Kurikulum berbasis kompetensi bertujuan untuk menciptakan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Kompetensi merupakan kombinasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan untuk menghasilkan kinerja yang baik. Pembelajaran berbasis kompetensi dirancang untuk memfasilitasi pencapaian kompetensi peserta didik.
2. LATAR BELAKANG
Pemberlakuan peraturan dan perundangan-undangan
yang berkaitan dengan pelaksanaan otonomi
pendidikan menuntut adanya upaya pembagian
kewenangan dalam berbagai bidang pemerintahan.
Hal tersebut membawa implikasi terhadap sistem dan
penyelenggaraan pendidikan termasuk pengembangan
dan pelaksanaan kurikulum. Tiga hal penting yang
perlu mendapat perhatian, yaitu:
1. Diversifikasi Kurikulum yang merupakan proses
penyesuaian, perluasan, pendalaman materi
pembelajaran agar dapat melayani keberagaman
kebutuhan dan tingkat kemampuan peserta didik
serta kebutuhan daerah/lokal dengan berbagai
kompleksitasnya.
3. 2. Penetapan Standar Kompetensi (SK), dimaksudkan
untuk menetapkan ukuran minimal atau
secukupnya, mencakup kemampuan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dicapai,
diketahui, dilakukan, dan mahir dilakukan oleh
peserta didik pada setiap tingkatan secara maju
dan berkelanjutan sebagai upaya kendali dan
jaminan mutu.
3.Pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat
dan Provinsi/ Kabupaten/Kota sebagai Daerah
Otonomi merupakan pijakan utama untuk lebih
memberdayakan daerah dalam penyelenggaraan
pendidikan sesuai dengan potensi daerah yang
bersangkutan.
4. Untuk merespon ketiga hal tersebut di atas, Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) telah melakukan penyusunan Standar Isi
(SI), yang kemudian dituangkan kedalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 22 tahun 2006, yang
mencakup komponen:
1. Standar Kompetensi (SK), merupakan ukuran kemampuan
minimal yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang harus dicapai, diketahui, dan mahir dilakukan oleh peserta
didik pada setiap tingkatan dari suatu materi yang diajarkan.
2. Kompetensi Dasar (KD), merupakan penjabaran SK peserta
didik yang cakupan materinya lebih sempit dibanding dengan SK
peserta didik.
5. .
Kompetensi merupakan kombinasi dari tiga
kawasan kemampuan manusia secara
terkombinasi, yaitu pengetahuan,
ketrampilan, dan prilaku untuk
meningkatkan kinerja.
Indikator kuat tentang kompetensi di sini
adalah peningkatan kinerja sampai tigkat
baik atau sangat baik.
kombinasi pengetahuan,ketrampilan dan
prilaku adalah modal dasar untuk
menghasilkan kinerja.
Pembelajaran Berbasis Kompetensi
6. Penggunaan konsep tujuan pembelajaran berbasis kompetensi lahir
karena fenomena lulusan pendidikan yang tidak siap bekerja.
Lulusan tersebut hanya mempunyai pengalaman, keterampilan, dan
sikap perilaku, tetapi belum dapat menggunakannya sampai tingkat
mempunyai kinerja yang baik bila sudah bekerja. Bila dianalisis
kebelakang, ditemukan masalah pada titik pangkal
pembelajaran,yaitu rumusan tujuan pembelajran yang berhenti
pada tahap perolehan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
perilaku. Rumusan tujuan program studi dan pembelajran tidak
sampai pada pencapaian kompetensi yang diperlukan dalam dunia
kerja. Melihat fenomena tersebut para pengambil kepututsan
pendidikan menetapkan perlunya penggunaan kurikulum pendidikan
berbasis kompetensi pada semua jenjang dan jenis pendidikan.
Siregar dan Nara (2010,p.67) mengartikan kurikulum berbasis
kompetensi sebagai “suatu kurikulum yang ditunjukkan untuk
menciptakan tamatan yang kompeten dan cerdas dalam
membangun identitas budaya dan bangsanya. Kompetensi yang
dikembangkan berupa keterampilan dan keahlian bertahan hidup
dalam perubahan, pertentangan, ketidakmenentuan,
ketidakpastian, dan kerumitan – kerumitan dalam kehidupan
7. .
Definisi lain menyatakan:
Kompetensi adalah kemampuan
mengerjakan apa yang perlu dilakukan ada
saat berhubungan kerja secara produktif
dengan orang lain dan lingkungan
mereka.Kata kunci berhubungan kerja
secara produtif menunjukkan ada unsure
hasil kerja .Jadi , kompetensi itu
mempunyai in dikator produktivitas kerja.
Definisi itu menunjukkan bahwa
pengetahuan,keterampilan dan sikap
perilaku adalah bagian penting dari
kompetensi.
Definisi itu juga secara jelas menyatakan
bahwa kompetensi itu lebih dari sekedar
pengetahuan, ketrampilan dan sikap
prilaku
8. Tujuan pembelajaran adalah kompetensi
yang diharapkan dicapai peserta didik
setelah menyelesaikan proses
pembelajaran.
Kompetensi itu sendiri seperti
disampaikan berbagai definisi sebelum
uraian ini berbentuk kinerja atau unjuk
kerja yang baik dalam bidang kehidupan
atau pekerjaan.Kinerja yang baik itu
dicapai berkat kemampuan menerapkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap
perilaku
9. Kompetensi ditunjukkan
dengan
kinerja yang minimal baik
Kapabilitas atau kemampuan
sebagai hasil penerapan
kombinasi dari penerapan
pengetahuan,keterampilan dan
sikap prilaku
Perubahan pengetahuan
keterampilan dan sikap prilaku
Kompetensi dicapai sebagai hasil
penggunaan kapabilitas atau
kemampuan dalam pemecahan
masalah aktual
Kapabilitas atau kemapuan disebut
kompetensi dasar yang diperoleh sebagai
hasil perpaduan bakat, pemgalaman dan
pendidikan.Ia menjadi dasar untuk mencapai
kompetensi
Diperoleh sebagai hasil belajar dari
pengalaman dan pendidikan serta menjai
dasar untuk mencapai kapabilitas dan
kompetensi; disebut pula kompetensi dasar
10. Pada jenjang pendidikan taman kanak- kanak, sekolah dasar,
sekolah lanjutan pertama, dan sekolah menengah atas,
memang tidak dimaksudkan mempersiapkan lulusan untuk
bekerja, tetapi belajar lebih lanjut ke jenjang pendidikan di
atasnya. Namun, demikian rumusan tujuan interuksional pada
semua mata pelajaran di sekolah sekolah itu pun tidak boleh
berhenti pada pengetahuan kogitif tingkatan rendah saja,
tetapi setidaknya sampai pada pencapaian kapabilitas atau
kompetensi dasar agar lebih mudah ditingkatkan menjadi
kompetensi bila meneruskan ke jenjang perguruan tinggi.
Bahkan sebagaian mata pelajaran harus menghasilkan produk
yang berbentuk hasil karya teknologis, sastra, keterampilan
psikomotor , dan sikap perilaku yang semuanya menunjukkan
kinerja.
11.
12. Kompetnsi awal peserta didik diperoleh dari
sumber internal yang berupa bakat dan dua sumber
eksternal, yaitu pendidikan dan
pengalaman.Kombinasi kedua sumber tersebut
diperoleh peserta didik sebelum mengikuti proses
pembelajrana.Kompetensi awala ini merupakan
faktor yang akan dibandingkan dengan kompetensi
yang dicaai peserta didik setelah menyelesaikan
proses pembelajran.
Siapa yang menentukan kompetesi akhir ini?
13. Kompetensi akhir dirumuskan oleh:
peserta didik
penyelenggara
pendidikan
Masyarakat
pengguna
lulusan
Mereka adalah pihak yang paling berkepentingan terhadap hasil
pembelajran, karena memanfaatkan hasil pembelajaran dalam
kehidupan pada masa yang akan datang . Mereka adalah pihak
yang perlu dibantu oleh penyelenggara pendidikan membangun
cita – citanya.Untuk mencapai cita cita itu, mereka perlu
mempunyai kompetnesi yang relevan
Mereka adalah pihak yang sangat berkepentigan mendapatkan lulusan
yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja. Mereka paling tahu tentang
kompetensi yang perlu dicapai lulusan karena mereka adalah pihak yang
akan merekrut lulusan untuk bidang pekerjaan yang mereka
butuhkan.Juga termasuk pihak penyelenggara pendidikan di tingkat yang
lebih tinggi.Mereka ini adalah pihak yang paling tahu tentang kompetensi
yang seharusnya dikuasai oleh calon peserta didik pada saaat memulai
rogram pembelajran di tingkat selanjutnya
Di dalamnya termasuk pengajar, dan pengelola satuan
pendidikan. Pengalaman, pandangan, dan pengetahuan mereka
dalam bidang pembelajaran, baik untuk sautu mata pelajaran
atau mata kuliah, maupun suatu program studi akan menjadi
modal yang sangat penting untuk membantu peserta didik
dalam mencapai cita citanya
14. No
Kemampuan Kompetensi Dasar pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang disebut
No Kompetensi
1
Kemampuan menjelaskan cara membuat proposal
penelitian
1
Membuat proposal penenlitian yang baik
2
Kemampuan cara menulis laporan penelitian
2
Membuat laporan penelitian yang baik
3
Kemampuan membandingkan cara membuat
rancang bangun gedung perkotaan dengan
perdesaan yang baik
3
Membuat rancang bangun gedung perkotaan dan
perdesaan yang baik
4
Menguraikan cara penggunaan peralatan
aboratorium isika dengan baik
4
Menggunakan peralatan laboratorium fisika
dengan baik
5
Menjelaskan cara menenang bola dengan teknik
tandangan pisang yang baik 5
Menendang bola dengan teknik tendangan pisang
dengan baik
6
Menguraikan dengan jeas tentang cara bersopan
santun dalam kehidupan bermasyarakat 6
Berprilaku sopan santun dalam kehidupan
bermasyarakat
7
Menguraikan bentuk perilaku gotong royong sesuai
ajaran Pancasila dengan baik 7
Bergotong royog sesuai ajaran pancasila yang
baik
Contoh perbandingan kemampuan dan kompetensi
15. Manajemen satuan pendidikan sesungguhnya telah mendapat
lampu hijau dari kebijakan pendidikan nasional dengan
pemberlakuan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
Kebijakan tersebut bermaksud memberikan kewenangan dan
kesempatan berkreasi bagi setiap satuan pendidikan untuk
menciptkanan kurikulum dan pembelajran yang sesuai dengan
kondisi masing- masing. Disamping itu, Manajemen satuan
pendidikan sesungguhnya diberi peluang utuk kreatif dengan
pemberlakuan kebijakan nasional melalui desentralisasi dan
otonomi daerah.Otonomi tersebut memberikan keterluasaan bagi
daerah, kabupaten dan kota madya untuk melakukan berbagai
inovasi dalam penyelenggaraan pendidika.Dengan pendidikan dan
kebijakan KTSP melalui kepala sekolah secara bersama mendapt
kesempatan untuk menampilkan kreativitas dan daya inovatifnya
untuk melakukan pembaharuan dalam dunia pendidikan termasuk
pembaharuan dalam pembelajaran.
16. kebijakan tersebut tampaknya belum cukup efektif karena pengalaman
masa alu yang sangat panjag dimana hampir semua hal yang seharusnya
diciptakan sendiri oleh pengajar telah ditentukan oleh Pemerintah
(Pusat).Garis – garis besar program pembelajaran (GBPP) yang berfungsi
sebagai cetak biru pembelajaran dan buku yang digunakan selalu
ditentukan oleh Pemerintah.Bahkan ada suatu masa yang cukup panjang
dimana GBPP itu “ diperkuat” dengan satuan acara pembelajran (SAP),
buku wajib dan kisi-kisis tes hasil belajar, seluruhnya dibuatkan oleh
Pemerintah Pusat.
Ruang berkreasi dan berinovasi bagi pengajar seolah ditutup karena
kekhawatiran ketidakseragaman dan ketidakmampuan sebagian besar
pengajar untuk menciptkan pembeljaran hasil kreasinya sendiri.Masa –
masa seperti itu setiap pelatihan tentang metode pembelajaran
dipandang oleh pengajar, kepala sekolah , dan dinas pendidikan secara
keliru, yaitu sebagai instruksi bahwa metode itu yang boleh
digunakan.Pada gilirannya mana kala dikenalkan metode baru seolah –
olah metode yang lama sudah ketinggalan jaman, dan mereka hanya
boleh menggunakan metode terbaru
17. Pada akhir proses pembelajaran hampir selalu digunakan tes obyektif . Kebiasaan ini
seakan-akan memberi petunjuk lebih jelas bahan dalam setiap kegiatan pembelajaran
dikelas sebaiknya digunakan tes obyektif. Pada hal ujian nasional yang menggunakan tes
obyektif itu karena tidak memungkinkan penggunaan tes karangan (essay) apalagi penilaian
kinerja atau kompetnsi. Pengguna tes obyektif itu karena alasan praktis ( practicality) dan
eisiensi waktu dalam penggunaannya.tes karangan membutuhkan waktu terlalu panjang
untuk memeriksa dan menentukan nilai peserta tes, apalagi jumlah peserta test sangat besar,
ribuan bahkan jutaan orang. Penggunaan tes karangan, tugas – tugas pembuatan makalah,
dan penilaian kinerja praktek, misalnya kompetensi merancang gagasan, menyusun
rencana, menyususn laporan tertulis, membuat desain bangunan, membuat model dalam
kelas karena jumlah pesettanya sedikit, hanya puluhan, demikian pula dalam ujian – ujian
dan ulangan umum tingkat sekolah.
System pembelajaran memang membutuhkan dukungan setiap komponen yang ada
di dalamnya karena hanya melalui keterkaitanfungsi seluruh komponen pembelajaranlah
dapat diwujudkan kompetensi peserta didik seperti yang diharapkan.
18. Pembelajaran berbasis kompetensi mempunyai beberapa
pengertian,yaitu:
1. proses pembelajaran didesain dan dilaksanakan sesuai dengan
kompetensi yang ditentukan dalam tujuan pembelajaran.
Pelaksaaan pembelajran selama ini pada umumnya diarahkan pada
penguasaan, pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik
degan fokus pada kemampuan teoritis, sehingga penguasaaannya
pun baru sampai pada penguasaan teori belum sampai pada tingkat
kompetensi.Kompetensi diindikasikan oleh tingkatan pencapaian
kinerja dengan baik yang diperoleh dari hasil penerapan
kemampuan dalam bidang pengetahuan, ketrampilan, dan sikap
peserta didik.
2. proses pembelajaran dirancang dan dilaksanakan mulai dari
kompetensi yang telah dikuasai peserta didik sebelum mengikuti
proses pembelajaran.Selanjutnya tahapan pembelajaran dilakukan
secara sistematik.
19. 3. semua komponen yang berada dalam system
pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk
menciptakan proses pembelajran yang mengarah
pada satu hal, yaitu pencapaian kompetensi yang
telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.Untuk
itu , pengajar perlu terampil menggunakan konsep
desain pembelajaran dan pengelolaan kegiatan
pembelajaran.
4. pengukuran keberhasilan pembelajran dilakukan
untuk menentukan tingkat pencapaian kompetnsi
peserta didik. Untuk itu, pengajar yang relevan
dengan tujuan pembelajaran
Keempat hal tersebut merupakan fokus perhatian
dalam mengimpelementasikan pembelajaran berbasis
kompetensi.