SlideShare a Scribd company logo
D I B U A T O L E H :
F O U R I N O V I T A M . A . P
R R . A N G G I T A R I Z Q I A R . P
Transformasi lorenz
Biografi Hendrik Antoon Lorentz
 Nama transformasi lorentz ini di ambil
untuk menghormati Hendrik Antoon
Lorentz seorang pakar fisika yang
berkebangsaan Belanda. Persamaan-
persamaan ini pertama kali diusulkan
dalam bentuk yang sedikit berbeda
oleh Lorentz pada 1904. Ia mengajukan
persamaan-persamaan ini untuk
menjelaskan hasil nol dalam percobaan
Michelson-Morley dan untuk membuat
persamaan-persamaan ini Maxwell
mengambil bentuk yang sama untuk
semua kerangka acuan inersial.
Setahun kemudian, Einstein
menurunkan persamaan-persamaan ini
secara independen berdasarkan pada
teori relativitas.
 Hendrik Antoon Lorentz (1853-1928)
ialah fisikawan Belanda yang
memenangkan Penghargaan Nobel
dalam Fisika bersama dengan Pieter
Zeeman pada 1902.
 Dilahirkan di Arnhem, Belanda. Ia
belajar di Universitas Leiden. Pada usia
19 tahun ia kembali ke Arnhem dan
mengajar di salah satu SMA di sana.
Sambil mengajar, ia menyiapkan tesis
doktoral yang memperluas teori James
Clerk
Maxwell mengenai elektromagnet yang
meliputi rincian
daripemantulan dan pembiasan
cahaya. Pada 1878 ia menjadi guru
besar fisika teoretis di Leyden yang
merupakan tempat kerja pertamanya.
Ia tinggal di sana selama 34 tahun, lalu
pindah ke Haarlem. Lorentz
meneruskan pekerjaannya untuk
menyederhanakan teori Maxwell dan
memperkenalkan gagasan
bahwa medan
elektromagnetikditimbulkan oleh
muatan listrik pada tingkat atom
 . Ia mengemukakan bahwa
pemancaran cahaya oleh atom dan
berbagai gejala optik dapat dirunut ke
gerak dan interaksi energi atom.
 Pada 1896, salah
satu mahasiswanya Pieter Zeeman
menemukan bahwa garis spektral atom
dalam medan magnet akan terpecah
menjadi beberapa komponen
yang frekuensinya agak berbeda. Hal
tersebut membenarkan pekerjaan
Lorentz,
sehingga mereka berdua
dianugerahi Hadiah Nobel pada 1902.
 Pada 1895, Lorentz mendapatkan
seperangkat persamaan yang
mentransformasikan
kuantitas elektromagnetik dari
suatu kerangka acuan ke
kerangka acuan lain yang
bergerak relatif terhadap yang
pertama meski pentingnya
penemuan itu baru disadari 10
tahun kemudian saat Albert
Einstein mengemukakan
teori relativitas khususnya.
 Lorentz (dan
fisikawan Irlandia G.F.
Fitzgerald secara independen)
mengusulkan bahwa hasil
negatif eksperimen Michelson-
Morley bisa dipahami jika
panjang dalam arah gerak relatif
terhadap pengamat
mengerut. Eksperimen selanjutn
ya memperlihatkan bahwa meski
terjadi pengerutan, hal itu bukan
karena penyebab yang nyata dari
hasil Michelson dan Edward
Morley. Penyebabnya ialah
karena tiadanya 'eter' yang
berlaku sebagai kerangka acuan
universal.
B. Kontraksi panjang lorentz
 Pengukuran panjang seperti
halnya pengukuran selang
waktu juga dipengaruhi oleh
gerak relative. Panjang L
benda yang bergerak terhadap
pengamat kelihatannya lebih
pendek dari panjang Lo bila
diukur dalam keadaan diam
terhadap pengamat. Gejala ini
dikenal sebagi pengerutan
Lorentz. Panjang Lo suatu
benda dalam kerangka
diamnya disebut sebagai
panjang proper.
 Perhatikan sebatang tongkat
berada dalam keadaan diam
di S’ dengan satu ujung di x2’
dan ujung lain di x1’. Panjang
tongkat dalam kerangka ini
ialah panjang propernya Lo=
x2’- x1’. Panjang tongkat
dalam kerangka S
didefinisikan sebagai L= x2-
x1, dengan x2 merupakan
posisi satu ujung pada suatu
waktu t2 dan x1 dalam t1= t2
sebagaimana yang diukur di
kerangka S.
 Pengukuran panjang dipengaruhi
 oleh relativitas. Kita akan mengamati
 sebuah tongkat yang terletak pada sumbu x_
 dalam kerangka acuan S_ yang bergerak
 dengan kecepatan v terhadap kerangka
 acuan S seperti pada gambar 10.5.
 Kedudukan tongkat terhadap S_ adalah x_1
 dan x_2. Panjang batang terhadap kerangka
 acuan S adalah L = x2 – x1 sedangkan
 panjang batang terhadap kerangka acuan S_
 adalah L0 = x_2 – x_1.
 Rumus :
 L = Panjang benda diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap benda
 Lo = Panjang benda diukur oleh pengamat yang diam terhadap benda
 V = kecepatan relatif terhadap karengka acuan
Transformasi Lorentz
 Transformasi Galileo hanya berlaku jika kecepatan-
kecepatan yang digunakan tidak bersifat relativistik,
yaitu jauh lebih kecil dari kecepatan cahaya, c. Sebagai
contoh, pada persamaan 6 transformasi Galileo berlaku
untuk kecepatan cahaya, karena cahaya yang bergerak di
S' dengan kecepatan ux' = c akan memiliki kecepatan c +
v di S. Sesuai dengan teori relativitas bahwa kecepatan
cahaya di S juga adalah c. Sehingga, diperlukan
persamaan transformasi baru untuk bisa melibatkan
kecepatan relativistik.
 Berdasarkan teori relativitas, S' yang bergerak ke kanan
relatif terhadap s ekivalen dengan S yang bergerak ke kiri
relatif terhadap S'.
 Gambar 1. Kerangka acuan S bergerak ke
kanan dengan kecepatan v relatif terhadap
kerangka S.
 Berdasarkan Gambar 1, kita asumsikan
transformasi bersifat linier dalam bentuk:
x = γ (x' + vt') ..................................................
(1)
 y = y'
................................................................(2)
 z = z' ................................................................
(3)
Kita asumsikan bahwa y dan z tidak berubah
karena diperkirakan tidak terjadi kontraksi
panjang pada arah ini.

Persamaan invers harus memiliki bentuk
yang sama di mana v diganti dengan -v,
sehingga diperoleh:

x' = γ (x - vt) ..................................................
(4)
 Jika pulsa cahaya meninggalkan titik
acuan S dan S' pada t = t' = 0, setelah
waktu t menempuh sumbu x sejauh x =
ct (di S ), atau x' = ct' (di S').
 Jadi, dari persamaan (10.10):

c.t = γ (ct' + vt') = γ (c + v) t'
............................. (5)
 c.t' = γ (ct - vt) = γ (c - v) t
................................ (6)

dengan mensubstitusikan t' persamaan
(6) ke persamaan (5) akan diperoleh:

 c.t = γ (c + v) γ (c - v)(t/c) = γ2 (c2 - v2)
t/c
 Dengan mengalikan 1/t pada tiap ruas
diperoleh nilai γ :
 Untuk menentukan
hubungan t dan t', kita
gabungkan persamaan (1)
dan (4), sehingga
diperoleh:

 x' = γ (x - vt) = γ { γ (x' +
vt') - vt}

 Diperoleh nilai t = γ (t' +
vx'/c2). Sehingga secara
keseluruhan didapatkan:
 yang menyatakan
persamaan transformasi
Lorentz.

 Untuk transformasi
kecepatan relativistik
dapat ditentukan dengan
menggunakan
persamaan (6), yaitu:
Dengan cara yang sama
maka disimpulkan:

 Dengan adanya
transformasi Lorentz,
maka masalah
perbedaan pengukuran
panjang, massa, dan
waktu, antara di Bumi
dan di luar angkasa
dapat terpecahkan.
Dilatasi Waktu
 Akibat penting postulat Einstein
dan transformasi Lorentz adalah
bahwa selang waktu antara dua
kejadian yang terjadi pada tempat
yang sama dalam suatu kerangka
acuan selalu lebih singkat daripada
selang waktu antara kejadian sama
yang diukur dalam kerangka acuan
lain yang kejadiannya terjadi pada
tempat yang berbeda.

 Pada dua kejadian yang terjadi
di x0' pada waktu t1' dan t2' dalam
kerangka S ', kita dapat
menentukan waktu t1 dan t2 untuk
kejadian ini dalam kerangka S dari
persamaan (9). Kita peroleh:
 Sehingga, dari kedua persamaan tersebut diperoleh:

t2 - t1 = γ (t2' – t1') ............................................. (13)

Waktu di antara kejadian yang terjadi pada tempat yang
sama dalam suatu kerangka acuan disebut waktu
patut, tp. Dalam hal ini, selang waktu Δtp = t2' – t1' yang
diukur dalam kerangka S' adalah waktu patut. Selang
waktu Δt yang diukur dalam kerangka sembarang
lainnya selalu lebih lama dari waktu patut. Pemekaran
waktu ini disebut dilatasi waktu, yang besarnya:

Δt = γ.Δtp ..................................................... (14)
 Sebelum melakukan perjalanan ke
ruang antariksa, seorang astronaut
memiliki laju detak jantung terukur 80
detak/menit. Ketika astronaut
mengangkasa dengan kecepatan 0,8 c
terhadap Bumi, berapakah laju detak
jantung astronaut tersebut menurut
pengamat di Bumi?

 Penyelesaian:

 Kecepatan astronaut terhadap Bumi:

 v = 0,8 c
 v/c = 0,8

 γ dapat ditentukan dengan persamaan:
 Waktu patut, Δtp adalah selang waktu detak jantung astronaut
yang terukur di Bumi. Jadi, Δtp = 1 menit/80 detak.

 Selang waktu relativistik, Δt adalah selang waktu detak
jantung astronaut yang sedang mengangkasa diukur oleh
pengamat di Bumi. Pemekaran waktu dihitung melalui
persamaan (14):

 Δt = γ . Δtp = 10/6 (1menit/80 detak) = 1 menit/((6/10) x 80
detak) = 1 menit/48 detak.

Bola Kuarsa dan Jam Hidrogen Maser
 Bola kwarsa. [1]
 Bola kuarsa di bagian atas
wadah tersebut mungkin
merupakan benda paling
bulat di dunia. Bola ini
didesain untuk berputar
sebagai giroskop dalam
satelit yang mengorbit
Bumi. Relativitas umum
memperkirakan bahwa
rotasi bumi akan
menyebabkan sumbu rotasi
giroskop untuk beralih
secara melingkar pada laju
1 putaran dalam 100.000
tahun.
Jam maser Hidrogen. (Credit:
Courtesy NASA/JPL-Caltech) [2]
 Jam maser hidrogen yang
teliti di atas diluncurkan
dalam satelit pada 1976, dan
waktunya dibandingkan
dengan waktu jam yang
identik di Bumi. Sesuai
dengan perkiraan relativitas
umum, jam yang di Bumi,
yang di sini potensial
gravitasinya lebih rendah,
"terlambat" kira-kira 4,3 x 10-
10 sekon setiap sekon
dibandingkan dengan jam
yang mengorbit Bumi pada
ketinggian kira-kira 10.000
km.
Kontraksi Panjang
 Kontraksi panjang adalah
penyusutan panjang suatu
benda akibat gerak relatif
pengamat atau benda yang
bergerak mendekati cepat
rambat cahaya. Penyusutan
panjang yang terjadi
merupakan suatu
fenomena yang
berhubungan dengan
pemekaran waktu.
 Panjang benda yang diukur
dalam kerangka acuan di
mana bendanya berada
dalam keadaan diam
disebut panjang patut
(panjang benda menurut
pengamat), l. Kita tinjau
sebatang tongkat dalam
keadaan diam di S' dengan
satu ujung di x2' dan ujung
lainnya di x1' , seperti pada
Gambar 2.. Panjang
tongkat dalam kerangka ini
adalah l = x2' – x1'.
Gambar 2. Kontraksi
panjang.
 Untuk menentukan panjang tongkat di
kerangka S, didefinisikan
bahwa l = x2 – x1. Berdasarkan invers
dari persamaan (18) akan diperoleh:

 x2' = γ (x2 –
vt2) ................................................. (15)

 dan

 x1' = γ (x1 –
vt1) ................................................. (16)

 Karena waktu pengukuran x1 sama
dengan waktu pengukuran x2,
maka t1 = t2, sehingga:
 dengan l0 adalah panjang
benda sebenarnya, v adalah
kecepatan benda, c adalah
cepat rambat cahaya,
dan l adalah panjang benda
menurut pengamat.
Adanya dilatasi waktu yang
dipengaruhi oleh gerak
benda relatif, akan
memengaruhi pengukuran
panjang. Panjang benda
yang bergerak terhadap
pengamat kelihatannya
lebih pendek daripada
panjang sebenarnya.
 Contoh Soal 2 :
Sebuah tongkat dengan panjang 50 cm,
bergerak dengan kecepatan v relatif terhadap
pengamat dalam arah menurut panjangnya.
Tentukan kecepatannya, jika panjang tongkat
menurut pengamat adalah 0,422 m!

Penyelesaian:

Diketahui:

l0 = 50 cm = 0,5 m
 l = 0,422 m

Ditanya: v = ... ?

Pembahasan :

Berdasarkan persamaan (17) maka kita dapat
menentukan kecepatan benda, yaitu:
Kereta Api Mengecil
 Kereta api yang melaju dengan
kecepatan yang mendekati
kecepatan cahaya akan tampak
lebih pendek, tetapi tingginya
tidak berubah. Hal ini tidak
tampak pada kecepatan rendah.
Sebuah mobil yang melaju
dengan kecepatan 160 km (100
mil) per jam akan tampak
mengecil satu per dua triliun
persen. Dalam persamaan-
persamaan itu waktu tampak
ditandai dengan tanda minus.
Jadi, apabila panjang mengecil,
sebaliknya waktu membesar.

 Ketera maglev. [3]
Daftar pusaka
 Budiyanto, J. 2009. Fisika : Untuk SMA/MA Kelas
XII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta. p. 298.
 http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/04/p
ostulat-teori-relativitas-einstein-transformasi-
lorentz-dilatasi-waktu-kontraksi-panjang-contoh-
soal-rumus-jawaban-fisika.html#ixzz2jBHieSNe
 http://tiyyuloke.blogspot.co.id/2014/10/makalah-
fisika-tentang-relativitas.html

More Related Content

What's hot

Difraksi franhoufer
Difraksi franhouferDifraksi franhoufer
Difraksi franhoufer
Sulistiyo Wibowo
 
Radiasi benda hitam
Radiasi benda hitamRadiasi benda hitam
Radiasi benda hitam
Ahmad Ilhami
 
Lkpd pemantulan
Lkpd pemantulanLkpd pemantulan
Lkpd pemantulan
nooraisy22
 
Bab 5 sistem kerangka non inersia
Bab 5 sistem kerangka non inersiaBab 5 sistem kerangka non inersia
Bab 5 sistem kerangka non inersia
SyaRi EL-nahLy
 
Bab iii(fix)
Bab iii(fix)Bab iii(fix)
Bab iii(fix)
tedykorupselalu
 
Energi Gelombang
Energi GelombangEnergi Gelombang
Energi Gelombang
Ryani Andryani
 
Model-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatModel-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat Padat
Risdawati Hutabarat
 
BAB V GAYA LORENTZ
BAB V GAYA LORENTZBAB V GAYA LORENTZ
BAB V GAYA LORENTZ
Khairi Ramdhani
 
Hamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherfordHamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherford
Nurochmah Nurdin
 
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANGFISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
sumiati25
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
umammuhammad27
 
Mekanika (fungsi hamilton)
Mekanika (fungsi hamilton)Mekanika (fungsi hamilton)
Mekanika (fungsi hamilton)
Junaidi Abdilah
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantumHana Dango
 
Makalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikMakalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonik
bestricabebest
 
Fisika - tsunami
Fisika - tsunamiFisika - tsunami
Fisika - tsunami
lucyous maji
 
Energetika Gelombang
Energetika GelombangEnergetika Gelombang
Energetika Gelombang
Hani Yusrina Safura
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Sifat Lensa dan Cacat Bayangan
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Sifat Lensa dan Cacat BayanganLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Sifat Lensa dan Cacat Bayangan
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Sifat Lensa dan Cacat Bayangan
Lydia Nurkumalawati
 
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMContoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
denson siburian
 

What's hot (20)

Difraksi franhoufer
Difraksi franhouferDifraksi franhoufer
Difraksi franhoufer
 
STATISTIK BOSE-EINSTEIN
STATISTIK BOSE-EINSTEINSTATISTIK BOSE-EINSTEIN
STATISTIK BOSE-EINSTEIN
 
Radiasi benda hitam
Radiasi benda hitamRadiasi benda hitam
Radiasi benda hitam
 
Lkpd pemantulan
Lkpd pemantulanLkpd pemantulan
Lkpd pemantulan
 
Bab 5 sistem kerangka non inersia
Bab 5 sistem kerangka non inersiaBab 5 sistem kerangka non inersia
Bab 5 sistem kerangka non inersia
 
Bab iii(fix)
Bab iii(fix)Bab iii(fix)
Bab iii(fix)
 
Energi Gelombang
Energi GelombangEnergi Gelombang
Energi Gelombang
 
Model-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatModel-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat Padat
 
BAB V GAYA LORENTZ
BAB V GAYA LORENTZBAB V GAYA LORENTZ
BAB V GAYA LORENTZ
 
Hamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherfordHamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherford
 
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANGFISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
 
Mekanika (fungsi hamilton)
Mekanika (fungsi hamilton)Mekanika (fungsi hamilton)
Mekanika (fungsi hamilton)
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Makalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikMakalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonik
 
Fisika - tsunami
Fisika - tsunamiFisika - tsunami
Fisika - tsunami
 
Energetika Gelombang
Energetika GelombangEnergetika Gelombang
Energetika Gelombang
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Sifat Lensa dan Cacat Bayangan
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Sifat Lensa dan Cacat BayanganLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Sifat Lensa dan Cacat Bayangan
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Sifat Lensa dan Cacat Bayangan
 
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMContoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
 
Medan magnet
Medan magnetMedan magnet
Medan magnet
 

Viewers also liked

Transformasi lorentz
Transformasi lorentzTransformasi lorentz
Transformasi lorentz
fajar suryo prahasto
 
Fisika Modern "Transformasi Lorenzt"
Fisika Modern "Transformasi Lorenzt"Fisika Modern "Transformasi Lorenzt"
Fisika Modern "Transformasi Lorenzt"
Hendra Trisurya
 
Fisika Modern 02 relativity lorentz
Fisika Modern 02 relativity lorentzFisika Modern 02 relativity lorentz
Fisika Modern 02 relativity lorentz
jayamartha
 
Ralativitas Khusus
Ralativitas KhususRalativitas Khusus
Ralativitas Khususnurwani
 
08 bab7
08 bab708 bab7
08 bab7
1habib
 
Teori Galileo
Teori GalileoTeori Galileo
Teori Galileo
Puji Lestari
 
Transformasi Householder
Transformasi HouseholderTransformasi Householder
Transformasi Householder
bernypebo
 
Relativitas yang belum direfisi
Relativitas yang belum direfisi Relativitas yang belum direfisi
Relativitas yang belum direfisi
eli priyatna laidan
 
Bahan ajar fisika relativitas khusus
Bahan ajar fisika relativitas  khususBahan ajar fisika relativitas  khusus
Bahan ajar fisika relativitas khusus
eli priyatna laidan
 
Bab i-teori-relativitas-khusus
Bab i-teori-relativitas-khususBab i-teori-relativitas-khusus
Bab i-teori-relativitas-khususRiiNii Sukrini
 
Radiasi benda hitam xii ipa 2
Radiasi benda hitam xii ipa 2Radiasi benda hitam xii ipa 2
Radiasi benda hitam xii ipa 2
Zhahirah Indrawati Green Freesh
 
Kinematika relativitas
Kinematika relativitasKinematika relativitas
Kinematika relativitas
SMA Negeri 9 KERINCI
 
Helwi & faridah xii-ipa-1
Helwi & faridah  xii-ipa-1Helwi & faridah  xii-ipa-1
Helwi & faridah xii-ipa-1Paarief Udin
 
Memahami Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Opini atau Editorial
Memahami Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Opini atau EditorialMemahami Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Opini atau Editorial
Memahami Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Opini atau Editorial
Titania Intan Permatasari
 
Bab Relativitas
Bab RelativitasBab Relativitas
Materi 02 teori relativitas khusus (ii)
Materi 02   teori relativitas khusus (ii)Materi 02   teori relativitas khusus (ii)
Materi 02 teori relativitas khusus (ii)
FauzulAreUzura
 
Relativitas
RelativitasRelativitas
Relativitas
Reza Putra
 
P6
P6P6
Teori Relativitas
Teori RelativitasTeori Relativitas
Teori Relativitas
SMPN 3 TAMAN SIDOARJO
 

Viewers also liked (20)

Transformasi lorentz
Transformasi lorentzTransformasi lorentz
Transformasi lorentz
 
Fisika Modern "Transformasi Lorenzt"
Fisika Modern "Transformasi Lorenzt"Fisika Modern "Transformasi Lorenzt"
Fisika Modern "Transformasi Lorenzt"
 
Fisika Modern 02 relativity lorentz
Fisika Modern 02 relativity lorentzFisika Modern 02 relativity lorentz
Fisika Modern 02 relativity lorentz
 
Ralativitas Khusus
Ralativitas KhususRalativitas Khusus
Ralativitas Khusus
 
08 bab7
08 bab708 bab7
08 bab7
 
Teori Galileo
Teori GalileoTeori Galileo
Teori Galileo
 
Transformasi Householder
Transformasi HouseholderTransformasi Householder
Transformasi Householder
 
Relativitas yang belum direfisi
Relativitas yang belum direfisi Relativitas yang belum direfisi
Relativitas yang belum direfisi
 
Bahan ajar fisika relativitas khusus
Bahan ajar fisika relativitas  khususBahan ajar fisika relativitas  khusus
Bahan ajar fisika relativitas khusus
 
Bab i-teori-relativitas-khusus
Bab i-teori-relativitas-khususBab i-teori-relativitas-khusus
Bab i-teori-relativitas-khusus
 
Radiasi benda hitam xii ipa 2
Radiasi benda hitam xii ipa 2Radiasi benda hitam xii ipa 2
Radiasi benda hitam xii ipa 2
 
Kinematika relativitas
Kinematika relativitasKinematika relativitas
Kinematika relativitas
 
Helwi & faridah xii-ipa-1
Helwi & faridah  xii-ipa-1Helwi & faridah  xii-ipa-1
Helwi & faridah xii-ipa-1
 
Memahami Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Opini atau Editorial
Memahami Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Opini atau EditorialMemahami Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Opini atau Editorial
Memahami Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Opini atau Editorial
 
Teori relativitas
Teori relativitasTeori relativitas
Teori relativitas
 
Bab Relativitas
Bab RelativitasBab Relativitas
Bab Relativitas
 
Materi 02 teori relativitas khusus (ii)
Materi 02   teori relativitas khusus (ii)Materi 02   teori relativitas khusus (ii)
Materi 02 teori relativitas khusus (ii)
 
Relativitas
RelativitasRelativitas
Relativitas
 
P6
P6P6
P6
 
Teori Relativitas
Teori RelativitasTeori Relativitas
Teori Relativitas
 

Similar to Transformasi lorenz

MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docxMAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
Roida1
 
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docxMAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
Roida1
 
Ac fr ogdkyl7obzaat_k9dmpvfrbq8y1_vr57bjojniw3r7_n7ewugi43ya0zahrqox9e-gduudk...
Ac fr ogdkyl7obzaat_k9dmpvfrbq8y1_vr57bjojniw3r7_n7ewugi43ya0zahrqox9e-gduudk...Ac fr ogdkyl7obzaat_k9dmpvfrbq8y1_vr57bjojniw3r7_n7ewugi43ya0zahrqox9e-gduudk...
Ac fr ogdkyl7obzaat_k9dmpvfrbq8y1_vr57bjojniw3r7_n7ewugi43ya0zahrqox9e-gduudk...10DEKY
 
Fostulap einstein
Fostulap einsteinFostulap einstein
Fostulap einstein
panji andrian
 
Tugas fisika nadiva
Tugas fisika nadivaTugas fisika nadiva
Tugas fisika nadiva
caesarrizta- nadiva
 
Keppler
KepplerKeppler
Keppler
Echi Dechie
 
Teori relativitas einstein
Teori relativitas einsteinTeori relativitas einstein
Teori relativitas einstein
Reza Habiib Aulia
 
Momentum Sudut dan Benda Tegar
Momentum Sudut dan Benda TegarMomentum Sudut dan Benda Tegar
Momentum Sudut dan Benda Tegar
Rapiika
 
Materi 01 teori relativitas khusus (i)
Materi 01   teori relativitas khusus (i)Materi 01   teori relativitas khusus (i)
Materi 01 teori relativitas khusus (i)
FauzulAreUzura
 
Teori relativitas-khusus
Teori relativitas-khususTeori relativitas-khusus
Teori relativitas-khusus
auliarika
 
08 bab7
08 bab708 bab7
08 bab7
Rahmat Iqbal
 
Relativitas khusus
Relativitas khususRelativitas khusus
Relativitas khusus
Mutiara Dwi Faiska
 
relativitas waktu.pptx
relativitas waktu.pptxrelativitas waktu.pptx
relativitas waktu.pptx
RahmadAidil3
 
Relativitas
RelativitasRelativitas
Relativitas
haniramtiw
 
Kel 9 Gaya Sentral.pptx
Kel 9 Gaya Sentral.pptxKel 9 Gaya Sentral.pptx
Kel 9 Gaya Sentral.pptx
FourtwenoneTambunan
 
Presentation1.pptx
Presentation1.pptxPresentation1.pptx
Presentation1.pptx
ruth568265
 
Relativitas umum
Relativitas umumRelativitas umum
Relativitas umumUIN
 
Otto stern
Otto sternOtto stern
Otto stern
Fitri Althafunnisa
 
BAB VII TEORI RELATIVITAS.pptx
BAB VII TEORI RELATIVITAS.pptxBAB VII TEORI RELATIVITAS.pptx
BAB VII TEORI RELATIVITAS.pptx
AnimeoMiru
 

Similar to Transformasi lorenz (20)

MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docxMAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
 
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docxMAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
MAKALAH_RELATIVITAS_KHUSUS_KD_3_7_Disusu.docx
 
Ac fr ogdkyl7obzaat_k9dmpvfrbq8y1_vr57bjojniw3r7_n7ewugi43ya0zahrqox9e-gduudk...
Ac fr ogdkyl7obzaat_k9dmpvfrbq8y1_vr57bjojniw3r7_n7ewugi43ya0zahrqox9e-gduudk...Ac fr ogdkyl7obzaat_k9dmpvfrbq8y1_vr57bjojniw3r7_n7ewugi43ya0zahrqox9e-gduudk...
Ac fr ogdkyl7obzaat_k9dmpvfrbq8y1_vr57bjojniw3r7_n7ewugi43ya0zahrqox9e-gduudk...
 
Fostulap einstein
Fostulap einsteinFostulap einstein
Fostulap einstein
 
Tugas fisika nadiva
Tugas fisika nadivaTugas fisika nadiva
Tugas fisika nadiva
 
Keppler
KepplerKeppler
Keppler
 
Teori relativitas einstein
Teori relativitas einsteinTeori relativitas einstein
Teori relativitas einstein
 
Momentum Sudut dan Benda Tegar
Momentum Sudut dan Benda TegarMomentum Sudut dan Benda Tegar
Momentum Sudut dan Benda Tegar
 
Materi 01 teori relativitas khusus (i)
Materi 01   teori relativitas khusus (i)Materi 01   teori relativitas khusus (i)
Materi 01 teori relativitas khusus (i)
 
Teori relativitas-khusus
Teori relativitas-khususTeori relativitas-khusus
Teori relativitas-khusus
 
08 bab7
08 bab708 bab7
08 bab7
 
08 bab7
08 bab708 bab7
08 bab7
 
Relativitas khusus
Relativitas khususRelativitas khusus
Relativitas khusus
 
relativitas waktu.pptx
relativitas waktu.pptxrelativitas waktu.pptx
relativitas waktu.pptx
 
Relativitas
RelativitasRelativitas
Relativitas
 
Kel 9 Gaya Sentral.pptx
Kel 9 Gaya Sentral.pptxKel 9 Gaya Sentral.pptx
Kel 9 Gaya Sentral.pptx
 
Presentation1.pptx
Presentation1.pptxPresentation1.pptx
Presentation1.pptx
 
Relativitas umum
Relativitas umumRelativitas umum
Relativitas umum
 
Otto stern
Otto sternOtto stern
Otto stern
 
BAB VII TEORI RELATIVITAS.pptx
BAB VII TEORI RELATIVITAS.pptxBAB VII TEORI RELATIVITAS.pptx
BAB VII TEORI RELATIVITAS.pptx
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
AsyeraPerangin1
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
cikgumeran1
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
 

Transformasi lorenz

  • 1. D I B U A T O L E H : F O U R I N O V I T A M . A . P R R . A N G G I T A R I Z Q I A R . P Transformasi lorenz
  • 2. Biografi Hendrik Antoon Lorentz  Nama transformasi lorentz ini di ambil untuk menghormati Hendrik Antoon Lorentz seorang pakar fisika yang berkebangsaan Belanda. Persamaan- persamaan ini pertama kali diusulkan dalam bentuk yang sedikit berbeda oleh Lorentz pada 1904. Ia mengajukan persamaan-persamaan ini untuk menjelaskan hasil nol dalam percobaan Michelson-Morley dan untuk membuat persamaan-persamaan ini Maxwell mengambil bentuk yang sama untuk semua kerangka acuan inersial. Setahun kemudian, Einstein menurunkan persamaan-persamaan ini secara independen berdasarkan pada teori relativitas.  Hendrik Antoon Lorentz (1853-1928) ialah fisikawan Belanda yang memenangkan Penghargaan Nobel dalam Fisika bersama dengan Pieter Zeeman pada 1902.
  • 3.  Dilahirkan di Arnhem, Belanda. Ia belajar di Universitas Leiden. Pada usia 19 tahun ia kembali ke Arnhem dan mengajar di salah satu SMA di sana. Sambil mengajar, ia menyiapkan tesis doktoral yang memperluas teori James Clerk Maxwell mengenai elektromagnet yang meliputi rincian daripemantulan dan pembiasan cahaya. Pada 1878 ia menjadi guru besar fisika teoretis di Leyden yang merupakan tempat kerja pertamanya. Ia tinggal di sana selama 34 tahun, lalu pindah ke Haarlem. Lorentz meneruskan pekerjaannya untuk menyederhanakan teori Maxwell dan memperkenalkan gagasan bahwa medan elektromagnetikditimbulkan oleh muatan listrik pada tingkat atom  . Ia mengemukakan bahwa pemancaran cahaya oleh atom dan berbagai gejala optik dapat dirunut ke gerak dan interaksi energi atom.  Pada 1896, salah satu mahasiswanya Pieter Zeeman menemukan bahwa garis spektral atom dalam medan magnet akan terpecah menjadi beberapa komponen yang frekuensinya agak berbeda. Hal tersebut membenarkan pekerjaan Lorentz, sehingga mereka berdua dianugerahi Hadiah Nobel pada 1902.
  • 4.  Pada 1895, Lorentz mendapatkan seperangkat persamaan yang mentransformasikan kuantitas elektromagnetik dari suatu kerangka acuan ke kerangka acuan lain yang bergerak relatif terhadap yang pertama meski pentingnya penemuan itu baru disadari 10 tahun kemudian saat Albert Einstein mengemukakan teori relativitas khususnya.  Lorentz (dan fisikawan Irlandia G.F. Fitzgerald secara independen) mengusulkan bahwa hasil negatif eksperimen Michelson- Morley bisa dipahami jika panjang dalam arah gerak relatif terhadap pengamat mengerut. Eksperimen selanjutn ya memperlihatkan bahwa meski terjadi pengerutan, hal itu bukan karena penyebab yang nyata dari hasil Michelson dan Edward Morley. Penyebabnya ialah karena tiadanya 'eter' yang berlaku sebagai kerangka acuan universal.
  • 5. B. Kontraksi panjang lorentz  Pengukuran panjang seperti halnya pengukuran selang waktu juga dipengaruhi oleh gerak relative. Panjang L benda yang bergerak terhadap pengamat kelihatannya lebih pendek dari panjang Lo bila diukur dalam keadaan diam terhadap pengamat. Gejala ini dikenal sebagi pengerutan Lorentz. Panjang Lo suatu benda dalam kerangka diamnya disebut sebagai panjang proper.  Perhatikan sebatang tongkat berada dalam keadaan diam di S’ dengan satu ujung di x2’ dan ujung lain di x1’. Panjang tongkat dalam kerangka ini ialah panjang propernya Lo= x2’- x1’. Panjang tongkat dalam kerangka S didefinisikan sebagai L= x2- x1, dengan x2 merupakan posisi satu ujung pada suatu waktu t2 dan x1 dalam t1= t2 sebagaimana yang diukur di kerangka S.
  • 6.  Pengukuran panjang dipengaruhi  oleh relativitas. Kita akan mengamati  sebuah tongkat yang terletak pada sumbu x_  dalam kerangka acuan S_ yang bergerak  dengan kecepatan v terhadap kerangka  acuan S seperti pada gambar 10.5.  Kedudukan tongkat terhadap S_ adalah x_1  dan x_2. Panjang batang terhadap kerangka  acuan S adalah L = x2 – x1 sedangkan  panjang batang terhadap kerangka acuan S_  adalah L0 = x_2 – x_1.  Rumus :  L = Panjang benda diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap benda  Lo = Panjang benda diukur oleh pengamat yang diam terhadap benda  V = kecepatan relatif terhadap karengka acuan
  • 7. Transformasi Lorentz  Transformasi Galileo hanya berlaku jika kecepatan- kecepatan yang digunakan tidak bersifat relativistik, yaitu jauh lebih kecil dari kecepatan cahaya, c. Sebagai contoh, pada persamaan 6 transformasi Galileo berlaku untuk kecepatan cahaya, karena cahaya yang bergerak di S' dengan kecepatan ux' = c akan memiliki kecepatan c + v di S. Sesuai dengan teori relativitas bahwa kecepatan cahaya di S juga adalah c. Sehingga, diperlukan persamaan transformasi baru untuk bisa melibatkan kecepatan relativistik.  Berdasarkan teori relativitas, S' yang bergerak ke kanan relatif terhadap s ekivalen dengan S yang bergerak ke kiri relatif terhadap S'.
  • 8.  Gambar 1. Kerangka acuan S bergerak ke kanan dengan kecepatan v relatif terhadap kerangka S.  Berdasarkan Gambar 1, kita asumsikan transformasi bersifat linier dalam bentuk: x = γ (x' + vt') .................................................. (1)  y = y' ................................................................(2)  z = z' ................................................................ (3) Kita asumsikan bahwa y dan z tidak berubah karena diperkirakan tidak terjadi kontraksi panjang pada arah ini.  Persamaan invers harus memiliki bentuk yang sama di mana v diganti dengan -v, sehingga diperoleh:  x' = γ (x - vt) .................................................. (4)
  • 9.  Jika pulsa cahaya meninggalkan titik acuan S dan S' pada t = t' = 0, setelah waktu t menempuh sumbu x sejauh x = ct (di S ), atau x' = ct' (di S').  Jadi, dari persamaan (10.10):  c.t = γ (ct' + vt') = γ (c + v) t' ............................. (5)  c.t' = γ (ct - vt) = γ (c - v) t ................................ (6)  dengan mensubstitusikan t' persamaan (6) ke persamaan (5) akan diperoleh:   c.t = γ (c + v) γ (c - v)(t/c) = γ2 (c2 - v2) t/c  Dengan mengalikan 1/t pada tiap ruas diperoleh nilai γ :
  • 10.  Untuk menentukan hubungan t dan t', kita gabungkan persamaan (1) dan (4), sehingga diperoleh:   x' = γ (x - vt) = γ { γ (x' + vt') - vt}   Diperoleh nilai t = γ (t' + vx'/c2). Sehingga secara keseluruhan didapatkan:
  • 11.  yang menyatakan persamaan transformasi Lorentz.   Untuk transformasi kecepatan relativistik dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (6), yaitu:
  • 12. Dengan cara yang sama maka disimpulkan:   Dengan adanya transformasi Lorentz, maka masalah perbedaan pengukuran panjang, massa, dan waktu, antara di Bumi dan di luar angkasa dapat terpecahkan.
  • 13. Dilatasi Waktu  Akibat penting postulat Einstein dan transformasi Lorentz adalah bahwa selang waktu antara dua kejadian yang terjadi pada tempat yang sama dalam suatu kerangka acuan selalu lebih singkat daripada selang waktu antara kejadian sama yang diukur dalam kerangka acuan lain yang kejadiannya terjadi pada tempat yang berbeda.   Pada dua kejadian yang terjadi di x0' pada waktu t1' dan t2' dalam kerangka S ', kita dapat menentukan waktu t1 dan t2 untuk kejadian ini dalam kerangka S dari persamaan (9). Kita peroleh:
  • 14.  Sehingga, dari kedua persamaan tersebut diperoleh:  t2 - t1 = γ (t2' – t1') ............................................. (13)  Waktu di antara kejadian yang terjadi pada tempat yang sama dalam suatu kerangka acuan disebut waktu patut, tp. Dalam hal ini, selang waktu Δtp = t2' – t1' yang diukur dalam kerangka S' adalah waktu patut. Selang waktu Δt yang diukur dalam kerangka sembarang lainnya selalu lebih lama dari waktu patut. Pemekaran waktu ini disebut dilatasi waktu, yang besarnya:  Δt = γ.Δtp ..................................................... (14)
  • 15.  Sebelum melakukan perjalanan ke ruang antariksa, seorang astronaut memiliki laju detak jantung terukur 80 detak/menit. Ketika astronaut mengangkasa dengan kecepatan 0,8 c terhadap Bumi, berapakah laju detak jantung astronaut tersebut menurut pengamat di Bumi?   Penyelesaian:   Kecepatan astronaut terhadap Bumi:   v = 0,8 c  v/c = 0,8   γ dapat ditentukan dengan persamaan:
  • 16.  Waktu patut, Δtp adalah selang waktu detak jantung astronaut yang terukur di Bumi. Jadi, Δtp = 1 menit/80 detak.   Selang waktu relativistik, Δt adalah selang waktu detak jantung astronaut yang sedang mengangkasa diukur oleh pengamat di Bumi. Pemekaran waktu dihitung melalui persamaan (14):   Δt = γ . Δtp = 10/6 (1menit/80 detak) = 1 menit/((6/10) x 80 detak) = 1 menit/48 detak. 
  • 17. Bola Kuarsa dan Jam Hidrogen Maser  Bola kwarsa. [1]  Bola kuarsa di bagian atas wadah tersebut mungkin merupakan benda paling bulat di dunia. Bola ini didesain untuk berputar sebagai giroskop dalam satelit yang mengorbit Bumi. Relativitas umum memperkirakan bahwa rotasi bumi akan menyebabkan sumbu rotasi giroskop untuk beralih secara melingkar pada laju 1 putaran dalam 100.000 tahun.
  • 18. Jam maser Hidrogen. (Credit: Courtesy NASA/JPL-Caltech) [2]  Jam maser hidrogen yang teliti di atas diluncurkan dalam satelit pada 1976, dan waktunya dibandingkan dengan waktu jam yang identik di Bumi. Sesuai dengan perkiraan relativitas umum, jam yang di Bumi, yang di sini potensial gravitasinya lebih rendah, "terlambat" kira-kira 4,3 x 10- 10 sekon setiap sekon dibandingkan dengan jam yang mengorbit Bumi pada ketinggian kira-kira 10.000 km.
  • 19. Kontraksi Panjang  Kontraksi panjang adalah penyusutan panjang suatu benda akibat gerak relatif pengamat atau benda yang bergerak mendekati cepat rambat cahaya. Penyusutan panjang yang terjadi merupakan suatu fenomena yang berhubungan dengan pemekaran waktu.  Panjang benda yang diukur dalam kerangka acuan di mana bendanya berada dalam keadaan diam disebut panjang patut (panjang benda menurut pengamat), l. Kita tinjau sebatang tongkat dalam keadaan diam di S' dengan satu ujung di x2' dan ujung lainnya di x1' , seperti pada Gambar 2.. Panjang tongkat dalam kerangka ini adalah l = x2' – x1'.
  • 20. Gambar 2. Kontraksi panjang.  Untuk menentukan panjang tongkat di kerangka S, didefinisikan bahwa l = x2 – x1. Berdasarkan invers dari persamaan (18) akan diperoleh:   x2' = γ (x2 – vt2) ................................................. (15)   dan   x1' = γ (x1 – vt1) ................................................. (16)   Karena waktu pengukuran x1 sama dengan waktu pengukuran x2, maka t1 = t2, sehingga:
  • 21.  dengan l0 adalah panjang benda sebenarnya, v adalah kecepatan benda, c adalah cepat rambat cahaya, dan l adalah panjang benda menurut pengamat. Adanya dilatasi waktu yang dipengaruhi oleh gerak benda relatif, akan memengaruhi pengukuran panjang. Panjang benda yang bergerak terhadap pengamat kelihatannya lebih pendek daripada panjang sebenarnya.
  • 22.  Contoh Soal 2 : Sebuah tongkat dengan panjang 50 cm, bergerak dengan kecepatan v relatif terhadap pengamat dalam arah menurut panjangnya. Tentukan kecepatannya, jika panjang tongkat menurut pengamat adalah 0,422 m!  Penyelesaian:  Diketahui:  l0 = 50 cm = 0,5 m  l = 0,422 m  Ditanya: v = ... ?  Pembahasan :  Berdasarkan persamaan (17) maka kita dapat menentukan kecepatan benda, yaitu:
  • 23. Kereta Api Mengecil  Kereta api yang melaju dengan kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya akan tampak lebih pendek, tetapi tingginya tidak berubah. Hal ini tidak tampak pada kecepatan rendah. Sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan 160 km (100 mil) per jam akan tampak mengecil satu per dua triliun persen. Dalam persamaan- persamaan itu waktu tampak ditandai dengan tanda minus. Jadi, apabila panjang mengecil, sebaliknya waktu membesar.   Ketera maglev. [3]
  • 24. Daftar pusaka  Budiyanto, J. 2009. Fisika : Untuk SMA/MA Kelas XII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 298.  http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/04/p ostulat-teori-relativitas-einstein-transformasi- lorentz-dilatasi-waktu-kontraksi-panjang-contoh- soal-rumus-jawaban-fisika.html#ixzz2jBHieSNe  http://tiyyuloke.blogspot.co.id/2014/10/makalah- fisika-tentang-relativitas.html