SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Download to read offline
I. PENDAHULUAN
Kambing potong merupakan ternak yang memiliki sifat toleransi yang tinggi
terhadap bermacam-macam pakan hijauan serta mempunyai daya adapatasi yang
baik terhadap lingkungan. Pengembangan kambing potong mempunyai prospek
yang baik karena, untuk memenuhi kebutuhan bibit kambing dan daging dalam
maupun luar negeri. Untuk itu bibit kambing potong merupakan salah satu factor
produksi yang menentukan dalam usaha agribisnis kambing potong dan mempunyai
nilai strategis dalam upaya pengembangannya.
Pembibitan kambing potong saat ini masih berbasis pada peternakan rakyat
yang bercirikan skala usaha kecil, manajemen sederhana, penggunaan/pemanfatan
teknologi terbatas, lokasi tidak terkonsentrasi pada suatu wilayah dan belum
menerapkan system usaha agribisnis. Walaupun sebagian pelaku usaha yang
bergerak di bidang penggemukan dan pembimbitan kambing potong masih bersklala
rumah tangga,
Kebijakan pengembangan usaha pembibitan dan penggemukan kambing
potong diarahkan pada suatu kawasan, baik kawasan khusus maupun terintegrasi
dengan komoditas lainnya serta terkonsentrasi di suatu wilayah untuk
mempermudah pembinaan, pengawasan dan manajemenya.
A. Deskripsi Singkat
Bahan ajar ini berisikan unit kompetemsi memilih bibit kambing potong yang
harus dimiliki oleh widyaiswara dan peternak dalam melaksanakan pelatihan yang
meliputi : Mengenal jenis dan bangsa kambing potong, memilih bibit kambing potong
berdasarkan eksterior dan memilih bibit kambing potong berdasarkan recording/
silsilah.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah menyelesaikan materi pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan
dapat menerapkan pemilihan bibit kambing potong dalam hal mengenal bangsa dan
jenis kambing potong, memilih bibit kambing potong berdasarkan eksterior dan
memilih bibit kambing potong berdasarkan recording/recording.
2. Indikator keberhasilan
Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian pembelajaran ini, peserta pelatihan dapat.
a. Menjelaskan bangsa dan jenis kambing potong
b. Memilih bibit kambing potong berdasarkan ekterior
c. Memilih bibit kambing potong berdasarkan recording/silsilah
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
1. Mengenal bangsa dan jenis kambing potong
a. Bangsa, derah asal dan tujuan pemeliharaan
b. Jenis Kambing Potong
c. Memilih Bakalan kambing potong
2. Memilih bibit kambing potong berdasarkan ekterior
a. Pengertian Istilah dalam Pembibitan Kambing Potong
b. Tujuan dan Standar mutu bibit kambing potong
c. Memilih bibit kambing potong berdasarkan eksterior
3. Memilih bibit kambing potong berdasarkan recording
a. Seleksi,perkawinan, replement stock dan afkhir kambing potong
b. hal-hal yang perlu diperhatikan dalam recording
c. Memilihan bibit berdasarkan recording
BAB II
MENGENAL BANGSA DAN JENIS KAMBING POTONG
Indikator keberhasilan : Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat :
1. Menjelaskan bangsa, derah asal dan tujuan pemeliharaan
2. Menjelaskan jenis kambing potong unggul
3. Memilih Bakalan Kambing Potong
A. Bangsa, derah asal dan tujuan pemeliharaan
No Bangsa Daerah asal Tujuan Pemeliharaan
Daging Susu Kulit
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
Boer
Anatolian Black
Asam Hill
Bantu
Bengal
Chaper
Kacang
Leri
Ma
Osmanabed
Smal East Afrika
Somali (Galla)
Syrian Mountain
Tanyang
Thori
Valais Blackneck
West African Dwarf
West African Long-Legged
Philipine
Apulian
British Alpin
British Saanen
British Toggenburg
Duch Toggenburg
French Alpine
German Improved Fawn
German Improved White
Granada
Grissons Striped
Gujarati
Improved North Russion
Jamnapari
Kamori
Kashmiri (Kashmir)
Malaga
Mingulian
Murcian
North Russian
Nubian
Poiton
Red Basnian
Red Sakoto (Maradi)
Sehel
Saanen
Sironi
Afrika Tengah & Tenggara
Afrika Barat
India
Afrika Tengah & Tenggara
Afrika Utara, India
Afrika Utara
Asia selatan &Tenggara
Kecuali India
Afrika Utara
Cina. Mongolia
India
Afrika Tengah & Tenggara
Afrika Tengah & Tenggara
Afrika Utara
Cina Mongolia
Afrika Barat
Afrika Barat
Afrika Tengah & Tenggara
Afrika Utara
Asia Selatan &c
Eropa Barat
Eropa Barat
Eropa Barat
Eropa Barat
Eropa Barat
Eropa Barat
Eropa Timur & Eropa Barat
Eropa Timur & Eropa Barat
Eropa Barat
Eropa Barat
India
USSR
India
Afrika Utara
India
Eropa Barat
USSR
Eropa Barat
USSR
Afrika Utara
Eropa Barat
Eropa Timur
Afrika Tengah
Afrika barat
Eropa barat
India
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
No Bangsa Daerah asal Tujuan Pemeliharaan
Daging Susu Kulit
46.
47.
48.
49.
50.
Surti
Telemark
Toggenburg
Verzasca
Zaraibi
Surti
Eropa Barat
Eropa Barat
Eropa Barat
Afrika Utara
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
-
-
-
-
-
Sumber : Mason. I.L., 1969, A. Dictionary of Livestock Breed, Types and Vrie2tas.
Commonwealth Agric. Bur. Farham. Royal England dalam Winrock I2nternational (1983).
Keterangan : 1, 2 dan 3 menentukan urutan prioritas pemanfaatannya
B. Jenis Kambing Potong
Jenis kambing Derah
asal
Ciri-ciri
Kambing Kacang
Kambing Kacang
Indonesia  Tubuh kambing relatif kecil dengan kepala
ringan dan kecil.
 Telinganya tegak, berbulu lurus dan pendek.
 Pada umumnya memiliki warna bulu tunggal
putih, hitam, coklat, atau kombinasi
ketiganya.
 Kambing jantan maupun betina memiliki dua
tanduk pendek.
 Berat tubuh jantan dewasa dapat mencapai
30 kg, serta betina dewasa mencapai 25 kg.
 Tinggi yang jantan 60 - 65 cm, sedangkan
yang betina 56 cm.
 Memiliki bulu pendek pada seluruh tubuh,
kecuali pada ekor dan dagu, pada kambing
jantan juga tumbuh bulu panjang sepanjang
garis leher, pundak dan punggung sampai
ekor dan pantat.
 Leher pendek dan punggung melengkung
 Tingkat kesuburan tinggi dan tahan penyakit
 Kemampuan hidup saat lahir 100%dan
kemampuan hidup dari lahir sampai sapih
79,4 %
 Kemungkinan induk melahirkan anak kembar
dua sekitar 52,2 %, kembar tiga 2,6 % dan
tunggal 44,9 %
 Prosentasi kakas 44 – 51 %
 Rata2 Bobot lahir 3,28 kg
 Rata bobot sapih 10.12 kg (90 hari)
kambing Ettawa
Jamnapari
India
 Badannya besar, tinggi gumba kambing
jantan 90 cm hingga 127 cm dan yang
betina mencapai 92 cm.
 Bobot yang jantan bisa mencapai 91 kg,
dan betina hanya mencapai 63 kg.
 Telinganya panjang bisa mencapai 30 – 35
cm dan terkulai ke bawah.
 Dahi dan hidungnya cembung.
 Kambing jantan maupun betina bertanduk
pendek.
 Bulu hitam di kepala putih di bagain lain,
coklat dikepala putih di bagain lain dan
putik kecoklatan.
 Mulut bagian atas dan bawah tidak simetris
seperti cakil
Kambing Jawarandu
Indonesia Kambing Jawarandu (Jawa Randu) memiliki
nama lain Bligon, Gumbolo, Koplo dan
Kacukan. Merupakan hasil silangan dari
kambing peranakan etawa dengan kambing
kacang, namun sifat fisik kambing kacangnya
yang lebih dominan. Untuk menghemat
biasanya peternak susu kambing memilih
kambing ini untuk diternakkan guna diambil
susunya. Kambing ini dapat menghasilkan
susu sebanyak 1,5 liter per hari.
Memiliki tubuh lebih kecil dari kambing ettawa,
dengan bobot kambing jantan dewasa dapat
lebih dari 40 kg, sedangkan betina dapat
mencapai bobot 40 kg.
 Baik jantan maupun betina bertanduk.
 Memiliki telinga lebar terbuka, panjang dan
terkulai.
 Baik jantan maupun betina merupakan tipe
pedaging dan penghasil susu.
Kambing Boer Afrika
selatan
- Kambing Boer telah menjadi ternak yang ter-
registrasi selama lebih dari 65 tahun. Kata
"Boer" artinya petani.
- Umur lima hingga enam bulan berat 35 – 45
kg, dengan rataan pertambahan berat tubuh
antara 0,02 – 0,04 kg per hari.
- Kambing Boer jantan akan tumbuh dengan
berat badan 120 – 150 kg pada saat dewasa
(umur 2-3 tahun), sedangkan Betina dewasa
(umur 2-3 tahun) akan mempunyai berat 80 –
90 kg.
- Boer betina maupun jantan keduanya
bertanduk.
- Dibandingkan dengan kambing perah lokal,
persentase daging pada karkas kambing
F 3
F2
Boer jauh lebih tinggi dan mencapai 40% –
50% dari berat tubuhnya
- Kambing Boer dapat dikenali dengan mudah
dari tubuhnya yang lebar, panjang, dalam,
berbulu putih, berkaki pendek, berhidung
cembung, bertelinga panjang menggantung,
berkepala warna coklat kemerahan/coklat
muda hingga coklat tua.
- Beberapa kambing Boer memiliki garis putih
ke bawah di wajahnya. Kulitnya berwarna
coklat yang melindungi dirinya dari kanker
kulit akibat sengatan sinar matahari langsung.
Kambing ini sangat suka berjemur di siang
hari.
- Kambing Boer dapat hidup pada suhu
lingkungan yang ekstrim, mulai dari suhu
sangat dingin (-25 derajat celcius) hingga
sangat panas (43 ) dan mudah beradaptasi
terhadap perubahan suhu lingkungan. Tahan
terhadap penyakit. Mereka dapat hidup di
kawasan semak belukar, lereng gunung yang
berbatu atau di padang rumput. Secara
alamiah mereka adalah hewan yang suka
meramban sehingga lebih menyukai daun-
daunan, tanaman semak daripada rumput.
- Kambing Boer Jantan
Boer jantan bertubuh kokoh dan kuat sekali.
Pundaknya luas dan ke belakang dipenuhi
dengan pantat yang berotot. Boer jantan
dapat kawin di bulan apa saja sepanjang
tahun. Mereka berbau tajam karena hal ini
untuk memikat betina. Seekor pejantan dapat
aktif kawin pada umur 7-8 bulan, tetapi
disarankan agar satu pejantan tidak melayani
lebih dari 8 – 10 betina sampai pejantan itu
berumur sekitar satu tahun. Boer jantan
dewasa (2 – 3 tahun) dapat melayani 30 – 40
betina. Disarankan agar semua pejantan
dipisahkan dari betina pada umur 3 bulan
agar tidak terjadi perkawinan yang tidak
direncanakan. Seekor pejantan dapat
mengawini hingga selama 7 – 8 tahun.
- Kambing Boer Betina
Boer betina tumbuh seperti jantan, tetapi
tampak sangat feminin dengan kepala dan
leher ramping. Ia sangat jinak & pada
dasarnya tidak banyak berulah. Ia dapat
dikawinkan pada umur 10 – 12 bulan,
tergantung besar tubuhnya. Kebuntingan
untuk kambing adalah 5 bulan. Ia mampu
melahirkan anak-anak 3 kali dalam 2 tahun.
Betina umur satu tahunan dapat
menghasilkan 1 – 2 anak. Setelah beranak
pertama, ia biasanya akan beranak kembar 2,
3, bahkan 4.Boer induk menghasilkan susu
F1
dengan kandungan lemak sangat tinggi yang
cukup untuk disusu anak-anaknya. Ketika
anaknya berumur 2½ – 3½ bulan induk mulai
kering. Boer betina mempunyai dua hingga
empat puting, tetapi kadangkala tidak
semuanya menghasilkan susu. Sebagai
ternak yang kawinnya tidak musiman, ia
dapat dikawinkan lagi 3 bulan setelah
melahirkan. Birahinya dapat dideteksi dari
ekor yang bergerak-gerak cepat disebut
“flagging”. Boer betina mampu menjadi induk
hingga selama 5 – 8 tahun.
Kambing Sanen
Swis
Eropa
Kepala kecil berbentuk lancip.
Telinga kecil, pendek, tegak dan mengarah
ke depan dan samping.
Jantan atau betina sebagian kecil tak
bertanduk.
Kadang2 ada bercak hitam di hidung, telinga
ambing.
Bulu dominan putih, krem pucat dengan
bercak-bercak hitam pada hidung, telinga dan
ambing.
Anak sering kembar.
Hidungnya lurus dan muka berupa segitiga.
Ekornya tipis dan pendek.
Jantan dan betinanya bertanduk.
Berat dewasa 68-91kg (Jantan) & 36 kg – 63
kg (Betina), tinggi ideal 81 cm dengan berat
61 kg, di saat tingginya 94 cm beratnya 81
kg.
Produksi susu 740 kg/ms laktasi.
Kambing Gembrong
Indonesia
(Bali)
- Kambing Gembrong terdapat di daerah
kawasan Timur Pulau Bali terutama di
Kabupaten Karangasem.
- Ciri khas kambing Gembrong jantan berbulu
panjang lebat & mengkilap, yang tumbuh
mulai dari kepala hingga ekor. Bila dibiarkan,
panjang bulu bisa mencapai 25-30 cm.
Setiap 12-16 bulan sekali, bulunya mesti
dicukur. Jika tidak, bulu bagian kepala dapat
menutupi mata dan telinga, sehingga akan
mempersulit kambing saat makan.
- Ukuran tubuh kambing betina mirip kambing
kacang. Tapi di bagian bawah perut melebar.
Kambing gembrong betina bertanduk, namun
lebih pendek & oval. Rambut panjang
terdapat pada kambing jantan, sedangkan
kambing Gembrong betina berbulu pendek
antara 2-3 cm.
- Warna tubuh dominan kambing Gembrong
pada umumnya putih sebagian berwarna
coklat muda & coklat. Pola warna tubuh
kebanyakan satu warna, sebagian lagi dua -
sampai tiga warna. Tinggi kambing (gumba)
58 - 65 cm, bobot badan kambing dewasa
32-45 kg. Kambing jantan berjumbai pada
dahi. Jumbai terkadang menutup mata dan
muka kambing.
- Kambing gembrong merupakan persilangan
antara kambing Kashmir dengan kambing
Turki. Kedua jenis kambing itu masuk ke Bali
dari luar negeri sebagai hadiah untuk
seorang bangsawan Bali, yang kemudian
berkembang sampai sekarang di daerah Bali.
- Beberapa peternak mencoba menyilangkan
kambing Gembrong dengan kambing
Peranakan Ettawah (PE). Dari persilangan
itu dihasilkan kambing gettah alias gembrong
ettawah
Kambing PE Indonesia
(Kaligesin
g)
 Kambing ini merupakan hasil persilangan
antara kambing Etawa dengan kambing
lokal/Kacang, dengan tujuan lebih mampu
beradaptasi dengan kondisi Indonesia.
 Kambing ini dikenal sebagai kambing PE
(Peranakan Etawa), dan saat ini juga
dianggap sebagai kambing Lokal.
 Kambing PE berukuran hampir sama dengan
Etawa namun lebih adaptif terhadap
lingkungan lokal Indonesia. Tanda-tanda
tubuhnya berada diantara kambing Kacang
dan kambing Etawa. Jadi ada yang lebih ke
arah kambing Etawa, ada sebagian yang
lebih ke arah kambing Kacang.
 Kambing ini awalnya tersebar di sepanjang
pesisir utara Pulau Jawa, dan saat ini hampir
di seluruh Indonesia. Pejantan mempunyai
sex-libido yang tinggi, sifat inilah yang
membedakan dengan kambing Etawa. Ciri-
ciri kambing Etawa :
 Warna bulu belang hitam, putih, merah,
coklat dan kadang putih.
 Badannya besar sebagaimana Etawa, bobot
yang jantan bisa mencapai 91 kg, sedangkan
betina mencapai 63 kg.
 Telinganya panjang dan terkulai ke bawah,
bergelambir yang cukup besar
 Dahi dan hidungnya cembung.
 Kambing jantan maupun betina bertanduk
kecil/pendek.
 Daerah belakang paha, ekor dan dagu
berbulu panjang
 Kambing Etawa mampu menghasilkan susu
hingga tiga liter per hari.
Kambinga Boerawa
 Kambing Boerawa merupakan kambing hasil
persilangan antara kambing Boer jantan
dengan kambing Peranakan Etawah (PE)
betina.
 Ternak hasil persilangan kedua jenis
kambing tadi disebut dengan Boerawa yakni
singkatan dari kata Boerawa dan Peranakan
Etawah. Kambing hasil persilangan ini mulai
berkembang dan banyak jumlahnya di
Propinsi Lampung, walaupun upaya
persilangan antara kambing Boer dengan
kambing lokal telah dilakukan di beberapa
propinsi lainnya seperti Sumatera Utara dan
Sulawesi Selatan.
Kambing Muara
 Kambing Muara dijumpai di daerah
Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli
Utara di Propinsi Sumatera Utara.
 Dari segi penampilannya kambing ini
nampak gagah, tubuhnya kompak dan
sebaran warna bulu bervariasi antara warna
bulu coklat kemerahan, putih dan ada juga
berwarna bulu hitam. Bobot kambing Muara
ini lebih besar dari pada kambing Kacang
dan kelihatan prolifik. Kambing Muara ini
sering juga beranak dua sampai empat
sekelahiran (prolifik). Walaupun anaknya
empat ternyata dapat hidup sampai besar
tanpa pakai susu tambahan dan pakan
tambahan tetapi penampilan anak cukup
sehat, tidak terlalu jauh berbeda dengan
penampilan anak tunggal saat dilahirkan. Hal
ini diduga disebabkan oleh produksi susu
kambing relatif baik untuk kebutuhan anak
kambing 4 ekor.
Kambing Kosta  Lokasi penyebaran kambing Kosta ada di
sekitar Jakarta & Propinsi Banten. Kambing
ini bentuk tubuhnya sedang, hidung rata &
kadang-kadang melengkung, tanduk
pendek, bulu pendek. Kambing ini
persilangan kambing Kacang dan kambing
Khasmir (kambing impor).
 Warna dari kambing Kosta ini adalah coklat
tua, coklat muda, coklat merah, abu-abu
sampai hitam. Pola warna tubuh umumnya
terdiri dari 2 warna, dan bagian yang belang
umumnya didominasi oleh warna putih.
 Kambing Kosta terdapat di Kabupaten
Serang, Pandeglang, dan disekitarnya
(wilayah Tangerang dan DKI Jakarta).
Selama ini masyarakat hanya mengenal
Kambing Kacang sebagai kambing asli
Indonesia, namun karena bentuk dan
performa Kambing Kosta menyerupai
Kambing Kacang, sering sulit dibedakan
antara Kambing Kosta dengan Kambing
Kacang, padahal bila diamati secara
seksama terdapat perbedaan yang cukup
signifikan.
 Salah satu ciri khas Kambing Kosta adalah
terdapatnya motif garis yang sejajar pada
bagian kiri dan kanan muka, selain itu
terdapat pula ciri khas yang dimiliki oleh
Kambing Kosta yaitu bulu rewos di bagian
kaki belakang mirip bulu rewos pada
Kambing Peranakan Ettawa (PE), namun
tidak sepanjang bulu rewos pada Kambing
PE dengan tekstur bulu yang agak tebal dan
halus. Tubuh Kambing Kosta berbentuk
besar ke bagian belakang sehingga cocok
dan potensial untuk dijadikan tipe pedaging.
Saat ini populasi Kambing Kosta terus
menyusut.
Kambing Merica  Kambing Marica adalah suatu variasi lokal
dari Kambing Kacang yang terdapat di
Provinsi Sulawesi Selatan, dan merupakan
salah satu genotipe kambing asli Indonesia
yang menurut laporan FAO sudah termasuk
kategori langka dan hampir punah
(endargement).
 Daerah populasi kambing Marica dijumpai di
sekitar Kabupaten Maros, Kabupaten
Jeneponto, Kabupaten Sopeng dan daerah
Makassar di Propinsi Sulawesi Selatan.
Kambing Marica punya potensi genetik yang
mampu beradaptasi baik di daerah agro-
ekosistem lahan kering, dimana curah hujan
sepanjang tahun sangat rendah. Kambing
Marica dapat bertahan hidup pada musim
kemarau walau hanya memakan rumput-
rumput kering di daerah tanah berbatu-batu.
Ciri yang paling khas pada kambing ini
adalah telinganya tegak dan relatif kecil
pendek dibanding telinga kambing kacang.
Tanduk pendek dan kecil serta kelihatan
lincah dan agresif.
Kambing Samosir
 Berdasarkan sejarahnya kambing Samosir ini
dipelihara penduduk setempat secara turun
temurun di Pulau Samosir, di tengah Danau
Toba, Kabupaten Samosir, Provinsi
Sumatera Utara.
 Kambing Samosir pada mulanya digunakan
untuk bahan upacara persembahan pada
acara keagamaan salah satu aliran
kepercayaan aninisme (Parmalim) oleh
penduduk setempat. Kambing yang
dipersembahkan harus yang berwama putih,
maka secara alami penduduk setempat
sudah selektif untuk memelihara kambing
mereka mengutamakan yang berwarna putih.
Kambing Samosir ini bisa menyesuaikan diri
dengan kondisi ekosistem lahan kering dan
berbatu-batu, walaupun pada musim
kemarau biasanya rumput sangat sulit dan
kering. Kondisi pulau Samosir yang
topografinya berbukit, ternyata kambing ini
dapat beradaptasi dan berkembang biak
dengan baik.
 Tubuh kambing dewasa yaitu rataan bobot
badan betina 26 - 32 kg; panjang badan 57 -
63 cm; tinggi pundak 50 - 56 cm; tinggi
pinggul 53 - 59 cm; dalam dada 28 - 33 cm
dan lebar dada 17 - 20 cm.
 Berdasarkan ukuran morfologik tubuh,
bahwa kambing spesifik lokal Samosir ini
hampir sama dengan kambing Kacang yang
ada di Sumatera Utara, yang
membedakannya terhadap kambing Kacang
yaitu penotipe warna tubuh yang dominan
putih dengan hasil observasi 39,18% warna
tubuh putih dan 60,82% warna tubuh belang
putih hitam. Pemberian nama kambing
Samosir pada saat ini masih secara lokal dan
dikenal dengan nama Kambing Putih atau
Kambing Batak.
C.Memilih Bakalan
Pemilihan Bakalan bertujuan untuk mendapatkan bibit ternak yang berkualitas
produksinya baik dari segi daging maupun susu serta lingkungan yang sangat
mendukung akan memberikan hasil yang baik. Dalam pemilihan bakalan/bibit ditekankan
pada pada pemurnian dan peningkatan produksi dengan upaya seleksi genetik yang
memperhatikan sifat-sifat unggul antara lain : kemapuan beranak kembar tinggi,
pertumbuhan cepat dan produksinya sesuai yang diharapkan
1.Calon induk betina yang subur
- Sehat, tidak terlalu gemuk dan tidak cacat
- Bulu Bersih dan mengkilat
- Alat kelaminya normal
- Mempunyai sifat keibuan
- Ambing ( buah susu) normal (halus kenyal tidak terinfeksi atau terjadi pembengkakan)
- Sebaiknya berasal dari keturunan yang kembar
2.Calon pejantan
- Sehat, tidak gemuk (sesuai umur)
- Bulu Bersih dan mengkilat
- Badan panjang, lurus dan tidak cacat
- Tumut tinggi dan penampilan gagah
- Aktif dan nafsu kawinya besar, mudah ereksi
- Buah zakarnya normal ( 2 buah sama besar dan kenyal)
- Sebaiknya berasal dari keturunan yang kembar
D.Rangkuman
1. Kambing potong yang sudah mengalami penyesuaian alam/iklim di Indonesia :
PE.Kacang, Samosir, Merica, Muara, Gembrong, kosta , Saanen dan Boerawa serta
Kambing Boer yang sedang di kembangkan sebagai kambing potong.
2. Jenis, bangsa dan Tujuan pemeliharaan kambing meliputi : penghasil daging, penghasil
susu, penghasil kulit, namun ada yang sebagai penghasil ketiga-tiganya serta untuk
Ettawa sebagai kambing estetika yitu Lomba.
3. Calon induk betina yang subur : Sehat, tidak terlalu gemuk dan tidak cacat, Bulu Bersih
dan mengkilat, Alat kelaminya normal, Mempunyai sifat keibuan, Ambing ( buah susu)
normal (halus kenyal tidak terinfeksi atau terjadi pembengkakan), Sebaiknya berasal dari
keturunan yang kembar
4. Calon pejantan : Sehat, tidak gemuk (sesuai umur), Bulu Bersih dan mengkilat, Badan
panjang, lurus dan tidak cacat, Tumut tinggi dan penampilan gagah, Aktif dan nafsu
kawinya besar, mudah ereksi, Buah zakarnya normal ( 2 buah sama besar dan kenyal),
Sebaiknya berasal dari keturunan yang kembar
E. Latihan
1. Sebutkan Jenis kambing potong lokal/dalam negeri ?
2. Sebutkan jenis kambing yang fungsinyab sebagai penghasil daging, susu dan kulit ?
3. Jelaskan Calon ciri-ciri Induk Betina yang subur ?
4. Jelaskan Calon pejantan yang sehat ?
BAB III
MEMILIH BIBIT KAMBING POTONG BERDASARKAN EKSTERIOR
Indikator keberhasilan : Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat :
1. Menjelaskan pengertian istilah dalam pembibitan
2. Menjelaskan tujuan dan standar mutu bibit
3. Melakukan pemilihan bibit kambing potong berdasarkan eksterior
A. Pengertian Istilah dalam Pembibitan Kambing Potong
1. Pembibitan kambing potong adalah kegiatan budidaya kambing potong untuk
menghasilkan bibit kambing potong untuk keperluan sendiri atau
diperjuabelikan.
2. Bibit kambing potong adalah semua hasil pemuliaan kambing potong yang
memenuhi persyaratan tertentu untuk dikembangbiakkan
3. Species kambing potong adalah sekelompok kambing potong yang memiliki
sifat-sifat genetik sama, dalam kondisi alami dapat melakukan perkawinan dan
menghasilkan keturunan yang subur.
4. Rumpun kambing potong adalah sekelompok kambing potong yang
mempunyai ciri dan karakteristik luar serta sifat keturunan yang sama dari satu
species.
5. Galur kambing potong adalah sekelompok individu kambing potong dalam
satu rumpun yang dikembangkan untuk tujuan pemuliaan dan/atau karakteristik
tertentu
6. Pemuliaan kambing potong adalah rangkaian kegiatan untuk mengubah
komposisi genetik pada sekelompok ternak dari status rumpun atau galur guna
mencapai tujuan tertentu.
7. Pemurnian kambing potong adalah upaya untuk mempertahankan rumpun
dari jenis (species) kambing perah tertentu
8. Persilangan kambing potong adalah cara perkawinan, dimana
perkembangbiakan kambing potongnya dilakukan dengan jalan perkawinan
antara hewan-hewan dari satu species tetapi berlainan rumpun.
9. Seleksi adalah kegiatan memilih tetua untuk menghasilkan keturunan melalui
pemeriksaan dan/atau pengujian berdasarkan kriteria dan tujuan tertentu
dengan menggunakan metode atau teknologi tertentu.
10. Silsilah adalah catatan mengenai asal usul keturunan kambing potong yang
meliputi nama, nomor dan performn dari kambing potong tetua penurunnya.
11. Uji performance adalah pengujian untuk memilih kambing potong
berdasarkan sifat kualitatif dan kuantitatif meliputi pengukuran, penimbangan
dan penilaian.
12. Sertifikasi bibit kambing potong adalah proses penerbitan sertifikat bibit
setelah melalui pemeriksaan, pengujian dan pengawasan serta memenuhi
persyaratan untuk diedarkan.
B. Tujuan dan Standar mutu bibit kambing potong
1. Tujuan untuk menghasilkan bibit bermutu baik yang memenuhi persyaratan teknis
minimal dan persyaratan kesehatan hewan.
Klasifikasi bibit kambing perah ada 3 kelompok :
a. Bibit dasar (eliete/foundation stock), diperoleh dari proses seleksi rumpun
atau galur yang mempunyai nilai pemuliaan diatas nilai rata-rata
b. Bibit induk (breeding stock), diperoleh dari proses pengembangan bibit
dasar
c. Bibit sebar (commercial stock), diperoleh dari proses pengembangan bibit
induk
2. Standar Mutu Kambing Potong
Untuk menjamin mutu produk yang sesuai dengan permintaan konsumen,
diperlukan bibit kambing potong yang bermutu, sesuai dengan persyaratan teknis
minimal setiap bibit kambing perah sebagai berikut
a. Persyaratan umum :
- Kambing potong harus sehat dan bebas dari cacat fisik seperti cacat mata
(kebutaan) tanduk patah, pincang, lumpuh, kaki dan kuku abnormal, serta tidak
terdapat kelainan tulang punggung atau cacat lainnya.
- Semua kambing betina harus bebas dari cacat alat reproduksi, abnormal ambing
serta tidak menunjukkan gejala kemandulan
- Kambing jantan harus siap sebagai pejantan serta tidak memderita cacat pada
alat kelaminnya.
b. Pesyaratan khusus :
- Kambing Peranakan Ettawa
Kualitatif Kuantitatif
- Warna bulu belang hitam, putih,
merah, coklat dan kadang2 putih
- Tanduk kecil
- Muka cembung, daun telinga
panjang dan terkulai ke bawah,
bergelambir yang cukup besar
- Derah belakang paha, ekor dan
dagu berbulu panjang.
- Betina umur 8 -12 bln tinggi badan
minimal 55 cm berat badan
minimal 15 kg.
- Jantan umur 12 – 18 bln tinggi
badan 65 cm, berat badan minimal
20 kg
- Kambing Saanen Lokal
Kualitatif Kuantitatif
- Warna belang2 hitam putih atau
merah atau cokelat putih.
- Tidak bertanduk/bertanduk kecil
- Kepala ringan, leher panjang dan
halus, dahi lebar, telinga pendek
dan mengarah ke samping
- Kuku lurus dan kuat
- Tubuh panjang, dada lebar dan
dalam, ambing dan puting susu
besar dan lunak.
- Betina umur 8-12 bln berat badan
minimal 40 kg
- Jantan umur 12 – 18 bln berat
badan minimal 40 kg
- Kambing Kacang
Kualitatif Kuantitatif
Kualitatif Kuantitatif
- Warna bulu bervariasi dari putih
campur hitam, coklat atau hitam
sama sekali;
- Tanduk mengarah ke belakang dan
membengkok keluar;
- Hidung lurus, leher pendek, telinga
pendek berdiri tegak ke depan,
kepala kecil dan ringan.
- Betina umur 8-12 bulan
- Tinggi badan minimal 46 cm
- Berat badan minimal 12 kg
- Jantan umur 12-18 bulan
- Tinggi badan minimal 50 cm
- Berat badan minimal 15 kg.
C.Memilih bibit kambing potong berdasarkan eksterior
1. Standar mutu betina/jantan kambing peranakan ettawa kaligesing :
Gambar Uraian Ciri-ciri
- Tubuh =Besar, pipih
- Wajah =Melengkung
- Telingga
- Tanduk
- Warna Bulu
- Kaki belakang
- Rata-rata kelahiran
- Bobot lahir anak
- Bobot sapih
- Kawin pertama
- Sebagai pejantan
- Produksi susu
- Masa laktasi
Besar, pipih
Melengkung
Menggantung
Melengkung kebelakang
Putih, hitam, coklat, kombinasi
Bulu lebat (gimbal)
1 - 4 ekor
Rata-rata 2,5 – 3 kg
Jantan 17 kg dan betina 15 kg
Umur 12 bln
Umur 18 bln
0,5 - 2,5 l/hr/ekor
7 – 10 bln
Kambing PE ras Kaligesing dibagi dalam empat kategori (grade) A, B,C dan D.
Uraian Grade A Grade B Grade C Grade D
- Tubuh
- Panjang tubuh
- Tinggi gumba
- Profil Wajah
- Telinga
- Panjang telinga
- Lebar telinga
- Tanduk
- Warna Bulu
- Kaki belakang
- Berat dewasa
- Ambing Kambing ♀
- Lingkaran testis ♂
- Produksi susu
Besar
♀ 65-85 cm,♂ 85–105 cm
♀ 70-90 cm, ♂ 90–110 cm
Melengkung
Menggantung(terkulai) melipat
♀ 21-30 cm,♂ 25–41 cm
♀ 8-13 cm,♂ 8–14 cm
Kebelakang
Hitam,putih,coklat,kombinasi
Berbulu lebat
♀ 45-79 cm,♂ 65–90 cm
Besar sepert botol
23 cm
2-3 l/hr/ekor
Ciri-ciri
terpenuhi &
imbangan
serasi , tapi
ukuran dan
berat di
bawah rata-
rata
Ciri-ciri
kurang
memenu
hi syarat,
tapi
imbagan
serasi
Ciri-ciri
kurang
memenuhi
syarat dan
tidak
serasi
2. Identetifikasi kambing pejantan kambing perah
Secara Umum identifikasi utama terbagi menjadi 7 bagian. Bagian 1 dan 2
adalah ciri bagian kepala dan daerah leher, ke-3 tinggi badan, ke-4 bentuk dan
kondisi testis (pelanangan), ke-5 bentuk ekor, ke-6 bulu belakang dan ke-7 panjang
badan. Secara lebih detail bisa terlihat dalam visualisasi gambar berikut:
D. Rangkuman
- Pembibitan kambing potong adalah kegiatan budidaya kambing perah untuk
menghasilkan bibit kambing potong untuk keperluan sendiri atau diperjuabelikan.
- Bibit kambing potong adalah semua hasil pemuliaan kambing perah yang
memenuhi persyaratan tertentu untuk dikembangbiakkan
- Tujuan untuk menghasilkan bibit bermutu baik yang memenuhi persyaratan teknis
minimal dan persyaratan kesehatan hewan.
- Standar Mutu Kambing Potong = Untuk menjamin mutu produk yang sesuai
dengan permintaan konsumen, diperlukan bibit kambing potong yang bermutu,
sesuai dengan persyaratan teknis minimal setiap bibit kambing potong.
- Pesyaratan khusus :
- Kambing Peranakan Ettawa
Kualitatif Kuantitatif
- Warna bulu belang hitam, putih,
merah, coklat dan kadang2 putih
- Tanduk kecil
- Muka cembung, daun telinga
panjang dan terkulai ke bawah,
bergelambir yang cukup besar
- Derah belakang paha, ekor dan
dagu berbulu panjang.
- Betina umur 8 -12 bln tinggi badan
minimal 55 cm berat badan
minimal 15 kg.
- Jantan umur 12 – 18 bln tinggi
badan 65 cm, berat badan minimal
20 kg
- Kambing Saanen Lokal
Kualitatif Kuantitatif
- Warna belang2 hitam putih atau
merah atau cokelat putih.
- Tidak bertanduk/bertanduk kecil
- Kepala ringan, leher panjang dan
halus, dahi lebar, telinga pendek
dan mengarah ke samping
- Kuku lurus dan kuat
- Tubuh panjang, dada lebar dan
dalam, ambing dan puting susu
besar dan lunak.
- Betina umur 8-12 bln berat badan
minimal 40 kg
- Jantan umur 12 – 18 bln berat
badan minimal 40 kg
-Kambing Kacang
Kualitatif Kuantitatif
Kualitatif Kuantitatif
- Warna bulu bervariasi dari putih
campur hitam, coklat atau hitam
sama sekali;
- Tanduk mengarah ke belakang dan
membengkok keluar;
- Hidung lurus, leher pendek, telinga
pendek berdiri tegak ke depan,
kepala kecil dan ringan.
- Betina umur 8-12 bulan
- Tinggi badan minimal 46 cm
- Berat badan minimal 12 kg
- Jantan umur 12-18 bulan
- Tinggi badan minimal 50 cm
- Berat badan minimal 15 kg.
E.Latihan
1.Jelaskan pembibitan, bibit, tujuan dari pembibitan kambing potong ?
2. Jelaskan persyaratan khusus kambing PE dan Saanen lokal serta kacang ?
BAB IV
MEMILIH BIBIT KAMBING POTONG BERDASARKAN RECORDING
Indikator keberhasilan : Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat :
1.Menjelaskan seleksi,perkawinan, replement stock dan afkhir kambing potong
2.Menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam recording
3.Melakukan pemilihan bibit berdasarkan recording
A. Seleksi, perkawinan, replement stock dan afkhir Kambing Potong
1. Seleksi bibit kambing potong dilakukan berdasarkan penampilan (peformance)
anak dan individu calon bibit kambing potong tersebut, dengan mempergunakan
kriteria seleksi sebagai berikut :
a. Kambing induk :
- Induk harus dapat menghasilkan anak secara teratur 3(tiga) kali dalam 2 tahun
- Frekuensi beranak kembar relatif tinggi
- Total produksi anak sapihan diatas rata-rata
b. Calon Pejantan
- bobot sapih terkoreksi terhadap umur 90 (sembilan puluh) hari umur induk dan
tipe kelahiran dan disapih
- Bobot badan umur 6 bln,9 bln dan 12 bulan diatas rata-rata
- Pertambahan bobot badan pra dan pasca sapih baik
- Libido dan kualitas spermanya baik
- Penampilan fenotipe sesuai dengan rumpunya
c. Calon Induk
- bobot sapih terkoreksi terhadap umur 90 sembilan puluh hari tipe kelahiran dan
disapih,
- bobot badan umur 6 bulan dan 9 bulan diatas rata-rata
- pertambahan berat badan pra dan pasca sapih baik
- penampilan fenotipe sesuai dengan rumpunnya
2. Perkawinan dalam pembibitan kambing potong
Dalam upaya memperoleh bibit yang berkualitas, perkawinan kambing dapat
dilaksanakan sebagai berikut :
1. Kawin alam dengan ratio jantan dan betina 1:5-10
2. Iseminasi buatan (IB) dengan semen beku/cair yang teruji kualitasnya dan bebas
dari penyakit menular.
3. Dalam pelaksanaan kawin alam atau IB perlu dihindari terjadinya kawin sedarah
3. Ternak pengganti (replecement stock)
Pengadaan ternak penggati (replecement stock) dilakukan sebagai berikut :
1. Calon bibit betina dipilih 25% terbaik untuk replacement, 25 % untuk
pengembangan populasi kawasan, 40% dijual keluar kawasan sebagai bibit
dan 10% dijual sebagai ternak afkhir
2. Calon bibit jantan dipilih 10% terbaik pada umur sapih dan bersama calon
bibit betina 25% terbaik untuk dimasukkan pada uji perfoman.
4. Afkhir (culling)
Pengeluaran ternak yang sudah dinyatakan tidak memenuhi persyaratan bibit
(afkhir/culling) dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Untuk bibit rumput murni, 50% kambing bibit jantan peringkat terendah saat
seleksi pertama (umur sapih terkoreksi) dikeluarkan dengan dikastrasi dan 40%
nya dijual keluarkawasan
2. Kambing betina yang memenuhi persyaratan sebagai bibit (10%) dikeluarkan
sebagai ternak afkhir
3. Kambing yang tidak produktif segera dikeluarkan.
B. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Recording
Setiap usaha pembibitan atau agribisnis kambing perah hendaknya
melakukan pencatatan (Recording) meliputi :
b. Rumpun
c. Silsilah
d. Perkawinan (tanggal, pejantan, IB/Kawin alam)
e. Kelahiran (tanggal, bobot lahir)
f. Penyapihan (tanggal, bobot badan)
g. Beranak kembali (tanggal, paritas)
h. Pakan (jenis, konsumsi)
i. Vaksinasi, pengobatan ( tanggal, perlakuan/tretment)
j. Mutasi (pemasukan dan pengeluaran)
C.Memilih bibit berdasarkan recording
Dalam memilih bibit berdasarkan recording harus memperhatikan uraian
diatas sebagai dasar dalam memilih bibit adalah sebagai berikut :
1. Pilih salah satu ternak kambing jantan atu betina dari hasil pemilihan eksterior
2. Amati catatan bobot lahir, induknya, pejantan dan lainnya yang ada di kartu
recording
3. Amati juga catatan induk dan pejantannya
4. Buatlah skema perkawinanya
5. Buatlah rangkuman hasil pengamatan.
6. Simpulkan hasil pengamatan.
Contoh kartu kambing
KARTU CEMPE
Nama : Pinokio
Tanggal Lahir : 2 Mei 2005
Berat lahir : 2,5 kg
Jenis kelamin : betina
Tanda khusus : Bulu sekitar ambing
Hitam
Induk : Pipin
Pejantan : Robin
Nama : Pinokio
Tanggal Lahir : 2 Mei 2005
Berat lahir : 2,5 kg
Jenis kelamin : betina
Tanda khusus : Bulu sekitar ambing
Hitam
Induk : Pipin
Pejantan : Robin
PERTAMBAHAN BERAT BADAN
BULAN BERAT BADAN TGL MENIMBANG KETERANGAN
Januari 2,5 kg 2-1-2005
Pebruari 6 kg 2-2-2005
Maret 9 kg 2-3-2005
April 11 kg 2-4-2005
Mei 14 kg 2-5-2005
Juni 19 kg 2-6-2005
Juli 25 kg 2-7-2005
Agustus 30 kg 2-8-2005
September 35 kg 2-9-2005
Nopember 42 kg 2-10-2005
Desember 50 kg 2-11-2005
PENCATATAN REPRODUKSI MASA DARA
Tanggal Perkawinan Pertama 1 -6- 2006
Umur Waktu Pertama Kawin 365 Hari
Berat Badan Waktu Perkawinan Pertama 50 kg
KARTU KAMBING
Sisi kanan sisi kiri
Nama : Pinokio
No. Telinga : 0925
Breed :
Tgl Lahir : 2 Mei 2005
Berat Lahir :2,5 kg
(Waktu lahir)
Ciri Istimewa : Bulu sekitar ambing Hitam
KETURUNAN :
Induk : Pipin
Pejantan : Robin
Umur pertama kali kawin : 365 hari
Berat Badan pertama kali kawin : 35 kg
Umur Pertama kali melahirkan : 510 hari
HASIL SUSU PER BULAN
Tahun
Bulan
2006 2007 2008 2009 20...... 20...... 20...... 20......
Januari - 37,5 40 40
Pebruari - 40 30 50
Maret - 45 - 60
April - 37,5 - 60
Mei - 30 45 50
Juni - - 50 40
Juli - - 60 37,5
Agustus - 37,5 60 -
September - 45 50 -
Oktober - 60 45
Nopember - 60 -
Desember 31 50 -
4.Rangkuman
- Seleksi bibit kambing perah dilakukan berdasarkan penampilan (peformance) anak
dan individu calon bibit kambing perah, de3ngan kriteria seleksi : Induk, Calon
pejantan dan calon induk
- Perkawinan kambing dapat dilakukan dengan kawin alam, IB dan hindari
perkawinan sedarah.
- Replecement stock dilakukan sbb :
1. Calon bibit betina dipilih 25% terbaik, untuk replacement, 25 % untuk
pengembangan populasi kawasan, 40% dijual keluar kawasan sebagai bibit dan
10% dijual sebagai ternak afkhir
2. Calon bibit jantan dipilih 10% terbaik pada umur sapih dan bersama calon bibit
betina 25% terbaik untuk dimasukkan pada uji perfoman.
- Afkhir (culling) dilakukan sbb
1. Untuk bibit rumput murni, 50% kambing bibit jantan peringkat terendah saat
seleksi pertama (umur sapih terkoreksi) dikeluarkan dengan dikastrasi dan 40%
nya dijual keluarkawasan
2. Kambing betina yang memenuhi persyaratan sebagai bibit (10%) dikeluarkan
sebagai ternak afkhir
3. Kambing yang tidak produktif segera dikeluarkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Recording antara kain :
Rumpun ,Silsilah, Perkawinan (tanggal, pejantan, IB/Kawin alam), Kelahiran
(tanggal, bobot lahir), Penyapihan (tanggal, bobot badan), Beranak kembali (tanggal,
paritas), Pakan (jenis, konsumsi), Vaksinasi, pengobatan ( tanggal,
perlakuan/tretment), Mutasi (pemasukan dan pengeluaran)
Memilih bibit berdasarkan recording
1.Pilih salah satu ternak kambing jantan atu betina dari hasil pemilihan eksterior
2.Amati catatan bobot lahir, induknya, pejantan dan lainnya yang ada di kartu
recording
3.Amati juga catatan induk dan pejantannya
4.Buatlah skema perkawinanya
5.Buatlah rangkuman hasil pengamatan.
6.Simpulkan hasil pengamatan.
5.Latihan
1.Jekaskan apa yang disebut seleksi bibit kambing ?
2. Jelaskan apa yang dimaksud replesment stock ?
3. Jelaskan apa yang dimaksud afkhir ?
4. Jelaskan hal-hal dalam recording ?
5. Jelaskan memilih bibit berdasarkan recording ?
DAFTAR PUSTAKA
Blakely, A.E. dan D.H. Bade. 1994. Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta. (Diterjemahkan oleh Srigandono,B dan Soedarsosno)
Davendra, C. 1993. Kambing. Dalam Williamson, G dan W.J.A. Payne: Pengantar
Peternakan di daerah Tropis. Alih Bahasa S.G.N.D. Darmadja. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta. Hal : 578-605.
Murtidjo, B.A., 1993. Memelihara Kambing Sebagai Ternak Potong dan Ternak Perah.
Kanisius. Yogyakarta.
Sarwono, B. 2008. Beternak Kambing Unggul. Cetakan ke XXVI. Penebar Swadaya. Jakarta.
Setiawan, T. dan A.Tanius. 2006. Beternak Kambing Perah Peranakan Ettawa. Cetakan ke
III. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sodiq, A. dan Z. Abidin. 2002. Kambing Peranakan Etawa Penghasil Susu Berkhasiat Obat.
Cetakan I. PT Agro Media Pustaka. Tangerang.
Sasongko W, R. Luh.G.S.A, Tanda, P.Achmad.M. Nurul.A. 2009.Beternak Kambing
Intensif. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. NTB .
Subangkit, M.Sarwono, B. 2004. Penggemukan kambing Potong. Penebar Swadaya. Jakarta
Patrick J. L, Lubis. R, Martawijaya. M. 1989. Penelitian Ternak Kambing dan Domba Di
Pedesaan. Balai Penelitian Ternak. Bogor.
Subangkit, M.Sarwono, B. 2004. Penggemukan kambing Potong. Penebar Swadaya. Jakarta
Patrick J. L, Lubis. R, Martawijaya. M. 1989. Penelitian Ternak Kambing dan Domba Di
Pedesaan. Balai Penelitian Ternak. Bogor.

More Related Content

What's hot

Kapasitas tampung padang penggembalaan 2021.pptx
Kapasitas tampung padang penggembalaan 2021.pptxKapasitas tampung padang penggembalaan 2021.pptx
Kapasitas tampung padang penggembalaan 2021.pptxFadilidrusFadil
 
Bab ix cara pemotongan dan karkas
Bab ix cara pemotongan dan karkasBab ix cara pemotongan dan karkas
Bab ix cara pemotongan dan karkasRMontong
 
Etika berwirausaha
Etika berwirausahaEtika berwirausaha
Etika berwirausahaDani Maulana
 
poliploidisasi ikan mas.pptx
poliploidisasi ikan mas.pptxpoliploidisasi ikan mas.pptx
poliploidisasi ikan mas.pptxRusdiMachrizal1
 
PROSES PEMOTONGAN TERNAK
PROSES PEMOTONGAN TERNAKPROSES PEMOTONGAN TERNAK
PROSES PEMOTONGAN TERNAKMuhammad Eko
 
etika penyuluh pertanian (panca dan prinsip) (1).pptx
etika penyuluh pertanian (panca dan prinsip) (1).pptxetika penyuluh pertanian (panca dan prinsip) (1).pptx
etika penyuluh pertanian (panca dan prinsip) (1).pptxIqbalPuteraMahari
 
10 prinsip kepuasan pelanggan
10 prinsip kepuasan pelanggan10 prinsip kepuasan pelanggan
10 prinsip kepuasan pelangganrizamarwandi
 
Budidaya ternak kelinci
Budidaya ternak kelinciBudidaya ternak kelinci
Budidaya ternak kelinciAinul Yaqin
 
Menghitung Modal Saat Buka Usaha
Menghitung Modal Saat Buka UsahaMenghitung Modal Saat Buka Usaha
Menghitung Modal Saat Buka UsahaDeny Rifai
 
Seminar seni budaya (power point)
Seminar seni budaya (power point)Seminar seni budaya (power point)
Seminar seni budaya (power point)Kris Adji AW
 
Panduan Budidaya Ikan Lele, Ikan Nila,Ikan Gurami, dan Ikan Cupang
Panduan Budidaya Ikan Lele, Ikan Nila,Ikan Gurami, dan Ikan CupangPanduan Budidaya Ikan Lele, Ikan Nila,Ikan Gurami, dan Ikan Cupang
Panduan Budidaya Ikan Lele, Ikan Nila,Ikan Gurami, dan Ikan Cupangbelajar_bareng_aquaponik
 

What's hot (20)

Kapasitas tampung padang penggembalaan 2021.pptx
Kapasitas tampung padang penggembalaan 2021.pptxKapasitas tampung padang penggembalaan 2021.pptx
Kapasitas tampung padang penggembalaan 2021.pptx
 
Bab ix cara pemotongan dan karkas
Bab ix cara pemotongan dan karkasBab ix cara pemotongan dan karkas
Bab ix cara pemotongan dan karkas
 
Peternakan sapi
Peternakan sapiPeternakan sapi
Peternakan sapi
 
Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB)
Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB)Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB)
Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB)
 
Etika berwirausaha
Etika berwirausahaEtika berwirausaha
Etika berwirausaha
 
poliploidisasi ikan mas.pptx
poliploidisasi ikan mas.pptxpoliploidisasi ikan mas.pptx
poliploidisasi ikan mas.pptx
 
Proses Penyamakan kulit
Proses Penyamakan kulitProses Penyamakan kulit
Proses Penyamakan kulit
 
Keripik singkong
Keripik singkongKeripik singkong
Keripik singkong
 
Presentasi Industri Cpo
Presentasi Industri CpoPresentasi Industri Cpo
Presentasi Industri Cpo
 
Pengelolaan padang gembala
Pengelolaan padang gembalaPengelolaan padang gembala
Pengelolaan padang gembala
 
Ikan
IkanIkan
Ikan
 
PROSES PEMOTONGAN TERNAK
PROSES PEMOTONGAN TERNAKPROSES PEMOTONGAN TERNAK
PROSES PEMOTONGAN TERNAK
 
Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
Pemeliharaan Ternak Sapi PotongPemeliharaan Ternak Sapi Potong
Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
 
etika penyuluh pertanian (panca dan prinsip) (1).pptx
etika penyuluh pertanian (panca dan prinsip) (1).pptxetika penyuluh pertanian (panca dan prinsip) (1).pptx
etika penyuluh pertanian (panca dan prinsip) (1).pptx
 
10 prinsip kepuasan pelanggan
10 prinsip kepuasan pelanggan10 prinsip kepuasan pelanggan
10 prinsip kepuasan pelanggan
 
Budidaya ternak kelinci
Budidaya ternak kelinciBudidaya ternak kelinci
Budidaya ternak kelinci
 
Menghitung Modal Saat Buka Usaha
Menghitung Modal Saat Buka UsahaMenghitung Modal Saat Buka Usaha
Menghitung Modal Saat Buka Usaha
 
Seminar seni budaya (power point)
Seminar seni budaya (power point)Seminar seni budaya (power point)
Seminar seni budaya (power point)
 
Manajemen pemeliharaan ternak kambing
Manajemen pemeliharaan ternak kambingManajemen pemeliharaan ternak kambing
Manajemen pemeliharaan ternak kambing
 
Panduan Budidaya Ikan Lele, Ikan Nila,Ikan Gurami, dan Ikan Cupang
Panduan Budidaya Ikan Lele, Ikan Nila,Ikan Gurami, dan Ikan CupangPanduan Budidaya Ikan Lele, Ikan Nila,Ikan Gurami, dan Ikan Cupang
Panduan Budidaya Ikan Lele, Ikan Nila,Ikan Gurami, dan Ikan Cupang
 

Similar to Memilih bibit k.potong

WEEK 8 PENGELUARAN RUMINAN VAAA.pptx.pdf
WEEK 8 PENGELUARAN RUMINAN VAAA.pptx.pdfWEEK 8 PENGELUARAN RUMINAN VAAA.pptx.pdf
WEEK 8 PENGELUARAN RUMINAN VAAA.pptx.pdfd093371
 
kelompok 7_Budidaya kambing.pptx
kelompok 7_Budidaya kambing.pptxkelompok 7_Budidaya kambing.pptx
kelompok 7_Budidaya kambing.pptxMargarethaWenda
 
Saduran prospek pembibitan sapi
Saduran prospek pembibitan sapiSaduran prospek pembibitan sapi
Saduran prospek pembibitan sapiSang Thothon
 
Potensi pelestarian full
Potensi pelestarian fullPotensi pelestarian full
Potensi pelestarian fullEmi Suhaemi
 
Budidaya Sapi Potong
Budidaya Sapi PotongBudidaya Sapi Potong
Budidaya Sapi PotongBBPP_Batu
 
Budidayaayampetelur
BudidayaayampetelurBudidayaayampetelur
BudidayaayampetelurHalid Ahmed
 
Projek ternakan kambing jbtn veterinar
Projek ternakan kambing jbtn veterinarProjek ternakan kambing jbtn veterinar
Projek ternakan kambing jbtn veterinard2d2d2d2
 
Makalah bangsa-bangsa ternak itik
Makalah bangsa-bangsa ternak itik Makalah bangsa-bangsa ternak itik
Makalah bangsa-bangsa ternak itik Laode Syawal Fapet
 
Budidaya ayam petelur
Budidaya ayam petelurBudidaya ayam petelur
Budidaya ayam petelurLaf Fianss
 
Budidaya ayam petelur
Budidaya ayam petelurBudidaya ayam petelur
Budidaya ayam petelurLaf Fianss
 
Potensi pelestarian unggas lokal
Potensi pelestarian unggas lokalPotensi pelestarian unggas lokal
Potensi pelestarian unggas lokalEmi Suhaemi
 
Cara menduga bobot badan
Cara menduga bobot badanCara menduga bobot badan
Cara menduga bobot badanAchmad Zakky
 
Presentasi Ayam Buras untuk prakarya
Presentasi Ayam Buras untuk prakaryaPresentasi Ayam Buras untuk prakarya
Presentasi Ayam Buras untuk prakaryattanitaaprilia
 
tugas bahan untuk -presentasi-unggas.pptx
tugas bahan untuk -presentasi-unggas.pptxtugas bahan untuk -presentasi-unggas.pptx
tugas bahan untuk -presentasi-unggas.pptxsmartfromdaringandbe
 
FGD 3 . Kambing dan domba
FGD 3 . Kambing dan domba FGD 3 . Kambing dan domba
FGD 3 . Kambing dan domba Dewi Atana
 

Similar to Memilih bibit k.potong (20)

WEEK 8 PENGELUARAN RUMINAN VAAA.pptx.pdf
WEEK 8 PENGELUARAN RUMINAN VAAA.pptx.pdfWEEK 8 PENGELUARAN RUMINAN VAAA.pptx.pdf
WEEK 8 PENGELUARAN RUMINAN VAAA.pptx.pdf
 
kelompok 7_Budidaya kambing.pptx
kelompok 7_Budidaya kambing.pptxkelompok 7_Budidaya kambing.pptx
kelompok 7_Budidaya kambing.pptx
 
Saduran prospek pembibitan sapi
Saduran prospek pembibitan sapiSaduran prospek pembibitan sapi
Saduran prospek pembibitan sapi
 
Potensi pelestarian full
Potensi pelestarian fullPotensi pelestarian full
Potensi pelestarian full
 
bertrnak ayam kampung
bertrnak ayam kampungbertrnak ayam kampung
bertrnak ayam kampung
 
Kambing boer
Kambing boerKambing boer
Kambing boer
 
Budidaya Sapi Potong
Budidaya Sapi PotongBudidaya Sapi Potong
Budidaya Sapi Potong
 
Budidayaayampetelur
BudidayaayampetelurBudidayaayampetelur
Budidayaayampetelur
 
Projek ternakan kambing jbtn veterinar
Projek ternakan kambing jbtn veterinarProjek ternakan kambing jbtn veterinar
Projek ternakan kambing jbtn veterinar
 
Budidayaayampetelur
BudidayaayampetelurBudidayaayampetelur
Budidayaayampetelur
 
Makalah bangsa-bangsa ternak itik
Makalah bangsa-bangsa ternak itik Makalah bangsa-bangsa ternak itik
Makalah bangsa-bangsa ternak itik
 
Budidaya ayam petelur
Budidaya ayam petelurBudidaya ayam petelur
Budidaya ayam petelur
 
Budidaya ayam petelur
Budidaya ayam petelurBudidaya ayam petelur
Budidaya ayam petelur
 
Potensi pelestarian unggas lokal
Potensi pelestarian unggas lokalPotensi pelestarian unggas lokal
Potensi pelestarian unggas lokal
 
Cara menduga bobot badan
Cara menduga bobot badanCara menduga bobot badan
Cara menduga bobot badan
 
Babi
BabiBabi
Babi
 
Presentasi Ayam Buras untuk prakarya
Presentasi Ayam Buras untuk prakaryaPresentasi Ayam Buras untuk prakarya
Presentasi Ayam Buras untuk prakarya
 
tugas bahan untuk -presentasi-unggas.pptx
tugas bahan untuk -presentasi-unggas.pptxtugas bahan untuk -presentasi-unggas.pptx
tugas bahan untuk -presentasi-unggas.pptx
 
FGD 3 . Kambing dan domba
FGD 3 . Kambing dan domba FGD 3 . Kambing dan domba
FGD 3 . Kambing dan domba
 
Budidaya ayam petelur
Budidaya ayam petelurBudidaya ayam petelur
Budidaya ayam petelur
 

Recently uploaded

MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 

Recently uploaded (7)

MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 

Memilih bibit k.potong

  • 1. I. PENDAHULUAN Kambing potong merupakan ternak yang memiliki sifat toleransi yang tinggi terhadap bermacam-macam pakan hijauan serta mempunyai daya adapatasi yang baik terhadap lingkungan. Pengembangan kambing potong mempunyai prospek yang baik karena, untuk memenuhi kebutuhan bibit kambing dan daging dalam maupun luar negeri. Untuk itu bibit kambing potong merupakan salah satu factor produksi yang menentukan dalam usaha agribisnis kambing potong dan mempunyai nilai strategis dalam upaya pengembangannya. Pembibitan kambing potong saat ini masih berbasis pada peternakan rakyat yang bercirikan skala usaha kecil, manajemen sederhana, penggunaan/pemanfatan teknologi terbatas, lokasi tidak terkonsentrasi pada suatu wilayah dan belum menerapkan system usaha agribisnis. Walaupun sebagian pelaku usaha yang bergerak di bidang penggemukan dan pembimbitan kambing potong masih bersklala rumah tangga, Kebijakan pengembangan usaha pembibitan dan penggemukan kambing potong diarahkan pada suatu kawasan, baik kawasan khusus maupun terintegrasi dengan komoditas lainnya serta terkonsentrasi di suatu wilayah untuk mempermudah pembinaan, pengawasan dan manajemenya. A. Deskripsi Singkat Bahan ajar ini berisikan unit kompetemsi memilih bibit kambing potong yang harus dimiliki oleh widyaiswara dan peternak dalam melaksanakan pelatihan yang meliputi : Mengenal jenis dan bangsa kambing potong, memilih bibit kambing potong berdasarkan eksterior dan memilih bibit kambing potong berdasarkan recording/ silsilah. B. Tujuan Pembelajaran 1. Kompetensi Dasar Setelah menyelesaikan materi pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan dapat menerapkan pemilihan bibit kambing potong dalam hal mengenal bangsa dan jenis kambing potong, memilih bibit kambing potong berdasarkan eksterior dan memilih bibit kambing potong berdasarkan recording/recording.
  • 2. 2. Indikator keberhasilan Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian pembelajaran ini, peserta pelatihan dapat. a. Menjelaskan bangsa dan jenis kambing potong b. Memilih bibit kambing potong berdasarkan ekterior c. Memilih bibit kambing potong berdasarkan recording/silsilah E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok 1. Mengenal bangsa dan jenis kambing potong a. Bangsa, derah asal dan tujuan pemeliharaan b. Jenis Kambing Potong c. Memilih Bakalan kambing potong 2. Memilih bibit kambing potong berdasarkan ekterior a. Pengertian Istilah dalam Pembibitan Kambing Potong b. Tujuan dan Standar mutu bibit kambing potong c. Memilih bibit kambing potong berdasarkan eksterior 3. Memilih bibit kambing potong berdasarkan recording a. Seleksi,perkawinan, replement stock dan afkhir kambing potong b. hal-hal yang perlu diperhatikan dalam recording c. Memilihan bibit berdasarkan recording
  • 3. BAB II MENGENAL BANGSA DAN JENIS KAMBING POTONG Indikator keberhasilan : Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat : 1. Menjelaskan bangsa, derah asal dan tujuan pemeliharaan 2. Menjelaskan jenis kambing potong unggul 3. Memilih Bakalan Kambing Potong A. Bangsa, derah asal dan tujuan pemeliharaan No Bangsa Daerah asal Tujuan Pemeliharaan Daging Susu Kulit 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. Boer Anatolian Black Asam Hill Bantu Bengal Chaper Kacang Leri Ma Osmanabed Smal East Afrika Somali (Galla) Syrian Mountain Tanyang Thori Valais Blackneck West African Dwarf West African Long-Legged Philipine Apulian British Alpin British Saanen British Toggenburg Duch Toggenburg French Alpine German Improved Fawn German Improved White Granada Grissons Striped Gujarati Improved North Russion Jamnapari Kamori Kashmiri (Kashmir) Malaga Mingulian Murcian North Russian Nubian Poiton Red Basnian Red Sakoto (Maradi) Sehel Saanen Sironi Afrika Tengah & Tenggara Afrika Barat India Afrika Tengah & Tenggara Afrika Utara, India Afrika Utara Asia selatan &Tenggara Kecuali India Afrika Utara Cina. Mongolia India Afrika Tengah & Tenggara Afrika Tengah & Tenggara Afrika Utara Cina Mongolia Afrika Barat Afrika Barat Afrika Tengah & Tenggara Afrika Utara Asia Selatan &c Eropa Barat Eropa Barat Eropa Barat Eropa Barat Eropa Barat Eropa Barat Eropa Timur & Eropa Barat Eropa Timur & Eropa Barat Eropa Barat Eropa Barat India USSR India Afrika Utara India Eropa Barat USSR Eropa Barat USSR Afrika Utara Eropa Barat Eropa Timur Afrika Tengah Afrika barat Eropa barat India 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
  • 4. - No Bangsa Daerah asal Tujuan Pemeliharaan Daging Susu Kulit 46. 47. 48. 49. 50. Surti Telemark Toggenburg Verzasca Zaraibi Surti Eropa Barat Eropa Barat Eropa Barat Afrika Utara 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 - - - - - Sumber : Mason. I.L., 1969, A. Dictionary of Livestock Breed, Types and Vrie2tas. Commonwealth Agric. Bur. Farham. Royal England dalam Winrock I2nternational (1983). Keterangan : 1, 2 dan 3 menentukan urutan prioritas pemanfaatannya B. Jenis Kambing Potong Jenis kambing Derah asal Ciri-ciri Kambing Kacang Kambing Kacang Indonesia  Tubuh kambing relatif kecil dengan kepala ringan dan kecil.  Telinganya tegak, berbulu lurus dan pendek.  Pada umumnya memiliki warna bulu tunggal putih, hitam, coklat, atau kombinasi ketiganya.  Kambing jantan maupun betina memiliki dua tanduk pendek.  Berat tubuh jantan dewasa dapat mencapai 30 kg, serta betina dewasa mencapai 25 kg.  Tinggi yang jantan 60 - 65 cm, sedangkan yang betina 56 cm.  Memiliki bulu pendek pada seluruh tubuh, kecuali pada ekor dan dagu, pada kambing jantan juga tumbuh bulu panjang sepanjang garis leher, pundak dan punggung sampai ekor dan pantat.  Leher pendek dan punggung melengkung  Tingkat kesuburan tinggi dan tahan penyakit  Kemampuan hidup saat lahir 100%dan kemampuan hidup dari lahir sampai sapih 79,4 %  Kemungkinan induk melahirkan anak kembar dua sekitar 52,2 %, kembar tiga 2,6 % dan tunggal 44,9 %  Prosentasi kakas 44 – 51 %  Rata2 Bobot lahir 3,28 kg  Rata bobot sapih 10.12 kg (90 hari)
  • 5. kambing Ettawa Jamnapari India  Badannya besar, tinggi gumba kambing jantan 90 cm hingga 127 cm dan yang betina mencapai 92 cm.  Bobot yang jantan bisa mencapai 91 kg, dan betina hanya mencapai 63 kg.  Telinganya panjang bisa mencapai 30 – 35 cm dan terkulai ke bawah.  Dahi dan hidungnya cembung.  Kambing jantan maupun betina bertanduk pendek.  Bulu hitam di kepala putih di bagain lain, coklat dikepala putih di bagain lain dan putik kecoklatan.  Mulut bagian atas dan bawah tidak simetris seperti cakil Kambing Jawarandu Indonesia Kambing Jawarandu (Jawa Randu) memiliki nama lain Bligon, Gumbolo, Koplo dan Kacukan. Merupakan hasil silangan dari kambing peranakan etawa dengan kambing kacang, namun sifat fisik kambing kacangnya yang lebih dominan. Untuk menghemat biasanya peternak susu kambing memilih kambing ini untuk diternakkan guna diambil susunya. Kambing ini dapat menghasilkan susu sebanyak 1,5 liter per hari. Memiliki tubuh lebih kecil dari kambing ettawa, dengan bobot kambing jantan dewasa dapat lebih dari 40 kg, sedangkan betina dapat mencapai bobot 40 kg.  Baik jantan maupun betina bertanduk.  Memiliki telinga lebar terbuka, panjang dan terkulai.  Baik jantan maupun betina merupakan tipe pedaging dan penghasil susu. Kambing Boer Afrika selatan - Kambing Boer telah menjadi ternak yang ter- registrasi selama lebih dari 65 tahun. Kata "Boer" artinya petani. - Umur lima hingga enam bulan berat 35 – 45 kg, dengan rataan pertambahan berat tubuh antara 0,02 – 0,04 kg per hari. - Kambing Boer jantan akan tumbuh dengan berat badan 120 – 150 kg pada saat dewasa (umur 2-3 tahun), sedangkan Betina dewasa (umur 2-3 tahun) akan mempunyai berat 80 – 90 kg. - Boer betina maupun jantan keduanya bertanduk. - Dibandingkan dengan kambing perah lokal, persentase daging pada karkas kambing
  • 6. F 3 F2 Boer jauh lebih tinggi dan mencapai 40% – 50% dari berat tubuhnya - Kambing Boer dapat dikenali dengan mudah dari tubuhnya yang lebar, panjang, dalam, berbulu putih, berkaki pendek, berhidung cembung, bertelinga panjang menggantung, berkepala warna coklat kemerahan/coklat muda hingga coklat tua. - Beberapa kambing Boer memiliki garis putih ke bawah di wajahnya. Kulitnya berwarna coklat yang melindungi dirinya dari kanker kulit akibat sengatan sinar matahari langsung. Kambing ini sangat suka berjemur di siang hari. - Kambing Boer dapat hidup pada suhu lingkungan yang ekstrim, mulai dari suhu sangat dingin (-25 derajat celcius) hingga sangat panas (43 ) dan mudah beradaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Tahan terhadap penyakit. Mereka dapat hidup di kawasan semak belukar, lereng gunung yang berbatu atau di padang rumput. Secara alamiah mereka adalah hewan yang suka meramban sehingga lebih menyukai daun- daunan, tanaman semak daripada rumput. - Kambing Boer Jantan Boer jantan bertubuh kokoh dan kuat sekali. Pundaknya luas dan ke belakang dipenuhi dengan pantat yang berotot. Boer jantan dapat kawin di bulan apa saja sepanjang tahun. Mereka berbau tajam karena hal ini untuk memikat betina. Seekor pejantan dapat aktif kawin pada umur 7-8 bulan, tetapi disarankan agar satu pejantan tidak melayani lebih dari 8 – 10 betina sampai pejantan itu berumur sekitar satu tahun. Boer jantan dewasa (2 – 3 tahun) dapat melayani 30 – 40 betina. Disarankan agar semua pejantan dipisahkan dari betina pada umur 3 bulan agar tidak terjadi perkawinan yang tidak direncanakan. Seekor pejantan dapat mengawini hingga selama 7 – 8 tahun. - Kambing Boer Betina Boer betina tumbuh seperti jantan, tetapi tampak sangat feminin dengan kepala dan leher ramping. Ia sangat jinak & pada dasarnya tidak banyak berulah. Ia dapat dikawinkan pada umur 10 – 12 bulan, tergantung besar tubuhnya. Kebuntingan untuk kambing adalah 5 bulan. Ia mampu melahirkan anak-anak 3 kali dalam 2 tahun. Betina umur satu tahunan dapat menghasilkan 1 – 2 anak. Setelah beranak pertama, ia biasanya akan beranak kembar 2, 3, bahkan 4.Boer induk menghasilkan susu
  • 7. F1 dengan kandungan lemak sangat tinggi yang cukup untuk disusu anak-anaknya. Ketika anaknya berumur 2½ – 3½ bulan induk mulai kering. Boer betina mempunyai dua hingga empat puting, tetapi kadangkala tidak semuanya menghasilkan susu. Sebagai ternak yang kawinnya tidak musiman, ia dapat dikawinkan lagi 3 bulan setelah melahirkan. Birahinya dapat dideteksi dari ekor yang bergerak-gerak cepat disebut “flagging”. Boer betina mampu menjadi induk hingga selama 5 – 8 tahun. Kambing Sanen Swis Eropa Kepala kecil berbentuk lancip. Telinga kecil, pendek, tegak dan mengarah ke depan dan samping. Jantan atau betina sebagian kecil tak bertanduk. Kadang2 ada bercak hitam di hidung, telinga ambing. Bulu dominan putih, krem pucat dengan bercak-bercak hitam pada hidung, telinga dan ambing. Anak sering kembar. Hidungnya lurus dan muka berupa segitiga. Ekornya tipis dan pendek. Jantan dan betinanya bertanduk. Berat dewasa 68-91kg (Jantan) & 36 kg – 63 kg (Betina), tinggi ideal 81 cm dengan berat 61 kg, di saat tingginya 94 cm beratnya 81 kg. Produksi susu 740 kg/ms laktasi. Kambing Gembrong Indonesia (Bali) - Kambing Gembrong terdapat di daerah kawasan Timur Pulau Bali terutama di Kabupaten Karangasem. - Ciri khas kambing Gembrong jantan berbulu panjang lebat & mengkilap, yang tumbuh mulai dari kepala hingga ekor. Bila dibiarkan, panjang bulu bisa mencapai 25-30 cm. Setiap 12-16 bulan sekali, bulunya mesti dicukur. Jika tidak, bulu bagian kepala dapat menutupi mata dan telinga, sehingga akan mempersulit kambing saat makan. - Ukuran tubuh kambing betina mirip kambing kacang. Tapi di bagian bawah perut melebar. Kambing gembrong betina bertanduk, namun lebih pendek & oval. Rambut panjang terdapat pada kambing jantan, sedangkan kambing Gembrong betina berbulu pendek antara 2-3 cm. - Warna tubuh dominan kambing Gembrong pada umumnya putih sebagian berwarna coklat muda & coklat. Pola warna tubuh kebanyakan satu warna, sebagian lagi dua -
  • 8. sampai tiga warna. Tinggi kambing (gumba) 58 - 65 cm, bobot badan kambing dewasa 32-45 kg. Kambing jantan berjumbai pada dahi. Jumbai terkadang menutup mata dan muka kambing. - Kambing gembrong merupakan persilangan antara kambing Kashmir dengan kambing Turki. Kedua jenis kambing itu masuk ke Bali dari luar negeri sebagai hadiah untuk seorang bangsawan Bali, yang kemudian berkembang sampai sekarang di daerah Bali. - Beberapa peternak mencoba menyilangkan kambing Gembrong dengan kambing Peranakan Ettawah (PE). Dari persilangan itu dihasilkan kambing gettah alias gembrong ettawah Kambing PE Indonesia (Kaligesin g)  Kambing ini merupakan hasil persilangan antara kambing Etawa dengan kambing lokal/Kacang, dengan tujuan lebih mampu beradaptasi dengan kondisi Indonesia.  Kambing ini dikenal sebagai kambing PE (Peranakan Etawa), dan saat ini juga dianggap sebagai kambing Lokal.  Kambing PE berukuran hampir sama dengan Etawa namun lebih adaptif terhadap lingkungan lokal Indonesia. Tanda-tanda tubuhnya berada diantara kambing Kacang dan kambing Etawa. Jadi ada yang lebih ke arah kambing Etawa, ada sebagian yang lebih ke arah kambing Kacang.  Kambing ini awalnya tersebar di sepanjang pesisir utara Pulau Jawa, dan saat ini hampir di seluruh Indonesia. Pejantan mempunyai sex-libido yang tinggi, sifat inilah yang membedakan dengan kambing Etawa. Ciri- ciri kambing Etawa :  Warna bulu belang hitam, putih, merah, coklat dan kadang putih.  Badannya besar sebagaimana Etawa, bobot yang jantan bisa mencapai 91 kg, sedangkan betina mencapai 63 kg.  Telinganya panjang dan terkulai ke bawah, bergelambir yang cukup besar  Dahi dan hidungnya cembung.  Kambing jantan maupun betina bertanduk kecil/pendek.  Daerah belakang paha, ekor dan dagu berbulu panjang  Kambing Etawa mampu menghasilkan susu hingga tiga liter per hari.
  • 9. Kambinga Boerawa  Kambing Boerawa merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Boer jantan dengan kambing Peranakan Etawah (PE) betina.  Ternak hasil persilangan kedua jenis kambing tadi disebut dengan Boerawa yakni singkatan dari kata Boerawa dan Peranakan Etawah. Kambing hasil persilangan ini mulai berkembang dan banyak jumlahnya di Propinsi Lampung, walaupun upaya persilangan antara kambing Boer dengan kambing lokal telah dilakukan di beberapa propinsi lainnya seperti Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. Kambing Muara  Kambing Muara dijumpai di daerah Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara di Propinsi Sumatera Utara.  Dari segi penampilannya kambing ini nampak gagah, tubuhnya kompak dan sebaran warna bulu bervariasi antara warna bulu coklat kemerahan, putih dan ada juga berwarna bulu hitam. Bobot kambing Muara ini lebih besar dari pada kambing Kacang dan kelihatan prolifik. Kambing Muara ini sering juga beranak dua sampai empat sekelahiran (prolifik). Walaupun anaknya empat ternyata dapat hidup sampai besar tanpa pakai susu tambahan dan pakan tambahan tetapi penampilan anak cukup sehat, tidak terlalu jauh berbeda dengan penampilan anak tunggal saat dilahirkan. Hal ini diduga disebabkan oleh produksi susu kambing relatif baik untuk kebutuhan anak kambing 4 ekor. Kambing Kosta  Lokasi penyebaran kambing Kosta ada di sekitar Jakarta & Propinsi Banten. Kambing ini bentuk tubuhnya sedang, hidung rata & kadang-kadang melengkung, tanduk pendek, bulu pendek. Kambing ini persilangan kambing Kacang dan kambing Khasmir (kambing impor).  Warna dari kambing Kosta ini adalah coklat tua, coklat muda, coklat merah, abu-abu sampai hitam. Pola warna tubuh umumnya terdiri dari 2 warna, dan bagian yang belang umumnya didominasi oleh warna putih.  Kambing Kosta terdapat di Kabupaten Serang, Pandeglang, dan disekitarnya (wilayah Tangerang dan DKI Jakarta). Selama ini masyarakat hanya mengenal Kambing Kacang sebagai kambing asli Indonesia, namun karena bentuk dan
  • 10. performa Kambing Kosta menyerupai Kambing Kacang, sering sulit dibedakan antara Kambing Kosta dengan Kambing Kacang, padahal bila diamati secara seksama terdapat perbedaan yang cukup signifikan.  Salah satu ciri khas Kambing Kosta adalah terdapatnya motif garis yang sejajar pada bagian kiri dan kanan muka, selain itu terdapat pula ciri khas yang dimiliki oleh Kambing Kosta yaitu bulu rewos di bagian kaki belakang mirip bulu rewos pada Kambing Peranakan Ettawa (PE), namun tidak sepanjang bulu rewos pada Kambing PE dengan tekstur bulu yang agak tebal dan halus. Tubuh Kambing Kosta berbentuk besar ke bagian belakang sehingga cocok dan potensial untuk dijadikan tipe pedaging. Saat ini populasi Kambing Kosta terus menyusut. Kambing Merica  Kambing Marica adalah suatu variasi lokal dari Kambing Kacang yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan, dan merupakan salah satu genotipe kambing asli Indonesia yang menurut laporan FAO sudah termasuk kategori langka dan hampir punah (endargement).  Daerah populasi kambing Marica dijumpai di sekitar Kabupaten Maros, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Sopeng dan daerah Makassar di Propinsi Sulawesi Selatan. Kambing Marica punya potensi genetik yang mampu beradaptasi baik di daerah agro- ekosistem lahan kering, dimana curah hujan sepanjang tahun sangat rendah. Kambing Marica dapat bertahan hidup pada musim kemarau walau hanya memakan rumput- rumput kering di daerah tanah berbatu-batu. Ciri yang paling khas pada kambing ini adalah telinganya tegak dan relatif kecil pendek dibanding telinga kambing kacang. Tanduk pendek dan kecil serta kelihatan lincah dan agresif.
  • 11. Kambing Samosir  Berdasarkan sejarahnya kambing Samosir ini dipelihara penduduk setempat secara turun temurun di Pulau Samosir, di tengah Danau Toba, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara.  Kambing Samosir pada mulanya digunakan untuk bahan upacara persembahan pada acara keagamaan salah satu aliran kepercayaan aninisme (Parmalim) oleh penduduk setempat. Kambing yang dipersembahkan harus yang berwama putih, maka secara alami penduduk setempat sudah selektif untuk memelihara kambing mereka mengutamakan yang berwarna putih. Kambing Samosir ini bisa menyesuaikan diri dengan kondisi ekosistem lahan kering dan berbatu-batu, walaupun pada musim kemarau biasanya rumput sangat sulit dan kering. Kondisi pulau Samosir yang topografinya berbukit, ternyata kambing ini dapat beradaptasi dan berkembang biak dengan baik.  Tubuh kambing dewasa yaitu rataan bobot badan betina 26 - 32 kg; panjang badan 57 - 63 cm; tinggi pundak 50 - 56 cm; tinggi pinggul 53 - 59 cm; dalam dada 28 - 33 cm dan lebar dada 17 - 20 cm.  Berdasarkan ukuran morfologik tubuh, bahwa kambing spesifik lokal Samosir ini hampir sama dengan kambing Kacang yang ada di Sumatera Utara, yang membedakannya terhadap kambing Kacang yaitu penotipe warna tubuh yang dominan putih dengan hasil observasi 39,18% warna tubuh putih dan 60,82% warna tubuh belang putih hitam. Pemberian nama kambing Samosir pada saat ini masih secara lokal dan dikenal dengan nama Kambing Putih atau Kambing Batak. C.Memilih Bakalan Pemilihan Bakalan bertujuan untuk mendapatkan bibit ternak yang berkualitas produksinya baik dari segi daging maupun susu serta lingkungan yang sangat mendukung akan memberikan hasil yang baik. Dalam pemilihan bakalan/bibit ditekankan pada pada pemurnian dan peningkatan produksi dengan upaya seleksi genetik yang memperhatikan sifat-sifat unggul antara lain : kemapuan beranak kembar tinggi, pertumbuhan cepat dan produksinya sesuai yang diharapkan
  • 12. 1.Calon induk betina yang subur - Sehat, tidak terlalu gemuk dan tidak cacat - Bulu Bersih dan mengkilat - Alat kelaminya normal - Mempunyai sifat keibuan - Ambing ( buah susu) normal (halus kenyal tidak terinfeksi atau terjadi pembengkakan) - Sebaiknya berasal dari keturunan yang kembar 2.Calon pejantan - Sehat, tidak gemuk (sesuai umur) - Bulu Bersih dan mengkilat - Badan panjang, lurus dan tidak cacat - Tumut tinggi dan penampilan gagah - Aktif dan nafsu kawinya besar, mudah ereksi - Buah zakarnya normal ( 2 buah sama besar dan kenyal) - Sebaiknya berasal dari keturunan yang kembar D.Rangkuman 1. Kambing potong yang sudah mengalami penyesuaian alam/iklim di Indonesia : PE.Kacang, Samosir, Merica, Muara, Gembrong, kosta , Saanen dan Boerawa serta Kambing Boer yang sedang di kembangkan sebagai kambing potong. 2. Jenis, bangsa dan Tujuan pemeliharaan kambing meliputi : penghasil daging, penghasil susu, penghasil kulit, namun ada yang sebagai penghasil ketiga-tiganya serta untuk Ettawa sebagai kambing estetika yitu Lomba. 3. Calon induk betina yang subur : Sehat, tidak terlalu gemuk dan tidak cacat, Bulu Bersih dan mengkilat, Alat kelaminya normal, Mempunyai sifat keibuan, Ambing ( buah susu) normal (halus kenyal tidak terinfeksi atau terjadi pembengkakan), Sebaiknya berasal dari keturunan yang kembar 4. Calon pejantan : Sehat, tidak gemuk (sesuai umur), Bulu Bersih dan mengkilat, Badan panjang, lurus dan tidak cacat, Tumut tinggi dan penampilan gagah, Aktif dan nafsu kawinya besar, mudah ereksi, Buah zakarnya normal ( 2 buah sama besar dan kenyal), Sebaiknya berasal dari keturunan yang kembar E. Latihan 1. Sebutkan Jenis kambing potong lokal/dalam negeri ? 2. Sebutkan jenis kambing yang fungsinyab sebagai penghasil daging, susu dan kulit ? 3. Jelaskan Calon ciri-ciri Induk Betina yang subur ? 4. Jelaskan Calon pejantan yang sehat ?
  • 13. BAB III MEMILIH BIBIT KAMBING POTONG BERDASARKAN EKSTERIOR Indikator keberhasilan : Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat : 1. Menjelaskan pengertian istilah dalam pembibitan 2. Menjelaskan tujuan dan standar mutu bibit 3. Melakukan pemilihan bibit kambing potong berdasarkan eksterior A. Pengertian Istilah dalam Pembibitan Kambing Potong 1. Pembibitan kambing potong adalah kegiatan budidaya kambing potong untuk menghasilkan bibit kambing potong untuk keperluan sendiri atau diperjuabelikan. 2. Bibit kambing potong adalah semua hasil pemuliaan kambing potong yang memenuhi persyaratan tertentu untuk dikembangbiakkan 3. Species kambing potong adalah sekelompok kambing potong yang memiliki sifat-sifat genetik sama, dalam kondisi alami dapat melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan yang subur. 4. Rumpun kambing potong adalah sekelompok kambing potong yang mempunyai ciri dan karakteristik luar serta sifat keturunan yang sama dari satu species. 5. Galur kambing potong adalah sekelompok individu kambing potong dalam satu rumpun yang dikembangkan untuk tujuan pemuliaan dan/atau karakteristik tertentu 6. Pemuliaan kambing potong adalah rangkaian kegiatan untuk mengubah komposisi genetik pada sekelompok ternak dari status rumpun atau galur guna mencapai tujuan tertentu. 7. Pemurnian kambing potong adalah upaya untuk mempertahankan rumpun dari jenis (species) kambing perah tertentu 8. Persilangan kambing potong adalah cara perkawinan, dimana perkembangbiakan kambing potongnya dilakukan dengan jalan perkawinan antara hewan-hewan dari satu species tetapi berlainan rumpun. 9. Seleksi adalah kegiatan memilih tetua untuk menghasilkan keturunan melalui pemeriksaan dan/atau pengujian berdasarkan kriteria dan tujuan tertentu dengan menggunakan metode atau teknologi tertentu.
  • 14. 10. Silsilah adalah catatan mengenai asal usul keturunan kambing potong yang meliputi nama, nomor dan performn dari kambing potong tetua penurunnya. 11. Uji performance adalah pengujian untuk memilih kambing potong berdasarkan sifat kualitatif dan kuantitatif meliputi pengukuran, penimbangan dan penilaian. 12. Sertifikasi bibit kambing potong adalah proses penerbitan sertifikat bibit setelah melalui pemeriksaan, pengujian dan pengawasan serta memenuhi persyaratan untuk diedarkan. B. Tujuan dan Standar mutu bibit kambing potong 1. Tujuan untuk menghasilkan bibit bermutu baik yang memenuhi persyaratan teknis minimal dan persyaratan kesehatan hewan. Klasifikasi bibit kambing perah ada 3 kelompok : a. Bibit dasar (eliete/foundation stock), diperoleh dari proses seleksi rumpun atau galur yang mempunyai nilai pemuliaan diatas nilai rata-rata b. Bibit induk (breeding stock), diperoleh dari proses pengembangan bibit dasar c. Bibit sebar (commercial stock), diperoleh dari proses pengembangan bibit induk 2. Standar Mutu Kambing Potong Untuk menjamin mutu produk yang sesuai dengan permintaan konsumen, diperlukan bibit kambing potong yang bermutu, sesuai dengan persyaratan teknis minimal setiap bibit kambing perah sebagai berikut a. Persyaratan umum : - Kambing potong harus sehat dan bebas dari cacat fisik seperti cacat mata (kebutaan) tanduk patah, pincang, lumpuh, kaki dan kuku abnormal, serta tidak terdapat kelainan tulang punggung atau cacat lainnya. - Semua kambing betina harus bebas dari cacat alat reproduksi, abnormal ambing serta tidak menunjukkan gejala kemandulan - Kambing jantan harus siap sebagai pejantan serta tidak memderita cacat pada alat kelaminnya.
  • 15. b. Pesyaratan khusus : - Kambing Peranakan Ettawa Kualitatif Kuantitatif - Warna bulu belang hitam, putih, merah, coklat dan kadang2 putih - Tanduk kecil - Muka cembung, daun telinga panjang dan terkulai ke bawah, bergelambir yang cukup besar - Derah belakang paha, ekor dan dagu berbulu panjang. - Betina umur 8 -12 bln tinggi badan minimal 55 cm berat badan minimal 15 kg. - Jantan umur 12 – 18 bln tinggi badan 65 cm, berat badan minimal 20 kg - Kambing Saanen Lokal Kualitatif Kuantitatif - Warna belang2 hitam putih atau merah atau cokelat putih. - Tidak bertanduk/bertanduk kecil - Kepala ringan, leher panjang dan halus, dahi lebar, telinga pendek dan mengarah ke samping - Kuku lurus dan kuat - Tubuh panjang, dada lebar dan dalam, ambing dan puting susu besar dan lunak. - Betina umur 8-12 bln berat badan minimal 40 kg - Jantan umur 12 – 18 bln berat badan minimal 40 kg - Kambing Kacang Kualitatif Kuantitatif Kualitatif Kuantitatif - Warna bulu bervariasi dari putih campur hitam, coklat atau hitam sama sekali; - Tanduk mengarah ke belakang dan membengkok keluar; - Hidung lurus, leher pendek, telinga pendek berdiri tegak ke depan, kepala kecil dan ringan. - Betina umur 8-12 bulan - Tinggi badan minimal 46 cm - Berat badan minimal 12 kg - Jantan umur 12-18 bulan - Tinggi badan minimal 50 cm - Berat badan minimal 15 kg.
  • 16. C.Memilih bibit kambing potong berdasarkan eksterior 1. Standar mutu betina/jantan kambing peranakan ettawa kaligesing : Gambar Uraian Ciri-ciri - Tubuh =Besar, pipih - Wajah =Melengkung - Telingga - Tanduk - Warna Bulu - Kaki belakang - Rata-rata kelahiran - Bobot lahir anak - Bobot sapih - Kawin pertama - Sebagai pejantan - Produksi susu - Masa laktasi Besar, pipih Melengkung Menggantung Melengkung kebelakang Putih, hitam, coklat, kombinasi Bulu lebat (gimbal) 1 - 4 ekor Rata-rata 2,5 – 3 kg Jantan 17 kg dan betina 15 kg Umur 12 bln Umur 18 bln 0,5 - 2,5 l/hr/ekor 7 – 10 bln Kambing PE ras Kaligesing dibagi dalam empat kategori (grade) A, B,C dan D. Uraian Grade A Grade B Grade C Grade D - Tubuh - Panjang tubuh - Tinggi gumba - Profil Wajah - Telinga - Panjang telinga - Lebar telinga - Tanduk - Warna Bulu - Kaki belakang - Berat dewasa - Ambing Kambing ♀ - Lingkaran testis ♂ - Produksi susu Besar ♀ 65-85 cm,♂ 85–105 cm ♀ 70-90 cm, ♂ 90–110 cm Melengkung Menggantung(terkulai) melipat ♀ 21-30 cm,♂ 25–41 cm ♀ 8-13 cm,♂ 8–14 cm Kebelakang Hitam,putih,coklat,kombinasi Berbulu lebat ♀ 45-79 cm,♂ 65–90 cm Besar sepert botol 23 cm 2-3 l/hr/ekor Ciri-ciri terpenuhi & imbangan serasi , tapi ukuran dan berat di bawah rata- rata Ciri-ciri kurang memenu hi syarat, tapi imbagan serasi Ciri-ciri kurang memenuhi syarat dan tidak serasi 2. Identetifikasi kambing pejantan kambing perah Secara Umum identifikasi utama terbagi menjadi 7 bagian. Bagian 1 dan 2 adalah ciri bagian kepala dan daerah leher, ke-3 tinggi badan, ke-4 bentuk dan kondisi testis (pelanangan), ke-5 bentuk ekor, ke-6 bulu belakang dan ke-7 panjang badan. Secara lebih detail bisa terlihat dalam visualisasi gambar berikut:
  • 17. D. Rangkuman - Pembibitan kambing potong adalah kegiatan budidaya kambing perah untuk menghasilkan bibit kambing potong untuk keperluan sendiri atau diperjuabelikan. - Bibit kambing potong adalah semua hasil pemuliaan kambing perah yang memenuhi persyaratan tertentu untuk dikembangbiakkan - Tujuan untuk menghasilkan bibit bermutu baik yang memenuhi persyaratan teknis minimal dan persyaratan kesehatan hewan.
  • 18. - Standar Mutu Kambing Potong = Untuk menjamin mutu produk yang sesuai dengan permintaan konsumen, diperlukan bibit kambing potong yang bermutu, sesuai dengan persyaratan teknis minimal setiap bibit kambing potong. - Pesyaratan khusus : - Kambing Peranakan Ettawa Kualitatif Kuantitatif - Warna bulu belang hitam, putih, merah, coklat dan kadang2 putih - Tanduk kecil - Muka cembung, daun telinga panjang dan terkulai ke bawah, bergelambir yang cukup besar - Derah belakang paha, ekor dan dagu berbulu panjang. - Betina umur 8 -12 bln tinggi badan minimal 55 cm berat badan minimal 15 kg. - Jantan umur 12 – 18 bln tinggi badan 65 cm, berat badan minimal 20 kg - Kambing Saanen Lokal Kualitatif Kuantitatif - Warna belang2 hitam putih atau merah atau cokelat putih. - Tidak bertanduk/bertanduk kecil - Kepala ringan, leher panjang dan halus, dahi lebar, telinga pendek dan mengarah ke samping - Kuku lurus dan kuat - Tubuh panjang, dada lebar dan dalam, ambing dan puting susu besar dan lunak. - Betina umur 8-12 bln berat badan minimal 40 kg - Jantan umur 12 – 18 bln berat badan minimal 40 kg -Kambing Kacang Kualitatif Kuantitatif Kualitatif Kuantitatif - Warna bulu bervariasi dari putih campur hitam, coklat atau hitam sama sekali; - Tanduk mengarah ke belakang dan membengkok keluar; - Hidung lurus, leher pendek, telinga pendek berdiri tegak ke depan, kepala kecil dan ringan. - Betina umur 8-12 bulan - Tinggi badan minimal 46 cm - Berat badan minimal 12 kg - Jantan umur 12-18 bulan - Tinggi badan minimal 50 cm - Berat badan minimal 15 kg. E.Latihan 1.Jelaskan pembibitan, bibit, tujuan dari pembibitan kambing potong ? 2. Jelaskan persyaratan khusus kambing PE dan Saanen lokal serta kacang ?
  • 19. BAB IV MEMILIH BIBIT KAMBING POTONG BERDASARKAN RECORDING Indikator keberhasilan : Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat : 1.Menjelaskan seleksi,perkawinan, replement stock dan afkhir kambing potong 2.Menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam recording 3.Melakukan pemilihan bibit berdasarkan recording A. Seleksi, perkawinan, replement stock dan afkhir Kambing Potong 1. Seleksi bibit kambing potong dilakukan berdasarkan penampilan (peformance) anak dan individu calon bibit kambing potong tersebut, dengan mempergunakan kriteria seleksi sebagai berikut : a. Kambing induk : - Induk harus dapat menghasilkan anak secara teratur 3(tiga) kali dalam 2 tahun - Frekuensi beranak kembar relatif tinggi - Total produksi anak sapihan diatas rata-rata b. Calon Pejantan - bobot sapih terkoreksi terhadap umur 90 (sembilan puluh) hari umur induk dan tipe kelahiran dan disapih - Bobot badan umur 6 bln,9 bln dan 12 bulan diatas rata-rata - Pertambahan bobot badan pra dan pasca sapih baik - Libido dan kualitas spermanya baik - Penampilan fenotipe sesuai dengan rumpunya c. Calon Induk - bobot sapih terkoreksi terhadap umur 90 sembilan puluh hari tipe kelahiran dan disapih, - bobot badan umur 6 bulan dan 9 bulan diatas rata-rata - pertambahan berat badan pra dan pasca sapih baik - penampilan fenotipe sesuai dengan rumpunnya 2. Perkawinan dalam pembibitan kambing potong Dalam upaya memperoleh bibit yang berkualitas, perkawinan kambing dapat dilaksanakan sebagai berikut : 1. Kawin alam dengan ratio jantan dan betina 1:5-10 2. Iseminasi buatan (IB) dengan semen beku/cair yang teruji kualitasnya dan bebas dari penyakit menular. 3. Dalam pelaksanaan kawin alam atau IB perlu dihindari terjadinya kawin sedarah
  • 20. 3. Ternak pengganti (replecement stock) Pengadaan ternak penggati (replecement stock) dilakukan sebagai berikut : 1. Calon bibit betina dipilih 25% terbaik untuk replacement, 25 % untuk pengembangan populasi kawasan, 40% dijual keluar kawasan sebagai bibit dan 10% dijual sebagai ternak afkhir 2. Calon bibit jantan dipilih 10% terbaik pada umur sapih dan bersama calon bibit betina 25% terbaik untuk dimasukkan pada uji perfoman. 4. Afkhir (culling) Pengeluaran ternak yang sudah dinyatakan tidak memenuhi persyaratan bibit (afkhir/culling) dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Untuk bibit rumput murni, 50% kambing bibit jantan peringkat terendah saat seleksi pertama (umur sapih terkoreksi) dikeluarkan dengan dikastrasi dan 40% nya dijual keluarkawasan 2. Kambing betina yang memenuhi persyaratan sebagai bibit (10%) dikeluarkan sebagai ternak afkhir 3. Kambing yang tidak produktif segera dikeluarkan. B. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Recording Setiap usaha pembibitan atau agribisnis kambing perah hendaknya melakukan pencatatan (Recording) meliputi : b. Rumpun c. Silsilah d. Perkawinan (tanggal, pejantan, IB/Kawin alam) e. Kelahiran (tanggal, bobot lahir) f. Penyapihan (tanggal, bobot badan) g. Beranak kembali (tanggal, paritas) h. Pakan (jenis, konsumsi) i. Vaksinasi, pengobatan ( tanggal, perlakuan/tretment) j. Mutasi (pemasukan dan pengeluaran)
  • 21. C.Memilih bibit berdasarkan recording Dalam memilih bibit berdasarkan recording harus memperhatikan uraian diatas sebagai dasar dalam memilih bibit adalah sebagai berikut : 1. Pilih salah satu ternak kambing jantan atu betina dari hasil pemilihan eksterior 2. Amati catatan bobot lahir, induknya, pejantan dan lainnya yang ada di kartu recording 3. Amati juga catatan induk dan pejantannya 4. Buatlah skema perkawinanya 5. Buatlah rangkuman hasil pengamatan. 6. Simpulkan hasil pengamatan. Contoh kartu kambing KARTU CEMPE Nama : Pinokio Tanggal Lahir : 2 Mei 2005 Berat lahir : 2,5 kg Jenis kelamin : betina Tanda khusus : Bulu sekitar ambing Hitam Induk : Pipin Pejantan : Robin Nama : Pinokio Tanggal Lahir : 2 Mei 2005 Berat lahir : 2,5 kg Jenis kelamin : betina Tanda khusus : Bulu sekitar ambing Hitam Induk : Pipin Pejantan : Robin PERTAMBAHAN BERAT BADAN BULAN BERAT BADAN TGL MENIMBANG KETERANGAN Januari 2,5 kg 2-1-2005 Pebruari 6 kg 2-2-2005 Maret 9 kg 2-3-2005 April 11 kg 2-4-2005 Mei 14 kg 2-5-2005 Juni 19 kg 2-6-2005 Juli 25 kg 2-7-2005 Agustus 30 kg 2-8-2005 September 35 kg 2-9-2005 Nopember 42 kg 2-10-2005 Desember 50 kg 2-11-2005
  • 22. PENCATATAN REPRODUKSI MASA DARA Tanggal Perkawinan Pertama 1 -6- 2006 Umur Waktu Pertama Kawin 365 Hari Berat Badan Waktu Perkawinan Pertama 50 kg KARTU KAMBING Sisi kanan sisi kiri Nama : Pinokio No. Telinga : 0925 Breed : Tgl Lahir : 2 Mei 2005 Berat Lahir :2,5 kg (Waktu lahir) Ciri Istimewa : Bulu sekitar ambing Hitam KETURUNAN : Induk : Pipin Pejantan : Robin Umur pertama kali kawin : 365 hari Berat Badan pertama kali kawin : 35 kg Umur Pertama kali melahirkan : 510 hari HASIL SUSU PER BULAN Tahun Bulan 2006 2007 2008 2009 20...... 20...... 20...... 20...... Januari - 37,5 40 40 Pebruari - 40 30 50 Maret - 45 - 60 April - 37,5 - 60 Mei - 30 45 50 Juni - - 50 40 Juli - - 60 37,5 Agustus - 37,5 60 - September - 45 50 - Oktober - 60 45 Nopember - 60 - Desember 31 50 -
  • 23. 4.Rangkuman - Seleksi bibit kambing perah dilakukan berdasarkan penampilan (peformance) anak dan individu calon bibit kambing perah, de3ngan kriteria seleksi : Induk, Calon pejantan dan calon induk - Perkawinan kambing dapat dilakukan dengan kawin alam, IB dan hindari perkawinan sedarah. - Replecement stock dilakukan sbb : 1. Calon bibit betina dipilih 25% terbaik, untuk replacement, 25 % untuk pengembangan populasi kawasan, 40% dijual keluar kawasan sebagai bibit dan 10% dijual sebagai ternak afkhir 2. Calon bibit jantan dipilih 10% terbaik pada umur sapih dan bersama calon bibit betina 25% terbaik untuk dimasukkan pada uji perfoman. - Afkhir (culling) dilakukan sbb 1. Untuk bibit rumput murni, 50% kambing bibit jantan peringkat terendah saat seleksi pertama (umur sapih terkoreksi) dikeluarkan dengan dikastrasi dan 40% nya dijual keluarkawasan 2. Kambing betina yang memenuhi persyaratan sebagai bibit (10%) dikeluarkan sebagai ternak afkhir 3. Kambing yang tidak produktif segera dikeluarkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Recording antara kain : Rumpun ,Silsilah, Perkawinan (tanggal, pejantan, IB/Kawin alam), Kelahiran (tanggal, bobot lahir), Penyapihan (tanggal, bobot badan), Beranak kembali (tanggal, paritas), Pakan (jenis, konsumsi), Vaksinasi, pengobatan ( tanggal, perlakuan/tretment), Mutasi (pemasukan dan pengeluaran) Memilih bibit berdasarkan recording 1.Pilih salah satu ternak kambing jantan atu betina dari hasil pemilihan eksterior 2.Amati catatan bobot lahir, induknya, pejantan dan lainnya yang ada di kartu recording 3.Amati juga catatan induk dan pejantannya 4.Buatlah skema perkawinanya 5.Buatlah rangkuman hasil pengamatan. 6.Simpulkan hasil pengamatan.
  • 24. 5.Latihan 1.Jekaskan apa yang disebut seleksi bibit kambing ? 2. Jelaskan apa yang dimaksud replesment stock ? 3. Jelaskan apa yang dimaksud afkhir ? 4. Jelaskan hal-hal dalam recording ? 5. Jelaskan memilih bibit berdasarkan recording ?
  • 25. DAFTAR PUSTAKA Blakely, A.E. dan D.H. Bade. 1994. Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. (Diterjemahkan oleh Srigandono,B dan Soedarsosno) Davendra, C. 1993. Kambing. Dalam Williamson, G dan W.J.A. Payne: Pengantar Peternakan di daerah Tropis. Alih Bahasa S.G.N.D. Darmadja. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Hal : 578-605. Murtidjo, B.A., 1993. Memelihara Kambing Sebagai Ternak Potong dan Ternak Perah. Kanisius. Yogyakarta. Sarwono, B. 2008. Beternak Kambing Unggul. Cetakan ke XXVI. Penebar Swadaya. Jakarta. Setiawan, T. dan A.Tanius. 2006. Beternak Kambing Perah Peranakan Ettawa. Cetakan ke III. Penebar Swadaya. Jakarta. Sodiq, A. dan Z. Abidin. 2002. Kambing Peranakan Etawa Penghasil Susu Berkhasiat Obat. Cetakan I. PT Agro Media Pustaka. Tangerang. Sasongko W, R. Luh.G.S.A, Tanda, P.Achmad.M. Nurul.A. 2009.Beternak Kambing Intensif. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. NTB . Subangkit, M.Sarwono, B. 2004. Penggemukan kambing Potong. Penebar Swadaya. Jakarta Patrick J. L, Lubis. R, Martawijaya. M. 1989. Penelitian Ternak Kambing dan Domba Di Pedesaan. Balai Penelitian Ternak. Bogor. Subangkit, M.Sarwono, B. 2004. Penggemukan kambing Potong. Penebar Swadaya. Jakarta Patrick J. L, Lubis. R, Martawijaya. M. 1989. Penelitian Ternak Kambing dan Domba Di Pedesaan. Balai Penelitian Ternak. Bogor.