Dokumen tersebut membahas pandangan beberapa tokoh terhadap pembelajaran berwawasan kemasyarakatan. Terdapat empat tokoh yang dirangkum, yaitu pandangan humanistik Jurgen Habermas, pandangan progresif John Dewey, pandangan konstruktivis Vygotsky dan Piaget, serta pandangan Ki Hadjar Dewantoro tentang pendidikan.
Teks tersebut membahas tentang konflik dan integrasi sosial. Konflik sosial dijelaskan sebagai proses interaksi antara dua pihak atau lebih yang berlawanan, sedangkan integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur masyarakat yang berbeda menjadi satu kesatuan. Teks ini juga menjelaskan penyebab, bentuk, dampak dan cara pengendalian konflik sosial serta bentuk dan proses integrasi sosial.
Rencana aksi tersebut merangkum kegiatan pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) untuk membantu siswa SD memahami konsep rantai makanan dan hubungan antar makhluk hidup. Kegiatan terdiri dari orientasi, penyelidikan kelompok, presentasi hasil, dan evaluasi dengan menggunakan berbagai teknik seperti video, diskusi, dan lembar kerja siswa.
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi kemampuan awal dan kesulitan belajar peserta didik di sekolah dasar. Terdapat beberapa langkah identifikasi kemampuan awal melalui observasi, pre-tes, dan wawancara. Dokumen juga menjelaskan gejala kesulitan belajar, faktor penyebabnya, serta langkah diagnostik dan tindakan remedial yang dapat dilakukan guru.
Teks tersebut membahas tentang konflik dan integrasi sosial. Konflik sosial dijelaskan sebagai proses interaksi antara dua pihak atau lebih yang berlawanan, sedangkan integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur masyarakat yang berbeda menjadi satu kesatuan. Teks ini juga menjelaskan penyebab, bentuk, dampak dan cara pengendalian konflik sosial serta bentuk dan proses integrasi sosial.
Rencana aksi tersebut merangkum kegiatan pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) untuk membantu siswa SD memahami konsep rantai makanan dan hubungan antar makhluk hidup. Kegiatan terdiri dari orientasi, penyelidikan kelompok, presentasi hasil, dan evaluasi dengan menggunakan berbagai teknik seperti video, diskusi, dan lembar kerja siswa.
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi kemampuan awal dan kesulitan belajar peserta didik di sekolah dasar. Terdapat beberapa langkah identifikasi kemampuan awal melalui observasi, pre-tes, dan wawancara. Dokumen juga menjelaskan gejala kesulitan belajar, faktor penyebabnya, serta langkah diagnostik dan tindakan remedial yang dapat dilakukan guru.
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan pendidikan karakter bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi nurani dan kemampuan menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan, serta bertanggung jawab dan bermanfaat bagi lingkungan. Pendidikan karakter diintegrasikan dalam pembelajaran mata kuliah untuk menanamkan internalisasi dan pengamalan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai rencana pelaksanaan pembelajaran Pancasila mata pelajaran Pendidikan Pancasila untuk siswa kelas VII SMPN 1 Muntilan. Pembelajaran akan dilaksanakan selama 10 jam pelajaran dan membahas tentang pentingnya mematuhi norma dan aturan yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945."
TAHAP, TUGAS, DAN TRAJEKTORI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKSPADAIndonesia
Modul ini membahas tentang tahap, tugas, dan trajektori perkembangan peserta didik. Terdapat penjelasan mengenai karakteristik perkembangan fisik, sosial-emosional, dan moral remaja. Remaja mengalami pertumbuhan fisik yang cepat beserta munculnya ciri kelamin sekunder. Mereka juga mengalami proses pencarian identitas diri dan membangun hubungan sosial dengan teman sebaya."
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya memperhatikan latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik peserta didik dalam pendidikan. Faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap perkembangan psikologi dan motivasi belajar peserta didik. Guru perlu menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dengan menggunakan media dan metode yang kreatif dan interaktif.
Dalam sosiologi, dinamika sosial diartikan sebagai keseluruhan perubahan dari seluruh komponen masyarakat dari waktu ke waktu. Keterkaitan antara dinamika sosial dengan interaksi sosial adalah interaksi mendorong terbentuknya suatu gerak keseluruhan antara komponen masyarakat yang akhirnya menimbulkan perubahan-perubahan dalam masyarakat baik secara progresif ataupun retrogresif.
Lembaga sosial adalah sistem norma yang mengatur hubungan antar anggota masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokoknya. Terdapat berbagai jenis lembaga sosial seperti keluarga, pendidikan, agama, ekonomi, dan politik yang memiliki fungsi untuk membantu masyarakat.
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyekDesy Aryanti
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning/PjBL) yang menggunakan proyek sebagai media pembelajaran. PjBL menggunakan masalah sebagai awal pengumpulan dan integrasi pengetahuan baru berdasarkan pengalaman. Terdapat 6 fase pelaksanaan PjBL yaitu penentuan pertanyaan, perencanaan proyek, penyusunan jadwal, pengamatan, penilaian, dan refleksi. PjBL diharapkan
6 Standar Kompetensi dasar dan hasilbelajarZaenal Khayat
Dokumen tersebut membahas tentang desain instruksional yang mencakup perumusan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator hasil belajar, dan penetapan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan konsep-konsep tersebut setelah melalui diskusi.
Presentasi Sosiologi dengan materi "Harmoni Sosial" untuk kelas 11 IPS Kurikulum 2013. Lihat versi interaktifnya dengan mengunjungi web kami di www.fahdisjro.com
Dokumen membahas tentang kelompok sosial dan lembaga sosial. Kelompok sosial didefinisikan sebagai kumpulan yang memiliki identitas bersama dan merasa bagian dari kelompok tersebut. Dokumen juga menjelaskan contoh kelompok sosial, ciri-ciri kelompok sosial, dan klasifikasi kelompok sosial. Sedangkan lembaga sosial dijelaskan sebagai sistem nilai dan norma sosial beserta bentuk organisasi sosial
Sesi 1.Teori yg mendasari Pemb. Berwawasan Kemasy.pptHeniJunianti
1. Dokumen membahas pandangan-pandangan tokoh pembelajaran berwawasan kemasyarakatan seperti teori belajar humanistik, pandangan progresif, sosiokultural konstruktivis, dan pandangan Ki Hajar Dewantoro tentang pendidikan.
2. Pandangan progresif melihat peserta didik sebagai bagian masyarakat sehingga pembelajaran berorientasi masyarakat. Pandangan sosiokultural konstruktivis menekankan sifat sosial pembelajaran dan zona perke
Dokumen tersebut membahas tentang teori konstruktivisme dalam pembelajaran dimana siswa diberikan peran aktif untuk membangun pengetahuan mereka sendiri berdasarkan pengalaman, serta perbandingan antara teori konstruktivisme kognitif Piaget dan sosial Vygotsky."
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan pendidikan karakter bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi nurani dan kemampuan menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan, serta bertanggung jawab dan bermanfaat bagi lingkungan. Pendidikan karakter diintegrasikan dalam pembelajaran mata kuliah untuk menanamkan internalisasi dan pengamalan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai rencana pelaksanaan pembelajaran Pancasila mata pelajaran Pendidikan Pancasila untuk siswa kelas VII SMPN 1 Muntilan. Pembelajaran akan dilaksanakan selama 10 jam pelajaran dan membahas tentang pentingnya mematuhi norma dan aturan yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945."
TAHAP, TUGAS, DAN TRAJEKTORI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKSPADAIndonesia
Modul ini membahas tentang tahap, tugas, dan trajektori perkembangan peserta didik. Terdapat penjelasan mengenai karakteristik perkembangan fisik, sosial-emosional, dan moral remaja. Remaja mengalami pertumbuhan fisik yang cepat beserta munculnya ciri kelamin sekunder. Mereka juga mengalami proses pencarian identitas diri dan membangun hubungan sosial dengan teman sebaya."
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya memperhatikan latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik peserta didik dalam pendidikan. Faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap perkembangan psikologi dan motivasi belajar peserta didik. Guru perlu menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dengan menggunakan media dan metode yang kreatif dan interaktif.
Dalam sosiologi, dinamika sosial diartikan sebagai keseluruhan perubahan dari seluruh komponen masyarakat dari waktu ke waktu. Keterkaitan antara dinamika sosial dengan interaksi sosial adalah interaksi mendorong terbentuknya suatu gerak keseluruhan antara komponen masyarakat yang akhirnya menimbulkan perubahan-perubahan dalam masyarakat baik secara progresif ataupun retrogresif.
Lembaga sosial adalah sistem norma yang mengatur hubungan antar anggota masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokoknya. Terdapat berbagai jenis lembaga sosial seperti keluarga, pendidikan, agama, ekonomi, dan politik yang memiliki fungsi untuk membantu masyarakat.
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyekDesy Aryanti
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning/PjBL) yang menggunakan proyek sebagai media pembelajaran. PjBL menggunakan masalah sebagai awal pengumpulan dan integrasi pengetahuan baru berdasarkan pengalaman. Terdapat 6 fase pelaksanaan PjBL yaitu penentuan pertanyaan, perencanaan proyek, penyusunan jadwal, pengamatan, penilaian, dan refleksi. PjBL diharapkan
6 Standar Kompetensi dasar dan hasilbelajarZaenal Khayat
Dokumen tersebut membahas tentang desain instruksional yang mencakup perumusan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator hasil belajar, dan penetapan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan konsep-konsep tersebut setelah melalui diskusi.
Presentasi Sosiologi dengan materi "Harmoni Sosial" untuk kelas 11 IPS Kurikulum 2013. Lihat versi interaktifnya dengan mengunjungi web kami di www.fahdisjro.com
Dokumen membahas tentang kelompok sosial dan lembaga sosial. Kelompok sosial didefinisikan sebagai kumpulan yang memiliki identitas bersama dan merasa bagian dari kelompok tersebut. Dokumen juga menjelaskan contoh kelompok sosial, ciri-ciri kelompok sosial, dan klasifikasi kelompok sosial. Sedangkan lembaga sosial dijelaskan sebagai sistem nilai dan norma sosial beserta bentuk organisasi sosial
Sesi 1.Teori yg mendasari Pemb. Berwawasan Kemasy.pptHeniJunianti
1. Dokumen membahas pandangan-pandangan tokoh pembelajaran berwawasan kemasyarakatan seperti teori belajar humanistik, pandangan progresif, sosiokultural konstruktivis, dan pandangan Ki Hajar Dewantoro tentang pendidikan.
2. Pandangan progresif melihat peserta didik sebagai bagian masyarakat sehingga pembelajaran berorientasi masyarakat. Pandangan sosiokultural konstruktivis menekankan sifat sosial pembelajaran dan zona perke
Dokumen tersebut membahas tentang teori konstruktivisme dalam pembelajaran dimana siswa diberikan peran aktif untuk membangun pengetahuan mereka sendiri berdasarkan pengalaman, serta perbandingan antara teori konstruktivisme kognitif Piaget dan sosial Vygotsky."
1. Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan model pembelajaran menuju merdeka belajar, yang memberikan kebebasan pada siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
2. Beberapa pandangan ahli pendidikan seperti Dewey, Illich, dan Freire dikutip untuk mendukung pembelajaran yang memberdayakan siswa dan bebas dari kungkungan.
3. Merdeka belajar dijelaskan sebagai bentuk pembelajaran konstruktivistik yang menjunj
1. Dokumen membahas beberapa teori belajar seperti humanistik, konstruktivisme, dan sosial serta penerapannya dalam pembelajaran. 2. Teori humanistik berfokus pada pembangunan diri peserta didik, konstruktivisme memberi kebebasan belajar secara mandiri, sedangkan teori sosial melihat pengaruh lingkungan sosial dalam belajar. 3. Beberapa konsep seperti hirarki kebutuhan, zona perkemb
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivismeBun Faris
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Teori belajar konstruktivisme menekankan bahwa pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa melalui pengalaman dan interaksi sosial.
2. Menurut teori ini, peran siswa dalam membangun pengetahuan menjadi fokus utama dalam proses pembelajaran.
3. Teori ini berbeda dengan pendekatan behavioristik yang lebih menekankan stimulus dan respon.
Created by Cakguru.com
Daftar isi.
- Pengertian teori belajar sosial
- Tokoh teori belajar sosial
- Kelebihan dan kekurangan teori belajar sosial
- Penerapannya dalam pendidikan
- Pengertian teori belajar Humanistik
- Tokoh teori humanistik
- Kelebihan dan kekurangan teori belajar humanistik
Teks tersebut membahas tentang teori pembelajaran humanisme dan konstruktivisme. Ia menjelaskan pengertian, prinsip, tokoh, dan aplikasi dari kedua teori tersebut serta kelebihan dan kekurangan masing-masing teori.
Aniza Nabila_Teori Konstruktivisme dalam Kurikulum Merdeka Belajar.pdfAnisaNabilaNurSetya
Teori konstruktivisme merupakan teori yang sudah tidak asing lagi bagi dunia
pendidikan, sebelum mengetahui lebih jauh tentang teori konstruktivisme alangkah lebih baiknya
diketahui dulu konstruktivisme itu sendiri. Konstruktivisme berarti bersifat membangun. Dalam
konteks filsafat pendidikan, konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup
yang berbudaya modern. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, bahwa konstruktivisme
merupakan sebuah teori yang sifatnya membangun dari segi kemampuan, pemahaman, dalam
proses pembelajaran
Konstruktivisme menekankan bahwa pengetahuan dibangun secara individual dan sosial melalui proses asimilasi dan akomodasi. Ada dua jenis konstruktivisme yaitu personal (Piaget) dan sosiokultural (Vygotsky). Keduanya sepakat bahwa pengetahuan dibangun oleh pembelajar melalui interaksi sosial.
Makalah ini membahas teori belajar humanistik yang menekankan pada proses belajar yang bermakna bagi siswa dan membantu siswa mengembangkan potensi dirinya. Teori ini menganggap guru sebagai fasilitator yang mendorong partisipasi aktif siswa dalam proses belajar.
Dokumen tersebut membahas perbandingan antara konstruktivisme psikologis personal menurut Piaget dan konstruktivisme psikologis sosiokultural menurut Vygotsky. Kedua teori tersebut sepakat bahwa pengetahuan dibangun secara individual maupun sosial, namun perbedaannya terletak pada peran personal dan sosiokultural dalam proses konstruksi pengetahuan.
4. pendekatan kontekstual dalam pembelajaran bhs indo.Faris Rusli
Dokumen tersebut membahas pendekatan kontekstual dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Pendekatan kontekstual menempatkan siswa dalam konteks yang bermakna untuk menghubungkan pengetahuan dengan dunia nyata, sehingga hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Pendekatan ini didasarkan pada konstruktivisme di mana siswa membangun pengetahuan melalui pengalaman. Terdapat tujuh komponen utama pendekatan kontekstual y
Teori konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan dibangun melalui pengalaman dan interaksi sosial, bukan ditransfer dari guru ke murid. Teori ini menekankan peran aktif murid dalam membangun pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman dan kerja sama sosial.
Lembar Kerja Belajar Mandiri ini membahas empat topik utama yaitu konsep dasar ilmu pendidikan, karakteristik peserta didik, teori belajar dan implikasinya dalam pembelajaran, serta kurikulum pendidikan di Indonesia. Topik-topik ini mencakup definisi istilah kunci, teori-teori belajar, karakteristik anak usia sekolah, dan komponen-komponen kurikulum pendidikan nasional. Lembar kerja ini bertujuan memahami
Resume perkuliahan membahas dua teori belajar yaitu teori belajar sosio-kultural dan teori belajar konstruktivisme. Teori belajar sosio-kultural menekankan pengaruh lingkungan sosial dan budaya dalam belajar seseorang, sedangkan teori belajar konstruktivisme lebih mengedepankan peran individu dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Kedua teori ini memberi sumbangan besar bagi penerapan pembelajaran aktif
Dokumen tersebut merangkum teori belajar humanistik dan tokoh-tokohnya seperti Carl Rogers, Abraham Maslow, dan Arthur Combs. Teori ini menekankan pentingnya memanusiakan siswa dan membantu mereka mengembangkan potensi diri secara optimal. Guru berperan sebagai fasilitator yang mendukung proses belajar siswa secara mandiri.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
3. Kegiatan Belajar 1: Pandangan Kritik Sosial Pembelajaran
(Teori Belajar Humanistik) Pelopor: Jurgen Habermas
Menurut teori humanstik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan
untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri.
Menurut Kolb (Rene: 1996) Belajar terbagi dalam 4 tahap, yaitu :
• Tahap pengalaman konkret. Seseorang mampu atau dapat mengalami suatu peristiwa
atau suatu kejadian sebagaimana adanya.
• Tahap pengamatan aktif dan reflektif, seseorang makin lama akan semakin mampu
melakukan observasi secara aktif terhadap peristiwa yang dialaminya.
• Tahap konseptualisasi, seseorang sudah mulai berupaya untuk membuat abtraksi,
mengembangkan suatu teori, konsep atau hokum dan prosedur tentang suatu yang
menjadi objek pengmatannya.
• Tahap eksperimentasi aktif. Seseorang sudah mampu mengaplikasikan konsep-
konsep, teori-teori atau aturan-aturan ke dalam situasi nyata
4. Kegiatan Belajar 1: Pandangan Kritik Sosial Pembelajaran
(Teori Belajar Humanistik) Pelopor: Jurgen Habermas
• Honey dan Mumford menggolongkan orang yang belajar ke
dalam empat kelompok, yaitu : (1) kelompok aktivis, (2)
kelompok reflector, (3) kelompok teoris, (4) kelompok
pragmatis.
• Habermas membagi tipe belajar ke dalam tiga bagian, yaitu
(1) belajar teknis, (2) belajar praktis, dan (3) belajar
emansipatoris.
5. Langkah Pembelajaran dengan pendekatan Teori Humanis
a. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran
b. Menentukan materi pembelajaran
c. Menngidentifikasi kemampuan awal peserta didik
d. Mengidentifikassi topik-topik pelajaran yang memungkinkan siswa secara aktif
melibatkan diri dalam belajar.
e. Merancang fasilitas belajar seperti lingkungan dan media pembelajaran
f. Membimbing siswa belajar secara aktif
g. Membimbing siswa untuk memahami hakikat atau makna dari pengalaman
belajarnya
h. Membimbing siswa membuat konseptualisasi pengalaman belajarnya
i. Membimbing siswa dalam mengaplikasikan konsep-konsep baru ke dalam
situasi nyata
j. Mengevaluasi proses dan hasil belajar.
7. Kegiatan Belajar 2:
Pandangan Progresif dalam Pembelajaran
Pandangan progresivisme berasal dari pikiran John Dewey (Tilaar: 2000). Peserta didik
dipandang sebagai orang yang merupakan bagian dari masyarakat, sehingga proses
pendidikan harus memiliki orientasi terhadap masyarakat.
Dewey menyebutkan bahwa terdapat tiga tingkatan kegiatan yang biasa
dipergunakan di sekolah, yaitu :
1) Untuk anak pendidikan pra-sekolah diperlukan latihan berkenaan dengan
pengembangan kemampuan panca indera dan pengembangan koordinasi fisik.
2) Menggunakan bahan belajar yang bersumber dari lingkungan yang dapat
merangsang minat anak belajar agar mampu membangun, mencoba dan
mengambangkan kretivitas.
3) Anak menemukan ide-ide atau gagassan, mengujinya, dan menggunakan ide-ide
atau gagasan tersebut untuk memecahkan persoalan yang sama.
8. Kegiatan Belajar 2:
Pandangan Progresif dalam Pembelajaran
Pikiran-pikiran progresivisme berbeda dalam cara pandang
terhadap pendidikan tradisional;
(1) guru memiliki kendali dalam pembelajaran,
(2) hanya percaya bahwa buku sebagai satu-satunya sumber
informasi,
(3) belajar yang pasif, dan cenderung tidak faktual,
(4) memisahkan sekolah dengan masyarakat, dan
(5) menggunakan hukuman fisik dalam menegakkan disiplin.
9. Kegiatan Belajar 2:
Pandangan Progresif dalam Pembelajaran
Terdapat lima prinsip pendidikan progresif:
(1) berikan kebebasan pada anak untuk berkembang secara
alamiah,
(2) minat dan pengalaman langsung merupakan rangsangan paling
baik untuk belajar,
(3) guru memiliki peran sebagai narasumber dan pembimbing
kegiatan belajar,
(4) mengembangkan kerja sama antara sekolah dengan keluarga,
(5) sekolah profresif harus menjadi laboratorium reformasi dan
pengujian pendidikan.
11. Kegiatan Belajar 3:
Pandangan Sosiokultural Konstruktivis dalam Pendidikan
• Resolusi Konstruktivis memiliki akar yang kuat di dalam
sejarah pendidikan.
• Konstruktivisme lahir dari gagasan Piaget dan
Vygotsky, yang keduanya menekankan bahwa
perubahan kognitif hanya terjadi jika konsepsi-
konsepsi yang telah dipahami sebelumnya diolah
melalui suatu proses ketidakseimbangan dalam
upaya memahami informasi-informasi baru.
12. Kegiatan Belajar 3:
Pandangan Sosiokultural Konstruktivis dalam Pendidikan
Ide-ide konstruktivisme modern banyak berlandaskan
kepada teori Vygotsky dan telah digunakan dalam
menunjang metode pengajaran yang menekankan
pada pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis
proyek, dan penemuan (Mohamad Nur: 1999).
13. Kegiatan Belajar 3:
Pandangan Sosiokultural Konstruktivis dalam Pendidikan
Terdapat empat prinsip kunci yang diturunkan dari teori
konstruktivisme modern, yaitu:
1) Penekanannya pada hakikat sosial dari pembelajaran.
2) Ide bahwa belajar paling baik apabila konsep itu berada dalam
zona perkembangan mereka.
3) Adanya penekanan terhadap keduanya, yaitu hakikat sosial dari
belajar dan zona perkembangan terdekat yang dinamakan dengan
pemagangan kognitif.
4) Pada proses pembelajaran menekankan kemandirian atau belajar
menggunakan media.
14. Kegiatan Belajar 3:
Pandangan Sosiokultural Konstruktivis dalam Pendidikan
• Menurut teori konstruktivis, pengetahuan bukanlah kumpulan fakta
dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai
konstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun
lingkungannya.
• Von Galserfeld mengemukakan beberapa kemampuan yang
diperlukan dalam proses kognitif pengetahuan, yaitu:
(1) kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali
pengalaman,
(2) kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan akan
kesamaan dan perbedaan,
(3) kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman yang satu
dari padda yang lainnya.
15. Kegiatan Belajar 3:
Pandangan Sosiokultural Konstruktivis dalam Pendidikan
• Paradigma kontruktivistik memandang siswa sebagai
pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum
mempelajari sesuatu. Kemampuan awal tersebut menjadi
dasar dalam mengonstruksi pengetahuan yang baru.
• Pendekatan Vygotsky menganjurkan pengetesan lapisan
bawah dan atas zona itu sehingga mengetahui tentang
tingkat status dan kemampuan normal siswa saat ini, di
sisi lain, banyak siswa yang mendapatkan manfaat dari
bantuan tertentu.
17. Kegiatan Belajar 4:
Pandangan Ki Hadjar Dewantoro terhadap Pendidikan
Menurut Ki Hadjar Dewantoro:
Pendidikan adalah upaya untuk memerdekakan manusia
dalam arti bahwa menjadi manusia yang mandiri, agar tidak
tergantung kepada orang lain baik lahir ataupun batin.
Kemerdekaan yang dimaksud dari 3 macam, yaitu :
• berdiri sendiri,
• tidak bergantung pada orang lain, dan
• dapat mengatur dirinya sendiri.
18. Kegiatan Belajar 4:
Pandangan Ki Hadjar Dewantoro terhadap Pendidikan
• Pendidikan Taman Siswa diilhami oleh model pendidikan
barat yang tidak menyelesaikan persoalan peningkatan
kualitas sumber daya manusia.
• Menurutnya Pendidikan barat memiliki ciri: Perintah,
Hukuman dan Ketertiban.
• Ki Hadjar Dewantoro menilai hal ini merupakan cara yang
salah dan akan berpengaruh buruk pada kehidupan batin
anak-anak.
19. Kegiatan Belajar 4:
Pandangan Ki Hadjar Dewantoro terhadap Pendidikan
Beberapa falsafah Ki Hadjar Dewantoro berkenaan dengan pendidikan, yaitu :
1. Segala alat, usaha dan juga cara pendidikan harus sesuai dengan kodratnya
2. Kodratnya itu tersimpan dalam adat istiadat setiap masyarakat dengan
berbagai kekhasan, yang kesemuanya itu bertujuan untuk mencapa hidup
tertib dan damai
3. Adat istiadat sifatnya selalu berubah (dinamis)
4. Untuk mengetahui karakteristik mesyarakat saat ini diperlukan kajian dalam
mendalam tentang kehidupan masyrakat tersebut di masa lampau, sehingga
dapat diprediksi kehidupan yang akan datang pada masyarakat tersebut.
5. Perkembangan budaya masyarakat akan dipengaruhi oleh unsur-unsur lain.
Hal ini terjadi karena terjadinya pergaulan bangsa.