Perang Diponegoro (1825-1830) terjadi akibat pertentangan antara Pangeran Diponegoro dengan pemerintah kolonial Belanda mengenai perbaikan jalan di Yogyakarta. Perang Padri (1803-1838) dimulai dari konflik agama antara Kaum Padri dan Kaum Adat di Minangkabau, kemudian berubah menjadi perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Kedua perang berakhir dengan kemenangan Belanda dan pengasingan tokoh pemimpin perlaw
2. ANGGOTA KELOMPOK 4 (XI MIPA 3)
• Adinda Fatkhah Gifary (02)
• Ahmad Husein Haekal Al Kaff (04)
• Hafidz Dhany Wicaksono (16)
• Massinangku Al Egsa (17)
• Muchmirul Yusa Setyaji (18)
• Olifia Azzahra (21)
• Rifqi Ahmad Makarim (24)
3. PERANG DIPONEGORO (I. PENDAHULUAN)
• Waktu : 25 Juli 1825 s/d 1830
• Tempat : Pulau Jawa
• Hasil : Penguasaan Belanda atas Pulau Jawa.
• Tokoh : Pangeran Diponegoro
Disebut PERANG JAWA & salah satu pertempuran TERBESAR
bagi Belanda. Memakan korban sebanyak 8.000 serdadu Eropa, 7.000
pribumi, & 200.000 orang Jawa.
4. PERANG DIPONEGORO (II. LATAR BELAKANG)
MEI 1825, SMISSAERT (pemimpin Belanda) ingin MEMPERBAIKI
JALAN yang rencanya dari Yogyakarta s/d Magelang melewati Muntilan,
justru dibelokkan melewati Tegalrejo & melintasi MAKAM LELUHUR
Pangeran Diponegoro. Patok yang telah dicabut kembali dipasang.
Sehingga Pangeran Diponegoro mengganti patok dengan TOMBAK
sebagai PERNYATAAN PERANG. Perjuangan dibantu KYAI MAJA
sebagai pemimpin spiritual pemberontakan.
20 JUL 1825, Belanda MENGEPUNG rumah Pangeran Diponegoro
di Tegalrejo. Ia & keluarganya MELARIKAN DIRI ke DESA DOKSO, lanjut
ke GOA SELARONG yang dijadikan basisnya. Sementara itu, Belanda
MEMBAKAR rumahnya.
5. PERANG DIPONEGORO (III. JALAN PEPERANGAN)
Dengan semangat “SADUMUK BATHUK, SANYARI BUMI DITOHI
TEKAN PATI“ (“Sejari kepala sejengkal tanah dibela sampai mati”), perang
dimulai. 1825-1826, pasukan Pangeran Diponegoro & panglima Sentot
Prawirodirdjo unggul.
Akibat rugi, 1827 JEND. DE KOCK menggunakan siasat BENTENG
STELSEL, yaitu membangun benteng untuk mempersempit ruang gerak.
Belanda juga MENDATANGKAN PASUKAN dari Sumatera Barat. Taktik
lain : MENGHASUT pasukan Pangeran Diponegoro agar mau memihak
Belanda & berhasil.
6. 31 OKT 1828, Kyai Maja berunding dengan Belanda tapi gagal,
lalu ditangkap & diasingkan ke MINAHASA. 17 OKT 1829, Sentot
Prawirodirdjo berunding dengan Belanda. 24 OKT 1829, ia dikirim ke
Yogyakarta, lalu ke Sumatera Barat (Perang Padri). Karena justru
bergabung dengan Kaum Padri, ia diasingkan.
21 SEPT 1829, Belanda mengumumkan jika ada yang menangkap
Pangeran Diponegoro akan dihadiahi 20.000 RINGGIT, tapi gagal. 28
MAR 1830, JEND. DE KOCK menjepit pasukan di MAGELANG.
Pangeran Diponegoro bersedia MENYERAHKAN DIRI dengan syarat
pasukannya dilepas. Pangeran Diponegoro diasingkan ke MANADO &
dipindah ke BENTENG ROTTERDAM, Makassar, Sulawesi Selatan. 8
JAN 1855, ia wafat di tempat itu juga.
7.
8. PERANG PADRI (I. PENDAHULUAN)
• Waktu : 1803 s/d 28 Des 1838
• Tempat : Kerajaan Pagaruyung di Minangkabau, Sumatera Barat
• Hasil : Kemenangan Belanda
• Tokoh : Tuanku Imam Bonjol
Disebut PERANG SAUDARA karena adanya pertentangan AGAMA
antara KAUM PADRI & KAUM ADAT sebelum berubah menjadi
peperangan melawan BELANDA.
9. PERANG PADRI (II. LATAR BELAKANG)
Adanya gerakan WAHABI dari ARAB yang dibawa oleh H. MISKIN,
H. SUMANIK, & H. PIOBANG, lalu bersama ulama Pagaruyung (KAUM
PADRI), mereka ingin memperbaiki kebiasaan buruk masyarakat
Pagaruyung (KAUM ADAT). Namun, tidak ada kesepakatan & terjadi
permusuhan (1803). Kaum Padri dipimpin HARIMAU NAN SALAPAN &
Kaum Adat dipimpin Yang Dipertuan Agung saat itu, yaitu SULTAN ARIFIN
MUNINGSYAH.
10. PERANG PADRI (III. KETERLIBATAN BELANDA)
Puncaknya (1815), Kaum Padri dipimpin TUANKU PASAMAN
menyerang Kerajaan Pagaruyung di KOTO TANGAH & Sultan Arifin
Muningsyah pun melarikan diri. Akhirnya, Kaum Adat meminta bantuan
Belanda (21 FEB 1821).
4 MAR 1822, Belanda dipimpin LETKOL RAAFF membuat Kaum
Padri keluar dari Pagaruyung. Lalu, Belanda membangun benteng FORT
VAN DER CAPELLEN di BATUSANGKAR, sedangkan Kaum Padri
bertahan di LINTAU.
11. Saat itu, Belanda juga tengah perang di Jawa (PERANG
DIPONEGORO) yang lebih sulit. Sehingga, tentara di Sumatera Barat
dikurangi. Oleh karenanya, Belanda mengajak TUANKU IMAM BONJOL
(pemimpin Kaum Padri) untuk damai (TAKTIK DAMAI) dengan maklumat
PERJANJIAN MASANG (15 NOV 1825).
ISI:
1. Penetapan batas daerah kedua belah pihak.
2. Kaum Padri harus mengadakan perdagangan hanya dengan pihak
belanda.
12. PERANG PADRI (IV. PEPERANGAN JILID KEDUA)
Kemenangan di Jawa membuat Belanda ingin menundukan Kaum
Padri agar bisa meMONOPOLI. Lalu, Belanda MELANGGAR
PERJANJIAN & membangun benteng FORT DE KOCK di BUKITTINGGI.
Selain itu, Belanda mendatangkan SENTOT PRAWIRODIRDJO
(panglima Pangeran Diponegoro yang memihak Belanda setelah perang
Jawa) untuk menambah pasukan. Namun, ia justru bersengkongkol
dengan Kaum Padri & diketahui Belanda. Sehingga, ia dikembalikan ke
Jawa. Tapi akhirnya, ia dibuang di BENGKULU & ditinggal sampai MATI.
13. PERANG PADRI (V. PERLAWANAN BERSAMA)
1833, Kaum Adat & Kaum Padri BERKOMPROMI. Mereka sadar
Belanda justru menyengsarakan keduanya. 11 Jan 1833, kubu pertahanan
Belanda diserang mendadak & menjadi kacau.
23 Agus 1833, GubJen VAN DEN BOSCH datang & memerintah
segera menyerang BENTENG BONJOL. Berkali-kali Belanda
menyerangnya, tapi gagal. Akhirnya, pada 16 Agus 1837 Benteng Bonjol
dapat DITAKLUKKAN. Imam Bonjol & beberapa pengikutnya
MENGUNDURKAN DIRI ke MARAPAK.
14. Okt 1837, Belanda MENJEBAK Imam Bonjol untuk BERUNDING
tanpa membawa senjata. Ia ditangkap & dibawa ke BUKITTINGGI, lalu ke
PADANG untuk diasingkan. 23 Jan 1838 dipindah ke CIANJUR. 1838 ke
AMBON, 19 Jan 1839 ke MANADO. Setelah diasingkan selama 27
TAHUN, 8 NOV 1864 ia WAFAT.
Perang berlanjut hingga benteng terakhir di DALU-DALU yang
dipimpin TUANKU TAMBUSAI jatuh (28 DES 1838). Sehingga, Tuanku
Tambusai mundur ke NEGERI SEMBILAN. Perang dianggap SELESAI,
kemudian Kerajaan Pagaruyung di bawah PENGAWASAN BELANDA.