SlideShare a Scribd company logo
1 of 478
MDDUL 1
Konsep-konsep Dasar
Dr. Sonny Harry B. Harmadi
PENDAHULUAN
elah menjadi pemahaman umum bahwa berbagai jenis sumber daya,
baik sumber daya alam ataupun sumber daya manusia yang tersedia di
bumi ini jumlahnya sangat terbatas, bahkan bisa dikatakan langka (scarce).
Padahal, berbagai sumber daya tersebut dibutuhkan manusia untuk
memproduksi berbagai kebutuhan (need.5) manusia sehari-hari. Kebutuhan
ataupun keinginan manusia sendiri dapat dikatakan tidak terbatas. Akibat
adanya ketidakseimbangan antara jumlah ketersediaan sumber daya
dibandingkan dengan keinginan manusia yang tidak terbatas itulah, manusia
dihadapkan pada pilihan-pilihan. Ilmu yang mempelajari bagaimana pilihan-
pilihan tersebut diambil disebut dengan ilmu ekonomi.
Ekonomi dibagi dalam dua cabang utama, yaitu mikroekonomi dan
makroekonomi. Secara sederhana kita dapat membayangkan terlebih dahulu
bahwa mikroekonomi akan mencakup pembahasan mengenai perilaku
ekonomi dalam_konteks individu. Yang dimaksud dengan individu, yaitu
konsu-men, pekerja, buruh, pemilik modal, entitas bisnis ataupun sebuah
perusahaan. Sebaliknya, makroekonomi mencakup pembahasan mengenai
ekonomi secara agregat yang banyak sekali terkait dengan negara.
Pembahasannya biasanya mengenai tingkat suku bunga, pengangguran,
inflasi, ataupun pertumbuhan ekonomi.
Secara lebih spesifik, mikroekonomi berurusan dengan keputusan yang
dibuat oleh unit-unit ekonomi yang kecil, seperti konsumen, pekerja,
penanam modal, pemilik sumber daya, ataupun perusahaan dan entitas bisnis
lainnya. Selanjutnya, mikroekonomi juga berurusan dengan interaksi
konsumen dan perusahaan untuk membentuk pasar dan industri. Oleh karena
itu, setelah membaca modul ini diharapkan Anda dapat menjelaskan berikut
• •
lill.
1. Dasar-dasar Mikroekonomi.
2. Para Pelaku Ekonomi.
1.2 TEORI EKONOMI MIKRO e
3. Analisis Positif dan Analisis Normatif.
4. Pengertian Kelangkaan, Pilihan, Biaya Kesempatan (Opportunity Cost),
dan Aktivitas Ekonomi.
5. Batas Kemungkinan Produksi.
6. Model Keseimbangan.
e ESPA4221/MODUL 1 1.3
KEGIATAN BELAJAR 1
Dasar-dasar Mikroekonomi
A. DASAR-DASAR MIKROEKONOMI
Seperti telah dinyatakan sebelumnya, mikroekonomi merupakan cabang
ilmu ekonomi yang membahas perilaku ekonomi individu. Individu yang
dimaksud di sini bukan hanya individu dalam arti perseorangan, namun bisa
juga berarti satu buah perusahaan atau entitas bisnis lainnya. Dengan ruang
lingkup individu ataupun perusahaan, dapat dikatakan bahwa ekonomi pada
dasarnya merupakan ilmu mengenai pengambilan keputusan. Ilmu mikro-
ekonomi secara umum akan menjelaskan bagaimana konsumen dapat
mengalokasikan pendapatannya yang terbatas untuk membeli barang dan jasa
yang tersedia di pasar. Dalam konteks yang lain, mikroekonomi juga
menjelaskan bagaimana para pekerja dapat mengalokasikan waktu mereka
secara baik untuk bekerja atau untuk bersenang-senang, atau antara pekerjaan
yang satu dengan pekerjaan yang lainnya. Sedangkan bagi perusahaan,
mikroekonomi menjelaskan bagaimana perusahaan bisa mengalokasikan
sumber-sumber keuangan yang dimiliki untuk mempekerjakan karyawan
tambahan daripada membeli mesin baru, atau untuk memproduksi suatu jenis
produk daripada produk lainnya. Ini semua berhubungan dengan pilihan
(choice) dan pengalokasian sumber daya yang tersedia agar kita bisa memilih
pilihan yang terbaik bagi kita.
Terdapat suatu istilah yang sering digunakan di dalam ilmu ekonomi,
yaitu istilah trade off, yaitu beberapa kondisi yang tidak dapat terjadi secara
bersamaan, dan jika kejadian yang satu terjadi maka kejadian yang lain tidak
akan mungkin untuk terealisasi. Di dalam ekonomi modern, konsumen,
pekerja, ataupun perusahaan mempunyai fleksibilitas dan pilihan yang lebih
banyak untuk mengalokasikan sumber daya yang langka. Oleh karena itu,
memahami trade-off dengan baik akan dapat mengarahkan kita untuk
mencapai pilihan yang optimal. Gagasan membuat trade-off yang optimal
merupakan dasar yang penting dalam mikroekonomi.
1. Konsumen
Konsumen mempunyai pendapatan (income) yang jumlahnya terbatas.
Padahal dengan pendapatannya itu, ia memiliki keinginan untuk membeli
1.4 TEDRI EKDNDMI MIKRD e
beraneka ragam barang dan jasa. Selain itu, ia juga ingin menabung untuk
masa depan. Teori konsumen menjelaskan bagaimana seorang konsumen,
berdasarkan preferensi mereka masing-masing, dapat memaksimumkan
kesejahteraan mereka dengan cara misalnya membeli lebih banyak beberapa
jenis barang tertentu dan membeli lebih sedikit untuk beberapa jenis barang
yang lainnya. Dengan kata lain, konsumen tersebut berusaha untuk membuat
trade-offyang optimal baginya.
2. Pekerja
Sering kali pekerja juga harus berhadapan dengan trade-off Mulai dari
saat ia harus memutuskan jika dan bila ia bekerja berdasarkan tingkat
pendidikan dan keterampilan yang dimiliki, dan selanjutnya. Misalnya,
beberapa orang dengan tingkat pendidikan dan keterampilan tertentu
mungkin akan lebih memilih untuk bekerja di suatu perusahaan yang
keamanan kerjanya lebih terjamin meskipun jenjang karier di sana tidak
terlalu cepat. Sedangkan beberapa orang yang lain, mungkin akan lebih
memilih untuk bekerja di perusahaan yang meskipun memiliki risiko
pekerjaan yang lebih tinggi, tetapi memiliki jenjang karier dan promosi
jabatan yang cepat.
Sumber: money.howstuffworks.com
e ESPA4221/MODUL 1 1.5
3. Perusahaan
Perusahaan juga sering berhadapan dengan trade-off Situasi ini terjadi
karena setiap perusahaan pasti juga akan menghadapi keterbatasan dalam
bentuk jenis produk yang dapat mereka produksi, dan sumber daya yang
tersedia untuk memproduksinya.
Misalnya, saja pada perusahaan mobil. Suatu perusahaan mobil tentu
sangat ahli memproduksi mobil, ia tidak mempunyai kemampuan untuk
membuat komputer, atau produk-produk farmasi. Dengan kata lain,
perusahaan tersebut memiliki keterbatasan dalam hal sumber daya keuangan
dan kapasitas produksi terkini dari pabrik-pabriknya. Dengan keterbatasan-
keterbatasan tersebut, perusahaan mobil ini harus memutuskan berapa banyak
dari setiap jenis kendaraan yang akan diproduksinya. Apabila perusahaan
ingin meningkatkan jumlah produksinya maka yang kemudian harus
diputuskan adalah berapa banyak tambahan karyawan yang dibutuhkan,
apakah perlu membangun pabrik baru atau tidak, atau melakukan keduanya.
Masalah-masalah yang dihadapi perusahaan seperti demikian itu, akan
dibahas pada teori produsen.
Dasar mikroekonomi yang penting kedua adalah mengenai peran dari
harga. Semua trade-off yang telah dinyatakan sebelumnya didasarkan pada
harga yang dihadapi oleh konsumen, pekerja, ataupun perusahaan. Misalnya,
seorang konsumen yang melakukan trade-off antara daging sapi dengan
daging ayam. Trade-off yang dilakukannya itu selain berhubungan dengan
preferensinya, juga akan berhubungan dengan tingkat harga yang berlaku
untuk dua jenis daging tersebut. Begitu juga bagi para pekerja. Seorang
pekerja biasanya menghadapi trade-offantara bekerja atau bersenang-senang.
Seperti kita ketahui, seorang pekerja memiliki ''harga'', yaitu upah yang ia
peroleh saat ia bekerja. Apabila ia memilih untuk bersenang-senang maka
sudah seharusnya dia memperhitungkan ''harga'' yang hilang karena ia tidak
bekerja. Selanjutnya, suatu perusahaan dihadapi dengan trade-off, misalnya
saat ia harus memutuskan untuk apakah mempekerjakan lebih banyak
karyawan atau untuk menambah mesin maka biasanya pilihannya akan
berdasarkan pada tingkat upah dan harga mesin.
4. Teori dan Model
Sama dengan ilmu pengetahuan lainnya, ilmu ekonomi juga
berhubungan dengan penjelasan dan ramalan dari suatu fenomena yang
diamati. Dalam ilmu ekonomi, penjelasan dan ramalan akan didasarkan pada
1.6 TEORI EKONOMI MIKRO e
suatu teori. Teori sendiri dikembangkan untuk menjelaskan fenomena yang
diamati. Tetapi karena fenomena-fenomena yang terjadi di kehidupan nyata
pasti akan bersifat sangat kompleks maka suatu teori akan memiliki aturan-
aturan tertentu dan sejumlah asumsi dasar. Misalnya, teori tentang
perusahaan (theory ofthe firm). Teori ini memiliki asumsi dasar, yaitu bahwa
semua perusahaan akan selalu berusaha untuk memaksimalkan keuntungan
mereka masing-masing. Asumsi ini dipakai untuk menjelaskan bagaimana
perusahaan sebaiknya memilih banyaknya pekerja, modal, dan bahan baku
yang digunakan untuk berproduksi sejumlah output yang diharapkan. Pilihan-
pilihan tersebut akan bergantung pada harga dari input (upah pekerja, harga
modal, harga bahan baku), dan juga harga jual output seperti yang diharapkan
perusahaan.
Teori ekonomi juga merupakan dasar untuk membuat ramalan.
Misalnya, terdapat suatu teori yang menyatakan bahwa saat terjadi kenaikan
tingkat upah dan harga input lain tetap maka tingkat keluaran perusahaan
akan rendah. Maka, dengan mengetahui teori ekonomi ditambah dengan
penerapan teknik-teknik statistik dan ekonometrika, kita dapat meramalkan
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi jumlah output perusahaan dengan
menggunakan model ekonomi.
Yang dimaksud dengan model ekonomi yaitu suatu representasi
matematis dari suatu teori ekonomi. Misalnya, kita dapat mengembangkan
suatu model berdasarkan data-data penjualan dan pembelian input yang
dimiliki oleh suatu perusahaan. Dengan menggunakan software statistika,
kita dapat melakukan peramalan dengan menggunakan data-data tersebut.
Kita dapat mengetahui input apa yang paling dominan mempengaruhi harga
jual output.
Yang penting untuk kita ingat adalah bahwa tidak ada satu pun teori,
apakah itu di dalam ilmu ekonomi, ataupun ilmu pengetahuan lainnya yang
mutlak benar. Kegunaan dan validitas suatu teori bergantung dari apakah
teori itu berhasil menjelaskan dan meramalkan fenomena yang terjadi di
kehidupan nyata atau tidak.
5. Analisis Positif dan Analisis Normatif
Mikroekonomi menangani masalah-masalah ekonomi yang bersifat
positif dan normatif. Masalah positif menyangkut penjelasan dan ramalan.
Sedangkan masalah normatif menyangkut apa yang seharusnya berlaku atau
terjadi.
e ESPA4221/MODUL 1 1.7
a. Analisis positif
Analisis positif adalah analisis yang menjelaskan hubungan sebab akibat.
Misalkan pemerintah Indonesia mengenakan kuota terhadap impor beras
yang berasal dari luar negeri. Bagaimana hal ini akan mempengaruhi harga
pangan, produksi beras, dan penjualannya?
Pertanyaan-pertanyaan yang termasuk ke dalam analisis positif misalnya
seperti berikut. Apa dampak pengenaan kuota impor tersebut terhadap para
konsumen Indonesia? Atau dampaknya bagi para petani? Pertanyaan-
pertanyaan tersebut memiliki hubungan sebab akibat dengan pernyataan
mengenai pemerintah Indonesia yang mengenakan kuota impor terhadap
impor beras. ltulah yang dimaksud dengan analisis positif. Analisis positif
sendiri merupakan inti dari ekonomi mikro.
b. Analisis normatif
Analisis normatif adalah analisis mengenai apa yang seharusnya
dilakukan, atau mengenai kebijakan yang terbaik (normatif) karena dalam
pengambilan keputusan, baik oleh swasta maupun pemerintah, pertanyaan
yang dapat diajukan tidak hanya meminta penjelasan atas gejala dan
peramalan yang dapat dibuat, tetapi juga tentang ''Apa yang sebaiknya
dilakukan?'' Dalam hal inilah pendekatan normatif menjadi penting.
Analisis normatif sering dilengkapi dengan value judgement. Misalnya,
perbandingan antara pajak bensin dan tarif impor minyak mungkin
menyimpulkan bahwa pajak bensin akan lebih mudah untuk diterapkan.
Namun, dengan menerapkan pajak ini maka dampak yang lebih besar akan
dirasakan oleh konsumen yang berpendapatan rendah. Oleh karena itulah,
pada titik tersebut masyarakat harus membuat value judgement, yaitu
menimbang nilai efisiensi ekonomi. Diketahui bahwa apabila value
judgement ikut terlibat maka mikroekonomi tidak dapat mengatakan kepada
kita mengenai kebijakan mana yang terbaik. Tetapi, mikroekonomi dapat
menjelaskan perkiraan trade-off-nya. Dengan demikian, mikroekonomi akan
membantu menyoroti dan mempertajam perdebatan mengenai kebijakan yang
dilakukan itu.
Tahukah Anda
Ekonomi positif menggambarkan dunia seperti apa adanya tanpa
keinginan untuk mengubahnya sedangkan ekonomi normatif
menganjurkan kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan.
1.8 TEORI EKONOMI MIKRO e
B. UNSUR-UNSUR SISTEM EKONOMI
1. Para Agen Pengambil Keputusan dalam Perekonomian
Secara umum kita bisa mengatakan bahwa terdapat tiga pihak pengambil
keputusan dalam perekonomian, yaitu orang per orang (individu),
perusahaan, dan pemerintah. lndividu merupakan satuan dasar dari sistem-
sistem sosial. Sering kali karena sifat kesatuan yang dimiliki oleh keluarga
menjadikan suatu 'rumah tangga' (household) dipandang sebagai individu.
Dalam buku ini, kecuali jika ditentukan lain, yang dimaksud dengan individu
di sini ialah pengambil keputusan bagi orang per orang maupun satu rumah
tangga.
Di samping individu, perusahaan juga merupakan pengambil keputusan
yang penting dalam perekonomian. Pada hakikatnya, suatu perusahaan
merupakan kumpulan sejumlah individu dan beroperasi bagi kepentingan
berbagai individu yang terlibat di dalamnya. Namun demikian, sering kali
kenyataan ini terlupakan. Keputusan publik, seperti penetapan pajak tertentu
yang dikenakan pada perusahaan, terkadang dianggap tidak berpengaruh
pada orang banyak. Sebenarnya, pajak tersebut berpengaruh pada orang
banyak. Di satu sisi, pajak menurunkan laba yang diterima pemilik usaha;
akibatnya para pekerja mungkin akan menerima upah yang lebih rendah; di
sisi lain, konsumen produk yang dihasilkan mungkin akan membayar lebih
tinggi. Tetapi, di sisi yang lain lagi, pajak yang dibayarkan memungkinkan
pemerintah menolong kelompok lain dalam masyarakat. Para ekonom
berpandangan bahwa akan lebih mudah untuk memandang perusahaan
sebagai suatu kumpulan berbagai individu demi tujuan produksi, yakni
melakukan konversi berbagai masukan sumber daya (resource inputs)
menjadi output berupa barang atau jasa.
Agen ekonomi yang ketiga adalah pemerintah. Seperti halnya
perusahaan, pemerintah juga merupakan suatu pengelompokan yang artifisial
sifatnya. Sebabnya ialah bahwa yang disebut sebagai pemerintah dari sudut
pandang ekonomi merupakan kumpulan dari individu. Namun demikian,
berbeda dari perusahaan, pemerintah memiliki kekuatan hukum untuk
mengambil mengubah kepemilikan secara sepihak (seperti pemajakan
contohnya). Pemerintah menghasilkan pula berbagai macam barang dan jasa,
tetapi berdasarkan proses politik ketimbang ekonomi/pasar. Lebih penting
lagi, pemerintah menetapkan aturan main dan kerangka kerja bagi
berjalannya seluruh perekonomian.
e ESPA4221/MODUL 1 1.9
Tahukah Anda
Dengan asumsi perekonomian tertutup terdapat tiga pelaku ekonomi,
yaitu:
1. individu;
2. perusahaan;
3. pemerintah.
Dalam kenyataannya, suatu perekonomian juga memuat sejumlah agen/
pelaku ekonomi lain. Serikat pekerja dan asosiasi pengusaha, misalnya,
merupakan organisasi-organisasi yang menyatukan para produsen (serikat
pekerja dalam hal ini dapat dipandang sebagai kesatuan produsen jasa tenaga
kerja). Di samping itu, terdapat pula kelompok-kelompok yang terbentuk
secara suka rela seperti klub, yayasan, lembaga-lembaga agama, dan
sejenisnya. Dalam kelompok-kelompok ini, para individu bergabung demi
pilihan-pilihan kolektif tertentu.
2. Batas Kemungkinan Produksi: Kelangkaan, Pilihan, Biaya
Kesempatan (Opportunity Cost), dan Aktivitas Ekonomi
Sumber dari semua persoalan ekonomi adalah kelangkaan (scarcity).
Kelangkaan membatasi perilaku baik setiap individu maupun masyarakat
secara kolektif. Kelangkaan berarti bahwa kita tidak memiliki dan tidak dapat
memperoleh cukup pendapatan atau kekayaan untuk memuaskan segala
keinginan yang biasanya tidak terbatas. Dengan demikian, adanya
kelangkaan memaksa kita untuk membuat keputusan ekonomi, yakni
melakukan pilihan. Orang dapat memilih antara bekerja atau bersekolah.
Perusahaan dapat memilih antara menambah modal atau berutang.
Pemerintah harus memilih antara membangun jembatan atau mendirikan
rumah sakit. Pilihan-pilihan yang dibuat tidak hanya dibatasi oleh sumber
daya ekonomi. Beberapa hal lain yang dapat membatasi pilihan antara lain
ialah pengaruh politik, hukum, tradisi, dan pertimbangan moral. Faktor-faktor
nonekonomi ini tidak akan banyak dibahas dalam buku ini karena fokus
perhatian kita ialah pada faktor-faktor ekonomi.
Sebelum lebih jauh membahas tentang kelangkaan, kita akan bahas
terlebih dahulu sumber daya-sumber daya yang penting dalam studi
mikroekonomi. Sumber daya didefinisikan sebagai masukan atau faktor dan
digunakan dalam proses produksi. Sumber daya dapat diklasifikasikan
dengan berbagai macam cara, namun secara umum dalam ekonomi terdapat
1.10 TEORI EKONOMI MIKRO e
tiga kategori besar sumber daya meliputi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya kapital.
Sumber daya alam mencakup baik tanah sebagai lahan sebagai lokasi
kegiatan produksi dilakukan maupun kandungan mineral/barang tambang
yang terdapat di dalamnya. Dalam pengertian yang luas, sumber daya alam
bahkan mencakup pula yang terdapat di atas permukaan tanah termasuk
iklim, topografi, dan kesuburan tanah. Kegiatan produksi dalam industri
pengolahan memanfaatkan tanah lebih sebagai lokasi kegiatan. Sedangkan
industri pertanian maupun pertambangan memanfaatkan kesuburan atau
kandungan mineral di dalamnya.
Untuk menghasilkan barang maupun jasa, sumber daya manusia harus
dipergunakan. Sumber daya ini mencakup sumbangan tenaga maupun
pemikiran sebagai kontribusi produksi yang dilakukan oleh para individu
ketika mereka bekerja. Sering kali dalam pengertian tentang sumber daya
manusia dimasukkan pula gagasan/ide tentang kewirausahaan. Kewira-
usahaan menjadi penting bagi tumbuhnya perusahaan. Jelas bahwa
kewirausahaan, sebagai suatu jenis sumber daya manusia langka sifatnya.
Tidak semua orang mau mengambil risiko atau mampu membuat berbagai
keputusan bisnis yang tepat.
Setiap barang atau jasa yang dihasilkan dari sumber daya yang langka
juga merupakan sesuatu yang langka. Karena itulah kemudian muncul
pengertian tentang barang-barang ekonomi, yakni basil dari penggabungan
berbagai sumber daya yang langka di dalam proses produksi. Mudah untuk
melihat bahwa jumlah semua barang yang dihasilkan selalu lebih kecil
daripada jumlah barang yang diminta atau diinginkan. Namun demikian,
tidak semua barang merupakan barang ekonomi. Beberapa barang merupakan
barang bebas. Barang bebas didefinisikan sebagai barang yang tersedia di
alam dan dapat dikonsumsi segera dengan harga nol. Meskipun demikian,
jenis barang bebas diketahui semakin berkurang dari waktu ke waktu.
Untuk melihat bagaimana akibat dari kelangkaan terhadap suatu
perekonomian, suatu diagram yang disebut sebagai batas kemungkinan
produksi (production possibility frontier) akan digunakan (lihat
Gambar 1.1). Diagram ini menggambarkan berbagai jumlah dua jenis barang
yang dapat diproduksi oleh suatu perekonomian selama suatu periode
tertentu. Digambarkan hanya dua jenis barang dalam diagram tersebut
merupakan penyederhanaan dari dunia nyata. Yang ingin ditunjukkan di sini
ialah bagaimana kelangkaan berhubungan dengan pilihan dan keputusan
ekonomi.
e ESPA4221/MODUL 1 1.11
Diagram tersebut menggambarkan kombinasi produksi makanan dan
pakaian yang dapat dihasilkan dengan sumber daya yang tersedia dalam
perekonomian. Sebagai contoh, perekonomian tersebut dapat menghasilkan
7,5 unit makanan dan 2 unit pakaian dalam periode satu minggu; atau
7,25 unit makanan dan 3 unit pakaian dalam periode yang sama.
Jika kombinasi yang dihasilkan terletak di sisi dalam (atau sebelah kiri
bawah) kurva batas produksi maka perekonomian bekerja tidak dalam
kapasitas penuh karena ada sumber daya yang masih belum termanfaatkan.
Sebagai contoh jika dihasilkan 2 unit pakaian dan hanya 4 unit makanan.
Di sisi lain, kombinasi di luar (sebelah kanan atas) batas produksi, tidak dapat
dihasilkan karena tidak tersedia sumber daya untuk itu. Contohnya, jika ingin
dihasilkan 2 unit pakaian dan 9 unit makanan. Dengan demikian, dapat
dilihat bahwa akibat terbatasnya sumber daya yang tersedia, harus dibuat
pilihan atas produksi yang ingin dihasilkan.
Jumlah Makanan
.
per m1nggu
7,s r--::---::---:--:---:---~--f~~~.......7,:25 ~-------------------~--------
•
'••
''•
'
4-,5 ___________________J _________ ~----------------------------------------
2'5 -------------------J ___ - - --- -~------ ---- - ---- - - ----- ----- - ---- - ---- - - --.--- ----- -
' .
0
' .• •• •• •• •• •. :
3
Gambar 1.1.
Batas Kemungkinan Produksi
•••••••••••••••
7 8 Jumlah Pakaian
.
per m1nggu
Kurva batas produksi juga memperlihatkan suatu konsep penting lain
dalam ekonomi, yakni konsep biaya kesempatan (opportunity cost). Dalam
Gambar 1.1 andaikan bahwa perekonomian memproduksi 7,5 unit makanan
dan 2 unit pakaian pada titik A. Jika kemudian diputuskan untuk menambah
1.12 TEORI EKONOMI MIKRO e
satu unit pakaian maka akan muncul ''biaya'' sebesar 0,25 unit makanan.
Artinya, peningkatan produksi pakaian sebesar 1 unit akan menurunkan
produksi makanan sebesar 0,25 unit. Maka dikatakan bahwa opportunity cost
1 unit pakaian di titik A ialah sebesar 0,25 unit makanan. Sebaliknya,
andaikan perekonomian pada mulanya menghasilkan 7 unit pakaian dan
4,5 unit makanan di titik B. Sekarang untuk meningkatkan produksi pakaian
sebesar 1 unit akan mengorbankan produksi makanan sebesar 2 unit. Jadi,
opportunity cost untuk menghasilkan tambahan 1 unit pakaian kini telah naik
dari 0,25 unit makanan di titik A menjadi 2 unit makanan di titik B.
Satu gagasan penting yang baru diperkenalkan pada paragraf di atas
ialah konsep imbalan yang menurun (diminishing return). Dalam gagasan
ini, hendak dikemukakan bahwa berapa besar opportunity cost yang terlibat
ditentukan oleh tingkat produksi masing-masing jenis barang. Selain itu,
hendak ditunjukkan pula bahwa menghasilkan lebih banyak suatu jenis
barang tertentu berarti mengurangi produksi jenis barang lain. Gagasan
terakhir ini merupakan penerapan langsung dari konsep kelangkaan.
Sampai sejauh ini kegiatan ekonomi yang lebih banyak dibahas masih
terbatas pada kegiatan produksi. Produksi, seperti pada contoh diagram di
atas, merupakan salah satu kegiatan pokok ekonomi. Kegiatan produksi dapat
dilakukan baik oleh berbagai individu (yakni secara perorangan), maupun
oleh perusahaan. Biasanya produksi dibayangkan sebagai kegiatan mengubah
input menjadi berbagai output siap pakai atau transformasi sumber daya-
sumber daya menjadi barang/jasa yang dapat dikonsumsi. Lebih mendasar
lagi, produksi merupakan setiap kegiatan yang menambah jumlah
keseluruhan beberapa jenis barang/jasa. Perlu diingat bahwa di sini konsep
opportunity cost tetap berlaku, yakni dengan menambah jumlah barang/jasa
tertentu itu berarti hilangnya kesempatan untuk menghasilkan jenis barang/
jasa lainnya.
Produksi dapat merupakan perubahan bentuk fisik seperti konversi kulit
dan sumber daya manusia menjadi sepatu. Namun demikian, produksi dapat
pula berarti transformasi melalui ruang atau melalui waktu. Sebagai contoh,
pengapalan jeruk Pontianak dari Kalimantan Barat ke DKI Jakarta
merupakan transformasi melalui ruang.
Selain produksi, kegiatan pokok ekonomi juga meliputi konsumsi dan
pertukaran (exchange). Dalam keputusan konsumsi individu memilih
barang/jasa yang paling disukai, dengan mempertimbangkan harga barang/
jasa tersebut dan pendapatan yang diterima. Dapat dikatakan bahwa
e ESPA4221/MODUL 1 1.13
barang/jasa merupakan objek pilihan bagi keputusan konsumsi. Jenis
aktivitas pokok yang ketiga ialah pertukaran. Bagi individu yang terlibat,
pertukaran juga merupakan suatu konversi, yakni sejumlah objek tertentu
dengan objek-objek lainnya. Tetapi, secara sosial pertukaran dibedakan dari
produksi karena jumlah keseluruhan komoditas yang ada dalam
perekonomian tidak berubah dengan pertukaran.
Tahukah Anda
Ada tiga aktivitas ekonomi, yaitu sebagai berikut.
1. konsumsi;
2. produksi;
3. distribusi.
3. Aliran Melingkar: Suatu Bentuk Organisasi Sosial
Bagaimana hubungan antara berbagai agen ekonomi dan aneka kegiatan
ekonomi yang diutarakan di atas bekerja dalam suatu perekonomian? Dalam
suatu dunia yang disederhanakan, yakni hanya melibatkan dua macam agen
ekonomi: rumah tangga dan perusahaan, hubungan tersebut dapat
digambarkan seperti dalam Gambar 1.2. Baik rumah tangga dan perusahaan
masing-masing memiliki dua aspek, dan karena itu bertransaksi satu sama
lain dengan dua cara yang berbeda. Rumah tangga mengonsumsi barang dan
jasa, sementara perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Oleh karena itu,
dalam diagram ditunjukkan pada sisi atas, aliran barang dan jasa dari
perusahaan ke rumah tangga. Agar produksi barang dan jasa dapat terjadi
maka haruslah terdapat aliran sumber daya dari rumah tangga pada
perusahaan. Aliran ini ditunjukkan pada sisi bawah diagram.
Rumah
tangga
Barang dan jasa
Pembayaran atas barang
dan iasa
Upah, sewa, bunga, laba
Jasa tenaga kerja, tanah,
kapital dan kewirausahaan
Gambar 1.2.
•
Perusahaan
Aliran Melingkar Aktivitas Ekonomi
1.14 TEDRI EKDNDMI MIKRD e
Sebagai imbalan atas barang dan jasa yang diterima rumah tangga
memberikan pembayaran berupa financial payment, yang umumnya
merupakan pembayaran dalam bentuk mata uang. Jadi, pengeluaran rumah
tangga menjadi penerimaan (revenues) bagi perusahaan. Pertukaran antara
barang konsumsi dan pembayaran uang oleh rumah tangga dan perusahaan
ini terjadi pada pasar produk.
Penerimaan sebagai hasil dari penjualan pada rumah tangga
memungkinkan perusahaan membeli berbagai sumber daya dari pemilik
sumber daya. Pembayaran atas sumber daya yang digunakan untuk proses
produksi menjadi pendapatan bagi rumah tangga. Pendapatan ini
memungkinkan rumah tangga untuk membeli barang dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan. Pembelian dan penjualan berbagai sumber daya
itu terjadi pada pasar faktor.
Pengorganisasian masyarakat berdasarkan aktivitas ekonomi di atas
merupakan salah satu bentuk organisasi sosial yang disebut sebagai sistem
pasar atau sistem harga. Dalam sistem seperti ini, sumber daya-sumber daya
cenderung mengalir pada kegiatan yang memberikan imbalan terbesar. Harga
menjadi tanda atau sinyal yang menentukan ke mana sumber daya akan
mengalir.
R, -- ~
--iir - -
___.:. ~
LATI HAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Jelaskan dengan singkat siapa yang menjadi fokus dalam pembelajaran
mikroekonomi!
2) Jelaskan mengapa rumah tangga juga termasuk ke salah satu fokus yang
dipelajari dalam mikroekonomi!
3) Jelaskan dengan singkat perbedaan antara analisis normatif dengan
analisis positif dalam ekonomi!
4) Jelaskan dengan gambar mengenai kurva Batas Kemungkinan Produksi!
5) Jelaskan hubungan antara konsep opportunity cost dengan kurva Batas
Kemungkinan Produksi!
e ESPA4221/MODUL 1 1.15
Petunjuk Jawaban Latihan
1) Jawaban untuk pertanyaan nomor satu ini berhubungan dengan dasar-
dasar mikroekonomi yang diketahui memiliki fokus pembelajarn pada
perilaku individu termasuk di dalamnya, yaitu konsumen, rumah tangga,
ataupun entitas-entitas bisnis.
2) Kita tentu mengetahui bahwa rumah tangga terdiri dari beberapa
individu dan biasanya hanya satu orang individu yang berhak membuat
ketetapan mengenai perilaku ekonomi dari rumah tangga tersebut,
misalnya banyak keputusan ekonomi dari suatu rumah tangga dilakukan
oleh ayah yang merupakan kepala keluarga. Oleh karena itulah, rumah
tangga termasuk ke dalam fokus dari mikroekonomi.
3) Ilmu ekonomi mengenal dua analisis, yaitu analisis normatif dan analisis
positif. Analisis normatif adalah suatu analisis mengani apa yang
seharusnya dilakukan oleh pembuat kebijakan pada saat suatu fenomena
ekonomi terjadi. Sedangkan analisis positif adalah suatu analisis yang
menggambarkan tindakan yang dilakukan oleh pembuat kebijakan pada
saat suatu fenomena ekonomi terjadi.
4) Kurva Batasan Kemungkinan Produksi menggambarkan kombinasi
produksi makanan dan pakaian yang dapat dihasilkan dengan sumber
daya yang tersedia dalam perekonomian. Sebagai contoh, perekonomian
tersebut dapat menghasilkan 7,5 unit makanan dan 2 unit pakaian dalam
periode satu minggu; atau 7,25 unit makanan dan 3 unit pakaian dalam
periode yang sama.
Jumlah Makanan
per m1nggu
7,f55
f::?:::?:::::?:::=:::=:::~:.-f~-~---~---~.........._. '. '. '• •• •. '. '
•••
•••••••••••••
~ , !5 ····~ ---------------~ ---------!_________________________________________
••••
••••••••••
~'~ --------------------~---------!-----------------------------------------~---------
: I :
0
. '. '. '• •••••••••••
•
2 3 7 8 Jumlah Pakaian
per m1nggu
1.16 TEDRI EKDNDMI MIKRD e
5) Kurva batas produksi juga memperlihatkan suatu konsep penting lain
dalam ekonomi, yakni konsep biaya kesempatan (opportunity cost).
Dari gambar di atas andaikan bahwa perekonomian memproduksi
7,5 unit makanan dan 2 unit pakaian pada titik A. Jika kemudian
diputuskan untuk menambah satu unit pakaian maka akan muncul
''biaya'' sebesar 0,25 unit makanan. Artinya, peningkatan produksi
pakaian sebesar 1 unit akan menurunkan produksi makanan sebesar
0,25 unit. Maka dikatakan bahwa opportunity cost 1 unit pakaian di titik
A ialah sebesar 0,25 unit makanan.
RANG KUMAN
Ilmu ekonomi memiliki dua cabang utama, yaitu mikroekonomi dan
makroekonomi.
Mikroekonomi berurusan dengan keputusan yang dibuat oleh unit-
unit ekonomi yang kecil (individu), seperti konsumen, pekerja, penanam
modal, pemilik sumber daya, ataupun perusahaan dan entitas bisnis
lainnya. Selain itu, mikroekonomi juga berurusan dengan interaksi
konsumen dan perusahaan untuk membentuk pasar dan industri.
Mikroekonomi menangani pertanyaan-pertanyaan yang bersifat
positif yang harus dilakukan dengan penjelasan dan peramalan (prediksi)
dari suatu fenomena yang terjadi di dalam kehidupan nyata. Meskipun
mikroekonomi sangat dibutuhkan untuk menganalisis hubungan sebab
akibat dari suatu fenomena yang terjadi (analisis positif), mikroekonomi
juga sangat penting untuk analisis normatif, yaitu suatu analisis yang
dipergunakan untuk mempertimbangkan pilihan-pilihan mana saja yang
ideal atau yang terbaik bagi masyarakat secara umum dan juga bagi
perusahaan.
Analisis normatif' harus sering dikombinasikan dengan value
judgement individual karena akan sangat mungkin bagi mikroekonomi
untuk terlibat dalam permasalahan kesamarataan dan keadilan serta
efisiensi ekonomi yang akan dirasakan oleh masyarakat umum.
e ESPA4221/MODUL 1 1.17
TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Apakah yang menjadi fokus dari mikroekonomi?
A. Negara.
B. Entitas bisnis saja.
C. Institusi publik.
D. Individu (orang per orang, rumah tangga, dan entitas bisnis).
2) Apakah yang menjadi kendala bagi konsumen?
A. Pendapatan yang terbatas.
B. Cuaca.
C. Konsumen tidak memiliki kendala.
D. Biaya produksi.
3) Representasi matematis dari suatu teori ekonomi dikatakan ....
A. teori produsen
B. teori pengambilan keputusan individu
C. teori ekonomi mikro
D. modelekonomi
4) Analisis yang seharusnya dilakukan disebut analisis ....
A. positif
B. negatif
C. deskriptif
D. normatif
5) Kurva apakah yang digunakan untuk melihat bagaimana akibat dari
kelangkaan terhadap suatu perekonomian?
A. Kurva batas kemungkinan produksi.
B. Kurva permintaan.
C. Adverse selection.
D. Risk aversion.
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
1.18 TEORI EKONOMI MIKRO e
Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - - x lOOo/o
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 1OOo/o = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
e ESPA4221/MODUL 1 1.19
KEGIATAN BELAJAR 2
Model-model dalam Mikroekonomi
A. DUA MODEL ANALISIS DASAR DALAM MIKROEKONOMI
Sebagian besar analisis dalam ekonomi hanya menerapkan dua teknik
analitis: 1) pencarian suatu kondisi optimum, dan 2) pencarian suatu kondisi
keseimbangan. Terhadap sembarang pertanyaan, langkah pertama yang perlu
dilakukan ialah menentukan masalah ''Apakah ini suatu masalah optimisasi
atau masalah keseimbangan?'' Untuk memberi gambaran bagaimana
menentukan salah satu dari keduanya, Tabel 1.1 akan memperlihatkan
pokok-pokok gagasan yang terkait.
Tabel 1. 1.
Masalah-masalah Optimisasi dan Keseimbangan
Masalah-masalah Optimisasi
1. Perlukah untuk membeli
kendaraan baru, atau tetap
menggunakan kendaraan yang ada
sekarang untuk sementara waktu
ke depan?
2. Apakah sebaiknya memutuskan
untuk langsung bekerja setamat
S1 atau melanjutkan ke S2?
3. Apakah sebaiknya memiliki
rumah sendiri atau menempati
rumah kontrakan?
4. Apakah peraturan larangan
merokok dibuat lebih ketat atau
tidak?
5. Apakah perlu untuk meneruskan
aksi mogok, atau lebih baik
menerima tawaran dari
perusahaan?
Masalah-masalah Keseimbangan
1. Apakah harga kendaraan
mungkin naik tahun depan?
2. Apakah beasiswa yang lebih
besar untuk S1 akan menambah
angka pengangguran?
3. Apa yang menentukan rasio
antara harga kontrak rumah
tahunan dan harga beli rumah?
4. Apakah dengan mengurangi
larangan merokok maka jumlah
perokok akan meningkat?
5. Apakah pemogokan akan
meningkatkan upah pekerja?
Sumber: Disadur dari Hirshleifer dan Glazer, 1992.
1.20 TEORI EKONOMI MIKRO e
Masalah optimisasi ditemukan dalam berbagai kesempatan sepanjang
hidup seseorang. Seorang insinyur dapat bertanya apakah keramik lebih baik
daripada aluminium untuk mesin suatu kendaraan. Seorang jenderal mungkin
harus memutuskan untuk menyerang atau mundur, dan seorang dokter
mungkin mempertimbangkan apakah perlu memutuskan rawat inap atau
cukup rawat jalan. Masalah optimisasi, karenanya, memiliki rumusan
pertanyaan sebagai berikut. ''Apakah akan lebih baik (bagi saya, bagi usaha
saya, bagi bangsa saya, atau bahkan bagi seluruh kemanusiaan) untuk
melakukan ini atau melakukan itu?'' Singkatnya, yang dipertanyakan di sini
ialah apa tindakan terbaik yang perlu dilakukan? Ekonomi dapat
menyediakan suatu cara sistematis dalam menganalisis masalah-masalah
optimisasi yang dapat berlaku secara sahib (valid) bagi berbagai macam
bidang aplikasi.
Untuk menjawab berbagai pertanyaan di atas, peralatan pertama yang
diperlukan oleh ekonom ialah model ekonomi. Pada Kegiatan Belajar
terdahulu kita sebenarnya telah banyak membicarakan dan menggunakan
model ini. Diagram batas kemungkinan produksi merupakan suatu model
ekonomi, demikian pula dengan diagram aliran melingkar. Jadi, apa yang
dimaksud dengan model ekonomi? Model ekonomi tidak lain dari
penyederhanaan dunia nyata. Atau bisa dikatakan sebagai mematematikakan
suatu teori ekonomi. Sebagaimana seorang arsitek menggunakan model
untuk menggambarkan apa yang hendak dibangunnya, seorang ekonom juga
menggunakan model untuk menggambarkan ciri-ciri dasar perekonomian.
Suatu contoh lain: model dapat diumpamakan seperti peta. Dengan
menggunakan peta, kita dapat menemukan di mana posisi kita dan bagaimana
kita dapat mencapai tujuan yang hendak dituju. Namun demikian, peta itu
tidak akan dapat memberi gambaran apakah jalan yang akan kita tempuh
berlubang-lubang atau halus-rata. Juga peta itu tidak dapat menunjukkan
apakah ada pohon jambu di suatu sisi persimpangan tertentu. Semakin
lengkap peta itu dibuat, tentu akan semakin baik, tetapi akan menjadi tidak
mungkin untuk memuat dalam peta itu seluruh detil dunia nyata secara
terperinci. Demikian pula dengan model ekonomi. Hanya ciri-ciri pokok saja
yang akan dimuat dalam model tersebut. Salah satu contoh model ekonomi
yang sering dipergunakan oleh para ekonom adalah model pendapatan
nasional Keynes, seperti berikut ini.
Output Nasional (PDB) = C + I + G + EX - IM
e ESPA4221/MODUL 1 1.21
Model Ekonomi pendapatan nasional Keynes di atas ingin menjelaskan
bahwa output nasional suatu negara secara umum akan dipengaruhi oleh
tinggi rendahnya konsumsi (C) yang dilakukan oleh masyarakat yang hidup
di negara tersebut, tingkat investasi (I), pengeluaran pemerintah seperti
misalnya pengeluaran untuk belanja pembangunan (G), ekspor (EX), dan
tingkat impor (IM) yang dilakukan oleh negara tersebut.
B. MODEL KESEIMBANGAN: MEKANISME PASAR
Berbicara mengenai pasar tidak akan terlepas dari pembicaraan
mengenai penjual dan pembeli. Kita dapat membagi unit-unit ekonomi ke
dalam dua kelompok besar, yaitu pembeli dan penjual. Pembeli mencakup
konsumen, yaitu pihak yang membeli barang dan jasa. Pembeli jenis kedua
adalah perusahaan, yaitu pihak yang membeli pekerja, modal, dan bahan
baku yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Sedangkan
penjual mencakup perusahaan yang menjual barang dan jasa; pekerja yang
menjual jasa tenaga, keterampilan, ataupun kemampuan yang dimiliki, dan
pemilik sumber daya, yang menyewakan tanah atau menjual sumber daya
kepada perusahaan.
Pembeli dan penjual kemudian akan berinteraksi satu sama lain.
Interaksi antarpenjual dan pembeli akan membentuk pasar. Pasar yang
dimaksud di sini bukanlah semata pasar dalam artian geografis, melainkan
adalah sekumpulan penjual dan pembeli yang melalui interaksi aktual
ataupun potensial yang mereka lakukan, menetapkan harga suatu produk atau
sekumpulan produk. Pasar biasanya akan berhubungan dengan industri.
Dalam ilmu ekonomi, yang dimaksud dengan industri adalah sekumpulan
perusahaan yang menjual produk yang sama atau masih ada hubungannya
dengan produk tersebut. Dalam dunia nyata, industri merupakan sisi
penawaran dari pasar.
Aktivitas ekonomi berlangsung di pasar. Dalam pengertian luas, pasar
tidak harus merujuk pada suatu tempat atau lokasi, tetapi suatu lembaga di
mana melalui lembaga ini berbagai kekuatan yang menetapkan harga
beroperasi. Dalam ungkapan sederhana, pasar merupakan pertemuan antara
penawaran dan permintaan.
Dalam bahasa Indonesia tidak terdapat perbedaan istilah antara pasar
sebagai suatu lembaga seperti diuraikan di atas (yakni menurut pengertian
market dalam bahasa Inggris) dan pasar sebagai suatu lokasi geografis di
1.22 TEORI EKONOMI MIKRO e
mana terjadi perdagangan (marketplace). Dalam buku ini pengertian pasar
sebagai lembaga bertemunya penawaran dan permintaan akan lebih banyak
digunakan, dengan demikian pengertian pasar tidak terbatas hanya merujuk
pada suatu lokasi geografis tertentu.
Terkadang kita bertemu dengan suatu kondisi di mana harga satu barang
yang sama (homogen) ternyata berbeda antara satu tempat dengan tempat
lainnya. Bisa jadi kondisi tersebut tercipta karena adanya arbitrase. Yang
dimaksud dengan arbitrase adalah suatu situasi di mana seseorang membeli
suatu barang dengan harga murah di satu tempat, kemudian ia menjual
barang tersebut dengan harga yang lebih mahal di tempat yang lain.
Diagram permintaan-penawaran seperti dalam Gambar 1.3 tentunya
sudah tidak asing lagi bagi kita. Sumbu mendatar dalam diagram itu
menunjukkan sejumlah Q barang tertentu, andaikan saja sebagai contoh beras
(dalam satuan ton). Sumbu tegak merepresentasikan (mewakili) harga yang
dapat berlaku untuk setiap ton beras. Kurva permintaan, D, menunjukkan
jumlah yang diminta oleh konsumen untuk setiap harga P. Kurva ini
menghubungkan harga barang (harga setiap ton beras) dan jumlah yang rela
dibeli oleh konsumen pada setiap rupiahnya. Dengan kata lain, kurva
permintaan merepresentasikan kesediaan konsumen untuk membeli untuk
setiap rupiah.
p s
(Rp per unit)
Kelebihan
P1 -------------------
Po
P~ --------------~---r-------------------r---------------------
D
Kekurangan
Oo Q
Gambar 1.3.
Penawaran dan Permintaan
e ESPA4221/MODUL 1 1.23
Kurva permintaan, D, menunjukkan kesediaan konsumen membeli
barang tersebut untuk setiap harga per unit yang harus dibayar. Kurva
permintaan memiliki kemiringan (slope) yang negatif, yakni dalam
menggambarkan kurva ini, kita mulai dari suatu titik di kanan atas dan
bergerak menurun ke arah kiri bawah. Sering pula dikatakan bahwa kurva ini
memiliki kemiringan menurun (downward sloping). Kemiringan negatif dari
kurva permintaan ini mencerminkan kenyataan bahwa pada umumnya para
pembeli akan membeli lebih banyak seiring dengan menurunnya harga.
Harga yang lebih rendah memungkinkan konsumen untuk membeli barang
tersebut dalam jumlah lebih banyak. Demikian pula konsumen yang
sebelumnya tidak mampu membeli menjadi sanggup membeli.
Kurva kedua dalam gambar adalah kurva penawaran, S. Titik-titik pada
kurva ini menunjukkan jumlah yang siap ditawarkan oleh para produsen
untuk setiap harga yang dapat diterima di pasar. Kurva ini memiliki
kemiringan menaik (upward sloping) atau kemiringan yang positif, yakni
dalam menggambarkannya kita bergerak dari kanan bawah ke arah kiri atas.
Kemiringan kurva penawaran digambarkan seperti itu karena umumnya para
penjual akan menawarkan lebih banyak barang seiring dengan meningkatnya
harga. Sebagai gambaran, dengan asumsi faktor lain selain harga tidak
mengalami perubahan (terjadi kondisi ceteris paribus), harga yang lebih
tinggi memungkinkan produsen memproduksi lebih banyak dengan
menggunakan lebih banyak input (dalam jangka pendek), seperti
mempekerjakan pekerja, dan mengolah bahan mentah lebih banyak. Dalam
jangka panjang, sejumlah produsen mungkin akan meningkatkan kapasitas
pabriknya. Selain itu, harga yang lebih tinggi akan menarik perusahaan baru
untuk masuk ke pasar yang sama. Perusahaan baru ini membutuhkan harga
yang tinggi untuk menutup biaya yang lebih tinggi karena, antara lain,
sebagai pemain baru perusahaan ini belum memiliki cukup pengalaman
untuk menekan biaya produksi.
Dalam Gambar 1.3 keseimbangan pasar (market equilibrium) akan
tercapai di saat terjadinya perpotongan antara kurva permintaan D dan kurva
penawaran S. Harga keseimbangan yang terjadi ialah pada P0, dan kuantitas
keseimbangan terjadi pada Q0. Harga dan kuantitas yang terbentuk dari
perpotongan kurva permintaan dan penawaran ini disebut juga sebagai harga
dan kuantitas kliring pasar (market-clearing price and quantity). Mekanisme
pasar adalah kecenderungan dalam suatu pasar bebas bahwa harga berubah
hingga mencapai kondisi market-clearing (yakni sampai jumlah yang
1.24 TEORI EKONOMI MIKRO e
ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta). Pada kondisi ini, tidak
terdapat kelebihan maupun kekurangan penawaran (excess supply maupun
shortage supply). Penawaran dan permintaan mungkin tidak selalu dalam
keseimbangan, dan dapat pula terjadi bahwa beberapa pasar tidak mencapai
keseimbangan dengan cepat, terutama jika terjadi satu atau lebih perubahan
yang tiba-tiba. Namun demikian, kecenderungannya ialah bahwa pasar
mencapai keseimbangan.
Untuk menjelaskan lebih jauh mekanisme tersebut, mari kita perhatikan
sekali lagi Gambar 1.3 di atas. Andaikan bahwa harga mula-mula adalah
sebesar P1 maka produsen akan menghasilkan dan menjual barang dalam
jumlah yang lebih besar daripada yang hendak dibeli oleh konsumen.
Akibatnya terjadi akumulasi kelebihan penawaran (ekses penawaran) dan
untuk menjual kelebihan penawaran ini produsen akan mulai menurunkan
harga. Dengan turunnya harga, jumlah barang yang diminta akan naik
sehingga jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang hingga harga
keseimbangan P0 pada akhirnya tercapai.
Sebaliknya, andaikan kini harga mula-mula lebih rendah daripada harga
keseimbangan, katakan sebesar P2• Maka akan terjadi kekurangan penawaran
karena konsumen menghendaki jumlah yang lebih besar daripada yang dapat
dijual dan dihasilkan oleh produsen pada harga tersebut. Akan ada tekanan
bagi harga untuk naik karena konsumen kini saling berebut untuk mendapat
barang yang tersedia, dan produsen akan menaikkan harga sambil
meningkatkan keluaran. Sekali lagi harga akan bergerak menuju P0.
Pergerakan sepanjang Kurva (Movement) dan Pergeseran Kurva (Shift):
Bagaimana Perubahan Penawaran dan Permintaan Memengaruhi
Keseimbangan
Uraian tentang penawaran dan permintaan di atas menunjukkan
hubungan masing-masing dengan harga. Diketahui bahwa jumlah permintaan
tidak mungkin konstan, akan terus terjadi perubahan pada permintaan seiring
berjalannya waktu. Misalnya, perubahan jumlah permintaan mobil di
Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 1950 sampai tahun 1990.
Ada beberapa alasan yang biasanya cukup mempengaruhi peningkatan
jumlah permintaan mobil di Indonesia. Pertama, boleh jadi pendapatan
masyarakat Indonesia mengalami peningkatan. Dengan terjadinya
peningkatan pendapatan maka anggota masyarakat yang mampu membeli
mobil akan bertambah. Sebagai akibatnya, permintaan mobil akan mengalami
e ESPA4221/MODUL 1 1.25
peningkatan. Kedua, jumlah penduduk dewasa di Indonesia bertambah.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk dewasa maka akan semakin banyak
jumlah pengemudi potensial. Ketiga, masih rendahnya kualitas sarana
transportasi alternatif seperti bis, atau angkutan umum darat lainnya
(angkutan kota dengan minibus, misalnya). Dengan masih rendahnya kualitas
sarana dan prasarana serta tingkat keamanan di dalam moda transportasi
umum akan menyebabkan masyarakat lebih memilih untuk menggunakan
kendaraan pribadi. Selama perbaikan kualitas dan kenyamanan moda
transportasi umum masih minim maka permintaan masyarakat untuk mobil
pribadi akan terus meningkat. Ketiga alasan tersebut menyebabkan terjadinya
peningkatan permintaan akan mobil di Indonesia. Perubahan jumlah
permintaan akibat tiga faktor tersebut dapat diilustrasikan pada Gambar 1.4.
berikut ini.
Harga mobil
D
D'




'
'__.....,... '
Gambar 1.4.
' ' =• D'
D
Kuantitas Mobil
Pergeseran Jumlah Permintaan
Dari ilustrasi gambar dan contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa
pergeseran (shifting) kurva permintaan disebabkan oleh faktor-faktor
nonharga. Faktor-faktor nonharga yang dimaksud seperti selera, pendapatan,
harga barang lain, dan jumlah penduduk. Pada tingkat harga yang sama,
jumlah barang yang diminta berubah dikarenakan perubahan faktor-faktor
1.26 TEORI EKONOMI MIKRO e
tersebut. Sebaliknya, faktor harga akan menyebabkan pergerakan di
sepanjang kurva permintaan (movement along the curve), karena dengan
berubahnya harga suatu produk maka kuantitas yang diminta akan berubah.
Apabila harga meningkat maka permintaan akan menurun. Sedangkan
apabila harga menurun maka permintaan akan meningkat. Ceteris paribus.
C. MODEL OPTIMISASI: BESARAN-BESARAN TOTAL, RERATA,
DAN MARJINAL
Model utama kedua dalam analisis mikroekonomi ialah optimisasi. Yang
dimaksud dengan optimisasi di sini ialah mencari kondisi yang paling
menguntungkan (advantages) dari berbagai pilihan yang tersedia. Optimisasi
ini tidak identik dengan memaksimumkan nilai, namun dapat juga berupa
menemukan nilai minimum. Misalnya, yang terjadi dalam kasus biaya, di
mana nilai optimumnya akan tercapai ketika biaya minimum. Sementara
untuk keuntungan, nilai optimum akan tercapai ketika keuntungan
maksimum.
Satu metode analisis yang digunakan untuk mencari penyelesaian bagi
masalah optimisasi ialah analisis marjinal. Sebagai contoh kasus dalam
bagian ini akan ditinjau keputusan produksi yang dihadapi oleh perusahaan,
di mana produsen menghadapi pilihan untuk menaikkan keluaran dan dengan
demikian meningkatkan manfaat yang dapat diterima dari penerimaan
(revenue), sementara di sisi lain peningkatan output tersebut juga akan
menyebabkan meningkatnya beban biaya (cost) yang harus ditanggung oleh
perusahaan.
Kuantitas
Q
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tabel 1.2.
Penerimaan Total, Rerata, dan Marjinal
Harga atau
Penerimaan Rerata P=AR
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Penerimaan Total
R=PQ
0
9
16
21
24
25
24
21
16
9
0
Penerimaan Marjinal
MR
9-0=9
16- 9 =7
21-16=5
24-21 = 3
25- 24 = 1
24- 25 = -1
21 - 24 = -3
16- 21 = -5
9-16 =-7
0- 9 = -9
e ESPA4221/MODUL 1 1.27
Beberapa istilah perlu terlebih dahulu diperkenalkan sebelum kita
melangkah lebih jauh. Berdasarkan definisi, penerimaan total, R, adalah
perkalian harga, P, dan kuantitas barang yang diproduksi, Q. Ini dapat
dituliskan sebagai R = PQ. Tabel 1.2 di atas menunjukkan suatu daftar yang
menunjukkan ketiga variabel ini. Kuantitas barang, harga, dan penerimaan
total ditunjukkan berturut-turut dalam kolom 1, 2, dan 3 dalam tabel tersebut.
Penerimaan, R, merupakan suatu besaran total, sedangkan harga dapat
dipandang sebagai besaran rerata. Perhatikan hubungan antara penerimaan,
harga dan kuantitas. Penerimaan rerata (AR atau average revenue)
merupakan variabel yang menunjukkan besar penerimaan untuk setiap unit
barang yang dijual. Oleh karena itu, penerimaan rerata dapat dituliskan
sebagai AR = R/Q = P. Sementara penerimaan diukur dalam satuan rupiah,
harga diukur dalam satuan rupiah per satuan barang (Rp/unit). Coba
perhatikan dalam Tabel 1.2 pada saat kuantitas Q = 2, harga ialah sebesar
Rp8,00 per unit, sehingga penerimaan total sama dengan Rpl6,00.
Penerimaan rerata dengan demikian akan sama dengan Rp16/2 unit atau sama
dengan Rp8,00/unit (dan ini tidak lain merupakan harga barang itu sendiri).
Besaran ketiga yang penting dalam analisis optimisasi ialah nilai
marjinal. Penerimaan marjinal (MR atau marginal revenue) dalam
ditunjukkan kolom keempat Tabel 1.2. Penerimaan marjinal diukur dalam
rupiah per unit barang, seperti halnya harga. Oleh karena itu, jika ingin diplot
dalam suatu diagram, besaran-besaran total tidak dapat digambarkan dalam
satu koordinat yang sama dengan besaran-besaran rerata dan marjinal.
Sebagai contoh, kurva penerimaan total dari Tabel 1.2 harus diplot dalam
suatu diagram tersendiri, terpisah dari kurva penerimaan rerata dan marjinal.
Besaran marjinal yang digunakan dalam contoh kasus kita, MR, dapat
dituliskan dengan notasi sebagai berikut. Jika !iR melambangkan perubahan
penerimaan, dan L'.lQ melambangkan perubahan kuantitas output maka
MR = LlR/L'.lQ. Satu hal penting untuk diperhatikan ialah penghitungan MR.
Dari Tabel 1.2 didapati bahwa nilai marjinal diterapkan ''antara'' dua
kuantitas output. Sebagai contoh, MR = 9 ialah nilai penerimaan marjinal
''antara'' Q = 0 dan Q = 1; sementara MR = 7 ialah ''antara'' Q = 1 dan Q = 2.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan nilai MR ''pada'' suatu titik tertentu,
katakan pada saat Q = 1 maka kita harus melakukan interpolasi. Untuk
mendapatkan nilai MR pada saat Q = 1, kita dapat membuat rerata dari kedua
nilai MR yang terkait. Jadi, pada Q = 1 kita peroleh MR= 8. Cobalah periksa,
dengan cara yang sama, bahwa MR = 6 pada Q = 2, MR = 4 pada Q = 3, dan
1.28 TEORI EKONOMI MIKRO e
seterusnya. Hal yang perlu diingat ialah bahwa metode ini akan akurat untuk
kurva penerimaan rerata yang linier seperti dalam Gambar 1.5. Jika kurva
tersebut tidak linier maka hasil penghitungan akan menghasilkan kesalahan.
Secara umum, untuk memperoleh nilai MR yang eksak, penggunaan kalkulus
tidak dapat dikesampingkan.
-a:
--ca
-0
I-
c
ca
ca
E
·-~
Q)
c
Q)
Q.
-a:
==::::J
ca
-ca
a:
<(
--·-c:
::::J
....a.>
c..
c:
ca
ca
E
·-....a.>
c:
a.>
a..
30
24
25
24
25
21 N 21
20
15
10
5
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Kuantitas
10
8
' 
6
'
Kurva
Kurva .
pener1maan
penerimaarl rerata
marjinal
4
'2 1-------___, --------'l

' MR
0 ...______....,.__
0 1 2 3 4 5 6
Gambar 1.5.
7 8
Kurva
pener1maan
total
9 10
AR
9 10
Besaran-besaran Total, Rerata, dan Marjinal
e ESPA4221/MODUL 1 1.29
Terdapat dua prinsip pokok yang harus diingat untuk memahami
hubungan geometris antara besaran-besaran total, rerata, dan marjinal:
1. besaran marjinal, yaitu kemiringan atau tangen (slope) dari suatu fungsi
total, dan
2. besaran rerata, yaitu kemiringan sinar dari titik orijin ke fungsi total.
Prinsip pertama dapat dijelaskan sebagai berikut. Perhatikan kurva
penerimaan total, R, yang berbentuk parabola pada diagram atas dalam
Gambar 1.5. Kurva penerimaan total menunjukkan besar penerimaan total
untuk setiap tingkat output, Q. Perhatikan bahwa ketika Q naik dari 3 ke 4,
R juga naik dari 21 ke 24. Maka Pendapatan Marjinal (MR) adalah 24 - 21 =
3 antara Q = 3 dan Q = 4.
Kemiringan kurva di suatu titik dapat dicari melalui pendekatan
kemiringan garis yang menghubungkan dua titik di dekat titik pertama.
Contohnya, perhatikan dua titik L dan N dalam gambar di atas. Kemiringan
garis LN kurang lebih sama dengan kemiringan kurva penerimaan total dalam
interval yang sama. Kemiringan LN adalah ''naik dibagi maju''. Naiknya ialah
sebesar 3 (yakni 24 - 21), dan majunya ialah sebesar 1 (yakni 4 - 3),
sehingga kemiringan LN sama dengan 3 (yakni 3/1), dan ini sama besarnya
dengan penerimaan marjinal. Kenaikan pada LN tidak lain merupakan hasil
dari pertambahan nilai penerimaan total (=LlR). Sedangkan majunya ialah
perubahan kuantitas (=~Q). Dengan demikian, ketika kita memperoleh
kemiringan LN (dengan ''naik dibagi maju''), kita sekaligus dapat menghitung
Af?l~Q, yang tidak lain merupakan penerimaan marjinal, MR. Cobalah sekali
untuk mendapatkan bahwa antara Q = 4 dan Q = 5, MR = 1. Gunakan
kemiringan NM untuk membantu menghitungnya.
Prinsip kedua dapat ditunjukkan dengan memperhatikan diagram-
diagram yang sama dalam Gambar 1.5. Perhatikan pada diagram sebelah atas
gambar tersebut, ketika Q = 4, R = 24. Penerimaan rerata, AR diperoleh
dengan membagi penerimaan total dengan kuantitas, AR = 2414 = 6.
Perhatikan sinar ON. Kemiringan ON adalah ''naik'' 24 dibagi dengan ''maju''
4, yang tidak lain merupakan penerimaan rerata. Naiknya sama dengan
penerimaan total dan majunya sama dengan Q. Oleh karena itu, naik dibagi
maju, dalam hal ini, sama dengan R!Q, yang adalah definisi dari penerimaan
rerata.
Panel bawah dalam Gambar 1.5 menggambarkan penerimaan rerata dan
penerimaan marjinal yang berhubungan dengan fungsi penerimaan total pada
1.30 TEORI EKONOMI MIKRO e
panel di atasnya. Baik AR maupun MR tampak menurun dalam panel
tersebut. Dengan memperhatikan kurva penerimaan total pada panel di
atasnya, dapat dilihat bahwa kurva ini menjadi lebih landai (lebih mendatar)
ketika kuantitas semakin bergerak ke kanan. Kemiringan kurva ini pada
awalnya bernilai positif, menjadi nol saat Q = 5 (yakni ketika kurva
penerimaan total mencapai maksimum), dan selanjutnya bernilai negatif.
Demikian pula AR akan turun terus karena sinar dari titik orijin (0,0) ke
setiap titik di kurva penerimaan total memiliki kemiringan yang terns
menurun semakin kita bergerak ke kanan (yakni sinar itu menjadi semakin
condong ke arah kanan). Oleh karena itu, kemiringan garis OM lebih kecil
daripada kemiringan garis ON. Pada saat Q = 10, garis dari titik orijin ke
kurva penerimaan total mendatar, dan kemiringannya sama dengan nol.
Selama penerimaan total meningkat ketika Q meningkat, kemiringan
sepanjang kurva penerimaan total bernilai positif. Karenanya penerimaan
marjinal, meskipun menurun seperti di atas, tetap positif. Pada daerah setelah
puncak kurva penerimaan total, kemiringan kurva bernilai negatif sehingga
MR juga negatif. Dari geometri ini, kita peroleh proposisi sebagai berikut
mengenai fungsi-fungsi total dan marjinal.
Proposisi 2.la: Ketika besaran total meningkat, besaran marjinal yang
berkaitan akan memiliki nilai positif.
Proposisi 2.lb: Ketika besaran total menurun, besaran marjinal yang
berkaitan akan memiliki nilai negatif. Namun, ketika penerimaan total
mencapai suatu maksimum (atau suatu minimum), fungsi penerimaan tidak
naik ataupun turun melainkan mendatar. Kesimpulan yang dapat ditarik
dinyatakan dalam proposisi berikut ini.
Proposisi 2.lc: Ketika besaran total mencapai maksimum atau
minimum, besaran marjinal yang berkaitan akan sama dengan nol.
Prinsip-prinsip tersebut akan digunakan berulang kali dalam ekonomika.
Pernyataan-pemyataan di atas memformalkan suatu intuisi yang menyatakan
bahwa kondisi optimal akan tercapai ketika tidak ada lagi tambahan manfaat
yang diperoleh dengan meningkatkan biaya. Penerimaan total dimaksimalkan
pada tingkat output ketika penerimaan marjinal sama dengan nol. Demikian
pula laba dimaksimalkan pada tingkat penjualan di mana menjual satu unit
lebih banyak tidak lagi menaikkan atau menurunkan laba. Penting untuk
memperhatikan bahwa maksimisasi suatu besaran total tidak berhubungan
dengan maksimisasi besaran rerata. Maksimisasi suatu total mengharuskan
bahwa besaran marjinal sama dengan nol.
e ESPA4221/MODUL 1 1.31
Proposisi 2.2a: Ketika besaran rerata menurun, besaran marjinal pasti
terletak di bawahnya. Proposisi ini dapat digambarkan sebagai berikut:
bayangkan berat rerata telur dalam suatu keranjang. Jika ditambahkan sebutir
telur dan berat reratanya turun, pastilah bahwa berat marjinal (berat telur
yang ditambahkan ke dalam keranjang tersebut) lebih kecil daripada berat
rerata. Bagaimana jika besaran rerata tidak turun tetapi meningkat? Dengan
menggunakan analogi maka kita dapat peroleh proposisi sebagai berikut.
Proposisi 2.2b: Ketika besaran rerata meningkat, besaran marjinal
terletak di atasnya.
Proposisi 2.2c: Ketika besaran rerata tidak naik ataupun turun (yakni
pada titik maksimum atau minimum), besaran marjinal akan sama dengan
besaran rerata. Proposisi 2.2c jelas merupakan implikasi dari dua proposisi
sebelumnya. Untuk menggambarkan dua proposisi lainnya, diperlukan
penggambaran fungsi rerata yang naik untuk suatu rentang tertentu dan turun
untuk suatu rentang lainnya. Salah satu fungsi rerata seperti ini ditunjukkan
dalam Gambar 1.6. Panel atas gambar tersebut memperlihatkan kurva biaya
total perusahaan, C.
1.32
Rp
cu ->. cu
cu -·- 0
CCI I-
(Rp/Q)
:::::l
cu
-cu
(.)
"::(____.
-c
:::::l
.....
Q)
a...
cu
~()
Cc ~ 

'
'
K
Kuantitas
/
/
'
,,
- .,,,,.
K'
Kuantitas
Gambar 1.6.
TEORI E K ONOMI MI K RO e
c
L
Q
~c
I
I
I
I
I
AC
I
I
I
I
I
I
I
I
L'
Q
Besaran Rerata dan Marj1nal dar1 Fungs1 Total: Kasus B1aya
e ESPA4221/MODUL 1 1.33
Biaya total dalam gambar di atas adalah positif pada saat output nol
karena adanya biaya tetap. Ini ditunjukkan oleh intersep (atau perpotongan)
kurva biaya total dengan sumbu tegak yang bernilai positif. Biaya tetap
adalah semua biaya yang tidak berkaitan dengan tingkat output yang
diproduksi. Dengan kata lain, berapa pun besar output yang dihasilkan biaya
tetap akan sama besar.
Untuk memperoleh biaya marjinal, MC, dari fungsi biaya total, C,
penting untuk kita ingat bahwa MC merupakan kemiringan dari C. Perhatikan
bahwa menuju titik K, kemiringan kurva biaya total menurun. Setelah itu,
kurva biaya total menjadi lebih curam. Dengan demikian, pada panel bawah
tampak bahwa MC turun hingga mencapai titik K ~ dan setelahnya mulai naik.
Sedangkan untuk menurunkan kurva biaya rerata, AC, kita gunakan
aturan bahwa AC pada setiap tingkat output ditunjukkan oleh kemiringan
suatu sinar dari titik orijin ke titik yang berhubungan pada kurva biaya total.
Dengan memakai rumus ''naik dibagi maju'' di atas maka naik (biaya C) pada
suatu titik dibagi dengan maju (output Q). Ketika kita bergerak ke kanan
sepanjang kurva biaya, kemiringan sinar garis dari titik orijin ke kurva biaya
menurun hingga titik L. Kemiringan sinar garis ini, setelah titik L, akan naik
ketika kita bergerak lebih jauh ke arah kanan. Jadi, AC akan mencapai nilai
terendahnya ketika output mencapai L~ Ini tampak pada panel bawah
Gambar 1.6.
Perhatikan pada panel atas Gambar 1.6, di sebelah kiri titik L,
kemiringan sinar garis dari titik orijin ke kurva biaya total selalu lebih curam
daripada kemiringan kurva biaya itu sendiri. Dengan kata lain, AC lebih besar
daripada MC untuk setiap output di dalam rentang ini. Ini sesuai dengan
Proposisi 2.2a bahwa ketika AC turun, MC terletak di sebelah bawahnya.
Di sebelah kanan L, sinar dari titik orijin ke suatu titik pada kurva biaya
total lebih mendatar daripada kurva biaya itu sendiri di titik tersebut.
Karenanya AC lebih kecil daripada MC. Ini sesuai dengan Proposisi 2.2b,
yakni bahwa untuk nilai-nilai Q di mana biaya rerata meningkat, biaya rerata
lebih kecil daripada biaya marjinal.
Terakhir, sinar dari titik orijin ke titik L pada kurva biaya total, memiliki
kemiringan yang sama dengan kemiringan kurva biaya total itu sendiri. Jadi,
pada titik tersebut biaya marjinal = biaya rerata, dan Proposisi 2.2c terpenuhi.
Ini dapat dilihat pada panel bawah Gambar 1.2-4 bahwa pada titik L ~ AC
memiliki nilai yang sama dengan MC.
1.34
~- ---·,.....-=-io,,P
' ._ G____.......
TEDRI EKDNDMI MIKRD e
LATI HAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Jelaskan dengan singkat siapa yang dimaksud dengan pasar dalam
konteks non-geografis!
2) Jelaskan dengan singkat apa yang dimaksud dengan kurva permintaan
individu dan mengapa kemiringan kurva permintaan adalah negatif!
3) Jelaskan dengan singkat apa yang dimaksud dengan kurva penawaran
dan mengapa kemiringan kurva penawaran adalah positif!
4) Jelaskan apa yang dimaksud dengan keseimbangan pasar!
5) Jelaskan dengan singkat apa yang dimaksud dengan harga pasar!
Petunjuk Jawaban Latihan
1) Jawaban untuk pertanyaan nomor satu ini berhubungan dengan kegiatan
dua golongan besar pelaku ekonomi, yaitu penjual dan pembeli. Yang
dimaksud dengan pasar dari konteks non-geografis adalah suatu interaksi
antara penjual dan pembeli dalam melakukan suatu transaksi baik
transaksi barang ataupun jasa hingga keduanya mencapai suatu harga
yang disepakati bersama. Harga kesepakatan itu sendiri kemudian
dikenal dengan nama harga pasar.
2) Kita tentu telah mengetahui bahwa kurva permintaan berasal dari pihak
pembeli atau konsumen. Secara garis besar yang dimaksud dengan kurva
permintaan adalah suatu kurva yang akan memiliki keterkaitan dengan
jumlah barang atau yang akan dibeli oleh konsumen pada harga barang
atau jasa tersebut. Kemudian, kita juga sudah mempelajari bersama,
bahwa hukum permintaan adalah pada saat harga barang rendah maka
tingkat permintaan untuk barang tersebut akan tinggi. Sedangkan,
apabila harga suatu barang atau jasa mengalami peningkatan, maka
permintaan untuk barang atau jasa tersebut akan menurun. Dengan kata
lain, hubungan antara harga dengan tingkat permintaan adalah negatif.
Dengan demikian, kemiringan kurva perm.intaan juga negatif.
3) Konsep dasa1· yang telah dijelaskan pada rambu nomor dua di atas bisa
kita terapkan juga pada jawaban nomor tiga. Kita telah mempelajari
bahwa kurva penawaran berasal dari pihak penjual atau produsen barang
e ESPA4221/MODUL 1 1.35
dan jasa. Kurva penawaran menggambarkan jumlah barang atau jasa
yang siap ditawa1·kan oleh para produsen untuk setiap harga yang dapat
diterima di pasar. Kemudian, kita tentu mengetahui bahwa dengan
asumsi hal-hal lain adalah tetap (ceteris paribus), hukum penawaran
menyatakan bahwa apabila harga suatu barang naik, maka penawaran
juga akan naik. Sedangkan, apabila harga barang menurun maka
penawaran barang dan jasa oleh produsen juga akan menurun. Dengan
kata lain, hubungan antara harga pasar dengan penawaran adalah positif.
Sehingga kemiringan garis kurva penawaran juga positif.
4) Coba Anda buka kembali bagian mengenai pasar, karena dengan
demikian kita akan mengetahui bahwa yang dimaksud dengan
keseimbangan pasar adalah suatu titik kesepakatan harga dan kuantitas
barang dan jasa yang ditawarkan dan akan dibeli antara penjual dan
pembeli.
5) Buka kembali bagian pasar dalam modul ini. Kita mengetahui bahwa
yang dimaksud dengan harga pasar adalah harga kesepakatan antara
penjual dan pembeli mengenai sejumlah kuantitas barang atau jasa
tertentu.
RANG KUMAN
Pasar dalam ilmu ekonomi mengacu pada sekelompok pembeli dan
penjual yang saling berinteraksi dan menuju kemungkinan terjadinya
penjualan dan pembelian sebagai hasil interaksi tersebut.
Pada dasarnya pasar dapat dibagi menjadi dua, yaitu pasar
persaingan sempurna, dan pasar yang tidak bersaing.
Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar di mana pihak-pihak
yang berinteraksi di sana, baik penjual ataupun pembeli tidak memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi harga. Mereka semua adalah penerima
harga (price taker).
Sedangkan yang dimaksud dengan pasar tidak bersaing adalah suatu
pasar di mana pihak-pihak yang berinteraksi di sana, baik penjual
ataupun pembeli masing-masing dapat mempengaruhi harga barang yang
dijual atau dibelinya. Dengan kata lain, mereka dapat membentuk harga
barang atau jasa yang ditawarkan (price maker).
1.36 TEDRI EKDNDMI MIKRD e
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Disebut apakah tempat berlangsungnya suatu aktivitas ekonomi?
A. Negara.
B. Bursa Efek.
C. Institusi Publik.
D. Pasar.
2) Apakah yang dimaksud dengan kurva permintaan?
A. Kurva yang berkaitan dengan jumlah suatu barang yang akan dijual
konsumen pada harga tertentu.
B. Kurva yang berkaitan dengan jumlah suatu barang yang akan dibeli
konsumen pada harga barang tersebut.
C. Kurva yang dimiliki oleh produsen.
D. Kurva yang berkaitan dengan jumlah suatu barang yang akan
ditawarkan oleh produsen pada harga barang tersebut.
3) Kurva permintaan memiliki kemiringan (slope) yang ....
A. positif
B. negatif
C. netral
D. kadang positif, kadang negatif
4) Apakah yang dimaksud dengan kurva penawaran?
A. Kurva yang berkaitan dengan jumlah suatu barang yang akan
diterima konsumen pada harga tertentu.
B. Kurva yang berkaitan dengan jumlah suatu barang yang akan dibeli
konsumen pada harga barang tersebut.
C. Kurva yang dimiliki oleh produsen.
D. Kurva yang berkaitan dengan jumlah suatu barang yang akan
ditawarkan oleh produsen pada harga barang tersebut.
5) Kurva penawaran memiliki kemiringan (slope) yang ....
A. positif
B. negatif
C. netral
D. kadang positif, kadang negatif
e ESPA4221/MODUL 1 1.37
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.
Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat penguasaan = ----------- x 100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
1.38 TEORI EKONOMI MIKRO e
Kunci Jawaban Tes Formatif
Tes Formatif1 Tes Formatif2
1) D 1) D
2) A 2) B
3) D 3) B
4) D 4) D
5) A 5) A
e ESPA4221/MODUL 1 1.39
Daftar Pustaka
Bishop, M. (2004). Essential Economics. London: The Economist
Newspaper Ltd.
Hirshleifer, J. dan Glazer, A. (1992). Price Theory and Applications, edisi
ke-5. Singapura: Simon & Schuster.
Parkin, M. (2008). Economics. Pearson Addison Wesley International
Edition. gth edition.
Pindyk, Robert. S, Daniel L. Rubenfeld. (2005). Microeconomics. Prentice
Hall International Edition. 6 th edition.
MDDUL 2
Peri laku Konsu men
Dr. Sonny Harry B. Harmadi
PENDAHULUAN
ebelum kita masuk lebih jauh ke dalam pembahasan mengenai teori
perilaku konsumen, ada baiknya kita memahami ilustrasi berikut ini.
Misalkan kita adalah pemilik suatu perusahaan, sebut saja perusahaan X.
Perusahaan kita ini memproduksi barang-barang kebutuhan masyarakat
sehari-hari, seperti pasta gigi, sabun mandi, dan sampo. Pada suatu waktu,
kita ingin me11geluarkan produk terbaru ke masyarakat. Misalkan kita ingin
mengeluarkan deterjen pakaian. Lalu, apakah kita akan secara langsung
meluncurkan produk terbaru kita tersebut? Tentu tidak. Kita tentu harus
mencari tahu terlebih dahulu, kira-kira produk deterjen seperti apa yang
dibutuhkan oleh konsumen. Apakah deterjen itu harus harum, atau anti
kuman, atau kombinasi harum dan juga anti kuman? Kemudian berapa harga
deterjen ditambah profit yang kira-kira akan terjangkau oleh konsumen? Atau
pertanyaan-pertanyaan lainnya yang berkaitan dengan preferensi konsumen.
Hal ini penting untuk dilakukan agar kita sebagai pengusaha memperoleh
profit yang maksimum, atau agar kerugian yang mungkin kita derita akan
menjadi minimum.
Berbagai pertanyaan dari ilustrasi di atas dapat dijawab ketika kita
mampu memahami kerangka ilmiah mengenai perilaku konsumen. Mikro
ekonomi menyediakan peralatan ilmiah itu. Teori perilaku konsumen akan
kita bahas secara lebih mendalam pada modul ini.
Pindyck (2003) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan teori perilaku
konsumen adalah suatu deskripsi tentang bagaimana konsumen
mengalokasikan pendapatan di antara barang dan jasa yang berbeda-beda
untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka. Teori perilaku konsumen
secara garis besar akan membahas tiga hal penting, yaitu preferensi
konsumen, kendala anggaran, dan pilihan-pilihan konsumen.
2.2 TEORI EKONOMI MIKRO e
Preferensi konsumen dapat kita hubungkan dengan alasan seseorang
lebih menyukai satu jenis barang dan jasa tertentu dibandingkan yang lain.
Kemudian mengenai kendala anggaran. Kita tentu selalu memiliki kendala
anggaran, sehingga sudah pasti seorang konsumen akan mempertimbangkan
harga. Sebagai pengusaha, kita dapat memandang hal ini sebagai wujud
keterbatasan konsumen untuk membeli barang dan jasa akibat pendapatan
mereka yang terbatas. Kemudian mengenai pilihan-pilihan konsumen.
Dengan mengetahui preferensi dan adanya keterbatasan pendapatan maka
suka atau tidak suka akan mengharuskan konsumen untuk memilih barang
atau jasa tertentu yang akan dapat memaksimalkan kepuasan yang dirasakan
oleh mereka. Pada akhirnya, kita akan mengetahui bahwa pemahaman
terhadap pilihan konsumen akan membantu kita untuk memahami
permintaan, yaitu berapa banyak jumlah suatu barang atau jasa yang dipilih
konsumen untuk dibeli akan bergantung pada harga barang atau jasa tersebut.
Setelah membaca modul ini, Anda dapat:
1. menjelaskan preferensi konsumen;
2. menjelaskan permintaan individu dan permintaan pasar;
3. menentukan jumlah barang dan jasa yang akan dikonsumsi;
4. menjelaskan bentuk-bentuk kurva indiferen;
5. menurunkan kurva permintaan individu;
6 menjelaskan permintaan pasar terbentuk.
e ESPA4221/MODUL 2 2.3
KEGIATAN BELAJAR 1
Teori Preferensi Konsumen
eperti yang telah dipahami pada modul sebelumnya, konsumen
menghadapi situasi tentang bagaimana mengoptimalkan kepuasannya
melalui pemenuhan kebutuhan konsumsi. Tetapi, tidak semua orang
mempunyai pendapatan yang cukup untuk pemenuhan kebutuhannya, bahkan
kebutuhan-kebutuhan mendasar. Sebagai contoh, biaya pendidikan di
Indonesia semakin lama semakin mahal, hal ini merupakan salah satu faktor
yang menyebabkan tidak semua masyarakat Indonesia dapat memenuhi
kebutuhannya akan pendidikan. Dengan demikian, yang dapat dilakukan
manusia adalah memaksimalkan kepuasannya melalui konsumsi barang dan
jasa dengan kendala anggaran yang dimilikinya. Pilihan tersebut pun akan
menunjukkan preferensi konsumen terhadap barang atau jasa yang
dikonsumsi. Untuk melihat bagaimana proses ini terjadi, kita harus
mengetahui terlebih dahulu konsep mengenai batasan anggaran (budget line)
dan kurva indiferen (indifference curve).
A. KENDALA ATAU BATASAN ANGGARAN
Kebutuhan manusia yang tak terbatas dan keterbatasan anggaran yang
tersedia merupakan masalah yang harus dipecahkan agar manusia dapat
hidup dengan baik. Dalam kehidupannya, manusia akan selalu dihadapkan
pada pilihan-pilihan, salah satunya adalah memilih kombinasi jumlah dua
barang yang diperlukan dengan anggaran yang terbatas sehingga tingkat
kepuasan yang diinginkan dapat tercapai. Pemakaian asumsi penggunaan dua
macam barang ini dilakukan untuk mempermudah analisis grafis dan
matematis. Misalnya saja dengan anggaran Rpl00.000,00 seorang konsumen
ingin membeli buah apel dan buah jeruk. Diketahui pula bahwa harga satu
buah apel sebesar 1000 dan satu buah jeruk sebesar 2000. Berdasarkan
informasi tersebut, dapat dibuat tabel dengan beberapa pilihan kombinasi
jumlah kedua buah tadi dengan anggaran yang tetap.
Dari Tabel 2.1 dapat dibuat sebuah grafik yang mewakili data dalam
tabel. Titik A adalah jumlah maksimum buah jeruk yang didapatkan dan titik
B mewakili jumlah maksimum buah apel yang diperoleh. Dari kedua titik
tersebut dapat ditarik sebuah garis, setiap titik yang terdapat dalam garis
2.4 TEORI EKONOMI MIKRO e
tersebut merupakan kombinasi jumlah kedua buah yang dapat diperoleh
konsumen dengan anggaran yang sudah ditentukan (terbatas).
Tabel 2.1.
Kombinasi Dua Kebutuhan
Jumlah buah Jumlah Pengeluaran
Jeruk Apel Jeruk Apel
0 100 0 100.000
5 90 10.000 90.000
10 80 20.000 80.000
15 70 30.000 70.000
20 60 40.000 60.000
25 50 50.000 50.000
30 40 60.000 40.000
35 30 70.000 30.000
40 20 80.000 20.000
45 10 90.000 10.000
50 0 100.000 0
Apel
100
50 -------------
I
I
••••
25
Gambar 2.1.
Batasan Anggaran
Total pengeluaran
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
50 Jeruk
e ESPA4221/MODUL 2 2.5
Gambar 2.1 memperlihatkan bahwa jika konsumen memilih titik A maka dia
akan mendapatkan apel sebanyak 100 buah dan tidak mendapatkan jeruk
sama sekali. Jika konsumen memilih titik B maka konsumen akan
mendapatkan jeruk sebanyak 50 buah dan tidak mendapatkan buah apel sama
sekali. Selain itu, konsumen dapat pula memilih sebuah titik lain di sepanjang
garis tersebut, titik C misalnya. Bila titik C dipilih maka dia akan
mendapatkan jeruk sebanyak 25 buah dan mendapatkan apel sebanyak 50
buah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa konsumen bisa memilih
berbagai kemungkinan konsumsinya selama tidak melebihi anggaran yang
dimiliki. Dengan kata lain, tidak melewati garis batas anggaran yang telah
ditetapkan.
B. INDIFFERENCE CURVE
Indifference curve adalah sebuah kurva yang menunjukkan kombinasi
jumlah dan jenis barang konsumsi di mana semua titik yang terdapat pada
satu indifference curve mencerminkan tingkat kepuasan yang sama kepada
konsumen.
Apel
B
A
0
Gambar 2.2.
Indifference Curve
12
Indifference
curve, 11
Jeruk
Seperti yang terlihat pada Indifference curve pada Gambar 2.2, setiap titik
yang terdapat pada kurva I1 mempunyai tingkat kepuasan yang sama
meskipun masing-masing titik mempunyai kombinasi jumlah dua barang
konsumsi yang berbeda. Kombinasi konsumsi apel dan jeruk di titik A akan
2.6 TEORI EKONOMI MIKRO e
memberikan tingkat kepuasan yang sama dengan kombinasi yang ada di titik
B maupun C. Sebaliknya, kombinasi konsumsi barang pada 11 memberikan
tingkat kepuasan yang berbeda dengan I2 yang dicerminkan dari posisi kedua
kurva yang berbeda satu sama lain.
1. Aksioma dalam Indifference Curve
Kita telah melihat bahwa bentuk dasar dari indifference curve adalah
melengkung ke bawah. Mengapa demikian? Terdapat empat aksioma yang
mendasari terbentuknya Indifference curve, yaitu berikut ini.
a. Indifference curve yang lebih tinggi akan lebih dipilih
Konsumen diasumsikan merupakan makhluk yang rasional dan barang
atau jasa yang dikonsumsi merupakan barang yang menghasilkan kepuasan.
Kombinasi barang dan jasa yang lebih banyak -menghasilkan kepuasan yang
lebih besar- akan lebih disukai dibandingkan yang lebih sedikit.
Apel
0
B
A
Gambar 2.3.
........._ ,2
Indifference
curve, /1
Jeruk
Dua Tingkat Kepuasan yang Berbeda
Dari Gambar 2.3 terlihat bahwa kurva I1 dan I2 mempunyai tingkat
kepuasan yang berbeda. Titik-titik A, B, dan C yang terletak pada kurva 11
mempunyai tingkat kepuasan yang sama meskipun memiliki kombinasi
kedua barang yang berbeda. Kurva I2 yang di dalamnya terdapat titik D
mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi daripada 11. Bila konsumen
diharuskan memilih dari keempat titik yang tersedia, tentunya konsumen
akan lebih memilih titik D, hal tersebut dikarenakan jumlah barang yang
terdapat di titik D berjumlah lebih banyak daripada yang terdapat pada titik-
titik yang lain. Indifference curve yang lebih tinggi mewakili jumlah barang
yang lebih banyak.
e ESPA4221/MODUL 2 2.7
b. Indifference curve berbentuk miring ke bawah (downward sloping)
Konsumen hanya akan memberikan satu barang jika akan mendapatkan
lebih banyak barang pengganti dengan tingkat kepuasan yang sama. Sesuai
dengan kurva maka jika jumlah suatu barang berkurang maka jumlah barang
yang lainnya haruslah bertambah.
Apel
Gambar 2.4.
Indifference
urve, /1
Bentuk Kurva Melengkung ke Bawah
eruk
c. Indifference curve tidak boleh berpotongan
Aoel
0
Jeruk
Gambar 2.5.
Indifference Curve yang Berpotongan
Dari Gambar 2.5 dapat dilihat bahwa titik A dan titik B memberikan
tingkat kepuasan yang sama. Hal tersebut juga berlaku pada titik B dan titik C
di mana kedua titik tersebut juga berada pada kurva yang sama. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa titik A dan titik C akan memberikan tingkat
2.8 TEORI EKONOMI MIKRO e
kepuasan yang sama. Di saat yang bersamaan, jumlah kombinasi A dan C
berbeda, titik C mempunyai jumlah barang yang lebih banyak karena kurva
titik C berada di atas kurva titik A. Pemahaman bahwa titik A dan C akan
memberikan tingkat kepuasan yang sama tidak dapat dibenarkan karena titik
A dan C tidak berada dalam satu kurva yang sama sehingga keduanya tidak
memberikan tingkat kepuasan yang sama karena itulah mengapa dua
indifference curve tidak diperbolehkan berpotongan.
d. Indifference curve berbelok ke bawah (convex)
Bentuk dari indifference curve menjadi berbelok ke bawah dikarenakan
sifat manusia yang lebih memilih akan menukarkan barang miliknya bila
berjumlah banyak dibandingkan bila jumlah barang miliknya sedikit. Ini
tidak lepas dari law of marginal diminishing return yang disarikan dari
hukum Gossen. Dalam konteks konsumsi, hukum tersebut menerangkan
bahwa semakin banyak jumlah suatu barang dikonsumsi maka barang
tersebut akan memberikan tambahan kepuasan yang terus menurun. Berarti,
dapat dikatakan pula bahwa konsumsi jeruk pertama akan menghasilkan
tambahan kepuasan yang lebih besar dibandingkan konsumsi jeruk yang
kelima misalnya. Dengan keberadaan law of marginal diminishing return
inilah, indifference curve berbentuk konveks terhadap titik origin (0,0).
Apel
14 •••••••••••.••••
MRS=6
8 ..................- -
••••••••
••• •• •
4 ·················~········~·············rvrPf~·.!.·1·
3 ·················>········=························ ~.....• : • 1
• • •• • •
• • •• • •• • •• • •• • •
••••••••
Indifference
curve
2 3 6 7 Jeruk
Gambar 2.6.
Bentuk Kurva yang Berbelok ke Bawah
e ESPA4221/MODUL 2 2.9
Besarnya tingkat substitusi dari barang yang satu terhadap barang yang
lain sering kali dinyatakan dalam sebuah nilai. Nilai tersebut dikenal dengan
nama marginal rate of substitution (MRS), yang akan dibahas lebih detail
pada pembahasan berikutnya.
Untuk mempermudah pemahaman, perhatikan titik A dan titik B pada
Gambar 2.6. Titik A memiliki tingkat substitusi sebesar 6. Artinya, konsumen
mau menukarkan 6 apel miliknya untuk mendapatkan 1 jeruk. Hal tersebut
dapat terjadi karena konsumen masih memiliki 14 apel. Sedangkan nilai
MRS titik B adalah 1, di mana konsumen hanya mau menukarkan 1 apel
miliknya untuk mendapatkan 1 jeruk, hal tersebut terjadi karena konsumen
hanya memiliki 4 apel.
2. Marginal Rate Substitution (MRS)
Indifference curve MRS adalah kurva yang menunjukkan jumlah barang
yang akan konsumen berikan agar ia mendapatkan barang yang lain untuk
dikonsumsi. Nilai MRS dapat dihitung dengan membagi selisih jumlah
barang yang terdapat pada sumbu Y dengan selisih jumlah barang yang
terdapat pada sumbu X. Secara matematis, MRS dapat dituliskan dengan:
MRS = LU
L'.lY
(2.1)
Di mana M dan L'.lY adalah besarnya perubahan X dan Y. Sebagai contoh
untuk penghitungan MRS, kita dapat melihat Gambar 2.6 di atas. Pada titik
A, terlihat bahwa selisih jumlah barang pada sumbu Y adalah 6, sedangkan
selisih jumlah barang pada sumbu X adalah 1, jadi nilai MRSnya adalah 6 : 1
= 6. Sebaliknya, di titik B, untuk mempertahankan tingkat kepuasan yang
sama, konsumen harus merelakan satu buah apel untuk mendapat tambahan
konsumsi satu buah jeruk. Dengan demikian, nilai MRS di titik B sebesar 1.
Bentuk standar dari indifference curve, seperti yang telah di bagian
sebelumnya adalah konveks terhadap titik origin (0,0). Akan tetapi,
indifference curve memiliki beberapa kasus khusus. Setidaknya, terdapat dua
contoh ekstrem dari indifference curve yang umum dikenal, yaitu berikut ini.
a. Substitusi sempurna (perfect substituties)
Dua buah barang yang bersifat substitusi sempurna akan memiliki nilai
MRS yang sama di setiap titik. Dengan demikian, indifference curve akan
berbentuk garis lurus seperti yang terlihat pada Gambar 2.7 di bawah ini.
2.10 T EDRI EKDNDM I MIKRD e
2 3. Mobil AS
Gambar 2.7.
Indifference Curve pada Barang Substitusi Sempurna
b. Pelengkap sempurna (perfect complements)
Dua buah barang yang merupakan pelengkap sempurna akan membentuk
indifference curve yang memiliki sudut siku-siku ke kanan seperti yang
terlihat pada Gambar 2.8. Kepuasan konsumen tidak akan bertambah bila
tambahan konsumsi satu barang tidak dilengkapi dengan tambahan konsumsi
barang lain. Dengan kata lain, konsumen akan meraih kepuasan lebih tinggi
pada saat menambah konsumsi dua barang secara bersamaan dalam proporsi
tertentu.
'5 ......_...-....._.
••
•••
•••
••
•
''L
I
.s
..~
:-••
•
~•••
••-
-
--~~~~~~~-- &
•
l1
r S~patu KmJan
Gambar 2.8.
Indifference Curve pada Barang Pelengkap Sempurna
e ESPA4221/MODUL 2 2.11
Contoh sederhana yang dapat menjelaskan mengenai pelengkap
sempurna adalah sepatu kanan dan sepatu kiri seperti terlihat pada
Gambar 2.8. Bagi konsumen, tambahan satu buah sepatu kanan atau satu
buah sepatu kiri saja tidak akan menambah kepuasannya. Tambahan tersebut
tidak akan berguna tanpa diikuti tambahan pasangannya dalam proporsi yang
sama. Konsumen akan bertambah kepuasannya dari 11 ke 12 ketika konsumsi
sepatu kanan dan kiri bertambah pada jumlah yang sama, misalkan tiga.
Dengan demikian, konsumsi bertambah dari 5 pasang sepatu menjadi
8 pasang sepatu.
Setelah Anda mempelajari bentuk-bentuk kurva indiferen, silakan Anda
coba membuat kurva tersebut sendiri, dan buatlah catatan kecil untuk
memudahkan Anda belajar.
C. INTERAKSI ANTARA BATASAN ANGGARAN DAN
INDIFFERENCE CURVE
Hingga saat ini, kita telah memahami konsep mengenai batasan anggaran
dan indifference curve. Batasan anggaran memberikan pemahaman mengenai
sejauh mana kombinasi barang atau jasa dapat dibeli. Sebaliknya,
indifference curve menjelaskan pada kita bagaimana variasi kombinasi
barang atau jasa disusun dari yang kurang disukai hingga yang paling
disukai.
Kita ingat kembali bahwa tujuan setiap konsumen adalah memaksi-
malkan kepuasan yang dirasakannya dengan sumber daya yang terbatas yang
dimiliki. Oleh karena itu, setelah mempelajari bentuk anggaran dan
preferensinya, kondisi optimal bagi konsumen akan diperoleh dengan
menentukan kombinasi barang dan jasa yang memberikan kepuasan yang
optimal sepanjang tidak melewati garis anggaran yang dimiliki. Ketika
pilihan kombinasi berada di bawah batas anggaran, dikatakan bahwa pilihan
tersebut tidak optimal. Di sisi yang lain, bila pilihan tersebut di atas batas
anggaran maka pilihan tersebut dikatakan tidak dapat dicapai (unattainable)
karena melebihi sumber daya yang dimiliki.
Untuk lebih mudah dalam memahami konsep di atas, misalkan seorang
konsumen berniat untuk mengonsumsi dua jenis barang, yaitu misalkan apel
dan jeruk. Sedangkan konsumen tersebut memiliki tingkat pendapatan
sebesar Rp50.000,00. Harga apel dan jeruk masing-masing diketahui sebesar
2.12 TEORI EKONOMI MIKRO e
Rpl.000,00 dan Rp2.000,00 per buah. Dengan informasi sedemikian, kita
pun mengetahui bahwa konsumen dapat membeli apel paling banyak 50 dan
nol jeruk, atau 25 buah jeruk dan nol apel. Gambar 2.9 memperlihatkan garis
anggaran dari konsumen tersebut sekaligus beberapa indifference curve-nya
yang mencerminkan tingkat kepuasan yang dihasilkan dari masing-masing
kurva.
Ape
50
A
25 ····-----~ ·-------
I
I
I
I
'I
15
Gambar 2.9.
B
- - - - Ii
25 Jeruk
Kombinasi Pilihan yang Optimal
Konsumen akan memilih alternatif pilihan di titik C pada indifference
curve 12 dengan konsumsi jeruk sebesar 15 buah dan apel sebesar 25 buah.
Konsumen bisa saja memilih alternatif A dan B karena kedua pilihan tersebut
masih berada pada garis anggaran. Hanya saja, kita dapat melihat bahwa 11
berada di sebelah kiri dibandingkan dengan /2, yang menunjukkan bahwa
kepuasan yang dihasilkan 11 lebih kecil dari yang dihasilkan /2• Titik D
merupakan pilihan konsumsi yang akan memberikan tingkat kepuasan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan di titik C, tetapi berada di luar batas
anggaran. Artinya, titik D tidak dapat dicapai. Dengan demikian, jelas bahwa
pilihan terbaik bagi konsumen adalah pilihan konsumsi di titik C karena
memberikan kepuasan optimal yang masih berada dalam batas anggaran.
Dalam Gambar 2.9, perhatikan bahwa di titik C, batas anggaran
bersinggungan dengan indifference curve. Ini berarti, marginal rate of
e ESPA4221/MODUL 2 2.13
substitution (MRS) di titik C sama dengan kemiringan dari batas anggaran.
Hal ini akan terus terjadi bahwa pilihan konsumsi akan selalu optimal pada
titilc persinggungan indifference curve dan batas anggaran. Secara umum,
kondisi ini dapat dituliskan dalam notasi matematis berikut.
MRS = AX = ~ (2.2)
~y ~
Sisi kanan dari persamaan di atas merepresentasikan biaya kesempatan
(opportunity cost) barang X dalam barang Y. Bila X adalah jeruk dan Y
adalah apel maka biaya kesempatan untuk tambahan satu buah jeruk adalah
dua buah apel. Sisi kiri merupakan nilai absolut kemiringan dari indifference
curve pada titik tersebut, yakni ~y I AX . Seperti yang telah kita pelajari
sebelumnya, dalam hal ini nilai tersebut merupakan besarnya tambahan apel
yang harus diberikan untuk mengompensasi penurunan kepuasan akibat
berkurangnya konsumsi jeruk sebesar 1 buah.
y
~-- - ---- - --- - ---- ------ --- --
-----------------------------~-----------
••
••
••
••
••
•
•••
fl)(
Gambar 2. 10.
Pergerakan di Sepanjang Indifference Curve
x
Untuk memahami konsep di atas, digunakanlah konsep mengenai
kepuasan marjinal (marginal utility) sebagai salah satu pendekatan umum.
Kepuasan marjinal terhadap sebuah barang menunjukkan besarnya perubahan
kepuasan yang didapatkan dari sebuah barang tersebut. Secara spesifik,
misalkan MUx adalah tambahan kepuasan yang didapat untuk setiap
2.14 TEORI EKONOMI MIKRO e
tambahan satu unit barang X yang dan MUy adalah tambahan kepuasan yang
didapat untuk setiap tambahan satu unit barang Y dikonsumsi. Dengan
demikian, seperti yang terlihat pada Gambar 2.10, ketika pilihan konsumsi
berpindah dari A menuju B, konsumen akan mendapatkan tambahan
kepuasan sebesar MUx. ~X untuk tambahan konsumsi X dan kehilangan
kepuasan sebesar MUy. ~Y untuk berkurangnya konsumsi Y.
Karena titik A dan B berada pada indifference curve yang sama U, kedua
titik tersebut menghasilkan kepuasan yang sama. Kita kemudian dapat
mengatakan bahwa tambahan kepuasan yang didapatkan dari tambahan X
besarnya sama dengan hilangnya kepuasan dari berkurangnya Y. Kita dapat
menuliskannya dengan
MUxM = MUy ~Y (2.3)
Persamaan di atas dapat ditulis ulang dengan notasi sebagai berikut.
MUx _ ~y
-
MUv M
(2.4)
Perhatikan ketika misalkan pilihan optimal C berada di antara A dan B,
sedemikian hingga kedua nilai ~X dan ~Y sangat kecil. Akibatnya, rasio
~XI~Y sama dengan kemiringan indifference curve di titik C, yang juga
sama dengan rasio dari kepuasan marjinalnya. Karena kemiringan
indifference curve di titik C sebagai pilihan optimal sama dengan kemiringan
batas anggarannya maka kondisi di bawah ini harus dipenuhi.
MUx _ ~Y _ Px
- -
MUv M Pv
(2.5)
Arti persamaan di atas adalah bahwa besamya MRS harus sama dengan
perbandingan harga barang X dengan Y untuk mendapatkan pilihan
konsumsi yang optimal. Selanjutnya, persamaan tersebut dapat kita
kembangkan menjadi
MUx MUr
(2.6)
e ESPA4221/MODUL 2 2.15
Persamaan tersebut jelas menyatakan bahwa rasio kepuasan marjinal
terhadap harga atas tetap sama untuk setiap barang pada kondisi optimal.
Apabila kondisi tersebut tidak dicapai maka pilihan yang diambil tidak
mencerminkan pilihan yang optimal.
~~E -~. .. ~
. ......... .
-~-- ........
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Jelaskan apa yang dimaksud dengan kurva indiferens!
2) Jelaskan dengan singkat empat aksioma dalam kurva indiferens!
3) Jelaskan dua contoh ekstrem dari Indif.ference curve yang umum dikenal!
4) Jelaskan dengan singkat hubungan antara batasan anggaran dengan
kurva indiferens !
5) Jelaskan dengan singkat mengenai konsep Marginal Rate of
Substitution!
Petun,juk Jawaban Latihan
1) Untuk menjawab pertanyaan nomor satu, kita harus ingat bahwa kurva
indiferens akan berhubungan dengan tingkat kepuasan yang dirasakan
oleh konsumen saat ia mengonsumsi dua jenis barang yang berbeda.
Telah dibahas sebelumnya bahwa berbagai titik yang berada di
sepanjang kurva indiferens yang sama akan mencerminkan tingkat
kepuasan yang sama yang dirasakan oleh konsumen, walaupun
kombinasi jumlah dua jenis barang yang dikonsumsi berbeda.
,t:pcl
."
....-------------------------------------.
2.16 TEDRI EKDNDMI MIKRD e
2) Kita tentu mengetahui bahwa kurva indiferens memiliki empat aksioma
dasar. Secara sederhana arti dari aksioma adalah suatu asumsi yang
sudah dianggap benar. Aksioma pertama yang telah kita pelajari adalah
bahwa Indifference curve yang lebih tinggi akan lebih dipilih. Aksioma
satu ini ingin menjelaskan bahwa kuantitas yang lebih banyak akan lebih
disukai oleh konsumen, dan dengan demikian tingkat kepuasan yang
dirasakan konsumen juga akan lebih tinggi pada kurva indiferens yang
lebih tinggi. Aksioma kedua yang telah kita pelajari adalah indifference
curve berbentuk melengkung ke bawah (downward sloping). Kurva
indiferens memiliki bentuk melengkung ke bawah karena konsumen
hanya akan memberikan satu barang jika akan mendapatkan lebih
banyak barang pengganti dengan tingkat kepuasan yang sama.
Kemudian, aksioma yang ketiga adalah indifference curve tidak boleh
berpotongan. Hal ini disebabkan karena akan melanggar asumsi nomor
satu. Kemudian aksioma yang terakhir adalah indifference curve
berbelok ke bawah (convex). Bentuk dari indifference curve menjadi
berbelok ke bawah dikarenakan sif'at manusia yang lebih memilih akan
menukarkan barang miliknya bila berjumlah banyak
3) Seperti kita ketahui setidaknya, terdapat dua contoh ekstrem dari
indifference curve yang umum dikenal, yaitu:
a. Substitusi sempurna (perfect substituties)
Dua buah barang yang bersifat substitusi sempurna akan memiliki
nilai MRS yang sama di setiap titik. Dengan demikian, indifference
curve akan berbentuk garis lurus seperti yang terlihat pada
Gambar 2.7 di bawah ini.
2
'
• }rz.
3. Dlmes
e ESPA4221/MODUL 2 2.17
b. Pelengkap sempurna (perfect complements)
Dua buah barang yang merupakan pelengkap sempurna akan
membentuk indifference curve yang memiliki sudut siku-siku ke
kanan seperti yang terlihat pada Grafik 2.8. Kepuasan konsumen
tidak akan bertambah bila tambahan konsumsi satu barang tidak
dilengkapi dengan tambahan konsumsi barang lain. Dengan kata
lain, konsu1nen akan meraih kepuasan lebih tinggi pada saat
menambah konsumsi dua barang secara bersamaan dalam proporsi
tertentu. Contoh sederhana yang dapat menjelaskan mengenai
pelengkap sempurna adalah sepatu kanan dan sepatu kiri.
-
7 •_".JI•••••.....,._._••_.
•
••
••~
L
.,
••I
.,
••
•,.,
•
--~~~~~~~~- h
£
• I .
SE1p.atµ Kanan
4) Hubungan antara batasan anggaran dengan kurva indif'erens adalah
bahwa untuk mencapai tingkat kepuasan tertentu yang ditunjukkan pada
kurva indiferens yang dimiliki kons·umen pasti memiliki kendala
anggaran. Jadi, walaupun seorang konsumen memiliki tingkat kepuasan
tertentu, tetapi apabila anggarannya tidak mencukupi maka konsumen itu
tidak dapat mencapai tingkat kepuasan yang diinginkannya itu.
5) Seperti yang telah kita pelajari sebelumnya MRS adalah kurva yang
menunjukkan jumlah barang yang akan konsumen berikan agar ia
mendapatkan barang yang lain untuk dikonsumsi. Nilai MRS dapat
dihitung dengan membagi selisih jumlah barang yang terdapat pada
sumbu Y dengan selisih jumlah barang yang terdapat pada sumbu X
2.18 TEDRI EKDNDMI MIKRD e
RANG KUMAN- - - - - - - - - - - - - - - - - -
Dalam kehidupannya manusia mempunyai begitu banyak kebutuhan
dan keinginan yang harus dipenuhinya. Akan tetapi, alat pemuas
kebutuhan dan keinginan manusia jumlahnya sangatlah terbatas.
Keterbatasan pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia ini disebut
dengan kelangkaan (scarc:ity). Dengan anggaran yang terbatas, manusia
dituntut untuk memaksimalkan kepuasannya.
Indif.ference cu-rve adalah sebuah kurva yang menunjukkan
kumpulan bundel barang yang dikonsumsi yang memberikan tingkat
kepuasan yang sama kepada konsumen. MRS adalah jumlah barang yang
akan konsumen berikan untuk mendapatkan yang lain. Nilai MRS dapat
dihitung dengan m.embagi selisih jumlah. barang yang terdapat pada
sumbu Y dengan selisih jumlah barang yang terdapat pada sumbu X.
Kepuasan (utility) adalah suatu nilai yang mewakili kepuasan
konsumen yang diperoleh dari keranjang belanja yang diberikan. Pilihan
adalah interaksi dari preferensi dan keterbatasan yang menyebabkan
manusia harus memilih. Dalam analisis ekonomi banyak digunakan
asumsi cateris paribus yang menganggap bahwa semua faktor adalah
konstan, hanya faktor yang dipelajari yang diperbolehkan berubah.
TES FDRMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Apakah yang menjadi kendala bagi konsumen?
A. Pendapatan yang terbatas.
B. Harga.
C. Konsumen tidak memiliki kendala.
D. Biaya produksi.
2) Sebuah kurva yang menunjukkan kombinasi jumlah dan jenis barang
konsumsi di mana semua titik yang terdapat pada satu kurva tersebut
mencerminkan tingkat kepuasan yang sama kepada konsumen adalah ....
A. kurva permintaan
B. kurva penawaran
C. kurva indiferens
D. model ekonomi
e ESPA4221/MODUL 2 2.19
3) , ~nel,,,.
•
1Q..
Jeruk
Mengapa kurva indiferens yang lebih tinggi (12) lebih disukai oleh
konsumen?
A. Karena jumlah kuantitas kedua jenis buah yang bisa dikonsumsi
lebih banyak.
B. Karena jumlah kuantitas apel lebih banyak dibandingkan
sebelumnya.
C. Karena jumlah kuantitas jeruk lebih banyak dibandingkan
sebelumnya.
D. Karena konsumen memiliki pilihan baru.
4) Kepuasan konsumen tidak akan bertambah bila tambahan konsumsi satu
barang tidak dilengkapi dengan tambahan konsumsi barang lain.
Pemyataan ini menunjukkan salah satu wujud ekstrem dari suatu kurva
indiferens, yaitu ....
A. substitusi sempurna
B. komplementer sempuma
C. substitusi tidak sempuma
D. komplementer tidak sempuma
5) lstilah yang menunjukkan jumlah barang yang akan konsumen berikan
atau korbankan untuk mendapatkan barang yang lain adalah ....
A. marginal revenite
B. marginal rate ofsubstitution
C. marginal cost
D. risk aversion
2.20 TEORI EKONOMI MIKRO e
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat penguasaan = ----------- x 100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80o/o,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
e ESPA4221/MODUL 2 2.21
KEGIATAN BELAJAR 2
Permintaan lndividu dan Permintaan Pasar
ukum permintaan menyatakan bahwa makin rendah harga dari suatu
barang maka akan semakin banyak permintaan atas barang tersebut.
Sebaliknya jika makin tinggi harga suatu barang maka akan semakin sedikit
permintaan atas barang tersebut. Hal tersebut dapat terjadi karena apabila
suatu barang mengalami kenaikan harga maka pembeli biasanya akan
mencari barang pengganti untuk barang yang mengalami kenaikan harga
tersebut. Selain itu, apabila terjadi kenaikan harga atas suatu barang, maka
dengan pendapatan pembeli yang tetap mengharuskan dirinya untuk
mengurangi pembelian barang yang lain agar barang yang mengalami
kenaikan harga dapat terbeli. Mekanisme tersebut akan kita pahami dalam
pembahasan mengenai permintaan individu. Selanjutnya, dari pemahaman
mengenai permintaan individu, kita juga akan memahami bagaimana
permintaan pasar suatu barang atau jasa terbentuk.
Tahukah Anda
Dengan memahami permintaan individu maka kita juga dapat
memahami permintaan pasar
A. PERMINTAAN INDIVIDU
1. Pembentukan Permintaan lndividu
Pada level individu, permintaan merupakan turunan dari keseimbangan
yang terjadi pada indifference curve dan batas anggaran. Permintaan
diturunkan dengan mengubah harga suatu barang sehingga batas anggaran
menjadi bergeser. Pergeseran tersebut pada akhirnya akan mengubah
keseimbangan awal sehingga pilihan konsumsi barang atau jasa juga akan
berubah.
Perhatikan Gambar 2.11 di bawah ini. Misalkan dari contoh terdahulu,
kita ingin menurunkan permintaan individu akan jeruk. Pada bagian (A),
kondisi awal adalah keadaan keseimbangan di titik A pada tingkat kepuasan
11, di mana konsumsi jeruk sejumlah 10 buah pada tingkat harga 2500 rupiah.
Sekarang, harga jeruk turun menjadi 2000 rupiah. Penurunan harga jeruk
2.22 TEORI EKONOMI MIKRO e
menyebabkan batas anggaran bergeser ke kanan karena sekarang semakin
banyak jeruk yang dapat dibeli. Pergeseran batas anggaran memberikan
kesempatan bagi konsumen untuk menambah kepuasan sehingga indifference
curve bergeser dari 11 ke /2. Hal yang sama terjadi ketika harga terus turun
menjadi 1500. Batas anggaran akan bergeser lagi dan kepuasan konsumen
akan bertambah menjadi 13.
Apel
Harga
-------- ------ ------------------ ------- B---------- A
: 10I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
: 16r
(A)
:22I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
'I
2500 ---------
IiA
-------·-------~
2000
1500
I
I
I
I
:B
----------...------ -------•I
I I
I I
I I c
----------~-------~-------• I
I I
I I
I 1 I
I I I
I I I
I I I
I 1 I
I I I
I I I
I I I
10 16 22
(B)
Gambar 2.11.
Jumlah Jeruk
Penurunan Kurva Permintaan lndividu
Jeruk
Pergeseran pilihan konsumsi barang dan jasa terjadi sebagai akibat
penurunan harga selanjutnya kemudian dapat disusun menjadi kurva
permintaan. Seperti yang terlihat pada bagian (B), konsumsi jeruk di titik A,
B, dan C masing-masing dipasangkan dengan tingkat harganya, sehingga
didapat kurva D1. Kurva D1 mencerminkan besarnya konsumsi jeruk yang
diinginkan oleh konsumen pada berbagai tingkat harga. Kurva D1 inilah yang
sering kita sebut dengan kurva permintaan individu.
e ESPA4221/MODUL 2 2.23
2. Efek Substitusi dan Efek Pendapatan
Misalkan harga sebuah barang mengalami penurunan. Dengan demikian,
penurunan tersebut dapat menggeser batas anggaran sedemikian hingga
kepuasan baru yang diperoleh lebih besar dibandingkan sebelumnya. Bila
kita kaitkan dengan tingkat konsumsinya maka dapat kita simpulkan bahwa
penurunan harga dapat menyebabkan kenaikan barang yang dikonsumsi.
Penurunan harga memiliki dua pengaruh. Pertama, dengan turunnya
harga maka konsumen menikmati kenaikan daya beli riil karena dengan
sejumlah uang sama, barang yang mampu dibeli menjadi semakin banyak.
Kedua, penurunan harga suatu barang menjadikan harga barang tersebut
relatif lebih murah dibandingkan dengan barang lain sehingga konsumen
akan cenderung untuk mengonsumsi barang yang lebih murah. Sebenarnya,
kedua efek ini terjadi bersamaan, tetapi dapat kita uraikan satu per satu
seperti halnya terlihat pada Gambar 2.12.
Pada saat harga jeruk turun, batas anggaran BL1 bergeser menjadi BL3.
Pilihan konsumen berubah dari A menjadi C, di mana konsumsi jeruk
bertambah dari JAmenjadi JB. Kepuasan konsumen pun bertambah, tercermin
dari pergeseran indifference curve dari 11 ke 12. Penurunan harga jeruk pun
juga mempengaruhi konsumsi apel, yang bertambah sebesar AAAc. Efek total
dari bertambahnya konsumsi jeruk (total effect (TE)) ini dapat dibagi dua,
yaitu efek substitusi (substitution effect (SE)) dan efek pendapatan (income
effect (IE)).
Apel
•___________..__
'I
I
'I
I
'I
IE
TE
Gambar 2.12.
Efek Substitusi dan Efek Pendapatan
50 Jeruk
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221

More Related Content

What's hot

BMP EKMA4475 Pemasaran Strategik
BMP EKMA4475 Pemasaran StrategikBMP EKMA4475 Pemasaran Strategik
BMP EKMA4475 Pemasaran StrategikMang Engkus
 
BMP EKMA4366 Pengembangan SDM
BMP EKMA4366 Pengembangan SDMBMP EKMA4366 Pengembangan SDM
BMP EKMA4366 Pengembangan SDMMang Engkus
 
BMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen
BMP EKMA4434 Sistem Informasi ManajemenBMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen
BMP EKMA4434 Sistem Informasi ManajemenMang Engkus
 
BMP EKMA4265 Manajemen Kualitas
BMP EKMA4265 Manajemen KualitasBMP EKMA4265 Manajemen Kualitas
BMP EKMA4265 Manajemen KualitasMang Engkus
 
BMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset OperasiBMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset OperasiMang Engkus
 
BMP EKMA4568 Pemasaran Jasa
BMP EKMA4568 Pemasaran JasaBMP EKMA4568 Pemasaran Jasa
BMP EKMA4568 Pemasaran JasaMang Engkus
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsMuhammad Rafi Kambara
 
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransi
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransiTugas 1 manajemen risiko dan asuransi
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransiHan Doko
 
BMP EKMA4367 Hubungan Industrial
BMP EKMA4367 Hubungan IndustrialBMP EKMA4367 Hubungan Industrial
BMP EKMA4367 Hubungan IndustrialMang Engkus
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroaudi15Ar
 
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen RisikoBMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen RisikoMang Engkus
 
BMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
BMP EKMA4315 Akuntansi BiayaBMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
BMP EKMA4315 Akuntansi BiayaMang Engkus
 
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)Mang Engkus
 
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi JasaBMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi JasaMang Engkus
 
BMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
BMP EKMA4213 Manajemen KeuanganBMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
BMP EKMA4213 Manajemen KeuanganMang Engkus
 
HUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURAN
HUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURANHUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURAN
HUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURANVisky Thesophomore
 

What's hot (20)

BMP EKMA4475 Pemasaran Strategik
BMP EKMA4475 Pemasaran StrategikBMP EKMA4475 Pemasaran Strategik
BMP EKMA4475 Pemasaran Strategik
 
BMP ESPA4220
BMP ESPA4220BMP ESPA4220
BMP ESPA4220
 
BMP EKMA4366 Pengembangan SDM
BMP EKMA4366 Pengembangan SDMBMP EKMA4366 Pengembangan SDM
BMP EKMA4366 Pengembangan SDM
 
BMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen
BMP EKMA4434 Sistem Informasi ManajemenBMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen
BMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen
 
BMP EKMA4265 Manajemen Kualitas
BMP EKMA4265 Manajemen KualitasBMP EKMA4265 Manajemen Kualitas
BMP EKMA4265 Manajemen Kualitas
 
BMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset OperasiBMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset Operasi
 
Analisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LMAnalisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LM
 
BMP EKMA4568 Pemasaran Jasa
BMP EKMA4568 Pemasaran JasaBMP EKMA4568 Pemasaran Jasa
BMP EKMA4568 Pemasaran Jasa
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
 
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransi
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransiTugas 1 manajemen risiko dan asuransi
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransi
 
BMP EKMA4367 Hubungan Industrial
BMP EKMA4367 Hubungan IndustrialBMP EKMA4367 Hubungan Industrial
BMP EKMA4367 Hubungan Industrial
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
 
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen RisikoBMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
 
Perilaku konsumen
Perilaku konsumenPerilaku konsumen
Perilaku konsumen
 
BMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
BMP EKMA4315 Akuntansi BiayaBMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
BMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
 
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
 
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi JasaBMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa
 
BMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
BMP EKMA4213 Manajemen KeuanganBMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
BMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
 
BMP ESPA4226
BMP ESPA4226BMP ESPA4226
BMP ESPA4226
 
HUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURAN
HUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURANHUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURAN
HUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURAN
 

Viewers also liked

BMP EKMA4473 Pengembangan Produk
BMP EKMA4473 Pengembangan ProdukBMP EKMA4473 Pengembangan Produk
BMP EKMA4473 Pengembangan ProdukMang Engkus
 
BMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran
BMP EKMA4569 Perencanaan PemasaranBMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran
BMP EKMA4569 Perencanaan PemasaranMang Engkus
 
BMP EKMA4478 Analisis Kasus Bisnis
BMP EKMA4478 Analisis Kasus BisnisBMP EKMA4478 Analisis Kasus Bisnis
BMP EKMA4478 Analisis Kasus BisnisMang Engkus
 
BMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
BMP EKMA4565 Manajemen PerubahanBMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
BMP EKMA4565 Manajemen PerubahanMang Engkus
 
BMP EKMA4476 Audit SDM
BMP EKMA4476 Audit SDMBMP EKMA4476 Audit SDM
BMP EKMA4476 Audit SDMMang Engkus
 
BMP EKMA4314 Akuntansi Manajemen
BMP EKMA4314 Akuntansi ManajemenBMP EKMA4314 Akuntansi Manajemen
BMP EKMA4314 Akuntansi ManajemenMang Engkus
 
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya ManusiaBMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya ManusiaMang Engkus
 
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku KonsumenBMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku KonsumenMang Engkus
 
BMP EKMA4263 Manajemen Kinerja
BMP EKMA4263 Manajemen KinerjaBMP EKMA4263 Manajemen Kinerja
BMP EKMA4263 Manajemen KinerjaMang Engkus
 
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika EkonomiBMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika EkonomiMang Engkus
 

Viewers also liked (20)

BMP ESPA4228
BMP ESPA4228BMP ESPA4228
BMP ESPA4228
 
BMP ESPA4229
BMP ESPA4229BMP ESPA4229
BMP ESPA4229
 
BMP ESPA4222
BMP ESPA4222BMP ESPA4222
BMP ESPA4222
 
BMP ESPA4224
BMP ESPA4224BMP ESPA4224
BMP ESPA4224
 
BMP ESPA4219
BMP ESPA4219BMP ESPA4219
BMP ESPA4219
 
BMP EKMA4473 Pengembangan Produk
BMP EKMA4473 Pengembangan ProdukBMP EKMA4473 Pengembangan Produk
BMP EKMA4473 Pengembangan Produk
 
BMP MKDU4109
BMP MKDU4109BMP MKDU4109
BMP MKDU4109
 
BMP MKDU4112
BMP MKDU4112BMP MKDU4112
BMP MKDU4112
 
BMP MKDU4110
BMP MKDU4110BMP MKDU4110
BMP MKDU4110
 
BMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran
BMP EKMA4569 Perencanaan PemasaranBMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran
BMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran
 
BMP EKMA4478 Analisis Kasus Bisnis
BMP EKMA4478 Analisis Kasus BisnisBMP EKMA4478 Analisis Kasus Bisnis
BMP EKMA4478 Analisis Kasus Bisnis
 
BMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
BMP EKMA4565 Manajemen PerubahanBMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
BMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
 
BMP MKDU4111
BMP MKDU4111BMP MKDU4111
BMP MKDU4111
 
BMP EKMA4476 Audit SDM
BMP EKMA4476 Audit SDMBMP EKMA4476 Audit SDM
BMP EKMA4476 Audit SDM
 
BMP EKMA4314 Akuntansi Manajemen
BMP EKMA4314 Akuntansi ManajemenBMP EKMA4314 Akuntansi Manajemen
BMP EKMA4314 Akuntansi Manajemen
 
BMP EKMA4570
BMP EKMA4570BMP EKMA4570
BMP EKMA4570
 
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya ManusiaBMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
 
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku KonsumenBMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
 
BMP EKMA4263 Manajemen Kinerja
BMP EKMA4263 Manajemen KinerjaBMP EKMA4263 Manajemen Kinerja
BMP EKMA4263 Manajemen Kinerja
 
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika EkonomiBMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
 

Similar to BMP ESPA4221

Ekonomi pilihan yang tepat
Ekonomi   pilihan yang tepatEkonomi   pilihan yang tepat
Ekonomi pilihan yang tepatAntonius Suranto
 
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI.ppt
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI.pptPENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI.ppt
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI.pptWan Na
 
1pengertiandanruanglingkupilmuekonomi-220927060642-0f3760c8.pdf
1pengertiandanruanglingkupilmuekonomi-220927060642-0f3760c8.pdf1pengertiandanruanglingkupilmuekonomi-220927060642-0f3760c8.pdf
1pengertiandanruanglingkupilmuekonomi-220927060642-0f3760c8.pdfxjnbrkrx64
 
Compilation microeconomis
Compilation microeconomisCompilation microeconomis
Compilation microeconomisdharma dina
 
Masalah ekonomi dan kebutuhan
Masalah ekonomi dan kebutuhanMasalah ekonomi dan kebutuhan
Masalah ekonomi dan kebutuhanNasruddin Asnah
 
Ekonomi Mikro Bab 1
Ekonomi Mikro Bab 1Ekonomi Mikro Bab 1
Ekonomi Mikro Bab 1Ghina Sary
 
270160122 makalah-ekonomi-mikro
270160122 makalah-ekonomi-mikro270160122 makalah-ekonomi-mikro
270160122 makalah-ekonomi-mikroYulia Dwijayanti
 
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI1.ppt
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI1.pptPENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI1.ppt
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI1.pptWan Na
 
Model ekonomi dan optimasi ekonomi
Model ekonomi dan optimasi ekonomiModel ekonomi dan optimasi ekonomi
Model ekonomi dan optimasi ekonominuralfiyani24
 
PERTEMUAN 1 - PENDAHULUAN DAN RUANG LINGKUP TEORI EKONOMI MIKRO.pptx
PERTEMUAN 1 - PENDAHULUAN DAN RUANG LINGKUP TEORI EKONOMI MIKRO.pptxPERTEMUAN 1 - PENDAHULUAN DAN RUANG LINGKUP TEORI EKONOMI MIKRO.pptx
PERTEMUAN 1 - PENDAHULUAN DAN RUANG LINGKUP TEORI EKONOMI MIKRO.pptxYuliana Fh
 
bab 2 - pengantar manajemen dan bisnis.pptx
bab 2 - pengantar manajemen dan bisnis.pptxbab 2 - pengantar manajemen dan bisnis.pptx
bab 2 - pengantar manajemen dan bisnis.pptxBila67
 
Tugas compilation fernando sudio_LA28_2101640593
Tugas compilation fernando sudio_LA28_2101640593Tugas compilation fernando sudio_LA28_2101640593
Tugas compilation fernando sudio_LA28_2101640593fersudio
 
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9nelyaarofatin
 
B I S N I S D A N I L M U E K O N O M I P E R U S A H A A N
B I S N I S  D A N  I L M U  E K O N O M I  P E R U S A H A A NB I S N I S  D A N  I L M U  E K O N O M I  P E R U S A H A A N
B I S N I S D A N I L M U E K O N O M I P E R U S A H A A Njengkoling
 
Kelompok 1 pe mikro (1)
Kelompok 1 pe mikro (1)Kelompok 1 pe mikro (1)
Kelompok 1 pe mikro (1)FaizaMasudiyah
 
Pengantar ilmu ekonomi mikro
Pengantar ilmu ekonomi mikroPengantar ilmu ekonomi mikro
Pengantar ilmu ekonomi mikronanang aw aw
 
Compilation micro Alec LA28_2101641034
Compilation micro Alec LA28_2101641034Compilation micro Alec LA28_2101641034
Compilation micro Alec LA28_2101641034Alec_22
 
Hari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdf
Hari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdfHari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdf
Hari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdfrahmathabibi9
 

Similar to BMP ESPA4221 (20)

Ekonomi pilihan yang tepat
Ekonomi   pilihan yang tepatEkonomi   pilihan yang tepat
Ekonomi pilihan yang tepat
 
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI.ppt
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI.pptPENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI.ppt
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI.ppt
 
1pengertiandanruanglingkupilmuekonomi-220927060642-0f3760c8.pdf
1pengertiandanruanglingkupilmuekonomi-220927060642-0f3760c8.pdf1pengertiandanruanglingkupilmuekonomi-220927060642-0f3760c8.pdf
1pengertiandanruanglingkupilmuekonomi-220927060642-0f3760c8.pdf
 
Compilation microeconomis
Compilation microeconomisCompilation microeconomis
Compilation microeconomis
 
Masalah ekonomi dan kebutuhan
Masalah ekonomi dan kebutuhanMasalah ekonomi dan kebutuhan
Masalah ekonomi dan kebutuhan
 
Pengertian ekonomi dan ilmu ekonomi
Pengertian ekonomi dan ilmu ekonomiPengertian ekonomi dan ilmu ekonomi
Pengertian ekonomi dan ilmu ekonomi
 
Ekonomi Mikro Bab 1
Ekonomi Mikro Bab 1Ekonomi Mikro Bab 1
Ekonomi Mikro Bab 1
 
270160122 makalah-ekonomi-mikro
270160122 makalah-ekonomi-mikro270160122 makalah-ekonomi-mikro
270160122 makalah-ekonomi-mikro
 
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI1.ppt
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI1.pptPENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI1.ppt
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI1.ppt
 
Model ekonomi dan optimasi ekonomi
Model ekonomi dan optimasi ekonomiModel ekonomi dan optimasi ekonomi
Model ekonomi dan optimasi ekonomi
 
PERTEMUAN 1 - PENDAHULUAN DAN RUANG LINGKUP TEORI EKONOMI MIKRO.pptx
PERTEMUAN 1 - PENDAHULUAN DAN RUANG LINGKUP TEORI EKONOMI MIKRO.pptxPERTEMUAN 1 - PENDAHULUAN DAN RUANG LINGKUP TEORI EKONOMI MIKRO.pptx
PERTEMUAN 1 - PENDAHULUAN DAN RUANG LINGKUP TEORI EKONOMI MIKRO.pptx
 
bab 2 - pengantar manajemen dan bisnis.pptx
bab 2 - pengantar manajemen dan bisnis.pptxbab 2 - pengantar manajemen dan bisnis.pptx
bab 2 - pengantar manajemen dan bisnis.pptx
 
Tugas compilation fernando sudio_LA28_2101640593
Tugas compilation fernando sudio_LA28_2101640593Tugas compilation fernando sudio_LA28_2101640593
Tugas compilation fernando sudio_LA28_2101640593
 
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9
 
B I S N I S D A N I L M U E K O N O M I P E R U S A H A A N
B I S N I S  D A N  I L M U  E K O N O M I  P E R U S A H A A NB I S N I S  D A N  I L M U  E K O N O M I  P E R U S A H A A N
B I S N I S D A N I L M U E K O N O M I P E R U S A H A A N
 
Kelompok 1 pe mikro (1)
Kelompok 1 pe mikro (1)Kelompok 1 pe mikro (1)
Kelompok 1 pe mikro (1)
 
Pengantar ilmu ekonomi mikro
Pengantar ilmu ekonomi mikroPengantar ilmu ekonomi mikro
Pengantar ilmu ekonomi mikro
 
Pengantar ekonomi
Pengantar ekonomiPengantar ekonomi
Pengantar ekonomi
 
Compilation micro Alec LA28_2101641034
Compilation micro Alec LA28_2101641034Compilation micro Alec LA28_2101641034
Compilation micro Alec LA28_2101641034
 
Hari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdf
Hari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdfHari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdf
Hari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdf
 

Recently uploaded

PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 

Recently uploaded (20)

PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 

BMP ESPA4221

  • 1. MDDUL 1 Konsep-konsep Dasar Dr. Sonny Harry B. Harmadi PENDAHULUAN elah menjadi pemahaman umum bahwa berbagai jenis sumber daya, baik sumber daya alam ataupun sumber daya manusia yang tersedia di bumi ini jumlahnya sangat terbatas, bahkan bisa dikatakan langka (scarce). Padahal, berbagai sumber daya tersebut dibutuhkan manusia untuk memproduksi berbagai kebutuhan (need.5) manusia sehari-hari. Kebutuhan ataupun keinginan manusia sendiri dapat dikatakan tidak terbatas. Akibat adanya ketidakseimbangan antara jumlah ketersediaan sumber daya dibandingkan dengan keinginan manusia yang tidak terbatas itulah, manusia dihadapkan pada pilihan-pilihan. Ilmu yang mempelajari bagaimana pilihan- pilihan tersebut diambil disebut dengan ilmu ekonomi. Ekonomi dibagi dalam dua cabang utama, yaitu mikroekonomi dan makroekonomi. Secara sederhana kita dapat membayangkan terlebih dahulu bahwa mikroekonomi akan mencakup pembahasan mengenai perilaku ekonomi dalam_konteks individu. Yang dimaksud dengan individu, yaitu konsu-men, pekerja, buruh, pemilik modal, entitas bisnis ataupun sebuah perusahaan. Sebaliknya, makroekonomi mencakup pembahasan mengenai ekonomi secara agregat yang banyak sekali terkait dengan negara. Pembahasannya biasanya mengenai tingkat suku bunga, pengangguran, inflasi, ataupun pertumbuhan ekonomi. Secara lebih spesifik, mikroekonomi berurusan dengan keputusan yang dibuat oleh unit-unit ekonomi yang kecil, seperti konsumen, pekerja, penanam modal, pemilik sumber daya, ataupun perusahaan dan entitas bisnis lainnya. Selanjutnya, mikroekonomi juga berurusan dengan interaksi konsumen dan perusahaan untuk membentuk pasar dan industri. Oleh karena itu, setelah membaca modul ini diharapkan Anda dapat menjelaskan berikut • • lill. 1. Dasar-dasar Mikroekonomi. 2. Para Pelaku Ekonomi.
  • 2. 1.2 TEORI EKONOMI MIKRO e 3. Analisis Positif dan Analisis Normatif. 4. Pengertian Kelangkaan, Pilihan, Biaya Kesempatan (Opportunity Cost), dan Aktivitas Ekonomi. 5. Batas Kemungkinan Produksi. 6. Model Keseimbangan.
  • 3. e ESPA4221/MODUL 1 1.3 KEGIATAN BELAJAR 1 Dasar-dasar Mikroekonomi A. DASAR-DASAR MIKROEKONOMI Seperti telah dinyatakan sebelumnya, mikroekonomi merupakan cabang ilmu ekonomi yang membahas perilaku ekonomi individu. Individu yang dimaksud di sini bukan hanya individu dalam arti perseorangan, namun bisa juga berarti satu buah perusahaan atau entitas bisnis lainnya. Dengan ruang lingkup individu ataupun perusahaan, dapat dikatakan bahwa ekonomi pada dasarnya merupakan ilmu mengenai pengambilan keputusan. Ilmu mikro- ekonomi secara umum akan menjelaskan bagaimana konsumen dapat mengalokasikan pendapatannya yang terbatas untuk membeli barang dan jasa yang tersedia di pasar. Dalam konteks yang lain, mikroekonomi juga menjelaskan bagaimana para pekerja dapat mengalokasikan waktu mereka secara baik untuk bekerja atau untuk bersenang-senang, atau antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lainnya. Sedangkan bagi perusahaan, mikroekonomi menjelaskan bagaimana perusahaan bisa mengalokasikan sumber-sumber keuangan yang dimiliki untuk mempekerjakan karyawan tambahan daripada membeli mesin baru, atau untuk memproduksi suatu jenis produk daripada produk lainnya. Ini semua berhubungan dengan pilihan (choice) dan pengalokasian sumber daya yang tersedia agar kita bisa memilih pilihan yang terbaik bagi kita. Terdapat suatu istilah yang sering digunakan di dalam ilmu ekonomi, yaitu istilah trade off, yaitu beberapa kondisi yang tidak dapat terjadi secara bersamaan, dan jika kejadian yang satu terjadi maka kejadian yang lain tidak akan mungkin untuk terealisasi. Di dalam ekonomi modern, konsumen, pekerja, ataupun perusahaan mempunyai fleksibilitas dan pilihan yang lebih banyak untuk mengalokasikan sumber daya yang langka. Oleh karena itu, memahami trade-off dengan baik akan dapat mengarahkan kita untuk mencapai pilihan yang optimal. Gagasan membuat trade-off yang optimal merupakan dasar yang penting dalam mikroekonomi. 1. Konsumen Konsumen mempunyai pendapatan (income) yang jumlahnya terbatas. Padahal dengan pendapatannya itu, ia memiliki keinginan untuk membeli
  • 4. 1.4 TEDRI EKDNDMI MIKRD e beraneka ragam barang dan jasa. Selain itu, ia juga ingin menabung untuk masa depan. Teori konsumen menjelaskan bagaimana seorang konsumen, berdasarkan preferensi mereka masing-masing, dapat memaksimumkan kesejahteraan mereka dengan cara misalnya membeli lebih banyak beberapa jenis barang tertentu dan membeli lebih sedikit untuk beberapa jenis barang yang lainnya. Dengan kata lain, konsumen tersebut berusaha untuk membuat trade-offyang optimal baginya. 2. Pekerja Sering kali pekerja juga harus berhadapan dengan trade-off Mulai dari saat ia harus memutuskan jika dan bila ia bekerja berdasarkan tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki, dan selanjutnya. Misalnya, beberapa orang dengan tingkat pendidikan dan keterampilan tertentu mungkin akan lebih memilih untuk bekerja di suatu perusahaan yang keamanan kerjanya lebih terjamin meskipun jenjang karier di sana tidak terlalu cepat. Sedangkan beberapa orang yang lain, mungkin akan lebih memilih untuk bekerja di perusahaan yang meskipun memiliki risiko pekerjaan yang lebih tinggi, tetapi memiliki jenjang karier dan promosi jabatan yang cepat. Sumber: money.howstuffworks.com
  • 5. e ESPA4221/MODUL 1 1.5 3. Perusahaan Perusahaan juga sering berhadapan dengan trade-off Situasi ini terjadi karena setiap perusahaan pasti juga akan menghadapi keterbatasan dalam bentuk jenis produk yang dapat mereka produksi, dan sumber daya yang tersedia untuk memproduksinya. Misalnya, saja pada perusahaan mobil. Suatu perusahaan mobil tentu sangat ahli memproduksi mobil, ia tidak mempunyai kemampuan untuk membuat komputer, atau produk-produk farmasi. Dengan kata lain, perusahaan tersebut memiliki keterbatasan dalam hal sumber daya keuangan dan kapasitas produksi terkini dari pabrik-pabriknya. Dengan keterbatasan- keterbatasan tersebut, perusahaan mobil ini harus memutuskan berapa banyak dari setiap jenis kendaraan yang akan diproduksinya. Apabila perusahaan ingin meningkatkan jumlah produksinya maka yang kemudian harus diputuskan adalah berapa banyak tambahan karyawan yang dibutuhkan, apakah perlu membangun pabrik baru atau tidak, atau melakukan keduanya. Masalah-masalah yang dihadapi perusahaan seperti demikian itu, akan dibahas pada teori produsen. Dasar mikroekonomi yang penting kedua adalah mengenai peran dari harga. Semua trade-off yang telah dinyatakan sebelumnya didasarkan pada harga yang dihadapi oleh konsumen, pekerja, ataupun perusahaan. Misalnya, seorang konsumen yang melakukan trade-off antara daging sapi dengan daging ayam. Trade-off yang dilakukannya itu selain berhubungan dengan preferensinya, juga akan berhubungan dengan tingkat harga yang berlaku untuk dua jenis daging tersebut. Begitu juga bagi para pekerja. Seorang pekerja biasanya menghadapi trade-offantara bekerja atau bersenang-senang. Seperti kita ketahui, seorang pekerja memiliki ''harga'', yaitu upah yang ia peroleh saat ia bekerja. Apabila ia memilih untuk bersenang-senang maka sudah seharusnya dia memperhitungkan ''harga'' yang hilang karena ia tidak bekerja. Selanjutnya, suatu perusahaan dihadapi dengan trade-off, misalnya saat ia harus memutuskan untuk apakah mempekerjakan lebih banyak karyawan atau untuk menambah mesin maka biasanya pilihannya akan berdasarkan pada tingkat upah dan harga mesin. 4. Teori dan Model Sama dengan ilmu pengetahuan lainnya, ilmu ekonomi juga berhubungan dengan penjelasan dan ramalan dari suatu fenomena yang diamati. Dalam ilmu ekonomi, penjelasan dan ramalan akan didasarkan pada
  • 6. 1.6 TEORI EKONOMI MIKRO e suatu teori. Teori sendiri dikembangkan untuk menjelaskan fenomena yang diamati. Tetapi karena fenomena-fenomena yang terjadi di kehidupan nyata pasti akan bersifat sangat kompleks maka suatu teori akan memiliki aturan- aturan tertentu dan sejumlah asumsi dasar. Misalnya, teori tentang perusahaan (theory ofthe firm). Teori ini memiliki asumsi dasar, yaitu bahwa semua perusahaan akan selalu berusaha untuk memaksimalkan keuntungan mereka masing-masing. Asumsi ini dipakai untuk menjelaskan bagaimana perusahaan sebaiknya memilih banyaknya pekerja, modal, dan bahan baku yang digunakan untuk berproduksi sejumlah output yang diharapkan. Pilihan- pilihan tersebut akan bergantung pada harga dari input (upah pekerja, harga modal, harga bahan baku), dan juga harga jual output seperti yang diharapkan perusahaan. Teori ekonomi juga merupakan dasar untuk membuat ramalan. Misalnya, terdapat suatu teori yang menyatakan bahwa saat terjadi kenaikan tingkat upah dan harga input lain tetap maka tingkat keluaran perusahaan akan rendah. Maka, dengan mengetahui teori ekonomi ditambah dengan penerapan teknik-teknik statistik dan ekonometrika, kita dapat meramalkan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi jumlah output perusahaan dengan menggunakan model ekonomi. Yang dimaksud dengan model ekonomi yaitu suatu representasi matematis dari suatu teori ekonomi. Misalnya, kita dapat mengembangkan suatu model berdasarkan data-data penjualan dan pembelian input yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Dengan menggunakan software statistika, kita dapat melakukan peramalan dengan menggunakan data-data tersebut. Kita dapat mengetahui input apa yang paling dominan mempengaruhi harga jual output. Yang penting untuk kita ingat adalah bahwa tidak ada satu pun teori, apakah itu di dalam ilmu ekonomi, ataupun ilmu pengetahuan lainnya yang mutlak benar. Kegunaan dan validitas suatu teori bergantung dari apakah teori itu berhasil menjelaskan dan meramalkan fenomena yang terjadi di kehidupan nyata atau tidak. 5. Analisis Positif dan Analisis Normatif Mikroekonomi menangani masalah-masalah ekonomi yang bersifat positif dan normatif. Masalah positif menyangkut penjelasan dan ramalan. Sedangkan masalah normatif menyangkut apa yang seharusnya berlaku atau terjadi.
  • 7. e ESPA4221/MODUL 1 1.7 a. Analisis positif Analisis positif adalah analisis yang menjelaskan hubungan sebab akibat. Misalkan pemerintah Indonesia mengenakan kuota terhadap impor beras yang berasal dari luar negeri. Bagaimana hal ini akan mempengaruhi harga pangan, produksi beras, dan penjualannya? Pertanyaan-pertanyaan yang termasuk ke dalam analisis positif misalnya seperti berikut. Apa dampak pengenaan kuota impor tersebut terhadap para konsumen Indonesia? Atau dampaknya bagi para petani? Pertanyaan- pertanyaan tersebut memiliki hubungan sebab akibat dengan pernyataan mengenai pemerintah Indonesia yang mengenakan kuota impor terhadap impor beras. ltulah yang dimaksud dengan analisis positif. Analisis positif sendiri merupakan inti dari ekonomi mikro. b. Analisis normatif Analisis normatif adalah analisis mengenai apa yang seharusnya dilakukan, atau mengenai kebijakan yang terbaik (normatif) karena dalam pengambilan keputusan, baik oleh swasta maupun pemerintah, pertanyaan yang dapat diajukan tidak hanya meminta penjelasan atas gejala dan peramalan yang dapat dibuat, tetapi juga tentang ''Apa yang sebaiknya dilakukan?'' Dalam hal inilah pendekatan normatif menjadi penting. Analisis normatif sering dilengkapi dengan value judgement. Misalnya, perbandingan antara pajak bensin dan tarif impor minyak mungkin menyimpulkan bahwa pajak bensin akan lebih mudah untuk diterapkan. Namun, dengan menerapkan pajak ini maka dampak yang lebih besar akan dirasakan oleh konsumen yang berpendapatan rendah. Oleh karena itulah, pada titik tersebut masyarakat harus membuat value judgement, yaitu menimbang nilai efisiensi ekonomi. Diketahui bahwa apabila value judgement ikut terlibat maka mikroekonomi tidak dapat mengatakan kepada kita mengenai kebijakan mana yang terbaik. Tetapi, mikroekonomi dapat menjelaskan perkiraan trade-off-nya. Dengan demikian, mikroekonomi akan membantu menyoroti dan mempertajam perdebatan mengenai kebijakan yang dilakukan itu. Tahukah Anda Ekonomi positif menggambarkan dunia seperti apa adanya tanpa keinginan untuk mengubahnya sedangkan ekonomi normatif menganjurkan kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan.
  • 8. 1.8 TEORI EKONOMI MIKRO e B. UNSUR-UNSUR SISTEM EKONOMI 1. Para Agen Pengambil Keputusan dalam Perekonomian Secara umum kita bisa mengatakan bahwa terdapat tiga pihak pengambil keputusan dalam perekonomian, yaitu orang per orang (individu), perusahaan, dan pemerintah. lndividu merupakan satuan dasar dari sistem- sistem sosial. Sering kali karena sifat kesatuan yang dimiliki oleh keluarga menjadikan suatu 'rumah tangga' (household) dipandang sebagai individu. Dalam buku ini, kecuali jika ditentukan lain, yang dimaksud dengan individu di sini ialah pengambil keputusan bagi orang per orang maupun satu rumah tangga. Di samping individu, perusahaan juga merupakan pengambil keputusan yang penting dalam perekonomian. Pada hakikatnya, suatu perusahaan merupakan kumpulan sejumlah individu dan beroperasi bagi kepentingan berbagai individu yang terlibat di dalamnya. Namun demikian, sering kali kenyataan ini terlupakan. Keputusan publik, seperti penetapan pajak tertentu yang dikenakan pada perusahaan, terkadang dianggap tidak berpengaruh pada orang banyak. Sebenarnya, pajak tersebut berpengaruh pada orang banyak. Di satu sisi, pajak menurunkan laba yang diterima pemilik usaha; akibatnya para pekerja mungkin akan menerima upah yang lebih rendah; di sisi lain, konsumen produk yang dihasilkan mungkin akan membayar lebih tinggi. Tetapi, di sisi yang lain lagi, pajak yang dibayarkan memungkinkan pemerintah menolong kelompok lain dalam masyarakat. Para ekonom berpandangan bahwa akan lebih mudah untuk memandang perusahaan sebagai suatu kumpulan berbagai individu demi tujuan produksi, yakni melakukan konversi berbagai masukan sumber daya (resource inputs) menjadi output berupa barang atau jasa. Agen ekonomi yang ketiga adalah pemerintah. Seperti halnya perusahaan, pemerintah juga merupakan suatu pengelompokan yang artifisial sifatnya. Sebabnya ialah bahwa yang disebut sebagai pemerintah dari sudut pandang ekonomi merupakan kumpulan dari individu. Namun demikian, berbeda dari perusahaan, pemerintah memiliki kekuatan hukum untuk mengambil mengubah kepemilikan secara sepihak (seperti pemajakan contohnya). Pemerintah menghasilkan pula berbagai macam barang dan jasa, tetapi berdasarkan proses politik ketimbang ekonomi/pasar. Lebih penting lagi, pemerintah menetapkan aturan main dan kerangka kerja bagi berjalannya seluruh perekonomian.
  • 9. e ESPA4221/MODUL 1 1.9 Tahukah Anda Dengan asumsi perekonomian tertutup terdapat tiga pelaku ekonomi, yaitu: 1. individu; 2. perusahaan; 3. pemerintah. Dalam kenyataannya, suatu perekonomian juga memuat sejumlah agen/ pelaku ekonomi lain. Serikat pekerja dan asosiasi pengusaha, misalnya, merupakan organisasi-organisasi yang menyatukan para produsen (serikat pekerja dalam hal ini dapat dipandang sebagai kesatuan produsen jasa tenaga kerja). Di samping itu, terdapat pula kelompok-kelompok yang terbentuk secara suka rela seperti klub, yayasan, lembaga-lembaga agama, dan sejenisnya. Dalam kelompok-kelompok ini, para individu bergabung demi pilihan-pilihan kolektif tertentu. 2. Batas Kemungkinan Produksi: Kelangkaan, Pilihan, Biaya Kesempatan (Opportunity Cost), dan Aktivitas Ekonomi Sumber dari semua persoalan ekonomi adalah kelangkaan (scarcity). Kelangkaan membatasi perilaku baik setiap individu maupun masyarakat secara kolektif. Kelangkaan berarti bahwa kita tidak memiliki dan tidak dapat memperoleh cukup pendapatan atau kekayaan untuk memuaskan segala keinginan yang biasanya tidak terbatas. Dengan demikian, adanya kelangkaan memaksa kita untuk membuat keputusan ekonomi, yakni melakukan pilihan. Orang dapat memilih antara bekerja atau bersekolah. Perusahaan dapat memilih antara menambah modal atau berutang. Pemerintah harus memilih antara membangun jembatan atau mendirikan rumah sakit. Pilihan-pilihan yang dibuat tidak hanya dibatasi oleh sumber daya ekonomi. Beberapa hal lain yang dapat membatasi pilihan antara lain ialah pengaruh politik, hukum, tradisi, dan pertimbangan moral. Faktor-faktor nonekonomi ini tidak akan banyak dibahas dalam buku ini karena fokus perhatian kita ialah pada faktor-faktor ekonomi. Sebelum lebih jauh membahas tentang kelangkaan, kita akan bahas terlebih dahulu sumber daya-sumber daya yang penting dalam studi mikroekonomi. Sumber daya didefinisikan sebagai masukan atau faktor dan digunakan dalam proses produksi. Sumber daya dapat diklasifikasikan dengan berbagai macam cara, namun secara umum dalam ekonomi terdapat
  • 10. 1.10 TEORI EKONOMI MIKRO e tiga kategori besar sumber daya meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya kapital. Sumber daya alam mencakup baik tanah sebagai lahan sebagai lokasi kegiatan produksi dilakukan maupun kandungan mineral/barang tambang yang terdapat di dalamnya. Dalam pengertian yang luas, sumber daya alam bahkan mencakup pula yang terdapat di atas permukaan tanah termasuk iklim, topografi, dan kesuburan tanah. Kegiatan produksi dalam industri pengolahan memanfaatkan tanah lebih sebagai lokasi kegiatan. Sedangkan industri pertanian maupun pertambangan memanfaatkan kesuburan atau kandungan mineral di dalamnya. Untuk menghasilkan barang maupun jasa, sumber daya manusia harus dipergunakan. Sumber daya ini mencakup sumbangan tenaga maupun pemikiran sebagai kontribusi produksi yang dilakukan oleh para individu ketika mereka bekerja. Sering kali dalam pengertian tentang sumber daya manusia dimasukkan pula gagasan/ide tentang kewirausahaan. Kewira- usahaan menjadi penting bagi tumbuhnya perusahaan. Jelas bahwa kewirausahaan, sebagai suatu jenis sumber daya manusia langka sifatnya. Tidak semua orang mau mengambil risiko atau mampu membuat berbagai keputusan bisnis yang tepat. Setiap barang atau jasa yang dihasilkan dari sumber daya yang langka juga merupakan sesuatu yang langka. Karena itulah kemudian muncul pengertian tentang barang-barang ekonomi, yakni basil dari penggabungan berbagai sumber daya yang langka di dalam proses produksi. Mudah untuk melihat bahwa jumlah semua barang yang dihasilkan selalu lebih kecil daripada jumlah barang yang diminta atau diinginkan. Namun demikian, tidak semua barang merupakan barang ekonomi. Beberapa barang merupakan barang bebas. Barang bebas didefinisikan sebagai barang yang tersedia di alam dan dapat dikonsumsi segera dengan harga nol. Meskipun demikian, jenis barang bebas diketahui semakin berkurang dari waktu ke waktu. Untuk melihat bagaimana akibat dari kelangkaan terhadap suatu perekonomian, suatu diagram yang disebut sebagai batas kemungkinan produksi (production possibility frontier) akan digunakan (lihat Gambar 1.1). Diagram ini menggambarkan berbagai jumlah dua jenis barang yang dapat diproduksi oleh suatu perekonomian selama suatu periode tertentu. Digambarkan hanya dua jenis barang dalam diagram tersebut merupakan penyederhanaan dari dunia nyata. Yang ingin ditunjukkan di sini ialah bagaimana kelangkaan berhubungan dengan pilihan dan keputusan ekonomi.
  • 11. e ESPA4221/MODUL 1 1.11 Diagram tersebut menggambarkan kombinasi produksi makanan dan pakaian yang dapat dihasilkan dengan sumber daya yang tersedia dalam perekonomian. Sebagai contoh, perekonomian tersebut dapat menghasilkan 7,5 unit makanan dan 2 unit pakaian dalam periode satu minggu; atau 7,25 unit makanan dan 3 unit pakaian dalam periode yang sama. Jika kombinasi yang dihasilkan terletak di sisi dalam (atau sebelah kiri bawah) kurva batas produksi maka perekonomian bekerja tidak dalam kapasitas penuh karena ada sumber daya yang masih belum termanfaatkan. Sebagai contoh jika dihasilkan 2 unit pakaian dan hanya 4 unit makanan. Di sisi lain, kombinasi di luar (sebelah kanan atas) batas produksi, tidak dapat dihasilkan karena tidak tersedia sumber daya untuk itu. Contohnya, jika ingin dihasilkan 2 unit pakaian dan 9 unit makanan. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa akibat terbatasnya sumber daya yang tersedia, harus dibuat pilihan atas produksi yang ingin dihasilkan. Jumlah Makanan . per m1nggu 7,s r--::---::---:--:---:---~--f~~~.......7,:25 ~-------------------~-------- • '•• ''• ' 4-,5 ___________________J _________ ~---------------------------------------- 2'5 -------------------J ___ - - --- -~------ ---- - ---- - - ----- ----- - ---- - ---- - - --.--- ----- - ' . 0 ' .• •• •• •• •• •. : 3 Gambar 1.1. Batas Kemungkinan Produksi ••••••••••••••• 7 8 Jumlah Pakaian . per m1nggu Kurva batas produksi juga memperlihatkan suatu konsep penting lain dalam ekonomi, yakni konsep biaya kesempatan (opportunity cost). Dalam Gambar 1.1 andaikan bahwa perekonomian memproduksi 7,5 unit makanan dan 2 unit pakaian pada titik A. Jika kemudian diputuskan untuk menambah
  • 12. 1.12 TEORI EKONOMI MIKRO e satu unit pakaian maka akan muncul ''biaya'' sebesar 0,25 unit makanan. Artinya, peningkatan produksi pakaian sebesar 1 unit akan menurunkan produksi makanan sebesar 0,25 unit. Maka dikatakan bahwa opportunity cost 1 unit pakaian di titik A ialah sebesar 0,25 unit makanan. Sebaliknya, andaikan perekonomian pada mulanya menghasilkan 7 unit pakaian dan 4,5 unit makanan di titik B. Sekarang untuk meningkatkan produksi pakaian sebesar 1 unit akan mengorbankan produksi makanan sebesar 2 unit. Jadi, opportunity cost untuk menghasilkan tambahan 1 unit pakaian kini telah naik dari 0,25 unit makanan di titik A menjadi 2 unit makanan di titik B. Satu gagasan penting yang baru diperkenalkan pada paragraf di atas ialah konsep imbalan yang menurun (diminishing return). Dalam gagasan ini, hendak dikemukakan bahwa berapa besar opportunity cost yang terlibat ditentukan oleh tingkat produksi masing-masing jenis barang. Selain itu, hendak ditunjukkan pula bahwa menghasilkan lebih banyak suatu jenis barang tertentu berarti mengurangi produksi jenis barang lain. Gagasan terakhir ini merupakan penerapan langsung dari konsep kelangkaan. Sampai sejauh ini kegiatan ekonomi yang lebih banyak dibahas masih terbatas pada kegiatan produksi. Produksi, seperti pada contoh diagram di atas, merupakan salah satu kegiatan pokok ekonomi. Kegiatan produksi dapat dilakukan baik oleh berbagai individu (yakni secara perorangan), maupun oleh perusahaan. Biasanya produksi dibayangkan sebagai kegiatan mengubah input menjadi berbagai output siap pakai atau transformasi sumber daya- sumber daya menjadi barang/jasa yang dapat dikonsumsi. Lebih mendasar lagi, produksi merupakan setiap kegiatan yang menambah jumlah keseluruhan beberapa jenis barang/jasa. Perlu diingat bahwa di sini konsep opportunity cost tetap berlaku, yakni dengan menambah jumlah barang/jasa tertentu itu berarti hilangnya kesempatan untuk menghasilkan jenis barang/ jasa lainnya. Produksi dapat merupakan perubahan bentuk fisik seperti konversi kulit dan sumber daya manusia menjadi sepatu. Namun demikian, produksi dapat pula berarti transformasi melalui ruang atau melalui waktu. Sebagai contoh, pengapalan jeruk Pontianak dari Kalimantan Barat ke DKI Jakarta merupakan transformasi melalui ruang. Selain produksi, kegiatan pokok ekonomi juga meliputi konsumsi dan pertukaran (exchange). Dalam keputusan konsumsi individu memilih barang/jasa yang paling disukai, dengan mempertimbangkan harga barang/ jasa tersebut dan pendapatan yang diterima. Dapat dikatakan bahwa
  • 13. e ESPA4221/MODUL 1 1.13 barang/jasa merupakan objek pilihan bagi keputusan konsumsi. Jenis aktivitas pokok yang ketiga ialah pertukaran. Bagi individu yang terlibat, pertukaran juga merupakan suatu konversi, yakni sejumlah objek tertentu dengan objek-objek lainnya. Tetapi, secara sosial pertukaran dibedakan dari produksi karena jumlah keseluruhan komoditas yang ada dalam perekonomian tidak berubah dengan pertukaran. Tahukah Anda Ada tiga aktivitas ekonomi, yaitu sebagai berikut. 1. konsumsi; 2. produksi; 3. distribusi. 3. Aliran Melingkar: Suatu Bentuk Organisasi Sosial Bagaimana hubungan antara berbagai agen ekonomi dan aneka kegiatan ekonomi yang diutarakan di atas bekerja dalam suatu perekonomian? Dalam suatu dunia yang disederhanakan, yakni hanya melibatkan dua macam agen ekonomi: rumah tangga dan perusahaan, hubungan tersebut dapat digambarkan seperti dalam Gambar 1.2. Baik rumah tangga dan perusahaan masing-masing memiliki dua aspek, dan karena itu bertransaksi satu sama lain dengan dua cara yang berbeda. Rumah tangga mengonsumsi barang dan jasa, sementara perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Oleh karena itu, dalam diagram ditunjukkan pada sisi atas, aliran barang dan jasa dari perusahaan ke rumah tangga. Agar produksi barang dan jasa dapat terjadi maka haruslah terdapat aliran sumber daya dari rumah tangga pada perusahaan. Aliran ini ditunjukkan pada sisi bawah diagram. Rumah tangga Barang dan jasa Pembayaran atas barang dan iasa Upah, sewa, bunga, laba Jasa tenaga kerja, tanah, kapital dan kewirausahaan Gambar 1.2. • Perusahaan Aliran Melingkar Aktivitas Ekonomi
  • 14. 1.14 TEDRI EKDNDMI MIKRD e Sebagai imbalan atas barang dan jasa yang diterima rumah tangga memberikan pembayaran berupa financial payment, yang umumnya merupakan pembayaran dalam bentuk mata uang. Jadi, pengeluaran rumah tangga menjadi penerimaan (revenues) bagi perusahaan. Pertukaran antara barang konsumsi dan pembayaran uang oleh rumah tangga dan perusahaan ini terjadi pada pasar produk. Penerimaan sebagai hasil dari penjualan pada rumah tangga memungkinkan perusahaan membeli berbagai sumber daya dari pemilik sumber daya. Pembayaran atas sumber daya yang digunakan untuk proses produksi menjadi pendapatan bagi rumah tangga. Pendapatan ini memungkinkan rumah tangga untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Pembelian dan penjualan berbagai sumber daya itu terjadi pada pasar faktor. Pengorganisasian masyarakat berdasarkan aktivitas ekonomi di atas merupakan salah satu bentuk organisasi sosial yang disebut sebagai sistem pasar atau sistem harga. Dalam sistem seperti ini, sumber daya-sumber daya cenderung mengalir pada kegiatan yang memberikan imbalan terbesar. Harga menjadi tanda atau sinyal yang menentukan ke mana sumber daya akan mengalir. R, -- ~ --iir - - ___.:. ~ LATI HAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1) Jelaskan dengan singkat siapa yang menjadi fokus dalam pembelajaran mikroekonomi! 2) Jelaskan mengapa rumah tangga juga termasuk ke salah satu fokus yang dipelajari dalam mikroekonomi! 3) Jelaskan dengan singkat perbedaan antara analisis normatif dengan analisis positif dalam ekonomi! 4) Jelaskan dengan gambar mengenai kurva Batas Kemungkinan Produksi! 5) Jelaskan hubungan antara konsep opportunity cost dengan kurva Batas Kemungkinan Produksi!
  • 15. e ESPA4221/MODUL 1 1.15 Petunjuk Jawaban Latihan 1) Jawaban untuk pertanyaan nomor satu ini berhubungan dengan dasar- dasar mikroekonomi yang diketahui memiliki fokus pembelajarn pada perilaku individu termasuk di dalamnya, yaitu konsumen, rumah tangga, ataupun entitas-entitas bisnis. 2) Kita tentu mengetahui bahwa rumah tangga terdiri dari beberapa individu dan biasanya hanya satu orang individu yang berhak membuat ketetapan mengenai perilaku ekonomi dari rumah tangga tersebut, misalnya banyak keputusan ekonomi dari suatu rumah tangga dilakukan oleh ayah yang merupakan kepala keluarga. Oleh karena itulah, rumah tangga termasuk ke dalam fokus dari mikroekonomi. 3) Ilmu ekonomi mengenal dua analisis, yaitu analisis normatif dan analisis positif. Analisis normatif adalah suatu analisis mengani apa yang seharusnya dilakukan oleh pembuat kebijakan pada saat suatu fenomena ekonomi terjadi. Sedangkan analisis positif adalah suatu analisis yang menggambarkan tindakan yang dilakukan oleh pembuat kebijakan pada saat suatu fenomena ekonomi terjadi. 4) Kurva Batasan Kemungkinan Produksi menggambarkan kombinasi produksi makanan dan pakaian yang dapat dihasilkan dengan sumber daya yang tersedia dalam perekonomian. Sebagai contoh, perekonomian tersebut dapat menghasilkan 7,5 unit makanan dan 2 unit pakaian dalam periode satu minggu; atau 7,25 unit makanan dan 3 unit pakaian dalam periode yang sama. Jumlah Makanan per m1nggu 7,f55 f::?:::?:::::?:::=:::=:::~:.-f~-~---~---~.........._. '. '. '• •• •. '. ' ••• ••••••••••••• ~ , !5 ····~ ---------------~ ---------!_________________________________________ •••• •••••••••• ~'~ --------------------~---------!-----------------------------------------~--------- : I : 0 . '. '. '• ••••••••••• • 2 3 7 8 Jumlah Pakaian per m1nggu
  • 16. 1.16 TEDRI EKDNDMI MIKRD e 5) Kurva batas produksi juga memperlihatkan suatu konsep penting lain dalam ekonomi, yakni konsep biaya kesempatan (opportunity cost). Dari gambar di atas andaikan bahwa perekonomian memproduksi 7,5 unit makanan dan 2 unit pakaian pada titik A. Jika kemudian diputuskan untuk menambah satu unit pakaian maka akan muncul ''biaya'' sebesar 0,25 unit makanan. Artinya, peningkatan produksi pakaian sebesar 1 unit akan menurunkan produksi makanan sebesar 0,25 unit. Maka dikatakan bahwa opportunity cost 1 unit pakaian di titik A ialah sebesar 0,25 unit makanan. RANG KUMAN Ilmu ekonomi memiliki dua cabang utama, yaitu mikroekonomi dan makroekonomi. Mikroekonomi berurusan dengan keputusan yang dibuat oleh unit- unit ekonomi yang kecil (individu), seperti konsumen, pekerja, penanam modal, pemilik sumber daya, ataupun perusahaan dan entitas bisnis lainnya. Selain itu, mikroekonomi juga berurusan dengan interaksi konsumen dan perusahaan untuk membentuk pasar dan industri. Mikroekonomi menangani pertanyaan-pertanyaan yang bersifat positif yang harus dilakukan dengan penjelasan dan peramalan (prediksi) dari suatu fenomena yang terjadi di dalam kehidupan nyata. Meskipun mikroekonomi sangat dibutuhkan untuk menganalisis hubungan sebab akibat dari suatu fenomena yang terjadi (analisis positif), mikroekonomi juga sangat penting untuk analisis normatif, yaitu suatu analisis yang dipergunakan untuk mempertimbangkan pilihan-pilihan mana saja yang ideal atau yang terbaik bagi masyarakat secara umum dan juga bagi perusahaan. Analisis normatif' harus sering dikombinasikan dengan value judgement individual karena akan sangat mungkin bagi mikroekonomi untuk terlibat dalam permasalahan kesamarataan dan keadilan serta efisiensi ekonomi yang akan dirasakan oleh masyarakat umum.
  • 17. e ESPA4221/MODUL 1 1.17 TES FORMATIF 1 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1) Apakah yang menjadi fokus dari mikroekonomi? A. Negara. B. Entitas bisnis saja. C. Institusi publik. D. Individu (orang per orang, rumah tangga, dan entitas bisnis). 2) Apakah yang menjadi kendala bagi konsumen? A. Pendapatan yang terbatas. B. Cuaca. C. Konsumen tidak memiliki kendala. D. Biaya produksi. 3) Representasi matematis dari suatu teori ekonomi dikatakan .... A. teori produsen B. teori pengambilan keputusan individu C. teori ekonomi mikro D. modelekonomi 4) Analisis yang seharusnya dilakukan disebut analisis .... A. positif B. negatif C. deskriptif D. normatif 5) Kurva apakah yang digunakan untuk melihat bagaimana akibat dari kelangkaan terhadap suatu perekonomian? A. Kurva batas kemungkinan produksi. B. Kurva permintaan. C. Adverse selection. D. Risk aversion. Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
  • 18. 1.18 TEORI EKONOMI MIKRO e Jumlah Jawaban yang Benar Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - - x lOOo/o Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90 - 1OOo/o = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.
  • 19. e ESPA4221/MODUL 1 1.19 KEGIATAN BELAJAR 2 Model-model dalam Mikroekonomi A. DUA MODEL ANALISIS DASAR DALAM MIKROEKONOMI Sebagian besar analisis dalam ekonomi hanya menerapkan dua teknik analitis: 1) pencarian suatu kondisi optimum, dan 2) pencarian suatu kondisi keseimbangan. Terhadap sembarang pertanyaan, langkah pertama yang perlu dilakukan ialah menentukan masalah ''Apakah ini suatu masalah optimisasi atau masalah keseimbangan?'' Untuk memberi gambaran bagaimana menentukan salah satu dari keduanya, Tabel 1.1 akan memperlihatkan pokok-pokok gagasan yang terkait. Tabel 1. 1. Masalah-masalah Optimisasi dan Keseimbangan Masalah-masalah Optimisasi 1. Perlukah untuk membeli kendaraan baru, atau tetap menggunakan kendaraan yang ada sekarang untuk sementara waktu ke depan? 2. Apakah sebaiknya memutuskan untuk langsung bekerja setamat S1 atau melanjutkan ke S2? 3. Apakah sebaiknya memiliki rumah sendiri atau menempati rumah kontrakan? 4. Apakah peraturan larangan merokok dibuat lebih ketat atau tidak? 5. Apakah perlu untuk meneruskan aksi mogok, atau lebih baik menerima tawaran dari perusahaan? Masalah-masalah Keseimbangan 1. Apakah harga kendaraan mungkin naik tahun depan? 2. Apakah beasiswa yang lebih besar untuk S1 akan menambah angka pengangguran? 3. Apa yang menentukan rasio antara harga kontrak rumah tahunan dan harga beli rumah? 4. Apakah dengan mengurangi larangan merokok maka jumlah perokok akan meningkat? 5. Apakah pemogokan akan meningkatkan upah pekerja? Sumber: Disadur dari Hirshleifer dan Glazer, 1992.
  • 20. 1.20 TEORI EKONOMI MIKRO e Masalah optimisasi ditemukan dalam berbagai kesempatan sepanjang hidup seseorang. Seorang insinyur dapat bertanya apakah keramik lebih baik daripada aluminium untuk mesin suatu kendaraan. Seorang jenderal mungkin harus memutuskan untuk menyerang atau mundur, dan seorang dokter mungkin mempertimbangkan apakah perlu memutuskan rawat inap atau cukup rawat jalan. Masalah optimisasi, karenanya, memiliki rumusan pertanyaan sebagai berikut. ''Apakah akan lebih baik (bagi saya, bagi usaha saya, bagi bangsa saya, atau bahkan bagi seluruh kemanusiaan) untuk melakukan ini atau melakukan itu?'' Singkatnya, yang dipertanyakan di sini ialah apa tindakan terbaik yang perlu dilakukan? Ekonomi dapat menyediakan suatu cara sistematis dalam menganalisis masalah-masalah optimisasi yang dapat berlaku secara sahib (valid) bagi berbagai macam bidang aplikasi. Untuk menjawab berbagai pertanyaan di atas, peralatan pertama yang diperlukan oleh ekonom ialah model ekonomi. Pada Kegiatan Belajar terdahulu kita sebenarnya telah banyak membicarakan dan menggunakan model ini. Diagram batas kemungkinan produksi merupakan suatu model ekonomi, demikian pula dengan diagram aliran melingkar. Jadi, apa yang dimaksud dengan model ekonomi? Model ekonomi tidak lain dari penyederhanaan dunia nyata. Atau bisa dikatakan sebagai mematematikakan suatu teori ekonomi. Sebagaimana seorang arsitek menggunakan model untuk menggambarkan apa yang hendak dibangunnya, seorang ekonom juga menggunakan model untuk menggambarkan ciri-ciri dasar perekonomian. Suatu contoh lain: model dapat diumpamakan seperti peta. Dengan menggunakan peta, kita dapat menemukan di mana posisi kita dan bagaimana kita dapat mencapai tujuan yang hendak dituju. Namun demikian, peta itu tidak akan dapat memberi gambaran apakah jalan yang akan kita tempuh berlubang-lubang atau halus-rata. Juga peta itu tidak dapat menunjukkan apakah ada pohon jambu di suatu sisi persimpangan tertentu. Semakin lengkap peta itu dibuat, tentu akan semakin baik, tetapi akan menjadi tidak mungkin untuk memuat dalam peta itu seluruh detil dunia nyata secara terperinci. Demikian pula dengan model ekonomi. Hanya ciri-ciri pokok saja yang akan dimuat dalam model tersebut. Salah satu contoh model ekonomi yang sering dipergunakan oleh para ekonom adalah model pendapatan nasional Keynes, seperti berikut ini. Output Nasional (PDB) = C + I + G + EX - IM
  • 21. e ESPA4221/MODUL 1 1.21 Model Ekonomi pendapatan nasional Keynes di atas ingin menjelaskan bahwa output nasional suatu negara secara umum akan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya konsumsi (C) yang dilakukan oleh masyarakat yang hidup di negara tersebut, tingkat investasi (I), pengeluaran pemerintah seperti misalnya pengeluaran untuk belanja pembangunan (G), ekspor (EX), dan tingkat impor (IM) yang dilakukan oleh negara tersebut. B. MODEL KESEIMBANGAN: MEKANISME PASAR Berbicara mengenai pasar tidak akan terlepas dari pembicaraan mengenai penjual dan pembeli. Kita dapat membagi unit-unit ekonomi ke dalam dua kelompok besar, yaitu pembeli dan penjual. Pembeli mencakup konsumen, yaitu pihak yang membeli barang dan jasa. Pembeli jenis kedua adalah perusahaan, yaitu pihak yang membeli pekerja, modal, dan bahan baku yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Sedangkan penjual mencakup perusahaan yang menjual barang dan jasa; pekerja yang menjual jasa tenaga, keterampilan, ataupun kemampuan yang dimiliki, dan pemilik sumber daya, yang menyewakan tanah atau menjual sumber daya kepada perusahaan. Pembeli dan penjual kemudian akan berinteraksi satu sama lain. Interaksi antarpenjual dan pembeli akan membentuk pasar. Pasar yang dimaksud di sini bukanlah semata pasar dalam artian geografis, melainkan adalah sekumpulan penjual dan pembeli yang melalui interaksi aktual ataupun potensial yang mereka lakukan, menetapkan harga suatu produk atau sekumpulan produk. Pasar biasanya akan berhubungan dengan industri. Dalam ilmu ekonomi, yang dimaksud dengan industri adalah sekumpulan perusahaan yang menjual produk yang sama atau masih ada hubungannya dengan produk tersebut. Dalam dunia nyata, industri merupakan sisi penawaran dari pasar. Aktivitas ekonomi berlangsung di pasar. Dalam pengertian luas, pasar tidak harus merujuk pada suatu tempat atau lokasi, tetapi suatu lembaga di mana melalui lembaga ini berbagai kekuatan yang menetapkan harga beroperasi. Dalam ungkapan sederhana, pasar merupakan pertemuan antara penawaran dan permintaan. Dalam bahasa Indonesia tidak terdapat perbedaan istilah antara pasar sebagai suatu lembaga seperti diuraikan di atas (yakni menurut pengertian market dalam bahasa Inggris) dan pasar sebagai suatu lokasi geografis di
  • 22. 1.22 TEORI EKONOMI MIKRO e mana terjadi perdagangan (marketplace). Dalam buku ini pengertian pasar sebagai lembaga bertemunya penawaran dan permintaan akan lebih banyak digunakan, dengan demikian pengertian pasar tidak terbatas hanya merujuk pada suatu lokasi geografis tertentu. Terkadang kita bertemu dengan suatu kondisi di mana harga satu barang yang sama (homogen) ternyata berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya. Bisa jadi kondisi tersebut tercipta karena adanya arbitrase. Yang dimaksud dengan arbitrase adalah suatu situasi di mana seseorang membeli suatu barang dengan harga murah di satu tempat, kemudian ia menjual barang tersebut dengan harga yang lebih mahal di tempat yang lain. Diagram permintaan-penawaran seperti dalam Gambar 1.3 tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita. Sumbu mendatar dalam diagram itu menunjukkan sejumlah Q barang tertentu, andaikan saja sebagai contoh beras (dalam satuan ton). Sumbu tegak merepresentasikan (mewakili) harga yang dapat berlaku untuk setiap ton beras. Kurva permintaan, D, menunjukkan jumlah yang diminta oleh konsumen untuk setiap harga P. Kurva ini menghubungkan harga barang (harga setiap ton beras) dan jumlah yang rela dibeli oleh konsumen pada setiap rupiahnya. Dengan kata lain, kurva permintaan merepresentasikan kesediaan konsumen untuk membeli untuk setiap rupiah. p s (Rp per unit) Kelebihan P1 ------------------- Po P~ --------------~---r-------------------r--------------------- D Kekurangan Oo Q Gambar 1.3. Penawaran dan Permintaan
  • 23. e ESPA4221/MODUL 1 1.23 Kurva permintaan, D, menunjukkan kesediaan konsumen membeli barang tersebut untuk setiap harga per unit yang harus dibayar. Kurva permintaan memiliki kemiringan (slope) yang negatif, yakni dalam menggambarkan kurva ini, kita mulai dari suatu titik di kanan atas dan bergerak menurun ke arah kiri bawah. Sering pula dikatakan bahwa kurva ini memiliki kemiringan menurun (downward sloping). Kemiringan negatif dari kurva permintaan ini mencerminkan kenyataan bahwa pada umumnya para pembeli akan membeli lebih banyak seiring dengan menurunnya harga. Harga yang lebih rendah memungkinkan konsumen untuk membeli barang tersebut dalam jumlah lebih banyak. Demikian pula konsumen yang sebelumnya tidak mampu membeli menjadi sanggup membeli. Kurva kedua dalam gambar adalah kurva penawaran, S. Titik-titik pada kurva ini menunjukkan jumlah yang siap ditawarkan oleh para produsen untuk setiap harga yang dapat diterima di pasar. Kurva ini memiliki kemiringan menaik (upward sloping) atau kemiringan yang positif, yakni dalam menggambarkannya kita bergerak dari kanan bawah ke arah kiri atas. Kemiringan kurva penawaran digambarkan seperti itu karena umumnya para penjual akan menawarkan lebih banyak barang seiring dengan meningkatnya harga. Sebagai gambaran, dengan asumsi faktor lain selain harga tidak mengalami perubahan (terjadi kondisi ceteris paribus), harga yang lebih tinggi memungkinkan produsen memproduksi lebih banyak dengan menggunakan lebih banyak input (dalam jangka pendek), seperti mempekerjakan pekerja, dan mengolah bahan mentah lebih banyak. Dalam jangka panjang, sejumlah produsen mungkin akan meningkatkan kapasitas pabriknya. Selain itu, harga yang lebih tinggi akan menarik perusahaan baru untuk masuk ke pasar yang sama. Perusahaan baru ini membutuhkan harga yang tinggi untuk menutup biaya yang lebih tinggi karena, antara lain, sebagai pemain baru perusahaan ini belum memiliki cukup pengalaman untuk menekan biaya produksi. Dalam Gambar 1.3 keseimbangan pasar (market equilibrium) akan tercapai di saat terjadinya perpotongan antara kurva permintaan D dan kurva penawaran S. Harga keseimbangan yang terjadi ialah pada P0, dan kuantitas keseimbangan terjadi pada Q0. Harga dan kuantitas yang terbentuk dari perpotongan kurva permintaan dan penawaran ini disebut juga sebagai harga dan kuantitas kliring pasar (market-clearing price and quantity). Mekanisme pasar adalah kecenderungan dalam suatu pasar bebas bahwa harga berubah hingga mencapai kondisi market-clearing (yakni sampai jumlah yang
  • 24. 1.24 TEORI EKONOMI MIKRO e ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta). Pada kondisi ini, tidak terdapat kelebihan maupun kekurangan penawaran (excess supply maupun shortage supply). Penawaran dan permintaan mungkin tidak selalu dalam keseimbangan, dan dapat pula terjadi bahwa beberapa pasar tidak mencapai keseimbangan dengan cepat, terutama jika terjadi satu atau lebih perubahan yang tiba-tiba. Namun demikian, kecenderungannya ialah bahwa pasar mencapai keseimbangan. Untuk menjelaskan lebih jauh mekanisme tersebut, mari kita perhatikan sekali lagi Gambar 1.3 di atas. Andaikan bahwa harga mula-mula adalah sebesar P1 maka produsen akan menghasilkan dan menjual barang dalam jumlah yang lebih besar daripada yang hendak dibeli oleh konsumen. Akibatnya terjadi akumulasi kelebihan penawaran (ekses penawaran) dan untuk menjual kelebihan penawaran ini produsen akan mulai menurunkan harga. Dengan turunnya harga, jumlah barang yang diminta akan naik sehingga jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang hingga harga keseimbangan P0 pada akhirnya tercapai. Sebaliknya, andaikan kini harga mula-mula lebih rendah daripada harga keseimbangan, katakan sebesar P2• Maka akan terjadi kekurangan penawaran karena konsumen menghendaki jumlah yang lebih besar daripada yang dapat dijual dan dihasilkan oleh produsen pada harga tersebut. Akan ada tekanan bagi harga untuk naik karena konsumen kini saling berebut untuk mendapat barang yang tersedia, dan produsen akan menaikkan harga sambil meningkatkan keluaran. Sekali lagi harga akan bergerak menuju P0. Pergerakan sepanjang Kurva (Movement) dan Pergeseran Kurva (Shift): Bagaimana Perubahan Penawaran dan Permintaan Memengaruhi Keseimbangan Uraian tentang penawaran dan permintaan di atas menunjukkan hubungan masing-masing dengan harga. Diketahui bahwa jumlah permintaan tidak mungkin konstan, akan terus terjadi perubahan pada permintaan seiring berjalannya waktu. Misalnya, perubahan jumlah permintaan mobil di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 1950 sampai tahun 1990. Ada beberapa alasan yang biasanya cukup mempengaruhi peningkatan jumlah permintaan mobil di Indonesia. Pertama, boleh jadi pendapatan masyarakat Indonesia mengalami peningkatan. Dengan terjadinya peningkatan pendapatan maka anggota masyarakat yang mampu membeli mobil akan bertambah. Sebagai akibatnya, permintaan mobil akan mengalami
  • 25. e ESPA4221/MODUL 1 1.25 peningkatan. Kedua, jumlah penduduk dewasa di Indonesia bertambah. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dewasa maka akan semakin banyak jumlah pengemudi potensial. Ketiga, masih rendahnya kualitas sarana transportasi alternatif seperti bis, atau angkutan umum darat lainnya (angkutan kota dengan minibus, misalnya). Dengan masih rendahnya kualitas sarana dan prasarana serta tingkat keamanan di dalam moda transportasi umum akan menyebabkan masyarakat lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi. Selama perbaikan kualitas dan kenyamanan moda transportasi umum masih minim maka permintaan masyarakat untuk mobil pribadi akan terus meningkat. Ketiga alasan tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan permintaan akan mobil di Indonesia. Perubahan jumlah permintaan akibat tiga faktor tersebut dapat diilustrasikan pada Gambar 1.4. berikut ini. Harga mobil D D' ' '__.....,... ' Gambar 1.4. ' ' =• D' D Kuantitas Mobil Pergeseran Jumlah Permintaan Dari ilustrasi gambar dan contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa pergeseran (shifting) kurva permintaan disebabkan oleh faktor-faktor nonharga. Faktor-faktor nonharga yang dimaksud seperti selera, pendapatan, harga barang lain, dan jumlah penduduk. Pada tingkat harga yang sama, jumlah barang yang diminta berubah dikarenakan perubahan faktor-faktor
  • 26. 1.26 TEORI EKONOMI MIKRO e tersebut. Sebaliknya, faktor harga akan menyebabkan pergerakan di sepanjang kurva permintaan (movement along the curve), karena dengan berubahnya harga suatu produk maka kuantitas yang diminta akan berubah. Apabila harga meningkat maka permintaan akan menurun. Sedangkan apabila harga menurun maka permintaan akan meningkat. Ceteris paribus. C. MODEL OPTIMISASI: BESARAN-BESARAN TOTAL, RERATA, DAN MARJINAL Model utama kedua dalam analisis mikroekonomi ialah optimisasi. Yang dimaksud dengan optimisasi di sini ialah mencari kondisi yang paling menguntungkan (advantages) dari berbagai pilihan yang tersedia. Optimisasi ini tidak identik dengan memaksimumkan nilai, namun dapat juga berupa menemukan nilai minimum. Misalnya, yang terjadi dalam kasus biaya, di mana nilai optimumnya akan tercapai ketika biaya minimum. Sementara untuk keuntungan, nilai optimum akan tercapai ketika keuntungan maksimum. Satu metode analisis yang digunakan untuk mencari penyelesaian bagi masalah optimisasi ialah analisis marjinal. Sebagai contoh kasus dalam bagian ini akan ditinjau keputusan produksi yang dihadapi oleh perusahaan, di mana produsen menghadapi pilihan untuk menaikkan keluaran dan dengan demikian meningkatkan manfaat yang dapat diterima dari penerimaan (revenue), sementara di sisi lain peningkatan output tersebut juga akan menyebabkan meningkatnya beban biaya (cost) yang harus ditanggung oleh perusahaan. Kuantitas Q 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tabel 1.2. Penerimaan Total, Rerata, dan Marjinal Harga atau Penerimaan Rerata P=AR 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Penerimaan Total R=PQ 0 9 16 21 24 25 24 21 16 9 0 Penerimaan Marjinal MR 9-0=9 16- 9 =7 21-16=5 24-21 = 3 25- 24 = 1 24- 25 = -1 21 - 24 = -3 16- 21 = -5 9-16 =-7 0- 9 = -9
  • 27. e ESPA4221/MODUL 1 1.27 Beberapa istilah perlu terlebih dahulu diperkenalkan sebelum kita melangkah lebih jauh. Berdasarkan definisi, penerimaan total, R, adalah perkalian harga, P, dan kuantitas barang yang diproduksi, Q. Ini dapat dituliskan sebagai R = PQ. Tabel 1.2 di atas menunjukkan suatu daftar yang menunjukkan ketiga variabel ini. Kuantitas barang, harga, dan penerimaan total ditunjukkan berturut-turut dalam kolom 1, 2, dan 3 dalam tabel tersebut. Penerimaan, R, merupakan suatu besaran total, sedangkan harga dapat dipandang sebagai besaran rerata. Perhatikan hubungan antara penerimaan, harga dan kuantitas. Penerimaan rerata (AR atau average revenue) merupakan variabel yang menunjukkan besar penerimaan untuk setiap unit barang yang dijual. Oleh karena itu, penerimaan rerata dapat dituliskan sebagai AR = R/Q = P. Sementara penerimaan diukur dalam satuan rupiah, harga diukur dalam satuan rupiah per satuan barang (Rp/unit). Coba perhatikan dalam Tabel 1.2 pada saat kuantitas Q = 2, harga ialah sebesar Rp8,00 per unit, sehingga penerimaan total sama dengan Rpl6,00. Penerimaan rerata dengan demikian akan sama dengan Rp16/2 unit atau sama dengan Rp8,00/unit (dan ini tidak lain merupakan harga barang itu sendiri). Besaran ketiga yang penting dalam analisis optimisasi ialah nilai marjinal. Penerimaan marjinal (MR atau marginal revenue) dalam ditunjukkan kolom keempat Tabel 1.2. Penerimaan marjinal diukur dalam rupiah per unit barang, seperti halnya harga. Oleh karena itu, jika ingin diplot dalam suatu diagram, besaran-besaran total tidak dapat digambarkan dalam satu koordinat yang sama dengan besaran-besaran rerata dan marjinal. Sebagai contoh, kurva penerimaan total dari Tabel 1.2 harus diplot dalam suatu diagram tersendiri, terpisah dari kurva penerimaan rerata dan marjinal. Besaran marjinal yang digunakan dalam contoh kasus kita, MR, dapat dituliskan dengan notasi sebagai berikut. Jika !iR melambangkan perubahan penerimaan, dan L'.lQ melambangkan perubahan kuantitas output maka MR = LlR/L'.lQ. Satu hal penting untuk diperhatikan ialah penghitungan MR. Dari Tabel 1.2 didapati bahwa nilai marjinal diterapkan ''antara'' dua kuantitas output. Sebagai contoh, MR = 9 ialah nilai penerimaan marjinal ''antara'' Q = 0 dan Q = 1; sementara MR = 7 ialah ''antara'' Q = 1 dan Q = 2. Oleh karena itu, untuk mendapatkan nilai MR ''pada'' suatu titik tertentu, katakan pada saat Q = 1 maka kita harus melakukan interpolasi. Untuk mendapatkan nilai MR pada saat Q = 1, kita dapat membuat rerata dari kedua nilai MR yang terkait. Jadi, pada Q = 1 kita peroleh MR= 8. Cobalah periksa, dengan cara yang sama, bahwa MR = 6 pada Q = 2, MR = 4 pada Q = 3, dan
  • 28. 1.28 TEORI EKONOMI MIKRO e seterusnya. Hal yang perlu diingat ialah bahwa metode ini akan akurat untuk kurva penerimaan rerata yang linier seperti dalam Gambar 1.5. Jika kurva tersebut tidak linier maka hasil penghitungan akan menghasilkan kesalahan. Secara umum, untuk memperoleh nilai MR yang eksak, penggunaan kalkulus tidak dapat dikesampingkan. -a: --ca -0 I- c ca ca E ·-~ Q) c Q) Q. -a: ==::::J ca -ca a: <( --·-c: ::::J ....a.> c.. c: ca ca E ·-....a.> c: a.> a.. 30 24 25 24 25 21 N 21 20 15 10 5 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Kuantitas 10 8 ' 6 ' Kurva Kurva . pener1maan penerimaarl rerata marjinal 4 '2 1-------___, --------'l ' MR 0 ...______....,.__ 0 1 2 3 4 5 6 Gambar 1.5. 7 8 Kurva pener1maan total 9 10 AR 9 10 Besaran-besaran Total, Rerata, dan Marjinal
  • 29. e ESPA4221/MODUL 1 1.29 Terdapat dua prinsip pokok yang harus diingat untuk memahami hubungan geometris antara besaran-besaran total, rerata, dan marjinal: 1. besaran marjinal, yaitu kemiringan atau tangen (slope) dari suatu fungsi total, dan 2. besaran rerata, yaitu kemiringan sinar dari titik orijin ke fungsi total. Prinsip pertama dapat dijelaskan sebagai berikut. Perhatikan kurva penerimaan total, R, yang berbentuk parabola pada diagram atas dalam Gambar 1.5. Kurva penerimaan total menunjukkan besar penerimaan total untuk setiap tingkat output, Q. Perhatikan bahwa ketika Q naik dari 3 ke 4, R juga naik dari 21 ke 24. Maka Pendapatan Marjinal (MR) adalah 24 - 21 = 3 antara Q = 3 dan Q = 4. Kemiringan kurva di suatu titik dapat dicari melalui pendekatan kemiringan garis yang menghubungkan dua titik di dekat titik pertama. Contohnya, perhatikan dua titik L dan N dalam gambar di atas. Kemiringan garis LN kurang lebih sama dengan kemiringan kurva penerimaan total dalam interval yang sama. Kemiringan LN adalah ''naik dibagi maju''. Naiknya ialah sebesar 3 (yakni 24 - 21), dan majunya ialah sebesar 1 (yakni 4 - 3), sehingga kemiringan LN sama dengan 3 (yakni 3/1), dan ini sama besarnya dengan penerimaan marjinal. Kenaikan pada LN tidak lain merupakan hasil dari pertambahan nilai penerimaan total (=LlR). Sedangkan majunya ialah perubahan kuantitas (=~Q). Dengan demikian, ketika kita memperoleh kemiringan LN (dengan ''naik dibagi maju''), kita sekaligus dapat menghitung Af?l~Q, yang tidak lain merupakan penerimaan marjinal, MR. Cobalah sekali untuk mendapatkan bahwa antara Q = 4 dan Q = 5, MR = 1. Gunakan kemiringan NM untuk membantu menghitungnya. Prinsip kedua dapat ditunjukkan dengan memperhatikan diagram- diagram yang sama dalam Gambar 1.5. Perhatikan pada diagram sebelah atas gambar tersebut, ketika Q = 4, R = 24. Penerimaan rerata, AR diperoleh dengan membagi penerimaan total dengan kuantitas, AR = 2414 = 6. Perhatikan sinar ON. Kemiringan ON adalah ''naik'' 24 dibagi dengan ''maju'' 4, yang tidak lain merupakan penerimaan rerata. Naiknya sama dengan penerimaan total dan majunya sama dengan Q. Oleh karena itu, naik dibagi maju, dalam hal ini, sama dengan R!Q, yang adalah definisi dari penerimaan rerata. Panel bawah dalam Gambar 1.5 menggambarkan penerimaan rerata dan penerimaan marjinal yang berhubungan dengan fungsi penerimaan total pada
  • 30. 1.30 TEORI EKONOMI MIKRO e panel di atasnya. Baik AR maupun MR tampak menurun dalam panel tersebut. Dengan memperhatikan kurva penerimaan total pada panel di atasnya, dapat dilihat bahwa kurva ini menjadi lebih landai (lebih mendatar) ketika kuantitas semakin bergerak ke kanan. Kemiringan kurva ini pada awalnya bernilai positif, menjadi nol saat Q = 5 (yakni ketika kurva penerimaan total mencapai maksimum), dan selanjutnya bernilai negatif. Demikian pula AR akan turun terus karena sinar dari titik orijin (0,0) ke setiap titik di kurva penerimaan total memiliki kemiringan yang terns menurun semakin kita bergerak ke kanan (yakni sinar itu menjadi semakin condong ke arah kanan). Oleh karena itu, kemiringan garis OM lebih kecil daripada kemiringan garis ON. Pada saat Q = 10, garis dari titik orijin ke kurva penerimaan total mendatar, dan kemiringannya sama dengan nol. Selama penerimaan total meningkat ketika Q meningkat, kemiringan sepanjang kurva penerimaan total bernilai positif. Karenanya penerimaan marjinal, meskipun menurun seperti di atas, tetap positif. Pada daerah setelah puncak kurva penerimaan total, kemiringan kurva bernilai negatif sehingga MR juga negatif. Dari geometri ini, kita peroleh proposisi sebagai berikut mengenai fungsi-fungsi total dan marjinal. Proposisi 2.la: Ketika besaran total meningkat, besaran marjinal yang berkaitan akan memiliki nilai positif. Proposisi 2.lb: Ketika besaran total menurun, besaran marjinal yang berkaitan akan memiliki nilai negatif. Namun, ketika penerimaan total mencapai suatu maksimum (atau suatu minimum), fungsi penerimaan tidak naik ataupun turun melainkan mendatar. Kesimpulan yang dapat ditarik dinyatakan dalam proposisi berikut ini. Proposisi 2.lc: Ketika besaran total mencapai maksimum atau minimum, besaran marjinal yang berkaitan akan sama dengan nol. Prinsip-prinsip tersebut akan digunakan berulang kali dalam ekonomika. Pernyataan-pemyataan di atas memformalkan suatu intuisi yang menyatakan bahwa kondisi optimal akan tercapai ketika tidak ada lagi tambahan manfaat yang diperoleh dengan meningkatkan biaya. Penerimaan total dimaksimalkan pada tingkat output ketika penerimaan marjinal sama dengan nol. Demikian pula laba dimaksimalkan pada tingkat penjualan di mana menjual satu unit lebih banyak tidak lagi menaikkan atau menurunkan laba. Penting untuk memperhatikan bahwa maksimisasi suatu besaran total tidak berhubungan dengan maksimisasi besaran rerata. Maksimisasi suatu total mengharuskan bahwa besaran marjinal sama dengan nol.
  • 31. e ESPA4221/MODUL 1 1.31 Proposisi 2.2a: Ketika besaran rerata menurun, besaran marjinal pasti terletak di bawahnya. Proposisi ini dapat digambarkan sebagai berikut: bayangkan berat rerata telur dalam suatu keranjang. Jika ditambahkan sebutir telur dan berat reratanya turun, pastilah bahwa berat marjinal (berat telur yang ditambahkan ke dalam keranjang tersebut) lebih kecil daripada berat rerata. Bagaimana jika besaran rerata tidak turun tetapi meningkat? Dengan menggunakan analogi maka kita dapat peroleh proposisi sebagai berikut. Proposisi 2.2b: Ketika besaran rerata meningkat, besaran marjinal terletak di atasnya. Proposisi 2.2c: Ketika besaran rerata tidak naik ataupun turun (yakni pada titik maksimum atau minimum), besaran marjinal akan sama dengan besaran rerata. Proposisi 2.2c jelas merupakan implikasi dari dua proposisi sebelumnya. Untuk menggambarkan dua proposisi lainnya, diperlukan penggambaran fungsi rerata yang naik untuk suatu rentang tertentu dan turun untuk suatu rentang lainnya. Salah satu fungsi rerata seperti ini ditunjukkan dalam Gambar 1.6. Panel atas gambar tersebut memperlihatkan kurva biaya total perusahaan, C.
  • 32. 1.32 Rp cu ->. cu cu -·- 0 CCI I- (Rp/Q) :::::l cu -cu (.) "::(____. -c :::::l ..... Q) a... cu ~() Cc ~ ' ' K Kuantitas / / ' ,, - .,,,,. K' Kuantitas Gambar 1.6. TEORI E K ONOMI MI K RO e c L Q ~c I I I I I AC I I I I I I I I L' Q Besaran Rerata dan Marj1nal dar1 Fungs1 Total: Kasus B1aya
  • 33. e ESPA4221/MODUL 1 1.33 Biaya total dalam gambar di atas adalah positif pada saat output nol karena adanya biaya tetap. Ini ditunjukkan oleh intersep (atau perpotongan) kurva biaya total dengan sumbu tegak yang bernilai positif. Biaya tetap adalah semua biaya yang tidak berkaitan dengan tingkat output yang diproduksi. Dengan kata lain, berapa pun besar output yang dihasilkan biaya tetap akan sama besar. Untuk memperoleh biaya marjinal, MC, dari fungsi biaya total, C, penting untuk kita ingat bahwa MC merupakan kemiringan dari C. Perhatikan bahwa menuju titik K, kemiringan kurva biaya total menurun. Setelah itu, kurva biaya total menjadi lebih curam. Dengan demikian, pada panel bawah tampak bahwa MC turun hingga mencapai titik K ~ dan setelahnya mulai naik. Sedangkan untuk menurunkan kurva biaya rerata, AC, kita gunakan aturan bahwa AC pada setiap tingkat output ditunjukkan oleh kemiringan suatu sinar dari titik orijin ke titik yang berhubungan pada kurva biaya total. Dengan memakai rumus ''naik dibagi maju'' di atas maka naik (biaya C) pada suatu titik dibagi dengan maju (output Q). Ketika kita bergerak ke kanan sepanjang kurva biaya, kemiringan sinar garis dari titik orijin ke kurva biaya menurun hingga titik L. Kemiringan sinar garis ini, setelah titik L, akan naik ketika kita bergerak lebih jauh ke arah kanan. Jadi, AC akan mencapai nilai terendahnya ketika output mencapai L~ Ini tampak pada panel bawah Gambar 1.6. Perhatikan pada panel atas Gambar 1.6, di sebelah kiri titik L, kemiringan sinar garis dari titik orijin ke kurva biaya total selalu lebih curam daripada kemiringan kurva biaya itu sendiri. Dengan kata lain, AC lebih besar daripada MC untuk setiap output di dalam rentang ini. Ini sesuai dengan Proposisi 2.2a bahwa ketika AC turun, MC terletak di sebelah bawahnya. Di sebelah kanan L, sinar dari titik orijin ke suatu titik pada kurva biaya total lebih mendatar daripada kurva biaya itu sendiri di titik tersebut. Karenanya AC lebih kecil daripada MC. Ini sesuai dengan Proposisi 2.2b, yakni bahwa untuk nilai-nilai Q di mana biaya rerata meningkat, biaya rerata lebih kecil daripada biaya marjinal. Terakhir, sinar dari titik orijin ke titik L pada kurva biaya total, memiliki kemiringan yang sama dengan kemiringan kurva biaya total itu sendiri. Jadi, pada titik tersebut biaya marjinal = biaya rerata, dan Proposisi 2.2c terpenuhi. Ini dapat dilihat pada panel bawah Gambar 1.2-4 bahwa pada titik L ~ AC memiliki nilai yang sama dengan MC.
  • 34. 1.34 ~- ---·,.....-=-io,,P ' ._ G____....... TEDRI EKDNDMI MIKRD e LATI HAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1) Jelaskan dengan singkat siapa yang dimaksud dengan pasar dalam konteks non-geografis! 2) Jelaskan dengan singkat apa yang dimaksud dengan kurva permintaan individu dan mengapa kemiringan kurva permintaan adalah negatif! 3) Jelaskan dengan singkat apa yang dimaksud dengan kurva penawaran dan mengapa kemiringan kurva penawaran adalah positif! 4) Jelaskan apa yang dimaksud dengan keseimbangan pasar! 5) Jelaskan dengan singkat apa yang dimaksud dengan harga pasar! Petunjuk Jawaban Latihan 1) Jawaban untuk pertanyaan nomor satu ini berhubungan dengan kegiatan dua golongan besar pelaku ekonomi, yaitu penjual dan pembeli. Yang dimaksud dengan pasar dari konteks non-geografis adalah suatu interaksi antara penjual dan pembeli dalam melakukan suatu transaksi baik transaksi barang ataupun jasa hingga keduanya mencapai suatu harga yang disepakati bersama. Harga kesepakatan itu sendiri kemudian dikenal dengan nama harga pasar. 2) Kita tentu telah mengetahui bahwa kurva permintaan berasal dari pihak pembeli atau konsumen. Secara garis besar yang dimaksud dengan kurva permintaan adalah suatu kurva yang akan memiliki keterkaitan dengan jumlah barang atau yang akan dibeli oleh konsumen pada harga barang atau jasa tersebut. Kemudian, kita juga sudah mempelajari bersama, bahwa hukum permintaan adalah pada saat harga barang rendah maka tingkat permintaan untuk barang tersebut akan tinggi. Sedangkan, apabila harga suatu barang atau jasa mengalami peningkatan, maka permintaan untuk barang atau jasa tersebut akan menurun. Dengan kata lain, hubungan antara harga dengan tingkat permintaan adalah negatif. Dengan demikian, kemiringan kurva perm.intaan juga negatif. 3) Konsep dasa1· yang telah dijelaskan pada rambu nomor dua di atas bisa kita terapkan juga pada jawaban nomor tiga. Kita telah mempelajari bahwa kurva penawaran berasal dari pihak penjual atau produsen barang
  • 35. e ESPA4221/MODUL 1 1.35 dan jasa. Kurva penawaran menggambarkan jumlah barang atau jasa yang siap ditawa1·kan oleh para produsen untuk setiap harga yang dapat diterima di pasar. Kemudian, kita tentu mengetahui bahwa dengan asumsi hal-hal lain adalah tetap (ceteris paribus), hukum penawaran menyatakan bahwa apabila harga suatu barang naik, maka penawaran juga akan naik. Sedangkan, apabila harga barang menurun maka penawaran barang dan jasa oleh produsen juga akan menurun. Dengan kata lain, hubungan antara harga pasar dengan penawaran adalah positif. Sehingga kemiringan garis kurva penawaran juga positif. 4) Coba Anda buka kembali bagian mengenai pasar, karena dengan demikian kita akan mengetahui bahwa yang dimaksud dengan keseimbangan pasar adalah suatu titik kesepakatan harga dan kuantitas barang dan jasa yang ditawarkan dan akan dibeli antara penjual dan pembeli. 5) Buka kembali bagian pasar dalam modul ini. Kita mengetahui bahwa yang dimaksud dengan harga pasar adalah harga kesepakatan antara penjual dan pembeli mengenai sejumlah kuantitas barang atau jasa tertentu. RANG KUMAN Pasar dalam ilmu ekonomi mengacu pada sekelompok pembeli dan penjual yang saling berinteraksi dan menuju kemungkinan terjadinya penjualan dan pembelian sebagai hasil interaksi tersebut. Pada dasarnya pasar dapat dibagi menjadi dua, yaitu pasar persaingan sempurna, dan pasar yang tidak bersaing. Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar di mana pihak-pihak yang berinteraksi di sana, baik penjual ataupun pembeli tidak memiliki kemampuan untuk mempengaruhi harga. Mereka semua adalah penerima harga (price taker). Sedangkan yang dimaksud dengan pasar tidak bersaing adalah suatu pasar di mana pihak-pihak yang berinteraksi di sana, baik penjual ataupun pembeli masing-masing dapat mempengaruhi harga barang yang dijual atau dibelinya. Dengan kata lain, mereka dapat membentuk harga barang atau jasa yang ditawarkan (price maker).
  • 36. 1.36 TEDRI EKDNDMI MIKRD e TES FORMATIF 2 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1) Disebut apakah tempat berlangsungnya suatu aktivitas ekonomi? A. Negara. B. Bursa Efek. C. Institusi Publik. D. Pasar. 2) Apakah yang dimaksud dengan kurva permintaan? A. Kurva yang berkaitan dengan jumlah suatu barang yang akan dijual konsumen pada harga tertentu. B. Kurva yang berkaitan dengan jumlah suatu barang yang akan dibeli konsumen pada harga barang tersebut. C. Kurva yang dimiliki oleh produsen. D. Kurva yang berkaitan dengan jumlah suatu barang yang akan ditawarkan oleh produsen pada harga barang tersebut. 3) Kurva permintaan memiliki kemiringan (slope) yang .... A. positif B. negatif C. netral D. kadang positif, kadang negatif 4) Apakah yang dimaksud dengan kurva penawaran? A. Kurva yang berkaitan dengan jumlah suatu barang yang akan diterima konsumen pada harga tertentu. B. Kurva yang berkaitan dengan jumlah suatu barang yang akan dibeli konsumen pada harga barang tersebut. C. Kurva yang dimiliki oleh produsen. D. Kurva yang berkaitan dengan jumlah suatu barang yang akan ditawarkan oleh produsen pada harga barang tersebut. 5) Kurva penawaran memiliki kemiringan (slope) yang .... A. positif B. negatif C. netral D. kadang positif, kadang negatif
  • 37. e ESPA4221/MODUL 1 1.37 Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2. Jumlah Jawaban yang Benar Tingkat penguasaan = ----------- x 100% Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.
  • 38. 1.38 TEORI EKONOMI MIKRO e Kunci Jawaban Tes Formatif Tes Formatif1 Tes Formatif2 1) D 1) D 2) A 2) B 3) D 3) B 4) D 4) D 5) A 5) A
  • 39. e ESPA4221/MODUL 1 1.39 Daftar Pustaka Bishop, M. (2004). Essential Economics. London: The Economist Newspaper Ltd. Hirshleifer, J. dan Glazer, A. (1992). Price Theory and Applications, edisi ke-5. Singapura: Simon & Schuster. Parkin, M. (2008). Economics. Pearson Addison Wesley International Edition. gth edition. Pindyk, Robert. S, Daniel L. Rubenfeld. (2005). Microeconomics. Prentice Hall International Edition. 6 th edition.
  • 40. MDDUL 2 Peri laku Konsu men Dr. Sonny Harry B. Harmadi PENDAHULUAN ebelum kita masuk lebih jauh ke dalam pembahasan mengenai teori perilaku konsumen, ada baiknya kita memahami ilustrasi berikut ini. Misalkan kita adalah pemilik suatu perusahaan, sebut saja perusahaan X. Perusahaan kita ini memproduksi barang-barang kebutuhan masyarakat sehari-hari, seperti pasta gigi, sabun mandi, dan sampo. Pada suatu waktu, kita ingin me11geluarkan produk terbaru ke masyarakat. Misalkan kita ingin mengeluarkan deterjen pakaian. Lalu, apakah kita akan secara langsung meluncurkan produk terbaru kita tersebut? Tentu tidak. Kita tentu harus mencari tahu terlebih dahulu, kira-kira produk deterjen seperti apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Apakah deterjen itu harus harum, atau anti kuman, atau kombinasi harum dan juga anti kuman? Kemudian berapa harga deterjen ditambah profit yang kira-kira akan terjangkau oleh konsumen? Atau pertanyaan-pertanyaan lainnya yang berkaitan dengan preferensi konsumen. Hal ini penting untuk dilakukan agar kita sebagai pengusaha memperoleh profit yang maksimum, atau agar kerugian yang mungkin kita derita akan menjadi minimum. Berbagai pertanyaan dari ilustrasi di atas dapat dijawab ketika kita mampu memahami kerangka ilmiah mengenai perilaku konsumen. Mikro ekonomi menyediakan peralatan ilmiah itu. Teori perilaku konsumen akan kita bahas secara lebih mendalam pada modul ini. Pindyck (2003) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan teori perilaku konsumen adalah suatu deskripsi tentang bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatan di antara barang dan jasa yang berbeda-beda untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka. Teori perilaku konsumen secara garis besar akan membahas tiga hal penting, yaitu preferensi konsumen, kendala anggaran, dan pilihan-pilihan konsumen.
  • 41. 2.2 TEORI EKONOMI MIKRO e Preferensi konsumen dapat kita hubungkan dengan alasan seseorang lebih menyukai satu jenis barang dan jasa tertentu dibandingkan yang lain. Kemudian mengenai kendala anggaran. Kita tentu selalu memiliki kendala anggaran, sehingga sudah pasti seorang konsumen akan mempertimbangkan harga. Sebagai pengusaha, kita dapat memandang hal ini sebagai wujud keterbatasan konsumen untuk membeli barang dan jasa akibat pendapatan mereka yang terbatas. Kemudian mengenai pilihan-pilihan konsumen. Dengan mengetahui preferensi dan adanya keterbatasan pendapatan maka suka atau tidak suka akan mengharuskan konsumen untuk memilih barang atau jasa tertentu yang akan dapat memaksimalkan kepuasan yang dirasakan oleh mereka. Pada akhirnya, kita akan mengetahui bahwa pemahaman terhadap pilihan konsumen akan membantu kita untuk memahami permintaan, yaitu berapa banyak jumlah suatu barang atau jasa yang dipilih konsumen untuk dibeli akan bergantung pada harga barang atau jasa tersebut. Setelah membaca modul ini, Anda dapat: 1. menjelaskan preferensi konsumen; 2. menjelaskan permintaan individu dan permintaan pasar; 3. menentukan jumlah barang dan jasa yang akan dikonsumsi; 4. menjelaskan bentuk-bentuk kurva indiferen; 5. menurunkan kurva permintaan individu; 6 menjelaskan permintaan pasar terbentuk.
  • 42. e ESPA4221/MODUL 2 2.3 KEGIATAN BELAJAR 1 Teori Preferensi Konsumen eperti yang telah dipahami pada modul sebelumnya, konsumen menghadapi situasi tentang bagaimana mengoptimalkan kepuasannya melalui pemenuhan kebutuhan konsumsi. Tetapi, tidak semua orang mempunyai pendapatan yang cukup untuk pemenuhan kebutuhannya, bahkan kebutuhan-kebutuhan mendasar. Sebagai contoh, biaya pendidikan di Indonesia semakin lama semakin mahal, hal ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tidak semua masyarakat Indonesia dapat memenuhi kebutuhannya akan pendidikan. Dengan demikian, yang dapat dilakukan manusia adalah memaksimalkan kepuasannya melalui konsumsi barang dan jasa dengan kendala anggaran yang dimilikinya. Pilihan tersebut pun akan menunjukkan preferensi konsumen terhadap barang atau jasa yang dikonsumsi. Untuk melihat bagaimana proses ini terjadi, kita harus mengetahui terlebih dahulu konsep mengenai batasan anggaran (budget line) dan kurva indiferen (indifference curve). A. KENDALA ATAU BATASAN ANGGARAN Kebutuhan manusia yang tak terbatas dan keterbatasan anggaran yang tersedia merupakan masalah yang harus dipecahkan agar manusia dapat hidup dengan baik. Dalam kehidupannya, manusia akan selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan, salah satunya adalah memilih kombinasi jumlah dua barang yang diperlukan dengan anggaran yang terbatas sehingga tingkat kepuasan yang diinginkan dapat tercapai. Pemakaian asumsi penggunaan dua macam barang ini dilakukan untuk mempermudah analisis grafis dan matematis. Misalnya saja dengan anggaran Rpl00.000,00 seorang konsumen ingin membeli buah apel dan buah jeruk. Diketahui pula bahwa harga satu buah apel sebesar 1000 dan satu buah jeruk sebesar 2000. Berdasarkan informasi tersebut, dapat dibuat tabel dengan beberapa pilihan kombinasi jumlah kedua buah tadi dengan anggaran yang tetap. Dari Tabel 2.1 dapat dibuat sebuah grafik yang mewakili data dalam tabel. Titik A adalah jumlah maksimum buah jeruk yang didapatkan dan titik B mewakili jumlah maksimum buah apel yang diperoleh. Dari kedua titik tersebut dapat ditarik sebuah garis, setiap titik yang terdapat dalam garis
  • 43. 2.4 TEORI EKONOMI MIKRO e tersebut merupakan kombinasi jumlah kedua buah yang dapat diperoleh konsumen dengan anggaran yang sudah ditentukan (terbatas). Tabel 2.1. Kombinasi Dua Kebutuhan Jumlah buah Jumlah Pengeluaran Jeruk Apel Jeruk Apel 0 100 0 100.000 5 90 10.000 90.000 10 80 20.000 80.000 15 70 30.000 70.000 20 60 40.000 60.000 25 50 50.000 50.000 30 40 60.000 40.000 35 30 70.000 30.000 40 20 80.000 20.000 45 10 90.000 10.000 50 0 100.000 0 Apel 100 50 ------------- I I •••• 25 Gambar 2.1. Batasan Anggaran Total pengeluaran 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 50 Jeruk
  • 44. e ESPA4221/MODUL 2 2.5 Gambar 2.1 memperlihatkan bahwa jika konsumen memilih titik A maka dia akan mendapatkan apel sebanyak 100 buah dan tidak mendapatkan jeruk sama sekali. Jika konsumen memilih titik B maka konsumen akan mendapatkan jeruk sebanyak 50 buah dan tidak mendapatkan buah apel sama sekali. Selain itu, konsumen dapat pula memilih sebuah titik lain di sepanjang garis tersebut, titik C misalnya. Bila titik C dipilih maka dia akan mendapatkan jeruk sebanyak 25 buah dan mendapatkan apel sebanyak 50 buah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa konsumen bisa memilih berbagai kemungkinan konsumsinya selama tidak melebihi anggaran yang dimiliki. Dengan kata lain, tidak melewati garis batas anggaran yang telah ditetapkan. B. INDIFFERENCE CURVE Indifference curve adalah sebuah kurva yang menunjukkan kombinasi jumlah dan jenis barang konsumsi di mana semua titik yang terdapat pada satu indifference curve mencerminkan tingkat kepuasan yang sama kepada konsumen. Apel B A 0 Gambar 2.2. Indifference Curve 12 Indifference curve, 11 Jeruk Seperti yang terlihat pada Indifference curve pada Gambar 2.2, setiap titik yang terdapat pada kurva I1 mempunyai tingkat kepuasan yang sama meskipun masing-masing titik mempunyai kombinasi jumlah dua barang konsumsi yang berbeda. Kombinasi konsumsi apel dan jeruk di titik A akan
  • 45. 2.6 TEORI EKONOMI MIKRO e memberikan tingkat kepuasan yang sama dengan kombinasi yang ada di titik B maupun C. Sebaliknya, kombinasi konsumsi barang pada 11 memberikan tingkat kepuasan yang berbeda dengan I2 yang dicerminkan dari posisi kedua kurva yang berbeda satu sama lain. 1. Aksioma dalam Indifference Curve Kita telah melihat bahwa bentuk dasar dari indifference curve adalah melengkung ke bawah. Mengapa demikian? Terdapat empat aksioma yang mendasari terbentuknya Indifference curve, yaitu berikut ini. a. Indifference curve yang lebih tinggi akan lebih dipilih Konsumen diasumsikan merupakan makhluk yang rasional dan barang atau jasa yang dikonsumsi merupakan barang yang menghasilkan kepuasan. Kombinasi barang dan jasa yang lebih banyak -menghasilkan kepuasan yang lebih besar- akan lebih disukai dibandingkan yang lebih sedikit. Apel 0 B A Gambar 2.3. ........._ ,2 Indifference curve, /1 Jeruk Dua Tingkat Kepuasan yang Berbeda Dari Gambar 2.3 terlihat bahwa kurva I1 dan I2 mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda. Titik-titik A, B, dan C yang terletak pada kurva 11 mempunyai tingkat kepuasan yang sama meskipun memiliki kombinasi kedua barang yang berbeda. Kurva I2 yang di dalamnya terdapat titik D mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi daripada 11. Bila konsumen diharuskan memilih dari keempat titik yang tersedia, tentunya konsumen akan lebih memilih titik D, hal tersebut dikarenakan jumlah barang yang terdapat di titik D berjumlah lebih banyak daripada yang terdapat pada titik- titik yang lain. Indifference curve yang lebih tinggi mewakili jumlah barang yang lebih banyak.
  • 46. e ESPA4221/MODUL 2 2.7 b. Indifference curve berbentuk miring ke bawah (downward sloping) Konsumen hanya akan memberikan satu barang jika akan mendapatkan lebih banyak barang pengganti dengan tingkat kepuasan yang sama. Sesuai dengan kurva maka jika jumlah suatu barang berkurang maka jumlah barang yang lainnya haruslah bertambah. Apel Gambar 2.4. Indifference urve, /1 Bentuk Kurva Melengkung ke Bawah eruk c. Indifference curve tidak boleh berpotongan Aoel 0 Jeruk Gambar 2.5. Indifference Curve yang Berpotongan Dari Gambar 2.5 dapat dilihat bahwa titik A dan titik B memberikan tingkat kepuasan yang sama. Hal tersebut juga berlaku pada titik B dan titik C di mana kedua titik tersebut juga berada pada kurva yang sama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa titik A dan titik C akan memberikan tingkat
  • 47. 2.8 TEORI EKONOMI MIKRO e kepuasan yang sama. Di saat yang bersamaan, jumlah kombinasi A dan C berbeda, titik C mempunyai jumlah barang yang lebih banyak karena kurva titik C berada di atas kurva titik A. Pemahaman bahwa titik A dan C akan memberikan tingkat kepuasan yang sama tidak dapat dibenarkan karena titik A dan C tidak berada dalam satu kurva yang sama sehingga keduanya tidak memberikan tingkat kepuasan yang sama karena itulah mengapa dua indifference curve tidak diperbolehkan berpotongan. d. Indifference curve berbelok ke bawah (convex) Bentuk dari indifference curve menjadi berbelok ke bawah dikarenakan sifat manusia yang lebih memilih akan menukarkan barang miliknya bila berjumlah banyak dibandingkan bila jumlah barang miliknya sedikit. Ini tidak lepas dari law of marginal diminishing return yang disarikan dari hukum Gossen. Dalam konteks konsumsi, hukum tersebut menerangkan bahwa semakin banyak jumlah suatu barang dikonsumsi maka barang tersebut akan memberikan tambahan kepuasan yang terus menurun. Berarti, dapat dikatakan pula bahwa konsumsi jeruk pertama akan menghasilkan tambahan kepuasan yang lebih besar dibandingkan konsumsi jeruk yang kelima misalnya. Dengan keberadaan law of marginal diminishing return inilah, indifference curve berbentuk konveks terhadap titik origin (0,0). Apel 14 •••••••••••.•••• MRS=6 8 ..................- - •••••••• ••• •• • 4 ·················~········~·············rvrPf~·.!.·1· 3 ·················>········=························ ~.....• : • 1 • • •• • • • • •• • •• • •• • •• • • •••••••• Indifference curve 2 3 6 7 Jeruk Gambar 2.6. Bentuk Kurva yang Berbelok ke Bawah
  • 48. e ESPA4221/MODUL 2 2.9 Besarnya tingkat substitusi dari barang yang satu terhadap barang yang lain sering kali dinyatakan dalam sebuah nilai. Nilai tersebut dikenal dengan nama marginal rate of substitution (MRS), yang akan dibahas lebih detail pada pembahasan berikutnya. Untuk mempermudah pemahaman, perhatikan titik A dan titik B pada Gambar 2.6. Titik A memiliki tingkat substitusi sebesar 6. Artinya, konsumen mau menukarkan 6 apel miliknya untuk mendapatkan 1 jeruk. Hal tersebut dapat terjadi karena konsumen masih memiliki 14 apel. Sedangkan nilai MRS titik B adalah 1, di mana konsumen hanya mau menukarkan 1 apel miliknya untuk mendapatkan 1 jeruk, hal tersebut terjadi karena konsumen hanya memiliki 4 apel. 2. Marginal Rate Substitution (MRS) Indifference curve MRS adalah kurva yang menunjukkan jumlah barang yang akan konsumen berikan agar ia mendapatkan barang yang lain untuk dikonsumsi. Nilai MRS dapat dihitung dengan membagi selisih jumlah barang yang terdapat pada sumbu Y dengan selisih jumlah barang yang terdapat pada sumbu X. Secara matematis, MRS dapat dituliskan dengan: MRS = LU L'.lY (2.1) Di mana M dan L'.lY adalah besarnya perubahan X dan Y. Sebagai contoh untuk penghitungan MRS, kita dapat melihat Gambar 2.6 di atas. Pada titik A, terlihat bahwa selisih jumlah barang pada sumbu Y adalah 6, sedangkan selisih jumlah barang pada sumbu X adalah 1, jadi nilai MRSnya adalah 6 : 1 = 6. Sebaliknya, di titik B, untuk mempertahankan tingkat kepuasan yang sama, konsumen harus merelakan satu buah apel untuk mendapat tambahan konsumsi satu buah jeruk. Dengan demikian, nilai MRS di titik B sebesar 1. Bentuk standar dari indifference curve, seperti yang telah di bagian sebelumnya adalah konveks terhadap titik origin (0,0). Akan tetapi, indifference curve memiliki beberapa kasus khusus. Setidaknya, terdapat dua contoh ekstrem dari indifference curve yang umum dikenal, yaitu berikut ini. a. Substitusi sempurna (perfect substituties) Dua buah barang yang bersifat substitusi sempurna akan memiliki nilai MRS yang sama di setiap titik. Dengan demikian, indifference curve akan berbentuk garis lurus seperti yang terlihat pada Gambar 2.7 di bawah ini.
  • 49. 2.10 T EDRI EKDNDM I MIKRD e 2 3. Mobil AS Gambar 2.7. Indifference Curve pada Barang Substitusi Sempurna b. Pelengkap sempurna (perfect complements) Dua buah barang yang merupakan pelengkap sempurna akan membentuk indifference curve yang memiliki sudut siku-siku ke kanan seperti yang terlihat pada Gambar 2.8. Kepuasan konsumen tidak akan bertambah bila tambahan konsumsi satu barang tidak dilengkapi dengan tambahan konsumsi barang lain. Dengan kata lain, konsumen akan meraih kepuasan lebih tinggi pada saat menambah konsumsi dua barang secara bersamaan dalam proporsi tertentu. '5 ......_...-....._. •• ••• ••• •• • ''L I .s ..~ :-•• • ~••• ••- - --~~~~~~~-- & • l1 r S~patu KmJan Gambar 2.8. Indifference Curve pada Barang Pelengkap Sempurna
  • 50. e ESPA4221/MODUL 2 2.11 Contoh sederhana yang dapat menjelaskan mengenai pelengkap sempurna adalah sepatu kanan dan sepatu kiri seperti terlihat pada Gambar 2.8. Bagi konsumen, tambahan satu buah sepatu kanan atau satu buah sepatu kiri saja tidak akan menambah kepuasannya. Tambahan tersebut tidak akan berguna tanpa diikuti tambahan pasangannya dalam proporsi yang sama. Konsumen akan bertambah kepuasannya dari 11 ke 12 ketika konsumsi sepatu kanan dan kiri bertambah pada jumlah yang sama, misalkan tiga. Dengan demikian, konsumsi bertambah dari 5 pasang sepatu menjadi 8 pasang sepatu. Setelah Anda mempelajari bentuk-bentuk kurva indiferen, silakan Anda coba membuat kurva tersebut sendiri, dan buatlah catatan kecil untuk memudahkan Anda belajar. C. INTERAKSI ANTARA BATASAN ANGGARAN DAN INDIFFERENCE CURVE Hingga saat ini, kita telah memahami konsep mengenai batasan anggaran dan indifference curve. Batasan anggaran memberikan pemahaman mengenai sejauh mana kombinasi barang atau jasa dapat dibeli. Sebaliknya, indifference curve menjelaskan pada kita bagaimana variasi kombinasi barang atau jasa disusun dari yang kurang disukai hingga yang paling disukai. Kita ingat kembali bahwa tujuan setiap konsumen adalah memaksi- malkan kepuasan yang dirasakannya dengan sumber daya yang terbatas yang dimiliki. Oleh karena itu, setelah mempelajari bentuk anggaran dan preferensinya, kondisi optimal bagi konsumen akan diperoleh dengan menentukan kombinasi barang dan jasa yang memberikan kepuasan yang optimal sepanjang tidak melewati garis anggaran yang dimiliki. Ketika pilihan kombinasi berada di bawah batas anggaran, dikatakan bahwa pilihan tersebut tidak optimal. Di sisi yang lain, bila pilihan tersebut di atas batas anggaran maka pilihan tersebut dikatakan tidak dapat dicapai (unattainable) karena melebihi sumber daya yang dimiliki. Untuk lebih mudah dalam memahami konsep di atas, misalkan seorang konsumen berniat untuk mengonsumsi dua jenis barang, yaitu misalkan apel dan jeruk. Sedangkan konsumen tersebut memiliki tingkat pendapatan sebesar Rp50.000,00. Harga apel dan jeruk masing-masing diketahui sebesar
  • 51. 2.12 TEORI EKONOMI MIKRO e Rpl.000,00 dan Rp2.000,00 per buah. Dengan informasi sedemikian, kita pun mengetahui bahwa konsumen dapat membeli apel paling banyak 50 dan nol jeruk, atau 25 buah jeruk dan nol apel. Gambar 2.9 memperlihatkan garis anggaran dari konsumen tersebut sekaligus beberapa indifference curve-nya yang mencerminkan tingkat kepuasan yang dihasilkan dari masing-masing kurva. Ape 50 A 25 ····-----~ ·------- I I I I 'I 15 Gambar 2.9. B - - - - Ii 25 Jeruk Kombinasi Pilihan yang Optimal Konsumen akan memilih alternatif pilihan di titik C pada indifference curve 12 dengan konsumsi jeruk sebesar 15 buah dan apel sebesar 25 buah. Konsumen bisa saja memilih alternatif A dan B karena kedua pilihan tersebut masih berada pada garis anggaran. Hanya saja, kita dapat melihat bahwa 11 berada di sebelah kiri dibandingkan dengan /2, yang menunjukkan bahwa kepuasan yang dihasilkan 11 lebih kecil dari yang dihasilkan /2• Titik D merupakan pilihan konsumsi yang akan memberikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan di titik C, tetapi berada di luar batas anggaran. Artinya, titik D tidak dapat dicapai. Dengan demikian, jelas bahwa pilihan terbaik bagi konsumen adalah pilihan konsumsi di titik C karena memberikan kepuasan optimal yang masih berada dalam batas anggaran. Dalam Gambar 2.9, perhatikan bahwa di titik C, batas anggaran bersinggungan dengan indifference curve. Ini berarti, marginal rate of
  • 52. e ESPA4221/MODUL 2 2.13 substitution (MRS) di titik C sama dengan kemiringan dari batas anggaran. Hal ini akan terus terjadi bahwa pilihan konsumsi akan selalu optimal pada titilc persinggungan indifference curve dan batas anggaran. Secara umum, kondisi ini dapat dituliskan dalam notasi matematis berikut. MRS = AX = ~ (2.2) ~y ~ Sisi kanan dari persamaan di atas merepresentasikan biaya kesempatan (opportunity cost) barang X dalam barang Y. Bila X adalah jeruk dan Y adalah apel maka biaya kesempatan untuk tambahan satu buah jeruk adalah dua buah apel. Sisi kiri merupakan nilai absolut kemiringan dari indifference curve pada titik tersebut, yakni ~y I AX . Seperti yang telah kita pelajari sebelumnya, dalam hal ini nilai tersebut merupakan besarnya tambahan apel yang harus diberikan untuk mengompensasi penurunan kepuasan akibat berkurangnya konsumsi jeruk sebesar 1 buah. y ~-- - ---- - --- - ---- ------ --- -- -----------------------------~----------- •• •• •• •• •• • ••• fl)( Gambar 2. 10. Pergerakan di Sepanjang Indifference Curve x Untuk memahami konsep di atas, digunakanlah konsep mengenai kepuasan marjinal (marginal utility) sebagai salah satu pendekatan umum. Kepuasan marjinal terhadap sebuah barang menunjukkan besarnya perubahan kepuasan yang didapatkan dari sebuah barang tersebut. Secara spesifik, misalkan MUx adalah tambahan kepuasan yang didapat untuk setiap
  • 53. 2.14 TEORI EKONOMI MIKRO e tambahan satu unit barang X yang dan MUy adalah tambahan kepuasan yang didapat untuk setiap tambahan satu unit barang Y dikonsumsi. Dengan demikian, seperti yang terlihat pada Gambar 2.10, ketika pilihan konsumsi berpindah dari A menuju B, konsumen akan mendapatkan tambahan kepuasan sebesar MUx. ~X untuk tambahan konsumsi X dan kehilangan kepuasan sebesar MUy. ~Y untuk berkurangnya konsumsi Y. Karena titik A dan B berada pada indifference curve yang sama U, kedua titik tersebut menghasilkan kepuasan yang sama. Kita kemudian dapat mengatakan bahwa tambahan kepuasan yang didapatkan dari tambahan X besarnya sama dengan hilangnya kepuasan dari berkurangnya Y. Kita dapat menuliskannya dengan MUxM = MUy ~Y (2.3) Persamaan di atas dapat ditulis ulang dengan notasi sebagai berikut. MUx _ ~y - MUv M (2.4) Perhatikan ketika misalkan pilihan optimal C berada di antara A dan B, sedemikian hingga kedua nilai ~X dan ~Y sangat kecil. Akibatnya, rasio ~XI~Y sama dengan kemiringan indifference curve di titik C, yang juga sama dengan rasio dari kepuasan marjinalnya. Karena kemiringan indifference curve di titik C sebagai pilihan optimal sama dengan kemiringan batas anggarannya maka kondisi di bawah ini harus dipenuhi. MUx _ ~Y _ Px - - MUv M Pv (2.5) Arti persamaan di atas adalah bahwa besamya MRS harus sama dengan perbandingan harga barang X dengan Y untuk mendapatkan pilihan konsumsi yang optimal. Selanjutnya, persamaan tersebut dapat kita kembangkan menjadi MUx MUr (2.6)
  • 54. e ESPA4221/MODUL 2 2.15 Persamaan tersebut jelas menyatakan bahwa rasio kepuasan marjinal terhadap harga atas tetap sama untuk setiap barang pada kondisi optimal. Apabila kondisi tersebut tidak dicapai maka pilihan yang diambil tidak mencerminkan pilihan yang optimal. ~~E -~. .. ~ . ......... . -~-- ........ LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1) Jelaskan apa yang dimaksud dengan kurva indiferens! 2) Jelaskan dengan singkat empat aksioma dalam kurva indiferens! 3) Jelaskan dua contoh ekstrem dari Indif.ference curve yang umum dikenal! 4) Jelaskan dengan singkat hubungan antara batasan anggaran dengan kurva indiferens ! 5) Jelaskan dengan singkat mengenai konsep Marginal Rate of Substitution! Petun,juk Jawaban Latihan 1) Untuk menjawab pertanyaan nomor satu, kita harus ingat bahwa kurva indiferens akan berhubungan dengan tingkat kepuasan yang dirasakan oleh konsumen saat ia mengonsumsi dua jenis barang yang berbeda. Telah dibahas sebelumnya bahwa berbagai titik yang berada di sepanjang kurva indiferens yang sama akan mencerminkan tingkat kepuasan yang sama yang dirasakan oleh konsumen, walaupun kombinasi jumlah dua jenis barang yang dikonsumsi berbeda. ,t:pcl ." ....-------------------------------------.
  • 55. 2.16 TEDRI EKDNDMI MIKRD e 2) Kita tentu mengetahui bahwa kurva indiferens memiliki empat aksioma dasar. Secara sederhana arti dari aksioma adalah suatu asumsi yang sudah dianggap benar. Aksioma pertama yang telah kita pelajari adalah bahwa Indifference curve yang lebih tinggi akan lebih dipilih. Aksioma satu ini ingin menjelaskan bahwa kuantitas yang lebih banyak akan lebih disukai oleh konsumen, dan dengan demikian tingkat kepuasan yang dirasakan konsumen juga akan lebih tinggi pada kurva indiferens yang lebih tinggi. Aksioma kedua yang telah kita pelajari adalah indifference curve berbentuk melengkung ke bawah (downward sloping). Kurva indiferens memiliki bentuk melengkung ke bawah karena konsumen hanya akan memberikan satu barang jika akan mendapatkan lebih banyak barang pengganti dengan tingkat kepuasan yang sama. Kemudian, aksioma yang ketiga adalah indifference curve tidak boleh berpotongan. Hal ini disebabkan karena akan melanggar asumsi nomor satu. Kemudian aksioma yang terakhir adalah indifference curve berbelok ke bawah (convex). Bentuk dari indifference curve menjadi berbelok ke bawah dikarenakan sif'at manusia yang lebih memilih akan menukarkan barang miliknya bila berjumlah banyak 3) Seperti kita ketahui setidaknya, terdapat dua contoh ekstrem dari indifference curve yang umum dikenal, yaitu: a. Substitusi sempurna (perfect substituties) Dua buah barang yang bersifat substitusi sempurna akan memiliki nilai MRS yang sama di setiap titik. Dengan demikian, indifference curve akan berbentuk garis lurus seperti yang terlihat pada Gambar 2.7 di bawah ini. 2 ' • }rz. 3. Dlmes
  • 56. e ESPA4221/MODUL 2 2.17 b. Pelengkap sempurna (perfect complements) Dua buah barang yang merupakan pelengkap sempurna akan membentuk indifference curve yang memiliki sudut siku-siku ke kanan seperti yang terlihat pada Grafik 2.8. Kepuasan konsumen tidak akan bertambah bila tambahan konsumsi satu barang tidak dilengkapi dengan tambahan konsumsi barang lain. Dengan kata lain, konsu1nen akan meraih kepuasan lebih tinggi pada saat menambah konsumsi dua barang secara bersamaan dalam proporsi tertentu. Contoh sederhana yang dapat menjelaskan mengenai pelengkap sempurna adalah sepatu kanan dan sepatu kiri. - 7 •_".JI•••••.....,._._••_. • •• ••~ L ., ••I ., •• •,., • --~~~~~~~~- h £ • I . SE1p.atµ Kanan 4) Hubungan antara batasan anggaran dengan kurva indif'erens adalah bahwa untuk mencapai tingkat kepuasan tertentu yang ditunjukkan pada kurva indiferens yang dimiliki kons·umen pasti memiliki kendala anggaran. Jadi, walaupun seorang konsumen memiliki tingkat kepuasan tertentu, tetapi apabila anggarannya tidak mencukupi maka konsumen itu tidak dapat mencapai tingkat kepuasan yang diinginkannya itu. 5) Seperti yang telah kita pelajari sebelumnya MRS adalah kurva yang menunjukkan jumlah barang yang akan konsumen berikan agar ia mendapatkan barang yang lain untuk dikonsumsi. Nilai MRS dapat dihitung dengan membagi selisih jumlah barang yang terdapat pada sumbu Y dengan selisih jumlah barang yang terdapat pada sumbu X
  • 57. 2.18 TEDRI EKDNDMI MIKRD e RANG KUMAN- - - - - - - - - - - - - - - - - - Dalam kehidupannya manusia mempunyai begitu banyak kebutuhan dan keinginan yang harus dipenuhinya. Akan tetapi, alat pemuas kebutuhan dan keinginan manusia jumlahnya sangatlah terbatas. Keterbatasan pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia ini disebut dengan kelangkaan (scarc:ity). Dengan anggaran yang terbatas, manusia dituntut untuk memaksimalkan kepuasannya. Indif.ference cu-rve adalah sebuah kurva yang menunjukkan kumpulan bundel barang yang dikonsumsi yang memberikan tingkat kepuasan yang sama kepada konsumen. MRS adalah jumlah barang yang akan konsumen berikan untuk mendapatkan yang lain. Nilai MRS dapat dihitung dengan m.embagi selisih jumlah. barang yang terdapat pada sumbu Y dengan selisih jumlah barang yang terdapat pada sumbu X. Kepuasan (utility) adalah suatu nilai yang mewakili kepuasan konsumen yang diperoleh dari keranjang belanja yang diberikan. Pilihan adalah interaksi dari preferensi dan keterbatasan yang menyebabkan manusia harus memilih. Dalam analisis ekonomi banyak digunakan asumsi cateris paribus yang menganggap bahwa semua faktor adalah konstan, hanya faktor yang dipelajari yang diperbolehkan berubah. TES FDRMATIF 1 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1) Apakah yang menjadi kendala bagi konsumen? A. Pendapatan yang terbatas. B. Harga. C. Konsumen tidak memiliki kendala. D. Biaya produksi. 2) Sebuah kurva yang menunjukkan kombinasi jumlah dan jenis barang konsumsi di mana semua titik yang terdapat pada satu kurva tersebut mencerminkan tingkat kepuasan yang sama kepada konsumen adalah .... A. kurva permintaan B. kurva penawaran C. kurva indiferens D. model ekonomi
  • 58. e ESPA4221/MODUL 2 2.19 3) , ~nel,,,. • 1Q.. Jeruk Mengapa kurva indiferens yang lebih tinggi (12) lebih disukai oleh konsumen? A. Karena jumlah kuantitas kedua jenis buah yang bisa dikonsumsi lebih banyak. B. Karena jumlah kuantitas apel lebih banyak dibandingkan sebelumnya. C. Karena jumlah kuantitas jeruk lebih banyak dibandingkan sebelumnya. D. Karena konsumen memiliki pilihan baru. 4) Kepuasan konsumen tidak akan bertambah bila tambahan konsumsi satu barang tidak dilengkapi dengan tambahan konsumsi barang lain. Pemyataan ini menunjukkan salah satu wujud ekstrem dari suatu kurva indiferens, yaitu .... A. substitusi sempurna B. komplementer sempuma C. substitusi tidak sempuma D. komplementer tidak sempuma 5) lstilah yang menunjukkan jumlah barang yang akan konsumen berikan atau korbankan untuk mendapatkan barang yang lain adalah .... A. marginal revenite B. marginal rate ofsubstitution C. marginal cost D. risk aversion
  • 59. 2.20 TEORI EKONOMI MIKRO e Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1. Jumlah Jawaban yang Benar Tingkat penguasaan = ----------- x 100% Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80o/o, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.
  • 60. e ESPA4221/MODUL 2 2.21 KEGIATAN BELAJAR 2 Permintaan lndividu dan Permintaan Pasar ukum permintaan menyatakan bahwa makin rendah harga dari suatu barang maka akan semakin banyak permintaan atas barang tersebut. Sebaliknya jika makin tinggi harga suatu barang maka akan semakin sedikit permintaan atas barang tersebut. Hal tersebut dapat terjadi karena apabila suatu barang mengalami kenaikan harga maka pembeli biasanya akan mencari barang pengganti untuk barang yang mengalami kenaikan harga tersebut. Selain itu, apabila terjadi kenaikan harga atas suatu barang, maka dengan pendapatan pembeli yang tetap mengharuskan dirinya untuk mengurangi pembelian barang yang lain agar barang yang mengalami kenaikan harga dapat terbeli. Mekanisme tersebut akan kita pahami dalam pembahasan mengenai permintaan individu. Selanjutnya, dari pemahaman mengenai permintaan individu, kita juga akan memahami bagaimana permintaan pasar suatu barang atau jasa terbentuk. Tahukah Anda Dengan memahami permintaan individu maka kita juga dapat memahami permintaan pasar A. PERMINTAAN INDIVIDU 1. Pembentukan Permintaan lndividu Pada level individu, permintaan merupakan turunan dari keseimbangan yang terjadi pada indifference curve dan batas anggaran. Permintaan diturunkan dengan mengubah harga suatu barang sehingga batas anggaran menjadi bergeser. Pergeseran tersebut pada akhirnya akan mengubah keseimbangan awal sehingga pilihan konsumsi barang atau jasa juga akan berubah. Perhatikan Gambar 2.11 di bawah ini. Misalkan dari contoh terdahulu, kita ingin menurunkan permintaan individu akan jeruk. Pada bagian (A), kondisi awal adalah keadaan keseimbangan di titik A pada tingkat kepuasan 11, di mana konsumsi jeruk sejumlah 10 buah pada tingkat harga 2500 rupiah. Sekarang, harga jeruk turun menjadi 2000 rupiah. Penurunan harga jeruk
  • 61. 2.22 TEORI EKONOMI MIKRO e menyebabkan batas anggaran bergeser ke kanan karena sekarang semakin banyak jeruk yang dapat dibeli. Pergeseran batas anggaran memberikan kesempatan bagi konsumen untuk menambah kepuasan sehingga indifference curve bergeser dari 11 ke /2. Hal yang sama terjadi ketika harga terus turun menjadi 1500. Batas anggaran akan bergeser lagi dan kepuasan konsumen akan bertambah menjadi 13. Apel Harga -------- ------ ------------------ ------- B---------- A : 10I I I I I I I I I I : 16r (A) :22I I I I I I I I I I 'I 2500 --------- IiA -------·-------~ 2000 1500 I I I I :B ----------...------ -------•I I I I I I I c ----------~-------~-------• I I I I I I 1 I I I I I I I I I I I 1 I I I I I I I I I I 10 16 22 (B) Gambar 2.11. Jumlah Jeruk Penurunan Kurva Permintaan lndividu Jeruk Pergeseran pilihan konsumsi barang dan jasa terjadi sebagai akibat penurunan harga selanjutnya kemudian dapat disusun menjadi kurva permintaan. Seperti yang terlihat pada bagian (B), konsumsi jeruk di titik A, B, dan C masing-masing dipasangkan dengan tingkat harganya, sehingga didapat kurva D1. Kurva D1 mencerminkan besarnya konsumsi jeruk yang diinginkan oleh konsumen pada berbagai tingkat harga. Kurva D1 inilah yang sering kita sebut dengan kurva permintaan individu.
  • 62. e ESPA4221/MODUL 2 2.23 2. Efek Substitusi dan Efek Pendapatan Misalkan harga sebuah barang mengalami penurunan. Dengan demikian, penurunan tersebut dapat menggeser batas anggaran sedemikian hingga kepuasan baru yang diperoleh lebih besar dibandingkan sebelumnya. Bila kita kaitkan dengan tingkat konsumsinya maka dapat kita simpulkan bahwa penurunan harga dapat menyebabkan kenaikan barang yang dikonsumsi. Penurunan harga memiliki dua pengaruh. Pertama, dengan turunnya harga maka konsumen menikmati kenaikan daya beli riil karena dengan sejumlah uang sama, barang yang mampu dibeli menjadi semakin banyak. Kedua, penurunan harga suatu barang menjadikan harga barang tersebut relatif lebih murah dibandingkan dengan barang lain sehingga konsumen akan cenderung untuk mengonsumsi barang yang lebih murah. Sebenarnya, kedua efek ini terjadi bersamaan, tetapi dapat kita uraikan satu per satu seperti halnya terlihat pada Gambar 2.12. Pada saat harga jeruk turun, batas anggaran BL1 bergeser menjadi BL3. Pilihan konsumen berubah dari A menjadi C, di mana konsumsi jeruk bertambah dari JAmenjadi JB. Kepuasan konsumen pun bertambah, tercermin dari pergeseran indifference curve dari 11 ke 12. Penurunan harga jeruk pun juga mempengaruhi konsumsi apel, yang bertambah sebesar AAAc. Efek total dari bertambahnya konsumsi jeruk (total effect (TE)) ini dapat dibagi dua, yaitu efek substitusi (substitution effect (SE)) dan efek pendapatan (income effect (IE)). Apel •___________..__ 'I I 'I I 'I IE TE Gambar 2.12. Efek Substitusi dan Efek Pendapatan 50 Jeruk