SlideShare a Scribd company logo
Tinjauan Pustaka Kimia Klinik


                 Sistatin C
                    dan
         Laju Filtrasi Glomerulus


                 Ety Retno S
                 S.P. Edijanto

                                    1
Pendahuluan

• Gangguan fungsi ginjal dapat tanpa disertai keluhan
  klinis sampai kerusakan 70-80% → deteksi dini
  fungsi ginjal
• Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) : parameter
  penting dalam menilai fungsi ginjal
• Kreatinin : bahan endogen yang paling sering
  digunakan untuk menilai LFG, mempunyai
  keterbatasan → peneliti mencari petanda lain
• Sistatin C serum lebih baik dibandingkan
  kreatinin serum untuk menilai LFG

                                                    2
Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)
 LFG : volume darah yg dibersihkan dari suatu bahan dalam
    waktu 1 menit
   Sifat bahan yang ideal untuk pemeriksaan LFG :
•   dihasilkan dengan kecepatan stabil dan konsentrasi dalam
    sirkulasi stabil
•   kadar mudah diukur dalam serum dan urine
•   tidak dipengaruhi perubahan fisiologis
•   tidak mengikat protein dan tidak toksik
•   tidak mempunyai efek pada kecepatan filtrasi, bebas difiltrasi
    oleh glomerulus
•   tidak dimetabolisme
•   tidak disimpan dalam ginjal
•   tidak direabsorbsi dan disekresi di tubulus
                                                                     3
• Baku emas penentuan LFG : inulin, iohexol, 51Cr-EDTA, 99mTc-
  labeled DTPA, 125I-labeled iothalamate → merupakan bahan
  eksogen, pemeriksaan lambat, rumit, butuh banyak
  tenaga, mahal, pemaparan radiasi, dapat menyebabkan
  reaksi alergi

• Metode pengukuran LFG yg banyak digunakan
  (sesuai urutan akurasinya) :
• klirens inulin
• klirens 51Cr-EDTA
• klirens kreatinin
• klirens urea
• konsentrasi serum kreatinin dan urea


                                                             4
• Petanda LFG yg sangat umum dilakukan : klirens
  kreatinin dan kreatinin serum
• Klirens kreatinin :
• memberi informasi lebih akurat fungsi ginjal
• keterbatasan
  - preanalitik : pengumpulan urine
  - analitik : interferensi dengan senyawa lain (pada
  metode Jaffe)
  - fisiologis : sekresi kreatinin dari penderita
  dengan LFG menurun

                                                        5
• Kreatinin serum :
• cara murah, cepat dan mudah
• keterbatasan :
  - kurangnya sensitivitas (<50%) mengukur kerusakan
  ginjal
  - mendeteksi perubahan LFG kurang cepat
  - senyawa tertentu (bilirubin, asam urat, asam
  askorbat, piruvat, sefalosporin, metildopa)
  menyebabkan oversestimasi nilai kreatinin sampai
  20%
  - interferensi lain (massa otot, aktivitas fisik, nutrisi,
  proses inflamasi)
                                                               6
• Keterbatasan klirens kreatinin dan kreatinin serum
  → petanda lain untuk menilai LFG yaitu protein
  berat molekul rendah : sistatin C, α-1
  microglobulin, β2-microglobulin, retinol binding
  protein dan complement factor D
• Dalam menilai LFG : Sistatin C serum lebih baik
  dibandingkan klirens kreatinin, kreatinin serum
  dan beberapa protein berat molekul rendah




                                                   7
Biokimiawi Sistatin C

• Sistatin C :
• tahun 1961, Clausen menemukan band pada
  elektroforesis dalam cairan serebrospinal : human γ-
  trace → tahun 1984 : sistatin C
• non-glycosylated basic protein berfungsi sebagai
  inhibitor terhadap sistim protease
• ditemukan pada semua cairan tubuh
• diproduksi oleh semua sel berinti
• dieleminasi melalui filtrasi glomerulus

                                                         8
Tabel 1. Gambaran biokimiawi sistatin C pada
         manusia (Filler G, 2005)




                                               9
Patofisiologi Sistatin C

• Ketidak seimbangan antara sistatin C dan proteinase
  sistein dihubungkan dengan inflamasi, gagal ginjal,
  keganasan, penyakit alzheimer, sklerosis multipel dan
  angiopati amiloid sistatin C heriditer
• Kadar sistatin C meningkat : penyakit otoimun, tumor
  rektal colon dan metastasis, penderita dialisis
• Kadar sistatin C rendah menjadi faktor risiko kejadian
  kardiovaskuler (infark miokard, penyakit jantung koroner
  dan angina pektoris)


                                                     10
Pemeriksaan Laboratorium

• Spesimen : darah vena berupa serum maupun
  plasma (plasma EDTA atau plasma heparin)
• Persiapan penderita : tidak perlu puasa
• Stabilitas analit : molekul sistatin C sangat stabil
  terhadap pengaruh fisik dan kimiawi
• Tidak terdapat perbedaan kadar sistatin C spesimen
  segar dan spesimen yang disimpan pada suhu ruang,
  1 minggu pada suhu 4O C atau -20O C
• Perbedaan bermakna bila disimpan selama 2 bulan
  pada suhu -20O C

                                                     11
• Faktor interferensi
Tabel 2. Interferensi pada pemeriksaan sistatin C
  (Newman DJ, 2002)




                                                    12
• Metode pemeriksaan :
  Tabel 3. Ringkasan metode pemeriksaan sistatin   C
  (Newman DJ, 2002)




                                                   13
• Metode yang disetujui oleh FDA untuk kepentingan
  klinis :
  1. Particle Enhanced Turbidimetric ImmunoAssay
       (PETIA)
  2. Particle Enhanced Nephelometric ImmunoAssay
       (PENIA)




                                                     14
Particle Enhanced Turbidimetric ImmunoAssay (PETIA)


• Prinsip : partikel lateks dikonjugasikan dgn rabbit
  anti human cystatin c antiserum + sampel serum (Ag
  sistatin C) → kompleks Ag-Ab → absorbsi cahaya
• Stickle dkk (1998), mengukur sistatin C serum pada
  anak usia 4-12 thn : sensitivitas 80%, spesifisitas
  91%; usia 12-19 thn : sensitivitas 87%, spesifisitas
  100%
• Bokenkamp dkk (2001), mengukur sistatin C serum
  pada fetus : sensitivitas 63,6%, spesifisitas 91,8%

                                                        15
Particle Enhanced Nephelometric immunoAssay
                     (PENIA)

• Prinsip : partikel lateks dikonjugasikan dgn rabbit anti
  human cystatin c antiserum + sampel serum (Ag
  sistatin C) → kompleks Ag-Ab → memedarkan
  cahaya → nefelometer
• Coll dkk (2000), mengukur sistatin C serum
  memakai baku emas 125I-labeled iothalamate :
  sensitivitas 93,4% spesifisitas 100%
• Merupakan pemeriksaan yg lebih sensitif
  dibandingkan PETIA

                                                         16
• Interval nilai rujukan kadar sistatin C
• Konsentrasi sistatin C dapat ditemukan dalam cairan
  tubuh

  Tabel 4. Konsentrasi normal sistatin C pada
          cairan tubuh manusia (Filler G, 2005)




                                                        17
• Finney H dkk (2000), kadar sistatin C serum :
  - usia 1 hari : 1,64-1 mg/L
  - usia 1 tahun : 0,8 mg/L tetap konstan sampai 50 thn
  - wanita        : 0,50-0,96 mg/L
  - pria          : 0,57-0,96 mg/L

• Filler G dkk (2005) melaporkan kadar sistatin C serum:
   - bayi baru lahir        : 2,8 mg/L
   - usia 4-19 thn         : 0,75 ± 0,089 mg/L
 - usia 20-59 thn pria      : 0,74 ± 0,100 mg/L
                wanita : 0,65 ± 0,085 mg/L
  - usia ≥ 60 thn         : 0,83 ± 0,103 mg/L.21


                                                           18
Kegunaan Pemeriksaan Sistatin C

•   Mengukur LFG, diagnosis dan pemantauan
    penderita yg diperkirakan mengalami penurunan
    fungsi ginjal, misal pada :
•   penderita glomerulonefritis
•   penderita dengan penyakit tubulointerstisial
•   penderita nefropati diabetik
•   pemantauan fungsi ginjal pada penderita pasca
    transplantasi ginjal


                                                    19
• pemantauan penderita yang diterapi obat-obatan
  yang nefrotoksik, misalnya kemoterapi untuk kanker
• penderita sirosis hati, terutama Child B dan C
• penderita ascites
• penderita diabetes melitus tipe 2
• penderita dengan penyakit renovaskular
• menentukan prognosis penderita IgA nefropati




                                                   20
Perkiraan LFG menggunakan Sistatin C

• Perkiraan LFG menggunkan formula sistatin C telah
  diteliti dr. Arnal dkk

                           74,83
• Rumus:    GFR est.=
                        Cyst C1/0,75




                                                      21
GFR Assessment via a Cytatin Formula
Cystatin C       GFR estimated*   Inulin Cl. measured*   n
 (mg/L)            (ml/min)        Mean ± s (ml/min)
   0,6                145               125 ± 34         14
   0,7                119               111 ± 26         31
   0,8                 99                93 ± 16         21
   0,9                 85                84 ± 27         17
   1,0                 74                79 ± 15         21
   1,1                 65                68 ± 12         15
   1,2                 58                61 ± 6          9
   1,3                 52                55 ± 13         15
   1,4                 47                55 ± 14         12
 1,5 - 1,6             41               40 ± 19          12
 1,7 - 1,8             35               42 ± 10          9
 1,9 - 2,0             30                32 ± 7          7
 2,1 - 2,3             26                34 ± 6          7
 2,4 - 2,6             22               28 ± 11          5
 2,7 - 3,0             18                24 ± 7          5

                                                              22
Peran Sistatin C Sebagai Petanda LFG Dalam
                      klinis

• Sistatin C pada populasi anak
  Pemeriksaan sistatin C sangat bermanfaat dan sederhana
  untuk indentifikasi penurunan LFG pada anak karena :
   • tidak tergantung usia dan ukuran tubuh
   • menggambarkan LFG yang terganggu lebih baik dibanding
     kreatinin (sensitivitas tinggi dan spesifisitas tinggi)
   • tidak menembus barrier plasenta
   • indikator dini untuk fungsi allograft ginjal dan recovery
     fungsi ginjal


                                                                 23
• Sistatin C pada populasi usia lanjut
• Pemeriksaan sistatin C lebih dapat dipercaya
  dibandingkan kreatinin serum untuk penentuan LFG
  karena sistatin C tidak dipengaruhi usia dan massa
  otot
• Beberapa peneliti menilai LFG mengunakan formula
  berdasarkan kreatinin: Cockroft-Gault dan MDRD →
  sistatin C lebih baik dalam mendeteksi awal
  kelainan ginjal pada usia lanjut



                                                       24
• Sistatin C pada Sirosis Hati
• Penentuan LFG merupakan petanda sensitif untuk
  keparahan disfungsi hati pada keadaan sirosis hati
• Pemeriksaan kreatinin serum dan formula Cockroft-
  Gault memiliki keterbatasan sebagai prediktor LFG
  karena :
  - kadar kreatinin serum rendah
  - terjadi overestimasi LFG pada aplikasi formula
  Cockroft-Gault karena karena kadar kreatinin serum
  rendah dan adanya ascites dan edema
• Kadar sistatin C plasma tidak dipengaruhi oleh
  decompensated liver cirrhosis



                                                       25
• Sistatin C pada DM tipe 1
• Gagal ginjal terjadi pada ±30% penderita DM1
• Buysschaert M dkk (2003): Perkiraan LFG
  menggunakan sistatin C serum lebih akurat
  dibandingkan kreatinin serum, estimasi klirens
  kreatinin dan formula Cockroft-Gault




                                                   26
• Sistatin C pada disfungsi tiroid
• Status tiroid mempengaruhi metabolisme →
  mempengaruhi produksi sistatin C → kadar
  sistatin C lebih rendah pada hipotiroid dan lebih
  tinggi pada hipertiroid.
• Penentuan LFG : sistatin C tidak dapat
  digunakan sedangkan kreatinin serum dan
  formula Cockroft-Gault dinilai lebih baik




                                                      27
• Sistatin C pada Artritis Reumatoid
• Artritis Reumatoid : penyakit kronis yg membutuhkan
  OAINS yang potensial nefrotoksik
• Mangge dkk (2000), penentuan LFG : korelasi sistatin
  C dan klirens kreatinin lebih baik dibandingkan
  korelasi kreatinin serum dan klirens kreatinin →
  sistatin C dipakai untuk uji saring pemeriksaan
  LFG pada Artritis Reumatoid



                                                    28
29
Markers of GFR

Exogenous            Advantages      Disadvantages

Inulin (sinsitrin)   Gold standard   Time-consuming
                                     Poor analytic specificity
                                     Extrarenal clearance =
                                     0.83 mL/min/10 kg
51Cr-EDTA            Isotopic     Time-consuming
                     (simple      Extrarenal clearance = 0.79
                     measurement) mL/min/10 kg

131I-iodoacetate     Isotopic        Time-consuming

Iohexol              Non isotopic    Extrarenal clearance= 0.87
                                     mL/min/10 kg

                                                                  30
31
Kelebihan Cystatin C dibandingkan dengan Kreatinin


     Sifat dan Keadaan          Cystatin C                 Kreatinin
                                    -        + Dipengaruhi sekresi tubulus dan
Overestimate LFG
                                               massa otot

Sensitivitas                      93,4%      86,8%

Spesifisitas                      100%       92,15%

Pengganggu Pemeriksaan              -        Bilirubin, keton, trigliserida dan Hb

Pengaruh pada jumlah produksi       -        Dipengaruhi massa otot, asupan daging

Faktor dari ginjal, eliminasi       -        Dipengaruhi LFG, sekresi tubulus

                                    -        Keradangan, penyakit hati, latihan fisik,
Faktor-faktor diluar ginjal                  jenis kelamin, umur




                                                                                     32
33
34
35
36
37

More Related Content

What's hot

Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
PatriciaGitaNaully
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
PRAMITHA GALUH
 
Urinalisis
UrinalisisUrinalisis
Urinalisis
SisTi NurRahmah
 
Pemeriksaan cairan pleura
Pemeriksaan cairan pleuraPemeriksaan cairan pleura
Pemeriksaan cairan pleura
Ami Febriza
 
Thalasemia Case Report
Thalasemia Case ReportThalasemia Case Report
Thalasemia Case Report
Phil Adit R
 
Pemeriksaan anti sterptolisyn (asto) xi tlm
Pemeriksaan anti sterptolisyn (asto) xi tlmPemeriksaan anti sterptolisyn (asto) xi tlm
Pemeriksaan anti sterptolisyn (asto) xi tlm
materipptgc
 
Pemeriksaan retraksi bekuan
Pemeriksaan retraksi bekuanPemeriksaan retraksi bekuan
Pemeriksaan retraksi bekuan
Dian Jenova
 
Eritrosit
EritrositEritrosit
Eritrosit
fikri asyura
 
Henny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleuraHenny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleurapdspatklinsby
 
LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)
Dyah Asih Setiatin
 
Tutor 2
Tutor 2Tutor 2
Pemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologiPemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologitristyanto
 
Presentasi asam urat
Presentasi asam uratPresentasi asam urat
Presentasi asam urat
Arini Utami
 
Tutor hema lulut
Tutor hema lulutTutor hema lulut
Tutor hema lulut
pdspatklinsby
 
Pewarnaan gram
Pewarnaan gramPewarnaan gram
Pewarnaan gram
Irfan Bayu Ramadhan
 
1 [compatibility mode]
1 [compatibility mode]1 [compatibility mode]
1 [compatibility mode]
andreei
 
Pemeriksaan hemoglobin fetus (hb f)
Pemeriksaan hemoglobin fetus (hb f)Pemeriksaan hemoglobin fetus (hb f)
Pemeriksaan hemoglobin fetus (hb f)
andreei
 
Tutor hema yuni 20101209
Tutor hema yuni 20101209Tutor hema yuni 20101209
Tutor hema yuni 20101209
pdspatklinsby
 
Metabolisme Bilirubin
Metabolisme BilirubinMetabolisme Bilirubin
Metabolisme Bilirubin
Yogananta Ramadhan, MD
 

What's hot (20)

Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
 
Urinalisis
UrinalisisUrinalisis
Urinalisis
 
Pemeriksaan cairan pleura
Pemeriksaan cairan pleuraPemeriksaan cairan pleura
Pemeriksaan cairan pleura
 
Thalasemia Case Report
Thalasemia Case ReportThalasemia Case Report
Thalasemia Case Report
 
Pemeriksaan anti sterptolisyn (asto) xi tlm
Pemeriksaan anti sterptolisyn (asto) xi tlmPemeriksaan anti sterptolisyn (asto) xi tlm
Pemeriksaan anti sterptolisyn (asto) xi tlm
 
Pemeriksaan retraksi bekuan
Pemeriksaan retraksi bekuanPemeriksaan retraksi bekuan
Pemeriksaan retraksi bekuan
 
Eritrosit
EritrositEritrosit
Eritrosit
 
Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan KehamilanPemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan Kehamilan
 
Henny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleuraHenny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleura
 
LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)
 
Tutor 2
Tutor 2Tutor 2
Tutor 2
 
Pemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologiPemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologi
 
Presentasi asam urat
Presentasi asam uratPresentasi asam urat
Presentasi asam urat
 
Tutor hema lulut
Tutor hema lulutTutor hema lulut
Tutor hema lulut
 
Pewarnaan gram
Pewarnaan gramPewarnaan gram
Pewarnaan gram
 
1 [compatibility mode]
1 [compatibility mode]1 [compatibility mode]
1 [compatibility mode]
 
Pemeriksaan hemoglobin fetus (hb f)
Pemeriksaan hemoglobin fetus (hb f)Pemeriksaan hemoglobin fetus (hb f)
Pemeriksaan hemoglobin fetus (hb f)
 
Tutor hema yuni 20101209
Tutor hema yuni 20101209Tutor hema yuni 20101209
Tutor hema yuni 20101209
 
Metabolisme Bilirubin
Metabolisme BilirubinMetabolisme Bilirubin
Metabolisme Bilirubin
 

Viewers also liked

Kerygma 10 2016
Kerygma 10 2016Kerygma 10 2016
Kerygma 10 2016
Rsm San Martín
 
Rec for Pham Hoang Nam
Rec for Pham Hoang NamRec for Pham Hoang Nam
Rec for Pham Hoang NamNam Pham
 
The Design Process
The Design ProcessThe Design Process
The Design Process
lydia3136
 
Film poster research
Film poster researchFilm poster research
Film poster research
alwebley1707
 
federal reserve
federal reservefederal reserve
federal reserve
Sandro Suzart
 
Do1 2009 05_21
Do1 2009 05_21Do1 2009 05_21
Do1 2009 05_21
Sandro Suzart
 
UUU2014夏マニラプロジェクト参加者説明会資料
UUU2014夏マニラプロジェクト参加者説明会資料UUU2014夏マニラプロジェクト参加者説明会資料
UUU2014夏マニラプロジェクト参加者説明会資料
Akihide Noguchi
 
Pradip_Mahadik_Resume_16.04.2016
Pradip_Mahadik_Resume_16.04.2016Pradip_Mahadik_Resume_16.04.2016
Pradip_Mahadik_Resume_16.04.2016
Pradip Mahadik
 
9 GIORNATA
9 GIORNATA9 GIORNATA
9 GIORNATA
annapex
 
Danyell Spring Personalysis summary
Danyell Spring Personalysis summaryDanyell Spring Personalysis summary
Danyell Spring Personalysis summaryDanyell Spring, MBA
 
Anatomia Iliaca externa
Anatomia Iliaca externaAnatomia Iliaca externa
Anatomia Iliaca externa
Any Aguilar
 
Dimension based quality modeling of transmitted speech
Dimension based quality modeling of transmitted speechDimension based quality modeling of transmitted speech
Dimension based quality modeling of transmitted speech
Springer
 

Viewers also liked (16)

Kerygma 10 2016
Kerygma 10 2016Kerygma 10 2016
Kerygma 10 2016
 
Rec for Pham Hoang Nam
Rec for Pham Hoang NamRec for Pham Hoang Nam
Rec for Pham Hoang Nam
 
Tkk3
Tkk3Tkk3
Tkk3
 
The Design Process
The Design ProcessThe Design Process
The Design Process
 
Al Shabiba p2 (FR)
Al Shabiba p2 (FR)Al Shabiba p2 (FR)
Al Shabiba p2 (FR)
 
Film poster research
Film poster researchFilm poster research
Film poster research
 
federal reserve
federal reservefederal reserve
federal reserve
 
Do1 2009 05_21
Do1 2009 05_21Do1 2009 05_21
Do1 2009 05_21
 
Elvis
ElvisElvis
Elvis
 
Slideshare netiquette
Slideshare netiquetteSlideshare netiquette
Slideshare netiquette
 
UUU2014夏マニラプロジェクト参加者説明会資料
UUU2014夏マニラプロジェクト参加者説明会資料UUU2014夏マニラプロジェクト参加者説明会資料
UUU2014夏マニラプロジェクト参加者説明会資料
 
Pradip_Mahadik_Resume_16.04.2016
Pradip_Mahadik_Resume_16.04.2016Pradip_Mahadik_Resume_16.04.2016
Pradip_Mahadik_Resume_16.04.2016
 
9 GIORNATA
9 GIORNATA9 GIORNATA
9 GIORNATA
 
Danyell Spring Personalysis summary
Danyell Spring Personalysis summaryDanyell Spring Personalysis summary
Danyell Spring Personalysis summary
 
Anatomia Iliaca externa
Anatomia Iliaca externaAnatomia Iliaca externa
Anatomia Iliaca externa
 
Dimension based quality modeling of transmitted speech
Dimension based quality modeling of transmitted speechDimension based quality modeling of transmitted speech
Dimension based quality modeling of transmitted speech
 

Similar to Rkk25

Rkk4
Rkk4Rkk4
Rkk4
andreei
 
Jkk1
Jkk1Jkk1
Jkk1
andreei
 
uji biokimia untuk penelitian fungsi ginjal
uji biokimia untuk penelitian fungsi ginjaluji biokimia untuk penelitian fungsi ginjal
uji biokimia untuk penelitian fungsi ginjal
marketingIndogen
 
005_HANNUNG FIRMAN Y_KIMIA DARAH FIKS.pptx
005_HANNUNG FIRMAN Y_KIMIA DARAH FIKS.pptx005_HANNUNG FIRMAN Y_KIMIA DARAH FIKS.pptx
005_HANNUNG FIRMAN Y_KIMIA DARAH FIKS.pptx
HanungFirman
 
dr singgih CHOLANGIO CA FIX untuk maju.pptx
dr singgih CHOLANGIO CA FIX untuk maju.pptxdr singgih CHOLANGIO CA FIX untuk maju.pptx
dr singgih CHOLANGIO CA FIX untuk maju.pptx
pudjo3
 
Resume_Interpretasi_Data_Klinik.pptx
Resume_Interpretasi_Data_Klinik.pptxResume_Interpretasi_Data_Klinik.pptx
Resume_Interpretasi_Data_Klinik.pptx
SyifaZatalini
 
Penyiasatan Diagnostik - Urinalisis, Hematology and Reflolux
Penyiasatan Diagnostik - Urinalisis, Hematology and RefloluxPenyiasatan Diagnostik - Urinalisis, Hematology and Reflolux
Penyiasatan Diagnostik - Urinalisis, Hematology and Reflolux
Muhammad Nasrullah
 
3 k3 spesimen
3 k3 spesimen3 k3 spesimen
3 k3 spesimen
Farida Sihotang
 
Rochmatun annisa 06211540000052
Rochmatun annisa 06211540000052Rochmatun annisa 06211540000052
Rochmatun annisa 06211540000052
Rochmatun Annisa
 
Kimia klinik jurnal 1
Kimia klinik jurnal 1Kimia klinik jurnal 1
Kimia klinik jurnal 1
pdspatologikliniksby
 
PPT PKL studi kasus STIKES NASional 1.ppt
PPT PKL studi kasus STIKES NASional 1.pptPPT PKL studi kasus STIKES NASional 1.ppt
PPT PKL studi kasus STIKES NASional 1.ppt
lisaauzan
 
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptxPeran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
UDAYANA UNIVERSITY
 
Case Report kompilkasi jangka panjang HD (kelompok 2).pptx
Case Report kompilkasi jangka panjang HD (kelompok 2).pptxCase Report kompilkasi jangka panjang HD (kelompok 2).pptx
Case Report kompilkasi jangka panjang HD (kelompok 2).pptx
AndyAndrean1
 
KELOMPOK 12_GANGGUAN GINJAL.pptx
KELOMPOK 12_GANGGUAN GINJAL.pptxKELOMPOK 12_GANGGUAN GINJAL.pptx
KELOMPOK 12_GANGGUAN GINJAL.pptx
HildaFitriaWulandari
 
Evaluasi klinis-dan-laboratprium-pada-penderita-ginjal-dg newpdf
Evaluasi klinis-dan-laboratprium-pada-penderita-ginjal-dg newpdfEvaluasi klinis-dan-laboratprium-pada-penderita-ginjal-dg newpdf
Evaluasi klinis-dan-laboratprium-pada-penderita-ginjal-dg newpdf
Yabniel Lit Jingga
 
Gastritis erosiva
Gastritis erosivaGastritis erosiva
Gastritis erosiva
Gilang Rizki Al Farizi
 
Prevention and Risk Management of Chronic Kidney Disease-dr.Suprapti,SpPD,KGH...
Prevention and Risk Management of Chronic Kidney Disease-dr.Suprapti,SpPD,KGH...Prevention and Risk Management of Chronic Kidney Disease-dr.Suprapti,SpPD,KGH...
Prevention and Risk Management of Chronic Kidney Disease-dr.Suprapti,SpPD,KGH...
AgusMahendra13
 
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDS
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDSNutrition Care Procces (NCP) HIV AIDS
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDS
Dwi Handayani
 

Similar to Rkk25 (20)

Rkk4
Rkk4Rkk4
Rkk4
 
Rkik3
Rkik3Rkik3
Rkik3
 
Jkk1
Jkk1Jkk1
Jkk1
 
uji biokimia untuk penelitian fungsi ginjal
uji biokimia untuk penelitian fungsi ginjaluji biokimia untuk penelitian fungsi ginjal
uji biokimia untuk penelitian fungsi ginjal
 
005_HANNUNG FIRMAN Y_KIMIA DARAH FIKS.pptx
005_HANNUNG FIRMAN Y_KIMIA DARAH FIKS.pptx005_HANNUNG FIRMAN Y_KIMIA DARAH FIKS.pptx
005_HANNUNG FIRMAN Y_KIMIA DARAH FIKS.pptx
 
dr singgih CHOLANGIO CA FIX untuk maju.pptx
dr singgih CHOLANGIO CA FIX untuk maju.pptxdr singgih CHOLANGIO CA FIX untuk maju.pptx
dr singgih CHOLANGIO CA FIX untuk maju.pptx
 
Resume_Interpretasi_Data_Klinik.pptx
Resume_Interpretasi_Data_Klinik.pptxResume_Interpretasi_Data_Klinik.pptx
Resume_Interpretasi_Data_Klinik.pptx
 
Penyiasatan Diagnostik - Urinalisis, Hematology and Reflolux
Penyiasatan Diagnostik - Urinalisis, Hematology and RefloluxPenyiasatan Diagnostik - Urinalisis, Hematology and Reflolux
Penyiasatan Diagnostik - Urinalisis, Hematology and Reflolux
 
3 k3 spesimen
3 k3 spesimen3 k3 spesimen
3 k3 spesimen
 
Rochmatun annisa 06211540000052
Rochmatun annisa 06211540000052Rochmatun annisa 06211540000052
Rochmatun annisa 06211540000052
 
Kimia klinik jurnal 1
Kimia klinik jurnal 1Kimia klinik jurnal 1
Kimia klinik jurnal 1
 
PPT PKL studi kasus STIKES NASional 1.ppt
PPT PKL studi kasus STIKES NASional 1.pptPPT PKL studi kasus STIKES NASional 1.ppt
PPT PKL studi kasus STIKES NASional 1.ppt
 
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptxPeran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
 
Case Report kompilkasi jangka panjang HD (kelompok 2).pptx
Case Report kompilkasi jangka panjang HD (kelompok 2).pptxCase Report kompilkasi jangka panjang HD (kelompok 2).pptx
Case Report kompilkasi jangka panjang HD (kelompok 2).pptx
 
KELOMPOK 12_GANGGUAN GINJAL.pptx
KELOMPOK 12_GANGGUAN GINJAL.pptxKELOMPOK 12_GANGGUAN GINJAL.pptx
KELOMPOK 12_GANGGUAN GINJAL.pptx
 
Aki
AkiAki
Aki
 
Evaluasi klinis-dan-laboratprium-pada-penderita-ginjal-dg newpdf
Evaluasi klinis-dan-laboratprium-pada-penderita-ginjal-dg newpdfEvaluasi klinis-dan-laboratprium-pada-penderita-ginjal-dg newpdf
Evaluasi klinis-dan-laboratprium-pada-penderita-ginjal-dg newpdf
 
Gastritis erosiva
Gastritis erosivaGastritis erosiva
Gastritis erosiva
 
Prevention and Risk Management of Chronic Kidney Disease-dr.Suprapti,SpPD,KGH...
Prevention and Risk Management of Chronic Kidney Disease-dr.Suprapti,SpPD,KGH...Prevention and Risk Management of Chronic Kidney Disease-dr.Suprapti,SpPD,KGH...
Prevention and Risk Management of Chronic Kidney Disease-dr.Suprapti,SpPD,KGH...
 
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDS
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDSNutrition Care Procces (NCP) HIV AIDS
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDS
 

More from andreei

Tibaru18
Tibaru18Tibaru18
Tibaru18
andreei
 
Tibaru17
Tibaru17Tibaru17
Tibaru17
andreei
 
Tibaru16
Tibaru16Tibaru16
Tibaru16andreei
 
Tibaru15
Tibaru15Tibaru15
Tibaru15andreei
 
Tibaru14
Tibaru14Tibaru14
Tibaru14
andreei
 
Tibaru13
Tibaru13Tibaru13
Tibaru13
andreei
 
Tibaru12
Tibaru12Tibaru12
Tibaru12
andreei
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11andreei
 
Tibaru9
Tibaru9Tibaru9
Tibaru9
andreei
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
andreei
 
Tibaru10
Tibaru10Tibaru10
Tibaru10andreei
 
Tibaru7
Tibaru7Tibaru7
Tibaru7
andreei
 
Refhemabaru8
Refhemabaru8Refhemabaru8
Refhemabaru8
andreei
 
Refhemabaru7
Refhemabaru7Refhemabaru7
Refhemabaru7
andreei
 
Refhemabaru6
Refhemabaru6Refhemabaru6
Refhemabaru6
andreei
 
Refhemabaru5
Refhemabaru5Refhemabaru5
Refhemabaru5
andreei
 
12
1212
11
1111

More from andreei (20)

Tibaru18
Tibaru18Tibaru18
Tibaru18
 
Tibaru17
Tibaru17Tibaru17
Tibaru17
 
Tibaru16
Tibaru16Tibaru16
Tibaru16
 
Tibaru15
Tibaru15Tibaru15
Tibaru15
 
Tibaru14
Tibaru14Tibaru14
Tibaru14
 
Tibaru13
Tibaru13Tibaru13
Tibaru13
 
Tibaru12
Tibaru12Tibaru12
Tibaru12
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
 
Tibaru9
Tibaru9Tibaru9
Tibaru9
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
 
Tibaru10
Tibaru10Tibaru10
Tibaru10
 
Tibaru8
Tibaru8Tibaru8
Tibaru8
 
Tibaru7
Tibaru7Tibaru7
Tibaru7
 
Refhemabaru8
Refhemabaru8Refhemabaru8
Refhemabaru8
 
Refhemabaru7
Refhemabaru7Refhemabaru7
Refhemabaru7
 
Refhemabaru6
Refhemabaru6Refhemabaru6
Refhemabaru6
 
Refhemabaru5
Refhemabaru5Refhemabaru5
Refhemabaru5
 
12
1212
12
 
12
1212
12
 
11
1111
11
 

Rkk25

  • 1. Tinjauan Pustaka Kimia Klinik Sistatin C dan Laju Filtrasi Glomerulus Ety Retno S S.P. Edijanto 1
  • 2. Pendahuluan • Gangguan fungsi ginjal dapat tanpa disertai keluhan klinis sampai kerusakan 70-80% → deteksi dini fungsi ginjal • Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) : parameter penting dalam menilai fungsi ginjal • Kreatinin : bahan endogen yang paling sering digunakan untuk menilai LFG, mempunyai keterbatasan → peneliti mencari petanda lain • Sistatin C serum lebih baik dibandingkan kreatinin serum untuk menilai LFG 2
  • 3. Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)  LFG : volume darah yg dibersihkan dari suatu bahan dalam waktu 1 menit  Sifat bahan yang ideal untuk pemeriksaan LFG : • dihasilkan dengan kecepatan stabil dan konsentrasi dalam sirkulasi stabil • kadar mudah diukur dalam serum dan urine • tidak dipengaruhi perubahan fisiologis • tidak mengikat protein dan tidak toksik • tidak mempunyai efek pada kecepatan filtrasi, bebas difiltrasi oleh glomerulus • tidak dimetabolisme • tidak disimpan dalam ginjal • tidak direabsorbsi dan disekresi di tubulus 3
  • 4. • Baku emas penentuan LFG : inulin, iohexol, 51Cr-EDTA, 99mTc- labeled DTPA, 125I-labeled iothalamate → merupakan bahan eksogen, pemeriksaan lambat, rumit, butuh banyak tenaga, mahal, pemaparan radiasi, dapat menyebabkan reaksi alergi • Metode pengukuran LFG yg banyak digunakan (sesuai urutan akurasinya) : • klirens inulin • klirens 51Cr-EDTA • klirens kreatinin • klirens urea • konsentrasi serum kreatinin dan urea 4
  • 5. • Petanda LFG yg sangat umum dilakukan : klirens kreatinin dan kreatinin serum • Klirens kreatinin : • memberi informasi lebih akurat fungsi ginjal • keterbatasan - preanalitik : pengumpulan urine - analitik : interferensi dengan senyawa lain (pada metode Jaffe) - fisiologis : sekresi kreatinin dari penderita dengan LFG menurun 5
  • 6. • Kreatinin serum : • cara murah, cepat dan mudah • keterbatasan : - kurangnya sensitivitas (<50%) mengukur kerusakan ginjal - mendeteksi perubahan LFG kurang cepat - senyawa tertentu (bilirubin, asam urat, asam askorbat, piruvat, sefalosporin, metildopa) menyebabkan oversestimasi nilai kreatinin sampai 20% - interferensi lain (massa otot, aktivitas fisik, nutrisi, proses inflamasi) 6
  • 7. • Keterbatasan klirens kreatinin dan kreatinin serum → petanda lain untuk menilai LFG yaitu protein berat molekul rendah : sistatin C, α-1 microglobulin, β2-microglobulin, retinol binding protein dan complement factor D • Dalam menilai LFG : Sistatin C serum lebih baik dibandingkan klirens kreatinin, kreatinin serum dan beberapa protein berat molekul rendah 7
  • 8. Biokimiawi Sistatin C • Sistatin C : • tahun 1961, Clausen menemukan band pada elektroforesis dalam cairan serebrospinal : human γ- trace → tahun 1984 : sistatin C • non-glycosylated basic protein berfungsi sebagai inhibitor terhadap sistim protease • ditemukan pada semua cairan tubuh • diproduksi oleh semua sel berinti • dieleminasi melalui filtrasi glomerulus 8
  • 9. Tabel 1. Gambaran biokimiawi sistatin C pada manusia (Filler G, 2005) 9
  • 10. Patofisiologi Sistatin C • Ketidak seimbangan antara sistatin C dan proteinase sistein dihubungkan dengan inflamasi, gagal ginjal, keganasan, penyakit alzheimer, sklerosis multipel dan angiopati amiloid sistatin C heriditer • Kadar sistatin C meningkat : penyakit otoimun, tumor rektal colon dan metastasis, penderita dialisis • Kadar sistatin C rendah menjadi faktor risiko kejadian kardiovaskuler (infark miokard, penyakit jantung koroner dan angina pektoris) 10
  • 11. Pemeriksaan Laboratorium • Spesimen : darah vena berupa serum maupun plasma (plasma EDTA atau plasma heparin) • Persiapan penderita : tidak perlu puasa • Stabilitas analit : molekul sistatin C sangat stabil terhadap pengaruh fisik dan kimiawi • Tidak terdapat perbedaan kadar sistatin C spesimen segar dan spesimen yang disimpan pada suhu ruang, 1 minggu pada suhu 4O C atau -20O C • Perbedaan bermakna bila disimpan selama 2 bulan pada suhu -20O C 11
  • 12. • Faktor interferensi Tabel 2. Interferensi pada pemeriksaan sistatin C (Newman DJ, 2002) 12
  • 13. • Metode pemeriksaan : Tabel 3. Ringkasan metode pemeriksaan sistatin C (Newman DJ, 2002) 13
  • 14. • Metode yang disetujui oleh FDA untuk kepentingan klinis : 1. Particle Enhanced Turbidimetric ImmunoAssay (PETIA) 2. Particle Enhanced Nephelometric ImmunoAssay (PENIA) 14
  • 15. Particle Enhanced Turbidimetric ImmunoAssay (PETIA) • Prinsip : partikel lateks dikonjugasikan dgn rabbit anti human cystatin c antiserum + sampel serum (Ag sistatin C) → kompleks Ag-Ab → absorbsi cahaya • Stickle dkk (1998), mengukur sistatin C serum pada anak usia 4-12 thn : sensitivitas 80%, spesifisitas 91%; usia 12-19 thn : sensitivitas 87%, spesifisitas 100% • Bokenkamp dkk (2001), mengukur sistatin C serum pada fetus : sensitivitas 63,6%, spesifisitas 91,8% 15
  • 16. Particle Enhanced Nephelometric immunoAssay (PENIA) • Prinsip : partikel lateks dikonjugasikan dgn rabbit anti human cystatin c antiserum + sampel serum (Ag sistatin C) → kompleks Ag-Ab → memedarkan cahaya → nefelometer • Coll dkk (2000), mengukur sistatin C serum memakai baku emas 125I-labeled iothalamate : sensitivitas 93,4% spesifisitas 100% • Merupakan pemeriksaan yg lebih sensitif dibandingkan PETIA 16
  • 17. • Interval nilai rujukan kadar sistatin C • Konsentrasi sistatin C dapat ditemukan dalam cairan tubuh Tabel 4. Konsentrasi normal sistatin C pada cairan tubuh manusia (Filler G, 2005) 17
  • 18. • Finney H dkk (2000), kadar sistatin C serum : - usia 1 hari : 1,64-1 mg/L - usia 1 tahun : 0,8 mg/L tetap konstan sampai 50 thn - wanita : 0,50-0,96 mg/L - pria : 0,57-0,96 mg/L • Filler G dkk (2005) melaporkan kadar sistatin C serum: - bayi baru lahir : 2,8 mg/L - usia 4-19 thn : 0,75 ± 0,089 mg/L - usia 20-59 thn pria : 0,74 ± 0,100 mg/L wanita : 0,65 ± 0,085 mg/L - usia ≥ 60 thn : 0,83 ± 0,103 mg/L.21 18
  • 19. Kegunaan Pemeriksaan Sistatin C • Mengukur LFG, diagnosis dan pemantauan penderita yg diperkirakan mengalami penurunan fungsi ginjal, misal pada : • penderita glomerulonefritis • penderita dengan penyakit tubulointerstisial • penderita nefropati diabetik • pemantauan fungsi ginjal pada penderita pasca transplantasi ginjal 19
  • 20. • pemantauan penderita yang diterapi obat-obatan yang nefrotoksik, misalnya kemoterapi untuk kanker • penderita sirosis hati, terutama Child B dan C • penderita ascites • penderita diabetes melitus tipe 2 • penderita dengan penyakit renovaskular • menentukan prognosis penderita IgA nefropati 20
  • 21. Perkiraan LFG menggunakan Sistatin C • Perkiraan LFG menggunkan formula sistatin C telah diteliti dr. Arnal dkk 74,83 • Rumus: GFR est.= Cyst C1/0,75 21
  • 22. GFR Assessment via a Cytatin Formula Cystatin C GFR estimated* Inulin Cl. measured* n (mg/L) (ml/min) Mean ± s (ml/min) 0,6 145 125 ± 34 14 0,7 119 111 ± 26 31 0,8 99 93 ± 16 21 0,9 85 84 ± 27 17 1,0 74 79 ± 15 21 1,1 65 68 ± 12 15 1,2 58 61 ± 6 9 1,3 52 55 ± 13 15 1,4 47 55 ± 14 12 1,5 - 1,6 41 40 ± 19 12 1,7 - 1,8 35 42 ± 10 9 1,9 - 2,0 30 32 ± 7 7 2,1 - 2,3 26 34 ± 6 7 2,4 - 2,6 22 28 ± 11 5 2,7 - 3,0 18 24 ± 7 5 22
  • 23. Peran Sistatin C Sebagai Petanda LFG Dalam klinis • Sistatin C pada populasi anak Pemeriksaan sistatin C sangat bermanfaat dan sederhana untuk indentifikasi penurunan LFG pada anak karena : • tidak tergantung usia dan ukuran tubuh • menggambarkan LFG yang terganggu lebih baik dibanding kreatinin (sensitivitas tinggi dan spesifisitas tinggi) • tidak menembus barrier plasenta • indikator dini untuk fungsi allograft ginjal dan recovery fungsi ginjal 23
  • 24. • Sistatin C pada populasi usia lanjut • Pemeriksaan sistatin C lebih dapat dipercaya dibandingkan kreatinin serum untuk penentuan LFG karena sistatin C tidak dipengaruhi usia dan massa otot • Beberapa peneliti menilai LFG mengunakan formula berdasarkan kreatinin: Cockroft-Gault dan MDRD → sistatin C lebih baik dalam mendeteksi awal kelainan ginjal pada usia lanjut 24
  • 25. • Sistatin C pada Sirosis Hati • Penentuan LFG merupakan petanda sensitif untuk keparahan disfungsi hati pada keadaan sirosis hati • Pemeriksaan kreatinin serum dan formula Cockroft- Gault memiliki keterbatasan sebagai prediktor LFG karena : - kadar kreatinin serum rendah - terjadi overestimasi LFG pada aplikasi formula Cockroft-Gault karena karena kadar kreatinin serum rendah dan adanya ascites dan edema • Kadar sistatin C plasma tidak dipengaruhi oleh decompensated liver cirrhosis 25
  • 26. • Sistatin C pada DM tipe 1 • Gagal ginjal terjadi pada ±30% penderita DM1 • Buysschaert M dkk (2003): Perkiraan LFG menggunakan sistatin C serum lebih akurat dibandingkan kreatinin serum, estimasi klirens kreatinin dan formula Cockroft-Gault 26
  • 27. • Sistatin C pada disfungsi tiroid • Status tiroid mempengaruhi metabolisme → mempengaruhi produksi sistatin C → kadar sistatin C lebih rendah pada hipotiroid dan lebih tinggi pada hipertiroid. • Penentuan LFG : sistatin C tidak dapat digunakan sedangkan kreatinin serum dan formula Cockroft-Gault dinilai lebih baik 27
  • 28. • Sistatin C pada Artritis Reumatoid • Artritis Reumatoid : penyakit kronis yg membutuhkan OAINS yang potensial nefrotoksik • Mangge dkk (2000), penentuan LFG : korelasi sistatin C dan klirens kreatinin lebih baik dibandingkan korelasi kreatinin serum dan klirens kreatinin → sistatin C dipakai untuk uji saring pemeriksaan LFG pada Artritis Reumatoid 28
  • 29. 29
  • 30. Markers of GFR Exogenous Advantages Disadvantages Inulin (sinsitrin) Gold standard Time-consuming Poor analytic specificity Extrarenal clearance = 0.83 mL/min/10 kg 51Cr-EDTA Isotopic Time-consuming (simple Extrarenal clearance = 0.79 measurement) mL/min/10 kg 131I-iodoacetate Isotopic Time-consuming Iohexol Non isotopic Extrarenal clearance= 0.87 mL/min/10 kg 30
  • 31. 31
  • 32. Kelebihan Cystatin C dibandingkan dengan Kreatinin Sifat dan Keadaan Cystatin C Kreatinin - + Dipengaruhi sekresi tubulus dan Overestimate LFG massa otot Sensitivitas 93,4% 86,8% Spesifisitas 100% 92,15% Pengganggu Pemeriksaan - Bilirubin, keton, trigliserida dan Hb Pengaruh pada jumlah produksi - Dipengaruhi massa otot, asupan daging Faktor dari ginjal, eliminasi - Dipengaruhi LFG, sekresi tubulus - Keradangan, penyakit hati, latihan fisik, Faktor-faktor diluar ginjal jenis kelamin, umur 32
  • 33. 33
  • 34. 34
  • 35. 35
  • 36. 36
  • 37. 37