Dokumen tersebut membahas tentang berbagai bentuk sediaan obat padat seperti serbuk, pulveres, kapsul, dan tablet serta cara pembuatannya. Dokumen juga menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat dan menggunakan berbagai bentuk sediaan obat tersebut seperti derajat halus serbuk, cara membuat dan menyimpan pulveres, jenis kapsul, serta komposisi tablet.
Praktikum ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh temperatur terhadap kelarutan asam benzoat dan asam borat. Kelarutan kedua zat diukur pada suhu kamar, 450C, dan 600C. Hasilnya menunjukkan bahwa kelarutan asam benzoat dan asam borat meningkat dengan peningkatan suhu.
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan sirup parasetamol. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang latar belakang parasetamol dan sirup, dasar teori pembuatan sirup, preformulasi parasetamol, analisis permasalahan dalam pembuatan sirup parasetamol, dan pendekatan formula pembuatan sirup parasetamol.
Dokumen tersebut membahas tentang formulasi teknologi sediaan suppositoria non steril yang berisi parasetamol. Secara ringkas, dibahas tentang indikasi, farmakokinetik, mekanisme kerja, efek samping, kontraindikasi, peringatan, dan interaksi obat parasetamol. Juga dibahas sifat fisika kimia zat aktif dan bahan tambahan seperti oleum cacao dan cetaceum yang digunakan dalam pembuatan suppositoria. Terakhir
Laporan ini membahas pembuatan unguentum asam salisilat dengan bahan asam salisilat dan vaselinum flavum. Dilakukan evaluasi homogenitas, daya lekat, daya sebar, dan kemampuan proteksi. Hasilnya menunjukkan tidak homogen, daya lekat 1,3 detik, daya sebar semakin besar dengan tambahan beban, dan kemampuan proteksi 42 detik.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai sediaan cair (liquid) yang mencakup definisi, jenis (larutan, suspensi, emulsi), jenis sediaan liquid (obat terlarut, sebagian terlarut, tidak terlarut), keuntungan dan kerugian, metode pembuatan (larutan, suspensi, emulsi), dan contoh formulasi dasar liquid seperti larutan telinga, tetes hidung, kumur, minum, eliksir, sirup.
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIElvarinna Permata
Makalah ini membahas tentang spektrofotometri UV dan flouresensi. Dibahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi serapan dalam spektrofotometri UV-VIS, pengaruh polaritas pelarut, dan metode kurva kalibrasi dan satu titik dalam analisis kuantitatif menggunakan spektrofotometri."
Praktikum ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh temperatur terhadap kelarutan asam benzoat dan asam borat. Kelarutan kedua zat diukur pada suhu kamar, 450C, dan 600C. Hasilnya menunjukkan bahwa kelarutan asam benzoat dan asam borat meningkat dengan peningkatan suhu.
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan sirup parasetamol. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang latar belakang parasetamol dan sirup, dasar teori pembuatan sirup, preformulasi parasetamol, analisis permasalahan dalam pembuatan sirup parasetamol, dan pendekatan formula pembuatan sirup parasetamol.
Dokumen tersebut membahas tentang formulasi teknologi sediaan suppositoria non steril yang berisi parasetamol. Secara ringkas, dibahas tentang indikasi, farmakokinetik, mekanisme kerja, efek samping, kontraindikasi, peringatan, dan interaksi obat parasetamol. Juga dibahas sifat fisika kimia zat aktif dan bahan tambahan seperti oleum cacao dan cetaceum yang digunakan dalam pembuatan suppositoria. Terakhir
Laporan ini membahas pembuatan unguentum asam salisilat dengan bahan asam salisilat dan vaselinum flavum. Dilakukan evaluasi homogenitas, daya lekat, daya sebar, dan kemampuan proteksi. Hasilnya menunjukkan tidak homogen, daya lekat 1,3 detik, daya sebar semakin besar dengan tambahan beban, dan kemampuan proteksi 42 detik.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai sediaan cair (liquid) yang mencakup definisi, jenis (larutan, suspensi, emulsi), jenis sediaan liquid (obat terlarut, sebagian terlarut, tidak terlarut), keuntungan dan kerugian, metode pembuatan (larutan, suspensi, emulsi), dan contoh formulasi dasar liquid seperti larutan telinga, tetes hidung, kumur, minum, eliksir, sirup.
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIElvarinna Permata
Makalah ini membahas tentang spektrofotometri UV dan flouresensi. Dibahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi serapan dalam spektrofotometri UV-VIS, pengaruh polaritas pelarut, dan metode kurva kalibrasi dan satu titik dalam analisis kuantitatif menggunakan spektrofotometri."
Titrasi nitrimetri menggunakan NaNO2 sebagai titran untuk menitrasi zat yang mengandung gugus amina aromatis atau dapat dihidrolisis menjadi amina aromatis. NaNO2 akan membentuk asam nitrit yang bereaksi dengan sampel membentuk garam diazonium. Titik akhir dapat ditentukan secara visual menggunakan indikator dalam atau luar, atau secara elektrometri menggunakan elektroda. Katalis seperti
Laporan akhir praktikum sediaan solid parasetamol dengan metode granulasi basah yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa farmasi UMM. Granulasi basah digunakan untuk meningkatkan kompaktibilitas dan aliran parasetamol yang buruk dengan menambahkan zat pengikat air untuk membentuk granul."
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
Laporan ini merangkum hasil praktikum identifikasi senyawa golongan alkohol, fenol, dan asam karboksilat. Praktikum ini bertujuan untuk mengenali gugus fungsional dari senyawa-senyawa tersebut melalui reaksi kimia khas. Beberapa senyawa diuji meliputi etanol, gliserin, mentol, fenol, dan asam tartrat. Hasil pengujian menunjukkan adanya reaksi esterifikasi pada alkohol dan pembentukan kompleks
Menurut FI edisi III
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus dalam suatu cangkang kapsul keras dan lunak.
Menurut FI edisi IV
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras dan lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang dasar-dasar pembuatan salep. Ada beberapa jenis dasar salep yang dibahas seperti dasar salep hidrokarbon, serap, dan larut air. Juga dijelaskan bahan-bahan yang dapat dimasukkan ke dalam salep seperti zat padat, cairan, dan ekstrak serta cara-cara memprosesnya.
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
Laporan praktikum kimia ini memberikan ringkasan singkat tentang sintesis asam benzoat dari oksidasi toluena menggunakan KMnO4. Prosesnya melibatkan reaksi oksidasi toluena menjadi aldehida lalu asam benzoat dalam kondisi basa. Hasil akhir adalah kristal asam benzoat berbentuk panjang tajam berwarna putih seberat 0,171 gram.
Dokumen tersebut merangkum percobaan untuk menentukan efek antidiare dari beberapa obat, yaitu loperamide, rebusan daun jambu biji, dan larutan Na.CMC 1%. Percobaan dilakukan dengan memberikan induksi diare terlebih dahulu menggunakan oleum ricini, kemudian memberikan obat-obatan tersebut untuk mengamati parameter seperti frekuensi defekasi dan konsistensi feses.
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut secara merata dalam pelarut. Kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh faktor seperti polaritas, temperatur, dan keberadaan garam lain. Bentuk sediaan larutan umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan ketelitian.
1. Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung air minimal 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Terdapat dua tipe krim yaitu emulsi minyak dalam air dan dispersi mikrokristal asam lemak dalam air.
2. Krim digunakan untuk memberikan efek pelembab atau emolien pada kulit serta sebagai pembawa zat obat. Jenis emulsi yang digunakan tergantung pada sifat z
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganAnna Lisstya
Dokumen tersebut membahas tentang pengantar tentang antibiotik, meliputi definisi, penggolongan, dan metode identifikasi antibiotik secara umum dan khusus. Diuraikan pula ciri khas beberapa golongan antibiotik melalui sifat fisik dan reaksi kimia."
Kromatografi peertama kali dikembangkan oleh seorang ahli botani Rusia Michael Tswett pada tahun 1903 untuk memisahkan pigmen berwarna dalam tanaman dengan cara perkolasi ekstrak petroleum eter dalam kolom gelas yang berisi kalsium karbonat (CaCO3). (Gandjar, 2007)
Kromatografi merupakan teknik pemisahan yang paling umumdan paling sering digunakan dalam bidang kimia analisis karena dapat dimanfaatkan untuk melakukan analisis baik secara kuantitatif, kualitatif atau preparatif dalam bidang farmasi, lingkungan, industri dan sebagainya. (Gandjar, 2007)
Titrasi nitrimetri menggunakan NaNO2 sebagai titran untuk menitrasi zat yang mengandung gugus amina aromatis atau dapat dihidrolisis menjadi amina aromatis. NaNO2 akan membentuk asam nitrit yang bereaksi dengan sampel membentuk garam diazonium. Titik akhir dapat ditentukan secara visual menggunakan indikator dalam atau luar, atau secara elektrometri menggunakan elektroda. Katalis seperti
Laporan akhir praktikum sediaan solid parasetamol dengan metode granulasi basah yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa farmasi UMM. Granulasi basah digunakan untuk meningkatkan kompaktibilitas dan aliran parasetamol yang buruk dengan menambahkan zat pengikat air untuk membentuk granul."
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
Laporan ini merangkum hasil praktikum identifikasi senyawa golongan alkohol, fenol, dan asam karboksilat. Praktikum ini bertujuan untuk mengenali gugus fungsional dari senyawa-senyawa tersebut melalui reaksi kimia khas. Beberapa senyawa diuji meliputi etanol, gliserin, mentol, fenol, dan asam tartrat. Hasil pengujian menunjukkan adanya reaksi esterifikasi pada alkohol dan pembentukan kompleks
Menurut FI edisi III
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus dalam suatu cangkang kapsul keras dan lunak.
Menurut FI edisi IV
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras dan lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang dasar-dasar pembuatan salep. Ada beberapa jenis dasar salep yang dibahas seperti dasar salep hidrokarbon, serap, dan larut air. Juga dijelaskan bahan-bahan yang dapat dimasukkan ke dalam salep seperti zat padat, cairan, dan ekstrak serta cara-cara memprosesnya.
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
Laporan praktikum kimia ini memberikan ringkasan singkat tentang sintesis asam benzoat dari oksidasi toluena menggunakan KMnO4. Prosesnya melibatkan reaksi oksidasi toluena menjadi aldehida lalu asam benzoat dalam kondisi basa. Hasil akhir adalah kristal asam benzoat berbentuk panjang tajam berwarna putih seberat 0,171 gram.
Dokumen tersebut merangkum percobaan untuk menentukan efek antidiare dari beberapa obat, yaitu loperamide, rebusan daun jambu biji, dan larutan Na.CMC 1%. Percobaan dilakukan dengan memberikan induksi diare terlebih dahulu menggunakan oleum ricini, kemudian memberikan obat-obatan tersebut untuk mengamati parameter seperti frekuensi defekasi dan konsistensi feses.
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut secara merata dalam pelarut. Kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh faktor seperti polaritas, temperatur, dan keberadaan garam lain. Bentuk sediaan larutan umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan ketelitian.
1. Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung air minimal 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Terdapat dua tipe krim yaitu emulsi minyak dalam air dan dispersi mikrokristal asam lemak dalam air.
2. Krim digunakan untuk memberikan efek pelembab atau emolien pada kulit serta sebagai pembawa zat obat. Jenis emulsi yang digunakan tergantung pada sifat z
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganAnna Lisstya
Dokumen tersebut membahas tentang pengantar tentang antibiotik, meliputi definisi, penggolongan, dan metode identifikasi antibiotik secara umum dan khusus. Diuraikan pula ciri khas beberapa golongan antibiotik melalui sifat fisik dan reaksi kimia."
Kromatografi peertama kali dikembangkan oleh seorang ahli botani Rusia Michael Tswett pada tahun 1903 untuk memisahkan pigmen berwarna dalam tanaman dengan cara perkolasi ekstrak petroleum eter dalam kolom gelas yang berisi kalsium karbonat (CaCO3). (Gandjar, 2007)
Kromatografi merupakan teknik pemisahan yang paling umumdan paling sering digunakan dalam bidang kimia analisis karena dapat dimanfaatkan untuk melakukan analisis baik secara kuantitatif, kualitatif atau preparatif dalam bidang farmasi, lingkungan, industri dan sebagainya. (Gandjar, 2007)
Modul ini membahas konsep dasar farmakologi dan peran perawat dalam pemberian obat, termasuk penghitungan dosis obat menggunakan rumus dasar, rasio dan proporsi, berat badan, dan luas permukaan tubuh."
Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rokhaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia. (Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 193/kab/B.VII/71)
Pulvis (serbuk) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau pemakaian luar. Ada beberapa jenis serbuk seperti serbuk tabur, serbuk gigi, dan serbuk efervessen yang akan mengeluarkan gas CO2 ketika dilarutkan dalam air. Pembuatan serbuk memerlukan penghalusan bahan, pencampuran bahan secara merata, dan membungkus serbuk.
Dokumen berisi petunjuk dan daftar peralatan, komponen, dan bahan untuk mengerjakan soal ujian praktik kejuruan farmasi. Peserta diminta membuat jurnal kerja dan mengerjakan empat resep farmasi yang diberikan sesuai dengan petunjuk keselamatan.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis sediaan farmasi yang umum digunakan untuk pengobatan, termasuk cara penggunaan, keuntungan, dan pertimbangan dosis obat untuk berbagai kelompok pasien seperti anak-anak dan ibu hamil.
Ilmu Resep dan Kesehatan
PULVIS (sediaan serbuk)
A. Pengertian
Pulvis (serbuk) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (pulveres) atau tidak terbagi (pulvis).
Kelebihan dan Kelemahan Sediaan Serbuk
Kelebihan
- Obat lebih stabil dibandingkan dengan sediaan cair terutama obat yang rentan rusak oleh air
- Jika dibandingkan sediaan padat lainnya, serbuk lebih cepat diabsorpsi
- Dapat membantu untuk anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan tablet atau kapsul
- Dibuat untuk zat aktif yang memiliki volume yang sangat besar.
- Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan si penderita
Kelemahan
- Mudah lembab selama penyimpanan
- Rasa yang tidak tertutupi mengakibatkan rasa yang tidak enak
Syarat syarat Serbuk
“Bila tidak dinyatakan lain serbuk harus kering, halus dan homogen”
1. Pulveres (serbuk bagi)
Keseragaman bobot : Timbang isi dari 20 bungkus satu persatu, campur isi ke 20 bungkus tadi dan timbang sekaligus, hitung bobot isi rata rata. Penyimpangan antara penimbangan satu persatu terhadap bobot isi rata rata tidak tebih dari 15% tiap 2 bungkus dan tidak tebih dari 10% tiap 18 bungkus.
2. Serbuk Oral Tidak Terbagi
Pada serbuk oral tidak terbagi hanya terbatas pada obat yang relatif tidak poten, seperti laksan, antasida, makanan diet dan beberapa analgesik tertentu, sehingga pasien dapat menakar secara aman dengan sendok teh atau penakar lain
3. Serbuk Tabur
Pada umumnya serbuk harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.
B. Derajat Halus Serbuk dan Pengayak
Derajat halus serbuk dan pengayak dalam farmakope dinyatakan dalam uraian yang dikaitkan dengan nomor pengayak yang ditetapkan untuk pengayak baku, seperti yang tertera pada tabel di bawah ini.
Sebagai pertimbangan praktis, pengayak terutama dimaksudkan untuk pengukuran derajat halus serbuk untuk sebagian buat keperluan farmasi (walaupun penggunaannya tidak meluas untuk pengukuran rentang ukuran partikel) yang bertujuan meningkatkan penyerapan obat dalam saluran cerna. Untuk pengukuran partikel dengan ukuran nominal kurang dari 100 mesh, alat lain selain pengayak mungkin lebih berguna.
No. Pengayak
Sangat Kasar 8 20 60
Kasar 20 40 60 20 60 40
Setengah Kasar 40 40 80 40 60 60
Halus 60 40 100 80 60 120
Sangat Halus 80 100 80 120 100 120
Keterangan :
1. Semua partikel serbuk melalui pengayak dengan nomor nominal tertentu
2. Batas persentase yang melewati pengayak dengan ukuran yang telah ditentukan
C. Jenis Serbuk
1. Pulvis Adspersorius
Adalah serbuk ringan, bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar. Umurnnya dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit.
Catatan :
- Talk, kaolin dan bahan mineral Iainnya yang digunakan untuk serbuk tabur harus memenuhi s
1. Cara pembuatan serbuk melibatkan pengayakan dan pengadukan bahan secara bertahap berdasarkan berat jenis dan sifat kimia untuk mendapatkan campuran yang homogen dan halus.
2. Serbuk harus kering, halus, homogen, dan memenuhi standar keragaman kandungan.
3. Ada 3 klasifikasi serbuk berdasarkan derajat halusnya yaitu sangat kasar, kasar, setengah kasar, halus, dan sangat halus dengan
Serbuk (pulvis dan pulveres) adalah partikel-partikel halus hasil proses pengecilan ukuran partikel dari bahan kering atau campuran homogen beberapa bahan obat dalam keadaan kering dan halus. Serbuk memiliki ukuran antara 10.000 nm hingga 0,1 μm dan memiliki beberapa keuntungan seperti disolusi yang lebih cepat, mudah ditelan, lebih stabil, serta memungkinkan dosis yang lebih fleksibel. Beberapa karakter
Dokumen tersebut membahas tentang pil, termasuk definisi pil, syarat sediaan pil yang baik, macam-macam sediaan pil, tujuan pemberian sediaan pil, kerugian pil, formula pil, tahapan peracikan pil, dan beberapa contoh resep pil.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar penyiapan obat dalam bentuk serbuk, termasuk tujuan, sejarah, pengertian, syarat, cara pembuatan, dan contoh resep obat dalam bentuk serbuk.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai tablet, termasuk definisi, jenis, kriteria, keuntungan, penggolongan, formula umum, dan proses pembuatan tablet. Tablet dijelaskan sebagai sediaan padat yang mengandung bahan berkhasiat dan dapat dikonsumsi secara oral.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pembuatan tablet vitamin C menggunakan metode cetak langsung. Metode ini digunakan karena vitamin C tidak stabil pada pemanasan dan cepat teroksidasi, sehingga tidak cocok dengan metode granulasi basah. Tablet dibuat menggunakan campuran vitamin C, amprotab, pati, avicel, magnesium stearat, dan talk sebagai bahan pengisi. Evaluasi granul dan tablet dilakukan untuk mengetahui sifat alir, organoleptik
Dokumen tersebut membahas tentang formulasi teknologi sediaan cair dan semi padat seperti salep, termasuk macam-macam basis yang digunakan seperti basis berlemak, basis serap, dan basis yang larut air. Juga dibahas tentang cara pembuatan salep dengan metode pencampuran dan peleburan, serta pengemasan dan penyimpanan salep.
Sediaan galenik adalah sediaan yang dibuat dari ekstrak bahan alam seperti tumbuhan dan hewan. Terdapat beberapa jenis sediaan galenik seperti ekstrak, sirup, tincture, minyak, dan infus yang dibuat dengan mengekstrak zat aktif menggunakan pelarut seperti air atau etanol. Proses ekstraksi memperhatikan faktor seperti suhu, waktu, dan jenis pelarut untuk mendapatkan zat aktif se
Dokumen tersebut merangkum unsur-unsur pokok drama yang meliputi naskah, pemain, sutradara, teater sebagai tempat pementasan, dan penonton. Juga menjelaskan tema sebagai ide pokok karya drama, amanat yang tersirat, tokoh utama dan pembantu, serta tahapan alur yang meliputi eksposisi, komplikasi, klimaks, dan resolusi.
Dokumen tersebut berisi hasil analisis organoleptis, kelarutan, pengarangan, reaksi gugus, reaksi golongan, dan reaksi individu dari beberapa zat uji. Zat-zat uji tersebut meliputi benzokaina dan satu zat lain yang bentuknya serbuk berwarna putih kecoklatan. Beberapa reaksi kunci yang diuraikan meliputi reaksi diazo, reaksi iodoform, reaksi indofenol, dan reaksi kuprifil.
1. BENTUK SEDIAAN OBAT
DAN
CARA PENGGUNAANNYA
Lusia Murtisiwi, S. Farm., Apt
TIK :
Mahasiswa akan dapat menjelaskan bentuk-bentuk sediaan obat
dan cara penggunaannya
3. BENTUK SEDIAAN OBAT=
PHARMACEUTICAL DOSAGE FORMS
1.Sediaan obat berbentuk padat :
Powders/serbuk, granules, tablets, capsules,
2.Sediaan obat berbentuk semi-solid and sediaan patch:
Ointments, cream, gels dan sistem obat transdermal
3.Sediaan obat berbentuk cair :
Solutions, suspension (disperse systems)
4.Sediaan Pharmaceutical insert :
Suppositories and Inserts
5. Sediaan steril :
parenterals, biologics, special solutio dan suspensi
4. SERBUK/ POWDER
PULVIS & PULVERES
SERBUK?
Serbuk adalah campuran homogen dua atau
lebih obat yang diserbukkan
5. Derajat Halus Serbuk
• Dinyatakan dengan satu nomor atau dua
nomor
• Dinyatakan 1 nomor: semua serbuk dapat
melalui pengayak dengan nomor tersebut
• Dinyatakan 2 nomor: semua serbuk dapat
melalui pengayak dengan nomor terendah
dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak
dengan nomor tertinggi
• Derajat halus 22/ 60?
6. Yang dimaksud dengan…
Serbuk Derajat halus
Serbuk sangat kasar (5/8)
Serbuk kasar (10/40)
Serbuk agak kasar (22/60)
Serbuk agak halus (44/85)
Serbuk halus (85)
Serbuk sangat halus (120)
Serbuk sangat halus (200/300)
7. pulveres
Pulveres = serbuk bagi
Serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih
kurang sama, dibungkus dengan kertas
perkamen atau bahan pengemas lain
yang cocok.
8. Penulisan resep pulveres
1. Ditulis jumlah obat untuk seluruh
serbuk kemudian dibagi menjadi
beberapa bungkus:
R/ Acidi Acetylosalicylici 10
m. f. l. a. pulv div in partes
aequalis No.XX
9. Penulisan resep pulveres…
2. Ditulis jumlah untuk setiap bungkus
serbuknya dan membuat berapa
bungkus:
R/ Acid. Acetylosalicylic. 0,5
m. f. l. a. pulv dtd No. XX
10. Yg perlu diperhatikan pd pulveres
• Penambahan Sach. Lactis, Sach. Album sampai
berat serbuk tiap bungkus 500 mg
• Serbuk yg harus dibagi tanpa penimbangan
untuk menjamin pembagian yang sama maka
pembagian dilakukan paling banyak 20
bungkus.
• Jika lebih dari 20 bungkus, maka serbuk dibagi
dlm beberapa bagian: ditimbang tiap bagian
dibagi paling banyak 20 bungkus
• Penyimpangan berat masing-masing serbuk
terhadap yang lain paling besar 10 %
11. Yg perlu diperhatikan pd pulveres…
• Pulveres dikemas dalam kertas perkamen.
• Pulveres yang mengandung zat higroskopis
dibungkus dalam kertas berlilin dan diserahkan
dalam pot dengan tutup sekrup
• Keseragaman bobot dilakukan dengan:
Timbang isi dari 20 bungkus satu per satu,
campur isi keduapuluh bungkus tadi dan
timbang sekaligus. Penyimpangan antara
penimbangan satu per satu terhadap bobot isi
rata-rata tidak lebih dari 15 % dari tiap 2
bungkus dan tidak lebih dari 10% utk 18
12. CARA PEMBUATAN SERBUK
• Diracik dng mencampur satu per satu, sedikit
demi sedikit
• Pencampuran dimulai dari bahan yg
jumlahnya sedikit, kemudian diayak (no. 60),
dicampur lagi
Yg perlu diperhatikan dlm pencampuran
serbuk???
13. 1. Pencampuran bahan berkhasiat keras
dlm mortir harus diencerkan
• Tujuan: untuk mencegah sebagian obat
tertinggal dalam pori-pori dinding mortir
• Cara:
• Pilih mortir yg halus, masukkan kira-kira sama
banyak serbuk yang lain, digerus sendirian,
baru dimasukkan dan digerus bersama obat yg
berkhasiat keras.
• Masukkan bagian serbuk yang lain sedikit
demi sedikit sambil diaduk dan digerus
• Gunakan serbuk dengan warna kontras
14. 2. Serbuk BJ lebih besar
dimasukkan mortir lebih dahulu
• Bila bagian-bagian serbuk punya BJ berlainan:
- Masukkan serbuk BJ lebih besar
- Masukkan serbuk BJ lebih rendah
- Diaduk homogen
• Contoh:
• R/ Magnesii Oxydi 5
Bismuth Subcarbonas 5
S.L 5
m. f. pulv
15. 3. Jangan menggerus bahan2 serbuk
dalam jumlah banyak sekaligus
• Tujuan: untuk menghindari agar jangan
sampai ada bagian serbuk yang belum halus
• Bila menggerus serbuk dalam jumlah banyak
sekaligus, akan terjadi serbuk halus yg banyak,
tetapi ada bagian2 kasar yg terlepas dan tdk
ikut tergerus dng baik.
• Lebih baik: bagian2 serbuk digerus masing2
dalam mortir sampai halus baru dicampur.
16. 4. Lebih baik bila bahan2 baku serbuk
kering
• Bahan berupa serbuk kristal, lbh baik gunakan
mortir panas. Contoh: Kalii Bromidum, Natrii
Chloridum.
• Memanaskan mortir: Tuangi mortir & stamper
dng air panas, biarkan beberapa menit sampai
dinding luar mortir terasa panas, tuang air
panas, keringkan mortir dng serbet bersih
• Tdk boleh utk bahan mudah menguap/ rusak pd
pemanasan, contoh: Amonii carbonas, Salol,
Natrii Bicarbonas, Amonii Chloridum &
peroksida seperti Magnesii Peroxydi
17. 5. Cara mencampur Camphora dlm serbuk
• Larutkan camphora dengan spiritus fortior dlm
mortir sampai larut
• Aduk dengan bahan lain (misal: Sach. Lactis)
sampai spiritus fortior menguap.
• Pd waktu mengaduk jangan ditekan untuk
menghindari camphora menggumpal kembali.
• Pd pembuatan serbuk camphora utk pemakaian
luar dpt digunakan eter sbg pengganti spir.
Fortior.
• Cara yg sama: pd pembuatan serbuk Naphtolum
18. 6. Cara mencampur Stibii pentasulfidum
• Masukkan serbuk lain dalam mortir (misal: SL)
sebagian
• Masukkan serbuk Stibii Pentasulfidum
• Tambahkan SL sisanya atau serbuk lain
• Aduk dan digerus tanpa ditekan hingga
homogen (tdk terlihat warna yg lbh tua)
19. 7. Serbuk dengan ekstrak kental
• Dlm mortir panas: ekstrak kental diencerkan
dengan cairan penyari (Misal: Spir. Dilutus/ spiritus
lainnya secukupnya) dan diserbukkan dng zat
tambahan yg cocok (SL, Amylum oryzae, Kalii Sulfas,
Calcii Carbonas, Liquiritae radix pulverata).
• Cara:
- panaskan mortir, keringkan
- masukkan ekstrak kental, tambahkan spir. dilutus,
aduk dng stamper, tambahkan SL sedikit demi
sedikit, gerus sampai kering&dingin.
- tambahkan serbuk lain.
20. 8. Serbuk dng Tinctura/ Extr.
Liquidum
• Tinctura & extr. Liquidum diuapkan pelarutnya
di atas tangas air hingga hampir kering, kmd
diserbukkan dng pertolongan bahan
tambahan yg cocok.
• Supaya serbuk yg dipakai pengeringan tdk mjd
keras maka masa selalu dilepas dng spatel dr
dinding mortir
• Jika kandungan zat berkhasiat tidak mudah
menguap atau rusak & jmlhnya kecil, gunakan
mortir panas, keringkan dng SL
21. 8. Serbuk dng Tinctura/ Extr.
Liquidum…
• Jika jmlh ekstrak cair atau tinctur banyak,
maka diuapkan dulu di atas tangas air, aduk,
bila tinggal sedikit ditambah SL, masa selalu
dilepas dng spatel dr dinding mortir
• Contoh: Ratanhiae Tinctura, Opii Tinctura,
Gentianae Tinctura, Strophanti Tinctura.
• Bgmn jika zat berkhasiat pd pemanasan
mudah menguap/ rusak? Contoh: Opii
AromaticaTinctura, Valerianae Tinctura.
22. 9. Gula berminyak = Elaeosacchara
• Elaeosacchara: campuran 2 gram Saccharum
Lactis dengan 1 tetes minyak eteris (Ol. Anisi,
Ol. Foeniculi, Ol. Menthae Piperitae)
• Elaeosacchara tidak boleh disimpan sebagai
persediaan, dikemas dalam kertas perkamen,
tdk boleh dengan kertas parafin krn minyak
eterisnya.
• Hitungan tetes tdk boleh dlm hitungan
pecahan.
23. 10. Campuran serbuk yg menjadi
basah/ mencair
• Arti basah: menyerap air atau keluar air kristal
• Menyerap air: karena campuran serbuk tsb
lebih higroskopis dari masing2 serbuk/ kristal
• Campuran dpt menyebabkan turunnya titik
lebur campuran serbuk tsb dibanding titik
lebur masing-masing serbuk.
• Keluar air kristal?
24. Keluarnya air kristal…
a. Senyawa garam rangkap yg mengandung air
kristal lebih sedikit dibanding jumlah air kristal
masing2 zat:
MgSO4.7H2O + Na2SO.10H2O Na2SO4MgSO4.4H2O + 13 H2O
2MgCO2.6H2O + CaCl2.6H2O CaCl2.2MgCl2.12H2O + 6 H2O
Perbandingan berat senyawa kering dng
senyawa yg mengandung air kristal?
26. b. Terjadi senyawa baru dng air
kristal lebih sedikit
Contoh:
R/ Magnesii sulfas 200
Natrii bicarbonas 50
MgSO4.7H2O + 2NaHCO3 MgCO3 + Na2SO4 + CO2 + 8H2O
27. c. Penurunan Tekanan Uap Relatif
• Basahnya serbuk dpt disebabkan campuran
serbuk lebih higroskopis
• Higroskopisitas serbuk tergantung dari
tekanan uap dari larutan jenuh zat tsb.
• Jika tekanan uapnya lebih kecil maka zat tsb
akan menyerap air dari udara.
• Bila tekanan uap relatif suatu campuran turun
di bawah tekanan uap atmosfer maka
campuran serbuk menjadi basah
31. Pulveres Obat Dalam Pulveres Obat Luar
R/ Aminophyllin mg 150 R/ Kalii Permangan. mg 100
Sacch.lact. q.s m.f. d.t.d. No XV
m.f.l.a. pulv. d.t.d. No XV S.u.c
S.t.d.d.pulv I.p.c
Sifat :
serbuk terbagi
obat tdk stabil dlm cairan
cocok untuk anak-anak atau org tua
tdk dpt menelan tablet
komposisi :
bhn obat satu atau kombinasi
pemanis : sacharin
sacch. lactis
glucosa
Ca.lactas dosis tertentu
32. sifat kapsul :
Kapsul keras - tiap kapsul berisi tunggal
R/ Aminophyllin mg 150 atau campuran
- dosis disesuaikan kondisi
Glyceryl guiacolat mg 100
penderita
m.f.l.a.pulv.d.t.d. No XX - menutupi bau & rasa tdk
da in caps enak
S.t.d.d. caps. I.p.c. - tersedia kapsul jenis lepas
lambat & salut enterik
R/ Capsul Amoxycillin mg 250 No XV
S.t.d.d. caps. I
R/ Capsul Lasix retart 30 mg No XXX
S.s.d.d. caps. I.m
Kapsul lunak
R/ Capsul Nature E No X
S.s.d.d.caps. I
33. TABULAE COMPRESSAE =
COMPRESSI = TABLET
• Compressi/ tablet: sediaan padat yg kompak,
dibuat secara kempa-cetak, berbentuk pipih
dng kedua permukaan rata atau cembung,
dan mengandung satu atau beberapa bahan
obat, dengan atau tanpa zat tambahan
• Fungsi zat tambahan: zat pengisi, zat
pengembang, zat pengikat, zat pembasah
• Berat tablet: 300-600 mg
35. Tujuan tablet salut?
1. Meningkatkan stabilitas bahan obat yg tanpa
salut mudah rusak krn lembab udara
2. Menutupi rasa bahan obat yg tidak enak
3. Menghindari penguapan zat atau bahan dlm
tablet
4. Memperbaiki penampilan tablet
5. Identifikasi dari produkpabrik obat tertentu
36. istilah forte :
Tablet kempa kekuatan lebih besar ( 2x; 4x)
R/ Tablet Paracetamol mg 500 No. X
S.p.r.n. t.d.d. tab. I
R/ Tablet Bactrim Forte No. X
S.b.d.d.tab. I m.et v.
Tablet kunyah
R/ Tab.chew. Kalmag No. X
S.t.d.d. tab. chew.Ip.c et.I.h.s
tablet kunyah:
rasa enak dlm mulut & absorpsi
lewat mukosa mulut
formulasi anak :
multivitamin antibiotika
dewasa : antasida(tdk diabsorpsi)
37. Tablet sublingual
R/ Tab.sublingual Cedocard mg 5
No.XV
S.t.d.d.tab. I
tujuan :
absorpsi relatif cepat melalui mukosa mulut
menghindarkan first pass effect pd hepar,
contoh: Nitroglycerine, ISDN, Erythrinyl
tetranitrat, Isoproterenol HCl
obat dpt bertahan lama
39. tablet effervescent
R/Tabl. effervescent Supradin Tube
I
memberi rasa segar
S.u.c
Tablet hisap (lozenges)
R/ Loz.Kalmycin No. XII
S.t.d.d. loz.I
Trochici
R/ F.G. Trochees No XII tujuan :
S.4.d.d trochees I -efek lokal (antibiotika,
antiseptika)
-rasa enak
40. TSF (tablet salut film/selaput) tujuan :
R/ TSF Rifampicin mg 300 No. XXX nilai estetika/memperindah
S. s.d.d. tab. I
TSE (tablet salut enterik) tujuan :
R/ TSE Voltaren mg 25 No. XV menunda pelepasan obat di lambung krn
S.t.d.d. tab.I.p.c. obat iritatif/ rusak di lambung
TSG (tablet salut gula) tujuan :
R/ TSG. Pehazon No XV -menutupi obat rasa amis
S.t.d.d.tab. I atau bau tak menyenangkan
-memperindah/estetika
41. Tablet lmb(lepas lambat) -istilah lain efek diperpanjang,
R/ Tablet retard Voltaren No. X efek pengulangan
S.s.d.d. tab I -mengurangi frek.pemberian
-ditelan utuh
R/ Tablet SR-75 Voltaren No XX -tak boleh digerus
S.b.d.d.tab.I.m.et v.
khusus Quibron dapat dipotong
R/ Quibron TSR No X sesuai kebutuhan dosis (100mg
S.s.d.d. tab I atau 200mg)
-tak boleh digerus
kerugian TSR : harga mahal
kemungkinan timbul dose dumping
42. BENTUK SEDIAAN CAIR
• LARUTAN: sediaan cair, mengandung bahan
obat terlarut, pada peraturannya di dalam air
atau sebagian besar air yang mengandung
cairan.
• Larutan, sejauh tidak mengandung bahan obat
terlarut koloidal, harus jernih
• Larutan cairan kental dari bahan2
pembengkak atau bahan2 lendir dinyatakan
sebagai lendir atau MUCILAGO
43. Larutan…
• Larutan terjadi jika suatu zat padat
bersinggungan dengan suatu cairan, maka zat
padat terbagi secara molekuler dalam cairan
tsb.
• Kelarutan pd suhu kamar: pernyataan
kelarutan zat dalam bagian tertentu pelarut
adalah kelarutan pada suhu 20°C, kec
dinyatakan lain menunjukkan 1 bag bobot zat
padat/ 1 bag zat cair larut dlm bag volume
tertentu pelarut.
45. Cara melarutkan zat
1. Zat2 yg mudah larut dilarutkan dalam botol
2. Zat2 yg agak sukar larut dilarutkan dengan
pemanasan
3. Zat yg akan membentuk hidrat: air
dimasukkan dulu dlm erlenmeyer + zat
Contoh: Glukosa, borax, Na bromida
4. Zat yg leleh dlm air panas/ tetes besar dlm
dasar erlenmeyer/ botol: digoyang/ digojog
contoh: codein, nipagin, chlorbutanol,
acetanilidum
46. Cara melarutkan zat…
5. Zat2 yg terurai o/ pemanasan?
6. zat2yg mudah menguap bila dipanasi?
7. Obat2 keras?
8. Pemanasan hanya untuk mempercepat
larutnya zat, bukan untuk menambah
kelarutan.
47. BENTUK SEDIAAN CAIR
berdasarkan kelarutan
Bahan obat larut (solutionis) Bahan obat tidak/sebagian larut
• syrup suspensi
• elixir mixtura agitanda
• tinctura emulsi
• gargarisma
• colutio
• collyrium
Bahan obat larut/tidak/sebagian larut
- guttae - lotion
- syrup - linimentum
48. HAL-HAL YG PERLU DIPERHATIKAN
DLM MELARUTKAN ZAT2
1. MELARUTKAN ALKALOID
Alkaloid basa lemah, tdk larut air
Garam alkaloid mudah larut dlm air
Garam alkaloid yg tdk/ sukar larut dlm air:
Quinine sulfas, Quinini tannas, Ergotamin tartrat,
Quinini Aethylcarbonas.
Alkaloid base yg dpt larut dlm air:
Codein (1:20), Ephedrin (1:20), Coffein (1:50)
Garam alkaloid tdk larut dlm minyak, larut air
Alkaloid base larut dlm minyak, tdk larut air
49. 1. Melarutkan alkaloid…
• Larutan garam alkaloid dlm air dpt diendapkan
oleh Tanin dan zat penyamak lain, Hydrargyri
Chloridum, larutan Iodium (KI) & Kalii
Hydrargyri Iodium
• Coffein, Theobromin & Theophilin dianggap
sbg alkaloid
• Codein base larut air panas, jk diganti Codein
HCl = 6/5 kalinya
50. 2. Melarutkan Argentum…
• Argentum colloidale
digerus dng air sedikit (1/4 beratnya) stlh itu
ditambah sisa airnya
• Argentum proteinatum (protargol)
Ditaburkan pd air (2x beratnya) dlm cawan,
biarkan 15 menit. Jk terdpt glycerin, digerus
dulu dng glycerin dlm mortir kemudian
ditambah air, protargol akan cpt larut
51. 3. Melarutkan senyawa Barbital
• Garam Barbital mudah larut air
• Barbital btk asam tdk larut air
• Senyawa barbital asam lemah
• Jk dlm larutan terdpt senyawa yg bereaksi asam, akan tjd
pengendapan barbital dr larutan garamnya
Contoh: Luminal Na dlm Sol. Charcot
Phenobarb. Na + NH4Cl Phenobarrb + NaBr + NH3
Natrii bicarbonas & karbondioksida dpt mengendapkan
senyawa barbital
Barbital Na + garam alkaloid lain (ex: Papaverin HCl)/
lainnya akan mjd endapan papaverin/ alkaloid lain
52. 3. Melarutkan senyawa barbital…
• Garam barbital dpt menyebabkan tjd peruraian
Chloral Hydras mjd Chloroform
• Garam Barbital Na dlm larutan air akan terurai
mjd senyawa acetyl ureum: phenyl ethyl acetyl
ganti Luminal Na dng Luminal, buat suspensi
53. 4. Melarutkan Camphora
• Kelarutan kamfer dlm air: 1 bagian dlm 700
bagian
• Cara melarutkan?
• Bila Camphora labih banyak? 2% PGA
• Bila dalam larutan terdapat spirtus/ cairan
spirtus: buat dlm botol metode Slis
Raven
54. 5. Melarutkan ekstrak air
• Ekstrak kental digerus dng air sama
banyak dlm mortir sama banyak, encerkan
dng air hangat
• Melarutkan ekstrak kering yg pembuatannya
menggunakan air: ekstrak digerus, ditaburkan
dlm air sama banyak, diamkan beberapa
menit, kmd encerkan dng air
55. 6. Melarutkan zat2 yg mrpkn
larutan koloidal
a. Gelatin
dilarutkan dlm air panas, dpt di+ as. Sitrat,
didihkan ½ jam
b. CMC/ Tylose
menaburkan serbuk dlm air, biarkan ½ jam
lalu diaduk
c. PGA dan Pulvis Gummosus
d. Agar-agar
56. 7. Melarutkan Hexamin & derivatnya
• Dilarutkan dlm air dingin
• Panas formaldehyde & Amonia
• + asam formaldehyde
• Lar. Hexamin diendapkan o/ Tanin
Contoh:
R/ Belladon extr 0,250
Vit C 1,500
Hexamin 10
Inf. Orthosiph. 300
S. 3. d. d. C
57. SALING MEMPENGARUHI KELARUTAN/
PENAMBAH KELARUTAN
• Campuran zat dapat terbentuk ikatan
(solubilizer) yang memperbesar kelarutan, dan
disebut saling mempengaruhi kelarutan/
menambah kelarutan suatu zat.
• Coffeinum et Natrii Benzoas & Coffeinum et
Natrii Salicylas, dibuat dng melarutkan sama
banyak Natrii Benzoas/ Na Salicylas dng
Coffeinum, tambahkan sisa na Benzoas/ Na
salicylas
58. Hydrargyri Chloridum dng Na
Chloridum
• Hydrargyri Chloridum dpt mudah larut dlm
larutan alkali klorida pekat, membentuk
garam rangkap
• u/ membentuk garam rangkap:
0,5 g NaCl + 1 g Hydrargyri Chloridum
Kadar sublimat dlm Collyrium tdk boleh lebih
dari 1: 4000
59. Iodium dng NaI atau KI
• Melarutkan iodium dlm air:
• Dng penambahan KI atau NaI, shg tjd senyawa
rangkap
• Contoh: solutio Iodii aquosa (solutio Lugoli Ph V)
• R/ Iodium 1
• Kalii Iodidum 2
Aqua ad 50
Larutkan 2g KI dng 5 g air, tambahkan Iodium ad larut,
encerkan dng air
60. Garam2 Quinin dng Antipyrin
• Untuk melarutkan garam quinin pd
pembuatan larutan injeksi digunakan
penambahan Antipyrin agar mudah larut
R/ Quinine Hydrochloridi 2,5
Antipyrini 2
Aquadest 10 ml
S. Pro inj
61. Pengaruh gula terhadap kelarutan
• Dlm larutan gula yg pekat, Kreosot,
Bromoform, minyak eteris, dan ekstrak
alkohol kering dpt mudah larut dng digerus
dng larutan sirop.
• R/ Ol. Foeniculi 0,5
Spir. Fortior 4,5
Sir. Simpleks 245
S. Sir Foeniculi
62. PENGURANGAN KELARUTAN
(salting out)
• Kelarutan suatu garam dlm air dpt berkurang
karena penambahan suatu garam
• Larutan sabun dng penambahan NaCl akan
mengendapkan sabun natriumnya
• Larutan garam quinin & papaverin dpt
kelarutan berkurang dng penambahan Kalium,
natrium, Amonium halogenida
63. SATURATIONES &
NUETRALISATIONES
NEUTRALISATIONES
• Larutan garam yg dibuat dng mereaksikan
asam dan basa.
• Gas CO2yg tjd dibiarkan menguap sampai
habis
SATURATIONES
• Larutan dijenuhkan dengan CO2
64. POTIO RIVERI
• Resep standar: Ph Ned V
• Zat2 netral dilarutkan dlm asam sitrat
• Tinctura, zat2 yg mudah menguap, ekstrak dlm
jml sedikit & garam alkaloid dilarutkan dlm bag
yg asam (lar. Asam sitrat)
• Senyawa yg bereaksi alkalis spt Na benzoas, Na
salicylas dilarutkan dlm bag basa (Na bicarbonas)
• Luminal Na, Theobromin Na et na salicylas &
Aminophyllin tdk boleh dicampur dlm potio
riveri
65. ELIXIR
• Kurang manis & kurang kental dibandingkan
syrup
• Bersifat hidroalkohol, maka dpt menjaga
stabilitas obat baik yg larut air dan larut
alkohol
• Mengandung 5-10 % etanol
• Pemanis: gula, sirop gula, sorbitol, glycerin,
saccharin
66. Contoh R/ elixir
• Phenobarbital elixir
• R/ Phenobarbital 4
Ol. Citri 0,25 ml
Propylenglicol 100 ml
Ethanol 200 ml
Sorbitol Solutioni USP 600 ml
Corr. Coloris qs
Aquadest ad 1 L
68. EMULSI
• Sediaan yg mengandung bahan obat cair atau
larutan obat, terdispersi dlm cairan pembawa,
distabilkan dng zat pengemulsi atau surfaktan
yg cocok
• Merupakan sediaan yg mengandung dua zat
yg tdk tercampur, biasanya air & minyak, di
mana cairan yg satu terdispersi mjd butir2
kecil dlm cairan lain
• Dispersi tdk stabil, butir2 kecil dpt bergabung
(koalesen) & membentuk dua lapisan air &
minyak yg terpisah
69. EMULSI…
• Semua emulgator bekerja dng membentuk
film (lapisan) di sekeliling butir2 tetesan yg
terdispersi & film ini berfungsi mencegah tjd-
nya koalesen & terpisahnya cairan dispers sbg
fase terpisah
• Tipe emulsi: M/A (O/W) & A/M (W/O)
Istilah2 yg sama:
• Fase dispers = fase intern = fase diskontinu
• Fase extern = fase kontinu
Emulsa: Emulsa vera & Emulsa spuria
71. EMULSA VERA
• Dibuat dari biji atau buah, terdapat minyak
lemak & emulgator (conto: putih telur)
• Emulsi yg terbuat dr biji: amygdala dulcis,
Amygdala amara, Lini semen, Cucurbitae
semen
73. Solutio oral Sifat solutio :
berupa larutan/ liquid
R/ Chlortrimeton mg 20 dengan atau tanpa
Sir.simplex ml 5 pemanis,
Aqua dest. ad ml 50 pewarna, pengaroma
cocok utk
m.f.l.a. sol
S.t.d.d. Cth I anak/dewasa/usila
adanya alkohol 8-
15%eliksir
R/ Pot. Alb.C.Tuss. ml100
S.p.r.n.t.d.d.Cth I
R/ Biogesic liquid lag.I
R/ Solutio Bisolvon lag. I
S.p.r.n. t.d.d. Cth.I
S.p.r.n.t.d.d.Cth I
74. Eliksir
R/ Elixir Batugin lag I
S.p.r.n.t.d.d Cth I
Sifat :
- berupa suatu larutan
- kandungan alkohol 8-15%
- dengan/tanpa pemanis, perasa
- tanpa adanya pengental
Solutio pemakaian topikal
Gargarisma : obat kumur
tenggorokan
Colutoria : obat kumur mulut
Collyria : obat cuci mata
75. SUSPENSI
Sediaan yg mengandung bahan obat padat dlm bentuk halus yg
tidak larut tetapi terdispersi dalam cairan/ vehikulum.
Zat yg terdispersi harus halus & tdk boleh cepat mengendap, jika
dikocok perlahan endapan harus segera terdispersi kembali.
Beberapa faktor penting dlm formulasi suspensi:
-Derajat halus partikel terdispersi
-Tdk terbentuk garam kompleks yg tidak dapat diabsorpsi
di saluran cerna
-Tidak terbentuk kristal/ hablur
-Derajat viskositas cairan
76. Suspensi oral: Contoh Suspensi Topikal:
R/ Cotrimoxazol g.5 R/ Calamine g.5
Syr. simplex ml.10 Zinc Oxyd 5
p.g.a. q.s Bentonite 1,250
Aqua dest. q.s.ad ml50 Aqua dest. ad ml 100
m.f.l.a. suspensi m.f.l.a. suspensi
S.b.d.d. Cth I m.et.v. S.u.e.
R/ Plantacid suspensi lag I
S.t.d.d. Cth I
Sifat suspensi:
bahan obat tidak larut dlm air/ pembawa
adanya perasa, pengaroma, pewarna, pemanis
adanya suspensator/stabilisator
kecepatan absorpsi tergantung besar kecilnya
ukuran partikel
77. Bahan penstabil suspensi; meningkatkan viskositas:
Tragakan
Pektin
polimer asam akrilat (carbopol)
dekstran
Poliethylenglicol (PEG)
Bahan penstabil suspensi; suspensator:
MGA
Bentonit
Alumunium monostearat
Silisiumdioksida (Aerosil)
78. MIXTURA
Mixtura:
sediaan cair yang mengandung lebih dari satu
bahan obat terlarut
Perbedaan Solutio dan Mixtura?
Sifat mixtura:
sediaan cair berisi zat padat terlarut 2 atau lebih
tidak adanya suspensator/stabilisator
Mixt. Agitanda hanya digunakan untuk pemakaian
topikal
79. KEUNTUNGAN SEDIAAN MIXTURA
Memiliki bioavailabilitas tinggi
Aksinya cepat karena obat cepat diabsorpsi
Memudahkan bagi pasien yang sulit
menelan
Mudah mengalami modifikasi dosis apabila
diperlukan
80. KERUGIAN SEDIAAN MIXTURA
Tidak cocok untuk obat2 yg tidak stabil dan
tidak larut dalam cairan
Kurang dapat menutupi rasa dan bau yang
tidak enak
Pengemasan kurang praktis dibandingkan
sediaan padat
81. CONTOH RESEP MIXTURA
Contoh R/ Mixtura Oral
Potio Nigra Contra Tussim
R/ Sol. Ammonii Spirituosa Anisata 3
Ammonii Chlorida 3
Succus Liq 5
Aquadest 135
m.f. potio
S. 3.d.d. C I pc
Cara peracikan?
Fungsi tiap bahan?
82. CONTOH RESEP MIXTURA…
Perhatikan teknik peracikan, mengingat:
• Sifat Amonium Chlorida
• Sifat Succus Liquiritae
• Sifat SASA
Komposisi Sol. Amonii Spirituosa Anisata (SASA):
Etanol 76%
Amonia 20%
Ol. Anisi 4%
83. Mikstura agitanda/campuran kocok
R/ Acid. Salicylic g 7,5
Camphora g 3
Talc. Venet. g 15
Zinc Oxyd g 15
Etanol ml 40
aqua dest ad 250ml
m.f.l.a. mixt.agit
S. b.d.d. m.et.v.u.e
Sifat:
sediaan cair berisi zat padat terlarut 2 atau lebih
tidak adanya suspensator/stabilisator
hanya digunakan untuk pemakaian topikal
85. SIRUP/SIRUPI
sediaan cair yang berisi sukrose dng sediaan cair yg homogen berisi bhn obat,
kadar 64-65% pemanis,dng/pengental
Adanya alkohol (pelarut 3-5%)
sirup simplek
sirup obat
Dry syrup/sirup kering
- setelah di+ aqua dest. suspensi
- adanya stabilisator, pemanis, pengaroma
R/ Amcillin dry syrup lag I
S.4.d.d. Cth.I
Sifat : -bhn obat tak stabil dlm btk cairan pd penyimpanan lama
-apabila telah ditambah aqua dest hanya bertahan
7 hari (suhu kamar), 14 hari (almari es)
86. Guttae/drops guttae oral :
R/ Oral drops termagon lag I -cocok utk bayivolume kecil
S.p.r.n.t.d.d.1 ml -pemanis, perasa,pengaroma
-oral lihat kemasan hub. dng
R/Triaminic oral drops lag I aturan pakai
alat penetes :
S.p.r.n. t.d.d. gtt. III
pipet ukur (1tetes=0,05ml)
volume pipet (ukuran ml
0,2; 0,5; 0,6; 1ml
R/ Nasal drops Iliadin 0,025% lag. I - topikal aturan pakai
S. t.d.d.gtt.I OD/OS atau AD/AS
- kedua hidung ditetesi
R/ Eye drops Cendocetapred lag I
S. t.d.d.gtt.I OD et OS
R/ Auric drops Otolin lag I
S.t.d.d.gtt. I AD et AS
90. Emulsi
R/ Scott Emulsion ml 50 lag.I
S.s.d.d.cth.I
Sifat emulsi :
campuran minyak dlm air
atau air dlm minyak
emulgator/stabilisator
pemanis, perasa,pengaroma
91. Linimentum
BSO : -solusio, mixtura agitanda, suspensi, emulsi
Pemakaian :
dioleskan sambil sedikit ditekan
untuk kulit yang utuh
Pembawa :
minyak memijat
alkohol counter iritan
Lotio/losion
BSO : solusio, mixtura agitanda, suspensi, emulsi
Pemakaian :
• dioleskan tipis-tipis
• untuk kulit luka/utuh
• kulit luka jangan pilih suspensi/mixtura agitanda
92. SEDIAAN SETENGAH PADAT
-unguentum/salep - cream (krim) - gel (jelly)
-in ora base - pasta - oculentum
Tujuan terapi : lokal
Komposisi : 1. Bahan obat (antimikroba, antifungi,
antiseptik antiinflamasi dll.
2. Bahan dasar/basis/pembawa
Syarat : stabil, lunak, mudah dioleskan, terdistribusi
merata
93. UNGUENTUM = SALEP
• Salep: sediaan setengah padat yang mudah
dioleskan dan digunakan sebagai obat luar.
Bahan obatnya harus larut atau terdispersi
homogen dalam dasar salep yang cocok (FI III)
• Salep tdk boleh berbau tengik
94. Penggolongan salep
• Dasar salep hidrokarbon
• Dasar salep serap
• Dasar salep dapat dicuci dengan air
• Dasar salep yg dapat larut dalam air
95. 1. Dasar salep hidrokarbon
a. Vaselin putih = white Petrolatum = white soft
paraffin
b. Vaselin kuning = yellow petrolatum = yellow
soft paraffin
c. Campuran Vaselin dengan malam putih,
malam kuning
d. Parafin encer
e. Parafin padat
f. Jelene
g. Minyak tumbuh-tumbuhan
96. 2. Dasar salep serap
a. Adeps Lanae, Lanoline
b. Unguentum simplex
c. Hydrophilic petrolatum:
d. R/ Vaselin album 86
Cera alba 8
Stearyl alcohol 3
Cholesteroli 3
m. f. ungt
97. 3. Dasar salep dpt dicuci air
a. Dasar salep emulsi M/A
Contoh: Vanishing cream
R/ Lanolin 2,0
Cetylalcohol 1,0
Parafin Liq 5,0
Acidi stearinici 9,0
Kalii Hydroxidi 0,5
Propylene glycoli 5,0
Aquadest 77,5
98. 3. Dasar salep dpt dicuci air…
b. Emulsifying ointment B.P
R/ Emulsifying wax 300
Vaselin album 500
Paraffin Liq. 200
Emulsifying wax
R/ Cetostearylalcohol 90
Natriilaurylsulfat 10
Aquadest 4 ml
99. 3. Dasar salep dpt dicuci air…
c. Hydrophilic ointment, dibuat dari minyak
mineral, stearylalcohol, Myrj 52 (emulgator
tipe M/A), aquadest.
100. Dasar salep yg dpt larut dlm air
a. Polyethyleneglycol ointment USP
R/ PEG 4000…….. 40%
PEG 400 ………. 60%
Dibuat dengan peleburan
b. Tragacanth
c. PGA
101. Aturan pembuatan salep
1. Zat yg dpt larut dalam dasar salep, dilarutkan
bila perlu dengan pemanasan rendah
2. Zat yg tdk cukup larut dlm dasar salep, lebih
dulu diserbuk dan diayak dng derajat ayakan
no.100
3. Zat yg mudah larut dlm air dan stabil, serta
dasar salep mampu mendukung/ menyerap air
tsb, dilarutkan dulu dlm air yg tersedia,
ditambahkan bag dasar salep lain
4. Bila dasar salep dibuat dengan peleburan,
campuran hrs diaduk sampai dingin
102. 1. Zat yg dpt dilarutkan dlm Dasar
salep
• Kelarutan obat dlm minyak lemak lebih besar
daripada dlm vaselin
• Caphora, Menthol, Phenolum, Thymolum &
Guayacolum lbh mudah dilarutkan dng cara
digerus dlm mortir dng minyak lemak.
Bila dasar salep mengandung vaselin, maka
zat2 tsb digerus halus, tambahkan sebagian
vaselin sama banyak ad homogen, tambahkan
sisa vaselin & basis salep yg lain
103. 2. Zat yg mudah larut dlm air
• Cara pembuatan?
• Dasar salep yg dpt menyerap air: Adeps lanae,
Ungt. Simplex, Hydrophilic ointment.
• Dasar salep yg sudah mengandung air:
Lanolin, Ungt. Linies, Ungt. Cetylicum
hydrosum
104. Contoh resep…
R/ Kalii Iodid. 3
Lanolin 16
Ungt. Simplex ad 30
m.d.s.ad us ext
Penyelesaian?
105. 3. Zat yg kurang larut atau tdk larut
dlm dasar salep
• Zat2 ini diserbukkan dulu dng derajat halus
serbuk pengayak no. 100
• Serbuk dicampur baik2 dng sama berat masa
salep, atau dng salah satu bahan dasar salep.
• ZnO dan Acid Boric selalu diayak sblm
ditimbang
107. 4. Salep dengan peleburan…
• Dng cawan porselin & pengaduk
• Salep mengandung air tdk boleh dilelehkan,
diambil lemaknya, air ditambahkan setelah
masa salep diaduk sampai dingin
• R/ Sulfadiazin
Alcoholcetylici aa 2,5
Zinci Oxydi 5
Olei Sesami 20
Acidi Borici 4
Vaselin 16
S.u.e
109. SUPPOSITORIA, OVULA
• Supositoria: sediaan padat yg digunakan
melalui dubur, berbentuk turpedo, dpt
melunak atau melarut atau meleleh pada
suhu kamar
• Bahan dasar: lemak coklat (oleum cacao),
polietilenglikol (PEG) atau lemak tengkawang
(oleum shoreae) atau gelatin
• Bobot supositoria: 3 g dewasa, 2 g anak2
110. Keuntungan Suppositoria
• Dpt menghindari terjadinya iritasi pada
lambung
• Dpt menghindari kerusakan obat oleh enzim
pencernaan
• Langsung dpt masuk melalui saluran darah,
efek lebih cepat daripada penggunaan per oral
• Cocok untuk pasien yg mudah muntah atau
tdk sadar
111. Pembuatan suppositoria
• Bahan dasar yg digunakan hrs dpt meleleh pd
suhu tubuh/ larut dlm cairan rektum
• Bahan obat hrs larut dlm dasar suppositoria,
bila perlu dipanaskan
• Bila obatnya sukar larut dlm bahan dasar
maka hrs diserbuk yg halus
• Setelah campuran obat dan bahan dasar
meleleh/ mencair, dituangkan dlm cetakan
suppositoria dan didinginkan
113. Penentuan isi berat suppositoria
• Menimbang obat untuk 1 suppositoria
• Mencampur obat dengan sedikit bahan dasar
yg dilelehkan
• Memasukkan campuran tsb dalam cetakan
• Menambah bahan dasar yang telah dilelehkan
sampai penuh
• Mendinginkan cetakan yg berisi campuran tsb
• Mengeluarkan suppositoria dari cetakan
• Berat basis yg hrs ditambahkan: berat suppo
dikurangi berat obat
114. Hal2 yg hrs diperhatikan dlm
pembuatan suppositoria
• Masa hrs dibuat berlebih
• Cetakan sebelumnya dibasahi dengan parafin,
minyak lemak, atau spiritus saponatus (soft
soap liniment)
• Supositoria dng bahan PEG dan Tween tdk
perlu bahan pelicin
115. Supositoria dng bahan
Lemak Coklat (Oleum cacao)
• Merupakan trigliserida
• Pada suhu < 30°C mrpkn masa semi padat,
mengandung banyak kristal dari trigliserida
padat dan mrpkn bag nyata dr cairan, yg cair
diikat dng tenaga tegangan muka.
• pd suhu 30°C mulai mencair
• Meleleh pd suhu 34°C-35°C
• Sifat fisika lemak coklat bersifat karakteristik:
bersifat polimorfi, mempunyai 3 inti kristal:α,
ß tdk stabil, ß stabil (34,5°C ),Ɵ
116. Supositoria dng bahan
Lemak Coklat (Oleum cacao)
• Pemanasan tinggi: lemak coklat mencair
sempurna seperti minyak dan kehilangan inti
kristal stabil
• Bila didinginkan pd suhu <15°C akan
mengkristal dlm bentuk kristal metastabil
• Utk meningkatkan titik lebur lemak coklat
ditambahkan cera flava atau cetaceum
• Penambahan cera flava tdk boleh lebih dari
6% sebab akan akan memperoleh campuran
dng titik lebur > 37°C dan tdk boleh < 4%
117. Contoh resep supositoria
• R/ Cocaini Hydrochlorid 0,05
Sol. Adrenalin Bitartr gtts VI
Acidi Borici 0,05
m.f. supp dtd no VI
S.3.d.d I supp
118. Contoh resep supositoria
• R/ Balsam Peruv. 3
Acidi Borici 8,64
Zinci Oxydi 8,64
Cera flava 2,4
Ultramarin 0,08
Ol. Cacao qs
m. f. supp no 24
S. supp.contr.haemorrhoid
119. Penanganan secara khusus
1. Balsam Peruvianum digerus dulu dng
sebagian lemak coklat sampai mjd pasta,
selanjutnya sisa zat digerus dan dicampurkan
R/ Zinci Oxydi 0,3
Bals. Peruvian. 0,075
m.f.supp dtd No. V
S.1-2 dd 1 supp
120. Penanganan secara khusus…
2. Ekstrak kering, opium concentratum dan
pantopon digerus halus dulu dlm mortir yg
dialasi dulu dng SL, setelah itu camp serbuk
halus digerus dng sedikit lemak coklat
R/ Opii Extract 0,05
Morphini Hydrochlorid 0,02
m.f.supp dtd no V
S.s.n.s 1 supp.
122. Penanganan secara khusus…
3. Ichtamolum dlm supositoria dikerjakan
seperti pd Balsamum peruvianum. Bila
mengandung ichtamolum lebih dari 10% maka
sebagian lemak coklat diganti dng cera flava
5% agar supositoria tdk menjadi lembek
R/ Ichtamoli 0,05
Procain Hydrochlor 0,04
m f supp dtd No. V
S 2 d d 1 supp
123. Suppositoria dng bahan dasar PEG
• PEG: Polyethylenglicol, polimerisasi etilenglicol
• BM: 300 – 6000
• Di perdagangan: PEG 400, 1000, 1500,4000, 6000
• PEG dng BM di bawah 1000 berbentuk cair, di
atas 1000 padat lunak
• Keuntungan PEG: mudah larut dlm cairan rektum,
tdk ada modifikasi titik lebur shg tdk mudah leleh
pd suhu kamar
124. Contoh Resep
• R/ PEG 1500 1 bagian
PEG 400 2 bagian
• Contoh bahan dasar suppositoria dng Peg menurut
Hassler & Sperandio
R/ PEG 4000 33%
PEG 6000 47 %
Aqua 20%
R/ PEG 1540 33%
PEG 6000 47%
Aqua 20%
125. Pembuatan suppositoria dng PEG
• Dilakukan dng melelehkan bahan dasar/ basis
lalu dituang dalam cetakan seperti pd
pembuatan supositoria dng basis Oleum cacao
• Percobaan Hassler&Sporandio: dng
bermacam2 garam barbital yg larut air
menunjukkan dng basi oleum cacao onset-nya
lebih cepat, dng basis PEG durasi-nya lebih
lama
126. Suppositoria dng basis Gelatin
• Dlm Ph. Ned: panasi 2 bagian Gelatin dng 4 bag air dan
5 bag gliserin sampai diperoleh massa yg homogen.
Tambahkan air panas sampai diperoleh 11 bagian.
Biarkan massa cukup dingin dan tuangkan dlm cetakan
hingga diperoleh supositoria dng berat 4 g
• Obat yg ditambahkan dilarutkan atau digerus dng
sedikit air atau glycerin yg disisakan dan dicampurkan
pd massa yg sudah dingin
• Bila obat sedikit; dikurangkan pd berat air, bila obat
banyak, dikurangkan berat masa bahan dasar
127. Contoh Resep Supositoria dng
Basis Gelatin
• R/ Zinci Oxyd. 0,100
Ichtamoli 0,250
m f supp gelatinos dtd No. X
S m et vesp 1 supp
128. OVULA
• OVULA: sediaan padat, umumnya berbentuk
telur, mudah melemah (lembek) dan meleleh
pd suhu tubuh, dpt melarut dan digunakan
sbg obat luar khusus untuk vagina
• Sebagian bahan dasar yg digunakan utk ovula
harus dpt larut dlm air atau meleleh pada
suhu tubuh
• Bobot ovula: 3-6 gram, umumnya 5 gram
129. Ovula…
• Sebagian bahan dasar dpt digunakan oleum
cacao atau campuran PEG dlm berbagai
perbandingan
• Contoh resep:
R/ Sulfanilamid 0,5
Acid. Borici 0,2
Ol. Cacao qs
m f ovulae dtd No. X
S.u.e
130. GALENICA
• Sediaan Galenik: sediaan yg dibuat dari bahan
baku dari hewan atau tumbuh-tumbuhan yg
disari
• Zat2 yg tersari terdapat dlm sel2 bagian
tumbuh2an yg umumnya dlm keadaan kering
• Cairan penyari masuk ke dlm sel2 dari bahan2
dan zat yg tersari larut dlm cairan penyari,
setelah itu larutan yg mengandung zat tersari
dipisahkan dari simplisia yg tersari.
• Penyarian akan lbh cepat terjadi bila bahan
dasar halus
131. GALENICA…
• Penggolongan berdasar cara pembuatan:
• Aqua aromatika
• Ekstrak
• Infusa
• Sirupi
• Spirtus Aromatici
• Tincturae
• Vina
• Sediaan galenik yg menggunakan metode khusus:
Infusum Hyoscyami Oleosum, Sol. Carbonis Detergens
atau Liquor Carbonatis detergens (Liqadet)
132. Aqua aromatica (Air aromatik)
• Air aromatik: larutan jenuh minyak atsiri
dalam air
• Pembuatan: melarutkan sejumlah minyak
atsiri dlm air sesuai yg tertera dlm 60 ml
etanol 95%, tambahkan air sedikit demi sedikit
sambil dikocok kuat-kuat hingga 100 ml.
ditambah 500 mg talcum sambil dikocok
sekali-kali, biarkan beberapa jam, saring. 1
bagian volume filtrat diencerkan dng 39
bagian vol air
133. Aqua aromatica (Air aromatik)
• Air aromatik: cairan jernih atau agak keruh,
mempunyai bau dan rasa yg tdk menyimpang
dari bau dan rasaminyak atsiri asal.
• Penyimpanan: dlm wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya dan di tempat sejuk.
Jmlh bagian minyak atsiri u/ :
• Aqua Foeniculi: 4 g Oleum Foeniculi
• Aqua Menthae piperitae: 1 g Oleum menthae
piperitae
134. Aqua aromatica (Air aromatik)
• Pembuatan Aqua rosae: 1 g Oleum Rosae dlm
20 ml etanol. Pd filtrat ditambahkan air
secukupnya hingga 5000 ml dan disaring
• Jika tjd kekeruhan pd penyimpanan: sblm
digunakan disaring
135. Ekstrak
• Ekstrak adalah sediaan yg dpt berupa kering,
kental, dan cair, dibuat dng menyari simplisia
nabati atau hewani menurut cara yg sesuai,
dng maserasi, perkolasi atau infus
• Cairan penyari: air, eter atau campuran etanol
dan air.
Ekstrak:
• Ekstractum liquidum (cair)
• Ekstractum spissum (kental)
• Ekstraktum siccum (kering)
136. Sirup
• Sirup: sediaan cair berupa larutan yg
mengandung sakarosa. Kadar sakarosa tdk
kurang dari 64,0% dan tdk lebih 66,9% kecuali
dinyatakan lain.
137. Spiritus Aromatici
• Spiritus Aromatici dibuat dng maserasi
sejumlah simplisia dng campuran sejumlah
etanol dan air selama 24 jam. Maserat lalu
didestilasi sampai diperoleh 1000 bagian.
• Kadar etanol spiritus aromatici adalah 65% v/v
• Spirtus aromatici harus jernih, tdk berwarna,
cairan berbau aroma dan berasa.
138. Bhn pembawa :
• dasar salep hidrokarbon : vaselin album/flavum
• dasar salep serap anhydrous : adep lanae
hydrous : lanolin, emulsi W/O
• dasar salep yg dapat dicuci air : emulsi O/W
• dasar salep larut dlm air/ tak berlemak : PEG, tragakanta
Fungsi bahan pembawa:
pelumas, pelunak, pelembab, pembersih,pengering,
pelindung
139. Unguentum/0intment Bahan dasar unguentum :
R/ Acid. benzoic. 5% - hidrokarbon
Acid.salicyl. 5% - serap : adep lanae, lanolin
Adeps lanae g 2 - Sifat :
Vaselin alb. g 9 oklusif penetrasi ↑
m.f.l.a. ungt. g 20
cocok utk dermatosis kronis
S.b.d.d. m.et.v.u.e
cocok utk kulit kering
R/ Nerisona fatty ointment tube I sifat fatty ointment:
S.b.d.d.m.et.v.u.e -bhn dasar berlemak
R/ Nerisona ointment tube I bebas air kontak >> lama
S.b.d.d.m.et.v.u.e
140. Cream Bahan dasar :
R/ Chloramphenicol 2% -tipe emulsi W/O atau O/W
Basis cream A/O q.s.ad g 20 -mudah dibersihkan
S.b.d.d.m.et.v.u.e -absorpsi obat cukup baik
Sifat O/W
-cocok utk dermatosis akut/
R/ Nerisona cream tube I
sub akut dan kosmetika
S.b.d.d.m.et.v.u.e
-pendingin
Sifat W/O
R/ Locoid lipocream tube I
-cocok utk dermatosis kronis/
S.b.d.d..m.et.v.u.e
sub kronis
-pelumas
-sedikit oklusif
141. Sifat:
Pasta z. padat (obat+pengisi)40- 60%
R/ Acid.boric g 1,4 bhn pembawa : hidrokarbon,
Zinc.Oxyd g 8 larut dalam air
Ol.sesami ad g 20 umumnya sbg antiseptik
m.f.l.a. pasta
S.b.d.d.m.et.v.u.e
Gel/jeli Sifat :
-kental, sedikit cair dan lengket
R/ Bioplacenton gel tube I -thermoreversibel
S.b.d.d.m.et.v.u.e -pendingin
-bhn gom, tragakan, PEG
R/ Voltaren emulgel tube I -obat kontak lama dng kulit dan
S.b.d.d.m.et.v.u.e mudah kering
-non oklusif
142.
143. sifat :
R/ Kenalog in ora base tube I -bhn dasar larut dlm air
S.t.d.d. u.e -salep mukosa
melindungi mukosa mulut/
bibir
Oculentum/salep mata Sifat :
-bhn dasar hidrokarbon
R/ Oculentum Kemicetin tube I
kontak lama
S.s.d.d.o.d.et.o.s.v.u.e
-aturan pakai 2 x sehari
149. SEDIAAN INJEKSI…
• Injeksi: Sediaan steril yang disuntikkan dng
cara merobek jaringan ke dalam kulit atau
melalui kulit atau melalui selaput lendir
• Injeksi: larutan, emulsi, suspensi atau serbuk
steril yg harus disuspensikan dahulu sebelum
digunakan
150. Keuntungan sediaan injeksi
1. Obat cepat mulai bekerja (onset cepat)
2. Efek obat dapat diperkirakan dng pasti
3. Bioavailabilitas sempurna atau hampir
sempurna
4. Kerusakan obat dlm tractus gastrointestinal
dapat dihindarkan
5. Dpt diberikan pada penderita yg tidak dpt
menelan obat atau tidak sadar dan atau
memerlukan pengobatan jangka panjang
151. Kelemahan sediaan injeksi
1. Timbul rasa nyeri saat penggunaan
2. Ada efek psikologis penderita yang akan
diinjeksi
3. Kekeliruan pemberian obat atau kekeliruan
dosis hampir tdk mungkin diperbaiki,
terutama setelah pemberian intra vena
4. Pemberian obat hanya dpt dilakukan oleh
dokter, bidan, atau perawat yang kompeten
152. Cara Pemberian Obat Parenteral
1. Sub Cutan (s.c) di bawah kulit
2. Intra muskular (i.m)
3. Intra vena (i.v)
4. Venoclycis atau infus intra vena
5. Cara pemberian parenteral lainnya: intra-
arterial, intraspinal, intrathecal,
intracisternal, intra-articular, intracor/intra
cardial, intrapleural, intradermal, perytoneal
dialysis
153. 1. Sub cutan (s.c)
a. Volume yg disuntikkan biasanya antara 0,1-
0,2 ml, maksimal 2 ml
b. Permulaan kerja (onset) obat lebih cepat
daripada sediaan per oral, tetapi lebih lama
daripada dng cara i.v
c. Banyak obat dpt diberikan secara s.c, contoh:
insulin & vaksin
155. 2. Intra muscular (i.m)
a. Volume yg disuntikkan 1-3 ml atau tdk lebih
dari 4 ml, jk volume lbh besar yg diperlukan,
berikan beberapa kali terpisah
b. Kecepatan penyerapan obat antara i.v dan
s.c
c. Selain larutan obat dalam air juga dpt
diberikan obat dlm bentuk larutan dlm
minyak, suspensi dlm air/minyak emulsi O/W
atau W/O
156. 2. Intra muscular (i.m)…
d. Obat dlm bentuk suspensi & emulsi
memberikan onset kerja yg lebih lama &
umumnya daya kerja/efeknya lebih lama
daripada obat bentuk larutan dalam air
e. Obat dng dissolusi dan penyerapan lama dpt
bekerja sbg “depot”, konsentrasi tertinggi dlm
darah dicapai sesudah 1-2 jam(tergantung
ukuran partikel dan dissolusi obat)
158. 3. Intravena (i.v)
a. Obat langsung disuntikkan ke dlm vena dng
volume 1-50 ml
b. Kecepatan menyuntik 1 ml/10 sekon utk
volume sampai 5 ml dan 1 ml/20 sekon utk
lebih dari 5 ml
c. Obat berupa larutan murni dlm air (kecuali
emulsi tertentu)
d. Tdk menyebabkan iritasi jaringan lain
e. Availabilitas obat maksimum
159. 3. Intravena (i.v)…
f. Kecepatan menyuntik harus diperhatikan
g. Lama obat bekerja tergantung pd dosis
permulaan yg diberikan, juga pd
farmakokinetika obat (distribusi,
metabolisme, eksresi)
h. Kesalahan pemberian obat sulit diperbaiki,
cepatnya absorpsi obat tdk memungkinkan
diberikannya antidotum
161. 4. Venoclysis atau infus intravena
a. Obat disuntikkan dlm jumlah yg besar ke dlm
vena dng volume 100-1000 ml
b. Tujuan venoclysis: memberikan elektrolit &
nutrisi, mengembalikan volume darah,
menghindarkan dehidrasi jaringan,
mengencerkan bahan toksik yg terdapat dlm
cairan tubuh
c. Memberikan terapi yg kontinu dlm jangka
panjang dng mengkombinasikan obat dng
cairan infus i.v
162. 4. Venoclysis atau infus intravena
d.Volume besar cairan infus i.v dpt berupa
Solutio Natrii Chlorid 0,9%, Solutio Dextrose/
Glucose 5%, larutan karbohidrat, asam amino,
vitamin, mineral dan elektrolit yg tdk dpt
diberikan makanan secara oral
163. 5. Cara pemberian parenteral lain
a. Intra-arterial:
- Disuntikkan langsung ke dlm arteri
- Untuk antineoplastika, antibiotika
b. Intraspinal:
- Disuntikkan ke dlm spinal canal
- Vol yg disuntikkan sekitar 10 ml
- Larutan harus isotonis
164. 5. Cara pemberian parenteral lain…
c. Intrathecal
- Disuntikkan langsung ke dlm cairan
cerebrospinal melalui subarachnoid space
yg ada pd tulang belakang
- Larutan hrs isotonis
d. Intracisternal
- Disuntikkan langsung ke dlm daerah caudal
otak antara cerebellum dan medulla
oblongata
165. 5. Cara pemberian parenteral lain…
f. Intracardial
- Disuntikkan langsung ke otot jantung
- Dlm keadaan emergency, contoh:Adrenalin
g. Intrapleural
- Disuntikkan langsung ke dlm rongga pleura
atau ke dlm paru
166. 5. Cara pemberian parenteral lain…
h. Intradermal
- Disuntikkan ke dlm lapisan kulit
- Umumnya utk test diagnostik
- Volume yg disuntikkan 0,05 ml/ kali
- Larutan hrs isotonis
167. 5. Cara pemberian parenteral lain…
i. Peritoneal Dialysis
- Larutan disuntikkan secara kontinu ke dlm
rongga perut, mencucu peritoneum (semi
permeabel) dan secara kontinu larutan
dikeluarkan lagi
- Tujuan:
Mengeluarkan racun dari tubuh
Meningkatkan ekskresi ginjal pd
keadaan”renal insufficiency”
168. 5. Cara pemberian parenteral lain…
• Larutan utk peritoneal Dialysis mengandung
glucose dan kadar ion yg sama dng cairan
ekstraseluler
• Toksin atau cairan elektrolit terdifusi
• Bila larutan glucose berupa larutan hipertonis
maka kelebihan cairan tubuh penderita dpt
ditarik/ dikeluarkan dan dibuang
169. Wadah Obat Suntik
a. Wadah utk dosis tunggal (single dose)
b. Wadah dosis ganda (multiple dose)
171. SEDIAAN INJEKSI
- BSO : solusio, suspensi, emulsi
- kering (dry injeksi)
di + aqua bides solusio, suspensi
R/ Injectie Cyanocobalamin mcg 500/ml ampul No V
S.i.m.m
R/ Dry injectie Celotaxime g 1 vial No V
S.i.m.m.
172. SEDIAAN PHARMACEUTICAL INSERT
Supositoria Sifat :
R/ Sup. Dulcolax No VII - sistemik atau lokal
S.s.d.d.I sup.m.u.e - bhn dasar ol.cacao atau camp. PEG,
gelatin,surfaktan
R/ Sup.Borraginol-N No V -> meleleh,melunak,melarut
S.s.d.d.I sup. v.u.e - aturan pakai disesuaikan bahan obat
Ovula Sifat ovula
-lokal
R/ Ovula Flagystatin No VII -bhn dasar = supositoria
S.s.d.d.I.ovula.v.u.e -penyimpanan dlam almari es
R/ Tab. vaginal Talsutin No VII Sifat tablet vaginal
S.s.d.d I tab.v.u.e -lokal
-bhn dasar = tablet
176. SEDIAAN SPRAY, AEROSOL DAN INHALER
Spray
R/ Nasal spray Iliadin 0.05% lag I
Sifat spray :
S.t.d.d.I spray
Isi : bhn lar.air/minyak
efek : lokal
kegunaan :kosmetik,
tenggorokan,
kulit, intranasal
Aerosol
R/ Bricasma aerosol inhalasi lag I
S.t.d.d. puff I
Sifat aerosol
zat pendorong+bhn obat
BSO : cair, gas, padat
efek :- sistemik MDI
lewat mulut/hidung
- lokal
179. Inhalasi
R/ Becotide inhalasi lag I
S.t.d.d. puff I
sifat inhalasi :
-satu atau lebih bhn obat
-BSO : cair, padat
-efek : sistemik atau lokal
-penggunaan lewat mulut/hidung
Vick Inhaler :
satu atau kombinasi bhn obat yg
bertekanan uap tinggi terbawa aliran
udara ke lubang hidung