Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa yang didirikan Raden Patah pada tahun 1500. Di bawah kepemimpinan Sultan Trenggono, Demak mencapai puncak kejayaannya dengan memperluas wilayah kekuasaan hingga Jawa Timur dan Barat. Namun setelah kematian Trenggono terjadi perebutan tahta yang mengakibatkan pelemahan Demak sebelum akhirnya jatuh ke tangan Pajang pada tahun
3. SEJARAH AWAL KERAJAAN DEMAK
Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Demak didirikan
oleh Raden Patah (1500-1518) yang setelah naik takhta bergelar Sultan
Alam Akbar al Fatah. Kerajaan yang didirikan oleh Raden Patah ini pada
awalnya adalah sebuah wilayah dengan nama Glagah atau Bintoro yang
berada di bawah kekuasaan Majapahit. Majapahit mengalami
kemunduran pada akhir abad ke-15. Kemunduran ini memberi peluang
bagi Demak untuk berkembang menjadi kota besardan pusat
perdagangan. Dengan bantuan para ulama Wali Sanga, Demak
berkembang menjadi pusat penyebaran agama Islam di Jawa dan wilayah
timur Nusantara.
4. Raja-raja Kerajaan Demak
1. Raden Patah ( 1500 – 1518 )
Saat Raden Patah menjabat
sebagai raja, Demak menjadi
kerajaan besar dan menjadi pusat
penyebaran agama Islam yang
penting. Kedudukan Demak
semakin penting peranannya
sebagai pusat penyebaran agama
Islam setelah jatuhnya Malaka ke
tangan Portugis. Raden Patah
juga membangun Masjid Agung
Demak yang letaknya ditengah
kota Alun-alun Demak.
5. 2. Pati Unus ( 1518 – 1521 )
Pati Unus adalah anak dari Raden
Patah. Pati Unus sangat terkenal
sebagai panglima perang yang
gagah berani terhadap Portugis
yang telah menguasai Malaka.
Karena itu ia mendapatkan julukan
Pangeran Sabrang lor. Ia juga
mengirim Katir untuk mengadakan
blokade terhadap Portugis di
Malaka, hal itu mengakibatkan
Portugis kekurangan bahan
makanan.
6. 3. Sultan Trenggono ( 1521 – 1546 )
Pati unus tidak memiliki putra, jadi tahta kerajaan digantikan oleh
adiknya yang bernama Raden Trenggono. Pada saat inilah
Demak mencapai masa kejayaannya. Dengan bijaksana dan
gagah berani, ia berhasil memperlebar wilayah kekuasaannya
yang meliputi dari Jawa Timur dan Jawa Barat.
Pada turun-temurun berdirinya demak sampai masa
pemerintahan Raden Trenggono musuh utama Demak adalah
Portugis yang mulai memperluas pengaruhnya ke Jawa Barat dan
alhasil pihak portugis bisa mendirikan benteng Sunda Kelapa di
Jawa Barat.
Pada tahun 1522 Sultan Trenggono mengirim tentaranya ke
Sunda kelapa dibawah pimpinan Fatahillah yang bertujuan untuk
mengusir bangsa Portugis dari sunda kelapa. Tahun 1527
Fatahillah dan para pengikutnya berhasil mengusir Portugis dari
Sunda Kelapa. Dan Sejak saat itulah Sunda Kelapa diganti
namanya menjadi Jayakarta yang artinya kemenangan yang
sempurna.
7. Sultan Trenggono yang berencana menyatukan pulau Jawa di bawah kekuasaan
Demak dan untuk mewujudkan cita-cita itu Sultan Trenggono mengambil langkah
cerdas sebagai berikut :
Menyerang daerah Pasuruan di Jawa Timur dipimpin Sultan Trenggono sendiri,
serangan ke Pasuruan tidak membawa hasil karena Sultan Trenggono meninggal.
Menyerang Jawa Barat ( Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon ) dipimpin yang
dipimpin Fatahillah
Mengadakan perkawinan politik. Misalnya :
a. Pangeran Hadiri dijodohkan dengan puterinya ( adipati Jepara )
Fatahillah dijodohkan dengan adiknya
b. Pangeran Pasarehan dijodohkan dengan puterinya ( menjadi Raja
Cirebon )
c. Joko Tingkir dijodohkan dengan puterinya ( adipati Pajang )
8. Peninggalan Kerajaan Demak
1.Masjid Agung Demak
Bangunan yang didirikan oleh
Walisongo pada tahun 1479 ini
masih berdiri kokoh hingga saat
ini meski sudah mengalami
beberapa renovasi. Bangunan ini
juga menjadi salah satu bukti
bahwa kerajaan Demak pada
masa silam telah menjadi pusat
pengajaran dan penyebaran
Islam di Jawa.
9. 2. Petir Bledek
Bledek berarti petir, oleh karena
itu, pintu bledek bisa diartikan
sebagai pintu petir. Pintu ini
dibuat oleh Ki Ageng Selo pada
tahun 1466 dan menjadi pintu
utama dari Masjid Agung Demak.
Berdasarkan cerita yang beredar,
pintu ini dinamai pintu bledek
tak lain karena Ki Ageng Selo
memang membuatnya dari petir
yang menyambar.
10. 3. Soko Tatal dan Soko Guru
Soko Guru adalah tiang berdiameter
mencapai 1 meter yang berfungsi
sebagai penyangga tegak kokohnya
bangunan Masjid Demak. Ada 4 buah
soko guru yang digunakan masjid ini,
dan berdasarkan cerita semua soko
guru tersebut dibuat oleh Kanjeng
Sunan Kalijaga.
4. Bedug dan Kentongan
Kedua alat ini digunakan pada masa silam
sebagai alat untuk memanggil masyarakat
sekitar mesjid agar segera datang
melaksanakan sholat 5 waktu setelah adzan
dikumandangkan. Kentongan berbentuk
menyerupai tapal kuda memiliki filosofi bahwa
jika kentongan tersebut dipukul, maka warga
sekitar harus segera datang untuk
melaksanakan sholat 5 waktu secepat orang
naik kuda.
11. 5. Situs Kolam Wudhu
6. Makasurah
Maksurah tersebut dibuat sekitar tahun 1866
Masehi, tepatnya pada saat Aryo Purbaningrat
menjabat sebagai Adipati Demak. Adapun
tulisan dalam kaligrafi tersebut bermakna
tentang ke-Esa-an Alloh.
7. Dampar Kencana
8. Piring Campa
12. Kehidupan Politik
Raja pertama dari Kerajaan Demak ialah Raden Patah yang bergelar Senapati Jumbung
Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama.
Pada tahun 1507, Raden Patah turun tahta dan digantikan oleh seorang putranya yang bernama Pati
Unus. Sebelum diangkat menjadi Raja, Pati Unus sebelumnya sudah pernah memimpin armada laut
kerajaan Demak untuk menyerang Portugis yang berada di Selat Malaka.
Sayangnya, usaha Pati Unus tersebut masih mengalami kegagalan. Namun karena keberaniannya
dalam menyerang Portugis yang ada di Malaka tersebut, akhirnya Pati unus mendapat julukan
sebagai Pangeran Sabrang Lor.
Lalu pada tahun 1521, Pati Unus wafat dan tahtanya digantikan oleh adiknya yang bernama
Trenggana. Pada masa inilah kerajaan Demak mencapai pusak kejayaannya.
13. Kehidupan Ekonomi
Kerajaan Demak telah menjadi salah satu pelabuhan terbesar yang ada di Nusantara, Demak
memegang peran yang sangat penting dalam aktivitas perekonomian antarpulau.
Demak memiliki peran yang penting karena memiliki daerah pertanian yang lumayan luas dan menjadi
penghasil bahan makanan seperti beras. Selain itu, perdagangannya juga semakin meningkat. Barang
yang banyak diekspor yaitu Lilin, Madu dan Beras.
Barang-barang tersebut lalu diekspor ke Malaka melalui Pelabuhan Jepara. Aktivitas perdagangan
Maritim tersebut telah menyebabkan kerajaan demak mendapat keuntungan sangat besar. Banyak kapal
yang melewati kawasan laut jawa dalam memasarkan barang dagangan tersebut.
14. Kehidupan Sosial Budaya
Dalam kehidupan sosial dan budaya, rakyat kerajaan Demak sudah hidup dengan teratur. Roda
kehidupan budaya dan sosial masyarakat Kerajaan Demak sudah diatur dengan hukum Islam sebab
pada dasarnya Demak ialah tempat berkumpulnya para Wali Sanga yang menyebarkan islam di pulau
Jawa.
Adapun sisa peradaban dari kerajaan Demak yang berhubungan dengan Islam dan sampai saat ini
masih dapat kita lihat ialah Masjid Agung Demak. Masjid tersebut merupakan lambang kebesaran
kerajaan Demak yang menjadi kerajaan Islam Indonesia di masa lalu.
Selain memiliki banyak ukiran islam (kaligrafi), Masjid Agung Demak juga memiliki keistimewan, yaitu
salah satu tiangnya terbuat dari sisa sisa kayu bekas pembangunan masjid yang disatukan.
Selain Masjid Agung Demak, Sunan Kalijaga adalah yang mempelopori dasar-dasar perayaan Sekaten
yang ada dimasa Kerajaan Demak. Perayaan tersebut diadakan oleh Sunan Kalijaga dalam untuk
menarik minat masyarakat agar tertarik untuk memeluk Islam.
Perayaan Sekaten tersebut lalu menjadi sebuah tradisi atau kebudayaan terus menerus dipelihara
sampai saat ini, terutama yang berada didaerah Cirebon, Yogyakarta dan Surakarta.
15. Kejayaan Kerajaan Demak
Pada awal abad ke-16, Kerajaan Demak telah menjadi kerajaan yang kuat di Pulau Jawa, tidak satu pun
kerajaan lain di Jawa yang mampu menandingi usaha kerajaan ini dalam memperluas kekuasaannya
dengan menundukan beberapa kawasan pelabuhan dan pedalaman di nusantara.
Di bawah Pimpinan Sultan Trenggana
Trenggana berjasa atas penyebaran Islam di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di bawahnya, Demak mulai
menguasai daerah-daerah Jawa lainnya seperti merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran serta menghalau
tentara Portugis yang akan mendarat di sana (1527), Tuban (1527), Madiun (1529), Surabaya dan
Pasuruan (1527), Malang (1545), dan Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur pulau Jawa
(1527, 1546). Trenggana meninggal pada tahun 1546 dalam sebuah pertempuran menaklukkan
Pasuruan, dan kemudian digantikan oleh Sunan Prawoto. Salah seorang panglima perang Demak waktu
itu adalah Fatahillah, pemuda asal Pasai (Sumatera), yang juga menjadi menantu raja Trenggana.
Sementara Maulana Hasanuddin putera Sunan Gunung Jati diperintah oleh Trenggana untuk
menundukkan Banten Girang. Kemudian hari keturunan Maulana Hasanudin menjadikan Banten sebagai
kerajaan mandiri. Sedangkan Sunan Kudus merupakan imam di Masjid Demak juga pemimpin utama
dalam penaklukan Majapahit sebelum pindah ke Kudus.
16. Kemunduran Kerajaan Demak
Setelah sultan trenggono wafat, terjadi konflik perebutan kekuasaan di antara anggota kerajaan.
Penggnti sultan trenggono adalah Pangeran sedo lepen yang adalah saudara dari sultan trenggono, Ia di
bunuh oleh anak dari sultan trenggono yaitu Pangeran Prawoto. Perebutan tahta terus berlanjut dan
berkembang menjadi perang suadara. Putra dari pangeran sedo lepen yang bernama arya penangsang
membunuh pangeran prawoto, dan mengambil alih tampuk kekuasaan.
Kemudian Joko tingkir (hadiwijaya) yang saat itu menjabat adipati pajang dan ki ageng pemanahan dan
ki penjawi , arya penangsang berhasil dikalahkan dan di bunuh oleh anak angkat joko tingkir yang
bernama sutawijaya. Setelah itu tahta kerajaan demak jatuh ketangan joko tingkir pada tahun 1568 M ,
Ia kemudian memindahkan ibukota demak ke pajang. dengan ini bisa di bilang jika kesultanan demak
telah berakhir.