Kegiatan pembelajaran pada aksi I disusun dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbasis STEAM. Melalui pembelajaran berbasis masalah, siswa diharapkan mampu aktif untuk melatih kemapuannya dalam berpikir kritis. Kegaiatan pembelajaran ini juga dikemas dalam bentuk kelompok kelompok kecil, yang bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar siswa secara berkelompk, membangun pengetahuannya dari diskusi antar individu. Di akhir kegiatan pemebalajran siswa diminta untuk membuat produk berupa poster, melalui kegiatan ini siswa diharapkan mampu berkreatifitas serta berinovasi sejalan dengan materi yang sedang dipelajari.
Kegiatan pembelajaran pada aksi I disusun dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbasis STEAM. Melalui pembelajaran berbasis masalah, siswa diharapkan mampu aktif untuk melatih kemapuannya dalam berpikir kritis. Kegaiatan pembelajaran ini juga dikemas dalam bentuk kelompok kelompok kecil, yang bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar siswa secara berkelompk, membangun pengetahuannya dari diskusi antar individu. Di akhir kegiatan pemebalajran siswa diminta untuk membuat produk berupa poster, melalui kegiatan ini siswa diharapkan mampu berkreatifitas serta berinovasi sejalan dengan materi yang sedang dipelajari.
PENANAMAN NILAI DAN MORAL PADA ANAK SEKOLAH DASAR DENGAN PENDEKATAN STORYTELL...Toto Haryadi
Artikel dalam jurnal yang membahas tentang pemanfaatan media komunikasi visual dalam menanamkan nilai dan moral bagi anak sekolah dasar dengan pendekatan storytelling. media komunikasi yang dijadikan sampel yaitu cerita bergambar, animasi, dan game.
PENANAMAN NILAI DAN MORAL PADA ANAK SEKOLAH DASAR DENGAN PENDEKATAN STORYTELL...Toto Haryadi
Artikel dalam jurnal yang membahas tentang pemanfaatan media komunikasi visual dalam menanamkan nilai dan moral bagi anak sekolah dasar dengan pendekatan storytelling. media komunikasi yang dijadikan sampel yaitu cerita bergambar, animasi, dan game.
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsxlalumhw88
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka adalah suatu pendekatan pendidikan yang diperkenalkan dalam kerangka Kurikulum Merdeka Belajar. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan kebebasan yang lebih besar kepada siswa dalam proses pembelajaran. Dalam Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka, siswa diarahkan untuk aktif berpartisipasi dalam mengatur dan mengelola pembelajarannya sendiri.
Deskripsi dari Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka mencakup beberapa poin penting:
Kemandirian Siswa: Model ini menekankan pada pengembangan kemandirian siswa dalam mengelola pembelajarannya sendiri. Siswa diberi kebebasan untuk menentukan jalannya pembelajaran sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kemampuan masing-masing.
Pembelajaran Berbasis Proyek: Siswa diundang untuk terlibat dalam proyek-proyek pembelajaran yang relevan dengan kehidupan nyata. Melalui proyek-proyek ini, mereka dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang materi pelajaran serta keterampilan praktis yang diperlukan di dunia nyata.
Kolaborasi dan Komunikasi: Pembelajaran dalam model ini juga mendorong kolaborasi antar siswa dan komunikasi yang efektif. Siswa didorong untuk bekerja sama dalam tim, berbagi pengetahuan, dan memecahkan masalah bersama.
Penilaian Formatif: Penilaian dalam Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka lebih menekankan pada penilaian formatif daripada penilaian sumatif. Siswa diberikan umpan balik secara terus-menerus sehingga mereka dapat terus meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka.
Fleksibilitas: Model ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam hal waktu, tempat, dan cara pembelajaran. Siswa dapat belajar secara mandiri, dalam kelompok kecil, atau dalam kelas secara keseluruhan, sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka.
Penggunaan Teknologi: Penggunaan teknologi menjadi salah satu komponen penting dalam Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka. Teknologi digunakan untuk mendukung pembelajaran yang interaktif, akses sumber daya pembelajaran yang beragam, serta memfasilitasi kolaborasi dan komunikasi antar siswa.
Dengan mengadopsi Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka, diharapkan siswa dapat menjadi pembelajar yang lebih aktif, kreatif, dan mandiri, serta siap menghadapi tantangan di era yang terus berkembang dengan cepat.
Laporan Kegiatan PKM
"Workshop Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah E-Jurnal Kepada Mahasiswa Biologi STKIP PGRI Banjarmasin" yang diikuti oleh Nana Citrawati Lestari, S.Si., M.Pd.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. 20XX
TIPOLOGI DAN SCOPE PTK
Kelompok 1
Aulia Ardhina 3062056171
Emy Noor Ehda Amelia 3062056029
Imelda Aqidatul 3062056068
M. Ayid Samif 3062056245
Vina Yulianti 3062056178
Dosen Pengampu:
Nana Citrawati Lestari, S.Si ., M.Pd.
2. 20XX
Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris, yaitu
classroom action research, yang berarti penelitian dengan melakukan
tindakan yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui
refleksi diri, dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru,
sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat
Pengertian PTK
3. 20XX
Asal Usul Penelitian Tindakan Kelas
Salah satu sumber mengatakan bahwa istilah penelitian tindakan mula-mula
diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1934. Setelah mengalami berbagai
pengalaman praktis yang terkait dengan penelitian tindakan, pada tahun 1940-an
Kurt Lewin mendefinisikan penelitian tindakan sebagai suatu proses
pengembangan daya pikir reflektif, diskusi dan pengambilan keputusan sekaligus
tindakan yang dilakukan oleh sekolompok orang biasa yang berpartisipasi dalam
penelitian bersama mengenai kesulitan pribadi yang sama-sama mereka alami.
Selanjutnya ada banyak turunan dalam berbagai penelitian tindakan yang
mengikuti berbagai dasar pemikiran. Di Amerika akarnya adalah pergerakan
pendidikan progresif yang dipelopori oleh John Dewey. Upaya di Inggris yang
lebih diarahkan pada pembaruan kurikulum dan peningkatan keprofesionalan
dalam mengajar.
5. 20XX
b
c d
a
Berdasarkan setting dan lokasinya terdapat bermacam-macam penelitian
tindakan (Henry & Mctaggart, dalam depdikbud, 1999:2 ) yang masing-
maisng mempunyai penekanan berbeda.
6. 20XX
Ditinjau dari scope atau ruang lingkupnya, penelitian tindakan bisa
dilakukan di berbagai level, antara lain :
- Penelitian tindakan skala makro
1. Meningkatkan partisipasi dunia usaha dalam
pembiayaan pendidikan.
2. Meningkatkan angka partisipasi siswa tingkat
SLTA
3. Menggalakkan penulisan karya ilmiah
penelitian oleh guru
- Penelitian tindakan level sekolah
1. Meningkatkan kepedulian orang tua untuk
mendorong belajar siswa Mengurangi
jumlah kasus “school vandalism”/
tawuran
2. Menghidupkan unit produksi di sekolah
kejuruan
- Penelitian tindakan untuk guru (level kelas)
1. Meningkatkan “time on task “ siswa dalam
pembelajaran
2. Merangsang anak untuk berani bertanya dalam KBM
3. Mengatasi kesulitan siswa dalam pokok bahasan
fungsi komposit
4. Menumbuhkan kebetahan siswa belajar sejarah
diperpustakaan.
7. 20XX
Simpulan
PTK dapat didefinisikan sebagai sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang
dan bersifat reflektif mandiri yang dilakukan oleh guru/calon guru yang memiliki tujuan untuk
melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi
pembelajaran.
Berdasarkan setting dan lokasinya terdapat bermacam-macam penelitian tindakan masing-
maisng mempunyai penekanan berbeda dintaranya adalah : Participatory action research, Critical
action research, Classroom action research, dan Institusional action research . Ditinjau dari scope
atau ruang lingkupnya, penelitian tindakan bisa dilakukan di berbagai level, antara lain : penelitian
tindakan skala makro, penelitian tindakan level sekolah dan penelitian tindakan untuk guru (level
kelas )
9. 20XX
Ibu: apa pengertian tipologi dan scope?
Kemudian berdasarkan tipologinya, ptk
terbagi 4 di mana salah satunya adalah
critical action research. Berikan contoh
satu judul penelitian critical action
research beserta abstrak/ringkasan
penelitiannya.