Dokumen tersebut membahas tentang evaluasi klinis dan laboratorium pada pasien gagal ginjal kronik. Pemeriksaan yang dibutuhkan antara lain pemeriksaan laboratorium seperti kadar kreatinin, urea, elektrolit, dan urinalisis; pemeriksaan pencitraan seperti USG dan CT Scan; serta pemeriksaan histopatologi melalui biopsi ginjal untuk melihat kerusakan jaringan secara mikroskopis. Hasil p
Farmakokinetik klinik digoksin, pengaruh kondisi dan keadaan penyakit gagal ginjal, hati, gagal jantung dan obesitas pada parameter farmakokinetik dan pengaturan dosis digoksin
Farmakokinetik klinik digoksin, pengaruh kondisi dan keadaan penyakit gagal ginjal, hati, gagal jantung dan obesitas pada parameter farmakokinetik dan pengaturan dosis digoksin
Ulkus peptikum adalah kerusakan mukosa lambung dan duodenum akibat asam lambung. Terdapat 4 jenis ulkus gaster berdasarkan lokasi. Faktor risiko termasuk infeksi H. pylori, NSAIDs, merokok, dan alkohol. Diagnosis didasarkan pada gejala dan hasil endoskopi. Pengobatan meliputi diet, obat netralisir asam dan proteksi mukosa, serta operasi untuk komplikasi atau gagal pengobatan.
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan dosis obat untuk mencapai kadar dalam rentang terapeutik. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa (1) tujuan penetapan dosis adalah mencapai kadar dalam rentang terapeutik, (2) asumsi farmakokinetik diperlukan bila informasi terbatas, dan (3) pemberian obat jangka panjang harus menjaga kadar steady state dalam rentang tersebut.
Resusitasi cairan dan elektrolit membahas tentang resusitasi cairan pada pasien perdarahan akut dan dehidrasi, termasuk pilihan cairan, algoritme resusitasi, dan penilaian status volume darah."
Dokumen tersebut membahas tentang disentri, yaitu radang usus yang disebabkan oleh bakteri atau amoeba dan menyebabkan diare berdarah. Dokumen ini menjelaskan pengertian, gejala, penyebab, diagnosis, dan pengobatan dari penyakit disentri.
Ekskresi obat melalui ginjal melibatkan tiga proses: filtrasi glomerulus, sekresi tubular aktif, dan reabsorpsi tubular. Parameter klirens berguna untuk mengukur kemampuan tubuh mengeliminasi obat. Faktor seperti usia, pH urin, dan ikatan protein plasma dapat mempengaruhi ekskresi ginjal.
Dokumen ini membahas 12 saraf kranial dan fungsi serta cara pemeriksaannya. Saraf-saraf kranial tersebut adalah saraf olfaktori (penciuman), optikus (penglihatan), okulomotorius (gerakan mata), trochlearis (gerakan mata), trigeminus (wajah dan gigi), abdusen (deviasi mata), fasialis (ekspresi wajah), vestibulocochlearis (pendengaran dan keseimbangan), glosofaringeus (rasa), vagus
Dokumen tersebut membahas tentang alat pemeriksaan carik celup urine. Ia menjelaskan pengertian, cara kerja, dan interpretasi hasil dari tes carik celup urine untuk parameter seperti protein, darah, nitrit, dan lainnya. Dokumen ini juga menyinggung potensi kesalahan dalam pemeriksaan carik celup urine.
Tubuh senantiasa berupaya mempertahankan
pH darah, tetap konstan pada pH 7,4
pH = - log [H+] maka; pH = sangat tergantung dari [H+]; untuk mencapai pH=7,4 maka [H+] harus sangat rendah 0,000.004 mEq = 40 nEq; tanpa sistim buffer tubuh, pH darah tidak mungkin dapat dipertahankan; orang dewasa setiap harinya menghasilkan
GAGAL GINJAL AKUT dan KRONIK merupakan penurunan fungsi ginjal yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, obat-obatan, atau hipertensi. Gejala klinisnya meliputi perubahan eliminasi urine, retensi cairan, serta risiko infeksi. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan laboratorium seperti kadar kreatinin dan urea darah, sedangkan pengobatannya meliputi manajemen cairan dan
Ulkus peptikum adalah kerusakan mukosa lambung dan duodenum akibat asam lambung. Terdapat 4 jenis ulkus gaster berdasarkan lokasi. Faktor risiko termasuk infeksi H. pylori, NSAIDs, merokok, dan alkohol. Diagnosis didasarkan pada gejala dan hasil endoskopi. Pengobatan meliputi diet, obat netralisir asam dan proteksi mukosa, serta operasi untuk komplikasi atau gagal pengobatan.
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan dosis obat untuk mencapai kadar dalam rentang terapeutik. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa (1) tujuan penetapan dosis adalah mencapai kadar dalam rentang terapeutik, (2) asumsi farmakokinetik diperlukan bila informasi terbatas, dan (3) pemberian obat jangka panjang harus menjaga kadar steady state dalam rentang tersebut.
Resusitasi cairan dan elektrolit membahas tentang resusitasi cairan pada pasien perdarahan akut dan dehidrasi, termasuk pilihan cairan, algoritme resusitasi, dan penilaian status volume darah."
Dokumen tersebut membahas tentang disentri, yaitu radang usus yang disebabkan oleh bakteri atau amoeba dan menyebabkan diare berdarah. Dokumen ini menjelaskan pengertian, gejala, penyebab, diagnosis, dan pengobatan dari penyakit disentri.
Ekskresi obat melalui ginjal melibatkan tiga proses: filtrasi glomerulus, sekresi tubular aktif, dan reabsorpsi tubular. Parameter klirens berguna untuk mengukur kemampuan tubuh mengeliminasi obat. Faktor seperti usia, pH urin, dan ikatan protein plasma dapat mempengaruhi ekskresi ginjal.
Dokumen ini membahas 12 saraf kranial dan fungsi serta cara pemeriksaannya. Saraf-saraf kranial tersebut adalah saraf olfaktori (penciuman), optikus (penglihatan), okulomotorius (gerakan mata), trochlearis (gerakan mata), trigeminus (wajah dan gigi), abdusen (deviasi mata), fasialis (ekspresi wajah), vestibulocochlearis (pendengaran dan keseimbangan), glosofaringeus (rasa), vagus
Dokumen tersebut membahas tentang alat pemeriksaan carik celup urine. Ia menjelaskan pengertian, cara kerja, dan interpretasi hasil dari tes carik celup urine untuk parameter seperti protein, darah, nitrit, dan lainnya. Dokumen ini juga menyinggung potensi kesalahan dalam pemeriksaan carik celup urine.
Tubuh senantiasa berupaya mempertahankan
pH darah, tetap konstan pada pH 7,4
pH = - log [H+] maka; pH = sangat tergantung dari [H+]; untuk mencapai pH=7,4 maka [H+] harus sangat rendah 0,000.004 mEq = 40 nEq; tanpa sistim buffer tubuh, pH darah tidak mungkin dapat dipertahankan; orang dewasa setiap harinya menghasilkan
GAGAL GINJAL AKUT dan KRONIK merupakan penurunan fungsi ginjal yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, obat-obatan, atau hipertensi. Gejala klinisnya meliputi perubahan eliminasi urine, retensi cairan, serta risiko infeksi. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan laboratorium seperti kadar kreatinin dan urea darah, sedangkan pengobatannya meliputi manajemen cairan dan
Diabetes insipidus adalah gangguan mekanisme tubuh dalam mengkonversi air yang diresapkan menjadi urin, menyebabkan produksi urin dalam volume besar. Terdapat dua jenis utama diabetes insipidus yaitu sentral dan nefrogenik, yang ditandai oleh defisiensi hormon antidiuretik dan gangguan respon ginjal terhadap hormon tersebut. Gejala khasnya adalah polidipsia, poliuria, dan hipotoni urin. Tes privasi air dan pemer
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah gangguan fungsi ginjal yang menahun dan progresif dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus. CKD diklasifikasi berdasarkan tingkat fungsi ginjal dan diagnosis etiologi, dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti hipertensi, anemia, dan gagal ginjal jika tidak ditangani."
Gagal ginjal kronik adalah kerusakan fungsi ginjal yang progresif dan tidak dapat pulih kembali, menyebabkan tubuh gagal mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan serta elektrolit, mengakibatkan uremia. Penyebab utama adalah hipertensi, diabetes, dan glomerulopati primer. Gejala umum meliputi kelelahan, edema, anemia, dan gangguan elektrolit.
Dokumen tersebut membahas tentang gangguan fungsi ginjal atau gagal ginjal akut. Definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosa, komplikasi, dan penatalaksanaan gagal ginjal akut dijelaskan secara singkat.
Dokumen tersebut membahas tentang gagal ginjal kronis (GGK). GGK terjadi ketika ginjal tidak mampu mengangkut limbah metabolik atau melaksanakan fungsi regulernya dengan baik. Pada GGK terjadi penurunan nefron secara progresif yang menyebabkan berkurangnya fungsi ginjal. Gejala klinis yang muncul antara lain edema, hipertensi, anemia, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Penatalaksana
Similar to Evaluasi klinis-dan-laboratprium-pada-penderita-ginjal-dg newpdf (20)
Dokumen tersebut membahas manfaat buah ciplukan yang banyak digunakan sebagai obat herbal, diantaranya untuk mengobati penyakit jantung, asma, kurap, menurunkan demam dan tekanan darah tinggi, membersihkan kencing kotor, mengobati kanker payudara, menghilangkan kuning pada bayi, menyadarkan orang pingsan, mengobati stroke, menambah kecerdasan, mengobati kencing manis dan diabetes, menghil
Dokumen ini membahas tentang trend dan isu HIV berdasarkan usia. Terdapat tiga bab utama yaitu pendahuluan, isi, dan penutup. Bab pendahuluan menjelaskan latar belakang dan tujuan penulisan dokumen. Bab isi membahas tentang prevalensi HIV pada berbagai kelompok usia dan isu-isu yang terkait. Bab penutup berisi kesimpulan dan ucapan terima kasih.
Reumatoid artritis adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan pada sendi, menimbulkan nyeri dan bengkak serta dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Penyakit ini umumnya menyerang sendi-sendi tangan dan kaki secara simetris."
Lordosis adalah gangguan pada tulang belakang dimana tulang belakang membengkok ke belakang sehingga menyebabkan pasien terlihat bongkok. Ini disebabkan oleh kegagalan segmentasi bagian belakang tulang vertebra. Gejala lordosis bervariasi untuk setiap orang namun biasanya berupa penonjolan bokong. Pemeriksaan sinar X dan MRI digunakan untuk menilai kebengkokan dan sudutnya.
Hematologi mempelajari darah dan organ pembentuk darah serta penyakitnya. Darah terdiri atas plasma, sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Sel darah merah mengangkut oksigen, sel darah putih bertugas dalam pertahanan tubuh, dan trombosit berperan dalam proses pembekuan darah.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem imun, terdiri dari definisi imunologi, sistem imun, dan imunitas. Kemudian membahas tentang fungsi sistem imun yang meliputi pertahanan terhadap agen eksojen dan endogen, homeostatis, dan pengawasan. Selanjutnya menjelaskan tentang respon imun yang terdiri dari non-spesifik dan spesifik.
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dari filsafat Yunani Kuno hingga saat ini. Pancasila diusulkan sebagai paradigma pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia agar lebih kontekstual, namun belum sepenuhnya dilaksanakan. Diperlukan situasi yang kondusif agar ilmu pengetahuan dapat berkembang dengan baik.
Dokumen tersebut membahas tentang etika Pancasila sebagai sistem etika. Pancasila dijelaskan sebagai pedoman etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai keTuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai ideal yang harus diwujudkan dalam kehidupan nyata sebagai pedoman bagi tindakan dan munculnya nilai lain. Pancasila di
Teks tersebut membahas tentang Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia. Pancasila berasal dari nilai-nilai pandangan hidup bangsa Indonesia yang kemudian dijadikan dasar filsafat negara. Pancasila sebagai ideologi negara memiliki ciri sebagai ideologi yang terbuka, komprehensif, dan berakar pada budaya bangsa. Teks juga membandingkan Pancasila dengan ideologi-ideologi besar lain seperti liberalisme, komunisme, dan s
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan nilai-nilai Pancasila sejak zaman pra-kemerdekaan hingga era reformasi. Beberapa nilai yang telah berkembang sejak dahulu antara lain nilai keagamaan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah dan kesejahteraan. Nilai-nilai tersebut kemudian dijadikan dasar negara Indonesia melalui proses yang dimulai sejak BPUPKI hingga disahkannya Pancasila pada
5. • Keseimbangan air dan elektrolit
• Keseimbangan asam basa
• Eksresi zat sampah
• Proses filtrasi darah: glumerulus
• Reabsorbsi air dan zat berguna
• Sekresi zat yang tdk diperlukan
• Memproduksi sel darah merah
7. 125-150 mL darah/mt akan difiltrasi oleh
glumerulus
LFGGFR
Pemeriksaan GFR penting untuk pemantauan
faal ginjal
8. GFR
• Jumlah cairan yg difiltrasi ke dlm kapsul
bowman dlm satuan waktu
• Setara dg total kcptn penyaringan dr nefron yg
berfungsi
RATA2
• 125 m/L= 180 L/hari
• Total volume plasma 3 L
• Ginjal memfiltrasi darah 60 x/hari
• 2,5 kali perjam1 x filtrasi=24 menit
14. BERSIHAN KREATININ
• Filtrasi dan sekrasi (+)
• Reabsorbsi (-)KREATININ
• Dlm darah lebih stabil
• Pengaruh makanan&katabolisme (-)
Kadar
kreatinin
• Dipengaruhi massa otot
keterbatasan
15. KREATININ
• Kreatinin merupakan produk penguraian keratinapat dalam
hampir semua otot rangka
KREATININ
• Yang berikatan dengan dalam bentuk kreatin fosfat (creatin
phosphate, CP)
• suatu senyawa penyimpan energi
• Kreatin disintesis di hati
NILAI
• DEWASA : Laki-laki : 0,6-1,3 mg/dl. Perempuan : 0,5-1,0 mg/dl.
• Bayi baru lahir : 0,8-1,4 mg/dl. Bayi : 0,7-1,4 mg/dl. Anak (2-6
tahun): 0,3-0,6 mg/dl. Anak yang lebih tua : 0,4-1,2 mg/dl.
21. PEMERIKSAAN LABORATORIUM:Gambaran lab
ggk meliputi:
1. Sesuai penyakit yang mendasari
2. Penurunan fungsi ginjal berupa
peningkatan kadar natrium dan
creatinin serum serta penurunan LFG
3. Kalium penurunan Hb,
hipokalsemia, asidosis metabolik,
hiperfosfatemia
4. Kelainan urinalisis:proteinuria,
hematuria
22. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• pemeriksaan urin (air kemih) dan
pemeriksaan darah.
• Pemeriksaan air kemih sering disebut
juga dengan ‘urinalisis’, artinya
analisis urin (air kemih)cukup murah,
namun penting adanya masalah pada
ginjal serta saluran
kemihpengumpulan sampel urin
selama 24 jam.
23. Pemeriksaan darah :
• Pemeriksaan darah rutin, seperti:
pemeriksaan kadar hemoglobin dapat
mendeteksi adanya anemia,
pemeriksaan jumlah eritrosit (sel darah
merah), leukosit (sel darah putih),
trombosit,
24. • pemeriksaan kadar ureum dan
kreatinin, sangat penting dapat
dijadikan prediktor adanya penurunan
fungsi ginjal. Kreatinin adalah suatu
substansi yang secara alamiah
diproduksi oleh tubuh dan mengalami
filtrasi di ginjal. Bila ada gangguan
fungsi filtrasi ginjal (LFG menurun),
maka kadar kreatinin darah akan
meningkat.
25. • pemeriksaan berbagai elektrolit
(natrium, kalium, kalsium klorida, dan
bikarbonat): untuk mendeteksi adanya
kadar natrium tinggi (hipernatremi),
kadar kalium tinggi (hiperkalemia), dan
kadar kalsium rendah (hipokalsemia),
26. • pemeriksaan kadar fosfat: untuk
mendeteksi adanya kadar fosfat tinggi,
• pemeriksaan kadar vitamin D,
• pemeriksaan kadar asam urat.
27. PEMERIKSAAN PENCITRAAN
• Pemeriksaan pencitraan adalah
pemeriksaan yang dapat
memperlihatkan citra (gambar)
anatomis/struktural dari organ ginjal
dan saluran ureter serta berbagai
organ yang berada di sekitarnya,
misalnya:
28. • Foto rontgen
• Ultrasonografi
• CT Scan
• MRI (Magnetic Resonance Imaging)
• Pemeriksaan pencitraan nuklir,
dilakukan untuk menilai fungsi ginjal
(LFG)
29. DIAGNOSIS PENDERITA DG
UREMIA
• Ensefalopati uremiktidak sadar,
kejang-kejang
• Ensefalopati: istilah untuk
menggambarkan fungsi dan struktur
otak yg abnormal
• Ensefalo: otak, pathy: gangguan
30. • Secara kimiafungsi mental berubah
• keracunan jr otak
• penatalaksanaan: antikonvulsan,
suplemen gizi
• JANGAN TERLAMBAT HD
31. • Nocturiab/d kegagalan pemekatan
dari urine
• Sesak napasasidosis metabolik, ggl
jtng kongestif dan anemia
• AS.MET:PH <7,2penurunan gunjal
untuk mengeluarkan H+ dan hasil akhir
metabolisme
32. • Sulit makan, muntah, mual-mual dan
diarekeluhan umumdpt berakibat
uremia berat
33. SEDIMEN URIN
• BILA DITEMUKAN SDM > 3 BUAH / LBP
(LAPANGAN PANDANG BESAR)
ABNORMAL
• Kelainan bentuk eritrosit perdarahan
pd glumerulus
• Lekosit urineISK piuria dg kultur
bakteri yg negatif menunjukkan :
prostatitis, uretritis kronik, TBc ginjal,
batu ginjal
34. EVALUASI FUNGSI GINJAL SECARA
BIOKIMIA
• BUNBLOOD UREA NITROGEN (7-18
mg/dl atau 2,5 – 6,4 mmol/L
• BUNuntuk mengetahui GFR secara kasar
(urea scr bebas disaring dlm glumerulus
dan 50% diasorbsi ulang)
• HAL YG DAPAT MENINGKATKAN BUN:
1. Diit tinggi protein
2. Katabolisme protein akibat pendarahan
KST, trauma/kerusakan jr, luka
bakar&pemakaian tetraciclin
35. Hal yg dapat menurunkan
konsentrasi BUN
• Diet rendah protein
• Penyakit hati
• kekurusan
36. • SERUM KREATININBATAS NILAI
TERTINGGI 1,2-1,5 mg/dl atau 106-133
µmol/L.
• Menggambarkan keadaan GFR,
kenaikan 1,0-2,0 mg/dl sudah dapat
menggambarkan penurunan GFR
sebanyak 50%
38. KLIRENS KREATININ, ESTIMASI
GFR
1). GFR di hitung menggunakan rumus
(Cock croff)
• GFR: (laki-laki): (140-umur)x BB
Serum kreatinin x 72
GFR (WANITA): hasil pada pria
x 0,85
39. • Penentuan GFR yang lebih baik :
Klirens kreatinin = urin kreatinin (mg/dl) x volume urine
(ml/24 jam
serum kreatinin (mg/dl) x 1,440
Normal (20-50 tahun)
Laki-laki : 97-137 ml/men/1,73 m2 atau 0,93-
1,32 ml/see/m2 zu
Wanita : 88-128 ml/men/1,73 m2 atau 0,85 –
1,23 mel/see/m2 zu mm
40. • Sampel Urine Laki-laki : 1.000-2.000
mg/24 jam; Sampel Urine Perempuan :
800-1.800 mg/24 jam; Sampel Urin
pagi pertama Laki-laki : 39-259 mg/dL;
Sampel Urin pagi Perempuan : 28-217
mg/dL
• GAGAL GINJAL TERMINAL KLIREN
CREATININ , 5 ml/menit (,15%)
41. • KONSENTRASI UREA DIHITUNG MELALUI
NITROGEN UREM DARAH (BUN):
• BUN (mg/dL)=urea x (% N dalam urea
:100) 0,24
42. Faktor yang Dapat
Mempengaruhi Hasil
Laboratorium
Obat tertentu (lihat pengaruh obat) yang dapat
meningkatkan kadar kreatinin serum.
Konsumsi daging merah dalam jumlah besar dapat
mempengaruhi temuan laboratorium.
Kehamilan
Aktivitas fisik yang berlebihan
43. PEMERIKSAAN LAB UNTUK
HIPERTENSIGGK
• Pemeriks darah
lengkap
• Gula darah puasa
• Bun
• Cretainin
• Kalium (3,5-5,5
Meq/L)
• Asam urat
• Urinalisis
• EKG
• Ureum : 15 – 40
(mg/dl)
• Kreatinin : 0.5 – 1.5
(mg/dl)
Laki-laki dewasa : 0,7-
1,2 mg/dL; Perempuan
dewasa : 0,5-0,9 mg/dL
• Asam urat : 3.4 – 7.0
(mg/dl)
44. PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
• RENOGRAM
INDIKASI: mendeteksi
obstruksi, hipertensi
renovaslkuler,
mengevaluasi
kerusakan ginjal
Risiko efek samping
yang mungkin terjadi
diantaranya adalah
rasa gatal, demam
dan mual.
Pemeriksaan renogram dilakukan dengan
menyuntikkan radio farmaka yang
didistribusikan melalui darah menuju
target yaitu ginjal, setelah dilakukan
penyusuran nuklir, baru akan terlihat
gangguan pada organ tubuh tersebut
45. • USG
• INDIKASI:
• Menentukan besar
ginjal, skrining
besar hidronefrosis,
masa ginjal,
hematoma/abses
renal, polikistik
(pemeriks biopsi),
trombosis v renalis
46. • IVP (intravenous
pielography)
Indikasi: menetukan
besar ginjal, infeksi
rekurens, batu
injal/sa.kemih, obs
sal kemih, penyebab
hematuri
BIOPSI GINJAL:
Indikasi: ARF, NS,
49. • Biopsi ginjal
• Jaringan ginjal
diambil dengan cara
biopsi, yaitu dengan
bantuan teknik
pencitraan
(misalnya: USG/CT-
Scan) dokter dapat
menusukkan jarum
biopsi ke organ
ginjal, kemudian
54. ASUPAN PROTEIN DG KADAR
UREUM Cr
• NABATI&HEWANI
1). NABATI&HEWANI DG
UREUM&KREATININTDK ADA
HUBPENINGKATAN UREUM BISA
KARENA HAL LAIN(PRERENAL, RENAL,
POSTRENAL)GGKPENGARUH HD
2). 4,5% NABATI, 2,7% HEWANI
3). < PROTEINPENURUNAN
IMUNINFEKSI