Dokumen tersebut membahas tentang analisis kebijakan publik. Secara singkat, analisis kebijakan publik adalah proses untuk memproduksi pengetahuan mengenai kebijakan pemerintah dan proses kebijakan itu sendiri."
Modul 1 konsep dan studi kebijakan publikunitpublikasi
Dokumen tersebut membahas konsep dan studi kebijakan publik. Terdiri dari empat bagian, membahas fenomena sosial dan hubungannya dengan kebijakan, konsep kebijakan publik dan jenis studinya, serta perbedaan masalah publik dan privat. Juga menjelaskan proses kebijakan dan peran analis dalam membantu pengambil keputusan.
Suplemen Materi “Agenda Setting dan Perumusan Kebijakan”
Diklat Analisis Kebijakan Publik Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Jakarta, 4-5 Maret 2013
Dokumen tersebut membahas mengenai pentingnya mempelajari analisis kebijakan publik, definisi kebijakan publik, kategori kebijakan publik, dan teori pembuatan keputusan kebijakan publik seperti teori rasional komprehensif dan inkremental.
Modul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif Kebijakanunitpublikasi
Dokumen tersebut membahas tentang sumber-sumber dan prosedur yang digunakan dalam mengembangkan dan merumuskan alternatif kebijakan. Beberapa sumber alternatif kebijakan yang disebutkan adalah wewenang, wawasan, metode, teori ilmiah, dan motivasi. Prosedur umum yang dijelaskan terdiri dari definisi masalah, prediksi dampak kebijakan, preskripsi nilai kebijakan, deskripsi konsekuensi kebijak
Modul 1 konsep dan studi kebijakan publikunitpublikasi
Dokumen tersebut membahas konsep dan studi kebijakan publik. Terdiri dari empat bagian, membahas fenomena sosial dan hubungannya dengan kebijakan, konsep kebijakan publik dan jenis studinya, serta perbedaan masalah publik dan privat. Juga menjelaskan proses kebijakan dan peran analis dalam membantu pengambil keputusan.
Suplemen Materi “Agenda Setting dan Perumusan Kebijakan”
Diklat Analisis Kebijakan Publik Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Jakarta, 4-5 Maret 2013
Dokumen tersebut membahas mengenai pentingnya mempelajari analisis kebijakan publik, definisi kebijakan publik, kategori kebijakan publik, dan teori pembuatan keputusan kebijakan publik seperti teori rasional komprehensif dan inkremental.
Modul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif Kebijakanunitpublikasi
Dokumen tersebut membahas tentang sumber-sumber dan prosedur yang digunakan dalam mengembangkan dan merumuskan alternatif kebijakan. Beberapa sumber alternatif kebijakan yang disebutkan adalah wewenang, wawasan, metode, teori ilmiah, dan motivasi. Prosedur umum yang dijelaskan terdiri dari definisi masalah, prediksi dampak kebijakan, preskripsi nilai kebijakan, deskripsi konsekuensi kebijak
Dokumen tersebut merangkum berbagai pengertian kebijakan publik menurut para ahli. Kebijakan publik didefinisikan sebagai keputusan formal pemerintah yang berisi program-program pembangunan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Dokumen ini juga membahas klasifikasi kebijakan publik dan proses pembuatan kebijakan publik.
Disampaikan pada Rapat Pra Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Rekomendasi Analisis dan Evaluasi Hukum Tahun 2019
BPHN Kementerian Hukum dan HAM, 12 Februari 2019
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Dokumen tersebut membahas tentang konsep birokrasi dan kajian politik. Secara singkat, dokumen menjelaskan definisi birokrasi menurut para ahli seperti Max Weber dan Martin Albrow, klasifikasi birokrasi, serta karakteristik ideal birokrasi menurut konsep Weber.
Dokumen ini membahas tentang migrasi penduduk di Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya migrasi antara lain kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik di daerah tujuan, tekanan di daerah asal, dan urbanisasi di Jakarta yang menyebabkan banyak penduduk tinggal di sekitar Jakarta untuk mendapatkan tempat tinggal yang lebih baik. Migrasi penduduk memberikan dampak positif seperti memenuhi kek
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dan studi kebijakan publik. Terdapat penjelasan mengenai proses kebijakan publik, tantangan kebijakan publik di Indonesia, serta peran analis kebijakan dalam merumuskan kebijakan yang berkualitas berdasarkan pengetahuan.
Modul ini membahas tentang orientasi pelatihan advokasi kebijakan publik yang mencakup pembukaan dan penutup pelatihan, perkenalan peserta untuk menciptakan suasana akrab, serta penjelasan mengenai tujuan dan tata cara pelaksanaan pelatihan."
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan rekomendasi kebijakan. Memberikan penjelasan mengenai proses analisis kebijakan, bentuk-bentuk hasil kerja analis kebijakan seperti policy paper, policy brief, dan memo kebijakan. Juga menjelaskan alat bantu untuk mengidentifikasi masalah kebijakan seperti iceberg dan model Dunn.
Penelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakatasih gahayu
Penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena sosial dari sudut pandang partisipan dengan cara mengumpulkan data deskriptif secara alami di lapangan, berfokus pada proses daripada hasil, dan mengutamakan makna. Terdapat lima ciri penelitian kualitatif yaitu menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data, bersifat deskriptif analitis, berfokus pada proses, bersifat induktif, dan men
Kebijakan publik adalah upaya pemerintah dalam mengatasi masalah publik dengan menggunakan sumber daya secara strategis. Bab ini menjelaskan konsep dasar kebijakan publik, aktor yang terlibat, tahapan penyusunan kebijakan publik, dan peran auditor dalam menganalisis kebijakan publik."
The document discusses two approaches to policy formulation: the rational comprehensive method that thoroughly analyzes goals and alternatives, and the successive limited comparison method that focuses on incremental changes. It analyzes the merits and limitations of each approach, and proposes a normative optimum model that seeks to balance rational analysis with practical policymaking constraints. The discussion provides insights into real-world policymaking processes versus theoretical models.
Dokumen tersebut merangkum berbagai pengertian kebijakan publik menurut para ahli. Kebijakan publik didefinisikan sebagai keputusan formal pemerintah yang berisi program-program pembangunan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Dokumen ini juga membahas klasifikasi kebijakan publik dan proses pembuatan kebijakan publik.
Disampaikan pada Rapat Pra Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Rekomendasi Analisis dan Evaluasi Hukum Tahun 2019
BPHN Kementerian Hukum dan HAM, 12 Februari 2019
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Dokumen tersebut membahas tentang konsep birokrasi dan kajian politik. Secara singkat, dokumen menjelaskan definisi birokrasi menurut para ahli seperti Max Weber dan Martin Albrow, klasifikasi birokrasi, serta karakteristik ideal birokrasi menurut konsep Weber.
Dokumen ini membahas tentang migrasi penduduk di Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya migrasi antara lain kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik di daerah tujuan, tekanan di daerah asal, dan urbanisasi di Jakarta yang menyebabkan banyak penduduk tinggal di sekitar Jakarta untuk mendapatkan tempat tinggal yang lebih baik. Migrasi penduduk memberikan dampak positif seperti memenuhi kek
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dan studi kebijakan publik. Terdapat penjelasan mengenai proses kebijakan publik, tantangan kebijakan publik di Indonesia, serta peran analis kebijakan dalam merumuskan kebijakan yang berkualitas berdasarkan pengetahuan.
Modul ini membahas tentang orientasi pelatihan advokasi kebijakan publik yang mencakup pembukaan dan penutup pelatihan, perkenalan peserta untuk menciptakan suasana akrab, serta penjelasan mengenai tujuan dan tata cara pelaksanaan pelatihan."
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan rekomendasi kebijakan. Memberikan penjelasan mengenai proses analisis kebijakan, bentuk-bentuk hasil kerja analis kebijakan seperti policy paper, policy brief, dan memo kebijakan. Juga menjelaskan alat bantu untuk mengidentifikasi masalah kebijakan seperti iceberg dan model Dunn.
Penelitian kualitatif bidang kesehatan masyarakatasih gahayu
Penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena sosial dari sudut pandang partisipan dengan cara mengumpulkan data deskriptif secara alami di lapangan, berfokus pada proses daripada hasil, dan mengutamakan makna. Terdapat lima ciri penelitian kualitatif yaitu menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data, bersifat deskriptif analitis, berfokus pada proses, bersifat induktif, dan men
Kebijakan publik adalah upaya pemerintah dalam mengatasi masalah publik dengan menggunakan sumber daya secara strategis. Bab ini menjelaskan konsep dasar kebijakan publik, aktor yang terlibat, tahapan penyusunan kebijakan publik, dan peran auditor dalam menganalisis kebijakan publik."
The document discusses two approaches to policy formulation: the rational comprehensive method that thoroughly analyzes goals and alternatives, and the successive limited comparison method that focuses on incremental changes. It analyzes the merits and limitations of each approach, and proposes a normative optimum model that seeks to balance rational analysis with practical policymaking constraints. The discussion provides insights into real-world policymaking processes versus theoretical models.
Using DEMATEL Method to Analyze the Causal Relations on Technological Innovat...drboon
This study analyzes the technology innovation capabilities (TICs) evaluation factors of enterprises by applying the Decision Making Trial and Evaluation Laboratory (DEMATEL) method. Based on the literature reviews, six main perspectives and sixteen criteria were extracted and then validated by six experts. A questionnaire was constructed and answered by eleven experts. Then the DEMATEL method was applied to analyze the importance of criteria and the casual relations among the criteria were constructed. The result showed that the innovation management capability perspective was the most important perspective and influenced the remaining perspectives. This work also presents the significant criteria for each perspective.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya menghubungkan hasil penelitian dengan kebijakan. Secara singkat, dibahas tentang definisi kajian dan kebijakan, jenis kajian, pendekatan kajian, tahapan penelitian, pelaporan hasil, aktor dalam proses kebijakan, serta strategi komunikasi hasil penelitian kepada pengambil kebijakan.
This document summarizes Charles Lindblom's theory of incrementalism versus rationalism in policymaking. It outlines two approaches: the rational comprehensive method (root) which comprehensively analyzes all alternatives from first principles, and the successive limited comparisons method (branch) which incrementally adapts existing policies. The branch method is more practical for complex real-world problems where values are unclear and means-ends analysis is difficult, as it simplifies decisions by limiting comparisons to small changes from the status quo. Policymaking is an iterative process that must proceed gradually to avoid serious errors.
The document discusses the changing dynamics of public budgeting processes at the national, state, and local levels. It outlines several reforms to budgeting over time, including the 1921 Budget and Accounting Act, the Congressional Budget and Impoundment Control Act of 1974, and deficit control acts of 1986 and 1990. While reforms aim to better allocate resources and improve financial management, they also face weaknesses such as fiscal stress, revenue uncertainty, and erosion of accountability due to complexity. Overall, the budget process remains challenging due to issues like novelty, annual perspectives, and forecasting problems in changing environments.
Secara konseptual, kebijakan public ( public policy ) itu dipelajari oleh 2 ilmu disiplin yaitu ilmu politik dan ilmu administrasi publik. Masing-masing disiplin ilmu tersebut memiliki sudut pandang yang berbeda-beda terhadap Kebijakan Publik. Hal ini dikarenakan masing-masing disiplin ilmu itu memiliki Locus dan Focus yang berbeda. Locus ilmu administrasi negara adalah organisasi dan manajemen, sedangkan focus ilmu adminiatrasi negara adalah efektifitas dan efisiensi
This document provides an overview of key concepts in public policy analysis and evaluation. It discusses agenda-setting and how problems come to be on the policy agenda through various mechanisms. It then covers policy formulation, decision-making, implementation, and evaluation. For decision-making, it outlines rational, incremental, and irrational models. For implementation, it discusses top-down and bottom-up perspectives. It concludes by identifying four styles of policy evaluation: limited learning, non-learning, instrumental learning, and social learning. The document synthesizes ideas from numerous scholars in the field.
The document discusses evaluating policy performance based on William N. Dunn's book. It outlines different approaches to evaluation, including causal evaluation, official evaluation, and participative evaluation. It also discusses the role of values and ethics in policy analysis and lists common criteria for evaluating policy performance such as effectiveness, efficiency, and equity.
Policy analysis is an applied social science discipline that uses multiple methods to produce and transform policy-relevant information for use in political settings to resolve policy problems. It aims to improve the basis for policymakers' judgments through systematic analysis that generates and presents information by drawing on various social science disciplines. The rational model of policy analysis involves six steps: 1) verifying and detailing the problem, 2) establishing evaluation criteria, 3) identifying alternative policies, 4) evaluating and comparing alternatives, 5) selecting the best policy, and 6) monitoring the selected policy. When applied to analyze devolution of Pakistan's Higher Education Commission following the 18th Amendment, the alternatives identified were: no devolution as status quo, complete devolution to provinces,
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemenMarobo United
Makalah ini membahas tentang pengambilan keputusan dalam manajemen. Pembahasan mencakup definisi keputusan dan pengambilan keputusan menurut para ahli, kategori keputusan, dan proses pengambilan keputusan yang efektif sesuai teori dan metode.
Incremental model merupakan pengembangan dari model waterfall dengan pendekatan top-down dimana sistem dibangun secara bertahap berdasarkan kemampuan fungsional. Model ini cocok digunakan ketika persyaratan sistem sudah jelas, sumber daya terbatas, dan ada kebutuhan untuk menggunakan produk secepat mungkin. Contoh penerapannya adalah pengembangan editor teks yang dilakukan secara bertahap mulai dari manajemen file, editing dasar,
This document discusses decision-making in organizations. It begins by defining decision-making as making choices between two or more alternatives. It then outlines the importance of decision-making for organizations. The document also covers various theories of decision-making, types of decisions, the decision-making process, tools and techniques to improve decision-making, and biases that can negatively impact decisions. It concludes by emphasizing that sound decision-making is important and that the process needs continual improvement through the use of various decision-making models, tools, and awareness of cognitive biases.
Buku ini membahas proses analisis kebijakan publik dalam 9 bab yang mencakup proses analisis kebijakan, peran analisis kebijakan dalam proses pembuatan kebijakan, merumuskan masalah kebijakan, meramal masa depan kebijakan, merekomendasikan tindakan kebijakan, memantau hasil kebijakan, mengevaluasi kinerja kebijakan, mengembangkan argumentasi kebijakan, dan mengkomunikasikan hasil
Here are a few examples of areas where public policy could be developed or improved:
- Healthcare policy - policies around access to healthcare, costs of healthcare, Medicare/Medicaid could be developed or revised.
- Education policy - policies around K-12 or higher education funding, school choice, curriculum standards, teacher pay could be addressed.
- Housing policy - policies around affordable housing, homelessness, rent control, or property taxes could be examined.
- Transportation policy - policies around infrastructure funding, public transit, vehicle fuel efficiency, or road usage fees may need updates.
- Environmental policy - policies around climate change, renewable energy, pollution, or conservation could be strengthened.
- Criminal justice policy -
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Kebijakan Publik di Politeknik Negeri Sriwijaya. Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai konsep, proses perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan publik serta masalah yang dihadapi. Dibahas pula teori-teori dan pendekatan studi kebijakan publik beserta contoh-contoh penerapannya di lingkungan Politeknik N
Analisis Kebijakan Publik Karya Dr. Drs. Awan Y. Abdoellah, M.Si. Dan Dr. Y...Universitas Sriwijaya
Istilah “policy” berasal dari kata Latin "politia," yang berarti pemerintah, dan dari kata Yunani Kuno "polis," yang berarti negara. Kata "polis" menurunkan istilah "politeia" dan "polites," yang berarti penduduk suatu negara. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini berkembang menjadi politik dan ilmu politik, yang merupakan cabang ilmu sosial. Menurut W.J.S. Poerwadarminta (1986), istilah terkait meliputi:
1. **Bijak**: Pandai, mahir, selalu menggunakan akal budi atau cakap.
2. **Kebijakan**: Kepandaian atau kemahiran.
3. **Bijaksana**: Selalu menggunakan akal budi berdasarkan pengalaman dan pengetahuan.
4. **Kebijaksanaan**: Kepandaian menggunakan akal budi.
Istilah-istilah ini menggambarkan bagaimana kebijakan dan kebijaksanaan melibatkan penggunaan akal budi dan pengetahuan untuk pengambilan keputusan yang cerdas dan efektif dalam konteks sosial dan politik.
Tugas Perumusan Masalah Kebijakan Publik.pptxnaila449385
Dokumen tersebut membahas tentang analisis kebijakan publik. Terdapat beberapa definisi analisis kebijakan menurut para ahli, yaitu versi Dunn, Weimer-Vining, dan Patton-Savicky. Versi Patton-Savicky menyatakan bahwa analis kebijakan sering diminta memberikan saran dalam waktu singkat berbeda dengan peneliti yang melakukan penelitian jangka panjang. Dokumen ini juga membahas proses perumusan masalah kebijak
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan kebijakan program kesehatan. Secara garis besar, dokumen tersebut menjelaskan konsep-konsep dasar yang berkaitan dengan kebijakan publik seperti sistem kebijakan, komponen kebijakan, proses kebijakan, analisis kebijakan, masalah dan isu kebijakan, serta kebijakan kesehatan. Dokumen tersebut juga menjelaskan bahwa keb
Dokumen tersebut membahas tentang analisis kebijakan, termasuk definisi, tujuan, dan jenis-jenis analisis kebijakan seperti analisis ex ante dan ex post. Analisis kebijakan bertujuan untuk merumuskan kebijakan yang lebih baik dengan mempelajari faktor-faktor pendukung dan dampak dari kebijakan yang ada."
Dokumen tersebut membahas tentang analisis kebijakan, termasuk definisi, tujuan, dan jenis-jenis analisis kebijakan seperti analisis ex ante dan ex post. Analisis kebijakan diperlukan untuk merumuskan kebijakan yang tepat guna memecahkan masalah secara efektif."
Dokumen tersebut membahas tentang analisis kebijakan pangan dan gizi. Secara garis besar, dokumen tersebut menjelaskan tentang konsep dan definisi kebijakan serta analisis kebijakan, kebijakan pangan dan gizi Indonesia beserta tujuan dan sasarannya, serta proses perumusan kebijakan menurut beberapa ahli. Dokumen tersebut juga menjelaskan peran analis kebijakan dalam membantu perumusan kebij
Secara ontologis, kebijakan sebagai suatu konsep, keberadaannya sangat abstrak, adanya dalam pemikiran yang mewujud pada pernyataan kehendak (statemen of intens).
Secara epistomologi, kebijakan memiliki beberapa pendekatan yang digunakan dalam memuat apa yang menjadi isi dari pernyataan kehendak, pendekatan yang berisi pernyataan yang lahir dari pemikiran secara rasional dalam rumusan yang komprehensif (ekonomi), pendekatan yang menggambarkan adanya sejumlah keterbatasan yang dimiliki (incremental model / konsepsi administratif), pendekatan intisari atau substansi, matematika, dll.
Secara aksiologis, kebijakan memiliki sasaran yang diinginkan, yaitu efisien, efektif, kebersamaan, keadilan, dan berbagai nilai filosofi lainnya.
Analisis Kebijakan Sosial merupakan ilmu sosial terapan yang menggunakan berbagai metode penelitian dan argumentasi untuk menganalisis masalah sosial dan kebijakan sosial yang diambil untuk menanggapi masalah tersebut. Analisis ini melibatkan pemahaman proses kebijakan, kondisi sosial, implementasi kebijakan, dan evaluasi dampak kebijakan guna menentukan efektivitasnya. Terdapat tiga pendekatan ut
Perumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan KessosTri Widodo W. UTOMO
Dokumen ini membahas tentang kesejahteraan sosial, studi kebijakan, dan naskah kebijakan. Dibahas mengenai istilah-istilah dalam studi kebijakan seperti research-based policy dan evidence-based policy. Juga ditinjau siklus kajian kebijakan dan output yang dihasilkan seperti policy paper dan policy recommendation. Selanjutnya dibahas mengenai format dan unsur-unsur penting dalam penyusunan naskah kebijakan. Diakh
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya agenda setting dalam proses pembuatan kebijakan publik. Agenda setting melibatkan proses mengenali masalah dan menentukan prioritas, yang merupakan tahap awal penting dalam merumuskan kebijakan yang tepat sasaran. Dokumen tersebut juga menjelaskan berbagai alat bantu yang dapat digunakan dalam mengenali masalah kebijakan secara lebih mendalam dan sistemik.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam melakukan analisis kebijakan pendidikan.
2. Terdapat dua pendekatan yaitu pendekatan deskriptif yang menjelaskan kondisi sebenarnya, dan pendekatan normatif yang memberikan saran untuk memecahkan masalah kebijakan.
3. Data dan informasi diperlukan dalam proses analisis kebijakan agar pembuat keput
Dokumentasi saran kebijakan adalah penyajian saran kebijakan secara
terstruktur dalam berbagai bentuk dokumen kebijakan
Dokumentasi saran kebijakan adalah penyajian saran kebijakan secara
terstruktur dalam berbagai bentuk dokumen kebijakan
Dokumentasi saran kebijakan adalah penyajian saran kebijakan secara
terstruktur dalam berbagai bentuk dokumen kebijakan
Dokumentasi saran kebijakan adalah penyajian saran kebijakan secara
terstruktur dalam berbagai bentuk dokumen kebijakan
Dokumentasi saran kebijakan adalah penyajian saran kebijakan secara
terstruktur dalam berbagai bentuk dokumen kebijakan
Model kebijakan publik memberikan kerangka untuk memahami proses kebijakan secara sederhana. Terdapat beberapa model seperti model institusional yang fokus pada struktur pemerintahan, dan model elite yang melihat administrator negara sebagai kelompok kecil. Model-model ini berguna untuk menganalisis faktor-faktor pengaruh terhadap kebijakan.
Similar to Transparansi analisis kebijakan publik 1 (20)
Dokumen tersebut membahas tentang korupsi dan politik kekerabatan di daerah. Definisi korupsi adalah penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan pribadi, dan politik kekerabatan adalah mengangkat keluarga dalam jabatan publik. Korupsi terjadi karena adanya kesempatan dan ketiadaan aturan yang melarangnya, serta rendahnya tingkat pendidikan masyarakat. Untuk mengatasinya diperlukan reformasi peraturan pemilihan
Dokumen tersebut membahas beberapa pendekatan dalam analisis kebijakan publik seperti teori sistem politik, teori kelompok, teori elit, teori proses fungsional, dan institusionalisme. Juga dibahas mengenai hakikat masalah publik, barang dan jasa publik, serta alat-alat yang digunakan dalam analisis kebijakan publik."
Dokumen tersebut membahas beberapa pendekatan dalam analisis kebijakan publik seperti teori sistem politik, teori kelompok, teori elit, teori proses fungsional, dan institusionalisme. Juga dibahas mengenai hakikat masalah publik, barang dan jasa publik, serta metode-metode analisis kebijakan seperti proses hierarki analitik."
patologi pemerintahan
Patologi (Penyakit) Birokrasi Pemerintahan
1. Budaya feodalistik;
2. Menunggu petunjuk/arahan;
3. Loyalitas pada atasan, bukan organisasi;
4. Belum berorientasi prestasi;
5. Budaya melayani rendah;
6. Belum didukung teknologi menyeluruh;
7. Ekonomi biaya tinggi;
8. Jumlah pegawai relatif banyak, kurang bermutu/asal jadi.
Penyakit Organisasi
1. Tujuan telah ditetapkan, tetapi tidak dirumuskan secara rinci dan jelas (tidak membumi);
2. Pembagian tugas tidak adil, tidak merata, tidak tuntas dan tidak jelas batas-batas (tidak adil);
3. Anggota hanya mau bekerja sesuai dengan tugasnya, terjadi pengkotak-kotakan (kaku);
4. Merasa dirinya/unitnya yang paling penting, yang lain tidak/kurang penting (sok penting);
5. Pemberian tanggung jawab yang tidak seimbang dengan wewenang (zalim);
6. Terlalu banyak bawahan yang harus diawasi – kewalahan (rakus);
7. Seseorang bawahan mendapat perintah dari satu atasan mengenai hal yang sama, tetapi perintahnya saling bertentangan (plin plan);
8. Sanksi terhadap pelanggaran tidak tegas (banyak pertimbangan).
Dokumen tersebut membahas tentang statistika ekonomi. Secara ringkas, statistika adalah ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan, dan analisis data untuk menarik kesimpulan umum berdasarkan hasil penelitian. Statistika terbagi atas deskriptif yang hanya menggambarkan data, dan inferensial yang berusaha mengambil kesimpulan mengenai populasi berdasarkan sampel. Statistika digunakan untuk menaksir, menguji hipotes
Dokumen ini membahas definisi dan jenis-jenis ukuran statistik yang digunakan untuk menganalisis data, termasuk rata-rata, median, dan modus sebagai ukuran pemusatan data, serta varian dan simpangan baku sebagai ukuran variasi antar data. Contoh perhitungan masing-masing ukuran statistik juga dijelaskan untuk membantu pemahaman pembaca.
This document discusses several key aspects of democracy. It notes that while an authoritarian ruler may make better decisions than citizens, democracy is preferable because it allows people to make their own choices and mistakes. The document outlines some basic liberal premises, including that some form of democracy is the proper form of government, people should have intellectual freedoms, and government should regulate people's lives minimally. It also discusses how democracy requires groups to accept they may lose policy decisions, and how this "democratic bargain" can cause democracy to be fragile if powerful groups reject results. There were four main reasons for the move to democracy: fatigue of authoritarian regimes, international pressures, people's desire for security, and economic development.
2. A. PENDAHULUAN
• Analisis kebijakan publik adalah proses utk
menghasilkan pengetahuan mengenai dan
di dalam proses kebijakan ( Dunn, 1981).
• Proses = serangkaian kegiatan yg salingProses = serangkaian kegiatan yg saling
berkaitan dan berkelanjutanberkaitan dan berkelanjutan.
• Policy analysis is an applied social science
which uses multiple method of inquiry and
argument to produce and transform
policy-relevant information that may be
utilized in political setting to resolve policy
problem (Dunn, 1981 : ix).
SADUWASISTIONO@2014
3. SADUWASISTIONO@2014
• Policy = Kebijakan atau kebijaksanaan ?
• Policy kebijakan Wisdom kebijaksanaan,
kearifan yg artinya upaya penyimpangan dr
kebijakan disesuaikan situasi dan kondisi krn
adanya tuntutan kebutuhan
• Public = umum, masyarakat, pemerintah,
negara (tergantung konteksnya)
• Public policy = kebijakan pemerintah yg
berkaitan dengan kepentingan umum
• Analisis vs Sintesis
• Analisis = usaha memisahkan masalah ke dalam
bagian-bagian pokoknya (pendekatan mikro)
• Sintesis = usaha memadukan bagian-bagian
pokok menjadi satu kesatuan konseptual
(pendekatan makro).
4. SADUWASISTIONO@2014
Analisis Kebijakan Publik ilmu sosial terapan
Pengetahuan Tindakan
Keputusan
Analisis pengambilan keputusan
Analisis kebijakan publik memerlukan metodologi
tertentu, agar dpt dilaksanakan scr tepat dan
akurat.
5. SADUWASISTIONO@2014
• Mengapa kebijakan publik perlu dianalisis secara
mendalam ?
krn kebijakan publik – baik prosesnya maupun
akibatnya menyangkut aspek kehidupan dan
penghidupan masyarakat luas berdampak
politis, ekonomis, sosiologis.
* Kesalahan dlm pengambilan keputusan dlm bidang
bisnis kemungkinan terbesarnya adalah
bangkrutnya perusahaan. Sedangkan kesalahan
mengambil kebijakan publik dpt mengakibatkan
bangkrutnya sebuah negara, baik krn kehancuran
ekonomi maupun krn perang.
6. B. DEFINISI MENGENAI KEBIJAKAN PUBLIK
• Policy is defined as a “standing decision”
characterized by behavioral consistency and
repetitiveness on the part of both those who
make it and those who abide it. (Heinz Eulau and
Kenneth Prewitt in Jones, 1984 : 26).
• Policy is A course of action adopted and
pursued by a government, party, ruler,
statesman, etc; any course of action
adopted as advantageous or expedient” ( The
Oxford English Dictionary in Michael Hill, 1997 : 6).
• A policy consists of a web of decisions and
actions that allocate …. Values (David Easton,
1953 : 130)
SADUWASISTIONO@2014
7. SADUWASISTIONO@2014
• Public policy is “the relationship of a
government unit to its environment”
( Robert Eyestone in Anderson, 1978 : 2)
• Public policy is whatever
governments choose to do or not to
do. ( Thomas R. Dye in Anderson, 1978 : 2)
• Policy is A purposive course of action
followed by an actor or set of actors
ini dealing with a problem or matter
of concern. (Anderson, 1978 : 3)
• Policy be considered “ a long series of
more-or-less related activities”. (Richard
Rose in Anderson, 1978 : 2)
8. SADUWASISTIONO@2014
• Melalui analisis kebijakan dpt dihasilkan
infromasi & argumentasi masuk akal
mengenai tiga macam pertanyaan yi :
1) nilai-nilai yg pencapaiannya menjadi
tolok ukur apakah sesuatu masalah
telah dpt dipecahkan;
2) fakta-fakta yg keberadaannya dpt mem-
batasi atau mempertinggi pencapaian
nilai-nilai;
3) tindakan-tindakan yg pelaksanaannya
dpt menghasilkan pencapaian nilai
dan pemecahan masalah.
9. C. Kerangka Analisis Kebijakan
• Analisis kebijakan publik bersifat
interdisipliner, artinya didlm
menganalisis menggunakan berbagai
disiplin ilmu lainnya spt : ilmu
perilaku, ilmu politik, sosiologi dlsb.
• Ada tiga sifat tujuan analisis
kebijakan publik yaitu :
1) penandaan (designative);
2) penilaian (evaluation);
3) anjuran (advocative).
SADUWASISTIONO@2014
10. Gambar 2. Prosedur Analisis Umum Menurut Waktu
dan Tipe Pertanyaan
TipeTipe
PertanyaanPertanyaan
PenandaanPenandaan EvaluasiEvaluasi AnjuranAnjuran
Sebelum tinSebelum tin
dakan (ex-dakan (ex-
ante)ante)
Setelah tin-Setelah tin-
dakan (ex-dakan (ex-
post).post).
Sumber : Dunn,Sumber : Dunn,
1981 : 391981 : 39
PrediksiPrediksi
DeskripsiDeskripsi
EvaluasiEvaluasi
EvaluasiEvaluasi
PreskripsiPreskripsi
SADUWASISTIONO@2014
11. Keterangan : Preskripsi dpt terjadi setelah tindakan diambil, meskipun bentuk
kebijakan yg bersifat retrospektif ini kurang memberi manfaat
(seharusnya pemerintah melakukan ……………… dsb).
Prosedur analisis umum di atas dpt disamakan dgn empat jenis
metoda analisis kebijakan sbb :
1) deskripsi, memungkinkan menghasilkan informasi mengenai sebab dan
akibat kebijakan di masa lampau;
2) Prediksi, memungkinkan menghasilkan informasi mengenai akibat
kebijakan di masa mendatang;
3) Evaluasi, adalah pembuatan informasi mengenai nilai dari kebijakan di
masa lalu dan masa mendatang;
4) Rekomendasi (preskripsi), memungkinkan menghasil-
kan informasi mengenai kemungkinan bahwa arah tindakan di masa
mendatang akan menimbulkan akibat-akibat bernilai.
SADUWASISTIONO@2014
12. • Dalam melakukan analisis kebijakan publik, hrs
didasarkan pada kesadaran mengenai adanya
masalah yg sangat penting dan adanya potensi
utk memecahkan masalah tsb.
yg senyatanya
Masalah = =/= 1
yg seharusnya
* Perumusan masalah merupakan “ pusat pengatur
seluruh proses analisis kebijakan”
SADUWASISTIONO@2014
13. Gambar 3. Modifikasi Metoda Analisis Umum ke
Metode Analisis Kebijakan
Metoda Analisis UmumMetoda Analisis Umum Metoda AnalisisMetoda Analisis
KebijakanKebijakan
Deskripsi (description)Deskripsi (description)
Prediksi (prediction)Prediksi (prediction)
Evaluasi (evaluation)Evaluasi (evaluation)
Preskripsi (prescription)Preskripsi (prescription)
Perumusan masalahPerumusan masalah
(problem structuring)(problem structuring)
Peliputan (monitoring)Peliputan (monitoring)
Peramalan (forecasting)Peramalan (forecasting)
Evaluasi (evaluation)Evaluasi (evaluation)
RekomendasiRekomendasi
(recommendation)(recommendation)
Penyimpulan praktisPenyimpulan praktis
(practical inference)(practical inference)
SADUWASISTIONO@2014
14. Gambar 4. Jenjang Enam Metoda Analisis Kebijakan
Perumusan
Masalah
Peliputan Modus Modus Modus
Empiris Evaluatif Anjuran
Peramalan
Evaluasi
Rekomendasi
Penyimpulan
Praktis
SADUWASISTIONO@2014
15. Gambar Lima Tipe Informasi yang relevan Dengan Kebijakan
Masalah Alternatif Tindakan Hasil Hasilguna
Kebijakan Kebijakan Kebijakan Kebijakan Kebijakan
Sumber : Robert C. Wood, foreword to “The Study of Policy Formulation”, p v
SADUWASISTIONO@2014
16. Gambar Tiga Elemen Sistem Kebijakan
PELAKU
KEBIJAKAN
LINGKUNGAN KEBIJAKAN
KEBIJAKAN PUBLIK
Sumber : Dunn, 1981.
SADUWASISTIONO@2014
17. D. Bentuk-bentuk Analisis Kebijakan
Ada 3 (tiga) bentuk analisis kebijakan yaitu :
1) Analisis kebijakan prospektif
(penciptaan dan transformasi informasi sebelum kebijakan ditentukan
dan dilaksanakan).
2) Analisis kebijakan retrospektif
(penciptaan dan transformasi informasi setelah tindakan kebijakan
diambil, meliputi : a. analisis yg berorientasi pada disiplin;
b. analisis yg berorientasi pada masalah;
c. analisis yg berorientasi pada penerapan.
3) Analisis kebijakan terpadu
(penciptaan dan transformasi informasi sebelum dan setelahsebelum dan setelah
tindakan kebijakan dilaksanakan).
Sumber : Dunn, 1981.
SADUWASISTIONO@2014
18. SADUWASISTIONO@2014
• Analisis kebijakan terpadu merupakan
analisis yg menggunakan pendekatan
eklektik, yakni memanfaatkan kelebihan
analisis kebijakan prospektif dan analisis
kebijakan retrospektif.
• Penggunaan salah satu bentuk analisis
kebijakan sangat ditentukan oleh
karakteristik masalah yg dihadapinya. Utk
masalah-masalah yg berkaitan dg
perencanaan, umumnya digunakan analisis
prospektif. Sedangkan utk masalah aktual,
digunakan analisis kebijakan retrospektif.
Analisis kebijakan terpadu dpt digunakan
utk menganalisis semua karakteristik
masalah yg berkaitan dg kebijakan publik.
19. SADUWASISTIONO@2014
• Keputusan berkaitan dgn analisis kebijakan
diambil menurut :
• a. Teori Keputusan Deskriptif
(sekumpulan proporsisi yg secara logika konsisten dlm
mendeskripsikan tindakan)
• b. Teori Keputusan Normatif
(sekumpulan proposisi yg secara logika konsisten dlm memberikan
dasar dalam
memperbaiki akibat tindakan).
Proposisi : pernyataan tentang hubungan yg terdapat
diantara dua term.
Term : kata sebagai fungsi dari pengertian.
20. LANGKAH PEMECAHAN MASALAH:
1. IDENTIFIKASI DAN DEFINISI HAKIKAT
MASALAH YANG DIHADAPI
2. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA -
INFORMASI
3. IDENTIFIKASI ALTERNATIF
4. ANALASIS BERBAGAI ALTERNATIF
5. PENENTUAN PILIHAN ALTERNATIF TERBAIK
6. PELAKSANAAN
7. EVALUASI HASIL YANG DICAPAI
SADUWASISTIONO@2014
22. LOGICAL FRAME WORK AKP
“MARS”
INDEPENDENT
VARIABLE
KEBIJAKAN
PEMERINTAHAN
MASALAH
PRA
ANGGAPAN
KERANGKA TEORI:
1. PEMERINTAHAN
2. SUBSTANSI
3. REGULASI
4. PENDUKUNG
5. METODOLOGI
FAKTA:
1.POKOK
2.LINGKUNGAN
3.EMPIRIK
ANALISA:
1.KUANTITATIF
2.KUALITATIF
K
E
S
I
M
P
U
L
A
N
SARAN:
1.KEBIJAKAN
2.STRATEGI
3.UPAYA
DEPENDENT
VARIABLE MENJAWAB
FEED. BACK
JUDUL MASALAH TEORI FAKTA ANALISA KESIMPULAN SARAN
SADUWASISTIONO@2014
23. METHODS FOR POLICY ANALYSIS
(William N. Dunn)
SADUWASISTIONO@2014
RECOMMEN-
DATION
MONITORING
POLICY
PERFORMANCE
POLICY
ALTERNATIVES
EVALUATION
POLICY
OUTCOMES
PROBLEM
STRUCTURING FORECASTING
POLICY
PROBLEM
POLICY
ACTIONS
PRACTICAL
INFERENCE
24. CYCLUS POLICY ANALISIS
SADUWASISTIONO@2014
34
E B
5
D
1 2
A
C
6
TERANGAN:
PROBLEM STRUCTURING
FORECASTING
RECOMANDING
MONITORING
EVALUATING
INFERENCE
POLICY PROBLEM
POLICY ALTERNATIVE
POLICY ACTION
POLICY OUTCOMES
POLICY PERFORMANCE
26. POLICY PROGRAM
1. IDEA &PROBLEMS
2. ELABORATION
3. SOLUTION OF PROBLEM
4. RESEARCH &
5. INVESTIGATION
6. TIME, BUDGET, MATERIAL & METHODE
ANALISYA
7. PROPOSAL
8. VISI – OBSESI – MISI – STRATEGI
9. OUTPUT – PURPOSE – GOAL – SUPER GANT
10.SWOT & NWPSADUWASISTIONO@2014
27. • ORGANIZATION & MANAGEMENT
• MAN – MONEY – MATERIAL – METHODE
• COORDINATION – MOTIVATION –
COMUNICATION
• TEAM WORK – SPAN OF CONTROL
• LEADERSHIP – STAFF WORK – DECETION MAKING
• ENVIRONMENT FACTOR’S
SADUWASISTIONO@2014
POLICY ACTIONPOLICY ACTION
28. 1. MONITORING & EVALUATION
2. INSPECTION
3. CONTROLLING
4. INVESTIGATION
5. BILT IN CONTROL
6. INTERNAL&EKSTERNAL CONTROL
7. PRE – IN – POST CONTROL
8. REPORTING & RECOMENTION
9. FOLLOW UP ACTION
10.IMPACT EVALUATION
SADUWASISTIONO@2014
POLICY EVALUATIONPOLICY EVALUATION
29. ALAT ANALISA
1. KUALITATIF – DESKRIPTIF
2. KAUNTITATIF – STASTISTIK –
VERIFIKATIF
3. PROGRAM KERJA TERPADU
4. PROGRAM PENINGKATAN KINERJA
5. MEAN’S & END’S
6. SWOT & STRATEGIC
7. H T A G
8. ETC
SADUWASISTIONO@2014
32. Gambar : Bentuk-bentuk Analisis Kebijakan
Restrospeksi :
Mengetahui apa yang
telah terjadi dan
perbedaan apa yang
diperbuatnya
SADUWASISTIONO@2014
Prospektif :
Mengetahui apa yang
akan terjadi dan apa
yang harus dilakukan
Formulasi Kebijakan :
Mengetahui masalah
apa yang harus
dipecahkan
Implementasi
Kebijakan :
Memecahkan masalah
33. Gambar : Sub Proses Perumusan Masalah
MASALAH
SUBTANTIF
SADUWASISTIONO@2014
KONSEPTUAL
MASALAH
SPESIFIKASI
MASALAH
SITUASI
PROBLEMATIS
PENGENALAN
MASALAH
MASALAH
FORMAL
22
Miroff dan Kilmann, Methodological Approach is to Social Science. Lihat
juga Thomas Kuhn, The Structureof Scientific Revolutions, edisi kedua (Chicago:
University of Chicago Press,1971); dan Ian G. Barbour,Myths, Model and Pardigm
(New York:Harper and Row, 1976).
34. Gambar : Perbedaan dalam struktur dari tiga kelas masalah kebijakan
ELEMEN
SADUWASISTIONO@2014
Struktur Masalah
Tersusun Baik Agak Tersusun Tidak Tersusun
ALTERNATIF Terbatas Terbatas Tak
terbatas
MANFAAT (NILAI) Konsenus Konsensus Konflik
HASIL
PROBABILITAS
nyata tidak nyata
tidak
diketahui
dapat
diperhitungkan
Tidak dapat
diperhitungkan
Tidak dapat
diperhitungkan
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Satu atau
beberapa
Satu atau
beberapa
Banyak
35. Gambar : Jenjang Tipe Isyu Kebijakan
Keputusan Strategis
SADUWASISTIONO@2014
KeputusanKeputusan
OperasionalOperasional
Isu utama
Isu sekunder
Isu fungsional
Isu minor
36. E. TEKNIK PERAMALAN ALTERNATIF
SADUWASISTIONO@2014
Pembuatan kebijakan publik perlu didahului dengan penyusunan
berbagai alternatif untuk dipilih yang terbaik. Patton & Sawicki
(1989 : 181) mengemukakan 10 (sepuluh) metoda untuk
mengidentifikasikan alternatif yaitu sbb:
1) Analisis hasil riset dan eksperimentasi;
2) Analisis tanpa tindakan;
3) Survey cepat;
4) Kajian literatur;
5) Perbandingan dengan pengalaman dunia nyata;
6) Klasifikasi dan pengumpulan data secara pasif;
7) Pengembangan tipologi;
8) Analogi, metapora dan sintetik/kiasan;
9) Curah pendapat;
10) Perbandingan yang ideal;
37. Berkaitan dengan peramalan kebijakan, Dunn (1981 : 141) mengemukakan 3 (tiga)
bentuk yaitu sbb :
Bentuk PeramalanBentuk Peramalan Dasar PeramalanDasar Peramalan Fokus UtamaFokus Utama
ArgumentasiArgumentasi
PROYEKSIPROYEKSI
PREDIKSIPREDIKSI
DUGAANDUGAAN
KecenderunganKecenderungan
sekarang dan masa lalusekarang dan masa lalu
Asumsi teoritisAsumsi teoritis
Penetapan secaraPenetapan secara
subjektifsubjektif
Metode kasusMetode kasus
Analogi kasusAnalogi kasus
Motivasi dari dalamMotivasi dari dalam
SADUWASISTIONO@2014
Peramalan berkaitan dengan masa depan. Dalam hal tersebut, Dunn
(1981) : 143) membedakan masa depan menjadi 3 (tiga) macam yaitu :
Masa depan potensial (potential futures/alternative futures);
(adalah masa depan masyarakat yang mungkin dicapai yang dinyatakan
dengan pernyataan mungkin terjadi, yang membedakan dengan keadaan
masyarakat yang terjadi sekarang. Masa depan yang mungkin terjadi tidak
pernah meyakinkan sampai menjadi kenyataan).
38. SADUWASISTIONO@2014
2) Masa depan yang masuk akal (plausible futures)
(masa depan jenis ini adalah masa depan yang mungkin
terjadi dengan dasar asumsi-asumsi mengenai penyebab
di dalam alam dan masyarakat).
3) Masa depan Normatif (normative futures)
(masa depan jenis ini adalah masa depan yang mungkin
dan masuk akal yang konsisten dengan konsepsi analisis
mengenai kebutuhan, nilai dan peluang-peluang masa
depan)
39. PERUMUSAN MASALAH DALAM
ANALISIS KEBIJAKAN
Perumusan masalah mrpkn langkah
menentukan dlm analisis kebijakan publik.
Perumusan masalah yg tepat berarti tlh
menyelesaikan separuh dari
masalah.Kondisi-kondisi yg diharapakan
dalam perumusan masalah yi :
1) Hasil analisis bersifat relatif baru, dalam arti
bahwa kebanyakan orang tidak atau belum
sampai pd pemecahan yang sama;
2) Proses analisis relatif maju (tidak
konvensional),dalam arti mengandung
modifikasi atau penolakan terhadap ide-ide
sebelumnya; SADUWASISTIONO@2014
40. SADUWASISTIONO@2014
3) Proses analisis membutuhkan motivasi
dan kesinambungan yang tinggi, dalam arti bahwa
analisis dilakukan dengan intensitas tinggi atau
dalam jangka waktu panjang;
4) Hasil analisis dipandang berharga oleh analis,
pengambil keputusan, dan pelaku kebijakan lain, krn
memberikan pemecahan yg diperlukan terhadap
masalah yang ada;
5) Masalah pada mulanya bersifat tidak jelas, samar-
samar dan sulit didefinisikan, shng tugas pertama
adalah merumuskan masalah tersebut.
41. Perumusan masalah dilaksanakan melalui 3
(tiga) tahap yaitu :
1) konseptualisasi masalah
2) Spesifikasi masalah
3) pengenalan masalah
Perumusan masalah dapat dimulai dari tahap
manapun,tetapi harus diawali dengan pemahaman
mengenai situasi problematis (problematic situation)
situasi problematis pengenalan
masalah
situasi problematis konseptualisasi
masalah
situasi problematis spesifikasi
masalah
SADUWASISTIONO@2014
42. Alasan Pentingnya Analisis Kebijakan Publik
1. Tidak terdapat kesepakatan umum mengenai nilai-nilai
sosial, kecuali pada individu-individu atau sekelompok
masyarakat tertentu. Nilai seringkali bersifat konflik,
sehingga sulit atau tidak mungkin membandingkan atau
menimbang tujuan atau sasaran yang dipertentangkan
tersebut.
1. Pembuat kebijakan cenderung memaksimalkan nilai-nilai
mereka dan tidak tertarik utk bergeser dari landasan
nilainya. Dalam memaksimalkan nilai-nilai mereka,
pengambil kebijakan lebih banyak memuaskan secara tidak
langsung tuntutan kearah pemecahan, daripada
membandingkan atau menimbang akibat-akibat dari
banyak alternatif kebijakan yang tersedia.
SADUWASISTIONO@2014
43. SADUWASISTIONO@2014
3. Waktu dan usaha utk mengumpulkan
informasi yg relevan pada semua alternatif
memerlukan biaya sehingga mengurangi
hasrat mengumpulkan informasi baru.
4. Komitmen dari sumber kebijakan dan
program yg ada menghalangi pembuat
kebijakan dari usaha mempertimbangkan
alternatif baru dan kreatif karena keputusan
sebelumnya sudah membatasi atau
menutup pilihan – pilihan sekarang.
5. Pembuat kebijakan dan analisis kebijakan
seringkali tdk dapat meramalkan semua
akibat positif dan negatif dari setiap
alternatif kebijakan, Hal ini cenderung
menghasilkan tindakan yg hanya sedikit
berbeda dari “status quo”.
(Dunn, 1981 : 106).
44. 6 (enam) cara memperoleh pengetahuan yang benar
1) Akal sehat
2) Wahyu
3) Intuisi
4) Coba-coba
5) Otoritas
6) Metode ilmiah
SADUWASISTIONO@2014
MODEL KEBIJAKAN
Model kebijakan (policy model) adalah bentuk penyederhanaan mengenai
aspek-aspek terpilih dari sebuah situasi problematik yang disusun untuk
sasaran tertentu.
MODEL KEBIJAKAN
Model kebijakan (policy model) adalah bentuk penyederhanaan mengenai
aspek-aspek terpilih dari sebuah situasi problematik yang disusun untuk
sasaran tertentu.
Model kebijakan dapat digambarkan dalam bentuk : konsep,
diagram,grafik atau perhitungan matematika;
Model kebijakan digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan
dan menjadi elemen perkiraan situasi problematis serta untuk
membantu meningkatkan tindakan pemecahan masalah tertentu.
45. Model kebijakan merupakan alat buatan untuk menata
secara imajinatif serta menginterpretasiakan pengalaman
kita mengenai situasi problematis.
Model kebijakan sangat berguna untuk menyederhanakan
masalah yang bersifat kompleks, termasuk membedakan
gambaran antara situasi problematis yang esensial dan
yang tidak esensial.
Model kebijakan dapat dijadikan alat untuk melakukan
kritik diri dengan memaksa analisa membuat asumsi-
asumsi yang rasional.
SADUWASISTIONO@2014
Beberapa tipe model kebijakan publik, dilihat dari tujuannya,
antara lain :
1) Model deskriptif (menjelaskan dan atau meramalkan sebab
dan akibat pilihan kebijakan).
2) Model Normatif (menjelaskan, meramalkan dan memberi
aturan dan merekomendasikan pilihan kebijakan).
46. Dilihat dari model penyajiannya, model kebijakan
dapat dibedakan menjadi :
1) Model Verbal (menggunakan narasi kalimat).
2) Model Simbolik (menggunakan simbol-simbol
matematika yang tepat untuk menjelaskan
hubungan antar variabel).
3)Model Prosedural (menggunakan serangkaian
prosedur sederhana untuk menunjukkan dinamika
hubungan antar variabel yang dipercayakan
memberi ciri pada masalah kebijakan).
SADUWASISTIONO@2014
Model lainnya, antara lain adalah Model Pengganti dan
Model Perspektif :
47. Peramalan alternatif berkaitan dengan tujuan (goals) dan sasaran (objectives).
Perbedaan antara tujuan dengan sasaran dapat digambarkan sebagai berikut :
KarakteristikKarakteristik TujuanTujuan SasaranSasaran
SpesifikasiSpesifikasi
Definisi termDefinisi term
Periode waktuPeriode waktu
ProsedurProsedur
pengukuranpengukuran
Perlakuan terhadapPerlakuan terhadap
kelompok targetkelompok target
Bersifat meluasBersifat meluas
FormalFormal
Tidak spesifikTidak spesifik
Non – kuantitatifNon – kuantitatif
Didefinisikan secaraDidefinisikan secara
luasluas
Bersifat kongkretBersifat kongkret
OperasionalOperasional
SpesifikSpesifik
SeringkaliSeringkali
kuantitatifkuantitatif
DidefinisikanDidefinisikan
secara khusussecara khusus
SADUWASISTIONO@2014
Ada 6 (enam) sumber yang biasanya digunakan untuk menetapkan tujuan,
sasaran dan alternatif, yaitu :
1) Otoritas (authority)
2) Wawasan (insight)
3) Metoda (method)
4)Teori ilmiah (scientific theories)
5) Motivasi (motivation)
6) Kasus paralel (parallel case)
48. F. TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Ada perbedaan antara pengambilan keputusan (decision making)
dengan pembuatan kebijakan (policy making).
Pengambilan keputusan melibatkan pemilihan berbagai alternatif
diantara berbagai alternatif yg relevan.
Pembuatan kebijakan pd umumnya melibatkan sebuah pola
tindakan, aktivitas yang panjang dan berbagai keputusan,
mengenai hal-hal rutin maupun yang tidak rutin.
Pengambilan keputusan merupakan dasar bagi pembuatan
kebijakan.
(Sumber diambil dr : James E. Anderson, Public Policy-Making, 1978).
SADUWASISTIONO@2014
49. SADUWASISTIONO@2014
Teori Rasional-komprehensif ( The Rational- Comprehensive
Theory) , dgn elemen-elemen sbb:
1) Pembuat keputusan dihadapkan pd masalah yg telah ada
yg dpt dipisahkan dr masalah yg lain, atau setidak-tidaknya
dpt dibandingkan diantara keduanya.
2) Tujuan, nilai-nilai, atau sasaran yg memandu pembuat
keputusan ditetapkan scr jelas dan dibuat peringkat menurut
tingkat pentingnya.
3) Berbagai alternatif yg berkaitan dgn masalah telah diuji.
50. SADUWASISTIONO@2014
4) Konsekuensi (biaya dan manfaat) yg akan
mengikuti setiap alternatif yg akan
diambil sdh dikaji.
5) Setiap alternatif dan setiap konsekuensi
ikutan dapat dibandingkan dgn alternatif
lainnya.
6) Pembuat keputusan akan memilih
berbagai alternatif dan konsekuensi yg
mengikutinya, yg akan memaksimalkan
tujuan, nilai-nilai atau sasaran.
51. SADUWASISTIONO@2014
Teori Inkremental (Incremental Theory)
1) Tujuan dan sasaran selektif dan analisis
empiris tindakan diperlukan utk memadukannya satu dgn
yg lain;
2) Pembuat keputusan memberi perhatian hanya pd
beberapa alternatif yg erat dgn masalah, yg akan berbeda
dgn kebijakan yg sdh ada;
3) Utk setiap alternatif, hanya ada beberapa konsekuensi
penting yg dievaluasi;
52. SADUWASISTIONO@2014
4) Masalah dihadapkan pd pembuat keputusan. Pandangan
inkrementalis memungkinkan tdk menghitung penyesuaian alat-
tujuan dan tujuan-alat yg membuat masalah menjadi lebih
terkelola.
5) Tidak ada keputusan tunggal atau pemecahan masalah yg benar.
Pengujian keputusan yg baik dpt menghasilkan kesimpulan setuju
atau tdk setuju dengan alternatif yg akan diambil.
6) Pengambilan keputusan yang inkremental mrpkn cara perbaikan
yg penting utk mengurangi ketidaksempurnaan.
53. Teori Perpaduan (Mixed Scanning)
1) Pandangan perpaduan memungkinkan
pembuat keputusan utk menggunakan baik
Teori Rasional Komprehensif maupun Teori
Inkremental pd situasi yg berbeda.
2) Kemampuan terbesar dr pembuat
keputusan didayagunakan utk
melaksanakan keputusannya. Semakin
banyak melakukan pelarikan thdp berbagai
alternatif, semakin baik keputusan
diambil.
1) Pandangan perpaduan merupakan
pendekatan kompromi antara kelompok
inkrementalis dgn kelompok rasionalis.
SADUWASISTIONO@2014