1. RINGKASAN PROPOSAL
Nama : Karolus Dhedhu Nadho
NIM : 192389058
Judul Penelitian : Pengaruh Dosis Dan Frekuensi Pemberian Pupuk Bokashi
Berbahan Baku Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan
Dan Produksi Tanaman Pare (Momordica Charantia L.)
Varietas Raden F1
Pembimbing :
:
1. Ir. Ali Hasan, M.Si
2. Dr. Ir. Zainal Arifin, M.P
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pare (Momordica charantia L.) merupakan tanaman semusim yang
bersifat merambat. Pare merupakan sayuran buah yang hanya ditanam sebagai
usaha sambilan mengingat rendahnya permintaan dari konsumen. Sekarang dunia
pare mulai semarak dengan munculnya hasil-hasil penelitian tentang potensi
tanaman tersebut, terutama mengenai kandungan zat dan varietas-varietas baru
yang lebih unggul dalam hal rasa dan penampakan. Langkah maju ini menunjukan
bahwa pare telah membenuk citra tersendiri (Kristiawan, 2011). Buah pare
mengandung betakaroten, fitokimia lutein, likopen, kalori, protein, lemak,
karbohidat, serat, abu, kalsium, fosfor, kalium, zat besi, natrium, serta vitamin A,
B1, B2, dan C (Setyaningrum, 2014). Pare juga mengandung alpha-momorchorin,
beta momorchorin dan MAP30 (momordica antiviral protein 30) yang bermanfaat
sebagaii anti HIV/AIDS (Zheng et al, 1999; Grover dan Yadav, 2004). Tanaman
ini juga berkhasiat sebagai obat batuk, radang tenggorokan, sakit mata merah,
malaria, menambah nafsu makan, diabetes, rematik, sariawan, bisul, abses,
demam, sakit lever, kanker, impotensi, sifilis, sembelit, dan cacingan (Utami P,
2018).
Peluang pasar komoditas pare masih terbuka luas mulai dari pasar-pasar
lokal hingga pasar swalayan di kota besar (Rukmana, 1997). Berdasarkan data
2. dari Badan Pusat Statistik Provinsi NTT 2022, menginformasikan bahwa produksi
pare pada tahun 2019 yaitu 97.476 kuintal, pada tahun 2020 produksi turun
menjadi 95.023 kuintal dan pada tahun 2021 produksi naik menjadi 103.410
kuintal. Permintaan pasar pare di indonesia dari tahun ke tahun mengalami
penigkatan pada tahun 2019 sebesar 993.021 ton, pada tahun 2020 sebesar
1.323.015 ton dan tahun 2021 naik menjadi 1.553.299 ton. Permintaan pasar yang
tinggi tetapi tidak diimbangi dengan hasil produksi dan produktifitas pare yang
tinggi karena petani yang membudidayakan tanaman pare masih sedikit. Selain itu
budidaya tanaman pare juga masih mengalami kendala, salah satunya yaitu faktor
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi suatu tanaman adalah
ketersediaan unsur hara dalam tanah. Unsur hara dalam tanah dapat ditingkatkan
dengan memperbaiki kondisi tanah melalui pemupukan.
Pupuk yang tesedia optimal diperlukan untuk menunjang petumbuhan
tanaman. Pupuk yang dapat digunakan adalah pupuk organik dan anorganik.
Pranata (2004), menyatakan bahwa saat ini, produk yang dihasilkan dari budidaya
yang menggunakan pupuk organik lebih disukai masyarakat, dengan alasan
produk tersebut lebih aman bagi kesehatan. Penggunaan pupuk anorganik yang
terus menerus dalam jangka panjang mengakibakan tanah menjadi padat dan tidak
subur baik dari segi fisik, kimia, dan biologi tanah. Salah satu upaya untuk
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah dengan pemberian pupuk
bokashi kedalam tanah.
Bokashi adalah suatu kata dalam bahasa jepang yang berarti bahan organik
yang di fermentasikan. Bokashi dibuat dengan memfermentasikan bahan-bahan
organik dengan menggunakan teknologi EM-4 serta dapat digunakan sebagai
pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan
produksi tanaman. Bokashi mempunyai prospek yan baik untuk dijadikan pupuk
organik karena mempunyai kandungan unsur hara dan bahan organik yang cukup
dibutuhkan oleh tanaman (Murbandono, 2000 dalam Hale, 2012). Bokashi dapat
dibuat dalam beberapa hari dan langsung dapat digunakan (Subadiyasa, 1997).
Teknologi Effective Microorganism (EM) merupakan suatu teknologi
aplikasi inokulan mikroorganisme dalam proses produksi pertanian. Dalam
3. aplikasinya teknologi EM harus memenuhi persyaratan karakteristik diantaranya
harus mengandung 6 jenis mikroba tanah yaitu Azotobacter sp., Azoospirillum sp.,
yang merupakan mikroba penambat unsur N dari udara, Lactobacillus sp.,
mikroba yang berperan dalam membantu proses fermentasi bahan organik
menjadi senyawa asam laktat, mikroba selulolitik merupakan mikroba yang
menghasilkan enzim selulosa untuk proses pembusukan bahan organik, mikroba
pelarut fosfat untuk membantu melarutkan unsur P (fosfor) dan Pseudomonas sp.,
yang menghasilakn enzim pengurai yang disebut lignin. Karakteristik kedua yaitu
populasi masing2 mikroba dalam komposisi yang sudah diatur untuk
keseimbangan hidup di dalam tanah (wahyudi, 2009).
Kotoran ayam merupakan salah satu pupuk kandang yang sering
digunakan oleh petani saat ini. Menurut Hasibuan (2004) bahwa secara
keseluruhan kotoran ayam mengandung 55% H2O; 1,00% N; 0,80% P2O5 dan
0,04% K2O. Pupuk kandang ayam memiliki kandungan nitrogen dan fosfat yang
paling tinggi dibandingkan dengan pupuk kandang lainnya, kotoran ayam sangat
baik untuk dimanfaatkan sebagai pupuk. Ternak ayam dewasa dapat
menghasilkan faeces rata-rata 40-60 kg/ekor/bulan (Balitnak, 2005).
Bokashi kotoran ayam adalah bokashi yang terbaik diantara semua jenis
bokashi kotoran ternak lainya. Pupuk bokashi kotoran ayam mempunyai prospek
yang baik untuk dijadikan pupuk organik karena mempunyai kandungan unsur
hara yang cukup tinggi. Penggunaan bokashi kotoran ayan telah diteliti antara lain
oleh Pangaribuaan dkk (2012) yang menunjukan bahwa pupuk bokashi kandang
ayam yang dikombinasikan dengan setengah dosis pupuk rekomendasi dapat
meningkatkan hasil pare dibandingkan dengan bokashi pupuk kandang kambing,
sapi, dan kuda. Pupuk bokashi kotoran ayam diharapkan dapat mendukung usaha
pertanian dan bisa mengatasi kelangkaan serta mahalnya pupuk buatan
(anorganik).
Berdasarkan hasil penelitian dari Pangaribuan dan Hidayat Pujisiswanto
(2008) menunjukan bahwa aplikasi bokashi kotoran ayam mampu meningkatkan
konsentrasi unsur hara dalam tanah, terutama N, P, dan K serta unsur hara lainnya.
Selain itu pupuk bokashi kotoran ayam dapat memperbaiki tata udara tanah dan
4. air tanah, dengan demikian perakaran tanaman akan berkembang dengan baik dan
akar dapat menyerap unsur hara yang lebih banyak terutama unsur hara N yang
akan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Dari penelitian
Leofarens dan Baharudin (2021) pemberian dosis pupuk bokashi kandang ayam
30 ton/ha mampu meningkatkan hasil jumlah daun, tinggi tanaman (cm), jumlah
anakan, berat tanaman basah (gram), dan berat tanaman kering (gram) pada
tanaman bawang merah. Menurut Pinus Lingga dan Marsono (2003) pemupukan
susulan menggunakan pupuk kandang dapat dilakukan pada tanaman berumur
pendek yaitu dengan cara dilakukan sama dengan pemupukan dasar. Namun,
biasanya pemupukan susulan sangat jarang dilakukan, kecuali kalau tidak
diberikan sebagai pupuk dasar. Walaupun demikian, pemupukan susulan dapat
dilakukan. Ini disebabkan pupuk kandang dapat mempercepat dan mempersubur
pertumbuhan tanaman. Namun jangan sampai pemberiannya terlalu banyak
karena dapat menyebabkan tanaman lupa berbuah.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian tentang
Pengaruh Dosis Dan Frekuensi Pemberian Pupuk Bokashi Berbahan Baku
Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Pare (Momordica
Charantia L.) Varietas Raden F1.
1.2. Rmusan Masalah
Masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah dosis pemberian pupuk bokashi berbahan baku kotoran ayam
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman pare?
2. Apakah frekuensi pemberian pupuk bokashi berbahan baku kotoran ayam
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman pare?
3. Apakah terdapat interaksi antara dosis dan frekuensi pemberian pupuk
bokashi berbahan baku kotoran ayam yang berbeda terhadap pertumbuhan
dan produksi pare?
5. 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk:
1. mengetahui dosis pemberian pupuk bokashi berbahan baku kotoran ayam
yang berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman pare.
2. mengetahui frekuensi pemberian pupuk bokashi berbahan baku kotoran ayam
yang berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman pare.
3. Menegetahui pengaruh interaksi dosis dan frekuensi pemberian pupuk
bokashi berbahan baku kotoran ayam yang berbeda terhadap pertumbuhan
dan produksi pare.
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa dan pembaca
mengenai pentingnya bokashi kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman pare.
2. Menambah bahan informasi ilmiah tentang studi dosis dan level frekuensi
pemberian bokashi kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman pare.
1.4. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah
1. Minimal terdapat satu dosis pupuk bokashi berbahan baku kotoran ayam yang
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman pare.
2. Frekuensi pemberian pupuk bokashi berbahan baku kotoran ayam
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman pare.
3. Ada pengaruh interaksi dosis dan frekuensi pemberian pupuk bokashi
berbahan baku kotoran ayam yang berbeda terhadap pertumbuhan dan
produksi pare.
6. BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan mei sampai dngan juli 2023,
dilahan petani Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang,
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tali raffia, daun pisang,
gembor/ember, gelas ukur, senduk makan, pacul, traktor, thermometer, meteran,
pisau, parang, karung/terpal, gunting, sekop, timbangan, jangka sorong, kamera,
kayu ajir, perangkap kuning, papan perlakuan dan mistar. Bahan yang digunakan
yaitu benih pare Varietas Raden F1, pupuk kandang ayam, sekam, dedak, gula
pasir, EM-4, dan air.
3.3. Rancangan Penelitian
Penelitian ini akan dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) faktorial, dengan 2 faktor yang di teliti, yaitu:
1. Faktor dosis bokashi kotoran ayam (B) dengan 4 taraf yaitu:
B1 = Bokashi 10 ton/ha = 1 kg/m2
B2 = Bokashi 20 ton/ha = 3 kg/ m2
B3 = Bokashi 30 ton/ha = 5 kg/ m2
B4 = Bokashi 40 ton/ha = 6 kg/ m2
2. Faktor frekuensi pemberian Bokashi kotoran ayam (F) dengan 2 taraf, yaitu:
F1 = 100 % pupuk dasar
F2 = 50 % pupuk dasar 50 % pupuk susulan
Jumlah kombinasi perlakuan 4 x 2 = 8 kombinasi perlakuan, yaitu:
B1F1 B2F1 B3F1 B4F1
B1F2 B2F2 B3F2 B4F2
Jumlah ulangan : 3 ulangan
Jumlah plot percobaan : 24 plot
Jumlah tanaman per plot : 6 tanaman
7. Jumlah tanaman sampel per plot : 3 tanaman
Jumlah tanaman sampel seluruhnya : 72 tanaman
Jumlah tanaman seluruhnya : 144 tanaman
Luas plot percobaan : 140 cm x 120 cm = 1,68 m2
Jarak antara plot : 50 cm
Jarak antara ulangan : 50 cm
Jarak tanam : 50 cm x 80 cm
3.4. Pelaksanaan Penelitian
3.4.1. Pembuatan Fermentasi Bokashi Kotoran Ayam
Prosedur pembuatan bokashi kotoran ayam mengikuti metode yang dibuat
oleh Nurul Akbar, (2020). Larutan EM4, gula, dan air kemudian campur secara
merata. Pupuk kadang kotoran ayam, dedak, sekam dicampur dan diaduk secara
merata. Kemudian bahan bokashi yang telah disiapkan tadi disiram dengan
campuran larutan EM4, lakukan pencampuran secara perlahan dan merata sampai
kandungan air kurang lebih 30% hingga 40%. Letakan bahan yang telah dicampur
ditempat yang kering (area beratap), atau bisa dimasukann pada wadah (bisa
berupa ember atau karung). Suhu tumpukan bokashi harus berada antara 400
hingga 500
C. Cara mengontrolnya adalahh lakukan pengukuran setiap 5 jam sekali
(minimal 1 kali sehari). Bokashi sudah jadi ditandai dengan warna menjadi hitam,
gembur, tidak panas dan tidak bberbau. Jika kondisi tersebut sudahh tercapai,
maka penutup dapat dibuka dan pupuk bokashi siap digunakan.
3.4.2. Persiapan Lahan dan Pembuatan Plot
3.4.3. Pemasangan Label
3.4.4. Pemeraman Benih
3.4.5. Aplikasian Bokashi Kotoran Ayam
Pemberian bokashi kotoran ayam dilakukan 2x yaitu pemberian sebagai
pupuk dasar dan sebagai pupuk susulan. Bokashi yang diberikan sebagai pupuk
dasar diberikan satu minggu sebelum tanam yang dilakukan dengan cara
mencampurkan bokashi secara merata kesetiap plot percobaan, kemudian diaduk
rata menggunakan cangkul dan garu. Bokashi yang diberikan sebagai pupuk
8. susulan dilakukan 4 minggu setelah tanam yang dilakukan dengan pemberian
secara melingkar yaitu 5 cm dari tanaman kemudian disiram (Wenita, 2014).
Dosis dan level frekuensi bokashi kotoran ayam yang digunakan diberikan sesuai
dengan kombinasi perlakuan, yaitu: B1F1 = 3,36 kg/plot; B1F2 = 3,36 kg/plot;
B2F1 = 6,72 kg/plot; B2F2 = 6,72 kg/plot; B3F1 = 10,08 kg/plot; B3F2 = 10,08
kg/plot; B4F1 = 13,44 kg/plot; B4F2 = 13,44 kg/plot. Jadi total kebutuhan bokashi
kotoran ayam yang diberikan baik sebagai pupuk dasar maupun pupuk susulan
yaitu sebanyak 67,2 kg.
3.4.6. Pemasangan Lanjaran
3.4.7. Penanaman
3.4.8. Pemeliharaan
a. Penyiraman
b. Penyiangan
c. Pemangkasan
d. Pengendalian Hama dan Penyakit
e. Penen
3.5. Variabel Pengamatan
3.5.1. Variabel Penunjang
a. Analisis Media Tanah Awal
b. Analisis Kandungan Hara Bokashi Kotoran Ayam
3.5.2. Variabel Utama
a. Diameter batang (cm)
b. Umur Berbunga (hari)
c. Umur Panen (hari)
d. Jumlah Buah Per Tanaman (buah)
e. Bobot Buah Per Tanaman (g)
f. Bobot Per Buah (g)
g. Volume Akar
.
9. 3.6. Model Matematika dan Analisis
Model matematis analisis varian Rancangan Acak Kelompok (RAK)
faktorial (Hanafiah, 2010) adalah:
Yij = µ + Ti + Bj + ϵij
Keterangan :
Yij = Respon atau nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
µ = Nilai Tengah Umum
Ti = Pengaruh perlakuan ke-i
Bj = Pengaruh ulangan ke-j
ϵij = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j.
Data penelitian yang diperoleh seanjutnya dianalisis menggunakan sidik
ragam untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Apabila terdapat pengaruh nyata
maka dilanjutkan dengan Uji (BNJ) 5% untuk mengetahui perbedaan diantara
perlakuaan yang dicobakan.
10. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. 100 Top Tanaman Obat Indonesia. Kementrian Kesehatan RI-
Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisonal, 128-129.
Badan Pusat Statistik. 2014. Produksi Tanaman Hortikultura. Badan Pusat
Statistik Dirktorat Jendral Hortikultura. https://www.bps.go.id/. [Accessed
20 April 2023].
Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur. 2022. Rata-Rata produksi
Buah-Buahan di NTT. https://ntt.bps.go.id/. [Accessed 20 April 2023].
Balai Penelitia Tanah. 2005. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta.
https://repository.prtanian.go.id/. [Accessed 20 April 2023].
Budianto, A. N, Sahiri, dan I, S, Madauna. 2014. Pengaruh Pembrian Berbagai
Dosis Pupk Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Lembah Palu. Jurnal
Agroland, 3(4):440-447.
Dilla. 2012. Khasiat dalam Pahit Pare.
http://sehat.suara.merdka.com.instalasi.penelitian.dan.pengkajian.teknolog
i.pertanian.1996. Usaha Tani Tanaman Pare. [Accessed 21 April 2023].
Dirktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1981. Daftar Komposisi Bahan
Makanan. Jakarta.
Grover, J. K., Yadav, S. P. 2004. Pharmacological Actions and Potential Uses of
(Momordica charantia L.): a Review, J Ethnopharmacol. 93(1):123-32.
Hanafiah, K. A. 2011. Rancangan Percobaan. Teori dan Aplikasi. Rajawali Pers,
Jakarta.
Hasibuan, B. E. 2004. Pupuk dan Pemupukan. USU Press Medan. Universitas
Sumatra Utara, Medan.
Kristanty, Y. L. 2022. Pengaruh Bokashi Kandang Ayam dan Pupuk NPK
Mutiara 16:16:16 Terhadap Pertumbuhan serta Produksi Bawang Dayak
(Eloutherine bulbosa). Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Islam Riau,
Pekanbaru.
Kristiawan, B. 2011. Budidaya Tanaman Pare Putih (Momordica charantia L.) di
Aspakusa Makmur UPT Usaha Pertanian Teras Boyolali. Fakultas
Pertanian. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Lefi, G, G. 2021. Pengaruh Pemberian Pupuk Bokashi Kotoan Ayam Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Ketan (Zea mays certain).
Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Tridinanti Palembang, Palembang.