1. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman……
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABE RAWIT
(Capsicum frutescens Linn.) VARIETAS CAKRA HIJAU
TERHADAP PEMBERIAN ABU SEKAM PADI PADA TANAH RAWA LEBAK
RESPONSE GROWTH AND YIELD OF CHILI (Capsicum frutescens Linn.)
CAKRA GREEN VARIETY TO HUSK ASH PADDY ON SWAMPY MARSHLAND
Norhasanah
Program Studi Agroteknologi Sekolah Tinggi Pertanian (STIPER)
Jl. Bihman Villa No. 07B Amuntai Hulu Sungai Utara
ABSTRACT
Potentially monotonous swampland for cultivation of various kinds of vegetables, especially cayenne pepper.
The problem on the farm are chemical properties of increased solubility of Al, Fe, Mn, and Cu which can
poison the plants when available lots To overcome the problem, especially to support the cultivation of chili,
one of many efforts that can be done is by providing input organic materials. This study aims to (i) response
growth and yield crop chili cakra green variety to husk ash paddy on swampy marshland. (ii) to obtain
doses of husk ash paddy is best for the growth and yield of chili in the swampy marshland. This research
was conducted in Banjang village Hulu Sungai Utara Regency, of the month from March to May 2011, the
research used randomized block design (RBD), with five treatments and four replications, so we get 20 units
of the experiment, and each treatment there are four plants. Factors tested were husk ash paddy dosage,
that is : p0 = 0 g / polybag, p1 = 24 g / polybag, p2 = 48 g / polybag, p3 = 72 g / polybag, and p4 = 96 g /
polybag. The results of this study indicate that the treatment has a very significant effect on plant height
variables age 7, 14, 21, 28, and the age of 35 day after planting, against variables amount of productive
branch plants at a dose p3, of variable amount of fruit plants at a dose of p3. Variables significantly affect the
first bloomy moment age with a dose of p3.
Key words: Chili, husk ash paddy, swampy marshland.
ABSTRAK
Lahan rawa lebak berpotensi untuk budidaya berbagai macam sayuran khususnya cabe rawit. Hal yang menjadi
permasalahan pada lahan tersebut adalah sifat kimia yaitu peningkatan kelarutan Al, Fe, Mn, dan Cu yang dapat
meracuni tanaman bila tersedia banyak, untuk mengatasi permasalahan khususnya menunjang kegiatan budidaya
tanaman cabe rawit, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan masukan bahan organik.
Penelitian ini bertujuan (i) mengetahui pengaruh pemberian dosis abu sekam padi pada tanah rawa lebak terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman cabe rawit, (ii) mendapatkan dosis abu sekam padi yang terbaik bagi pertumbuhan dan
hasil tanaman cabe rawit pada tanah rawa lebak. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Banjang Kabupaten Hulu Sungai
Utara dari bulan Maret - Mei 2011, Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) , dengan 5 perlakuan
dan 4 ulangan, sehingga didapatkan 20 satuan percobaan, dan setiap perlakuan ada 4 tanaman. Faktor yang diuji
adalah dosis abu sekam padi, yaitu : p0= 0 g/polibag, p1 = 24 g/polibag, p2 = 48 g/polibag, p3 = 72 g/polibag, dan p4 = 96
g/polibag. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap peubah tinggi tanaman
umur 7, 14, 21, 28 dan 35 hst, terhadap peubah jumlah cabang pertanaman pada dosis p 3, terhadap peubah jumlah
buah pertanaman pada dosis p3 dan terhadap peubah berat buah pertanaman pada p3. Berpengaruh nyata terhadap
peubah umur tanaman saat berbunga pertama dengan dosis p 3.
Kata kunci : cabe rawit, abu sekam padi, rawa lebak
PENDAHULUAN yang sudah banyak dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari dan kebutuhannya terus meningkat
Tanaman cabe rawit (Capsicum frutescents L.)
seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, tidak
termasuk salah satu sayuran buah yang begitu
heran kalau peluang bisnisnya masih terus
banyak manfaat, tidak hanya untuk bumbu atau
menjanjikan (Bernardinus & Wiryanta, 2006)
penguat rasa masakan ternyata cabe juga memiliki
Potensi lahan rawa lebak untuk daerah Hulu
kandungan yang luar biasa dan termasuk buah kaya
Sungai Utara cukup besar. Daerah HSU memiliki
akan gizi yang bermanfaat untuk tubuh (Tosin & 2
luas rawa lebak sekitar 89.270 km , tetapi lahan
Sari, 2010). Cabe merupakan salah satu komoditas
yang belum dimanfaatkan masih cukup luas
Agroscientiae Volume 19 Nomor 1 April 2012 1
2. Norhasanah
sehingga peluang untuk berbagai pemanfaatan mempermudah akar tanaman menyerap unsur hara,
terutama budidaya sayuran masih sangat besar abu sekam dianggap memiliki daya serap terhadap
(Bappeda Kab HSU, 2001). air sedikit, tetapi aerasi udaranya sangat baik.
Lahan rawa lebak selain berpotensi untuk Sekam bakar memiliki keuntungan adalah steril,
budidaya tanaman pangan seperti padi pada poros, banyak unsur hara ringan untuk mobilisasi.
umumnya juga dapat dimanfaatkan sebagai lahan Abu sekam padi sangat kaya akan Si yang dalam
budidaya sayuran. Pracaya (2005) menyatakan oksidasinya untuk memperbaiki tanah, menaikkan
bahwa hal yang menjadi permasalahan pada lahan pH pada lahan rawa (Febrynugroho, 2008).
tersebut adalah sifat kimia, biologi, dan fisik tanah Menurut Radjagukguk & Jutono (1983), abu hasil
yang kurang menguntungkan untuk tanaman pembakaran serasah tanaman dapat meningkatkan
sayuran, antara lain pengaruh langsung kemasaman pH tanah dan suplai unsur-unsur hara terutama
terutama peningkatan kelarutan Al, Fe, Mn, dan H, Ca, Mg, K dan N. Nurita dan Jumberi (1997)
penurunan ketersediaan P karena adanya interaksi menyatakan bahwa abu sekam juga dapat dijadikan
Fe dan Al, mudahnya terjadi kahat unsur hara, pada bahan amelioran sebagai penyedia Ca, Mg dan K
tanah asam unsur Fe, Cu, Mn, Al banyak tersedia dan pemberian abu sekam dapat meningkatkan
namun unsur-unsur tersebut akan meracuni kandungan Ca dan Mg dalam tanah.
tanaman bila tersedia banyak, pada pH tanah Berdasarkan berbagai permasalahan yang telah
rendah dan tinggi, unsur fosfor banyak terikat pada diuraikan di atas, maka perlu dilaksanakan
komponen tanah sehingga sulit untuk diserap akar, penelitian tentang respon pertumbuhan dan hasil
memiliki tekstur yang liat atau tidak begitu gembur tanaman cabe rawit (Capsicum frutescens Linn.)
dan pori – pori tanah sangat kecil sehingga aerasi varietas cakra hijau terhadap pemberian abu sekam
dan drainasenya kurang, kurangnya mikroorganisme padi pada tanah rawa lebak
tanah karena tekstur tanah yang padat sehingga Tujuan penelitian adalah untuk (1) Mengetahui
sulit untuk hidup. respon pertumbuhan dan hasil tanaman cabe rawit
Untuk mengatasi permasalahan khususnya untuk varietas cakra hijau terhadap pemberian abu sekam
menunjang kegiatan budidaya tanaman cabe rawit, padi pada tanah rawa lebak. (2) Mendapatkan dosis
salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah abu sekam padi yang terbaik bagi pertumbuhan dan
dengan memberikan masukan bahan organik. hasil tanaman cabe rawit varietas cakra hijau pada
Dalam ketersediaan bahan-bahan organik, mineral tanah rawa lebak.
dan berbagai nutrisi yang terus menerus tersedia,
peranan berbagai mikroorganisme sangat penting METODE PENELITIAN
dan sangat menentukan (Purwani et. al., 1998).
Teknologi pemanfaatan lahan lebak baru bisa Lokasi dan Waktu Penelitian
diterapkan dengan baik oleh petani apabila Penelitian ini dilaksanakan di Desa Banjang
menggunakan varietas, bahan ameliorasi dan pupuk Kabupaten Hulu Sungai Utara pada bulan Maret
yang memadai. Bahan organik merupakan sumber sampai dengan bulan Mei 2011. Tanaman yang
energi atau makanan bagi mikroorganisme yang digunakan adalah cabe rawit varietas Cakra Hijau.
mempunyai peranan penting dalam kegiatan reduksi
oksidasi pada tanah sulfat masam. Bahan organik Metode Penelitian
berperan dalam memperbaiki sifat fisik tanah, tetapi Metode yang digunakan meliputi : Percobaan
sekaligus berperan dalam menekan oksidasi pirit. dalam polibag yang menggunakan Rancangan Acak
Bahan organik mempunyai fungsi untuk Kelompok (RAK). Pengelompokan berdasarkan
menurunkan atau mempertahankan suasana tinggi bibit,
reduksi karena dapat mempertahankan kebasaan Kelompok I = 8,5 cm,
tanah sehingga oksidasi pirit dapat ditekan sehingga Kelompok II = 8 cm,
pH tanah meningkat (Riza, 2000). Kelompok III = 5 cm,
Pemberian bahan organik yang berasal dari Kelompok IV = 7 cm.
sampah organik, kotoran ternak, jerami padi, abu Perlakuan dalam penelitian ini terdiri dari 5 taraf
sekam padi atau gulma air (azolla) yang sudah dosis abu sekam padi yaitu :
-1
membusuk berperan besar dalam mengurangi p0 = 0 t. ha setara dengan 0 g/polibag,
-1
kelarutan unsur-unsur beracun, sumber hara bagi p1 = 6 t. ha setara dengan 24 g/polibag,
-1
tanaman dan sumber energi dalam menunjang p2 = 12 t. ha setara dengan 48 g/polibag,
-1
aktivitas mikroorganisme tanah disamping dapat p3 = 18 t. ha setara dengan 72 g/polibag,
-1
meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk p4 = 24 t. ha setara dengan 96 g/polibag.
anorganik (Syahruzad, 1987). Setiap perlakuan 4 kali ulangan, sehingga didapat
Sekam dan abu sekam memiliki fungsi mengikat sebanyak 20 satuan percobaan dan setiap satuan
logam berat. Selain itu sekam berfungsi untuk percobaan terdiri dari 4 tanaman. Peubah yang
menggemburkan tanah sehingga bisa diamati adalah peubah pertumbuhan (tinggi
2 Agroscientiae ISSN 0854-2333
3. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman……
tanaman dan jumlah cabang produktif pertanaman), dosis abu sekam padi berpengaruh sangat nyata
peubah hasil (umur tanaman saat berbunga, dan terhadap tinggi tanaman pada umur 7, 14, 21, 28,
jumlah buah pertanaman). Apabila hasil uji F pada dan 35 hst juga berpengaruh sangat nyata
taraf 5 % dan 1 % menujukkan pengaruh yang nyata terhadap jumlah cabang produktif pertanaman. Hal
atau sangat nyata dilanjutkan uji nilai tengah dengan ini diduga karena abu sekam fungsi kimianya adalah
uji DMRT pada taraf 5 %. melepaskan ikatan asam sehingga unsur hara
tersedia bagi tanaman (Lili, 2003).
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis menunjukkan abu sekam
mempunyai kandungan senyawa silika yang cukup
Peubah Pertumbuhan
tinggi. Silika termasuk ke dalam unsur hara
a. Tinggi Tanaman) : pembangun selain unsur klor dan natrium yang
Dari hasil analisis ragamnya menunjukkan bahwa termasuk ke dalam unsur yang tidak terlalu penting,
dosis abu sekam padi berpengaruh sangat nyata tetapi merangsang pertumbuhan tanaman dan dapat
terhadap tinggi tanaman pada umur 7, 14, 21, 28 juga menjadi unsur penting untuk beberapa
dan 35 hst. Rerata tinggi tanaman disajikan pada tanaman tertentu (Syaharman,1997).
Tabel 1. Diduga pengaruh silika terhadap pertumbuhan
tanaman cabe rawit adalah dengan pemberian silika
Tabel 1. Pengaruh dosis abu sekam padi terhadap tinggi
tanaman cabe rawit umur 7, 14, 21, 28, dan 35 dapat meningkatkan kekuatan mekanis jaringan,
hst selain itu silika juga memperkuat dinding sel
Table 1. Effect of dose husk ash paddy to is high chili age epidermis sehingga dapat menekan kegiatan
7, 14, 21, 28, and 35 day after planting transpirasi. Harsono (2002) menyatakan bahwa
Perlakuan Rata-rata tinggi tanaman hasil atau produksi tanaman akan meningkat
7 hst 14 hst 21 hst 28 hst 35 hst dengan menguatnya batang dan akar serta lebih
a a a a
efektifnya fotosintesis karena posisi daun (kanopi)
p0 12.9 18.3 31.325 35.225 43.575a
menjadi tegak sehingga daun dapat menyerap
b b b b
p1 15.625 24 34.225 38.75 47.475b cahaya matahari lebih banyak.
p2 15.95b 24.45b 33.875b 38.975b 47.8b Berpengaruhnya pemberian abu sekam padi
p3 14.525 c
22.15 c
31.9a
37.125 c
46c terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman cabe rawit
diduga juga oleh pengaruh unsur-unsur lainnya,
p4 13.475a 20.95cd 31.2a 36.05cd 44.5d
silika yang terkandung pada abu sekam mampu
Ket. : Nilai rerata yang diikuti huruf Superscrift yang sama meningkatkan ketersediaan unsur-unsur seperti
pada kolom yang sama menunjukan perlakuan unsur K, P, Ca dan N. Unsur P diperlukan tanaman
tersebut tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT untuk pembentukan dan pertumbuhan akar, dimana
pada taraf 5 %
akar tanaman yang subur dapat memperkuat
b. Jumlah Cabang Produktif Pertanaman berdirinya tanaman dan dapat meningkatkan
Hasil pengamatan jumlah cabang produktif penyerapan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
pertanaman menunjukkan bahwa dosis abu sekam Sedangkan unsur K bermanfaat untuk pembentukan
padi memberikan pengaruh sangat nyata, rerata zat hijau daun, mengatur keseimbangan pupuk N
jumlah cabang pertanaman dapat dilihat Tabel 2. dan P. Peningkatan Ca setelah pemberian abu
sekam juga turut memberikan pengaruh terhadap
Tabel 2. Pengaruh dosis abu sekam padi terhadap pertumbuhan tanaman, karena Ca berperan dalam
jumlah cabang produktif per tanaman pertumbuhan tanaman kearah atas dan
Table 2. Effect of dose husk ash paddy to amount of pembentukan kuncup serta diperlukan dalam
productive branch plants pemanjangan sel-sel, sintesis protein dan
Perlakuan Rerata Jumlah cabang pertanaman pembelahan sel.
p0 34.5
a Hasil analisis tanah setelah diberikan abu sekam
b
menujukkan adanya peningkatan unsur N di dalam
p1 42 tanah, tetapi peningkatan itu hanya sedikit, sehingga
p2 46
c diperlukan pemupukan tambahan unsur N agar
cd ketersediaan unsur N tercukupi bagi tanaman.
p3 48
Menurut Lingga (2007), bahwa unsur nitrogen
b
p4 43 mempunyai peranan penting dalam merangsang
Ket. : Nilai rerata yang diikuti huruf Superscrift yang sama pertumbuhan seperti batang, cabang, daun, dan
pada kolom yang sama menunjukan perlakuan akar serta sangat penting dalam pembentukan
tersebut tidak berbeda nyata berdasarkan uji protein, lemak dan senyawa-senyawa lainnya.
DMRT pada taraf 5 % Dari hasil analisis pertumbuhan tanaman pada
tinggi tanaman menujukkan bahwa dosis pemberian
Dari hasil analisis ragam menunjukkan bahwa abu sekam terbaik ditunjukkan pada dosis 48
Agroscientiae Volume 19 Nomor 1 April 2012 3
4. Norhasanah
g/polibag (p2), pada pemberian dosis 72 g/polibag Dari hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
(p3) tinggi tanaman menunjukkan penurunan bahkan dosis abu sekam padi berpengaruh sangat nyata
pada pemberian dosis 96 g/polibag tidak berbeda terhadap umur tanaman saat berbunga dan jumlah
nyata dengan perlakuan tanpa abu sekam (p0). Hal buah pertanaman. Hal ini diduga karena abu sekam
ini diduga batas dosis pemberian abu sekam yang padi mampu memberikan ketersediaan unsur hara
maksimal untuk pertumbuhan vegetatif tanaman yang cukup bagi pertumbuhan generatif tanaman.
cabe rawit adalah pada dosis 48 g/polibag. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian
dosis terbaik terhadap peubah umur tanaman saat
Peubah Hasil : berbunga, jumlah buah pertanaman dan berat buah
pertanaman ditunjukkan pada dosis 72 g/polibag (p3)
a. Umur Tanaman Saat Berbunga Pertama
hal ini diduga karena katersedian unsur hara bagi
Dari hasil pengamatan umur tanaman saat
pertumbuhan generatif tanaman mencapai titik
berbunga pertama menunjukkan bahwa dosis abu
optimal pada dosis tersebut. Adanya pengaruh yang
sekam padi memberikan pengaruh nyata, rerata
sangat nyata dari pemberian abu sekam padi pada
umur tanaman saat berbunga pertama dapat dilihat
dosis apabila dibandingkan dengan tanpa
pada Tabel 3.
penggunaa abu sekam, hal ini diduga disebabkan
Tabel 3. Pengaruh dosis abu sekam padi terhadap oleh Si yang diberikan mampu meningkatkan
umur tanaman saat berbunga pertama ketersediaan P, dengan cara menggantikan ion P
Table 3. Effect of dose husk ash paddy to first yang terikat pada komponen tanah dengan ion Si,
bloomy moment age sehingga P menjadi lebih tersedia.
Perlakuan Rata-rata Lingga (2007) menambahkan bahwa, unsur P
Umur saat berbunga diperlukan untuk tanaman memperbanyak
a pertumbuhan generatif (bunga dan buah) sehingga
p0 35.25
kekurangan unsur P dapat menyebabkan produksi
a
p1 34.5 tanaman menjadi menurun.
b Pada pemberian dosis 96 g/polibag (p3) jumlah
p2 30.75
buah pertanaman menunjukkan penurunan.
b
p3 29.75 Penurunan ini diduga bahwa pemberian dosis abu
p4 32.25
bc sekam yang tinggi menyebabkan
ketidakseimbangan unsur hara di dalam tanah
Ket. : Nilai rerata yang diikuti huruf Superscrift yang sehingga penambahan dosis ini tidak akan
sama pada kolom yang sama menunjukan meningkatkan hasil. Sejalan dengan pendapat
perlakuan tersebut tidak berbeda nyata Soepardi (1983), agar tanaman dapat tumbuh dan
berdasarkan uji DMRT pada taraf 5 % berproduksi dengan baik perlu adanya
keseimbangan jumlah unsur hara. Terlalu banyak
b. Jumlah Buah Pertanaman unsur P dalam tanah dapat menyebabkan
Hasil pengamatan jumlah buah pertanaman kekurangan Cu dan Zn. Tanaman membutuhkan Zn
menunjukkan bahwa dosis abu sekam padi sebagai pembentuk hormon tumbuh, pembentukan
memberikan pengaruh sangat nyata, serta rerata protein dan pematangan biji, sedangkan Cu sebagai
jumlah buah pertanaman dapat dilihat pada Tabel 4. penyusun enzim, pembentukan klorofil dan
metabolisme karbohidrat.
Tabel 4. Pengaruh dosis abu sekam padi terhadap Pada perlakuan p0 terlihat beberapa tanaman
jumlah buah per tanaman terserang hama dan penyakit, daun menjadi keriting
Table 4. Effect of dose husk ash paddy to amount of serta buah menjadi busuk. Walaupun tidak sampai
fruit plants merusak keseluruhan tanaman cabe rawit, tetapi hal
Perlakuan Rerata Jumlah buah ini dapat menggangu pertumbuhannya. Hal ini
pertanaman diduga karena pada perlakuan p0 tanaman
p0 48.23a kekurangan unsur hara P yang menyebabkan
p1 62.67b tanaman gampang terserang penyakit. Menurut
Makarim et al., (1995) bahwa unsur P berperan
p2 71.11c dalam mempercepat pembentukan buah, bunga dan
p3 75.00d
biji, memperbaiki kualitas tanaman serta
meningkatkan daya tahan terhadap penyakit
p4 66.45b
SIMPULAN
Ket. : Nilai rerata yang diikuti huruf Superscrift yang sama 1. Perlakuan dosis abu sekam padi berpengaruh
pada kolom yang sama menunjukan perlakuan
tersebut tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT
sangat nyata terhadap semua peubah
pada taraf 5 % pengamatan.
4 Agroscientiae ISSN 0854-2333
5. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman……
2. Perlakuan dosis abu sekam 48 g/polibag Makarim, A., E, Suhartatik & A, Kartohardjono.
merupakan dosis terbaik terhadap pertumbuhan 1995. Silikon Hara Penting Tanaman Padi.
vegetatif tanaman cabe rawit Varietas Cakra http://www.kimia-lipi.net/index [22 Oktober
Hijau yaitu pada peubah tinggi tanaman dan 2007]. Diakses
jumlah cabang pertanaman. Perlakuan dosis abu
Nurita & Achmadi Jumberi, 1997. Pemupukan KCl
sekam 72 g/polibag merupakan dosis terbaik
dan abu sekam pada padi gogo di tanah
terhadap pertumbuhan generatif tanaman cabe
podsolik merah kuning dalam Prosiding
rawit yaitu pada peubah umur tanaman saat
Seminar Pembangunan Pertanian
berbunga, dan jumlah bunga pertanaman.
Berkelanjutan Menyongsong Era Globalisasi
(Buku 1). Peragi Komisariat Kalimantan
SARAN
Selatan. Banjarbaru. Hlm 215.
1. Untuk memperoleh pertumbuhan dan hasil
Purwani, J, & Tini Prihatini, 1998. Pengaruh jenis
tanaman cabe rawit yang lebih baik di lahan
bokashi terhadap kandungan unsur hara tanah,
rawa lebak sebaiknya menggunakan abu sekam
populasi mikroba dan hasil padi di lahan
padi.
sawah. Prosiding No.14. Pusat Penelitian
2. Menggunakan abu sekam padi dengan dosis 72
Tanah dan Agroklimat. Bogor.
g/polibag untuk memperoleh produksi hasil
tanaman cabe rawit yang lebih baik. Radjagukguk, B & Jutono, 1983. Prosiding Seminar
3. Perlu penelitian lanjutan tentang penggunaan Alternatif-Alternatif Pelaksanaan Program
abu sekam padi pada budidaya tanaman cabe Pengapuran Lahan-Lahan Mineral Masan
rawit langsung di lahan rawa lebak Indonesia. Fakultas Pertanian Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA Riza, A. I. 2000. Prospek pengembangan lahan
rawa lebak kalimantan selatan dalam
Bappeda Kab. HSU. 2001. Data Pokok dan Album
mendukung peningkatan produksi padi. Jurnal
Peta. Pemerintah Kab. HSU. Amuntai.
Penelitian dan Pengembangan. 19 (3) : 92-97
Bernardinus T., W. Wiryanta. 2006. Bertanam
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan
Cabe pada Musim Hujan. Agromedia Pustaka.
Tanah Fakultas Pertanian Institut Pertanian
Jakarta.
Bogor. Bogor : IPB
Febrynugroho, 2008. Manfaat Abu Sekam dan
Syaharman. 1997. Pengaruh Pemberian Abu Sekam
Sekam Padi. http://www. Pustaka.com.
dan Kompos Sampah Kota terhadap
Diakses tanggal 27 Oktober 2009.
Ketersediaan Si dan P Tanaman Kedele
Harsono, H. 2002. Pembuatan Silika Amorf dari (Glycine max. L merr) pada Ultisol. Skripsi.
Limbah Sekam Padi. Faperta Unand. Padang.
http://www.unej.ac.id/fakultas/mipa/vol 3, no
Syahruzad, A. 1987. Pengaruh Dosis Hyponex Biru
2/harsono, 2002. Diakses tanggal 5 Juni 2010.
dan Jenis Media Tumbuh Terhadap
Lili. 2003. Manfaat Abu Sekam Padi. Pertumbuhan dan Produksi Tomat. Skripsi.
http://www.yahoo.co.id/gwt/x. Diakses tanggal Fakultas Pertanian Unlam. Banjarbaru.
20 Februari 2010.
Tosin D., N.R. Sari. 2010. Sukses Usaha dan
Lingga, P. 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Budidaya Cabai. Atma Media Press.
Penebar Swadaya. Jakarta Bandung.
Agroscientiae Volume 19 Nomor 1 April 2012 5