2. PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi didefenisikan sebagai peningkatan kemampuan dari suatu
perekonomian dalam memproduksi barang-barang dan jasa-jasa. Pertumbuhan ekonomi
adalah salah satu indikator yang amat penting dalam melakukan analisis tentang
pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Pertumbuhan ekonomi
menunjukkan sejauh mana aktivitas perekomian akan menghasilkan tambahan pendapatan
masyarakat pada suatu periode tertentu. Karena pada dasarnya aktivitas perekonomian
adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, maka
proses ini pada gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor
produksi yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi maka
diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan meningkat.
Dalam pemahaman ekonomi makro pertumbuhan ekonomi adalah penambahan PDB
(Produk Domestik Bruto ) yang berarti peningkatan PN (Pendapatan Nasional).
3. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan Nasional (PN) dapat merujuk ke Produk Domestik Bruto (PDB),Produk Nasional
Bruto (PNB) dan Produk Nasional Netto (PNN).
Hubungan antara PDB dan PN :
PNB = PDB + F
PNN = PNB – D
PN = PNN – Ttl
Dimana
• F : Pendapatan netto atas faktor luar negeri
( Pendapatan yang diterima dari pendapatan yang dibayar dari luar negeri atas faktor produksi,
misalkan gaji TKI dan dividen dari investasi asing/ gaji konsultan asing di Indonesia )
• D : Penyusutan
• Ttl : Pajak tak langsung netto (selisih antara pajak tak langsung dan subsidi)
4. Jika tiga persamaan diatas digabungkan, akan didapat persamaan berikut :
PDB dapat diukur dengan 3macam pendekatan :
1. Pendekatan produksi, PDB adalah jumlah nilai output (NO) dari semua sektor
ekonomi dan lapangan usaha.
2. Pendekatan pendapatan, PDB adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor
– faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi dimasing-masing sektor,
seperti : tenaga kerja, pemilim modal, pemilik tanah, dan pengusaha.
3. Pendekatan pengeluaran , PDB adalah jumlah dari semua komponen dari
permintaan akhir, yaki pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta
PDB = PN + Ttl + D - F PN = PDB + F – D - Ttl
5. SUMBER – SUMBER PERTUMBUHAN
1. Pertumbuhan permintaan agregat (AD)
Peningkatan AD di dalam ekonomi bisa terjadi karena PN, yang terdiri atas
permintaan masyarakat (konsumen), perusahaan, dan pemerintah meningkat. Sisi AD
(Penggunaan PDB) terdiri atas 4 komponen : konsumsi rumah tangga, investasi,
konsumsi/pengeluaran pemerintah dan ekspor neto (ekspor barang dan jasa minus
impor barang dan jasa)
2. Pertumbuhan penawaran agregat (AS)
Pertumbuhan Output bias disebabkan oleh peningkatan volume dari faktor-faktor
produksi yang digunakan, seperti tenaga kerja, modal, tanah; faktor produksi terakhir
ini khususnya penting bagi sektor pertanian dan enerji. Pertumbuhan output juga bias
di dorong oleh peningkatan produktivitas dari faktor-faktor tersebut.
6. TEORI – TEORI dan MODEL – MODEL
PERTUMBUHAN
1. Teori Pertumbuhan Klasik
Pembangunan ekonomi dilandasi oleh system liberal, yang mana
pertumbuhan ekonomi dipicu oleh semangat untuk mendapatkan keuntungan
maksimal. Jika keuntungan meningkat, tabungan akan meningkat, dan investasi
juga akan bertambah. Hal ini pun dapat meningkatkan stok modal yang ada.
Skala produksi meningkat dan meningkatkan permintaan terhadap tenaga kerja
sehingga tingkat upah juga meningkat.
7. Beberapa teori klasik antara lain sebagai berikut :
a. Teori pertumbuhan Adam Smith
Faktor penentu proses produksi / pertumbuhan, yaitu SDA, SDM, dan barang modal.
b. Teori pertumbuhan David Ricardo
Pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh SDA yang terbatas jumlahnya, dan jumlah
penduduk yang menghasilkan jumlah tenaga kerja yang menyesuaikan diri dengan tingkat upah,
diatas atau dibawah tingkat upah minimal .
c. Teori pertumbuhan dari Thomas Robert Malthus
Ukuran keberhasilan pembangunan suatu perekonomian adalah kesejahteraan Negara,
yakni jika PNB potensialnya meningkat. Sektor yang dominan adalah pertanian dan industry.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu factor ekonomi seperti tanah, tenaga
kerja,modal dan organisasi ; dan factor non ekonomi seperti keamanan atas kekayaan.
d. Teori Marx
Marx membuat lima tahapan perkembangan sebuah perekonomian, yaitu : perekonomian
komunal primitive, perekonomian perbudakan, perekonomian feodal, perekonomian kapitalis,
perekonomian sosialis.
8. 2. Teori Pertumbuhan Harrod-Domar
Teori ini dikembangkan hampir pada waktu yang bersamaan oleh Roy F. Harrod
(1984) di Inggris dan Evsey D. Domar (1957) di Amerika Serikat. Mereka
menggunakan proses perhitungan yang berbeda tetapi memberikan hasil yang sama,
sehingga keduanya dianggap mengemukakan ide yang sama dan disebut teori Harrod-
Domar. Teori ini melengkapi teori Keynes, dimana Keynes melihatnya dalam jangka
pendek (kondisi statis), sedangkan Harrod-Domar melihatnya dalam jangka panjang
(kondisi dinamis).
Teori Harrod-Domar didasarkan pada asumsi :
a. Perkonomian bersifat tertutup.
b. Hasrat menabung (MPS = s) adalah konstan.
c. Proses produksi memiliki koefisien yang tetap (constant return to scale).
d. Tingkat pertumbuhan angkatan kerja adalah konstan dan sama dengan tingkat
pertumbuhan penduduk.
9. 3. Teori Neo- Klasik
Teori ini didasarkan pada kritik atas kelemahan – kelemahan atau penyempurnaan
terhadap pandangan dari teori klasik.
Model neo-klasik antara lain:
a. Model pertumbuhan A. Lewis
Model ini yang dikenal dengan sebutan suplai tenaga kerja yang tidak terbatas.
Pertumbuhan ekonomi dimulai di sebuah NSB yang mempunyai dua sektor dengan
sifat yang berbeda yaitu pertanian tradisional yang subsistem dipedesaan dan industri
modern di perkotaan. Pertumbuhan ekonomi terjadi karena pertumbuhan industri
dengan proses akumulasi modal yang pesat, seangkan dipertanian pertumbuhannya
relative rendah dengan akumulasi capital yang rendah sekali.
10. b. Model pertumbuhan Paul A. Baran
Model ini dikenal sebagai teori prtumbuhan dan stagnasi ekonomi. Pemikirannya
serig disebut sebagai tesis neomarxis, karena ia menolak pemikiran marxis yang
menyataa bahwa NSB akan maju seperti di Eropa karena sentuhannya dengan Negara
– Negara maju (NM) atau Negara – Negara kapitalis.
Di Negara maju proses kapitalisme yang memakan waktu cukup panjang mempunyai
ciri –ciri sebagai berikut :
• Pertumbuhan ekonomi meningkat bersamaan dengan perpindahn masyarakat petani
dari pedesaan ke industry diperkotaan.
• Peningkatan produksi barang dan jasa berbarengan dengan teradinya pembagian dan
spesialisasi kerja
11. c. Teori Ketergantungan Neokolonial
Pembangunan ekonomi di NSB sangat tergantung pada NM, terutama dalam investasi
langung disektor pertambangan dan impor barang – barang industri.
d. Model Pertumbuhan WW. Rostow
Pembangunan ekonomi dimanapun juga merupakan proses yang bergerak dalam sebuah
garis lurus, yakni dari masyarakat terbelakang ke masyarakat maju. Proses ini dengan berbagai
variasi, pada dasarnya berlangsung sama dimanapun dan kapan pun juga.
Proses pembangunan terdiri dari 5 tahapan :
1. Masyarakat tradisional
2. Prakondisi untuk lepas landas
3. Lepas landas
4. Menuju kedewasaan
5. Era konsumsi massal tinggi.
12. Kriteria yang digunakan untuk membedakan tahap satu dengan tahap-tahap berikutnya
adalah perubahan yang terjadi dalam kondisi ekonomi, social, politik, serta budaya dalam
sebuah perekonomian.
e. Model Pertumbuhan Solow
Merupakan penyempurnaan model pertumbuhan Harrod-Domar. Dalam model ini,
proposi faktor produksi diasumsikan dapat berubah (jumlah capital dan tenaga kerja atau rasio
dari kedua factor ini dalam sebuah proses produksi/produk tidak harus konstan, atau bias
saling mensubsitusi ) dan tingkat upah tenaga kerja dan suku bunga juga bias berubah. Jika
jumlah tenaga kerja tumbuh melebihi jumlah stok capital, upah akan turun relative terhdap
suku bunga. Atau sebaliknya, jika pertumbuhan capital melebihi pertumbuhan tenaga kerja ,
suku bunga akan turun relative terhadap upah. Fleksibilitas harga factor produksi ini yang
memungkinkan jalur pertumbuhan dalam model ini bias menjadi stabil; berbeda dengan model
H-O yang bias mengalami ketidakstabilan yang berkepanjangan jika syarat – syarat untuk
mencapai pertumbuhan dijamin tidak terpenuhi.
13. 4. Teori Modern
Dalam teori modern ini faktor produksi yang krusial tidak hanya banyaknya tenaga
kerja dan modal. Tetapi juga kualitas SDM dan kemajuan teknologi, energy,
kewirausahaan, bahan baku, dan material. Selain itu, factor lain yang sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi adalah ketersediaan dan kondisi
infrastruktur, hokum serta peraturan, stabilitas politik, kebijakan pemerintah, birokrasi,
dan dasar tukar internasional. Asumsi penting dari teori ini yaitu sifat keberadaan
teknologi yang tidak lagi eksogen (given) tetapi merupakan salah satu factor produksi
yang dinamis. Demikian juga factor manusia , tenaga kerja didalam fungsi produksi
tidak lagi merupakan seuatu factor yang eksogen tetapi bias berkembang mengikuti
perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan.
14. PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA SEJAK ORDE
BARU HINGGA PASCA KRISIS
Melihat kondisi pembangunan ekonomi Indonesia selama pemerintahan orde baru (sebelum krisis
ekonomi 1997)dapat dikatakan bahwa Indonesia telah mengalami suatu proses pembangunan ekonomi
yang sepektakuler, paling tidak pada tingkat makro (agregat). Keberhasilan ini dapat diukur dengan
sejumlah indicator ekonomi makro. Yang umum digunakan adalah tingkat PN perkapita dan laju
pertumbuhan PDB pertahun. Pada tahun 1968 PN per kapita masih sangat rendah, hanya sekitar
US$60.
Namun, sejak pelita 1 dimulai PN Indonesia perkapita mengalami peningkatan relatif tinggi setiap
tahun dan pada akhir dekade 1980-an telah mendekati US$500. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan
PDB rata-rata pertahun juga tinggi 7%-8% selama 1970-an dan turunke 3%-4% pertahun selama 1980-
an. Selama 70-an dan 80-an, proses yang cukup serius, yang terutama disebabkan oleh faktor-faktor
eksternal, seprti merosotnya harga miyak mentah di pasar internasional menjelang pertengahan 1980-an
dan resensi ekonomi dunia pada decade yang sama. Karena Indonesia sejak pemerintahan orde baru
menganut system ekonomi terbuka, 18 goncangan-goncangan eksternal seperti itu sangat terasa sangat
dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi.
15. Selain faktor harga, ekspor Indonesia, baik komoditas primer maupun barang-
barang industri maju, seperti jepang, as, dan eropa barat yang merupahkan pasar
penting ekspor indonesia. Dampak negative dari resensi ekonomi dunia tahun 1982
terhadap perekonomian Indonesia terutama terasa dalam laju perumbuhan ekonomi
selama 1982- 1988 jauh lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya. Karena
pengalaman menujukan bahwa biasanya resensi ekonomi dunialebih mengakibatkan
permintaan dunia berkurang terhadap bahan-bahan baku ( yang sebagian besar di
ekspor oleh NSB) daripada permintaan terhadap barang-baraang konsumsi, seperti alat-
alat rumah tangga dari elektronik dan mobil (yang pada umumnya adalah ekspor
Negara-negara maju).
16. Pada saat krisis ekonomimencapai klimaksnya, yakni tahun 1998, laju pertumbuhan
PDB jatuh dratis hingga 13,1%. Namun, padatahun 1999 kembali positif walaupun kecil
sekitar 0,8% dan tahun 2000ekonomi Indonesia sampai mengalami laju pertumbuhan
yang tinggi hampir mencapai 5%. Namun, tahun 2001 laju pertumbuhan ekonomi
kembali merosot hinngga 3.8% akibat gejolak politikyang sempat memanas kembali dan
pada tahun 2007 laju pertumbuhan tercatat sedikit diatas 6%.
Antara tahun 1990 hingga setahun menjelang krisis ekonomi, ekonomi indonesia
tumbuh rata-rata pertahun diatas 8%. Dari sejumlah Negara ASEAN yang juga
dihantam oleh krisis 1997/98, Indonesia memang paling parah dengan pertumbuhan
negative hingga 13,1%,disusul kemudian oleh Thailand dengan -10,5%dan Malaysia-
7,4%. Namun, yang menakjubkan dari kedua Negara tersebut setahunsetelah itu
ekonomi mereka mengalami pulih lebih cepat dibandingkan ekonomi Indonesia yang
hanya 0,8%.
17. Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik setelah 1998
tercerminkan pada peningkatanPDB perkapita atas dasar harga berlaku tercatatsekitar
4,8 juta rupiah. Tahun 1999 naik menjadi 5,4 juta rupiah dan berlangsung sehingga
mencapai sekitar 10,6 juta rupiah tahun 2004, perkapita Indonesia pada tahun 2006
mencapai 1420 dalar AS, di atas india, tetapi masih jauh lebih rendah dibandingkan
china.
Tahun 1998, sebagai akibat dari krisis ekonomi, semua komponen pengeluaran
mengalami penurunan, terkecuali X, yang maengakibatkan kontraksi AD sekitar
13%. Komponen AD yang paling besar penurunannya selama 1998 adalah
pembentukan modal bruto (investasi) yang merosot sekitar 33,01% dibandingkan
kontraksi dari pengeluara konsumsi swasta (rumah tangga) sebesar 6,40% dan
pengeluaran pemerintah sekitar 15,37%.besarnya penurunan investasi tersebut juga
kelihatan jelas dari penurunan persentasenya terhadap PDB pada tahun 2000
pertumbuhan investasi (tidak termasuk perubahan stok) sempat mencapai hampir 18%,
namun setelah itu merosot terus hingga negative pada tahun 2002.
18. Pada awalnya, salah satu factor penting yang menyebabkan merosotnya kegiatan
investasi didalam negri selama masa krisis,seperti juga dinegara-negara asia lain yang
terena krisis (korea selatan dan Thailand), adalah karena kerugian besar yang dialami
oleh perusahan swasta akibat depresiasi rupiah yang besar, sementara utang luar negri
(ULN) nya dalam mata uang dolar AS tidak dilindungi (hedging) sebelumnya dengan
kurs tertentu di pasar berjangka waktu kedepan (forward). Factor-faktor lain yang
membuat lesunya komponen investasi didalam AS diantaranya adalah jatuhnya harga
saham, pelarian moda ( atau arus modal keluar lebih banyak daripada arus masuk), dan
resiko premium yang meningkat drastis.
Dua factor terakhir ini didorong terutama oleh kondisi politik, social, keamanan
dan penegakan hukum yang buruk. Sedangkan dari ekspor meningkat karena memang
depresiasi rupiah terhadap dolar As waktu itu membuat sebagian produk Indonesia,
khususnya perkebunan, mengalami peningkatan daya saing harga.
19. Daftar Pustaka
Tambunan , Dr.Tulus T.H. 2009. Perekonomian
Indonesia. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia