SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
PEMBELAJARAN BERBASIS
KOMPETENSI
DI SUSUN OLEH KELOMPOK 1 :
NADRAN HAMDANI SIREGAR
AGUS SUYONO
HIKMALIA
LIA AGUSRINA SIREGAR
NOVA RIANI
LATAR BELAKANG
Pemberlakuan peraturan dan perundangan-undangan
yang berkaitan dengan pelaksanaan otonomi
pendidikan menuntut adanya upaya pembagian
kewenangan dalam berbagai bidang pemerintahan.
Hal tersebut membawa implikasi terhadap sistem dan
penyelenggaraan pendidikan termasuk pengembangan
dan pelaksanaan kurikulum. Tiga hal penting yang
perlu mendapat perhatian, yaitu:
1. Diversifikasi Kurikulum yang merupakan proses
penyesuaian, perluasan, pendalaman materi
pembelajaran agar dapat melayani keberagaman
kebutuhan dan tingkat kemampuan peserta didik
serta kebutuhan daerah/lokal dengan berbagai
kompleksitasnya.
2. Penetapan Standar Kompetensi (SK), dimaksudkan
untuk menetapkan ukuran minimal atau
secukupnya, mencakup kemampuan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dicapai,
diketahui, dilakukan, dan mahir dilakukan oleh
peserta didik pada setiap tingkatan secara maju
dan berkelanjutan sebagai upaya kendali dan
jaminan mutu.
3.Pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat
dan Provinsi/ Kabupaten/Kota sebagai Daerah
Otonomi merupakan pijakan utama untuk lebih
memberdayakan daerah dalam penyelenggaraan
pendidikan sesuai dengan potensi daerah yang
bersangkutan.
Untuk merespon ketiga hal tersebut di atas, Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) telah melakukan penyusunan Standar Isi
(SI), yang kemudian dituangkan kedalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 22 tahun 2006, yang
mencakup komponen:
1. Standar Kompetensi (SK), merupakan ukuran kemampuan
minimal yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang harus dicapai, diketahui, dan mahir dilakukan oleh peserta
didik pada setiap tingkatan dari suatu materi yang diajarkan.
2. Kompetensi Dasar (KD), merupakan penjabaran SK peserta
didik yang cakupan materinya lebih sempit dibanding dengan SK
peserta didik.
.
 Kompetensi merupakan kombinasi dari tiga
kawasan kemampuan manusia secara
terkombinasi, yaitu pengetahuan,
ketrampilan, dan prilaku untuk
meningkatkan kinerja.
 Indikator kuat tentang kompetensi di sini
adalah peningkatan kinerja sampai tigkat
baik atau sangat baik.
 kombinasi pengetahuan,ketrampilan dan
prilaku adalah modal dasar untuk
menghasilkan kinerja.
Pembelajaran Berbasis Kompetensi
Penggunaan konsep tujuan pembelajaran berbasis kompetensi lahir
karena fenomena lulusan pendidikan yang tidak siap bekerja.
Lulusan tersebut hanya mempunyai pengalaman, keterampilan, dan
sikap perilaku, tetapi belum dapat menggunakannya sampai tingkat
mempunyai kinerja yang baik bila sudah bekerja. Bila dianalisis
kebelakang, ditemukan masalah pada titik pangkal
pembelajaran,yaitu rumusan tujuan pembelajran yang berhenti
pada tahap perolehan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
perilaku. Rumusan tujuan program studi dan pembelajran tidak
sampai pada pencapaian kompetensi yang diperlukan dalam dunia
kerja. Melihat fenomena tersebut para pengambil kepututsan
pendidikan menetapkan perlunya penggunaan kurikulum pendidikan
berbasis kompetensi pada semua jenjang dan jenis pendidikan.
Siregar dan Nara (2010,p.67) mengartikan kurikulum berbasis
kompetensi sebagai “suatu kurikulum yang ditunjukkan untuk
menciptakan tamatan yang kompeten dan cerdas dalam
membangun identitas budaya dan bangsanya. Kompetensi yang
dikembangkan berupa keterampilan dan keahlian bertahan hidup
dalam perubahan, pertentangan, ketidakmenentuan,
ketidakpastian, dan kerumitan – kerumitan dalam kehidupan
.
Definisi lain menyatakan:
 Kompetensi adalah kemampuan
mengerjakan apa yang perlu dilakukan ada
saat berhubungan kerja secara produktif
dengan orang lain dan lingkungan
mereka.Kata kunci berhubungan kerja
secara produtif menunjukkan ada unsure
hasil kerja .Jadi , kompetensi itu
mempunyai in dikator produktivitas kerja.
 Definisi itu menunjukkan bahwa
pengetahuan,keterampilan dan sikap
perilaku adalah bagian penting dari
kompetensi.
 Definisi itu juga secara jelas menyatakan
bahwa kompetensi itu lebih dari sekedar
pengetahuan, ketrampilan dan sikap
prilaku
Tujuan pembelajaran adalah kompetensi
yang diharapkan dicapai peserta didik
setelah menyelesaikan proses
pembelajaran.
Kompetensi itu sendiri seperti
disampaikan berbagai definisi sebelum
uraian ini berbentuk kinerja atau unjuk
kerja yang baik dalam bidang kehidupan
atau pekerjaan.Kinerja yang baik itu
dicapai berkat kemampuan menerapkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap
perilaku
Kompetensi ditunjukkan
dengan
kinerja yang minimal baik
Kapabilitas atau kemampuan
sebagai hasil penerapan
kombinasi dari penerapan
pengetahuan,keterampilan dan
sikap prilaku
Perubahan pengetahuan
keterampilan dan sikap prilaku
Kompetensi dicapai sebagai hasil
penggunaan kapabilitas atau
kemampuan dalam pemecahan
masalah aktual
Kapabilitas atau kemapuan disebut
kompetensi dasar yang diperoleh sebagai
hasil perpaduan bakat, pemgalaman dan
pendidikan.Ia menjadi dasar untuk mencapai
kompetensi
Diperoleh sebagai hasil belajar dari
pengalaman dan pendidikan serta menjai
dasar untuk mencapai kapabilitas dan
kompetensi; disebut pula kompetensi dasar
Pada jenjang pendidikan taman kanak- kanak, sekolah dasar,
sekolah lanjutan pertama, dan sekolah menengah atas,
memang tidak dimaksudkan mempersiapkan lulusan untuk
bekerja, tetapi belajar lebih lanjut ke jenjang pendidikan di
atasnya. Namun, demikian rumusan tujuan interuksional pada
semua mata pelajaran di sekolah sekolah itu pun tidak boleh
berhenti pada pengetahuan kogitif tingkatan rendah saja,
tetapi setidaknya sampai pada pencapaian kapabilitas atau
kompetensi dasar agar lebih mudah ditingkatkan menjadi
kompetensi bila meneruskan ke jenjang perguruan tinggi.
Bahkan sebagaian mata pelajaran harus menghasilkan produk
yang berbentuk hasil karya teknologis, sastra, keterampilan
psikomotor , dan sikap perilaku yang semuanya menunjukkan
kinerja.
Kompetnsi awal peserta didik diperoleh dari
sumber internal yang berupa bakat dan dua sumber
eksternal, yaitu pendidikan dan
pengalaman.Kombinasi kedua sumber tersebut
diperoleh peserta didik sebelum mengikuti proses
pembelajrana.Kompetensi awala ini merupakan
faktor yang akan dibandingkan dengan kompetensi
yang dicaai peserta didik setelah menyelesaikan
proses pembelajran.
Siapa yang menentukan kompetesi akhir ini?
Kompetensi akhir dirumuskan oleh:
peserta didik
penyelenggara
pendidikan
Masyarakat
pengguna
lulusan
Mereka adalah pihak yang paling berkepentingan terhadap hasil
pembelajran, karena memanfaatkan hasil pembelajaran dalam
kehidupan pada masa yang akan datang . Mereka adalah pihak
yang perlu dibantu oleh penyelenggara pendidikan membangun
cita – citanya.Untuk mencapai cita cita itu, mereka perlu
mempunyai kompetnesi yang relevan
Mereka adalah pihak yang sangat berkepentigan mendapatkan lulusan
yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja. Mereka paling tahu tentang
kompetensi yang perlu dicapai lulusan karena mereka adalah pihak yang
akan merekrut lulusan untuk bidang pekerjaan yang mereka
butuhkan.Juga termasuk pihak penyelenggara pendidikan di tingkat yang
lebih tinggi.Mereka ini adalah pihak yang paling tahu tentang kompetensi
yang seharusnya dikuasai oleh calon peserta didik pada saaat memulai
rogram pembelajran di tingkat selanjutnya
Di dalamnya termasuk pengajar, dan pengelola satuan
pendidikan. Pengalaman, pandangan, dan pengetahuan mereka
dalam bidang pembelajaran, baik untuk sautu mata pelajaran
atau mata kuliah, maupun suatu program studi akan menjadi
modal yang sangat penting untuk membantu peserta didik
dalam mencapai cita citanya
No
Kemampuan Kompetensi Dasar pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang disebut
No Kompetensi
1
Kemampuan menjelaskan cara membuat proposal
penelitian
1
Membuat proposal penenlitian yang baik
2
Kemampuan cara menulis laporan penelitian
2
Membuat laporan penelitian yang baik
3
Kemampuan membandingkan cara membuat
rancang bangun gedung perkotaan dengan
perdesaan yang baik
3
Membuat rancang bangun gedung perkotaan dan
perdesaan yang baik
4
Menguraikan cara penggunaan peralatan
aboratorium isika dengan baik
4
Menggunakan peralatan laboratorium fisika
dengan baik
5
Menjelaskan cara menenang bola dengan teknik
tandangan pisang yang baik 5
Menendang bola dengan teknik tendangan pisang
dengan baik
6
Menguraikan dengan jeas tentang cara bersopan
santun dalam kehidupan bermasyarakat 6
Berprilaku sopan santun dalam kehidupan
bermasyarakat
7
Menguraikan bentuk perilaku gotong royong sesuai
ajaran Pancasila dengan baik 7
Bergotong royog sesuai ajaran pancasila yang
baik
Contoh perbandingan kemampuan dan kompetensi
Manajemen satuan pendidikan sesungguhnya telah mendapat
lampu hijau dari kebijakan pendidikan nasional dengan
pemberlakuan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
Kebijakan tersebut bermaksud memberikan kewenangan dan
kesempatan berkreasi bagi setiap satuan pendidikan untuk
menciptkanan kurikulum dan pembelajran yang sesuai dengan
kondisi masing- masing. Disamping itu, Manajemen satuan
pendidikan sesungguhnya diberi peluang utuk kreatif dengan
pemberlakuan kebijakan nasional melalui desentralisasi dan
otonomi daerah.Otonomi tersebut memberikan keterluasaan bagi
daerah, kabupaten dan kota madya untuk melakukan berbagai
inovasi dalam penyelenggaraan pendidika.Dengan pendidikan dan
kebijakan KTSP melalui kepala sekolah secara bersama mendapt
kesempatan untuk menampilkan kreativitas dan daya inovatifnya
untuk melakukan pembaharuan dalam dunia pendidikan termasuk
pembaharuan dalam pembelajaran.
kebijakan tersebut tampaknya belum cukup efektif karena pengalaman
masa alu yang sangat panjag dimana hampir semua hal yang seharusnya
diciptakan sendiri oleh pengajar telah ditentukan oleh Pemerintah
(Pusat).Garis – garis besar program pembelajaran (GBPP) yang berfungsi
sebagai cetak biru pembelajaran dan buku yang digunakan selalu
ditentukan oleh Pemerintah.Bahkan ada suatu masa yang cukup panjang
dimana GBPP itu “ diperkuat” dengan satuan acara pembelajran (SAP),
buku wajib dan kisi-kisis tes hasil belajar, seluruhnya dibuatkan oleh
Pemerintah Pusat.
Ruang berkreasi dan berinovasi bagi pengajar seolah ditutup karena
kekhawatiran ketidakseragaman dan ketidakmampuan sebagian besar
pengajar untuk menciptkan pembeljaran hasil kreasinya sendiri.Masa –
masa seperti itu setiap pelatihan tentang metode pembelajaran
dipandang oleh pengajar, kepala sekolah , dan dinas pendidikan secara
keliru, yaitu sebagai instruksi bahwa metode itu yang boleh
digunakan.Pada gilirannya mana kala dikenalkan metode baru seolah –
olah metode yang lama sudah ketinggalan jaman, dan mereka hanya
boleh menggunakan metode terbaru
Pada akhir proses pembelajaran hampir selalu digunakan tes obyektif . Kebiasaan ini
seakan-akan memberi petunjuk lebih jelas bahan dalam setiap kegiatan pembelajaran
dikelas sebaiknya digunakan tes obyektif. Pada hal ujian nasional yang menggunakan tes
obyektif itu karena tidak memungkinkan penggunaan tes karangan (essay) apalagi penilaian
kinerja atau kompetnsi. Pengguna tes obyektif itu karena alasan praktis ( practicality) dan
eisiensi waktu dalam penggunaannya.tes karangan membutuhkan waktu terlalu panjang
untuk memeriksa dan menentukan nilai peserta tes, apalagi jumlah peserta test sangat besar,
ribuan bahkan jutaan orang. Penggunaan tes karangan, tugas – tugas pembuatan makalah,
dan penilaian kinerja praktek, misalnya kompetensi merancang gagasan, menyusun
rencana, menyususn laporan tertulis, membuat desain bangunan, membuat model dalam
kelas karena jumlah pesettanya sedikit, hanya puluhan, demikian pula dalam ujian – ujian
dan ulangan umum tingkat sekolah.
System pembelajaran memang membutuhkan dukungan setiap komponen yang ada
di dalamnya karena hanya melalui keterkaitanfungsi seluruh komponen pembelajaranlah
dapat diwujudkan kompetensi peserta didik seperti yang diharapkan.
Pembelajaran berbasis kompetensi mempunyai beberapa
pengertian,yaitu:
1. proses pembelajaran didesain dan dilaksanakan sesuai dengan
kompetensi yang ditentukan dalam tujuan pembelajaran.
Pelaksaaan pembelajran selama ini pada umumnya diarahkan pada
penguasaan, pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik
degan fokus pada kemampuan teoritis, sehingga penguasaaannya
pun baru sampai pada penguasaan teori belum sampai pada tingkat
kompetensi.Kompetensi diindikasikan oleh tingkatan pencapaian
kinerja dengan baik yang diperoleh dari hasil penerapan
kemampuan dalam bidang pengetahuan, ketrampilan, dan sikap
peserta didik.
2. proses pembelajaran dirancang dan dilaksanakan mulai dari
kompetensi yang telah dikuasai peserta didik sebelum mengikuti
proses pembelajaran.Selanjutnya tahapan pembelajaran dilakukan
secara sistematik.
3. semua komponen yang berada dalam system
pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk
menciptakan proses pembelajran yang mengarah
pada satu hal, yaitu pencapaian kompetensi yang
telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.Untuk
itu , pengajar perlu terampil menggunakan konsep
desain pembelajaran dan pengelolaan kegiatan
pembelajaran.
4. pengukuran keberhasilan pembelajran dilakukan
untuk menentukan tingkat pencapaian kompetnsi
peserta didik. Untuk itu, pengajar yang relevan
dengan tujuan pembelajaran
Keempat hal tersebut merupakan fokus perhatian
dalam mengimpelementasikan pembelajaran berbasis
kompetensi.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot (10)

Tajuk4 fungsi rbt
Tajuk4 fungsi rbtTajuk4 fungsi rbt
Tajuk4 fungsi rbt
 
DSKP Pendidikan Muzik Tahun 5
DSKP Pendidikan Muzik  Tahun 5DSKP Pendidikan Muzik  Tahun 5
DSKP Pendidikan Muzik Tahun 5
 
PENDEKATAN SAINTIFIK - Kurikulum 2013
PENDEKATAN SAINTIFIK - Kurikulum 2013PENDEKATAN SAINTIFIK - Kurikulum 2013
PENDEKATAN SAINTIFIK - Kurikulum 2013
 
Dsk dunia seni visual thn 3
Dsk dunia seni visual thn 3Dsk dunia seni visual thn 3
Dsk dunia seni visual thn 3
 
Kemahiran insaniah dan kepentingan penerapannya dalam program baktisiswa perd...
Kemahiran insaniah dan kepentingan penerapannya dalam program baktisiswa perd...Kemahiran insaniah dan kepentingan penerapannya dalam program baktisiswa perd...
Kemahiran insaniah dan kepentingan penerapannya dalam program baktisiswa perd...
 
Taklimat KSSM kepada pengetua.
Taklimat KSSM   kepada pengetua.Taklimat KSSM   kepada pengetua.
Taklimat KSSM kepada pengetua.
 
Ds bm sjk thp 1
Ds bm sjk thp 1Ds bm sjk thp 1
Ds bm sjk thp 1
 
07. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses
07. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses07. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses
07. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses
 
Butir butir penting implementasi kurikulum (utama)
Butir butir penting implementasi kurikulum (utama)Butir butir penting implementasi kurikulum (utama)
Butir butir penting implementasi kurikulum (utama)
 
Lampiran Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses
Lampiran Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar ProsesLampiran Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses
Lampiran Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses
 

Similar to P pt makalah

panduan umum pengembangan silabus
panduan umum pengembangan silabuspanduan umum pengembangan silabus
panduan umum pengembangan silabus
Onny Wiriandi
 
Makalah pengembangan ernhy
Makalah pengembangan ernhyMakalah pengembangan ernhy
Makalah pengembangan ernhy
Ernhy Hijoe
 
Hanna Handayana 2 A Pendidikan Ekonomi
Hanna Handayana 2 A Pendidikan EkonomiHanna Handayana 2 A Pendidikan Ekonomi
Hanna Handayana 2 A Pendidikan Ekonomi
amoxizty
 
Hanna Handayana 2 A Pendidikan Ekonomi
Hanna  Handayana 2 A  Pendidikan  EkonomiHanna  Handayana 2 A  Pendidikan  Ekonomi
Hanna Handayana 2 A Pendidikan Ekonomi
amoxizty
 
Pelaksanaan KBK
Pelaksanaan KBKPelaksanaan KBK
Pelaksanaan KBK
Anan Nur
 
MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN ANNISA.pdf
MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN ANNISA.pdfMAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN ANNISA.pdf
MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN ANNISA.pdf
XixoHandshome
 
Persiapan akademik lbk f klasikal
Persiapan akademik lbk f klasikalPersiapan akademik lbk f klasikal
Persiapan akademik lbk f klasikal
neviyarni
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
Qbarrizky
 

Similar to P pt makalah (20)

panduan umum pengembangan silabus
panduan umum pengembangan silabuspanduan umum pengembangan silabus
panduan umum pengembangan silabus
 
Kurikulum smp negeri 1 batang kuis buku 1 (1)
Kurikulum smp negeri 1 batang kuis  buku 1 (1)Kurikulum smp negeri 1 batang kuis  buku 1 (1)
Kurikulum smp negeri 1 batang kuis buku 1 (1)
 
pembelajaran berbasis kompetensi
pembelajaran berbasis kompetensipembelajaran berbasis kompetensi
pembelajaran berbasis kompetensi
 
Makalah pengembangan ernhy
Makalah pengembangan ernhyMakalah pengembangan ernhy
Makalah pengembangan ernhy
 
Hanna Handayana 2 A Pendidikan Ekonomi
Hanna Handayana 2 A Pendidikan EkonomiHanna Handayana 2 A Pendidikan Ekonomi
Hanna Handayana 2 A Pendidikan Ekonomi
 
Hanna Handayana 2 A Pendidikan Ekonomi
Hanna  Handayana 2 A  Pendidikan  EkonomiHanna  Handayana 2 A  Pendidikan  Ekonomi
Hanna Handayana 2 A Pendidikan Ekonomi
 
PENGIMBASAN Guru Belajar Seri AKM 2021
PENGIMBASAN Guru Belajar Seri AKM 2021PENGIMBASAN Guru Belajar Seri AKM 2021
PENGIMBASAN Guru Belajar Seri AKM 2021
 
File pengimbasan guru belajar seri akm
File pengimbasan guru belajar seri akmFile pengimbasan guru belajar seri akm
File pengimbasan guru belajar seri akm
 
Pelaksanaan KBK
Pelaksanaan KBKPelaksanaan KBK
Pelaksanaan KBK
 
laporan evaluasi kurikulum.docx
laporan evaluasi kurikulum.docxlaporan evaluasi kurikulum.docx
laporan evaluasi kurikulum.docx
 
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
 
Dskp matematik tahun 6
Dskp matematik tahun 6Dskp matematik tahun 6
Dskp matematik tahun 6
 
Ipi22489
Ipi22489Ipi22489
Ipi22489
 
MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN ANNISA.pdf
MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN ANNISA.pdfMAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN ANNISA.pdf
MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN ANNISA.pdf
 
File Pengimbasan Guru Belajar Seri AKM.pptx
File Pengimbasan Guru Belajar Seri AKM.pptxFile Pengimbasan Guru Belajar Seri AKM.pptx
File Pengimbasan Guru Belajar Seri AKM.pptx
 
Tugas 1 zulvijar purba
Tugas 1 zulvijar purbaTugas 1 zulvijar purba
Tugas 1 zulvijar purba
 
PERSPEKTIF PEND. SD MODUL 7 DAN 8.pptx
PERSPEKTIF PEND. SD MODUL 7 DAN 8.pptxPERSPEKTIF PEND. SD MODUL 7 DAN 8.pptx
PERSPEKTIF PEND. SD MODUL 7 DAN 8.pptx
 
1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx
1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx
1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx
 
Persiapan akademik lbk f klasikal
Persiapan akademik lbk f klasikalPersiapan akademik lbk f klasikal
Persiapan akademik lbk f klasikal
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 

More from Nailul Hasibuan

Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnisAplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Nailul Hasibuan
 

More from Nailul Hasibuan (20)

Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnisAplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
Aplikasi fungsi linier dan sistem persamaan dalam bisnis
 
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSTUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
 
Rpkps anvek unrika
Rpkps anvek unrikaRpkps anvek unrika
Rpkps anvek unrika
 
Rpkps evaluasi 2016
Rpkps evaluasi 2016Rpkps evaluasi 2016
Rpkps evaluasi 2016
 
Rpkps media pembelajaran 2016
Rpkps media pembelajaran 2016Rpkps media pembelajaran 2016
Rpkps media pembelajaran 2016
 
Rpkps trigonometri 2016
Rpkps trigonometri 2016Rpkps trigonometri 2016
Rpkps trigonometri 2016
 
Media pembelajaran matematika
Media pembelajaran matematikaMedia pembelajaran matematika
Media pembelajaran matematika
 
Kurikulum di singapura
Kurikulum di singapuraKurikulum di singapura
Kurikulum di singapura
 
Kurikulum di USA
Kurikulum di USAKurikulum di USA
Kurikulum di USA
 
Kurikulum di Jepang
Kurikulum di JepangKurikulum di Jepang
Kurikulum di Jepang
 
Kurikulum di belanda
Kurikulum di belandaKurikulum di belanda
Kurikulum di belanda
 
Kurikulum di Australia
Kurikulum di AustraliaKurikulum di Australia
Kurikulum di Australia
 
Enactive, iconic, symbolic from nctm 1989
Enactive, iconic, symbolic  from nctm 1989Enactive, iconic, symbolic  from nctm 1989
Enactive, iconic, symbolic from nctm 1989
 
9 character of 21Century Learning
9 character of 21Century Learning9 character of 21Century Learning
9 character of 21Century Learning
 
diagram of 21st century pedagogy
diagram of 21st century pedagogydiagram of 21st century pedagogy
diagram of 21st century pedagogy
 
Melakukan TUjuan Instruksional Khusus
Melakukan TUjuan Instruksional KhususMelakukan TUjuan Instruksional Khusus
Melakukan TUjuan Instruksional Khusus
 
Sistem bilangan cacah dan bulat Teobil
Sistem bilangan cacah dan bulat TeobilSistem bilangan cacah dan bulat Teobil
Sistem bilangan cacah dan bulat Teobil
 
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobilKelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
 
Kekongruenan teobil
Kekongruenan teobilKekongruenan teobil
Kekongruenan teobil
 
Induksi matematika teobil
Induksi matematika teobilInduksi matematika teobil
Induksi matematika teobil
 

P pt makalah

  • 1. PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI DI SUSUN OLEH KELOMPOK 1 : NADRAN HAMDANI SIREGAR AGUS SUYONO HIKMALIA LIA AGUSRINA SIREGAR NOVA RIANI
  • 2. LATAR BELAKANG Pemberlakuan peraturan dan perundangan-undangan yang berkaitan dengan pelaksanaan otonomi pendidikan menuntut adanya upaya pembagian kewenangan dalam berbagai bidang pemerintahan. Hal tersebut membawa implikasi terhadap sistem dan penyelenggaraan pendidikan termasuk pengembangan dan pelaksanaan kurikulum. Tiga hal penting yang perlu mendapat perhatian, yaitu: 1. Diversifikasi Kurikulum yang merupakan proses penyesuaian, perluasan, pendalaman materi pembelajaran agar dapat melayani keberagaman kebutuhan dan tingkat kemampuan peserta didik serta kebutuhan daerah/lokal dengan berbagai kompleksitasnya.
  • 3. 2. Penetapan Standar Kompetensi (SK), dimaksudkan untuk menetapkan ukuran minimal atau secukupnya, mencakup kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dicapai, diketahui, dilakukan, dan mahir dilakukan oleh peserta didik pada setiap tingkatan secara maju dan berkelanjutan sebagai upaya kendali dan jaminan mutu. 3.Pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Provinsi/ Kabupaten/Kota sebagai Daerah Otonomi merupakan pijakan utama untuk lebih memberdayakan daerah dalam penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan potensi daerah yang bersangkutan.
  • 4. Untuk merespon ketiga hal tersebut di atas, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah melakukan penyusunan Standar Isi (SI), yang kemudian dituangkan kedalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 22 tahun 2006, yang mencakup komponen: 1. Standar Kompetensi (SK), merupakan ukuran kemampuan minimal yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dicapai, diketahui, dan mahir dilakukan oleh peserta didik pada setiap tingkatan dari suatu materi yang diajarkan. 2. Kompetensi Dasar (KD), merupakan penjabaran SK peserta didik yang cakupan materinya lebih sempit dibanding dengan SK peserta didik.
  • 5. .  Kompetensi merupakan kombinasi dari tiga kawasan kemampuan manusia secara terkombinasi, yaitu pengetahuan, ketrampilan, dan prilaku untuk meningkatkan kinerja.  Indikator kuat tentang kompetensi di sini adalah peningkatan kinerja sampai tigkat baik atau sangat baik.  kombinasi pengetahuan,ketrampilan dan prilaku adalah modal dasar untuk menghasilkan kinerja. Pembelajaran Berbasis Kompetensi
  • 6. Penggunaan konsep tujuan pembelajaran berbasis kompetensi lahir karena fenomena lulusan pendidikan yang tidak siap bekerja. Lulusan tersebut hanya mempunyai pengalaman, keterampilan, dan sikap perilaku, tetapi belum dapat menggunakannya sampai tingkat mempunyai kinerja yang baik bila sudah bekerja. Bila dianalisis kebelakang, ditemukan masalah pada titik pangkal pembelajaran,yaitu rumusan tujuan pembelajran yang berhenti pada tahap perolehan pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku. Rumusan tujuan program studi dan pembelajran tidak sampai pada pencapaian kompetensi yang diperlukan dalam dunia kerja. Melihat fenomena tersebut para pengambil kepututsan pendidikan menetapkan perlunya penggunaan kurikulum pendidikan berbasis kompetensi pada semua jenjang dan jenis pendidikan. Siregar dan Nara (2010,p.67) mengartikan kurikulum berbasis kompetensi sebagai “suatu kurikulum yang ditunjukkan untuk menciptakan tamatan yang kompeten dan cerdas dalam membangun identitas budaya dan bangsanya. Kompetensi yang dikembangkan berupa keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam perubahan, pertentangan, ketidakmenentuan, ketidakpastian, dan kerumitan – kerumitan dalam kehidupan
  • 7. . Definisi lain menyatakan:  Kompetensi adalah kemampuan mengerjakan apa yang perlu dilakukan ada saat berhubungan kerja secara produktif dengan orang lain dan lingkungan mereka.Kata kunci berhubungan kerja secara produtif menunjukkan ada unsure hasil kerja .Jadi , kompetensi itu mempunyai in dikator produktivitas kerja.  Definisi itu menunjukkan bahwa pengetahuan,keterampilan dan sikap perilaku adalah bagian penting dari kompetensi.  Definisi itu juga secara jelas menyatakan bahwa kompetensi itu lebih dari sekedar pengetahuan, ketrampilan dan sikap prilaku
  • 8. Tujuan pembelajaran adalah kompetensi yang diharapkan dicapai peserta didik setelah menyelesaikan proses pembelajaran. Kompetensi itu sendiri seperti disampaikan berbagai definisi sebelum uraian ini berbentuk kinerja atau unjuk kerja yang baik dalam bidang kehidupan atau pekerjaan.Kinerja yang baik itu dicapai berkat kemampuan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku
  • 9. Kompetensi ditunjukkan dengan kinerja yang minimal baik Kapabilitas atau kemampuan sebagai hasil penerapan kombinasi dari penerapan pengetahuan,keterampilan dan sikap prilaku Perubahan pengetahuan keterampilan dan sikap prilaku Kompetensi dicapai sebagai hasil penggunaan kapabilitas atau kemampuan dalam pemecahan masalah aktual Kapabilitas atau kemapuan disebut kompetensi dasar yang diperoleh sebagai hasil perpaduan bakat, pemgalaman dan pendidikan.Ia menjadi dasar untuk mencapai kompetensi Diperoleh sebagai hasil belajar dari pengalaman dan pendidikan serta menjai dasar untuk mencapai kapabilitas dan kompetensi; disebut pula kompetensi dasar
  • 10. Pada jenjang pendidikan taman kanak- kanak, sekolah dasar, sekolah lanjutan pertama, dan sekolah menengah atas, memang tidak dimaksudkan mempersiapkan lulusan untuk bekerja, tetapi belajar lebih lanjut ke jenjang pendidikan di atasnya. Namun, demikian rumusan tujuan interuksional pada semua mata pelajaran di sekolah sekolah itu pun tidak boleh berhenti pada pengetahuan kogitif tingkatan rendah saja, tetapi setidaknya sampai pada pencapaian kapabilitas atau kompetensi dasar agar lebih mudah ditingkatkan menjadi kompetensi bila meneruskan ke jenjang perguruan tinggi. Bahkan sebagaian mata pelajaran harus menghasilkan produk yang berbentuk hasil karya teknologis, sastra, keterampilan psikomotor , dan sikap perilaku yang semuanya menunjukkan kinerja.
  • 11.
  • 12. Kompetnsi awal peserta didik diperoleh dari sumber internal yang berupa bakat dan dua sumber eksternal, yaitu pendidikan dan pengalaman.Kombinasi kedua sumber tersebut diperoleh peserta didik sebelum mengikuti proses pembelajrana.Kompetensi awala ini merupakan faktor yang akan dibandingkan dengan kompetensi yang dicaai peserta didik setelah menyelesaikan proses pembelajran. Siapa yang menentukan kompetesi akhir ini?
  • 13. Kompetensi akhir dirumuskan oleh: peserta didik penyelenggara pendidikan Masyarakat pengguna lulusan Mereka adalah pihak yang paling berkepentingan terhadap hasil pembelajran, karena memanfaatkan hasil pembelajaran dalam kehidupan pada masa yang akan datang . Mereka adalah pihak yang perlu dibantu oleh penyelenggara pendidikan membangun cita – citanya.Untuk mencapai cita cita itu, mereka perlu mempunyai kompetnesi yang relevan Mereka adalah pihak yang sangat berkepentigan mendapatkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja. Mereka paling tahu tentang kompetensi yang perlu dicapai lulusan karena mereka adalah pihak yang akan merekrut lulusan untuk bidang pekerjaan yang mereka butuhkan.Juga termasuk pihak penyelenggara pendidikan di tingkat yang lebih tinggi.Mereka ini adalah pihak yang paling tahu tentang kompetensi yang seharusnya dikuasai oleh calon peserta didik pada saaat memulai rogram pembelajran di tingkat selanjutnya Di dalamnya termasuk pengajar, dan pengelola satuan pendidikan. Pengalaman, pandangan, dan pengetahuan mereka dalam bidang pembelajaran, baik untuk sautu mata pelajaran atau mata kuliah, maupun suatu program studi akan menjadi modal yang sangat penting untuk membantu peserta didik dalam mencapai cita citanya
  • 14. No Kemampuan Kompetensi Dasar pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang disebut No Kompetensi 1 Kemampuan menjelaskan cara membuat proposal penelitian 1 Membuat proposal penenlitian yang baik 2 Kemampuan cara menulis laporan penelitian 2 Membuat laporan penelitian yang baik 3 Kemampuan membandingkan cara membuat rancang bangun gedung perkotaan dengan perdesaan yang baik 3 Membuat rancang bangun gedung perkotaan dan perdesaan yang baik 4 Menguraikan cara penggunaan peralatan aboratorium isika dengan baik 4 Menggunakan peralatan laboratorium fisika dengan baik 5 Menjelaskan cara menenang bola dengan teknik tandangan pisang yang baik 5 Menendang bola dengan teknik tendangan pisang dengan baik 6 Menguraikan dengan jeas tentang cara bersopan santun dalam kehidupan bermasyarakat 6 Berprilaku sopan santun dalam kehidupan bermasyarakat 7 Menguraikan bentuk perilaku gotong royong sesuai ajaran Pancasila dengan baik 7 Bergotong royog sesuai ajaran pancasila yang baik Contoh perbandingan kemampuan dan kompetensi
  • 15. Manajemen satuan pendidikan sesungguhnya telah mendapat lampu hijau dari kebijakan pendidikan nasional dengan pemberlakuan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Kebijakan tersebut bermaksud memberikan kewenangan dan kesempatan berkreasi bagi setiap satuan pendidikan untuk menciptkanan kurikulum dan pembelajran yang sesuai dengan kondisi masing- masing. Disamping itu, Manajemen satuan pendidikan sesungguhnya diberi peluang utuk kreatif dengan pemberlakuan kebijakan nasional melalui desentralisasi dan otonomi daerah.Otonomi tersebut memberikan keterluasaan bagi daerah, kabupaten dan kota madya untuk melakukan berbagai inovasi dalam penyelenggaraan pendidika.Dengan pendidikan dan kebijakan KTSP melalui kepala sekolah secara bersama mendapt kesempatan untuk menampilkan kreativitas dan daya inovatifnya untuk melakukan pembaharuan dalam dunia pendidikan termasuk pembaharuan dalam pembelajaran.
  • 16. kebijakan tersebut tampaknya belum cukup efektif karena pengalaman masa alu yang sangat panjag dimana hampir semua hal yang seharusnya diciptakan sendiri oleh pengajar telah ditentukan oleh Pemerintah (Pusat).Garis – garis besar program pembelajaran (GBPP) yang berfungsi sebagai cetak biru pembelajaran dan buku yang digunakan selalu ditentukan oleh Pemerintah.Bahkan ada suatu masa yang cukup panjang dimana GBPP itu “ diperkuat” dengan satuan acara pembelajran (SAP), buku wajib dan kisi-kisis tes hasil belajar, seluruhnya dibuatkan oleh Pemerintah Pusat. Ruang berkreasi dan berinovasi bagi pengajar seolah ditutup karena kekhawatiran ketidakseragaman dan ketidakmampuan sebagian besar pengajar untuk menciptkan pembeljaran hasil kreasinya sendiri.Masa – masa seperti itu setiap pelatihan tentang metode pembelajaran dipandang oleh pengajar, kepala sekolah , dan dinas pendidikan secara keliru, yaitu sebagai instruksi bahwa metode itu yang boleh digunakan.Pada gilirannya mana kala dikenalkan metode baru seolah – olah metode yang lama sudah ketinggalan jaman, dan mereka hanya boleh menggunakan metode terbaru
  • 17. Pada akhir proses pembelajaran hampir selalu digunakan tes obyektif . Kebiasaan ini seakan-akan memberi petunjuk lebih jelas bahan dalam setiap kegiatan pembelajaran dikelas sebaiknya digunakan tes obyektif. Pada hal ujian nasional yang menggunakan tes obyektif itu karena tidak memungkinkan penggunaan tes karangan (essay) apalagi penilaian kinerja atau kompetnsi. Pengguna tes obyektif itu karena alasan praktis ( practicality) dan eisiensi waktu dalam penggunaannya.tes karangan membutuhkan waktu terlalu panjang untuk memeriksa dan menentukan nilai peserta tes, apalagi jumlah peserta test sangat besar, ribuan bahkan jutaan orang. Penggunaan tes karangan, tugas – tugas pembuatan makalah, dan penilaian kinerja praktek, misalnya kompetensi merancang gagasan, menyusun rencana, menyususn laporan tertulis, membuat desain bangunan, membuat model dalam kelas karena jumlah pesettanya sedikit, hanya puluhan, demikian pula dalam ujian – ujian dan ulangan umum tingkat sekolah. System pembelajaran memang membutuhkan dukungan setiap komponen yang ada di dalamnya karena hanya melalui keterkaitanfungsi seluruh komponen pembelajaranlah dapat diwujudkan kompetensi peserta didik seperti yang diharapkan.
  • 18. Pembelajaran berbasis kompetensi mempunyai beberapa pengertian,yaitu: 1. proses pembelajaran didesain dan dilaksanakan sesuai dengan kompetensi yang ditentukan dalam tujuan pembelajaran. Pelaksaaan pembelajran selama ini pada umumnya diarahkan pada penguasaan, pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik degan fokus pada kemampuan teoritis, sehingga penguasaaannya pun baru sampai pada penguasaan teori belum sampai pada tingkat kompetensi.Kompetensi diindikasikan oleh tingkatan pencapaian kinerja dengan baik yang diperoleh dari hasil penerapan kemampuan dalam bidang pengetahuan, ketrampilan, dan sikap peserta didik. 2. proses pembelajaran dirancang dan dilaksanakan mulai dari kompetensi yang telah dikuasai peserta didik sebelum mengikuti proses pembelajaran.Selanjutnya tahapan pembelajaran dilakukan secara sistematik.
  • 19. 3. semua komponen yang berada dalam system pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk menciptakan proses pembelajran yang mengarah pada satu hal, yaitu pencapaian kompetensi yang telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.Untuk itu , pengajar perlu terampil menggunakan konsep desain pembelajaran dan pengelolaan kegiatan pembelajaran. 4. pengukuran keberhasilan pembelajran dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian kompetnsi peserta didik. Untuk itu, pengajar yang relevan dengan tujuan pembelajaran Keempat hal tersebut merupakan fokus perhatian dalam mengimpelementasikan pembelajaran berbasis kompetensi.