Monitoring merupakan kegiatan pengambilan data dan informasi pada ekosistem terumbu karang atau pada manusia yang memanfaatkan sumberdaya terumbu karang tersebut. Idealnya, seorang pengelola terumbu karang harus menguasai dasar-dasar monitoring yang terdiri dari berbagai macam parameter yang dapat atau tidak berubah sepanjang waktu.
Ada dua macam tipe umum monitoring, yaitu monitoring ekologi dan monitoring sosial-ekonomi. Parameter-parameter yang digunakan dalam kedua macam monitoring tersebut seringkali berhubungan sangat dekat, sehingga monitoring ekologi dan sosial-ekonomi dapat dilakukan pada tempat dan waktu yang bersamaan.
Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan Terancam Punah (penyu, hiu, pari, dan...Didi Sadili
Populasi penyu, hiu, pari, dan mamalia laut di perairan Indonesia kian menyusut, untuk itu perlu aksi nyata dalam perlindungan dan pelestariannya. Salah satu bentuk konservasinya adalah pemasangan lampu pendar pada jaring ikan yang digunakan nelayan. Namun demikian, perlu pertimbangan masak-masak untuk menerapkan lampu pendar tersebut
Monitoring merupakan kegiatan pengambilan data dan informasi pada ekosistem terumbu karang atau pada manusia yang memanfaatkan sumberdaya terumbu karang tersebut. Idealnya, seorang pengelola terumbu karang harus menguasai dasar-dasar monitoring yang terdiri dari berbagai macam parameter yang dapat atau tidak berubah sepanjang waktu.
Ada dua macam tipe umum monitoring, yaitu monitoring ekologi dan monitoring sosial-ekonomi. Parameter-parameter yang digunakan dalam kedua macam monitoring tersebut seringkali berhubungan sangat dekat, sehingga monitoring ekologi dan sosial-ekonomi dapat dilakukan pada tempat dan waktu yang bersamaan.
Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan Terancam Punah (penyu, hiu, pari, dan...Didi Sadili
Populasi penyu, hiu, pari, dan mamalia laut di perairan Indonesia kian menyusut, untuk itu perlu aksi nyata dalam perlindungan dan pelestariannya. Salah satu bentuk konservasinya adalah pemasangan lampu pendar pada jaring ikan yang digunakan nelayan. Namun demikian, perlu pertimbangan masak-masak untuk menerapkan lampu pendar tersebut
Padang lamun merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem pesisir, selain mangrove
dan karang. Ketiga ekosistem tersebut memiliki peran yang penting dan saling terkait di
wilayah pesisir sehingga kerusakan pada satu ekosistem kemungkinan dapat memberikan
dampak negatif pada ekosistem lainnya. Oleh karena itu, pemantauan ekosistem lamun
cukup penting untuk menunjang keberlanjutan pemantauan kesehatan karang pada program
COREMAP-CTI.
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Land Application atau aplikasi lahan adalah pemanfaatan limbah cair dari industri kelapa sawit untuk digunakan sebagai bahan penyubur atau pemupukan tanaman kelapa sawit dalam areal perkebunan kelapa sawit itu sendiri.
Dasar dari land application ini adalah bahwa dalam limbah cair pabrik kelapa sawit mengandung unsur-unsur tanaman yang dapat menyuburkan tanah.
Unsur-unsur tersebut adalah Nitogen, Phosphor dan Kalium. Jumlah Nitrogen dan Kalium dalam limbah cair pabrik kelapa sawit sangat besar, sehingga dapat bertindak sebagai nutrisi untuk tumbuh-tumbuhan.
Limbah cair pabrik kelapa sawit yang dapat digunakan untuk land application adalah limbah cair yang sudh diolah sedemikian rupa sehingga kadar BOD-nya berkisar antara 3.500 mg/l sampai 5.000 mg/l.
Dengan komposisi yang cukup kaya akan unsur hara (N, P dan K), maka limbah cair tersebut mempunyai potensi yang baik untuk menggantikan peran pupuk an-organik.
Dengan pemanfaatan limbah cair tersebut untuk keperluan pemupukan, maka dengan sendirinya jumlah limbah cair yang masih harus diolah juga akan berkurang. Jadi land application akan mengurangi beban biaya dan waktu untuk pengolahan limbah.
Pemanfaatan limbah cair dengan land application dapat menurunkan biaya pengolahan limbah 50%-60%.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli perkebunan sawit di Indonesia, limbah cair pabrik kelapa sawit yang sudah diolah (BOD maksimal 5.000 mg/l) merupakan sumber air dan nutrisi tanaman.
Disamping itu limbah cair tersebut juga mampu memperbaiki sifat dan struktur fisik tanah, meningkatkan infiltrasi tanah, meningkatkan kelembaban tanah, menambah kandungan senyawa organik, menaikkan pH tanah, meningkatkan aktivitas mikro flora dan fauna tanah dan dapat meningkatkan produksi tanaman kelapa sawit.
Laporan hasil magang muhammad halim 120254241031 tekn ik transplantasi lamunmuhammad halim
Padang lamun merupakan salah satu ekosistem pesisir yang sangat produktif dan bersifat dinamik. Faktor-faktor lingkungan yaitu faktor fisik, kimia, dan biologi secara langsung berpengaruh terhadap ekosistem padang lamun. Padang lamun menyediakan habitat bagi banyak hewan laut dan bertindak sebagai penyeimbang substrat, (McKenzie, 2008; Wulandari, dkk, 2013).
McKenzie, 2008; Wulandari, 2013, hampir 54 % padang lamun di seluruh dunia telah hilang. Hilangnya padang lamun secara global terjadi sejak tahun 1980, atau bisa dikatakan setiap jamnya lamun seluas 2 lapangan bola hilang.
Padang lamun di Indonesia yang diperkirakan seluas sekitar 30.000 km2 (Nontji, Trismades). Namun di Indonesia ekosistem lamun sudah banyak terancam baik oleh aktivitas alami maupun oleh aktivitas manusia. Penyebab utama hilangnya padang lamun adalah kegiatan manusia termasuk kerusakan secara mekanis (pengerukan dan jangkar), pengendapan, dan pengaruh pembangunan konstruksi daerah pesisir. Hilangnya padang lamun diduga akan terus bertambah akibat tekanan pertumbuhan penduduk di daerah pesisir (Koswara, 2009; Wulandari, dkk, 2013).
Melihat kerusakan yang terus terjadi pada padang lamun baik karena aktivitas alami maupun karena aktvitas manusia, maka perlu dilakukan usaha rehabilitasi untuk mengembalikan kondisi padang lamun menjadi lebih baik. Salah satu usaha rehabilitasi padang lamun adalah kegiatan transplantasi lamun. Transplantasi lamun belum banyak berkembang di Indonesia, namun telah berkembang di luar negeri dengan metode dan jenis yang berbeda.
Padang lamun merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem pesisir, selain mangrove
dan karang. Ketiga ekosistem tersebut memiliki peran yang penting dan saling terkait di
wilayah pesisir sehingga kerusakan pada satu ekosistem kemungkinan dapat memberikan
dampak negatif pada ekosistem lainnya. Oleh karena itu, pemantauan ekosistem lamun
cukup penting untuk menunjang keberlanjutan pemantauan kesehatan karang pada program
COREMAP-CTI.
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Land Application atau aplikasi lahan adalah pemanfaatan limbah cair dari industri kelapa sawit untuk digunakan sebagai bahan penyubur atau pemupukan tanaman kelapa sawit dalam areal perkebunan kelapa sawit itu sendiri.
Dasar dari land application ini adalah bahwa dalam limbah cair pabrik kelapa sawit mengandung unsur-unsur tanaman yang dapat menyuburkan tanah.
Unsur-unsur tersebut adalah Nitogen, Phosphor dan Kalium. Jumlah Nitrogen dan Kalium dalam limbah cair pabrik kelapa sawit sangat besar, sehingga dapat bertindak sebagai nutrisi untuk tumbuh-tumbuhan.
Limbah cair pabrik kelapa sawit yang dapat digunakan untuk land application adalah limbah cair yang sudh diolah sedemikian rupa sehingga kadar BOD-nya berkisar antara 3.500 mg/l sampai 5.000 mg/l.
Dengan komposisi yang cukup kaya akan unsur hara (N, P dan K), maka limbah cair tersebut mempunyai potensi yang baik untuk menggantikan peran pupuk an-organik.
Dengan pemanfaatan limbah cair tersebut untuk keperluan pemupukan, maka dengan sendirinya jumlah limbah cair yang masih harus diolah juga akan berkurang. Jadi land application akan mengurangi beban biaya dan waktu untuk pengolahan limbah.
Pemanfaatan limbah cair dengan land application dapat menurunkan biaya pengolahan limbah 50%-60%.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli perkebunan sawit di Indonesia, limbah cair pabrik kelapa sawit yang sudah diolah (BOD maksimal 5.000 mg/l) merupakan sumber air dan nutrisi tanaman.
Disamping itu limbah cair tersebut juga mampu memperbaiki sifat dan struktur fisik tanah, meningkatkan infiltrasi tanah, meningkatkan kelembaban tanah, menambah kandungan senyawa organik, menaikkan pH tanah, meningkatkan aktivitas mikro flora dan fauna tanah dan dapat meningkatkan produksi tanaman kelapa sawit.
Laporan hasil magang muhammad halim 120254241031 tekn ik transplantasi lamunmuhammad halim
Padang lamun merupakan salah satu ekosistem pesisir yang sangat produktif dan bersifat dinamik. Faktor-faktor lingkungan yaitu faktor fisik, kimia, dan biologi secara langsung berpengaruh terhadap ekosistem padang lamun. Padang lamun menyediakan habitat bagi banyak hewan laut dan bertindak sebagai penyeimbang substrat, (McKenzie, 2008; Wulandari, dkk, 2013).
McKenzie, 2008; Wulandari, 2013, hampir 54 % padang lamun di seluruh dunia telah hilang. Hilangnya padang lamun secara global terjadi sejak tahun 1980, atau bisa dikatakan setiap jamnya lamun seluas 2 lapangan bola hilang.
Padang lamun di Indonesia yang diperkirakan seluas sekitar 30.000 km2 (Nontji, Trismades). Namun di Indonesia ekosistem lamun sudah banyak terancam baik oleh aktivitas alami maupun oleh aktivitas manusia. Penyebab utama hilangnya padang lamun adalah kegiatan manusia termasuk kerusakan secara mekanis (pengerukan dan jangkar), pengendapan, dan pengaruh pembangunan konstruksi daerah pesisir. Hilangnya padang lamun diduga akan terus bertambah akibat tekanan pertumbuhan penduduk di daerah pesisir (Koswara, 2009; Wulandari, dkk, 2013).
Melihat kerusakan yang terus terjadi pada padang lamun baik karena aktivitas alami maupun karena aktvitas manusia, maka perlu dilakukan usaha rehabilitasi untuk mengembalikan kondisi padang lamun menjadi lebih baik. Salah satu usaha rehabilitasi padang lamun adalah kegiatan transplantasi lamun. Transplantasi lamun belum banyak berkembang di Indonesia, namun telah berkembang di luar negeri dengan metode dan jenis yang berbeda.
Sistem sirkulasi (sistem peredaran darah manusia)Wulung Gono
Sistem sirkulasi atau sistem peredaran darah manusia mencakup organ dan jaringan yang saling bersinergi membentuk sistem yang berfungsi untuk: mengangkut zat makanan dan zat sisa hasil metabolisme, mengangkut zat buangan dan substansi beracun menuju hati untuk dinetralkan, mengangkut zat buangan dan substansi beracun menuju ginjal untuk dikeluarkan dari tubuh, mendistribusikan hormon dari kelenjar, mengatur suhu tubuh melalui aliran darah, mencegah hilangnya darah melalui mekanisme pembekuan darah, dan melindungi tubuh dari bakteri dan virus dengan mensirkulasikan antibodi dan sel darah putih. Adapun organ dan jaringan yang dimaksud adalah jantung, pembuluh darah, dan darah.
Variasi kandungan Karagenan dan Bahan Gel yang Berasal dari Budidaya Kappaphycus alvarezii (Doty) Doty yang Dipengaruhi Oleh Parameter Lingkungan di Perairan Teluk Palk, Tamil Nadu, Pantai India Tenggara.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
2. A. Latar Belakang
Padang lamun merupakan salah satu ekosistem pesisir
yang sangat produktif dan bersifat dinamik. Faktor-
faktor lingkungan yaitu faktor fisik, kimia, dan biologi
secara langsung berpengaruh terhadap ekosistem
padang lamun. Padang lamun menyediakan habitat
bagi banyak hewan laut dan bertindak sebagai
penyeimbang substrat, (McKenzie, 2008; Wulandari,
dkk, 2013).
3. Melihat kerusakan yang terus terjadi pada padang
lamun baik karena aktivitas alami maupun karena
aktivitas manusia, maka perlu dilakukan usaha
rehabilitasi untuk mengembalikan kondisi padang
lamun menjadi lebih baik. Salah satu usaha rehabilitasi
padang lamun adalah kegiatan transplantasi lamun.
4. B.Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini untuk mempelajari teknik
transplantasi lamun yang dilakukan di Balai Taman
Nasional Kepulauan Seribu (BTNKpS) DKI Jakarta.
C. Manfaat
Manfaat dari kegiatan ini adalah menguasai
kemampuan untuk melakukan rehabilitasi lamun
dengan salah satu teknik yaitu transplantasi lamun
untuk memperbaiki kondisi padang lamun yang
mengalami kerusakan atau menciptakan padang
lamun baru di lokasi yang belum ditumbuhi lamun.
5. A. Waktu dan Tempat
Kegiatan transplantasi lamun ini dilaksanakan pada
bulan Agustus 2014, dengan lokasi; pengambilan bibit
dilakukan Pulau Panggang bagian selatan dan Pulau
Pramuka bagian Utara, sedangkan penanaman lamun
di lakukan di Pulau Pramuka bagian Timur.
6. Keterangan : Kotak bewarna hijau yang ditunjukkan
anak panah lokasi pengambilan bibit di Pulau
Panggang bagian Selatan dan Kotak bewarna kuning
yang ditunjukkan anak panah lokasi pengambilan
bibit di Pulau Pramuka bagian Utara.
Peta lokasi pengambilan bibit lamun
7. Peta Lokasi Transplantasi lamun
Keterangan : Kotak bewarna merah yang ditunjukkan anak
panah adalah lokasi transplantasi lamun di Pulau Pramuka
bagian Timur.
9. B. Alat dan Bahan
NO NAMA ALAT JUMLAH KETERANGAN
1 Alat Snorkling 5 buah Digunakan untuk mengambil bibit dan mengembalikan bibit di perairan
2 Kapal 1 buah Alat transportasi
3 Kamera under water 1 buah Untuk dokumentasi selama kegiatan transplantasi lamun
4 GPS 1 buah Untuk menentukan titik koordinat
5 Frame 5 buah Media untuk transplantasi lamun
6 pH meter 1 buah Alat ukur pH dan suhu
7 Refraktometer 1 buah Alat ukur salinitas
8 Linggis 1 buah Digunakan untuk mengambil bibit
9 Sepatu boot 2 buah Pelindung kaki selama transplantasi lamun
10 Box 1 buah Untuk meletakkan bibit lamun yang baru diambil
11 Kertas tisu 150 buah Untuk mengikat bibit lamun ke frame
12 Gunting 2 buah Untuk memotong benih
13 Alat tulis 1 buah Mencatat proses selama kegiatan
14 Bibit lamun 125 buah Objek penanaman
10. 1. Pemilihan Lokasi Transplantasi
Pemilihan lokasi kegiatan untuk melakukan
transplantasi lamun mengikuti cara yang di jelaskan
oleh F.T. Short et all, (2002); BTNKpS (2006) dengan
sedikit perubahan untuk menyesuaikan dengan kondisi
lokasi yang akan di lakukan transplantasi. Informasi
tentang karakteristik padang lamun yang ada / sumber
bibit (reference sites) pada lokasi yang akan dilakukan
transplantasi diambil untuk perhitungan indeks
kesesuaian lokasi penanaman atau preliminary
transplant suitability index (PTSI) dan memilih
proritasnya.
C.Prosedur Kerja
11. 2. Pemilihan Jenis Lamun
Pemilihan jenis lamun yang akan dijadikan bibit dalam
kegiatan transplantasi lamun didasarkan pada jenis-jenis yang
secara alami tumbuh dominan dan merupakan jenis pioner di
kawasan yang akan dilakukan transplantasi.
3. Pemilihan Metode Penanaman
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan
transplantasi lamun ini adalah metode TERFs. TERFs adalah
unit penanaman lamun berupa tunas muda yang diikatkan
pada frame besi ( TERFs frame ). Pada metode ini tunas
lamun yang muda diikatkan pada frame besi dengan
menggunakan material yang mudah larut seperti kertas tissue
12. 4. Teknik Pengambilan Bibit
Pengambilan Bibit Lamun dengan Menggunakan Linggis
(difungsikan sebagai pembuat cekungan pada subtrat disekitar
bibit lamun), adapun caranya sebagai berikut :
1.Pilih lokasi yang memiliki tingkat populasi lamun yang tinggi (
banyak ).
2. Linggis yang telah disiapkan ditusuk-tusuk kedalam subtrat
sampai lamun terlepas dengan akar-akarnya.
3. Bersihkan pasir (subtrat) yang melekat di akar-akar lamun
dengan cara dikipas.
4. Pilih lamun yang akan dijadikan cikal bakal bibit.
5. Masukkan bibit yang telah dipilih kedalam box berisi air dan
hindari kontak langsung dengan matahari agar bibit lamun tidak
mudah layu (waktu toleransi dari bibit lamun di dalam box yang
berisi air asin paling lama 2 jam dengan keadaan terlindung dari
sinar matahari langsung).
13. Pengambilan Bibit Lamun dengan Menggunakan Kipas Plastik
(difungsikan untuk menyingkirkan subtrat disekitar bibit
lamun), adapun caranya sebagai berikut :
1. Pilih lokasi yang memiliki tingkat populasi lamun yang
tinggi ( banyak ).
2. Kipas plastik yang telah disiapkan selanjutnya dikipas-kipas
di sekitar akar lamun, sampai tunas baru muncul atau
kelihatan.
3. Tunas baru yang muncul atau kelihatan selanjutnya di ambil.
4. Pilih lamun yang akan dijadikan cikal bakal bibit.
5. Masukkan bibit yang telah dipilih kedalam box berisi air dan
hindari kontak langsung dengan matahari agar bibit lamun
tidak mudah layu (waktu toleransi dari bibit lamun di dalam
box yang berisi air asin paling lama 2 jam dengan keadaan
terlindung dari sinar matahari langsung).
14. 5. Teknik Penanaman dengan Metode TERFs.
1. Siapkan frame besi / kawat ukuran 60 cm X 60 cm dan tisu
pengikat yang telah digulung usahakan kedua alat ini jangan
sampai basah.
2. Benih yang telah ada, dipotong pada rimpangnya minimal
memilki dua tunas muda.
3. Benih yang telah dipotong diikat pada frame dengan
menggunakan tisu dengan cara disimpul.
4. Jumlah bibit lamun 5 buah tiap barisnya jadi, satu frame diisi
25 buah bibit lamun.
5. Setelah proses pengikatan selesai frame dan bibit siap untuk
ditanam dengan cara membalikkan frame dan selanjutnya
diletakkan diatas subtrat dengan sedikit tekanan sehingga frame
besi/kawat bagian bawah dapat masuk beberapa centimeter ke
dalam subtrat.
15. Kerapatan penanaman lamun dengan metode frame
Keterangan : Kotak hitam adalah bibit yang akan di tanam
dan diikatkan dengan tisu yang telah digulung dengan jarak
tanam 15 cm.
15cm15cm15cm15cm
15 cm 15 cm 15 cm 15 cm
16. A. Pengukuran Parameter Lingkungan
Tabel hasil pengukuran kondisi fisik lingkungan pada lokasi
transplantasi lamun.
Melihat dari data hasil pengukuran parameter fisik lingkungan
diatas maka bisa dikatakan lokasi Pulau Pramuka bagian Timur
sangat baik untuk dilakukan kegiatan transplantasi lamun
karena kondisi fisik perairannya sangat mendukung untuk
pertumbuhan lamun
No Lokasi Suhu (oC) Salinitas (0/00) pH Jenis Subtrat Arus (m/s)
1 Pulau Pramuka bagian
Timur
28,7 35 7,6 Pasir kasar 0,5
17. B. Teknis Pemilihan Lokasi Transplantasi
Penentuan lokasi penanaman lamun dengan menggunakan
perhitungan indeks kesesuaian lokasi penanaman /
Preliminary Transplant Suitability Index (PTSI). Hasil
pengukuran parameter lingkungan dilakukan pada masing-
masing lokasi dan diberikan score. Nilai 0, 1, dan 2
menunjukkan kualitas dari setiap parameter yang di ukur.
Score PTSI dijumlahkan pada seluruh parameter. Nilai 0
untuk beberapa parameter membuat score keseluruhan
menjadi 0 dan mengeliminasi lokasi tersebut dari proritas.
Nilai score yang tinggi menunjukkan kemungkinan sangat
besar untuk keberhasilan transplantasi lamun
18. Tabel nilai / score Indeks Kesesuaian Lokasi
Penanaman (PTSI, Preliminary Transplant
Suitability Index) lokasi transplantasi lamun.
No Parameter Score
1 Keberadaan lamun 2 (dua)
2 Jarak dengan padang lamun yang ada 2 (dua)
3 Kejernihan perairan 1 (satu)
4 Ukuran partikel dasar 1 (satu)
5 Kedalaman 1 (satu)
6 Sedimen 1 (satu)
7 Salinitas 2 (dua)
8 Suhu 2 (dua)
9 Derajat keasaman (pH) 2 (dua)
10 Arus / Gelombang 1 (satu)
Jumlah 15 (lima belas)
19. Tabel nilai / score Indeks Kesesuaian Lokasi
Penanaman (PTSI, Preliminary Transplant
Suitability Index) lokasi transplantasi lamun
menunjukkan lokasi yang dipilih sangat baik ,
karena parameter – parameter lingkungan yang
diukur sangat mendukung untuk dilakukan kegiatan
transplantasi lamun.
20. C. Pengamatan Lamun Hasil Transplantasi.
Hasil Pengamatan Pertama
Lokasi : Pulau Pramuka
Suhu : 29,9 o C
pH : 7,6
Salinitas : 35 0/00
21. Frame Jenis Lamun Kondisi
1 Hidup Mati Tingkat Sedimentasi
Thalassia hemprichii 15 X Rendah
Cymodocea rotundata 10 X
2
Thalassia hemprichii
17 X Rendah
Cymodocea rotundata 8 X
3 Cymodocea rotundata 11 X Rendah
Thalassia hemprichii 9 X
Sryngodium isoetifolium 5 X
4 Thalassia hemprichii 8 X Sedang
Sryngodium isoetifolium 4 X
Cymodocea rotundata 13 X
5 Thalassia hemprichii 11 X Tidak Ada
Cymodocea rotundata 13 X
Sryngodium isoetifolium 1 X
23. Frame Jenis Lamun Kondisi
1 Hidup Mati Tingkat Sedimentasi
Thalassia hemprichii 13 2 Tinggi
Cymodocea rotundata 2 8
2
Thalassia hemprichii
14 3 Sedang
Cymodocea rotundata 6 2
3 Cymodocea rotundata 6 2 Rendah
Thalassia hemprichii 11 1
Sryngodium isoetifolium 4 1
4 Thalassia hemprichii 8 X Rendah
Sryngodium isoetifolium 4 X
Cymodocea rotundata 8 5
5 Thalassia hemprichii 11 X Tidak Ada
Cymodocea rotundata 13 X
Sryngodium isoetifolium 1 X
24. Dari tabel pengamatan di atas dapat dilihat bahwa
tingkat keberhasilan lamun hasil transplantasi di
pengaruhi oleh faktor-faktor fisik dalam hal ini
sedimentasi berpengaruh langsung terhadap
keberhasilan dan pertumbuhan transplantasi lamun.
25. A. Kesimpulan
1.Transplantasi lamun yang dilakukan merupakan salah
satu usaha rehabilitasi ekosistem lamun, yang bertujuan
untuk memperbaiki atau mengembalikan habitat lamun
yang mengalami kerusakan.
2. Salah satu metode dalam transplantasi lamun adalah
metode TERFs, yaitu dengan menggunakan frame besi
ukuran 60 x 60 cm dan bibit lamun diikatkan pada frame
besi dengan kertas tissue yang sudah digulung.
26. 3. Metode TERFs bisa digunakan untuk jenis lamun yang
berukuran kecil, seperti Thalassia hemprichii, Cymodocea
rotundata, Sryngodium isoetifolium, Cymodocea serrulata,
dan lain-lain.
4. Untuk lamun jenis Enhalus acoroides, metode yang
digunakan adalah metode Plug.
5. Tingkat keberhasilan dalam kegiatan transplantasi lamun
dapat ditingkatkan dengan pemilihan jenis lamun dan
lokasi yang sesuai secara ilmiah (science-based criteria)
27. B. Saran
1. Dalam menentukan lokasi transplantasi lamun
hendaknya memperhatikan parameter lingkungan baik
fisika, kimia dan biologi.
2. Dalam menentukan metode harus diperhatikan jenis
lamun yang di transplantasi, dan kondisi alam tempat
melakukan transplantasi.
3. Untuk wilayah pulau Bintan yang memiliki spesies
lamun yang banyak perlu dilakukan rehabilitasi untuk
menjaga kondisi padang lamun agar tetap baik.
28. 4. Setelah melakukan kegiatan transplantasi lamun,
sebaiknya dilakukan pemeliharaan dan pengamatan
untuk mengetahui tingkat keberhasilannya. Selain itu
kondisi sumber bibit (padang lamun donor), diharapkan
dapat pulih kembali.
5. Berbagai pihak yang berkepentingan di wilayah yang
memiliki ekosistem lamun, harus memperhatikan dan
menjaga kondisi ekosistem lamun.
29. Pergi ke laut mencari ikan
Ikan dicari si anak nelayan
Satu kate hambe ucapkan
Salah khilaf mohon maafkan