Dokumen tersebut membahas tentang budidaya rumput laut di Indonesia, termasuk potensi, jenis, dan teknik budidayanya. Rumput laut memiliki nilai ekonomis tinggi dan dapat dibudidayakan dengan modal kecil serta menyerap tenaga kerja."
TEKNIK BUDIDAYA KARANG HIAS LESTARI BERBASIS MASYARAKAT DI PULAU BARRANG LOMP...Dr. Mauli Kasmi
, merupakan model yang dilakukan untuk mencari alternatif mengurangi tekanan terhadap pemanfaatan karang hias seiring meningkatnya permintaan pasar dunia dan semakin menurunnya kuota karang hias secara nasional serta menjadi upaya menanggulangi kerusakan ekosistem karang di habitat alami
TEKNIK BUDIDAYA KARANG HIAS LESTARI BERBASIS MASYARAKAT DI PULAU BARRANG LOMP...Dr. Mauli Kasmi
, merupakan model yang dilakukan untuk mencari alternatif mengurangi tekanan terhadap pemanfaatan karang hias seiring meningkatnya permintaan pasar dunia dan semakin menurunnya kuota karang hias secara nasional serta menjadi upaya menanggulangi kerusakan ekosistem karang di habitat alami
Lamun (seagrass) atau disebut juga ilalang laut. Istilah lamun untuk seagrass, pertama-tama diperkenalkan oleh Hutomo dimana merupakan satu-satunya kelompok tumbuhan hidup di perairan laut dangkal. Lamun tumbuh padat membentuk padang, sehingga dikenal sebagai padang lamun (seagrass beds).
Ikan karang mempunyai nilai dan arti yang sangat penting dari segi sosial ekonomi dan budaya, karena hampir sepertiga penduduk Indonesia yang tinggal di daerah pesisir menggantungkan hidupnya dari perikanan laut dangkal.
Lamun (Sea grass) merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga (Angiospermae).
Beberapa ahli mendefinisikan lamun (seagrass) sebagai tumbuhan air berbunga, hidup di dalam air laut, berpembuluh, berdaun, berimpang, berakar, serta berbiak dengan biji dan tunas. Karena pola hidup lamun sering berupa hamparan maka dikenal juga istilah padang lamun (sea grass bed) yaitu hamparan vegetasi lamun yang menutup suatu area pesisir/laut dangkal, terbentuk dari suatu jenis atau lebih dengan kerapatan padat atau jarang
Hasil Survei Status Populasi dan Pemanfaatan Biota Bambu Laut di Perairan Kon...Didi Sadili
Bambu laut (Isis hippuris) merupakan komoditas ekspor untuk bahan herbal, obat obatan, kosmetik, dan perhiasan yang permintaanya cukup tinggi. Untuk mendapatkan potensi produksinya maka perlu dilakukan penelitian. Sehingga eksploitasinya tidak merusak populasi bambu laut itu sendiri.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
Lamun (seagrass) atau disebut juga ilalang laut. Istilah lamun untuk seagrass, pertama-tama diperkenalkan oleh Hutomo dimana merupakan satu-satunya kelompok tumbuhan hidup di perairan laut dangkal. Lamun tumbuh padat membentuk padang, sehingga dikenal sebagai padang lamun (seagrass beds).
Ikan karang mempunyai nilai dan arti yang sangat penting dari segi sosial ekonomi dan budaya, karena hampir sepertiga penduduk Indonesia yang tinggal di daerah pesisir menggantungkan hidupnya dari perikanan laut dangkal.
Lamun (Sea grass) merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga (Angiospermae).
Beberapa ahli mendefinisikan lamun (seagrass) sebagai tumbuhan air berbunga, hidup di dalam air laut, berpembuluh, berdaun, berimpang, berakar, serta berbiak dengan biji dan tunas. Karena pola hidup lamun sering berupa hamparan maka dikenal juga istilah padang lamun (sea grass bed) yaitu hamparan vegetasi lamun yang menutup suatu area pesisir/laut dangkal, terbentuk dari suatu jenis atau lebih dengan kerapatan padat atau jarang
Hasil Survei Status Populasi dan Pemanfaatan Biota Bambu Laut di Perairan Kon...Didi Sadili
Bambu laut (Isis hippuris) merupakan komoditas ekspor untuk bahan herbal, obat obatan, kosmetik, dan perhiasan yang permintaanya cukup tinggi. Untuk mendapatkan potensi produksinya maka perlu dilakukan penelitian. Sehingga eksploitasinya tidak merusak populasi bambu laut itu sendiri.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
2. Introduction
POTENSI INDONESIA
-Luas wilayah
- Jumlah pulau
-Iklim
-Keanekaragaman jenis
(+555 jenis rumput
Laut)
BUDIDAYA
RUMPUT LAUT
PENGOLAHAN
RUMPUT LAUT
-Bernilai ekonomis tinggi
-Dapat dibudidayakan
-Prospek pasar luas
-Taraf hidup
-Melestarikan lingkungan
perairan
3. 3
POSISI PRODUKSI BUDIDAYA RUMPUT LAUT INDONESIA
DI DUNIA
• Tahun 2010, Indonesia tercatat sebagai negara produsen rumput laut terbesar
kedua di dunia setelah China, dengan produksi 3,92 juta ton.
10 Negara Produsen rumput laut terbesar dunia 2010
5. Introduction
Perikanan dalam arti luas juga mencakup rumput laut
Rumput laut dalam bahasa Inggris “Seaweed”
merupakan jenis makro algae.
Rumput laut telah lama dimanfaatkan oleh penduduk
sekitar pantai sebagai bahan makanan. Dan saat ini
pemanfaatannya telah berkembang selain digunakan
dalam industri makanan juga untuk obat-obatan,
kosmetika, media kultur bakteri dan pupuk
6. POTENSI LAHAN BUDIDAYA LAUT
NO KOMODITI
LUAS POTENSI (Ha)
Indikatif Efektif
1 Ikan (Fin Fish) 812.000 8.000
2 Rumput Laut 4.720.000 2.350.000
3 Kekerangan 770.000 385.000
4 Abalone 350.000 150.000
5 Teripang 175.000 88.000
6 Mutiara 1.890.000 945.000
Sub Total 8.717.000 3 .926.000
Total 12.643.000
8. Introduction
Pemanfaatan rumput laut dalam berbagai
bidang industri mengantarkan pada eksploitasi
sumber daya hayati rumput laut secara besar-
besaran untuk memenuhi kebutuhan industri.
Sehingga untuk menjamin keberlanjutan
industri yang berbahan dasar rumput laut perlu
adanya budidaya rumput laut.
9. Introduction
Rumput laut merupakan makroalgae, yaitu
tumbuhan tingkat rendah
Ada yang unisellular dan multiselluler
Cara hidupnya sebagai benthos yaitu hidup
menancap atau melekat di dasar laut
Tubuhnya terdiri dari “thallus”, tidak
mempunyai akar, batang daun
10. 1. Permintaan pasar expor masih sangat besar
2. Teknologi budidaya yang sederhana
3. Modal investasi maupun operasional relatif kecil &
menguntungkan
4. Dapat dimassalkan
5. Periode pemeliharaan singkat (20 - 45 hari)
6. Demand masih besar
7. Tergolong usaha padat karya menyerap tenaga
kerja terutama di daerah kemiskinan
8. Produk olahan beragam
9. Areal budidaya tersedia sangat luas (770.000 Ha)
Beberapa Keunggulan Budidaya
Rumput Laut
11. KEGUNAAN RUMPUT LAUT
Industri makanan berfungsi sebagai thickener atau
stabilizer dan bahan dasar pembuatan kue.
Industri farmasi, berguna sebagai pencahar atau
pelentur, kapsul, media kultur bakteri.
Industri kosmetik, sebagai bahan pembuat salep,
cream, sabun dan pembersih muka atau lotion.
Agar-agar sebagai bahan additive pada industri
kertas, tekstil, fotografi, semir sepatu, pasta gigi,
pengalengan ikan atau daging, museum dan
kriminologi.
12. Penghasil Rumput Laut Nasional
Pada Tahun 2014
1. Kontribusi produksi 2 – 5 % : Kep. Riau, Jawa Tengah,
Bali, Gorontalo,
Sulawesi Utara, Maluku dan Maluku Utara
2. Kontribusi produksi 5 – 10 % : Bangka Belitung, Jawa
Timur, NTB
3. Kontribusi produksi 10 – 20 % : Sulawesi Tengah,
Sulsel, Sul. Tenggara
4. Kontribusi produksi > 20 % : Nusa Tenggara Timur
13. Jenis/Klasifikasi Rumput Laut
Penggolongan rumput laut didasarkan pada
keberadaan pigmen warna yang terdapat dalam
thallus
Jenis yang banyak terdapat di perairan Indonesia
adalahGracilaria, Gelidinium, Euchema, Hypnea,
Sargasum, dan Turbinaria
Terdapat 3 kelas rumput laut :
Chlorophyceae (alga hijau)
Phaeophyceae (alga coklat) : Sargassum sp dan Turbinaria
sp
Rhodophyceae (alga merah) : Eucheuma sp, Gracilaria
sp, Gelidium sp,
14. ASUMSI KEBUTUHAN MODAL KERJA
BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Euchema sp)
1. Pengembangan areal baru sampai dengan Tahun
2009: 15.000 Ha
2. Produktivitas 100 Ton basah/Ha/Th
3. Sasaran produksi 884.210 ton
4. Penyerapan tenaga kerja = 6 Orang/Ha
5. Kebutuhan Modal Usaha Rp. 5 Juta/Ha
15. SASARAN LUAS AREAL REVITALISASI RUMPUT
LAUT (Euchema sp)
Propinsi Luas Areal (Ha)
NAD 500
Sumbar 200
Lampung 500
Banten 40
DKI Jakarta 30
Jateng 200
Jatim 1.00
Bali 800
NTB 1.550
NTT 1.500
Kalsel 80
Propinsi Luas Areal (Ha)
Kaltim 200
Sulut 400
Gorontalo 800
Sulteng 800
Sulsel 2.000
Sultra 1.200
Maluku 800
Maluku Utara 1.200
Irjabar 400
Papua 800
Jumlah 15.000
16. ASUMSI KEBUTUHAN MODAL KERJA
BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Gracillaria sp)
1. Pengembangan areal baru sampai dengan
Tahun 2009: 10.500 Ha
2. Produktivitas 40 Ton basah/Ha/Th (4 MT)
3. Sasaran produksi (2006) : 235.800 ton
4. Penyerapan tenaga kerja = 4 Orang/Ha
5. Kebutuhan Modal Usaha Rp. 1,5 Juta/Ha
17. SASARAN LUAS AREAL REVITALISASI
RUMPUT LAUT (Gracillaria sp)
Propinsi Luas Areal (Ha)
NAD 1.000
Lampung 1.000
Jabar 1.000
Jatim 1.500
Sulsel 5.000
Jumlah 10.500
19. Habitat Hidup Rumput Laut
Umumnya hidup didaerah perairan dangkal,
dengan dasar berpasir, berpasir lumpur atau
berbatu karang
Terdapat di sepanjang pantai mulai dari zona
pasang surut sampai kedalaman dimana sinar
matahari masih dapat menembus ke badan air
Lebih kurang 200 m). Sinar matahari
dibutuhkan untuk proses fotosintesa
Umumnya ditemukan melekat pada terumbu
karang, batuan, potongan karang, cangkang
moluska, dan potongan kayu
20. Bahan-bahan yang
terkandung dalam
Rumput Laut
Alginat
Agar-agar
Carrageenan
Jenis Rumput Laut yang
dibudidayakan
• Euchema cottoni
•Euchema spinosum
•Gracillaria
Kebanyakan merupakan
jenis alga merah
(Rhodophyceae) :
• Sargassum (alga
coklat)
21. Budidaya Rumput Laut
Pemilihan Lokasi
Pengadaan Benih
Metode Budidaya
Pemeliharaan Tanaman
Panen dan Pasca Panen
22. Pemilihan Lokasi
Lokasi terlindung, tidak ada pencemaran
perairan semi tertutup seperti teluk aman dari terjangan ombak)
Kedalaman dan dasar perairan
Dasar perairan stabil ditandai dengan potongan karang mati bercampur
dengan pasir karang, adanya sea grass gerakan air yang baik
Dasar perairan yang berlumpur kekeruhan tinggi penetrasi
cahaya rendah penempelan lumpur mati rumput laut
Kedalaman perairan kecerahan, salinitas, suhu, kandungan oksigen,
unsur hara. Idealnya 30 – 50 cm surut terendah. Pemilihan metode
budidaya perairan dalam metode budidaya apung
Kualitas air : arus 20-40 cm/detik, suhu 20-28 C, salinitas 28-
35 ppt, kecerahan 1 m
Misalnya jenis Euchema sp kisaran salinitas 33 – 35 permil
Hindari perairan yang dekat dengan muara sungai salinitas
fluktuatif mengganggu pertumbuhan rumput laut
Suhu proses fotosintesis rumput laut
Kecerahan jernih sepanjang tahun, terhindar dari sedimen, minimal
1,5 m
Arus membawa nutrisi dan RL bersih dari kotoran
23. Pemilihan Lokasi
Lokasi ditumbuhi karang lunak dan padang
lamun
Lokasi aman dari pencurian dan konflik
kepentingan
Kemudahan sarana transportasi, sarana
budidaya, pemasaran hasil panen
Ketersediaan bibit dan tenaga kerja terjamin
Iklim dan curah hujan
24.
25.
26. Pengadaan Benih
Benih bercabang banyak, rimbun dan runcing
Bibit harus baru, cerah dan masih muda
Thallus tidak berlendir dan tidak rusak/patah2
Tidak ada bercak, tidak terkelupas,tidak berbau busuk
Umur bibit 25-35 hari
Pengangkutan bibit harus hati2 dan tetap terendam air
Tidak terkena penyakit ice-ice
27. Penanganan Bibit
1. Terlindung dari sinar matahari dan terpaan air
hujan.
2. Tidak lebih dari 24 jam penyimpanan di tempat
kering.
3. Hindari dari kontaminasi minyak dan zat kimia
lainnya.
4. Jangan direndam dalam air yang tidak bersirkulasi.
5. Bibit dari alam, dipilih seperti kriteria bibit di atas.
30. METODE BUDIDAYA
1. Bottom Method (Metode dasar )
Mekanisme : Benih yang dipilih ditebar di perairan tenang mengikat batu
agar tidak terbawa arus
Broadcast method
Bottom farm method
2. Off Bottom Method (Metode Lepas Dasar)
Mekanisme : Benih yang dipilih diikatkan pada tali direntangkan mendatar di
dasar perairan jarak 30 cm dari dasar. Sesuai untuk lokasi dengan surut
terendah 0,3 – 1m (perairan dangkal)
Off bottom monoline method
Off bottom net method
Off bottom tubular net
3. Floating Method (Metode Apung)
Mekanisme : Benih yang dipilih diikatkan pada rakit selalu mengapung
perairan
Floating monoline dengan sistem rakit
Floating monoline dengan sistem tali panjang (rawai).
31. Floating raft method : metode penanaman yang cocok
diperairan dengan dasar berpasir , berkarang, dan
pergerakannya airnya didominasi ombak
40. Pemeliharaan
Membersihkan dan menggoyang-goyangkan
tanaman.
Menyisipi tanaman yang hilang dari setiap ikatan.
Hasil pertanaman akan banyak jika di setiap ikatan
ada tanamannya
Pembersihan tali dan rakit/tiang pancang
Membersihkan lumpur yang melekat pada tanaman
dan tali
Ganti tanaman yang terkena penyakit dengan
tanaman sehat
Buang tanaman sakit (ice-ice) dengan tanda thallus
berwarna putih dan menjadi lunak
Meminimal serangan hewan pemangsa
41.
42.
43. Panen dan Pasca Panen
Pemanenan dilakukan setelah mencapai berat
tertentu (sekitar 4x berat awal – usia panen 1,5
– 4 bulan). Misal jenis Euchema sp dipanen
berat 400 – 600 gr (Aslan, 1999).
Panen dengan mengambil seluruh tali dan
tanaman (panen total)
Panen sebagian memotong rumput laut dan
membiarkan ada sisa yang bisa tumbuh
kembali
Panen dilakukan secara hati2 agar rumput laut
yang dipanen tidak terinjak
Jangan menaruh rumput laut diatas pasir atau
tempat kotor
44. Panen dan Pasca Panen
Menggunakan terpal sebagai alas untuk
menjemur dan diatasnya diberikan pelindung
agar tidak kehujanan
Penjemuran berlangsung lebih kurang tiga
hari sampai kadar air rumput laut hanya
tinggal 30%
Jika sudah kering guncang bersih semua garam
dan tempatkan rumput laut di dalam karung
plastik dan simpan dalam ruangan yang bersih
dan kering