tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docx
1. 1
BAB I
P E N D A H U L U A N
1.1. Latar belakang
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrom) yaitu syndrome dengan gejala
penyakit infeksi opurtunistik atau kanker tertentu akibat menurunnya system kekebalan
tubuh oleh infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus). (www.avert.org).
Seseorang yang telah terkena/terinfeksi HIV belum tentu terlihat sakit . Secara
fisik dia akan sama dengan orang yang tidak terinfeksi HIV. Apakah seseorang sudah
tertular HIV atau tidak hanya bisa diketahui melalui test darah. Oleh karena itu 90% dari
pengidap AIDS tidak menyadari bahwa mereka telah tertular virus AIDS yaitu HIV
karena masa inkubasinya lama dan itulah sebabnya mengapa penyakit ini sangat cepat
tertular dari satu orang ke orang lain. (http//Situs.kespro.info//krr/sep/2003/utama
01.htm).
Tenaga keperawatan merupakan tenaga kesehatan terbanyak di rumah sakit dan
memiliki kontak yang paling lama dengan pasien. Pekerjaan perawat merupakan jenis
pekerjaan paling beresiko kontak dengan darah, cairan tubuh pasien, dan bahaya-bahaya
lain yang dapat menjadi media penularan penyakit. Penularan HIV/AIDS dapat
ditemukan pada semua cairan tubuh penderita, tetapi yang terbukti penularannya adalah
melalui darah, air mani, dan cairan serviks/vagina saja. Cairan penularan HIV/AIDS ini
dapat melalui :
2. 2
1. Hubungan seksual.
2. Penerimaan darah atau produk darah melalui transfuse darah.
3. Penggunaan alat suntik, alat media dan alat tusuk lain (tato, tindik dan lain-lain yang
tidak steril).
4. Penerimaan organ, jaringan atau air mani.
5. Penularan dari ibu hamil kepada janinnya yang dikandung.
6. Sampai saat ini belum terbukti penularan melalui gigitan serangga, minuman,
makanan atau kontak bisaa dalam keluarga, sekolah, kolam renang, WC umum atau
empat kerja penderita AIDS.
HIV/AIDS di Indonesia makin menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat
Indonesia dan telah mengalami perubahan dari epidemic rendah menjadi epidemic
terkonsentrasi, dari 33 provinsi di Indonesia, yang melaporkan kasus AIDS terdapat 32
provinsi, dan kabupaten yang melaporkan kasus AIDS 178 kabupaten/kota. (Depkes,
2008). Tingginya kasus HIV/AIDS di kalangan pengguna narkoba suntik atau IDU
(>91% laki-laki usia muda 16-25 tahun) dikhawatirkan akan terjadi penularan HIV
kepada pasangan perempuan yang pada gilirannya bisaa berakibat terjadinya penularan
HIV dari ibu kepada bayi. Sebuah survey di Jakarta menunjukkan bahwa pengguna
narkoba suntik laki-laki pernah melakukan seks dengan Pekerja Seks Komersil/PSK
(Mayoritas tidak menggunakan Kondom). (Maryunani, 2009).
Diseluruh dunia anak-anak remaja baik laki-laki maupun perempuan mengalami
berbagai masalah kesehatan reproduksi seperti kehamilan yang tidak diinginkan, PMS,
termasuk HIV dan masalah kesehatan reproduksi lainnya. Menurut WHO setengah dari
3. 3
infeksi HIV diseluruh dunia terjadi pada orang muda dibawah usia 25 tahun. Tingginya
kasus HIV/AIDS khususnya pada kelompok usia remaja, salah satu akibat dari
pergaulan bebas. Hasil penelitian di 12 kota di Indonesia menunjukkan 10-31% remaja
yang belum menikah sudah melakukan hubungan seksual. (http://www.HIV pada
remaja.org).
Sejauh ini lebih dari 6987 kasus yang terkena HIV di Indonesia. Mulai tahun
2000-2005 terjadi peningkatan kasus HIV/AIDS secara signifikan di Indonesia. Hasil
survey Kesehatan Repduksi Remaja Indonesia (SKKR, tahun 2002-2003) menunjukkan
bahwa remaja yang pernah mendengar tentang HIV/AIDS pada wanita sebesar 86,5%
dan pria 81,4% sedangkan percaya ada cara untuk menghindari sebesar 67,1% pada
wanita dan 64,4% pada pria. (BKKBN, 2007:Widoyono, 2005).
Berdasarkan data penderita HIV pada remaja di Bali hingga Februari 2005
tercatat 623 0rang. Sedangkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karo diketahui
sebanyah 136 warga telah mengidap HIV/AIDS. (http://Posmetro Medan.com/ID.
http://www.HIVpadaremaja,org).
Banyak remaja yang mengidap HIV/AIDS, karena kurangnya informasi yang
benar mengenai prilaku seks yang aman. Perubahan fisik dan emosi yang mempengaruhi
dorongan seksual ada juga pergaulan bebas yang menjamur informasinya mengenai
kenikmatan hidup. (http://www.Fsi.org).
Berdasarkan latar belakang di atas penulis ingin untuk melakukan penelitian dengan
judul : ”Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS di Kelas XI
SMA Negeri 1 Pancur Batu Kec.Pancur Batu Tahun 2011”.
4. 4
1.2. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi perumusan masalah pada penelitia ini adalah
“Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di kelas XI
di SMA Negeri 1 Pancur Batu Kec.Pancur Batu”.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di
kelas XI SMA Negeri Pancur Batu Kec.Pancur Batu.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan Remaja tentang pengertian
HIV/AIDS.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan Remaja tentang penyebab
HIV/AIDS.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan Remaja tentang tanda-tanda dan
gejala HIV/AIDS.
d. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan Remaja tentang penularan
HIV/AIDS.
e. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan Remaja tentang pencegahan
HIV/AIDS.
5. 5
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi sekolah
Penelitian ini berguna sebagai suatu informasi dan bahan masukan bagi siswa
SMA Negeri 1 Pancur Batu Kec. Pancur Batu dalam menambah tingkat
pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS.
1.4.2. Bagi Institusi
Dapat digunakan sebagai referensi di perpustakaan Akademi Kebidanan Pemkab
Karo Kabanjahe.
1.4.3. Bagi penulis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta pengetahuan serta
pengalaman penulis dalam penerapan ilmu yang didapat selama mengikuti
pendidikan di Akademi Kebidanan Pemkab Karo.
6. 6
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1. Pengertian
2.1.1. Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo,
2007).
2.1.2. Tingkat-Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk kedalamnya pengetahuan tingkat ini adalh mengingat kembali (Recall)
suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima)oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
7. 7
menjelaskan, menyebutkan. Contoh : menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan
makanan yang bergizi.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus-rumus, metode, prinsip,
dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan
rumus statistic dalam perhitungan. Perhitungan hasil penelitian dapat menggunakan
prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle)di dalam
pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada
kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan
kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat logam) membedakan,
memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kamampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dan formulasi-formulasi yang ada. Misalnya: dapat merencanakan, dapat
8. 8
meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau
rumusan-rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. (Notoatmojo, 2007).
2.2. Remaja
2.2.1. Pengertian remaja
Secara umum remaja didefenisikan sebagai periode transisi antara masa kanak-
kanak kemasa dewasa atau usia belasan tahun atau jika seorang menunjukkan tingkah
laku tertentu seperti susah tidur, mudah terangsang perasaannya.
WHO memberikan defenisi tentang remaja yang lebih lanjut bersifat konseptual.
Dalam defenisi tersebut ditemukan 3 kriterian yaitu biologi, psikologis dan social
ekonomi.
Remaja adalah suatu masa dimana :
1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
2. Individu mengalami perkembangan psikologik dan peka identifikasi dari kanak-
kanak menjadi dewasa.
3. Terjadi peralihan dari ketergantungan social ekonomi yang penuh kepada keadaan
yang relative mandiri. (Sarwono, 2006).
9. 9
2.2.2. Tahap-tahap perkembangan remaja
1. Remaja Awal (Early Adolescence) (10-12)
Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan-perubahan
yang terjadi pada tubuhnya sendiri orongan-dorongan yang menyertai perubahan-
perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada
lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang saja oleh lawan
jenis bahunya ia sudah berfantasi erotic. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini
ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap “ego” menyebabkan para remaja
awal ini sulit mengerti dan dimengerti.
2. Remaja Madya (middle adolescence) (13-15 tahun )
Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan, ia senang kalau banyak
teman yang membutuhkan/menyukainya. Ada kecenderungan “narastik” yaitu
mencintai diri sendiri. Selain itu ia berada dalam kondisi kebingungan karena ia
tidak tahu harus memilih yang mana, peka atau tidak peduli, ramai atau sendiri,
optimis atau pesimis, idealis atau matrealistis dan sebagainya.
3. Remaja akhir (Late adolescence) (16-19)
Pada tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan
pencapaian 5 hal yaitu:
a). Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
b). Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dan dalam
pengalaman-pengalaman baru.
c). Terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
10. 10
d). Egosentrisme (terlalu memusatkan pada diri sendiri)diganti dengan
keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
e). Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self).
(Sarwono, 2006).
2.3. HIV/AIDS
2.3.1. Pengertian
AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrom) adalah syndrome dengan gejala
penyakit infeksi opurtunistik atau kanker tertentu akibat menurunnya system kekebalan
tubuh oleh infeksi HIV. (www.avert.org).
HIV adalah singkatan dari Human Immunideficiency Virus, yaitu sejenis virus
yang menyerang sel darah putih yang menyebabkan AIDS. (Dianawati, 2006).
2.3.2. Masa Inkubasi
1. Setelah seseorang terinfeksi HIV, dalam waktu 2-3 bulan tubuhnya baru akan
menghasilkan antibodi. Masa ini disebut “periode jendela”. Berdasarkan hasil test
darah yang dilakukan, barulah dapat diketahui seseorang tadi mengidap HIV positif
(+) atau HIV negative (-). Disebut HIV (+) jika dalam darahnya terkandung HIV.
Kondisi HIV (+) dan HIV (-), disebut “status HIV seseorang”. Jika ternyata orang
tersebut mengandung HIV (+), gejala yang terlihat belum ada hanta merasakan
sakit ringan saja seperti flu. Masa ini disebut “Masa laten” dapat berlangsung 7-10
tahun. Baik pada masa periode jendela maupun pada masa laten. Seseorang tersebut
sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain.
11. 11
2. Setelah melewati masa laten, orang yang terinfeksi HIV tadi mulai memperlihatkan
gejala-gejala AIDS. Maka dapat diramalkan bahwa orang tersebut hanya dapat
bertahan hidup selama 2 tahun sejak didapat gejala-gejala AIDS. (Dianawati, 2006).
2.3.3. Etiologi
AIDS disebabkan oleh salah satu dari kelompok Virus yang dinamakan
Retrovirus, yang disebut juga Human Immunodeficiency Viruces atau HIV. Virus ini
menyerang sel darah putih sehingga daya tahan tubuh menurun, sehingga fungsinya
akan terhalang atau bahkan hancur. Infeksi HIV menyebabkan kelemahan terus-menerus
pada system pertahanan tubuh, yang akhirnya tidak dapat dirawatkan lagi dan menuju
pada kematian. (Germany, 2007).
2.3.4. Pembagian HIV/AIDS
Stadium HIV/AIDS dapat dibagi menjadi 4 stadium, yaitu:
1. Stadium Pertama : HIV
Infeksi dimulai dengan masuknya HIV dan diikuti terjadinya perubahan serologis
ketika antibodi terhadap virus tersebut berubah dari negative menjadi positif.
Rentang waktu sejak HIV masuk kedalam tubuh sampai test antibodi terhadap HIV
menjadi positif disebut Window Periode. Lama window periode antara satu sampai
tiga bulan, bahkan ada yang dapat berlangsung sampai enam bulan.
2. Stadium Dua : Asimphomatik (tanpa gejala)
Asimphomatik berarti bahwa didalam organ tubuh terdapat HIV tetapi tubuh tidak
menunjukkan gejala-gejala. Keadaan ini dapat berlangsung selama 5-10 tahun.
12. 12
Cairan tubuh pasien HIV/AIDS yang tampak sehat ini sudah dapat menularkan HIV
kepada orang lain.
3. Stadium Ketiga
Pembesaran kelenjar limfa secara menetap dan merata (persisten Generalited
Lymphadenopathy), tidak hanya muncul pada satu tempat saja, dan berlangsung
lebih satu bulan.
4. Stadium Keempat
Keadaan ini disertai adanya bermacam-macam penyakit, antara lain penyakit
konstitusional, penyakit saraf, dan penyakit infeksi sekunder.
2.3.5. Gejala Klinis Penderita HIV/AIDS
Gejala klinis pada stadium AIDS dibagi antara lain :
1. Gejala utama/mayor
a. Demam berkepanjangan lebih dari tiga bulan.
b. Diare kronis lebih dari satu bulan berulang maupun terus-menerus.
c. Penurunan berat badan lebih dari 10% dalam tiga bulan.
2. Gejala minor/tambahan
a. Batuk kronis selama lebih dari satu bulan.
b. Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur Candida Albicans.
c. Pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap diseluruh tubuh.
d. Munculnya Herpes Zoster berulang dan bercak-bercak gatal diseluruh tubuh.
(Nursalam 2007 : Depkes RI, 1997)
13. 13
2.3.6. Pemeriksaan, penegakan Diagnosa
Human Immunodeficiency Virus (HIV), ditemukan dalam cairan tubuh pada
cairan sperma, cairan vagina dan ASI. Penyebaran infeksi sudah bisa terjadi sejak
penderita belum menampakkan gejala klinis. Oleh karena itu, diperlukan system
diagnosis yang baik bagi penderita. Sehingga status HIV positif bisa diketahui dan
penyebaran infeksi bisa dikendalikan. HIV di diagnosis dengan melihat tanda dan gejala
klinis serta pemeriksaan laboratorium khusus.
Metode yang sering digunakan untuk menegakkan diaqnosis HIV meliputi :
1. ELISA (Enzim-Linked Immunosorbent Assay)
Sensifitasnya tinggi yaitu sebesar 98,1-100%. Bisaanya test ini memberikan hasil
positif 2-3 bulan setelah infeksi.
2. Western Blot
Spesifitasnya tinggi yaitu sebesar 99,6-100%. Pemeriksaannya cukup sulit, mahal,
dan membutuhkan waktu sekitar 24 jam.
3. PCR (Polymerase Chain Reaction)
Test ini digunakan untuk :
a. Test HIV pada bayi, karena zat antimaternal masih ada pada bayi yang dapat
menghambat pemeriksaan secara serologis. Seorang ibu yang menderita
penyakit HIV akan membentuk zat kekebalan untuk melawan penyakit tersebut.
Zat kekebalan itulah yang diturunkan pada bayi melalui plesenta yang akan
mengaburkan hasil pemeriksaan, seolah-olah sudah ada terinfeksi pada bayi
14. 14
tersebut. (catatan :pemeriksaan HIV sering merupakan deteksi dari zat anti HIV
bukan deteksi dari HIV-nya sendiri).
b. Menetapkan status infeksi individu yang seronegatif pada kelompok beresiko
tinggi.
c. Test pada kelompok beresiko tinggi sebelum terjadi serokonvensi.
(Widoyono, 2005).
2.3.7. Cara penularan HIV/AIDS
Virus HIV menular melalui enam cara penularan, yaitu :
1. Hubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDS
Hubungan seksual secara vaginal, anal dan oral dengan penderita HIV tanpa
perlindungan bisa menularkan HIV. Selama hubungan seksual berlangsung, air
mani, cairam vagina dan darah dapat mengenai selaput lendir vagina, penis, dubur,
atau mulut sehingga HIV yang terdapat dalam cairan tersebut masuk ke aliran darah.
2. Alat-alat untuk menoreh kulit
Alat tajam dam runjing seperti jarum, pisau, silet, menyunat seseorang, membuat
tato, memotong rambut, dan sebagainya bisa menularkan HIV sebab alat tersebut
mungkin dipakai tanpa disterilkan terlebih dahulu. Prevalensinya 5-10%.
3. Transfusi darah
Resiko penularan sebesar 90%.
Prevalensinya 3-5%.
15. 15
4. Ibu hamil pada bayinya
- Secara intrauterine, intrapartum, dan postpartum (ASI).
- Angka transinisimencapai 20-50%.
- Angka transinisi melalui Asi dilaporkan lebih dari sepertiga.
- Laporan lain menyatakan resiko penularan melalui Asi adalah 11-29%.
- Sebuah studi meta-analisis prospektof yang melibatkan penelitian pada dua
kelompok ibu, yaitu kelompok ibu yang menyusui sejak awal kelahiran bayi
dan kelompok ibu yang menyusui setelah beberapa waktu usia bayinya,
melaporkan bahwa angka penularan HIV pada bayi yang belum disusui adalah
14% (yang diperoleh dari penularan melalui mekanisme kehamilan dan
persalinan) dan angka penularan HIV meningkat menjadi 29% setelah bayinya
disusui.
Bayi normal dengan ibu HIV bisa memperoleh antibodi HIV dari ibunya
selama 6-15 bulan. (Nursalam 2007:Widoyono, 2005).
HIV tidak dapat menular melalui peralatan makan, pakaian, handuk, dan
saputangan, toilet yang dipakai secara bersama-sama, berpelukan dipipi, berjabat tangan,
hidup serumah dengan penderita HIV/AIDS, gigitan nyamuk dan hubungan social yang
lain. (Nursalam, 2007).
2.3.8. Pencegahan penularan HIV/AIDS
Cara penularan HIV/AIDS melalui hubungan atau aktivitas seksual sebagai
berikut :
16. 16
1. Tidak melakukan hubungan atau aktivitas seksual sama sekali.
2. Tidak melakukan hubungan atau aktivitas seksual dengan pekerja seks baik laki-
laki maupun perempuan.
3. Tidak berganti-ganti pasangan.
4. Jika terpaksa, aktifitas seksual dilakukan dengan menggunakan kondom yang paling
dapat mengurangi resiko tertularnya virus tersebut. (Dianawati, 2006).
Pencegahan penularan HIV/AIDS melalui alat-alat yang tercemar HIV dilakukan
dengan cara :
1 Pengelolaan alat kesehatan habis pakai
2. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang.
3. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan untuk mencegah
kontak dengan darah serta cairan infeksius yang lain.
4. Penggunaan jarum suntik hanya sekali pakai saja.
5. Merendam alat-alat medis yang ingin dipakai berulang kali kepada orang lain, seprti
spekulum, tenakulum, haid dan lain sebagainya. (Nursalam, 2007).
2.3.9. Pengobatan AIDS
HIV menyebabkan terjadinya penurunan kekebalan tubuh sehingga pasien rentan
terhadap serangan infeksi aportunistik.Antiretroviral (ARV)bisa diberikan pada pasien
untuk menghentikan aktivitas virus, memulihkan system imun dan mengurangi
terjadinya infeksi aportunistik, memperbaiki kualitas hidup dan menurunkan kecacatan.
ARV tidak menyembuhkan pasien, namun bisa memperbaiki kualitas hidup dan
17. 17
memperpanjang usia harapan hidup penderita HIV/AIDS. Obat ARV terdiri atas
beberapa golongan seperti nukleosida reverse transcriptase inhibator dan inhibator
protease.Disamping itu penderita HIV/AIDS meminun obat ARV, penderita HIV/AIDS
juga memerlukan therapy penunjang seperti :
- Ramuan tradisional berupa tumbuh-tumbuhan dan jamu-jamu
- Pengaturan gizi pada makanan
- Olah raga
- Therapi spiritual
- Mengkonsumsi vitamin dan suplemen zat mineral
- Therapi emosional, termasuk konseling dukungan sebagai teman dekat
Obat ARV diatas hanya memperbaiki kualitas hidup, menambah daya tahan
tubuh dan memperpanjang usia hidup, tetapi obat untuk menyembuhkan HIV/AIDS
sampai sekarang belum ditemukan obatnya. (Nursalam, 2007).
2.3.10. Kelompok Resiko Tinggi Tertular HIV/AIDS
1. Mereka yang mempunyai banyak pasangan seksual (homo dan heteroseksual).
2. Penderita hemophilia dan penerima transfuse darah atau produk darah lainnya.
3. Bayi/anak yang dilahirkan dari ibu pengidap HIV/AIDS.
4. Penggunaan narkoba suntik.
5. Perempuan yang menpunyai pasangan laki-laki pengidap virus HIV/AIDS.
6. Laki-laki atau perempuan penganut seks bebas. (Maryunani, 2009).
18. 18
2.3.11. Program Pemberantasan
Komisi penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) tahun 2006 nenentukan
kebijakan penanggulangan penyakit HIV/AIDS secara nasional.
a. Arah kebijakan
1. Peningkatan upaya pencegahan
- Pengurangan dampak buruk (hann reduction) penasun (pengguna Napza
Suntik).
- Peningkatan program pemakaian kondom 100% pada setiap hubungan
seksual yang beresiko.
- Pencegahan penularan ibu ke bayi (PMTCT, prevention of mother to child
transmission).
- Transfusi darah yang aman.
- Kewaspadaan universal (UP, Universal Production).
2. Peningkatan jumlah dan mutu
- Pelayanan pengobatan IMS(Infeksi Menular Seksual)
- Peningkatan jumlah dan fungsi klinik VCT
- Perawatan.dukungan, dan pengobatan.
3. Penguatan KPA (Komisi Penanggulangan Anak) disemua tingkat.
4. Peningkatan peraturan perundang-undangan dan anggaran.
5. Peningkatan KIE(Komisi, Informasi, Edukasi)
6. Memperkuat monitoring dan Evaluasi.
(Widoyono, 2005)
19. 19
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka konsep yang ingin
diteliti atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. (Notoatmojo, 2005)
Berdasarkan pengertian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian memiliki
dua variabel yaitu :
Variabel Indenpenden : Variabel Dependen :
3.2. Defenisi Operasional
Pengertian operasional adalah variabel yang diamati/diteliti, serta variabel
tersebut perlu diberi batasan. Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi defenisi
operasional adalah sebagai berikut :
1. Pengertian HIV/AIDS
2. Penyebab HIV/AIDS
3. Tanda dan gejala HIV/AIDS
4. Penularan HIV/AIDS
5. Pencegahan HIV/AIDS
Tingkat Pengetahuan
Remaja Tentang
HIV/AIDS
20. 20
1. Pengertian HIV/AIDS
AIDS merupakan sindrom dengan gejala oppurtunistik atau kanker tertentu akibat
menurunnya system kekebalan tubuh, sedangkan HIV adalah virus yang menyerang
sel darah putih yang mrnyebabkan AIDS.
2. Penyebab
Yang menyebabkan terjadinya HIV
3. Tanda dan gejala
Sesuatu yang timbul di dalam diri seseorang yang sudah terkena HIV/AIDS berupa
keluhan-keluhan yang dirasakan.
4. Penularan
Penularan bibit penyakit HIV/AIDS dapat terjadi dari satu orang ke orang lain.
5. Pencegahan
Cara-cara yang dilakukan untuk terhindar dari HIV/AIDS.
3.3. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian
yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran/deskriptif tentang suatu
keadaan secara objektif. (Notoatmojo, 2005).
Berdasarkan penjelasan diatas, maka jenis penelitian ini adalah deskriptif yang
bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS.
21. 21
3.4. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah di SMA Negeri 1 Pancur Batu, karena lokasi tersebut
dekat dengan tempat tinggal orang tua penulis dan penulis juga merupakan Alumnus
dari Institusi tersebut sehingga mempermudah penulis dalam memperoleh data-data
yang diperlukan.
3.4.1. Rencana Waktu Penelitian
NO Uraian Kegiatan
Bulan
Maret April Mei Juni Juli
I II IIIIV I II IIIIV I II III IV I II III IV I II III IV V
1. Pengajuan judul √
2. Pengajuan proposal √
3. Menyiapkan izin penelitian √
4. Mengumpulkan data √
5. Pengolahan data √
6. Analisa data √
7. Mengajukan hasil penelitian √
8. Menyusun laporan
penelitian
√
9. Penggandaan laporan
penelitian
√
10. Seminar hasil penelitian √
22. 22
3.5. Populasi dan Sampel
3.5.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti.
(Notoatmojo, 2005).
Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Pancur Batu Kec.Pancur Batu Tahun 2011.
3.5.2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi.
Apabila subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih
tergantung setidak-tidaknya.
a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu tenaga dan dana
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyanhkut
banyaknya sedikit data.
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.
(Arikunto, 2006).
Berdasarkan pendapat diatas maka cara menentukan besar sampel adalah 25%
dari populasi dan cara menentukan sampel yaitu dengan cara Random Sampling.
Yang digunakan dalam tehnik random ini adalah Pengambilan sampel secara
acak stratifikasi (Stratifield sampling and stratifield random sampling)
23. 23
Pada tehnik ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi karateristik umum dari
anggota populasi, kemudian menentuksn strata atau lapisan dari jenis karateristik unit-
unit tersebut.Penentuan strata ini dilakukan bermacam-macam, misalnya strata ekonomi,
strata pendidikan, strata kelas, dan sebagainya dapat digunakan sebagai dasar penentuan
sampel. (Notoatmojo, 2005: Arikunto, 2006).
3.6. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan
menyebarluaskan questioner. Questioner diberikan kepada responden tentang
HIV/AIDS yang berisi pertanyaansecara tertutup.
3.7. Tehnik Pengolahan dan Analisa Data
3.7.1. Data yang terkumpul melalui langkah-langkah sebagai berikut :
a. Editing (Pemeriksaan Data)
Mengolah data sedemikian rupa sehingga jelas sifat-sifat yang dimiliki oleh setiap
data tersebut. Maka data tersebut diperiksa terlebih dahulu apakah telah sesuai yang
ditetapkan atau tidak.
b. Coding (Pemberian Kode)
Setelah data selesai diperiksa, melakukan pengkodean (Pemberian Tanda) pada data
yang telah dikumpulkan.
24. 24
c. Tabulasi (Penyusunan Data)
Mengelompokkan data tersebut ke dalam suatu tabel menurut sifat-sifat yang
dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian. (Azwar, 2003).
Berdasarkan pengolahan diatas, maka peneliti melakukan pengolahan data dengan
cara editing, coding dan tabulasi sama.
3.7.2. Analisa Data
Adapun tehnik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa
kuantatif yaitu dengan melihat persentase data yang terkumpul kemudian disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekwensi.
3.8. Penentuan Skala Penelitian
Skala yang digunakan dalam penentuan skala penelitian adalah skala Guttman.
Skala Guttman merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan
jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan/pernyataan : ya dan tidak, positif
dan negative, setuju dan tidak setuju, benar dan salah.
Sebelum menentukan tingkat pengetahuan sangat baik, baik, tidak baik dan
sangat tidak baik maka terlebih dahulu menambahkan criteria atau tolak ukur yang
disajikan penentuan pengukuran pengetahuan. Pertanyaan yang diberikan adalah lima
pertanyaan dengan bentuk pertanyaan tertutup :
1. Score jawaban yang benar adalah 20 (score maksimum dari aspek jawaban x jumlah
pertanyaan) 20 x 5 =100.
25. 25
2. Score jawaban salah adalah 0 (score maksimum dari aspek x jumlah pertanyaan)
0 x 5 = 0.
Maka aspek kategori pengetahuan adalah :
1. Sangat Baik : Apabila responden mendapat total score 76-100
(dapat menjawab dengan benar 4-5 pertanyaan)
2. Baik : Apabila responden dapat mendapat total score 51-75
(dapat menjawab dengan benar 3 pertanyaan)
3. Tidak Baik : Apabila responden mendapat total score 26-50
(dapat menjawab dengan benar 2 pertanyaan)
4. Sangat Tidak baik : Apabila responden mendapat total score 0-25
(dapat menjawab dengan benar 1 pertanyaan atau sama
sekali tidak dapat menjawab pertanyaan).
(Hidayat, 2009).
26. 26
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian. Ed. VI . PT. Asdi Mahasatya, Jakarta.
Azwar, Azrul, 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.
Ed. I. Bina Rupa Aksara, Batam Centre.
BKKBN, 2007. Keluarga Berencana, Kesehatan Reproduksi, Gender, dan
Pembangunan Kependudukan. Cetakan Kelima, Halim Perdanakusuma,
Jakarta.
Dianawati, Ajen, 2006, Pendidikan Seks Untuk Remaja, Cetakan Kelima, Kawan
Pustaka, Jakarta.
Hidayat, A. Aziz Alimul, 2010. Metode Penelitian Kebidanan Teknis Analisis Data.
Cetakan Ketiga, Salemba Medika, Jakarta.
Maryunani Anik, Aemen Ummu, 2009. Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi
Penatalaksanaan Di Pelayanan Kebidanan. Cetakan I, Pramudya, A.md;
Jakarta
Notoatmojo, S. 2005. Metode Penelitian Kesehatan, Ed. V. Rineka Cipta, Jakarta.
Nursalam, 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Ed. I,
Salemba Medika, Jakarta.
Sarwono, Sarlito Wirawan, 2011. Psikologi Remaja. Edisi Revisi X. PT. Rja Gravindo
Persada, Jakarta.
Widoyono, 2005. Penyakit Tropis epidemologi, Penularan, Penceghan,
Pemberantasan. PT. Gelora Aksara Pratama.
http:// situs. Kespro. Info// krr/sep/2003/utama 01.htm
http://www.HIV pada remaja.org
http://www.avert.org
http://postmetro medan.com//www.Fsi. org
27. 27
QUESTIONER PENELITIAN
GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI SMA
NEGERI 1 PANCUR BATU KEC.PANCUR BATU
Identitas Responden :
N a m a :
U m u r :
Jenis kelamin :
Pertanyaan
Pilihlah salah satu jawaban di bawah ini dengan memberikan tanda (x) pada jawaban
yang telah tersedia sesuai dengan jawaban yang paling benar.
A. Berdasarkan Pengertian HIV/AIDS
1. AIDS adalah singkatan dari…
a. Acquired Deficiency Virus Syndrom
b. Acquired Imunidevice Syndrom
c. Acquired Imuno Virus Syndrom
d. Acquired Imunodeficiency Syndrom
2. HIV adalah singkatan dari…
a. Human Imuno Virus
b. Human Imuno Device Virus
c. Human Imun Device Virus Syndrom
d. Human Imunodeficiency Virus
28. 28
3. Virus yang menyerang sel darah putih sehingga daya tahan tubuh menurun
disebut dengan…
a. AIDS
b. HIV
c. Flu Burung
d. H1N5
4. AIDS adalah…
a. Kumpulan dari penyakit infeksi
b. Kumpulan penyakit non infeksi
c. Kumpulan dari seluruh penyakit menular seksual
d. Kumpulan gejala penyakit-penyakit dan menurunnya sistem kekebalan
tubuh oleh virus HIV.
5. HIV adalah…
a. Virus yang menyerang imun tubuh manusia
b. Virus yang menyerang tubuh
c. Suatu infeksi yang menyerang tubuh
d. Bakteri yang menyerang imun tubuh manusia.
B. Berdasarkan Tanda dan Gejala
1. Setelah tubuh terinfeksi HIV, maka dapat menunjukkan tanda dan gejala AIDS
pada…
a. 5-10 hari kemudian
29. 29
b. 5-10 bulan mendatang
c. 5-10 tahun mendatang
d. 5-10 minggu mendatang
2. HIV/AIDS memiliki pembagian stadium seseorang dikatakan AIDS apabila
sudah pada stadium…
a. Stadium kedua
b. Stadium pertama
c. Stadium ketiga
d. Stadium keempat
3. Dibawah ini yang merupakan tanda dan gejala seorang penderita AIDS,
kecuali…
a. Demam berkepanjangan lebih dari tiga bulan
b. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam waktu tiga bulan
c. Batuk beberapa hari, sembuh setelah berobat dalam waktu yang singkat
d. Diare terus menerus lebih dari satu bulan.
4. Seseorang dapat dikatakan positif pengidap HIV bila…
a. Berat badan tiba-tiba menurun.
b. Test darah positif HIV.
c. Demam naik turun ± 1 minggu
d. Diare ± 1 minggu
30. 30
5. Dibawah ini yang merupakan tanda dan gejala seorang penderita AIDS
adalah…
a. Demam berkepanjangan lebih dari satu bulan
b. Diare ± 1 minggu setelah diobati sembuh
c. Berat badan menurun dalam waktu 2 minggu
d. Batuk beberapa hari, sembuh setelah berobat dalam waktu yang singkat.
C. Berdasarkan Penyebab HIV/AIDS
1. AIDS disebabkan oleh…
a. Virus HIV
b. Bakteri
c. Jamur
d. Kuman
2. Dibawah ini merupakan factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
HIV/AIDS, kecuali :
a. Penggunaan jarum suntik yang steril
b. Hubungan seksual yang berganti-ganti pasangan
c. Transfusi darah dari orang terinfeksi HIV
d. Pemakaian jarum suntik yang bergantian.
3. Dalam tubuh penderita yang terkena HIV, maka yang diserang dalam tubuh
adalah system…
a. Sistem saraf
31. 31
b. Sistem endokrin
c. Sistem kekebalan tubuh
d. Sistem pencernaan.
4. Dibawah ini yang menyebabkan anak remaja rentan terkena HIV/AIDS,
kecuali…
a. Menjamurnya/banyaknya informasi tentang kenikmatan hidup yang dapat
diperoleh melalui seks, narkoba dan lain-lain.
b. Resiko HIV/AIDS sulit dimengerti oleh para remaja karena gejalanya
terlihat setelah beberapa tahun.
c. Resiko HIV/AIDS mudah dimengerti oleh para remaja karena gejalanya
langsung nampak.
d. Perubahan fisik dan emosi remaja yang mempengaruhi dorongan seksual.
5. Pernyataan dibawah ini merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi
terjadinya AIDS adalah…
a. Gigitan nyamuk.
b. Dari ibu yang terkena HIV ke bayinya.
c. Bersalaman dengan orang yang terinfeksi HIV
d. Satu kamar mandi dengan yang terinfeksi HIV.
D. Berdasarkan penularan
1. Yang mempunyai resiko tinggi terkena AIDS, keculi…
a. Membuat tindik dan tato dengan jarum/cukur yang sama
32. 32
b. Berhubungan seks dengan wanita penghibur/pelacur
c. Transfusi darah dari pendonor yang positif HIV
d. Berhubungan seks dengan pasangan yang setia.
2. Selain HIV ditularkan melalui hubungan seks, HIV juga dapat menular melalui,
kecuali…
a. Transfusi darah
b. Gigitan nyamuk
c. Penggunaan alat-alat kesehatan yang tidak steril
d. Dari ibu ke bayinya
3. HIV tidak menular melalui…
a. Penggunaan jarum suntik yang bergantian
b. Gigitan nyamuk, menggunakan jarum/cukur yang sama
c. Hubungan seks dengan pengidap HIV
d. Peralatan makan dan menggunakan kamar mandi yang sama dengan
pengidap HIV.
4. Pernyataan berikut ini dapat merupakan beberapa fakta penularan HIV dari ibu
ke bayinya, kecuali…
a. Terjadi selama pemakaian narkoba
b. Terjadi selama persalinan
c. Terjadi selama menyusui
d. Terjadi selama kehamilan, ketika janin masih dalam kandungan ibu.
33. 33
5. HIV/AIDS dapat menular melalui…
a. Makanan.minuman dan udara
b. Gigitan nyamuk
c. Hubungan seksual, transfuse darah, penggunaan jarum suntik yang
berganti-ganti.
d. Penggunaan kamar mandi bersama orang yang terinfeksi HIV.
E. Berdasarkan Pencegahan HIV/AIDS
1. Yang harus dilakukan untuk menghindari penularan HIV/AIDS melalui
hubungan seksual yaitu…
a. Menggunakan kondom pada saat melakukan hubungan seksual dengan
pengidap HIV positif.
b. Berganti-ganti pasangan
c. Melakukan hubungan seksual dengan pengudap HIV tanpa menggunakan
alat pengaman
d. Berhubungan seksual dengan para pekerja seks/pelacur
2. Sebagai remaja hal yang dapat dilakukan agar terhindar dari HIV/AIDS
adalah…
a. Menjauhi semua pengidap HIV/AIDS
b. Tidak mengikuti perkembangan zaman
c. Tidak mengikuti pergaulan bebas
d. Tidak mendengarkan nasehat orang tua
34. 34
3. Bagaimana tindakan remaja agar tidak tertular HIV/AIDS dari teman yang
sudah terkena HIV….
a. Mengasingkannya
b. Menghindari/menjauhinya
c. Tidak mau bersalaman dengannya
d. Tidak membuat tato/tindik dengan jarum yang sama
4. Dibawah ini yang merupakan tindakan agar bisa terhindar dari HIV/AIDS
yaitu kecuali…
a. Menerima donor darah dengan memeriksakan si pendonor apakah bebas
dari HIV
b. Tidak mengikuti pergaulan bebas
c. Tidak membuet tato/tindik dengan jarum yang sama
d. Menggunakan jarum suntik yang sama pada pemakai narkoba
5. Dibawah ini merupakan hal yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan
HIV/AIDS, kecuali…
a. Pendonor darah sebaiknya diperiksa terlebih dahulu.
b. Menggunakan jarum suntik sekali pakai.
c. Melakukan hubungan seksual dengan pasangan sendiri.
d. Penggunaan jarum suntik yang bergantian oleh pemakai narkoba.
35. 35
KUNCI JAWABAN
A. BERDASARKAN PENGERTIAN HIV/AIDS
1. D
2. D
3. B
4. D
5. A
B. BERDASARKAN TANDA DAN GEJALA HIV/AIDS
1. C
2. D
3. A
4. B
5. D
C. BERDASARKAN PENYABAB AIDS
1. A
2. A
3. C
4. C
5. B
D. BERDASARKAN PENULARAN HIV/AIDS
1. D
36. 36
2. B
3. D
4. A
5. C
E. BERDASARKAN PENCEGAHAN HIV/AIDS
1. A
2. C
3. D
4. D
5. D
37. 37
D A F T A R I S I
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
DAFTAR ISI ................................................................................................. i
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah ..................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian ......................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian ....................................................... 5
BAB II : LANDASAN TEORITIS .................................................... 6
2.1. Pengertian .................................................................... 6
2.2. Remaja ......................................................................... 8
2.3. HIV/AIDS ................................................................... 10
BAB III : METODE PENELITIAN ................................................... 19
3.1. Kerangka Konsep ........................................................ 19
3.2. Defenisi Operasional ................................................... 19
3.3. Jenis Penelitian ............................................................ 20
3.4. Lokasi Penelitian ......................................................... 21
3.5. Populasi dan Sampel ................................................... 22
3.6. Metode Pengumpulan Data ......................................... 23
i
38. 38
Halaman
3.7. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ......................... 23
3.8. Penentuan Skala Penelitian ......................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 26
LAMPIRAN : Questioner Penelitian dan Kunci Jawaban.
ii
39. 39
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJATENTANG HIV/AIDS
DI KELAS XI SMA NEGERI 1 PANCUR BATU
KECAMATAN PANCUR BATU
TAHUN 2011
P R O P O S A L
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
EKA KRISNA BR SEMBIRING
NIM : 08.017
AKADEMI KEBIDANAN PEMKAB KARO
ANGKATAN X (SEPULUH)
KABANJAHE