SlideShare a Scribd company logo
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ucapkan puja dan puji syukur atas rahmat
ALLAH SWT karena berkat ridho-NYA kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya. Penulis juga
mengucapkan kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu
kami dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini.
Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang Epidemiologi
Terjadinya Penyakit Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat
kesalahan yang belum kami ketahui.Maka dari itu kami mohon saran &
kritik dari teman-teman maupun dosen.Demi tercapainya makalah yang
sempurna.
Raha April 2015
penyusun
DAFTAR ISI
KataPengantar......................................................................................
DaftarIsi.................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang......................................................................
B. Tujuan....................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORITIS
1. Faktor Host............................................................................
2. Faktor Agent..........................................................................
3. Faktor Environment.............................................................
4. Port Of Entry, And Port Of
Exit........................................................................................
5. Transmisi...............................................................................
BAB III PEMBAHASAN
A. Pencegahan...........................................................................
B. Pemberantasan ....................................................................
C. Penatalaksanaan..................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................
B. Saran.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit merupakan salah satu gangguan kehidupan manusia yang
telah dikenal orang sejak dahulu. Pada mulanya, konsep terjadinya
didasarkan pada adanya gangguan makhluk halus atau karena
kemurkaan dan yang maha pencipta. Hingga saat ml, masih banyak
kelompok masyarakat di negara berkembang yang meng anut konsep
tersebut. Di bin pihak masih ada gangguan kesehatan/ penyakit yang
belum jelas penyebabnya, maupun proses kejadian.
Pada tahap berikutnya, Hippocrates telah mengembangkan teori
bahwa timbulnya penyakit disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang
meliputi air, udara, tanah, cuaca, dan lain sebagainya. Namun demikian
dalam teori tidak dijelaskan bagaimana kedudukan manusia dalam
interaksi tersebut, serta tidak dijelaskan tentang faktor lingkungan
bagaimana yang dapat menimbulkan penyakit.
Pada kehidupan masyarakat Cina dikenal pula teori terjadinya
penyakit yang timbul karena adanya gangguan keseimbangan cairan
dalam tubuh manusia (teori humoral). Dalam teori ini dikatakan bahwa
dalam tubuh manusia ada empat macam cairan, yakni cairan putih,
kuning, merah, dan hitam. Bila terjadi gangguan.
keseimbangan tersebut, akan menimbulkan penyakit tertentu,
(tergantung pada jenis cairan mania yang bersifat dominan. Hingga hunt
ml, Icon tersebut masih merupakan dasar dalam sistem pengobatan Cina
tradisional,
Kemudian berkembang teori terjadinya penyakit karena sisa makhluk
hidup yang mengalami pembusukan, sehingga meninggalkan
pengotoran udara dun lingkungan sekitarnya. Teori ini terutama pada
abad pertengahan dan pada waktu itu lebih mengarah pada kebersihan
lingkungan terhadap sisa-sisa peninggalan makhluk hidup. Contoh
pengaruh teori tersebut adalah timbulnya penyakit malaria yang di kira
karena sisa-sisa pembusukan binatang dan tumbuhan yang ada di rawa-
rawa (malaria artinya daerah yang jelek) dan masih ada masyarakat
yang tetap menganut teori tersebut.
Akhirnya pada abad-abad selanjutnya, terjadi perubahan yang cukup
besar dalam konsep terjadinya penyakit, dengan didapatkannya
mikroskop. sehingga konsep penyebab penyakit beralih ke jasad renik
Perkembangan selanjutnya mengantar para ahli ke arah hormonal yang
semakin berkembang. Pada saat itu, orang mulai optimis dalam
menghadapi berbagai penyakit dengan antibiotika, sistem imunitas, dan
lain sebagainya.
Ternyata setelah penyakit menular mulai dapat di atasi pada
negara-negara maju, muncullah masalah berbagai penyakit
menahan/tidak menular yang unsur dan faktor penyebabnya sangat
berkaitan erat dengan faal tubuh, mutasi dan sifat resistensi tubuh, dan
pada umumnya terdiri dari berbagai faktor yang saling kiat mengkait.
Keadaan ini sangat erat hubungannya dengan berbagai pengamatan
epidemiologi terhadap gangguan kesehatan. Dan pada saat ini, teori
tentang faktor penyebab penyakit tidak dapat dipisahkan dengan
berbagai faktor yang berperan dalam proses kejadian penyakit yang
dikembangkan melalui teori ekologi lingkungan yang didasarkan pada
konsep bahwa manusia berinteraksi dengan berbagai faktor penyebab
dalam lingkungan tertentu dan pada keadaan tertentu akan menimbulkan
penyakit yang tertentu pula.
B. Tujuan
Umum
Untuk mengetahui konsep dasar timbulnya penyakit di dalam lingkungan
masyarakat.
Khusus
 Untuk mengetahui perkembangan teori terjadi penyakit
 Untuk mengetahui konsep penyebab dan proses awal terjadinya.
 Untuk mengetahui riwayat alamiah suatu penyakit
 Untuk mengetahui pola penyebaran penyakit
 Untuk mengetahui penyebab majemuk
 Untuk mengetahui manfaat riwayat alamiah riwayat
C. Manfaat
1. Manfaat Ilmiah
 Merupakan manfaat bagi ilmu kesehatan sebagai
data dasar konsep timbul penyakit
2. Manfaat Praktis
 Dapat digunakan sebagai panduan di dalam konsep
timbul awal mulanya penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep penyebab dan proses terjadinya penyakit dalam
epidemiologi berkembang dari rantai sebab akibat kesuatu proses
kejadian penyakit yakni proses interaksi antara manusia (pejamu)
dengan berbagai sifatnya (biologis, Fisiologis, Psikologis, Sosiologis dan
antropologis) dengan penyebab (agent) serta dengan lingkungan
(Enviroment). (Nur nasry noor,2000.Dasar epidemiologi,Rineka
cipta.Jakarta)
Menurut John Bordon, model segitiga epidemiologi
menggambarkan interaksi tiga komponen penyakit yaitu Manusia (Host),
penyebab (Agent) dan lingkungan (Enviromet). Untuk memprediksi
penyakit, model ini menekankan perlunya analis dan pemahaman
masing-masing komponen. Penyakit dapat terjadi karena adanya ketidak
seimbangan antar ketiga komponen tersebut. Model ini lebih di kenal
dengan model triangle epidemiologi atau triad epidemilogi dan cocok
untuk menerangkan penyebab penyakit infeksi sebab peran agent (yakni
mikroba) mudah di isolasikan dengan jelas dari lingkungan.
A. FAKTOR PEJAMU ( HOST ):
hal-hal yang berkaitan dengan terjadinya penyakit pada
manusia, antara lain :
a) Umur, jenis kelamin, ras, kelompok etmik (suku) hubungan
keluarga
b) Bentuk anatomis tubuh
c) Fungsi fisiologis atau faal tubuh
d) Status kesehatan, termasuk status gizi
e) Keadaan kuantitas dan respon monitors
f) Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial
g) Pekerjaan,
Menurut Hari Purnomo yang paling berkepentingan dan
berperan untuk membuat terjadinya suatu penyakit atau tidak
justru manusia? Mengapa karena dia yang diberi rahmat untuk
mengendalikan, katanya jelas. Dalam manusia juga memiliki
karakteristik yang sangat berpengaruh seperti jenis kelamin (laki-
laki dan perempuan), usia (tua, muda, anak-anak), dll. Semua itu
berpengaruh terhadap timbulnya penyakit.
Contoh kongkrit wanita lebih rentan terhadap serangan
berbagai penyakit-usahapun demikian karena usia yang amat tua
dan amat muda akan mudah jatuh sakit. Kemudian faktor
keturunan juga berpengaruh. Misalnya penyakit keturunan
talasemia. Jika ada plasmodium melawan ditukarkan pada orang
tersebar oleh nyamuk, penyakit itu tidak akan terjangkit pada
penderita talasemia, karena sel darah merah yang ada tidak
menguntungkan untuk pertumbuhan plasmodium. Dan faktor yang
sangat penting orang perilaku kebiasaan untuk faktor perilaku dan
kebiasaan menurut hari, secara dan kebiasaan tertentu, memang
bisa menimbulkan resiko memberikan proteksi dan perlindungan.
Dan semata-mata karya menyoroti kebiasaan hidup.
Tetapi kebiasaan hidup yang mana, yang bisa dikatakan
memberikan perlindungan atau memberikan kecenderungan
terjadi penyakit.(http;// Konsep dasar perjalanan penyakit.)
 Unsur pejamu secara umum dapat dibagi dalam doa kelompok
yaitu :
1. Manusia sebagai makhluk biologis memiliki sekat biologis tertentu
seperti
o Umur, jenis kelamin, ras dan keturunan
o Bentuk anatomis tubuh serta
2. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai berbagai sifat
khusus seperti Kelompok etnik termasuk adat, kebiasaan, agama
dan hubungan keluarga sehubungan sosial
kemasyarakatan.Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial sehari-
hari termasuk kebiasaan hidup sehat. pada dasarnya, tidak satu
pun penyakit yang dapat timbul hanya di sebabkan oleh satu
faktor tunggal semata, pada umumnya kejadian penyakit di
sebabkan oleh berbagai unsur yang secara bersama-sama
mendorong terjadinya penyakit, namun demikian, secara dasar,
unsur penyebab penyakit dapat di bagi dalam dua bagian utama
yakni :
 Penyebab kausal primer, dan
 Penyebab kausal sekunder
a) Penyebab kausal primer
Unsur ini dianggap sebagai faktor kausal Terjadinya penyakit,
dengan ketentuan bahwa walaupun unsur ini ada, belum tentu terjadi
penyakit, tetapi sebaliknya, Pada penyakit tertentu, unsur ini dijumpai
sebagai unsur penyebab kausal. Unsur penyebab kausul ini dapat dibagi
dalam 6 kelompok yaitu :
1. Unsur penyebab biologis yakni semua unsur penyebab
yang tergolong makhluk hidup termasuk kelompok mikro
organisme seperti Virus, bakteri, protozoa, jamur, kelompok
cacing, dan insekta. Unsur penyebab ini pada umumnya di
jumpai pada penyakit infeksi menular
2. Unsur penyebab, nutrisi yakni semua unsur penyebab yang
termasuk golongan zat nutrisi dan dapat menimbulkan
penyakit tertentu karena kekurangan maupun kelebihan zat
nutrisi tertentu seperti protein, lemak, hidrat arang, vitamin,
mineral, dan air.
3. unsur penyebab kimiawi yakni semua unsur dalam bentuk
senyawaan kimia yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan/penyakit tertentu. Unsur ini pada umumnya
berasal dari luar tubuh termasuk berbagai jenis zat, racun,
obat-obatan keras, berbagai senyawaan kimia ini dapat
berbentuk padat, cair, uap, maupun gas. Ada pula
senyawaan kimiawi sebagai hasil produk tubuh (dari dalam)
yang dapat menimbulkan penyakit tertentu seperti ureum,
kolesterol, dan lain-lain
4. unsur penyebab fisika yakni semua unsur yang dapat
menimbulkan penyakit melalui proses fisika umpamanya
panas (luka bakar), irisan, tikaman, pukulan (rudapaksa),
radiasi dan lain-lain. Proses kejadian penyakit dalam hal ini
terutama melalui proses fisika yang dapat menimbulkan
kelainan dan gangguan kesehatan.
5. Unsur penyebab psikis yakni semua unsur yang pertalian
dengan kejadian penyakit gangguan jiwa serta gangguan
tingkah laku sosial. Unsur penyebab ini belum jelas proses
dan mekanisme kejadian dalam timbulnya penyakit, bahkan
sekelompok ahli lebih menitik beratkan kejadian penyakit
pada unsur penyebab genetika. Dalam hal ini kita harus
berhati-0hati terhadap faktor kehidupan sosial yang bersifat
non kausal serta lebih menampakkan diri dalam
hubungannya dengan proses kejadian penyakit maupun
gangguan kejiawaan.
b) Penyebab non kausal (sekunder)
Penyebab sekunder merupakan unsur pembantu/penambah
dalam proses kejadian penyakit dan ikut dalam hubungan sebab akibat
terjadinya penyakit. Dengan demikian, maka dalam setiap analis
penyebab penyakit dan hubungan sebab akibat terjadinya penyakit, kita
tidak hanya berpusat pada penyebab kausal primer semata, tetapi harus
memperhatikan semua unsur lain di luar unsur penyebab kausal primer.
Hal ini di dasarkan pada ketentuan bahwa pada umumnya
kejadian setiap penyakit sangat di pengaruhi oleh berbagai unsur yang
berinteraksi dengan unsur penyebab dan ikut dalam proses sebab
akibat. Sebagai contoh pada penyakit kardiovaskuler, tuberkulosis,
kecelakaan lalu lintas, dan lain sebagainya. Kejadiannya tidak di batasi
hanya pada penyebab kausal saja, tetapi harus di analisis dalam bentuk
suatu rantai sebab akibat di mana peranan unsur penyebab sekunder
sangat kuat dalam mendorong penyebab kausal primer untuk dapat
secara bersama-sama menimbulkan penyakit. (Nur nasry
noor,2000.Dasar epidemiologi,Rineka cipta,Jakarta. Hal.25-27)
B. FAKTOR AGENT
menurut model segitiga epidemilogi terdiri dari biotis dan
abiotis yaitu:
 Biotis khususnya pada penyakit menular yaitu terjadi dari 5
golongan yaitu:
1. Protozoa : misalnya Plasmodum, amodea
2. Metazoa : misalnyaarthopoda , helminthes
3. Bakteri misalnya Salmonella, meningitis
4. Virus misalnya dengue, polio, measies, lorona
5. Jamur Misalnya : candida, tinia algae, hystoples osis
 Abiotis, terdiri dari:
1. Nutrient Agent, misalnya kekurangan /kelebihan gizi
(karbohididrat, lemak, mineral, protein dan vitamin)
2. Chemical Agent, misalnya pestisida, logam berat, obat-obatan
3. Physical Agent, misalnya suhu, kelembaban panas, kardiasi,
kebisingan.
4. Mechanical Agent misalnya pukulan tangan kecelakaan, benturan,
gesekan, dan getaran
5. Psychis Agent, misalnya gangguan phisikologis stress depresi
6. Physilogigis Agent, misalnya gangguan genetik.
Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial sehari-hari termasuk
kehidupan sehat.(Heru subari,dkk,2004.Manajemen epidemiologi,Media
pressindo,Yogyakarta. Hal.16-17.)
C. FAKTOR ENVIRONMENT
Unsur lingkungan memegang peranan yang cukup penting dalam
menentukan terjadinya sifat karakteristik individu sebagai pejamu dan
ikut memegang peranan dalam proses kejadian penyakit.
1. Lingkungan Biologis
Segala flora dan fauna yang berada di sekitar manusia yang antara ,ain
meliputi :
Beberapa mikroorganisme patogen dan tidak
patogen;
Vektor pembawa infeksi
Berbagai binatang dan tumbuhan yang dapat
mempengaruhi kehidupan manusia, baik
sebagai sumber kehidupan (bahan makanan
dan obat-obatan), maupun sebagai
reservoir/sumber penyakit atau pejamu antara
(host intermedia) ; dan
Fauna sekitar manusia yang berfungsi
sebagai vektor penyakit tertentu terutama
penyakit menular.
Lingkungan biologis tersebut sangat berpengaruh dan memegang
peranan yang penting dalam interaksi antara manusia sebagai pejamu
dengan unsur penyebab, baik sebagai unsur lingkungan yang
menguntungkan manusia (senbagai sumber kehidupan) maupun yang
mengancam kehidupan / kesehatan manusia (Nur nasri
noor.2002,Epidemiologi,Univesutas Hasanuddin Makassar.Hal.28-29)
1. Lingkungan fisik
Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia
baik secara langsung, maupun terhadap lingkungan biologis dan
lingkungan sosial manusia. Lingkungan fisik (termasuk unsur kimiawi
serta radiasi) meliputi :
Udara keadaan cuaca, geografis, dan
golongan
Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun
sebagai bentuk pemencaran pada air, dan
Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara,
tanah dan air, radiasi dan lain sebagainya.
Lingkungan fisik ini ada yang termasuk secara alamiah tetapi banyak
pula yang timbul akibat manusia sendiri (Nur nasri noor,2000,Dasar
epidemiologi,Rinika cipta,Jakarta. Hal.28.)
1. Lingkungan sosial
Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem
organisasi. Serta instusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang
membentuk masyarakat tersebut. Lingkungan sosial ini meliputi :
Sistem hukum, administrasi dan lingkungan
sosial politik, serta sistem ekonomi yang
berlaku;
Bentuk organisasi masyarakat yang berlaku
setempat
Sistem pelayanan kesehatan serta kebiasaan
hidup sehat masyarakat setempat, dan
Kebiasaan hidup masyarakat
Kepadatan penduduk. Kepadatan rumah
tangga, serta berbagai sistem kehidupan
sosial lainnya.
Dari keseluruhan unsur tersebut di atas, di mana hubungan
interaksi antara satu dengan yang lainnya akan menentukan proses dan
arah dari proses kejadian penyakit, baik pada perorangan, maupun
dalam masyarakat. Dengan demikian maka terjadinya suatu penyakit
tidak hanya di tentukan oleh unsur penyebab semata, tetapi yang utama
adalah bagaimana rantai penyebab dan hubungan sebab akibat di
pengaruhi oleh berbagai faktor maupun unsur lainnya. Oleh sebab itu,
maka dalam setiap proses terjadinya penyakit, selalu kita memikirkan
adanya penyebab jamak (multiple causational). Hal ini sangat
mempengaruhi dalam menetapkan program pencegahan maupun
penanggulangan penyakit tertentu. Karena usaha tersebut hanya akan
memberikan hasil yang di harapkan bila dalam perencanaannya
memperhitungkan berbagai unsur di atas.(Nur nasry
noor.2002.Epidemiologi.Universitas Hasanuddin,Makassar.Hal.29)
Dari penyesalan model segitiga epidemiologi sangat berhubungan
erat dan saling terkait, dan keseimbangan itulah yang menentukan terjadi
atau tidaknya suatu penyakit. Dan pertimbangan ini menerapkan
pertimbangan mendasar yang sangat terpisah, tetapi itu tidak cukup
sebab masih ada beberapa pertimbangan penting lainnya yakni
pertimbangan perjalanan alamiah penyakit.(http;//portal tiens.com/portal)
enyadari bahwa mencegah berbagai penyakit lebih baik dan lebih
ekonomis dari pada mengobati penyakit, maka faktor-faktor penentu
terjadinya suatu penyakit perlu kita kenali dan pahami.
Di tengah kecenderungan meningkatnya penyakit akibat pola
perilaku gaya hidup yang tidak sehat instabilities lingkungan yang tidak
ramah, tuntutan masyarakat atas layanan kesehatan yang layak terus
meningkat. Hal ini berjalan seiring dengan berjalannya daya dukung,
kebijakan , dan berkepihakan pemerintah terhadap kepentingan
masyarakat.(http;//.www.republika.co.id)
Menurut peran pakar, perilaku manusia dan pencemaran
lingkungan merupakan dua faktor penyebab tidak langsung berbagai
penyakit yang perlu di atasi penanggulangannya. Selain itu untuk
pencegahan dini, faktor gizi terhadap proses terjadi penyakit seiring
dengan bertambahnya perlu mendapat perhatian. Dengan dukungan gizi
yang seimbang, proses terjadinya penyakit dapat di hambat, di Hentikan,
bahkan di sembuhkan. Namun satu hal yang lebih penting adalah
pencegahan terjadinya penyakit yang dapat dilakukan dengan dukungan
gizi yang optimal.
Sejak 1950-an kita mengenal pedoman empat sehat lima
sempurna yang masih sering di gunakan sampai saat ini. Dengan
pengembangan dan penyempurnaan 4 sehat 5 sempurna yang di
sesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi gizi serta masalah
gizi yang ada saatini, maka sejak 1995 Departemen kesehatan bersama
dengan sektor terkait mengeluarkan pedoman. Aman gizi seimbang
(PUGS) yang berisi pesan Dasar Gizi seimbang.(http;//www.yahoo.com.)
PENYEBAB TIMBULNYA PENYAKIT SEKARANG INI
Pencemaran makanan
1. Sisa-sisa pestisida dan pupuk pada buah-buahan, sayur-
sayuran-sayuran makanan lainnya
2. Bahan tambahan. zat pewarna. dan penyedap rasa pada
makanan dibekukan;
3. Zat penawar racun. hormon, dsb., pada makanan hewan;
4. Kerusakan bahan gizi selama proses memasak.
Pencemaran lingkungan dan udara
1) Gas limbah industri;
2) Pencemaran rumah tempat tinggal sebagai akibat dan berbagai
interior;
Pencemaran sumber air
1) Air limbah industri;
2) Penimbunan mikro organisme dalam air:
3) Pupuk. pestisida, sampah putih:(4) Pencemaran pada proses
pemanasan air ledeng :
5) Air minum yang tidak diproses menurut aturan.
Pencemaran yang disebabkan oleh fasilitas modern
Televisi, radio. kabel tegangan tinggi, microwave. komputer, pemantul
cahaya yang kuat, dan radiasi frekuensi rendah, semua berpengaruh.
Polusi suara
Suara yang ditimbulkan oleh mobil, mesin, sepeda motor. suara orang
seseorang menjadi cepat marah dan sukar untuk berkonsentrasi.
Standar Kesehatan
Kesehatan memerlukan diet yang seimbang. tidur yang cukup, latihan
memiliki jiwa yang sehat. Orang sehat memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1) Berbadan yang kuat, memiliki kemampuan untuk dengan mudah
menangani tekanan dan kehidupan sehari-hari tanpa mengalami
stress, dan mampu untuk melakukan segala sesuatu yang
dibutuhkan.
2) Memiliki rasa optimis dengan sikap yang positif, kebersediaan
untuk bertanggung jawab atas tindakan yang telah dilakukan,
bersikap ketat terhadap din sendiri namun lembut terhadap orang
lain.
3) Kemampuan untuk menangani berbagai keadaan yang bersifat
darurat dan mampu untuk beradaptasi terhadap adanya
perubahan.
4) Kemampuan untuk bertahan terhadap cuaca dingin yang normal
dan penyakit menular.
5) Memiliki berat badan yang normal dan bentuk tubuh yang
sebanding terhadap semua bagian dan tubuh ketika berada pada
posisi berdiri yang layak.
6) Mata bersinar, cekatan dalam bertindak, dan tanpa adanya iritasi
7) Memiliki rambut yang bercahaya dengan sedikit atau tanpa
adanya ketombe.
8) Memiliki gigi yang bersih tanpa adanya gigi berlubang atau yang
terasa sakit, dan dengan gusi yang sehat.
9) Kondisi otot dan kulit yang elastis. bila berjalan dengan langkah
yang gesit.
10)Memiliki kemampuan untuk beristirahat dan tidur dengan baik.
KARAKTERISTIK SEGITIGA UTAMA
Ketiga faktor dalam trias epidemiologi terus menerus dalam keadaan
berinterkasi satu sama lain. Jika interaksinya seimbarig, terciptalah
keadaan sehat. Begitu terjadi gangguan keseimbangan, muncul
penyakit. Terjadinya gangguan keseimbangan bermula dan perubahan
unsur-unsur trias itu. Perubahan unsur trias yang potensial
menyebabkan kesakitan tergantung pada karakteristik dan ketiganya dan
interaksi antara ketiganya.
A. Karakteristik Penjamu ( Host )
Manusia mempunyai karakteristik tersendiri dalam menghadapi ancaman
penyakit, yang bisa berupa:
1. Resistensi.: kemampuan dan penjamu untuk bertahan
terhadap suatu infeksi. Terhadap suatu infeksi kuman
tertentu, manusia mempunyai mekanisme pertahanan
tersendiri dalam menghadapinya.
2. Imunitas: kesanggupan host untuk mengembangkan suatu
respon imunologis, dapat secara alamiah maupun
perolehan (non-alamiah), sehingga tubuh kebal terhadap
suatu penyakit tertentu. Selain mempertahankan diri, pada
jenis-jenis penyakit tertentu mekanisme pertahanan tubuh
dapat menciptakan kekebalan tersendiri. Misalnya campak,
manusia mempunyai kekebalan seumur hidup, mendapat
munitas yang tinggi setelah terserang campak, sehingga
seusai kena campak sekali maka akan kebal seumur hidup.
3. lnfektifnes (infectiousness): potensi penjamu yang terinfeksi
untuk menularkan penyakit kepada orang lain. Pada
keadaan sakit maupun sehat, kuman yang berada dalam
tubuh manusia dapat berpindah kepada manusia dan
sekitarnya.
B. Karakteristik Agen
1. Infektivitas: kesanggupan dan organisma untuk beradaptasi
sendiri terhadap lingkungan dan penjamu untuk mampu
tinggal dan berkembang biak (multiply) dalam jaringan
penjamu. Umumnya diperlukan jumlah tertentu dan suatu
mikroorganisma untuk mampu menimbukan infeksi
terhadap penjamunya. Dosis infektivitas minimum
(minimum infectious dose) adalah jumlah minimal
organisma yang dibutuhkan untuk menyebabkan infeksi.
jumlah ini berbeda antara berbagai spesies mikroba dan
antara individu.
2. Patogenesitas: kesanggupan organisma untuk
menimbulkan suatu reaksi klinik khusus yang patologis
setelah terjadinya infeksi pada penjamu yang diserang.
Dengan perkataan lain, jumlah penderita dibagi dengan
jumlah orang yang terinfeksi, Hampir semua orang yang
terinfeksi dengan virus smallpox menderita penyakit (high
pathogenicthy), sedangkan orang yang terinfeksi poliovirus
tidak semua jatuh sakit (low pathogenicity).
3. Virulensi: kesanggupan organisma tertentu untuk
menghasilkan reaksi patologis yang berat yang selanjutnya
mungkin menyebabkan kematian. Virulensi kuman
menunjukkan beratnya (severity) penyakit.
4. Toksisitas: kesanggupan organisma untuk memproduksi
reaksi kimia yang toksis dan substansi kimia yang
dibuatnya. Dalam upaya merusak jaringan untuk
menyebabkan penyakit berbagai kuman mengeluarkan zat
toksis.
5. Invasitas: kemampuan organisme untuk melakukan
penetrasi dan menyebar setelah memasuki jaringan
6. Antigenisitas: kesanggupan organisma untuk merangsang
reaksi imunologis dalam penjamu. Beberapa organisma
mempunyai antigenisitas Iebih kuat dibanding yang lain.
Jika menyerang pada aliran darah (virus measles) akan
lebih merangsang immunoresponse dan yang hanya
menyerang permukaan membrane (gonococcus).
C. Karakteristik Lingkungan
2. Topografi: situasi lokasi tertentu, baik yang natural maupun
buatan manusia yang mungkin mempengaruhi terjadinya
dan penyebaran suatu penyakit tertentu.
3. Geograuis: keadaan yang berhubungan dengan struktur
geologi dan bumi yang berhubungan dengan kejadian
penyakit.
TAHAPAN PERJALANAN PENYAKIT
1. Tahap Pre-Patogenesa
Pada tahap ini telah terjadi interaksi antara pejamu dengan
bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih diluar tubuh manusia,
dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh manusia dan belum
masuk kedalam tubuh pejamu. Pada keadaan ini belum ditemukan
adanya tanda – tanda penyakit dan daya tahan tubuh pejamu
masih kuat dan dapat menolak penyakit. Keadaan ini disebut
sehat.
2. Tahap Patogenesa
a) Tahap Inkubasi
Tahap inkubasi adalah masuknya bibit penyakit kedalam tubuh
pejamu, tetapi gejala- gejala penyakit belum nampak. Tiap-tiap
penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda, ada yang
bersifat seperti influenza, penyakit kolera masa inkubasinya
hanya 1-2 hari, penyakit Polio mempunyai masa inkubasi 7–14
hari, tetapi ada juga yang bersifat menahun misalnya kanker
paru-paru, AIDS dan sebagainya.
Jika daya tahan tubuh tidak kuat, tentu penyakit akan berjalan
terus yang mengakibatkan terjadinya gangguan pada bentuk
dan fungsi tubuh. Pada suatu saat penyakit makin bertambah
hebat, sehingga timbul gejalanya. Garis yang membatasi antara
tampak dan tidak tampaknya gejala penyakit disebut dengan
horison klinik.
b) Tahap Penyakit Dini
Tahap penyakit dini dihitung mulai dari munculnya gejala-gejala
penyakit, pada tahap ini pejamu sudah jatuh sakit tetapi
sifatnya masih ringan. Umumnya penderita masih dapat
melakukan pekerjaan sehari-hari dan karena itu sering tidak
berobat. Selanjutnya, bagi yang datang berobat umumnya tidak
memerlukan perawatan, karena penyakit masih dapat diatasi
dengan berobat jalan.
Tahap penyakit dini ini sering menjadi masalah besar dalam
kesehatan masyarakat, terutama jika tingkat pendidikan
penduduk rendah, karena tubuh masih kuat mereka tidak
datang berobat, yang akan mendatangkan masalah lanjutan,
yaitu telah parahnya penyakit yang diderita, sehingga saat
datang berobat sering telah terlambat.
c) Tahap Penyakit Lanjut
Apabila penyakit makin bertambah hebat, penyakit masuk
dalam tahap penyakit lanjut. Pada tahap ini penderita telah
tidak dapat lagi melakukan pekerjaan dan jika datang berobat,
umumnya telah memerlukan perawatan.
d) Tahap Akhir Penyakit
Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir.
Berakhirnya perjalanan penyakit tersebut dapat berada dalam
lima keadaan, yaitu :
1. Sembuh sempurna; penyakit berakhir karena host sembuh
secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi tubuh kembali
kepada keadaan sebelum menderita penyakit.
2. Sembuh tetapi cacat; penyakit yang diderita berakhir dan
penderita sembuh. Sayangnya kesembuhan tersebut tidak
sempurna, karena ditemukan cacat pada host. Adapun
yang dimaksudkan dengan cacat, tidak hanya berupa cacat
fisik yang dapat dilihat oleh mata, tetapi juga cacat
mikroskopik, cacat fungsional, cacat mental dan cacat
sosial.
3. Carrier; pada carrier perjalanan penyakit seolah-olah
terhenti, karena gejala penyakit memang tidak tampak lagi.
Padahal dalam diri host masih ditemukan bibit penyakit
yang pada suatu saat, misalnya jika daya tahan tubuh
berkurang, penyakit akan timbul kembali. Keadaan carrier
ini tidak hanya membahayakan diri host sendiri, tetapi juga
masyarakat sekitarnya, karena dapat menjadi sumber
penularan.
4. Kronis; perjalanan penyakit tampak terhenti karena gejala
penyakit tidak berubah, dalam arti tidak bertambah berat
dan ataupun tidak bertambah ringan. Keadaan yang seperti
tentu saja tidak menggembirakan, karena pada dasarnya
host tetap berada dalam keadaan sakit.
5. Meninggal dunia; terhentinya perjalanan penyakit disini,
bukan karena sembuh, tetapi karena host meninggal dunia.
Keadaan seperti ini bukanlah tujuan dari setiap tindakan
kedokteran dan keperawatan.
Penyakit tersebut dikenal dengan nama riwayat alamiah
perjalanan penyakit (natural history of disease) terutama
untuk penyakit infeksi. Riwayat alamiah suatu penyakit
adalah perkembangan penyakit tanpa campur tangan
medis atau bentuk intervensi lainnya sehingga suatu
penyakit berlangsung secara natural.
PERKEMBANGAN TEORI TERJADINYA PENYAKIT
Penyakit timbul karena gangguan makhluk halus.
1. Teen Hypocrates, bahwa penyakit timbul karena pengaruh
Iingkungan terutama: air, udara, tanah, cuaca (tidak dijeIaskan
kedudukan manusia dalam Iingkungan).
2. Teori Humoral, dimana dikatakan bahwa penyakit timbul karena
gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh.
3. Teori Miasma, penyakit timbul karena sisa dari mahkluk hidup
yang mati membusuk, meninggalkan pengotoran udara dan
Iingkungan.
4. Teori jasad renik (teori Germ), terutama setelah ditemukannya
mikroskop dan dilengkapi teori imunitas.
5. Teori nutrisi dan Resistensi, hasil pengamatan pelbagai
pengamatan epidemiologis.
Teori Ekologi lingkungan, bahwa manusia berinteraksi dengan penyebab
dalam Iingkungan tertentu dapat menimbulkan penyakit.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pencegahan
Pencegahan penyakit datang dari diri sendiri, individu dapat
meminimalkan pola hidup yang tidak sehat dan memaksimalkan
pola hidup sehat. Dibawah ini beberapa tindakan pencegahan
untuk penyakit menular dan penyakit tidak menular, diantaranya :
a. Menjaga kebersihan lingkungan
Di lingkungan kita banyak sekali hal – hal yang bias kita lihat
dan evaluasi, seperti, sampah dan kotoran yang menumpuk,
drainase yang kotor serta ventilasi/lubang untuk pertukaran
udara didalam rumah yang buruk bias menjadi sebab
timbulnya berbagai macam penyakit, khususnya penyakit
saluran pernapasan.
b. Cuci tangan dengan sabun
Kita tahu bahwa tangan adalah organ yang digunakan untuk
berbagai aktivitas, dan tangan beresiko sebagai perantara
virus untuk masuk ke tubuh. Tangan menjadi media perantara
kuman maupun mikroorganisme yang lain. Saat kita tanpa
sengaja memegang bekas ludah atau kotoran, maka penyakit
mudah sekali masuk kedalam tubuh.
c. Olahraga yang teratur dan istirahat yang cukup
Membiasakan diri untuk melakukan kegiatan rutin dengan
berolahraga dapat membantu meningkatkan daya tahan
tubuh. Istirahat yang cukup membantu tubuh agar tetap bugar.
Pola makan yang seimbang, perlunya mengatur pola makan,
terutama menu makanan sehat, hindari makanan yang
bersesiko terhadap kesehatan seperti, minuman bersoda dan
beralkohol, makanan ringan/snack, makanan olahan/makanan
yang mengandung pengawet, makanan yang ,mengandung
Na, makanan tinggi kolesterol, dsb.
d. Pola hidup yang sehat
Selalu berpikir positip membantu kita terhindar dari stress.
Mulai melakukan pendekatan terhadap agama dapat
menenangkan emosi, menghindari pergaulan bebas dan setia
pada satu pasangan.
e. Pemberian Imunisasi
Pemberian imunisasi lebih baik diberkan mulai sejak Balita
untuk mencegah penularan penyakit.
f. Nutrisi yang baik
Perkuat fungsi tubuh dengan pola makanan yang bergizi yang
mengandung tinggi protein, tinggi serat, tinggi mineral, dan
sebisa mungkin hindari konsumsi makanan/minuman yang
dapat merugikan tubuh.
g. Melakukan promkes
Misalnya :
- kampanye kesadaran kesehatan
- Promkes
- Pendidikan kesehatan masyarakat
B. Pemberantasan
Beberapa kebijakan pemberantasan penyakit yang di lakukan baik
yang menular maupun yang tidak menular meliputi :
1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk
mendorong peran, membangun komitmen, dan menjadi bagian
integral pembangunan kesehatan dalam mewujudkan manusia
Indonesia yang sehat dan produktif terutama bagi masyarakat
rentan dan miskin hingga ke desa.
2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diselenggarakan
melalui penatalaksanaan kasus secara cepat dan tepat,
imunisasi, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, serta
pengendalian faktor risiko baik di perkotaan dan di perdesaan.
3. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk
mengembangkan dan memperkuat jejaring surveilans
epidemiologi dengan fokus pemantauan wilayah setempat dan
kewaspadaan dini, guna mengantisipasi ancaman penyebaran
penyakit antar daerah maupun antar negara yang melibatkan
masyarakat hingga ke desa.
4. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk
mengembangkan sentra rujukan penyakit, sentra pelatihan
penanggulangan penyakit, sentra regional untuk
kesiapsiagaan penanggulangan KLB/ wabah dan bencana
maupun kesehatan matra, serta kemampuan untuk melakukan
rapid assessement dan rapid respons.
5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk
memantapkan jejaring lintas program, lintas sektor, serta
kemitraan dengan masyarakat termasuk swasta untuk
percepatan program pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular melalui pertukaran informasi, pelatihan, pemanfaatan
teknologi tepat guna, dan pemanfaatan sumberdaya lainnya.
6. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk
dilakukan melalui penyusunan, review, sosialisasi, dan
advokasi produk hukum penyelenggaraan program
pencegahan dan pemberantasan penyakit di tingkat pusat
hingga desa.
7. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk
meningkatkan profesionalisme sumberdaya manusia di bidang
pencegahan dan pemberantasan penyakit sehingga mampu
menggerakkan dan meningkatkan partisipasi masyarakat
secara berjenjang hingga ke desa.
8. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk
menyiapkan, mengadakan, dan mendistribusikan bahan-bahan
yang esensial untuk mendukung penyelenggaraan program
pencegahan dan pemberantasan penyakit hingga ke desa.
9. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk
meningkatkan cakupan, jangkauan, dan pemerataan
pelayanan penatalaksanaan kasus penyakit secara berkualitas
hingga ke desa.
C. Penatalaksanaan
Salah satu contoh untuk pengobatan cacar air dapat
diberikan salep yang mengandung Asiklovir 5% (Anti virus), dan
hanya di oleskan pada bagian lepuhan yang sudah pecah saja.
Penderita cacar air disarankan untuk tetap mandi seperti biasa.
Imunisasi vaksin varisella bisa diberikan mulai umur 12 bulan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa penyakit tidak muncul dengan sendirinya tetapi penyakit
muncul karena gaya hidup yang tidak sehat. Pencegahan penyakit
dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat dan
melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala
B. Saran
Berdasarkan pembahasan diatas kita sudah dapat melihat
bahwa penyakit muncul dikarenakan gaya hidup yang tidak sehat,
maka dari itu, agar tubuh kita tidak terserang penyakit kita harus
menerapkan pola hidup sehat serta melakukan pemeriksaan
secara berkala.
DAFTAR PUSTAKA
http://inaviernisa.blogspot.com/2013/03/epidemiologi-proses-terjadinya-
penyakit.html
http://dr-suparyanto.blogspot.com/
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com

More Related Content

What's hot

08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
Syahrum Syuib
 
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian EpidemiologiBentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Analisa data & uji statistik
Analisa data & uji statistikAnalisa data & uji statistik
Analisa data & uji statistik
Gracia Consuella Consuella
 
Ukuran frekuensi penyakit epidemiologi
Ukuran frekuensi penyakit epidemiologiUkuran frekuensi penyakit epidemiologi
Ukuran frekuensi penyakit epidemiologi
esyaayuning cipta
 
Kuesioner penelitian-hipertensi
Kuesioner penelitian-hipertensiKuesioner penelitian-hipertensi
Kuesioner penelitian-hipertensi
Si Om
 
ukuran epidemiologi
ukuran epidemiologiukuran epidemiologi
ukuran epidemiologi
rafi rafiuddin rasyids ya'ban
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
phiqe kbn
 
tip & trik nutrisurvey utk menganalisis kecukupan gizi individu & kelompok
tip & trik nutrisurvey utk menganalisis kecukupan gizi individu & kelompoktip & trik nutrisurvey utk menganalisis kecukupan gizi individu & kelompok
tip & trik nutrisurvey utk menganalisis kecukupan gizi individu & kelompok
Yohanes Kristianto
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7tristyanto
 
penghitungan dosis obat
penghitungan dosis obatpenghitungan dosis obat
penghitungan dosis obat
pjj_kemenkes
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologi
Anggita Dewi
 
Makalah patient safety
Makalah patient safetyMakalah patient safety
Makalah patient safety
Vicky Thio
 
Jenis spuit dan ukurannya
Jenis spuit dan ukurannyaJenis spuit dan ukurannya
Jenis spuit dan ukurannyaNs. Lutfi
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
Surya Amal
 
Surveilans Epidemiologi Penyakit Diare Di Wilayah Puskesmas Pasayangan Martapura
Surveilans Epidemiologi Penyakit Diare Di Wilayah Puskesmas Pasayangan MartapuraSurveilans Epidemiologi Penyakit Diare Di Wilayah Puskesmas Pasayangan Martapura
Surveilans Epidemiologi Penyakit Diare Di Wilayah Puskesmas Pasayangan Martapura
Helda Zakiya Fitri
 
DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4
DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4
DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4
Indri Wati
 
004 evsurv001
004 evsurv001004 evsurv001
004 evsurv001
Pepi Umar
 
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
NajMah Usman
 
Kebijakan Pangan dan Gizi
Kebijakan Pangan dan GiziKebijakan Pangan dan Gizi
Kebijakan Pangan dan Gizi
Shafa Nabilah Eka Puteri
 
Mpi.3 pokok bahasan 2
Mpi.3 pokok bahasan 2Mpi.3 pokok bahasan 2
Mpi.3 pokok bahasan 2
WiandhariEsaBBPKCilo
 

What's hot (20)

08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
 
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian EpidemiologiBentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
 
Analisa data & uji statistik
Analisa data & uji statistikAnalisa data & uji statistik
Analisa data & uji statistik
 
Ukuran frekuensi penyakit epidemiologi
Ukuran frekuensi penyakit epidemiologiUkuran frekuensi penyakit epidemiologi
Ukuran frekuensi penyakit epidemiologi
 
Kuesioner penelitian-hipertensi
Kuesioner penelitian-hipertensiKuesioner penelitian-hipertensi
Kuesioner penelitian-hipertensi
 
ukuran epidemiologi
ukuran epidemiologiukuran epidemiologi
ukuran epidemiologi
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
tip & trik nutrisurvey utk menganalisis kecukupan gizi individu & kelompok
tip & trik nutrisurvey utk menganalisis kecukupan gizi individu & kelompoktip & trik nutrisurvey utk menganalisis kecukupan gizi individu & kelompok
tip & trik nutrisurvey utk menganalisis kecukupan gizi individu & kelompok
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7
 
penghitungan dosis obat
penghitungan dosis obatpenghitungan dosis obat
penghitungan dosis obat
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologi
 
Makalah patient safety
Makalah patient safetyMakalah patient safety
Makalah patient safety
 
Jenis spuit dan ukurannya
Jenis spuit dan ukurannyaJenis spuit dan ukurannya
Jenis spuit dan ukurannya
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
Surveilans Epidemiologi Penyakit Diare Di Wilayah Puskesmas Pasayangan Martapura
Surveilans Epidemiologi Penyakit Diare Di Wilayah Puskesmas Pasayangan MartapuraSurveilans Epidemiologi Penyakit Diare Di Wilayah Puskesmas Pasayangan Martapura
Surveilans Epidemiologi Penyakit Diare Di Wilayah Puskesmas Pasayangan Martapura
 
DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4
DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4
DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4
 
004 evsurv001
004 evsurv001004 evsurv001
004 evsurv001
 
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
 
Kebijakan Pangan dan Gizi
Kebijakan Pangan dan GiziKebijakan Pangan dan Gizi
Kebijakan Pangan dan Gizi
 
Mpi.3 pokok bahasan 2
Mpi.3 pokok bahasan 2Mpi.3 pokok bahasan 2
Mpi.3 pokok bahasan 2
 

Viewers also liked

Pengamatan epidemiologi sederhana
Pengamatan epidemiologi sederhanaPengamatan epidemiologi sederhana
Pengamatan epidemiologi sederhana
Irmayanti Chimut
 
Makalah sehat sakit
Makalah sehat sakitMakalah sehat sakit
Makalah sehat sakit
Roni Anasoka
 
Makalah pend kesmas
Makalah pend kesmasMakalah pend kesmas
Makalah pend kesmas
Dimas Erlangga
 
Konsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan SakitKonsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan Sakit
Moch Lutvie
 
riwayat alamiah penyakit
riwayat alamiah penyakitriwayat alamiah penyakit
riwayat alamiah penyakit
Rai Syifa
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKANDA IZUL
 
Konsep sehat sakit
Konsep sehat sakitKonsep sehat sakit
Konsep sehat sakit
AKPER PEMDA INDRAMAYU
 
Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan
Dickdick Maulana
 
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahanBAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
NajMah Usman
 
konsep sehat dan sakit
konsep sehat dan sakitkonsep sehat dan sakit
konsep sehat dan sakit
Panji Prastowo
 
Konsep timbulnya penyakit
Konsep timbulnya penyakitKonsep timbulnya penyakit
Konsep timbulnya penyakit
zrago
 
Bab I Epidemiologi dasar (part i)
Bab I Epidemiologi dasar (part i)Bab I Epidemiologi dasar (part i)
Bab I Epidemiologi dasar (part i)
NajMah Usman
 
Sampah dan kesehatan masyarakat
Sampah dan kesehatan masyarakatSampah dan kesehatan masyarakat
Sampah dan kesehatan masyarakat
AditiaKinugasa
 
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
NajMah Usman
 
konsep sehat sakit
konsep sehat sakitkonsep sehat sakit
konsep sehat sakit
nuniek20
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosial
Munna Hab
 
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi KesehatanKonsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi KesehatanSariana Csg
 

Viewers also liked (19)

Pengamatan epidemiologi sederhana
Pengamatan epidemiologi sederhanaPengamatan epidemiologi sederhana
Pengamatan epidemiologi sederhana
 
Paradigma sehat
Paradigma sehatParadigma sehat
Paradigma sehat
 
Makalah sehat sakit
Makalah sehat sakitMakalah sehat sakit
Makalah sehat sakit
 
Makalah pend kesmas
Makalah pend kesmasMakalah pend kesmas
Makalah pend kesmas
 
Konsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan SakitKonsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan Sakit
 
riwayat alamiah penyakit
riwayat alamiah penyakitriwayat alamiah penyakit
riwayat alamiah penyakit
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKIT
 
Konsep sehat sakit
Konsep sehat sakitKonsep sehat sakit
Konsep sehat sakit
 
Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan
 
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahanBAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
 
konsep sehat dan sakit
konsep sehat dan sakitkonsep sehat dan sakit
konsep sehat dan sakit
 
Konsep timbulnya penyakit
Konsep timbulnya penyakitKonsep timbulnya penyakit
Konsep timbulnya penyakit
 
Bab I Epidemiologi dasar (part i)
Bab I Epidemiologi dasar (part i)Bab I Epidemiologi dasar (part i)
Bab I Epidemiologi dasar (part i)
 
Sampah dan kesehatan masyarakat
Sampah dan kesehatan masyarakatSampah dan kesehatan masyarakat
Sampah dan kesehatan masyarakat
 
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
Bab i epidemiologi dasar (part ii konsep sehat sakit dan triad)
 
konsep sehat sakit
konsep sehat sakitkonsep sehat sakit
konsep sehat sakit
 
Ppt sehat saKIT
Ppt sehat saKITPpt sehat saKIT
Ppt sehat saKIT
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosial
 
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi KesehatanKonsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
 

Similar to Tugas eni safitri epidemiologi

Konsep Epidemiologi.docx
Konsep Epidemiologi.docxKonsep Epidemiologi.docx
Konsep Epidemiologi.docx
Sintia144218
 
Faktor resiko dan upaya pencegahan
Faktor resiko dan upaya pencegahan Faktor resiko dan upaya pencegahan
Faktor resiko dan upaya pencegahan
iradatul aini
 
2 KONSEP SEHAT N SAKIT + SISTEM KESEHATAN DI INDONESIA (1).pptx
2 KONSEP SEHAT N SAKIT + SISTEM KESEHATAN DI INDONESIA (1).pptx2 KONSEP SEHAT N SAKIT + SISTEM KESEHATAN DI INDONESIA (1).pptx
2 KONSEP SEHAT N SAKIT + SISTEM KESEHATAN DI INDONESIA (1).pptx
NailaKamalika
 
EPIDEOMOLOGI.pptx
EPIDEOMOLOGI.pptxEPIDEOMOLOGI.pptx
EPIDEOMOLOGI.pptx
urwatunwuskia2
 
Pokok bahasan 1
Pokok bahasan 1Pokok bahasan 1
Pokok bahasan 1
WiandhariEsaBBPKCilo
 
Makalah penyakit menular
Makalah penyakit menularMakalah penyakit menular
Makalah penyakit menular
Septian Muna Barakati
 
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMakalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Mansurudin Rafa
 
Makalah penyakit menular
Makalah penyakit menularMakalah penyakit menular
Makalah penyakit menular
Warnet Raha
 
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdf
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdfMI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdf
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdf
AsepSaefunnajat
 
ruang lingkup epidemiologi
ruang lingkup epidemiologiruang lingkup epidemiologi
ruang lingkup epidemiologi
Putrii Permatasarii
 
Menerapkan ilmu kesehatan masyarakat
Menerapkan ilmu kesehatan masyarakatMenerapkan ilmu kesehatan masyarakat
Menerapkan ilmu kesehatan masyarakat
Dewi Fitriani
 
Upaya pencegahan penyakit menular untuk meningkatkan derajat kesehatan masyar...
Upaya pencegahan penyakit menular untuk meningkatkan derajat kesehatan masyar...Upaya pencegahan penyakit menular untuk meningkatkan derajat kesehatan masyar...
Upaya pencegahan penyakit menular untuk meningkatkan derajat kesehatan masyar...
Valentina Frebianti
 
1B_Kelompok 6_Ujian Praktikum Epidemiologi.docx
1B_Kelompok 6_Ujian Praktikum Epidemiologi.docx1B_Kelompok 6_Ujian Praktikum Epidemiologi.docx
1B_Kelompok 6_Ujian Praktikum Epidemiologi.docx
GebrielMetondiaGurni
 
Epidemiologi
EpidemiologiEpidemiologi
Epidemiologi
fikri asyura
 
Ilmu kebidanan
Ilmu kebidananIlmu kebidanan
Ilmu kebidanan
Rivai Sam
 
Md.3 dasar-dasar epidemiologi kesehatan dan kode etik profesi epidemiolgi k...
Md.3   dasar-dasar epidemiologi kesehatan dan kode etik profesi epidemiolgi k...Md.3   dasar-dasar epidemiologi kesehatan dan kode etik profesi epidemiolgi k...
Md.3 dasar-dasar epidemiologi kesehatan dan kode etik profesi epidemiolgi k...
BidangTFBBPKCiloto
 
Pengantar epidemiologi
Pengantar epidemiologiPengantar epidemiologi
Pengantar epidemiologi
Nova Ci Necis
 
MAKALAH EPIDEMIOLOGI UKURAN ASOSIASI (KHUSUS) PENYAKIT DIARE DI WILAYAH DALAM...
MAKALAH EPIDEMIOLOGI UKURAN ASOSIASI (KHUSUS) PENYAKIT DIARE DI WILAYAH DALAM...MAKALAH EPIDEMIOLOGI UKURAN ASOSIASI (KHUSUS) PENYAKIT DIARE DI WILAYAH DALAM...
MAKALAH EPIDEMIOLOGI UKURAN ASOSIASI (KHUSUS) PENYAKIT DIARE DI WILAYAH DALAM...
dwiputri123
 
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdfAulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
AuliaDwiJuanita
 
Epidemiologi klp1
Epidemiologi klp1Epidemiologi klp1
Epidemiologi klp1
Suchi Purwantydj Gogi
 

Similar to Tugas eni safitri epidemiologi (20)

Konsep Epidemiologi.docx
Konsep Epidemiologi.docxKonsep Epidemiologi.docx
Konsep Epidemiologi.docx
 
Faktor resiko dan upaya pencegahan
Faktor resiko dan upaya pencegahan Faktor resiko dan upaya pencegahan
Faktor resiko dan upaya pencegahan
 
2 KONSEP SEHAT N SAKIT + SISTEM KESEHATAN DI INDONESIA (1).pptx
2 KONSEP SEHAT N SAKIT + SISTEM KESEHATAN DI INDONESIA (1).pptx2 KONSEP SEHAT N SAKIT + SISTEM KESEHATAN DI INDONESIA (1).pptx
2 KONSEP SEHAT N SAKIT + SISTEM KESEHATAN DI INDONESIA (1).pptx
 
EPIDEOMOLOGI.pptx
EPIDEOMOLOGI.pptxEPIDEOMOLOGI.pptx
EPIDEOMOLOGI.pptx
 
Pokok bahasan 1
Pokok bahasan 1Pokok bahasan 1
Pokok bahasan 1
 
Makalah penyakit menular
Makalah penyakit menularMakalah penyakit menular
Makalah penyakit menular
 
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMakalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menular
 
Makalah penyakit menular
Makalah penyakit menularMakalah penyakit menular
Makalah penyakit menular
 
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdf
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdfMI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdf
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdf
 
ruang lingkup epidemiologi
ruang lingkup epidemiologiruang lingkup epidemiologi
ruang lingkup epidemiologi
 
Menerapkan ilmu kesehatan masyarakat
Menerapkan ilmu kesehatan masyarakatMenerapkan ilmu kesehatan masyarakat
Menerapkan ilmu kesehatan masyarakat
 
Upaya pencegahan penyakit menular untuk meningkatkan derajat kesehatan masyar...
Upaya pencegahan penyakit menular untuk meningkatkan derajat kesehatan masyar...Upaya pencegahan penyakit menular untuk meningkatkan derajat kesehatan masyar...
Upaya pencegahan penyakit menular untuk meningkatkan derajat kesehatan masyar...
 
1B_Kelompok 6_Ujian Praktikum Epidemiologi.docx
1B_Kelompok 6_Ujian Praktikum Epidemiologi.docx1B_Kelompok 6_Ujian Praktikum Epidemiologi.docx
1B_Kelompok 6_Ujian Praktikum Epidemiologi.docx
 
Epidemiologi
EpidemiologiEpidemiologi
Epidemiologi
 
Ilmu kebidanan
Ilmu kebidananIlmu kebidanan
Ilmu kebidanan
 
Md.3 dasar-dasar epidemiologi kesehatan dan kode etik profesi epidemiolgi k...
Md.3   dasar-dasar epidemiologi kesehatan dan kode etik profesi epidemiolgi k...Md.3   dasar-dasar epidemiologi kesehatan dan kode etik profesi epidemiolgi k...
Md.3 dasar-dasar epidemiologi kesehatan dan kode etik profesi epidemiolgi k...
 
Pengantar epidemiologi
Pengantar epidemiologiPengantar epidemiologi
Pengantar epidemiologi
 
MAKALAH EPIDEMIOLOGI UKURAN ASOSIASI (KHUSUS) PENYAKIT DIARE DI WILAYAH DALAM...
MAKALAH EPIDEMIOLOGI UKURAN ASOSIASI (KHUSUS) PENYAKIT DIARE DI WILAYAH DALAM...MAKALAH EPIDEMIOLOGI UKURAN ASOSIASI (KHUSUS) PENYAKIT DIARE DI WILAYAH DALAM...
MAKALAH EPIDEMIOLOGI UKURAN ASOSIASI (KHUSUS) PENYAKIT DIARE DI WILAYAH DALAM...
 
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdfAulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
 
Epidemiologi klp1
Epidemiologi klp1Epidemiologi klp1
Epidemiologi klp1
 

More from Warnet Raha

Serune kale
Serune kaleSerune kale
Serune kale
Warnet Raha
 
Alat musik
Alat musikAlat musik
Alat musik
Warnet Raha
 
Septian
SeptianSeptian
Septian
Warnet Raha
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Warnet Raha
 
Perihal
PerihalPerihal
Perihal
Warnet Raha
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast raha
Warnet Raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorsel
Warnet Raha
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluarga
Warnet Raha
 
Ipink
IpinkIpink
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1
Warnet Raha
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
Warnet Raha
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerja
Warnet Raha
 
Salim 2
Salim 2Salim 2
Salim 2
Warnet Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Warnet Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Warnet Raha
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Warnet Raha
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Warnet Raha
 
Jurnal ella
Jurnal ellaJurnal ella
Jurnal ella
Warnet Raha
 
Penelitian
PenelitianPenelitian
Penelitian
Warnet Raha
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4
Warnet Raha
 

More from Warnet Raha (20)

Serune kale
Serune kaleSerune kale
Serune kale
 
Alat musik
Alat musikAlat musik
Alat musik
 
Septian
SeptianSeptian
Septian
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
 
Perihal
PerihalPerihal
Perihal
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorsel
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluarga
 
Ipink
IpinkIpink
Ipink
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerja
 
Salim 2
Salim 2Salim 2
Salim 2
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
 
Jurnal ella
Jurnal ellaJurnal ella
Jurnal ella
 
Penelitian
PenelitianPenelitian
Penelitian
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4
 

Recently uploaded

WA 081388333722 Jual DIldo Penis Ikat Pinggang Di Surabaya COd
WA 081388333722 Jual DIldo Penis Ikat Pinggang Di Surabaya COdWA 081388333722 Jual DIldo Penis Ikat Pinggang Di Surabaya COd
WA 081388333722 Jual DIldo Penis Ikat Pinggang Di Surabaya COd
ajongshopp
 
Presentasi PI 2 Visi Guru Penggerak Angkatan 10
Presentasi  PI 2 Visi Guru Penggerak Angkatan 10Presentasi  PI 2 Visi Guru Penggerak Angkatan 10
Presentasi PI 2 Visi Guru Penggerak Angkatan 10
Akhyar33
 
Desain Pekerjaan Interior Kantor Bappeda-Litbang
Desain Pekerjaan Interior Kantor Bappeda-LitbangDesain Pekerjaan Interior Kantor Bappeda-Litbang
Desain Pekerjaan Interior Kantor Bappeda-Litbang
ahmadsyahril26
 
aksi nyata refleksi awal-tengah dan akhir pembelajaranpptx
aksi nyata refleksi awal-tengah dan akhir pembelajaranpptxaksi nyata refleksi awal-tengah dan akhir pembelajaranpptx
aksi nyata refleksi awal-tengah dan akhir pembelajaranpptx
HerlinaHelnayanti
 
MATERI DRAMA KELAS XI KURIKULUM MERDEKA.pptx
MATERI DRAMA KELAS XI KURIKULUM MERDEKA.pptxMATERI DRAMA KELAS XI KURIKULUM MERDEKA.pptx
MATERI DRAMA KELAS XI KURIKULUM MERDEKA.pptx
abbazpesulap
 
Spanduk PPDB 2024 2025 1x4M CDR Baik.pdf
Spanduk PPDB 2024 2025 1x4M CDR Baik.pdfSpanduk PPDB 2024 2025 1x4M CDR Baik.pdf
Spanduk PPDB 2024 2025 1x4M CDR Baik.pdf
PURNAWANYB1
 
Aksi Nyata PMM perencanaan pembelajaran SMP?paket B
Aksi Nyata PMM perencanaan pembelajaran SMP?paket BAksi Nyata PMM perencanaan pembelajaran SMP?paket B
Aksi Nyata PMM perencanaan pembelajaran SMP?paket B
renysavitri
 
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
sayangkamuu240203
 

Recently uploaded (8)

WA 081388333722 Jual DIldo Penis Ikat Pinggang Di Surabaya COd
WA 081388333722 Jual DIldo Penis Ikat Pinggang Di Surabaya COdWA 081388333722 Jual DIldo Penis Ikat Pinggang Di Surabaya COd
WA 081388333722 Jual DIldo Penis Ikat Pinggang Di Surabaya COd
 
Presentasi PI 2 Visi Guru Penggerak Angkatan 10
Presentasi  PI 2 Visi Guru Penggerak Angkatan 10Presentasi  PI 2 Visi Guru Penggerak Angkatan 10
Presentasi PI 2 Visi Guru Penggerak Angkatan 10
 
Desain Pekerjaan Interior Kantor Bappeda-Litbang
Desain Pekerjaan Interior Kantor Bappeda-LitbangDesain Pekerjaan Interior Kantor Bappeda-Litbang
Desain Pekerjaan Interior Kantor Bappeda-Litbang
 
aksi nyata refleksi awal-tengah dan akhir pembelajaranpptx
aksi nyata refleksi awal-tengah dan akhir pembelajaranpptxaksi nyata refleksi awal-tengah dan akhir pembelajaranpptx
aksi nyata refleksi awal-tengah dan akhir pembelajaranpptx
 
MATERI DRAMA KELAS XI KURIKULUM MERDEKA.pptx
MATERI DRAMA KELAS XI KURIKULUM MERDEKA.pptxMATERI DRAMA KELAS XI KURIKULUM MERDEKA.pptx
MATERI DRAMA KELAS XI KURIKULUM MERDEKA.pptx
 
Spanduk PPDB 2024 2025 1x4M CDR Baik.pdf
Spanduk PPDB 2024 2025 1x4M CDR Baik.pdfSpanduk PPDB 2024 2025 1x4M CDR Baik.pdf
Spanduk PPDB 2024 2025 1x4M CDR Baik.pdf
 
Aksi Nyata PMM perencanaan pembelajaran SMP?paket B
Aksi Nyata PMM perencanaan pembelajaran SMP?paket BAksi Nyata PMM perencanaan pembelajaran SMP?paket B
Aksi Nyata PMM perencanaan pembelajaran SMP?paket B
 
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
 

Tugas eni safitri epidemiologi

  • 1. KATA PENGANTAR Pertama-tama kami ucapkan puja dan puji syukur atas rahmat ALLAH SWT karena berkat ridho-NYA kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya. Penulis juga mengucapkan kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu kami dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang Epidemiologi Terjadinya Penyakit Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.Maka dari itu kami mohon saran & kritik dari teman-teman maupun dosen.Demi tercapainya makalah yang sempurna. Raha April 2015 penyusun
  • 2. DAFTAR ISI KataPengantar...................................................................................... DaftarIsi................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang...................................................................... B. Tujuan.................................................................................... BAB II TINJAUAN TEORITIS 1. Faktor Host............................................................................ 2. Faktor Agent.......................................................................... 3. Faktor Environment............................................................. 4. Port Of Entry, And Port Of Exit........................................................................................ 5. Transmisi............................................................................... BAB III PEMBAHASAN A. Pencegahan........................................................................... B. Pemberantasan .................................................................... C. Penatalaksanaan.................................................................. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan............................................................................. B. Saran....................................................................................... DAFTAR PUSTAKA
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit merupakan salah satu gangguan kehidupan manusia yang telah dikenal orang sejak dahulu. Pada mulanya, konsep terjadinya didasarkan pada adanya gangguan makhluk halus atau karena kemurkaan dan yang maha pencipta. Hingga saat ml, masih banyak kelompok masyarakat di negara berkembang yang meng anut konsep tersebut. Di bin pihak masih ada gangguan kesehatan/ penyakit yang belum jelas penyebabnya, maupun proses kejadian. Pada tahap berikutnya, Hippocrates telah mengembangkan teori bahwa timbulnya penyakit disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang meliputi air, udara, tanah, cuaca, dan lain sebagainya. Namun demikian dalam teori tidak dijelaskan bagaimana kedudukan manusia dalam interaksi tersebut, serta tidak dijelaskan tentang faktor lingkungan bagaimana yang dapat menimbulkan penyakit. Pada kehidupan masyarakat Cina dikenal pula teori terjadinya penyakit yang timbul karena adanya gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh manusia (teori humoral). Dalam teori ini dikatakan bahwa dalam tubuh manusia ada empat macam cairan, yakni cairan putih, kuning, merah, dan hitam. Bila terjadi gangguan. keseimbangan tersebut, akan menimbulkan penyakit tertentu, (tergantung pada jenis cairan mania yang bersifat dominan. Hingga hunt ml, Icon tersebut masih merupakan dasar dalam sistem pengobatan Cina tradisional,
  • 4. Kemudian berkembang teori terjadinya penyakit karena sisa makhluk hidup yang mengalami pembusukan, sehingga meninggalkan pengotoran udara dun lingkungan sekitarnya. Teori ini terutama pada abad pertengahan dan pada waktu itu lebih mengarah pada kebersihan lingkungan terhadap sisa-sisa peninggalan makhluk hidup. Contoh pengaruh teori tersebut adalah timbulnya penyakit malaria yang di kira karena sisa-sisa pembusukan binatang dan tumbuhan yang ada di rawa- rawa (malaria artinya daerah yang jelek) dan masih ada masyarakat yang tetap menganut teori tersebut. Akhirnya pada abad-abad selanjutnya, terjadi perubahan yang cukup besar dalam konsep terjadinya penyakit, dengan didapatkannya mikroskop. sehingga konsep penyebab penyakit beralih ke jasad renik Perkembangan selanjutnya mengantar para ahli ke arah hormonal yang semakin berkembang. Pada saat itu, orang mulai optimis dalam menghadapi berbagai penyakit dengan antibiotika, sistem imunitas, dan lain sebagainya. Ternyata setelah penyakit menular mulai dapat di atasi pada negara-negara maju, muncullah masalah berbagai penyakit menahan/tidak menular yang unsur dan faktor penyebabnya sangat berkaitan erat dengan faal tubuh, mutasi dan sifat resistensi tubuh, dan pada umumnya terdiri dari berbagai faktor yang saling kiat mengkait. Keadaan ini sangat erat hubungannya dengan berbagai pengamatan epidemiologi terhadap gangguan kesehatan. Dan pada saat ini, teori tentang faktor penyebab penyakit tidak dapat dipisahkan dengan berbagai faktor yang berperan dalam proses kejadian penyakit yang dikembangkan melalui teori ekologi lingkungan yang didasarkan pada konsep bahwa manusia berinteraksi dengan berbagai faktor penyebab dalam lingkungan tertentu dan pada keadaan tertentu akan menimbulkan penyakit yang tertentu pula.
  • 5. B. Tujuan Umum Untuk mengetahui konsep dasar timbulnya penyakit di dalam lingkungan masyarakat. Khusus  Untuk mengetahui perkembangan teori terjadi penyakit  Untuk mengetahui konsep penyebab dan proses awal terjadinya.  Untuk mengetahui riwayat alamiah suatu penyakit  Untuk mengetahui pola penyebaran penyakit  Untuk mengetahui penyebab majemuk  Untuk mengetahui manfaat riwayat alamiah riwayat C. Manfaat 1. Manfaat Ilmiah  Merupakan manfaat bagi ilmu kesehatan sebagai data dasar konsep timbul penyakit 2. Manfaat Praktis  Dapat digunakan sebagai panduan di dalam konsep timbul awal mulanya penyakit
  • 6. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep penyebab dan proses terjadinya penyakit dalam epidemiologi berkembang dari rantai sebab akibat kesuatu proses kejadian penyakit yakni proses interaksi antara manusia (pejamu) dengan berbagai sifatnya (biologis, Fisiologis, Psikologis, Sosiologis dan antropologis) dengan penyebab (agent) serta dengan lingkungan (Enviroment). (Nur nasry noor,2000.Dasar epidemiologi,Rineka cipta.Jakarta) Menurut John Bordon, model segitiga epidemiologi menggambarkan interaksi tiga komponen penyakit yaitu Manusia (Host), penyebab (Agent) dan lingkungan (Enviromet). Untuk memprediksi penyakit, model ini menekankan perlunya analis dan pemahaman masing-masing komponen. Penyakit dapat terjadi karena adanya ketidak seimbangan antar ketiga komponen tersebut. Model ini lebih di kenal dengan model triangle epidemiologi atau triad epidemilogi dan cocok untuk menerangkan penyebab penyakit infeksi sebab peran agent (yakni mikroba) mudah di isolasikan dengan jelas dari lingkungan. A. FAKTOR PEJAMU ( HOST ): hal-hal yang berkaitan dengan terjadinya penyakit pada manusia, antara lain : a) Umur, jenis kelamin, ras, kelompok etmik (suku) hubungan keluarga b) Bentuk anatomis tubuh c) Fungsi fisiologis atau faal tubuh d) Status kesehatan, termasuk status gizi e) Keadaan kuantitas dan respon monitors
  • 7. f) Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial g) Pekerjaan, Menurut Hari Purnomo yang paling berkepentingan dan berperan untuk membuat terjadinya suatu penyakit atau tidak justru manusia? Mengapa karena dia yang diberi rahmat untuk mengendalikan, katanya jelas. Dalam manusia juga memiliki karakteristik yang sangat berpengaruh seperti jenis kelamin (laki- laki dan perempuan), usia (tua, muda, anak-anak), dll. Semua itu berpengaruh terhadap timbulnya penyakit. Contoh kongkrit wanita lebih rentan terhadap serangan berbagai penyakit-usahapun demikian karena usia yang amat tua dan amat muda akan mudah jatuh sakit. Kemudian faktor keturunan juga berpengaruh. Misalnya penyakit keturunan talasemia. Jika ada plasmodium melawan ditukarkan pada orang tersebar oleh nyamuk, penyakit itu tidak akan terjangkit pada penderita talasemia, karena sel darah merah yang ada tidak menguntungkan untuk pertumbuhan plasmodium. Dan faktor yang sangat penting orang perilaku kebiasaan untuk faktor perilaku dan kebiasaan menurut hari, secara dan kebiasaan tertentu, memang bisa menimbulkan resiko memberikan proteksi dan perlindungan. Dan semata-mata karya menyoroti kebiasaan hidup. Tetapi kebiasaan hidup yang mana, yang bisa dikatakan memberikan perlindungan atau memberikan kecenderungan terjadi penyakit.(http;// Konsep dasar perjalanan penyakit.)
  • 8.  Unsur pejamu secara umum dapat dibagi dalam doa kelompok yaitu : 1. Manusia sebagai makhluk biologis memiliki sekat biologis tertentu seperti o Umur, jenis kelamin, ras dan keturunan o Bentuk anatomis tubuh serta 2. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai berbagai sifat khusus seperti Kelompok etnik termasuk adat, kebiasaan, agama dan hubungan keluarga sehubungan sosial kemasyarakatan.Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial sehari- hari termasuk kebiasaan hidup sehat. pada dasarnya, tidak satu pun penyakit yang dapat timbul hanya di sebabkan oleh satu faktor tunggal semata, pada umumnya kejadian penyakit di sebabkan oleh berbagai unsur yang secara bersama-sama mendorong terjadinya penyakit, namun demikian, secara dasar, unsur penyebab penyakit dapat di bagi dalam dua bagian utama yakni :  Penyebab kausal primer, dan  Penyebab kausal sekunder a) Penyebab kausal primer Unsur ini dianggap sebagai faktor kausal Terjadinya penyakit, dengan ketentuan bahwa walaupun unsur ini ada, belum tentu terjadi penyakit, tetapi sebaliknya, Pada penyakit tertentu, unsur ini dijumpai sebagai unsur penyebab kausal. Unsur penyebab kausul ini dapat dibagi dalam 6 kelompok yaitu : 1. Unsur penyebab biologis yakni semua unsur penyebab yang tergolong makhluk hidup termasuk kelompok mikro
  • 9. organisme seperti Virus, bakteri, protozoa, jamur, kelompok cacing, dan insekta. Unsur penyebab ini pada umumnya di jumpai pada penyakit infeksi menular 2. Unsur penyebab, nutrisi yakni semua unsur penyebab yang termasuk golongan zat nutrisi dan dapat menimbulkan penyakit tertentu karena kekurangan maupun kelebihan zat nutrisi tertentu seperti protein, lemak, hidrat arang, vitamin, mineral, dan air. 3. unsur penyebab kimiawi yakni semua unsur dalam bentuk senyawaan kimia yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan/penyakit tertentu. Unsur ini pada umumnya berasal dari luar tubuh termasuk berbagai jenis zat, racun, obat-obatan keras, berbagai senyawaan kimia ini dapat berbentuk padat, cair, uap, maupun gas. Ada pula senyawaan kimiawi sebagai hasil produk tubuh (dari dalam) yang dapat menimbulkan penyakit tertentu seperti ureum, kolesterol, dan lain-lain 4. unsur penyebab fisika yakni semua unsur yang dapat menimbulkan penyakit melalui proses fisika umpamanya panas (luka bakar), irisan, tikaman, pukulan (rudapaksa), radiasi dan lain-lain. Proses kejadian penyakit dalam hal ini terutama melalui proses fisika yang dapat menimbulkan kelainan dan gangguan kesehatan. 5. Unsur penyebab psikis yakni semua unsur yang pertalian dengan kejadian penyakit gangguan jiwa serta gangguan tingkah laku sosial. Unsur penyebab ini belum jelas proses dan mekanisme kejadian dalam timbulnya penyakit, bahkan sekelompok ahli lebih menitik beratkan kejadian penyakit pada unsur penyebab genetika. Dalam hal ini kita harus berhati-0hati terhadap faktor kehidupan sosial yang bersifat non kausal serta lebih menampakkan diri dalam
  • 10. hubungannya dengan proses kejadian penyakit maupun gangguan kejiawaan. b) Penyebab non kausal (sekunder) Penyebab sekunder merupakan unsur pembantu/penambah dalam proses kejadian penyakit dan ikut dalam hubungan sebab akibat terjadinya penyakit. Dengan demikian, maka dalam setiap analis penyebab penyakit dan hubungan sebab akibat terjadinya penyakit, kita tidak hanya berpusat pada penyebab kausal primer semata, tetapi harus memperhatikan semua unsur lain di luar unsur penyebab kausal primer. Hal ini di dasarkan pada ketentuan bahwa pada umumnya kejadian setiap penyakit sangat di pengaruhi oleh berbagai unsur yang berinteraksi dengan unsur penyebab dan ikut dalam proses sebab akibat. Sebagai contoh pada penyakit kardiovaskuler, tuberkulosis, kecelakaan lalu lintas, dan lain sebagainya. Kejadiannya tidak di batasi hanya pada penyebab kausal saja, tetapi harus di analisis dalam bentuk suatu rantai sebab akibat di mana peranan unsur penyebab sekunder sangat kuat dalam mendorong penyebab kausal primer untuk dapat secara bersama-sama menimbulkan penyakit. (Nur nasry noor,2000.Dasar epidemiologi,Rineka cipta,Jakarta. Hal.25-27) B. FAKTOR AGENT menurut model segitiga epidemilogi terdiri dari biotis dan abiotis yaitu:  Biotis khususnya pada penyakit menular yaitu terjadi dari 5 golongan yaitu: 1. Protozoa : misalnya Plasmodum, amodea 2. Metazoa : misalnyaarthopoda , helminthes 3. Bakteri misalnya Salmonella, meningitis 4. Virus misalnya dengue, polio, measies, lorona
  • 11. 5. Jamur Misalnya : candida, tinia algae, hystoples osis  Abiotis, terdiri dari: 1. Nutrient Agent, misalnya kekurangan /kelebihan gizi (karbohididrat, lemak, mineral, protein dan vitamin) 2. Chemical Agent, misalnya pestisida, logam berat, obat-obatan 3. Physical Agent, misalnya suhu, kelembaban panas, kardiasi, kebisingan. 4. Mechanical Agent misalnya pukulan tangan kecelakaan, benturan, gesekan, dan getaran 5. Psychis Agent, misalnya gangguan phisikologis stress depresi 6. Physilogigis Agent, misalnya gangguan genetik. Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial sehari-hari termasuk kehidupan sehat.(Heru subari,dkk,2004.Manajemen epidemiologi,Media pressindo,Yogyakarta. Hal.16-17.) C. FAKTOR ENVIRONMENT Unsur lingkungan memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan terjadinya sifat karakteristik individu sebagai pejamu dan ikut memegang peranan dalam proses kejadian penyakit. 1. Lingkungan Biologis Segala flora dan fauna yang berada di sekitar manusia yang antara ,ain meliputi : Beberapa mikroorganisme patogen dan tidak patogen; Vektor pembawa infeksi
  • 12. Berbagai binatang dan tumbuhan yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia, baik sebagai sumber kehidupan (bahan makanan dan obat-obatan), maupun sebagai reservoir/sumber penyakit atau pejamu antara (host intermedia) ; dan Fauna sekitar manusia yang berfungsi sebagai vektor penyakit tertentu terutama penyakit menular. Lingkungan biologis tersebut sangat berpengaruh dan memegang peranan yang penting dalam interaksi antara manusia sebagai pejamu dengan unsur penyebab, baik sebagai unsur lingkungan yang menguntungkan manusia (senbagai sumber kehidupan) maupun yang mengancam kehidupan / kesehatan manusia (Nur nasri noor.2002,Epidemiologi,Univesutas Hasanuddin Makassar.Hal.28-29) 1. Lingkungan fisik Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara langsung, maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia. Lingkungan fisik (termasuk unsur kimiawi serta radiasi) meliputi : Udara keadaan cuaca, geografis, dan golongan Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk pemencaran pada air, dan Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air, radiasi dan lain sebagainya.
  • 13. Lingkungan fisik ini ada yang termasuk secara alamiah tetapi banyak pula yang timbul akibat manusia sendiri (Nur nasri noor,2000,Dasar epidemiologi,Rinika cipta,Jakarta. Hal.28.) 1. Lingkungan sosial Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi. Serta instusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat tersebut. Lingkungan sosial ini meliputi : Sistem hukum, administrasi dan lingkungan sosial politik, serta sistem ekonomi yang berlaku; Bentuk organisasi masyarakat yang berlaku setempat Sistem pelayanan kesehatan serta kebiasaan hidup sehat masyarakat setempat, dan Kebiasaan hidup masyarakat Kepadatan penduduk. Kepadatan rumah tangga, serta berbagai sistem kehidupan sosial lainnya. Dari keseluruhan unsur tersebut di atas, di mana hubungan interaksi antara satu dengan yang lainnya akan menentukan proses dan arah dari proses kejadian penyakit, baik pada perorangan, maupun dalam masyarakat. Dengan demikian maka terjadinya suatu penyakit tidak hanya di tentukan oleh unsur penyebab semata, tetapi yang utama adalah bagaimana rantai penyebab dan hubungan sebab akibat di pengaruhi oleh berbagai faktor maupun unsur lainnya. Oleh sebab itu, maka dalam setiap proses terjadinya penyakit, selalu kita memikirkan adanya penyebab jamak (multiple causational). Hal ini sangat
  • 14. mempengaruhi dalam menetapkan program pencegahan maupun penanggulangan penyakit tertentu. Karena usaha tersebut hanya akan memberikan hasil yang di harapkan bila dalam perencanaannya memperhitungkan berbagai unsur di atas.(Nur nasry noor.2002.Epidemiologi.Universitas Hasanuddin,Makassar.Hal.29) Dari penyesalan model segitiga epidemiologi sangat berhubungan erat dan saling terkait, dan keseimbangan itulah yang menentukan terjadi atau tidaknya suatu penyakit. Dan pertimbangan ini menerapkan pertimbangan mendasar yang sangat terpisah, tetapi itu tidak cukup sebab masih ada beberapa pertimbangan penting lainnya yakni pertimbangan perjalanan alamiah penyakit.(http;//portal tiens.com/portal) enyadari bahwa mencegah berbagai penyakit lebih baik dan lebih ekonomis dari pada mengobati penyakit, maka faktor-faktor penentu terjadinya suatu penyakit perlu kita kenali dan pahami. Di tengah kecenderungan meningkatnya penyakit akibat pola perilaku gaya hidup yang tidak sehat instabilities lingkungan yang tidak ramah, tuntutan masyarakat atas layanan kesehatan yang layak terus meningkat. Hal ini berjalan seiring dengan berjalannya daya dukung, kebijakan , dan berkepihakan pemerintah terhadap kepentingan masyarakat.(http;//.www.republika.co.id) Menurut peran pakar, perilaku manusia dan pencemaran lingkungan merupakan dua faktor penyebab tidak langsung berbagai penyakit yang perlu di atasi penanggulangannya. Selain itu untuk pencegahan dini, faktor gizi terhadap proses terjadi penyakit seiring dengan bertambahnya perlu mendapat perhatian. Dengan dukungan gizi yang seimbang, proses terjadinya penyakit dapat di hambat, di Hentikan, bahkan di sembuhkan. Namun satu hal yang lebih penting adalah
  • 15. pencegahan terjadinya penyakit yang dapat dilakukan dengan dukungan gizi yang optimal. Sejak 1950-an kita mengenal pedoman empat sehat lima sempurna yang masih sering di gunakan sampai saat ini. Dengan pengembangan dan penyempurnaan 4 sehat 5 sempurna yang di sesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi gizi serta masalah gizi yang ada saatini, maka sejak 1995 Departemen kesehatan bersama dengan sektor terkait mengeluarkan pedoman. Aman gizi seimbang (PUGS) yang berisi pesan Dasar Gizi seimbang.(http;//www.yahoo.com.) PENYEBAB TIMBULNYA PENYAKIT SEKARANG INI Pencemaran makanan 1. Sisa-sisa pestisida dan pupuk pada buah-buahan, sayur- sayuran-sayuran makanan lainnya 2. Bahan tambahan. zat pewarna. dan penyedap rasa pada makanan dibekukan; 3. Zat penawar racun. hormon, dsb., pada makanan hewan; 4. Kerusakan bahan gizi selama proses memasak. Pencemaran lingkungan dan udara 1) Gas limbah industri; 2) Pencemaran rumah tempat tinggal sebagai akibat dan berbagai interior; Pencemaran sumber air 1) Air limbah industri; 2) Penimbunan mikro organisme dalam air:
  • 16. 3) Pupuk. pestisida, sampah putih:(4) Pencemaran pada proses pemanasan air ledeng : 5) Air minum yang tidak diproses menurut aturan. Pencemaran yang disebabkan oleh fasilitas modern Televisi, radio. kabel tegangan tinggi, microwave. komputer, pemantul cahaya yang kuat, dan radiasi frekuensi rendah, semua berpengaruh. Polusi suara Suara yang ditimbulkan oleh mobil, mesin, sepeda motor. suara orang seseorang menjadi cepat marah dan sukar untuk berkonsentrasi. Standar Kesehatan Kesehatan memerlukan diet yang seimbang. tidur yang cukup, latihan memiliki jiwa yang sehat. Orang sehat memiliki sifat-sifat sebagai berikut: 1) Berbadan yang kuat, memiliki kemampuan untuk dengan mudah menangani tekanan dan kehidupan sehari-hari tanpa mengalami stress, dan mampu untuk melakukan segala sesuatu yang dibutuhkan. 2) Memiliki rasa optimis dengan sikap yang positif, kebersediaan untuk bertanggung jawab atas tindakan yang telah dilakukan, bersikap ketat terhadap din sendiri namun lembut terhadap orang lain. 3) Kemampuan untuk menangani berbagai keadaan yang bersifat darurat dan mampu untuk beradaptasi terhadap adanya perubahan.
  • 17. 4) Kemampuan untuk bertahan terhadap cuaca dingin yang normal dan penyakit menular. 5) Memiliki berat badan yang normal dan bentuk tubuh yang sebanding terhadap semua bagian dan tubuh ketika berada pada posisi berdiri yang layak. 6) Mata bersinar, cekatan dalam bertindak, dan tanpa adanya iritasi 7) Memiliki rambut yang bercahaya dengan sedikit atau tanpa adanya ketombe. 8) Memiliki gigi yang bersih tanpa adanya gigi berlubang atau yang terasa sakit, dan dengan gusi yang sehat. 9) Kondisi otot dan kulit yang elastis. bila berjalan dengan langkah yang gesit. 10)Memiliki kemampuan untuk beristirahat dan tidur dengan baik. KARAKTERISTIK SEGITIGA UTAMA Ketiga faktor dalam trias epidemiologi terus menerus dalam keadaan berinterkasi satu sama lain. Jika interaksinya seimbarig, terciptalah keadaan sehat. Begitu terjadi gangguan keseimbangan, muncul penyakit. Terjadinya gangguan keseimbangan bermula dan perubahan unsur-unsur trias itu. Perubahan unsur trias yang potensial menyebabkan kesakitan tergantung pada karakteristik dan ketiganya dan interaksi antara ketiganya. A. Karakteristik Penjamu ( Host ) Manusia mempunyai karakteristik tersendiri dalam menghadapi ancaman penyakit, yang bisa berupa: 1. Resistensi.: kemampuan dan penjamu untuk bertahan terhadap suatu infeksi. Terhadap suatu infeksi kuman tertentu, manusia mempunyai mekanisme pertahanan tersendiri dalam menghadapinya.
  • 18. 2. Imunitas: kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon imunologis, dapat secara alamiah maupun perolehan (non-alamiah), sehingga tubuh kebal terhadap suatu penyakit tertentu. Selain mempertahankan diri, pada jenis-jenis penyakit tertentu mekanisme pertahanan tubuh dapat menciptakan kekebalan tersendiri. Misalnya campak, manusia mempunyai kekebalan seumur hidup, mendapat munitas yang tinggi setelah terserang campak, sehingga seusai kena campak sekali maka akan kebal seumur hidup. 3. lnfektifnes (infectiousness): potensi penjamu yang terinfeksi untuk menularkan penyakit kepada orang lain. Pada keadaan sakit maupun sehat, kuman yang berada dalam tubuh manusia dapat berpindah kepada manusia dan sekitarnya. B. Karakteristik Agen 1. Infektivitas: kesanggupan dan organisma untuk beradaptasi sendiri terhadap lingkungan dan penjamu untuk mampu tinggal dan berkembang biak (multiply) dalam jaringan penjamu. Umumnya diperlukan jumlah tertentu dan suatu mikroorganisma untuk mampu menimbukan infeksi terhadap penjamunya. Dosis infektivitas minimum (minimum infectious dose) adalah jumlah minimal organisma yang dibutuhkan untuk menyebabkan infeksi. jumlah ini berbeda antara berbagai spesies mikroba dan antara individu. 2. Patogenesitas: kesanggupan organisma untuk menimbulkan suatu reaksi klinik khusus yang patologis setelah terjadinya infeksi pada penjamu yang diserang. Dengan perkataan lain, jumlah penderita dibagi dengan jumlah orang yang terinfeksi, Hampir semua orang yang
  • 19. terinfeksi dengan virus smallpox menderita penyakit (high pathogenicthy), sedangkan orang yang terinfeksi poliovirus tidak semua jatuh sakit (low pathogenicity). 3. Virulensi: kesanggupan organisma tertentu untuk menghasilkan reaksi patologis yang berat yang selanjutnya mungkin menyebabkan kematian. Virulensi kuman menunjukkan beratnya (severity) penyakit. 4. Toksisitas: kesanggupan organisma untuk memproduksi reaksi kimia yang toksis dan substansi kimia yang dibuatnya. Dalam upaya merusak jaringan untuk menyebabkan penyakit berbagai kuman mengeluarkan zat toksis. 5. Invasitas: kemampuan organisme untuk melakukan penetrasi dan menyebar setelah memasuki jaringan 6. Antigenisitas: kesanggupan organisma untuk merangsang reaksi imunologis dalam penjamu. Beberapa organisma mempunyai antigenisitas Iebih kuat dibanding yang lain. Jika menyerang pada aliran darah (virus measles) akan lebih merangsang immunoresponse dan yang hanya menyerang permukaan membrane (gonococcus). C. Karakteristik Lingkungan 2. Topografi: situasi lokasi tertentu, baik yang natural maupun buatan manusia yang mungkin mempengaruhi terjadinya dan penyebaran suatu penyakit tertentu. 3. Geograuis: keadaan yang berhubungan dengan struktur geologi dan bumi yang berhubungan dengan kejadian penyakit.
  • 20. TAHAPAN PERJALANAN PENYAKIT 1. Tahap Pre-Patogenesa Pada tahap ini telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih diluar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh manusia dan belum masuk kedalam tubuh pejamu. Pada keadaan ini belum ditemukan adanya tanda – tanda penyakit dan daya tahan tubuh pejamu masih kuat dan dapat menolak penyakit. Keadaan ini disebut sehat. 2. Tahap Patogenesa a) Tahap Inkubasi Tahap inkubasi adalah masuknya bibit penyakit kedalam tubuh pejamu, tetapi gejala- gejala penyakit belum nampak. Tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda, ada yang bersifat seperti influenza, penyakit kolera masa inkubasinya hanya 1-2 hari, penyakit Polio mempunyai masa inkubasi 7–14 hari, tetapi ada juga yang bersifat menahun misalnya kanker paru-paru, AIDS dan sebagainya. Jika daya tahan tubuh tidak kuat, tentu penyakit akan berjalan terus yang mengakibatkan terjadinya gangguan pada bentuk dan fungsi tubuh. Pada suatu saat penyakit makin bertambah hebat, sehingga timbul gejalanya. Garis yang membatasi antara tampak dan tidak tampaknya gejala penyakit disebut dengan horison klinik. b) Tahap Penyakit Dini Tahap penyakit dini dihitung mulai dari munculnya gejala-gejala penyakit, pada tahap ini pejamu sudah jatuh sakit tetapi sifatnya masih ringan. Umumnya penderita masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dan karena itu sering tidak
  • 21. berobat. Selanjutnya, bagi yang datang berobat umumnya tidak memerlukan perawatan, karena penyakit masih dapat diatasi dengan berobat jalan. Tahap penyakit dini ini sering menjadi masalah besar dalam kesehatan masyarakat, terutama jika tingkat pendidikan penduduk rendah, karena tubuh masih kuat mereka tidak datang berobat, yang akan mendatangkan masalah lanjutan, yaitu telah parahnya penyakit yang diderita, sehingga saat datang berobat sering telah terlambat. c) Tahap Penyakit Lanjut Apabila penyakit makin bertambah hebat, penyakit masuk dalam tahap penyakit lanjut. Pada tahap ini penderita telah tidak dapat lagi melakukan pekerjaan dan jika datang berobat, umumnya telah memerlukan perawatan. d) Tahap Akhir Penyakit Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir. Berakhirnya perjalanan penyakit tersebut dapat berada dalam lima keadaan, yaitu : 1. Sembuh sempurna; penyakit berakhir karena host sembuh secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi tubuh kembali kepada keadaan sebelum menderita penyakit. 2. Sembuh tetapi cacat; penyakit yang diderita berakhir dan penderita sembuh. Sayangnya kesembuhan tersebut tidak sempurna, karena ditemukan cacat pada host. Adapun yang dimaksudkan dengan cacat, tidak hanya berupa cacat fisik yang dapat dilihat oleh mata, tetapi juga cacat mikroskopik, cacat fungsional, cacat mental dan cacat sosial. 3. Carrier; pada carrier perjalanan penyakit seolah-olah terhenti, karena gejala penyakit memang tidak tampak lagi.
  • 22. Padahal dalam diri host masih ditemukan bibit penyakit yang pada suatu saat, misalnya jika daya tahan tubuh berkurang, penyakit akan timbul kembali. Keadaan carrier ini tidak hanya membahayakan diri host sendiri, tetapi juga masyarakat sekitarnya, karena dapat menjadi sumber penularan. 4. Kronis; perjalanan penyakit tampak terhenti karena gejala penyakit tidak berubah, dalam arti tidak bertambah berat dan ataupun tidak bertambah ringan. Keadaan yang seperti tentu saja tidak menggembirakan, karena pada dasarnya host tetap berada dalam keadaan sakit. 5. Meninggal dunia; terhentinya perjalanan penyakit disini, bukan karena sembuh, tetapi karena host meninggal dunia. Keadaan seperti ini bukanlah tujuan dari setiap tindakan kedokteran dan keperawatan. Penyakit tersebut dikenal dengan nama riwayat alamiah perjalanan penyakit (natural history of disease) terutama untuk penyakit infeksi. Riwayat alamiah suatu penyakit adalah perkembangan penyakit tanpa campur tangan medis atau bentuk intervensi lainnya sehingga suatu penyakit berlangsung secara natural. PERKEMBANGAN TEORI TERJADINYA PENYAKIT Penyakit timbul karena gangguan makhluk halus. 1. Teen Hypocrates, bahwa penyakit timbul karena pengaruh Iingkungan terutama: air, udara, tanah, cuaca (tidak dijeIaskan kedudukan manusia dalam Iingkungan). 2. Teori Humoral, dimana dikatakan bahwa penyakit timbul karena gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh.
  • 23. 3. Teori Miasma, penyakit timbul karena sisa dari mahkluk hidup yang mati membusuk, meninggalkan pengotoran udara dan Iingkungan. 4. Teori jasad renik (teori Germ), terutama setelah ditemukannya mikroskop dan dilengkapi teori imunitas. 5. Teori nutrisi dan Resistensi, hasil pengamatan pelbagai pengamatan epidemiologis. Teori Ekologi lingkungan, bahwa manusia berinteraksi dengan penyebab dalam Iingkungan tertentu dapat menimbulkan penyakit.
  • 24. BAB III PEMBAHASAN A. Pencegahan Pencegahan penyakit datang dari diri sendiri, individu dapat meminimalkan pola hidup yang tidak sehat dan memaksimalkan pola hidup sehat. Dibawah ini beberapa tindakan pencegahan untuk penyakit menular dan penyakit tidak menular, diantaranya : a. Menjaga kebersihan lingkungan Di lingkungan kita banyak sekali hal – hal yang bias kita lihat dan evaluasi, seperti, sampah dan kotoran yang menumpuk, drainase yang kotor serta ventilasi/lubang untuk pertukaran udara didalam rumah yang buruk bias menjadi sebab timbulnya berbagai macam penyakit, khususnya penyakit saluran pernapasan. b. Cuci tangan dengan sabun Kita tahu bahwa tangan adalah organ yang digunakan untuk berbagai aktivitas, dan tangan beresiko sebagai perantara virus untuk masuk ke tubuh. Tangan menjadi media perantara kuman maupun mikroorganisme yang lain. Saat kita tanpa sengaja memegang bekas ludah atau kotoran, maka penyakit mudah sekali masuk kedalam tubuh. c. Olahraga yang teratur dan istirahat yang cukup Membiasakan diri untuk melakukan kegiatan rutin dengan berolahraga dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Istirahat yang cukup membantu tubuh agar tetap bugar. Pola makan yang seimbang, perlunya mengatur pola makan, terutama menu makanan sehat, hindari makanan yang bersesiko terhadap kesehatan seperti, minuman bersoda dan beralkohol, makanan ringan/snack, makanan olahan/makanan
  • 25. yang mengandung pengawet, makanan yang ,mengandung Na, makanan tinggi kolesterol, dsb. d. Pola hidup yang sehat Selalu berpikir positip membantu kita terhindar dari stress. Mulai melakukan pendekatan terhadap agama dapat menenangkan emosi, menghindari pergaulan bebas dan setia pada satu pasangan. e. Pemberian Imunisasi Pemberian imunisasi lebih baik diberkan mulai sejak Balita untuk mencegah penularan penyakit. f. Nutrisi yang baik Perkuat fungsi tubuh dengan pola makanan yang bergizi yang mengandung tinggi protein, tinggi serat, tinggi mineral, dan sebisa mungkin hindari konsumsi makanan/minuman yang dapat merugikan tubuh. g. Melakukan promkes Misalnya : - kampanye kesadaran kesehatan - Promkes - Pendidikan kesehatan masyarakat B. Pemberantasan Beberapa kebijakan pemberantasan penyakit yang di lakukan baik yang menular maupun yang tidak menular meliputi : 1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk mendorong peran, membangun komitmen, dan menjadi bagian integral pembangunan kesehatan dalam mewujudkan manusia Indonesia yang sehat dan produktif terutama bagi masyarakat rentan dan miskin hingga ke desa. 2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diselenggarakan melalui penatalaksanaan kasus secara cepat dan tepat,
  • 26. imunisasi, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, serta pengendalian faktor risiko baik di perkotaan dan di perdesaan. 3. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk mengembangkan dan memperkuat jejaring surveilans epidemiologi dengan fokus pemantauan wilayah setempat dan kewaspadaan dini, guna mengantisipasi ancaman penyebaran penyakit antar daerah maupun antar negara yang melibatkan masyarakat hingga ke desa. 4. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk mengembangkan sentra rujukan penyakit, sentra pelatihan penanggulangan penyakit, sentra regional untuk kesiapsiagaan penanggulangan KLB/ wabah dan bencana maupun kesehatan matra, serta kemampuan untuk melakukan rapid assessement dan rapid respons. 5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk memantapkan jejaring lintas program, lintas sektor, serta kemitraan dengan masyarakat termasuk swasta untuk percepatan program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular melalui pertukaran informasi, pelatihan, pemanfaatan teknologi tepat guna, dan pemanfaatan sumberdaya lainnya. 6. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk dilakukan melalui penyusunan, review, sosialisasi, dan advokasi produk hukum penyelenggaraan program pencegahan dan pemberantasan penyakit di tingkat pusat hingga desa. 7. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk meningkatkan profesionalisme sumberdaya manusia di bidang pencegahan dan pemberantasan penyakit sehingga mampu menggerakkan dan meningkatkan partisipasi masyarakat secara berjenjang hingga ke desa.
  • 27. 8. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk menyiapkan, mengadakan, dan mendistribusikan bahan-bahan yang esensial untuk mendukung penyelenggaraan program pencegahan dan pemberantasan penyakit hingga ke desa. 9. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk meningkatkan cakupan, jangkauan, dan pemerataan pelayanan penatalaksanaan kasus penyakit secara berkualitas hingga ke desa. C. Penatalaksanaan Salah satu contoh untuk pengobatan cacar air dapat diberikan salep yang mengandung Asiklovir 5% (Anti virus), dan hanya di oleskan pada bagian lepuhan yang sudah pecah saja. Penderita cacar air disarankan untuk tetap mandi seperti biasa. Imunisasi vaksin varisella bisa diberikan mulai umur 12 bulan.
  • 28. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa penyakit tidak muncul dengan sendirinya tetapi penyakit muncul karena gaya hidup yang tidak sehat. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala B. Saran Berdasarkan pembahasan diatas kita sudah dapat melihat bahwa penyakit muncul dikarenakan gaya hidup yang tidak sehat, maka dari itu, agar tubuh kita tidak terserang penyakit kita harus menerapkan pola hidup sehat serta melakukan pemeriksaan secara berkala.