SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian penduduknya bermata
pencaharian sebagai petani sayuran. Kebutuhan pupuk untuk pertanian semakin
banyak sebanding dengan produksi pupuk dan mahalnya harga pupuk. Oleh
karena itu, perlu diadakan solusi untuk mengatasi kendalah tersebut yaitu
dengan menggunakan pupuk organik seperti pupuk kandang. Pupuk kandang
yang umum digunakan petani untuk tanaman yaitu kotoran sapi, kotoran
kambing, dan kotoran ayam. Pada kotoran kambing mengandung N 2.45%, P
1,13%, K 3,5%, Mg 0,76%, Ca 1,47%, dan S 0.52%. Kotoran hewan lainnya
yang memiliki potensi sebagai pupuk organik dan belum dimanfaatkan adalah
kotoran kelinci. Kotoran kelinci merupakan sumber pupuk kandang yang baik
karena mengandung unsur hara N, P, dan K yang cukup baik untuk kesuburan
tanaman. Di dalam kotoran kelinci mengandung unsur hara seperti N 2.62%, P
2.48%, K 1.86%, Mg 0.49%, Ca 2.08%, dan S 0.36% (Sajimin, 2005)
Pada umunya petani melakukan budidaya tanaman secara konvensional
akan tetapi seiring dengan berkembangnya zaman, cara budidaya seperti ini
kurang efisien dan efektif. Hal ini dikarenakan budidaya sawi secara
konvensional menggunakan tanah sebagai media tanam sehingga
membutuhkan lahan pertanian yang luas, padahal kondisi saat ini ketersediaan
lahan semakin terbatas seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk.
Menurut penelitian yang dilakukan Tulenan (2014), penurunan luas lahan
pertanian terjadi cukup tinggi dalam kurun waktu 7 tahun. Dari tahun 2006 ke
tahun 2009 terjadi sedikit penurunan, sedangkan dari tahun 2009 ke tahun 2012
terjadi penurunan yang cukup besar. Maka dapat disimpulkan bahwa luas lahan
pertanian berkurang terus menerus dari tahun ke tahun yang menyebabkan
ketersediaan lahan pertanian semakin sempit sehingga produksi tanaman yang
dihasilkan berkurang.
2
Seiring dengan kondisi lahan pertanian yang semakin terbatas dan
kebutuhan pangan harus terpenuhi maka, mendorong sektor pertanian untuk
mengatasi kendala tersebut dengan meningkatkan penerapan pertanian lahan
sempit yaitu dengan teknik budidaya hidroponik. Hidroponik adalah
membudidayakan tanaman tanpa menggunakan tanah tetapi menggunakan air
dan larutan nutrisi sebagai media tanam. Agar tanaman dapat berdiri tegak
maka dibutuhkan media tanam sebagai penyangga tanaman tersebut. Syarat
media tanam yang digunakan untuk hidroponik yaitu mampu menyerap air dan
nutrisi, dapat menyalurkan larutan nutrisi pada tanaman, dan tidak mudah
busuk. Salah satunya adalah rockwool. Rockwool merupakan media yang
terbuat dari serabut batu apung gunung, teksturnya ringan, mempunyai
porositas yang baik dan tidak perlu disterilkan (Prihmantoro, 2005).
Budidaya tanaman secara hidroponik memiliki beberapa keuntungan yaitu
pertumbuhan tanaman dapat dikontrol, tanaman yang diproduksi lebih
berkualitas, tanaman jarang terserang hama penyakit, pemberian larutan unsur
hara lebih efektif dan efisien karena dapat disesuaikan dengan kebutuhan
tanaman tersebut, dapat diusahakan terus menerus tidak tergantung musim, dan
dapat diterapkan pada lahan sempit. Menurut Hartus (2008) dalam penelitian
Wibowo (2013), bahwa pemeliharaan tanaman hidroponik lebih mudah, media
tanamnya steril, serangan hama dan penyakit relatif kecil, dan produktivitas
tanaman yang dihasilkan lebih tinggi.
Pada budidaya hidroponik, faktor penting yang harus diperhatikan untuk
memperoleh hasil pertumbuhan tanaman yang optimal adalah kebutuhan nutrisi
untuk tanaman harus terpenuhi. Selama ini salah satu sumber nutrisi yang
digunakan dalam budidaya hidroponik adalah dengan menggunakan pupuk dan
umumnya menggunakan pupuk anorganik salah satunya adalah larutan nutrisi
AB mix. Pupuk tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman akan
tetapi, apabila digunakan terus menerus akan berdampak negatif, tidak ramah
lingkungan dan harga relatif mahal (Nugraha, 2015). Kandungan unsur hara
dalam 5000 g larutan nutrisi AB mix yaitu Ca (NO3)2 1100 g, K (NO3)2 530 g,
Fe 86 g, dan MgSO4 4,2 g (Mairusmianti, 2011).
3
Hasil produksi sawi adalah di bagian daunnya, oleh karena itu pupuk yang
diberikan sebaiknya banyak mengandung unsur Nitrogen (N). Salah satu fungsi
nitrogen adalah untuk memperbaiki bagian vegetatif tanaman terutama untuk
membentuk zat hijau daun tanaman, sehingga proses fisiologis seperti
fotosintesis dan respirasi akan berjalan dengan baik (Nazaruddin, 2000 dalam
penelitian Surtinah, 2006). Sedangkan menurut Sutejo (1990), nitrogen bagi
tanaman berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, meningkatkan
hasil tanaman pengahasil daun-daunan, dan dapat menyehatkan pertumbuhan
daun, daun tanaman lebar dengan warna lebih hijau.
Inovasi penggunaan pupuk yang tidak memiliki efek samping berbahaya
dan memiliki kandungan unsur hara N misalnya, pupuk organik yaitu pupuk
kandang. Menurut Sitompul (2014), hasil penelitian yang telah dilakukan
bahwa pemberian pupuk kandang kelinci berpengaruh nyata untuk
meningkatkan tinggi tanaman, total luas, dan bobot kering tajuk dengan dosis
terbaik sementara untuk masing-masing parameter 150 g (K3). Dimana,
pemberian pupuk kandang kelinci masih menunjukkan hubungan yang linear
terhadap pertumbuhan bibit kakao. Sedangkan menurut penelitian Eka (2014),
bahwa berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh pemberian pupuk cair
hasil fermentasi kotoran padat kelinci dengan berbagai konsentrasi terhadap
pertumbuhan sambiloto menunjukkan bahwa perlakuan A5 (konsentrasi 30%)
dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun,
dan panjang akar sambiloto.
Menurut penelitian yang dilakukan Supardi (2011), pemberian pupuk cair
kotoran kambing memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan luas daun dan
tinggi tanaman sawi. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan Nurshanti
(2000), pemberian pupuk organik kotoran kambing berpengaruh nyata pada
tinggi tanaman sawi caisim apabila dibandingkan dengan pemberian pupuk
kotoran sapi, dan kotoran ayam. Hal ini dikarenakan kandungan unsur hara
pada kotoran kambing lebih banyak dan bervariasi dibandingkan dengan
kotoran sapi dan ayam.
4
Sawi adalah salah satu jenis sayuran daun yang dibudidayakan oleh petani
di Indonesia sebagai peluang bisnis. Sayuran ini sangat digemari oleh berbagai
kalangan masyarakat karena, rasanya enak dan memiliki kandungan zat gizi
cukup baik untuk kesehatan tubuh. Zat-zat makanan yang terkandung dalam
tiap 100 g sawi adalah protein 2.3 g, karbohidrat 4.0 g, Ca 220.0 mg, vitamin A
1940.0 mg, vitamin B 0.09 mg, dan vitamin C 102 mg (Direktorat Gizi, 1981).
Ada beberapa jenis sawi yang cukup terkenal antara lain sawi hijau, sawi
putih, sawi keriting, sawi monumen, pakcoy (sawi daging), dan sawi caisim
(sawi bakso). Dari keenam jenis sawi tersebut, sawi caisim merupakan jenis
sawi yang banyak dipasarkan di kalangan konsumen. Sawi ini memiliki tangkai
daun yang panjang, kecil, dan berwarna putih kehijauan. Daunnya lebar
memanjang, tipis, dan berwarna hijau. Rasanya renyah dan segar dengan
sedikit rasa pahit yang membuat sawi ini banyak diminati. Pada umumnya,
masyarakat mengkonsumsi sawi ini dalam keadaan mentah yang dijadikan
sebagai lalapan maupun dengan cara diolah menjadi masakan seperti tumis dan
dibutuhkan oleh pedagang sebagai pelengkap masakan capcay, mie ayam,
baso, dan gado-gado (Haryanto, 2003).
Dalam penelitian ini memilih tanaman sawi caisim dikarenakan
pertumbuhannya cukup mudah. Sawi dapat tumbuh baik di tempat yang
beriklim panas maupun beriklim dingin sehingga dapat dibudidayakan di
daerah dataran tinggi maupun dataran rendah dan umur panennya cukup
pendek yaitu dapat dipanen pada umur 40-50 hari setelah ditanam (Edi, 2010).
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka akan
dilakukan penelitian dengan judul “Pertumbuhan Tanaman Sawi Caisim
(Brassica juncea L.) Secara Hidroponik Pada Media Pupuk Organik Cair
Dari Kotoran Kelinci dan Kotoran Kambing”.
5
B. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini permasalahan perlu dibatasi agar lebih terarah dalam
melakukan penelitian sesuai dengan judul. Adapun batasan masalah-masalah
sebagai berikut :
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah tanaman sawi caisim dan pupuk organik
cair dari kotoran kelinci dan kotoran kambing.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tanaman sawi caisim secara
hidroponik.
3. Parameter
Parameter dalam penelitian ini adalah pertumbuhan vegetatif (tinggi
tanaman dan jumlah daun) setelah satu bulan.
C. Perumusan Masalah
Bagaimanakah pengaruh pemberian pupuk organik cair dari kotoran
kelinci dan kotoran kambing terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim
secara hidroponik ditinjau dari parameter tinggi batang dan jumlah daun?
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair dari kotoran
kelinci dan kotoran kambing terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim
secara hidroponik ditinjau dari parameter tinggi batang dan jumlah daun.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Ilmu Pendidikan
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam dunia
pendidikan yaitu dijadikan sebagai materi pembelajaran mengenai
pertumbuhan tanaman dengan sistem hidroponik dan pemanfaatan
kotoran hewan ternak (kotoran kelinci dan kotoran kambing) sebagai
pupuk organik cair.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian
yang akan datang.
6
2. Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai alternatif
cara budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah (hidroponik) dan
memanfaatkan kotoran hewan ternak (kotoran kelinci dan kotoran
kambing) sebagai nutrisinya.
3. Peneliti
Dapat mengetahui bahwa konsentrasi nutrisi pupuk organik cair dari hewan
ternak (kotoran kelinci dan kotoran kambing) yang baik sebagai
pertumbuhan tanaman secara hidroponik.

More Related Content

What's hot

Laporan Sayuran Organik LNK49
Laporan Sayuran Organik LNK49Laporan Sayuran Organik LNK49
Laporan Sayuran Organik LNK49Keylala Hawkins
 
Karakter agronomi berbagai aksesi tanaman katuk (
Karakter agronomi berbagai aksesi tanaman katuk (Karakter agronomi berbagai aksesi tanaman katuk (
Karakter agronomi berbagai aksesi tanaman katuk (Ekal Kurniawan
 
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...Repository Ipb
 
APLIKASI PUPUK ANORGANIK DAN ORGANIK HAYATI PADA BUDIDAYA PADI SRI (System of...
APLIKASI PUPUK ANORGANIK DAN ORGANIK HAYATI PADA BUDIDAYA PADI SRI (System of...APLIKASI PUPUK ANORGANIK DAN ORGANIK HAYATI PADA BUDIDAYA PADI SRI (System of...
APLIKASI PUPUK ANORGANIK DAN ORGANIK HAYATI PADA BUDIDAYA PADI SRI (System of...Repository Ipb
 
Teknologi produksi tanaman jagung
Teknologi produksi tanaman jagung Teknologi produksi tanaman jagung
Teknologi produksi tanaman jagung Fitri Hamasah
 
7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosis
7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosis7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosis
7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosisIr. Zakaria, M.M
 
Artikel ilmiah PKM-P
Artikel ilmiah PKM-PArtikel ilmiah PKM-P
Artikel ilmiah PKM-PFANIAANDYANI
 
Laporan laporan kel 1 - copy
Laporan laporan kel 1 - copyLaporan laporan kel 1 - copy
Laporan laporan kel 1 - copyripto atmaja
 
Amrullah Mukhtar, S.Pd
Amrullah Mukhtar, S.PdAmrullah Mukhtar, S.Pd
Amrullah Mukhtar, S.PdSMPN 4 Kerinci
 
Makalahbudidaya ttalas
Makalahbudidaya ttalasMakalahbudidaya ttalas
Makalahbudidaya ttalasmoe2l
 
Makalah kubis
Makalah kubisMakalah kubis
Makalah kubismoe2l
 

What's hot (18)

Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Laporan Sayuran Organik LNK49
Laporan Sayuran Organik LNK49Laporan Sayuran Organik LNK49
Laporan Sayuran Organik LNK49
 
Karakter agronomi berbagai aksesi tanaman katuk (
Karakter agronomi berbagai aksesi tanaman katuk (Karakter agronomi berbagai aksesi tanaman katuk (
Karakter agronomi berbagai aksesi tanaman katuk (
 
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...
 
14 mastina djalil-dkk
14 mastina djalil-dkk14 mastina djalil-dkk
14 mastina djalil-dkk
 
APLIKASI PUPUK ANORGANIK DAN ORGANIK HAYATI PADA BUDIDAYA PADI SRI (System of...
APLIKASI PUPUK ANORGANIK DAN ORGANIK HAYATI PADA BUDIDAYA PADI SRI (System of...APLIKASI PUPUK ANORGANIK DAN ORGANIK HAYATI PADA BUDIDAYA PADI SRI (System of...
APLIKASI PUPUK ANORGANIK DAN ORGANIK HAYATI PADA BUDIDAYA PADI SRI (System of...
 
Analisis jurnal
Analisis jurnalAnalisis jurnal
Analisis jurnal
 
Teknologi produksi tanaman jagung
Teknologi produksi tanaman jagung Teknologi produksi tanaman jagung
Teknologi produksi tanaman jagung
 
7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosis
7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosis7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosis
7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosis
 
Artikel ilmiah PKM-P
Artikel ilmiah PKM-PArtikel ilmiah PKM-P
Artikel ilmiah PKM-P
 
Laporan laporan kel 1 - copy
Laporan laporan kel 1 - copyLaporan laporan kel 1 - copy
Laporan laporan kel 1 - copy
 
Seminar botani
Seminar botaniSeminar botani
Seminar botani
 
Amrullah Mukhtar, S.Pd
Amrullah Mukhtar, S.PdAmrullah Mukhtar, S.Pd
Amrullah Mukhtar, S.Pd
 
Praktikum Vertikultur Tanaman
Praktikum Vertikultur TanamanPraktikum Vertikultur Tanaman
Praktikum Vertikultur Tanaman
 
Proposal penelitian husni
Proposal penelitian husniProposal penelitian husni
Proposal penelitian husni
 
Makalahbudidaya ttalas
Makalahbudidaya ttalasMakalahbudidaya ttalas
Makalahbudidaya ttalas
 
Makalah kubis
Makalah kubisMakalah kubis
Makalah kubis
 

Similar to Bab i

PPT Sempro Syaifuddin.pptx
PPT Sempro Syaifuddin.pptxPPT Sempro Syaifuddin.pptx
PPT Sempro Syaifuddin.pptxsitimaslaha1
 
ABU SEKAM PADI.pdf
ABU SEKAM PADI.pdfABU SEKAM PADI.pdf
ABU SEKAM PADI.pdfRisWandi38
 
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpaduLaporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpaduLaode Syawal Fapet
 
ANALISIS PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DARI YAKULT DAN AIR BERAS
ANALISIS PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DARI YAKULT DAN AIR BERASANALISIS PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DARI YAKULT DAN AIR BERAS
ANALISIS PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DARI YAKULT DAN AIR BERASnursyifatiara
 
RINGKASAN PROPOSAL KAROLUS NADHO.docx
RINGKASAN PROPOSAL KAROLUS NADHO.docxRINGKASAN PROPOSAL KAROLUS NADHO.docx
RINGKASAN PROPOSAL KAROLUS NADHO.docxBangsani
 
PENGARUH GIBERELIN DAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG KEDELAI
PENGARUH GIBERELIN DAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG KEDELAIPENGARUH GIBERELIN DAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG KEDELAI
PENGARUH GIBERELIN DAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG KEDELAIDevi Ningsih
 
PPT KUBIS.pptx
PPT KUBIS.pptxPPT KUBIS.pptx
PPT KUBIS.pptxhappy911
 
Epistimiologi yaitu meliputi logika pengetahuan ilmiah dan metodologi yang te...
Epistimiologi yaitu meliputi logika pengetahuan ilmiah dan metodologi yang te...Epistimiologi yaitu meliputi logika pengetahuan ilmiah dan metodologi yang te...
Epistimiologi yaitu meliputi logika pengetahuan ilmiah dan metodologi yang te...Operator Warnet Vast Raha
 
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...NurdinUng
 
PERTUMBUHAN DAN HASIL CABAI RAWIT MERAH (Capsicum annum L.) PADA SISTEM HIDRO...
PERTUMBUHAN DAN HASIL CABAI RAWIT MERAH (Capsicum annum L.) PADA SISTEM HIDRO...PERTUMBUHAN DAN HASIL CABAI RAWIT MERAH (Capsicum annum L.) PADA SISTEM HIDRO...
PERTUMBUHAN DAN HASIL CABAI RAWIT MERAH (Capsicum annum L.) PADA SISTEM HIDRO...Muhammad Rusdil Fikri
 
PPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptx
PPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptxPPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptx
PPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptxanamansyah
 
Tugas Menara Hara Hidroponik
Tugas Menara Hara HidroponikTugas Menara Hara Hidroponik
Tugas Menara Hara Hidroponikivan ara
 
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...Hazar Noah
 
Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai di ta...
Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai  di ta...Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai  di ta...
Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai di ta...Dody Perdana
 
Pengaruh Pemberian Mikoriza dan Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi...
Pengaruh Pemberian Mikoriza dan Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi...Pengaruh Pemberian Mikoriza dan Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi...
Pengaruh Pemberian Mikoriza dan Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi...faniardiani
 
Pembuatan kompos dari jerami padi
Pembuatan kompos dari jerami padiPembuatan kompos dari jerami padi
Pembuatan kompos dari jerami padiMasyithahRachmat30
 

Similar to Bab i (20)

PPT Sempro Syaifuddin.pptx
PPT Sempro Syaifuddin.pptxPPT Sempro Syaifuddin.pptx
PPT Sempro Syaifuddin.pptx
 
ABU SEKAM PADI.pdf
ABU SEKAM PADI.pdfABU SEKAM PADI.pdf
ABU SEKAM PADI.pdf
 
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpaduLaporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
 
ANALISIS PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DARI YAKULT DAN AIR BERAS
ANALISIS PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DARI YAKULT DAN AIR BERASANALISIS PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DARI YAKULT DAN AIR BERAS
ANALISIS PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DARI YAKULT DAN AIR BERAS
 
RINGKASAN PROPOSAL KAROLUS NADHO.docx
RINGKASAN PROPOSAL KAROLUS NADHO.docxRINGKASAN PROPOSAL KAROLUS NADHO.docx
RINGKASAN PROPOSAL KAROLUS NADHO.docx
 
PENGARUH GIBERELIN DAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG KEDELAI
PENGARUH GIBERELIN DAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG KEDELAIPENGARUH GIBERELIN DAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG KEDELAI
PENGARUH GIBERELIN DAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG KEDELAI
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
PPT KUBIS.pptx
PPT KUBIS.pptxPPT KUBIS.pptx
PPT KUBIS.pptx
 
Ppt project kelompok 5 b kultur jaringan.
Ppt project kelompok 5 b kultur jaringan.Ppt project kelompok 5 b kultur jaringan.
Ppt project kelompok 5 b kultur jaringan.
 
Epistimiologi yaitu meliputi logika pengetahuan ilmiah dan metodologi yang te...
Epistimiologi yaitu meliputi logika pengetahuan ilmiah dan metodologi yang te...Epistimiologi yaitu meliputi logika pengetahuan ilmiah dan metodologi yang te...
Epistimiologi yaitu meliputi logika pengetahuan ilmiah dan metodologi yang te...
 
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
 
Penelitian tanaman
Penelitian tanamanPenelitian tanaman
Penelitian tanaman
 
PERTUMBUHAN DAN HASIL CABAI RAWIT MERAH (Capsicum annum L.) PADA SISTEM HIDRO...
PERTUMBUHAN DAN HASIL CABAI RAWIT MERAH (Capsicum annum L.) PADA SISTEM HIDRO...PERTUMBUHAN DAN HASIL CABAI RAWIT MERAH (Capsicum annum L.) PADA SISTEM HIDRO...
PERTUMBUHAN DAN HASIL CABAI RAWIT MERAH (Capsicum annum L.) PADA SISTEM HIDRO...
 
PPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptx
PPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptxPPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptx
PPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptx
 
Tugas Menara Hara Hidroponik
Tugas Menara Hara HidroponikTugas Menara Hara Hidroponik
Tugas Menara Hara Hidroponik
 
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...
 
Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai di ta...
Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai  di ta...Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai  di ta...
Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai di ta...
 
Proposal pho
Proposal phoProposal pho
Proposal pho
 
Pengaruh Pemberian Mikoriza dan Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi...
Pengaruh Pemberian Mikoriza dan Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi...Pengaruh Pemberian Mikoriza dan Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi...
Pengaruh Pemberian Mikoriza dan Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi...
 
Pembuatan kompos dari jerami padi
Pembuatan kompos dari jerami padiPembuatan kompos dari jerami padi
Pembuatan kompos dari jerami padi
 

Bab i

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sayuran. Kebutuhan pupuk untuk pertanian semakin banyak sebanding dengan produksi pupuk dan mahalnya harga pupuk. Oleh karena itu, perlu diadakan solusi untuk mengatasi kendalah tersebut yaitu dengan menggunakan pupuk organik seperti pupuk kandang. Pupuk kandang yang umum digunakan petani untuk tanaman yaitu kotoran sapi, kotoran kambing, dan kotoran ayam. Pada kotoran kambing mengandung N 2.45%, P 1,13%, K 3,5%, Mg 0,76%, Ca 1,47%, dan S 0.52%. Kotoran hewan lainnya yang memiliki potensi sebagai pupuk organik dan belum dimanfaatkan adalah kotoran kelinci. Kotoran kelinci merupakan sumber pupuk kandang yang baik karena mengandung unsur hara N, P, dan K yang cukup baik untuk kesuburan tanaman. Di dalam kotoran kelinci mengandung unsur hara seperti N 2.62%, P 2.48%, K 1.86%, Mg 0.49%, Ca 2.08%, dan S 0.36% (Sajimin, 2005) Pada umunya petani melakukan budidaya tanaman secara konvensional akan tetapi seiring dengan berkembangnya zaman, cara budidaya seperti ini kurang efisien dan efektif. Hal ini dikarenakan budidaya sawi secara konvensional menggunakan tanah sebagai media tanam sehingga membutuhkan lahan pertanian yang luas, padahal kondisi saat ini ketersediaan lahan semakin terbatas seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Menurut penelitian yang dilakukan Tulenan (2014), penurunan luas lahan pertanian terjadi cukup tinggi dalam kurun waktu 7 tahun. Dari tahun 2006 ke tahun 2009 terjadi sedikit penurunan, sedangkan dari tahun 2009 ke tahun 2012 terjadi penurunan yang cukup besar. Maka dapat disimpulkan bahwa luas lahan pertanian berkurang terus menerus dari tahun ke tahun yang menyebabkan ketersediaan lahan pertanian semakin sempit sehingga produksi tanaman yang dihasilkan berkurang.
  • 2. 2 Seiring dengan kondisi lahan pertanian yang semakin terbatas dan kebutuhan pangan harus terpenuhi maka, mendorong sektor pertanian untuk mengatasi kendala tersebut dengan meningkatkan penerapan pertanian lahan sempit yaitu dengan teknik budidaya hidroponik. Hidroponik adalah membudidayakan tanaman tanpa menggunakan tanah tetapi menggunakan air dan larutan nutrisi sebagai media tanam. Agar tanaman dapat berdiri tegak maka dibutuhkan media tanam sebagai penyangga tanaman tersebut. Syarat media tanam yang digunakan untuk hidroponik yaitu mampu menyerap air dan nutrisi, dapat menyalurkan larutan nutrisi pada tanaman, dan tidak mudah busuk. Salah satunya adalah rockwool. Rockwool merupakan media yang terbuat dari serabut batu apung gunung, teksturnya ringan, mempunyai porositas yang baik dan tidak perlu disterilkan (Prihmantoro, 2005). Budidaya tanaman secara hidroponik memiliki beberapa keuntungan yaitu pertumbuhan tanaman dapat dikontrol, tanaman yang diproduksi lebih berkualitas, tanaman jarang terserang hama penyakit, pemberian larutan unsur hara lebih efektif dan efisien karena dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman tersebut, dapat diusahakan terus menerus tidak tergantung musim, dan dapat diterapkan pada lahan sempit. Menurut Hartus (2008) dalam penelitian Wibowo (2013), bahwa pemeliharaan tanaman hidroponik lebih mudah, media tanamnya steril, serangan hama dan penyakit relatif kecil, dan produktivitas tanaman yang dihasilkan lebih tinggi. Pada budidaya hidroponik, faktor penting yang harus diperhatikan untuk memperoleh hasil pertumbuhan tanaman yang optimal adalah kebutuhan nutrisi untuk tanaman harus terpenuhi. Selama ini salah satu sumber nutrisi yang digunakan dalam budidaya hidroponik adalah dengan menggunakan pupuk dan umumnya menggunakan pupuk anorganik salah satunya adalah larutan nutrisi AB mix. Pupuk tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman akan tetapi, apabila digunakan terus menerus akan berdampak negatif, tidak ramah lingkungan dan harga relatif mahal (Nugraha, 2015). Kandungan unsur hara dalam 5000 g larutan nutrisi AB mix yaitu Ca (NO3)2 1100 g, K (NO3)2 530 g, Fe 86 g, dan MgSO4 4,2 g (Mairusmianti, 2011).
  • 3. 3 Hasil produksi sawi adalah di bagian daunnya, oleh karena itu pupuk yang diberikan sebaiknya banyak mengandung unsur Nitrogen (N). Salah satu fungsi nitrogen adalah untuk memperbaiki bagian vegetatif tanaman terutama untuk membentuk zat hijau daun tanaman, sehingga proses fisiologis seperti fotosintesis dan respirasi akan berjalan dengan baik (Nazaruddin, 2000 dalam penelitian Surtinah, 2006). Sedangkan menurut Sutejo (1990), nitrogen bagi tanaman berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, meningkatkan hasil tanaman pengahasil daun-daunan, dan dapat menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman lebar dengan warna lebih hijau. Inovasi penggunaan pupuk yang tidak memiliki efek samping berbahaya dan memiliki kandungan unsur hara N misalnya, pupuk organik yaitu pupuk kandang. Menurut Sitompul (2014), hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa pemberian pupuk kandang kelinci berpengaruh nyata untuk meningkatkan tinggi tanaman, total luas, dan bobot kering tajuk dengan dosis terbaik sementara untuk masing-masing parameter 150 g (K3). Dimana, pemberian pupuk kandang kelinci masih menunjukkan hubungan yang linear terhadap pertumbuhan bibit kakao. Sedangkan menurut penelitian Eka (2014), bahwa berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh pemberian pupuk cair hasil fermentasi kotoran padat kelinci dengan berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan sambiloto menunjukkan bahwa perlakuan A5 (konsentrasi 30%) dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, dan panjang akar sambiloto. Menurut penelitian yang dilakukan Supardi (2011), pemberian pupuk cair kotoran kambing memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan luas daun dan tinggi tanaman sawi. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan Nurshanti (2000), pemberian pupuk organik kotoran kambing berpengaruh nyata pada tinggi tanaman sawi caisim apabila dibandingkan dengan pemberian pupuk kotoran sapi, dan kotoran ayam. Hal ini dikarenakan kandungan unsur hara pada kotoran kambing lebih banyak dan bervariasi dibandingkan dengan kotoran sapi dan ayam.
  • 4. 4 Sawi adalah salah satu jenis sayuran daun yang dibudidayakan oleh petani di Indonesia sebagai peluang bisnis. Sayuran ini sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena, rasanya enak dan memiliki kandungan zat gizi cukup baik untuk kesehatan tubuh. Zat-zat makanan yang terkandung dalam tiap 100 g sawi adalah protein 2.3 g, karbohidrat 4.0 g, Ca 220.0 mg, vitamin A 1940.0 mg, vitamin B 0.09 mg, dan vitamin C 102 mg (Direktorat Gizi, 1981). Ada beberapa jenis sawi yang cukup terkenal antara lain sawi hijau, sawi putih, sawi keriting, sawi monumen, pakcoy (sawi daging), dan sawi caisim (sawi bakso). Dari keenam jenis sawi tersebut, sawi caisim merupakan jenis sawi yang banyak dipasarkan di kalangan konsumen. Sawi ini memiliki tangkai daun yang panjang, kecil, dan berwarna putih kehijauan. Daunnya lebar memanjang, tipis, dan berwarna hijau. Rasanya renyah dan segar dengan sedikit rasa pahit yang membuat sawi ini banyak diminati. Pada umumnya, masyarakat mengkonsumsi sawi ini dalam keadaan mentah yang dijadikan sebagai lalapan maupun dengan cara diolah menjadi masakan seperti tumis dan dibutuhkan oleh pedagang sebagai pelengkap masakan capcay, mie ayam, baso, dan gado-gado (Haryanto, 2003). Dalam penelitian ini memilih tanaman sawi caisim dikarenakan pertumbuhannya cukup mudah. Sawi dapat tumbuh baik di tempat yang beriklim panas maupun beriklim dingin sehingga dapat dibudidayakan di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah dan umur panennya cukup pendek yaitu dapat dipanen pada umur 40-50 hari setelah ditanam (Edi, 2010). Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Pertumbuhan Tanaman Sawi Caisim (Brassica juncea L.) Secara Hidroponik Pada Media Pupuk Organik Cair Dari Kotoran Kelinci dan Kotoran Kambing”.
  • 5. 5 B. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini permasalahan perlu dibatasi agar lebih terarah dalam melakukan penelitian sesuai dengan judul. Adapun batasan masalah-masalah sebagai berikut : 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah tanaman sawi caisim dan pupuk organik cair dari kotoran kelinci dan kotoran kambing. 2. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tanaman sawi caisim secara hidroponik. 3. Parameter Parameter dalam penelitian ini adalah pertumbuhan vegetatif (tinggi tanaman dan jumlah daun) setelah satu bulan. C. Perumusan Masalah Bagaimanakah pengaruh pemberian pupuk organik cair dari kotoran kelinci dan kotoran kambing terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim secara hidroponik ditinjau dari parameter tinggi batang dan jumlah daun? D. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair dari kotoran kelinci dan kotoran kambing terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim secara hidroponik ditinjau dari parameter tinggi batang dan jumlah daun. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Ilmu Pendidikan a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam dunia pendidikan yaitu dijadikan sebagai materi pembelajaran mengenai pertumbuhan tanaman dengan sistem hidroponik dan pemanfaatan kotoran hewan ternak (kotoran kelinci dan kotoran kambing) sebagai pupuk organik cair. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian yang akan datang.
  • 6. 6 2. Masyarakat Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai alternatif cara budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah (hidroponik) dan memanfaatkan kotoran hewan ternak (kotoran kelinci dan kotoran kambing) sebagai nutrisinya. 3. Peneliti Dapat mengetahui bahwa konsentrasi nutrisi pupuk organik cair dari hewan ternak (kotoran kelinci dan kotoran kambing) yang baik sebagai pertumbuhan tanaman secara hidroponik.