Dokumen tersebut membahas tentang formulasi teknologi sediaan cair dan semi padat seperti salep, termasuk macam-macam basis yang digunakan seperti basis berlemak, basis serap, dan basis yang larut air. Juga dibahas tentang cara pembuatan salep dengan metode pencampuran dan peleburan, serta pengemasan dan penyimpanan salep.
Menjelaskan tentang macam-macam basis salep dan karakteristiknya. Kelebihan dan kekurangan dari masing-masing basis. Sehingga lebih mudah untuk memilih basis yang sesuai.
Menjelaskan tentang macam-macam basis salep dan karakteristiknya. Kelebihan dan kekurangan dari masing-masing basis. Sehingga lebih mudah untuk memilih basis yang sesuai.
Menjelaskan tentang metode pembuatan salep. Memilih basis yang sesuai. dan juga memberikan penjelasan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan salep.
Menjelaskan tentang metode pembuatan salep. Memilih basis yang sesuai. dan juga memberikan penjelasan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan salep.
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
Emulsi
Emulsi adalah campuran dari dua cairan yang biasanya tidak bergabung, seperti minyak dan air. Perlu ditambahkan zat tertentu yang bertindak sebagai pengemulsi, yang dapat membantu dua cairan dapat bercampur secara homogen dan stabil . Menurut farmakope edisi IV Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Stabilitas emulsi dapat dipertahankan dengan penambahan zat yang ketiga yang disebut dengan emulgator (emulsifying agent).
Apa saja komponen Emulsi ?
Komponen Emulsi dapat digolongkan menjadi 2 macam yaitu :
1. Komponen Dasar
Adalah bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat dalam emulsi. Terdiri atas:
• Fase dispers/fase internal/fase discontinue Yaitu zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil kedalam zat cair lain.
• Fase continue/fase external/fase luar Yaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut.
• Emulgator Adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi. Emulgator Alam seperti : Tumbuh-tumbuhan ( Gom Arab, tragachan, agar-agar, chondrus), Hewani ( gelatin, kuning telur, kasein, dan adeps lanae), Tanah dan mineral ( Veegum/ Magnesium Alumunium Silikat). Emulgator Buatan: Sabun, Tween (20,40,60,80), Span (20,40,80).
2. Komponen Tambahan
Merupakan bahan tambahan yang sering ditambahkan pada emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih baik, antara lain :
• Corrigen : Corigen actionis ( memperbaiki kerja obat), Corigen saporis (memperbaiki rasa obat), corrigen odoris (memperbaiki bau obat), corrigen colouris ( memperbaiki warna obat), corigen solubilis (memperbaiki kelarutan obat)
• Preservative (pengawet) : Preservative yang digunakan Antara lain metil dan propil paraben, asam benzoat, asam sorbat, fenol, kresol, dan klorbutanol, benzalkonium klorida, fenil merkuri asetas, dll.
• Anti oksidan. Antioksidan yang digunakan Antara lain asam askorbat, a-tocopherol, asam sitrat, propil gallat, asam gallat.
Apa saja tipe Emulsi ?
Tipe Emulsi Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal ataupun external, maka emulsi digolongkan menjadi dua macam yaitu :
1. Emulsi tipe O/W ( oil in water ) atau M/A ( minyak dalam air ).
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar ke dalam air. Minyak sebagai fase internal dan air sebagai fase external.
2. Emulsi tipe W/O ( water in oil ) atau A/M ( air dalam Minyak ).
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran yang tersebar kedalam minyak. Air sebagai fase internal dan minyak sebagai fase external.
BODY LOTION-Tim Dosen Kosmetika-Health-.2110070100058
Body lotion adalah produk perawatan kulit yang digunakan untuk melembapkan dan merawat kulit tubuh. Biasanya berbentuk cairan atau krim yang dioleskan ke kulit setelah mandi atau kapan pun dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk menjaga kelembapan alami kulit, mencegah kekeringan, dan meningkatkan elastisitasnya.
Berikut adalah beberapa karakteristik umum dari body lotion:
Konsistensi: Body lotion biasanya memiliki konsistensi yang lebih ringan daripada krim tubuh, membuatnya mudah untuk meresap ke dalam kulit tanpa meninggalkan rasa berat atau lengket.
Formulasi: Formulasi body lotion dapat bervariasi tergantung pada jenis kulit dan kebutuhan. Beberapa produk mungkin diformulasikan khusus untuk kulit kering, sensitif, berminyak, atau normal. Ada juga produk dengan tambahan bahan aktif seperti vitamin, antioksidan, atau pelembap khusus.
Aroma: Sebagian besar body lotion memiliki aroma yang menyegarkan atau harum yang menyenangkan. Aroma ini dapat berasal dari bahan alami seperti bunga, buah-buahan, atau bahan sintetis yang dirancang untuk meningkatkan pengalaman pengguna.
Kandungan bahan: Body lotion umumnya mengandung bahan-bahan seperti air, minyak, emolien, humektan, dan bahan tambahan seperti pengawet, pewarna, atau pewangi. Bahan-bahan ini bekerja sama untuk menjaga kelembapan kulit dan meningkatkan tekstur dan penampilannya.
Manfaat: Penggunaan body lotion secara teratur dapat memberikan banyak manfaat bagi kulit, termasuk melembapkan kulit yang kering, mengurangi rasa gatal, menjaga kekenyalan kulit, dan memberikan perlindungan dari faktor-faktor eksternal seperti sinar matahari dan polusi.
Kemasan: Body lotion umumnya dijual dalam botol atau tabung yang mudah digunakan. Beberapa produk mungkin juga tersedia dalam kemasan yang lebih besar untuk penggunaan jangka panjang atau kemasan kecil yang cocok untuk perjalanan.
Penggunaan: Cara penggunaan body lotion adalah dengan mengoleskan secara merata ke seluruh tubuh setelah mandi atau kapan pun diperlukan. Gunakan gerakan melingkar untuk membantu penyerapan dan memastikan produk merata di kulit.
Dengan menggunakan body lotion secara teratur sebagai bagian dari rutinitas perawatan kulit, Anda dapat menjaga kulit tubuh tetap sehat, lembut, dan terlindungi dari berbagai masalah kulit.
Kampung Keluarga Berkualitas merupakan salah satu wadah yang sangat strategis untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas Program Bangga Kencana secara utuh di lini
lapangan dalam rangka menyelaraskan pelaksanaan program-program yang dilaksanakan Desa
2. SAP FTS CSP
1. Formula, alat, dan evaluasi sediaan cair
dansemipadat meliputi suppositoria, salep, salep
mata, pengawet salep, pengemas salep, absorbsi
percutan
2. Mengenal sediaan transdermal, dispersi, suspensi,
emulsi dan evaluasi serta masalah dalam
pembuatannya
3. Sediaan semipadat bersifat: dapat melekat pada
permukaan tempat pemakaian dalam waktu yang
cukup lama sebelum sediaan dicuci.
Macam-macam sediaan semi padat: salep, pasta,
cream, gel
4. Perbedaannya ?
Salep : sediaan semi padat yang terdiri dari
komponen basis yang dapat berupa basis larut air
(polietilenglikol/PEG), atau basis berlemak, seperti
minyak mineral, petrolatum
Pasta: sediaan semi padat yang mengandung zat
padat yang tidak larut dalam konsentrasi yang
tinggi, zat padat tersebut dapat terdispersi dalam
pembawanya
5. Krim : sediaan semipadat dengan sistem emulsi yang
tidak jernih, tidak tembus cahaya, konsistensinya
tergantung pada tipe emulsinya
Gel : sediaan semi padat yang fase cairnya dibentuk
dalam matrix polimer tiga dimensi yang mempunyai
ikatan fisik atau kimiawi yang tinggi
Contoh polimernya: - polimer alam ( gom, tragakan,
pektin, agar, asam alginat), dan polimer semisisntetik
atau sintetik (metil selulosa, karboksimetilselulosa,
hidroksi metil selulosa, carbopol)
6. Pemilihan dasar salep yang tepat
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan:
1. Laju penglepasan obat yang diinginkan
2. keinginan peningkatan absorbsi obat oleh dasar
salep
3. kelayakan dasar salep dalam melindungi
kelembapan kulit
4. kestabilan obat dalam basisnya
5. pengaruh obat terhadap viskositas salep .
7. Macam-macam basis salep
1. Basis hidrokarbon (bersifat lemak)
Memberikan efek emolien, dapat melekat dikulit
dalam waktu yang lama
-sukar dicuci
Dapat mengurangi penguapan kelembapan pada
kulit
mudah menyebar saat digunakan di kulit, lunak
8. Contoh:
1) Petrolatum USP, adalah campuran hidrokarbon
setengah padat diperoleh dari minyak bumi, warna
kuning, melebur antara suhu 38 dan 60 derajat C.
Dapat digunakan tunggal atau kombinasi dengan
zat lain
Sinonim:petrolatum kuning, petrolatum jelly,
dalam perdagangan dikenal sebagai vaselin kuning
(cheesebrought)
9. 2) petrolatum putih,USP, berasal dari vaselin kuning
yg dihilangkan warnanya
sinonim: white petrolatum jelly, vaselin putih
3) salep kuning (yellow ointment)
Tiap 100 g yellow ointment mengandung 5 gram lilin
kuning (berasal dari sarang tawon (apis melifera)
dan 95 g petrolatum
Sinonim: salep sederhana (simple ointment).
10. 4) salep putih (white ointment)
Mengandung 5% lilin putih (lilin lebah murni yg
diputihkan) dan 95% petrolatum putih
5) parafin
Merupakan campuran hidrokarbon padat yg
dimurnikan yg diperoleh dari minyak bumi, tidak
berwarna, dapat membuat dasar salep berlemak
menjadi keras atau kaku
11. 6) Minyak mineral adalah campuran dari hidrokarbon
cair yg dihasilkan dari minyak bumi. Berguna
dalam menggerus bahan yg tidak larut pd salep
dengan basis lemak
sinonim: petrolatum cair (liquid petrolatum)
12. 2. basis serap
Berperan sebagai emolien meski dayapenutupan terhadap
kulit tidak seperti pada basis berlemak
Basis ini tidak mudah hilang dengan pencucian dengan air
Basis salep ini dapat digunakan untuk mencampurkan larutan
berair dan berlemak
-dibentuk dari kombinasi hidrokarbon dengan senyawa yang
bersifat hidrofil (misal senyawa yang mempunyai gugus polar,
seperti sulfat, karboksil, hidroksil, sterol, sorbitan
monostearat)
Jika disentuh sebenarnya tidak menyerap air, tapi dengan
pengadukan, dapat menyerap larutan air (dapat membentuk
emulsi air dalam minyak)
13. Contoh:
1) petrolatum hidrofilik
Berasal dari kolesterol, alkohol stearat, lilin putih, dan
petrolatum putih
Mempunyai kemampuan mengabsorbsi air dengan
membentuk emulsi air dalam minyak
2) Lanolin anhidrida
Mengandung tidak lebih dari 0,25% air
Tidak larut dalam air, tapi dapat bercampur dengan air,
pencampurannya dengan air menghasilkan emulsi air
dalam minyak
Sinonim: Refined wool fat
14. 3)Lanolin
Bahan semipadat yg berasal dari bulu domba (Ovis aries),
merupakan emulsi air dalam minyak, dengan kandungan
air antara 25-30%
Sinonim: Hydrous whole fat
4) Cold cream (krim pendingin), merupakan emulsi air
dalam minyak, semipadat, putih, dibuat dengan lilin setil
ester, lilin putih, minyak mineral, natrium borat, dan air
murni
Na borat dicampur dengan asam lemak bebas yg ada dlm
lilin-lilin membentuk sabun Na yg bekerja sebagai zat
pengemulsi
Krim pendingin digunakan sebagai emolien dan basis salep
15. 3. Basis yang dapat dicuci dengan air
Adalah emulsi minyak dalam air (krim), vanishing krim
Dapat digunakan pada luka yang basah, dengan sistem emulsi
minyak dalam air mempunyai kemampuan menyerap cairan
yang dikeluarkan oleh luka
Jika digunakan dapat membentuk lapisan tipis semipermeabel
(setelah air menguap pada tempat yang digunakan), tapi kalau
emulsi air dalam minyak dari sediaan semipadat akan
membentuk lapisan hidrofobik pada kulit.
16. Contoh: salep hidrofilik, yg mengandung Na lauril
sulfat sebagai bahan pengemulsi, dengan alkohol
stearat dan petrolatum putih sebagai fase lemaknya,
propilenglikol dan air sebagai fase air
Sebagai pengawet digunakan metil dan propil
paraben
17. 4. Basis yang larut dalam air (tidak mengandung lemak)/
greaseless
Basis ini sangat mudah melunak dengan penambahan
air, sehingga larutan ini tidak efektif jika dicampur
dengan larutan berair. (lebih baik jika dicampur dengan
bahan yg tidak berair atau bahan padat)
Basis terdiri dari kombinasi polietilenglikol (PEG)dengan BM tinggi
(padat)dan PEG dengan BM rendah (cair)
Sifat dapat larut dalam air karena ada gugus polar dan ikatan eter
Rumus umum:
HOCH2[CH2OCH2]nCH2OH
18. Pembuatan salep
1. metode pencampuran
Caranya semua komponen salep dicampur bersama sampai
sediaan homogen
Alat yang digunakan dapat berupa lumpang alu dari porselen
a) pencampuran bahan padat
Biasanya digunakan spatula logam tahan karat, atau bisa juga
digunakan spatula dari karet yang keras
Bahan obat atau bahan tambahan lain yang berupa serbuk digerus
terlebih dahulu, kemudian ditambahkan basisnya dan diaduk
sampai homogen
19. b) pencampuran cairan
Penambahan bahan cairan atau larutan obat akan mengalami
kesulitan untuk basis yang berlemak, perlu diperhatikan
pemilihan basisnya
Alat lain yang dapat digunakan adalh penggiling salep mekanik
(roller mill, colloid mill), dengan menggunakan pengaduk
logam tahan karat, hasilnya lebih halus dan rata
20. 2. Metode kedua: peleburan
Semua atau beberapa komponen dari salep
dicampurkan dengan melebur bersama dan
didinginkan dengan pengadukan yang konstan
sampai mengental. Komponen yang tidak dicairkan
biasanya ditambahkan pada campuran yang sedang
mengental setelah didinginkan dan diaduk
Bahn-bahan yang mudah menguap ditambahkan
terakhir, bila temperatur sudah turun
21. Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan salep
dengan peleburan
Untuk skala kecil dapat digunakan cawan porselen
atau gelas beker untuk mencampurnya, dan setelah
membeku dapat digosok-gosokkan dengan spatula
atau lumpang
Pada skala besar digunakan ketel uap berjaket
dan setelah membeku, salep dimasukkan dalam
gilingan salep untuk memastikan homogenitasnya
22. Pada metode peleburan, karena titik lebur masing-masing
bahan berbeda, maka akan mempengaruhi
bagaimana proses pembuatannya, karena suhu
untuk melebur beda-beda.
Bahan dengan titik lebur paling tinggi dileburkan
terlebih dahulu, baru komponen lain ditambahkan
pada cairan yang panas, maka semua komponen
akan terkena temperatur ini, sehingga pemilihan
titik lebur berdasarkan titik lebur tertinggi dari
bahan salep
23. Pengawetan salep
Contoh bahan pengawet:
Hidroksibenzoat, fenol, asam benzoat, asam sorbat,
garam amonium kuartener
Jika perlu dapat juga ditambahkan antioksidan, BHA,
BHT
24. Pengemasan dan penyimpanan salep
Dapat disimpan dalam botol (gelas , plastik atau porselen)
atau tube (kaleng atau plastik), tube untuk salep mata
dikemas dalam tube kaleng atau plastik kecil dan dapat dilipat
dapt menampung sekitar 3,5 g salep. Tube salep untuk topikal
digunakan ukuran 5-30 g. Untuk botol salep digunakan
ukuran antara ½ ounce sampai 1 pound atau lebih.
wadah gelas dapat berwarna gelap, dengan tujuan melindungi
obat terhadap cahaya
Keuntungan tube dibandingkan botol; pemakaian lebih
mudah, mengurangi kontaminasi selama penggunaan.
Penyimpanan salep pada suhu di bawah 30 der C, utk
mencegah melembek (terutama untuk basis salep yg mudah
mencair)
25. Untuk pengisian salep pada wadahnya. Pada skala
kecil,salep yg sudah ditimbang dimasukkan ke dalam
botol dengan memakai spatula yg fleksibel dan
menekannya ke bawah sejajar melalui tepi botol
untuk mencegah terjebaknya udara dlm botol.
Salep yg dibuat dengan cara peleburan, pengisian
dapat dilakukan langsung setelah dilelehkan
langsung dimasukkan dalam botol, pembekuan
terjadi di dalam botol
26. Pada skala besar, tube umunya diisi dengan alat
bertekanan dari bagian ujung belakang yang terbuka
(ujung yg berlawanan dari ujung tutup) dari tube, yg
kemudian ditutup dan disegel.
salep yg dibuat dengan cara peleburan dapat
langsung dimasukkan ke dalam tube
Di industri, pengisian, penglipatan, penutupan, dan
pelabelan tube dilakukan dengan mesin otomatis
27. Yang perlu diperhatikan dalam formulasi sediaan
topikal
:
1. Karakteristik fisikokimia bahan aktif yang meliputi:
- kelarutan
- koefisien partisi zat aktif, perbandingan kelarutan
obat dalam lipid dibandingkan kelarutannya dalam air ,
untuk sediaan topikal, bahan-bahan dalam sediaan
harus dapat berpenetrasi ke dalam kulit, perlu
diperhatikan sifat (lipofilisitas kulit)
- titik leleh, sebaiknya kurang dari 200 derajat C,
28. 2. Karakterisrik fisik bahan aktif
- warna, bau, rasa
- ukuran molekul (bobot molekul, < 500 Dalton),
dan distribusi ukuran partikel
-densitas
-viskositas
3. Stabilitas kimia, fisika, dan mikrobiologi
4. Toksisitas zat aktif
5. data biofarmasi (disolusi, absorbsi, metabolisme,
bioavailability, waktu paruh eliminasi)
6. Sifat bahan tambahan
29. Perlu diperhatikan :
1. jumlah zat aktif yang ada dalam formula, semakin
banyak akan semakin banyak pula yang dapat
mencapai stratum korneum, sampai diperoleh
konsentrasi jenuh
2. Polaritas formulasi relatif terhadap stratum
korneum, yang diharapkan yaitu zat aktif dalam
salep lebih mudah larut dalam stratum korneum
dibandingkan di dalam formulanya