SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
KARYA ILMIAH BIOLOGI
Meningkatkan Hasil Belajar Biologi
Siswa Kelas I MTsN Kiringan
Kab. Magetan
Melalui Kuis Numbered-Head-Together
Disusun Oleh :
Sa’diyah Fithriyani, S.Pd
NIP. 197111231997032001
Meningkatkan Hasil Belajar Biologi
Siswa Kelas I MTsN Kiringan
Melalui Kuis Numbered-Head-Together
*Sa’diyah Fithriyani,S.Pd
Abstrak
Siswa kurang bergairah, kurang aktif dan kelas tidak berpusat pada siswa
merupakan masalah yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Melalui
penelitian tindakan kelas (PTK) masalah ini dicoba untuk diatasi dengan
mengintegrasikan kuis ke dalam model pembelajaran kooperatif numbered-head-
together. PTK dilakukan dalam 2 siklus, dengan tujuan penelitian :
mendeskripsikan aktivitas siswa, mengetahui hasil belajar, dan mengetahui respon
siswa setelah belajar biologi. Subjek penelitian adalah Siswa Kelas 1 MTsN
Kiringan dengan jumlah siswa 23 orang, tahun pelajaran 2006/2007. Data
diperoleh melalui observasi, pemberian tes, dan penyebaran angket. Kemudian
dianalisilis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa
aktivitas siswa meningkat dalam berkelompok, mengerjakan tugas-tugas, berfikir
bersama, dan menjawab kuis. Hasil belajar siswa meningkat dan respon terhadap
pembelajaran yang dilaksanakan positif.
PENDAHULUAN
Setiap guru menginginkan proses pembelajaran yang dilaksanakannya
meyenangkan dan berpusat pada siswa. Siswa antusias mengacungkan tangan untuk
menjawab pertanyaan atau memberikan pendapat, bersorak merayakan keberhasilan
mereka, bertukar informasi dan saling memberikan semangat. Dan tujuan akhir dari
semua proses itu adalah penguasaan konsep dan hasil belajar yang memuaskan.
Sikap kurang bergairah, kurang aktif, kelas kurang berpusat pada siswa, dan
kadang-kadang ada yang bermain-main sendiri di dalam kelas, merupakan masalah yang
dihadapi SMP Negeri 1 Danau Panggang, khususnya untuk mata pelajaran Biologi pada
siswa kelas 1. Dampak buruknya adalah penguasaan konsep dan ketuntasan belajar
mereka ≤ 65% . Kondisi yang seperti ini tentunya sangat tidak diharapkan dalam proses
belajar mengajar.
Sebenarnya guru telah berusaha menciptakan pembelajaran agar siswa lebih aktif,
diantaranya: pengamatan objek langsung, diskusi kelompok mengerjakan LKS ,
menggunakan media yang ada di sekolah, dan mengunakan metode tanya-jawab. Namun
hasilnya belum dapat meningkatkan gairah dan aktivitas secara maksimal
Jika kondisi yang seperti ini tidak dicarikan alternatif pemecahan masalahnya,
maka guru tetap sebagai sumber informasi satu-satunya dikelas, tidak ada tukar
informasi, penguasaan konsep dan hasil belajar biologi siswa tetap rendah, dan
pembelajaran biologi jadi membosankan.
Menurut Nasution (2000: 94) Pelajaran akan lebih menarik dan berhasil, apabila
dihubungkan dengan pengalaman-pengalaman di mana anak dapat melihat, meraba,
mengucap, berbuat, mencoba, berfikir, dan sebagainya. Pelajaran tidak hanya bersifat
intelektual, melainkan juga bersifat emosional. Kegembiraan belajar dapat mempertinggi
hasil pelajaran.
Nur (1996: 25) mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tidak hanya
unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep IPA yang sulit, tetapi juga
sangat berguna untuk menumbuhkan kerjasama, berfikir kritis, kemauan membantu
teman dan sebagainya. Pada prinsipnya model pembelajaran kooperatif bertujuan
mengembangkan tingkah laku kooperatif antar siswa sekaligus membantu siswa dalam
pelajaran akademisnya. Ada banyak variasi pendekatan dalam model pembelajaran
kooperatif. Setiap pendekatan memberi penekanan pada tujuan tertentu yang dirancang
untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
Numbered head together adalah pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan
lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan
mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Langkah-langkah yang
dilakukan guru dalam pembelajaran kooperatif dengan pendekatan ini menurut Ibrahim,
dkk (2000: 28) ada 4 langkah yaitu: penomoran, mengajukan pertanyaan, berfikir
bersama, dan menjawab.
Pada hakikatnya belajar adalah wujud aktivitas pada saat terjadinya pembelajaran di
kelas. Aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas fisik dan mental siswa. Piaget (dalam
Nasution: 2000) berpendapat bahwa, seorang anak berfikir sepanjang ia berbuat. Tanpa
berbuat, anak tak berfikir. Agar anak berfikir, ia harus diberi kesempatan untuk berbuat
sendiri.
Pembelajaran yang mengembangkan diskusi dan kerja kelompok memberikan
aktivitas lebih banyak pada siswa. Pernyataan ini didukung pendapat Nasution (2000 :
92), bahwa metode diskusi, sosiodrama, kerja kelompok, pekerjaan diperpustakaan dan
laboratorium banyak membangkitkan aktivitas pada anak-anak.
Pengintegrasian kuis seperti acara-acara di TV atau radio ke dalam proses
pembelajaran bukan hal yang tidak mungkin merupakan strategi yang dapat menciptakan
suasana yang menyenangkan bagi siswa. DePorter (2005) mengatakan bahwa
kegembiraan membuat siswa siap belajar lebih mudah dan dapat mengubah sikap negatif.
Berdasarkan pendapat tersebut, untuk mengatasi masalah di atas maka dilakukan
penelitian tindakan kelas dengan mengintegrasikan kuis ke dalam proses pembelajaran,
dengan harapan pembelajaran biologi jadi menyenangkan, siswa lebih aktif, dan
tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan aktivitas siswa, mengetahui hasil
belajar siswa mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran biologi yang
mengintegrasikan kuis dengan model pembelajaran kooperatif numbered-head-together.
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini bagi guru, sedikit demi sedikit
dapat meningkatkan kompetensinya dalam merancang model pembelajaran yang dapat
mengaktifkan siswa dan tidak membosankan. Bagi siswa, lama-kelamaan akan terbiasa
terlibat aktif dalam pembelajaran dan tertarik dengan mata pelajaran biologi khususnya
dan mata pelajaran lain umumnya. Jika penelitian ini berhasil, sekolah memiliki referensi
contoh penelitian yang mungkin dapat dijadikan acuan bagi guru mata pelajaran lain yang
menghadapi masalah yang sama.
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas 1 SMP
Negeri1 Danau Panggang tahun pelajaran 2006/2007, yang berjumlah 23 orang.
Rancangan penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian terdiri dari 2
siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 6 sampai 13 September 2006 dan siklus II
dilaksanakan pada tanggal 20 samapai 22 September 2006. Setiap siklusnya melalui tahap
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Teknik-teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan
pengamatan, pemberian tes, dan penyebaran angket. Keterlaksanaan RP dianalisis dengan
menghitung jumlah butir-butir yang terlaksana dibagi jumlah butir seluruhnya kali
100%. dan memperhatikan butir-butir yang lemah, butir-butir yang kuat serta saran dan
komentar pengamat. Sedang aktivitas siswa dianalisis dengan melihat jumlah indikator-
indikator yang terpenuhi dari butir-butir aktivitas siswa. Kemudian dideskripsikan
berdasarkan kriteria kurang, sedang, baik, dan baik sekali. Untuk menghitung ketuntasan
hasil belajar siswa dengan cara menghitung jumlah jawaban benar dibagi jumlah soal
kali seratus persen.Data yang diperoleh dari pengisian angket yang disebarkan setelah
kegiatan pembelajaran siklus II dilaksanakan, dianalisis secara deskriptif dalam bentuk
persentase. Respon siswa dikatakan positif jika jumlah persentase kategori sangat setuju dan
setuju lebih dari jumlah persentase kategori sangat tidak setuju, tidak setuju dan tidak
menjawab.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil penelitian tindakan yang dilakukan dalam 2 Siklus dapat dilihat pada tabel
berikut.
No
Unsur yang
diamati
Siklus I Siklus II
RP
1
RP 2 RP 3 RP 4 RP 5
1.
Keterlaksanaan
RP
70% 100% 100% 100% 100%
2. Aktivitas Siswa Baik
Baik
Sekali
Baik
Sekali
Baik
Sekali
Baik
Sekali
3. Hasil Belajar 39, 13% Tuntas 78,26% Tuntas
4. Respon Siswa Positif
Setelah dilakukan tindakan-tindakan pada siklus I terjadi perubahan suasana kelas.
Siswa dengan cepat melaksanakan pembentukan kelompok, sangat antusias untuk
menjawab pertanyaan kuis, mendengarkan soal kuis yang dibacakan dengan penuh
perhatian. Ini sangat berbeda bila dibandingkan dengan keadaan sebelum tindakan, yakni
pada umumnya mereka kurang bersemangat bekerja secara kelompok, dan malas
menjawab pertanyaan. Walaupun aktivitas berinteraksi, menyamakan persepsi, saling
menanyakan dalam kelompok, dan kurang disiplin dalam menjawab soal masih
merupakan butir yang lemah.
Temuan lain pada siklus I adalah waktu tidak cukup, ada siswa yang berjalan untuk
melihat hasil kerja kelompok lain, masih ada siswa yang langsung menjawab kuis
sebelum ditunjuk, pertanyaan kuis sangat bagus karena berhubungan dengan LKS, tetapi
dengan redaksi kalimat yang berbeda.
Masalah-masalah yang ditemukan pada siklus I direfleksi kemudian dievaluasi dan
didiskusikan antara guru dengan pengamat untuk menemukan alternatif pemecahannya.
Hasilnya adalah guru perlu mengelola waktu dengan baik, memberikan peringatan
kepada anggota kelompok untuk mengetahui dan memahami jawaban pertanyaan LKS,
perlu bimbingan yang intensif melatihkan pentingnya berfikir bersama, memberikan
sanksi bagi anggota kelompok yang tidak disiplin dalam menjawab kuis, dan
memperhatikan materi yang ingin disampaikan.
Pada Siklus II aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas , berfikir bersama (saling
berinteraksi, saling meyakinkan, menyamakan persepsi, saling menanyakan jawaban) dan
menjawab kuis merupakan butir-butir yang kuat. Siswa antusias mengerjakan tugas dan
menjawab soal kuis.
Pembahasan
Berdasarkan analisis data hasil observasi siklus I, tidak terlaksananya bagian
penutup disebabkan materi yang terlalu banyak dan siswa masih belum terampil
menggunakan mikroskop serta membuat preparat. Akibatnya waktu tidak cukup.
Masih kurangnya aktivitas berfikir bersama pada siklus I, kemungkinan disebabkan
siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang menekankan pentingnya saling
berinteraksi, meyakinkan yang lain, dan menyamakan persepsi. Penyebab lainnya adalah
kurangnya bimbingan guru dalam mengajarkan pentingnya bekerja sama (keterampilan
sosial) dalam kelompok. Guru hanya membimbing melakukan pengamatan dan membuat
preparat.
Ketidaktuntasan hasil belajar siswa pada siklus I ada hubungannya dengan masih
ada siswa yang bekerja sendiri dalam mengerjakan tugas atau menjawab pertanyaan dan
pengelompokan yang kurang heterogen. Sehingga ada kelompok lebih banyak siswa yang
lemah dari pada siswa yang pintar.
Hasil observasi pembelajaran siklus II berjalan jauh lebih baik dari siklus I. Siswa
yang tidak disiplin menjawab soal kuis dapat diatasi dengan memberikan sanksi kepada
kelompok berupa tidak boleh menjawab soal berikutnya. Bimbingan intensif baik dari
segi menyelesaikan tugas-tugas kelompok maupun mengajarkan keterampilan sosial
(dengan cara mengingatkan untuk berfikir bersama), menyebabkan aktivitas mengerjakan
tugas, berfikir bersama (berinteraksi, meyakinkan tiap anggota, menyamakan persepsi),
dan menjawab kuis cukup menonjol. Kegiatan-kegiatan ini merupakan butir-butir yang
kuat pada aktivitas siswa. Sehingga kriteria aktivitas siswa baik sekali. Ini berarti sudah
di atas indikator kinerja yang ditetapkan yaitu baik. Dan dampak positifnya adalah
meningkatnya hasil belajar siswa.
Bentuk pertanyaan kuis yang dirancang guru berupa penggalan-penggalan deskripsi
suatu konsep, memotivasi siswa harus berkonsentrasi mendengarkan soal yang dibacakan
agar tidak salah dalam menjawab.
Dari respon yang diberikan siswa dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang
dilaksanakan merupakan hal baru, merasa senang mengikuti pelajaran, tugas lebih mudah
dikerjakan, memotivasi mengerjakan tugas, merasa siap untuk menjawab pertanyaan,
memusatkan perhatian dan berfikir kritis, serta lebih bergairah. Ini menunjukan bahwa
pembelajaran biologi yang mengintegrasikan kuis ke dalam model pembelajaran
numbered-head-together mendapat respon positif dari siswa.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dari penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Pembelajaran Biologi dengan mengintegrasikan kuis ke dalam model pembelajaran
kooperatif numbered-head-together dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam
berkelompok, mengerjakan tugas-tugas, berfikir bersama, dan menjawab kuis.
2. Pembelajaran Biologi dengan mengintegrasikan kuis ke dalam model pembelajaran
kooperatif numbered-head-together dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I
SMP Negeri 1 Danau Panggang.
3. Respon siswa terhadap pembelajaran Biologi yang mengintegrasikan kuis ke dalam
model pembelajaran kooperatif numbered-head-together adalah positif.
Hal-hal yang disarankan peneliti untuk guru-guru yang ingin melakukan penelitian
yang sama adalah:
1. Proses bimbingan intensif dalam hal menyelesaikan tugas-tugas kelompok dan
pentingnya bekerja sama dalam kelompok sangat menentukan keberhasilan
pembelajaran terutama dalam hal meningkatkan aktivitas siswa.
2. Dalam merancang pembelajaran ini perlu analisis materi yang akan diajarkan dengan
alokasi waktu dan pengetahuan prasyarat siswa (dalam penelitian ini pengetahuan
menggunakan mikroskop dan membuat preparat) terlebih dahulu.
3. Pengelompokan siswa harus betul-betul heterogen dari segi tingkat kecerdasan karena
sangat menentukan keberhasilan kelompok.
Daftar Pustaka
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains Sekolah
Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2004. Model-Model Pengajaran dalam Pembelajaran Sains (Materi
Pelatihan Terintegrasi Sains). Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2004. Penulisan Karya Ilmiah (Materi Pelatihan Terintegrasi Sains). Jakarta:
Depdiknas.
Depdiknas. 2004. Penelitian Tindakan Kelas (Materi Pelatihan Terintegrasi Sains).
Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2005. Kurikulum 2004 Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian
Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdiknas.
DePorter, Bobbi., Readon, Mark., dan Nourie, Sarah Singer. 2005. Quantum Teaching:
Mempraktikan Quantum Learning di Ruang Kelas. Bandung: Kaifa.
Ibrahim, M., Rachmadiarti, F., Nur, M., dan Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif.
Surabaya: University Press UNESA.
Nasution. (2000). Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Nur, M. 1996. Konsep Tentang Arah Pengembangan Pendidikan IPA SMP dan SMU
Lima Tahun yang Akan Datang. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah Umum.
Rachmadiarti, Fida. 2003. Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu
SLTP
Suharsimi., Suhardjono., dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1995. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta. Perum Balai Pustaka.

More Related Content

What's hot

contoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikacontoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikaimam syafii
 
176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestas
176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestas176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestas
176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestasMinarni Minarni
 
Ardiyansah yuliniar firdaus
Ardiyansah yuliniar firdausArdiyansah yuliniar firdaus
Ardiyansah yuliniar firdausardiyansah84
 
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)Andi Rafiah S
 
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agama
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agamaContoh ptk-untuk-pelajaran-agama
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agamaEdwien Senaen
 
Pengertian model inquiry based learning versi 2
Pengertian model inquiry based learning versi 2Pengertian model inquiry based learning versi 2
Pengertian model inquiry based learning versi 2widi lestari
 
BIMBINGAN ORANGTUA DALAM KEBERHASILAN BELAJAR
BIMBINGAN ORANGTUA DALAM KEBERHASILAN BELAJARBIMBINGAN ORANGTUA DALAM KEBERHASILAN BELAJAR
BIMBINGAN ORANGTUA DALAM KEBERHASILAN BELAJARmiftakhulkhabibi
 
Proses sains 3
Proses sains 3Proses sains 3
Proses sains 3aw222
 
Artikel analisis strategi_pembelajaran_materi_pecahan_kelas_v__sdi_assalam_ma...
Artikel analisis strategi_pembelajaran_materi_pecahan_kelas_v__sdi_assalam_ma...Artikel analisis strategi_pembelajaran_materi_pecahan_kelas_v__sdi_assalam_ma...
Artikel analisis strategi_pembelajaran_materi_pecahan_kelas_v__sdi_assalam_ma...okyana dewi gendari
 
Makalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sd
Makalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sdMakalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sd
Makalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sdAde Rifai Kolot
 
Pertemuan ke2 pengantar psikologi belajar
Pertemuan ke2 pengantar psikologi belajarPertemuan ke2 pengantar psikologi belajar
Pertemuan ke2 pengantar psikologi belajarFPsiA
 
Artikel hubungan pemberian_reward_terhadap_minat_belajar_siswa_kelas_iv_pada_...
Artikel hubungan pemberian_reward_terhadap_minat_belajar_siswa_kelas_iv_pada_...Artikel hubungan pemberian_reward_terhadap_minat_belajar_siswa_kelas_iv_pada_...
Artikel hubungan pemberian_reward_terhadap_minat_belajar_siswa_kelas_iv_pada_...okyana dewi gendari
 
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)bemgusti
 
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab iii)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab iii)PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab iii)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab iii)bemgusti
 

What's hot (20)

contoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikacontoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematika
 
176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestas
176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestas176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestas
176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestas
 
Bab ii kajian pustaka
Bab ii kajian pustakaBab ii kajian pustaka
Bab ii kajian pustaka
 
PTK METODE NTH
PTK METODE NTHPTK METODE NTH
PTK METODE NTH
 
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghariTugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
 
Ardiyansah yuliniar firdaus
Ardiyansah yuliniar firdausArdiyansah yuliniar firdaus
Ardiyansah yuliniar firdaus
 
117 356-1-pb
117 356-1-pb117 356-1-pb
117 356-1-pb
 
bab 2 proposal kuantitatif
bab 2 proposal kuantitatifbab 2 proposal kuantitatif
bab 2 proposal kuantitatif
 
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
 
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agama
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agamaContoh ptk-untuk-pelajaran-agama
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agama
 
Pengertian model inquiry based learning versi 2
Pengertian model inquiry based learning versi 2Pengertian model inquiry based learning versi 2
Pengertian model inquiry based learning versi 2
 
BIMBINGAN ORANGTUA DALAM KEBERHASILAN BELAJAR
BIMBINGAN ORANGTUA DALAM KEBERHASILAN BELAJARBIMBINGAN ORANGTUA DALAM KEBERHASILAN BELAJAR
BIMBINGAN ORANGTUA DALAM KEBERHASILAN BELAJAR
 
Proses sains 3
Proses sains 3Proses sains 3
Proses sains 3
 
Artikel analisis strategi_pembelajaran_materi_pecahan_kelas_v__sdi_assalam_ma...
Artikel analisis strategi_pembelajaran_materi_pecahan_kelas_v__sdi_assalam_ma...Artikel analisis strategi_pembelajaran_materi_pecahan_kelas_v__sdi_assalam_ma...
Artikel analisis strategi_pembelajaran_materi_pecahan_kelas_v__sdi_assalam_ma...
 
Makalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sd
Makalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sdMakalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sd
Makalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sd
 
Pertemuan ke2 pengantar psikologi belajar
Pertemuan ke2 pengantar psikologi belajarPertemuan ke2 pengantar psikologi belajar
Pertemuan ke2 pengantar psikologi belajar
 
Artikel hubungan pemberian_reward_terhadap_minat_belajar_siswa_kelas_iv_pada_...
Artikel hubungan pemberian_reward_terhadap_minat_belajar_siswa_kelas_iv_pada_...Artikel hubungan pemberian_reward_terhadap_minat_belajar_siswa_kelas_iv_pada_...
Artikel hubungan pemberian_reward_terhadap_minat_belajar_siswa_kelas_iv_pada_...
 
Tugas seminar proposal .1
Tugas seminar proposal .1Tugas seminar proposal .1
Tugas seminar proposal .1
 
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)
 
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab iii)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab iii)PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab iii)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab iii)
 

Similar to 23698432 karya-ilmiah-biologi

Aktifitas siswa supinah
Aktifitas siswa supinahAktifitas siswa supinah
Aktifitas siswa supinah28DEKY
 
PENGERTIAN BELAJAR.pptx
PENGERTIAN BELAJAR.pptxPENGERTIAN BELAJAR.pptx
PENGERTIAN BELAJAR.pptxernaarlita1
 
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN BENTUK BENDA MELALUI...
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN BENTUK BENDA MELALUI...UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN BENTUK BENDA MELALUI...
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN BENTUK BENDA MELALUI...Ta'allum: Jurnal Pendidikan Islam
 
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...guest533a419
 
2357 4193-3-pb
2357 4193-3-pb2357 4193-3-pb
2357 4193-3-pbsdn114sako
 
Upayapeningkatanaktivitassiswadalampembelajaranpkndenganmenggunakanmodelpembe...
Upayapeningkatanaktivitassiswadalampembelajaranpkndenganmenggunakanmodelpembe...Upayapeningkatanaktivitassiswadalampembelajaranpkndenganmenggunakanmodelpembe...
Upayapeningkatanaktivitassiswadalampembelajaranpkndenganmenggunakanmodelpembe...Emir Harahap
 
Gustav Gisela Nuwa, S.Fil., M.Th
Gustav Gisela Nuwa, S.Fil., M.ThGustav Gisela Nuwa, S.Fil., M.Th
Gustav Gisela Nuwa, S.Fil., M.Thgustav nuwa
 
Matriks pembelajaran inquiry
Matriks pembelajaran inquiryMatriks pembelajaran inquiry
Matriks pembelajaran inquiryRisky Hasibuan
 
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014Kornea Situraja
 
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014Kornea Situraja
 
Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1
Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1
Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1Kornea Situraja
 

Similar to 23698432 karya-ilmiah-biologi (20)

DL X PBL.pdf
DL X PBL.pdfDL X PBL.pdf
DL X PBL.pdf
 
Aktifitas siswa supinah
Aktifitas siswa supinahAktifitas siswa supinah
Aktifitas siswa supinah
 
3. bab i
3. bab i3. bab i
3. bab i
 
Abstrak.docx
Abstrak.docxAbstrak.docx
Abstrak.docx
 
LITERRU 2.pdf
LITERRU 2.pdfLITERRU 2.pdf
LITERRU 2.pdf
 
PENGERTIAN BELAJAR.pptx
PENGERTIAN BELAJAR.pptxPENGERTIAN BELAJAR.pptx
PENGERTIAN BELAJAR.pptx
 
Proposal usulan
Proposal usulanProposal usulan
Proposal usulan
 
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN BENTUK BENDA MELALUI...
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN BENTUK BENDA MELALUI...UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN BENTUK BENDA MELALUI...
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN BENTUK BENDA MELALUI...
 
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...
 
2357 4193-3-pb
2357 4193-3-pb2357 4193-3-pb
2357 4193-3-pb
 
Ptk agama kristen
Ptk agama kristenPtk agama kristen
Ptk agama kristen
 
Upayapeningkatanaktivitassiswadalampembelajaranpkndenganmenggunakanmodelpembe...
Upayapeningkatanaktivitassiswadalampembelajaranpkndenganmenggunakanmodelpembe...Upayapeningkatanaktivitassiswadalampembelajaranpkndenganmenggunakanmodelpembe...
Upayapeningkatanaktivitassiswadalampembelajaranpkndenganmenggunakanmodelpembe...
 
Gustav Gisela Nuwa, S.Fil., M.Th
Gustav Gisela Nuwa, S.Fil., M.ThGustav Gisela Nuwa, S.Fil., M.Th
Gustav Gisela Nuwa, S.Fil., M.Th
 
Matriks pembelajaran inquiry
Matriks pembelajaran inquiryMatriks pembelajaran inquiry
Matriks pembelajaran inquiry
 
pemgaruh DL.pdf
pemgaruh DL.pdfpemgaruh DL.pdf
pemgaruh DL.pdf
 
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
 
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
 
Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1
Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1
Jurnal Pendidikan Kornea Vol.1 No.1
 
4 modelnl
4 modelnl4 modelnl
4 modelnl
 
Ptkipaklas4
Ptkipaklas4Ptkipaklas4
Ptkipaklas4
 

23698432 karya-ilmiah-biologi

  • 1. KARYA ILMIAH BIOLOGI Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas I MTsN Kiringan Kab. Magetan Melalui Kuis Numbered-Head-Together Disusun Oleh : Sa’diyah Fithriyani, S.Pd NIP. 197111231997032001
  • 2. Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas I MTsN Kiringan Melalui Kuis Numbered-Head-Together *Sa’diyah Fithriyani,S.Pd Abstrak Siswa kurang bergairah, kurang aktif dan kelas tidak berpusat pada siswa merupakan masalah yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Melalui penelitian tindakan kelas (PTK) masalah ini dicoba untuk diatasi dengan mengintegrasikan kuis ke dalam model pembelajaran kooperatif numbered-head- together. PTK dilakukan dalam 2 siklus, dengan tujuan penelitian : mendeskripsikan aktivitas siswa, mengetahui hasil belajar, dan mengetahui respon siswa setelah belajar biologi. Subjek penelitian adalah Siswa Kelas 1 MTsN Kiringan dengan jumlah siswa 23 orang, tahun pelajaran 2006/2007. Data diperoleh melalui observasi, pemberian tes, dan penyebaran angket. Kemudian dianalisilis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas siswa meningkat dalam berkelompok, mengerjakan tugas-tugas, berfikir bersama, dan menjawab kuis. Hasil belajar siswa meningkat dan respon terhadap pembelajaran yang dilaksanakan positif.
  • 3. PENDAHULUAN Setiap guru menginginkan proses pembelajaran yang dilaksanakannya meyenangkan dan berpusat pada siswa. Siswa antusias mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan atau memberikan pendapat, bersorak merayakan keberhasilan mereka, bertukar informasi dan saling memberikan semangat. Dan tujuan akhir dari semua proses itu adalah penguasaan konsep dan hasil belajar yang memuaskan. Sikap kurang bergairah, kurang aktif, kelas kurang berpusat pada siswa, dan kadang-kadang ada yang bermain-main sendiri di dalam kelas, merupakan masalah yang dihadapi SMP Negeri 1 Danau Panggang, khususnya untuk mata pelajaran Biologi pada siswa kelas 1. Dampak buruknya adalah penguasaan konsep dan ketuntasan belajar mereka ≤ 65% . Kondisi yang seperti ini tentunya sangat tidak diharapkan dalam proses belajar mengajar. Sebenarnya guru telah berusaha menciptakan pembelajaran agar siswa lebih aktif, diantaranya: pengamatan objek langsung, diskusi kelompok mengerjakan LKS , menggunakan media yang ada di sekolah, dan mengunakan metode tanya-jawab. Namun hasilnya belum dapat meningkatkan gairah dan aktivitas secara maksimal Jika kondisi yang seperti ini tidak dicarikan alternatif pemecahan masalahnya, maka guru tetap sebagai sumber informasi satu-satunya dikelas, tidak ada tukar informasi, penguasaan konsep dan hasil belajar biologi siswa tetap rendah, dan pembelajaran biologi jadi membosankan. Menurut Nasution (2000: 94) Pelajaran akan lebih menarik dan berhasil, apabila dihubungkan dengan pengalaman-pengalaman di mana anak dapat melihat, meraba, mengucap, berbuat, mencoba, berfikir, dan sebagainya. Pelajaran tidak hanya bersifat intelektual, melainkan juga bersifat emosional. Kegembiraan belajar dapat mempertinggi hasil pelajaran. Nur (1996: 25) mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep IPA yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kerjasama, berfikir kritis, kemauan membantu teman dan sebagainya. Pada prinsipnya model pembelajaran kooperatif bertujuan mengembangkan tingkah laku kooperatif antar siswa sekaligus membantu siswa dalam pelajaran akademisnya. Ada banyak variasi pendekatan dalam model pembelajaran kooperatif. Setiap pendekatan memberi penekanan pada tujuan tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Numbered head together adalah pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Langkah-langkah yang
  • 4. dilakukan guru dalam pembelajaran kooperatif dengan pendekatan ini menurut Ibrahim, dkk (2000: 28) ada 4 langkah yaitu: penomoran, mengajukan pertanyaan, berfikir bersama, dan menjawab. Pada hakikatnya belajar adalah wujud aktivitas pada saat terjadinya pembelajaran di kelas. Aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas fisik dan mental siswa. Piaget (dalam Nasution: 2000) berpendapat bahwa, seorang anak berfikir sepanjang ia berbuat. Tanpa berbuat, anak tak berfikir. Agar anak berfikir, ia harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Pembelajaran yang mengembangkan diskusi dan kerja kelompok memberikan aktivitas lebih banyak pada siswa. Pernyataan ini didukung pendapat Nasution (2000 : 92), bahwa metode diskusi, sosiodrama, kerja kelompok, pekerjaan diperpustakaan dan laboratorium banyak membangkitkan aktivitas pada anak-anak. Pengintegrasian kuis seperti acara-acara di TV atau radio ke dalam proses pembelajaran bukan hal yang tidak mungkin merupakan strategi yang dapat menciptakan suasana yang menyenangkan bagi siswa. DePorter (2005) mengatakan bahwa kegembiraan membuat siswa siap belajar lebih mudah dan dapat mengubah sikap negatif. Berdasarkan pendapat tersebut, untuk mengatasi masalah di atas maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan mengintegrasikan kuis ke dalam proses pembelajaran, dengan harapan pembelajaran biologi jadi menyenangkan, siswa lebih aktif, dan tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan aktivitas siswa, mengetahui hasil belajar siswa mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran biologi yang mengintegrasikan kuis dengan model pembelajaran kooperatif numbered-head-together. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini bagi guru, sedikit demi sedikit dapat meningkatkan kompetensinya dalam merancang model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dan tidak membosankan. Bagi siswa, lama-kelamaan akan terbiasa terlibat aktif dalam pembelajaran dan tertarik dengan mata pelajaran biologi khususnya dan mata pelajaran lain umumnya. Jika penelitian ini berhasil, sekolah memiliki referensi contoh penelitian yang mungkin dapat dijadikan acuan bagi guru mata pelajaran lain yang menghadapi masalah yang sama. Metode Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas 1 SMP Negeri1 Danau Panggang tahun pelajaran 2006/2007, yang berjumlah 23 orang. Rancangan penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian terdiri dari 2 siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 6 sampai 13 September 2006 dan siklus II
  • 5. dilaksanakan pada tanggal 20 samapai 22 September 2006. Setiap siklusnya melalui tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik-teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan pengamatan, pemberian tes, dan penyebaran angket. Keterlaksanaan RP dianalisis dengan menghitung jumlah butir-butir yang terlaksana dibagi jumlah butir seluruhnya kali 100%. dan memperhatikan butir-butir yang lemah, butir-butir yang kuat serta saran dan komentar pengamat. Sedang aktivitas siswa dianalisis dengan melihat jumlah indikator- indikator yang terpenuhi dari butir-butir aktivitas siswa. Kemudian dideskripsikan berdasarkan kriteria kurang, sedang, baik, dan baik sekali. Untuk menghitung ketuntasan hasil belajar siswa dengan cara menghitung jumlah jawaban benar dibagi jumlah soal kali seratus persen.Data yang diperoleh dari pengisian angket yang disebarkan setelah kegiatan pembelajaran siklus II dilaksanakan, dianalisis secara deskriptif dalam bentuk persentase. Respon siswa dikatakan positif jika jumlah persentase kategori sangat setuju dan setuju lebih dari jumlah persentase kategori sangat tidak setuju, tidak setuju dan tidak menjawab. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil penelitian tindakan yang dilakukan dalam 2 Siklus dapat dilihat pada tabel berikut. No Unsur yang diamati Siklus I Siklus II RP 1 RP 2 RP 3 RP 4 RP 5 1. Keterlaksanaan RP 70% 100% 100% 100% 100% 2. Aktivitas Siswa Baik Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali 3. Hasil Belajar 39, 13% Tuntas 78,26% Tuntas 4. Respon Siswa Positif Setelah dilakukan tindakan-tindakan pada siklus I terjadi perubahan suasana kelas. Siswa dengan cepat melaksanakan pembentukan kelompok, sangat antusias untuk menjawab pertanyaan kuis, mendengarkan soal kuis yang dibacakan dengan penuh perhatian. Ini sangat berbeda bila dibandingkan dengan keadaan sebelum tindakan, yakni pada umumnya mereka kurang bersemangat bekerja secara kelompok, dan malas menjawab pertanyaan. Walaupun aktivitas berinteraksi, menyamakan persepsi, saling menanyakan dalam kelompok, dan kurang disiplin dalam menjawab soal masih merupakan butir yang lemah.
  • 6. Temuan lain pada siklus I adalah waktu tidak cukup, ada siswa yang berjalan untuk melihat hasil kerja kelompok lain, masih ada siswa yang langsung menjawab kuis sebelum ditunjuk, pertanyaan kuis sangat bagus karena berhubungan dengan LKS, tetapi dengan redaksi kalimat yang berbeda. Masalah-masalah yang ditemukan pada siklus I direfleksi kemudian dievaluasi dan didiskusikan antara guru dengan pengamat untuk menemukan alternatif pemecahannya. Hasilnya adalah guru perlu mengelola waktu dengan baik, memberikan peringatan kepada anggota kelompok untuk mengetahui dan memahami jawaban pertanyaan LKS, perlu bimbingan yang intensif melatihkan pentingnya berfikir bersama, memberikan sanksi bagi anggota kelompok yang tidak disiplin dalam menjawab kuis, dan memperhatikan materi yang ingin disampaikan. Pada Siklus II aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas , berfikir bersama (saling berinteraksi, saling meyakinkan, menyamakan persepsi, saling menanyakan jawaban) dan menjawab kuis merupakan butir-butir yang kuat. Siswa antusias mengerjakan tugas dan menjawab soal kuis. Pembahasan Berdasarkan analisis data hasil observasi siklus I, tidak terlaksananya bagian penutup disebabkan materi yang terlalu banyak dan siswa masih belum terampil menggunakan mikroskop serta membuat preparat. Akibatnya waktu tidak cukup. Masih kurangnya aktivitas berfikir bersama pada siklus I, kemungkinan disebabkan siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang menekankan pentingnya saling berinteraksi, meyakinkan yang lain, dan menyamakan persepsi. Penyebab lainnya adalah kurangnya bimbingan guru dalam mengajarkan pentingnya bekerja sama (keterampilan sosial) dalam kelompok. Guru hanya membimbing melakukan pengamatan dan membuat preparat. Ketidaktuntasan hasil belajar siswa pada siklus I ada hubungannya dengan masih ada siswa yang bekerja sendiri dalam mengerjakan tugas atau menjawab pertanyaan dan pengelompokan yang kurang heterogen. Sehingga ada kelompok lebih banyak siswa yang lemah dari pada siswa yang pintar. Hasil observasi pembelajaran siklus II berjalan jauh lebih baik dari siklus I. Siswa yang tidak disiplin menjawab soal kuis dapat diatasi dengan memberikan sanksi kepada kelompok berupa tidak boleh menjawab soal berikutnya. Bimbingan intensif baik dari segi menyelesaikan tugas-tugas kelompok maupun mengajarkan keterampilan sosial (dengan cara mengingatkan untuk berfikir bersama), menyebabkan aktivitas mengerjakan tugas, berfikir bersama (berinteraksi, meyakinkan tiap anggota, menyamakan persepsi), dan menjawab kuis cukup menonjol. Kegiatan-kegiatan ini merupakan butir-butir yang
  • 7. kuat pada aktivitas siswa. Sehingga kriteria aktivitas siswa baik sekali. Ini berarti sudah di atas indikator kinerja yang ditetapkan yaitu baik. Dan dampak positifnya adalah meningkatnya hasil belajar siswa. Bentuk pertanyaan kuis yang dirancang guru berupa penggalan-penggalan deskripsi suatu konsep, memotivasi siswa harus berkonsentrasi mendengarkan soal yang dibacakan agar tidak salah dalam menjawab. Dari respon yang diberikan siswa dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan merupakan hal baru, merasa senang mengikuti pelajaran, tugas lebih mudah dikerjakan, memotivasi mengerjakan tugas, merasa siap untuk menjawab pertanyaan, memusatkan perhatian dan berfikir kritis, serta lebih bergairah. Ini menunjukan bahwa pembelajaran biologi yang mengintegrasikan kuis ke dalam model pembelajaran numbered-head-together mendapat respon positif dari siswa. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dari penelitian tindakan kelas ini adalah: 1. Pembelajaran Biologi dengan mengintegrasikan kuis ke dalam model pembelajaran kooperatif numbered-head-together dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam berkelompok, mengerjakan tugas-tugas, berfikir bersama, dan menjawab kuis. 2. Pembelajaran Biologi dengan mengintegrasikan kuis ke dalam model pembelajaran kooperatif numbered-head-together dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SMP Negeri 1 Danau Panggang. 3. Respon siswa terhadap pembelajaran Biologi yang mengintegrasikan kuis ke dalam model pembelajaran kooperatif numbered-head-together adalah positif. Hal-hal yang disarankan peneliti untuk guru-guru yang ingin melakukan penelitian yang sama adalah: 1. Proses bimbingan intensif dalam hal menyelesaikan tugas-tugas kelompok dan pentingnya bekerja sama dalam kelompok sangat menentukan keberhasilan pembelajaran terutama dalam hal meningkatkan aktivitas siswa. 2. Dalam merancang pembelajaran ini perlu analisis materi yang akan diajarkan dengan alokasi waktu dan pengetahuan prasyarat siswa (dalam penelitian ini pengetahuan menggunakan mikroskop dan membuat preparat) terlebih dahulu. 3. Pengelompokan siswa harus betul-betul heterogen dari segi tingkat kecerdasan karena sangat menentukan keberhasilan kelompok. Daftar Pustaka
  • 8. Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2004. Model-Model Pengajaran dalam Pembelajaran Sains (Materi Pelatihan Terintegrasi Sains). Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2004. Penulisan Karya Ilmiah (Materi Pelatihan Terintegrasi Sains). Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2004. Penelitian Tindakan Kelas (Materi Pelatihan Terintegrasi Sains). Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2005. Kurikulum 2004 Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdiknas. DePorter, Bobbi., Readon, Mark., dan Nourie, Sarah Singer. 2005. Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum Learning di Ruang Kelas. Bandung: Kaifa. Ibrahim, M., Rachmadiarti, F., Nur, M., dan Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press UNESA. Nasution. (2000). Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Nur, M. 1996. Konsep Tentang Arah Pengembangan Pendidikan IPA SMP dan SMU Lima Tahun yang Akan Datang. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Umum. Rachmadiarti, Fida. 2003. Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SLTP Suharsimi., Suhardjono., dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Perum Balai Pustaka.