Model pembelajaran konsep dasar IPS yang kreatif, inovatif dan menyenangkan.Yunita Siswanti
Model pembelajaran konsep dasar IPS yang kreatif, inovatif dan menyenangkan. Disusun oleh: Yunita Siswanti, mahasiswa di Universitas Negeri Malang, Jurusan KSDP Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan 2014.
Modul ini membahas tentang latar belakang dan konsep dasar asesemen alternatif, bentuk asesmen kinerja, asesmen portofolio, dan pengembangan alat ukur afektif.
Salah satu model instruksional yang sering digunakan adalah model ASSURE. Model ini terdiri dari enam langkah, yaitu analisa peserta didik (A), menetapkan tujuan pembelajaran (S), memilih materi dan media (S), menggunakan materi dan media (U), partisipasi peserta didik (R), dan evaluasi-revisi (E).
Model pembelajaran konsep dasar IPS yang kreatif, inovatif dan menyenangkan.Yunita Siswanti
Model pembelajaran konsep dasar IPS yang kreatif, inovatif dan menyenangkan. Disusun oleh: Yunita Siswanti, mahasiswa di Universitas Negeri Malang, Jurusan KSDP Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan 2014.
Modul ini membahas tentang latar belakang dan konsep dasar asesemen alternatif, bentuk asesmen kinerja, asesmen portofolio, dan pengembangan alat ukur afektif.
Salah satu model instruksional yang sering digunakan adalah model ASSURE. Model ini terdiri dari enam langkah, yaitu analisa peserta didik (A), menetapkan tujuan pembelajaran (S), memilih materi dan media (S), menggunakan materi dan media (U), partisipasi peserta didik (R), dan evaluasi-revisi (E).
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsxlalumhw88
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka adalah suatu pendekatan pendidikan yang diperkenalkan dalam kerangka Kurikulum Merdeka Belajar. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan kebebasan yang lebih besar kepada siswa dalam proses pembelajaran. Dalam Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka, siswa diarahkan untuk aktif berpartisipasi dalam mengatur dan mengelola pembelajarannya sendiri.
Deskripsi dari Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka mencakup beberapa poin penting:
Kemandirian Siswa: Model ini menekankan pada pengembangan kemandirian siswa dalam mengelola pembelajarannya sendiri. Siswa diberi kebebasan untuk menentukan jalannya pembelajaran sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kemampuan masing-masing.
Pembelajaran Berbasis Proyek: Siswa diundang untuk terlibat dalam proyek-proyek pembelajaran yang relevan dengan kehidupan nyata. Melalui proyek-proyek ini, mereka dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang materi pelajaran serta keterampilan praktis yang diperlukan di dunia nyata.
Kolaborasi dan Komunikasi: Pembelajaran dalam model ini juga mendorong kolaborasi antar siswa dan komunikasi yang efektif. Siswa didorong untuk bekerja sama dalam tim, berbagi pengetahuan, dan memecahkan masalah bersama.
Penilaian Formatif: Penilaian dalam Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka lebih menekankan pada penilaian formatif daripada penilaian sumatif. Siswa diberikan umpan balik secara terus-menerus sehingga mereka dapat terus meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka.
Fleksibilitas: Model ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam hal waktu, tempat, dan cara pembelajaran. Siswa dapat belajar secara mandiri, dalam kelompok kecil, atau dalam kelas secara keseluruhan, sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka.
Penggunaan Teknologi: Penggunaan teknologi menjadi salah satu komponen penting dalam Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka. Teknologi digunakan untuk mendukung pembelajaran yang interaktif, akses sumber daya pembelajaran yang beragam, serta memfasilitasi kolaborasi dan komunikasi antar siswa.
Dengan mengadopsi Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka, diharapkan siswa dapat menjadi pembelajar yang lebih aktif, kreatif, dan mandiri, serta siap menghadapi tantangan di era yang terus berkembang dengan cepat.
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
KEWIRAUSAHAAN KELAS XI PEMASARAN 1
DI SMK NEGERI 2 KEDIRI
Achmat Efendi
Prodi Tata Niaga, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi
UNESA
ABSTRACT
One of the problems facing the education sector in Indonesia is the lack of
learning problems. One way that can be taken to support the implementation of
entrepreneurship subjects learning goals is to implement a learning model PBL
(Problem Based Learning) in the teaching of these subjects, so the pattern of
teaching that is applied can vary.
The purpose of this study is (1) Knowing how teachers 'skills in managing
learning with PBL models on the subjects of entrepreneurship (2) Knowing how
students' learning activities using problem based learning (PBL). This research is a
classroom action research (CAR), which consists of 3 cycles.
The results of teacher activity during the application of problem-based learning
models in entrepreneurial subjects in class XI Marketing 1 SMKN 2 Kediri has
increased in each cycle with value - average per cycle (1) 3 (2) 3.27 (3) 3, 65 while
the value - average student activity per cycle (1) 2.64 (2) 3.1 (3) 3.67. Learning
outcomes of students in the learning process using problem based learning in
entrepreneurship training eye in class XI marketing 1 SMK Negeri 2 Kediri has
increased in each cycle with the percentage of each cycle (1) 79.07% (2) 88.37% (3)
93 , 03%.
Keywords: problem based learning, activity, mastery learning.
ABSTRAK
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di indonesia adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk
menunjang tercapainnya tujuan pembelajaran mata pelajaran kewirausahaan adalah
dengan menerapkan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dalam
mengajarkan pelajaran ini, sehingga pola mengajar yang diterapkan dapat bervariasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui bagaimana keterampilan guru
dalam mengelola pembelajaran dengan model PBL pada mata pelajaran
kewirausahaan (2) Mengetahui bagaimana aktivitas belajar siswa menggunakan
problem based learning (PBL). Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
(PTK), yang terdiri dari 3 siklus.
Hasil penelitian aktivitas guru selama penerapan model problem based learning
pada mata pelajaran kewirausahaan di kelas XI Pemasaran 1 SMK Negeri 2 Kediri
mengalami peningkatan pada setiap siklus dengan nilai rata - rata setiap siklus (1)3
(2)3,27 (3)3,65 sedangkan nilai rata – rata aktivitas siswa setiap siklus (1)2,64 (2)3,1
(3)3,67. Hasil belajar siswa dalam proses belajar menggunakan problem based
learning pada mata diklat kewirausahaan di kelas XI pemasaran 1 SMK Negeri 2
Kediri mengalami peningkatan pada setiap siklus dengan persentase setiap siklus
(1)79,07% (2)88,37% (3)93,03%.
Kata kunci : problem based learning, aktivitas, ketuntasan belajar.
2
PENDAHULUA
Similar to MODEL – MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS YANG KREATIF, INOVATIF DAN MENYENANGKAN (20)
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
3. Dalam kegiatan
belajar mengajar
IPS ada desain
pembelajaran yang
sangat dianjurkan
yaitu desain
pembelajaran inkuiri
(Inquiry approach).
Beberapa Ahli
mengemukakan
pendapat tentang
apa dan mengapa
desain
pembelajaran inkuiri
Rogers
(1969)
Hagen
(1969)
Beyer
(1971)
Welton
dan
Mallan
(1988)
HAKIKAT DAN PERAN MODEL
PEMBELAJARAN KONSEP DASAR
IPS
4. Inkuiri merupakan salah satu pendekatan yang
saat ini digunakan oleh para pengembang
kurikulum khususnya di sekolah – sekolah
Australian dan Amerika Serikat sebagai suatu
pendekatan dalam proses belajar mengajar di
persekolahan yang menekankan pada belajar
secara individu sebagai alternatif untuk
mengembangkan kemampuan berpikir. Menurut
para ahli pendekatan inkuiri adalah salah satu cara
untuk mengatasi masalah kebosanan siswa dalam
belajar dikelas karena proses belajar terpusat
kepada siswa (student-centred instruction)
daripada kepada guru (teacher-centred
instruction).
5. Inkuiri menjadi suatu metode pembelajaran
seperti pendapat para ahli
Hering (1971) mendefinisikan metode sebagai suatu
pendekatan umum belajar yang mendasarkan hakikat dan
tujuan pendidikan pada sejumlah teori dan kepercayaannya.
Wesley (1950) menyatakan bahwa guru yang baik haruslah
memiliki metode yang baik dan guru yang terbaik ditentukan
oleh metode yang dikuasainya, metode yang baik
memerlukan sikap guru yang akurat, artistik, berkepribadian
dan selalu menyesuaikan dengan tingkat pengalaman siswa.
Banks (1990) mengemukakan pendekatan mengajar dalam
IPS dengan menggunakan inkuiri sosial untuk menghasilkan
fakta, konsep, generalisasi, dan teori.
7. MODEL – MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS
Salah satu model pembelajaran konsep dasar IPS
adalah Model Desain Pembelajaran Keterampilan
Berpikir (THINKING SKILLS) yang terfokus
pada keterampilan berpikir kritis (critical
thinking skill) dan keterampilan berpikir kreatif
(Creative thinking skill). Model Desain
pembelajaran keterampilan berpikir ini
merupakan alternative pilihan untuk guru dalam
proses belajar mengajar IPS.
8. MODEL – MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS
Johnson (1992) menjelaskan bahwa kritik adalah
perbuatan seorang yang mempertimbangkan,
menghargai dan menaksir nilai sesuatu hal. Tugas orang
yang berpikir kritis adalah menerapkan norma dan
standar yang tepat terhadap suatu hasil dan
mempertimbangkan nilainya dan mengartikulasikan
pertimbangan tersebut. Tujuan berpikir kritis adalah
untuk menilai suatu pemikiran, menaksir nilai bahkan
mengevaluasi pelaksanaan atau praktik dari suatu
pemikiran dan nilai tersebut.
A.Keterampilan berpikir kritis
9. MODEL – MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS
Berpikir kritis menimbulkan munculnya pemikiran –
pemikiran baru. Terkadang pembelajaran berpikir
kritis erat kaitannya dengan berpikir kreatif. Pada
saat ini sejumlah teori dan model pengajaran
berpikir kritis telah meliputi pendekatan, strategi,
perencanaan dan sikap siswa dalam berpikir kritis
dan telah dijelaskan oleh para ahli studi sosial di
Amerika Serikat, seperti Wilen (1995) Beyer (1985)
and Fraenkel (1980).
B. Mengajarkan keterampilan berpikir kritis
kepada para siswa
10. C. Perlunya keterampilan kritis untuk siswa
Beyer menegaskan bahwa ada seperangkat keterampilan
berpikir kritis yang dapat digunakan dalam studi sosial atau
untuk pembelajaran disiplin ilmu-ilmu sosial, Selain itu Beyer
juga memperkenalkan strategi kecakapan berpikir kritis yang
cukup efektif untuk proses belajar mengajar, ialah strategi
induktif yang bersifat direktif. Strategi direktif memberi
kesempatan kepada siswa untuk menguasai dan memahami
betul komponen keterampilan tersebut sejak permulaan.
Strategi ini dapat digunakan apabila keterampilan berpikir itu
agakkompleks sehingga para siswa memerlukan bimbingan
khusus.
MODEL – MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS
11. Implementasi Model-model
Pembelajaran Konsep Dasar IPS
Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah baik
masalah pribadi maupun masalah sosial sangat diperlukan
karena pada hakikatnya siswa hidup di tengan lingkungan
masyarakat yang penuh dengan benih-benih potensi
munculnya masalah. Sikap dalam menghadapi masalah ini
dapat dipelajari melalui proses pendidikan. Sekolah sebagai
lembaga pendidikan dan pengajaran memiliki tanggung
jawab untuk membina kemampuan ini khususnya melalui
proses pembelajaran IPS. Model-model pembelajaran yang
dapat diimplementasikan di sekolah :
1. Model pembelajaran “Problem Solving”
2. Model “problem solving”, inkuiri atau model
pembelajaran penemuan
12. A. Model pembelajaran “Problem Solving”
Savage and Armstrong (1996)
mengemukakan bahwa sejumlah masalah
ada solusi terbaiknya secara benar dan
tepat. Ada empat tahap proses pemecahan
masalah menurut Savage and Armstrong.
Sedangkan Wilkins (1990) menguraikan
enam langkah model pembelajaran
“problem solving” yang dapat digunakan
pula sebagai keterampilan dalam
penyuluhan melalui model belajar individual
(individualized instruction).
13. B. Model “problem solving”, inkuiri
atau model pembelajaran penemuan
Secara singkat, persamaan dari ketiga model
pembelajaran tersebut adalah semuanya
mensyaratkan adanya keterlibatan siswa dalam
proses belajar mengajar melalui proses penelitian,
yakni meneliti hubungan antara sejumlah data atau
informasi untuk tercapainya suatu solusi. Oleh karna
itu, untuk mengatasi kerancuan Welton and
Mallan(1998) mengemukakan bahwa penggunaan
model pembelajaran “problem solving” agak berbeda
bila diterapkan pada mata pelajaran yang berbeda.
14. Model Desain Pembelajaran
Pengambilan Keputusan
Makna konsep “pengambilan keputusan” (decision-
making) berkaitan dengan kemampuan berpikir
tentang alternatif pilihan yang tersedia, menimbang
fakta dan bukti yang ada, mempertimbangkan
tentang nilai pribadi dan masyarakat. Apabila
seseorang dihadapkan pada pilihan-pilihan tersebut
maka kemungkinan jawaban yang muncul adalah
pilihan yang tepat atau tidak tepat.
15. Savage dan Amstrong (1996) mengemukakan
langkah-langkah proses pembelajaran pengambilan
keputusan sebagai alternatif model pembelajaran
dalam IPS sebagai berikut:
Mengidentifikasi persoalan dasar atau masalah
Mengemukakan jawaban-jawaban alternatif
Menggambarkan bukti yang mendukung setiap
alternatif
Mengidentifikasi nilai-nilai yang dinyatakan dalam
setiap alternatif.
Menggambarkan kemungkinan akibat setiap
pilihan alternatif
Membuat pilihan dari berbagai alternatif
Menggambarkan bukti dan nilai yang
dipertimbangkan dalam membuat pilihan
16. Langkah-langkah yang di anjurkan dalam melakukan
proses pengambilan keputusan secara sekuensial
menurut Banks sebagai berikut:
Mengenal masalah yang perlu di ambil keputusan
Perolehan pengetahuan melalui inkuiri ilmu sosial
Mengorganisir masalah dan pengetahuan untuk
bahan pembelajaran
Inkuiri nilai
Pengambilan keputusan dan tindakan untuk warga
negara
Menentukan urutan tindakan
Memberi kesempatan kepada warga negara untuk
bertindak dan berpartisipasi (di lingkungan
masyarakat dan sekolah).
18. A. PENGERTIAN KETERAMPILAN
DASAR IPS
Somantri (2001) mengemukakan bahwa pendidikan
ips adalah suat penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu
sosial, ideologi negara dan disiplin ilmu lainnya serta
masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan
dan disajikan secara ilmiah dan psikologi untuk
pendidikan dasar dan menengah.
KETERAMPILAN DASAR IPS
20. Piaget mengemukakan bahwa anak-anak berkembang
sementara menjadi matang dan memperoleh
pengalaman baru dari sekitarnya.
Tahapan perkembangan anak kelas awal sekolah
dasar berada pada transisi antara dua tahapan
perkembangan yakni perkembangan kanak – kanak
dan perkembangan anak.
KETERAMPILAN DASAR IPS
C.PERKEMBANGAN SISWA DALAM
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN
DASAR IPS
21. Aspek yang mengidentifikasikan tahapan
perkembangan anak kelas satu, dua dan tiga
KETERAMPILAN DASAR IPS
PERKEMBANGAN FISIK-PSIKOMOTORIK
PERKEMBANGAN KOGNITIF-BAHASA
PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL,
EMOSIONAL, DAN MORAL
PERKEMBANGAN BAHASA
PERKEMBANGAN PERASAAN DIRI
22. Mengembangkan
Keterampilan Dasar IPS
A. PRINSIP PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DASAR IPS
1. Keterampilan dasar IPS harus diperhatikan sebagian dari
sebuah topik pembelajaran, bukan merupakan hal yang
terpisah.
2. Siswa diberikan pemahaman tentang arti dan tujuan
keterampilan tersebut agar termotifasi untuk
mengembangkannya.
3. Pemodelan berupa contoh yang baik sebaiknya diberikan,
serta siswa dipandu untuk menggunakan keterampilan
dasar sehingga dapat mengembangkan kebiasaan yang
sejak awal.
4. Siswa memerlukan peluang yang berulang-ulang untuk
memproaktifkan keterampilan.
23. B. MERANCANG DAN MENERAPKAN
KETERAMPILAN DASAR IPS
Faktor pelaksanaan yang harus diperhatikan
dalam mencapai rancangan dan penerapan
keterampilan dasar IPS :
KEBERMAKNAAN
PENGUATAN
UMPAN BALIK
24. C. BEBERAPA MODAL PEMBELAJARAN
DALAM MENGEMBANGKAN
KETERAMPILAN DASAR IPS
DISKUSI
PENYELIDIKAN TERBIMBING
MODEL PEMECAHAN MASALAH
KERJA KELOMPOK
25. PEMBELAJARAN IPS TERPADU
A. KONSEP DASAR DAN JENIS – JENIS
PEMBELAJARAN TERPADU
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang
mengintegrasikan beberapa mata pelajaran yang
terkait secara harmonis untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa.
Pembelajaran terpadu dapat dilaksanakan dalam
proses pembelajaran siswa SD/MI sampai SMA/MA
sesuai dengan kompetensi dan materi ajar yang
terdapat dalam kurikulum.
26. Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik
dan unit tematisnya menurut Robin Fogarty (1991)
terdapat cara atau model dalam merencanakan model
dalam merencanakan pembelajaran terpadu :
1. Model Penggalan (fragmented)
2. Model Keterhubungan (Connected)
3. Model Sarang (Nested)
4. Model Urutan (Sequenced)
5. Model Berbagi (Shared)
6. Model Jaring Laba-laba (Webbed)
7. Model Galur (Threaded)
8. Model Keterpaduan (Integrated)
9. Model Celupan (Immersed)
10.Model Jejaring (Networked)
27. 1. Mendorong guru untuk memiliki
kecermatan, kemampuan analitik, dan
kemampuan kategori agar dapat
memahami keterkaitan material maupun
metodelogi suatu bahasan
2. Memberikan peluang bagi guru untuk
mengembangkan situasi pembelajaran
yang utuh, menyeluruh, dinamis, dan
bermakna sesuai dengan keinginan dan
kemampuan guru maupun kebutuhan
dan kesiapan siswa.
3. Mempermudah dan memotivasi siswa
untuk mengenal menerima, menyerap
dan memahami keterkaitan antara
konsep, pengetahuan, nilai atau tindakan
yang terdapat dalam beberapa pokok
bahasan.
4. Menghemat waktu, tenaga, dan sarana
serta biaya pembelajaran di samping
menyederhanakan langkah-langkah
pembelajaran
1. Jika guru tidak bisa menggali informasi
yang berkaitan dengan materi yang
diajarkan maka pembelajaran sulit di
wujudkan
2. Dari Aspek siswa jika tidak termilikinya
kemampuan menjiwai, menghubung-
hubungkan, eksploratif dan elaboratif maka
pembelajaran sulit di wujudkan
3. Dari aspek sarana yaitu perpustakaan
perlu dikembangkan secara bersamaan
4. Dari aspek kurikulum harus bersifat
terbuka dan memberikan kewenangan
sepenuhnya kepada guru untuk
mengembangkannya baik
5. Dari sistem penilaian dan
pengukurannya memungkinkan terjadinya
ketidak absahan dan ketidak percayaan
6. Dari suasana dan penekanan proses
pembelajaran, pembelajaran terpadu
berkecenderungan mengakibatkan
“tenggelamnya” pengutamaan salah satu
mata pelajaran.
B. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN
PEMBELAJARAN TERPADU
28. C. PEMBELAJARAN TERPADU DALAM
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Pengetahuan sosial merupakan integrasi dari
berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti
sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,
hukum, budaya. John Jarolimek menegaskan
bahwa IPS merupakan bagian dari kurikulum
sekolah yang diturunkan dari isi materi
cabang- cabang ilmu sosial : Sejarah,
geografi, ekonomi, politik, antropologi,
filsafat, psikologi sosial.
29. Tujuan utama ilmu pengetahuan sosial itu ialah
untuk memperkaya dan mengembangkan
kehidupan peserta didik dengan mengembangkan
kemampuannya (abilities and power) dalam
lingkungannya dan melatih mereka untuk
menempatkan dalam masyarakat demokrasi
dimana mereka menjadikan negaranya tempat
hidup yang lebih baik. Model-model integrasi dalam
IPS ialah :
1.Model integrasi berdasarkan tema
2.Model integrasi berdasarkan potensi utama
3.Model integrasi berdasarkan permasalahan