SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan
nasional yang ditujukan bisa mewujudkan manusia yang sehat, cerdas, produktif, sejahtera
lahir dan batin. Keberhasilan pembangunan kesehatan Indonesia masih belum memuaskan
terbukti masih tingginya angka kematian ibu di Indonesia yaitu sekitar 18.000 wanita yang
meninggal akibat komplikasi obstetri (10%) dan Perdarahan (30,77 Pre eklamsia/ eklamsia
(25,8%), infeksi (22,5%) lain-lain (11,5%).
(Soefoewan, 2003).
Plasenta previa adalah salah satu komplikasi yang terjadi pada masa kehamilan dimana
plasenta terlepas sebelum waktunya. Keterlambatan dalam penanganan dan pendeteksian
dapat menyebakan terjadinya masalah, yang paling fatal adalah dapat menyebabkan
terjadinya kematian pada ibu maupun janin yang dikandungnya, saat ini kasus plasenta
previa meningkat. Ini dapat disebabkan karena kurangnya pengawasan atau ketidaktahuan
ibu maupun pemberi pelayanan.
http://adila-itsme.blogspot.com.
Penyebab kematian ibu sejak dahulu tidak banyak berubah, yaitu Perdarahan, eklamsia,
komplikasi aborsi partus pervaginam dan sepsis. Perdarahan menyebabkan kematian ibu
sekitar (28%) sering tidak dapat diperkirakan dan terjadi tiba-tiba. Eklamsia penyebab No.2
(13%) dan tahun 2002 – 2003 menunjukkan adanya 7,2 % kematian yang tidak diinginkan
(Saifudin, 2006).
Penyebab kematian ibu akibat perdarahan antara lain karena plasenta previa, karena secara
klinis perdarahan tanpa disertai rasa sakit dan bentuknya dapat sedikit atau banyak serta
dapat berulang.Plasenta previa merupakan ketidaksesuaian implantasi plasenta yakni,
disegmen bawah rahim sehingga menutupi kanalis servikalis dan mengganggu proses
persalinan dengan terjadinya perdarahan (Manuaba,1998).
Angka kejadian plasenta previa adalah 0,4 - 0,6 dari keseluruhan persalinan. Dengan
penatalaksanaan dan perawatan yang baik, angka kematian perinatal adalah 50/1000
kelahiran hidup (Saifudin AB,dkk, 2006 hal 66). Sekitar 60 % perdarahan plasenta previa
pertama terjadi sesudah usia kehamilan 36 minggu. Sebanyak 30 % terjadi sebelum 32
minggu (Dr. oni SpOG dalam http://www.gaya hidup sehatonline. Com)
Di Amerika Serikat, plasenta previa terjadi sekitar 0,3-0,5 % dari semua persalinan.
Sedangkan jumlah kematian perinatal yang diakibatkan oleh plasenta previa sekitar 0,03 %.
(Joy, 2005).
Berdasarkan data pada masyarakat Dallas, Amerika, diagnosis, plasenta previa ditemukan
pada satu di antara setiap 260 persalinan (0,01 %). Insiden plasenta previa dalam kehamilan
sebesar 0,6 % atau 1 per 167 kehamilan (Suradji, 2003).
Sebagian besar Negara berkembang kematian ibu memegang porsi terbesar dari kematian
wanita reproduktif. Indonesia merupakan Negara ASEAN dengan angka kematian tertinggi
pada kasus –kasus plasenta previa yaitu berkisar antara (2,2 % sampai 11,5). Sedangkan di
Negara maju lebih rendah, berkisar antara (0,29 % sampai 1,5). Demikianlah pula dengan
kematian perinatal pada kasus-kasus plasenta previa di rumah sakit besar Indonesia, misalnya
saja di rumah sakit Dr.Hasan sadikin yakni berkisar antara (24,7 % sampai 4,8 %) lebih
tinggi dibanding dengan Negara maju, yakni antara (11 % sampai 21 %). (Sabarudin, 2003).
Di Negara yang sedang berkembang, perdarahan yang salah satunya disebabkan oleh
plasenta previa, hampir selalu merupakan malapetaka besar bagi penderita maupun
penolongnya karena dapat menyebabkan kesakitan ataupun kematian baik pada ibu maupun
janinnya.
Pada umumnya insiden plasenta previa 1 dari 250 kehamilan.Frekuensinya
bervariasi,namun pada nulipara kejadiannya hanya I dari 1000 sampai 1500
kehamilan,dimana kejadiannya pada multipara sebesar 1 kejadian dari 29 kehamilan. Faktor
resiko yang juga penting dalam terjadinya plasenta previa adalah kehamilan setelah
menjalani seksio sebelumnya, kejadian plasenta previa meningkat 1 % pada kehamilan
dengan riwayat seksio. Kematian ibu disebabkan karena perdarahan uterus atau karena DIC
(Disseminated Intravascular Coagulopathy). Sedangkan morbiditas/ kesakitan ibu dapat
disebabkan karena komplikasi tindakan seksio sesarea seperti infeksi saluran kencing,
pneumonia post operatif dan meskipun jarang dapat terjadi embolisasi cairan amnion.
Terhadap janin, plasenta previa meningkatkan insiden kelainan kongenital dan pertumbuhan
janin terganggu sehingga bayi yang dilahirkan memiliki berat yang kurang dibandingkan
dengan bayi yang lahir dari ibu yang tidak menderita plasenta previa. Resiko kematian
neonatal juga meningkat pada bayi dengan plasenta previa. Oleh karena itu, meskipun
perdarahan yang pertama jarang, bahkan bisa dibilang tidak berbahaya, namun bila tidak
dilakukan penanganan yang tepat dan segera, maka akan dapat terjadi perdarahan yang
berulang yang akan mengancam keselamatan ibu dan janinnya.
Di banyak daerah di Indonesia, karena keadaan yang serba kurang akan memaksa
penolong menangani setiap kasus secara individual, tergantung pada keadaan ibu, keadaan
janin, dan keadaan fasilitas pertolongan dan penolong pada waktu itu. Darah sebagai obat
utama untuk mengatasi perdarahan belum selalu ada atau cukup tersedia di rumah
sakit.Kurangnya kesadaran akan bahaya perdarahan baik oleh penderita maupun
penolong,atau sukarnya pengangkutan cepat ke rumah sakit mengakibatka terlambatnya
penderita mendapatkan pertolongan yang layak. Semua keadaan tesebut diatas, ditambah
dengan fasilitas pertolongan dan tenaga penolong yang kurang, akan sangat melipatgandakan
beban pekerjaan para penolongnya, sehingga penanggulanganya sering tidak berhasil dengan
baik.
(http://yienmail.wordpress.com/2008/11/19/epidemiologi-plasenta-previa/)
Pada multigravida atau grandemultipara, endometricra belum tumbuh karena persalinan
yang lalu sehingga pada fundus uteri belum siap menerima implantasi plasenta. Pada
primigravida tua, kejadian plasenta previa meningkat dikarenakan tumbuh endometrium yang
kurang subur seiring menurunnya fungsi organ tubuh sedangkan pada riwayat persalinan dan
seksio sesarea dan bekas aborsi, endometrium mengalami kecacatan (Manuaba, 1998 hal
254).
Menurut Kloosterman (1973), frekuensi plasenta previa pada primigravida yang berumur
lebih dari 35 tahun kira-kira 10 kali sering dibandingkan dengan primigravida yang berumur
kurang dari 25 tahun, pada grande multipara yang berumur lebih dari 35 tahun kira-kira 4
kali lebih sering dibandingkan dengan grande multipara yang berumur kurang dari 25 tahun
(Sarwono, 2007, hal 367).
Multiparitas, usia lanjut dan riwayat persalinan sesarea akan meningkatkan resiko
terjadinya plasenta previa yaitu (3,9 %) lebih tinggi bila dibandingkan dengan angka (1,9 %)
untuk keseluruhan populasi obstetrik (Cunningham, 1995).
Plasenta previa terjadi pada kira-kira 1 di antara 200 persalinan. Di Indonesia tercatat
dari laporan Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, antara tahun 1971-1975, terjadi 37
kasus plasenta previa diantara 4781 persalinan terdaftar, atau kira-kira 1 diantara 125
persalinan terdaftar.(Sarwono Prawirohardjo, 2007, hal 367 ).
Diharapkan dengan pengawasan antenatal care yang lebih baik kiranya petugas kesehatan
dapat mendeteksi secara dini adanya plasenta previa dan dapat mengurangi kesulitan yang
mungkin dapat terjadi.
Berdasarkan latar belakang pemikiran diatas sehingga peneliti tertarik untuk melakukan
suatu penelitian tentang “Gambaran Kasus Plasenta Previa di RSUP. H. Adam Malik Medan
Tahun 2010”
1.2. Perumusan Masalah
Bagaimana Gambaran Kasus Plasenta Previa di RSUP.H. Adam Malik Medan Tahun 2010.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Kasus Plasenta Previa di RSUP.H. Adam Malik Medan
Tahun 2010.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui distribusi kasus plasenta previa berdasarkan setatus gizi di RSUP. H.
Adam Malik Medan Tahun 2010.
2. Untuk mengetahui distribusi kasus plasenta previa berdasarkan usia ibu di RSUP. H.
Adam Malik Medan Tahun 2010.
3. Untuk mengetahui distribusi kasus plasenta previa berdasarkan paritas di RSUP. H.
Adam Malik Medan Tahun 2010.
4. Untuk mengetahui distribusi kasus plasenta previa berdasarkan persalinan yang lalu di
RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2010.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian sebagai berikut
a. Bagi Peneliti
Berguna untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam
penerapan ilmu yang didapat selama pendidikan dan penelitian khususnya masalah
plasenta previa.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai bahan masukan untuk melakukan pengawasan terhadap kasus plasenta previa
dan diharapkan dapat menjadi masukan untuk meningkatkan mutu dalam penanganan
kasus Plasenta Previa.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan dalam kegiatan proses belajar mengajar di Akademi Kebidanan
Pemkab. Karo Kabajahe dan juga dapat menjadi bahan refrensi di perpustakaan.
d. Bagi Rumah Sakit Umum Pusat. H. Adam Malik Medan Sebagai masukan untuk
menambah wawasan bagi tenaga kesehatan dalam menangani kasus plasenta previa
serta pelaksanaan asuhan kebidanan.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1.Defenisi
a. Plasenta previa adalah Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah
uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. (Sarwono
Prawirohardjo, 2007, hal 365).
b. Plasenta previa adalah Plasenta dengan implantasi di sekitar segmen bawah rahim,
sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh osteum uteri internum. (Manuaba, 1998,
hal 253).
c.Plasenta previa adalah suatu kehamilan dimana plasenta berimplantasi abnormal pada
segmen bawah rahim, menutupi atau tidak menutupi ostium uteri internum , sedangkan
kehamilan tersebut sudah viable atau mampu hidup diluar rahim (usia kehamilan 22
minggu atau berat janin >500 gram ( Achadiat, 2004, hal 66).
2.2 Klasifikasi
Klasifikasi Plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui
pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu.
a. Plasenta previa totalis apabila seluruh pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta
b.Plasenta previa parsialis apabila sebagian pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta
c.Plasenta previa marginalis apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan
d.Plasen letak rendah plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bawah uterus, akan tetapi
belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir.
(Sarwono prawirohardjo, 2007, hal 365).
2.3. Etiologi
Disamping masih banyak penyebab plasenta previa yang belum diketahui atau belum
jelas, bermacam-macam teori dan factor-faktor dikemukakan sebagai etiologinya.
1. Endometrium yang inferior
2. Chorion leave yang persisten
3. Korpus luteum yang bereaksi lambat.
Strassmann mengatakan bahwa faktor terpenting adalah vaskularisasi yang kurang pada
desidua yang menyebabkan atrofi dan peradangan, sedangkan browne menekankan
bahwa faktor terpenting ialah vili khorialis persisten pada desidua kapsularis.
Faktor-faktor etiologi
a. Umur dan Paritas
- Pada primigravida, umur diatas 35 tahun lebih sering daripada umur dibawah 25 tahun
- Lebih sering daripada paritas tinggi daripada paritas rendah.
b. Di Indonesia, menurut Toha, plasenta previa banyak dijumpai pada umur muda dan
paritas kecil, hal ini disebabkan banyak wanita Indonesia menikah pada usia muda
dimana endometrium masih belum matang (inferior).
c. Hipoplasia endometrium, bila kawin dan hamil pada umur muda.
d. Endometrium cacat pada bekas persalinan berulang-ulang, bekas operasi, kuretase, dan
manual plasenta.
e. Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap meneerima hasil
konsepsi.
f. Tumor-tumor, seperti mioma uteri, polip endometrium.
g. Kadang-kaadang pada malnutrisi (Mochtar R, 1998, hal 272).
PLASENTA PREVIA 2.docx

More Related Content

Similar to PLASENTA PREVIA 2.docx

Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan me...
Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan  me...Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan  me...
Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan me...Operator Warnet Vast Raha
 
Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan me...
Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan  me...Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan  me...
Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan me...Operator Warnet Vast Raha
 
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Ruptur Perineum Spontan di BPM bid...
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Ruptur Perineum Spontan di BPM bid...Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Ruptur Perineum Spontan di BPM bid...
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Ruptur Perineum Spontan di BPM bid...STIKes Bhakti Kencana Bandung
 
Analisis tentang paritas
Analisis tentang paritasAnalisis tentang paritas
Analisis tentang paritasirashahura
 
2552-Article Text-20672-1-10-20200319.pdf
2552-Article Text-20672-1-10-20200319.pdf2552-Article Text-20672-1-10-20200319.pdf
2552-Article Text-20672-1-10-20200319.pdfKeziaChristy6
 
Gambaran penyebab kematian maternal di rumah sakit
Gambaran penyebab kematian maternal di rumah sakitGambaran penyebab kematian maternal di rumah sakit
Gambaran penyebab kematian maternal di rumah sakitOperator Warnet Vast Raha
 

Similar to PLASENTA PREVIA 2.docx (20)

ASKEB HAMIL PATOLOGIS DENGAN KISTA SIMPLEKS OVARI
ASKEB HAMIL PATOLOGIS DENGAN KISTA SIMPLEKS OVARIASKEB HAMIL PATOLOGIS DENGAN KISTA SIMPLEKS OVARI
ASKEB HAMIL PATOLOGIS DENGAN KISTA SIMPLEKS OVARI
 
Studi kasus preklamsia
Studi kasus preklamsiaStudi kasus preklamsia
Studi kasus preklamsia
 
65772511 proposal-farid
65772511 proposal-farid65772511 proposal-farid
65772511 proposal-farid
 
Kti ida bagus
Kti ida bagusKti ida bagus
Kti ida bagus
 
Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
 
Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
 
Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
 
Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
 
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGANASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
 
Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan me...
Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan  me...Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan  me...
Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan me...
 
Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan me...
Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan  me...Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan  me...
Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan me...
 
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Ruptur Perineum Spontan di BPM bid...
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Ruptur Perineum Spontan di BPM bid...Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Ruptur Perineum Spontan di BPM bid...
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Ruptur Perineum Spontan di BPM bid...
 
154685121 karya-tulis-ilmiah
154685121 karya-tulis-ilmiah154685121 karya-tulis-ilmiah
154685121 karya-tulis-ilmiah
 
154685121 karya-tulis-ilmiah
154685121 karya-tulis-ilmiah154685121 karya-tulis-ilmiah
154685121 karya-tulis-ilmiah
 
Analisis tentang paritas
Analisis tentang paritasAnalisis tentang paritas
Analisis tentang paritas
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
2552-Article Text-20672-1-10-20200319.pdf
2552-Article Text-20672-1-10-20200319.pdf2552-Article Text-20672-1-10-20200319.pdf
2552-Article Text-20672-1-10-20200319.pdf
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
Bab Awal AKI
Bab Awal AKIBab Awal AKI
Bab Awal AKI
 
Gambaran penyebab kematian maternal di rumah sakit
Gambaran penyebab kematian maternal di rumah sakitGambaran penyebab kematian maternal di rumah sakit
Gambaran penyebab kematian maternal di rumah sakit
 

More from josen sembiring

Power point TESIS 2010.ppt
Power point TESIS 2010.pptPower point TESIS 2010.ppt
Power point TESIS 2010.pptjosen sembiring
 
Power point Ketua PWI - tesis na.ppt
Power point Ketua PWI - tesis na.pptPower point Ketua PWI - tesis na.ppt
Power point Ketua PWI - tesis na.pptjosen sembiring
 
Askeb PERSALINAN - alemina.pptx
Askeb PERSALINAN - alemina.pptxAskeb PERSALINAN - alemina.pptx
Askeb PERSALINAN - alemina.pptxjosen sembiring
 
Etnografi SUKU ASMAT.docx
Etnografi SUKU ASMAT.docxEtnografi SUKU ASMAT.docx
Etnografi SUKU ASMAT.docxjosen sembiring
 
rpp-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
rpp-sosiologi-kelas-x-smt-1.docrpp-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
rpp-sosiologi-kelas-x-smt-1.docjosen sembiring
 
RPPSosiologiBerkarakterSMAKlsX-2.doc
RPPSosiologiBerkarakterSMAKlsX-2.docRPPSosiologiBerkarakterSMAKlsX-2.doc
RPPSosiologiBerkarakterSMAKlsX-2.docjosen sembiring
 
SilabusSosiologiSMABerkarakterX-1.doc
SilabusSosiologiSMABerkarakterX-1.docSilabusSosiologiSMABerkarakterX-1.doc
SilabusSosiologiSMABerkarakterX-1.docjosen sembiring
 
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-2.docprogram-semester-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-2.docjosen sembiring
 
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-1.docprogram-semester-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-1.docjosen sembiring
 
silabus-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
silabus-sosiologi-kelas-x-smt-2.docsilabus-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
silabus-sosiologi-kelas-x-smt-2.docjosen sembiring
 
PROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docx
PROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docxPROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docx
PROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docxjosen sembiring
 
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docx
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docxGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docx
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docxjosen sembiring
 
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN HAMIL - Copy.docx
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN HAMIL - Copy.docxMANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN HAMIL - Copy.docx
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN HAMIL - Copy.docxjosen sembiring
 
MANAJEMEN KEBIDANAN FISIOLOGIS.docx
MANAJEMEN KEBIDANAN FISIOLOGIS.docxMANAJEMEN KEBIDANAN FISIOLOGIS.docx
MANAJEMEN KEBIDANAN FISIOLOGIS.docxjosen sembiring
 
Arsitektur Tradisional Ternate dan Halmahera.doc
Arsitektur Tradisional Ternate dan Halmahera.docArsitektur Tradisional Ternate dan Halmahera.doc
Arsitektur Tradisional Ternate dan Halmahera.docjosen sembiring
 

More from josen sembiring (20)

KOMUNIKASI BISNIS.ppt
KOMUNIKASI BISNIS.pptKOMUNIKASI BISNIS.ppt
KOMUNIKASI BISNIS.ppt
 
Autisme.ppt
Autisme.pptAutisme.ppt
Autisme.ppt
 
KTSP.ppt
KTSP.pptKTSP.ppt
KTSP.ppt
 
Power point TESIS 2010.ppt
Power point TESIS 2010.pptPower point TESIS 2010.ppt
Power point TESIS 2010.ppt
 
Power point Ketua PWI - tesis na.ppt
Power point Ketua PWI - tesis na.pptPower point Ketua PWI - tesis na.ppt
Power point Ketua PWI - tesis na.ppt
 
aids.ppt
aids.pptaids.ppt
aids.ppt
 
Askeb PERSALINAN - alemina.pptx
Askeb PERSALINAN - alemina.pptxAskeb PERSALINAN - alemina.pptx
Askeb PERSALINAN - alemina.pptx
 
Etnografi SUKU ASMAT.docx
Etnografi SUKU ASMAT.docxEtnografi SUKU ASMAT.docx
Etnografi SUKU ASMAT.docx
 
KONFLIK SOSIAL.docx
KONFLIK SOSIAL.docxKONFLIK SOSIAL.docx
KONFLIK SOSIAL.docx
 
rpp-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
rpp-sosiologi-kelas-x-smt-1.docrpp-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
rpp-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
 
RPPSosiologiBerkarakterSMAKlsX-2.doc
RPPSosiologiBerkarakterSMAKlsX-2.docRPPSosiologiBerkarakterSMAKlsX-2.doc
RPPSosiologiBerkarakterSMAKlsX-2.doc
 
SilabusSosiologiSMABerkarakterX-1.doc
SilabusSosiologiSMABerkarakterX-1.docSilabusSosiologiSMABerkarakterX-1.doc
SilabusSosiologiSMABerkarakterX-1.doc
 
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-2.docprogram-semester-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
 
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-1.docprogram-semester-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
 
silabus-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
silabus-sosiologi-kelas-x-smt-2.docsilabus-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
silabus-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
 
PROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docx
PROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docxPROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docx
PROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docx
 
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docx
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docxGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docx
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docx
 
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN HAMIL - Copy.docx
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN HAMIL - Copy.docxMANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN HAMIL - Copy.docx
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN HAMIL - Copy.docx
 
MANAJEMEN KEBIDANAN FISIOLOGIS.docx
MANAJEMEN KEBIDANAN FISIOLOGIS.docxMANAJEMEN KEBIDANAN FISIOLOGIS.docx
MANAJEMEN KEBIDANAN FISIOLOGIS.docx
 
Arsitektur Tradisional Ternate dan Halmahera.doc
Arsitektur Tradisional Ternate dan Halmahera.docArsitektur Tradisional Ternate dan Halmahera.doc
Arsitektur Tradisional Ternate dan Halmahera.doc
 

Recently uploaded

Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 

Recently uploaded (20)

Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 

PLASENTA PREVIA 2.docx

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional yang ditujukan bisa mewujudkan manusia yang sehat, cerdas, produktif, sejahtera lahir dan batin. Keberhasilan pembangunan kesehatan Indonesia masih belum memuaskan terbukti masih tingginya angka kematian ibu di Indonesia yaitu sekitar 18.000 wanita yang meninggal akibat komplikasi obstetri (10%) dan Perdarahan (30,77 Pre eklamsia/ eklamsia (25,8%), infeksi (22,5%) lain-lain (11,5%). (Soefoewan, 2003). Plasenta previa adalah salah satu komplikasi yang terjadi pada masa kehamilan dimana plasenta terlepas sebelum waktunya. Keterlambatan dalam penanganan dan pendeteksian dapat menyebakan terjadinya masalah, yang paling fatal adalah dapat menyebabkan terjadinya kematian pada ibu maupun janin yang dikandungnya, saat ini kasus plasenta previa meningkat. Ini dapat disebabkan karena kurangnya pengawasan atau ketidaktahuan ibu maupun pemberi pelayanan. http://adila-itsme.blogspot.com. Penyebab kematian ibu sejak dahulu tidak banyak berubah, yaitu Perdarahan, eklamsia, komplikasi aborsi partus pervaginam dan sepsis. Perdarahan menyebabkan kematian ibu sekitar (28%) sering tidak dapat diperkirakan dan terjadi tiba-tiba. Eklamsia penyebab No.2 (13%) dan tahun 2002 – 2003 menunjukkan adanya 7,2 % kematian yang tidak diinginkan (Saifudin, 2006). Penyebab kematian ibu akibat perdarahan antara lain karena plasenta previa, karena secara klinis perdarahan tanpa disertai rasa sakit dan bentuknya dapat sedikit atau banyak serta dapat berulang.Plasenta previa merupakan ketidaksesuaian implantasi plasenta yakni, disegmen bawah rahim sehingga menutupi kanalis servikalis dan mengganggu proses persalinan dengan terjadinya perdarahan (Manuaba,1998). Angka kejadian plasenta previa adalah 0,4 - 0,6 dari keseluruhan persalinan. Dengan penatalaksanaan dan perawatan yang baik, angka kematian perinatal adalah 50/1000 kelahiran hidup (Saifudin AB,dkk, 2006 hal 66). Sekitar 60 % perdarahan plasenta previa
  • 2. pertama terjadi sesudah usia kehamilan 36 minggu. Sebanyak 30 % terjadi sebelum 32 minggu (Dr. oni SpOG dalam http://www.gaya hidup sehatonline. Com) Di Amerika Serikat, plasenta previa terjadi sekitar 0,3-0,5 % dari semua persalinan. Sedangkan jumlah kematian perinatal yang diakibatkan oleh plasenta previa sekitar 0,03 %. (Joy, 2005). Berdasarkan data pada masyarakat Dallas, Amerika, diagnosis, plasenta previa ditemukan pada satu di antara setiap 260 persalinan (0,01 %). Insiden plasenta previa dalam kehamilan sebesar 0,6 % atau 1 per 167 kehamilan (Suradji, 2003). Sebagian besar Negara berkembang kematian ibu memegang porsi terbesar dari kematian wanita reproduktif. Indonesia merupakan Negara ASEAN dengan angka kematian tertinggi pada kasus –kasus plasenta previa yaitu berkisar antara (2,2 % sampai 11,5). Sedangkan di Negara maju lebih rendah, berkisar antara (0,29 % sampai 1,5). Demikianlah pula dengan kematian perinatal pada kasus-kasus plasenta previa di rumah sakit besar Indonesia, misalnya saja di rumah sakit Dr.Hasan sadikin yakni berkisar antara (24,7 % sampai 4,8 %) lebih tinggi dibanding dengan Negara maju, yakni antara (11 % sampai 21 %). (Sabarudin, 2003). Di Negara yang sedang berkembang, perdarahan yang salah satunya disebabkan oleh plasenta previa, hampir selalu merupakan malapetaka besar bagi penderita maupun penolongnya karena dapat menyebabkan kesakitan ataupun kematian baik pada ibu maupun janinnya. Pada umumnya insiden plasenta previa 1 dari 250 kehamilan.Frekuensinya bervariasi,namun pada nulipara kejadiannya hanya I dari 1000 sampai 1500 kehamilan,dimana kejadiannya pada multipara sebesar 1 kejadian dari 29 kehamilan. Faktor resiko yang juga penting dalam terjadinya plasenta previa adalah kehamilan setelah menjalani seksio sebelumnya, kejadian plasenta previa meningkat 1 % pada kehamilan dengan riwayat seksio. Kematian ibu disebabkan karena perdarahan uterus atau karena DIC (Disseminated Intravascular Coagulopathy). Sedangkan morbiditas/ kesakitan ibu dapat disebabkan karena komplikasi tindakan seksio sesarea seperti infeksi saluran kencing, pneumonia post operatif dan meskipun jarang dapat terjadi embolisasi cairan amnion. Terhadap janin, plasenta previa meningkatkan insiden kelainan kongenital dan pertumbuhan janin terganggu sehingga bayi yang dilahirkan memiliki berat yang kurang dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu yang tidak menderita plasenta previa. Resiko kematian
  • 3. neonatal juga meningkat pada bayi dengan plasenta previa. Oleh karena itu, meskipun perdarahan yang pertama jarang, bahkan bisa dibilang tidak berbahaya, namun bila tidak dilakukan penanganan yang tepat dan segera, maka akan dapat terjadi perdarahan yang berulang yang akan mengancam keselamatan ibu dan janinnya. Di banyak daerah di Indonesia, karena keadaan yang serba kurang akan memaksa penolong menangani setiap kasus secara individual, tergantung pada keadaan ibu, keadaan janin, dan keadaan fasilitas pertolongan dan penolong pada waktu itu. Darah sebagai obat utama untuk mengatasi perdarahan belum selalu ada atau cukup tersedia di rumah sakit.Kurangnya kesadaran akan bahaya perdarahan baik oleh penderita maupun penolong,atau sukarnya pengangkutan cepat ke rumah sakit mengakibatka terlambatnya penderita mendapatkan pertolongan yang layak. Semua keadaan tesebut diatas, ditambah dengan fasilitas pertolongan dan tenaga penolong yang kurang, akan sangat melipatgandakan beban pekerjaan para penolongnya, sehingga penanggulanganya sering tidak berhasil dengan baik. (http://yienmail.wordpress.com/2008/11/19/epidemiologi-plasenta-previa/) Pada multigravida atau grandemultipara, endometricra belum tumbuh karena persalinan yang lalu sehingga pada fundus uteri belum siap menerima implantasi plasenta. Pada primigravida tua, kejadian plasenta previa meningkat dikarenakan tumbuh endometrium yang kurang subur seiring menurunnya fungsi organ tubuh sedangkan pada riwayat persalinan dan seksio sesarea dan bekas aborsi, endometrium mengalami kecacatan (Manuaba, 1998 hal 254). Menurut Kloosterman (1973), frekuensi plasenta previa pada primigravida yang berumur lebih dari 35 tahun kira-kira 10 kali sering dibandingkan dengan primigravida yang berumur kurang dari 25 tahun, pada grande multipara yang berumur lebih dari 35 tahun kira-kira 4 kali lebih sering dibandingkan dengan grande multipara yang berumur kurang dari 25 tahun (Sarwono, 2007, hal 367). Multiparitas, usia lanjut dan riwayat persalinan sesarea akan meningkatkan resiko terjadinya plasenta previa yaitu (3,9 %) lebih tinggi bila dibandingkan dengan angka (1,9 %) untuk keseluruhan populasi obstetrik (Cunningham, 1995). Plasenta previa terjadi pada kira-kira 1 di antara 200 persalinan. Di Indonesia tercatat dari laporan Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, antara tahun 1971-1975, terjadi 37
  • 4. kasus plasenta previa diantara 4781 persalinan terdaftar, atau kira-kira 1 diantara 125 persalinan terdaftar.(Sarwono Prawirohardjo, 2007, hal 367 ). Diharapkan dengan pengawasan antenatal care yang lebih baik kiranya petugas kesehatan dapat mendeteksi secara dini adanya plasenta previa dan dapat mengurangi kesulitan yang mungkin dapat terjadi. Berdasarkan latar belakang pemikiran diatas sehingga peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian tentang “Gambaran Kasus Plasenta Previa di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2010” 1.2. Perumusan Masalah Bagaimana Gambaran Kasus Plasenta Previa di RSUP.H. Adam Malik Medan Tahun 2010. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Gambaran Kasus Plasenta Previa di RSUP.H. Adam Malik Medan Tahun 2010. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui distribusi kasus plasenta previa berdasarkan setatus gizi di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2010. 2. Untuk mengetahui distribusi kasus plasenta previa berdasarkan usia ibu di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2010. 3. Untuk mengetahui distribusi kasus plasenta previa berdasarkan paritas di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2010. 4. Untuk mengetahui distribusi kasus plasenta previa berdasarkan persalinan yang lalu di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2010. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian sebagai berikut a. Bagi Peneliti Berguna untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam penerapan ilmu yang didapat selama pendidikan dan penelitian khususnya masalah plasenta previa.
  • 5. b. Bagi Tenaga Kesehatan Sebagai bahan masukan untuk melakukan pengawasan terhadap kasus plasenta previa dan diharapkan dapat menjadi masukan untuk meningkatkan mutu dalam penanganan kasus Plasenta Previa. c. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan dalam kegiatan proses belajar mengajar di Akademi Kebidanan Pemkab. Karo Kabajahe dan juga dapat menjadi bahan refrensi di perpustakaan. d. Bagi Rumah Sakit Umum Pusat. H. Adam Malik Medan Sebagai masukan untuk menambah wawasan bagi tenaga kesehatan dalam menangani kasus plasenta previa serta pelaksanaan asuhan kebidanan.
  • 6. BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1.Defenisi a. Plasenta previa adalah Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. (Sarwono Prawirohardjo, 2007, hal 365). b. Plasenta previa adalah Plasenta dengan implantasi di sekitar segmen bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh osteum uteri internum. (Manuaba, 1998, hal 253). c.Plasenta previa adalah suatu kehamilan dimana plasenta berimplantasi abnormal pada segmen bawah rahim, menutupi atau tidak menutupi ostium uteri internum , sedangkan kehamilan tersebut sudah viable atau mampu hidup diluar rahim (usia kehamilan 22 minggu atau berat janin >500 gram ( Achadiat, 2004, hal 66). 2.2 Klasifikasi Klasifikasi Plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu. a. Plasenta previa totalis apabila seluruh pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta b.Plasenta previa parsialis apabila sebagian pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta c.Plasenta previa marginalis apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan d.Plasen letak rendah plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bawah uterus, akan tetapi belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir. (Sarwono prawirohardjo, 2007, hal 365).
  • 7. 2.3. Etiologi Disamping masih banyak penyebab plasenta previa yang belum diketahui atau belum jelas, bermacam-macam teori dan factor-faktor dikemukakan sebagai etiologinya. 1. Endometrium yang inferior 2. Chorion leave yang persisten 3. Korpus luteum yang bereaksi lambat. Strassmann mengatakan bahwa faktor terpenting adalah vaskularisasi yang kurang pada desidua yang menyebabkan atrofi dan peradangan, sedangkan browne menekankan bahwa faktor terpenting ialah vili khorialis persisten pada desidua kapsularis. Faktor-faktor etiologi a. Umur dan Paritas - Pada primigravida, umur diatas 35 tahun lebih sering daripada umur dibawah 25 tahun - Lebih sering daripada paritas tinggi daripada paritas rendah. b. Di Indonesia, menurut Toha, plasenta previa banyak dijumpai pada umur muda dan paritas kecil, hal ini disebabkan banyak wanita Indonesia menikah pada usia muda dimana endometrium masih belum matang (inferior). c. Hipoplasia endometrium, bila kawin dan hamil pada umur muda. d. Endometrium cacat pada bekas persalinan berulang-ulang, bekas operasi, kuretase, dan manual plasenta. e. Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap meneerima hasil konsepsi. f. Tumor-tumor, seperti mioma uteri, polip endometrium. g. Kadang-kaadang pada malnutrisi (Mochtar R, 1998, hal 272).