2. STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
Menganalisis perjalanan bangsa
Indonesia dari Negara tradisional,
koloial, pergerakan kebangsaan, hingga
terbentuknya Negara kebangsaan
sampai Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.
1.1 Menganalisis
perkembangan
Negara trdisional
(Hindu-Budha-Islam)
di Indonesia
4. PETA KONSEP
Perkembangan
Kerajaan Islam
di Indonesia
Kerajaan Perlak
Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Aceh Darussalam
Kerajaan Demak
Kerajaan Demak
Kerajaan Pajang
Kerjaan Mataram Islam
Kerajaan Cirebon
Kerajaan Banten
Kerajaan Makassar
Kerajaan Ternate
Kerajaan Tidore
Kerajaan Palembang
Kerajaan Banjar
Keraton (Istana)
Masjid
Makam dan Batu Nisan
Seni Sastra
Perayaan Keagamaan
Kerajaan
Islam di
Indonesia
Peninggalan
sejarah Islam
di Indonesia
5. KERAJAAN PERLAK
• Kerajaan Islam yang pertama di
Indonesia, lokasi - di Aceh Timur,
daerah Perlak di Acehsekarang.
• Di beberapa sumber disebutkan
kerajaan Islam pertama di Indonesia
adalah Kerajaan Samudera Pasai.
Namun, fakta menyebutkan Perlak
lebih dulu ada daripada Samudera
Pasai.
• Kerajaan Perlak muncul => 840 M
sampai tahun1292 M.
• Kerajaan Samudera Pasai => lokasi di
Aceh. Berdiri tahun1267, Kerajaan ini
akhirnya lenyap tahun 1521.
• Raja-raja kerajaan Perlak :
1) Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Azis Shah (840 – 864)
2) Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Rahim Shah (864 – 888)
3) Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah (888 – 913)
4) Sultan Alaiddin Syed Maulana Ali Mughat Shah (915 – 918)
5) Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Kadir Shah Johan Berdaulat (928 –
932)
6) Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah Johan Berdaulat
(932 – 956)
7) Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Shah Johan Berdaulat (956 – 983)
8) Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat (986 – 1023)
9) Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Shah Johan Berdaulat (1023 –
1059)
10) Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mansur Shah Johan Berdaulat (1059 – 1078)
11) Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdullah Shah Johan Berdaulat (1078 –
1109)
12) Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ahmad Shah Johan Berdaulat (1109 – 1135)
13) Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Shah Johan Berdaulat (1135 –
1160)
14) Sultan Makhdum Alaiddin Malik Usman Shah Johan Berdaulat (1160 – 1173)
15) Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Shah Johan Berdaulat (1173 –
1200)
16) Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Jalil Shah Johan Berdaulat (1200 – 1230)
17) Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat
(1230 – 1267)
18) Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat (1267 – 1292)
6. KERAJAAN PERLAK
• Masa jaya - Sultan Makhdum Alaidin Malik
Muhammad Amin Syah II Johan Berdaulat (622-662
H/1225-1263 M), terutama dalam bidang pendidikan
Islam dan perluasan dakwah Islamiah.
• Sultan mengawinkan dua putrinya :
Putri Ganggang Sari (Putri Raihani)-Sultan
Malikul Saleh dari Samudra Pasai
Putri Ratna Kumala - Raja Tumasik (Singapura
sekarang).
• Sultan Makhdum Alaidin Malik Muhammad Amin
Syah II Johan berdaulat, digantikan oleh Sultan
Makhdum Alaidin Malik Abdul Aziz Syah Johan,
berdaulat (662-692 H/1263-1292 M) - sultan terakhir
Perlak.
• Perlak + Kerajaan Samudra Pasai - raja Muhammad Malikul
Dhahir yang => Putra Sultan Malikul Saleh dengan Putri
Ganggang Sari.
• Perlak sangat dikenal sebagai penghasil kayu perlak =>
sangat bagus untuk membuat kapal. Kondisi semacam inilah
membuat para pedagang (Gujarat, Arab, dan Persia) datang.
• Mata uang - terbuat dari emas (dirham), dari perak (kupang),
dan dari tembaga atau kuningan.
• Naskah-naskah tua yang dijadikan sebagai rujukan mengenai
keberadaan Kerajaan Perlak :
1) Idharatul Haq fi Mamlakatil Ferlah wal Fasi
(karangan buku Abu Ishak Makarani Al Fasy)
2) Kitab Tazkirah Thabakat Jumu Sultan As Salathin
(karangan Syekh Syamsul Bahri Abdullah As Asyi)
3) Silsilah Raja-raja perlak dan Pasai
(catatan Saiyid Abdullah Ibn Saiyid Habib Saifuddin)
7. Pendiri > Sultan Malik Al-saleh dan sekaligus sebagai raja pertama pada abad ke-13.
Lokasi > di sebelah utara Perlak di daerah Lhok Semawe sekarang (pantai timur Aceh).
Menurut J.L. Moens, kata Pasai berasal dari istilah Parsi yang diucapkan menurut logat setempat sebagai
Pa’Se. Dengan catatan bahwa sudah semenjak abad ke VII M, saudagar-saudagar bangsa Arab dan Parsi sudah
datang berdagang dan berkediaman di daerah yang kemudian terkenal sebagai Kerajaan Islam Samudera Pasai.
Pendapat ini adalah sesuai dengan apa yang telah dikemukakan oleh Prof. Gabriel Ferrand dalam karyanya
(L’Empire, 1922, hal.52-162), dan pendapat Prof. Paul Wheatley dalam (The Golden Khersonese, 1961,
hal.216), didasarkan : keterangan para musafir Arab tentang Asia Tenggara. Kedua sarjana ini menyebutkan
bahwa sudah sejak abad ke VII M.
Mohammad Said dalam prasarannya yang berjudul “Mentjari Kepastian Tentang Daerah Mula dan Cara
Masuknya Agama Islam ke Indonesia”, berkesimpulan : istilah PO SE yang populer digunakan pada
pertengahan abad ke VIII M seperti terdapat dalam laporan-laporan Cina, adalah identik atau mirip sekali
dengan Pase atau Pasai.
8. Raja-raja yang pernah memerintah Samudra Pasai adalah seperti berikut :
1) Sultan Malik Al-saleh berusaha meletakkan dasar-dasar kekuasaan Islam dan berusaha
mengembangkan kerajaannya antara lain melalui perdagangan dan memperkuat angkatan
perang. Samudra Pasai berkembang menjadi negara maritim yang kuat di Selat Malaka.
2) Sultan Muhammad (Sultan Malik al Tahir I) yang memerintah sejak 1297-1326. Pada masa
pemerintahannya Kerajaan Perlak kemudian disatukan dengan Kerajaan Samudra Pasai.
3) Sultan Malik al Tahir II (1326 – 1348 M) pada masa pemerintahannya, Samudra Pasai
memiliki armada laut yang kuat sehingga para pedagang merasa aman singgah dan
berdagang di sekitar Samudra Pasai. Namun, setelah muncul Kerajaan Malaka, Samudra
Pasai mulai memudar. Pada tahun 1522 Samudra Pasai diduduki oleh Portugis. Keberadaan
Samudra Pasai sebagai kerajaan maritim digantikan oleh Kerajaan Aceh yang muncul
kemudian.
9. Ibnu Battuta, seorang pengelana dari Maroko. Menurut Battuta, pada tahun 1345, Samudera Pasai > kerajaan
dagang yang makmur. Banyak pedagang dari Jawa, Cina, dan India yang datang ke sana. Hal ini mengingat
letak Samudera Pasai yang strategis di Selat Malaka.
Mata uangnya uang emas yang disebur deureuham (dirham).
Bidang agama, Samudera Pasai menjadi pusat studi Islam. Kerajaan ini menyiarkan Islam sampai ke
Minangkabau, Jambi, Malaka, Jawa, bahkan ke Thailand. Dari Kerajaan Samudra Pasai inilah kader-kader
Islam dipersiapkan untuk mengembangkan Islam ke berbagai daerah.
Salah satunya ialah Fatahillah. Ia adalah putra Pasai yang kemudian menjadi panglima di Demak kemudian
menjadi penguasa di Banten.
10. KERAJAAN ACEH DARUSSALAM
• KerajaanAceh - di Kabupaten Aceh Besar.
• Anas Machmud berpendapat, kerajaan Aceh berdiri pada abad ke-15 M, di tas puing-puing kerajaan
Lamuri, oleh Muzaffar Syah (1465-1697 M). dialah yang membangun kota Aceh Darussalam.
• Menurutnya, pada masa pemerintahannya Aceh Darussalam mulai mengalami kemajuan dalam bidang
perdagangan, karena saudagar-saudagar Muslim yang sebelumnya berdagang dengan Malaka
memindahkan kegiatan mereka ke Aceh, setelah Malaka dikuasai Portugis (1511 M).
• Sebagai akibat penaklukkan Malaka oleh Portugis itu, jalan dagang yang sebelumnya dari laut Jawa ke
utara melalui Selat Karimata terus ke Malaka, pindah melalui Selat Sunda dan menyusur pantai Barat
Sumatera, terus ke Aceh. Dengan demikian,Aceh menjadi ramai dikunjungi oleh para saudagar dari
berbagai negeri.
• Menurut H.J De Graaf, Aceh menerima Islam dari Pasai yang kini menjadi bagian wilayahAceh dan
pergantian agama diperkirakan terjadi mendekati pertengahan abad ke-14 M.
• Menurutnya, kerajaan Aceh merupakan penyatuan dari dua kerajaan kecil, yaitu Lamuri danAceh Dar Al-
Kamal. Ia juga berpendapat bahwa rajanya yang pertama adalah Ali Mughayat Syah.
• Ali Mughayat Syah meluaskan wilayah kekuasaannya ke daerah Pidie, kemudian ke Pasai pada tahun
1524 M. Dengan kemenangannya terhadap dua kerajaan tersebut, Aceh dengan mudah melebarkan
sayap kekuasaannya ke SumateraTimur. Untuk mengatur daerah SumateraTimur, raja Aceh mengirim
panglima-panglimanya, salah seorang diantaranya adalah Gocah, pahlawan yang menurunkan sultan
Deli dan Serdang.
11. KERAJAAN ACEH DARUSSALAM
• Peletak dasar kebesaran kerajaan Aceh adalah Sultan Alauddin Riayat Syah yang bergelar Al-Qahar.
• Dalam menghadapi bala tentara Portugis, ia menjalin hubungan persahabatan dengan kerajaan Usmani
diTurki dan Negara-negara Islam yang lain di Indonesia. Dengan bantuanTurki Usmani tersebut, Aceh
dapat membangun angkatan perangnnya dengan baik.Aceh ketika itu tampaknya mengakui kerajaan
Turki Usmani sebagai pemegang kedaulatan tertinggi dan kekhalifahan dalam Islam.
• Puncak kekuasaan > masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1608-1637).
• Pada masanya Aceh menguasai pelabuhan di pesisirTimur dan Barat Sumatera. Dari Aceh,Tanah Gayo
yang perbatasan diislamkan, juga Minangkabau. Hanya orang-orang kafir Batak yang berusaha
menangkis kekuatan-kekuatan Islam yang datang. Bahkan mereka melangkah begitu jauh sampai minta
bantuan Portugis.
• Sultan Iskandar Muda tidak terlalu bergantung kepada bantuanTurki Usmani. Untuk mengalahkan
Portugis, sultan kemudian bekerja sama dengan musuh Portugis, yaitu Belanda dan Inggris.
• Tidak seperti Iskandar Muda yang memerintah dengan tangan besinya, penggantinya, IskandarTsani,
bersikap lebih liberal, lembut dan adil. Pada masanya, Aceh terus berkembang untuk masa beberapa
tahun.
• Tatkala beberapa sultan perempuan menduduki singgasana pada tahun 1641-1699, beberapa wilayah
taklukannya lepas dan kesultanan menjadi terpecah belah. Setelah itu, menjelang abad ke-18 M
kesultanan Aceh merupakan bayangan belaka dari masa silam dirinya, tanpa kepemimpinan dan kacau
balau.
12. KERAJAAN ACEH DARUSSALAM
1. Sultan Ali Mughayat Syah (1514 – 1530)
2. Sultan Salahuddin (1530 – 1538)
3. Sultan Alauddin Ri’ayat syah Al-Qahhar (1538 – 1571)
4. Sultan Husain (1571 – 1579)
5. Sultan Muda (masih kecil) (1579, hanya beberapa bulan)
6. Sultan Sri Alam (1579)
7. Sultan Zainul Abidin (1579)
8. Sultan Ali R’ayat Syah (1604 – 1607)
9. Sultan Iskandar Muda (1607 – 1636)
10. Sultan Iskandar Tsani (1636 – 1641)
11. Sultanat Safiatuddin Tajul Alam (1641 – 1675)
12. Sultanat Naqiyatuddin Nurul Alam (1675 – 1678)
13. Sultanat Inayat Syah (1678 – 1688)
16. Sultanat Kamalat Syah (1688 – 1699)
17. Sultan Badrul Alam Syarif hasyim jamaluddin (1699 – 1702)
18. Sultan Jauharul Alam badrul Munir (1703 – 1726)
19. Sultan Jauharul Alam Aminuddin (hanya beberapa hari)
20. Sultan Syamsul Alam (hanya beberapa hari)
21. Sultan Johan (1735 – 1760)
22. Sultan Mahmud Syah (1760 – 1781)
23. Sultan Alauddin Jauharul Alam (1795 – 1815)
24. Sultan Saiful Alam (1815 – 1818)
25. Sultan Jauharul Alam (1818 – 1824)Sultan Muhammad Syah
(1838 – 1870)
26. Sultan Mansyur Syah (1838 – 1870)
27. Sultan Mahmud Syah (1870 – 1874)
28. Sultan Muhammad Daud Syah (1878 – 1903)
15. KERAJAAN MATARAM ISLAM
Kerajaan Mataram - mulai berdiri tahun 1582, terletak di daerah Kota Gede sebelah tenggara kotaYogyakarta.
Kerajaan ini dipimpin suatu dinasti keturunan Ki ageng Sela dan KiAgeng Pemanahan yang mengklaim masih
keturunan penguasa Majapahit
Asal usul kerajaan ini > berasal dari sebuah kadipaten dibawah Kesultanan Pajang (Sultan hadiwijaya), berpusat
di Bumi Mentaok yang diberikan kepada KiAgeng Pemanahan sebagai hadiah atas jasanya mengalahkah Arya
Penangsang, selanjutnya KiAgeng Pemanahan mulai membangun Mataram sebagai empat pemukiman baru dan
persawahan, akan tetapi kehadiranya didaerah ini dan usaha pembangunanya mendapatkan tanggapan
penguasa setempat, misalnya Ki Ageng Giring, Ki AgengTembayat dan KiAgeng Mangir.
Akan tetapi ada sebagian pejabat yang memberi sambutan baik akan hal itu seperti KiAgeng Karanglo, walaupun
demikian Ki Ageng Pemanahan tetap melakukan pembangunan didaerah tersebut yang berpusat di Plered dan
juga mempersiapkan strategi untuk menundukkan siapa saja yang mementang kehadiranya.
Tahun 1575 Ki Ageng Pemanahan meninggal dunia dan digantikan oleh putranya bernama Sutawijaya atau
Pangerang Ngabehi Loring Pasar, selain beliau bertekad melanjutkan mimpi ayahandanya, dia pun bercita-cita
untuk membebaskan diri dari kekuasaan Pajang, sehingga hubungan antara Mataram dan Pajang pun mulai
memburuk hingga berujung peperangan.
Dalam peperangan ini Kerajaan Pajang mengalami kekalahan dan Sultan Hadiwijaya meninggal. Kemudian
Sutawijaya mengangkat dirinya menjadi raja Mataram dengan gelar panembahan senopati.
16. KERAJAAN MATARAM ISLAM
Ia mulai membangun kerajaanya dan memindahkan pusat pemerintahan di Kotagede. Pada tahun 1590
kerajaan Mataram menaklukan Madiun, Jipang, Kediri kemudian melanjutkan dengan menaklukan Pasuruan
danTuban. Sebagai raja islam yang baru beliau mempunyai tekad untuk menjadikan Mataram menjadi pusat
budaya dan agam Islam, sebagai penerus kesultanan Demak.
Kerajaan Mataram Islam saat itu menganut system Dewa – Raja.Yang berarti kekuasaan tertinggi mutlak
berada pada Sultan. SultanWijaya meninggal dan dimakamkan di Kotagede dan digantikan putranya
bernama Mas jolang yang bergelar Prabu Hanyokrowati, pada masa ini tidak banyak mengalami kemajuan
dikarenakan beliau meninggal karena kecelakaan saat berburu dihutan krapyak yang kemudian digantikan
putra keempatnya yang bergelar Adipati Martoputro, akan tetapi karena Adipati Martoputro menderita
penyakit syaraf maka tahta beralih ke putra sulung Mas jolang yang bernama Raden Mas Rangsang, pada
masa ini kerajaan mataram mengalami kemajuan dan mengalami masa keemasan.
Setelah menaklukan Madura beliau mengganti “panembahan” dengan “Sesuhunan (sunan)
kemudian menggunakan gelar “Susuhunan Hanyakrakusuma” terakhir tahun 1640 sehabis dari Makkah
beliau menyandang gelar “Sultan Agung Senopati Ing Alaga Abdurrahman“ dan beliau memindahkan lokasi
kraton ke “Karta “akibat terjadi gesekan penguasaan perdagangan antara Mataram danVOC yang berpusat
di Batavia. Setelah Sultan Agung meninggal, digantikan putra beliau “Sesuhunan Amangkurat 1, beliau
memindahkan lokasi kraton ke Pleret pada tahun 1647 tidak jauh dari “Karta”selain itu beliau juga tidak lagi
menggunakan gelar sultan melainkan Sunan (Sesuhunan atau yang pertuan) pada masa ini kerajaan
Mataram kurang stabil karena banyak ketidak puasan dan pemberontakan, pada masanya terjadi
pemberontakan besar yang dipimpin oleh seorang bangsawan dari Madura bernamaTrunajaya
yang akhirnya berhasil mengalahkan Mataram, Amangkurat 1 melarikan diri dan meningga dalam pelarianya
yaitu diTegalarum (1677) sehingga mendapat julukan SunanTegalarum, kemudian diganti oleh putranya
Amangkurat II, beliau bergabung denganVOC untuk mengalahkan pasukanTrunajaya dan akhirnya berhasil.
17. KERAJAAN MATARAM ISLAM
Dalam masa iniAmangkurat II sangat patuh kepadaVOC sehingga menimbulkan ketidak puasan dikalangan
istana dan akhirnya banyak pemberontakan terjadi lagi. Pada masa ini keraton Mataram dipindahkan ke
Kartasura ( 1680 ). Setelah Amangkurat II meninggal diganti Amangkurat III, tetapiVOC tidak senang dengan
Amangkurat III karena dia menentangVOC sehinggaVOC mengangkat Pakubuwana I sebagai raja,
akibatnya Mataram memiliki dua raja dan inilah yang menjadikan perpecahan Internal, Amangkurat III
akhirnya memberontak tapi akhirnya kalah dan ditangkap di Batavia lalu diasingkan diCeylon, Srilanka.dan
meninggal tahun 1734.
Kekacauan politik dari masa kemasa akhirnya dapat terselesaikan pada masa Pakubuana III setelah wilayah
Mataram dibagi menjadi dua yaitu Kesultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Suarakarta tanggal 13
Februari 1755, pembagian wilayah ini tertuang dalam Perjanjian Gayanti, perjanjian Giyanti adalah
kesepakatan yang dibuat oleh pihakVOC, pihak Mataram (diwakili oleh Pakubuwana III) dan kelompok
pangeran Mangkubumi.
Nama Giyanti diambil dari lokasi penjanjian tersebut (ejaan Belanda, sekarang tempat itu berlokasi didukuh
Kerten, Desa Jantiharjo) ditenggara kota Karanganyar, JawaTengah, perjanjian ini menandai berakhirnya
kerajaan Mataram yang sepenuhnya independen. Berdasarkan perrjanjian ini wilayah Mataram terbagi
menjadi dua, wilayah disebelah timur kali Opak dikuasai oleh pewaris tahta Mataram yaitu Sunan
Pakubuwana III dan tetap berkedudukan di Surakarta, sementara wilayah disebelah barat diserahkan
kepada Pangeran Mangkubumi sekaligus ia diangkat menjadi Sultan Hamengkubuwono I yang
berkedudukan diYogyakarta. Perpecahan terjadi lagi dengan munculnya Mangkunegara (R.M Said) yang
terlepas dari kesunanan Surakarta dan Pakualaman (P. Nata Kusuma), dan keempat pecahan Mataram
Kesultanan Mataram tersebut masih melanjutkan dinasti masing–masing, bahkan pecahan Mataram
tersebut terutama kesultananYogyakarta masih cukup besar dan diakui masyarakat.
18. KERAJAAN CIREBON
Kesultanan Cirebon > sebuah kesultanan Islam ternama di Jawa Barat
pada abad ke-15 dan 16 Masehi, dan merupakan pangkalan penting dalam
jalur perdagangan dan pelayaran antar pulau.
Lokasinya - di pantai utara pulau Jawa yang merupakan perbatasan antara
Jawa Tengah dan Jawa Barat, membuatnya menjadi pelabuhan dan
"jembatan" antara kebudayaan Jawa dan Sunda sehingga tercipta suatu
kebudayaan yang khas, yaitu kebudayaan Cirebon yang tidak didominasi
kebudayaan Jawa maupun kebudayaan Sunda.
Pendirian => sangat berkaitan erat dengan keberadaan Kesultanan Demak,
Kesultanan Cirebon didirikan pada tahun 1552 oleh panglima kesultanan
Demak, kemudian yang menjadi Sultan Cirebon ini wafat pada tahun 1570
dan digantikan oleh putranya yang masih sangat muda waktu itu.
Tokoh utama pendiri Kesultanan Cirebon ini dianggap identik dengan tokoh
pendiri Kesultanan Banten yaitu Sunan Gunung Jati.
19. KERAJAAN CIREBON
Raja-raja kerajaan Cirebon :
Sunan Gunung Jati (1479), gelar Tumenggung Syarif Hidayatullah bin Maulana Sultan Muhammad
Syarif Abdullah dan bergelar pula sebagai Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Jati Purba
Panetep Panatagama Awlya Allah Kutubid Jaman Khalifatur Rasulullah.
Fatahillah (1568-1570)
Kekosongan pemegang kekuasaan itu kemudian diisi dengan mengukuhkan pejabat keraton yang
selama Sunan Gunung Jati melaksanakan tugas dakwah, pemerintahan dijabat oleh Fatahillah atau
Fadillah Khan. Fatahillah kemudian naik takhta, dan memerintah Cirebon secara resmi menjadi raja
sejak tahun 1568m tapi hanya berlangsung 2 tahun karena ia meninggal dunia pada tahun 1570.
Panembahan Ratu I (1570-1649)
Takhta kerajaan jatuh kepada cucu Sunan Gunung Jati yaitu Pangeran Mas, putra tertua Pangeran
Dipati Carbon atau cicit Sunan Gunung Jati. Pangeran Emas kemudian bergelar Panembahan Ratu I
dan memerintah Cirebon selama kurang lebih 79 tahun.
Panembahan Ratu II (1649-1677)
Dilanjutkan oleh cucunya yang bernama Pangeran Rasmi atau Pangeran Karim, karena ayah
Pangeran Rasmi yaitu Pangeran Seda ing Gayam atau Panembahan Adiningkusumah meninggal
lebih dahulu. Pangeran Rasmi kemudian menggunakan nama gelar ayahnya almarhum yakni
Panembahan Adiningkusuma yang kemudian dikenal pula dengan sebutan Panembahan Girilaya
atau Panembahan Ratu II.
20. KERAJAAN CIREBON
• Perpecahan I (1677)
Pembagian pertama terhadap Kesultanan
Cirebon, dengan demikian terjadi pada masa
penobatan tiga orang putra Panembahan Girilaya
pada tahun 1677.
Ini merupakan babak baru bagi keraton Cirebon,
dimana kesultanan terpecah menjadi tiga dan
masing-masing berkuasa dan menurunkan para
sultan berikutnya. Dengan demikian, para
penguasa Kesultanan Cirebon berikutnya adalah:
1)Sultan Keraton Kasepuhan, Pangeran
Martawijaya, dengan gelar Sultan Sepuh Abil
Makarimi Muhammad Samsudin (1677-1703)
2)Sultan Kanoman, Pangeran Kartawijaya,
dengan gelar Sultan Anom Abil Makarimi
Muhammad Badrudin (1677-1723)
3)Pangeran Wangsakerta, sebagai Panembahan
Cirebon dengan gelar Pangeran Abdul Kamil
Muhammad Nasarudin atau Panembahan
Tohpati (1677-1713).
• Perpecahan II (1807)
Sampai pada masa pemerintahan
Sultan Anom IV (1798-1803), dimana
terjadi perpecahan karena salah
seorang putranya, yaitu Pangeran Raja
Kanoman, ingin memisahkan diri
membangun kesultanan sendiri dengan
nama Kesultanan Kacirebonan.
Sejak itu di Kesultanan Cirebon
bertambah satu penguasa lagi, yaitu
Kesultanan Kacirebonan, pecahan dari
Kesultanan Kanoman. Sementara tahta
Sultan Kanoman V jatuh pada putra
Sultan Anom IV yang lain bernama
Sultan Anom Abusoleh Imamuddin
(1803-1811).
21. KERAJAAN BANTEN
Kerajaan Banten > sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di Provinsi Banten, Indonesia.
Berawal sekitar tahun 1526, ketika Kerajaan Demak memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat
Pulau Jawa, dengan menaklukan beberapa kawasan pelabuhan kemudian menjadikannya sebagai
pangkalan militer serta kawasan perdagangan.
Maulana Hasanuddin, putera Sunan Gunung Jati berperan dalam penaklukan tersebut. Setelah penaklukan
tersebut, Maulana Hasanuddin mendirikan benteng pertahanan yang dinamakan Surosowan, yang
kemudian hari menjadi pusat pemerintahan setelah Banten menjadi kesultanan yang berdiri sendiri.
Selama hampir 3 abad Kesultanan Banten mampu bertahan bahkan mencapai kejayaan yang luar biasa,
yang diwaktu bersamaan penjajah dari Eropa telah berdatangan dan menanamkan pengaruhnya.
Perang saudara, dan persaingan dengan kekuatan global memperebutkan sumber daya maupun
perdagangan, serta ketergantungan akan persenjataan telah melemahkan hegemoni Kesultanan Banten
atas wilayahnya.
Kekuatan politik Kesultanan Banten akhir runtuh pada tahun 1813 setelah sebelumnya Istana Surosowan
sebagai simbol kekuasaan di Kota Intan dihancurkan, dan pada masa-masa akhir pemerintanannya, para
Sultan Banten tidak lebih dari raja bawahan dari pemerintahan kolonial di Hindia Belanda.
22. KERAJAAN BANTEN
Kesultanan Banten >> kerajaan maritim dan mengandalkan perdagangan dalam menopang perekonomiannya.
Masa Sultan Ageng Tirtayasa (bertahta 1651-1682) dipandang sebagai masa kejayaan Banten.
Sekitar tahun 1680 muncul perselisihan dalam Kesultanan Banten, akibat perebutan kekuasaan dan pertentangan antara
Sultan Ageng dengan putranya Sultan Haji.
Perpecahan ini dimanfaatkan oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang memberikan dukungan kepada
Sultan Haji, sehingga perang saudara tidak dapat dielakkan. Sementara dalam memperkuat posisinya, Sultan Haji atau
Sultan Abu Nashar Abdul Qahar juga sempat mengirimkan 2 orang utusannya, menemui Raja Inggris di London tahun
1682 untuk mendapatkan dukungan serta bantuan persenjataan.
Dalam perang ini Sultan Ageng terpaksa mundur dari istananya dan pindah ke kawasan yang disebut dengan Tirtayasa,
namun pada 28 Desember 1682 kawasan ini juga dikuasai oleh Sultan Haji bersama VOC. Sultan Ageng bersama putranya
yang lain Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf dari Makasar mundur ke arah selatan pedalaman Sunda. Namun pada 14
Maret 1683 Sultan Ageng tertangkap kemudian ditahan di Batavia.
Pada 5 Mei 1683, VOC mengirim Untung Surapati yang berpangkat letnan beserta pasukan Balinya, bergabung dengan
pasukan pimpinan Letnan Johannes Maurits van Happel menundukkan kawasan Pamotan dan Dayeuh Luhur, di mana
pada 14 Desember 1683 mereka berhasil menawan Syekh Yusuf. Sementara setelah terdesak akhirnya Pangeran Purbaya
menyatakan menyerahkan diri.
25. KERAJAAN TERNATE
Ternate - kerajaan Islam di timur yang berdiri pada abad ke-13 > Raja Zainal Abidin (1486-1500).
Zainal Abidin => murid dari Sunan Giri di Kerajaan Demak.
Kerajaan yang terletak di Indonesia Timur menjadi incaran para pedagang karena Maluku kaya akan
rempah-rempah. Kerajaan Ternate cepat berkembang berkat hasil rempah-rempah terutama cengkih.
Ternate dan Tidore hidup berdampingan secara damai. Namun, kedamaian itu tidak berlangsung selamanya.
Setelah Portugis dan Spanyol datang ke Maluku, kedua kerajaan berhasil diadu domba. Akibatnya, antara
kedua kerajaan tersebut terjadi persaingan. Portugis yang masuk Maluku pada tahun 1512 menjadikan
Ternate sebagai sekutunya dengan membangun benteng Sao Paulo. Spanyol yang masuk Maluku pada
tahun 1521 menjadikan Tidore sebagai sekutunya.
Dengan berkuasanya kedua bangsa Eropa itu di Tidore dan Ternate, terjadi pertikaian terus-menerus. Hal itu
terjadi karena kedua bangsa itu sama-sama ingin memonopoli hasil bumi dari kedua kerajaan tersebut. Di
lain pihak, ternyata bangsa Eropa itu bukan hanya berdagang tetapi juga berusaha menyebarkan ajaran
agama mereka. Penyebaran agama ini mendapat tantangan dari Raja Ternate, Sultan Khairun (1550-1570).
Ketika diajak berunding oleh Belanda di benteng Sao Paulo, Sultan Khairun dibunuh oleh Portugis.
26. KERAJAAN TERNATE
Setelah sadar bahwa mereka diadu domba, hubungan kedua kerajaan membaik kembali.
Sultan Khairun kemudian digantikan oleh Sultan Baabullah (1570-1583).
Pada masa pemerintahannya, Portugis berhasil diusir dari Ternate. Keberhasilan itu tidak terlepas dari bantuan Sultan
Tidore. Sultan Khairun juga berhasil memperluas daerah kekuasaan Ternate sampai ke Filipina.
Sementara itu, Kerajaan Tidore mengalami kemajuan > masa pemerintahan Sultan Nuku.
Sultan Nuku berhasil memperluas pengaruh Tidore sampai ke Halmahera, Seram, bahkan Kai di selatan dan Misol di
Irian.
Dengan masuknya Spanyol dan Portugis ke Maluku, kehidupan beragama dan bermasyarakat di Maluku jadi beragam:
ada Katolik, Protestan, dan Islam. Pengaruh Islam sangat terasa di Ternate dan Tidore. Pengaruh Protestan sangat terasa
di Maluku bagian tengah dan pengaruh Katolik sangat terasa di sekitar Maluku bagian selatan.
Maluku - daerah penghasil rempah-rempah yang sangat terkenal bahkan sampai ke Eropa. Itulah komoditi yang menarik
orang-orang Eropa dan Asia datang ke Nusantara.
Proses perdagangan ini pada awalnya menguntungkan masyarakat setempat. Namun, dengan berlakunya politik
monopoli perdagangan, terjadi kemunduran di berbagai bidang, termasuk kesejahteraan masyarakat.
27. KERAJAANTIDORE
Menurut catatan Kesultanan Tidore, kerajaan ini berdiri sejak Jou Kohlano Sahjati naik tahta pada 12 Rabiul awal 502H (1108M).
Namun, lokasi pusat kerajaan tersebut belum diketahui. Asal usul Sahjati bisa dirunut dari kisah kedatangan Djafar Noh dari
negeri Maghribi diTidore. Kemudian Noh menikahi gadis yang bernama Siti Nursafa dan dikaruniai 4 orang putra dan 4 orang
putri. Dari ke 4 orang putra tersebut antaranya Sahjati pendiri kerajaan Tidore.
Awal berdirinya hingga raja yang ke-4, pusat kerajaan Tidore belum bisa dipastikan. Barulah pada era Jou Kolano Balibunga,
informasi mengenai pusat kerajaan Tidore sedikit terkuak, itupun masih dalam perdebatan.
Tempat tersebut adalah Balibunga, namun para pemerhati sejarah berbeda pendapat dalam menentukan di mana sebenarnya
Balibunga ini. Ada yang mengatakannya di Utara Tidore, dan adapula yang mengatakannya di daerah pedalaman Tidore
selatan.
Pada tahun 1495 M, Sultan Ciriliyati naik tahta dan menjadi penguasaTidore pertama yang memakai gelar Sultan. Saat itu,
pusat kerajaan berada di GamTina. Ketika Sultan Mansyur naik tahta tahun 1512 M, ia memindahkan pusat kerajaan dengan
mendirikan perkampungan baru di RumTidore Utara.
Posisi ibukota baru ini berdekatan dengan Ternate, dan diapit oleh Tanjung Mafugogo dan pulau Maitara. Dengan keadaan laut
yang indah dan tenang, lokasi ibukota baru ini cepat berkembang dan menjadi pelabuhan yang ramai.
Dalam sejarahnya, terjadi beberapa kali perpindahan ibukota karena sebab yang beraneka ragam. Pada tahun 1600 M, ibukota
dipindahkan oleh Sultan Mole Majimo(Ala ud-din Syah) ke Toloa di selatan Tidore. Perpindahan ini disebabkan meruncingnya
hubungan dengan Ternate, sementara posisi ibukota sangat dekat, sehingga sangat rawan mendapat serangan.
Pendapat lain menambahkan bahwa, perpindahan didorong oleh keinginan untuk berdakwah membina komunitas Kolano
Toma Banga yang masih animis agar memeluk Islam. Perpindahan ibukota yang terakhir adalah ke LimauTimore di
masa Sultan Saif ud-din (Jou Kota). LimauTimore ini kemudian berganti nama menjadi Soa-Sio hingga saat ini.
28.
29. • Kerajaan Banjar berdiri pada 24 september 1526 sampai berakhirnya perang Banjar yang merupakan keruntuhan
kerajaan
30.
31. KERAJAAN BANJAR
• Kerajaan Banjar => kerajaan Islam di pulau kalimantan yang wilayah kekuasaannya meliputi sebagian besar daerah kalimantan pada
saat sekarang ini.
• Pusat Kerajaan Banjar yang pertama adalah daerah di sekitar Kuin Utara (sekarang di daerah Banjarmasin) , kemudian dipindah ke
martapura setelah keraton di Kuin dihancurkan oleh Belanda.
• Kerajaan ini berdiri - september 1526 dengan Sultan Suriansyah (Raden Samudera) sebagai Sultan pertama Kerajaan Banjar.
Kerajaan Banjar runtuh pada saat berakhirnya Perang Banjar pada tahun 1905.
• Perang Banjar merupakan peperangan yang diadakan kerajaan Banjar untuk melawan kolonialisasi Belanda. Raja terakhir adalah
Sultan Mohammad Seman (1862 - 1905), yang meninggal pada saat melakukan pertempuran dengan belanda di puruk cahu.
• Kerajaan Banjar semakin berkembang dan lama kelamaan luas wilayahnya semakin bertambah. Kerajaan ini pada masa jayanya
membentang dari banjarmasin sebagai ibukota pertama, dan martapura sebagai ibukota pengganti setelah banjarmasin direbut
belanda, daerah tanah laut, margasari, amandit, alai, marabahan, banua lima yang terdiri dari Nagara, Alabio, Sungai Banar,
Amuntai dan Kalua serta daerah hulu sungai barito.
• Kerajaan semakin diperluas ke tanah bumbu, Pulau Laut, Pasir, Berau dan kutai di panati timur. Kotawaringin, Landak, Sukadana
dan sambas di sebelah barat. Semua wilayah tersebut adalah Wilayah Kerajaan Banjar (yang apabila dilihat dari peta zaman
sekarang, Kerajaan Banjar menguasai hampir seluruh wilayah kalimantan di 4 provinsi yang ada). Semua wilayah tersebut
membayar pajak dan upeti. Semua daerah tersebut tidak pernah tunduk karena ditaklukkan,tetapi karena mereka mengakui
berada di bawah Kerajaan Banjar, kecuali daerah pasir yang ditaklukkan pada tahun 1663
32. KERAJAAN BANJAR
• RAJA-RAJA KERAJAAN BANJAR
1. 1526 - 1545 : Pangeran Samudra yang kemudian bergelar Sultan Suriansyah, Raja
pertama yang memeluk Islam.
2. 1545 - 1570 : Sultan Rahmatullah
3. 1570 - 1595 : Sultan Hidayatullah
4. 1595 - 1620 : Sultan Mustain Billah, Marhum Penambahan yang dikenal sebagai Pangeran
Kecil. Sultan inilah yang memindahkan Keraton Ke Kayutangi, Martapura, karena keraton di
Kuin yang hancur diserang Belanda pada Tahun 1612
5. 1620 - 1637 : Ratu Agung bin Marhum Penembahan yang bergelar Sultan Inayatullah
6. 1637 - 1642 : Ratu Anum bergelar Sultan Saidullah
7. 1642 - 1660 : Adipati Halid memegang jabatan sebagai Wali Sultan, karena anak Sultan
Saidullah, Amirullah Bagus Kesuma belum dewasa
8. 1660 - 1663 : Amirullah Bagus Kesuma memegang kekuasaan hingga 1663, kemudian
Pangeran Adipati Anum (Pangeran Suriansyah) merebut kekuasaan dan memindahkan
kekuasaan ke Banjarmasin
33. KERAJAAN BANJAR
9. 1663 - 1679 : Pangeran Adipati Anum setelah merebut kekuasaan memindahkan pusat pemerintahan Ke
Banjarmasin bergelar Sultan Agung
10. 1679 - 1700 : Sultan Tahlilullah berkuasa
11. 1700 - 1734 : Sultan Tahmidullah bergelar Sultan Kuning
12. 1734 - 1759 : Pangeran Tamjid bin Sultan Agung, yang bergelar Sultan Tamjidillah
13. 1759 - 1761 : Pangeran Muhammad Aliuddin Aminullah
14. 1761 - 1801 : Pangeran Nata Dilaga sebagai wali putera Sultan Muhammad Aliuddin yang belum dewasa tetapi
memegang pemerintahan dan bergelar Sultan Tahmidullah
15. 1801 - 1825 : Sultan Suleman Al Mutamidullah bin Sultan Tahmidullah
16. 1825 - 1857 : Sultan Adam Al Wasik Billah bin Sultan Suleman
17. 1857 - 1859 : Pangeran Tamjidillah
18. 1859 - 1862 : Pangeran Antasari yang bergelar Panembahan Amir Oeddin Khalifatul Mu'mina
19. 1862 - 1905 : Sultan Muhammad Seman yang merupakan Raja terakhir dari Kerajaan Banjar
Setelah dikalahkannya Sultan Muhammad Seman oleh Belanda pada tahun 1905, praktis seluruh wilayah Kerajaan
banjar jatuh ke tangan Belanda dan Kerajaan Banjar runtuh.
35. •Keraton Keraton adalah tempat menghadapnya pejabat-pejabat negara
kepada raja, sekaligus sebagai tempat kediaman raja beserta keluarga.
Peninggalan sejarah berupa keraton, misalnya:
a.Keraton Kasepuhan di Cirebon
b.Keraton Kanomanan di Cirebon
c.Keraton Kasultanan Yogyakarta
d.Keraton Kasunanan Surakarta
e.Keraton Mangkunegara
f.Keraton Kasultanan Aceh
g.Keraton Sumenep Madura, dsb.
36. MASJID
•Masjid sebagai tempat ibadah umat Islam yang dibangun pada masa perkembangan agama Islam di Indonesia
mempunyai ciri arsitektur yang khas yang tidak lazim kita jumpai negara-negara lain. Ciri-ciri itu diantaranya:
a. Denah masjid berbentuk persegi empat
b. Disekitar masjid dibuat kolam air untuk berwudhu
c. Mihrabnya melengkung meyerupai kalamkara
d. Mimbarnya berbentuk bunga teratai
e. Masjid-masjid tua di Indonesia umumnya beratap tupang/bertingkat-tingkat serupa meru (kayangan menurut
agama Hindu) dan beberapa diantaranya bentuk atapnya berbentuk seperti kubah.
f. Umumnya masjid Agung di Indonesia menghadap alun-alun kota
Contoh masjid kuno di Indonesia:
a. Masjid Agung Demak
b. Masjid Agung Ampel di Ampeldhenta Surabaya
c. Masjid Kudus
d. Masjid Indrapura Aceh
e. Masjid Kudus, keistimewaannya menaranya miring
f. Masjid Raya Banda Aceh
g. Masjid Raya Medan
37. MAKAN DAN BATU NISAN
• Nisan > sebuah bentuk bangunan sebagai penanda dimakamkannya jenazah seseorang. Adapun beberapa batu nisan
peninggalan sejarah Islam di Indonesia antara lain sebagai berikut:
• Batu Nisan Malik Al saleh (raja pertama dari Kerajaan Samudra Pasai) => terdapat di Lhokseumawe, Aceh Utara, dibuat
pada tahun 635 H atau 1296 M.
• Batu Nisan Leran, dibuat pada tahun 1082 M. Terdapat tulisan dengan menggunakan huruf dan bahasa Arab - diketahui
bahwa batu nisan tersebut dibuat sebagai tanda makam seorang wanita islam bernama Fatimah binti Ma'imun. Batu
Nisan Leran terdapat di Leran, Gresik, Jawa Timur.
38. • Batu Nisan Makam Hasanuddin
Makam Sultan Hasanuddin di Temalette, Gowa, Sulawesi Selatan, satu komplek dengan pemakaman raja-raja
Gowa dan Tallo. Cungkup yang dibangun pada makan tersebut disebut kumbang, berbentuk kijing Kumbang terbuat
dari batu-batu batangan berbentuk prisma, kemudian disusun membentuk limas terpotong dengan alas berbentuk
kubus. Di dalamnya terdapat ruangan. Disitu terdapat batu nisan yang didirikan diatas makam.
Batu Nisan Makam Maulana Malik Ibrahim
• Batu nisan ini didirikan diatas makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik Jawa TImur. Selain batu nisan di atas, di
Indonesia terdapat beberapa makam peninggalan sejarah Islam. Di antaranya makam-makam yang di maksud
antara lain:
• Makam Sunan Gunung Jati di Cirebn
• Makam Sunan Ampel di Surabaya
• Makam Sunan Drajat di Lamongan, Jawa Timur
• Makam Sunan Bonang di Tuban, Jawa Timur
• Makam Sunan Tembayat di Klaten, Jawa Tengah
• Makam Sendangdhuwur di Tuban
• Makam Imogiri di Yogyakarta
MAKAN DAN BATU NISAN
39. Pesantren > lembaga yang mengajarkan Islam.
Pesantren pertama kali didirikan di daerah Jawa dan Madura oleh
para kiai. Pesantren pertama ini dibangun pada masa Sunan Ampel
yaitu pada masa pemerintahan Prabu Kertawijaya dari Majapahit.
Pesatren kemudian berkembang pesat dan melahirkan kelompok-
kelompok terpelajar. Para santri belajar bahasa Arab, kitab Kuning,
fiqih, pendalaman Al Quran, tahuhid, akhlak, dan tradisi tasawuf.
Beberapa pesantren besar yang ada di Indonesia : Pesantren Tebuireng
di Jombang, Pesantren Lasem di Rembang, Pesantren Lirboyo di
Kediri, Pesantren Asembagus di Situbondo, Pesantren As-Shiddiqiyyah
di Jakarta, Al-Kautsar Medan.
40. SENI SASTRA
Seni Sastra Seni sastra pada masa perkembangan Islam di Indonesia umumnya
berkembang di sekitar Selat Malaka dan Pulau Jawa. Pada umumnya berisi ajaran
khusus, misal tasawuf, filsafat, kemasyarakatan dan tuntunan budi pekerti.
Peninggalan tersebut antara lain:
Suluk. Suluk berisi ajaran tasawuf, misal: Suluk Sukarsa, Suluk Wujil dan Suluk
Malang Sumurang.
Syair. Misal syair perahu dan syair si Burung Pinggai karya Hamzah Fanzur
Hikayat. Misal: Hikayat Amir Hamzah, Bayam Budiman, Hikayat Hangtuah,
Hikayat Jauhar Manikam, Hikayat 1001 malam, dll
Badah. Badah adalah cerita sejarah yang isinya cenderung bersifat cerita pada
bernilai sejarah. Misal: Sejarah Negeri Kedah, Badah Tanah Jawi, Badah Gianti,
Sejarah Melayu (Salawat Usalatin) dll.
Kitab ajaran Budi Pekerti. Misal: Nitisuri, Nitisastra dan Astabrata
Kitab tentang politik pemerintahan. Misal: Sastra Gending dan Adat Makhuta Alam.
41. PERAYAAN KEAGAMAAN
• 1. HALAL BIHALAL
• Tradisi halal bihalal merupakan tradisi khas yang dilakukan bangsa Indonesia. Dikatakan khas karena di Arab Saudi sebagai
tempat awal mula Islam lahir tidak ditemukan tradisi halal bihalal. Halal bihalal dilakukan pada bulan Syawal setelah umat
Islam melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Dengan demikian tradisi halal bihalal sangat erat kaitanya dengan
perayaan Idul Fitri.
• Tujuan - untuk menjalin tali silaturahmi dan saling memaafkan. Halal bihalal dilakukan di berbagai lapisan masyarakat, mulai
tingkat keluarga, RT, RW, Desa, Kecamatan bahkan di istana kepresidenan pun dilakukan tradisi halal bihalal.
• Istilah Halal bihalal berasal dari > bahasa Arab (halla atau halal) tetapi tradisi halal bi halal itu sendiri bukan berasal dari Timur
Tengah. Bahkan bisa jadi ketika arti kata ini ditanyakan kepada orang Arab, mereka akan kebingungan dalam
menjawabnya. Demikian juga dengan kata silaturrahmi yang pemakaiannya telah salah kaprah. Yang benar adalah silaturrahim
• Halal bi Halal sebagai sebuah tradisi khas Islam Indonesia lahir dari sebuah proses sejarah. Tradisi ini digali dari kesadaran batin
tokoh-tokoh umat Islam masa lalu untuk membangun hubungan yang harmonis (silaturrahim) antarumat. Dengan acara halal bi
halal, pemimpin agama, tokoh-tokoh masyarakat dan pemerintah akan berkumpul, saling berkomunikasi dan saling bertukar
informasi. Dari komunikasi yang terbangun diharapkan berbagai persoalan akan dicarikan jalan keluarnya.
• Pada acara halal bi halal semua orang mengucapkan mohon ma'af lahir dan batin. Hal ini mengandung maksud bahwa ketika
secara lahir telah mema'afkan yang ditandai dengan berjabat tangan atau mengucapkan kata ma'af, maka batinnya juga harus
dengan tulus memaafkan dan tidak lagi tersisa rasa dendam dan sakit hati.
42. PERAYAAN KEAGAMAAN
• 2. KUPATAN (BAKDO KUPAT)
• Di Pulau Jawa bahkan sudah berkembang ke daerah-daerah lain terdapat tradisi kupatan. Tradisi membuat kupat
ini biasanya dilakukan seminggu setelah Idul Fitri. Biasanya masyarakat berkumpul di suatu tempat seperti
mushala dan masjid untuk mengadakan selamatan dengan hidangan yang didominasi kupat (ketupat).
• Kupat merupakan makanan yang terbuat dari beras dan dibungkus anyaman (longsong) dari janur kuning (daun
kelapa yang masih muda) tersebut banyak dijumpai di pasar-pasar dalam bentuk matang atau hanya
longsongnya dan bisa dimasak sendiri. Dan saat ini ketupat menjadi maskot Hari Raya Idul Fitri.
• Oleh para Wali, tradisi membuat kupat itu dijadikan sebagai sarana untuk syiar agama. Dalam tradisi tersebut
dihadirkan upacara kupatan yang perlengkapannya menggunakan ketan, kolak, dan apem (serabi) yang diberi
wadah daun pisang yang dibentuk sedemikian rupa menjadi takir.
• Ketan sebagai perlambang yang diambil dari kata khatam (selesai), takir dari kata zikir, danapem dari kata afwan
atau ampunan.
• Oleh sebagian besar masyarakat, kupat juga menjadi singkatan atau di-jarwo dhosok-kan menjadi rangkaian kata
yang sesuai dengan momennya yaitu Lebaran. Kupat adalah singkatan daringaku lepat (mengakui kesalahan) dan
menjadi simbol untuk saling memaafkan.
43. PERAYAAN KEAGAMAAN
• 3. DUGDERAN DI SEMARANG
• Tradisi dugderan > tradisi khas yang dilakukan oleh masyarakat Semarang, Jawa Tengah. Tradisi Dugderan
dilakukan untuk menyambut datangnya bulan puasa.
• Tradisi dugderan biasanya diawali dengan pemberangkatan peserta karnaval dari Balaikota Semarang.
Diperkirakan sekitar pukul 12.15 WIB peserta karnaval diberangkatkan dengan penyerahan penghargaan bagi
peserta lomba “Warak Ngendog” (semacam patung yang menjadi maskot dugderan). Menampilkan Warag
Dugder dan iring-iringan karnaval menuju masjid Kauman Semarang.
• Ritual dugderan akan dilaksanakan setelah shalat Asar yang diawali dengan musyawarah untuk menentukan
awal bulan Ramadan yang diikuti oleh para ulama. Hasil musyawarah itukemudian diumumkan kepada
khalayak. Sebagai tanda dimulainya berpuasa dilakukan pemukulan bedug. Hasil musyawarah ulama yang telah
dibacakan itu kemudian diserahkan kepada Kanjeng Gubernur Jawa Tengah. Setelah itu Kanjeng Bupati
Semarang (Walikota Semarang) dan Gubernur bersama-sama memukul bedug kemudian diakhiri dengan doa.
• Dalam acara ini biasanya juga dipentaskan tarian Jipin yang dibawakan oleh 100 penari dari Semarang dan
Demak
44. PERAYAAN KEAGAMAAN
• 4. Sekaten di Surakarta dan Yogyakarta
• Tradisi Sekaten dilaksanakan setiap tahun di Karaton Surakarta
Jawa Tengah dan Keraton Yogyakarta. Tradisi ini dilaksanakan
dan dilestarikan sebagai wujud Mikul Dhuwur Mendhem
Jero(kegiatan mengenang jasa-jasa) dari Karaton Surakarta
maupun Yogyakarta terhadap perjuangan Walisongo yang
telah berhasil menyebarkan tuntunan Nabi Muhammad s.a.w.
di tanah Jawa. Kelahiran Nabi Muhammad saw. tersebut konon
diperingati oleh para wali di keraton Demak selama seminggu,
dari tanggal 5-15 Rabiul Awwal. Peringatan yang lazim dinamai
Maulud Nabi itu, oleh para wali disebut Sekaten, yang berasal
dari kata Syahadatain (dua kalimat Syahadat).
• Tradisi menabuh gamelan dilestarikan di Karaton Surakarta,
tepatnya di Bangsal Pagongan, Mesjid Agung Karaton Surakarta.
Sedangkan di Yogyakarta dilaksanakan di kompleks Masjid Gede
Kauman dengan menyuguhkan dua gamelan pusaka keraton,
yaitu Kiai Nagawilaga dan Kiai Guntur Madu.
• 5. Kerobok Maulid di Kutai dan Pawai Obor di
Manad
• Di Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya kawasan
Kedaton Kutai Kartanegara juga dieselenggarakan
tradisi yang dinamakan dengan Kerobok Maulid. Istilah
Kerobok berasal dari Bahasa Kutai yang artinya
berkerubun atau berkerumun oleh orang banyak.
Tradisi ini dilaksanakan dalam rangka memperingati
kelahiran Nabi Muhammad SAW, tanggal 12 Rabiul
Awwal. Tradisi Kerobok Maulid dipusatkan di halaman
Masjid Jami' Hasanuddin, Tenggarong.
• Kegiatan diawali dengan pembacaan Barzanji di Masjid
Jami Hasanudin Tenggarong. Kemudian dari Keraton
Sultan Kutai, puluhan prajurit Kesultanan akan keluar
dengan membawa usung-usungan yang berisi
makanan kue tradisional, puluhan bakul Sinto atau
bunga/kembang rampai dan Astagona.
45. PERAYAAN KEAGAMAAN
• 6. Grebeg Besar di Demak
• Tradisi Grebeg Besar > upacara tradisional yang setiap tahun dilaksanakan di Kabupaten Demak Jawa
Tengah. Tradisi ini dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah bertepatan dengan datangnya Hari raya Idul
Adha atau Idul Kurban. Tradisi ini cukup menarik karena Demak merupakan pusat perjuangan Walisongo
dalam berdakwah.
• 7. Tradisi Rabu Kasan di Bangk
• Tradisi Rebo Kasan dilaksanakan di Kabupaten Bangka setiap tahun, tepatnya pada hari rabu terakhir
bulan Safar. Hal ini sesuai dengan namanya, yakni Rabu Kasan berasal dari kara Rabu Pungkasan
(terakhir).
• Upacara Rabu Kasan sebenarnya tidak hanya dilakukan di Bangka saja, namun di daerah lain seperti di
Bogor jawa Barat dan Gresik Jawa Timur. Pada dasrnya maksud dari tradisi ini sama, yaitu untuk
memohon kepada Allah SWT agar dijauhkan dari bala’ (musibah dan bencana).
• Tepat pada hari Rabu Kasan, kira-kira pukul 07.00 WIB semua penduduk yang akan mengikuti upacara
telah hadir ke tempat upacara dengan membawa sedulang makanan, ketupat tolak bala sebanyak
jumlah keluarga masing-masing. Setelah berkumpul semua sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
baru acara segera dimulai.