Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi dalam kehamilan, yang menjelaskan pengertian, faktor risiko, patofisiologi, gejala, klasifikasi, diagnosa, komplikasi, dan penanganannya. Hipertensi dalam kehamilan dapat berupa hipertensi karena kehamilan atau hipertensi kronik, dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius bagi ibu dan janin.
4. Faktor Resiko
Terdapat banyak faktor resiko untuk terjadinya hipertensi dalam
kehamilan, yang dapat dikelompokkan dalam faktor risiko sebagai
berikut :
•Primigrafida, primipaternitas
•Hiperplasentosis, misalnya: mola hidatidosa, kehamilan multipel,
diabetes mellitus, hidrops fetalis, bayi besar
•Umur yang ekstrim
•Riwayat keluarga pernah preeklampsia/eklampsia
•Penyakit-penyakit ginjal dan hypertensi yang sudah ada sebelum
hamil
•Obesitas
5. Patofisiologis
• Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum
dikeahui dengan jelas. Teori-teori yang sekarang banyak
dianut adalah :
• Teori kelainan vaskularisasi plasenta
• Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi
endotel
• Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
• Teori adaptasi kardiovaskularori genetik
• Teori definisi gizi
• Teori inflamasi
6. Gejala dan Tanda
• Tekanan darah sistolik merupakan indicator dalam
penanganan hipertensi dalam kehamilan, oleh karena
tekanan diastolic mengukur tahanan perifer dan tidak
tergantung keadaan emosional pasien.
• Diagnosis hipertensi dibuat jika tekanan darah ≥ 90
mmHg pada 2x pengukuran berjarak 1 jam atau lebih.
• Hipertensi dalam kehamilan dapat dibagi dalam:
Hipertensi karena kehamilan
Hipertensi kronik
7. Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan
1. Hipertensi karena kehamilan
•Lebih sering pada primigravida. Patologi telah tejadi akibat
implantasi sehingga timbul iskemia plasenta yang diikuti
sindrom inflamasi
Risiko meningkat pada :
•Masa plasenta besar (pada gemeli, penyakit trofoblas)
•Diabetes mellitus
•Isoimunitas rhesus
•Faktor herediter
•Masalah vaskuler
8. Lanjutan…
Hipertensi karena kehamilan :
•Hipertensi tanpa proteinuria atau edema
•Preeclampsia ringan
•Preeclampsia berat
•Eclampsia
Hipertensi karena kehamilan dan preeclampsia ringan
sering ditemukan tanpa gejala, kecuali meningkatnya
tekanan darah.
Prognosis menjadi lebih buruk dengan terdapatnya
proteinuria. Edema tidak lagi menjadi suatu tanda yang
sahih untuk preeclampsia.
9. Lanjutan…
Preeclampsia berat didioagnosis pada kasus dengan salah satu gejala berikut :
•Tekanan diastolic > 110 mmHg
•Proteinuria ≥ 2+
•Oliguria < 400 ml per 24 jam
•Edema paru: nafas pendek, sianosis, rhonkhi +
•Nyeri daerah epigastrium atau kuadran atas kanan
•Gangguan penglihatan : skotoma atau penglihatan berkabut
•Nyeri kepala hebat, tidak berkurang degan analgesic biasa
•Hiperrefleksia
•Mata : spasme arteriolar, edema, ablasio retina
•Koagulasi : koagulasi intravaskuler disseminate, sindrom HELLP
•Pertumbuhan janin terhambat
•Otak : edema serebri
•Jantung : gagal jantung
10. Lanjutan…
Eklampsia ditandai oleh gejala-gejala preeclampsia berat
dan kejang :
•Kejang dapat terjadi tidak tergantung dari beratnya
hipertensi
•Kejang bersifat tonik-klonik, menyerupai kejang pada
epilepsy grand mal
•Koma terjadi sesudah kejang, dapat berlangsung lama
(berjam-jam)
11. Lanjutan…
Diagnosis : hipertensi.
•Tekanan darah : kenaikan tekanan diastolic 15mmHg atau
> 90 mmHg dalam pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan
diastolic sampai 110 mmHg
•Tanda lain : proteinurine (-), kehamilan > 20 minggu
Diagnosis : preeclampsia ringan
•Tekanan darah : kenaikan tekanan diastolic 15mmHg atau
> 90 mmHg dalam pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan
diastolic sampai 110 mmHg
•Tanda lain : proteinurine 1+
12. Lanjutan…
Diagnosis : preeclampsia berat
•Tekanan darah : tekanan diastolic > 110 mmHg
•Tanda lain : proteinurine 2+, oliguria, hiperrefleksia,
gangguan penglihatan, nyeri epigastrium
Diagnosis : eklampsia
•Tekanan darah : hipertensi
•Tanda lain : kejang
13. 2. Hipertensi kronik
Hipertensi kronik dideteksi sebelum usia kehamilan 20
minggu. Superimposed preeclampsia adalah hipertensi
kronik dengan preeclampsia
Diagnosis : hipertensi kronik
•Tekanan darah : hipertensi
•Tanda lain : kehamilan < 20 minggu
Diagnosis : superimposed pre-eclampsia
•Tekanan darah : hipertensi kronik
•Tanda lain : proteinurina + tanda-tanda lain dari pre-
eklampsia
14. Diagnosis diferensial
• Hipertensi kronik
Jika tekanan darah sebelum kehamilan 20 minggu tidak diketahui,
sulit membedakan antara preeclampsia dan hipertensi kronik,
dalam hal demikian, tangani sebagai hipertensi karena
kehamilan
• Proteinuria
Secret vagina atau cairan amnion dapat mengkontaminasi urin,
sehingga terdapat proteinuria
Kateterisasi tidak dianjurkan karena dapat mengakibatkan
infeksi
Infeksi kandung kencing, anemia berat, payah jantung, partum
lama juga dapat menyebabkan proteinuria
Darah dalam urin, skistosomiassis, kontaminasi darah vagina
dapat menghasilkan proteinuria positif palsu
15. 3. Kejang dan koma
Eklampsia harus di DD dengan epilepsy, malaria
serebral, truma kepala, penyakit serebrobaskuler,
intoksikasi (alcohol, obat, racun), kelainan
metabolism (asidosis), meningitis, ensefalitis,
ensefalopati, intoksikasi air, hysteria dan lain-lain
17. Lanjutan…
Kejang koma :
•Trauma karena kejang
•Aspirasi cairan, darah, muntahan, dengan akibat gangguan
pernafasan
Penanganan tidak tepat :
•Pneumonia
•Infeksi saluran kemih
•Kelebihan cairan
•Komplikasi anestesi atau tindakan obstetric
18. Penanganan umum
• Segera rawat
• Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum sambil mencari
riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarganya.
• Jika pasien tidak bernafas :
• Bebaskan jalan nafas
• Beri O2 dengan masker
• Intubasi jika perlu
• Jika pasien tidak sadar/koma
• Bebaskan jalan nafas
• Baringkan pada satu sisi
• Ukur suhu
• Periksa apakah ada kaku tengkuk
19. Lanjutan…
• Jika pasien syok → lihat penanganan syok
• Jika ada perdarahan → lihat penanganan perdarahan
• Jika kejang :
• Baringkan pada satu sisi, tempat tidur arah kepala
ditinggikan sedikit untuk mengurangi kemungkinan
aspirasi secret, muntahan atau darah
• Bebaskan jalan nafas
• Pasang spatel lidah untuk menghindari tergigitnya lidah
• Fiksasi, untuk menghindari jatuhnya pasien dari tempat
tidur
20. Lanjutan…
• Jenis antihipertensi yang digunakan pada hipertensi kronik,
ialah :
• Α-Metildopa :
Suatu α2– reseptor agois
Dosis awal 500 mg 3 x per hari, maksimal 3 gram per hari
• Calcium-channel-blockers
Nifedipin : dosis bervariasi antara 30-90 mg per hari
• Deuritik thiazide
Tidak diberikan karena akan mengganggu volume plasma
sehingga mengganggu aliran darah utero-plasenta.
21. Cara mencegah hipertensi
• Pembatasan kalori, cairan, dan diet rendah garam tidak
dapat mencegah hipertensi karena kehamilan, malah
dapat membahayakan janin
• Manfaat aspirin, kalsium dan lain-lain dalam mencegah
hipertensi karena kehamilan belum terbukti
• Yang lebih perlu adalah deteksi dini dan penanganan
cepat tepat. Dalam rencana pendidikan keluarga (suami,
orang tua, mertua, dll) harus dilibatkan sejak awal
• Pemasukan cairan terlalu banyak mengakibatkan edema
paru
22. Dampak Hipertensi Kronik pada Ibu dan
Janin
1. Dampak pada ibu
o solusio placenta
o superimposed preeklamsia
o oliguria
o gangguan ginjal