Dokumen tersebut membahas tentang percobaan sondir (cone penetration) untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat tanah. Terdapat penjelasan mengenai alat dan prosedur percobaan, perhitungan hasil percobaan, serta analisis daya dukung tanah berdasarkan hasil sondir."
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
SEGIENAM
1. BAB I
SONDIR
(CONE PENETRATION)
I.1 MAKSUD PERCOBAAN
Percobaan ini dimaksud untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus
dan hambatan lekat tanah. Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan
tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam persatuan luas.
Hambatan lekat tanah adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung
biokimia dalam gaya persatuan luas.
I.2 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Mesin sondir 2 ton dan manometer.
2. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam dengan panjang
masing-masing 1 meter.
3. Bikonus.
4. Besi kanal dan sekrul pengunci.
5. Angker dan perlengkapan.
6. Kunci-kunci pipa dan alat pembersih, dll.
I.3 PERSIAPAN PERCOBAAN
1. Lokasi yang akan disondir ditentukan, kemudian dibersihkan.
2. Angker dipasang pada keempat penjuru pada titik yang ditentukan.
Kemudian alat sondir diletakkan dan diperkuat dengan besi kanal serta
sekrup pengunci.
3. Peralatan yang lain digunakan sudah harus tersedia dekat dengan lokasi
yang akan disondir.
4. Pada tiang penyangga sondir serta setiap skala 20 cm dibuat suatu tanda
guna mempermudah pembacaan dan pencatatan data.
1
2. 2
I.4 PELAKSANAAN PERCOBAAN
1. Bikonus dipasang pada ujung stang pertama, kemudian dipasang
rangkaian stang pada alat sondir.
2. Ring penekan dipasang pada ujung atas stang.
3. Pengunci ring penekan ditutup, kemudian tekan stang konus sampai pada
kedalaman 20 cm.
4. Kunci ring dibuka kemudian stang dalam ditekan perlahan konstan.
Bersamaan dengan itu dilaksanakan pembacaan pertama (harga c) dan
pembacaan kedua (harga C + F) pada alat manometer.
5. Lakukan poin 3 dan 4 diatas berulang-ulang sampai kedalaman tertentu.
6. Setelah mencapai kedalaman tersebut, dilanjutkan dengan pencabutan
stang. Mula-mula ring tekan diganti dengan ring tarik, kemudian handle
diputar hingga stang tertarik keatas sampai stang berikut tampak dan
ditahan dengan kunci untuk menghindari stang turun kebawah. Buka stang
dan teruskan pencabutan hingga selesai.
CATATAN :
Panjang stang yang digunakan adalah 1 meter, untuk ini perlu diadakan
penyambungan stang untuk mencapai kedalaman yang diperlukan. Ring tekan
dilepas dari stang sondir yang akan disambung. Silinder penekan dinaikkan
setinggi mungkin, untuk memudahkan penyambungan stang yang satu dengan
yang lainnya. Hal ini dilakukan secara terus menerus sampai dengan
kedalaman 20 cm.
I.5 PERHITUNGAN DAN HASIL PERCOBAAN
I.5.1 Alat manometer
Pembacaan pertama :
Nilai : C ( Konus = perlawanan ujung ) kg/cm2
Pembacaan kedua ;
Nilai : C + F
dimana : F = (C + F) + LF = friction
LF = hambatan lekat
3. 3
LF = F . 20 /10
= 2 . F (kg/cm2
)
I.5.2 Aplikasi nilai konus (qc) – CPT pada perhitungan daya dukung
Daya dukung pondasi bangunan sangat ditentukan oleh jenis
pondasi yang digunakan. Umumnya untuk kondisi tanah lunak /
lembek yang banyak dipercayakan adalah pondasi tiang atau pondasi
tiang pancang beton bertulang. Adapun besarnya daya dukung suatu
pondasi tiang menurut Wesley (1977) dipengaruhi oleh luas dan
keliling, nilai konus dan jumlah hambatan perekat (TF)
diformulasikan dengan rumus empiris seperti dibawah ini :
CARA LANGSUNG (MEYERHOF)
(I.1)
Dimana :
Qc dan TF didapat dari hasil sondir
Qa = Daya dukung yang diizinkan
A = Luas
O = Keliling tiang
3 & 5 = Faktor keamanan
8. 8
Gambar I.3 Grafik Hubungan Nilai Total Friction + Konus vs Kedalaman
(Grafik Total Friction)
9. 9
I.5.3 Analisa Perhitungan Daya Dukung Tanah
Tabel I.2 Nilai Qc dan TF Untuk Beberapa Kedalaman
Kedalaman (m) Qc (Kg/cm2
) TF (Kg/cm)
10 4 198
12,6 4,5 286
15 12 457
17,6 10 653
20 14,5 847
SEGI DELAPAN
Panjang sisi = 15 cm
A = 2S² Keliling Segi Delapan= 8S
= 2 15² = 8 15
= 1086,3961 cm² = 120 cm
Kedalaman 10 m Kedalaman 12,6 m
Qa =
5
.
3
. KpTfAQc
+ Qa =
5
.
3
. KpTfAQc
+
= =
= 6200,528 Kg = 8493,594 Kg
= 6,201 ton = 8,493 ton
10. 10
Kedalaman 15 m Kedalaman 17,6 m
Qa =
5
.
3
. KpTfAQc
+ Qa =
5
.
3
. KpTfAQc
+
= =
= 15313,584 Kg = 19293,320 Kg
= 15,314 ton = 19,293 ton
Kedalaman 20 m
Qa =
5
.
3
. KpTfAQc
+
= +
= 25578,914 Kg
= 25,579 ton
SEGI ENAM
Panjang sisi = 20 cm
A = S² Keliling Segi Enam = 6S
= 20² = 6 20
= 1039,230 cm² = 120 cm
Kedalaman 10 m Kedalaman 12,6 m
Qa =
5
.
3
. KpTfAQc
+ Qa =
5
.
3
. KpTfAQc
+
= =
= 6137,641 Kg = 8422,846 Kg
= 6,138 ton = 8,423 ton
11. 11
Kedalaman 15 m Kedalaman 17,6 m
Qa =
5
.
3
. KpTfAQc
+ Qa =
5
.
3
. KpTfAQc
+
= =
= 15124,922 Kg = 19136,101 Kg
= 15,125 ton = 19,136 ton
Kedalaman 20 m
Qa =
5
.
3
. KpTfAQc
+
=
= 25350,947 Kg
= 25,351 ton
LINGKARAN
Diameter = 60 cm
A =
4
1
x π x d² Keliling Lingkaran = π x d
=
4
1
x 3,14 x (60)² = 3,14 x 60
= 2827,433cm2
= 188,496 cm
Kedalaman 10 m Kedalaman 12,6 m
Qa =
5
.
3
. KpTfAQc
+ Qa =
5
.
3
. KpTfAQc
+
= =
= 11234,335 Kg = 15023,096 Kg
= 11,234 ton = 15,023 ton
12. 12
Kedalaman 15 m Kedalaman 17,6 m
Qa =
5
.
3
. KpTfAQc
+ Qa =
5
.
3
. KpTfAQc
+
= =
= 28538,228 Kg = 34042,298 Kg
= 28,538 ton = 34,042 ton
Kedalaman 20 m
Qa =
5
.
3
. KpTfAQc
+
=
= 45597,076 Kg
= 45,597 ton
16. 15
I.6 KESIMPULAN
1. Sondir dilakukan untuk mengetahui jenis tanah yang terdapat pada suatu
lokasi tertentu.
2. Dari hasil penyondiran dilapangan pada kedalaman 20 meter, ternyata
didapat bahwa rata-rata dari Total Friction (TF) = 279,4 kg/cm2
, sedangkan
nilai konus (Qc) rata-rata adalah 6,03 kg/cm2
sehingga dapat disimpulkan
bahwa tanah merupakan konsistensi lembek.
• Berdasarkan data-data hasil sondir pada kedalaman 0 - 13 meter merupakan
konsistensi sangat lembek, pada kedalaman 14-16 meter merupakan
konsistensi lembek, pada kedalaman 17-20 merupakan konsistensi medium
stiff (sedang).
• Berdasarkan dimensi penampang yang telah diberikan maka urutan
penampang yang memiliki daya dukung terbesar yaitu penampang
lingkaran, segi delapan dan segi enam.
I.7 SARAN
1. Dalam melakukan pengamatan hendaknya mahasiswa mengerti akan
percobaaan yang hendak dilakukan dengan membaca terlebih dahulu
modul atau referensi – referensi yang berhubungan dengan percobaan.
2. Hendaknya dalam melakukan penyondiran dilakukan dengan sungguh-
sungguh dan teliti terutama dalam pengamatan, pengoperasian dan
pencatatan serta perhitungan, sehingga setelah melakukan percobaan ini
dapat mengerti serta memahami maksud serta tujuan dilakukan percobaan
ini.
3. Pembacaan nilai–nilai didalam pengambilan data–data pengamatan,
hendaknya dilakukan lebih teliti oleh beberapa orang sebagai pembanding
sehingga peluang suatu kesalahan dapat diminimalisir.