SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemberlakuan peraturan dan perundangan-undangan yang berkaitan
dengan pelaksanaan otonomi pendidikan menuntut adanya upaya pembagian
kewenangan dalam berbagai bidang pemerintahan. Hal tersebut membawa
implikasi terhadap sistem dan penyelenggaraan pendidikan termasuk
pengembangan dan pelaksanaan kurikulum. Tiga hal penting yang perlu mendapat
perhatian, yaitu:
1. Diversifikasi Kurikulum yang merupakan proses penyesuaian,
perluasan, pendalaman materi pembelajaran agar dapat melayani keberagaman
kebutuhan dan tingkat kemampuan peserta didik serta kebutuhan daerah/lokal
dengan berbagai kompleksitasnya.
2. Penetapan Standar Kompetensi (SK), dimaksudkan untuk menetapkan
ukuran minimal atau secukupnya, mencakup kemampuan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dicapai, diketahui, dilakukan, dan mahir
dilakukan oleh peserta didik pada setiap tingkatan secara maju dan berkelanjutan
sebagai upaya kendali dan jaminan mutu.
3. Pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Provinsi/ Kabu-
paten/Kota sebagai Daerah Otonomi merupakan pijakan utama untuk lebih
memberdayakan daerah dalam penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan potensi
daerah yang bersangkutan.
Untuk merespon ketiga hal tersebut di atas, Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) telah melakukan penyusunan Standar Isi (SI), yang kemudian
dituangkan kedalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)
nomor 22 tahun 2006, yang mencakup komponen:
1. Standar Kompetensi (SK), merupakan ukuran kemampuan minimal
yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dicapai,
diketahui, dan mahir dilakukan oleh peserta didik pada setiap tingkatan dari suatu
materi yang diajarkan.
2. Kompetensi Dasar (KD), merupakan penjabaran SK peserta didik yang
cakupan materinya lebih sempit dibanding dengan SK peserta didik.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pembelajaran Berbasis Kompetensi
Pengertian kompetensi (competency) acapkali diartikan secara kurang
tepat sebagai kewenangan formal (authority), sehingga setiap orang yang
mempunyai kompertensi.Seseorang yang diangkat menjadi pejabat seperti
presiden, menteri, gubernur, atau bupati, dan pejabat fungsional seperti guru,
dosen, widyaiswara, dan peneliti otomatis mempunyai kewenangan atau otoitas
formal. Kewenangan, Kekuasaan , atau otoritas ,melekat pada kekuasaan, tugas
pokok dan fungsi dari suatu jabatan.Pejabat yang tidak cakap sekalipun tetap
mempunyai kewenangan atau otoritas.
Kompetensi didefinisikan sebagai kemampuan dari seorag individual yang
di tunjukkan dengan kinerja baik dalam jabatan atau pekerjaanya. Definisi itu
menunjuk jelas bahawa kompeteni itu melekat pada individual, bukan pada
jabatan
Definsi lain di bawah ini menunjukkan apa saja unsur dalam kompetensi
itu. “Competence” as a combination of knowledge,skills and behavior used to
improve performance; or as the states or quality of being adequately or well
qualifield, having the ability to perform a specific role.
Kompetensi itu kombinasi dari pengetahuan, ketrampilan, dan prilaku
yang digunakan untuk meningkatkan kinerja; atau keaadaan atau kualitas yang
memadai atau sangat berkualitas, mempunyai kempuan untuk menampilkan peran
tertentu.
Kedua definisi tersebut menjelaskan dua hal penting untuk disebut
kompetensi. Pertama , Kompetensi itu merupakan kombinasi dari tiga kawasan
kemampuan manusia secara terkombinasi, yaitu pengetahuan, ketrampilan, dan
prilaku untuk meningkatkan kinerja.Kedua, Indikator kuat tentang kompetensi
disini adalah peningkatan kinerja sampai tigkat baik atau sangat baik.Ketiga,
kombinasi pengetahua,ketrampilan dan prilaku adalah modal dasar untuk
menghasilkan kinerja.
Dua definisi terdahulu mungkin masih belum cukup memantapkan
2
pengertian kita tentang kompetensi.Berikut ini ada beberapa definisi lain Pearson
(1984) menyatakan bahwa:...”as a continuous path (continuum) which starts at the
knowledge of how to do something well ends at the knowledge of how to do
something very well.So, the capability to accomplish task competently would be
placed somewhere in the mid of the path.”
Seperti halnya definisi Pearson,Ivanovic menunjukkan cirri kempetensinya
yang berbentuk produktivitas atau kemampuan dalam memecahkan masalah
penting dan actual dalam pekerjaan.Ciri dari kompetensi itu adalah kinerja dalam
pekerjaan,kapabilitas menyelesaikan masalah yang aktual.
Definisi lain menyatakan:
“ Capability is the basic of competences... The capability may be naturally
inherited (part of personal capabilities) and gained (most of professional
capabilities)”
Kompetensi adalah kemampuan mengerjakan apa yang perlu dilakukan
ada saat berhubungan kerja secara produktif dengan orang lain dan lingkungan
mereka.Kata kunci berhubungan kerja secara produtif menunjukkan ada unsure
hasil kerja .Jadi , kompetensi itu mempunyai in dikator produktivitas kerja.
Definisi itu menunjukkan bahwa pengetahua,keterampilan dan sikap perilaku
adalah bagian penting dari kompetensi. Definisi itu juga secara jelas menyatakan
bahwa kompetensi itu lebih dari sekedar pengetahua ketrampilan dan sikap
prilaku.
2 Tujuan Pembelajaran Berbasis Kompetensi
Uraian tentang pengertian kompetensi memberikan inspirasi bagi
penyelenggara pendidikan untuk merumuskan tujuan pembelajaran berbasis
kompetensi. Isi dari tujuan pembelajaran adalah kompetensi yang diharapkan
dicapai peserta didik setelah menyelesaikan proses pembelajaran.Kompetensi itu
sendiri seperti disampaikan berbagai definisi sebelum uraian ini berbentuk kinerja
atau unjuk kerja yang baik dalam bidang kehidupan atau pekerjaan.Kinerja yang
baik itu dicapai berkat kemampuan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap perilaku.Bila digambarkan dalam bentuk bagan hubungan antara kompetensi
kemampuan, dan pengetahuan itu tampak sebagai berikut:
3
Gambar 1: Hubungan antara Kompetensi, Kemampuan atau Kapabilitas dengan
Perubahan Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap Perilaku
Penggunaan konsep tujuan pembelajaran berbasis kompetensi lahir karena
fenomena lulusan pendidikan yang tidak siap bekerja. Lulusan tersebut hanya
mempunyai pengalaman, keterampilan, dan sikap perilaku, tetapi belum dapat
menggunakannya sampai tingkat mempunyai kinerja yang baik bila sudah
bekerja. Penyelenggara pendidikan mendapatkan masukan tersebut dari berbagai
pihak, terutama pengguna lulusan.Bila dianalisis kebelakang, ditemukan masalah
pada titik pangkal pembelajaran,yaitu rumusan tujuan pembelajran yang berhenti
pada tahap perolehan pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku. Rumusan
tujuan program studi dan pembelajran tidak sampai pada pencapaian kompetensi
yang diperlukan dalam dunia kerja. Melihat fenomena tersebut para pengambil
kepututsan pendidikan menetapkan perlunya penggunaan kurikulum pendidikan
berbasis kompetensi pada semua jenjang dan jenis pendidikan. Siregar dan Nara
(2010,p.67) mengartikan kurikulum berbasis kompetensi sebagai “suatu
Kompetensi ditunjukkan dengan
kinerja yang minimal baik
Kapabilitas atau kemampuan
sebagai hasil penerapan
kombinasi dari penerapan
pengetahuan,keterampilan dan
sikap prilaku
Perubahan pengetahuan
keterampilan dan sikap prilaku
Kompetensi dicapai sebagai hasil
penggunaan kapabilitas atau
kemampuan dalam pemecahan
masalah aktual
Kapabilitas atau kemapuan disebut
kompetensi dasar yang diperoleh
sebagai hasil perpaduan bakat,
pemgalaman dan pendidikan.Ia
menjadi dasar untuk mencapai
kompetensi
Diperoleh sebagai hasil belajar dari
pengalaman dan pendidikan serta
menjai dasar untuk mencapai
kapabilitas dan kompetensi; disebut
pula kompetensi dasar
4
kurikulum yang ditunjukkan untuk menciptakan tamatan yang kompeten dan
cerdas dalam membangun identitas budaya dan bangsanya. Kompetensi yang
dikembangkan berupa keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam
perubahan, pertentangan, ketidakmenentuan,ketidakpastian, dan kerumitan –
kerumitan dalam kehidupan”
Kebijakan yang memerlukan bahwa semua kurikulum diarahkan pada
pencapaian kompetensi dapat dipandang agak berlebihan bila ternyata tidak semua
jenis dan jenjang pendidikan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga
kerja . Contoh konkretnya dapat disimak pada jenjang pendidikan taman kanak-
kanak, sekolah dasar, sekolah lanjutan pertama, dan sekolah menengah
atas.Jenjang pendidikan tersebut memang tidak dimaksudkan mempersiapkan
lulusan untuk bekerja, tetapi belajar lebih lanjut ke jenjang pendidikan di atasnya.
Namun, demikian rumusan tujuan interuksional pada semua mata pelajaran di
sekolah sekolah itu pun tidak boleh berhenti pada pengetahuan kogitif tingkatan
rendah saja, tetapi setidaknya sampai pada pencapaian kapabilitas atau kompetnsi
dasar agar lebih mudah ditingkatkan menjadi kompetnsi bila meneruskan ke
jenjang perguruan tinggi. Bahkan sebagaian mata pelajaran harus menghasilkan
produk yang berbentuk hasil karya teknologis, sastra, keterampilan psikomotor ,
dan sikap perilaku yang semuanya menunjukkan kinerja.
Pada jenjang Pendidikan sekolah menengah kejuruan, politeknik, dan
program studi yang diarahkan untuk bekerja, sebagian besar atau seluruh mata
pelajaran atau mata kuliah diarahkan pada pencapaian kompetensi. Desain dan
pengembangan system pembelajran dengan seluruh komponen didalamnya harus
di fokuskan pada tujuan pembelajaran yang berisi kompetensi.
Ahli lain Sullivan dan Higgins (1983,p.1) memamndang bahwa pembejaran
berbasis kompetensi tidak hanya di fokuskan pada pencapaian peserta didik, tetapi
juga pda pencapaian pengajar.Ia menyatakan bahwa “... Competncy-based
instruction, it is based on the idea of teaching specific skills or competencies..
enables both teacher and students to accomplish something the something that is
very essence of their roles as teachers and learners.
5
3. Kompetensi Awal dan Karakteristik Awal Peserta Didik
Kompetnsi awal peserta didik diperoleh dari sumber internal yang berupa
bakat dan dua sumber eksternal, yaitu pendidikan dan pengalaman.Kombinasi
kedua sumber tersebut diperoleh peserta didik sebelum mengikuti proses
pembelajrana.Kompetensi awala ini merupakan faktor yang akan dibandingkan
dengan kompetensi yang dicaai peserta didik setelah menyelesaikan proses
pembelajran.Siapa yang menentukan kompetesi akhir ini?
Kompetensi akhir dirumuskan oleh tiga pihak yang paling berkepentingan
dalam proses pembelajran, yaitu peserta didik, penyelenggara pendidikan
termasuk pengajr dan pengelola satuan pendiikan, dan masyarakat pengguna
lulusan. Peserta didik, terutama yang sudah dewasa, perlu diikutsertakan dalam
menentukan kompetensi yang ingin dicapai pada akhir pembelajran. Mengapa?
Mereka adalah pihak yang paling berkepentingan terhadap hasil pembelajran,
karena memanfaatkan hasil pembelajaran dalam kehidupan pada masa yang akan
datang . Mereka adalah pihak yang perlu dibantu oleh penyelenggara pendidikan
membangun cita – citanya.Untuk mencapai cita cita itu, mereka perlu mempunyai
kompetnesi yang relevan. Dengan demikian, salah satu tugas utma dari
penyelenggara pendidikan adalah mendesain pembelajran yang sesuai untuk
mencapai kompetensi tersebut.
Pihak kedua yang ikut menentukan tujuan pembelajran adalah
penyelenggara pendidikan di dalamnya termasuk pengajar, dan pengelola satuan
pendidikan. Pengalaman, pandangan, dan pengetahuan mereka dalam bidang
pembelajaran, baik untuk sautu mata pelajaran atau mata kuliah, maupun suatu
program studi akan menjadi modal yang sangat oenting untuk membantu oseta
didik dalam mencapai cita citanya.
Pihak ketiga yang ikut menciptakan tujuan pembelajran adalah pengguna
lulusan.Mereka adalah pihak yang sangat berkepentiga untuk mendapatkan
lulusan yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.Mereka paling tahu tentang
kompetensi yang perlu dicapai lulusan karena mereka adalah pihak yang akan
merekrut lulusan untuk bidang oekerjaan yang mereka butuhkan.Termasuk pihak
6
ketiga adalah penyelenggara pendidikan di tingkat yang lebih tinggi.Mereka ini
adalah pihak yang paling tahu tentang kompetensi yang seharusnya dikuasi oleh
calon peserta didik pada saaat memulai rogram pembelajran di tingkat
selanjutnya.Program pembelajran mereka akan lebih lancer dan dapat diharpkan
akan berhasil dengan baik bila peserta didik baru telah menguasai kompetensi
dasar sebagai hasil pembelajaran sebelumnya.
Penyelengara pendidikan berkeajiban mendesain dan mengembangkan
system oembelajran yang dapat memenuhi cita – cita peserta didik dan dapat
memenuhi harapan pengguna lulusan. Pembelejaran seperti itu menjadi salah satu
kunci jawaban terhadap isu relevansi pendidikan.
Kesenjangan antara kompetensi awaln da kompetensi akhri peserta didik harus
menjadi fokus dari desain, pengembangan dan pelaknsaan pembelajran.Proses
pembelajran dinyatakan efekif bila dapat mengubah komoetnsi awal menjadi
kompetnsi akhir.
Agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik , perlu diperhatikan
karakteristik awal dan peserta didik. Yang dimaksud karakteristik awal,Sperti
yang dkuraikan dalam bagian awal Bab 2, adalh segala cirri peserta didik yang
berkaitan erat dengan kerpluan penyusuanan strategi pembelajaran.Karakteristik
ini tidak boleh diabaikan dalam menyusun strategi oembelajran agar peserta didik
dapat mengikuti proses pembelajaran itu sesuai benar dengan dirinya dan memang
untuk dirinya.
Karakteristik awal itu antara lain menyangkut motivasi belajar, akses
terhdap sumber belajar, kebiasaan belajar, domisili tempat tinggal diukur dengan
jarak dari pusat penyelenggara pen didikan, saluran komunikasi dan media yang
tersedia, disiplin dakam mengatur waktu, kebiasaan belajar secara sistematik, dan
kebiasaan belajar dalam berpikir tentang penerapan materi yang
dipelajari.Penialain tentang kesesuaian suatu pembelajaran dengan menggunakan
analaisis logis.
7
No
Kemampuan dalam kawasan
pengetahuan, keterampilan, da
sikap yang disebut Kompetensi
Dasar
No Kompetensi
1
Kemampuan menjelaskan cara
membuat proposal penelitian
1
Membuat proposal penenlitian
yang baik
2
Kemampuan cara menulis
laporan penelitian
2
Membuat laporan penelitian yang
baik
3
Kemampuan membandingkan
cara membuat rancang bangun
gedung perkotaan dengan
perdesaan yang baik
3
Membuat rancang bangun gedung
perkotaan dan perdesaan yang
baik
4
Menguraikan cara penggunaan
peralatan aboratorium isika
dengan baik
4
Menggunakan peralatan
laboratorium fisika dengan baik
5
Menjelaskan cara menenang bola
dengan teknik tandangan pisang
yang baik
5
Menendang bola dengan teknik
tendangan pisang dengan baik
6
Menguraikan dengan jeas tentang
cara bersopan santun dalam
kehidupan bermasyarakat
6
Berprilaku sopan santun dalam
kehidupan bermasyarakat
7
Menguraikan bentuk perilaku
gotong royong sesuai ajaran
Pancasila dengan baik
7
Bergotong royog sesuai ajaran
pancasila yang baik
Tabel 1 : Contoh perbandingan kemampuan dan kompetensi
Semua hal yang menggunakan istilah cara atau menjelaskan tersebut di atas
adalah kemampuan berteori tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap dan
belum sampai pada kompetensi.
Penjelasan ini bukan bermaksud menyatakan bahwa kemampuan yang
ditunjukkan dengan menjelaskan teori tentang cara tersebut di atas tidak
pentig.Kemampuan tentang penguasaan cara itu sangat penting sebagai dasar
untuk diterapkan lebih lanjut sampai mewujudkan kinerja atau produk yang baik.
8
Kemampuan dalam bidang pengetahuan, sikap dan sikap perilaku menjadi dasar
untuk mencapai kompetensi dalam tujuan pemeblajaran .Tahapan pencapaian
kemampuan tentang teoori itu harus dilalui sebelum peserta didik mencapai
kompetensi di dalam tujuan.
Mengapa pengajar membutuhkan dukunagn dari tenaga kependidikan dan
pimpinan satuan pendidikan? Acap kali terjadi para pengajar yang mendapatkan
pelatihan tentang tentang berbagai metode pembelajaran tidak dapat
menerapkannya di tempat tugas karena pimpinan satuan pembelajran
membatasi,kurang memberikan kebebasan, atau tidak mendukung munculnya
kreativitas dan inovasi pembelajran dari pengajar. Bila pimpinan satuan
pendidikan tidak mendukung, tenaga kependidikan pun tidak akan member
pelayanan yang dibutuhkan.Di tingkat perguruan tinggi, kreativitas pengajar
seperi itu mendapat tempat yang luas karena tonmi akademik di tingkat di
bawahnya dimana pengajar tidak mempunyai otonomi akademik seluas di
perguruan tinggi.pemelajran bersifat normative.Oleh karena itu, pengajar
membutuhka n dukungan pimpinan satuan pendidik dan layanan dari tenaga
kependidikan berupa dorongan dan fasilitas agar kreativitasnya dapat
diekspresikan dengan efektif .
E. Hubungan Kompetensi dan Manajemen Satuan Pendidikan
Dinujung uraian tersebut diatas dikemukaan bahwa pengajar
membutuhkan dukungan dan fasilitas dari pimpinan satuan pendidikan serta
layanan dari tenaga kependidikan agar ia mampu membantu peseta didik
mencapai kompetensi yang diharapkan.
Manajemen satuan pendidikan sesungguhnya telah mendapat lampu hijau
dari kebijakan pendidikan nasional dengan pemberlakuan kurikulum tigkat satuan
pendidikan (KTSP). Kebijakan tersebut bermaksud memberikan kewenangan dan
kesempatan berkreasi bagi setiap satuan pendidikan untuk menciptkanan
kurikulum dan pembelajran yang sesuai dengan kondidsi masing- masing.
Disamping itu, Manajemen satuan pendidikan sesungguhnya diberi peluang utuk
kreatif dengan pemberlakuan kebijakan nasional melalui desentralisasi dan
9
otonomi daerah.Otonomi tersebut memberikan keterluasaan bagi daerah,
kabupaten dan kota madya untuk melakukan berbagai inovasi dalam
penyelenggaraan pendidika.Dengan pendidikan dan kebijakan KTSP melalui
kepala seolah secara bersama mendapt kesempatan untuk menampilkan kreativitas
dan daya inovatifnya untuk melakukan pembaharuan dalam dunia penidikan
termasuk pembaharuan dalam pembelajaran.
Namun, Kedua kebijakan tersebut tampaknya belum cukup efektif.
Mengapa? Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah pengalaman masa alu
yang sangat panjag dimana hampir semua hal yang seharusnya diciptakan sendiri
oleh pengajar telah ditentukan oleh Pemerintah (Pusat).Garis – garis besar
program pembelajaran (GBPP) yang berfungsi sebagai cetak biru pembelajaran
dan buku yang digunakan selalu ditentukan oleh Pemerintah.Bahkan ada suatu
masa yang cukup panjang dimana GBPP itu “ diperkuat” dengan satuan acara
pembelajran (SAP), buku wajib dan kisi-kisis tes hasil belajar, seluruhnya
dibuatkan oleh Pemerintah Pusat.
Ruang berkreasi dan berinovasi bagi pengajar seolah ditutup karena
kekhawatiran ketidakseragaman dan ketidakmampuan sebagian besar oengajr
untuk menciptkan pembeljaran hasil kreasinya sendiri.masa – masa seperti itu
setiap pelatihan tentang metode pembelajran dipandang oleh pengajar, kepala
sekolah , dan dinas pendidikan secara keliru, yaitu sebagai instruksi bahwa
metode itu yang boleh digunakan.Pada gilirannya mana kala dikenalkan metode
baru seolah – olah metode yang kama sudah ketinggalan jaman, dan mereka hanya
boleh menggunakan metode terbaru
Pada akhir proses pembelajaran hampir selalu digunakan tes obyektif .
Kebiasaan ini seakan-akan memberi petunjuk lebih jelas bahan dalam setiap
kegiatan pembelajaran dikelas sebaiknya digunakan tes obyektif. Pada hal ujian
nasional yang menggunakan tes obyektif itu karena tidak memungkinkan
penggunaan tes karangan (essay) apalagi penilaian kinerja atau kompetnsi.
Pengguna tes obyektif itu karena alasan praktis ( practicality) dan eisiensi waktu
dalam penggunaannya.tes karangan membutuhkan waktu terlalu panjang untuk
memeriksa dan menentukan nilai peserta tes, apalagi jumlah peserta test sangat
besar, ribuan bahkan jutaan orang. Penggunaan tes karangan, tugas – tugas
10
pembuatan makalah, dan penilaian kinerja praktek, misalnya kompetensi
merancang gagasan, menyusun rencana, menyususn laporan tertulis, membuat
desain bangunan, membuat model dalam kelas karena jumlah pesettanya sedikit,
hanya puluhan, demikian pula dalam ujian – ujian dan ulangan umum tingkat
sekolah.
System pembelajaran memang membutuhkan dukungan setiap komponen
yang ada di dalamnya karena hanya melalui keterkaitanfungsi seluruh komponen
pembelajaranlah dapat diwujudkan kompetensi peserta didik seperti yang
diharapkan.
11
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pembelajaran berbasis kompetensi bukan konsep baru. Konsep itu sudah cukup
lama namun kurang mendapat perhatian pengelola pendidikan. Beberapa tahm
nelakana di Indonesia konsep itu diangkat kembali seakan-akan konsep
baru.Dalam konsep inovasi, peristiwa seperti itu (pembelajran berbasis
kompetensi) disebut sebagai decremental innovation, yaitu suatu ide dan praktik
lama yang sempat menghilang kemudian muncul lagi dan dipandang sebagai
inovasi.
Pembelajaran berbasis kompetensi mempunyai beberapa pengertian.
Pertama, proses pembelajaran didesain dan dilaksanakan sesuai dengan
kompetensi yang ditentukan dalam tujuan pembelajaran. Pelaksaaan pembelajran
selama ini pada umumnya diarahkan pada penguasaan, pengetahuan,
keterampilan, dan sikap peserta didik degan fokus pada kemampuan teoritis,
sehingga penguasaaannya pun baru sampai pada penguasaan teori belum sampai
pada tingkat kompetensi.Kompetensi diindikasikan oleh tingkatan pencapaian
kinerja dengan baik yang diperoleh dari hasil penerapan kemampuan dalam
bidang pengetahuan, ketrampilan, dan sikap peserta didik.
Kedua, proses pembelajaran dirancang dan dilaksanakan mulai dari
kompetensi yang telah dikuasi peserta didik sebelum mengikuti proses
pembelajaran.Selanjutnya tahapan pembelajaran dilakukan secara sistematik.
Ketiga, semua komponen yang berada dalam system pembelajaran
dirancang dan dilaksanakan untuk menciptakan proses pembelajran yang
mengarah pada satu hal, yaitu pencapaian kompetensi yang telah dirumuskan
dalam tujuan pembelajaran.Untuk itu , pengajar perlu terampil menggunakan
konsep desain pembelajaran dan pengelolaan kegiatan pembelajaran.
Keempat, pengukuran keberhasilan pembelajran dilakukan untuk
menentukan tingkat pencapaian kompetnsi peserta didik. Untuk itu, pengajar yang
relevan dengan tujuan pembelajaran
Keempat hal tersebut merupakan fokus perhatian dalam
mengimpelementasikan pembelajaran berbasis kompetensi.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdul Gafur (1986). Disain Instruksional: Langkah Sistematis Penyusunan
Pola Dasar Kegiatan Belajar Mengajar. Sala: Tiga Serangkai.
2. Abdul Gafur (1987). Pengaruh Strategi Urutan Penyampaian, Umpan Balik,
dan Keterampilan Intelektual Terhadap Hasil Belajar Konsep. Jakarta: PAU -
UT.
3. Abdul Gafur (1985). Media Besar Media Kecil: Alat dan Teknologi
Pengajaran. Semarang: IKIP Press.
4. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1992). Himpunan Peraturan
Perundang-Undangan Republik Indonesia Bidang Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta: Sekjen Debdikbud.
5. Suparman,A. 2012. Desain Instruksional Modern.Jakarta: Erlangga

More Related Content

What's hot

kepemimpinan pendidikan islam
kepemimpinan pendidikan islamkepemimpinan pendidikan islam
kepemimpinan pendidikan islammyrifa25
 
Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)
Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)
Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)Novia Senja
 
Sentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
Sentralisasi, Desentralisasi PendidikanSentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
Sentralisasi, Desentralisasi PendidikanPotpotya Fitri
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyajhesica purba
 
hakekat pendidikan
hakekat pendidikanhakekat pendidikan
hakekat pendidikanyelti
 
Laporan observasi manajemen sekolah di mts nurul ulum mranggen demak
Laporan observasi manajemen sekolah di mts nurul ulum mranggen   demakLaporan observasi manajemen sekolah di mts nurul ulum mranggen   demak
Laporan observasi manajemen sekolah di mts nurul ulum mranggen demakAziz Zindani
 
Hakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
Hakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didikHakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
Hakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didikanah purwani
 
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganPeta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganDevia Titania
 
Analisis kesukaran dan daya beda soal dan distraktor
Analisis  kesukaran dan daya beda soal dan distraktorAnalisis  kesukaran dan daya beda soal dan distraktor
Analisis kesukaran dan daya beda soal dan distraktorSukiman Fitk
 
Tantangan kurikulum dan pembelajaran di abad 21
Tantangan kurikulum dan pembelajaran di abad   21Tantangan kurikulum dan pembelajaran di abad   21
Tantangan kurikulum dan pembelajaran di abad 21Aisyah Turidho
 
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatifMakalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatifM Haris Wijaya
 
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaranPendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaranAsri Maulida Ramadhani
 
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan PendidikanFaktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan PendidikanRizqiana Yogi Cahyaningtyas
 
Prinsip prinsip pendidikan islam perspektif al-quran dan hadis
Prinsip prinsip pendidikan islam perspektif al-quran dan hadisPrinsip prinsip pendidikan islam perspektif al-quran dan hadis
Prinsip prinsip pendidikan islam perspektif al-quran dan hadisAchmad Arifudin
 
Makalah penempatan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan (fitri nofiati)
Makalah penempatan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan (fitri nofiati)Makalah penempatan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan (fitri nofiati)
Makalah penempatan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan (fitri nofiati)Fitri Nofiati
 
Makalah pendidik dan tenaga kependidikan
Makalah pendidik dan tenaga kependidikanMakalah pendidik dan tenaga kependidikan
Makalah pendidik dan tenaga kependidikanJunikaPurnama1
 
03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan
03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan
03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikanErta Erta
 

What's hot (20)

kepemimpinan pendidikan islam
kepemimpinan pendidikan islamkepemimpinan pendidikan islam
kepemimpinan pendidikan islam
 
Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)
Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)
Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)
 
Teori Belajar Motivasi
Teori Belajar MotivasiTeori Belajar Motivasi
Teori Belajar Motivasi
 
Makalah generasi muda
Makalah generasi mudaMakalah generasi muda
Makalah generasi muda
 
Sentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
Sentralisasi, Desentralisasi PendidikanSentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
Sentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
 
hakekat pendidikan
hakekat pendidikanhakekat pendidikan
hakekat pendidikan
 
Profesi Keguruan
Profesi KeguruanProfesi Keguruan
Profesi Keguruan
 
Laporan observasi manajemen sekolah di mts nurul ulum mranggen demak
Laporan observasi manajemen sekolah di mts nurul ulum mranggen   demakLaporan observasi manajemen sekolah di mts nurul ulum mranggen   demak
Laporan observasi manajemen sekolah di mts nurul ulum mranggen demak
 
Hakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
Hakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didikHakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
Hakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
 
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganPeta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
 
Analisis kesukaran dan daya beda soal dan distraktor
Analisis  kesukaran dan daya beda soal dan distraktorAnalisis  kesukaran dan daya beda soal dan distraktor
Analisis kesukaran dan daya beda soal dan distraktor
 
Tantangan kurikulum dan pembelajaran di abad 21
Tantangan kurikulum dan pembelajaran di abad   21Tantangan kurikulum dan pembelajaran di abad   21
Tantangan kurikulum dan pembelajaran di abad 21
 
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatifMakalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
 
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaranPendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran
 
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan PendidikanFaktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pendidikan
 
Prinsip prinsip pendidikan islam perspektif al-quran dan hadis
Prinsip prinsip pendidikan islam perspektif al-quran dan hadisPrinsip prinsip pendidikan islam perspektif al-quran dan hadis
Prinsip prinsip pendidikan islam perspektif al-quran dan hadis
 
Makalah penempatan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan (fitri nofiati)
Makalah penempatan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan (fitri nofiati)Makalah penempatan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan (fitri nofiati)
Makalah penempatan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan (fitri nofiati)
 
Makalah pendidik dan tenaga kependidikan
Makalah pendidik dan tenaga kependidikanMakalah pendidik dan tenaga kependidikan
Makalah pendidik dan tenaga kependidikan
 
03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan
03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan
03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan
 

Viewers also liked

Perencanaan Pembelajaran - pembelajaran berbasis kompetensi
Perencanaan Pembelajaran - pembelajaran berbasis kompetensiPerencanaan Pembelajaran - pembelajaran berbasis kompetensi
Perencanaan Pembelajaran - pembelajaran berbasis kompetensiAnis Ilahi
 
pembelajaran berbasis kompetensi
pembelajaran berbasis kompetensipembelajaran berbasis kompetensi
pembelajaran berbasis kompetensibambange
 
Proses Pelatihan Berbasis Kompetensi
Proses Pelatihan Berbasis KompetensiProses Pelatihan Berbasis Kompetensi
Proses Pelatihan Berbasis KompetensiBowo Witoyo
 
Diklat Berbasis Kompetensi
Diklat Berbasis KompetensiDiklat Berbasis Kompetensi
Diklat Berbasis KompetensiIgor Wijaya
 
Elemen perubahan kurikulum 2013
Elemen perubahan kurikulum 2013Elemen perubahan kurikulum 2013
Elemen perubahan kurikulum 2013Raehana Tuqalby
 
Model Pembelajaran Kreatif & Produktif
Model Pembelajaran Kreatif & Produktif Model Pembelajaran Kreatif & Produktif
Model Pembelajaran Kreatif & Produktif Lutfi Arsi Astuti
 
Penilaian Sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Fakultas Kedokteran UNSRAT
Penilaian Sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Fakultas Kedokteran UNSRATPenilaian Sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Fakultas Kedokteran UNSRAT
Penilaian Sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Fakultas Kedokteran UNSRATExpecially Assa
 
Diklat berbasis kompetensi
Diklat berbasis kompetensiDiklat berbasis kompetensi
Diklat berbasis kompetensiM.a. Maliki
 
Makalah kurikulum 2013
Makalah kurikulum 2013Makalah kurikulum 2013
Makalah kurikulum 2013Santos Tos
 
Elemen Perubahan Kurikulum 2013
Elemen Perubahan Kurikulum 2013Elemen Perubahan Kurikulum 2013
Elemen Perubahan Kurikulum 2013Ifik Firdaus
 
Teknologi untuk mea
Teknologi untuk meaTeknologi untuk mea
Teknologi untuk meaPrasetyo Adi
 
Peluang TKJ & Multimedia Di Dunia Usaha/Industri
Peluang TKJ & Multimedia Di Dunia Usaha/IndustriPeluang TKJ & Multimedia Di Dunia Usaha/Industri
Peluang TKJ & Multimedia Di Dunia Usaha/IndustriJoko Prasetyo
 
Tugas ringkasan tujuan & prospek pendidikan kejuruan (fix)
Tugas ringkasan tujuan & prospek pendidikan kejuruan (fix)Tugas ringkasan tujuan & prospek pendidikan kejuruan (fix)
Tugas ringkasan tujuan & prospek pendidikan kejuruan (fix)Universitas Negeri Malang
 
Diklat menurut uu asn
Diklat menurut uu asnDiklat menurut uu asn
Diklat menurut uu asnAgus Dwiyanto
 

Viewers also liked (20)

Perencanaan Pembelajaran - pembelajaran berbasis kompetensi
Perencanaan Pembelajaran - pembelajaran berbasis kompetensiPerencanaan Pembelajaran - pembelajaran berbasis kompetensi
Perencanaan Pembelajaran - pembelajaran berbasis kompetensi
 
pembelajaran berbasis kompetensi
pembelajaran berbasis kompetensipembelajaran berbasis kompetensi
pembelajaran berbasis kompetensi
 
Proses Pelatihan Berbasis Kompetensi
Proses Pelatihan Berbasis KompetensiProses Pelatihan Berbasis Kompetensi
Proses Pelatihan Berbasis Kompetensi
 
Diklat Berbasis Kompetensi
Diklat Berbasis KompetensiDiklat Berbasis Kompetensi
Diklat Berbasis Kompetensi
 
Peran Diklat dalam Meningkatkan Kompetensi ASN
Peran Diklat dalam Meningkatkan Kompetensi ASNPeran Diklat dalam Meningkatkan Kompetensi ASN
Peran Diklat dalam Meningkatkan Kompetensi ASN
 
Elemen perubahan kurikulum 2013
Elemen perubahan kurikulum 2013Elemen perubahan kurikulum 2013
Elemen perubahan kurikulum 2013
 
Model Pembelajaran Kreatif & Produktif
Model Pembelajaran Kreatif & Produktif Model Pembelajaran Kreatif & Produktif
Model Pembelajaran Kreatif & Produktif
 
Penilaian Sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Fakultas Kedokteran UNSRAT
Penilaian Sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Fakultas Kedokteran UNSRATPenilaian Sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Fakultas Kedokteran UNSRAT
Penilaian Sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Fakultas Kedokteran UNSRAT
 
Tap ut raha
Tap ut rahaTap ut raha
Tap ut raha
 
Diklat berbasis kompetensi
Diklat berbasis kompetensiDiklat berbasis kompetensi
Diklat berbasis kompetensi
 
Mastery learning
Mastery learningMastery learning
Mastery learning
 
Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum Berbasis KompetensiKurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum Berbasis Kompetensi
 
Makalah kurikulum 2013
Makalah kurikulum 2013Makalah kurikulum 2013
Makalah kurikulum 2013
 
Elemen Perubahan Kurikulum 2013
Elemen Perubahan Kurikulum 2013Elemen Perubahan Kurikulum 2013
Elemen Perubahan Kurikulum 2013
 
Pendidikan kejuruan
Pendidikan kejuruanPendidikan kejuruan
Pendidikan kejuruan
 
Teknologi untuk mea
Teknologi untuk meaTeknologi untuk mea
Teknologi untuk mea
 
Peluang TKJ & Multimedia Di Dunia Usaha/Industri
Peluang TKJ & Multimedia Di Dunia Usaha/IndustriPeluang TKJ & Multimedia Di Dunia Usaha/Industri
Peluang TKJ & Multimedia Di Dunia Usaha/Industri
 
Tugas ringkasan tujuan & prospek pendidikan kejuruan (fix)
Tugas ringkasan tujuan & prospek pendidikan kejuruan (fix)Tugas ringkasan tujuan & prospek pendidikan kejuruan (fix)
Tugas ringkasan tujuan & prospek pendidikan kejuruan (fix)
 
Pendidikan vokasi
Pendidikan vokasiPendidikan vokasi
Pendidikan vokasi
 
Diklat menurut uu asn
Diklat menurut uu asnDiklat menurut uu asn
Diklat menurut uu asn
 

Similar to pembelajaran berbasis kompetensi

Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja
Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar KerjaPengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja
Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar KerjaJoe Adie
 
Forum diskusi m2 kb2
Forum diskusi m2 kb2Forum diskusi m2 kb2
Forum diskusi m2 kb2Sri Elniati
 
Guru profesional
Guru profesionalGuru profesional
Guru profesionalbustanul_s
 
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guruPeningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guruResti Ws
 
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guruPeningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guruResti Ws
 
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...Pipit Wijaya
 
PROFESI PENDIDIKAN
PROFESI PENDIDIKANPROFESI PENDIDIKAN
PROFESI PENDIDIKANharjunode
 
Makalah pengembangan ernhy
Makalah pengembangan ernhyMakalah pengembangan ernhy
Makalah pengembangan ernhyErnhy Hijoe
 
11. pendidik professional
11. pendidik professional11. pendidik professional
11. pendidik professionalFAS DC
 
standar Pendidik.pdf
standar Pendidik.pdfstandar Pendidik.pdf
standar Pendidik.pdfssuser7b48f01
 
standar Pendidik.pdf
standar Pendidik.pdfstandar Pendidik.pdf
standar Pendidik.pdfssuser7b48f01
 

Similar to pembelajaran berbasis kompetensi (20)

P pt makalah
P pt makalahP pt makalah
P pt makalah
 
Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja
Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar KerjaPengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja
Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Modul 4 kb 2
Modul 4 kb 2Modul 4 kb 2
Modul 4 kb 2
 
Forum diskusi m2 kb2
Forum diskusi m2 kb2Forum diskusi m2 kb2
Forum diskusi m2 kb2
 
Guru profesional
Guru profesionalGuru profesional
Guru profesional
 
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guruPeningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
 
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guruPeningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
 
Guru dan sekolah present.pptx
Guru dan sekolah  present.pptxGuru dan sekolah  present.pptx
Guru dan sekolah present.pptx
 
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
 
Idin muhidin
Idin muhidinIdin muhidin
Idin muhidin
 
PROFESI PENDIDIKAN
PROFESI PENDIDIKANPROFESI PENDIDIKAN
PROFESI PENDIDIKAN
 
Makalah pengembangan ernhy
Makalah pengembangan ernhyMakalah pengembangan ernhy
Makalah pengembangan ernhy
 
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013Kurikulum 2013
Kurikulum 2013
 
kualifikasi dan kompetensi guru.docx
kualifikasi dan kompetensi guru.docxkualifikasi dan kompetensi guru.docx
kualifikasi dan kompetensi guru.docx
 
Makalah kompetensi keguruan
Makalah kompetensi keguruanMakalah kompetensi keguruan
Makalah kompetensi keguruan
 
11. pendidik professional
11. pendidik professional11. pendidik professional
11. pendidik professional
 
standar Pendidik.pdf
standar Pendidik.pdfstandar Pendidik.pdf
standar Pendidik.pdf
 
standar Pendidik.pdf
standar Pendidik.pdfstandar Pendidik.pdf
standar Pendidik.pdf
 
Ameng
AmengAmeng
Ameng
 

More from Nailul Hasibuan

Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnisAplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnisNailul Hasibuan
 
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSTUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSNailul Hasibuan
 
Rpkps media pembelajaran 2016
Rpkps media pembelajaran 2016Rpkps media pembelajaran 2016
Rpkps media pembelajaran 2016Nailul Hasibuan
 
Media pembelajaran matematika
Media pembelajaran matematikaMedia pembelajaran matematika
Media pembelajaran matematikaNailul Hasibuan
 
Enactive, iconic, symbolic from nctm 1989
Enactive, iconic, symbolic  from nctm 1989Enactive, iconic, symbolic  from nctm 1989
Enactive, iconic, symbolic from nctm 1989Nailul Hasibuan
 
9 character of 21Century Learning
9 character of 21Century Learning9 character of 21Century Learning
9 character of 21Century LearningNailul Hasibuan
 
diagram of 21st century pedagogy
diagram of 21st century pedagogydiagram of 21st century pedagogy
diagram of 21st century pedagogyNailul Hasibuan
 
Melakukan TUjuan Instruksional Khusus
Melakukan TUjuan Instruksional KhususMelakukan TUjuan Instruksional Khusus
Melakukan TUjuan Instruksional KhususNailul Hasibuan
 
Sistem bilangan cacah dan bulat Teobil
Sistem bilangan cacah dan bulat TeobilSistem bilangan cacah dan bulat Teobil
Sistem bilangan cacah dan bulat TeobilNailul Hasibuan
 
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobilKelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobilNailul Hasibuan
 
Induksi matematika teobil
Induksi matematika teobilInduksi matematika teobil
Induksi matematika teobilNailul Hasibuan
 

More from Nailul Hasibuan (20)

Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnisAplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
 
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSTUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
 
Rpkps anvek unrika
Rpkps anvek unrikaRpkps anvek unrika
Rpkps anvek unrika
 
Rpkps evaluasi 2016
Rpkps evaluasi 2016Rpkps evaluasi 2016
Rpkps evaluasi 2016
 
Rpkps media pembelajaran 2016
Rpkps media pembelajaran 2016Rpkps media pembelajaran 2016
Rpkps media pembelajaran 2016
 
Rpkps trigonometri 2016
Rpkps trigonometri 2016Rpkps trigonometri 2016
Rpkps trigonometri 2016
 
Media pembelajaran matematika
Media pembelajaran matematikaMedia pembelajaran matematika
Media pembelajaran matematika
 
Kurikulum di singapura
Kurikulum di singapuraKurikulum di singapura
Kurikulum di singapura
 
Kurikulum di USA
Kurikulum di USAKurikulum di USA
Kurikulum di USA
 
Kurikulum di Jepang
Kurikulum di JepangKurikulum di Jepang
Kurikulum di Jepang
 
Kurikulum di belanda
Kurikulum di belandaKurikulum di belanda
Kurikulum di belanda
 
Kurikulum di Australia
Kurikulum di AustraliaKurikulum di Australia
Kurikulum di Australia
 
Enactive, iconic, symbolic from nctm 1989
Enactive, iconic, symbolic  from nctm 1989Enactive, iconic, symbolic  from nctm 1989
Enactive, iconic, symbolic from nctm 1989
 
9 character of 21Century Learning
9 character of 21Century Learning9 character of 21Century Learning
9 character of 21Century Learning
 
diagram of 21st century pedagogy
diagram of 21st century pedagogydiagram of 21st century pedagogy
diagram of 21st century pedagogy
 
Melakukan TUjuan Instruksional Khusus
Melakukan TUjuan Instruksional KhususMelakukan TUjuan Instruksional Khusus
Melakukan TUjuan Instruksional Khusus
 
Sistem bilangan cacah dan bulat Teobil
Sistem bilangan cacah dan bulat TeobilSistem bilangan cacah dan bulat Teobil
Sistem bilangan cacah dan bulat Teobil
 
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobilKelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
 
Kekongruenan teobil
Kekongruenan teobilKekongruenan teobil
Kekongruenan teobil
 
Induksi matematika teobil
Induksi matematika teobilInduksi matematika teobil
Induksi matematika teobil
 

Recently uploaded

Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiGustiAdityaR
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptxObyMoris1
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 

Recently uploaded (20)

Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 

pembelajaran berbasis kompetensi

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberlakuan peraturan dan perundangan-undangan yang berkaitan dengan pelaksanaan otonomi pendidikan menuntut adanya upaya pembagian kewenangan dalam berbagai bidang pemerintahan. Hal tersebut membawa implikasi terhadap sistem dan penyelenggaraan pendidikan termasuk pengembangan dan pelaksanaan kurikulum. Tiga hal penting yang perlu mendapat perhatian, yaitu: 1. Diversifikasi Kurikulum yang merupakan proses penyesuaian, perluasan, pendalaman materi pembelajaran agar dapat melayani keberagaman kebutuhan dan tingkat kemampuan peserta didik serta kebutuhan daerah/lokal dengan berbagai kompleksitasnya. 2. Penetapan Standar Kompetensi (SK), dimaksudkan untuk menetapkan ukuran minimal atau secukupnya, mencakup kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dicapai, diketahui, dilakukan, dan mahir dilakukan oleh peserta didik pada setiap tingkatan secara maju dan berkelanjutan sebagai upaya kendali dan jaminan mutu. 3. Pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Provinsi/ Kabu- paten/Kota sebagai Daerah Otonomi merupakan pijakan utama untuk lebih memberdayakan daerah dalam penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan potensi daerah yang bersangkutan. Untuk merespon ketiga hal tersebut di atas, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah melakukan penyusunan Standar Isi (SI), yang kemudian dituangkan kedalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 22 tahun 2006, yang mencakup komponen: 1. Standar Kompetensi (SK), merupakan ukuran kemampuan minimal yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dicapai, diketahui, dan mahir dilakukan oleh peserta didik pada setiap tingkatan dari suatu materi yang diajarkan. 2. Kompetensi Dasar (KD), merupakan penjabaran SK peserta didik yang cakupan materinya lebih sempit dibanding dengan SK peserta didik.
  • 2. 1 BAB II PEMBAHASAN 1. Pembelajaran Berbasis Kompetensi Pengertian kompetensi (competency) acapkali diartikan secara kurang tepat sebagai kewenangan formal (authority), sehingga setiap orang yang mempunyai kompertensi.Seseorang yang diangkat menjadi pejabat seperti presiden, menteri, gubernur, atau bupati, dan pejabat fungsional seperti guru, dosen, widyaiswara, dan peneliti otomatis mempunyai kewenangan atau otoitas formal. Kewenangan, Kekuasaan , atau otoritas ,melekat pada kekuasaan, tugas pokok dan fungsi dari suatu jabatan.Pejabat yang tidak cakap sekalipun tetap mempunyai kewenangan atau otoritas. Kompetensi didefinisikan sebagai kemampuan dari seorag individual yang di tunjukkan dengan kinerja baik dalam jabatan atau pekerjaanya. Definisi itu menunjuk jelas bahawa kompeteni itu melekat pada individual, bukan pada jabatan Definsi lain di bawah ini menunjukkan apa saja unsur dalam kompetensi itu. “Competence” as a combination of knowledge,skills and behavior used to improve performance; or as the states or quality of being adequately or well qualifield, having the ability to perform a specific role. Kompetensi itu kombinasi dari pengetahuan, ketrampilan, dan prilaku yang digunakan untuk meningkatkan kinerja; atau keaadaan atau kualitas yang memadai atau sangat berkualitas, mempunyai kempuan untuk menampilkan peran tertentu. Kedua definisi tersebut menjelaskan dua hal penting untuk disebut kompetensi. Pertama , Kompetensi itu merupakan kombinasi dari tiga kawasan kemampuan manusia secara terkombinasi, yaitu pengetahuan, ketrampilan, dan prilaku untuk meningkatkan kinerja.Kedua, Indikator kuat tentang kompetensi disini adalah peningkatan kinerja sampai tigkat baik atau sangat baik.Ketiga, kombinasi pengetahua,ketrampilan dan prilaku adalah modal dasar untuk menghasilkan kinerja. Dua definisi terdahulu mungkin masih belum cukup memantapkan
  • 3. 2 pengertian kita tentang kompetensi.Berikut ini ada beberapa definisi lain Pearson (1984) menyatakan bahwa:...”as a continuous path (continuum) which starts at the knowledge of how to do something well ends at the knowledge of how to do something very well.So, the capability to accomplish task competently would be placed somewhere in the mid of the path.” Seperti halnya definisi Pearson,Ivanovic menunjukkan cirri kempetensinya yang berbentuk produktivitas atau kemampuan dalam memecahkan masalah penting dan actual dalam pekerjaan.Ciri dari kompetensi itu adalah kinerja dalam pekerjaan,kapabilitas menyelesaikan masalah yang aktual. Definisi lain menyatakan: “ Capability is the basic of competences... The capability may be naturally inherited (part of personal capabilities) and gained (most of professional capabilities)” Kompetensi adalah kemampuan mengerjakan apa yang perlu dilakukan ada saat berhubungan kerja secara produktif dengan orang lain dan lingkungan mereka.Kata kunci berhubungan kerja secara produtif menunjukkan ada unsure hasil kerja .Jadi , kompetensi itu mempunyai in dikator produktivitas kerja. Definisi itu menunjukkan bahwa pengetahua,keterampilan dan sikap perilaku adalah bagian penting dari kompetensi. Definisi itu juga secara jelas menyatakan bahwa kompetensi itu lebih dari sekedar pengetahua ketrampilan dan sikap prilaku. 2 Tujuan Pembelajaran Berbasis Kompetensi Uraian tentang pengertian kompetensi memberikan inspirasi bagi penyelenggara pendidikan untuk merumuskan tujuan pembelajaran berbasis kompetensi. Isi dari tujuan pembelajaran adalah kompetensi yang diharapkan dicapai peserta didik setelah menyelesaikan proses pembelajaran.Kompetensi itu sendiri seperti disampaikan berbagai definisi sebelum uraian ini berbentuk kinerja atau unjuk kerja yang baik dalam bidang kehidupan atau pekerjaan.Kinerja yang baik itu dicapai berkat kemampuan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku.Bila digambarkan dalam bentuk bagan hubungan antara kompetensi kemampuan, dan pengetahuan itu tampak sebagai berikut:
  • 4. 3 Gambar 1: Hubungan antara Kompetensi, Kemampuan atau Kapabilitas dengan Perubahan Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap Perilaku Penggunaan konsep tujuan pembelajaran berbasis kompetensi lahir karena fenomena lulusan pendidikan yang tidak siap bekerja. Lulusan tersebut hanya mempunyai pengalaman, keterampilan, dan sikap perilaku, tetapi belum dapat menggunakannya sampai tingkat mempunyai kinerja yang baik bila sudah bekerja. Penyelenggara pendidikan mendapatkan masukan tersebut dari berbagai pihak, terutama pengguna lulusan.Bila dianalisis kebelakang, ditemukan masalah pada titik pangkal pembelajaran,yaitu rumusan tujuan pembelajran yang berhenti pada tahap perolehan pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku. Rumusan tujuan program studi dan pembelajran tidak sampai pada pencapaian kompetensi yang diperlukan dalam dunia kerja. Melihat fenomena tersebut para pengambil kepututsan pendidikan menetapkan perlunya penggunaan kurikulum pendidikan berbasis kompetensi pada semua jenjang dan jenis pendidikan. Siregar dan Nara (2010,p.67) mengartikan kurikulum berbasis kompetensi sebagai “suatu Kompetensi ditunjukkan dengan kinerja yang minimal baik Kapabilitas atau kemampuan sebagai hasil penerapan kombinasi dari penerapan pengetahuan,keterampilan dan sikap prilaku Perubahan pengetahuan keterampilan dan sikap prilaku Kompetensi dicapai sebagai hasil penggunaan kapabilitas atau kemampuan dalam pemecahan masalah aktual Kapabilitas atau kemapuan disebut kompetensi dasar yang diperoleh sebagai hasil perpaduan bakat, pemgalaman dan pendidikan.Ia menjadi dasar untuk mencapai kompetensi Diperoleh sebagai hasil belajar dari pengalaman dan pendidikan serta menjai dasar untuk mencapai kapabilitas dan kompetensi; disebut pula kompetensi dasar
  • 5. 4 kurikulum yang ditunjukkan untuk menciptakan tamatan yang kompeten dan cerdas dalam membangun identitas budaya dan bangsanya. Kompetensi yang dikembangkan berupa keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam perubahan, pertentangan, ketidakmenentuan,ketidakpastian, dan kerumitan – kerumitan dalam kehidupan” Kebijakan yang memerlukan bahwa semua kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi dapat dipandang agak berlebihan bila ternyata tidak semua jenis dan jenjang pendidikan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja . Contoh konkretnya dapat disimak pada jenjang pendidikan taman kanak- kanak, sekolah dasar, sekolah lanjutan pertama, dan sekolah menengah atas.Jenjang pendidikan tersebut memang tidak dimaksudkan mempersiapkan lulusan untuk bekerja, tetapi belajar lebih lanjut ke jenjang pendidikan di atasnya. Namun, demikian rumusan tujuan interuksional pada semua mata pelajaran di sekolah sekolah itu pun tidak boleh berhenti pada pengetahuan kogitif tingkatan rendah saja, tetapi setidaknya sampai pada pencapaian kapabilitas atau kompetnsi dasar agar lebih mudah ditingkatkan menjadi kompetnsi bila meneruskan ke jenjang perguruan tinggi. Bahkan sebagaian mata pelajaran harus menghasilkan produk yang berbentuk hasil karya teknologis, sastra, keterampilan psikomotor , dan sikap perilaku yang semuanya menunjukkan kinerja. Pada jenjang Pendidikan sekolah menengah kejuruan, politeknik, dan program studi yang diarahkan untuk bekerja, sebagian besar atau seluruh mata pelajaran atau mata kuliah diarahkan pada pencapaian kompetensi. Desain dan pengembangan system pembelajran dengan seluruh komponen didalamnya harus di fokuskan pada tujuan pembelajaran yang berisi kompetensi. Ahli lain Sullivan dan Higgins (1983,p.1) memamndang bahwa pembejaran berbasis kompetensi tidak hanya di fokuskan pada pencapaian peserta didik, tetapi juga pda pencapaian pengajar.Ia menyatakan bahwa “... Competncy-based instruction, it is based on the idea of teaching specific skills or competencies.. enables both teacher and students to accomplish something the something that is very essence of their roles as teachers and learners.
  • 6. 5 3. Kompetensi Awal dan Karakteristik Awal Peserta Didik Kompetnsi awal peserta didik diperoleh dari sumber internal yang berupa bakat dan dua sumber eksternal, yaitu pendidikan dan pengalaman.Kombinasi kedua sumber tersebut diperoleh peserta didik sebelum mengikuti proses pembelajrana.Kompetensi awala ini merupakan faktor yang akan dibandingkan dengan kompetensi yang dicaai peserta didik setelah menyelesaikan proses pembelajran.Siapa yang menentukan kompetesi akhir ini? Kompetensi akhir dirumuskan oleh tiga pihak yang paling berkepentingan dalam proses pembelajran, yaitu peserta didik, penyelenggara pendidikan termasuk pengajr dan pengelola satuan pendiikan, dan masyarakat pengguna lulusan. Peserta didik, terutama yang sudah dewasa, perlu diikutsertakan dalam menentukan kompetensi yang ingin dicapai pada akhir pembelajran. Mengapa? Mereka adalah pihak yang paling berkepentingan terhadap hasil pembelajran, karena memanfaatkan hasil pembelajaran dalam kehidupan pada masa yang akan datang . Mereka adalah pihak yang perlu dibantu oleh penyelenggara pendidikan membangun cita – citanya.Untuk mencapai cita cita itu, mereka perlu mempunyai kompetnesi yang relevan. Dengan demikian, salah satu tugas utma dari penyelenggara pendidikan adalah mendesain pembelajran yang sesuai untuk mencapai kompetensi tersebut. Pihak kedua yang ikut menentukan tujuan pembelajran adalah penyelenggara pendidikan di dalamnya termasuk pengajar, dan pengelola satuan pendidikan. Pengalaman, pandangan, dan pengetahuan mereka dalam bidang pembelajaran, baik untuk sautu mata pelajaran atau mata kuliah, maupun suatu program studi akan menjadi modal yang sangat oenting untuk membantu oseta didik dalam mencapai cita citanya. Pihak ketiga yang ikut menciptakan tujuan pembelajran adalah pengguna lulusan.Mereka adalah pihak yang sangat berkepentiga untuk mendapatkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.Mereka paling tahu tentang kompetensi yang perlu dicapai lulusan karena mereka adalah pihak yang akan merekrut lulusan untuk bidang oekerjaan yang mereka butuhkan.Termasuk pihak
  • 7. 6 ketiga adalah penyelenggara pendidikan di tingkat yang lebih tinggi.Mereka ini adalah pihak yang paling tahu tentang kompetensi yang seharusnya dikuasi oleh calon peserta didik pada saaat memulai rogram pembelajran di tingkat selanjutnya.Program pembelajran mereka akan lebih lancer dan dapat diharpkan akan berhasil dengan baik bila peserta didik baru telah menguasai kompetensi dasar sebagai hasil pembelajaran sebelumnya. Penyelengara pendidikan berkeajiban mendesain dan mengembangkan system oembelajran yang dapat memenuhi cita – cita peserta didik dan dapat memenuhi harapan pengguna lulusan. Pembelejaran seperti itu menjadi salah satu kunci jawaban terhadap isu relevansi pendidikan. Kesenjangan antara kompetensi awaln da kompetensi akhri peserta didik harus menjadi fokus dari desain, pengembangan dan pelaknsaan pembelajran.Proses pembelajran dinyatakan efekif bila dapat mengubah komoetnsi awal menjadi kompetnsi akhir. Agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik , perlu diperhatikan karakteristik awal dan peserta didik. Yang dimaksud karakteristik awal,Sperti yang dkuraikan dalam bagian awal Bab 2, adalh segala cirri peserta didik yang berkaitan erat dengan kerpluan penyusuanan strategi pembelajaran.Karakteristik ini tidak boleh diabaikan dalam menyusun strategi oembelajran agar peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran itu sesuai benar dengan dirinya dan memang untuk dirinya. Karakteristik awal itu antara lain menyangkut motivasi belajar, akses terhdap sumber belajar, kebiasaan belajar, domisili tempat tinggal diukur dengan jarak dari pusat penyelenggara pen didikan, saluran komunikasi dan media yang tersedia, disiplin dakam mengatur waktu, kebiasaan belajar secara sistematik, dan kebiasaan belajar dalam berpikir tentang penerapan materi yang dipelajari.Penialain tentang kesesuaian suatu pembelajaran dengan menggunakan analaisis logis.
  • 8. 7 No Kemampuan dalam kawasan pengetahuan, keterampilan, da sikap yang disebut Kompetensi Dasar No Kompetensi 1 Kemampuan menjelaskan cara membuat proposal penelitian 1 Membuat proposal penenlitian yang baik 2 Kemampuan cara menulis laporan penelitian 2 Membuat laporan penelitian yang baik 3 Kemampuan membandingkan cara membuat rancang bangun gedung perkotaan dengan perdesaan yang baik 3 Membuat rancang bangun gedung perkotaan dan perdesaan yang baik 4 Menguraikan cara penggunaan peralatan aboratorium isika dengan baik 4 Menggunakan peralatan laboratorium fisika dengan baik 5 Menjelaskan cara menenang bola dengan teknik tandangan pisang yang baik 5 Menendang bola dengan teknik tendangan pisang dengan baik 6 Menguraikan dengan jeas tentang cara bersopan santun dalam kehidupan bermasyarakat 6 Berprilaku sopan santun dalam kehidupan bermasyarakat 7 Menguraikan bentuk perilaku gotong royong sesuai ajaran Pancasila dengan baik 7 Bergotong royog sesuai ajaran pancasila yang baik Tabel 1 : Contoh perbandingan kemampuan dan kompetensi Semua hal yang menggunakan istilah cara atau menjelaskan tersebut di atas adalah kemampuan berteori tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap dan belum sampai pada kompetensi. Penjelasan ini bukan bermaksud menyatakan bahwa kemampuan yang ditunjukkan dengan menjelaskan teori tentang cara tersebut di atas tidak pentig.Kemampuan tentang penguasaan cara itu sangat penting sebagai dasar untuk diterapkan lebih lanjut sampai mewujudkan kinerja atau produk yang baik.
  • 9. 8 Kemampuan dalam bidang pengetahuan, sikap dan sikap perilaku menjadi dasar untuk mencapai kompetensi dalam tujuan pemeblajaran .Tahapan pencapaian kemampuan tentang teoori itu harus dilalui sebelum peserta didik mencapai kompetensi di dalam tujuan. Mengapa pengajar membutuhkan dukunagn dari tenaga kependidikan dan pimpinan satuan pendidikan? Acap kali terjadi para pengajar yang mendapatkan pelatihan tentang tentang berbagai metode pembelajaran tidak dapat menerapkannya di tempat tugas karena pimpinan satuan pembelajran membatasi,kurang memberikan kebebasan, atau tidak mendukung munculnya kreativitas dan inovasi pembelajran dari pengajar. Bila pimpinan satuan pendidikan tidak mendukung, tenaga kependidikan pun tidak akan member pelayanan yang dibutuhkan.Di tingkat perguruan tinggi, kreativitas pengajar seperi itu mendapat tempat yang luas karena tonmi akademik di tingkat di bawahnya dimana pengajar tidak mempunyai otonomi akademik seluas di perguruan tinggi.pemelajran bersifat normative.Oleh karena itu, pengajar membutuhka n dukungan pimpinan satuan pendidik dan layanan dari tenaga kependidikan berupa dorongan dan fasilitas agar kreativitasnya dapat diekspresikan dengan efektif . E. Hubungan Kompetensi dan Manajemen Satuan Pendidikan Dinujung uraian tersebut diatas dikemukaan bahwa pengajar membutuhkan dukungan dan fasilitas dari pimpinan satuan pendidikan serta layanan dari tenaga kependidikan agar ia mampu membantu peseta didik mencapai kompetensi yang diharapkan. Manajemen satuan pendidikan sesungguhnya telah mendapat lampu hijau dari kebijakan pendidikan nasional dengan pemberlakuan kurikulum tigkat satuan pendidikan (KTSP). Kebijakan tersebut bermaksud memberikan kewenangan dan kesempatan berkreasi bagi setiap satuan pendidikan untuk menciptkanan kurikulum dan pembelajran yang sesuai dengan kondidsi masing- masing. Disamping itu, Manajemen satuan pendidikan sesungguhnya diberi peluang utuk kreatif dengan pemberlakuan kebijakan nasional melalui desentralisasi dan
  • 10. 9 otonomi daerah.Otonomi tersebut memberikan keterluasaan bagi daerah, kabupaten dan kota madya untuk melakukan berbagai inovasi dalam penyelenggaraan pendidika.Dengan pendidikan dan kebijakan KTSP melalui kepala seolah secara bersama mendapt kesempatan untuk menampilkan kreativitas dan daya inovatifnya untuk melakukan pembaharuan dalam dunia penidikan termasuk pembaharuan dalam pembelajaran. Namun, Kedua kebijakan tersebut tampaknya belum cukup efektif. Mengapa? Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah pengalaman masa alu yang sangat panjag dimana hampir semua hal yang seharusnya diciptakan sendiri oleh pengajar telah ditentukan oleh Pemerintah (Pusat).Garis – garis besar program pembelajaran (GBPP) yang berfungsi sebagai cetak biru pembelajaran dan buku yang digunakan selalu ditentukan oleh Pemerintah.Bahkan ada suatu masa yang cukup panjang dimana GBPP itu “ diperkuat” dengan satuan acara pembelajran (SAP), buku wajib dan kisi-kisis tes hasil belajar, seluruhnya dibuatkan oleh Pemerintah Pusat. Ruang berkreasi dan berinovasi bagi pengajar seolah ditutup karena kekhawatiran ketidakseragaman dan ketidakmampuan sebagian besar oengajr untuk menciptkan pembeljaran hasil kreasinya sendiri.masa – masa seperti itu setiap pelatihan tentang metode pembelajran dipandang oleh pengajar, kepala sekolah , dan dinas pendidikan secara keliru, yaitu sebagai instruksi bahwa metode itu yang boleh digunakan.Pada gilirannya mana kala dikenalkan metode baru seolah – olah metode yang kama sudah ketinggalan jaman, dan mereka hanya boleh menggunakan metode terbaru Pada akhir proses pembelajaran hampir selalu digunakan tes obyektif . Kebiasaan ini seakan-akan memberi petunjuk lebih jelas bahan dalam setiap kegiatan pembelajaran dikelas sebaiknya digunakan tes obyektif. Pada hal ujian nasional yang menggunakan tes obyektif itu karena tidak memungkinkan penggunaan tes karangan (essay) apalagi penilaian kinerja atau kompetnsi. Pengguna tes obyektif itu karena alasan praktis ( practicality) dan eisiensi waktu dalam penggunaannya.tes karangan membutuhkan waktu terlalu panjang untuk memeriksa dan menentukan nilai peserta tes, apalagi jumlah peserta test sangat besar, ribuan bahkan jutaan orang. Penggunaan tes karangan, tugas – tugas
  • 11. 10 pembuatan makalah, dan penilaian kinerja praktek, misalnya kompetensi merancang gagasan, menyusun rencana, menyususn laporan tertulis, membuat desain bangunan, membuat model dalam kelas karena jumlah pesettanya sedikit, hanya puluhan, demikian pula dalam ujian – ujian dan ulangan umum tingkat sekolah. System pembelajaran memang membutuhkan dukungan setiap komponen yang ada di dalamnya karena hanya melalui keterkaitanfungsi seluruh komponen pembelajaranlah dapat diwujudkan kompetensi peserta didik seperti yang diharapkan.
  • 12. 11 BAB III PENUTUP KESIMPULAN Pembelajaran berbasis kompetensi bukan konsep baru. Konsep itu sudah cukup lama namun kurang mendapat perhatian pengelola pendidikan. Beberapa tahm nelakana di Indonesia konsep itu diangkat kembali seakan-akan konsep baru.Dalam konsep inovasi, peristiwa seperti itu (pembelajran berbasis kompetensi) disebut sebagai decremental innovation, yaitu suatu ide dan praktik lama yang sempat menghilang kemudian muncul lagi dan dipandang sebagai inovasi. Pembelajaran berbasis kompetensi mempunyai beberapa pengertian. Pertama, proses pembelajaran didesain dan dilaksanakan sesuai dengan kompetensi yang ditentukan dalam tujuan pembelajaran. Pelaksaaan pembelajran selama ini pada umumnya diarahkan pada penguasaan, pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik degan fokus pada kemampuan teoritis, sehingga penguasaaannya pun baru sampai pada penguasaan teori belum sampai pada tingkat kompetensi.Kompetensi diindikasikan oleh tingkatan pencapaian kinerja dengan baik yang diperoleh dari hasil penerapan kemampuan dalam bidang pengetahuan, ketrampilan, dan sikap peserta didik. Kedua, proses pembelajaran dirancang dan dilaksanakan mulai dari kompetensi yang telah dikuasi peserta didik sebelum mengikuti proses pembelajaran.Selanjutnya tahapan pembelajaran dilakukan secara sistematik. Ketiga, semua komponen yang berada dalam system pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk menciptakan proses pembelajran yang mengarah pada satu hal, yaitu pencapaian kompetensi yang telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.Untuk itu , pengajar perlu terampil menggunakan konsep desain pembelajaran dan pengelolaan kegiatan pembelajaran. Keempat, pengukuran keberhasilan pembelajran dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian kompetnsi peserta didik. Untuk itu, pengajar yang relevan dengan tujuan pembelajaran Keempat hal tersebut merupakan fokus perhatian dalam mengimpelementasikan pembelajaran berbasis kompetensi.
  • 13. 12 DAFTAR PUSTAKA 1. Abdul Gafur (1986). Disain Instruksional: Langkah Sistematis Penyusunan Pola Dasar Kegiatan Belajar Mengajar. Sala: Tiga Serangkai. 2. Abdul Gafur (1987). Pengaruh Strategi Urutan Penyampaian, Umpan Balik, dan Keterampilan Intelektual Terhadap Hasil Belajar Konsep. Jakarta: PAU - UT. 3. Abdul Gafur (1985). Media Besar Media Kecil: Alat dan Teknologi Pengajaran. Semarang: IKIP Press. 4. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1992). Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Republik Indonesia Bidang Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Sekjen Debdikbud. 5. Suparman,A. 2012. Desain Instruksional Modern.Jakarta: Erlangga