Dokumen tersebut membahas tentang dinamika kelompok dan team building. Dinamika kelompok adalah interaksi antar anggota kelompok yang memiliki hubungan psikologis satu sama lain. Team building adalah aktivitas kelompok yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan mencapai tujuan melalui serangkaian aktivitas. Terdapat beberapa jenis dinamika kelompok seperti kelompok primer dan sekunder, serta karakteristik kelompok dan team building yang melip
3. “Santoso (2009) Dinamika kelompok adalah kelompok
yang teratur dari dua individu atau lebih yang
mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara
anggota yang satu dengan yang lainnya.
Sedangkan menurut Johnson (2012) Dinamika
kelompok merupakan lingkup pengetahuan sosial
yang berkosentrasi lebih pada pengetahuan hakekat
kehidupan berkelompok.
3
4. JENIS-JENIS DINAMIKA KELOMPOK
1. Kelompok Primer
Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan
berhubungan erat dalam kehidupan.Sedangkan menurut Goerge Homans kelompok primer merupakan sejumlah
orang yang terdiri dari beberapa orang yang sering berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu
berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara Misalnya antara lain:keluarga,RT,kawan
sepermainan, kelompok agama dan lain-lain.
2. Kelompok Sekunder
Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan.Hubungan yang
terjadi biasanya bersifat lebih objektif. Misalnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.
3. Kelompok Formal
Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART)
yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi. Contoh dari kelompok ini adalah semua perkumpulan yang
memiliki AD/ART.
4. Kelompok Informal
Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang.
Keanggotan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu
dan kelompok Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan
kekeluargaan dan simpati. Misalnya: kelompok arisan.
4
5. Clark (1994) mengemukakan perkembangan kelompok ke dalam tiga fase, yaitu:
a) Fase orientasi
Individu masih mencari/dalam proses penerimaan dan menemukan persamaan
serta perbedaan satu dengan lainnya. Pada tahap ini belum dapat terlihat
sebagai kesatuan kelompok, tapi masih tampak individual
b) Fase bekerja
Anggota sudah mulai merasa nyaman satu dengan lainnya, tujuan kelompok
mulai ditetapkan. Keputusan dibuat melalui mufakat daripada voting. Perbedaan
yang ada ditangani dengan adaptasi satu sama lainnya dan pemecahan
masalah daripada dengan konflik. Ketidaksetujuan diselesaikan secara terbuka.
c) Fase terminasi
Fokus pada evaluasi dan merangkum pengalaman kelompok. Ada perubahan
perasaan dari sangat frustasi dan marah menjadi sedih atau puas, tergantung
pada pencapaian tujuan dan pembentukan kelompok (kesatuan kelompok).
5
6. Karakteristik Kelompok (Dubrin, 2019):
o Terdiri dari dua orang atau
lebih.
o Memiliki struktur sosial
formal.
.
o Berinteraksi secara
langsung.
o Saling bergantung satu
sama lain
o Memiliki nasib yang sama.
o Memiliki tujuan umum.
o Mendefinisikan diri sebagai
anggota kelompok.
o Memiliki pengakuan oleh
orang lain.
6
7. Macam-macam Dinamika Kelompok
1. Role and
Relationship
Kelompok dan anggota saling
berinteraksi satu sama lain
untuk menjalani peran
mereka.
2. Influence Pattern
Pola yang ada didalam group.
3. Communication and
Coordination
Cara berkomunikasi dan
berkoodinasi dengan baik
antar individu di dalam
kelompok.
4. Conflict Resolution
Method
Metode yang dapat
menyelesaikan konflik di
dalam kelompok..
5. Ballance Between
task and Social goals
Menyelesaikan apa yang
menjadi tugas mereka sesuai
dengan tujuan.
6. Dominant Pattern
Pola dominan yang diketahui
oleh anggota kelompok.
7
9. “Team building adalah aktivitas kelompok yang memiliki interaksi tinggi untuk
meningkatkan produktivitas karyawan dalam menuntaskan tugas-tugas
terutama yang memiliki interdependensi dengan orang lain melalui serangkaian
aktivitas yang dirancang secara hati-hati untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan sebelumnya.(Robbins, 2003).
Glover (2005), dalam bukunya The Essentials of Team Building mengatakan
bahwa Team building adalah proses dimana sekumpulan individuberusaha untuk
memecahkan masalah atau tantangan baik fisik maupunmental. Selagi
menggunakan proses tersebut untuk memecahkan suatumasalah, tim tersebut
juga belajar bagaimana berbagi ide dan mendorong satusama lain baik secara
fisik maupun emosional.
9
10. Johnson dan Johnson (2000) dan Robbins (2003), untuk menyesuaikan tujuan dan
masalah spesifik yang dihadapi tim, diperlukan aktivitas-aktivitas tertentu saja
atau bisa keseluruhan aktivitas berikut:
1. Menyusun sasaran agar tidak terjadi perbedaan persepsi tujuan tim,
mengevaluasi efektivitas tim dalam menyusun prioritas dan mencapai
sasaran, mengidentifikasi area yang berpotensi menjadi masalah.
2. Membangun hubungan interpersonal yang baik antar anggota tim. Dalam
Logan dan Stokes (2004), kompetensi yang dibutuhkan adalah empati,
komunikasi efektif, kesadaran sosial, membangun hubungan,
kepemimpinan, dan kolaborasi atau kerja sama.
3. Menganalisis peran setiap anggota tim, sehingga pekerjaan atau tugas
mereka jelas.
4. Menganalisis proses dalam tim termasuk mengidentifikasikan cara kerja
dan bagaimana proses ini dapat diperbaiki untuk membuat tim lebih efektif.
5. Kemampuan beradaptasi sesuai dengan perubahan kondisi. Menurut
Logan dan Stokes (2004), kompetensi yang dibutuhkan antara lain
fleksibilitas dan kemampuan tim dalam memecahkan masalah secara
terstruktur atau dengan mengikuti format berpikir kritis.
10
11. Karakteristik Team Building
Buller (1986, dalam Spector, 2000) menyatakan bahwa ada tiga
karakteristik dari team building, yaitu:
1. Team building merupakan aktivitas terencana yang terdiri dari
satu atau lebih latihan atau pengalaman yang dirancang untuk
mencapai sasaran tertentu.
2. Team building biasanya difasilitasi oleh konsultan atau trainer
yang berkualitas, dan akan sulit bagi tim untuk melaksanakannya jika
trainer adalah bagian dari pengalaman.
3. Team building biasanya melibatkan tim dimana anggota
timnya memiliki keterlibatan dalam pekerjaan masing-masing
11
12. Sumber:
+ Johnson, E. 2012. CTL: Contextual Teaching And Learning. Bandung: Kaifa.
+ Robbins, Stephen P, 2003. Perilaku Organisasi, Jilid 2, PT. Indeks
Kelompok Gramedia, Jakarta
+ Clarke, Liz. 1994. The Essence of Change, Prentice Hall International (UK)
Ltd.
+ Wibowo, Mungin Edi. 2005. “Konseling Kelompok Perkembangan”.
Semarang: UNNES Press.
+ Glover, Donald and Daniel W. 2005. Essentials of Team Building: Principles
andPractice. United States of America: Human Kinetics
+ Dubrin, A. J. (2019). Fundamentals of Organization Behavior, Sixth edition.
America : Academic Media Solution.
12