SlideShare a Scribd company logo
BUDIDAYA RUMPUT
LAUT
Oleh :
Restu Putri Astuti, S.Pi
Introduction
POTENSI INDONESIA
-Luas wilayah
- Jumlah pulau
-Iklim
-Keanekaragaman jenis
(+555 jenis rumput
Laut)
BUDIDAYA
RUMPUT LAUT
PENGOLAHAN
RUMPUT LAUT
-Bernilai ekonomis tinggi
-Dapat dibudidayakan
-Prospek pasar luas
-Taraf hidup
-Melestarikan lingkungan
perairan
3
POSISI PRODUKSI BUDIDAYA RUMPUT LAUT INDONESIA
DI DUNIA
• Tahun 2010, Indonesia tercatat sebagai negara produsen rumput laut terbesar
kedua di dunia setelah China, dengan produksi 3,92 juta ton.
10 Negara Produsen rumput laut terbesar dunia 2010
Satuan: ton
2014
TARGET
(TON)
CAPAIAN
(TON)
PERSEN
CAPAIAN (%)
TARGET
(TON)
CAPAIAN*
(TON)
PERSEN
CAPAIAN (%)
TARGET
(TON)
Total 6.847.500 7.928.963 115,8 9.415.700 9.451.700 100,38 16.891.000
1 Udang 460.000 372.577 81 529.000 457.600 86,50 699.000
- Windu 115.720 126.157 109 128.700 143.300 111,34 188.000
- Vaname 344.280 246.420 71,6 400.300 250.300 62,53 511.000
- udang lainnya 64.000
2 Rumput Laut 3.504.200 5.170.201 147,5 5.100.000 6.201.400 121,60 10.000.000
3 Nila 639.300 567.078 88,7 850.000 684.400 80,52 1.242.900
4 Patin 383.000 229.267 59,9 651.000 300.300 46,13 1.883.000
5 Lele 366.000 337.577 92,2 495.000 407.700 82,36 900.000
6 Mas 280.400 332.206 118,5 300.000 375.200 125,07 350.000
7 Gurame 42.300 64.252 151,9 44.400 69.500 156,53 48.900
8 Kakap 5.500 5.236 95,2 6.500 6.100 93,85 8.500
9 Kerapu 9.000 10.580 117,6 11.000 10.200 92,73 20.000
10 Bandeng 419.000 467.449 111,6 503.400 522.100 103,71 700.000
11 Lainnya 738.800 372.540 50,4 925.400 417.200 45,08 1.038.700
*): angka sementara
2011 2012
NO. KOMODITAS
Keterangan:
2012  (i) Rumput Laut 65%, (ii) Ikan 35% 4
CAPAIAN PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA
TAHUN 2011-2012 MENURUT KOMODITAS UTAMA
Introduction
 Perikanan dalam arti luas juga mencakup rumput laut
 Rumput laut dalam bahasa Inggris “Seaweed”
merupakan jenis makro algae.
 Rumput laut telah lama dimanfaatkan oleh penduduk
sekitar pantai sebagai bahan makanan. Dan saat ini
pemanfaatannya telah berkembang selain digunakan
dalam industri makanan juga untuk obat-obatan,
kosmetika, media kultur bakteri dan pupuk
POTENSI LAHAN BUDIDAYA LAUT
NO KOMODITI
LUAS POTENSI (Ha)
Indikatif Efektif
1 Ikan (Fin Fish) 812.000 8.000
2 Rumput Laut 4.720.000 2.350.000
3 Kekerangan 770.000 385.000
4 Abalone 350.000 150.000
5 Teripang 175.000 88.000
6 Mutiara 1.890.000 945.000
Sub Total 8.717.000 3 .926.000
Total 12.643.000
Data Kebutuhan Agar dan
Gracilaria sp.
Introduction
 Pemanfaatan rumput laut dalam berbagai
bidang industri mengantarkan pada eksploitasi
sumber daya hayati rumput laut secara besar-
besaran untuk memenuhi kebutuhan industri.
Sehingga untuk menjamin keberlanjutan
industri yang berbahan dasar rumput laut perlu
adanya budidaya rumput laut.
Introduction
 Rumput laut merupakan makroalgae, yaitu
tumbuhan tingkat rendah
 Ada yang unisellular dan multiselluler
 Cara hidupnya sebagai benthos yaitu hidup
menancap atau melekat di dasar laut
 Tubuhnya terdiri dari “thallus”, tidak
mempunyai akar, batang daun
1. Permintaan pasar expor masih sangat besar
2. Teknologi budidaya yang sederhana
3. Modal investasi maupun operasional relatif kecil &
menguntungkan
4. Dapat dimassalkan
5. Periode pemeliharaan singkat (20 - 45 hari)
6. Demand masih besar
7. Tergolong usaha padat karya  menyerap tenaga
kerja terutama di daerah kemiskinan
8. Produk olahan beragam
9. Areal budidaya tersedia sangat luas (770.000 Ha)
Beberapa Keunggulan Budidaya
Rumput Laut
KEGUNAAN RUMPUT LAUT
 Industri makanan berfungsi sebagai thickener atau
stabilizer dan bahan dasar pembuatan kue.
 Industri farmasi, berguna sebagai pencahar atau
pelentur, kapsul, media kultur bakteri.
 Industri kosmetik, sebagai bahan pembuat salep,
cream, sabun dan pembersih muka atau lotion.
 Agar-agar sebagai bahan additive pada industri
kertas, tekstil, fotografi, semir sepatu, pasta gigi,
pengalengan ikan atau daging, museum dan
kriminologi.
Penghasil Rumput Laut Nasional
Pada Tahun 2014
1. Kontribusi produksi 2 – 5 % : Kep. Riau, Jawa Tengah,
Bali, Gorontalo,
Sulawesi Utara, Maluku dan Maluku Utara
2. Kontribusi produksi 5 – 10 % : Bangka Belitung, Jawa
Timur, NTB
3. Kontribusi produksi 10 – 20 % : Sulawesi Tengah,
Sulsel, Sul. Tenggara
4. Kontribusi produksi > 20 % : Nusa Tenggara Timur
Jenis/Klasifikasi Rumput Laut
 Penggolongan rumput laut didasarkan pada
keberadaan pigmen warna yang terdapat dalam
thallus
 Jenis yang banyak terdapat di perairan Indonesia
adalahGracilaria, Gelidinium, Euchema, Hypnea,
Sargasum, dan Turbinaria
 Terdapat 3 kelas rumput laut :
 Chlorophyceae (alga hijau)
 Phaeophyceae (alga coklat) : Sargassum sp dan Turbinaria
sp
 Rhodophyceae (alga merah) : Eucheuma sp, Gracilaria
sp, Gelidium sp,
ASUMSI KEBUTUHAN MODAL KERJA
BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Euchema sp)
1. Pengembangan areal baru sampai dengan Tahun
2009: 15.000 Ha
2. Produktivitas 100 Ton basah/Ha/Th
3. Sasaran produksi 884.210 ton
4. Penyerapan tenaga kerja = 6 Orang/Ha
5. Kebutuhan Modal Usaha Rp. 5 Juta/Ha
SASARAN LUAS AREAL REVITALISASI RUMPUT
LAUT (Euchema sp)
Propinsi Luas Areal (Ha)
NAD 500
Sumbar 200
Lampung 500
Banten 40
DKI Jakarta 30
Jateng 200
Jatim 1.00
Bali 800
NTB 1.550
NTT 1.500
Kalsel 80
Propinsi Luas Areal (Ha)
Kaltim 200
Sulut 400
Gorontalo 800
Sulteng 800
Sulsel 2.000
Sultra 1.200
Maluku 800
Maluku Utara 1.200
Irjabar 400
Papua 800
Jumlah 15.000
ASUMSI KEBUTUHAN MODAL KERJA
BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Gracillaria sp)
1. Pengembangan areal baru sampai dengan
Tahun 2009: 10.500 Ha
2. Produktivitas 40 Ton basah/Ha/Th (4 MT)
3. Sasaran produksi (2006) : 235.800 ton
4. Penyerapan tenaga kerja = 4 Orang/Ha
5. Kebutuhan Modal Usaha Rp. 1,5 Juta/Ha
SASARAN LUAS AREAL REVITALISASI
RUMPUT LAUT (Gracillaria sp)
Propinsi Luas Areal (Ha)
NAD 1.000
Lampung 1.000
Jabar 1.000
Jatim 1.500
Sulsel 5.000
Jumlah 10.500
E. cottonii
E. cottonii Gracillaria sp.
E. spinosum
Habitat Hidup Rumput Laut
 Umumnya hidup didaerah perairan dangkal,
dengan dasar berpasir, berpasir lumpur atau
berbatu karang
 Terdapat di sepanjang pantai mulai dari zona
pasang surut sampai kedalaman dimana sinar
matahari masih dapat menembus ke badan air
Lebih kurang 200 m). Sinar matahari
dibutuhkan untuk proses fotosintesa
 Umumnya ditemukan melekat pada terumbu
karang, batuan, potongan karang, cangkang
moluska, dan potongan kayu
Bahan-bahan yang
terkandung dalam
Rumput Laut
 Alginat
 Agar-agar
 Carrageenan
Jenis Rumput Laut yang
dibudidayakan
• Euchema cottoni
•Euchema spinosum
•Gracillaria
Kebanyakan merupakan
jenis alga merah
(Rhodophyceae) :
• Sargassum (alga
coklat)
Budidaya Rumput Laut
 Pemilihan Lokasi
 Pengadaan Benih
 Metode Budidaya
 Pemeliharaan Tanaman
 Panen dan Pasca Panen
Pemilihan Lokasi
 Lokasi terlindung, tidak ada pencemaran
 perairan semi tertutup seperti teluk  aman dari terjangan ombak)
 Kedalaman dan dasar perairan
 Dasar perairan stabil ditandai dengan potongan karang mati bercampur
dengan pasir karang, adanya sea grass gerakan air yang baik
 Dasar perairan yang berlumpur  kekeruhan tinggi  penetrasi
cahaya rendah  penempelan lumpur  mati rumput laut
 Kedalaman perairan kecerahan, salinitas, suhu, kandungan oksigen,
unsur hara. Idealnya 30 – 50 cm surut terendah. Pemilihan metode
budidaya  perairan dalam  metode budidaya apung
 Kualitas air : arus 20-40 cm/detik, suhu 20-28 C, salinitas 28-
35 ppt, kecerahan 1 m
 Misalnya jenis Euchema sp kisaran salinitas 33 – 35 permil
 Hindari perairan yang dekat dengan muara sungai  salinitas
fluktuatif  mengganggu pertumbuhan rumput laut
 Suhu  proses fotosintesis rumput laut
 Kecerahan  jernih sepanjang tahun, terhindar dari sedimen, minimal
1,5 m
 Arus  membawa nutrisi dan RL bersih dari kotoran
Pemilihan Lokasi
 Lokasi ditumbuhi karang lunak dan padang
lamun
 Lokasi aman dari pencurian dan konflik
kepentingan
 Kemudahan sarana transportasi, sarana
budidaya, pemasaran hasil panen
 Ketersediaan bibit dan tenaga kerja terjamin
 Iklim dan curah hujan
Pengadaan Benih
 Benih bercabang banyak, rimbun dan runcing
 Bibit harus baru, cerah dan masih muda
 Thallus tidak berlendir dan tidak rusak/patah2
 Tidak ada bercak, tidak terkelupas,tidak berbau busuk
 Umur bibit 25-35 hari
 Pengangkutan bibit harus hati2 dan tetap terendam air
 Tidak terkena penyakit ice-ice
Penanganan Bibit
1. Terlindung dari sinar matahari dan terpaan air
hujan.
2. Tidak lebih dari 24 jam penyimpanan di tempat
kering.
3. Hindari dari kontaminasi minyak dan zat kimia
lainnya.
4. Jangan direndam dalam air yang tidak bersirkulasi.
5. Bibit dari alam, dipilih seperti kriteria bibit di atas.
CARA PENANGANAN BIBIT
METODE BUDIDAYA
1. Bottom Method (Metode dasar )
Mekanisme : Benih yang dipilih  ditebar di perairan tenang  mengikat batu
 agar tidak terbawa arus
 Broadcast method
 Bottom farm method
2. Off Bottom Method (Metode Lepas Dasar)
Mekanisme : Benih yang dipilih  diikatkan pada tali  direntangkan mendatar di
dasar perairan  jarak 30 cm dari dasar. Sesuai untuk lokasi dengan surut
terendah 0,3 – 1m (perairan dangkal)
 Off bottom monoline method
 Off bottom net method
 Off bottom tubular net
3. Floating Method (Metode Apung)
Mekanisme : Benih yang dipilih  diikatkan pada rakit  selalu mengapung
perairan
 Floating monoline dengan sistem rakit
 Floating monoline dengan sistem tali panjang (rawai).
Floating raft method : metode penanaman yang cocok
diperairan dengan dasar berpasir , berkarang, dan
pergerakannya airnya didominasi ombak
METODE BUDIDAYA UNTUK PERAIRAN BEROMBAK
Biasanya
dari 100 g mjd 2000 g
setelah 5 - 6 minggu
Produksinya meningkat
dari 100 g mjd 3000 – 5000 g
setelah 5 - 6 minggu
Metode Budidaya
 Metode Lepas dasar
 Metode Tali Gantung
 Metode Rakit
Metode
Lepas
Dasar
Pemeliharaan
 Membersihkan dan menggoyang-goyangkan
tanaman.
 Menyisipi tanaman yang hilang dari setiap ikatan.
Hasil pertanaman akan banyak jika di setiap ikatan
ada tanamannya
 Pembersihan tali dan rakit/tiang pancang
 Membersihkan lumpur yang melekat pada tanaman
dan tali
 Ganti tanaman yang terkena penyakit dengan
tanaman sehat
 Buang tanaman sakit (ice-ice) dengan tanda thallus
berwarna putih dan menjadi lunak
 Meminimal serangan hewan pemangsa
Panen dan Pasca Panen
 Pemanenan dilakukan setelah mencapai berat
tertentu (sekitar 4x berat awal – usia panen 1,5
– 4 bulan). Misal jenis Euchema sp dipanen
berat 400 – 600 gr (Aslan, 1999).
 Panen dengan mengambil seluruh tali dan
tanaman (panen total)
 Panen sebagian memotong rumput laut dan
membiarkan ada sisa yang bisa tumbuh
kembali
 Panen dilakukan secara hati2 agar rumput laut
yang dipanen tidak terinjak
 Jangan menaruh rumput laut diatas pasir atau
tempat kotor
Panen dan Pasca Panen
 Menggunakan terpal sebagai alas untuk
menjemur dan diatasnya diberikan pelindung
agar tidak kehujanan
 Penjemuran berlangsung lebih kurang tiga
hari sampai kadar air rumput laut hanya
tinggal 30%
 Jika sudah kering guncang bersih semua garam
dan tempatkan rumput laut di dalam karung
plastik dan simpan dalam ruangan yang bersih
dan kering
Budidaya Rumput Laut.ppt
Budidaya Rumput Laut.ppt
Budidaya Rumput Laut.ppt
Budidaya Rumput Laut.ppt

More Related Content

Similar to Budidaya Rumput Laut.ppt

Laporan Praktikum Lapangan "Biota Asosiasi Lamun Pulau Pramuka"
Laporan Praktikum Lapangan "Biota Asosiasi Lamun Pulau Pramuka"Laporan Praktikum Lapangan "Biota Asosiasi Lamun Pulau Pramuka"
Laporan Praktikum Lapangan "Biota Asosiasi Lamun Pulau Pramuka"AzkiyaBanata
 
Filsafat harlianti
Filsafat harliantiFilsafat harlianti
Filsafat harlianti
Operator Warnet Vast Raha
 
Pedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putih
Pedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putihPedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putih
Pedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putih
Warta Wirausaha
 
INVENTARISASI JENIS-JENIS LAMUN (SEAGRASS)
INVENTARISASI  JENIS-JENIS LAMUN (SEAGRASS)INVENTARISASI  JENIS-JENIS LAMUN (SEAGRASS)
INVENTARISASI JENIS-JENIS LAMUN (SEAGRASS)
Amos Pangkatana
 
Budidaya Ikan Lele.pdf
Budidaya Ikan Lele.pdfBudidaya Ikan Lele.pdf
Budidaya Ikan Lele.pdf
VirqiWahyuningBianti
 
Budidaya tiram mutiara
Budidaya tiram mutiaraBudidaya tiram mutiara
Budidaya tiram mutiara
Nana
 
INVENTARISASI JENIS- JENIS IKAN KARANG
INVENTARISASI  JENIS- JENIS IKAN KARANGINVENTARISASI  JENIS- JENIS IKAN KARANG
INVENTARISASI JENIS- JENIS IKAN KARANG
Amos Pangkatana
 
Organisme laut dalam
Organisme laut dalamOrganisme laut dalam
Organisme laut dalamfariz90
 
Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karangrantikaput
 
DAF 1313 T1 SEJARAH.pptx
DAF 1313 T1 SEJARAH.pptxDAF 1313 T1 SEJARAH.pptx
DAF 1313 T1 SEJARAH.pptx
Cikgusurii
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun  Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
ArifFakhrudin5
 
DAF 1313 T1 SEJARAH.pptx
DAF 1313 T1 SEJARAH.pptxDAF 1313 T1 SEJARAH.pptx
DAF 1313 T1 SEJARAH.pptx
Cikgusurii
 
Inventarisasi Jenis-Jenis Lamun (Seagrass)
Inventarisasi Jenis-Jenis Lamun (Seagrass)Inventarisasi Jenis-Jenis Lamun (Seagrass)
Inventarisasi Jenis-Jenis Lamun (Seagrass)
Amos Pangkatana
 
Teknis budidaya panili
Teknis budidaya paniliTeknis budidaya panili
Teknis budidaya panilisujononasa
 
Potensi kemaritiman
Potensi kemaritimanPotensi kemaritiman
Potensi kemaritiman
Bunda Rara
 
BioekologiIkanBelidadiIndonesia_SA-Rev.pptx
BioekologiIkanBelidadiIndonesia_SA-Rev.pptxBioekologiIkanBelidadiIndonesia_SA-Rev.pptx
BioekologiIkanBelidadiIndonesia_SA-Rev.pptx
RanggaPrayudha2
 
Hasil Survei Status Populasi dan Pemanfaatan Biota Bambu Laut di Perairan Kon...
Hasil Survei Status Populasi dan Pemanfaatan Biota Bambu Laut di Perairan Kon...Hasil Survei Status Populasi dan Pemanfaatan Biota Bambu Laut di Perairan Kon...
Hasil Survei Status Populasi dan Pemanfaatan Biota Bambu Laut di Perairan Kon...
Didi Sadili
 
Lutfi
LutfiLutfi
Perikanan Budidaya.pptx
Perikanan Budidaya.pptxPerikanan Budidaya.pptx
Perikanan Budidaya.pptx
DesakTirtawati
 

Similar to Budidaya Rumput Laut.ppt (20)

Laporan Praktikum Lapangan "Biota Asosiasi Lamun Pulau Pramuka"
Laporan Praktikum Lapangan "Biota Asosiasi Lamun Pulau Pramuka"Laporan Praktikum Lapangan "Biota Asosiasi Lamun Pulau Pramuka"
Laporan Praktikum Lapangan "Biota Asosiasi Lamun Pulau Pramuka"
 
Filsafat harlianti
Filsafat harliantiFilsafat harlianti
Filsafat harlianti
 
Pedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putih
Pedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putihPedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putih
Pedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putih
 
INVENTARISASI JENIS-JENIS LAMUN (SEAGRASS)
INVENTARISASI  JENIS-JENIS LAMUN (SEAGRASS)INVENTARISASI  JENIS-JENIS LAMUN (SEAGRASS)
INVENTARISASI JENIS-JENIS LAMUN (SEAGRASS)
 
Budidaya Ikan Lele.pdf
Budidaya Ikan Lele.pdfBudidaya Ikan Lele.pdf
Budidaya Ikan Lele.pdf
 
Budidaya tiram mutiara
Budidaya tiram mutiaraBudidaya tiram mutiara
Budidaya tiram mutiara
 
INVENTARISASI JENIS- JENIS IKAN KARANG
INVENTARISASI  JENIS- JENIS IKAN KARANGINVENTARISASI  JENIS- JENIS IKAN KARANG
INVENTARISASI JENIS- JENIS IKAN KARANG
 
Organisme laut dalam
Organisme laut dalamOrganisme laut dalam
Organisme laut dalam
 
Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karang
 
DAF 1313 T1 SEJARAH.pptx
DAF 1313 T1 SEJARAH.pptxDAF 1313 T1 SEJARAH.pptx
DAF 1313 T1 SEJARAH.pptx
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun  Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
DAF 1313 T1 SEJARAH.pptx
DAF 1313 T1 SEJARAH.pptxDAF 1313 T1 SEJARAH.pptx
DAF 1313 T1 SEJARAH.pptx
 
Inventarisasi Jenis-Jenis Lamun (Seagrass)
Inventarisasi Jenis-Jenis Lamun (Seagrass)Inventarisasi Jenis-Jenis Lamun (Seagrass)
Inventarisasi Jenis-Jenis Lamun (Seagrass)
 
Teknis budidaya panili
Teknis budidaya paniliTeknis budidaya panili
Teknis budidaya panili
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Potensi kemaritiman
Potensi kemaritimanPotensi kemaritiman
Potensi kemaritiman
 
BioekologiIkanBelidadiIndonesia_SA-Rev.pptx
BioekologiIkanBelidadiIndonesia_SA-Rev.pptxBioekologiIkanBelidadiIndonesia_SA-Rev.pptx
BioekologiIkanBelidadiIndonesia_SA-Rev.pptx
 
Hasil Survei Status Populasi dan Pemanfaatan Biota Bambu Laut di Perairan Kon...
Hasil Survei Status Populasi dan Pemanfaatan Biota Bambu Laut di Perairan Kon...Hasil Survei Status Populasi dan Pemanfaatan Biota Bambu Laut di Perairan Kon...
Hasil Survei Status Populasi dan Pemanfaatan Biota Bambu Laut di Perairan Kon...
 
Lutfi
LutfiLutfi
Lutfi
 
Perikanan Budidaya.pptx
Perikanan Budidaya.pptxPerikanan Budidaya.pptx
Perikanan Budidaya.pptx
 

Recently uploaded

PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
muhammadnoorhasby04
 
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptxPenetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Erma753811
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
d1051231034
 
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptxinduksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
AzisRois1
 
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap EkosistemStudi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
d1051231041
 
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.pptBAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
YUZANAPRATIWI
 
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
LukmanulHakim572233
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
d1051231039
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
d1051231072
 
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfAnalisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
BrigittaBelva
 
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan ErupsiSejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
ssuserb357a32
 
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdfPlastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 

Recently uploaded (12)

PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
 
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptxPenetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
 
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptxinduksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
 
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap EkosistemStudi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
 
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.pptBAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
 
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
 
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfAnalisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
 
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan ErupsiSejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
 
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdfPlastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
 

Budidaya Rumput Laut.ppt

  • 2. Introduction POTENSI INDONESIA -Luas wilayah - Jumlah pulau -Iklim -Keanekaragaman jenis (+555 jenis rumput Laut) BUDIDAYA RUMPUT LAUT PENGOLAHAN RUMPUT LAUT -Bernilai ekonomis tinggi -Dapat dibudidayakan -Prospek pasar luas -Taraf hidup -Melestarikan lingkungan perairan
  • 3. 3 POSISI PRODUKSI BUDIDAYA RUMPUT LAUT INDONESIA DI DUNIA • Tahun 2010, Indonesia tercatat sebagai negara produsen rumput laut terbesar kedua di dunia setelah China, dengan produksi 3,92 juta ton. 10 Negara Produsen rumput laut terbesar dunia 2010
  • 4. Satuan: ton 2014 TARGET (TON) CAPAIAN (TON) PERSEN CAPAIAN (%) TARGET (TON) CAPAIAN* (TON) PERSEN CAPAIAN (%) TARGET (TON) Total 6.847.500 7.928.963 115,8 9.415.700 9.451.700 100,38 16.891.000 1 Udang 460.000 372.577 81 529.000 457.600 86,50 699.000 - Windu 115.720 126.157 109 128.700 143.300 111,34 188.000 - Vaname 344.280 246.420 71,6 400.300 250.300 62,53 511.000 - udang lainnya 64.000 2 Rumput Laut 3.504.200 5.170.201 147,5 5.100.000 6.201.400 121,60 10.000.000 3 Nila 639.300 567.078 88,7 850.000 684.400 80,52 1.242.900 4 Patin 383.000 229.267 59,9 651.000 300.300 46,13 1.883.000 5 Lele 366.000 337.577 92,2 495.000 407.700 82,36 900.000 6 Mas 280.400 332.206 118,5 300.000 375.200 125,07 350.000 7 Gurame 42.300 64.252 151,9 44.400 69.500 156,53 48.900 8 Kakap 5.500 5.236 95,2 6.500 6.100 93,85 8.500 9 Kerapu 9.000 10.580 117,6 11.000 10.200 92,73 20.000 10 Bandeng 419.000 467.449 111,6 503.400 522.100 103,71 700.000 11 Lainnya 738.800 372.540 50,4 925.400 417.200 45,08 1.038.700 *): angka sementara 2011 2012 NO. KOMODITAS Keterangan: 2012  (i) Rumput Laut 65%, (ii) Ikan 35% 4 CAPAIAN PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN 2011-2012 MENURUT KOMODITAS UTAMA
  • 5. Introduction  Perikanan dalam arti luas juga mencakup rumput laut  Rumput laut dalam bahasa Inggris “Seaweed” merupakan jenis makro algae.  Rumput laut telah lama dimanfaatkan oleh penduduk sekitar pantai sebagai bahan makanan. Dan saat ini pemanfaatannya telah berkembang selain digunakan dalam industri makanan juga untuk obat-obatan, kosmetika, media kultur bakteri dan pupuk
  • 6. POTENSI LAHAN BUDIDAYA LAUT NO KOMODITI LUAS POTENSI (Ha) Indikatif Efektif 1 Ikan (Fin Fish) 812.000 8.000 2 Rumput Laut 4.720.000 2.350.000 3 Kekerangan 770.000 385.000 4 Abalone 350.000 150.000 5 Teripang 175.000 88.000 6 Mutiara 1.890.000 945.000 Sub Total 8.717.000 3 .926.000 Total 12.643.000
  • 7. Data Kebutuhan Agar dan Gracilaria sp.
  • 8. Introduction  Pemanfaatan rumput laut dalam berbagai bidang industri mengantarkan pada eksploitasi sumber daya hayati rumput laut secara besar- besaran untuk memenuhi kebutuhan industri. Sehingga untuk menjamin keberlanjutan industri yang berbahan dasar rumput laut perlu adanya budidaya rumput laut.
  • 9. Introduction  Rumput laut merupakan makroalgae, yaitu tumbuhan tingkat rendah  Ada yang unisellular dan multiselluler  Cara hidupnya sebagai benthos yaitu hidup menancap atau melekat di dasar laut  Tubuhnya terdiri dari “thallus”, tidak mempunyai akar, batang daun
  • 10. 1. Permintaan pasar expor masih sangat besar 2. Teknologi budidaya yang sederhana 3. Modal investasi maupun operasional relatif kecil & menguntungkan 4. Dapat dimassalkan 5. Periode pemeliharaan singkat (20 - 45 hari) 6. Demand masih besar 7. Tergolong usaha padat karya  menyerap tenaga kerja terutama di daerah kemiskinan 8. Produk olahan beragam 9. Areal budidaya tersedia sangat luas (770.000 Ha) Beberapa Keunggulan Budidaya Rumput Laut
  • 11. KEGUNAAN RUMPUT LAUT  Industri makanan berfungsi sebagai thickener atau stabilizer dan bahan dasar pembuatan kue.  Industri farmasi, berguna sebagai pencahar atau pelentur, kapsul, media kultur bakteri.  Industri kosmetik, sebagai bahan pembuat salep, cream, sabun dan pembersih muka atau lotion.  Agar-agar sebagai bahan additive pada industri kertas, tekstil, fotografi, semir sepatu, pasta gigi, pengalengan ikan atau daging, museum dan kriminologi.
  • 12. Penghasil Rumput Laut Nasional Pada Tahun 2014 1. Kontribusi produksi 2 – 5 % : Kep. Riau, Jawa Tengah, Bali, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku dan Maluku Utara 2. Kontribusi produksi 5 – 10 % : Bangka Belitung, Jawa Timur, NTB 3. Kontribusi produksi 10 – 20 % : Sulawesi Tengah, Sulsel, Sul. Tenggara 4. Kontribusi produksi > 20 % : Nusa Tenggara Timur
  • 13. Jenis/Klasifikasi Rumput Laut  Penggolongan rumput laut didasarkan pada keberadaan pigmen warna yang terdapat dalam thallus  Jenis yang banyak terdapat di perairan Indonesia adalahGracilaria, Gelidinium, Euchema, Hypnea, Sargasum, dan Turbinaria  Terdapat 3 kelas rumput laut :  Chlorophyceae (alga hijau)  Phaeophyceae (alga coklat) : Sargassum sp dan Turbinaria sp  Rhodophyceae (alga merah) : Eucheuma sp, Gracilaria sp, Gelidium sp,
  • 14. ASUMSI KEBUTUHAN MODAL KERJA BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Euchema sp) 1. Pengembangan areal baru sampai dengan Tahun 2009: 15.000 Ha 2. Produktivitas 100 Ton basah/Ha/Th 3. Sasaran produksi 884.210 ton 4. Penyerapan tenaga kerja = 6 Orang/Ha 5. Kebutuhan Modal Usaha Rp. 5 Juta/Ha
  • 15. SASARAN LUAS AREAL REVITALISASI RUMPUT LAUT (Euchema sp) Propinsi Luas Areal (Ha) NAD 500 Sumbar 200 Lampung 500 Banten 40 DKI Jakarta 30 Jateng 200 Jatim 1.00 Bali 800 NTB 1.550 NTT 1.500 Kalsel 80 Propinsi Luas Areal (Ha) Kaltim 200 Sulut 400 Gorontalo 800 Sulteng 800 Sulsel 2.000 Sultra 1.200 Maluku 800 Maluku Utara 1.200 Irjabar 400 Papua 800 Jumlah 15.000
  • 16. ASUMSI KEBUTUHAN MODAL KERJA BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Gracillaria sp) 1. Pengembangan areal baru sampai dengan Tahun 2009: 10.500 Ha 2. Produktivitas 40 Ton basah/Ha/Th (4 MT) 3. Sasaran produksi (2006) : 235.800 ton 4. Penyerapan tenaga kerja = 4 Orang/Ha 5. Kebutuhan Modal Usaha Rp. 1,5 Juta/Ha
  • 17. SASARAN LUAS AREAL REVITALISASI RUMPUT LAUT (Gracillaria sp) Propinsi Luas Areal (Ha) NAD 1.000 Lampung 1.000 Jabar 1.000 Jatim 1.500 Sulsel 5.000 Jumlah 10.500
  • 18. E. cottonii E. cottonii Gracillaria sp. E. spinosum
  • 19. Habitat Hidup Rumput Laut  Umumnya hidup didaerah perairan dangkal, dengan dasar berpasir, berpasir lumpur atau berbatu karang  Terdapat di sepanjang pantai mulai dari zona pasang surut sampai kedalaman dimana sinar matahari masih dapat menembus ke badan air Lebih kurang 200 m). Sinar matahari dibutuhkan untuk proses fotosintesa  Umumnya ditemukan melekat pada terumbu karang, batuan, potongan karang, cangkang moluska, dan potongan kayu
  • 20. Bahan-bahan yang terkandung dalam Rumput Laut  Alginat  Agar-agar  Carrageenan Jenis Rumput Laut yang dibudidayakan • Euchema cottoni •Euchema spinosum •Gracillaria Kebanyakan merupakan jenis alga merah (Rhodophyceae) : • Sargassum (alga coklat)
  • 21. Budidaya Rumput Laut  Pemilihan Lokasi  Pengadaan Benih  Metode Budidaya  Pemeliharaan Tanaman  Panen dan Pasca Panen
  • 22. Pemilihan Lokasi  Lokasi terlindung, tidak ada pencemaran  perairan semi tertutup seperti teluk  aman dari terjangan ombak)  Kedalaman dan dasar perairan  Dasar perairan stabil ditandai dengan potongan karang mati bercampur dengan pasir karang, adanya sea grass gerakan air yang baik  Dasar perairan yang berlumpur  kekeruhan tinggi  penetrasi cahaya rendah  penempelan lumpur  mati rumput laut  Kedalaman perairan kecerahan, salinitas, suhu, kandungan oksigen, unsur hara. Idealnya 30 – 50 cm surut terendah. Pemilihan metode budidaya  perairan dalam  metode budidaya apung  Kualitas air : arus 20-40 cm/detik, suhu 20-28 C, salinitas 28- 35 ppt, kecerahan 1 m  Misalnya jenis Euchema sp kisaran salinitas 33 – 35 permil  Hindari perairan yang dekat dengan muara sungai  salinitas fluktuatif  mengganggu pertumbuhan rumput laut  Suhu  proses fotosintesis rumput laut  Kecerahan  jernih sepanjang tahun, terhindar dari sedimen, minimal 1,5 m  Arus  membawa nutrisi dan RL bersih dari kotoran
  • 23. Pemilihan Lokasi  Lokasi ditumbuhi karang lunak dan padang lamun  Lokasi aman dari pencurian dan konflik kepentingan  Kemudahan sarana transportasi, sarana budidaya, pemasaran hasil panen  Ketersediaan bibit dan tenaga kerja terjamin  Iklim dan curah hujan
  • 24.
  • 25.
  • 26. Pengadaan Benih  Benih bercabang banyak, rimbun dan runcing  Bibit harus baru, cerah dan masih muda  Thallus tidak berlendir dan tidak rusak/patah2  Tidak ada bercak, tidak terkelupas,tidak berbau busuk  Umur bibit 25-35 hari  Pengangkutan bibit harus hati2 dan tetap terendam air  Tidak terkena penyakit ice-ice
  • 27. Penanganan Bibit 1. Terlindung dari sinar matahari dan terpaan air hujan. 2. Tidak lebih dari 24 jam penyimpanan di tempat kering. 3. Hindari dari kontaminasi minyak dan zat kimia lainnya. 4. Jangan direndam dalam air yang tidak bersirkulasi. 5. Bibit dari alam, dipilih seperti kriteria bibit di atas.
  • 29.
  • 30. METODE BUDIDAYA 1. Bottom Method (Metode dasar ) Mekanisme : Benih yang dipilih  ditebar di perairan tenang  mengikat batu  agar tidak terbawa arus  Broadcast method  Bottom farm method 2. Off Bottom Method (Metode Lepas Dasar) Mekanisme : Benih yang dipilih  diikatkan pada tali  direntangkan mendatar di dasar perairan  jarak 30 cm dari dasar. Sesuai untuk lokasi dengan surut terendah 0,3 – 1m (perairan dangkal)  Off bottom monoline method  Off bottom net method  Off bottom tubular net 3. Floating Method (Metode Apung) Mekanisme : Benih yang dipilih  diikatkan pada rakit  selalu mengapung perairan  Floating monoline dengan sistem rakit  Floating monoline dengan sistem tali panjang (rawai).
  • 31. Floating raft method : metode penanaman yang cocok diperairan dengan dasar berpasir , berkarang, dan pergerakannya airnya didominasi ombak
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35. METODE BUDIDAYA UNTUK PERAIRAN BEROMBAK
  • 36. Biasanya dari 100 g mjd 2000 g setelah 5 - 6 minggu Produksinya meningkat dari 100 g mjd 3000 – 5000 g setelah 5 - 6 minggu
  • 37.
  • 38. Metode Budidaya  Metode Lepas dasar  Metode Tali Gantung  Metode Rakit Metode Lepas Dasar
  • 39.
  • 40. Pemeliharaan  Membersihkan dan menggoyang-goyangkan tanaman.  Menyisipi tanaman yang hilang dari setiap ikatan. Hasil pertanaman akan banyak jika di setiap ikatan ada tanamannya  Pembersihan tali dan rakit/tiang pancang  Membersihkan lumpur yang melekat pada tanaman dan tali  Ganti tanaman yang terkena penyakit dengan tanaman sehat  Buang tanaman sakit (ice-ice) dengan tanda thallus berwarna putih dan menjadi lunak  Meminimal serangan hewan pemangsa
  • 41.
  • 42.
  • 43. Panen dan Pasca Panen  Pemanenan dilakukan setelah mencapai berat tertentu (sekitar 4x berat awal – usia panen 1,5 – 4 bulan). Misal jenis Euchema sp dipanen berat 400 – 600 gr (Aslan, 1999).  Panen dengan mengambil seluruh tali dan tanaman (panen total)  Panen sebagian memotong rumput laut dan membiarkan ada sisa yang bisa tumbuh kembali  Panen dilakukan secara hati2 agar rumput laut yang dipanen tidak terinjak  Jangan menaruh rumput laut diatas pasir atau tempat kotor
  • 44. Panen dan Pasca Panen  Menggunakan terpal sebagai alas untuk menjemur dan diatasnya diberikan pelindung agar tidak kehujanan  Penjemuran berlangsung lebih kurang tiga hari sampai kadar air rumput laut hanya tinggal 30%  Jika sudah kering guncang bersih semua garam dan tempatkan rumput laut di dalam karung plastik dan simpan dalam ruangan yang bersih dan kering