SlideShare a Scribd company logo
PANDUAN
PEMETAAN PARTISIPATIF
WILAYAH PESISIR, LAUT
DAN PULAU-PULAU KECIL
PANDUAN PEMETAAN PARTISIPATIF
WILAYAH PESISIR, LAUT DAN PULAU-PULAU KECIL
Tim Penyusun:
SLPP NTB Gendewa Tunas Rancak,Tjatur Kukuh
SLPP NTT Alfons Heri
SLPP SULUT Marsel A. I. Korompis, Lili Mengko Moudy Gerungan,
Samuel Angkow,Yopi Golioth
SLPP SULTRA Imran Abdullah, Hasrul Dimas Asgori, Herlinawati
M. Aris Rauf, Mutminah, Rudi, Sumardin
YARI SULTRA Abed, Dedi, Dedy Arfon, Syawaludin
JARING PELA Bachtiar Ramadian, Ery Damayanti
Fery Kurniawan (IPB)
SEKRETARIAT NASIONAL JKPP Dewi Puspita Sutedjo
Diarman, Imam Hanafi, Siti Syarifah
Editor
Deny Rahadian
cetakan pertama, April 2016
(c) JKPP Press, 2016
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP)
JKPP Press
Judul:
Dokumentasi
Desain Sampul dan Layout
koleksi JKPP, koleksi SLPP Sultra, Koleksi SLPP Sulut
elnino
4
5
6
6
7
7
8
9
10
11
13
14
16
21
22
24
26
27
28
29
32
33
33
34
44
45
46
47
48
49
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
BAB I Pendahuluan
Kilas Sejarah Pemetaan Partisipatif
Dasar Pemikiran
Konsep Dasar
Filosofi Pemetaan Partisipatif
Prinsip Dasar Pelaksanaan
BAB II Persiapan Pelaksanaan Pemetaan Partisipatif
Syarat Pemetaan Partisipatif
Syarat Pemetaan
BAB III Kelengkapan Pemetaan
Tim Kerja
Bahan/Alat
BAB IV Metode Pengambilan Data
Inventarisasi Data Sosial
Metode Pengamatan Ekosistem Terumbu Karang
Pengamatan/Observasi Visual
Survey Mangrove
Survey Lamun
Survey Garis Pantai
BAB V Pelaksanaan Pemetaan Partisipatif
Pelatihan
Pengumpulan Informasi Awal
Survey/Pengambilan Data
Pengolahan Data
BAB VI Pengesahan Peta
Presentasi Draft Peta dan Data Sosial
Perbaikan Peta dan Data Sosial
Pengesahan dan Pengesahan Peta
Pustaka
3
Potensi sumberdaya alam di wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil Indonesia
sangat melimpah, baik sumberdaya hayati maupun non hayati dengan
keanekaragaman yang bernilai tinggi seperti terumbu karang, ekosistem
mangrove, estuaria, padang lamun dan lain sebagainya. Di satu sisi pemanfaatan
pengelolaan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil menghadapi berbagai ancaman
baik dari sisi ekologis, terjadinya penurunan kualitas lingkungan seperti
pencemaran, rusaknya ekosistem pesisir dan laut, penangkapan ikan yang
berlebihan dan penggunaan alat tangkap yang dapat merusak lingkungan pesisir,
laut dan pulau-pulau kecil tanpa mempertimbangkan daya dukung
lingkungannya. Selain itu investasi yang memerlukan penggunaan ruang pesisir,
laut dan pulau-pulau kecil seperti pertambangan dan petelah menggusur
aksesibilitas masyarakat yang tinggal di pesisir dan pulau-pulau kecil terhadap
ruangkelolanya.
Belum hadirnya kebijakan pengaturan ruang dan ketidakpaduan antar kegiatan
pengelolaan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil menimbulkan konflik antara
kegiatan nelayan tradisional dengan nelayan modern, kegiatan budidaya
perikanan dengan kegiatan pelayaran, kepentingan konservasi dengan budidaya
tambak, serta kegiatan investasi rakus ruang seperti pertambangan di pulau-
pulau kecil yang telah merusak dan menggusur wilayah kelola masyarakat pesisir,
laut dan pulau-pulau kecil. Penyusunan tata ruang pesisir, laut dan pulau-pulau
kecil harus memperhatikan karakteristik sosial dan ekologis wilayah yang masing-
masingmemilikikeunikandanyangpalingpentingadalahpelibatanmasyarakat.
Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil dapat menjadi
alat untuk mengidentifikasi potensi sumber daya alam, tempat-tempat penting
dan wilayah kelola masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir, laut dan pulau-
pulaukecil.
Modul ini disusun sebagai hasil praktek lapangan proses pemetaan partisipatif di
wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil yang didokumentasikan dan dituliskan
menjadi panduan bagi para fasilitator pemetaan partisipatif untuk bekerja
memfasilitasipemetaanpartisipatifdiwilayahpesisir,lautdanpulau-pulaukecil.
Ucapan terima kasih kepada kawan-kawan SLPP Sulawesi Utara (Samuel
Angkouw, Ivan Korompis, Yopi Golioth dan lain-lain) juga kawan-kawan Jaring
PELA (Ery Damayanti) dan pihak yang terlibat dalam penyusunan modul ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu. Mudah-mudahan modul ini dapat
bermanfaatbagiparapembacanya.
Terimakasih
PENULIS
Kata Pengantar
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
4
Pendahuluan
BAB I
Pendahuluan
5
Hasil Pemetaan Partisipatif Wilayah Sombano-Kaledupa
Wakatobi - Sulawei Tenggara
Kilas Sejarah Pemetaan Partisipatif
Metodologi pemetaan partisipatif dikenal sejak tahun 1990-
an, dimulai dari beberapa diskusi dan wacana dalam beberapa
paper, di antaranya Mitchell et al. (1990) di Cyclop, Craven
(1993)diWasurdanSiraitetal.(1994)diKayanMentarang.
Pada Oktober 1995, di Manila diadakan Workshop tentang
Metodologi Pemetaan Partisipatif, beberapa pegiat NGO
Indonesiaterlibatdalamworkshoptersebut.
Pada Mei 1996, diadakan workshop di Bogor yang
melahirkan Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP) sebagai
wadah untuk mengakselerasi pemetaan partisipatif,
memperbanyak kader fasilitator pemetaan partisipatif dan
mengembangkan metodologi pemetaan partisipatif yang
disesuaikandengankonteksIndonesia.
Selain pemetaan partisipatif yang diselenggarakan di
bentang alam daratan dan pegunungan, pemetaan partisipatif
juga pernah dilakukan di bentang alam pesisir, laut dan pulau-
pulau kecil. Di awal berdirinya JKPP tercatat beberapa ujicoba
pemetaan partisipatif di pesisir, laut dan pulau-pulau kecil,
antara lain di Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Maluku,
Lampung dan Bengkulu menjadi wilayah ujicoba pemetaan
partisipatif.
Dasar Pemikiran
Masyarakatataukomunitasatausebutanlainnyatelahhidup
dan berkembang dengan berbagai pengetahuan keruangannya
dan eksistensinya, sehingga diberikan ruang sebagai pelaku
utamadalampelaksanaanpemetaanpartisipatif.
Bahwa pada dasarnya suatu kelompok masyarakat atau
komunitas atau sebutan lainnya yang selalu memanfaatkan
ruang wilayah laut di sekitarnya sekaligus mengembangkan
berbagai pengetahuan berharga dan menjadi penanda hak-hak
komunitas itu, penting sekali untuk didokumentasikan,
diapresiasidanditransformasikan.
Pengetahuan keruangan setempat itu cenderung kurang
mendapat perhatian dalam tata laksana geospasial nasional,
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
6
Pendahuluan
sehingga patut didokumentasikan dalam bentuk tema peta
tersendiri.
Konsep perencanaan pembangunan saat ini telah mulai
mengakomodir pengetahuan lokal tentang potensi ruang
sebagai bagain dari strategi pembangunan ditingkat desa yang
selanjutnya menjadi kebijakan rencana pembangunan pada
intitusilebihbesaryaituKabupatendanProvinsi.
KonsepDasar
Sistem pengetahuan keruangan setempat (tradisional)
terus berkembang seiring dengan berkembangnya sistem
pengetahuankeruanganmodern.
Representasi pengetahuan keruangan setempat
(tradisional) pun merupakan cerminan cara pandang, sistem
nilaidanpraktik-praktiksosialpemilikpengetahuantersebut.
Representasi pengetahuan keruangan setempat
(tradisional) merupakan bagian dari upaya menegakkan
kepentingan dan hak kelompok masyarakat atau komunitas atas
ruangdisekitarnya.
7
Pembangunan wilayah pesisir dimulai dengan
pengembangan infrastruktur dan fasilitas publik
yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat
Filosofi Pemetaan Partisipatif
a) Pemetaan partisipatif adalah proses membangun
kesepahaman bersama demi perbaikan dan keberlanjutan
ruanghidupmasyarakat.
b) Pemetaan partisipatif adalah proses membangun
kesepakatan bersama untuk memperjelas dan
mempertegasruanghidupmasyarakat.
Prinsip Dasar Pelaksanaan
1. Prinsip-prinsipSosial
a) Keputusan pemetaan partisipatif dari masyarakat dibuat
berdasarkan prinsip PADIATAPA (Persetujuan Atas Dasar
Informasi Awal Tanpa Paksaan, sebagai terjemahan dari
Free, Prior, Informed, Consent, /FPIC), yaitu keputusan yang
diambil sebelum kegiatan dilaksanakan dengan informasi
yangmemadaidantanpapaksaan.
b) Kelompok masyarakat atau komunitas mempunyai kontrol
ataspembuatandanpenggunaanpetapartisipatif.
c) Alih pengetahuan antara kelompok masyarakat atau
komunitasdanfasilitatorpemetaanpartisipatif
2. Prinsip-prinsipTeknis
a) Menggunakan peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) sebagai peta
referensidasar.
b) Tidak membatasi jenis alat yang digunakan dalam
pemetaan partisipatif dengan syarat harus meng-
informasikan jenis alat dan metode yang digunakan dalam
pemetaanpartisipatif.
c) Memberikan peluang kepada setiap orang untuk
berpartisipasidalamprosespemetaanpartisipatif.
d) Mengikutikaidah-kaidahkartografisosial.
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
8
Persiapan
Pelaksanaan Pemetaan Partisipatif
BAB II
Persiapan Pelaksanaan Pemetaan Partisipatif
9
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
1. Syarat Pemetaan Partisipatif
a) Sosialisasi
Sosialisasi yang dimaksud di sini adalah introduksi atau
pengenalan metodologi pemetaan partisipatif kepada
masyarakat desa/kampung. Sosialisasi sebaiknya dilakukan
melalui pendekatan informal, seperti pada pertemuan tak
resmi dengan dua-tiga orang pengelola sumber daya alam laut,
misalnelayan,pembudidayatambakataurumputlautdipantai
ataudikiosdantempatlainnya.Sedangkanpendekatanformal,
yaknisepertimusyawarahkampung/Desaataurapatkelompok
nelayan,dansebagainya.
Padasosialisasiinidijelaskanmengenai:
(1) Apa itu Peta dan kegunaannya;
(2) Apa yang dimaksud dengan Pemetaan Partisipatif;
(3) Bagaimana sejarah berkembangnya;
(4) Apa tujuannya;
(5) Apa manfaatnya;
(6) Apa prinsip dasarnya;
(7) Siapa yang melakukan pemetaan.
Pada saat sosialisasi ini pula dibangun kesepakatan apakah
masyarakat secara mayoritas setuju melakukan pemetaan
10
Sosialisasi secara individu ataupun kelompok
merupakan langkah awal untuk membangun kesepemahaman
dan kesepakatan dalam proses pemetaan partisipatif
di wilayah pesisir dan laut
wilayah ruang hidup mereka. Apabila masyarakat setuju, maka
pasca sosialisasi sudah bisa dibahas mengenai kebutuhan-
kebutuhan pelaksanaan pemetaan partisipatif termasuk
menyusun anggaran untuk pelaksanaan pemetaan partisipatif.
Atau kalau tidak memungkinkan maka pembahasan kebutuhan
pemetaandapatdilakukanpadapertemuanlanjutan
b) PertemuanPerencanaan
Hal-hal yang diagendakan untuk dibahas pada pertemuan
lanjutan atau biasa disebut Pertemuan Perencanaan Pemetaan
Partisipatif,antaralain:
(1) Pembentukan panitia atau kelompok kerja (jika belum
terbentuk)
(2) Tujuanpemetaan(pascapetatersebutdibuat)
(3) Jenispetayangdibutuhkansesuaitujuan
(4) Penyusunananggaranpelaksanaanpemetaan
(5) Kontribusi masyarakat, termasuk warga yang akan terlibat
langsung (berapa orang, ada orang tua atau yang dianggap
paling paham mengenai kondisi keruangan wilayah laut,
kaummuda,kaumperempuan,logistik)
(6) Jadwal pelaksanaan. Dianjurkan membuat kalender
musimsebagaiacuanpenetapanjadwal.
(7) LokasiPemetaan(unit:dusun,kampung,desa,kecamatan,
wilayahAdat/Lokal)
2. SyaratPemetaan
a) PembentukanPanitiaatauKelompokKerjaKampung/Desa
Prinsip pemetaan partisipatif adalah masyarakat menjadi
pelaku utama. Implementasi prinsip ini sudah dimulai dengan
membentuk sebuah Panitia atau Kelompok Kerja Penyelengara
Pemetaan yang beranggotakan warga kampung/desa
setempat. Panitia ini akan bertanggung jawab mengatur hal-hal
yang bersifat mendukung proses pemetaan. Misalnya, jadwal
pelaksanaan, tempat pertemuan, masyarakat yang akan turut
secara aktif, komunikasi dengan pihak desa/kampung tetangga,
dukunganlogistik,danlain-lain.
Anggota panitia/kelompok kerja sebaiknya dipilihdari warga
yang siap sedia memberi waktu dan tenaga untuk kampungnya
atau desanya. Mereka bisa dari perangkat pemerintah, dewan
Adat/Lokal,kaummuda,kaumperempuandanpetani/nelayan.
Persiapan Pelaksanaan Pemetaan Partisipatif
11
b) SuratPengajuanFasilitasiPemetaanPartisipatif
Salah satu syarat Pemetaan Partisipatif adalah Surat
Pengajuan Pemetaan (lihat lampiran) dari Panitia/Kelompok
Kerja atas nama masyarakat yang diketahui oleh Kepala Desa
atau Ketua Adat/Lokal kalau yang mengajukan adalah
Masyarakat Adat/Lokal. Surat ini ditujukan kepada
organisasi/lembaga pelaksana pemetaan (mis. SLPP) atau bisa
juga langsung kepada fasilitator perseorangan yang
independen.
Prasyarat ini penting karena merupakan pernyataan
kemauan dan kebutuhan masyarakat terhadap pemetaan
wilayah mereka. Surat ini juga menerangkan cakupan swadaya
masyarakatdalamprosespemetaan.
Selain itu, surat pengajuan ini dapat dijadikan pegangan
sekaligus pengingat bagi organisasi/lembaga atau fasilitator
yang mendampingi pelaksanaan pemetaan bahwa mereka
hanya sebagai fasilitator atau pendamping dalam pelaksanaan
pemetaanini.
c) SuratPemberitahuanPelaksanaanPemetaan
Kepala Kampung/Desa atau Ketua Masyarakat Adat/Lokal
atau diwakili Panitia dianjurkan menyampaikan surat
pemberitahuan kepada pejabat administrasi pemerintahan,
seperti Camat atau Kepala Badan Pertanahan (BPN) setempat
mengenairencanapenyelenggaraanpemetaan.
Surat pemberitahuan ini akan sangat bermanfaat sebagai
inisiatif membangun hubungan kemitraan dengan pihak
pemerintah kabupaten terutama dinas/instansi yang memiliki
tugas pokok dan fungsi (tupoksi) terkait status tanah dan
administrasiwilayah.
Contoh surat yang dibutuhkan sebagai syarat administratif
dalam melakukan pemetaan partisipatif di wilayah pesisir dan
lautdapatdilihatpadalampiran.
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
12
Kelengkapan
Pemetaan
BAB III
13
Kelengkapan Pemetaan
1. TimKerja
Untuk mendukung penyelenggaran Pemetaan Partisipatif
dibutuhkan dua tim, yakni Panitia atau Kelompok Kerja
Kampung dan Tim Pendukung/Fasilitator. Kedua tim ini memiliki
peran dan tanggung jawab masing-masing sesuai kesepakatan
bersama. Berikut adalah penjelasan rinci kedua tim kerja
dimaksud.
a) Panitia/KelompokKerjaKampung/Desa
(1) Dipilihdaridanolehwargadesamelaluimusyawarah.
(2) Terdiri dari berbagai unsur, seperti pemerintah desa,
dewan Adat/Lokal, generasi muda, perempuan, petani,
nelayan,dansebagainya.
(3) Bersifat sukarela atau memiliki kecintaan terhadap
kampung/desasendiri.
(4) BerfungsisebagaipelaksanaPemetaanPartisipatif.
(5) Berwenang dan bertanggungjawab mengatur hal-hal
berikut:
- Koordinasi/komunikasi dengan para pemangku
kepentingan,termasukkampungtetangga.
- Komunikasi dan informasi internal masyarakat
kampung(humas).
- Jadwalpelaksanaandanagendapemetaan,
- Tempat-tempat pertemuan warga dan ruang kerja
untukpengolahandatasurvey.
- Konsumsiselamakegiatandikampung.
- Akomodasitimfasilitatorselamadikampung.
b) TimPendukung(Fasilitator/Organisasi)
Khusus untuk pemetaan wilayah pesisir dan laut, komposisi
tim pendukung disesuaikan dengan tema peta yang akan
dibuat dan informasi yang dibutuhkan serta alat yang
tersedia. Berikut adalah komposisi ideal tim pendukung
pemetaanpartisipatifwilayahpesisirdanlaut.
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
14
(1) Fasilitator proses pemetaan partisipatif, sebaiknya dua
orang, termasuk satu orang yang memiliki pengetahuan
mengenai alat dan pengoperasiannya (khususnya GPS
Marine), dan yang memiliki kemampuan untuk
menjelaskan metodologi pengumpulan data sosial dan
analisasosialuntukpemetaansosial.
(2) GIS Spesialis (Jika fasilitator proses pemetaan
partisipatif di atas memiliki kecakapan dalam GIS maka
pekerjaaninibisadirangkap).
(3) Surveyor, yang memiliki kemampuan menyelam,
memilikisertifikatataupunpenyelamalami(disesuaikan
dengan kebutuhan dan ketersediaan alat survey). Jika
survey data menggunakan GPS Marine dengan fasilitas
lengkap yang juga didukung dengan ActionCam (mis.
GoPro), maka surveyor bisa direkrut dari masyarakat
yang dilatih dan dibimbing oleh fasilitator. Tetapi jika
survey dilakukan secara manual dengan tekhnik transek
atau manta tow wilayah ekosistem terumbu karang,
maka diperlukan satu orang surveyor yang paham
mengenai ekosistem terumbu karang. Demikian pula
jika perlu mengidentifikasi secara rinci ekosistem lamun
dan mangrove dengan menggunakan tehnik transek
tutupan atau kanopi, maka dibutuhkan masing-masing
surveyor yang paham tentang ekosistem lamun dan
mangrove.
(4) Pencatat proses. Kebutuhan rekaman proses biasanya
padasaatmusyawarahkampungdantahapanpelatihan.
Tugas ini bisa dilakukan oleh 1 orang yang sudah cukup
terampildalamhalpencatatanproses.
c) MasyarakatPesertaPelatihan
Selama proses pelatihan, fasilitator wajib memberi banyak
kesempatankepadapartisipandarimasyarakatuntukbelajar
cepat terutama dalam praktek menggunakan alat (GPS,
Kompas, dan lain-lain) dan cara mengumpulkan data/
15
Kelengkapan Pemetaan
informasi yang dibutuhkan. Masyarakat peserta pelatihan ini
akan menjadi bagian dari tim pemetaan bahkan diharapkan
bisa menjadi fasilitator proses pemetaan partisipatif yang
baru.
2. Bahan/Alat
a) FormDataSurvey
Siapkanlah form data survey (lihat lampiran) sebelum
melakukan survey. Form survey untuk wilayah laut bisa
dicetak atau ditulis di plastik sheet yang tahan air atau bisa
juga di kertas biasa (HVS) tapi selalu tersedia map plastik
guna mencegah atau mengurangi risiko basah terkena air
laut atau hujan. Gunakanlah pensil 2HB untuk
mengisi/menulis pada form data survey (plastik sheet atau
punkertasHVS).
b) Perahubermotor
(1) Kapasitas muatan minimal untuk lima orang.
Disarankan yang memakai atap permanen atau darurat
(terpal)untukmelindungipanasatauhujan.
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
16
(2) Mesindalam16PKataumesintempel15PK.
(3) Jaketpelampung
(4) Dayung(minimaltigabuah
(5) Jangkar/sauh
(6) BBMcadangan
(7) Alatstandarmesin(tang,obeng,danlain-lain)
(8) P3K
Catatan : Perahu dan kelengkapan pendukung sudah disiapkan
minimal1jamsebelumwaktusurvey.
c) GPSMarine
GPS Marine adalah sebuah alat yang khusus digunakan
untuk mendeteksi keadaan bawah laut laut. Secara umum,
alat ini biasa digunakan oleh nelayan untuk mendeteksi
posisiikan(fishfinder).
Pada pemetaan wilayah laut, GPS Marine dapat membantu
selain menentukan titik koordinat, juga mendeteksi jarak
kedalaman, kontur dasar laut, suhu, sebaran ikan. GPS
Marine telah diproduksi oleh sejumlah perusahaan dengan
17
Kelengkapan Pemetaan
berbagai merk dan tipe. Contoh yang digunakan pada modul
ini adalah GPS Marine merk Garmin tipe GPSMap 585,
sepertipadagambarberikut.
Untuk mendeteksi keadaan bawah laut, GPS Marine
dilengkapi dengan sistem sonar yang dipancarkan melalui
antena. Sedangkan pengoperasian GPS Marine dibantu
denganbatereaccu.
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
18
d) PowerBank/Baterai(12Volt-32Volt)
Batere bisa berukuran kecil seperti yang biasa digunakan di
sepedamotor.Yangpentingkapasitastenaga(power)cukup,
minimal12voltdanmaksimal32volt.
e) ActionCam/kameraaction
Kamera ini memiliki kemampuan daya rekam video dapat
pergunakan di bawah laut untuk penggunaan di bawah laut,
kamera yang dilengkapi dengan casing kedap air. Sedangkan
untuk menyimpan data, dianjurkan menggunakan kartu
memoriekstrim(biasanyatertulisdikemasankartu).
Contohbeberapakameraaction:
f) Alatpendukunglain:
(1) Kompas
(2) Alat komunikasi (Telepon genggam dan atau Handy
Talky)
19
Kelengkapan Pemetaan
Untuk hasil terbaik,
disarankan untuk menggunakan
kamera under water (bawah air)
jenis G10 - G15
(3) PeralatanScuba(tabung,regulator,BCD)
(4) PeralatanSnorkeling(masker,snorkelerdanfins)
(5) Papanmantatow
(6) Kamera
(7) Teropong/binokuler
(8) Meterrol50cmatau100cm
(9) PetaSketsa
(10) Tali
g) AlatTulis:
(1) Kertasflipchart(plano)
(2) Mapplastik
(3) Papanklip(gunakanyangberbahandasarplastik)
(4) Mistarlingkaran(360derajat)
(5) Mistarbesi50cmatau100cm
(6) Mistarplastik30cm
(7) Kertaskalkirpolos/transparan
(8) Kertasmilimeterkalkir
(9) Milimeterblock
(10) Stabilo/spidolwarna
(11) Alattulis(standar)
(12) IndetifkasiKartuKarangdanIkan(biotalaut)
(13) SLATE
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
20
Metode
Pengambilan Data
BAB IV
Metode Pengambilan Data
21
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
1. InventarisasiDataSosial
Pengambilan data sosial sebaiknya dilakukan terlebih dahulu
daripada pengambilan data spasial/fisik. Setelah pengambilan
data spasial/fisik selesai, bisa dilakukan verifikasi lagi dari
wawancara sosial sesuai kebutuhan. Berdasarkan rapat
kampung/desa, maka sudah diidentifikasi wilayah-wilayah yang
akan dipetakan beserta warga yang menjadi penghuni/
pengelola wilayah yang akan dipetakan. Identifikasi suku-suku
atau marga-marga yang menghuni dan/atau mengelola wilayah
yang akan dipetakan harus dilakukan pada saat rapat kampung.
Setelah itu, dilakukan penyusunan pertanyaan kunci, bisa
berdasarkan kebutuhan masing-masing lokasi. Metode
pengambilandatasosialdilakukandenganempatcara:
- StudiPustaka
- Wawancaraindividu(sebaiknyadilakukanoleh2orang)
- Wawancarakelompok(sebaiknyadilakukanoleh2orang)
- Pengamatan(melihat,mendengar)
Sebagai standar pemetaan sosial, ada beberapa pertanyaan
kunci yang diajukan pada masing-masing suku/marga/kesatuan
masyarakat lokal yang memiliki kesepakatan/aturan yang sama
tentangpengelolaanpesisirlaut:
- Nama dan umur, dari suku/marga mana, jabatan (jika ada)
responden,tinggaldidusun,desa,kecamatanmana.
- Apakahpekerjaanibu/bapak?(jawabanbisalebihdarisatu)
- Apakah pekerjaan ini dilakukan sendiri atau bersama
keluarga. (silakan menyebutkan anggota keluarga yang ikut
dalam pekerjaan ini, atau dalam kelompok berapa orang,
terdiridarisiapasaja)
- Apakah pekerjaan itu dilakukan sepanjang tahun atau ada
padamusim-musimtertentu.Jelaskan.
- Apakah pekerjaan itu memiliki wilayah tertentu (permanen,
seperti budidaya rumput laut, mutiara, tambak, garam, dan
lain-lain) atau berpindah (mencari ikan) sampai di mana
wilayah jelajahnya? Untuk responden perempuan,
22
ditanyakan wilayah kerjanya, apakah titik tertentu di sekitar
teluk/pantai atau mangrove (biasanya untuk pekerjaan
mengambil ikan saat surut atau mengumpulkan
kepiting/udangdimangrove)
- Bagaimanapengaturanwilayahkerjadenganwargalain(dari
suku/marga yang sama dan berbeda, dari masyarakat lokal
dengankeberagamansuku).
- Jika ada konflik, siapa yang akan dimintai tolong untuk
menjadi penengah. atau adakah prosedur Adat/Lokal/lokal
yangharusdijalankan?
- Apakah ada prosedur pengaturan pembagian wilayah
kerja/kelola untuk pekerjaan tertentu yang sama (budidaya
rumputlaut/menangkapikan/tambakgaram,danlain-lain?
- Siapa yang melakukan seluruh pengaturan di wilayah
pesisir/laut? Jika tidak ada, apakah ada kesepakatan atau
ketentuan umum yang dipatuhi bersama? (mis. tidak boleh
alattertentu,tidakmelautharitertentu,tidakmelautmusim
tertentu, tidak menangkap ukuran tertentu, tidak
menangkap jenis tertentu pada musim tertentu, dll. Gali
sebanyak-banyaknya). Adakah sanksi untuk pelanggaran
aturan?
- Bagaimana cara mendapatkan air bersih untuk keluarga?
Apakah mata air/sumur dimiliki tiap keluarga? Jika
digunakan bersama, bagaimana pengelolaannya? Di mana
letaknya, di pesisir/pulau yang sama dengan warga tinggal
atau di pulau lain? Apakah ada aturan-aturan untuk
pemanfaatan air dari mata air/sumur bersama? Siapa yang
melakukanpengaturan?Adakahsanksijikadilanggar?
- Apakah ada lembaga/individu yang terlibat dalam
perekonomian masyarakat? Misalnya. koperasi/palele/
pengumpul/juragan/tokeh/kelompokarisan?
- Apakah lembaga/individu ini berperan pada pengelolaan
wilayahkerjamasyarakat?Jelaskan.
- Apakah ada suku/marga pemilik lahan termasuk laut yang
dominan?Jikayajelaskan.
- Bagaimana pengaturan untuk suku-suku pendatang, atau
margayanglebihkecil?
- Bagaimana masyarakat menggunakan energi untuk
Metode Pengambilan Data
23
penerangan, memasak, transportasi? Apa saja sumber
energinya?
- Bagaimana sumber energi didistribusikan/didapat oleh
masyarakat? Apakah ada pengelolaan untuk sumber energi
tertentu?Misal,kayubakar?
- Bagaimana masyarakat memenuhi kebutuhan pangannya?
Apakah ketergantungan pengiriman bahan pangan dari luar
masih tinggi? Jelaskan. (misal, mayoritas makan beras dan
jagung, apakah masih didatangkan dari luar atau sudah bisa
memenuhikebutuhansendiri).
- Apakah protein utama untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari masyarakat? Ikan/daging sapi babi kambing/ayam? Jika
ikan, apakah setiap keluarga bisa memenuhi kebutuhannya
sendiriatauharusmembelidarioranglain?
- Apakah ada pengelolaan wilayah antar pulau atau antar
suku?Jikayajelaskan.
- Apakah ada kesepakatan lokal untuk pengelolaan wilayah
pesisir laut? Jika ya jelaskan (mis. ada peraturan
Adat/Lokal/desa,ataukesepakatantidaktertulis)
- Tolonggambarkanwilayahkeloladipesisirlautdalamsketsa,
wilayah dan peruntukannya termasuk wilayah-wilayah
terlarang/keramat/sumberair/situssejarah.
2. Metodepengamatanekosistemterumbukarang
Survey ekosistem terumbu karang dapat menggunakan metode
manta tow biasa atau metode transek video, disesuaikan
dengan kemampuan masyarakat akan peralatan. Ada baiknya
dilakukan pelatihan khusus mengenai pengamatan terumbu
karang.
Manta tow adalah metode pengamatan ekosistem terumbu
karang yang cepat dan mampu meliput area yang luas.
Pengamatan dilakukan oleh penyelam permukaan (snorkeler)
ditarik oleh perahu motor dengan tali. Papan manta berfungsi
sebagai tempat berpegangan snorkeler ketika ditarik oleh
perahu,danjugatempatmencatathasilpengamatandilokasi.
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
24
Metode pengumpulan data menggunakan Manta Tow
membutuhkan kerjasama tim antara operator manta tow,
enjiner perahu dan pencatat waktu (Herdiana, 2007)
Snorkeler/observer ditarik oleh perahu dengan kecepatan
konstan dan pengamatan dilakukan dalam durasi yang
disepakatiatauditentukan,misalnyaselamaduamenit.
Selama ditarik oleh perahu, observer akan mengamati dan
memperkirakan tutupan terumbu karang, serta tanda-tanda
dari gangguan terhadap terumbu karang, seperti bleaching,
COT,maupunbekasbom.
Setiap akhir durasi towing (penarikan oleh perahu), observer
mencatat hasil pengamatannya. Surveyor lain yang berada di
atas perahu, bertugas mencatat lokasi GPS di titik awal towing
(penarikan)..
Manta tow ini dilakukan dalam jarak 5-10 meter dari reef-crest,
tergantung dengan jarak pandang dalam air laut, ditarik dengan
arahsejajargarispantai,mengelilingipulau.
25
Metode Pengambilan Data
Indikator
kategori kerapatan
terumbu karang
secara visual
persen penutupan karang
menggunakan
manta tow
(Dahl, 1981
dalam Sukmara et al., 2001)
Metode transek video dilakukan dengan cara sama dengan
metode manta tow, hanya saja pengamatan direkam dengan
kameravideobawahair.
Data yang bisa didapatkan adalah tutupan terumbu karang dan
jugaikanyangditemui.
Observer akan melakukan tuck-dive, dan merekam video di
bawah air selama periode yang ditentukan di kedalaman yang
ditentukan pula. Identifikasi akan dilakukan melalui proses
preview/menontonhasilvideotersebutdidarat.
Penggunaan camera action sebaiknya dilakukan oleh operator
berpengalaman yang sudah menguasai penggunaan kamera
dibawah kondisi arus air laut. Jarak kamera dengan karang
sangatmenentukankualitasgambaryangdihasilkan.
Berdasarkan pengalaman pengamatan terumbu karang, harus
dicobadenganduametodeyaitu:
a. Orangmenyelammenggunakancameraaction
b. Orangmenyelamdenganmencatat
3. Pengamatan/observasivisual
Metode ini bertujuan mengidentifikasi jenis ikan maupun
terumbu karang dan berbagai jenis biota laut yang terdapat di
suatukawasanpesisir.
Metode ini bisa dilakukan dengan menggunakan alat snorkeling
atau selam (scuba) yang dibantu dengan kamera bawah laut
(bisa juga kamera action/ actioncam) untuk merekam situasi
yangingindiidentifkasi.
Selain kamera, dibutuhkan juga GPS untuk mendeteksi titik
koordinat/posisi lokasi yang dipantau agar dapat dicantumkan
dipeta.
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
26
Hasil rekaman baik berupa foto maupun video disimpan di
komputer untuk memudahkan tampilan saat akan melakukan
identifikasi jenis terumbu karang, jenis ikan dan biota laut
lainnya.
Hasil identifikasi dimasukkan ke form data (excell) untuk
kemudian dimuat di peta jika diperlukan. Simbol jenis ikan,
terumbu karang atau biota lainnya dapat disepakati bersama,
tetapi dianjurkan menggunakan simbol yang mudah
dimengerti.
4. Survey Mangrove
Pemantauan dan identifikasi mangrove dapat dilakukan dengan
teknik transek kuadrat dan transek garis. Untuk tingkat survey
partisipatif, transek garis merupakan metode yang paling efektif
danmudahdilakukan.
27
Metode Pengambilan Data
Hasil rekaman akan sangat bermanfaat
jika dibuat berbentuk film dokumenter,
sehingga data yang dikumpulkan
dapat tersaji sebagai
sebuah cerita kehidupan bawah laut.
Film dokumenter ini bisa juga digunakan
sebagai alat/media komunikasi,
negosiasi atau kampanye.
10 m 10 m
Transek garis (strip sampling)
dilakukan dengan cara membuat garis
dengan bantuan tali
sepanjang 100 m atau 500 m.
kemudian dilakukan
Transek kuadrat pada pengamatan mangrove dibuat dengan
menggunakan tali rapia atau lainnya dengan ukuran 10x10
meter.
Lalu catat jenis pohon dan jumlahnya di dalam transek kuadrat
tersebut.
Gambarkan pula pola tutupan mangrove tersebut di kertas
gambar, untuk mendapatkan estimasi persentase penutupan.
Catatpulaketinggianpasangdansurutdilokasitersebut.
Pencatatan ditujukan untuk melihat jenis dan jumlah pohon
bakau yang ada. sementara bila ditemukan anakan, cukup catat
jumlahnya. penghitungan diameter pohon dilakukan pada 3
pohon terbesar, dan 3 pohon terkecil. hitung juga diameter
tutupan tajuknya dengan cara menarik tali mulai dari batang
pohon sampai titik terluar tajuk sehingga dapat dibuat profil
visualnya.
5. SurveyLamun
Pengamatan ekosistem lamun dilakukan dengan metode
transek kuadrat. Luasan transek kuadrat ini adalah 1x1 meter.
Transek dibuat dari pipa paralon, dan dirangkai menjadi transek
kuadratberukuran1x1metertersebut.
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
28
Banyaknya transek kuadrat
yang diperlukan tergantung
dari luasan mangrove
secara umum di tempat itu,
ditentukan dengan prinsip
keterwakilan dari pantai/
batas perairan sampai
vegetasi darat
dengan selang per 10 meter.
Catat dan gambar tutupan lamun pada transek kuadrat, jenis
dan jumlah individu/rumpun lamun dari setiap jenis. Jumlah
dan lokasi transek kuadrat ini tergantung dari luasan lamun
secara umum dan menganut prinsip keterwakilan, yang dimulai
dari pantai saat lamun ditemukan sampai tubir atau batas
terakhirlamunditemukandenganselangper10meter.
Padasurveylamundikedalamandiatas1meter,diperlukanjuga
kamera bawah laut guna mengidentifikasi kalau ada tanda-
tanda bekas makan Dugong atau ikan dan biota lain di sekitar
transek. Tim dilengkapi buku panduan lapang pengenal jenis
biota untuk mempermudah mengidentifikasi biota yang
ditemui.
6. SurveyGarisPantai
Pada pemetaan wilayah pesisir dibutuhkan juga survey garis
pantai. Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur panjang garis
pantai dan mengambil titik koordinat lokasi-lokasi penting
seperti mangrove, tanjung, tebing, teluk, muara sungai, delta,
kolam/telagapayau,pantaiberpasir,danlain-lain.
Keadaan pantai yang perlu juga diidentifikasi adalah keragaman
tumbuhan pantai dan lokasi habitat satwa tertentu, termasuk
tempat pendaratan penyu saat bertelur. Hasil survey garis
pantai selain untuk memperkaya informasi peta juga dapat
digunakansebagaidatakajianperubahaniklim.
Hal lain yang perlu dipersiapkan dalam pelaksanaan pemetaan
partisipatifpesisirdanlautiniadalah:
a. Logistik
- Makanan
- Airminum
- Obat-obatan(P3K)sesuaikebutuhan
- Senter
- Topi
29
Metode Pengambilan Data
- Bajulenganpanjang
- Kacamatahitam/pelindungmatadarisinarmatahari
- Bajucadangan
- Sepatu/sandalkaret
b. MemperhatikanJadwalPenyelenggaraanPemetaan
Jadwal penyelenggaraan pemetaan disusun oleh Panitia
Kampung didampingi atau difasilitasi oleh tim organisasi
pendamping.
Jadwal ini sebaiknya disesuaikan dengan Kalender Musim
Pada saat fasilitasi desa (pelatihan) mungkin selain sketsa
desa ada baiknya di buat kalender musim saat ini dan 10-20
tahunlalu.
Sebagaiperbandingankondisieksistingdan10-20tahunlalu.
Kalender musim 10-20 tahun lalu juga bisa di buatkan sketsa,
jadi terlihat secara visual perbedaannya. Kampung atau
wilayah yang akan dipetakan. Hal ini dapat digunakan untuk
menghindari cuaca buruk seperti hujan, badai, dan
sebagainya.
Tetapi yang paling penting adalah pengamatan terhadap
cuaca karena dewasa ini musim yang dikenal masyarakat
terkadangtidaklahtepatbenarakibatperubahaniklim.
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
30
Ada baiknya tim survey
dipimpin oleh koordinator tim
yang mengerti prosedur keselamatan
dan penanganan resiko bencana
seperti adanya biota berbahaya
pasang surut cuaca, penggunaan
alat suvey dengan baik dan benar
mengamati tanda-tanda bahaya
di sekitar lokasi survey,
lumpur dalam, lubang, akar
Lengkapi tim dengan alat
keselamatan memadai
Pelaksanaan
Pemetaan Partisipatif
BAB V
Pelaksanaan Pemetaan Partisipatif
31
1. Pelatihan
Pelatihan ini dimaksudkan untuk memberi informasi kepada tim
pemetaan masyarakat dan peserta pemula dari organisasi lain
(kalauada)sebagaipembekalanawalmenujuprosespemetaan.
1.1. MateriPelatihan
Materipelatihanmeliputi:
- Pengantar tentang Pemetaan Partisipatif (Pengertian peta
dan Pemetaan Partisipatif, Ciri-ciri Pemetaan Partisipatif,
SejarahPemetaanPartisipatif,jenispeta,danlain-lain)
- Dasar-dasar kartografi (koordinat peta, skala, simbol, dan
lain-lain)
- TeknikpengumpulanDatasosialekonomi
- Pembuatanpetasketsa
- Pengenalan alat (pemahaman, pengoperasian, dan lain-
lain)
- Prakteksurvey
- Praktek pengolahan data (penyimpanan data,
analisis/kajian/identifikasi,menggambarpeta)
- Menyusunrencanadanjadwalsurvey
1.2. Durasiwaktu
Waktu yang dibutuhkan untuk pelatihan diperkirakan antara 3
–4hari.
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
32
Dengan mengikuti pelatihan
pemetaan pesisir dan laut,
peserta diharapkan mampu
memahami prinsip-prinsip
dalam pekerjaan survey dan
pemetaan, serta memiliki
kompetensi dalam teknik
pemetaan, pemrosesan data
penggambaran, dan
penyajian serta
pelaporan data
dengan teknik digital
Pelaksanaan Pemetaan Partisipatif
33
1.3. Bahan/alat
Bahan/alat yang dibutuhkan pada pelatihan adalah sebagai
berikut:
- GPSMarine
- GPSNavigasi
- KameraActions(GoPro,SJ,danlain-lain)
- Kompas
- Baterei/PowerBank12–32Vol.
- Kamera
- Laptop
- LCDProyektor
- ATK(standarpelatihan)
2. Pengumpulaninformasiawal
Sebelum survey lapangan dilaksanakan, ada beberapa hal
pendukung yang harus dilakukan seperti pengumpulan
beberapa informasi awal yang akan sangat diperlukan untuk
menentukan lokasi dan rute survey. Pengumpulan informasi
awal dapat dilakukan dalam bentuk diskusi, wawancara dan
studipustaka.
Sebagai contoh, peta sketsa yang sudah dibuat pada saat
pelatihan didiskusikan atau diperbaiki lagi dengan mengundang
lebihbanyakmasyarakatterutamanelayan.
Peta sketsa dibuat bersama-sama
untuk memperoleh informasi awal
tentang hal yang bisa diambil
dalam pelaksanaan survey
serta menjadi acuan bagi tim survey
terkait efektifitas dan efisiensi
pengambilan data.
Hal ini perlu dilakukan agar memperoleh informasi yang lebih
akurat dan lengkap. Peta sketsa ini akan sangat berguna sebagai
alatpandupadasaatmelakukansurvey.
Informasikanyangdikumpulkandiolahdalambentukberikut:
- DataSekunder
- PetaSketsa(final)
- KalenderMusim
- Waktu/jampalingtepatuntuksurvey
- Daftarjenisterumbukarang.
- Daftarjenisikan
- Daftar jenis biota lain (kepiting, kerang, teripang, dan lain-
lain)
3. Survey/PengambilanData
3.1. Pengambilandatasosialekonomi Mbk
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
34
Data Sosial Ekonomi merupakan salah satu data penunjang
untuk memperoleh rona awal tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat
dari lokasi tempat dilakukan pemetaan partisipatif
3.2. SurveyMenggunakanGPSMarine
3.2.1.TimSurvey
Tim survey dengan GPS Marine terdiri dari 4 atau 5
personil,yakni:
- OperatorGPS
- Pencatatdata
- Pemandulokasi
- Enjiner/Pengemudiperahu
- PembantuUmum
Catatan: Disarankan anggota tim sudah terbiasa di laut atau tidak
mudahmabuklaut.
3.2.2. Bahan/Alat
- PetaSketsa
- GPSMarine(1set)
- Batereiaccu12–32Vol(ditambah1cadangan)
- Papanklip
- Mapplastik
- FormDataLapangan(lihatlampiran)
- Perahu+motortempel15PK.
- Bahan/Alatpendukunglainnyayangdibutuhkan.
3.2.3. Tehnikpengambilandata
- Briefing tim (terutama dengan Enginer/driver)
sebelumberangkat.
- Tempelkan GPS dengan baut diatas sepotong papan
sebagai dudukan agar dapat diletakkan dengan baik
danseimbangdidalamperahu
- Ikatkan antene pada sepotong kayu yang sesuai
lobang pada kepala antene. Pastikan kabel koneksi
anteneGPSdalamkondisibaik.
- Siapkan baterei accu 12 – 32 volt dalam kondisi baik
dan power 100% (penuh), termasuk baterei
cadangan. Pastikan kabel koneksi GPS dan baterei
accu yang dilengkapi penjepit juga dalam kondisi
baik.
- PastikanmemorycardterpasangdiGPSMarine.
Pelaksanaan Pemetaan Partisipatif
35
- Pastikan komponen rangkaian GPS terpasang
(antena,sonar,baterei)
- Tekan tombol ON/OFF agak lama untuk
mengaktifkan GPS; tunggu koneksi signal dan satelit,
sertadatakoordinatmunculdilayarmonitorGPS.
- Tekan tombol <┘ (Mark) untuk mengambil titik
koordinat. Catat semua informasi yang dibutuhkan
pada form data lapangan, termasuk informasi yang
tidaktercantumpadalayarmonitorGPSMarine.
- TekantombolOKuntukmenyimpandata
Jalur survey menggunakan transek tertutup (bentuk
poligon):
- Pilih menu dengan cara menekan tombol menu 2
hinggamunculmenuutamapadalayar.
- Pilih halaman yang terdapat informasi kedalaman,
suhu,danjarak.
- Pilih jarak, kemudian tentukan interval jarak yang
dibutuhkan(mis.50m)
- PilihtombolsimpandantekanOK.
Surveydenganmenggunakantransekjaringan:
- AktifkanGPSdarititikawal
- Aktifkanauto-saveperjarak50meter
- Tekan ENTER sekali untuk mengambil titik koordinat
informasi yang dinilai penting seperti rumah ikan,
karang, kumpulan ikan, biota lainnya. Lalu tekan
ENTER agak lama untuk menyimpan informasi
tersebut.
- Periksa kembali informasi yang sudah disimpan dan
catatpadaformdata.
- Catat tanda–tanda alam/baringan atau arah
panduanlokasi(misalnya:tanjung,bukit,pohon,dll)
Padasetiapsurvey,catatjugapadaformdatalapangan
beberapa informasi lain yang tidak terdeteksi secara
digitalGPS,seperti:
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
36
- Kerapatanikan(banyak,sedang,kurang)
- Ukuranikan(besar,kecil)
- Jenisikan(pelagis,dasardermasal)
- Posisiikan(kedalamanberapa)
- Keadaandasarlokasi(terumbu,berpasir)
Jalur yang akan disurvey tergantung pada tujuan yang
diharapkan. Misalnya, jika tujuan adalah untuk memperkuat
informasi wilayah pesisir laut masyarakat maka dianjurkan
menggunakan transek jaringan. Jika tujuannya juga mencakup
luasan lokasi maka digunakan transek tertutup (lingkaran /
poligon).
3.2.4. Durasiwaktu
Durasi waktu yang diperlukan pada survey ini berkisar 3
– 5 Di bagian atas tulisannya 3-4 hari, tergantung pada
luasan dan jumlah lokasi yang akan disurvey serta cuaca
dilaut.
3.3. SurveyPengamatanFisik/ObservasiVisual
3.3.1. TimSurvey
Tim survey pengamatan visual terdiri dari 3 atau 4
personil,yakni:
- OperatorGPS
- Pengamat/Observer(snorkelingataudiving)
- Pemandulokasi
- Enjiner/ Operator perahu (bisa merangkap sebagai
Pemandulokasi)
3.3.2. Bahan/Alat
- PetaSketsa
- GPSbiasa
- Perlengkapan snorkeling (masker, snorkel, fins) atau
diving
- Kamerabawahlaut(GoPro,Go10-15)
- Jaketpelampung(lifejacket)
- Papanklipberbahanplastik
Pelaksanaan Pemetaan Partisipatif
37
- FormDataLapangan(lihatlampiran)
- Bahan/Alatpendukunglainsesuaikebutuhan.
3.3.3. TehnikPengumpulanData
- Tim langsung menuju lokasi survey (gunakan peta
sketsa) setelah melakukan briefing tim, terutama
denganenjinerdanoperator
- Hidupkan GPS pada saat berangkat atau sebelum
tibadilokasiyangakandisurvey.
- Simpan titik koordinat setiap lokasi survey, berikan
catatansesuaikeadaan.
- Pengamat/observer melakukan snorkeling atau
diving sambil merekam (foto dan video) situasi
bawahlautlokasisurvey.
- Enjiner menjalankan perahu secara perlahan
mengikutipengamat/observer.
- Operator GPS menyimpan titik koordinat setiap
perkiraan 50 meter atau pada lokasi yang dianggap
penting/perlu.
ApabilamenggunakankameraGoPro(digantiactioncam):
- Pastikan menggunakan memory Card Ekstrim atau Ekstrim
Pro(minimal16atau32GB)
- Pastikanbatereiterisipenuh,termasukbatereicadangan.
- Pastikan casing kamera action/ actioncam dalam keadaan
tertutuprapat/tidakmasukair.
- Rangkailah setingan kamera action/ action cam sesuai
instalasi.
- Aktifkan kamera di lokasi pengambilan data dengan
menekantombolON/OFFagaklama
- Pilihmenu“video”atauFoto”
- Tekan tombol ENTER (video atau foto) untuk pengambilan
gambar/rekaman.
- Tekan tombol ENTER untuk mengakhiri pengambilan
gambarvideo.
- Matikankamerapadasaattidakdigunakan.
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
38
3.3.4. DurasiWaktu
Durasi waktu yang diperlukan pada survey ini
tergantung pada luasan dan jumlah lokasi yang akan
disurveysertacuacadilaut.
3.4. SurveyMangrove
3.4.1. TimSurvey
Tim survey mangrove terdiri dari 3 atau 4 personil,
yakni:
- Pemandulokasi
- OperatorGPS/PemegangKompas
- Pencatat (bisa bertugas sebagai Operator
GPS/PemegangKompas)
- Pemegangmeter/tali(50cm)
3.4.2. Bahan/Alat
- GPS
- Kompas
Pelaksanaan Pemetaan Partisipatif
39
Pastikan untuk menandai tiap titik
pengambilan data
Lihat kembali jalur pengamatan dan
pengambilan data
yang sudah dilakukan
- Meteranatautalisepanjang50cm.
- TaliKwadran
- Papanklipberbahanplastik
- FormDataLapangan(lihatlampiran)
- Bukupanduanidentifikasijenis(laminating)
- Bahan/Alat pendukung lainnya sesuai kebutuha
(baju lengan panjang, topi lapang, sepatu boat,
parang,P3K,alattulis,teropong)
3.4.3. PersiapandanPengumpulandata
- Sebelum melakukan pengambilan data lapang. Tim
melakukan briefing untuk mempesiapkan dan
pengecekan alat dan bahan yang dipakai, serta
pembagianperan.
- Tentukan titik (stasiun) awal survey. Identifikasi dan
simpan data koordinat titik awal dengan
menggunakan GPS. titik awal ini dijadikan sebagai
titikikat
- Tarik meter atau tali sepanjang 50 cm mulai dari titik
awal (01 atau dengan ID lain seperti M1, M2, dan
seterusnya).
- Identifikasi dan catat semua informasi keadaan pada
sekitaran 25 meter kiri-kanan posisi rentang
meter/talisepanjang50cm.
- Seterusnya lakukan lagi pada rentang meter/tali
mulaititiknomor02atauM2ketitik03atauM3.
Catatan:
- Jika lebar lokasi kawasan mangrove lebih dari 70 meter
makalakukanlahsurveydengantransekjaringan.
- Jika diperlukan, lakukanlah pengambilan batas luar
kawasan mangrove dengan menggunakan GPS atau
Kompas.
3.4.4. DurasiWaktu
Waktu yang dibutuhkan pada survey mangrove
tergantung pada luasan dan jumlah lokasi kawasan
mangrovesertacuaca.
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
40
3.5. SurveyLamun
3.5.1. TimSurvey
Timsurveylamunterdiridari3atau4personil,yakni:
- Pemandulokasi
- OperatorGPS/PemegangKompas
- Pencatat (bisa bertugas sebagai Operator
GPS/PemegangKompas)
- Pemegangmeter/tali(50cm)ataukerangkakanopi.
3.5.2.Bahan/Alat
- GPS
- Kompas
- Meter atau tali sepanjang 50 cm atau kerangka
kanopi 1 atau 2 meter persegi (untuk memperoleh
datalebihrinci)
- Transek Kwadran yang terbuat dari pipa paralon 0,5
inchdenganukuran1x1M²
- AlattulisdanPapanklipberbahanplastik
- FormDataLapangan(lihatlampiran)
- P3K
- Bahan/Alatpendukunglainnyasesuaikebutuhan.
3.5.3. PersiapandanPengumpulandata
- Persiapan meliputi briefing tim untuk mengecek
kesiapan alat, pembagian peran tiap personil dalam
tim.
- Pengambilan data dilakukan pada saat pantai dalam
keadaansurutterendah
Transek:
- Tentukan titik (stasiun) awal survey. Identifikasi dan
simpan data koordinat titik awal dengan
menggunakanGPS.
- Tarik meter atau tali sepanjang 50 m mulai dari titik
awal (01 atau dengan ID lain seperti L1, L2, dan
seterusnya).
- Identifikasi dan catat semua informasi keadaan pada
Pelaksanaan Pemetaan Partisipatif
41
sekitaran 10 – 10 meter kiri-kanan posisi rentang
meter/talisepanjang50m.
- Seterusnya lakukan lagi pada rentang meter/tali
mulaititiknomor02atauL2ketitik03atauL3.
Catatan: Jika lebar lokasi kawasan lamun lebih dari 70 meter maka
lakukanlahsurveydengantransekjaringan.
Tutupan:
Teknik pemantauan lamun dengan kerangka kanopi
biasa dilakukan untuk kawasan lamun kedalaman di
bawah10–20cmpadasaatsurutterendah.
- Tentukan titik (stasiun) awal survey. Identifikasi dan
simpandatakoordinatdenganGPS.
- Letakkan kerangka kanopi diatas permukaan lokasi
lamunpadatitik01atauL1.
- Identifikasi dan catat semua keadaan di tengah
kerangkakanopi.
- Lakukan secara berurutan hingga seluruh areallokasi
surveyteridentifikasi.
3.5.4.DurasiWaktu
Waktu yang dibutuhkan pada survey lamun tergantung
pada luasan dan jumlah lokasi kawasan lamun serta
cuaca.
3.6. SurveyGarisPantai
3.6.1.TimSurvey
Tim survey garis pantai terdiri dari 3 atau 4 personil,
yakni:
- Pemandulokasi
- OperatorGPS/PemegangKompas
- Pencatat (bisa bertugas sebagai Operator
GPS/PemegangKompas)
- Pemegangmeter/tali(50cm)
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
42
3.6.2. Bahan/Alat
- GPS
- Kompas
- Meteratautalisepanjang50cm.
- Papanklipberbahanplastik
- Form Data Lapangan yang terlindung, atau dari
bahanplastik(lihatlampiran)
- Bahan/Alatpendukunglainnyasesuaikebutuhan.
3.6.3. TekhnikPengumpulandata
- Tentukan titik (stasiun) awal survey dengan
melakukan survey pendahuluan. survey
pendahuluan dilakukan pada saat pasang tertinggi
sehinggadapatditentukangarispantai.
- Identifikasi dan simpan data koordinat titik awal
denganmenggunakanGPS.
- Tarik meter atau tali sepanjang 50 cm mulai dari titik
awal (01 atau dengan ID lain seperti P1, P2 dst). Jarak
rentang meter/tali disesuaikan dengan belokan atau
kelokangarispantai.
- Identifikasi dan catat semua informasi keadaan pada
bagian darat garis pantai atau bagian laut jika
terdapat tanda penting. Misalnya: mangrove, batu,
dansebagainya.
- Seterusnya lakukan lagi pada rentang meter/tali
mulaititiknomor02atauP2ketitik03atauP3.
3.6.4. DurasiWaktu
Waktu yang dibutuhkan pada survey garis pantai
tergantung pada panjang dan jumlah varian yang
diidentifikasisertacuaca.
Pelaksanaan Pemetaan Partisipatif
43
4. PengolahanData
4.1. Entridatakekomputer
Proses ini untuk memasukan data hasil survey (koordinat GPS)
dan data sosial ke dalam komputer untuk diolah melalui
perangkatlunakkhusus.
- Data spasial (peta) digunakan perangkat lunak pengolah
dataspasial(ArcGIS,QuantumGIS,danlain-lain)
- Data sosial digunakan perangkat lunak pengolah data
statistik(MSEXCEL,SPSS,danlain-lain)
4.2. Identifikasi data terumbu karang, jenis dan sebaran ikan serta
biotalainnya.(FormatTerlampir)
4.3. Analisa data yang sudah teridentifikasi (spasial dan non
spasial)
4.4. MenggambarPeta
Penggambaranpetadapatdibagimenjadiduacarayaitu:
- Manual, cara ini menggunakan kertas khusus dengan
memasukandatahasilsurveydenganperhitungantertentu
untukdigambarkandiataskertas.
- Digital, cara ini lebih mudah karena sudah ada perangkat
lunak khusus untuk menggambar peta dengan data-data
yang sudah dimasukkan ke dalam perangkat lunak
tersebut.
4.5. MemasukkandatasosialkePeta(FormatTerlampir)
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
44
Keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh
seorang Fasilitator Pemetaan Pesisir dan Laut
1. Kemampuan menggunakan alat navigasi (Kompas, GPS)
2. Kemampuan membaca peta
3. Kemampuan fasilitasi (PRA, RRA, BLP)
4. Kemampuan identifikasi sumber daya perairan
5. Kemampuan analisis dan pengolahan data
Pengesahan Peta
BAB VI
Pengesahan Peta
45
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
1. PresentasiDraftPetadanDataSosial
Peta partisipatif yang sudah dihasilkan masih dalam bentuk
Draft Peta. Draft peta ini perlu dipresentasikan kepada
masyarakat, tokoh masyarakat, dan parapihak (Kepala Desa,
Camat, Bupati) dan yang telah mendukung pelaksanaan
pemetaan partisipatif tersebut. Selain itu perwakilan kampung
yang bertetangga juga perlu dihadirkan untuk memverifikasi
tatabataswilayah.
Dalam presentasi tersebut perlu dijelaskan proses pemetaan
partisipatifyangdilakukan,siapasajasumberinformasidanjuga
letak tata batas wilayah. Pada presentasi tersebut mintalah
masukan kepada seluruh yang hadir informasi yang perlu
ditambahkandalampeta,klarifikasitatabataswilayah.
Selain Draft Peta, perlu dipresentasikan juga data sosial hasil
inventarisasi, sama seperti pada draft peta, mintalah masukan
dari peserta data apa saja yang masih kurang atau terlewatkan
dalamprosesinventarisasidatasosial.
46
Setiap penambahan
informasi draft peta
maupun data sosial
perlu dicatat
selengkap mungkin
untuk melakukan
perbaikan.
2. PerbaikanPetadanDataSosial
Draftpetadandatasosialyangsudahdipresentasikandiperbaiki
dan dilengkapi sesuai dengan hasil presentasi dan masukan dari
peserta.
Setelah selesai seluruh perbaikan, peta dan data sosial dicetak
untuk disahkan oleh parapihak. Perlu disiapkan sebelum proses
pengesahantersebutbeberapadokumenseperti:
a. BeritaAcaraPengesahanPeta
b. Berita Acara Penyerahan Peta kepada Masyarakat dan
Parapihak
c. BeritaAcaraTataBatas
3. PengesahandanPenyerahanPeta
Peta akhir dan Data Sosial disahkan oleh parapihak dan
masyarakatmelaluisebuahpertemuanyangdisebutPertemuan
Pengesahan dan Penyerahan Peta. Dalam pertemuan ini sekali
lagi perlu diundang masyarakat, tokoh masyarakat, dan
parapihak (Kepala Desa, Camat, Bupati) dan yang telah
mendukung pelaksanaan pemetaan partisipatif tersebut, juga
perwakilan dari kampung yang bertetangga dengan wilayah
Pengesahan Peta
47
Setiap pihak berhak memberikan masukan
terhadap hasil pemetaan pesisir dan laut
yang dilakukan oleh tim, sebagai bentuk
penyempurnaan dan kesepakatan bersama
yangdipetakan.
Dalampertemuaniniditandatangani:
a. BeritaAcaraTataBatas
b. BeritaAcaraPengesahanPeta
c. Berita Acara Penyerahan Peta kepada Masyarakat dan Para
Pihak(lihatlampiran)
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
48
Dokumentasi visual sebagai pelengkap data dalam peta
dapat memperkaya kondisi dan potensi sumber daya alam
yang terdapat di daerah pesisir dan laut.
Pustaka
49
Azhar, I., H. Tioho, B. Pratasik. FORPELLA Steering committee. 2003.
Panduan Pemantauan Wilayah Pesisir oleh FORPELLA (I),
dalam Koleksi Dokumen Proyek Pesisir 1997 - 2003. Seri
Pemantauan Wilayah Pesisir., M. Knight, S. Tighe (Editor);
Coastal Resources Center, University of Rhode Island,
Narragansett,RhodeIsland,USA.
Herdiana, Y. 2007. Panduan Pelatihan Pengamatan Kondisi
Ekosistem Terumbu Karang Berbasis Masyarakat. Wildlife
ConservationSociety-MarineIndonesiaProgram.Bogor.
Sugiarto, D. Siagian, I. Ti Sunaryanto, D. Soetomo. 2001. Tehnik
Sampling.Gramediapustakautama.Jakarta.
Sukmara, A., A. J. Siahainenia, C. Rotinsulu. 2001. Panduan
Pemantauan Terumbu Karang Berbasis Masyarakat
dengan metode Manta Tow. Proyek Pesisir - CRMP
Indonesia.
Pustaka
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
50
Lampiran
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
65
69
70
71
Lampiran 1. Contoh Surat Permohonan Pengadaan Data Dasar
(Peta Dasar) Kepada BIG
Lampiran 2. Contoh Surat Permohonan Fasilitasi Pemetaan
Partisipatif
Lampiran 3. Contoh Lembar Data Informasi Survey
Menggunakan metode Manta Tow
Lampiran 4. Contoh Form Isian Pengambilan Data Ekologi
Menggunakan metode Manta Tow
Lampiran 5. Contoh Form Isian Pencatatan Visual Ikan Karang
Lampiran 6. Contoh Form Pencatatan Data Mangrove
Lampiran 7. Contoh Form Pencatatan menggunakan Metode
Kanopi Mangrove
Lampiran 8. Contoh Form Isian Pencatatan Data Padang Lamun
menggunakan Seagrass Watch
Lampiran 9. Contoh Form Isian Pencatatan Data Tepi Lamun
Lampiran 10. Contoh Form Isian Pencatatan Data Spesies
Karang (bisa juga dipakai untuk mangrove, lamun
dan pesisir
Lampiran 11. Contoh Surat Berita Acara Pengecekan Titik Tata
Batas di Lapangan
Lampiran 12. Contoh Surat Berita Acara Kesepakatan Tata Batas
Lampiran 13. Contoh Surat Berita Acara Serah Terima Peta
Partisipatif
Lampiran 14. Contoh Surat Pengantar dan Penyerahan
Kelayakan bagi Peta Partisipatif untuk
diintegrasikan oleh BIG
Lampiran 15. Contoh Peta Partisipatif “Perikanan Tangkap” Desa
Ranowangko II, Kec Kombi. Minahasa
Lampiran
51
Lampiran 1.
Contoh Surat Permohonan Pengadaan Data Dasar (Peta Dasar) Kepada BIG
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
52
Lampiran 2.Contoh Surat Permohonan Fasilitasi Pemetaan Partisipatif
Lampiran
53
Lampiran 3.
Contoh Lembar Data Informasi Survey Menggunakan metode Manta Tow
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
54
Lampiran 4.
Contoh Form Isian Pengambilan Data Ekologi Menggunakan metode Manta Tow
Lampiran
55
Lampiran 5.Contoh Form Isian Pencatatan Visual Ikan Karang
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
56
Lampiran 6.Contoh Form Pencatatan Data Mangrove
Lampiran
57
Lampiran 7.
Contoh Form Pencatatan menggunakan Metode Kanopi Mangrove
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
58
Lampiran 8.
Contoh Form Isian Pencatatan Data Padang Lamun
menggunakan Seagrass Watch
Lampiran
59
Lampiran 9. Contoh Form Isian Pencatatan Data Tepi Lamun
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
60
Lampiran 10.Contoh Form Isian Pencatatan Data Spesies Karang
Lampiran
61
Lampiran 11.Contoh Surat Berita Acara Pengecekan Titik Tata Batas di Lapangan
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
62
Lampiran 11. Lanjutan
Lampiran
63
Lampiran 11. Lanjutan
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
64
Lampiran 11. Lanjutan
Lampiran
65
Lampiran 12. Contoh Surat Berita Acara Kesepakatan Tata Batas
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
66
Lampiran 12. Lanjutan
Lampiran
67
Lampiran 12. Lanjutan
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
68
Lampiran 12. Lanjutan
Lampiran
69
Lampiran 13.Contoh Surat Berita Acara Serah Terima Peta Partisipatif
Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
70
Lampiran 14.
Contoh Surat Pengantar dan Penyerahan
Kelayakan bagi Peta Partisipatif untuk diintegrasikan oleh BIG
Lampiran
71
Lampiran 15.
Contoh Peta Partisipatif “Perikanan Tangkap”
Desa Ranowangko II, Kec Kombi. Minahasa (skala tidak mengikat)
JKPP yang dibentuk pada tahun 1996 dimaksudkan sebagai wadah bersama bagi
ORNOP dan OR dalam pencapaian TEGAKNYA KEDAULATAN RAKYAT ATAS RUANG
sebagai cita cita bersama. Untuk itu dalam pelaksanaannya dikembangkan Simpul
SimpulBelajarPemetaanPartisipatifdiberbagaitempatdiIndonesia.
Nilai Nilai Dasar dalam mengembangkan pendekatan pemetaan partisipatif
didasarkan pada prinsip: (1)Menjunjung tinggi nilai-nilai HAM; (2) Mengutamakan
kepentingan, inisiatif dan keterlibatan masyarakat; (3) Menjunjung tinggi kehidupan
bersama yang berkeadilan sosial; (4) Berpihak pada pengelolaan lingkungan yang
mempertimbangkan manusia sebagai kesatuan ekosistem dan (5) menempatkan
pemetaansebagairuangbelajarbersama
Tentang JKPP
Contact us :
Jl. Cimanuk Blok B7 No. 6
Komp. Bogor Baru Bogor
16152 INDONESIA
Telp/Fax : +62251 – 8379143
E-mail : seknas@jkpp.org

More Related Content

What's hot

Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanInterpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
bramantiyo marjuki
 
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisirAry Ajo
 
Ekonomi kelautan dan perikanan
Ekonomi kelautan dan perikananEkonomi kelautan dan perikanan
Ekonomi kelautan dan perikanan
PT. SASA
 
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretPenentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Yahya M Aji
 
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
suningterusberkarya
 
Bilangan Formzahl
Bilangan FormzahlBilangan Formzahl
Bilangan Formzahl
Diana Surtika
 
Bab 10 : Alat-Alat Pemetaan
Bab 10 :  Alat-Alat PemetaanBab 10 :  Alat-Alat Pemetaan
Bab 10 : Alat-Alat Pemetaan
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)
Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)
Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)
CIFOR-ICRAF
 
Materi Estuari
Materi EstuariMateri Estuari
Materi Estuari
HellenLangie
 
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaVersi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Mujiyanto -
 
Pasang Surut (Pasut)
Pasang Surut (Pasut)Pasang Surut (Pasut)
Pasang Surut (Pasut)guest01cdf1
 
Bab 5: Jenis-jenis Peta dan Fungsi
Bab 5:   Jenis-jenis Peta dan FungsiBab 5:   Jenis-jenis Peta dan Fungsi
Bab 5: Jenis-jenis Peta dan Fungsi
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi)
Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi) Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi)
Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi)
bramantiyo marjuki
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Penataan Ruang
 
Partisipasi masyarakat
Partisipasi masyarakatPartisipasi masyarakat
Partisipasi masyarakat
abu hanafie
 
current meter
current meter current meter
current meter
brama_nalendra
 
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Salma Van Licht
 

What's hot (20)

Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanInterpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
 
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
 
Ekonomi kelautan dan perikanan
Ekonomi kelautan dan perikananEkonomi kelautan dan perikanan
Ekonomi kelautan dan perikanan
 
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretPenentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
 
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Bahaya, kerentanan, resiko dan bencana
Bahaya, kerentanan, resiko dan bencanaBahaya, kerentanan, resiko dan bencana
Bahaya, kerentanan, resiko dan bencana
 
Pengelolaan das
Pengelolaan dasPengelolaan das
Pengelolaan das
 
Bilangan Formzahl
Bilangan FormzahlBilangan Formzahl
Bilangan Formzahl
 
Bab 10 : Alat-Alat Pemetaan
Bab 10 :  Alat-Alat PemetaanBab 10 :  Alat-Alat Pemetaan
Bab 10 : Alat-Alat Pemetaan
 
Tugas Manajemen Survei dan Pemetaan
Tugas Manajemen Survei dan PemetaanTugas Manajemen Survei dan Pemetaan
Tugas Manajemen Survei dan Pemetaan
 
Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)
Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)
Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)
 
Materi Estuari
Materi EstuariMateri Estuari
Materi Estuari
 
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaVersi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
 
Pasang Surut (Pasut)
Pasang Surut (Pasut)Pasang Surut (Pasut)
Pasang Surut (Pasut)
 
Bab 5: Jenis-jenis Peta dan Fungsi
Bab 5:   Jenis-jenis Peta dan FungsiBab 5:   Jenis-jenis Peta dan Fungsi
Bab 5: Jenis-jenis Peta dan Fungsi
 
Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi)
Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi) Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi)
Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi)
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
 
Partisipasi masyarakat
Partisipasi masyarakatPartisipasi masyarakat
Partisipasi masyarakat
 
current meter
current meter current meter
current meter
 
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
 

Viewers also liked

To r panel 1 perluasan wilayah kelola rakyat
To r panel 1 perluasan wilayah kelola rakyatTo r panel 1 perluasan wilayah kelola rakyat
To r panel 1 perluasan wilayah kelola rakyat
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Kabar jkpp 21
Kabar jkpp 21Kabar jkpp 21
sejarah smk malim nawar
sejarah smk malim nawarsejarah smk malim nawar
sejarah smk malim nawar
Mr. Najmie 88
 
TOR Seminar Nasional Forum Anggota Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP...
TOR Seminar Nasional Forum Anggota Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP...TOR Seminar Nasional Forum Anggota Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP...
TOR Seminar Nasional Forum Anggota Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP...
Aji Sahdi Sutisna
 
Modul Panduan Pemetaan Pemetaan Partisipatif Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil
Modul Panduan Pemetaan Pemetaan Partisipatif Pesisir, Laut dan Pulau-pulau KecilModul Panduan Pemetaan Pemetaan Partisipatif Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil
Modul Panduan Pemetaan Pemetaan Partisipatif Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil
Aji Sahdi Sutisna
 
Panduan pemetaan partisipatif
Panduan pemetaan partisipatifPanduan pemetaan partisipatif
Panduan pemetaan partisipatifhabybie
 
RPP SMA PKWU Aspek Budidaya Kelas XII
RPP SMA PKWU Aspek Budidaya Kelas XIIRPP SMA PKWU Aspek Budidaya Kelas XII
RPP SMA PKWU Aspek Budidaya Kelas XII
Diva Pendidikan
 
SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...
SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...
SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...
septianm
 

Viewers also liked (8)

To r panel 1 perluasan wilayah kelola rakyat
To r panel 1 perluasan wilayah kelola rakyatTo r panel 1 perluasan wilayah kelola rakyat
To r panel 1 perluasan wilayah kelola rakyat
 
Kabar jkpp 21
Kabar jkpp 21Kabar jkpp 21
Kabar jkpp 21
 
sejarah smk malim nawar
sejarah smk malim nawarsejarah smk malim nawar
sejarah smk malim nawar
 
TOR Seminar Nasional Forum Anggota Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP...
TOR Seminar Nasional Forum Anggota Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP...TOR Seminar Nasional Forum Anggota Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP...
TOR Seminar Nasional Forum Anggota Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP...
 
Modul Panduan Pemetaan Pemetaan Partisipatif Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil
Modul Panduan Pemetaan Pemetaan Partisipatif Pesisir, Laut dan Pulau-pulau KecilModul Panduan Pemetaan Pemetaan Partisipatif Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil
Modul Panduan Pemetaan Pemetaan Partisipatif Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil
 
Panduan pemetaan partisipatif
Panduan pemetaan partisipatifPanduan pemetaan partisipatif
Panduan pemetaan partisipatif
 
RPP SMA PKWU Aspek Budidaya Kelas XII
RPP SMA PKWU Aspek Budidaya Kelas XIIRPP SMA PKWU Aspek Budidaya Kelas XII
RPP SMA PKWU Aspek Budidaya Kelas XII
 
SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...
SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...
SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...
 

Similar to Modul Pemetaan Pesisir, Laut, dan Pulau-pulau Kecil

PERBAIKAN LINGKUNGAN DENGAN PENANAMAN MANGROVE BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MEND...
PERBAIKAN LINGKUNGAN DENGAN PENANAMAN MANGROVE BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MEND...PERBAIKAN LINGKUNGAN DENGAN PENANAMAN MANGROVE BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MEND...
PERBAIKAN LINGKUNGAN DENGAN PENANAMAN MANGROVE BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MEND...
Asramid Yasin
 
Present kel lingga
Present kel linggaPresent kel lingga
Present kel lingga
Aszani Aszani
 
Membangun Komitmen Reformasi Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan....
Membangun Komitmen Reformasi Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan....Membangun Komitmen Reformasi Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan....
Membangun Komitmen Reformasi Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan....
Oswar Mungkasa
 
Presentasi Ketua Jejaring AMPL 22032012
Presentasi Ketua Jejaring AMPL 22032012Presentasi Ketua Jejaring AMPL 22032012
Presentasi Ketua Jejaring AMPL 22032012Dyota Condrorini
 
Tor panel 2 pengakuan dan perlindungan masyarakat adat
Tor panel 2 pengakuan dan perlindungan masyarakat adatTor panel 2 pengakuan dan perlindungan masyarakat adat
Tor panel 2 pengakuan dan perlindungan masyarakat adat
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Presentasi page 21 30
Presentasi page 21 30Presentasi page 21 30
Presentasi page 21 30Verany Irene
 
Kabar jkpp 11
Kabar jkpp 11Kabar jkpp 11
Operationalizing Landscape Approach for Balancing Conservation and Livelihood...
Operationalizing Landscape Approach for Balancing Conservation and Livelihood...Operationalizing Landscape Approach for Balancing Conservation and Livelihood...
Operationalizing Landscape Approach for Balancing Conservation and Livelihood...
CIFOR-ICRAF
 
Kuliah_PW_01.ppt
Kuliah_PW_01.pptKuliah_PW_01.ppt
Kuliah_PW_01.ppt
ssuser6aefc0
 
Profil pugar 2010
Profil pugar 2010Profil pugar 2010
Profil pugar 2010walhiaceh
 
Hari Peduli Sampah Nasional 2016, HPSN; Aksinya Walhi Jakarta, Laporan
Hari Peduli Sampah Nasional 2016, HPSN; Aksinya Walhi Jakarta, LaporanHari Peduli Sampah Nasional 2016, HPSN; Aksinya Walhi Jakarta, Laporan
Hari Peduli Sampah Nasional 2016, HPSN; Aksinya Walhi Jakarta, Laporan
Biotani & Bahari Indonesia
 
Paparan standar asdep untuk fgd
Paparan standar asdep untuk fgdPaparan standar asdep untuk fgd
Paparan standar asdep untuk fgd
Nurliana Umar
 
Profil dinas kebersihan 2013 kota bitung 31-40
Profil dinas kebersihan 2013 kota bitung   31-40Profil dinas kebersihan 2013 kota bitung   31-40
Profil dinas kebersihan 2013 kota bitung 31-40Verany Irene
 
14. pembangunan partisipatif
14. pembangunan partisipatif14. pembangunan partisipatif
14. pembangunan partisipatif
Panembahan Senopati Sudarmanto
 
Paparan penguatan kelembagaan front hotel.pptx
Paparan penguatan kelembagaan  front hotel.pptxPaparan penguatan kelembagaan  front hotel.pptx
Paparan penguatan kelembagaan front hotel.pptx
purwanto761
 
Profile bytra 2013
Profile bytra 2013Profile bytra 2013
Profile bytra 2013walhiaceh
 
2.RRAPRA.pptx
2.RRAPRA.pptx2.RRAPRA.pptx
2.RRAPRA.pptx
RosmalahUMK
 
Desain program
Desain programDesain program
Desain program
Tiko Nurali
 
Participatory Mapping Pemetaan Partisipatif.pptx
Participatory Mapping Pemetaan Partisipatif.pptxParticipatory Mapping Pemetaan Partisipatif.pptx
Participatory Mapping Pemetaan Partisipatif.pptx
Nila35061
 
Proposal
ProposalProposal
Proposalmurdiwb
 

Similar to Modul Pemetaan Pesisir, Laut, dan Pulau-pulau Kecil (20)

PERBAIKAN LINGKUNGAN DENGAN PENANAMAN MANGROVE BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MEND...
PERBAIKAN LINGKUNGAN DENGAN PENANAMAN MANGROVE BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MEND...PERBAIKAN LINGKUNGAN DENGAN PENANAMAN MANGROVE BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MEND...
PERBAIKAN LINGKUNGAN DENGAN PENANAMAN MANGROVE BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MEND...
 
Present kel lingga
Present kel linggaPresent kel lingga
Present kel lingga
 
Membangun Komitmen Reformasi Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan....
Membangun Komitmen Reformasi Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan....Membangun Komitmen Reformasi Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan....
Membangun Komitmen Reformasi Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan....
 
Presentasi Ketua Jejaring AMPL 22032012
Presentasi Ketua Jejaring AMPL 22032012Presentasi Ketua Jejaring AMPL 22032012
Presentasi Ketua Jejaring AMPL 22032012
 
Tor panel 2 pengakuan dan perlindungan masyarakat adat
Tor panel 2 pengakuan dan perlindungan masyarakat adatTor panel 2 pengakuan dan perlindungan masyarakat adat
Tor panel 2 pengakuan dan perlindungan masyarakat adat
 
Presentasi page 21 30
Presentasi page 21 30Presentasi page 21 30
Presentasi page 21 30
 
Kabar jkpp 11
Kabar jkpp 11Kabar jkpp 11
Kabar jkpp 11
 
Operationalizing Landscape Approach for Balancing Conservation and Livelihood...
Operationalizing Landscape Approach for Balancing Conservation and Livelihood...Operationalizing Landscape Approach for Balancing Conservation and Livelihood...
Operationalizing Landscape Approach for Balancing Conservation and Livelihood...
 
Kuliah_PW_01.ppt
Kuliah_PW_01.pptKuliah_PW_01.ppt
Kuliah_PW_01.ppt
 
Profil pugar 2010
Profil pugar 2010Profil pugar 2010
Profil pugar 2010
 
Hari Peduli Sampah Nasional 2016, HPSN; Aksinya Walhi Jakarta, Laporan
Hari Peduli Sampah Nasional 2016, HPSN; Aksinya Walhi Jakarta, LaporanHari Peduli Sampah Nasional 2016, HPSN; Aksinya Walhi Jakarta, Laporan
Hari Peduli Sampah Nasional 2016, HPSN; Aksinya Walhi Jakarta, Laporan
 
Paparan standar asdep untuk fgd
Paparan standar asdep untuk fgdPaparan standar asdep untuk fgd
Paparan standar asdep untuk fgd
 
Profil dinas kebersihan 2013 kota bitung 31-40
Profil dinas kebersihan 2013 kota bitung   31-40Profil dinas kebersihan 2013 kota bitung   31-40
Profil dinas kebersihan 2013 kota bitung 31-40
 
14. pembangunan partisipatif
14. pembangunan partisipatif14. pembangunan partisipatif
14. pembangunan partisipatif
 
Paparan penguatan kelembagaan front hotel.pptx
Paparan penguatan kelembagaan  front hotel.pptxPaparan penguatan kelembagaan  front hotel.pptx
Paparan penguatan kelembagaan front hotel.pptx
 
Profile bytra 2013
Profile bytra 2013Profile bytra 2013
Profile bytra 2013
 
2.RRAPRA.pptx
2.RRAPRA.pptx2.RRAPRA.pptx
2.RRAPRA.pptx
 
Desain program
Desain programDesain program
Desain program
 
Participatory Mapping Pemetaan Partisipatif.pptx
Participatory Mapping Pemetaan Partisipatif.pptxParticipatory Mapping Pemetaan Partisipatif.pptx
Participatory Mapping Pemetaan Partisipatif.pptx
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 

More from Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif

Potret Krisis Ruang Sulawesi
Potret Krisis Ruang SulawesiPotret Krisis Ruang Sulawesi
Potret Krisis Ruang Sulawesi
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Potret Ketimpangan Ruang Kalimantan
Potret Ketimpangan Ruang KalimantanPotret Ketimpangan Ruang Kalimantan
Potret Ketimpangan Ruang Kalimantan
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Sustainable Land Use Planning (SLUP) Working Paper 2015
Sustainable Land Use Planning (SLUP) Working Paper 2015Sustainable Land Use Planning (SLUP) Working Paper 2015
Sustainable Land Use Planning (SLUP) Working Paper 2015
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Panduan Pemetaan Berbasis Masyarakat Oleh Alix Flavelle
Panduan Pemetaan Berbasis Masyarakat Oleh Alix FlavellePanduan Pemetaan Berbasis Masyarakat Oleh Alix Flavelle
Panduan Pemetaan Berbasis Masyarakat Oleh Alix Flavelle
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
24.2 Manifesto Forestry Land Reform oleh Dianto Bachriadi
24.2 Manifesto Forestry Land Reform oleh Dianto Bachriadi24.2 Manifesto Forestry Land Reform oleh Dianto Bachriadi
24.2 Manifesto Forestry Land Reform oleh Dianto Bachriadi
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Pemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis Spasial
Pemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis SpasialPemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis Spasial
Pemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis Spasial
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Kertas posisi bersama MPMK (RMI, JKPP dan Huma)
Kertas posisi bersama MPMK (RMI, JKPP dan Huma)Kertas posisi bersama MPMK (RMI, JKPP dan Huma)
Kertas posisi bersama MPMK (RMI, JKPP dan Huma)
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Reforma Agraria Untuk Pemula
Reforma Agraria Untuk PemulaReforma Agraria Untuk Pemula
Reforma Agraria Untuk Pemula
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Konsesi Mencaplok Sawah Food Estate Mematikan Petani
Konsesi Mencaplok Sawah Food Estate Mematikan PetaniKonsesi Mencaplok Sawah Food Estate Mematikan Petani
Konsesi Mencaplok Sawah Food Estate Mematikan Petani
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Anggota Individu JKPP Periode 2017 2021
Anggota Individu JKPP Periode 2017 2021Anggota Individu JKPP Periode 2017 2021
Anggota Individu JKPP Periode 2017 2021
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Kabar JKPP Edisi 22
Kabar JKPP Edisi 22Kabar JKPP Edisi 22
Laporan BRWA 2018 2019
Laporan BRWA 2018 2019Laporan BRWA 2018 2019
Laporan BRWA 2018 2019
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Memahami Dimensi-dimensi Kemiskinan Masyarakat Adat
Memahami Dimensi-dimensi Kemiskinan Masyarakat AdatMemahami Dimensi-dimensi Kemiskinan Masyarakat Adat
Memahami Dimensi-dimensi Kemiskinan Masyarakat Adat
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Kebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan Indonesia
Kebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan IndonesiaKebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan Indonesia
Kebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan Indonesia
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...
Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...
Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Panduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa_ MCA Indonesia
Panduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa_ MCA IndonesiaPanduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa_ MCA Indonesia
Panduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa_ MCA Indonesia
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutPermen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Perpres Nomor 39 tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia
Perpres Nomor 39 tahun 2019   tentang Satu Data IndonesiaPerpres Nomor 39 tahun 2019   tentang Satu Data Indonesia
Perpres Nomor 39 tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Kabar jkpp edisi 21
Kabar jkpp edisi 21Kabar jkpp edisi 21

More from Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (20)

Potret Krisis Ruang Sulawesi
Potret Krisis Ruang SulawesiPotret Krisis Ruang Sulawesi
Potret Krisis Ruang Sulawesi
 
Potret Ketimpangan Ruang Kalimantan
Potret Ketimpangan Ruang KalimantanPotret Ketimpangan Ruang Kalimantan
Potret Ketimpangan Ruang Kalimantan
 
Sustainable Land Use Planning (SLUP) Working Paper 2015
Sustainable Land Use Planning (SLUP) Working Paper 2015Sustainable Land Use Planning (SLUP) Working Paper 2015
Sustainable Land Use Planning (SLUP) Working Paper 2015
 
Panduan Pemetaan Berbasis Masyarakat Oleh Alix Flavelle
Panduan Pemetaan Berbasis Masyarakat Oleh Alix FlavellePanduan Pemetaan Berbasis Masyarakat Oleh Alix Flavelle
Panduan Pemetaan Berbasis Masyarakat Oleh Alix Flavelle
 
24.2 Manifesto Forestry Land Reform oleh Dianto Bachriadi
24.2 Manifesto Forestry Land Reform oleh Dianto Bachriadi24.2 Manifesto Forestry Land Reform oleh Dianto Bachriadi
24.2 Manifesto Forestry Land Reform oleh Dianto Bachriadi
 
Pemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis Spasial
Pemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis SpasialPemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis Spasial
Pemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis Spasial
 
Kertas posisi bersama MPMK (RMI, JKPP dan Huma)
Kertas posisi bersama MPMK (RMI, JKPP dan Huma)Kertas posisi bersama MPMK (RMI, JKPP dan Huma)
Kertas posisi bersama MPMK (RMI, JKPP dan Huma)
 
Reforma Agraria Untuk Pemula
Reforma Agraria Untuk PemulaReforma Agraria Untuk Pemula
Reforma Agraria Untuk Pemula
 
Konsesi Mencaplok Sawah Food Estate Mematikan Petani
Konsesi Mencaplok Sawah Food Estate Mematikan PetaniKonsesi Mencaplok Sawah Food Estate Mematikan Petani
Konsesi Mencaplok Sawah Food Estate Mematikan Petani
 
Anggota Individu JKPP Periode 2017 2021
Anggota Individu JKPP Periode 2017 2021Anggota Individu JKPP Periode 2017 2021
Anggota Individu JKPP Periode 2017 2021
 
Kabar JKPP Edisi 22
Kabar JKPP Edisi 22Kabar JKPP Edisi 22
Kabar JKPP Edisi 22
 
Laporan BRWA 2018 2019
Laporan BRWA 2018 2019Laporan BRWA 2018 2019
Laporan BRWA 2018 2019
 
Memahami Dimensi-dimensi Kemiskinan Masyarakat Adat
Memahami Dimensi-dimensi Kemiskinan Masyarakat AdatMemahami Dimensi-dimensi Kemiskinan Masyarakat Adat
Memahami Dimensi-dimensi Kemiskinan Masyarakat Adat
 
Kebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan Indonesia
Kebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan IndonesiaKebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan Indonesia
Kebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan Indonesia
 
Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...
Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...
Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...
 
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...
 
Panduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa_ MCA Indonesia
Panduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa_ MCA IndonesiaPanduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa_ MCA Indonesia
Panduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa_ MCA Indonesia
 
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutPermen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
 
Perpres Nomor 39 tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia
Perpres Nomor 39 tahun 2019   tentang Satu Data IndonesiaPerpres Nomor 39 tahun 2019   tentang Satu Data Indonesia
Perpres Nomor 39 tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia
 
Kabar jkpp edisi 21
Kabar jkpp edisi 21Kabar jkpp edisi 21
Kabar jkpp edisi 21
 

Recently uploaded

Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
VenyHandayani2
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
ppgpriyosetiawan43
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
jaya35ml2
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 

Recently uploaded (20)

Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 

Modul Pemetaan Pesisir, Laut, dan Pulau-pulau Kecil

  • 2. PANDUAN PEMETAAN PARTISIPATIF WILAYAH PESISIR, LAUT DAN PULAU-PULAU KECIL Tim Penyusun: SLPP NTB Gendewa Tunas Rancak,Tjatur Kukuh SLPP NTT Alfons Heri SLPP SULUT Marsel A. I. Korompis, Lili Mengko Moudy Gerungan, Samuel Angkow,Yopi Golioth SLPP SULTRA Imran Abdullah, Hasrul Dimas Asgori, Herlinawati M. Aris Rauf, Mutminah, Rudi, Sumardin YARI SULTRA Abed, Dedi, Dedy Arfon, Syawaludin JARING PELA Bachtiar Ramadian, Ery Damayanti Fery Kurniawan (IPB) SEKRETARIAT NASIONAL JKPP Dewi Puspita Sutedjo Diarman, Imam Hanafi, Siti Syarifah Editor Deny Rahadian cetakan pertama, April 2016 (c) JKPP Press, 2016 Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP) JKPP Press Judul: Dokumentasi Desain Sampul dan Layout koleksi JKPP, koleksi SLPP Sultra, Koleksi SLPP Sulut elnino
  • 3. 4 5 6 6 7 7 8 9 10 11 13 14 16 21 22 24 26 27 28 29 32 33 33 34 44 45 46 47 48 49 Daftar Isi KATA PENGANTAR BAB I Pendahuluan Kilas Sejarah Pemetaan Partisipatif Dasar Pemikiran Konsep Dasar Filosofi Pemetaan Partisipatif Prinsip Dasar Pelaksanaan BAB II Persiapan Pelaksanaan Pemetaan Partisipatif Syarat Pemetaan Partisipatif Syarat Pemetaan BAB III Kelengkapan Pemetaan Tim Kerja Bahan/Alat BAB IV Metode Pengambilan Data Inventarisasi Data Sosial Metode Pengamatan Ekosistem Terumbu Karang Pengamatan/Observasi Visual Survey Mangrove Survey Lamun Survey Garis Pantai BAB V Pelaksanaan Pemetaan Partisipatif Pelatihan Pengumpulan Informasi Awal Survey/Pengambilan Data Pengolahan Data BAB VI Pengesahan Peta Presentasi Draft Peta dan Data Sosial Perbaikan Peta dan Data Sosial Pengesahan dan Pengesahan Peta Pustaka 3
  • 4. Potensi sumberdaya alam di wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil Indonesia sangat melimpah, baik sumberdaya hayati maupun non hayati dengan keanekaragaman yang bernilai tinggi seperti terumbu karang, ekosistem mangrove, estuaria, padang lamun dan lain sebagainya. Di satu sisi pemanfaatan pengelolaan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil menghadapi berbagai ancaman baik dari sisi ekologis, terjadinya penurunan kualitas lingkungan seperti pencemaran, rusaknya ekosistem pesisir dan laut, penangkapan ikan yang berlebihan dan penggunaan alat tangkap yang dapat merusak lingkungan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil tanpa mempertimbangkan daya dukung lingkungannya. Selain itu investasi yang memerlukan penggunaan ruang pesisir, laut dan pulau-pulau kecil seperti pertambangan dan petelah menggusur aksesibilitas masyarakat yang tinggal di pesisir dan pulau-pulau kecil terhadap ruangkelolanya. Belum hadirnya kebijakan pengaturan ruang dan ketidakpaduan antar kegiatan pengelolaan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil menimbulkan konflik antara kegiatan nelayan tradisional dengan nelayan modern, kegiatan budidaya perikanan dengan kegiatan pelayaran, kepentingan konservasi dengan budidaya tambak, serta kegiatan investasi rakus ruang seperti pertambangan di pulau- pulau kecil yang telah merusak dan menggusur wilayah kelola masyarakat pesisir, laut dan pulau-pulau kecil. Penyusunan tata ruang pesisir, laut dan pulau-pulau kecil harus memperhatikan karakteristik sosial dan ekologis wilayah yang masing- masingmemilikikeunikandanyangpalingpentingadalahpelibatanmasyarakat. Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil dapat menjadi alat untuk mengidentifikasi potensi sumber daya alam, tempat-tempat penting dan wilayah kelola masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir, laut dan pulau- pulaukecil. Modul ini disusun sebagai hasil praktek lapangan proses pemetaan partisipatif di wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil yang didokumentasikan dan dituliskan menjadi panduan bagi para fasilitator pemetaan partisipatif untuk bekerja memfasilitasipemetaanpartisipatifdiwilayahpesisir,lautdanpulau-pulaukecil. Ucapan terima kasih kepada kawan-kawan SLPP Sulawesi Utara (Samuel Angkouw, Ivan Korompis, Yopi Golioth dan lain-lain) juga kawan-kawan Jaring PELA (Ery Damayanti) dan pihak yang terlibat dalam penyusunan modul ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Mudah-mudahan modul ini dapat bermanfaatbagiparapembacanya. Terimakasih PENULIS Kata Pengantar Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 4
  • 5. Pendahuluan BAB I Pendahuluan 5 Hasil Pemetaan Partisipatif Wilayah Sombano-Kaledupa Wakatobi - Sulawei Tenggara
  • 6. Kilas Sejarah Pemetaan Partisipatif Metodologi pemetaan partisipatif dikenal sejak tahun 1990- an, dimulai dari beberapa diskusi dan wacana dalam beberapa paper, di antaranya Mitchell et al. (1990) di Cyclop, Craven (1993)diWasurdanSiraitetal.(1994)diKayanMentarang. Pada Oktober 1995, di Manila diadakan Workshop tentang Metodologi Pemetaan Partisipatif, beberapa pegiat NGO Indonesiaterlibatdalamworkshoptersebut. Pada Mei 1996, diadakan workshop di Bogor yang melahirkan Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP) sebagai wadah untuk mengakselerasi pemetaan partisipatif, memperbanyak kader fasilitator pemetaan partisipatif dan mengembangkan metodologi pemetaan partisipatif yang disesuaikandengankonteksIndonesia. Selain pemetaan partisipatif yang diselenggarakan di bentang alam daratan dan pegunungan, pemetaan partisipatif juga pernah dilakukan di bentang alam pesisir, laut dan pulau- pulau kecil. Di awal berdirinya JKPP tercatat beberapa ujicoba pemetaan partisipatif di pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, antara lain di Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Maluku, Lampung dan Bengkulu menjadi wilayah ujicoba pemetaan partisipatif. Dasar Pemikiran Masyarakatataukomunitasatausebutanlainnyatelahhidup dan berkembang dengan berbagai pengetahuan keruangannya dan eksistensinya, sehingga diberikan ruang sebagai pelaku utamadalampelaksanaanpemetaanpartisipatif. Bahwa pada dasarnya suatu kelompok masyarakat atau komunitas atau sebutan lainnya yang selalu memanfaatkan ruang wilayah laut di sekitarnya sekaligus mengembangkan berbagai pengetahuan berharga dan menjadi penanda hak-hak komunitas itu, penting sekali untuk didokumentasikan, diapresiasidanditransformasikan. Pengetahuan keruangan setempat itu cenderung kurang mendapat perhatian dalam tata laksana geospasial nasional, Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 6
  • 7. Pendahuluan sehingga patut didokumentasikan dalam bentuk tema peta tersendiri. Konsep perencanaan pembangunan saat ini telah mulai mengakomodir pengetahuan lokal tentang potensi ruang sebagai bagain dari strategi pembangunan ditingkat desa yang selanjutnya menjadi kebijakan rencana pembangunan pada intitusilebihbesaryaituKabupatendanProvinsi. KonsepDasar Sistem pengetahuan keruangan setempat (tradisional) terus berkembang seiring dengan berkembangnya sistem pengetahuankeruanganmodern. Representasi pengetahuan keruangan setempat (tradisional) pun merupakan cerminan cara pandang, sistem nilaidanpraktik-praktiksosialpemilikpengetahuantersebut. Representasi pengetahuan keruangan setempat (tradisional) merupakan bagian dari upaya menegakkan kepentingan dan hak kelompok masyarakat atau komunitas atas ruangdisekitarnya. 7 Pembangunan wilayah pesisir dimulai dengan pengembangan infrastruktur dan fasilitas publik yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat
  • 8. Filosofi Pemetaan Partisipatif a) Pemetaan partisipatif adalah proses membangun kesepahaman bersama demi perbaikan dan keberlanjutan ruanghidupmasyarakat. b) Pemetaan partisipatif adalah proses membangun kesepakatan bersama untuk memperjelas dan mempertegasruanghidupmasyarakat. Prinsip Dasar Pelaksanaan 1. Prinsip-prinsipSosial a) Keputusan pemetaan partisipatif dari masyarakat dibuat berdasarkan prinsip PADIATAPA (Persetujuan Atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan, sebagai terjemahan dari Free, Prior, Informed, Consent, /FPIC), yaitu keputusan yang diambil sebelum kegiatan dilaksanakan dengan informasi yangmemadaidantanpapaksaan. b) Kelompok masyarakat atau komunitas mempunyai kontrol ataspembuatandanpenggunaanpetapartisipatif. c) Alih pengetahuan antara kelompok masyarakat atau komunitasdanfasilitatorpemetaanpartisipatif 2. Prinsip-prinsipTeknis a) Menggunakan peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) sebagai peta referensidasar. b) Tidak membatasi jenis alat yang digunakan dalam pemetaan partisipatif dengan syarat harus meng- informasikan jenis alat dan metode yang digunakan dalam pemetaanpartisipatif. c) Memberikan peluang kepada setiap orang untuk berpartisipasidalamprosespemetaanpartisipatif. d) Mengikutikaidah-kaidahkartografisosial. Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 8
  • 9. Persiapan Pelaksanaan Pemetaan Partisipatif BAB II Persiapan Pelaksanaan Pemetaan Partisipatif 9
  • 10. Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 1. Syarat Pemetaan Partisipatif a) Sosialisasi Sosialisasi yang dimaksud di sini adalah introduksi atau pengenalan metodologi pemetaan partisipatif kepada masyarakat desa/kampung. Sosialisasi sebaiknya dilakukan melalui pendekatan informal, seperti pada pertemuan tak resmi dengan dua-tiga orang pengelola sumber daya alam laut, misalnelayan,pembudidayatambakataurumputlautdipantai ataudikiosdantempatlainnya.Sedangkanpendekatanformal, yaknisepertimusyawarahkampung/Desaataurapatkelompok nelayan,dansebagainya. Padasosialisasiinidijelaskanmengenai: (1) Apa itu Peta dan kegunaannya; (2) Apa yang dimaksud dengan Pemetaan Partisipatif; (3) Bagaimana sejarah berkembangnya; (4) Apa tujuannya; (5) Apa manfaatnya; (6) Apa prinsip dasarnya; (7) Siapa yang melakukan pemetaan. Pada saat sosialisasi ini pula dibangun kesepakatan apakah masyarakat secara mayoritas setuju melakukan pemetaan 10 Sosialisasi secara individu ataupun kelompok merupakan langkah awal untuk membangun kesepemahaman dan kesepakatan dalam proses pemetaan partisipatif di wilayah pesisir dan laut
  • 11. wilayah ruang hidup mereka. Apabila masyarakat setuju, maka pasca sosialisasi sudah bisa dibahas mengenai kebutuhan- kebutuhan pelaksanaan pemetaan partisipatif termasuk menyusun anggaran untuk pelaksanaan pemetaan partisipatif. Atau kalau tidak memungkinkan maka pembahasan kebutuhan pemetaandapatdilakukanpadapertemuanlanjutan b) PertemuanPerencanaan Hal-hal yang diagendakan untuk dibahas pada pertemuan lanjutan atau biasa disebut Pertemuan Perencanaan Pemetaan Partisipatif,antaralain: (1) Pembentukan panitia atau kelompok kerja (jika belum terbentuk) (2) Tujuanpemetaan(pascapetatersebutdibuat) (3) Jenispetayangdibutuhkansesuaitujuan (4) Penyusunananggaranpelaksanaanpemetaan (5) Kontribusi masyarakat, termasuk warga yang akan terlibat langsung (berapa orang, ada orang tua atau yang dianggap paling paham mengenai kondisi keruangan wilayah laut, kaummuda,kaumperempuan,logistik) (6) Jadwal pelaksanaan. Dianjurkan membuat kalender musimsebagaiacuanpenetapanjadwal. (7) LokasiPemetaan(unit:dusun,kampung,desa,kecamatan, wilayahAdat/Lokal) 2. SyaratPemetaan a) PembentukanPanitiaatauKelompokKerjaKampung/Desa Prinsip pemetaan partisipatif adalah masyarakat menjadi pelaku utama. Implementasi prinsip ini sudah dimulai dengan membentuk sebuah Panitia atau Kelompok Kerja Penyelengara Pemetaan yang beranggotakan warga kampung/desa setempat. Panitia ini akan bertanggung jawab mengatur hal-hal yang bersifat mendukung proses pemetaan. Misalnya, jadwal pelaksanaan, tempat pertemuan, masyarakat yang akan turut secara aktif, komunikasi dengan pihak desa/kampung tetangga, dukunganlogistik,danlain-lain. Anggota panitia/kelompok kerja sebaiknya dipilihdari warga yang siap sedia memberi waktu dan tenaga untuk kampungnya atau desanya. Mereka bisa dari perangkat pemerintah, dewan Adat/Lokal,kaummuda,kaumperempuandanpetani/nelayan. Persiapan Pelaksanaan Pemetaan Partisipatif 11
  • 12. b) SuratPengajuanFasilitasiPemetaanPartisipatif Salah satu syarat Pemetaan Partisipatif adalah Surat Pengajuan Pemetaan (lihat lampiran) dari Panitia/Kelompok Kerja atas nama masyarakat yang diketahui oleh Kepala Desa atau Ketua Adat/Lokal kalau yang mengajukan adalah Masyarakat Adat/Lokal. Surat ini ditujukan kepada organisasi/lembaga pelaksana pemetaan (mis. SLPP) atau bisa juga langsung kepada fasilitator perseorangan yang independen. Prasyarat ini penting karena merupakan pernyataan kemauan dan kebutuhan masyarakat terhadap pemetaan wilayah mereka. Surat ini juga menerangkan cakupan swadaya masyarakatdalamprosespemetaan. Selain itu, surat pengajuan ini dapat dijadikan pegangan sekaligus pengingat bagi organisasi/lembaga atau fasilitator yang mendampingi pelaksanaan pemetaan bahwa mereka hanya sebagai fasilitator atau pendamping dalam pelaksanaan pemetaanini. c) SuratPemberitahuanPelaksanaanPemetaan Kepala Kampung/Desa atau Ketua Masyarakat Adat/Lokal atau diwakili Panitia dianjurkan menyampaikan surat pemberitahuan kepada pejabat administrasi pemerintahan, seperti Camat atau Kepala Badan Pertanahan (BPN) setempat mengenairencanapenyelenggaraanpemetaan. Surat pemberitahuan ini akan sangat bermanfaat sebagai inisiatif membangun hubungan kemitraan dengan pihak pemerintah kabupaten terutama dinas/instansi yang memiliki tugas pokok dan fungsi (tupoksi) terkait status tanah dan administrasiwilayah. Contoh surat yang dibutuhkan sebagai syarat administratif dalam melakukan pemetaan partisipatif di wilayah pesisir dan lautdapatdilihatpadalampiran. Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 12
  • 14. 1. TimKerja Untuk mendukung penyelenggaran Pemetaan Partisipatif dibutuhkan dua tim, yakni Panitia atau Kelompok Kerja Kampung dan Tim Pendukung/Fasilitator. Kedua tim ini memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing sesuai kesepakatan bersama. Berikut adalah penjelasan rinci kedua tim kerja dimaksud. a) Panitia/KelompokKerjaKampung/Desa (1) Dipilihdaridanolehwargadesamelaluimusyawarah. (2) Terdiri dari berbagai unsur, seperti pemerintah desa, dewan Adat/Lokal, generasi muda, perempuan, petani, nelayan,dansebagainya. (3) Bersifat sukarela atau memiliki kecintaan terhadap kampung/desasendiri. (4) BerfungsisebagaipelaksanaPemetaanPartisipatif. (5) Berwenang dan bertanggungjawab mengatur hal-hal berikut: - Koordinasi/komunikasi dengan para pemangku kepentingan,termasukkampungtetangga. - Komunikasi dan informasi internal masyarakat kampung(humas). - Jadwalpelaksanaandanagendapemetaan, - Tempat-tempat pertemuan warga dan ruang kerja untukpengolahandatasurvey. - Konsumsiselamakegiatandikampung. - Akomodasitimfasilitatorselamadikampung. b) TimPendukung(Fasilitator/Organisasi) Khusus untuk pemetaan wilayah pesisir dan laut, komposisi tim pendukung disesuaikan dengan tema peta yang akan dibuat dan informasi yang dibutuhkan serta alat yang tersedia. Berikut adalah komposisi ideal tim pendukung pemetaanpartisipatifwilayahpesisirdanlaut. Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 14
  • 15. (1) Fasilitator proses pemetaan partisipatif, sebaiknya dua orang, termasuk satu orang yang memiliki pengetahuan mengenai alat dan pengoperasiannya (khususnya GPS Marine), dan yang memiliki kemampuan untuk menjelaskan metodologi pengumpulan data sosial dan analisasosialuntukpemetaansosial. (2) GIS Spesialis (Jika fasilitator proses pemetaan partisipatif di atas memiliki kecakapan dalam GIS maka pekerjaaninibisadirangkap). (3) Surveyor, yang memiliki kemampuan menyelam, memilikisertifikatataupunpenyelamalami(disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan alat survey). Jika survey data menggunakan GPS Marine dengan fasilitas lengkap yang juga didukung dengan ActionCam (mis. GoPro), maka surveyor bisa direkrut dari masyarakat yang dilatih dan dibimbing oleh fasilitator. Tetapi jika survey dilakukan secara manual dengan tekhnik transek atau manta tow wilayah ekosistem terumbu karang, maka diperlukan satu orang surveyor yang paham mengenai ekosistem terumbu karang. Demikian pula jika perlu mengidentifikasi secara rinci ekosistem lamun dan mangrove dengan menggunakan tehnik transek tutupan atau kanopi, maka dibutuhkan masing-masing surveyor yang paham tentang ekosistem lamun dan mangrove. (4) Pencatat proses. Kebutuhan rekaman proses biasanya padasaatmusyawarahkampungdantahapanpelatihan. Tugas ini bisa dilakukan oleh 1 orang yang sudah cukup terampildalamhalpencatatanproses. c) MasyarakatPesertaPelatihan Selama proses pelatihan, fasilitator wajib memberi banyak kesempatankepadapartisipandarimasyarakatuntukbelajar cepat terutama dalam praktek menggunakan alat (GPS, Kompas, dan lain-lain) dan cara mengumpulkan data/ 15 Kelengkapan Pemetaan
  • 16. informasi yang dibutuhkan. Masyarakat peserta pelatihan ini akan menjadi bagian dari tim pemetaan bahkan diharapkan bisa menjadi fasilitator proses pemetaan partisipatif yang baru. 2. Bahan/Alat a) FormDataSurvey Siapkanlah form data survey (lihat lampiran) sebelum melakukan survey. Form survey untuk wilayah laut bisa dicetak atau ditulis di plastik sheet yang tahan air atau bisa juga di kertas biasa (HVS) tapi selalu tersedia map plastik guna mencegah atau mengurangi risiko basah terkena air laut atau hujan. Gunakanlah pensil 2HB untuk mengisi/menulis pada form data survey (plastik sheet atau punkertasHVS). b) Perahubermotor (1) Kapasitas muatan minimal untuk lima orang. Disarankan yang memakai atap permanen atau darurat (terpal)untukmelindungipanasatauhujan. Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 16
  • 17. (2) Mesindalam16PKataumesintempel15PK. (3) Jaketpelampung (4) Dayung(minimaltigabuah (5) Jangkar/sauh (6) BBMcadangan (7) Alatstandarmesin(tang,obeng,danlain-lain) (8) P3K Catatan : Perahu dan kelengkapan pendukung sudah disiapkan minimal1jamsebelumwaktusurvey. c) GPSMarine GPS Marine adalah sebuah alat yang khusus digunakan untuk mendeteksi keadaan bawah laut laut. Secara umum, alat ini biasa digunakan oleh nelayan untuk mendeteksi posisiikan(fishfinder). Pada pemetaan wilayah laut, GPS Marine dapat membantu selain menentukan titik koordinat, juga mendeteksi jarak kedalaman, kontur dasar laut, suhu, sebaran ikan. GPS Marine telah diproduksi oleh sejumlah perusahaan dengan 17 Kelengkapan Pemetaan
  • 18. berbagai merk dan tipe. Contoh yang digunakan pada modul ini adalah GPS Marine merk Garmin tipe GPSMap 585, sepertipadagambarberikut. Untuk mendeteksi keadaan bawah laut, GPS Marine dilengkapi dengan sistem sonar yang dipancarkan melalui antena. Sedangkan pengoperasian GPS Marine dibantu denganbatereaccu. Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 18
  • 19. d) PowerBank/Baterai(12Volt-32Volt) Batere bisa berukuran kecil seperti yang biasa digunakan di sepedamotor.Yangpentingkapasitastenaga(power)cukup, minimal12voltdanmaksimal32volt. e) ActionCam/kameraaction Kamera ini memiliki kemampuan daya rekam video dapat pergunakan di bawah laut untuk penggunaan di bawah laut, kamera yang dilengkapi dengan casing kedap air. Sedangkan untuk menyimpan data, dianjurkan menggunakan kartu memoriekstrim(biasanyatertulisdikemasankartu). Contohbeberapakameraaction: f) Alatpendukunglain: (1) Kompas (2) Alat komunikasi (Telepon genggam dan atau Handy Talky) 19 Kelengkapan Pemetaan Untuk hasil terbaik, disarankan untuk menggunakan kamera under water (bawah air) jenis G10 - G15
  • 20. (3) PeralatanScuba(tabung,regulator,BCD) (4) PeralatanSnorkeling(masker,snorkelerdanfins) (5) Papanmantatow (6) Kamera (7) Teropong/binokuler (8) Meterrol50cmatau100cm (9) PetaSketsa (10) Tali g) AlatTulis: (1) Kertasflipchart(plano) (2) Mapplastik (3) Papanklip(gunakanyangberbahandasarplastik) (4) Mistarlingkaran(360derajat) (5) Mistarbesi50cmatau100cm (6) Mistarplastik30cm (7) Kertaskalkirpolos/transparan (8) Kertasmilimeterkalkir (9) Milimeterblock (10) Stabilo/spidolwarna (11) Alattulis(standar) (12) IndetifkasiKartuKarangdanIkan(biotalaut) (13) SLATE Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 20
  • 22. Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 1. InventarisasiDataSosial Pengambilan data sosial sebaiknya dilakukan terlebih dahulu daripada pengambilan data spasial/fisik. Setelah pengambilan data spasial/fisik selesai, bisa dilakukan verifikasi lagi dari wawancara sosial sesuai kebutuhan. Berdasarkan rapat kampung/desa, maka sudah diidentifikasi wilayah-wilayah yang akan dipetakan beserta warga yang menjadi penghuni/ pengelola wilayah yang akan dipetakan. Identifikasi suku-suku atau marga-marga yang menghuni dan/atau mengelola wilayah yang akan dipetakan harus dilakukan pada saat rapat kampung. Setelah itu, dilakukan penyusunan pertanyaan kunci, bisa berdasarkan kebutuhan masing-masing lokasi. Metode pengambilandatasosialdilakukandenganempatcara: - StudiPustaka - Wawancaraindividu(sebaiknyadilakukanoleh2orang) - Wawancarakelompok(sebaiknyadilakukanoleh2orang) - Pengamatan(melihat,mendengar) Sebagai standar pemetaan sosial, ada beberapa pertanyaan kunci yang diajukan pada masing-masing suku/marga/kesatuan masyarakat lokal yang memiliki kesepakatan/aturan yang sama tentangpengelolaanpesisirlaut: - Nama dan umur, dari suku/marga mana, jabatan (jika ada) responden,tinggaldidusun,desa,kecamatanmana. - Apakahpekerjaanibu/bapak?(jawabanbisalebihdarisatu) - Apakah pekerjaan ini dilakukan sendiri atau bersama keluarga. (silakan menyebutkan anggota keluarga yang ikut dalam pekerjaan ini, atau dalam kelompok berapa orang, terdiridarisiapasaja) - Apakah pekerjaan itu dilakukan sepanjang tahun atau ada padamusim-musimtertentu.Jelaskan. - Apakah pekerjaan itu memiliki wilayah tertentu (permanen, seperti budidaya rumput laut, mutiara, tambak, garam, dan lain-lain) atau berpindah (mencari ikan) sampai di mana wilayah jelajahnya? Untuk responden perempuan, 22
  • 23. ditanyakan wilayah kerjanya, apakah titik tertentu di sekitar teluk/pantai atau mangrove (biasanya untuk pekerjaan mengambil ikan saat surut atau mengumpulkan kepiting/udangdimangrove) - Bagaimanapengaturanwilayahkerjadenganwargalain(dari suku/marga yang sama dan berbeda, dari masyarakat lokal dengankeberagamansuku). - Jika ada konflik, siapa yang akan dimintai tolong untuk menjadi penengah. atau adakah prosedur Adat/Lokal/lokal yangharusdijalankan? - Apakah ada prosedur pengaturan pembagian wilayah kerja/kelola untuk pekerjaan tertentu yang sama (budidaya rumputlaut/menangkapikan/tambakgaram,danlain-lain? - Siapa yang melakukan seluruh pengaturan di wilayah pesisir/laut? Jika tidak ada, apakah ada kesepakatan atau ketentuan umum yang dipatuhi bersama? (mis. tidak boleh alattertentu,tidakmelautharitertentu,tidakmelautmusim tertentu, tidak menangkap ukuran tertentu, tidak menangkap jenis tertentu pada musim tertentu, dll. Gali sebanyak-banyaknya). Adakah sanksi untuk pelanggaran aturan? - Bagaimana cara mendapatkan air bersih untuk keluarga? Apakah mata air/sumur dimiliki tiap keluarga? Jika digunakan bersama, bagaimana pengelolaannya? Di mana letaknya, di pesisir/pulau yang sama dengan warga tinggal atau di pulau lain? Apakah ada aturan-aturan untuk pemanfaatan air dari mata air/sumur bersama? Siapa yang melakukanpengaturan?Adakahsanksijikadilanggar? - Apakah ada lembaga/individu yang terlibat dalam perekonomian masyarakat? Misalnya. koperasi/palele/ pengumpul/juragan/tokeh/kelompokarisan? - Apakah lembaga/individu ini berperan pada pengelolaan wilayahkerjamasyarakat?Jelaskan. - Apakah ada suku/marga pemilik lahan termasuk laut yang dominan?Jikayajelaskan. - Bagaimana pengaturan untuk suku-suku pendatang, atau margayanglebihkecil? - Bagaimana masyarakat menggunakan energi untuk Metode Pengambilan Data 23
  • 24. penerangan, memasak, transportasi? Apa saja sumber energinya? - Bagaimana sumber energi didistribusikan/didapat oleh masyarakat? Apakah ada pengelolaan untuk sumber energi tertentu?Misal,kayubakar? - Bagaimana masyarakat memenuhi kebutuhan pangannya? Apakah ketergantungan pengiriman bahan pangan dari luar masih tinggi? Jelaskan. (misal, mayoritas makan beras dan jagung, apakah masih didatangkan dari luar atau sudah bisa memenuhikebutuhansendiri). - Apakah protein utama untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari masyarakat? Ikan/daging sapi babi kambing/ayam? Jika ikan, apakah setiap keluarga bisa memenuhi kebutuhannya sendiriatauharusmembelidarioranglain? - Apakah ada pengelolaan wilayah antar pulau atau antar suku?Jikayajelaskan. - Apakah ada kesepakatan lokal untuk pengelolaan wilayah pesisir laut? Jika ya jelaskan (mis. ada peraturan Adat/Lokal/desa,ataukesepakatantidaktertulis) - Tolonggambarkanwilayahkeloladipesisirlautdalamsketsa, wilayah dan peruntukannya termasuk wilayah-wilayah terlarang/keramat/sumberair/situssejarah. 2. Metodepengamatanekosistemterumbukarang Survey ekosistem terumbu karang dapat menggunakan metode manta tow biasa atau metode transek video, disesuaikan dengan kemampuan masyarakat akan peralatan. Ada baiknya dilakukan pelatihan khusus mengenai pengamatan terumbu karang. Manta tow adalah metode pengamatan ekosistem terumbu karang yang cepat dan mampu meliput area yang luas. Pengamatan dilakukan oleh penyelam permukaan (snorkeler) ditarik oleh perahu motor dengan tali. Papan manta berfungsi sebagai tempat berpegangan snorkeler ketika ditarik oleh perahu,danjugatempatmencatathasilpengamatandilokasi. Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 24
  • 25. Metode pengumpulan data menggunakan Manta Tow membutuhkan kerjasama tim antara operator manta tow, enjiner perahu dan pencatat waktu (Herdiana, 2007) Snorkeler/observer ditarik oleh perahu dengan kecepatan konstan dan pengamatan dilakukan dalam durasi yang disepakatiatauditentukan,misalnyaselamaduamenit. Selama ditarik oleh perahu, observer akan mengamati dan memperkirakan tutupan terumbu karang, serta tanda-tanda dari gangguan terhadap terumbu karang, seperti bleaching, COT,maupunbekasbom. Setiap akhir durasi towing (penarikan oleh perahu), observer mencatat hasil pengamatannya. Surveyor lain yang berada di atas perahu, bertugas mencatat lokasi GPS di titik awal towing (penarikan).. Manta tow ini dilakukan dalam jarak 5-10 meter dari reef-crest, tergantung dengan jarak pandang dalam air laut, ditarik dengan arahsejajargarispantai,mengelilingipulau. 25 Metode Pengambilan Data Indikator kategori kerapatan terumbu karang secara visual persen penutupan karang menggunakan manta tow (Dahl, 1981 dalam Sukmara et al., 2001)
  • 26. Metode transek video dilakukan dengan cara sama dengan metode manta tow, hanya saja pengamatan direkam dengan kameravideobawahair. Data yang bisa didapatkan adalah tutupan terumbu karang dan jugaikanyangditemui. Observer akan melakukan tuck-dive, dan merekam video di bawah air selama periode yang ditentukan di kedalaman yang ditentukan pula. Identifikasi akan dilakukan melalui proses preview/menontonhasilvideotersebutdidarat. Penggunaan camera action sebaiknya dilakukan oleh operator berpengalaman yang sudah menguasai penggunaan kamera dibawah kondisi arus air laut. Jarak kamera dengan karang sangatmenentukankualitasgambaryangdihasilkan. Berdasarkan pengalaman pengamatan terumbu karang, harus dicobadenganduametodeyaitu: a. Orangmenyelammenggunakancameraaction b. Orangmenyelamdenganmencatat 3. Pengamatan/observasivisual Metode ini bertujuan mengidentifikasi jenis ikan maupun terumbu karang dan berbagai jenis biota laut yang terdapat di suatukawasanpesisir. Metode ini bisa dilakukan dengan menggunakan alat snorkeling atau selam (scuba) yang dibantu dengan kamera bawah laut (bisa juga kamera action/ actioncam) untuk merekam situasi yangingindiidentifkasi. Selain kamera, dibutuhkan juga GPS untuk mendeteksi titik koordinat/posisi lokasi yang dipantau agar dapat dicantumkan dipeta. Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 26
  • 27. Hasil rekaman baik berupa foto maupun video disimpan di komputer untuk memudahkan tampilan saat akan melakukan identifikasi jenis terumbu karang, jenis ikan dan biota laut lainnya. Hasil identifikasi dimasukkan ke form data (excell) untuk kemudian dimuat di peta jika diperlukan. Simbol jenis ikan, terumbu karang atau biota lainnya dapat disepakati bersama, tetapi dianjurkan menggunakan simbol yang mudah dimengerti. 4. Survey Mangrove Pemantauan dan identifikasi mangrove dapat dilakukan dengan teknik transek kuadrat dan transek garis. Untuk tingkat survey partisipatif, transek garis merupakan metode yang paling efektif danmudahdilakukan. 27 Metode Pengambilan Data Hasil rekaman akan sangat bermanfaat jika dibuat berbentuk film dokumenter, sehingga data yang dikumpulkan dapat tersaji sebagai sebuah cerita kehidupan bawah laut. Film dokumenter ini bisa juga digunakan sebagai alat/media komunikasi, negosiasi atau kampanye. 10 m 10 m Transek garis (strip sampling) dilakukan dengan cara membuat garis dengan bantuan tali sepanjang 100 m atau 500 m. kemudian dilakukan
  • 28. Transek kuadrat pada pengamatan mangrove dibuat dengan menggunakan tali rapia atau lainnya dengan ukuran 10x10 meter. Lalu catat jenis pohon dan jumlahnya di dalam transek kuadrat tersebut. Gambarkan pula pola tutupan mangrove tersebut di kertas gambar, untuk mendapatkan estimasi persentase penutupan. Catatpulaketinggianpasangdansurutdilokasitersebut. Pencatatan ditujukan untuk melihat jenis dan jumlah pohon bakau yang ada. sementara bila ditemukan anakan, cukup catat jumlahnya. penghitungan diameter pohon dilakukan pada 3 pohon terbesar, dan 3 pohon terkecil. hitung juga diameter tutupan tajuknya dengan cara menarik tali mulai dari batang pohon sampai titik terluar tajuk sehingga dapat dibuat profil visualnya. 5. SurveyLamun Pengamatan ekosistem lamun dilakukan dengan metode transek kuadrat. Luasan transek kuadrat ini adalah 1x1 meter. Transek dibuat dari pipa paralon, dan dirangkai menjadi transek kuadratberukuran1x1metertersebut. Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 28 Banyaknya transek kuadrat yang diperlukan tergantung dari luasan mangrove secara umum di tempat itu, ditentukan dengan prinsip keterwakilan dari pantai/ batas perairan sampai vegetasi darat dengan selang per 10 meter.
  • 29. Catat dan gambar tutupan lamun pada transek kuadrat, jenis dan jumlah individu/rumpun lamun dari setiap jenis. Jumlah dan lokasi transek kuadrat ini tergantung dari luasan lamun secara umum dan menganut prinsip keterwakilan, yang dimulai dari pantai saat lamun ditemukan sampai tubir atau batas terakhirlamunditemukandenganselangper10meter. Padasurveylamundikedalamandiatas1meter,diperlukanjuga kamera bawah laut guna mengidentifikasi kalau ada tanda- tanda bekas makan Dugong atau ikan dan biota lain di sekitar transek. Tim dilengkapi buku panduan lapang pengenal jenis biota untuk mempermudah mengidentifikasi biota yang ditemui. 6. SurveyGarisPantai Pada pemetaan wilayah pesisir dibutuhkan juga survey garis pantai. Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur panjang garis pantai dan mengambil titik koordinat lokasi-lokasi penting seperti mangrove, tanjung, tebing, teluk, muara sungai, delta, kolam/telagapayau,pantaiberpasir,danlain-lain. Keadaan pantai yang perlu juga diidentifikasi adalah keragaman tumbuhan pantai dan lokasi habitat satwa tertentu, termasuk tempat pendaratan penyu saat bertelur. Hasil survey garis pantai selain untuk memperkaya informasi peta juga dapat digunakansebagaidatakajianperubahaniklim. Hal lain yang perlu dipersiapkan dalam pelaksanaan pemetaan partisipatifpesisirdanlautiniadalah: a. Logistik - Makanan - Airminum - Obat-obatan(P3K)sesuaikebutuhan - Senter - Topi 29 Metode Pengambilan Data
  • 30. - Bajulenganpanjang - Kacamatahitam/pelindungmatadarisinarmatahari - Bajucadangan - Sepatu/sandalkaret b. MemperhatikanJadwalPenyelenggaraanPemetaan Jadwal penyelenggaraan pemetaan disusun oleh Panitia Kampung didampingi atau difasilitasi oleh tim organisasi pendamping. Jadwal ini sebaiknya disesuaikan dengan Kalender Musim Pada saat fasilitasi desa (pelatihan) mungkin selain sketsa desa ada baiknya di buat kalender musim saat ini dan 10-20 tahunlalu. Sebagaiperbandingankondisieksistingdan10-20tahunlalu. Kalender musim 10-20 tahun lalu juga bisa di buatkan sketsa, jadi terlihat secara visual perbedaannya. Kampung atau wilayah yang akan dipetakan. Hal ini dapat digunakan untuk menghindari cuaca buruk seperti hujan, badai, dan sebagainya. Tetapi yang paling penting adalah pengamatan terhadap cuaca karena dewasa ini musim yang dikenal masyarakat terkadangtidaklahtepatbenarakibatperubahaniklim. Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 30 Ada baiknya tim survey dipimpin oleh koordinator tim yang mengerti prosedur keselamatan dan penanganan resiko bencana seperti adanya biota berbahaya pasang surut cuaca, penggunaan alat suvey dengan baik dan benar mengamati tanda-tanda bahaya di sekitar lokasi survey, lumpur dalam, lubang, akar Lengkapi tim dengan alat keselamatan memadai
  • 32. 1. Pelatihan Pelatihan ini dimaksudkan untuk memberi informasi kepada tim pemetaan masyarakat dan peserta pemula dari organisasi lain (kalauada)sebagaipembekalanawalmenujuprosespemetaan. 1.1. MateriPelatihan Materipelatihanmeliputi: - Pengantar tentang Pemetaan Partisipatif (Pengertian peta dan Pemetaan Partisipatif, Ciri-ciri Pemetaan Partisipatif, SejarahPemetaanPartisipatif,jenispeta,danlain-lain) - Dasar-dasar kartografi (koordinat peta, skala, simbol, dan lain-lain) - TeknikpengumpulanDatasosialekonomi - Pembuatanpetasketsa - Pengenalan alat (pemahaman, pengoperasian, dan lain- lain) - Prakteksurvey - Praktek pengolahan data (penyimpanan data, analisis/kajian/identifikasi,menggambarpeta) - Menyusunrencanadanjadwalsurvey 1.2. Durasiwaktu Waktu yang dibutuhkan untuk pelatihan diperkirakan antara 3 –4hari. Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 32 Dengan mengikuti pelatihan pemetaan pesisir dan laut, peserta diharapkan mampu memahami prinsip-prinsip dalam pekerjaan survey dan pemetaan, serta memiliki kompetensi dalam teknik pemetaan, pemrosesan data penggambaran, dan penyajian serta pelaporan data dengan teknik digital
  • 33. Pelaksanaan Pemetaan Partisipatif 33 1.3. Bahan/alat Bahan/alat yang dibutuhkan pada pelatihan adalah sebagai berikut: - GPSMarine - GPSNavigasi - KameraActions(GoPro,SJ,danlain-lain) - Kompas - Baterei/PowerBank12–32Vol. - Kamera - Laptop - LCDProyektor - ATK(standarpelatihan) 2. Pengumpulaninformasiawal Sebelum survey lapangan dilaksanakan, ada beberapa hal pendukung yang harus dilakukan seperti pengumpulan beberapa informasi awal yang akan sangat diperlukan untuk menentukan lokasi dan rute survey. Pengumpulan informasi awal dapat dilakukan dalam bentuk diskusi, wawancara dan studipustaka. Sebagai contoh, peta sketsa yang sudah dibuat pada saat pelatihan didiskusikan atau diperbaiki lagi dengan mengundang lebihbanyakmasyarakatterutamanelayan. Peta sketsa dibuat bersama-sama untuk memperoleh informasi awal tentang hal yang bisa diambil dalam pelaksanaan survey serta menjadi acuan bagi tim survey terkait efektifitas dan efisiensi pengambilan data.
  • 34. Hal ini perlu dilakukan agar memperoleh informasi yang lebih akurat dan lengkap. Peta sketsa ini akan sangat berguna sebagai alatpandupadasaatmelakukansurvey. Informasikanyangdikumpulkandiolahdalambentukberikut: - DataSekunder - PetaSketsa(final) - KalenderMusim - Waktu/jampalingtepatuntuksurvey - Daftarjenisterumbukarang. - Daftarjenisikan - Daftar jenis biota lain (kepiting, kerang, teripang, dan lain- lain) 3. Survey/PengambilanData 3.1. Pengambilandatasosialekonomi Mbk Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 34 Data Sosial Ekonomi merupakan salah satu data penunjang untuk memperoleh rona awal tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat dari lokasi tempat dilakukan pemetaan partisipatif
  • 35. 3.2. SurveyMenggunakanGPSMarine 3.2.1.TimSurvey Tim survey dengan GPS Marine terdiri dari 4 atau 5 personil,yakni: - OperatorGPS - Pencatatdata - Pemandulokasi - Enjiner/Pengemudiperahu - PembantuUmum Catatan: Disarankan anggota tim sudah terbiasa di laut atau tidak mudahmabuklaut. 3.2.2. Bahan/Alat - PetaSketsa - GPSMarine(1set) - Batereiaccu12–32Vol(ditambah1cadangan) - Papanklip - Mapplastik - FormDataLapangan(lihatlampiran) - Perahu+motortempel15PK. - Bahan/Alatpendukunglainnyayangdibutuhkan. 3.2.3. Tehnikpengambilandata - Briefing tim (terutama dengan Enginer/driver) sebelumberangkat. - Tempelkan GPS dengan baut diatas sepotong papan sebagai dudukan agar dapat diletakkan dengan baik danseimbangdidalamperahu - Ikatkan antene pada sepotong kayu yang sesuai lobang pada kepala antene. Pastikan kabel koneksi anteneGPSdalamkondisibaik. - Siapkan baterei accu 12 – 32 volt dalam kondisi baik dan power 100% (penuh), termasuk baterei cadangan. Pastikan kabel koneksi GPS dan baterei accu yang dilengkapi penjepit juga dalam kondisi baik. - PastikanmemorycardterpasangdiGPSMarine. Pelaksanaan Pemetaan Partisipatif 35
  • 36. - Pastikan komponen rangkaian GPS terpasang (antena,sonar,baterei) - Tekan tombol ON/OFF agak lama untuk mengaktifkan GPS; tunggu koneksi signal dan satelit, sertadatakoordinatmunculdilayarmonitorGPS. - Tekan tombol <┘ (Mark) untuk mengambil titik koordinat. Catat semua informasi yang dibutuhkan pada form data lapangan, termasuk informasi yang tidaktercantumpadalayarmonitorGPSMarine. - TekantombolOKuntukmenyimpandata Jalur survey menggunakan transek tertutup (bentuk poligon): - Pilih menu dengan cara menekan tombol menu 2 hinggamunculmenuutamapadalayar. - Pilih halaman yang terdapat informasi kedalaman, suhu,danjarak. - Pilih jarak, kemudian tentukan interval jarak yang dibutuhkan(mis.50m) - PilihtombolsimpandantekanOK. Surveydenganmenggunakantransekjaringan: - AktifkanGPSdarititikawal - Aktifkanauto-saveperjarak50meter - Tekan ENTER sekali untuk mengambil titik koordinat informasi yang dinilai penting seperti rumah ikan, karang, kumpulan ikan, biota lainnya. Lalu tekan ENTER agak lama untuk menyimpan informasi tersebut. - Periksa kembali informasi yang sudah disimpan dan catatpadaformdata. - Catat tanda–tanda alam/baringan atau arah panduanlokasi(misalnya:tanjung,bukit,pohon,dll) Padasetiapsurvey,catatjugapadaformdatalapangan beberapa informasi lain yang tidak terdeteksi secara digitalGPS,seperti: Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 36
  • 37. - Kerapatanikan(banyak,sedang,kurang) - Ukuranikan(besar,kecil) - Jenisikan(pelagis,dasardermasal) - Posisiikan(kedalamanberapa) - Keadaandasarlokasi(terumbu,berpasir) Jalur yang akan disurvey tergantung pada tujuan yang diharapkan. Misalnya, jika tujuan adalah untuk memperkuat informasi wilayah pesisir laut masyarakat maka dianjurkan menggunakan transek jaringan. Jika tujuannya juga mencakup luasan lokasi maka digunakan transek tertutup (lingkaran / poligon). 3.2.4. Durasiwaktu Durasi waktu yang diperlukan pada survey ini berkisar 3 – 5 Di bagian atas tulisannya 3-4 hari, tergantung pada luasan dan jumlah lokasi yang akan disurvey serta cuaca dilaut. 3.3. SurveyPengamatanFisik/ObservasiVisual 3.3.1. TimSurvey Tim survey pengamatan visual terdiri dari 3 atau 4 personil,yakni: - OperatorGPS - Pengamat/Observer(snorkelingataudiving) - Pemandulokasi - Enjiner/ Operator perahu (bisa merangkap sebagai Pemandulokasi) 3.3.2. Bahan/Alat - PetaSketsa - GPSbiasa - Perlengkapan snorkeling (masker, snorkel, fins) atau diving - Kamerabawahlaut(GoPro,Go10-15) - Jaketpelampung(lifejacket) - Papanklipberbahanplastik Pelaksanaan Pemetaan Partisipatif 37
  • 38. - FormDataLapangan(lihatlampiran) - Bahan/Alatpendukunglainsesuaikebutuhan. 3.3.3. TehnikPengumpulanData - Tim langsung menuju lokasi survey (gunakan peta sketsa) setelah melakukan briefing tim, terutama denganenjinerdanoperator - Hidupkan GPS pada saat berangkat atau sebelum tibadilokasiyangakandisurvey. - Simpan titik koordinat setiap lokasi survey, berikan catatansesuaikeadaan. - Pengamat/observer melakukan snorkeling atau diving sambil merekam (foto dan video) situasi bawahlautlokasisurvey. - Enjiner menjalankan perahu secara perlahan mengikutipengamat/observer. - Operator GPS menyimpan titik koordinat setiap perkiraan 50 meter atau pada lokasi yang dianggap penting/perlu. ApabilamenggunakankameraGoPro(digantiactioncam): - Pastikan menggunakan memory Card Ekstrim atau Ekstrim Pro(minimal16atau32GB) - Pastikanbatereiterisipenuh,termasukbatereicadangan. - Pastikan casing kamera action/ actioncam dalam keadaan tertutuprapat/tidakmasukair. - Rangkailah setingan kamera action/ action cam sesuai instalasi. - Aktifkan kamera di lokasi pengambilan data dengan menekantombolON/OFFagaklama - Pilihmenu“video”atauFoto” - Tekan tombol ENTER (video atau foto) untuk pengambilan gambar/rekaman. - Tekan tombol ENTER untuk mengakhiri pengambilan gambarvideo. - Matikankamerapadasaattidakdigunakan. Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 38
  • 39. 3.3.4. DurasiWaktu Durasi waktu yang diperlukan pada survey ini tergantung pada luasan dan jumlah lokasi yang akan disurveysertacuacadilaut. 3.4. SurveyMangrove 3.4.1. TimSurvey Tim survey mangrove terdiri dari 3 atau 4 personil, yakni: - Pemandulokasi - OperatorGPS/PemegangKompas - Pencatat (bisa bertugas sebagai Operator GPS/PemegangKompas) - Pemegangmeter/tali(50cm) 3.4.2. Bahan/Alat - GPS - Kompas Pelaksanaan Pemetaan Partisipatif 39 Pastikan untuk menandai tiap titik pengambilan data Lihat kembali jalur pengamatan dan pengambilan data yang sudah dilakukan
  • 40. - Meteranatautalisepanjang50cm. - TaliKwadran - Papanklipberbahanplastik - FormDataLapangan(lihatlampiran) - Bukupanduanidentifikasijenis(laminating) - Bahan/Alat pendukung lainnya sesuai kebutuha (baju lengan panjang, topi lapang, sepatu boat, parang,P3K,alattulis,teropong) 3.4.3. PersiapandanPengumpulandata - Sebelum melakukan pengambilan data lapang. Tim melakukan briefing untuk mempesiapkan dan pengecekan alat dan bahan yang dipakai, serta pembagianperan. - Tentukan titik (stasiun) awal survey. Identifikasi dan simpan data koordinat titik awal dengan menggunakan GPS. titik awal ini dijadikan sebagai titikikat - Tarik meter atau tali sepanjang 50 cm mulai dari titik awal (01 atau dengan ID lain seperti M1, M2, dan seterusnya). - Identifikasi dan catat semua informasi keadaan pada sekitaran 25 meter kiri-kanan posisi rentang meter/talisepanjang50cm. - Seterusnya lakukan lagi pada rentang meter/tali mulaititiknomor02atauM2ketitik03atauM3. Catatan: - Jika lebar lokasi kawasan mangrove lebih dari 70 meter makalakukanlahsurveydengantransekjaringan. - Jika diperlukan, lakukanlah pengambilan batas luar kawasan mangrove dengan menggunakan GPS atau Kompas. 3.4.4. DurasiWaktu Waktu yang dibutuhkan pada survey mangrove tergantung pada luasan dan jumlah lokasi kawasan mangrovesertacuaca. Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 40
  • 41. 3.5. SurveyLamun 3.5.1. TimSurvey Timsurveylamunterdiridari3atau4personil,yakni: - Pemandulokasi - OperatorGPS/PemegangKompas - Pencatat (bisa bertugas sebagai Operator GPS/PemegangKompas) - Pemegangmeter/tali(50cm)ataukerangkakanopi. 3.5.2.Bahan/Alat - GPS - Kompas - Meter atau tali sepanjang 50 cm atau kerangka kanopi 1 atau 2 meter persegi (untuk memperoleh datalebihrinci) - Transek Kwadran yang terbuat dari pipa paralon 0,5 inchdenganukuran1x1M² - AlattulisdanPapanklipberbahanplastik - FormDataLapangan(lihatlampiran) - P3K - Bahan/Alatpendukunglainnyasesuaikebutuhan. 3.5.3. PersiapandanPengumpulandata - Persiapan meliputi briefing tim untuk mengecek kesiapan alat, pembagian peran tiap personil dalam tim. - Pengambilan data dilakukan pada saat pantai dalam keadaansurutterendah Transek: - Tentukan titik (stasiun) awal survey. Identifikasi dan simpan data koordinat titik awal dengan menggunakanGPS. - Tarik meter atau tali sepanjang 50 m mulai dari titik awal (01 atau dengan ID lain seperti L1, L2, dan seterusnya). - Identifikasi dan catat semua informasi keadaan pada Pelaksanaan Pemetaan Partisipatif 41
  • 42. sekitaran 10 – 10 meter kiri-kanan posisi rentang meter/talisepanjang50m. - Seterusnya lakukan lagi pada rentang meter/tali mulaititiknomor02atauL2ketitik03atauL3. Catatan: Jika lebar lokasi kawasan lamun lebih dari 70 meter maka lakukanlahsurveydengantransekjaringan. Tutupan: Teknik pemantauan lamun dengan kerangka kanopi biasa dilakukan untuk kawasan lamun kedalaman di bawah10–20cmpadasaatsurutterendah. - Tentukan titik (stasiun) awal survey. Identifikasi dan simpandatakoordinatdenganGPS. - Letakkan kerangka kanopi diatas permukaan lokasi lamunpadatitik01atauL1. - Identifikasi dan catat semua keadaan di tengah kerangkakanopi. - Lakukan secara berurutan hingga seluruh areallokasi surveyteridentifikasi. 3.5.4.DurasiWaktu Waktu yang dibutuhkan pada survey lamun tergantung pada luasan dan jumlah lokasi kawasan lamun serta cuaca. 3.6. SurveyGarisPantai 3.6.1.TimSurvey Tim survey garis pantai terdiri dari 3 atau 4 personil, yakni: - Pemandulokasi - OperatorGPS/PemegangKompas - Pencatat (bisa bertugas sebagai Operator GPS/PemegangKompas) - Pemegangmeter/tali(50cm) Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 42
  • 43. 3.6.2. Bahan/Alat - GPS - Kompas - Meteratautalisepanjang50cm. - Papanklipberbahanplastik - Form Data Lapangan yang terlindung, atau dari bahanplastik(lihatlampiran) - Bahan/Alatpendukunglainnyasesuaikebutuhan. 3.6.3. TekhnikPengumpulandata - Tentukan titik (stasiun) awal survey dengan melakukan survey pendahuluan. survey pendahuluan dilakukan pada saat pasang tertinggi sehinggadapatditentukangarispantai. - Identifikasi dan simpan data koordinat titik awal denganmenggunakanGPS. - Tarik meter atau tali sepanjang 50 cm mulai dari titik awal (01 atau dengan ID lain seperti P1, P2 dst). Jarak rentang meter/tali disesuaikan dengan belokan atau kelokangarispantai. - Identifikasi dan catat semua informasi keadaan pada bagian darat garis pantai atau bagian laut jika terdapat tanda penting. Misalnya: mangrove, batu, dansebagainya. - Seterusnya lakukan lagi pada rentang meter/tali mulaititiknomor02atauP2ketitik03atauP3. 3.6.4. DurasiWaktu Waktu yang dibutuhkan pada survey garis pantai tergantung pada panjang dan jumlah varian yang diidentifikasisertacuaca. Pelaksanaan Pemetaan Partisipatif 43
  • 44. 4. PengolahanData 4.1. Entridatakekomputer Proses ini untuk memasukan data hasil survey (koordinat GPS) dan data sosial ke dalam komputer untuk diolah melalui perangkatlunakkhusus. - Data spasial (peta) digunakan perangkat lunak pengolah dataspasial(ArcGIS,QuantumGIS,danlain-lain) - Data sosial digunakan perangkat lunak pengolah data statistik(MSEXCEL,SPSS,danlain-lain) 4.2. Identifikasi data terumbu karang, jenis dan sebaran ikan serta biotalainnya.(FormatTerlampir) 4.3. Analisa data yang sudah teridentifikasi (spasial dan non spasial) 4.4. MenggambarPeta Penggambaranpetadapatdibagimenjadiduacarayaitu: - Manual, cara ini menggunakan kertas khusus dengan memasukandatahasilsurveydenganperhitungantertentu untukdigambarkandiataskertas. - Digital, cara ini lebih mudah karena sudah ada perangkat lunak khusus untuk menggambar peta dengan data-data yang sudah dimasukkan ke dalam perangkat lunak tersebut. 4.5. MemasukkandatasosialkePeta(FormatTerlampir) Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 44 Keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang Fasilitator Pemetaan Pesisir dan Laut 1. Kemampuan menggunakan alat navigasi (Kompas, GPS) 2. Kemampuan membaca peta 3. Kemampuan fasilitasi (PRA, RRA, BLP) 4. Kemampuan identifikasi sumber daya perairan 5. Kemampuan analisis dan pengolahan data
  • 46. Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 1. PresentasiDraftPetadanDataSosial Peta partisipatif yang sudah dihasilkan masih dalam bentuk Draft Peta. Draft peta ini perlu dipresentasikan kepada masyarakat, tokoh masyarakat, dan parapihak (Kepala Desa, Camat, Bupati) dan yang telah mendukung pelaksanaan pemetaan partisipatif tersebut. Selain itu perwakilan kampung yang bertetangga juga perlu dihadirkan untuk memverifikasi tatabataswilayah. Dalam presentasi tersebut perlu dijelaskan proses pemetaan partisipatifyangdilakukan,siapasajasumberinformasidanjuga letak tata batas wilayah. Pada presentasi tersebut mintalah masukan kepada seluruh yang hadir informasi yang perlu ditambahkandalampeta,klarifikasitatabataswilayah. Selain Draft Peta, perlu dipresentasikan juga data sosial hasil inventarisasi, sama seperti pada draft peta, mintalah masukan dari peserta data apa saja yang masih kurang atau terlewatkan dalamprosesinventarisasidatasosial. 46 Setiap penambahan informasi draft peta maupun data sosial perlu dicatat selengkap mungkin untuk melakukan perbaikan.
  • 47. 2. PerbaikanPetadanDataSosial Draftpetadandatasosialyangsudahdipresentasikandiperbaiki dan dilengkapi sesuai dengan hasil presentasi dan masukan dari peserta. Setelah selesai seluruh perbaikan, peta dan data sosial dicetak untuk disahkan oleh parapihak. Perlu disiapkan sebelum proses pengesahantersebutbeberapadokumenseperti: a. BeritaAcaraPengesahanPeta b. Berita Acara Penyerahan Peta kepada Masyarakat dan Parapihak c. BeritaAcaraTataBatas 3. PengesahandanPenyerahanPeta Peta akhir dan Data Sosial disahkan oleh parapihak dan masyarakatmelaluisebuahpertemuanyangdisebutPertemuan Pengesahan dan Penyerahan Peta. Dalam pertemuan ini sekali lagi perlu diundang masyarakat, tokoh masyarakat, dan parapihak (Kepala Desa, Camat, Bupati) dan yang telah mendukung pelaksanaan pemetaan partisipatif tersebut, juga perwakilan dari kampung yang bertetangga dengan wilayah Pengesahan Peta 47 Setiap pihak berhak memberikan masukan terhadap hasil pemetaan pesisir dan laut yang dilakukan oleh tim, sebagai bentuk penyempurnaan dan kesepakatan bersama
  • 48. yangdipetakan. Dalampertemuaniniditandatangani: a. BeritaAcaraTataBatas b. BeritaAcaraPengesahanPeta c. Berita Acara Penyerahan Peta kepada Masyarakat dan Para Pihak(lihatlampiran) Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 48 Dokumentasi visual sebagai pelengkap data dalam peta dapat memperkaya kondisi dan potensi sumber daya alam yang terdapat di daerah pesisir dan laut.
  • 49. Pustaka 49 Azhar, I., H. Tioho, B. Pratasik. FORPELLA Steering committee. 2003. Panduan Pemantauan Wilayah Pesisir oleh FORPELLA (I), dalam Koleksi Dokumen Proyek Pesisir 1997 - 2003. Seri Pemantauan Wilayah Pesisir., M. Knight, S. Tighe (Editor); Coastal Resources Center, University of Rhode Island, Narragansett,RhodeIsland,USA. Herdiana, Y. 2007. Panduan Pelatihan Pengamatan Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Berbasis Masyarakat. Wildlife ConservationSociety-MarineIndonesiaProgram.Bogor. Sugiarto, D. Siagian, I. Ti Sunaryanto, D. Soetomo. 2001. Tehnik Sampling.Gramediapustakautama.Jakarta. Sukmara, A., A. J. Siahainenia, C. Rotinsulu. 2001. Panduan Pemantauan Terumbu Karang Berbasis Masyarakat dengan metode Manta Tow. Proyek Pesisir - CRMP Indonesia. Pustaka
  • 50. Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 50 Lampiran 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 65 69 70 71 Lampiran 1. Contoh Surat Permohonan Pengadaan Data Dasar (Peta Dasar) Kepada BIG Lampiran 2. Contoh Surat Permohonan Fasilitasi Pemetaan Partisipatif Lampiran 3. Contoh Lembar Data Informasi Survey Menggunakan metode Manta Tow Lampiran 4. Contoh Form Isian Pengambilan Data Ekologi Menggunakan metode Manta Tow Lampiran 5. Contoh Form Isian Pencatatan Visual Ikan Karang Lampiran 6. Contoh Form Pencatatan Data Mangrove Lampiran 7. Contoh Form Pencatatan menggunakan Metode Kanopi Mangrove Lampiran 8. Contoh Form Isian Pencatatan Data Padang Lamun menggunakan Seagrass Watch Lampiran 9. Contoh Form Isian Pencatatan Data Tepi Lamun Lampiran 10. Contoh Form Isian Pencatatan Data Spesies Karang (bisa juga dipakai untuk mangrove, lamun dan pesisir Lampiran 11. Contoh Surat Berita Acara Pengecekan Titik Tata Batas di Lapangan Lampiran 12. Contoh Surat Berita Acara Kesepakatan Tata Batas Lampiran 13. Contoh Surat Berita Acara Serah Terima Peta Partisipatif Lampiran 14. Contoh Surat Pengantar dan Penyerahan Kelayakan bagi Peta Partisipatif untuk diintegrasikan oleh BIG Lampiran 15. Contoh Peta Partisipatif “Perikanan Tangkap” Desa Ranowangko II, Kec Kombi. Minahasa
  • 51. Lampiran 51 Lampiran 1. Contoh Surat Permohonan Pengadaan Data Dasar (Peta Dasar) Kepada BIG
  • 52. Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 52 Lampiran 2.Contoh Surat Permohonan Fasilitasi Pemetaan Partisipatif
  • 53. Lampiran 53 Lampiran 3. Contoh Lembar Data Informasi Survey Menggunakan metode Manta Tow
  • 54. Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 54 Lampiran 4. Contoh Form Isian Pengambilan Data Ekologi Menggunakan metode Manta Tow
  • 55. Lampiran 55 Lampiran 5.Contoh Form Isian Pencatatan Visual Ikan Karang
  • 56. Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 56 Lampiran 6.Contoh Form Pencatatan Data Mangrove
  • 57. Lampiran 57 Lampiran 7. Contoh Form Pencatatan menggunakan Metode Kanopi Mangrove
  • 58. Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 58 Lampiran 8. Contoh Form Isian Pencatatan Data Padang Lamun menggunakan Seagrass Watch
  • 59. Lampiran 59 Lampiran 9. Contoh Form Isian Pencatatan Data Tepi Lamun
  • 60. Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 60 Lampiran 10.Contoh Form Isian Pencatatan Data Spesies Karang
  • 61. Lampiran 61 Lampiran 11.Contoh Surat Berita Acara Pengecekan Titik Tata Batas di Lapangan
  • 62. Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 62 Lampiran 11. Lanjutan
  • 64. Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 64 Lampiran 11. Lanjutan
  • 65. Lampiran 65 Lampiran 12. Contoh Surat Berita Acara Kesepakatan Tata Batas
  • 66. Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 66 Lampiran 12. Lanjutan
  • 68. Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 68 Lampiran 12. Lanjutan
  • 69. Lampiran 69 Lampiran 13.Contoh Surat Berita Acara Serah Terima Peta Partisipatif
  • 70. Modul Pemetaan partisipatif wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 70 Lampiran 14. Contoh Surat Pengantar dan Penyerahan Kelayakan bagi Peta Partisipatif untuk diintegrasikan oleh BIG
  • 71. Lampiran 71 Lampiran 15. Contoh Peta Partisipatif “Perikanan Tangkap” Desa Ranowangko II, Kec Kombi. Minahasa (skala tidak mengikat)
  • 72. JKPP yang dibentuk pada tahun 1996 dimaksudkan sebagai wadah bersama bagi ORNOP dan OR dalam pencapaian TEGAKNYA KEDAULATAN RAKYAT ATAS RUANG sebagai cita cita bersama. Untuk itu dalam pelaksanaannya dikembangkan Simpul SimpulBelajarPemetaanPartisipatifdiberbagaitempatdiIndonesia. Nilai Nilai Dasar dalam mengembangkan pendekatan pemetaan partisipatif didasarkan pada prinsip: (1)Menjunjung tinggi nilai-nilai HAM; (2) Mengutamakan kepentingan, inisiatif dan keterlibatan masyarakat; (3) Menjunjung tinggi kehidupan bersama yang berkeadilan sosial; (4) Berpihak pada pengelolaan lingkungan yang mempertimbangkan manusia sebagai kesatuan ekosistem dan (5) menempatkan pemetaansebagairuangbelajarbersama Tentang JKPP Contact us : Jl. Cimanuk Blok B7 No. 6 Komp. Bogor Baru Bogor 16152 INDONESIA Telp/Fax : +62251 – 8379143 E-mail : seknas@jkpp.org