LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi SMP N 64 Bengkulu Utara
Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan Motivasi dan Kemampuan Berbicara (Speaking Skill) Siswa Dalam Bahasa Inggris
Penulis Siswati,S.Pd
Tanggal 27 Agustus 2022 dan 12 September 2022
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
1. Latar Belakang Masalah:
Berdasarkan identifikasi masalah dan eksplorasi penyebab masalah dengan melakukan kajian literatur serta wawancara terhadap ahli, kepala sekolah, rekan sejawat dan siswa teridentifikasi masalah yang perlu penanganan segera yaitu rendahnya motivasi belajar dan kemampuan berbicara (Speaking Skill) siswa dalam Bahasa Inggris. Permasalahan tersebut terjadi karena beberapa faktor diantaranya:
A. Kondisi Siswa
1. Lemahnya kosa kata siswa.
2. Lemahnya literasi dan numerasi siswa.
3. Siswa sulit memahami materi yang diajarkan.
4. Siswa kurang percaya diri pada saat presentasi atua mengemukakan pendapat.
5. Siswa malas ketika mengerjakan tugas dari guru.
6. Siswa merasa bosan dengan pembelajaran.
7. Siswa sering ngobrol pada saat pembelajaran.
8. Siswa malas masuk kelas.
B. Kondisi Guru
1. Guru belum maksimal dalam merancang dan menerapkan model-model pembelajaran inovatif.
2. Guru belum maksimal dalam mempersiapkan media pembelajaran.
3. Guru masih mendominasi dari seluruh proses pembelajaran.
4. Guru kurang memberikan language exposure kepada siswa.
5. Guru belum memanfaatkan tekhnologi dalam pembelajaran (TPACK).
Ada beberapa model pembelajaran inovatif yang bisa diterapkan dalam pembelajaran diantaranya Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL).
Problem based learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center) sehingga melibatkan siswa untuk terlibat dalam kegiatan diskusi dalam memecahkan masalah dan siswa dapat lebih memahami isi pelajaran maupun menguasai materi yang diberikan karena pemecahan masalah yang mereka temukan sendiri sehingga lebih mudah dalam mengingat materi esensial yang sedang dipelajari. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) membantu siswa untuk memahami hakekat belajar sebagai cara berpikir bukan hanya sekedar mengerti pembelajaran dari guru berdasarkan buku teks. Model pembelajaran PBL membantu siswa mengembangkan pengetahuannya dan membantu siswa untuk bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri serta merangsang siswa untuk belajar secara berkelanjutan (continue).
Project Based Learning (PjBL) adalah sebuah pendekatan dalam pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk memperdalam pengetahuannya sekaligus mengembangkan kegiatan melalui problem solving dan investigasi.
LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi SMP N 64 Bengkulu Utara
Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan Motivasi dan Kemampuan Berbicara (Speaking Skill) Siswa Dalam Bahasa Inggris
Penulis Siswati,S.Pd
Tanggal 27 Agustus 2022 dan 12 September 2022
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
1. Latar Belakang Masalah:
Berdasarkan identifikasi masalah dan eksplorasi penyebab masalah dengan melakukan kajian literatur serta wawancara terhadap ahli, kepala sekolah, rekan sejawat dan siswa teridentifikasi masalah yang perlu penanganan segera yaitu rendahnya motivasi belajar dan kemampuan berbicara (Speaking Skill) siswa dalam Bahasa Inggris. Permasalahan tersebut terjadi karena beberapa faktor diantaranya:
A. Kondisi Siswa
1. Lemahnya kosa kata siswa.
2. Lemahnya literasi dan numerasi siswa.
3. Siswa sulit memahami materi yang diajarkan.
4. Siswa kurang percaya diri pada saat presentasi atua mengemukakan pendapat.
5. Siswa malas ketika mengerjakan tugas dari guru.
6. Siswa merasa bosan dengan pembelajaran.
7. Siswa sering ngobrol pada saat pembelajaran.
8. Siswa malas masuk kelas.
B. Kondisi Guru
1. Guru belum maksimal dalam merancang dan menerapkan model-model pembelajaran inovatif.
2. Guru belum maksimal dalam mempersiapkan media pembelajaran.
3. Guru masih mendominasi dari seluruh proses pembelajaran.
4. Guru kurang memberikan language exposure kepada siswa.
5. Guru belum memanfaatkan tekhnologi dalam pembelajaran (TPACK).
Ada beberapa model pembelajaran inovatif yang bisa diterapkan dalam pembelajaran diantaranya Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL).
Problem based learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center) sehingga melibatkan siswa untuk terlibat dalam kegiatan diskusi dalam memecahkan masalah dan siswa dapat lebih memahami isi pelajaran maupun menguasai materi yang diberikan karena pemecahan masalah yang mereka temukan sendiri sehingga lebih mudah dalam mengingat materi esensial yang sedang dipelajari. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) membantu siswa untuk memahami hakekat belajar sebagai cara berpikir bukan hanya sekedar mengerti pembelajaran dari guru berdasarkan buku teks. Model pembelajaran PBL membantu siswa mengembangkan pengetahuannya dan membantu siswa untuk bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri serta merangsang siswa untuk belajar secara berkelanjutan (continue).
Project Based Learning (PjBL) adalah sebuah pendekatan dalam pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk memperdalam pengetahuannya sekaligus mengembangkan kegiatan melalui problem solving dan investigasi.
membuat/menulis teks biografi dengan menggunakan Project Based Learning (PjBL) berbantuan LKPD, media salindia, salindia, youtube pada siswa kelas X SMK Negeri 4 Banjarbaru.
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Rusyihan Anwary Rusdie 2sj (1).pptxRusyihanAnwary1
Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dengan pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering And Mathematics) dengan menggunakan media Geogebra dalam pembelajaran yang menumbuhkan pemahaman fakta, konsep, prinsip dan operasi pada soal cerita.
Best Practice Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdfDwiAstuti765533
Laporan Best Practice Meningkatkan motivasi dan minat belajar pesrta didik dalam materi jaringan pada tumbuhan dan hewan melalui model pembelajaran Problem Base Learning kelas X ATPH SMK Negeri Kintap. Laporan ini disajikan untuk memenuhi tugas Uji Kinerja Daljab PPG 2023
1. NAMA : MOHAMMAD NURUL, S.PD
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi
No.
Masalah terpilih
yang akan
diselesaikan
Akar Penyebab
masalah
Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
1 Siswa kurang
antusias /semangat
rendah pada materi
membandingkan
cara pandang para
pendiri bangsa
tentang rumusan dan
isi Pancasila
Model dan cara
mengajar guru
kurang inovatif dan
kontekstual.
Kajian Literatur Menggunakan Model pembelajaran
Alternatif Solusi 2
✓ Widianto (2019 : 18) Prinsip yang harus dipahami dalam
Scientific Learning adalah materi yang dipelajari berupa
fakta, pembelajaran berpusat pada siswa dan siswa
membentuk konsepnya sendiri (self-concept), peningkatan
kemampuan berpikir dan kemampuan berkomunikasi siswa,
meningkatkan motivasi pada pihak guru dan siswa, dan
merupakan proses validasi terhadap konsep, hukum, dan
prinsip.
✓ Secara garis besar pembelajaran inovatif menurut Andi
Kaharudin (2020:3) sebagai berikut
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang
mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu danberbagai cara
dalam membangkitkan semangat, termasuk
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku –buku dan
bahan belajar yang lebih menarik danmenyediakan pojok
baca
Berdasarkan Hasil kajian Literasi dan
wawancara di simpulkan beberapa
alternatif solusi yang relevan dengan
akar penyebab masalah, yaitu :
1. Menggunakan Model Pembelajaran
Project Based Learning
Kelebihan: membantu peserta didik
berpikir kreatif, inovatif dan dapat
meningkatkan motivasi peserta didik
Kekurangan: membutuhkan waktu
yang relatif lama dan harus
memastikan kebutuhan alat dan
bahan untuk projek
2. Model Pembelajaran saintifik
Kelebihan : Membantu siswa untuk
memperbaiki dan meningkatkan
ketrampilan ketrampilan dan proses
kognitif, menimbulkan rasa senang
pada siswa.
Kekurangan :Tidak efisien untuk
mengajar jumlah siswa yang banyak.
2. 4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif
dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok
5. Guru menggiring siswa untuk menemukan caranya
sendiri dalam pemecahan suatu masalah
✓ Fanani (2019) Pendekatan Scientific Learning merupakan
proses pembelajaran dimana siswa secara aktif
mengkonstruksikan proses konsep belajar melalui
mengamati, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis,
mengumpulkan data-data, melakukan analisa, membuat
kesimpulan, dan mengkomunikasikan ide-idenya.
✓ Salah satu dari bentuk pembelajaran inovatif adalah Model
Pembelajaran Project Based Learning yang dimana Menurrut
Raharjo (2022) penggunaan model pembelajaran Project
Based Learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar di kelas.
✓ Hasil wawancara dengan guru PPKN Pak Prihartono, S.Pd
pada tanggal 12/09/2022 terkait analisis masalah ini :
1. Siswa yg kurang aktif dan kurang bersemangat biasanya
akan lebih senang bila kita sajikan atau tayangkan vidio/
gambar yang menarik sehingga siswa akan lebih terpusat
dan paham media yang kita tampilkan.
3. Model Pembelajaran Problem
Based Learning
Kelebihan: Pemecahan masalah
menjadikan aktivitas pembelajaran
peserta didik lebih meningkat
Kekurangan: Kesulitan
memecahkan persoalan manakala
peserta didik tidak memiliki minat
atau tidak memiliki kepercayaan
bahwa masalah tersebut bisa
diselsaikan.
3. 2. Siswa lebih senang belajar dengan berkelompok apa lagi
belajar di luar kelas.
3. Justru siswa akan lebih aktif dan bertanya bila apa yang
kita tampilkan itu berupa kisah atau kejadian nyata.
4. Siswa harus bisa melakukan pengamatan dan bisa
menarik sebuah kesimpulan artinya kita tampilkan
sebuah media yang berkaitan dengan materi ajar.
2 Guru kurang
terampil menerapkan
pembelajaran
inovatif di kelas
sehingga siswa
kurang semangat
dalam materi
menganalisis norma
dan aturan.
Guru kurang
mendapatkan
pelatihan mengenai
pemanfaatan model-
model pembelajaran
inovatif.
Kajian Literatur Menggunakan Model pembelajaran
Alternatif Solusi 1
1. Noni Asriyana Telaumbanua (2021) kreativitas guru dalam
mengembangkan dan menggunakan media pembelajaran
masih tergolong rendah. Ini disebabkan oleh terbatasnya
sarana dan fasilitas pendukung pelaksanaan pembelajaran,
serta hambatan dalam diri guru itu sendiri.
2. Afriana (2015), Pembelajaran berbasis proyek merupakan
model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan
memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta
didik. Pengalaman belajar peserta didik maupun konsep
dibangun berdasarkan produk yang dihasilkan dalam proses
pembelajaran berbasis proyek.
3. R. Rosmaini. (75; 2017) Berdasarkan kajian literatur,
didapatkan alternatif solusi sebagai berikut:
1. Guru harus memahami kebutuhan serta karakteristik
kelas dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
Dapat di simpulkan dengan model
pembelajaran ini bisa digunakan ketika
pendidik ingin mengkondisikan
pembelajaran aktif yang berpusat pada
peserta didik dimana peserta didik
memiliki pengalaman belajar yang lebih
menarik dan menghasilkan sebuah karya
berdasarkan permasalahan nyata
(kontekstual) yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari.
✓ Kisyani (2017) Kelebihan
pembelajaran berbasis proyek atau
Project Based-Learning dapat
meningkatkan motivasi siswa untuk
tekun dan berusaha keras dalam
mencapai proyek dan merasa bahwa
metode pembelajaran ini
menyenangkan.
✓ Berdasarkan Hasil kajian Literasi dan
wawancara ditentukan alternatif
solusi yang relevan dengan akar
penyebab masalah, yaitu
4. 2. Guru harus memetakan setiap tingkat karakteristik materi
untuk dikaitkan dengan model pembelajaran PJBL
3. Guru mau berkolaborasi dengan sesama untuk mengasah
dan melatih pengaplikasian model pembelajaran yang
baik.
Alternatif Solusi 2
1. Guru bisa menggunakan model pembelajaran yang
kontekstual agar kegiatan pembelajaran PPKn lebih
inovatif
2. Guru harus merancang dan mempersiapkan penerapan
model pembelajaran pada setiap materi
3. Guru dituntut memahami terlebih dahulu bagaimana cara
pelaksanaan model model pembelajaran itu dalam
penerapanya.
4. Guru membuat model pembelajaran yang memanfaatkan
teknologi berupa menampilkan sebuah vidio terkait
contoh bentuk norma norma yang ada pada lingkungan
sekitar.
4. Hasil wawancara dengan guru PPKN Pak Prihartono, S.Pd
pada tanggal 12/09/2022 terkait analisis masalah ini :
1. Guru harus meningkatkan kompetensi yang dimiliki agar
tidak tertinggal dengan kemajuan zaman. Terutama
dalam penggunaan teknologi, karena teknologi sangat
baik untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.
2. Sebisa mungkin menerapkan model pembelajaran yang
menyenangkan dan melibatkan siswa secara langsung
agar pelajaran PPKn tidak membosankan
1. Menggunakan media berbasis
Leptop dalam pembelajaran
Kelebihan : pembelajaran
berjalan lebih menarik
Kekurangan : membutuhkan
waktu untuk mempersiapkan
peralatan
2. Menggunakan media internet
untuk sumber pembelajaran
Kelebihan : dapat diakses dengan
mudah dan waktu belajar
fleksibel
Kekurangan : keterbatasan akses
internet (kuota internet/jaringan
internet)
3. Menggunakan aplikasi berbasis
online untuk penilaian
pembelajaran
Kelebihan : Data tersimpan aman
4. Kekurangan : tidak menjamin
kejujuran peserta didik saat
pengerjaan soal
5. 3. Guru harus mengindari penerapan model pembelajaran
yang sama dan monoton pada setiap pertemuan materi
yang disampaikan
3 Siswa kurang
responsif dan
cenderung tidak
percaya diri ketika
mengemukakan
pendapat pada materi
mengidentifikasi
perlunya melakukan
pertukaran budaya
dankolaborasi dalam
dunia yang saling
terhubung
Guru belum
sepenuhnya berperan
memberi motivasi,
apresiasi, sikap
ramah dan
memberikan
kesempatan untuk
peserta didik dalam
penyampaikan rasa
keingin tahuan
terkait materi yang di
ajarkan.
Kajian Literatur Menggunakan Model pembelajaran
Alternatif Solusi 1
Dari hasil explorasi dapat di jelaskan terkait solusi yang dapat di
terapkan dalam permasalahan sebagai berikut.
1. Menurut Lauster (2011) yang mengemukakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi kurang rasa percaya diri
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal meliputi: konsep diri, harga
diri,pengalaman hidup sedangkan faktor eksternal
berupa pendidikan, pekerjaan dan lingkungan keluarga.
2. Angelis (2005) rendah diri, rasa malu, rasa takut melakukan
sesuatu, frustrasi, perasaan cemas atau bahkan sikap agresif
merupakan indikator dari kurang atau tidak adanya
kepercayaan diri. Gejala tidak percaya diri ini umumnya
dianggap sebagai gangguan ringan karena tidakmenimbulkan
masalah besar.
3. Carin and sund dalam Ahmadi (2005:108), metode inquiry
didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk
mencari dan menyelidiki masalah secara sistematis, kritis,
Berdasarkan Hasil kajian Literasi dan
wawancara ditentukan alternatif solusi
yang relevan dengan akar penyebab
masalah, yaitu :
Alfred Novak (Haury, 1993)
mendefinikan bahwa “inquiry
merupakan usaha manusia untuk
menjelaskan secara rasional fenomena-
fenomena yang memancing rasa ingin
tahu”. Dengan kata lain, inquiry
berkaitan dengan aktivitas dan
keterampilan aktif pencarian
pengetahuan untuk memuaskan rasa
ingin tahu peserta didik sehingga mampu
menumbuhkan rasa percaya diri pada
peserta didik.
Tujuan utama pembelajaran melalui
model Inquiry ini adalah :
1. Siswa dapat menemukan sendiri
jawaban dari suatu permasalahan
yang ingin dipecahkan
2. Bahan pelajaran yang akan diajarkan
tidak berbentuk fakta atau konsep
yang sudah jadi
6. logis, dan analisis sehingga mereka dapat merumuskan
sendiri penemuan mereka dengan rasa percaya diri.
4. Hasil Wawancara dengan bebarapa guru yang sudah
berpengalaman dalam menerapkan model pembelajaran inkuiry
di dalam pembelajaran pada tanggal 14 September 2022 .
✓ Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa
secara maksimal untuk menari dan menemukan, artinya
strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek
belajar.
✓ Dengan metode ini mampu mendorong siswa berpikir
dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif,
jujur, percaya diri dan terbuka.
3. Proses pembelajaran berangkat dari
rasa ingin tahu siswa terhadap
sesuatu
4 Peserta didik belum
terbiasa dan
kesulitan dalam
mengerjakan soal
HOTS pada materi
mengidentifikasi
beberapa contoh
kasus wilayah yang
diperebutkan
berdasarkan fakta
dan regulasi,
Guru hanya melatih
peserta didik terbiasa
dengan mengerjakan
soal berbentuk LOTS
dan kurang
menerapkan evaluasi
belajar menggunakan
soal berbentuk
HOTS.
Kajian Literatur Menggunakan Model pembelajaran
Alternatif Solusi 1
✓ Posma (2021) berpendapat mengapa pembelajaran dikelasbelum
berbasis HOTS yaitu :
1. Hampir semua guru belum memahami tentang HOTS.
2. Guru juga mengalami kesulitan dalam melaksanakan
pembelajaran berbasis HOTS sehingga siswa pun kesulitan
dalam memahami materi pembelajaran yang diajarkan guru.
✓ Sofyan (2022) berpendapat bahwa Kemampuan berpikir tingkat
tinggi (KBTT) juga dikenal HOTS (Higher Order Thinking Skill)
adalah kemampuan berfikir tingkat tinggi, jika dilihat dari ranah
Pembelajaran dengan model Problem
Based Learning dimulai oleh adanya
masalah yang dalam hal ini dapat
dimunculkan oleh siswa ataupun guru,
kemudian siswa memperdalam
pengetahuannya tentang apa yang
mereka telah ketahui dan dan apa yang
perlu mereka ketahui untuk
memecahkan masalah tersebut. Siswa
dapat memilih masalah yang dianggap
menarik untuk dipecahkan sehingga
7. kognitif taksonomi Bloom berada pada C4, C5, dan C6.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi akan membuat siswa memiliki
kemampuan berpikir logis dan analitik. Siswa yang memiliki
kemampuan berpikir adalah siswa yang mampu menerapkan
pengetahuan yang telah diketahui dan mengembangkannya
menjadi keterampilan.
Dalam penjelasan di atas dapat di tarik alternatif solusi yaitu
dengan menggunakan beberapa model pembelajaran.
✓ Maulida Anggraina Saputri (2020) dalam penelitiannya
penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dapat
diperoleh hasil bahwa model ini dapat meningkatkan berfikir
kritis siswa.
✓ Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, dan
beberapa rekan guru pada tanggal 14 September 2022 dapat
di simpulkan sebagai berikut :
-Guru harus meningkatkan pengetahuan yang lebih
mendalam mengenai pembelajaran berbasis HOTS.
Dikarenakan pembelajaran berbasis HOTS sangat berguna
bagi peserta didik dalam kehidupan mereka. Penggunaan
model Problem Based Learning merupakan hal yang penting
untuk meningkatkan cara berpikir peserta didik. Dalam
Problem Based Learning peserta didik akan dihadapkan
dengan berbagai masalah yang dimana peserta didik harus
dapat memecahkan permasalahan tersebut. Proses
mereka terdorong untuk berperan aktif
dalam belajar.
✓ Adapun Kelebihan Model Problem
Based Learning (PBL)
Aris Shoimin (2014:132)
berpendapat bahwa kelebihan model
Problem Based Learning
diantaranya:
1. Siswa didorong untuk memiliki
kemampuan memecahkan
masalah dalam situasi nyata.
2. Siswa memiliki kemampuan
membangun pengetahuannya
sendiri melalui aktivitas belajar.
3. Pembelajaran berfokus pada
masalah sehingga materi yang
tidak ada hubungannya tidak
perlu dipelajari oleh siswa. Hal
ini mengurangi beban siswa
dengan menghafal atau
menyimpan informasi.
4. Terjadi aktivitas ilmiah pada
siswa melalui kerja kelompok.
5. Siswa terbiasa menggunakan
sumber-sumber pengetahuan,
baik dari perpustakaan, internet,
wawancara, dan observasi.
6. Siswa memiliki kemampuan
menilai kemajuan belajarnya
sendiri.
7. Siswa memiliki kemampuan
untuk melakukan komunikasi
8. pembelajaran dengan cara yang sedemikian dapat melatih
kemampuan berpikir kritis peserta didik.
ilmiah dalam kegiatan diskusi
atau presentasi hasil pekerjaan
mereka.
8. Kesulitan belajar siswa secara
individual dapat diatasi melalui
kerja kelompok dalam bentuk
peer teaching.
✓ Kelemahan Model Problem Based
Learning (PBL)
Aris Shoimin (2014:132)
berpendapat bahwa selain memiliki
kelebihan, model Problem Based
Learning juga memilki kelemahan,
diantaranya sebagai berikut:
1. PBL tidak dapat diterapkan
untuk setiap materi pelajaran, ada
bagian guru berperan aktif dalam
menyajikan materi. PBL lebih
cocok untuk pembelajaran yang
menuntut kemampuan tertentu
yang kaitannya dengan
pemecahan masalah.
2. Dalam suatu kelas yang memiliki
tingkat keragaman siswa yang
tinggi akan terjadi kesulitan
dalam pembagian tugas.