1. SMK Teaching Factory
Studi Kasus di SMK
PIKA Semarang
Oleh:
Mohamad Adriyanto
S3 PTK 2011
Tugas MK Praktik Ketenagaan PTK
Pengampu: Dr. Sutarto Hadi Prayitno
Mohamad Adriyanto @adriyanto
http://bit.ly/adriyanto madriyanto@gmail.com
2. Laporan Praktik Ketenagaan PTK
• Latar Belakang Masalah
– Tuntutan agar SMK menjadi teaching factory
– SMK mayoritas masih menjadi “sekolah” dan belum menjadi replika dari industri
– Belum adanya acuan operasional SMK sebagai teaching factory
• Rumusan Masalah Kajian
– Seperti apakah pengelolaan SMK teaching factory?
– Apa saja faktor-faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pengelolaan SMK
teaching factory?
• Tujuan
– Melakukan studi kasus pengelolaan SMK teaching factory
– Mengidentifikasi faktor-faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pengelolaan
SMK teaching factory
• Manfaat
– Bagi pengelola SMK, dapat dijadikan acuan dalam pengembangan konsep pengelolaan
SMK teaching factory di sekolah masing-masing
– Bagi peneliti, dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam
mendalami konsep pendidikan kejuruan yang berorientasi dunia kerja
3. Laporan Praktik Ketenagaan PTK
• Lokasi Praktik di SMK PIKA Semarang
• Narasumber Praktik Ketenagaan
– Sekolah
• Kepala Sekolah
• Guru
• Siswa
– Unit Usaha
• Pimpinan
• Karyawan
• Metode Praktik
– Observasi
– Wawancara
– Dokumentasi Lapangan
• Aspek-aspek yang diamati:
• Standar kompetensi lulusan
• Kurikulum
• Peserta didik
• Ketenagaan
• Sarana dan prasarana
• Organisasi
• Pembiayaan
• Manajemen
• Peran serta masyarakat
• Durasi Praktik: 1 hari
4. SMK PIKA Semarang
• SMK PIKA Semarang didirikan tahun 1972 dan masuk kedalam
sistem Depdiknas pada 2008.
• Badan usaha PIKA Semarang memiliki 2 unit usaha, yaitu SMK PIKA
dan Perusahaan Furnitur PIKA di lokasi yang sama (saat ini
ditambah Akademi PIKA).
• SMK PIKA Semarang adalah salah satu SMK yang menerapkan
konsep teaching factory secara penuh.
• Sistem pendidikan adalah SMK 4 Tahun dengan perbandingan
metode belajar 60% praktek dan 40% teori.
• Prinsip pembelajaran adalah mengembangkan:
– Sense of quality
– Sense of efficiency
– Advance technology & teamwork planning
– Ongoing formation & sense of enterpreneurship
5. SMK PIKA Semarang
• Hanya ada 1 jurusan yaitu Teknologi Kayu
• Jadwal belajar Senin-Jumat, Sabtu ekskul
• Jam pelajaran 7-16 WIB (sesuai jadwal kerja)
• Jumlah penerimaan hanya 2 kelas (total 50 siswa) per tahun.
• Guru berasal dari praktisi (11 orang sudah inpassing).
• Proses pembentukan kompetensi adalah sbb:
– Forming/adaptation
– Socialization
– Internalization
– Externalization
• Pola pembelajaran memakai model dari Kolese Jesuit berbasis nilai-
nilai Christianity.
6. SMK PIKA Semarang
• Proporsi kurikulum (total study time):
– Produktif 70,7%
– Adaptif 19%
– Normatif 9,4%
– Mulok 1%
• Prakerin adalah miniatur kerja di industri, dilakukan
langsung di Perusahaan Furnitur PIKA di Semarang (2 unit
di lokasi berbeda).
• Pengelolaan terpadu sekolah dan industri. Tempat praktik
adalahlangsung di pabrik yang dimiliki sendiri (teaching
factory).
• Terjadi pembauran secara sosial dalam kegiatan sehari-hari
antara manajemen sekolah dan industri.