Indonesia memiliki angka kematian neonatus tertinggi di Asia Tenggara yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti kompetensi tenaga kesehatan dan penyebab kematian utama seperti BBLR dan asfiksia. Algoritma resusitasi neonatus Indonesia direvisi setiap 5 tahun untuk meningkatkan kualitas pelayanan berdasarkan bukti ilmiah. Revisi terbaru pada 2022 mempertegas beberapa langkah kunci seperti penggunaan monitor EKG, target
3. Latar Belakang
• Indonesia menduduki peringkat ke-
7 dalam AKN (WHO, 2020)
• AKB sebesar 24/1.000 kelahiran
hidup (SDKI, 2017)
• AKN sebesar 15/1.000 kelahiran
hidup (Profil Kesehatan Indonesia,
2019)
Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang angka kematian bayi tertinggi,
terutama neonatus
*AKN: Angka Kematian Neonatus
*AKB: Angka Kematian Bayi
4. Proporsi Penyebab Kematian Neonatal (0-28 Hari)
di Indonesia Tahun 2020
Penyebab AKN tertinggi
BBLR (35,5%)dan
asfiksia (27%)
Ditjen Pelayanan Kesehatan,KemenkesRI,2021
Hal ini berhubungan dengan
kompetensi para tenaga
kesehatan
6. KegagalanTransisi Neonatus
• Apnea
• Napas Irreguler
• Takipnea
• Bradikardia
• Takikardia
• Tonus otot buruk
• Pucat
• Sianosis
• SpO2 tidak
mencapai target
• Hipotensi
Sistem Adaptasi fisiologis
Kardiovaskular Tekanan darah sistemik
meningkat Laju jantung >
100x/mnt
Respirasi Alveolus terbuka
Tekanan darah pulmonal
menurun Volume tidal
Neuromuskuler Tonus otot aktif
Responsif terhadap lingkungan
Termoregulasi Suhu permukaan 36-37 C
7. 0,05%Adrenalin
0,1% kompresi
dada
3-6%
butuh bantuan
ventilasi
5-10%
butuh bantuan langkah
awal
Semua bayi lahir membutuhkan
perawatan rutin
(penilaian napas,
mengeringkan/menghangatkan, IMD)
< 1% membutuhkan resusitasi lanjutan
< 10% membutuhkan “langkah
awal” hingga ventilasi
100% membutuhkan
perawatan rutin
BAYI LAHIR
PERLU
DIDAMPINGI
TENAGA
KESEHATAN
Wall SN, et al. Int J Gynaecol Obstet. 200-
Barkemeyer BM. 2011
8. ResusitasiNeonatus
• Langkah langkah tindakan sistematis, berurutan yang bila
secara efektif terbukti dapat mengembalikan fungsi sistem
kardiovaskular neonatus menjadi lebih baik sehingga neonatus
terhindar dari kematian.
• Stabilisasi adalah evaluasi klinis terhadap fungsi vital kehidupan
dan segenap usaha memperbaikinya yang dilakukan pasca
resusitasi untuk memastikan bayi terhindar dari kematian
9. Konsil ResusitasiNeonatus di Dunia
• American Heart Association
• European Resuscitation Council
• Heart and Stroke Foundation
of Canada
• Australian and New
Zealand Committee on
Resuscitation
• Resuscitation Councils of
Southern Africa
• Resuscitation Councils of Asia
(RCA)
Rekomendasi ILCOR
untuk
meningkatkan angka
survival
1.Guidline berdasarkan
bukti ilmiah
2.Edukasi efektif untuk
calon provider
resusitasi
3.Implementasi resusitasi
efektif dan tepat waktu
10.
11. RESUSITASINEONATUSINDONESIA
• Resusitasi Neonatus Indonesia
Pertama kali di susun oleh UKK
Neonatologi di tahun 2013.
• Sumber Referensi : American Heart
Association European Resuscitation
Council dan Australian and New
Zealand Committee on Resuscitation
• Disesuaikan dengan kondisi di
Indonesia
• Revisi setiap 5 tahun sekali : 2013, 2017
dan 2022
15. Perbedaan Algoritme
ResusitasiNeonatus Indonesia
Subyek 2013 2017 2022
Persiapan Resusitasi Tidak tercantum tercantum tercantum
Penilaian Tonus Otot dan
Usaha napas
Tonus otot dan
usaha napas
Prematuritas, Tonus
otot dam usaha
napas
Langkah awal 30 detik diikuti
dengan langkah
Bantuan
pernapasan (VTP 30
detik)
Langkah awal dan
Bantuan pernapasan
(dalam 1 menit)
Langkah awal dan
Bantuan pernapasan
(dalam 1 menit
Monitor EKG Tidak tercantum Tidak tercantum Tercantum
Langkah koreksi Tidak tercantum Tercantum pasca VTP
tidak adekuat
Tercantum 15 detik
pasca VTP
Intubasi Pasca Pijat Jantung Sebelum Pijat Jantung Sebelum Pijat Jantung
PJB Tidak tercantum Tidak tercantum Tercantum
CPAP 5-8 cmH20 5-8 cmH2O 7 cmH2O
Target saturasi rentang 10% Rentang 10% Rentang 5%
16. Alur ResusitasiNeonatus Indonesia 2022
• Berdasarkan rekomendasi ILCOR 2020
• Draft disusun oleh UKK Neonatologi
• Disempurnakanoleh anggota UKK dari berbagai senter
pendidikan dan non pendidikan
• Disahkan oleh Ketua IDAI
• Berlaku untuk 5 tahun kedepan
• Panduan bagi semua Tenaga Kesehatan di Indonesia dalam
memberikan pelayanan resusitasi neonatus (PONED dan
PONEK)
• Panduan bagi semua institusi pendidikan tenaga kesehatan
(dokter perawat dan bidan) di Indonesia (ujian OSCE)
17. Perbedaan dengan AAP/AHA
• Pada prinsipnya tidak ada
perbedaan
• Alur Resusitasi IDAI terlihat lebih
kompleks sementara alur resusitasi
AAP lebih sederhana
• Beberapa hal yang dianggap takut
tidak terperhatikan oleh nakes di
Indonesia ditulis detail di alur
IDAI
• Contoh : Langkah koreksi, CPAP,
Oksigen aliran bebas
• Penggunaan Cardiac Monitor
18. Alur ResusitasiNeonatus
Indonesia 2022
Terdiri dari 5 blok besar
• Persiapan Resusitasi
• Langkah awal dan manajemen
jalan napas
• Bantuan Pernapasan
• Bantuan Sirkualasi
• Bantuan obat-obatan
20. Konsultasi Antenatal
Faktor Penyulit Maternal Faktor Penyulit Janin Faktor Penyulit Persalinan
Keteraturan antenatal Gawat Janin Partus tidak maju
Ketuban pecah dini Prematuritas Cephalopelvic disproportion
Perdarahan menjelang persalinan Pertumbuhan janin terhambat Perdarahan antepartum
Hipertensi dalam kehamilan Gmelli/Triplet General anastesi
Diabetes dalam kehamilan Kelainan kongenital Ketuban hijau kental berbau
Infeksi menjelang kehamilan Makrosomia Talipusat membumbung
TORCHES
Konsumsi obat selama kehamilan
Korioamnionitis
Plasenta Previa
21. PersiapanResusitasiKonsultasi Antenatal
• Makin banyak faktor risiko
• Makin tinggi kemungkinan resusitasi
• Makin kompleks kebutuhan resusitasi
• Makin membutuhkan provider resusitasi
neonatus
• Provider Resusitasi Neonatus
• Basic
• Advanced
Konsultan
Neonatologi
Fellow Neonatologi Dr Spesialis Anak Dr Umum
Semua Neonatus
risiko tinggi tanpa
batasan
UG > 28
minggu
BL>1000
gram
UG >
35minggu BL
> 1800 gram
Cukup Bulan
Berat > 2500
gram
Jika berhalangan maka dapat diganti nakes dengan strata dibawahnya
Setiap Persalinan Harus
didampingi oleh seorang
NAKES PROVIDER
RESUSITASI NEONATUS
Jumlah dan spesifikasi
NAKES bergantung dengan
Faktor risiko
22. TimResusitasi
• Tanggung jawab : Airway, sirkulasi, akses
vena dan alat
• Fokus pada kerjasama Tim
• Dipimpin seorang pemimpin dengan
spesifikasi provider tertinggi DAN
kemampuan memimpin
• Mampu mengumpulkan informasi
dan melakukan analisis
• Antisipatif dan terencana
• Breafing dan debriefing
2 =
Circulation
1 =
Airway-
Breathin
g
3 obat dan alat
23. TimResusitasi
• Leader : Airway and Breathing
• Circulation : Chest compression,
Heart rate assessment, SpO2
• Equipment : IV access, drugs
preparation
2 =
Circulation
3 obat
dan alat
Bekerja dengan
cara
• Terkoordina
si
• Harmonis
• Efisien
• Time based
1 =
Airway-
Breathin
g
24. PersiapanAlat ResusitasiNeonatus
• Alat-alat resusitasi sudah selalu stand by
• Gunakan check list --> pastikan selalu
diganti.
• Diletakkan di tempat yang mudah
dijangkau
• Boleh disesuaikan dengan kondisi
fasyankes masing masing.
25. Penilaian Cepat BayiBaru Lahir
3 Pertanyaan :
• Prematur
• Usaha Napas
• Tonus Otot
3 issue :
• Kapan memulai
Timer?
• Menangis atau
Gasping ?
• Deleyed cord clamping
?
26. Kontak Kulit Dini
Bayi bugar t o n u s otot dan usaha
napas b
a
i
kBayi cukup bulan
Bayi berat lahir cukup
Prasyarat :
Suhu kamar 24-26 C
Tanda vital terpantau dengan baik
Belum cukup bukti untuk
merekomendasikan
melakukan kontak kulit dini pada bayi
prematur, bayi tidak bugar (sesak napas)
27. Delayed VSEarlyCord Clamping
Delayed(> 30 s) Early (<30 s)
Bayi cukup bulan bugar Plasenta previa, abruptio
plasenta, plasenta previa,
tali pusat membumbung
dsb.
Bayi prematur bugar Kehamilan Multiple
Bayi cukup bulan tidak bugar
Bayi Prematur tidak bugar
28. LangkahAwal
• Hangatkan , Keringkan , Stimulasi
dan buka jAlan napas. (H A K S
A)
• Hati2 dengan Gasping
perlakukanseperti apnea
• Suction tidak rutin
• Boleh dilakukan secara simultan
dengan VTP pada bayi apnea
• Prinsip dalam 1 menit bayi harus
sudah bernapas
• Bayi < 32 minggu atau BL < 1500
langsung cover dengan plastik
polietilen
29. Respondari penilaian awal
•
Parameter Laju jantung
< 100 > 100
Apnea /Gasping VTP N/A
Mulai Bernapas VTP Observasi
Bernapas
nyaman+
Sianosis
N/A Free flow Oxygen
Merintih/ Retraksi N/A CPAP
Problem : Menilai laju jantung secara obyektif
(auskultasi prokordial, palpasi umbilikal, Pulse
oximetri, Monitor EKG)
30. Ventilasi TekananPositif
Peletakkan Masker yang
baik Posisi Menghidu
VTP Kecepatan 40-60x/menit
dan PIP 25-30 cmH2O, PEEP
5 cmH2O
Kembang
dada LDJ
meningkat
Langka
h
Koreks
i
Evaluasi
LDJ >
100
Usaha
Napas
Npas
spontan
dan HR>
100x/mn
t
< 60
dan
apnea
HR >60-
<100
dan apnea
CPAP
Intubasi/ Sungkup
Laring FiO2 100%
VTP + Kompresi Dada
Y
a
tdk
31. ALATVENTILASITEKANANPOSITIF
Courtesy of Sukarja
D
KOMPETENSI DOKTER UMUM DALAM RESUSITASI
NEONATUS
FASILITAS LENGKAP FASILITAS TERBATAS
VTP T-piece resuscitator BMS/BVM Mixsafe
CPAP Jackson Rees
O2
Oksigen blender Gas medis + O2 murni
(rumus 8)
Gas medis
(oksigen
21%)
Oksigen
100 %
32. EvaluasiVTPKeefektifan
Ventilasi TekananPositif
Laju jantung Kembang dada Langkah resusitasi
Tidak meningkat Tidak mengembang Lakukan langkah koreksi
Tidak meningkat Mengembang Lanjutkan VTP 15 detik nilai
ulang
Meningkat Dada mengembang Lanjutkan VTP sampai 30 detik
Meningkat tidak mengembang Lanjutkan VTP sampai 30 detik
Waktu Tujuan
15 detik Laju jantung meningkat
30 detik laju jantung > 100x/menit
33.
34. Continuous Positive Airway Pressure
Device Start Evaluasi Lanjutan
T peace resuscitator Masker 2-5 menit Short Single Bi -
Nasal prong / Naso
faringeal
Balon tidak mengembang
sendiri
Tekanan 7 cmH2O naikkan 8 cmH20
jika masih retraksi
Turunkan 6 cmH20
jika bayi napas
nyaman
Pasang Feeding
tube untuk
dekompresi
lambung
Klinis SpO2 Setting
Retraksi, takipena SpO2 < target CPAP 8 cmH20,
Apnea FiO2 > 40%
HR < 100x/menit Flow 8-10 Lpm
GAGAL CPAP intubasi dan VTP
35. Peletakkan Masker yang baik
Posisi Menghidu
VTP Kecepatan 40-60x/menit
dan PIP 25-30 cmH2O, PEEP
5 cmH2O
Kembang
dada LDJ
meningkat
Langka
h
Koreks
i
Evaluasi
LDJ >
100
Usaha
Napas
Napas
spontan
dan HR>
100x/mn
t
< 60
dan
apnea
HR >60-
<100
dan apnea
CPAP
Intubasi/ Sungkup Laring
FiO2 100%
VTP + Kompresi Dada
Y
a
tdk
Lanjutkan
VTP
37. TargetSaturasi (SpO2)
Membutuhkan alat pemantau SpO2 yang akurat Pulse Oximetri
N
e
o
n
a
t
u
sMembutuhkan Sumber gas yang bisa mentitrasi FiO2
Blander Oxigen
38. SIMPULAN
• Alur Resusitasi Neonatus Indonesia merupakan
upaya IDAI untuk menurunkan angka kematian
Neonatus
• Alur Resusitasi Neonatus Indonesia dibuat sesuai
dengan kondisi karakteristik Nakes dan Bayi di
Indonesia namun tetap berdasarkan rekomendasi
ILCOR 2020