2. Bayi harus berpindah dari kehidupan INTRA
uterin EKSTRA uterin
Berpotensi / berisiko GAGAL beradaptasi
Terutama pada
Kehamilan yang dikategorikan berisiko tinggi
Bayi dengan riwayat gawat janin
2
3. Angka kejadian mortalitas dan morbiditas
neonatus di Indonesia masih tinggi,dengan
penyebabnya antara lain Aspiksia,Prematuritas dan
Infeksi.
Hal ini akibat dari ANC yang tidak jelas,
penanganan yang terlambat,dan atau perawatan
yang tidak memadai / tidak sesuai standar.
Oleh karena itu di perlukan kerjasama antar
petugas kesehatan dengan pelayanan yang
berkualitas dan berbasis bukti dalam menangani
kasus yang terjadi pada neonatus.
4. Mengenal neonatus yang berisiko
Deteksi dini kegawatan
Pertolongan cepat
Menghindari kerusakan lebih lanjut
Tumbuh kembang tidak terganggu
4
6. Perawatan
neonatus dalam
1 jam pertama
dampak
bermakna bagi
luaran bayi
terutama pada
bayi prematur
Perawatan
neonatus dalam
1 jam pertama
harus
memfokuskan
untuk
menurunkan
komplikasi :
hipotermi, IVH,
CLD dan ROP
Kerja tim,
perawatan
konsisten dan
aplikasi sesuai
praktek berbasis
bukti akan
meningkatkan
kualitas pelayanan
neonatus
Tin W, Milligan DW, Pennefather P, Hey E. Pulse oximeter, severe retinopathy, and outcome at one year in babies of less than 28 weeks
gestation. Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed. 2001;84:F106-10
7. Paling sering terjadi
Terutama bayi prematur
Riskesdas 2007: dua penyebab kematian
neonatus 0-6 hari di Indonesia: asfiksia
(37%) dan prematuritas (34%)
16. KONDISI I II
Usaha napas Merintih Apnea/gasping
TAKIPNEA + -
RETRAKSI + -
BANTUAN NAPAS
CPAP VTP
PEEP 7
max.8
FiO2 disesuaikan dg
nilai saturasi
Perhatikan
pengembangan dada
18. Pembagian tugas
yang jelas
Komunikasi
Efektif
Mengurangi
kesalahan
dalam
resusitasi
Maternal information:
• Riwayat Kehamilan
sebelumnya
• USG antenatal
• Riwayat Penyulit
dalam antenatal
•Risiko infeksi
kehamilan
•Riwayat obat yang
dikonsumsi ibu
Baby Information:
• Taksiran Usia Gestasi
• Jumlah bayi (satu, kembar, triplet)
• High-risk neonate which are requiring
resuscitation
• Ketuban hijau kental
• Variasi dari denyut jantung janin
• Kelainan Kongenital
19. 2 = Circulation
1 = Airway-
Breathing3 obat dan alat
Tim Resusitasi
JANGAN SENDIRIAN .....!!!
31. Berat lahir < 1500 gr dibungkus plastik
Perlman JM, Wyllie J, Kattwinkel J, Atkins DL, Chameides L, Goldsmith JP, et al. Part 11: neonatal rescucitation: 2010 international
consesnsus on cardiopulmonary rescucitation and emergency cardiovascular care science with treatment recommendations. Circulation.
2010;122:S516-38
35. Normal : RR 40 – 60 x/menit
Bedakan “Periodic Breathing” dengan apnea
Apnea : stop napas > 20 detik, atau kurang dari
20 detik, tapi disertai bradikardi dan atau SpO2
menurun
35
36. Normal HR 120 – 160 x/menit
Kecuali pada penyakit jantung bawaan
Periksa kualitas isi nadi, waktu pengisian
kapiler (N < 3 detik)
Tekanan darah bayi harus diukur dengan
manset yang sesuai dengan berat badan (no. 1
– 2 – 3 – 4)
Normal: bradikardi saat tidur (bayi cukup
bulan)
36
37. Perfusi organ vital dan pasokan O2 yang
inadekuat
Suatu keadaan kompleks dari disfungsi sirkulasi
yang menyebabkan pasokan O2 dan nutrien yang
insufisien untuk kebutuhan jaringan yang baik
Corneli (1993)
Pediatric Clinic of North America
Kourembanas (2004)
Manual of Neonatal Care
37
38. Kekuatan nadi : kuat atau lemah
Perfusi perifer : nilai cafillary refill time
Warna kulit : adakah mottled
38
39. 1. Menciptakan perawatan neonatus seperti di dalam
rahim termasuk posisi neonatus
2. Pencegahan hipotermi/hipertermi
3. Menilai tanda distres napas
4. Monitoring penggunaan oksigen
5. Perawatan bayi dengan penggunaan CPAP (Continous
Positive airway pressure) dan Ventilator
6. Suctioning dan Inhalasi
7. Pencegahan nyeri pada neonatus
8. Pencegahan infeksi
9. Family centered care
55. 0 1 2
Frekuensi
Napas
< 60x/menit 60-80 x/menit >80x/menit
Retraksi Tidak ada
retraksi
Retraksi ringan Retraksi berat
Sianosis Tidak sianosis Sianosis hilang
dengan O2
Sianosis
menetap
walaupun diberi
O2
Air Entry Udara masuk Penurunan
ringan udara
masuk
Tidak ada udara
masuk
Merintih Tidak merintih Dapat didengar
dengan
stetoskop
Dapat didengar
tanpa alat bantu
60. SKALA NYERI NEONATUS
A. FISIK TANDA NILAI
Postur/tonus
Fleksi dan tegang 2
Ekstensi 1
Pola tidur
gelisah dan tidak responsif 2
tenang 0
Ekspresi
menangis 2
mengerutkan dahi 1
Tangisan
Ya 2
Tidak 1
Warna
Pucat kebiruan/kemerahan 2
merah muda 0
B. Fisiologik
Respirasi
Apnue 2
Takipneu 1
Denyut jantung
Fluktuatif 2
Takikardia 1
Saturasi
Desaturasi 2
normal 0
Tekanan Darah
Hipo/hipertensi 2
Normal 0
MANAJEMEN NYERI NEONATUS
Skor < 5
Pemberian Rasa nyaman
Skor 5-10
berikan parasetamol
Skor > 10
beri rasa nyaman, parasetamol dan pertimbangkan
pemberian analgetik gol. Narkotik
61.
62. 1. Gunakan ukuran ETT yang
sesuai
2. Perhatikan pengembangan
dada
3. Fiksasi ETT yang baik
4. Suctioning dengan tehnik
aseptik
5. Rubah posisi neonatus setiap
3 jam
6. Inhalasi jika diperlukan
63.
64. Ukuran ETT no 2.5 untuk BB < 1000 gram
Ukuran ETT no 3 untuk BB 1000- <2000 gram
Ukuran ETT no.3.5 untuk BB 2000-<3000 gram
Ukuran ETT no 4 untuk BB > 3000 gram
67. 1. Pastikan ukuran neonatus
sesuai dengan berat badan
bayi
2. Cegah terjadinya iritasi
pada septum bayi
3. Observasi adanya distensi
abdomen
4. Pasang OGT
5. Perhatikan semua sistem
CPAP
68. Ukuran 1 untuk berat badan 700-1000 gram
Ukuran 2 untuk berat badan 1000-2000 gram
Ukuran 3 untuk berat badan 2000-3000 gram
Ukuran 4 untuk berat badan 3000-4000 gram
Ukuran 5 untuk berat badan > 4000 g
71. Membimbing reaksi emosional dari
orang tua
Diskusikan gejala, tatalaksana &
rencana perawatan
Mengkomunikasikan mengenai
segala perubahan
Memberikan akses untuk
mendukung menyusui
Ajarkan cara menyusui yang benar
72. Deteksi dini kegawatdaruratan neonatus yang
baik serta penanganan yang cepat dan tepat
serta baik diharapkan dpt menurunkan angka
morbiditas & mortalitas neonatus serta
mencegah terjadinya komplikasi yang
mungkin bisa muncul pada neonatus tersebut.
Manajemen keperawatan yang diberikan
secara profesional dan berbasis bukti akan
memberikan pelayanan yang berkualitas serta
memberikan kepuasan kepada pelanggan.