelum mengalami
aliran permukaan, evaporasi dan infiltrasi.
• Hari hujan: suatu hari dengan curah hujan
minimal 0,5 mm
• Intensitas hujan: jumlah curah hujan dibagi
selang waktu terjadinya hujan
• Alat pengukur curah hujan: ombrometer &
ombrograf
• Isohyet: garis yang menghubungkan
tempat-tempat dengan curah hujan sama
5. MACAM HUJAN BERDASAR PROSES KEJADIAN
Hujan Siklonal: udara panas lembab naik,
bersama dengan angin berputar kemudian
jatuh sbg hujan.
Hujan Zenital: hujan di equator, berasal
dari angin pasat dari barat laut (lembab)
menuju tenggara, jatuh hujan, udara kering
naik
Hujan Orografi: angin horisontal, naik ke
pegunungan, membawa uap air, jatuh hujan
di pegunungan
Hujan Frontal: massa udara panas bertemu
dengan udara dingin (bidang frontal), jatuh
hujan
Hujan Siklonal: udara panas lembab naik,
bersama dengan angin berputar kemudian
jatuh sbg hujan.
Hujan Zenital: hujan di equator, berasal
dari angin pasat dari barat laut (lembab)
menuju tenggara, jatuh hujan, udara kering
naik
Hujan Orografi: angin horisontal, naik ke
pegunungan, membawa uap air, jatuh hujan
di pegunungan
Hujan Frontal: massa udara panas bertemu
dengan udara dingin (bidang frontal), jatuh
hujan
6. MACAM HUJAN BERDASAR UKURAN
Hujan Gerimis: butiran air hujan, Ø<0,5 mm
Hujan Salju: hujan kristal es, suhu < 0° C
Hujan Es: hujan berupa butiran es
Hujan Deras: butiran air hujan, Ø < 7 mm
Hujan Gerimis: butiran air hujan, Ø<0,5 mm
Hujan Salju: hujan kristal es, suhu < 0° C
Hujan Es: hujan berupa butiran es
Hujan Deras: butiran air hujan, Ø < 7 mm
MACAM HUJAN BERDASAR JUMLAH AIR
Hujan Sedang: hujan berjumlah 20-50 mm
hari-1
.
Hujan Lebat: hujan berjumlah 50-100 mm
hari-1
.
Hujan Sangat lebat: hujan berjumlah > 100
mm hari-1
.
Hujan Sedang: hujan berjumlah 20-50 mm
hari-1
.
Hujan Lebat: hujan berjumlah 50-100 mm
hari-1
.
Hujan Sangat lebat: hujan berjumlah > 100
mm hari-1
.
7. Distribusi Zonal CH Musiman
Lintang 30o
LU – 30o
LS:
• Zona 1: dekat equator, zona pertemuan angin pasat
timur laut dan tenggara. Hampir sepanjang tahun
menerima hujan
• Zona 2: Lintang 5o
– 20o
LU dan LS, CH bersifat
musiman, jumlah CH < zona 1.
• Zona 3: CH rendah, terjadi pada musim dingin
• Zona 4: CH sangat sedikit
Lintang 30o
– 40o
LU/LS
• Zona 5 dan 6: di antara zona konvergensi lintang
menengah dan zona angin baratan antisiklon subtropis.
Hujan sangat sedikit di musim panas, cukup banyak di
musim dingin.
8. Lintang di atas 40o
• Zona 7: CH pada semua musim
tetapi lebih banyak pada musim
panas.
• Zona 8: CH jarang sepanjang
musim. CH maksimum terjadi pada
bulan terpanas karena uap air
lebih banyak.
9. HUJAN BUATAN (RAIN MAKING/CLOUD SEEDING)
Proses tumbukan dan penggabungan
(collision & coalescence) atau
pembekuan (pembentukan es/ice
nucleation).
Mekanisme:
Bahan semai (zat higroskopik) shg
menarik uap air, menjadi awan
(hanya awan kumulus yg potensial)
10. PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA
Untuk mengetahui rata-rata curah hujan wilayah:
1. Rata-rata aritmatik
2. Metode Isohyet
3. Metode Poligon Thiessen
EVAPOTRANSPIRASI
Neraca Air
P + I = D + Ro + ET +DS
P: Curah hujan (presipitasi), I: Irigasi, D: Drainase, Ro: Run
off (aliran permukaan), ET: Evapotranspirasi, DS:
Cadangan di dalam tanah
11. BATASAN
• Evapotranspirasi (ET): kehilangan air pada
suatu luasan lahan melalui evaporasi (dari
tanah) dan transpirasi (dari tumbuhan).
• ETpotensial (ETp): Laju maksimum kehilangan
air dari suatu lahan yang tertutup rapat oleh
tajuk tanaman pendek (rumput), dengan
penyediaan air yang cukup.
• ETaktual: ET pada lahan dimana penutupan
oleh tajuk tidak/belum penuh, permukaan
tanah kering (air tanah tersedia terbatas).
• ET pertanaman = kc x Etp
kc: koefisien tanaman
12. EVAPORASI
Ditinjau dari proses, prinsip evapotranspirasi sama
dengan evaporasi: merupakan proses perubahan air
dari bentuk cair menjadi gas (uap air) dan
perpindahan dari permukaan benda ke atmosfer.
SYARAT TERJADI
1. Ada energi, untuk mengubah air dari bentuk cair
menjadi uap
2. Ada proses difusi, yaitu perpindahan uap air ke
atmosfer.
13. FAKTOR YANG BERPENGARUH
1. Suhu udara: makin tinggi suhu evaporasi makin
besar
2. Angin: kecepatan angin bertambah evaporasi
meningkat (sampai batas tertentu).
3. Tekanan uap air (kelembaban) atmosfer:
kelembaban udara rendah laju evaporasi
tinggi
4. Sifat dan bentuk permukaan: tanah gundul,
tanah bervegetasi, dsb
5. Kualitas air: air asin evaporasi lebih lambat
dibanding pada air air tawar
14. PENGUKURAN EVAPORASI
1) Kancah (Panci) klas A
2) Lisimeter
PENDUGAAN EVAPOTRANSPIRASI
• Metode Penman
• Metode Blaney-Criddle
• Metode Radiasi
15. TRANSPIRASI
as: koefisien penyerapan radiasi gelombang
pendek Qs
al: koefisien penyerapan radiasi gelombang
panjang Ql
QF: disipasi oleh daun (radiasi balik berupa
gelombang panjang)
H: energi untuk pemanasan udara
lE: energi untuk transpirasi
G: energi untuk pemanasan tajuk tanaman
P: energi untuk fotosintesis
as(Qs) + al(Ql) = QF + H + lE + G + P
• Proses transpirasi dipengaruhi oleh kesetimbangan
kehilangan air dari tanaman ke atmosfer dan
absorpsi air tanah oleh tanaman
16. Berdasarkan aliran massa
udara
Tipe Iklim
1. Zona equatorial
2. Zona tropika
3. Zona subtropika kering
4. Zona hujan winter
subtropika
5. Zona ekstratropika
6. Zona sub-polar
7. Zona Boreal
8. Zona kutub
Ciri sifat
1. Basah terus menerus
2. Hujan musim panas
3. Kering
4. Hujan musim dingin
5. Hujan sepanjang tahun
6. Hujan terbatas
7. Hujan musim panas, salju
musim dingin terbatas
8. Hujan musim panas, salju
musim dingin
17. P R E S E N T A T I O NP R E S E N T A T I O N
H I s t o r yH I s t o r y
MAN 2 MODEL MEDAN