SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Pemilihan Bakalan Sapi 
Memilih Bibit Sapi Potong Unggul Untuk Penggemukan 
Keberhasilan penggemukan sapi potong sangat 
tergantung pada pemilihan bibit yang baik dan kecermatan 
selama pemeliharaan. Bakalan yang akan digemukkan dengan 
pemberian pakan tambahan dapat berasal dari sapi lokal yang 
dipasarkan di pasar hewan atau sapi impor yang belum 
maksimal pertumbuhannya. Sebaiknya bakalan dipilih dari sapi 
yang memiliki potensi dapat tumbuh optimal setelah 
digemukkan. Prioritas utama bakalan sapi yang dipilih yaitu 
kurus, berusia remaja, dan sepasang gigi serinya telah tanggal. 
Usaha penggemukan sapi bertujuan mendapatkan keuntungan 
dari pertumbuhan bobot sapi yang dipelihara. Pertumbuhan dan 
lama penggemukan itu ditentukan oleh faktor individu, ras 
(bangsa) sapi, jenis kelamin, dan usia temak bakalan. 
| 1 
Gambar 1. Bibit sapi lokal 
Yose Elfiranto, SST
Pemilihan Bakalan Sapi 
Usaha penggemukan sapi pedaging membutuhkan 
modal utama, yaitu tersedianya bakalan yang memenuhi syarat 
secara kontinu. Kemampuan petemak memilih dan 
menyediakan bakalan secara berkelanjutan sangat menentukan 
laju pertumbuhan dan tingkat keuntungan yang diharapkan. 
Laju pertumbuhan temak pada usaha penggemukan terletak 
pada pemilihan bakalan. Bakalan itu harus dipilih dari sapi 
yang cepat besar. Untuk sapi ongole, misalnya, dapat dipilih 
bakalan berbobot 250-300 kg sehingga bobot yang diperoleh 
setelah digemukkan 70 hari dapat mencapai lebih dari 400 kg. 
Menurut HBA Farming, banyak jenis sapi bakalan yang dapat 
dipilih untuk digemukkam Berdasarkan asalnya, sapi dapat 
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu sapi lokal dan sapi impor. 
Di dunia dikenal 3 kelompok sapi yang beranak pinak 
sebagai hewan ternak, yaitu sapi bali, sapi zebu, dan sapi eropa. 
Sapi bali merupakan banteng (sapi yang hidup liar di hutan) 
yang sudah didomestikasi. Keberadaan banteng [Bos sundaicus 
atau Bos banteng) sampai sekarang masih dapat ditemukan di 
taman margasatwa Pangandaran (Jawa Barat) dan Meru Betiri 
(Jawa Timur) serta Taman Nasional Ujung Kulon (Banten). 
Sapi zebu atau sapi berpunuk (Bos indicus) berkembang di 
| 2 
Bakalan Lokal 
Yose Elfiranto, SST
Pemilihan Bakalan Sapi 
India dan beberapa negara Asia. Ciri khas sapi zebu adalah 
memiliki punuk di tengkuk dan gelambir (lipatan-lipatan kulit 
di bawah leher dan perut). Sapi eropa domestik (temakan) yang 
berkembang di Eropa dan negara-negara subtropis adalah 
keturunan sapi liar Aurochs (Bos taurus atau Bos prim/genius}. 
Ciri khas sapi ini adalah berukuran sangat besar, tinggi 
gelambir dapat mencapai 2 m, punggung datar, dan tidak 
berpunuk.Kini ketiga kelompok sapi temakan itu telah beranak 
pinak dalam berbagai ras (bangsa), baik melalui perkawinan 
sesama kelompok atau antarkelompok (silang). Kawin silang 
dapat terjadi secara alami atau melalui bantuan manusia. 
Ragam bangsa sapi ternakan yang ada dan berkembangbiak 
sebagai binatang ternak dewasa ini adalah keturunan ketiga 
kelompok sapi tersebut. Ketiga kelompok ternak sapi itu kini 
sudah berkembang di Indonesia. 
Walaupun pada awalnya bukan berasal dari Indonesia 
tetapi sapi sapi tersebut sudah berkembangbiak di Indonesia 
sehingga dikelompokkan sebagai sapi lokal. Jenis sapi yang 
dominan dikembangkan masyarakat adalah sapi ongole 
(keturunan sapi zebu dari India), sapi bali (keturunan langsung 
banteng) dan sapi madura. Ketiga sapi ini termasuk sapi tropis 
dengan ciri memiliki telinga panjang dan runcing. Beberapa 
| 3 
Yose Elfiranto, SST
Pemilihan Bakalan Sapi 
sapi subtropis dari Eropa juga telah berkembang di Indonesia, 
terutama di dataran tinggi, seperti sapi FH, Simmental, dan 
Aberden Angus (Sarwono, B., Harianto Bimo Arianto, 2001). 
Menurut Shantosi, A (2012), dalam usaha ternak 
potong, baik itu untuk tujuan pembibitan maupun 
penggemukan, faktor bibit atau bakalan sangat menentukan 
keberhasilan usaha. Bibit atau bakalan yang memenuhi kriteria 
yang ditentukan sesuai tujuan usaha akan memberikan hasil 
yang optimal. 
Dalam usaha breeding (pembibitan), kualitas induk dan 
pejantan yang digunakan sangat berpengaruh terhadap 
keturunan yang dihasilkan. Untuk itu maka perlu dilakukan: 
1. Pemilihan breed/bangsa pejantan dan betina yang akan 
digunakan dalam breeding. Bangsa yang digunakan harus 
sesuai dengan tujuan usaha, karena secara genetik, 
kemampuan ternak bervariasi. Misalnya sapi untuk tujuan 
memproduksi daging, berbeda untuk tujuan kerja, tujuan 
produksi susu dan sebagainya. 
2. Melihat catatan silsilah/pedigree. Catatan mengenai prestasi 
tetuanya: berat lahir, berat sapih, Average Daliy Gain 
(ADG), berat umur 1 tahun,dll. 
| 4 
Usaha Breeding (Pembibitan): 
Yose Elfiranto, SST
Pemilihan Bakalan Sapi 
3. Penilaian bentuk luar (dengan judging). Dalam judging, ada 
bagian-bagian tubuh ternak yang mendapat penilaian lebih 
tinggi sesuai dengan tujuan. 
| 5 
Gambar 2. Kualitas induk dilihat dengan judging 
Pemilihan induk berdasarkan penampilannya: 
a. Berpostur tubuh baik 
b. Ambing baik 
c. Bulu halus, mata bersinar 
d. Nafsu makan baik 
e. Tanda-tanda berahi teratur 
f. Sehat dan tidak cacat 
g. Umur siap kawin (+ 2 tahun, untuk ternak sapi) 
Yose Elfiranto, SST
Pemilihan Bakalan Sapi 
Dalam usaha penggemukan, bakalan yang akan 
digemukkan harus cocok untuk iklim tropis. Syarat-syarat 
bakalan yang baik antara lain adalah: 
a. Umur: 1.5 – 2.5 tahun (laju pertumbuhan tinggi, efisien 
b. Jenis kelamin: jantan lebih cepat pertumbuhannya daripada 
c. Kesehatan: (sehat, kulit lentur dan bersih, mata bersinar, 
d. Kondisi fisik: (badan persegi panjang, dada lebar dan 
dalam, temperamen tenang, kondisi sapi boleh kurus tetapi 
sehat, pertumbuhan kompensasi) 
| 6 
Pemilihan pejantan berdasarkan penampilannya: 
a. Postur tubuh besar, dada lebar dan dalam 
b. Kaki kuat, mata bersinar, 
c. Bulu halus 
d. Testis simetris dan normal 
e. Sex libidonya tinggi (agresif) 
f. Responsif terhadap induk berahi 
g. Sehat dan tidak cacat 
h. Umur dewasa ( >2 tahun,untuk ternak sapi) 
Usaha Fattening (Penggemukan) 
dalam penggunaan pakan) 
betina 
nafsu makan baik) 
e. Bangsa: mudah beradaptasi dan genetiknya baik. 
Yose Elfiranto, SST
Pemilihan Bakalan Sapi 
Apabila menggunakan bakalan impor, maka sebaiknya 
memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 
a. Kandungan darah Bos indicus 60% 
b. Berat badan sekitar 350 kg 
c. Jenis kelamin: jantan lebih baik (steer lebih baik daripada 
Jenis sapi yang paling baik untuk digemukkan adalah jenis 
Limosin dan Simmental. Untuk kedua jenis sapi tersebut 
kenaikan berat badannya (ADG) bisa mencapai 1.5-2 
kg/hari. Setelah kedua jenis sapi tersebut sapi jenis lainnya 
adalah SIMPO dan LIMPO yang ADG-nya mencapai 1-1.7 
kg/hari. 
| 7 
spayed heifer, cow) 
d. Sapi tanpa tanduk 
e. Kesehatan sapi 
f. Berperangai baik, tidak liar, mudah dikendalikan 
g. Umur 18 – 30 bulan: konversi pakan baik 
h. Kondisi badan jangan terlalu gemuk (ketebalan lemak) 
Cara Penggemukan Sapi yang Baik 
1. Jenis Sapi yang Digemukkan 
Yose Elfiranto, SST
Pemilihan Bakalan Sapi 
Yang paling ideal untuk penggemukan adalah sapi berumur 
2-2.5 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut tulang-tulang 
sapi sudah terbentuk secara sempurna sehingga 
proses penggemukan dapat dilakukan secara efektif. 
Bagaimana mengetahui usia sapi? Secara fisik pedagang-pedagang 
di pasar biasanya dapat mengetahui darpi gigi 
sapi tersebut. Untuk usia 2 tahun biasanya gigi seroi sapi 
sudah berganti besar 2-4 buah (poel 2-4). Apabila lebih dari 
itu biasanya usia sapi sudah lebih dari 3 tahun.. Dalam 
pemilihan sapi selain usia, hal lain yang lebih penting 
adalah masalah fisik sapi tersebut. Fisik sapi yang baik 
meliputi panjang tubuhnya, tampilan depan dan belakang. 
| 8 
Gambar 3. Sapi yang paling baik digemukkan adalah 
Simmental 
2. Umur dan Fisiologis Sapi 
Yose Elfiranto, SST
Pemilihan Bakalan Sapi 
Jangka waktu pemeliharaan ini tergantung dari tujuan 
peternak, apakah akan memelihara untuk jangka pendek (3- 
4 bulan) ataukah hanya untuk tabungan sehingga akan 
dipelihara untuk jangka lama (6-12 bulan). Jangka waktu 
pemeliharaan ini nantinya akan terkait dengan umur sapi 
yang dipelihara. Untuk pemeliharaan jangka pendek, 
sebaiknya peternak memilih jenis sapi limosin atau simetal 
usia 2-2.5 tahun yang mempunyai bobot antara 350-500 kg. 
Biasanya untuk jenis tersebut dengan pemeliharaan yang 
intensif mampu naik minimal 100 kg. Apabila peternak 
memilih pemeliharaan jangka panjang maka sebaiknya 
memilih bibitan yang agak lebih muda dan bobotnya antara 
250-350 kg. Hal ini semata-mata pertimbangan harga 
bibitan yang lebih murah. 
Pakan merupakan komponen penting dalam proses 
penggemukan sapi. Jenis pakan yang dipakai adalah 
campuran antara pakan hijauan dan konsentrat. Pakan jenis 
konsentrat diberikan pagi dan sore hari masing-masing 10 
kg per pemberian pakan. Untuk hijauan biasanya jenis 
jerami dan rumput gajah (kolonjono). Pemberian jerami 
| 9 
3. Jangka Waktu Penggemukan 
4. Jenis Pakan yang Diberikan 
Yose Elfiranto, SST
Pemilihan Bakalan Sapi 
mudah dan murah didapat. Pemberian jerami diberikan 
agak banyak dan bila habis langsung diisi kembali. Jerami 
ini sebelumnya difermentasi terlebih dahulu agar lebih 
bergizi untuk sapi. Sedangkan utnuk hijauan hanya kadang-kadang 
Haryanto, G. S.Pt. (2012), mengemukakan kegiatan 
usaha peternakan sapi potong dapat dikelompokkan ke dalam 
beberapa aktivitas yang saling terkait, yaitu: 
Usaha sapi potong sangat potensial dan menguntungkan 
apabila dilakukan dengan benar dan pasar bagus. Faktor-faktor 
| 10 
diberikan (Arlius, 2012). 
Gambar 4. Pemberian Hijauan Lapang 
1) Pelestarian (konservasi); 
2) Pembibitan (peningkatan mutu genetik); 
3) Perkembangbiakan (CCO); dan 
4) Pembesaran (pengemukan). 
Yose Elfiranto, SST
Pemilihan Bakalan Sapi 
yang harus diperhatikan agar bisa menjalankan usaha 
pembibitan secara efisien dan menguntungkan adalah: (i) 
Pemilihan bibit: bukan Final Stock (FS) sehingga hasil anaknya 
dan reproduksinya juga bagus (S/C dan Calving Interval 
bagus); (ii) Managemen pakan: Pemberian pakan seadanya 
akan mengakibatkan reproduksi ternak sapi kurang baik 
sehingga menyebabkan sapi tidak bunting-bunting; (iii) Sistem 
perkawinan: Pengaturan sistem perkawinan yang baik akan 
menghindari inbreeding sehingga hasil anaknya berkualitas 
bagus; (iv) Manajemen Kesehatan; dan (v) Manajemen 
Pemasaran. 
Menurut Siswanto, B (2014), hal yang paling penting 
diperhatikan dalam budidaya peternakan yaitu tentang bibit 
sapi. Karena biasanya orang yang akan memelihara sapi potong 
atau pedaging hampir pasti akan membeli sapi yang masih 
muda dan bisa disebut sebagai bakalan sapi dikarenakan 
bobotnya yang masih sedikit dan otomatis nilai karkas nya juga 
tidak terlalu tinggi. Bibit sapi adalah sapi yang berusia kurang 
lebih satu tahun dan dipelihara dengan tujuan untuk 
digemukkan. Karena setelah digemukkan bobot sapi meningkat 
drastis dan nilai karkas nya juga terangkat. 
| 11 
Yose Elfiranto, SST
Pemilihan Bakalan Sapi 
Penting bagi kita semua mengetahui gambaran 
bagaimana sapi bakalan yang baik. Karena sekali kita salah 
maka akan berpengaruh juga pada harga jual setelah 
digemukkan nanti. 
1. Bedakan jenis kelamin sapi terlebih dahulu. 
2. Perhatikan proporsi badan dari samping, depan, belakang 
3. Carilah yang berkepala besar namun tetap seimbang dengan 
4. Leher yang besar kuat dan tebal bergelambir. 
5. Perhatikan punggung, pastikan punggung sapi lurus sejajar 
| 12 
Gambar 5. Bibit Sapi Sumbawa Ongole Yang Sedang 
Digemukkan 
Memilih Bibit Sapi Unggul 
dan kesempurnaanya. 
badannya. 
dan tidak melengkung/bengkok. 
6. Mulut harus datar, bahasa lainnya "papak". 
Yose Elfiranto, SST
Pemilihan Bakalan Sapi 
7. Lihat bagian perut dan tulang rusuknya, usahakan tulang 
rusuk tidak terlalu melengkung kedalam sehingga terkesan 
kurang berisi. 
8. Pastikan jumlah testis sapi jantan dan puting sapi betina. 
Sapi jantan memiliki dua testi, sapi betina memiliki empat 
buah puting. 
9. Besar pangkal ekor ke ujung ekor mempunyai besar ukuran 
Menurut Hardjosubroto (1994) menyatakan bahwa 
seleksi adalah tindakan memilih sapi yang mempunyai sifat 
yang dikehendaki dan membuang sapi yang tidak mempunyai 
sifat yang dikehendaki. Oleh karena itu, dalam melakukan 
seleksi harus ada kriteria yang jelas tentang sifat apa yang akan 
dipilih, bagaimana cara mengukurnya dan berapa standar 
minimal dari sifat yang diukur tersebut. Untuk dapat 
memperoleh peningkatan mutu genetik pada generasi 
berikutnya dari sapi-sapi hasil seleksi, maka harus ditentukan 
sifat apa yang akan diseleksi. Sifat seleksi yang dipilih harus 
yang bersifat menurun dan biasanya berhubungan dengan 
tujuan yang akan dicapai, yaitu sifat-sifat yang bernilai 
ekonomis tinggi. 
| 13 
yang tidak berbeda jauh. 
10. Kaki tidak pincang dan besar kokoh. 
Pengertian Seleksi Secara Umum 
Yose Elfiranto, SST
Pemilihan Bakalan Sapi 
Penjelasan lebih lengkap tentang sifat-sifat yang biasanya 
digunakan sebagai dasar seleksi, dijelaskan dalam buku 
"aplikasi pemuliabiakan ternak di lapangan " karangan 
Wartomo Hardjosubroto (1994). 
Febrina, L., S. Pt. (2012), mengemukakan beberapa ciri-ciri 
tubuh luar sapi yang dapat langsung dilihat, dapat 
digunakan sebagai salah satu kriteria awal atau kriteria 
pelengkap dalam melakukan seleksi, misalnya: 
1. Kesesuaian warna tubuh dengan bangsanya. Sapi PO harus 
berwarna putih, sapi Madura harus berwarna coklat, sapi 
Bali betina harus berwarna merah bata dan yang jantan saat 
telah dewasa berwarna hitam. 
| 14 
Gambar 6. Penyeleksian bakalan harus ada kriteria 
Yose Elfiranto, SST
Pemilihan Bakalan Sapi 
2. Keserasian bentuk dan ukuran antara kepala, leher dan 
3. Tingkat pertambahan dan pencapaian berat badan ternak 
4. Ukuran minimal tinggi punuk/gumba pada sapi potong 
calon bibit (indukan dan pejantan), mengacu pada stándar 
bibit populasi setempat, regional atau Nasional. 
5. Tidak tampak adanya cacat tubuh yang dapat menurun, baik 
yang dominan (terjadi di sapi yang bersangkutan) maupun 
yang resesif (tidak terjadi di sapi yang bersangkutan, tetapi 
terjadi di sapi tetua dan atau di sapi keturunannya). 
6. Untuk pejantan, testes sapi umur di atas 18 bulan harus 
simetris (bentuk dan ukuran yang sama antara scrotum 
kanan dan kiri), menggantung dan mempunyai ukuran 
lingkaran terpanjangnya lebih dari 32 cm (32-37 cm). 
7. Kondisi sapi sehat yang ditunjukkan dengan mata yang 
bersinar, gerakannya lincah tetapi tidak liar dan tidak 
menunjukkan tanda-tanda kelainan pada organ reproduksi 
luar, serta bebas dari penyakit menular terutama yang dapat 
disebarkan melalui aktifitas reproduksi. 
8. Seleksi dapat dilakukan pada saat sapi umur sapih (205 
hari), umur muda (365 hari) dan atau umur dewasa (2 
tahun), tergantung pada kriteria seleksinya. Untuk 
| 15 
tubuh ternak. 
pada umur tertentu yang tinggi. 
Yose Elfiranto, SST
Pemilihan Bakalan Sapi 
menentukan/mendapatkan besaran patokan minimal suatu 
kriteria seleksi, dapat dihitung dari rata-rata ukuran kriteria 
yang dimaksud dipopulasi (sapi dengan umur yang sama 
yang ada di daerah sekitar peternak atau di populasinya), 
dan atau ditambah sedikitnya satu standar deviasi 
Menurut Aribran (2013), dalam pemelihan bibit ternak 
1. Mulut dicari yang datar/papak 
2. Kepala diusahakan yang besar sesuai dengan badannya dan 
| 16 
sapi ada beberapa ciri yaitu: 
Gambar 7. Leher besar dan bergelambir 
bangsa 
3. Leher besar dan bergelambir terutama yang jantan 
4. Punggung dipilih yang datar jangan yang melengkung 
Yose Elfiranto, SST
Pemilihan Bakalan Sapi 
5. Ekor kalau jenis dari sapi sub tropis dari pangkal ekor 
6. Ekor untuk sapi tropis biasanya lebih atau keadaannya merit 
7. Perut diusahakan pilih yang iganya/tulang rusuk jangan 
8. Kaki dicari yang tegak dan besar 
9. Alat kelamin/reproduksi jantan (testis ada 2 buah ) betina 
4. Melihat bentuk ambing apabila ternak tersebut sapi perah 
5. Informasi tentang silsilah ternak tersebut menggunakan 
recording (catatan ternak) diusahakan beli bibit jangan 
inbriding (minimal sampai keturunan yang ke 6) 
Berdasarkan Direktorat Pembibitan Ternak (2012), 
untuk menentukan identifikasi ternak yang akan dilakukan 
dalam Uji Performan harus mengikuti persyaratan sebagai 
berikut: 
| 17 
sampai ujung besarnya hampir sama 
terlalu melengkung 
lengkap (ambing besar puting ada 4 buah) 
Selain tersebut diatas yang perlu diperhatikan yaitu: 
1. Menentukan umur (bisa melihat gigi) 
2. Membedakan jenis kelamin 
3. Melihat bentuk badan (dari atas,depan dan samping) 
Kriteria Seleksi Performance Sapi Potong 
Yose Elfiranto, SST
Pemilihan Bakalan Sapi 
a. Ternak yang dipilih untuk program ini yang diutamakan 
b. Ternak yang dipilih adalah sapi induk yang memenuhi 
kriteria sesuai dengan standar pada bangsanya masing – 
masing. 
c. Semua ternak yang ikut dalam kegiatan ini diberikan 
d. Dilakukan pencatatan antara lain : bangsa, umur dan jenis 
kelamin, identitas ternak, catatan kelahiran, silsilah, berat 
badan, tinggi gumba/punuk, lingkar dada, panjang badan, 
nama dan alamat peternak. 
Menurut Todingan (2011), pemilihan calon bibit ternak 
perlu mengetahui kriteria pemilihan sapi dan pengukuran sapi, 
sebab pada saat peternak melakukan pemilihan diperlukan 
pengetahuan, pengalaman dan kecakapan yang cukup 
diantaranya adalah sebagai berikut: 
Setiap peternak yang akan memelihara, membesarkan 
ternak untuk dijadikan calon bibit pertama-tama harus 
memilih bangsa sapi yang paling disukai atau telah popular, 
baik jenis import maupun lokal. Kita telah mengetahui 
bahwa setiap bangsa sapi memiliki sifat genetik yang 
| 18 
sapi potong murni. 
identitas berupa nomor/tanda atau pemasangan ear tag. 
1. Bangsa dan Sifat Genetik 
Yose Elfiranto, SST
Pemilihan Bakalan Sapi 
berbeda satu dengan yang lain, baik mengenai daging 
ataupun kemampuan dalam beradaptasi terhadap 
lingkungan sekitarnya dalam hal beradaptasi dengan 
lingkungan ini antara lain penyesuaian iklim dan pakan, 
berpangkal dari sifat genetik suatu bangsa sapi yang bisa 
diwariskan kepada keturunannya, maka bangsa sapi tertentu 
harus dipilih oleh setiap peternak sesuai dengan tujuan dan 
kondisi setempat, pemilihan ini memang cukup beralasan 
sebab peternak tidak akan mau menderita kerugian akibat 
faktor lingkungan yang tidak menunjang. Beberapa jenis 
bangsa sapi potong yaitu: Ongole, Peranakan Ongole, 
Brahman, Limousine, Simmental, Angus, Brangus, Bali, 
Madura, Chorolais dan Santa Gertrudis. 
Untuk mengetahui kesehatan sapi secara umum, peternak 
bisa memperhatikan keadaan tubuh, sikap dan tingkah laku, 
pernapasan, denyut jantung, pencernaan dan pandangan. 
a. Sapi sehat, keadaan tubuh bulat berisi, kulit lemas. 
| 19 
2. Kesehatan 
1) Keadaan tubuh 
Yose Elfiranto, SST
Pemilihan Bakalan Sapi 
b. Tidak adanya eksternal parasit pada kulit dan 
bulunya, tidak ada tandatanda kerusakan dan 
kerontokan pada bulu (licin dan mengkilat). 
a. Sapi sehat tegap. 
b. Keempat kaki memperoleh titik berat sama. 
c. Sapi peka terhadap lingkungan . 
d. Bila diberi pakan, mulut akan dipenuhi pakan. 
e. Cara minum panjang. 
f. Sapi yang terus menerus tiduran memberikan kesan 
bahwa sapi tersebut sakit atau mengalami kelelahan. 
a. Sapi sehat bernafas dengan tenang dan teratur, 
kecuali ketakutan, kerja berat, udara panas dan 
sedang tiduran lebih cepat. 
b. Jumlah pernafasan: Anak sapi 30/menit, Dewasa 10- 
| 20 
c. Selaput lendir dan gusi berwarna merah muda. 
d. Ujung hidung bersih, basah dan dingin. 
e. Kuku tidak terasa panas dan bengkak bila diraba. 
f. Suhu tubuh anak 39,5 C – 40 C. 
2) Sikap dan tingkah laku 
3) Pernafasan 
30/menit. 
4) Pencernaan. 
Yose Elfiranto, SST
Pemilihan Bakalan Sapi 
a. Sapi sehat memamah biak dengan tenang sambil 
b. Setiap gumpalan pakan di kunyah 60-70 kali. 
c. Sapi sehat nafsu makan dan minum cukup besar. 
d. Pembuangan kotoran dan kencing berjalan lancar 
e. Bila gangguan pencernaan, gerak perut besar 
a. Sapi sehat pandangan mata cerah dan tajam. 
b. Sapi sakit pandangan mata sayu. 
c. Bentuk atau ciri luar sapi berkorelasi positif 
terhadap faktor genetik seperti laju pertumbuhan, 
mutu dan hasil akhir (daging). 
Bentuk atau ciri sapi potong yang baik, sebagai berikut: 
a. Ukuran badan panjang dan dalam, rusuk tumbuh 
panjang yang memungkinkan sapi mampu 
menampung jumlah makanan yang banyak. 
b. Bentuk tubuh segi empat, pertumbuhan tubuh 
bagian depan, tengah dan belakang serasi, garis 
badan atas dan bawah sejajar. 
| 21 
istirahat/ tiduran. 
berhenti atau cepat sekali. 
f. Proses memamah biak berhenti. 
5) Pandangan mata. 
c. Paha sampai pergelangan penuh berisi daging. 
d. Dada lebar dan dalam serta menonjol ke depan. 
Yose Elfiranto, SST
Pemilihan Bakalan Sapi 
a. Penilaian dilakukan pada jarak 3,0-4,5m. 
b. Perhatikan kedalaman tubuhnya, keadaan lutut, 
a. Penilaian dilakukan pada jarak + 3,0 m 
b. Perhatikan kelebaran pantat kedalaman otot, 
b. Perhatikan bentuk dan ciri kepalanya kebulatan 
bagian rusak, kedalaman dada dan keadan 
pertulangan serta keserasian kaki depan 
Penilaian untuk menentukan tingkat dan kualitas akhir 
melalui perabaan yang dirasakan melalui ketipisan, 
kerapatan, serta perlemakannya. Bagian-bagian daerah 
perabaan pada penilaian (judging) ternak sapi. 
| 22 
e. Kaki besar, pendek dan kokoh. 
6) Pandangan dari samping 
kekompakan bentuk tubuh. 
7) Pandangan Belakang 
kelebaran dan kepenuhannya 
8) Pandangan Depan 
a. Penilaian pada jarak + 3,0 m 
9) Perabaan 
Yose Elfiranto, SST
Pemilihan Bakalan Sapi 
a. Bagian rusuk 
b. Bagian Tranversusprocessus pada tulang belakang 
c. Bagian pangkal ekor 
d. Bagian bidang bahu 
Pemilihan terhadap bibit sapi potong meliputi: Sifat 
kualitatif dan kuantitatif Sifat Kualitatif meliputi: 
1) Mempunyai tanda telinga, artinya pedet tersebut 
| 23 
a. Warna bulu jantan dan betina 
b. Bentuk tanduk jantan dan betina 
c. Bentuk tubuh jantan dan betina 
Sifat Kuantitatif meliputi: 
a. Berat badan jantan dan betina 
b. Tinggi gumba jantan dan betina 
c. Umur jantan dan betina 
d. Lingkar dada jantan dan betina 
e. Lebar dada jantan dan betina 
f. Panjang badan jantan dan betina 
g. Lingkar skrotum jantan 
Syarat ternak yang harus diperhatikan adalah: 
telah terdaftar dan lengkap silsilahnya. 
Yose Elfiranto, SST
Pemilihan Bakalan Sapi 
2) Matanya tampak cerah dan bersih. 
3) Tidak terdapat tanda-tanda sering butuh, terganggu 
pernafasannya serta dari hidung tidak keluar lendir. 
4) Kukunya tidak terasa panas bila diraba. 
5) Tidak terlihat adanya eksternal parasit pada kulit 
6) Tidak terdapat adanya tanda-tanda mencret pada 
7) Tidak ada tanda-tanda kerusakan kulit dan 
8) Pusarnya bersih dan kering, bila masih lunak dan 
tidak berbulu menandakan bahwa pedet masih 
berumur kurang lebih dua hari. 
Untuk menghasilkan daging, pilihlah tipe sapi yang 
cocok yaitu jenis sapi Bali, sapi Brahman, sapi PO, dan 
sapi yang cocok serta banyak dijumpai di daerah 
setempat. Ciri-ciri sapi potong tipe pedaging adalah 
sebagai berikut: 
1) tubuh dalam, besar, berbentuk persegi empat/bola. 
2) kualitas dagingnya maksimum dan mudah 
| 24 
dan bulunya. 
bagian ekor dan dubur. 
kerontokan bulu. 
dipasarkan. 
3) laju pertumbuhannya relatif cepat. 
Yose Elfiranto, SST
Pemilihan Bakalan Sapi 
Sukandi (2013), menyatakan pejantan yang baik 
memiliki ciri: 
1) Bentuk tubuh: besar kuat dan sehat, ukuran perut 
2) Bentuk kepala: besar pendek dan lebih besar 
3) Pungung: lurus kuat dan lebar, pinggangnya lebar 
4) Tulang rusuk: jarak antar rusuk lebar, ukuran rusuk 
5) Paha: rata antara kedua paha tersebut juga cukup 
| 25 
4) efisiensi bahannya tinggi. 
dan lingkar dada lebar 
daripada betina 
besar dan panjang 
terpisah 
6) Kaki: kuat terlebih kaki belakang 
Yose Elfiranto, SST
Pemilihan Bakalan Sapi 
Aribran. 2013. Cara Memilih Bibit Ternak Sapi Potong. Dinas 
Peternakan Provinsi Sumatera Barat. http://www. 
sumbarprov.go.id/read/99/12/14/59/79mengenal sumbar 
/berita-terkini/607-cara-memilih-bibit-ternak-sapi-potong. 
Arlius. 2012. Cara Penggemukan Sapi yang Baik. http://cara-ternak- 
Direktorat Pembibitan Ternak. 2012. Pedoman Pelaksanaan 
Uji Performan Sapi Potong. Direktorat Jenderal 
Peternakan dan Kesehatan Hewan. Kementerian 
Pertanian 
Febrina, L., S. Pt. 2012. Pemilihan Bibit Sapi Potong. 
Kementerian Pertanian Badan Penyuluhan dan 
Pengembangan Sumber Daya manusia Pertanian. 
http://cyber.kamarasta.web.id/materilokalita/detail/6473 
Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di 
Lapangan. Jakarta: Grasindo, 1994 xvi, 284 hlm. 23 cm 
Haryanto, G. S.Pt. 2012. Prospek Pembibitan Sapi. Direktorat 
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian 
Pertanian Indonesia. http://bibit.ditjennak.deptan.go.id 
/index.php/blog/ read/berita/prospek-pembibitan-sapi 
Sarwono, B., Harianto Bimo Arianto, 2001, Penggemukan Sapi 
Shantosi, A. 2012. Seleksi dan Pemilihan Bibit/Bakalan Pada 
Usaha Ternak Potong. http://shantozone.wordpress. 
com/2012/01/07/seleksi-dan-pemilihan-bibit-bakalan-pada- 
| 26 
DAFTAR PUSTAKA 
html 
sapi.blogspot.com/2012/01/cara-penggemukan-sapi- 
yang-baik.html 
Potong Secara Cepat, Jakarta : Penebar Swadya, 
usaha-ternak-potong/ 
Yose Elfiranto, SST
Pemilihan Bakalan Sapi 
Siswanto, B. 2014. Memilih Bibit Sapi Potong Yang Baik. 
Sukandi. 2013. Dasar Seleksi Performance Pada Ternak Bibit 
Sapi Potong. Fakultas Peternakan. Universitas 
Hasanuddin Makssar. 2013 
Todingan, Lambe. 2011. Pemilihan Dan Penilaian Ternak Sapi 
Potong Calon Bibit. http:// disnaksulsel.info/index.php? 
option=com_docman& task =doc_download&gid=23& 
Itemid=9 
| 27 
http://www.usahaternak.com/2014/05/memilih-bibit-sapi- 
potong-yang-baik.html 
Yose Elfiranto, SST

More Related Content

What's hot

Panduan Lengkap Budidaya & Ternak Kelinci
Panduan Lengkap Budidaya & Ternak KelinciPanduan Lengkap Budidaya & Ternak Kelinci
Panduan Lengkap Budidaya & Ternak KelinciMARMOSM
 
Budidaya ternak kelinci
Budidaya ternak kelinciBudidaya ternak kelinci
Budidaya ternak kelinciAinul Yaqin
 
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptx
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptxPPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptx
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptxduniaimaji
 
Pengenalan Jenis Rumput dan Legum
Pengenalan Jenis Rumput dan LegumPengenalan Jenis Rumput dan Legum
Pengenalan Jenis Rumput dan Legumsupri mawar jayanti
 
Integrasi Tebu dan Sapi Potong
Integrasi Tebu dan Sapi PotongIntegrasi Tebu dan Sapi Potong
Integrasi Tebu dan Sapi PotongBBPP_Batu
 
Dasar Pembibitan Ternak
Dasar Pembibitan TernakDasar Pembibitan Ternak
Dasar Pembibitan TernaklombkTBK
 
Telur dan Hasil Olahannya.pptx
Telur dan Hasil Olahannya.pptxTelur dan Hasil Olahannya.pptx
Telur dan Hasil Olahannya.pptxLinda54114
 
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtrVi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtrGusti Rusmayadi
 
PENGERTIAN DAN FUNGSI RUMAH POTONG HEWAN
PENGERTIAN DAN FUNGSI RUMAH POTONG HEWANPENGERTIAN DAN FUNGSI RUMAH POTONG HEWAN
PENGERTIAN DAN FUNGSI RUMAH POTONG HEWANMuhammad Eko
 
Pemeliharaan kambing
Pemeliharaan kambingPemeliharaan kambing
Pemeliharaan kambingYusuf Ahmad
 
Presentasi Peternakan
Presentasi PeternakanPresentasi Peternakan
Presentasi Peternakanproduknatural
 
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susufaktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susuudayana
 
PROSES PEMOTONGAN TERNAK
PROSES PEMOTONGAN TERNAKPROSES PEMOTONGAN TERNAK
PROSES PEMOTONGAN TERNAKMuhammad Eko
 
Makalah teknologi penaganan dan pengolahan pakan
Makalah teknologi penaganan dan pengolahan pakanMakalah teknologi penaganan dan pengolahan pakan
Makalah teknologi penaganan dan pengolahan pakanPTPN VI
 

What's hot (20)

Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB)
Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB)Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB)
Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB)
 
Panduan Lengkap Budidaya & Ternak Kelinci
Panduan Lengkap Budidaya & Ternak KelinciPanduan Lengkap Budidaya & Ternak Kelinci
Panduan Lengkap Budidaya & Ternak Kelinci
 
Budidaya ternak kelinci
Budidaya ternak kelinciBudidaya ternak kelinci
Budidaya ternak kelinci
 
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptx
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptxPPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptx
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptx
 
Kambing boer
Kambing boerKambing boer
Kambing boer
 
Pengenalan Jenis Rumput dan Legum
Pengenalan Jenis Rumput dan LegumPengenalan Jenis Rumput dan Legum
Pengenalan Jenis Rumput dan Legum
 
Unggas
Unggas   Unggas
Unggas
 
Integrasi Tebu dan Sapi Potong
Integrasi Tebu dan Sapi PotongIntegrasi Tebu dan Sapi Potong
Integrasi Tebu dan Sapi Potong
 
Dasar Pembibitan Ternak
Dasar Pembibitan TernakDasar Pembibitan Ternak
Dasar Pembibitan Ternak
 
PPT SILASE.pptx
PPT SILASE.pptxPPT SILASE.pptx
PPT SILASE.pptx
 
Telur dan Hasil Olahannya.pptx
Telur dan Hasil Olahannya.pptxTelur dan Hasil Olahannya.pptx
Telur dan Hasil Olahannya.pptx
 
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtrVi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
 
PENGERTIAN DAN FUNGSI RUMAH POTONG HEWAN
PENGERTIAN DAN FUNGSI RUMAH POTONG HEWANPENGERTIAN DAN FUNGSI RUMAH POTONG HEWAN
PENGERTIAN DAN FUNGSI RUMAH POTONG HEWAN
 
Pangan hewani
Pangan hewaniPangan hewani
Pangan hewani
 
Pemeliharaan kambing
Pemeliharaan kambingPemeliharaan kambing
Pemeliharaan kambing
 
Pengelolaan padang gembala
Pengelolaan padang gembalaPengelolaan padang gembala
Pengelolaan padang gembala
 
Presentasi Peternakan
Presentasi PeternakanPresentasi Peternakan
Presentasi Peternakan
 
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susufaktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
 
PROSES PEMOTONGAN TERNAK
PROSES PEMOTONGAN TERNAKPROSES PEMOTONGAN TERNAK
PROSES PEMOTONGAN TERNAK
 
Makalah teknologi penaganan dan pengolahan pakan
Makalah teknologi penaganan dan pengolahan pakanMakalah teknologi penaganan dan pengolahan pakan
Makalah teknologi penaganan dan pengolahan pakan
 

Viewers also liked

Saduran membangun kandang sapi yang baik dan benar
Saduran membangun kandang sapi yang baik dan benarSaduran membangun kandang sapi yang baik dan benar
Saduran membangun kandang sapi yang baik dan benarSang Thothon
 
Saduran membangun kandang sapi yang baik dan benar
Saduran membangun kandang sapi yang baik dan benarSaduran membangun kandang sapi yang baik dan benar
Saduran membangun kandang sapi yang baik dan benarSang Thothon
 
Kelompok 3 power point kompetensi
Kelompok 3 power point kompetensiKelompok 3 power point kompetensi
Kelompok 3 power point kompetensiSang Thothon
 
Perkandangan
Perkandangan Perkandangan
Perkandangan BBPP_Batu
 
modul smk kurikulum 2013 dasar-dasar pembibitan ternak
modul smk kurikulum 2013 dasar-dasar pembibitan ternakmodul smk kurikulum 2013 dasar-dasar pembibitan ternak
modul smk kurikulum 2013 dasar-dasar pembibitan ternakDarussalam Abinya Faizah Lz
 
Proposal Budidaya Penggemukan ternak Sapi
Proposal Budidaya Penggemukan ternak SapiProposal Budidaya Penggemukan ternak Sapi
Proposal Budidaya Penggemukan ternak SapiZul Rapi
 
Yang di pertuan agong
Yang di pertuan agongYang di pertuan agong
Yang di pertuan agongmunnianwar
 

Viewers also liked (9)

Saduran membangun kandang sapi yang baik dan benar
Saduran membangun kandang sapi yang baik dan benarSaduran membangun kandang sapi yang baik dan benar
Saduran membangun kandang sapi yang baik dan benar
 
Saduran membangun kandang sapi yang baik dan benar
Saduran membangun kandang sapi yang baik dan benarSaduran membangun kandang sapi yang baik dan benar
Saduran membangun kandang sapi yang baik dan benar
 
Kelompok 3 power point kompetensi
Kelompok 3 power point kompetensiKelompok 3 power point kompetensi
Kelompok 3 power point kompetensi
 
Perkandangan
Perkandangan Perkandangan
Perkandangan
 
Rencana pengembangan kandang sapi
Rencana pengembangan kandang sapiRencana pengembangan kandang sapi
Rencana pengembangan kandang sapi
 
modul smk kurikulum 2013 dasar-dasar pembibitan ternak
modul smk kurikulum 2013 dasar-dasar pembibitan ternakmodul smk kurikulum 2013 dasar-dasar pembibitan ternak
modul smk kurikulum 2013 dasar-dasar pembibitan ternak
 
Strategi Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
Strategi Pemeliharaan Ternak Sapi PotongStrategi Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
Strategi Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
 
Proposal Budidaya Penggemukan ternak Sapi
Proposal Budidaya Penggemukan ternak SapiProposal Budidaya Penggemukan ternak Sapi
Proposal Budidaya Penggemukan ternak Sapi
 
Yang di pertuan agong
Yang di pertuan agongYang di pertuan agong
Yang di pertuan agong
 

Similar to MEMILIH BIBIT

Memilih bibit k.potong
Memilih bibit k.potongMemilih bibit k.potong
Memilih bibit k.potongBBPP_Batu
 
Cara menduga bobot badan
Cara menduga bobot badanCara menduga bobot badan
Cara menduga bobot badanAchmad Zakky
 
AT Modul 2 kb 1
AT Modul 2 kb 1AT Modul 2 kb 1
AT Modul 2 kb 1PPGhybrid3
 
Teknis budidaya sapi potong
Teknis budidaya sapi potongTeknis budidaya sapi potong
Teknis budidaya sapi potongsujononasa
 
Sistem produksi daging sapi
Sistem produksi daging sapiSistem produksi daging sapi
Sistem produksi daging sapiKrissna Krissna
 
Laporan praktikum kapita selekta 1
Laporan praktikum kapita selekta 1Laporan praktikum kapita selekta 1
Laporan praktikum kapita selekta 1Maman Fathurrohman
 
Sistem produksi daging sapi
Sistem produksi daging sapiSistem produksi daging sapi
Sistem produksi daging sapiKrissna Krissna
 
7, Wira Usaha, Tri Sutopo, Hapzi Ali, Kuliah Umum Studi Kasus, Universitas Me...
7, Wira Usaha, Tri Sutopo, Hapzi Ali, Kuliah Umum Studi Kasus, Universitas Me...7, Wira Usaha, Tri Sutopo, Hapzi Ali, Kuliah Umum Studi Kasus, Universitas Me...
7, Wira Usaha, Tri Sutopo, Hapzi Ali, Kuliah Umum Studi Kasus, Universitas Me...Tri Sutopo
 
FGD 3 . Kambing dan domba
FGD 3 . Kambing dan domba FGD 3 . Kambing dan domba
FGD 3 . Kambing dan domba Dewi Atana
 
kelompok 7_Budidaya kambing.pptx
kelompok 7_Budidaya kambing.pptxkelompok 7_Budidaya kambing.pptx
kelompok 7_Budidaya kambing.pptxMargarethaWenda
 
0812 2838-0678 budidaya beternak kambing
0812 2838-0678 budidaya  beternak kambing0812 2838-0678 budidaya  beternak kambing
0812 2838-0678 budidaya beternak kambingusahakambingternak
 
AT Modul 1 kb 1
AT Modul 1 kb 1AT Modul 1 kb 1
AT Modul 1 kb 1PPGhybrid3
 
tugas bahan untuk -presentasi-unggas.pptx
tugas bahan untuk -presentasi-unggas.pptxtugas bahan untuk -presentasi-unggas.pptx
tugas bahan untuk -presentasi-unggas.pptxsmartfromdaringandbe
 
WEEK 8 PENGELUARAN RUMINAN VAAA.pptx.pdf
WEEK 8 PENGELUARAN RUMINAN VAAA.pptx.pdfWEEK 8 PENGELUARAN RUMINAN VAAA.pptx.pdf
WEEK 8 PENGELUARAN RUMINAN VAAA.pptx.pdfd093371
 

Similar to MEMILIH BIBIT (20)

Memilih bibit k.potong
Memilih bibit k.potongMemilih bibit k.potong
Memilih bibit k.potong
 
Cara menduga bobot badan
Cara menduga bobot badanCara menduga bobot badan
Cara menduga bobot badan
 
AT Modul 2 kb 1
AT Modul 2 kb 1AT Modul 2 kb 1
AT Modul 2 kb 1
 
Peternakan sapi
Peternakan sapiPeternakan sapi
Peternakan sapi
 
Teknis budidaya sapi potong
Teknis budidaya sapi potongTeknis budidaya sapi potong
Teknis budidaya sapi potong
 
Sistem produksi daging sapi
Sistem produksi daging sapiSistem produksi daging sapi
Sistem produksi daging sapi
 
Laporan praktikum kapita selekta 1
Laporan praktikum kapita selekta 1Laporan praktikum kapita selekta 1
Laporan praktikum kapita selekta 1
 
Sistem produksi daging sapi
Sistem produksi daging sapiSistem produksi daging sapi
Sistem produksi daging sapi
 
7, Wira Usaha, Tri Sutopo, Hapzi Ali, Kuliah Umum Studi Kasus, Universitas Me...
7, Wira Usaha, Tri Sutopo, Hapzi Ali, Kuliah Umum Studi Kasus, Universitas Me...7, Wira Usaha, Tri Sutopo, Hapzi Ali, Kuliah Umum Studi Kasus, Universitas Me...
7, Wira Usaha, Tri Sutopo, Hapzi Ali, Kuliah Umum Studi Kasus, Universitas Me...
 
Bakal sapo
Bakal sapoBakal sapo
Bakal sapo
 
FGD 3 . Kambing dan domba
FGD 3 . Kambing dan domba FGD 3 . Kambing dan domba
FGD 3 . Kambing dan domba
 
kelompok 7_Budidaya kambing.pptx
kelompok 7_Budidaya kambing.pptxkelompok 7_Budidaya kambing.pptx
kelompok 7_Budidaya kambing.pptx
 
0812 2838-0678 budidaya beternak kambing
0812 2838-0678 budidaya  beternak kambing0812 2838-0678 budidaya  beternak kambing
0812 2838-0678 budidaya beternak kambing
 
Materi pembahasan
Materi pembahasanMateri pembahasan
Materi pembahasan
 
Materi pembahasan
Materi pembahasanMateri pembahasan
Materi pembahasan
 
Materi pembahasan
Materi pembahasanMateri pembahasan
Materi pembahasan
 
AT Modul 1 kb 1
AT Modul 1 kb 1AT Modul 1 kb 1
AT Modul 1 kb 1
 
tugas bahan untuk -presentasi-unggas.pptx
tugas bahan untuk -presentasi-unggas.pptxtugas bahan untuk -presentasi-unggas.pptx
tugas bahan untuk -presentasi-unggas.pptx
 
WEEK 8 PENGELUARAN RUMINAN VAAA.pptx.pdf
WEEK 8 PENGELUARAN RUMINAN VAAA.pptx.pdfWEEK 8 PENGELUARAN RUMINAN VAAA.pptx.pdf
WEEK 8 PENGELUARAN RUMINAN VAAA.pptx.pdf
 
BAB II.docx
BAB II.docxBAB II.docx
BAB II.docx
 

Recently uploaded

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 

Recently uploaded (20)

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 

MEMILIH BIBIT

  • 1. Pemilihan Bakalan Sapi Memilih Bibit Sapi Potong Unggul Untuk Penggemukan Keberhasilan penggemukan sapi potong sangat tergantung pada pemilihan bibit yang baik dan kecermatan selama pemeliharaan. Bakalan yang akan digemukkan dengan pemberian pakan tambahan dapat berasal dari sapi lokal yang dipasarkan di pasar hewan atau sapi impor yang belum maksimal pertumbuhannya. Sebaiknya bakalan dipilih dari sapi yang memiliki potensi dapat tumbuh optimal setelah digemukkan. Prioritas utama bakalan sapi yang dipilih yaitu kurus, berusia remaja, dan sepasang gigi serinya telah tanggal. Usaha penggemukan sapi bertujuan mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan bobot sapi yang dipelihara. Pertumbuhan dan lama penggemukan itu ditentukan oleh faktor individu, ras (bangsa) sapi, jenis kelamin, dan usia temak bakalan. | 1 Gambar 1. Bibit sapi lokal Yose Elfiranto, SST
  • 2. Pemilihan Bakalan Sapi Usaha penggemukan sapi pedaging membutuhkan modal utama, yaitu tersedianya bakalan yang memenuhi syarat secara kontinu. Kemampuan petemak memilih dan menyediakan bakalan secara berkelanjutan sangat menentukan laju pertumbuhan dan tingkat keuntungan yang diharapkan. Laju pertumbuhan temak pada usaha penggemukan terletak pada pemilihan bakalan. Bakalan itu harus dipilih dari sapi yang cepat besar. Untuk sapi ongole, misalnya, dapat dipilih bakalan berbobot 250-300 kg sehingga bobot yang diperoleh setelah digemukkan 70 hari dapat mencapai lebih dari 400 kg. Menurut HBA Farming, banyak jenis sapi bakalan yang dapat dipilih untuk digemukkam Berdasarkan asalnya, sapi dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu sapi lokal dan sapi impor. Di dunia dikenal 3 kelompok sapi yang beranak pinak sebagai hewan ternak, yaitu sapi bali, sapi zebu, dan sapi eropa. Sapi bali merupakan banteng (sapi yang hidup liar di hutan) yang sudah didomestikasi. Keberadaan banteng [Bos sundaicus atau Bos banteng) sampai sekarang masih dapat ditemukan di taman margasatwa Pangandaran (Jawa Barat) dan Meru Betiri (Jawa Timur) serta Taman Nasional Ujung Kulon (Banten). Sapi zebu atau sapi berpunuk (Bos indicus) berkembang di | 2 Bakalan Lokal Yose Elfiranto, SST
  • 3. Pemilihan Bakalan Sapi India dan beberapa negara Asia. Ciri khas sapi zebu adalah memiliki punuk di tengkuk dan gelambir (lipatan-lipatan kulit di bawah leher dan perut). Sapi eropa domestik (temakan) yang berkembang di Eropa dan negara-negara subtropis adalah keturunan sapi liar Aurochs (Bos taurus atau Bos prim/genius}. Ciri khas sapi ini adalah berukuran sangat besar, tinggi gelambir dapat mencapai 2 m, punggung datar, dan tidak berpunuk.Kini ketiga kelompok sapi temakan itu telah beranak pinak dalam berbagai ras (bangsa), baik melalui perkawinan sesama kelompok atau antarkelompok (silang). Kawin silang dapat terjadi secara alami atau melalui bantuan manusia. Ragam bangsa sapi ternakan yang ada dan berkembangbiak sebagai binatang ternak dewasa ini adalah keturunan ketiga kelompok sapi tersebut. Ketiga kelompok ternak sapi itu kini sudah berkembang di Indonesia. Walaupun pada awalnya bukan berasal dari Indonesia tetapi sapi sapi tersebut sudah berkembangbiak di Indonesia sehingga dikelompokkan sebagai sapi lokal. Jenis sapi yang dominan dikembangkan masyarakat adalah sapi ongole (keturunan sapi zebu dari India), sapi bali (keturunan langsung banteng) dan sapi madura. Ketiga sapi ini termasuk sapi tropis dengan ciri memiliki telinga panjang dan runcing. Beberapa | 3 Yose Elfiranto, SST
  • 4. Pemilihan Bakalan Sapi sapi subtropis dari Eropa juga telah berkembang di Indonesia, terutama di dataran tinggi, seperti sapi FH, Simmental, dan Aberden Angus (Sarwono, B., Harianto Bimo Arianto, 2001). Menurut Shantosi, A (2012), dalam usaha ternak potong, baik itu untuk tujuan pembibitan maupun penggemukan, faktor bibit atau bakalan sangat menentukan keberhasilan usaha. Bibit atau bakalan yang memenuhi kriteria yang ditentukan sesuai tujuan usaha akan memberikan hasil yang optimal. Dalam usaha breeding (pembibitan), kualitas induk dan pejantan yang digunakan sangat berpengaruh terhadap keturunan yang dihasilkan. Untuk itu maka perlu dilakukan: 1. Pemilihan breed/bangsa pejantan dan betina yang akan digunakan dalam breeding. Bangsa yang digunakan harus sesuai dengan tujuan usaha, karena secara genetik, kemampuan ternak bervariasi. Misalnya sapi untuk tujuan memproduksi daging, berbeda untuk tujuan kerja, tujuan produksi susu dan sebagainya. 2. Melihat catatan silsilah/pedigree. Catatan mengenai prestasi tetuanya: berat lahir, berat sapih, Average Daliy Gain (ADG), berat umur 1 tahun,dll. | 4 Usaha Breeding (Pembibitan): Yose Elfiranto, SST
  • 5. Pemilihan Bakalan Sapi 3. Penilaian bentuk luar (dengan judging). Dalam judging, ada bagian-bagian tubuh ternak yang mendapat penilaian lebih tinggi sesuai dengan tujuan. | 5 Gambar 2. Kualitas induk dilihat dengan judging Pemilihan induk berdasarkan penampilannya: a. Berpostur tubuh baik b. Ambing baik c. Bulu halus, mata bersinar d. Nafsu makan baik e. Tanda-tanda berahi teratur f. Sehat dan tidak cacat g. Umur siap kawin (+ 2 tahun, untuk ternak sapi) Yose Elfiranto, SST
  • 6. Pemilihan Bakalan Sapi Dalam usaha penggemukan, bakalan yang akan digemukkan harus cocok untuk iklim tropis. Syarat-syarat bakalan yang baik antara lain adalah: a. Umur: 1.5 – 2.5 tahun (laju pertumbuhan tinggi, efisien b. Jenis kelamin: jantan lebih cepat pertumbuhannya daripada c. Kesehatan: (sehat, kulit lentur dan bersih, mata bersinar, d. Kondisi fisik: (badan persegi panjang, dada lebar dan dalam, temperamen tenang, kondisi sapi boleh kurus tetapi sehat, pertumbuhan kompensasi) | 6 Pemilihan pejantan berdasarkan penampilannya: a. Postur tubuh besar, dada lebar dan dalam b. Kaki kuat, mata bersinar, c. Bulu halus d. Testis simetris dan normal e. Sex libidonya tinggi (agresif) f. Responsif terhadap induk berahi g. Sehat dan tidak cacat h. Umur dewasa ( >2 tahun,untuk ternak sapi) Usaha Fattening (Penggemukan) dalam penggunaan pakan) betina nafsu makan baik) e. Bangsa: mudah beradaptasi dan genetiknya baik. Yose Elfiranto, SST
  • 7. Pemilihan Bakalan Sapi Apabila menggunakan bakalan impor, maka sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Kandungan darah Bos indicus 60% b. Berat badan sekitar 350 kg c. Jenis kelamin: jantan lebih baik (steer lebih baik daripada Jenis sapi yang paling baik untuk digemukkan adalah jenis Limosin dan Simmental. Untuk kedua jenis sapi tersebut kenaikan berat badannya (ADG) bisa mencapai 1.5-2 kg/hari. Setelah kedua jenis sapi tersebut sapi jenis lainnya adalah SIMPO dan LIMPO yang ADG-nya mencapai 1-1.7 kg/hari. | 7 spayed heifer, cow) d. Sapi tanpa tanduk e. Kesehatan sapi f. Berperangai baik, tidak liar, mudah dikendalikan g. Umur 18 – 30 bulan: konversi pakan baik h. Kondisi badan jangan terlalu gemuk (ketebalan lemak) Cara Penggemukan Sapi yang Baik 1. Jenis Sapi yang Digemukkan Yose Elfiranto, SST
  • 8. Pemilihan Bakalan Sapi Yang paling ideal untuk penggemukan adalah sapi berumur 2-2.5 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut tulang-tulang sapi sudah terbentuk secara sempurna sehingga proses penggemukan dapat dilakukan secara efektif. Bagaimana mengetahui usia sapi? Secara fisik pedagang-pedagang di pasar biasanya dapat mengetahui darpi gigi sapi tersebut. Untuk usia 2 tahun biasanya gigi seroi sapi sudah berganti besar 2-4 buah (poel 2-4). Apabila lebih dari itu biasanya usia sapi sudah lebih dari 3 tahun.. Dalam pemilihan sapi selain usia, hal lain yang lebih penting adalah masalah fisik sapi tersebut. Fisik sapi yang baik meliputi panjang tubuhnya, tampilan depan dan belakang. | 8 Gambar 3. Sapi yang paling baik digemukkan adalah Simmental 2. Umur dan Fisiologis Sapi Yose Elfiranto, SST
  • 9. Pemilihan Bakalan Sapi Jangka waktu pemeliharaan ini tergantung dari tujuan peternak, apakah akan memelihara untuk jangka pendek (3- 4 bulan) ataukah hanya untuk tabungan sehingga akan dipelihara untuk jangka lama (6-12 bulan). Jangka waktu pemeliharaan ini nantinya akan terkait dengan umur sapi yang dipelihara. Untuk pemeliharaan jangka pendek, sebaiknya peternak memilih jenis sapi limosin atau simetal usia 2-2.5 tahun yang mempunyai bobot antara 350-500 kg. Biasanya untuk jenis tersebut dengan pemeliharaan yang intensif mampu naik minimal 100 kg. Apabila peternak memilih pemeliharaan jangka panjang maka sebaiknya memilih bibitan yang agak lebih muda dan bobotnya antara 250-350 kg. Hal ini semata-mata pertimbangan harga bibitan yang lebih murah. Pakan merupakan komponen penting dalam proses penggemukan sapi. Jenis pakan yang dipakai adalah campuran antara pakan hijauan dan konsentrat. Pakan jenis konsentrat diberikan pagi dan sore hari masing-masing 10 kg per pemberian pakan. Untuk hijauan biasanya jenis jerami dan rumput gajah (kolonjono). Pemberian jerami | 9 3. Jangka Waktu Penggemukan 4. Jenis Pakan yang Diberikan Yose Elfiranto, SST
  • 10. Pemilihan Bakalan Sapi mudah dan murah didapat. Pemberian jerami diberikan agak banyak dan bila habis langsung diisi kembali. Jerami ini sebelumnya difermentasi terlebih dahulu agar lebih bergizi untuk sapi. Sedangkan utnuk hijauan hanya kadang-kadang Haryanto, G. S.Pt. (2012), mengemukakan kegiatan usaha peternakan sapi potong dapat dikelompokkan ke dalam beberapa aktivitas yang saling terkait, yaitu: Usaha sapi potong sangat potensial dan menguntungkan apabila dilakukan dengan benar dan pasar bagus. Faktor-faktor | 10 diberikan (Arlius, 2012). Gambar 4. Pemberian Hijauan Lapang 1) Pelestarian (konservasi); 2) Pembibitan (peningkatan mutu genetik); 3) Perkembangbiakan (CCO); dan 4) Pembesaran (pengemukan). Yose Elfiranto, SST
  • 11. Pemilihan Bakalan Sapi yang harus diperhatikan agar bisa menjalankan usaha pembibitan secara efisien dan menguntungkan adalah: (i) Pemilihan bibit: bukan Final Stock (FS) sehingga hasil anaknya dan reproduksinya juga bagus (S/C dan Calving Interval bagus); (ii) Managemen pakan: Pemberian pakan seadanya akan mengakibatkan reproduksi ternak sapi kurang baik sehingga menyebabkan sapi tidak bunting-bunting; (iii) Sistem perkawinan: Pengaturan sistem perkawinan yang baik akan menghindari inbreeding sehingga hasil anaknya berkualitas bagus; (iv) Manajemen Kesehatan; dan (v) Manajemen Pemasaran. Menurut Siswanto, B (2014), hal yang paling penting diperhatikan dalam budidaya peternakan yaitu tentang bibit sapi. Karena biasanya orang yang akan memelihara sapi potong atau pedaging hampir pasti akan membeli sapi yang masih muda dan bisa disebut sebagai bakalan sapi dikarenakan bobotnya yang masih sedikit dan otomatis nilai karkas nya juga tidak terlalu tinggi. Bibit sapi adalah sapi yang berusia kurang lebih satu tahun dan dipelihara dengan tujuan untuk digemukkan. Karena setelah digemukkan bobot sapi meningkat drastis dan nilai karkas nya juga terangkat. | 11 Yose Elfiranto, SST
  • 12. Pemilihan Bakalan Sapi Penting bagi kita semua mengetahui gambaran bagaimana sapi bakalan yang baik. Karena sekali kita salah maka akan berpengaruh juga pada harga jual setelah digemukkan nanti. 1. Bedakan jenis kelamin sapi terlebih dahulu. 2. Perhatikan proporsi badan dari samping, depan, belakang 3. Carilah yang berkepala besar namun tetap seimbang dengan 4. Leher yang besar kuat dan tebal bergelambir. 5. Perhatikan punggung, pastikan punggung sapi lurus sejajar | 12 Gambar 5. Bibit Sapi Sumbawa Ongole Yang Sedang Digemukkan Memilih Bibit Sapi Unggul dan kesempurnaanya. badannya. dan tidak melengkung/bengkok. 6. Mulut harus datar, bahasa lainnya "papak". Yose Elfiranto, SST
  • 13. Pemilihan Bakalan Sapi 7. Lihat bagian perut dan tulang rusuknya, usahakan tulang rusuk tidak terlalu melengkung kedalam sehingga terkesan kurang berisi. 8. Pastikan jumlah testis sapi jantan dan puting sapi betina. Sapi jantan memiliki dua testi, sapi betina memiliki empat buah puting. 9. Besar pangkal ekor ke ujung ekor mempunyai besar ukuran Menurut Hardjosubroto (1994) menyatakan bahwa seleksi adalah tindakan memilih sapi yang mempunyai sifat yang dikehendaki dan membuang sapi yang tidak mempunyai sifat yang dikehendaki. Oleh karena itu, dalam melakukan seleksi harus ada kriteria yang jelas tentang sifat apa yang akan dipilih, bagaimana cara mengukurnya dan berapa standar minimal dari sifat yang diukur tersebut. Untuk dapat memperoleh peningkatan mutu genetik pada generasi berikutnya dari sapi-sapi hasil seleksi, maka harus ditentukan sifat apa yang akan diseleksi. Sifat seleksi yang dipilih harus yang bersifat menurun dan biasanya berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai, yaitu sifat-sifat yang bernilai ekonomis tinggi. | 13 yang tidak berbeda jauh. 10. Kaki tidak pincang dan besar kokoh. Pengertian Seleksi Secara Umum Yose Elfiranto, SST
  • 14. Pemilihan Bakalan Sapi Penjelasan lebih lengkap tentang sifat-sifat yang biasanya digunakan sebagai dasar seleksi, dijelaskan dalam buku "aplikasi pemuliabiakan ternak di lapangan " karangan Wartomo Hardjosubroto (1994). Febrina, L., S. Pt. (2012), mengemukakan beberapa ciri-ciri tubuh luar sapi yang dapat langsung dilihat, dapat digunakan sebagai salah satu kriteria awal atau kriteria pelengkap dalam melakukan seleksi, misalnya: 1. Kesesuaian warna tubuh dengan bangsanya. Sapi PO harus berwarna putih, sapi Madura harus berwarna coklat, sapi Bali betina harus berwarna merah bata dan yang jantan saat telah dewasa berwarna hitam. | 14 Gambar 6. Penyeleksian bakalan harus ada kriteria Yose Elfiranto, SST
  • 15. Pemilihan Bakalan Sapi 2. Keserasian bentuk dan ukuran antara kepala, leher dan 3. Tingkat pertambahan dan pencapaian berat badan ternak 4. Ukuran minimal tinggi punuk/gumba pada sapi potong calon bibit (indukan dan pejantan), mengacu pada stándar bibit populasi setempat, regional atau Nasional. 5. Tidak tampak adanya cacat tubuh yang dapat menurun, baik yang dominan (terjadi di sapi yang bersangkutan) maupun yang resesif (tidak terjadi di sapi yang bersangkutan, tetapi terjadi di sapi tetua dan atau di sapi keturunannya). 6. Untuk pejantan, testes sapi umur di atas 18 bulan harus simetris (bentuk dan ukuran yang sama antara scrotum kanan dan kiri), menggantung dan mempunyai ukuran lingkaran terpanjangnya lebih dari 32 cm (32-37 cm). 7. Kondisi sapi sehat yang ditunjukkan dengan mata yang bersinar, gerakannya lincah tetapi tidak liar dan tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan pada organ reproduksi luar, serta bebas dari penyakit menular terutama yang dapat disebarkan melalui aktifitas reproduksi. 8. Seleksi dapat dilakukan pada saat sapi umur sapih (205 hari), umur muda (365 hari) dan atau umur dewasa (2 tahun), tergantung pada kriteria seleksinya. Untuk | 15 tubuh ternak. pada umur tertentu yang tinggi. Yose Elfiranto, SST
  • 16. Pemilihan Bakalan Sapi menentukan/mendapatkan besaran patokan minimal suatu kriteria seleksi, dapat dihitung dari rata-rata ukuran kriteria yang dimaksud dipopulasi (sapi dengan umur yang sama yang ada di daerah sekitar peternak atau di populasinya), dan atau ditambah sedikitnya satu standar deviasi Menurut Aribran (2013), dalam pemelihan bibit ternak 1. Mulut dicari yang datar/papak 2. Kepala diusahakan yang besar sesuai dengan badannya dan | 16 sapi ada beberapa ciri yaitu: Gambar 7. Leher besar dan bergelambir bangsa 3. Leher besar dan bergelambir terutama yang jantan 4. Punggung dipilih yang datar jangan yang melengkung Yose Elfiranto, SST
  • 17. Pemilihan Bakalan Sapi 5. Ekor kalau jenis dari sapi sub tropis dari pangkal ekor 6. Ekor untuk sapi tropis biasanya lebih atau keadaannya merit 7. Perut diusahakan pilih yang iganya/tulang rusuk jangan 8. Kaki dicari yang tegak dan besar 9. Alat kelamin/reproduksi jantan (testis ada 2 buah ) betina 4. Melihat bentuk ambing apabila ternak tersebut sapi perah 5. Informasi tentang silsilah ternak tersebut menggunakan recording (catatan ternak) diusahakan beli bibit jangan inbriding (minimal sampai keturunan yang ke 6) Berdasarkan Direktorat Pembibitan Ternak (2012), untuk menentukan identifikasi ternak yang akan dilakukan dalam Uji Performan harus mengikuti persyaratan sebagai berikut: | 17 sampai ujung besarnya hampir sama terlalu melengkung lengkap (ambing besar puting ada 4 buah) Selain tersebut diatas yang perlu diperhatikan yaitu: 1. Menentukan umur (bisa melihat gigi) 2. Membedakan jenis kelamin 3. Melihat bentuk badan (dari atas,depan dan samping) Kriteria Seleksi Performance Sapi Potong Yose Elfiranto, SST
  • 18. Pemilihan Bakalan Sapi a. Ternak yang dipilih untuk program ini yang diutamakan b. Ternak yang dipilih adalah sapi induk yang memenuhi kriteria sesuai dengan standar pada bangsanya masing – masing. c. Semua ternak yang ikut dalam kegiatan ini diberikan d. Dilakukan pencatatan antara lain : bangsa, umur dan jenis kelamin, identitas ternak, catatan kelahiran, silsilah, berat badan, tinggi gumba/punuk, lingkar dada, panjang badan, nama dan alamat peternak. Menurut Todingan (2011), pemilihan calon bibit ternak perlu mengetahui kriteria pemilihan sapi dan pengukuran sapi, sebab pada saat peternak melakukan pemilihan diperlukan pengetahuan, pengalaman dan kecakapan yang cukup diantaranya adalah sebagai berikut: Setiap peternak yang akan memelihara, membesarkan ternak untuk dijadikan calon bibit pertama-tama harus memilih bangsa sapi yang paling disukai atau telah popular, baik jenis import maupun lokal. Kita telah mengetahui bahwa setiap bangsa sapi memiliki sifat genetik yang | 18 sapi potong murni. identitas berupa nomor/tanda atau pemasangan ear tag. 1. Bangsa dan Sifat Genetik Yose Elfiranto, SST
  • 19. Pemilihan Bakalan Sapi berbeda satu dengan yang lain, baik mengenai daging ataupun kemampuan dalam beradaptasi terhadap lingkungan sekitarnya dalam hal beradaptasi dengan lingkungan ini antara lain penyesuaian iklim dan pakan, berpangkal dari sifat genetik suatu bangsa sapi yang bisa diwariskan kepada keturunannya, maka bangsa sapi tertentu harus dipilih oleh setiap peternak sesuai dengan tujuan dan kondisi setempat, pemilihan ini memang cukup beralasan sebab peternak tidak akan mau menderita kerugian akibat faktor lingkungan yang tidak menunjang. Beberapa jenis bangsa sapi potong yaitu: Ongole, Peranakan Ongole, Brahman, Limousine, Simmental, Angus, Brangus, Bali, Madura, Chorolais dan Santa Gertrudis. Untuk mengetahui kesehatan sapi secara umum, peternak bisa memperhatikan keadaan tubuh, sikap dan tingkah laku, pernapasan, denyut jantung, pencernaan dan pandangan. a. Sapi sehat, keadaan tubuh bulat berisi, kulit lemas. | 19 2. Kesehatan 1) Keadaan tubuh Yose Elfiranto, SST
  • 20. Pemilihan Bakalan Sapi b. Tidak adanya eksternal parasit pada kulit dan bulunya, tidak ada tandatanda kerusakan dan kerontokan pada bulu (licin dan mengkilat). a. Sapi sehat tegap. b. Keempat kaki memperoleh titik berat sama. c. Sapi peka terhadap lingkungan . d. Bila diberi pakan, mulut akan dipenuhi pakan. e. Cara minum panjang. f. Sapi yang terus menerus tiduran memberikan kesan bahwa sapi tersebut sakit atau mengalami kelelahan. a. Sapi sehat bernafas dengan tenang dan teratur, kecuali ketakutan, kerja berat, udara panas dan sedang tiduran lebih cepat. b. Jumlah pernafasan: Anak sapi 30/menit, Dewasa 10- | 20 c. Selaput lendir dan gusi berwarna merah muda. d. Ujung hidung bersih, basah dan dingin. e. Kuku tidak terasa panas dan bengkak bila diraba. f. Suhu tubuh anak 39,5 C – 40 C. 2) Sikap dan tingkah laku 3) Pernafasan 30/menit. 4) Pencernaan. Yose Elfiranto, SST
  • 21. Pemilihan Bakalan Sapi a. Sapi sehat memamah biak dengan tenang sambil b. Setiap gumpalan pakan di kunyah 60-70 kali. c. Sapi sehat nafsu makan dan minum cukup besar. d. Pembuangan kotoran dan kencing berjalan lancar e. Bila gangguan pencernaan, gerak perut besar a. Sapi sehat pandangan mata cerah dan tajam. b. Sapi sakit pandangan mata sayu. c. Bentuk atau ciri luar sapi berkorelasi positif terhadap faktor genetik seperti laju pertumbuhan, mutu dan hasil akhir (daging). Bentuk atau ciri sapi potong yang baik, sebagai berikut: a. Ukuran badan panjang dan dalam, rusuk tumbuh panjang yang memungkinkan sapi mampu menampung jumlah makanan yang banyak. b. Bentuk tubuh segi empat, pertumbuhan tubuh bagian depan, tengah dan belakang serasi, garis badan atas dan bawah sejajar. | 21 istirahat/ tiduran. berhenti atau cepat sekali. f. Proses memamah biak berhenti. 5) Pandangan mata. c. Paha sampai pergelangan penuh berisi daging. d. Dada lebar dan dalam serta menonjol ke depan. Yose Elfiranto, SST
  • 22. Pemilihan Bakalan Sapi a. Penilaian dilakukan pada jarak 3,0-4,5m. b. Perhatikan kedalaman tubuhnya, keadaan lutut, a. Penilaian dilakukan pada jarak + 3,0 m b. Perhatikan kelebaran pantat kedalaman otot, b. Perhatikan bentuk dan ciri kepalanya kebulatan bagian rusak, kedalaman dada dan keadan pertulangan serta keserasian kaki depan Penilaian untuk menentukan tingkat dan kualitas akhir melalui perabaan yang dirasakan melalui ketipisan, kerapatan, serta perlemakannya. Bagian-bagian daerah perabaan pada penilaian (judging) ternak sapi. | 22 e. Kaki besar, pendek dan kokoh. 6) Pandangan dari samping kekompakan bentuk tubuh. 7) Pandangan Belakang kelebaran dan kepenuhannya 8) Pandangan Depan a. Penilaian pada jarak + 3,0 m 9) Perabaan Yose Elfiranto, SST
  • 23. Pemilihan Bakalan Sapi a. Bagian rusuk b. Bagian Tranversusprocessus pada tulang belakang c. Bagian pangkal ekor d. Bagian bidang bahu Pemilihan terhadap bibit sapi potong meliputi: Sifat kualitatif dan kuantitatif Sifat Kualitatif meliputi: 1) Mempunyai tanda telinga, artinya pedet tersebut | 23 a. Warna bulu jantan dan betina b. Bentuk tanduk jantan dan betina c. Bentuk tubuh jantan dan betina Sifat Kuantitatif meliputi: a. Berat badan jantan dan betina b. Tinggi gumba jantan dan betina c. Umur jantan dan betina d. Lingkar dada jantan dan betina e. Lebar dada jantan dan betina f. Panjang badan jantan dan betina g. Lingkar skrotum jantan Syarat ternak yang harus diperhatikan adalah: telah terdaftar dan lengkap silsilahnya. Yose Elfiranto, SST
  • 24. Pemilihan Bakalan Sapi 2) Matanya tampak cerah dan bersih. 3) Tidak terdapat tanda-tanda sering butuh, terganggu pernafasannya serta dari hidung tidak keluar lendir. 4) Kukunya tidak terasa panas bila diraba. 5) Tidak terlihat adanya eksternal parasit pada kulit 6) Tidak terdapat adanya tanda-tanda mencret pada 7) Tidak ada tanda-tanda kerusakan kulit dan 8) Pusarnya bersih dan kering, bila masih lunak dan tidak berbulu menandakan bahwa pedet masih berumur kurang lebih dua hari. Untuk menghasilkan daging, pilihlah tipe sapi yang cocok yaitu jenis sapi Bali, sapi Brahman, sapi PO, dan sapi yang cocok serta banyak dijumpai di daerah setempat. Ciri-ciri sapi potong tipe pedaging adalah sebagai berikut: 1) tubuh dalam, besar, berbentuk persegi empat/bola. 2) kualitas dagingnya maksimum dan mudah | 24 dan bulunya. bagian ekor dan dubur. kerontokan bulu. dipasarkan. 3) laju pertumbuhannya relatif cepat. Yose Elfiranto, SST
  • 25. Pemilihan Bakalan Sapi Sukandi (2013), menyatakan pejantan yang baik memiliki ciri: 1) Bentuk tubuh: besar kuat dan sehat, ukuran perut 2) Bentuk kepala: besar pendek dan lebih besar 3) Pungung: lurus kuat dan lebar, pinggangnya lebar 4) Tulang rusuk: jarak antar rusuk lebar, ukuran rusuk 5) Paha: rata antara kedua paha tersebut juga cukup | 25 4) efisiensi bahannya tinggi. dan lingkar dada lebar daripada betina besar dan panjang terpisah 6) Kaki: kuat terlebih kaki belakang Yose Elfiranto, SST
  • 26. Pemilihan Bakalan Sapi Aribran. 2013. Cara Memilih Bibit Ternak Sapi Potong. Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat. http://www. sumbarprov.go.id/read/99/12/14/59/79mengenal sumbar /berita-terkini/607-cara-memilih-bibit-ternak-sapi-potong. Arlius. 2012. Cara Penggemukan Sapi yang Baik. http://cara-ternak- Direktorat Pembibitan Ternak. 2012. Pedoman Pelaksanaan Uji Performan Sapi Potong. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Kementerian Pertanian Febrina, L., S. Pt. 2012. Pemilihan Bibit Sapi Potong. Kementerian Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya manusia Pertanian. http://cyber.kamarasta.web.id/materilokalita/detail/6473 Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. Jakarta: Grasindo, 1994 xvi, 284 hlm. 23 cm Haryanto, G. S.Pt. 2012. Prospek Pembibitan Sapi. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Indonesia. http://bibit.ditjennak.deptan.go.id /index.php/blog/ read/berita/prospek-pembibitan-sapi Sarwono, B., Harianto Bimo Arianto, 2001, Penggemukan Sapi Shantosi, A. 2012. Seleksi dan Pemilihan Bibit/Bakalan Pada Usaha Ternak Potong. http://shantozone.wordpress. com/2012/01/07/seleksi-dan-pemilihan-bibit-bakalan-pada- | 26 DAFTAR PUSTAKA html sapi.blogspot.com/2012/01/cara-penggemukan-sapi- yang-baik.html Potong Secara Cepat, Jakarta : Penebar Swadya, usaha-ternak-potong/ Yose Elfiranto, SST
  • 27. Pemilihan Bakalan Sapi Siswanto, B. 2014. Memilih Bibit Sapi Potong Yang Baik. Sukandi. 2013. Dasar Seleksi Performance Pada Ternak Bibit Sapi Potong. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin Makssar. 2013 Todingan, Lambe. 2011. Pemilihan Dan Penilaian Ternak Sapi Potong Calon Bibit. http:// disnaksulsel.info/index.php? option=com_docman& task =doc_download&gid=23& Itemid=9 | 27 http://www.usahaternak.com/2014/05/memilih-bibit-sapi- potong-yang-baik.html Yose Elfiranto, SST