SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
PATOLOGIPATOLOGI
BIROKRASIBIROKRASI
Apa itu patologi birokrasi?Apa itu patologi birokrasi?
 Istilah Patologi diadopsi dari ilmuIstilah Patologi diadopsi dari ilmu
kedokteran, yang berarti sesuatukedokteran, yang berarti sesuatu
yang berhubungan dengan penyakityang berhubungan dengan penyakit
dan seluk beluknya.dan seluk beluknya.
 Patologi birokrasi (bureopathology)Patologi birokrasi (bureopathology)
berartiberarti himpunan atas ketimpangan-himpunan atas ketimpangan-
ketimpangan yang terjadi dalamketimpangan yang terjadi dalam
jalannya sistem dan mekanismejalannya sistem dan mekanisme
birokrasibirokrasi
 Victor A Thompson menggambarkan fiturVictor A Thompson menggambarkan fitur
patologi birokrasi (bureopathology) sebagaipatologi birokrasi (bureopathology) sebagai
sebuah sikap menyisih berlebihan,sebuah sikap menyisih berlebihan,
pemasangan taat pada aturan ataupemasangan taat pada aturan atau
rutinitas-rutinitas dan prosedur-prosedur,rutinitas-rutinitas dan prosedur-prosedur,
perlawanan terhadap perubahan, danperlawanan terhadap perubahan, dan
desakan picik atas hak-hak dari otoritasdesakan picik atas hak-hak dari otoritas
dan statusdan status
 Patologi birokrasi kerap kali muncul diPatologi birokrasi kerap kali muncul di
negara-negara berkembangnegara-negara berkembang
Karakter Birokrasi di negara-Karakter Birokrasi di negara-
negara berkembangnegara berkembang
a.a. administrasi publiknya bersifat elitis, otoriter, menjauhadministrasi publiknya bersifat elitis, otoriter, menjauh
atau jauh dari masyarakat dan lingkungannya sertaatau jauh dari masyarakat dan lingkungannya serta
paternalistik.paternalistik.
b.b. birokrasinya kekurangan sumber daya manusia (dalambirokrasinya kekurangan sumber daya manusia (dalam
hal kualitas) untuk menyelenggarakan pembangunanhal kualitas) untuk menyelenggarakan pembangunan
dan over dalam segi kuantitasdan over dalam segi kuantitas
c.c. birokrasi di negara berkembang lebih berorientasibirokrasi di negara berkembang lebih berorientasi
kepada kemanfaatan pribadi ketimbang kepentingankepada kemanfaatan pribadi ketimbang kepentingan
masyarakatmasyarakat
d.d. ditandai adanya formalisme. Yakni, gejala yang lebihditandai adanya formalisme. Yakni, gejala yang lebih
berpegang kepada wujud-wujud dan ekspresi-ekspresiberpegang kepada wujud-wujud dan ekspresi-ekspresi
formal dibanding yang sesungguhnya terjadiformal dibanding yang sesungguhnya terjadi
e.e. birokrasi di negara berkembang acapkali bersifatbirokrasi di negara berkembang acapkali bersifat
otonom.otonom. Artinya lepas dari proses politik danArtinya lepas dari proses politik dan
pengawasan publik. Administrasi publik di negarapengawasan publik. Administrasi publik di negara
berkembang umumnya belum terbiasa bekerja dalamberkembang umumnya belum terbiasa bekerja dalam
lingkungan publik yang demokratis.lingkungan publik yang demokratis.
Sebab Patologi BirokrasiSebab Patologi Birokrasi
 Secara umum terdapat duaSecara umum terdapat dua
penyebab:penyebab:
a.a. Faktor internal dalam birokrasiFaktor internal dalam birokrasi
b.b. Faktor eksternal yangFaktor eksternal yang
berpengaruhberpengaruh
Faktor eksternalFaktor eksternal
1.1. Bureocratic PatrimonialBureocratic Patrimonial
 Andrew Mc Intyre : elit memberi hadiahAndrew Mc Intyre : elit memberi hadiah
kepada bawahan untuk melanggengkankepada bawahan untuk melanggengkan
kekuasaannya.kekuasaannya.
 Gagasan ini diibaratkan sebagai sebuahGagasan ini diibaratkan sebagai sebuah
piramida yang mengandung unsur patron-piramida yang mengandung unsur patron-
client.client.
2.2. Politisasi birokrasiPolitisasi birokrasi
 Birokrat larut dengan kepentingan-Birokrat larut dengan kepentingan-
kepentingan politik dan rezim yangkepentingan politik dan rezim yang
berkuasa.berkuasa.
 Contohnya ialah birokrasi pada masa OrdeContohnya ialah birokrasi pada masa Orde
Baru.Baru.
Faktor internal (1)Faktor internal (1)
1.1. Kesalahan dalam sistemKesalahan dalam sistem
rekrutmenrekrutmen
 Terdapat kecurangan dalam sistemTerdapat kecurangan dalam sistem
rekrutmen (hubunganrekrutmen (hubungan
kekeluargaan, nepotisme dsb)kekeluargaan, nepotisme dsb)
2.2. Lemahnya pengawasanLemahnya pengawasan
Faktor internal (2)Faktor internal (2)
3.3. Faktor uang (Hasrat kepentingan pribadiFaktor uang (Hasrat kepentingan pribadi
vs kepentingan rakyat)vs kepentingan rakyat)
 Setiap satuan di dalam birokrasi publicSetiap satuan di dalam birokrasi public
harus mampu menghayati bahwaharus mampu menghayati bahwa moneymoney
follows functionfollows function ( uang mengikuti fungsi),( uang mengikuti fungsi),
bukan fungsi mengikuti uang. Selama inibukan fungsi mengikuti uang. Selama ini
yang terjadi adalah dimana ada uang diyang terjadi adalah dimana ada uang di
situlah para pegawai atau pejabat bekerja.situlah para pegawai atau pejabat bekerja.
Terkadang, tugas dan fungsi direkayasaTerkadang, tugas dan fungsi direkayasa
untuk mendapatkan jatah alokasi uanguntuk mendapatkan jatah alokasi uang
negara.negara.
Bentuk-bentuk PatologiBentuk-bentuk Patologi
 Sondang P Siagian (1988) membagi patologiSondang P Siagian (1988) membagi patologi
birokrasi menjadi 11 penyakit, antara lain:birokrasi menjadi 11 penyakit, antara lain:
 Penyalahgunaan wewenang dan tanggung jawabPenyalahgunaan wewenang dan tanggung jawab
 Pengaburan masalahPengaburan masalah
 Indikasi korupsi, kolusi dan nepotismeIndikasi korupsi, kolusi dan nepotisme
 Indikasi mempertahankan status quoIndikasi mempertahankan status quo
 Empire bulding (membina kerajaan)Empire bulding (membina kerajaan)
 Ketakutan pada perubahan, inovasi dan resikoKetakutan pada perubahan, inovasi dan resiko
 Ketidakpedulian pada kritik dan saranKetidakpedulian pada kritik dan saran
 Takut mengambil keputusanTakut mengambil keputusan
 Kurangnya kreativitas dan eksperimentasiKurangnya kreativitas dan eksperimentasi
 Kredibilitas yang rendah, kurang visi yangKredibilitas yang rendah, kurang visi yang
imajinatif,imajinatif,
 Minimnya pengetahuan dan keterampilan, dllMinimnya pengetahuan dan keterampilan, dll
Bentuk Patologi lain:Bentuk Patologi lain:
 Red TapeRed Tapeprosedur memutar danprosedur memutar dan
panjang berbelit-belitpanjang berbelit-belit..
 KKN yang tersistem rapi danKKN yang tersistem rapi dan
berulang-ulangberulang-ulang
 Abuse of PowerAbuse of Power Power tends to corrupt,Power tends to corrupt,
absolute power corrupt absolutelyabsolute power corrupt absolutely ( Lord Acton)( Lord Acton)
 Wrong StaffingWrong StaffingPenempatan kerja yangPenempatan kerja yang
tidak sesuai dengan kompetensinya dapattidak sesuai dengan kompetensinya dapat
menimbulkan masalah pada manajemen kantormenimbulkan masalah pada manajemen kantor
serta dapat mengakibatkan kegagalan dalamserta dapat mengakibatkan kegagalan dalam
pencapaian tujuan organisasipencapaian tujuan organisasi
 overleaping tugas pokok danoverleaping tugas pokok dan
fungsifungsi
 Terjadi penumpukan danTerjadi penumpukan dan
penggandaan kerja dalam lingkuppenggandaan kerja dalam lingkup
yang sudah ditetapkan. Kemudianyang sudah ditetapkan. Kemudian
ditambah dengan adanya bebanditambah dengan adanya beban
kerja yang tidak dibagi habis kekerja yang tidak dibagi habis ke
seluruh staf, sehingga ada staffseluruh staf, sehingga ada staff
yang tidak memiliki tugas atau jobyang tidak memiliki tugas atau job
desk yang jelas.desk yang jelas.
 pengelolaan anggaran hanyapengelolaan anggaran hanya
bersifat sebagai catatanbersifat sebagai catatan
administrasi saja, jadi seringadministrasi saja, jadi sering
tidak sesuai operasionaltidak sesuai operasional
Contoh kasus:Contoh kasus:Potret BuramPotret Buram
Penerimaan CPNSPenerimaan CPNS
 Pola rekrutmen CPNS dipenuhiPola rekrutmen CPNS dipenuhi
dengan tindakan KKNdengan tindakan KKN
 Birokrasi terlibat dalamBirokrasi terlibat dalam jual belijual beli
kursi, main mata harga jabatan, dankursi, main mata harga jabatan, dan
penyelewengan kekuasaanpenyelewengan kekuasaan
 KKN tidak dilakukan secara terbuka,KKN tidak dilakukan secara terbuka,
namun dilakukan dengannamun dilakukan dengan
mekanisme tertutupmekanisme tertutup (reureunceupan)(reureunceupan)
dengan mekanisme “sama-samadengan mekanisme “sama-sama
mengerti”.mengerti”.
Lanjutan: Potret BuramLanjutan: Potret Buram
Penerimaan CPNSPenerimaan CPNS
 Akibatnya birokrasi lemah dariAkibatnya birokrasi lemah dari
segi kualitas intelektual dansegi kualitas intelektual dan
mentalitas.mentalitas.
 Alih-alih menjadi abdiAlih-alih menjadi abdi
masyarakat yang melayanimasyarakat yang melayani
publik dengan baik, yang terjadipublik dengan baik, yang terjadi
sebaliknya birokrasi menjadisebaliknya birokrasi menjadi
“pemeras” hak-hak publik“pemeras” hak-hak publik
Sebagai renunganSebagai renungan
1.1. identifikasi kebutuhan PNS berdasarkanidentifikasi kebutuhan PNS berdasarkan
keahlian dan keterampilan dan kualifikasikeahlian dan keterampilan dan kualifikasi
perekrrutan yang sesuai dengan formasiperekrrutan yang sesuai dengan formasi
dan kualitas.dan kualitas.
2.2. jadikanlah penerimaan CPNS yang akanjadikanlah penerimaan CPNS yang akan
datang sebagai bagian dari reformasidatang sebagai bagian dari reformasi
birokrasi, atau revolusi budaya kerjabirokrasi, atau revolusi budaya kerja
birokrasi.birokrasi.
3.3. mau tidak mau seleksi penerimaan CPNSmau tidak mau seleksi penerimaan CPNS
baru, perlu memperhatikan aspekbaru, perlu memperhatikan aspek
kompetensi nyata, baik untuk kepentingankompetensi nyata, baik untuk kepentingan
bangsa Indonesia hari ini, maupunbangsa Indonesia hari ini, maupun
kebutuhan bangsa Indonesia di masakebutuhan bangsa Indonesia di masa
yang akan datangyang akan datang
Terima KasihTerima Kasih

More Related Content

What's hot

STUDI PENGEMBANGAN ORGANISASI
STUDI PENGEMBANGAN ORGANISASISTUDI PENGEMBANGAN ORGANISASI
STUDI PENGEMBANGAN ORGANISASINazila Hana
 
Kepemimpinan & Manajemen Keputusan
Kepemimpinan & Manajemen KeputusanKepemimpinan & Manajemen Keputusan
Kepemimpinan & Manajemen KeputusanDevi Adi Nufriana
 
Desain organisasi henry mintzberg
Desain organisasi henry mintzbergDesain organisasi henry mintzberg
Desain organisasi henry mintzbergnurul khaiva
 
Analisa struktur organisasi pt hm sampoerna tbk
Analisa struktur organisasi pt hm sampoerna tbkAnalisa struktur organisasi pt hm sampoerna tbk
Analisa struktur organisasi pt hm sampoerna tbkOperator Warnet Vast Raha
 
PERT.2 PERILAKU ORGANISASI
PERT.2 PERILAKU ORGANISASIPERT.2 PERILAKU ORGANISASI
PERT.2 PERILAKU ORGANISASIMira Veranita
 
Konsep Dasar Organisasi
Konsep Dasar OrganisasiKonsep Dasar Organisasi
Konsep Dasar OrganisasiDeni Wahyudi
 
Sistem Informasi Manajemen Perusahaan E-Commerce Studi Kasus pada: Shopee Ind...
Sistem Informasi Manajemen Perusahaan E-Commerce Studi Kasus pada: Shopee Ind...Sistem Informasi Manajemen Perusahaan E-Commerce Studi Kasus pada: Shopee Ind...
Sistem Informasi Manajemen Perusahaan E-Commerce Studi Kasus pada: Shopee Ind...IdhamMaulanaOktora1
 
Tugas makalah good corporate governance
Tugas makalah good corporate governanceTugas makalah good corporate governance
Tugas makalah good corporate governanceMhd. Abdullah Hamid
 
Proses Informasi dan Kontrol
Proses Informasi dan KontrolProses Informasi dan Kontrol
Proses Informasi dan KontrolWisnu Dewobroto
 
Sistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastonSistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastondinnianggra
 
Hubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lainHubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lainHarles Janang
 
MANAJEMEN SDM.pptx
MANAJEMEN SDM.pptxMANAJEMEN SDM.pptx
MANAJEMEN SDM.pptxJiyoona
 
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjen
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjenPatologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjen
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjenRahayu Yuri
 
Audit sumber daya manusia
Audit sumber daya manusiaAudit sumber daya manusia
Audit sumber daya manusiavellfire
 
Bab. 6. teori postmodern
Bab. 6. teori postmodernBab. 6. teori postmodern
Bab. 6. teori postmodernEver Dethan
 

What's hot (20)

STUDI PENGEMBANGAN ORGANISASI
STUDI PENGEMBANGAN ORGANISASISTUDI PENGEMBANGAN ORGANISASI
STUDI PENGEMBANGAN ORGANISASI
 
Kedudukan ilmu adm
Kedudukan ilmu admKedudukan ilmu adm
Kedudukan ilmu adm
 
Kepemimpinan & Manajemen Keputusan
Kepemimpinan & Manajemen KeputusanKepemimpinan & Manajemen Keputusan
Kepemimpinan & Manajemen Keputusan
 
Dampak patologi birokrasi
Dampak patologi birokrasiDampak patologi birokrasi
Dampak patologi birokrasi
 
Perilaku organisasi & sejarah
Perilaku organisasi & sejarahPerilaku organisasi & sejarah
Perilaku organisasi & sejarah
 
Desain organisasi henry mintzberg
Desain organisasi henry mintzbergDesain organisasi henry mintzberg
Desain organisasi henry mintzberg
 
Analisis Jabatan
Analisis JabatanAnalisis Jabatan
Analisis Jabatan
 
Analisa struktur organisasi pt hm sampoerna tbk
Analisa struktur organisasi pt hm sampoerna tbkAnalisa struktur organisasi pt hm sampoerna tbk
Analisa struktur organisasi pt hm sampoerna tbk
 
PERT.2 PERILAKU ORGANISASI
PERT.2 PERILAKU ORGANISASIPERT.2 PERILAKU ORGANISASI
PERT.2 PERILAKU ORGANISASI
 
Konsep Dasar Organisasi
Konsep Dasar OrganisasiKonsep Dasar Organisasi
Konsep Dasar Organisasi
 
Sistem Informasi Manajemen Perusahaan E-Commerce Studi Kasus pada: Shopee Ind...
Sistem Informasi Manajemen Perusahaan E-Commerce Studi Kasus pada: Shopee Ind...Sistem Informasi Manajemen Perusahaan E-Commerce Studi Kasus pada: Shopee Ind...
Sistem Informasi Manajemen Perusahaan E-Commerce Studi Kasus pada: Shopee Ind...
 
Tugas makalah good corporate governance
Tugas makalah good corporate governanceTugas makalah good corporate governance
Tugas makalah good corporate governance
 
Proses Informasi dan Kontrol
Proses Informasi dan KontrolProses Informasi dan Kontrol
Proses Informasi dan Kontrol
 
Sistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastonSistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david easton
 
Hubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lainHubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lain
 
MANAJEMEN SDM.pptx
MANAJEMEN SDM.pptxMANAJEMEN SDM.pptx
MANAJEMEN SDM.pptx
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjen
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjenPatologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjen
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjen
 
Audit sumber daya manusia
Audit sumber daya manusiaAudit sumber daya manusia
Audit sumber daya manusia
 
Bab. 6. teori postmodern
Bab. 6. teori postmodernBab. 6. teori postmodern
Bab. 6. teori postmodern
 

Similar to patologi birokrasi

Patologi birokrasi presentasi
Patologi birokrasi presentasiPatologi birokrasi presentasi
Patologi birokrasi presentasiYudi 4
 
PPT PATOLOGI BIROKRASI.pptx
PPT PATOLOGI BIROKRASI.pptxPPT PATOLOGI BIROKRASI.pptx
PPT PATOLOGI BIROKRASI.pptxRegulerCADNAUMPR
 
Patologi birokrasi
Patologi birokrasiPatologi birokrasi
Patologi birokrasiFahrul Azmi
 
47 halaman KULIAH BIROKRASI INDONESIA.pptx
47 halaman KULIAH BIROKRASI INDONESIA.pptx47 halaman KULIAH BIROKRASI INDONESIA.pptx
47 halaman KULIAH BIROKRASI INDONESIA.pptxTAWANGARGOTV
 
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]Siti Sahati
 
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...Antoni Butarbutar
 
Pancasila integitas antikorupsi
Pancasila integitas antikorupsiPancasila integitas antikorupsi
Pancasila integitas antikorupsierza m
 
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahanSistem pemerintahan
Sistem pemerintahanRochimudin
 
Sistem Pemerintahan PKn Kelas XII
Sistem Pemerintahan PKn Kelas XIISistem Pemerintahan PKn Kelas XII
Sistem Pemerintahan PKn Kelas XIIMuhamad Yogi
 
Tugas analisis kebijakan publik uas
Tugas analisis kebijakan publik uasTugas analisis kebijakan publik uas
Tugas analisis kebijakan publik uasnetieli
 
Materi 5 dampak korupsi 2010
Materi 5 dampak korupsi 2010Materi 5 dampak korupsi 2010
Materi 5 dampak korupsi 2010Fathur Rohman
 
Materi penunjang 3 anti korupsi
Materi penunjang 3   anti korupsiMateri penunjang 3   anti korupsi
Materi penunjang 3 anti korupsiRonald Pjj Pael
 
Materi 1 b pengertian dan prinsip anti korupsi 2010
Materi 1 b pengertian dan prinsip anti korupsi 2010Materi 1 b pengertian dan prinsip anti korupsi 2010
Materi 1 b pengertian dan prinsip anti korupsi 2010Fathur Rohman
 
Strategi Pemberantasan Korupsi Nasional.doc
Strategi Pemberantasan Korupsi Nasional.docStrategi Pemberantasan Korupsi Nasional.doc
Strategi Pemberantasan Korupsi Nasional.docperi heriyanto
 
Resume birokrasi indonesia
Resume birokrasi indonesiaResume birokrasi indonesia
Resume birokrasi indonesiaYasirecin Yasir
 
Pemerintahan yang tidak transparan
Pemerintahan yang tidak transparanPemerintahan yang tidak transparan
Pemerintahan yang tidak transparanGuntur Raharjo
 

Similar to patologi birokrasi (20)

Patologi birokrasi presentasi
Patologi birokrasi presentasiPatologi birokrasi presentasi
Patologi birokrasi presentasi
 
PPT PATOLOGI BIROKRASI.pptx
PPT PATOLOGI BIROKRASI.pptxPPT PATOLOGI BIROKRASI.pptx
PPT PATOLOGI BIROKRASI.pptx
 
Patologi birokrasi
Patologi birokrasiPatologi birokrasi
Patologi birokrasi
 
02 birokrasi
02 birokrasi02 birokrasi
02 birokrasi
 
Public Policy
Public PolicyPublic Policy
Public Policy
 
47 halaman KULIAH BIROKRASI INDONESIA.pptx
47 halaman KULIAH BIROKRASI INDONESIA.pptx47 halaman KULIAH BIROKRASI INDONESIA.pptx
47 halaman KULIAH BIROKRASI INDONESIA.pptx
 
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
 
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...
 
Pancasila integitas antikorupsi
Pancasila integitas antikorupsiPancasila integitas antikorupsi
Pancasila integitas antikorupsi
 
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahanSistem pemerintahan
Sistem pemerintahan
 
Sistem Pemerintahan PKn Kelas XII
Sistem Pemerintahan PKn Kelas XIISistem Pemerintahan PKn Kelas XII
Sistem Pemerintahan PKn Kelas XII
 
Tugas analisis kebijakan publik uas
Tugas analisis kebijakan publik uasTugas analisis kebijakan publik uas
Tugas analisis kebijakan publik uas
 
Materi 5 dampak korupsi 2010
Materi 5 dampak korupsi 2010Materi 5 dampak korupsi 2010
Materi 5 dampak korupsi 2010
 
Materi penunjang 3 anti korupsi
Materi penunjang 3   anti korupsiMateri penunjang 3   anti korupsi
Materi penunjang 3 anti korupsi
 
Materi 1 b pengertian dan prinsip anti korupsi 2010
Materi 1 b pengertian dan prinsip anti korupsi 2010Materi 1 b pengertian dan prinsip anti korupsi 2010
Materi 1 b pengertian dan prinsip anti korupsi 2010
 
Makalah pemerintahan yang baik
Makalah pemerintahan yang baikMakalah pemerintahan yang baik
Makalah pemerintahan yang baik
 
Strategi Pemberantasan Korupsi Nasional.doc
Strategi Pemberantasan Korupsi Nasional.docStrategi Pemberantasan Korupsi Nasional.doc
Strategi Pemberantasan Korupsi Nasional.doc
 
Resume birokrasi indonesia
Resume birokrasi indonesiaResume birokrasi indonesia
Resume birokrasi indonesia
 
Pemerintahan yang tidak transparan
Pemerintahan yang tidak transparanPemerintahan yang tidak transparan
Pemerintahan yang tidak transparan
 
Makalah korupsi
Makalah korupsiMakalah korupsi
Makalah korupsi
 

More from BKPP kabupaten Bandung (17)

Korupsi dan politik kekerabatan di daerah 2
Korupsi dan politik kekerabatan di daerah 2Korupsi dan politik kekerabatan di daerah 2
Korupsi dan politik kekerabatan di daerah 2
 
Transparansi kebijakan publik II
Transparansi kebijakan publik IITransparansi kebijakan publik II
Transparansi kebijakan publik II
 
Transparansi kebijakan publik II
Transparansi kebijakan publik IITransparansi kebijakan publik II
Transparansi kebijakan publik II
 
Transparansi kebijakan publik ii revisi (agustus 2011)
Transparansi kebijakan publik ii revisi (agustus 2011)Transparansi kebijakan publik ii revisi (agustus 2011)
Transparansi kebijakan publik ii revisi (agustus 2011)
 
Transparansi analisis kebijakan publik 1
Transparansi analisis kebijakan publik 1Transparansi analisis kebijakan publik 1
Transparansi analisis kebijakan publik 1
 
Hubungan Keuangan pusat dan daerah ( modul xi )
Hubungan Keuangan pusat dan daerah ( modul xi )Hubungan Keuangan pusat dan daerah ( modul xi )
Hubungan Keuangan pusat dan daerah ( modul xi )
 
Teori dan filsafat politik pemerintahan
Teori dan filsafat politik pemerintahanTeori dan filsafat politik pemerintahan
Teori dan filsafat politik pemerintahan
 
Konsep dasar politik
Konsep dasar politikKonsep dasar politik
Konsep dasar politik
 
Penertian statistik dan data
Penertian statistik dan dataPenertian statistik dan data
Penertian statistik dan data
 
ukuran statistik
 ukuran statistik ukuran statistik
ukuran statistik
 
ukuran penyimpangan
 ukuran penyimpangan ukuran penyimpangan
ukuran penyimpangan
 
Aplikasi praktis regresi berganda
Aplikasi praktis regresi bergandaAplikasi praktis regresi berganda
Aplikasi praktis regresi berganda
 
Statistika Sosial 1
Statistika Sosial 1Statistika Sosial 1
Statistika Sosial 1
 
Politics
Politics Politics
Politics
 
Demokrasi dan demokratisasi
Demokrasi dan demokratisasi Demokrasi dan demokratisasi
Demokrasi dan demokratisasi
 
Authority and legitimacy 2
Authority and legitimacy 2Authority and legitimacy 2
Authority and legitimacy 2
 
Metodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahanMetodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahan
 

patologi birokrasi

  • 2. Apa itu patologi birokrasi?Apa itu patologi birokrasi?  Istilah Patologi diadopsi dari ilmuIstilah Patologi diadopsi dari ilmu kedokteran, yang berarti sesuatukedokteran, yang berarti sesuatu yang berhubungan dengan penyakityang berhubungan dengan penyakit dan seluk beluknya.dan seluk beluknya.  Patologi birokrasi (bureopathology)Patologi birokrasi (bureopathology) berartiberarti himpunan atas ketimpangan-himpunan atas ketimpangan- ketimpangan yang terjadi dalamketimpangan yang terjadi dalam jalannya sistem dan mekanismejalannya sistem dan mekanisme birokrasibirokrasi
  • 3.  Victor A Thompson menggambarkan fiturVictor A Thompson menggambarkan fitur patologi birokrasi (bureopathology) sebagaipatologi birokrasi (bureopathology) sebagai sebuah sikap menyisih berlebihan,sebuah sikap menyisih berlebihan, pemasangan taat pada aturan ataupemasangan taat pada aturan atau rutinitas-rutinitas dan prosedur-prosedur,rutinitas-rutinitas dan prosedur-prosedur, perlawanan terhadap perubahan, danperlawanan terhadap perubahan, dan desakan picik atas hak-hak dari otoritasdesakan picik atas hak-hak dari otoritas dan statusdan status  Patologi birokrasi kerap kali muncul diPatologi birokrasi kerap kali muncul di negara-negara berkembangnegara-negara berkembang
  • 4. Karakter Birokrasi di negara-Karakter Birokrasi di negara- negara berkembangnegara berkembang a.a. administrasi publiknya bersifat elitis, otoriter, menjauhadministrasi publiknya bersifat elitis, otoriter, menjauh atau jauh dari masyarakat dan lingkungannya sertaatau jauh dari masyarakat dan lingkungannya serta paternalistik.paternalistik. b.b. birokrasinya kekurangan sumber daya manusia (dalambirokrasinya kekurangan sumber daya manusia (dalam hal kualitas) untuk menyelenggarakan pembangunanhal kualitas) untuk menyelenggarakan pembangunan dan over dalam segi kuantitasdan over dalam segi kuantitas c.c. birokrasi di negara berkembang lebih berorientasibirokrasi di negara berkembang lebih berorientasi kepada kemanfaatan pribadi ketimbang kepentingankepada kemanfaatan pribadi ketimbang kepentingan masyarakatmasyarakat d.d. ditandai adanya formalisme. Yakni, gejala yang lebihditandai adanya formalisme. Yakni, gejala yang lebih berpegang kepada wujud-wujud dan ekspresi-ekspresiberpegang kepada wujud-wujud dan ekspresi-ekspresi formal dibanding yang sesungguhnya terjadiformal dibanding yang sesungguhnya terjadi e.e. birokrasi di negara berkembang acapkali bersifatbirokrasi di negara berkembang acapkali bersifat otonom.otonom. Artinya lepas dari proses politik danArtinya lepas dari proses politik dan pengawasan publik. Administrasi publik di negarapengawasan publik. Administrasi publik di negara berkembang umumnya belum terbiasa bekerja dalamberkembang umumnya belum terbiasa bekerja dalam lingkungan publik yang demokratis.lingkungan publik yang demokratis.
  • 5. Sebab Patologi BirokrasiSebab Patologi Birokrasi  Secara umum terdapat duaSecara umum terdapat dua penyebab:penyebab: a.a. Faktor internal dalam birokrasiFaktor internal dalam birokrasi b.b. Faktor eksternal yangFaktor eksternal yang berpengaruhberpengaruh
  • 6. Faktor eksternalFaktor eksternal 1.1. Bureocratic PatrimonialBureocratic Patrimonial  Andrew Mc Intyre : elit memberi hadiahAndrew Mc Intyre : elit memberi hadiah kepada bawahan untuk melanggengkankepada bawahan untuk melanggengkan kekuasaannya.kekuasaannya.  Gagasan ini diibaratkan sebagai sebuahGagasan ini diibaratkan sebagai sebuah piramida yang mengandung unsur patron-piramida yang mengandung unsur patron- client.client. 2.2. Politisasi birokrasiPolitisasi birokrasi  Birokrat larut dengan kepentingan-Birokrat larut dengan kepentingan- kepentingan politik dan rezim yangkepentingan politik dan rezim yang berkuasa.berkuasa.  Contohnya ialah birokrasi pada masa OrdeContohnya ialah birokrasi pada masa Orde Baru.Baru.
  • 7. Faktor internal (1)Faktor internal (1) 1.1. Kesalahan dalam sistemKesalahan dalam sistem rekrutmenrekrutmen  Terdapat kecurangan dalam sistemTerdapat kecurangan dalam sistem rekrutmen (hubunganrekrutmen (hubungan kekeluargaan, nepotisme dsb)kekeluargaan, nepotisme dsb) 2.2. Lemahnya pengawasanLemahnya pengawasan
  • 8. Faktor internal (2)Faktor internal (2) 3.3. Faktor uang (Hasrat kepentingan pribadiFaktor uang (Hasrat kepentingan pribadi vs kepentingan rakyat)vs kepentingan rakyat)  Setiap satuan di dalam birokrasi publicSetiap satuan di dalam birokrasi public harus mampu menghayati bahwaharus mampu menghayati bahwa moneymoney follows functionfollows function ( uang mengikuti fungsi),( uang mengikuti fungsi), bukan fungsi mengikuti uang. Selama inibukan fungsi mengikuti uang. Selama ini yang terjadi adalah dimana ada uang diyang terjadi adalah dimana ada uang di situlah para pegawai atau pejabat bekerja.situlah para pegawai atau pejabat bekerja. Terkadang, tugas dan fungsi direkayasaTerkadang, tugas dan fungsi direkayasa untuk mendapatkan jatah alokasi uanguntuk mendapatkan jatah alokasi uang negara.negara.
  • 9. Bentuk-bentuk PatologiBentuk-bentuk Patologi  Sondang P Siagian (1988) membagi patologiSondang P Siagian (1988) membagi patologi birokrasi menjadi 11 penyakit, antara lain:birokrasi menjadi 11 penyakit, antara lain:  Penyalahgunaan wewenang dan tanggung jawabPenyalahgunaan wewenang dan tanggung jawab  Pengaburan masalahPengaburan masalah  Indikasi korupsi, kolusi dan nepotismeIndikasi korupsi, kolusi dan nepotisme  Indikasi mempertahankan status quoIndikasi mempertahankan status quo  Empire bulding (membina kerajaan)Empire bulding (membina kerajaan)  Ketakutan pada perubahan, inovasi dan resikoKetakutan pada perubahan, inovasi dan resiko  Ketidakpedulian pada kritik dan saranKetidakpedulian pada kritik dan saran  Takut mengambil keputusanTakut mengambil keputusan  Kurangnya kreativitas dan eksperimentasiKurangnya kreativitas dan eksperimentasi  Kredibilitas yang rendah, kurang visi yangKredibilitas yang rendah, kurang visi yang imajinatif,imajinatif,  Minimnya pengetahuan dan keterampilan, dllMinimnya pengetahuan dan keterampilan, dll
  • 10. Bentuk Patologi lain:Bentuk Patologi lain:  Red TapeRed Tapeprosedur memutar danprosedur memutar dan panjang berbelit-belitpanjang berbelit-belit..  KKN yang tersistem rapi danKKN yang tersistem rapi dan berulang-ulangberulang-ulang  Abuse of PowerAbuse of Power Power tends to corrupt,Power tends to corrupt, absolute power corrupt absolutelyabsolute power corrupt absolutely ( Lord Acton)( Lord Acton)  Wrong StaffingWrong StaffingPenempatan kerja yangPenempatan kerja yang tidak sesuai dengan kompetensinya dapattidak sesuai dengan kompetensinya dapat menimbulkan masalah pada manajemen kantormenimbulkan masalah pada manajemen kantor serta dapat mengakibatkan kegagalan dalamserta dapat mengakibatkan kegagalan dalam pencapaian tujuan organisasipencapaian tujuan organisasi
  • 11.  overleaping tugas pokok danoverleaping tugas pokok dan fungsifungsi  Terjadi penumpukan danTerjadi penumpukan dan penggandaan kerja dalam lingkuppenggandaan kerja dalam lingkup yang sudah ditetapkan. Kemudianyang sudah ditetapkan. Kemudian ditambah dengan adanya bebanditambah dengan adanya beban kerja yang tidak dibagi habis kekerja yang tidak dibagi habis ke seluruh staf, sehingga ada staffseluruh staf, sehingga ada staff yang tidak memiliki tugas atau jobyang tidak memiliki tugas atau job desk yang jelas.desk yang jelas.  pengelolaan anggaran hanyapengelolaan anggaran hanya bersifat sebagai catatanbersifat sebagai catatan administrasi saja, jadi seringadministrasi saja, jadi sering tidak sesuai operasionaltidak sesuai operasional
  • 12. Contoh kasus:Contoh kasus:Potret BuramPotret Buram Penerimaan CPNSPenerimaan CPNS  Pola rekrutmen CPNS dipenuhiPola rekrutmen CPNS dipenuhi dengan tindakan KKNdengan tindakan KKN  Birokrasi terlibat dalamBirokrasi terlibat dalam jual belijual beli kursi, main mata harga jabatan, dankursi, main mata harga jabatan, dan penyelewengan kekuasaanpenyelewengan kekuasaan  KKN tidak dilakukan secara terbuka,KKN tidak dilakukan secara terbuka, namun dilakukan dengannamun dilakukan dengan mekanisme tertutupmekanisme tertutup (reureunceupan)(reureunceupan) dengan mekanisme “sama-samadengan mekanisme “sama-sama mengerti”.mengerti”.
  • 13. Lanjutan: Potret BuramLanjutan: Potret Buram Penerimaan CPNSPenerimaan CPNS  Akibatnya birokrasi lemah dariAkibatnya birokrasi lemah dari segi kualitas intelektual dansegi kualitas intelektual dan mentalitas.mentalitas.  Alih-alih menjadi abdiAlih-alih menjadi abdi masyarakat yang melayanimasyarakat yang melayani publik dengan baik, yang terjadipublik dengan baik, yang terjadi sebaliknya birokrasi menjadisebaliknya birokrasi menjadi “pemeras” hak-hak publik“pemeras” hak-hak publik
  • 14. Sebagai renunganSebagai renungan 1.1. identifikasi kebutuhan PNS berdasarkanidentifikasi kebutuhan PNS berdasarkan keahlian dan keterampilan dan kualifikasikeahlian dan keterampilan dan kualifikasi perekrrutan yang sesuai dengan formasiperekrrutan yang sesuai dengan formasi dan kualitas.dan kualitas. 2.2. jadikanlah penerimaan CPNS yang akanjadikanlah penerimaan CPNS yang akan datang sebagai bagian dari reformasidatang sebagai bagian dari reformasi birokrasi, atau revolusi budaya kerjabirokrasi, atau revolusi budaya kerja birokrasi.birokrasi. 3.3. mau tidak mau seleksi penerimaan CPNSmau tidak mau seleksi penerimaan CPNS baru, perlu memperhatikan aspekbaru, perlu memperhatikan aspek kompetensi nyata, baik untuk kepentingankompetensi nyata, baik untuk kepentingan bangsa Indonesia hari ini, maupunbangsa Indonesia hari ini, maupun kebutuhan bangsa Indonesia di masakebutuhan bangsa Indonesia di masa yang akan datangyang akan datang