Dokumen tersebut membahas tentang pendahuluan parasitologi. Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara parasit dengan inangnya. Parasit hidup menumpang pada inang untuk mendapatkan makanan dan perlindungan. Dokumen ini juga menjelaskan istilah-istilah terkait hubungan parasit-inang, contohnya zoonosis yang menunjukkan kemampuan parasit untuk menginfeksi berbagai jenis inang termasuk man
1. Sistem komplemen adalah kumpulan protein plasma yang berperan melengkapi sistem pertahanan tubuh dengan mengikat, mengaktifkan, dan membentuk kompleks pada permukaan patogen untuk difagositosis atau dilisisi.
2. Terdiri dari 9 komponen utama (C1-C9) yang dapat diaktifkan lewat jalur klasik, alternatif, atau lektin untuk memicu respons inflamasi dan membentuk kompleks serangan membran.
3. Berperan dalam op
Dokumen tersebut membahas tentang osteoporosis, mulai dari definisi, proses pembentukan tulang, klasifikasi, etiologi, hingga asuhan keperawatan pada pasien osteoporosis. Secara ringkas, osteoporosis adalah penyakit tulang yang disebabkan penurunan massa dan kerapuhan tulang, yang dapat terjadi akibat faktor usia, hormon, atau penyakit lain.
Imunitas terhadap parasit kompleks dan bervariasi bergantung pada jenis parasitnya. Imunitas bawaan melibatkan fagositosis namun parasit dapat resisten. Imunitas dapatan melibatkan respons Th1 dan Th2 serta antibodi tetapi seringkali tidak mampu mengeliminasi parasit secara utuh sehingga menyebabkan infeksi kronis.
Dokumen tersebut membahas tentang pendahuluan parasitologi. Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara parasit dengan inangnya. Parasit hidup menumpang pada inang untuk mendapatkan makanan dan perlindungan. Dokumen ini juga menjelaskan istilah-istilah terkait hubungan parasit-inang, contohnya zoonosis yang menunjukkan kemampuan parasit untuk menginfeksi berbagai jenis inang termasuk man
1. Sistem komplemen adalah kumpulan protein plasma yang berperan melengkapi sistem pertahanan tubuh dengan mengikat, mengaktifkan, dan membentuk kompleks pada permukaan patogen untuk difagositosis atau dilisisi.
2. Terdiri dari 9 komponen utama (C1-C9) yang dapat diaktifkan lewat jalur klasik, alternatif, atau lektin untuk memicu respons inflamasi dan membentuk kompleks serangan membran.
3. Berperan dalam op
Dokumen tersebut membahas tentang osteoporosis, mulai dari definisi, proses pembentukan tulang, klasifikasi, etiologi, hingga asuhan keperawatan pada pasien osteoporosis. Secara ringkas, osteoporosis adalah penyakit tulang yang disebabkan penurunan massa dan kerapuhan tulang, yang dapat terjadi akibat faktor usia, hormon, atau penyakit lain.
Imunitas terhadap parasit kompleks dan bervariasi bergantung pada jenis parasitnya. Imunitas bawaan melibatkan fagositosis namun parasit dapat resisten. Imunitas dapatan melibatkan respons Th1 dan Th2 serta antibodi tetapi seringkali tidak mampu mengeliminasi parasit secara utuh sehingga menyebabkan infeksi kronis.
Dokumen tersebut membahas tentang kelenjar tiroid, hormon tiroid, sintesis dan sekresi hormon tiroid, pengontrol fungsi tiroid, dan efek hormon tiroid. Kelenjar tiroid memproduksi hormon T3 dan T4 yang memengaruhi metabolisme, pertumbuhan, dan fungsi sistem saraf pusat dan kardiovaskular. Sintesis hormon tiroid melibatkan iodium dan enzim peroksidase tiroid di dalam folikel kelenjar tiroid.
Dokumen tersebut merangkum berbagai jenis adaptasi sel yang terjadi akibat stimulus lingkungan, seperti atrofi, hipertrofi, hiperplasia, metaplasia, dan displasia. Adaptasi sel merupakan penyesuaian sel yang bersifat reversibel untuk menghadapi perubahan struktur dan fungsi akibat jejas.
Dokumen ini membahas 12 saraf kranial dan fungsi serta cara pemeriksaannya. Saraf-saraf kranial tersebut adalah saraf olfaktori (penciuman), optikus (penglihatan), okulomotorius (gerakan mata), trochlearis (gerakan mata), trigeminus (wajah dan gigi), abdusen (deviasi mata), fasialis (ekspresi wajah), vestibulocochlearis (pendengaran dan keseimbangan), glosofaringeus (rasa), vagus
Dokumen tersebut membahas tentang apoptosis dan nekrosis. Apoptosis adalah kematian sel yang terprogram secara genetik, penting untuk perkembangan organisme dan mencabut sel-sel yang tidak dibutuhkan, sedangkan nekrosis adalah kematian sel yang tidak terkendali akibat kerusakan atau cedera. Dokumen ini juga menjelaskan mekanisme dan morfologi masing-masing proses kematian sel tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang Plasmodium malariae, vektor penularan malaria yaitu nyamuk Anopheles, siklus hidup parasit malaria, gejala, pencegahan, dan pengobatan malaria.
Dokumen tersebut membahas tentang leukosit dan prosedur hitung jenis leukosit. Terdapat 6 jenis utama leukosit yaitu basofil, eosinofil, neutrofil batang, neutrofil segmen, limfosit, dan monosit. Prosedur hitung jenis leukosit meliputi pengambilan contoh darah, pemeriksaan di bawah mikroskop, dan pengelompokkan 100 sel leukosit berdasarkan jenisnya.
Dokumen tersebut memberikan daftar istilah-istilah anatomi yang digunakan untuk menjelaskan posisi, arah, dan gerakan tubuh manusia. Terdapat istilah untuk menjelaskan posisi anterior, posterior, superior, inferior, internal, eksternal, distal, proksimal, lateral, medial, dan lainnya. Juga terdapat istilah untuk menjelaskan gerakan seperti fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi, sirkumduksi, inversi, e
Teks tersebut membahas tentang gangguan sirkulasi dan cairan tubuh, termasuk kongesti/hiperemi, edema, perdarahan, dan trombosis. Secara ringkas, kongesti adalah peningkatan volume darah dalam pembuluh darah, edema adalah kenaikan volume cairan ekstraseluler yang dapat bersifat lokal atau umum, perdarahan terjadi karena kerusakan pembuluh darah atau proses patologis, sedangkan trombosis adalah pemb
Hematologi mempelajari darah dan organ pembentuk darah serta penyakitnya. Darah terdiri atas plasma, sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Sel darah merah mengangkut oksigen, sel darah putih bertugas dalam pertahanan tubuh, dan trombosit berperan dalam proses pembekuan darah.
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Sel merupakan unit terkecil dalam tubuh yang dapat mengalami kerusakan atau mati akibat berbagai faktor seperti kekurangan oksigen, infeksi, atau toksin. Terdapat dua jenis kerusakan sel yaitu degenerasi yang bersifat reversibel dan nekrosis yang bersifat irreversibel dan dapat menyebabkan kematian sel. Degenerasi dapat berupa pembengkakan, perubahan perlemakan, atau akumulasi zat di dalam sel.
Radang merupakan reaksi jaringan hidup terhadap berbagai bentuk cedera yang melibatkan pembuluh darah, saraf, cairan dan sel tubuh. Reaksi peradangan meliputi perubahan hemodinamik dan permeabilitas pembuluh darah yang menyebabkan keluarnya cairan dan sel darah ke jaringan sekitar, serta migrasi dan aktivasi sel darah putih. Hal ini bertujuan untuk melawan agen penyebab cedera dan memulihkan jaringan yang rusak.
Radang dan perbaikan jaringan merupakan respons alami tubuh terhadap cidera. Radang dapat disebabkan oleh agen asing, trauma, atau infeksi yang mengakibatkan kerusakan jaringan. Proses radang melibatkan respon vaskuler dan seluler untuk menghancurkan dan mengeliminasi penyebabnya serta memulihkan jaringan yang rusak."
Dokumen tersebut membahas tentang kelenjar tiroid, hormon tiroid, sintesis dan sekresi hormon tiroid, pengontrol fungsi tiroid, dan efek hormon tiroid. Kelenjar tiroid memproduksi hormon T3 dan T4 yang memengaruhi metabolisme, pertumbuhan, dan fungsi sistem saraf pusat dan kardiovaskular. Sintesis hormon tiroid melibatkan iodium dan enzim peroksidase tiroid di dalam folikel kelenjar tiroid.
Dokumen tersebut merangkum berbagai jenis adaptasi sel yang terjadi akibat stimulus lingkungan, seperti atrofi, hipertrofi, hiperplasia, metaplasia, dan displasia. Adaptasi sel merupakan penyesuaian sel yang bersifat reversibel untuk menghadapi perubahan struktur dan fungsi akibat jejas.
Dokumen ini membahas 12 saraf kranial dan fungsi serta cara pemeriksaannya. Saraf-saraf kranial tersebut adalah saraf olfaktori (penciuman), optikus (penglihatan), okulomotorius (gerakan mata), trochlearis (gerakan mata), trigeminus (wajah dan gigi), abdusen (deviasi mata), fasialis (ekspresi wajah), vestibulocochlearis (pendengaran dan keseimbangan), glosofaringeus (rasa), vagus
Dokumen tersebut membahas tentang apoptosis dan nekrosis. Apoptosis adalah kematian sel yang terprogram secara genetik, penting untuk perkembangan organisme dan mencabut sel-sel yang tidak dibutuhkan, sedangkan nekrosis adalah kematian sel yang tidak terkendali akibat kerusakan atau cedera. Dokumen ini juga menjelaskan mekanisme dan morfologi masing-masing proses kematian sel tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang Plasmodium malariae, vektor penularan malaria yaitu nyamuk Anopheles, siklus hidup parasit malaria, gejala, pencegahan, dan pengobatan malaria.
Dokumen tersebut membahas tentang leukosit dan prosedur hitung jenis leukosit. Terdapat 6 jenis utama leukosit yaitu basofil, eosinofil, neutrofil batang, neutrofil segmen, limfosit, dan monosit. Prosedur hitung jenis leukosit meliputi pengambilan contoh darah, pemeriksaan di bawah mikroskop, dan pengelompokkan 100 sel leukosit berdasarkan jenisnya.
Dokumen tersebut memberikan daftar istilah-istilah anatomi yang digunakan untuk menjelaskan posisi, arah, dan gerakan tubuh manusia. Terdapat istilah untuk menjelaskan posisi anterior, posterior, superior, inferior, internal, eksternal, distal, proksimal, lateral, medial, dan lainnya. Juga terdapat istilah untuk menjelaskan gerakan seperti fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi, sirkumduksi, inversi, e
Teks tersebut membahas tentang gangguan sirkulasi dan cairan tubuh, termasuk kongesti/hiperemi, edema, perdarahan, dan trombosis. Secara ringkas, kongesti adalah peningkatan volume darah dalam pembuluh darah, edema adalah kenaikan volume cairan ekstraseluler yang dapat bersifat lokal atau umum, perdarahan terjadi karena kerusakan pembuluh darah atau proses patologis, sedangkan trombosis adalah pemb
Hematologi mempelajari darah dan organ pembentuk darah serta penyakitnya. Darah terdiri atas plasma, sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Sel darah merah mengangkut oksigen, sel darah putih bertugas dalam pertahanan tubuh, dan trombosit berperan dalam proses pembekuan darah.
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Sel merupakan unit terkecil dalam tubuh yang dapat mengalami kerusakan atau mati akibat berbagai faktor seperti kekurangan oksigen, infeksi, atau toksin. Terdapat dua jenis kerusakan sel yaitu degenerasi yang bersifat reversibel dan nekrosis yang bersifat irreversibel dan dapat menyebabkan kematian sel. Degenerasi dapat berupa pembengkakan, perubahan perlemakan, atau akumulasi zat di dalam sel.
Radang merupakan reaksi jaringan hidup terhadap berbagai bentuk cedera yang melibatkan pembuluh darah, saraf, cairan dan sel tubuh. Reaksi peradangan meliputi perubahan hemodinamik dan permeabilitas pembuluh darah yang menyebabkan keluarnya cairan dan sel darah ke jaringan sekitar, serta migrasi dan aktivasi sel darah putih. Hal ini bertujuan untuk melawan agen penyebab cedera dan memulihkan jaringan yang rusak.
Radang dan perbaikan jaringan merupakan respons alami tubuh terhadap cidera. Radang dapat disebabkan oleh agen asing, trauma, atau infeksi yang mengakibatkan kerusakan jaringan. Proses radang melibatkan respon vaskuler dan seluler untuk menghancurkan dan mengeliminasi penyebabnya serta memulihkan jaringan yang rusak."
Tiga tanda kardinal radang yaitu nyeri, bengkak, dan kemerahan disebabkan oleh peningkatan sirkulasi darah dan keluarnya cairan dan sel darah putih ke jaringan yang mengalami peradangan.
1. Inflamasi dan perbaikan merupakan respons jaringan terhadap jejas yang bertujuan menyekat dan mengisolasi jejas serta mempersiapkan perbaikan dan penyembuhan jaringan.
2. Perbaikan melibatkan regenerasi dan penggantian jaringan oleh jaringan ikat, dengan faktor pertumbuhan dan interaksi sel-sel berperan dalam prosesnya.
3. Kualitas inflamasi dan penyembuhan dipengaruhi oleh suplai darah, status nutris
Inflamasi adalah respons awal tisu terhadap kecederaan yang melibatkan perubahan aliran darah dan masuknya sel darah ke tisu. Ia terdiri daripada peringkat awal yang melibatkan perubahan diameter salur darah dan pembentukan cecair eksudat, dan peringkat akhir yang melibatkan pergerakan sel inflamasi seperti neutrofil ke kawasan kecederaan. Ciri-ciri inflamasi akut termasuk kemerahan, kepanasan, bengkak
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pasien dengan infeksi jantung yang meliputi perikarditis, endokarditis, dan miokarditis. Pembahasan meliputi pengertian, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, komplikasi, dan penatalaksanaan masing-masing gangguan. Tujuan makalah ini adalah memberikan pemahaman mengenai konsep asuhan keperawatan untuk pasien dengan infeksi jantung.
Bronkitis akut adalah peradangan ringan pada selaput lendir bronkus yang berlangsung singkat antara beberapa hari hingga beberapa minggu. Penyebabnya seringkali virus seperti influenza atau bakteri seperti Mycoplasma. Tanda-tandanya meliputi batuk, demam ringan, dan sesak napas. Pengobatannya bersifat meredakan gejala seperti menggunakan antitussif, ekspektoran, dan antibiotika.
Dokumen ini membahas berbagai hormon, obat endokrin, dan kontrasepsi. Hormon dan obat endokrin yang dijelaskan meliputi antidiabetes seperti sulfonilurea, biguanida, meglitinida, tiazolidindion, dan lainnya; hormon tiroid dan antitiroida; serta kortikosteroid. Sedangkan kontrasepsi yang dibahas adalah IUD tembaga dan kombinasi estrogen-progestogen. Dokumen ini memberikan informasi mengenai indikasi dan kontraindikasi seti
Benjolan pada payudara kanan sebesar telur bebek yang dirasakan selama 6 bulan dan 2 bulan terakhir semakin membesar. Dokumen ini membahas anatomi, histologi, dan fisiologi payudara serta differential diagnosis yang mungkin terjadi yaitu fibroadenoma, hiperplasia kistik kelenjar mammae, dan karsinoma mammae.
Dokumen tersebut membahas tentang kortikosteroid, hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal dan memiliki dua jenis utama yaitu glukokortikoid dan mineralokortikoid. Dokumen ini juga menjelaskan mekanisme kerja, indikasi, sediaan obat, dan efek samping dari penggunaan kortikosteroid.
Sistem imunitas tubuh akibat penyakit infeksiKpsBedahUndip
Dokumen tersebut membahas tentang etiologi, mekanisme, dan respon imunologi terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, dan parasit. Jenis penyakit infeksi dijelaskan beserta cara kerja mikroorganisme untuk menginfeksi sel inang dan merusak jaringan. Pertahanan tubuh melalui sistem kekebalan juga diuraikan secara singkat.
Sistem imunitas-tubuh-akibat-penyakit-infeksiKpsBedahUndip
Dokumen tersebut membahas tentang etiologi, patogenesis, dan imunopatologi dari penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, dan parasit. Termasuk di dalamnya adalah mekanisme infeksi oleh mikroorganisme tertentu seperti tuberkulosis, kandidiasis, dan reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi.
Sistem imunitas-tubuh-akibat-penyakit-infeksiKpsBedahUndip
Dokumen tersebut membahas tentang etiologi, patogenesis, dan mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai jenis infeksi penyakit, termasuk virus, bakteri, jamur, dan parasit. Jenis infeksi yang dijelaskan meliputi tuberkulosis, infeksi bakteri spesifik dan nonspesifik, serta kandidiasis. Dibahas pula proses radang dan kerusakan jaringan akibat berbagai mikroorganisme penyebab infeksi tersebut.
Dokumen tersebut merupakan pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia pada tahun 2006. Pedoman ini membahas tentang epidemiologi, patogenesis, klasifikasi, diagnosis, pengobatan, dan komplikasi tuberkulosis."
Teks tersebut membahas tentang infeksi dan peradangan. Secara ringkas, teks tersebut menjelaskan tentang proses infeksi oleh mikroorganisme dan tahapannya, gejala klinis peradangan, faktor yang mempengaruhi timbulnya infeksi, jenis-jenis peradangan, dan proses penyembuhan luka.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi mikrobiologi dan ciri-ciri umum bakteri, termasuk struktur sel bakteri, pengelompokan bakteri berdasarkan cara memperoleh makanan, kebutuhan oksigen, jumlah flagela, dan bentuk tubuh. Juga dibahas mengenai peranan bakteri yang menguntungkan dan merugikan bagi kehidupan.
Dokumen ini membahas sistem kekebalan tubuh, termasuk sel darah putih, organ limfoid primer seperti sumsum tulang dan timus, organ limfoid sekunder seperti limpa dan kelenjar getah bening, serta proses pematangan dan migrasi sel imun.
Penyakit kusta disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae yang menyerang saraf, kulit, dan jaringan tubuh lainnya. Tanda-tanda klinisnya bervariasi antara lain bercak kulit, kehilangan sensasi, dan kerusakan saraf perifer bergantung pada tipe penyakitnya. Penularannya diperkirakan melalui kontak dengan sekret hidung penderita meskipun mekanismenya masih belum jelas.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
2. Radang
Ialah :
Reaksi jaringan hidup terhadap semua bentuk
jejas ( injury / cedera )
ikut berperan dalam reaksi ini :
Pembuluh darah
Syaraf
Cairan dan sel – sel tubuh ditempat jejas
3. Etiologi Radang :
Ada 2 :
1. Benda mati
a. Rangsang fisis : trauma, benda asing,
rangsang panas / dingin yang berlebihan,
tekanan, dll
b. Rangsang kimia :
asam dan basa yang kuat dan keracunan obat
4. 2. Benda hidup :
kuman patogen, bakteri, parasit, dan virus
mengiritasi jaringan melalui zat kimia yang
dilepaskan / diproduksi berupa toksin
Berdasarkan waktu terjadinya rangsangan
lingkungan / jejas, Radang dibagi :
1. Radang Akut
2. Radang kronis
5. RADANG AKUT
Ialah :
Radang yang disebabkan oleh rangsangan yang
berlangsung sesaat / mendadak ( akut )
Ditandai :
1. Secara Makroskopik lokal :
a. Tumor : - Oedema
- Radang exudatif
b. Rubor : kemerahan vasodilatasi
6. c. Kalor : panas vasodilatasi
d. Dolor : nyeri ( sakit )
terangsangannya serabut saraf pada
daerah radang
e. Functiolesia
= berkurangnya fungsi dari organ yang
mengalami keradangan
7. 2. Secara Mikroskopis :
a. infiltrasi sel – sel radang akut ( PMN )
b. vasodilatasi
c. oedema
Sel Radang Akut meliputi ( PMN ) :
Eosinophil
Basophil
Neutrophil
8. Manifestasi lokal ada 3 macam ( radang akut ) :
1. Perubahan hemodinamik
( perubahan pada pembuluh darah )
perubahan penampang pembuluh darah
akibat meningkatnya aliran darah
mula – mula vasokontriksi singkat diikuti
vasodilatasi ( arteriol mengalami dilatasi ) terjadi
beberapa menit setelah cedera jaringan.
9. Dilatasi menimbulkan perubahan pada sel
endotel pembuluh darah sehingga permeabilitas
dinding pembuluh darah tinggi cairan
plasma keluar kejaringan sehingga tekana
hidrostatik darah lebih tinggi
Dengan keluarnya cairan dari pembuluh darah,
sel –sel darah merah akan menggumpal / lebih
lengket aliran darah yang lambat
menyebabkan stagnasi total
10. 2. Perubahan permeabilitas
permeabilitas pembuluh darah tinggi
kebocoran pembuluh darah keluarnya
protein plasma
3. Eksudasi seluler ( perubahan sel leukosit )
a. Marginasi
b. Emigrasi
c. Kemotaksis
d. Fagositosis
11. RADANG KRONIS
Ialah : radang yang berlangsung beberapa
minggu, bulan atau bersifat menetap
kelanjutan dari radang akut radang
fibroblastik
Misal : tuberkulosis
12. Radang kronis
Dibagi 2 yaitu :
1. Radang non spesifik
- infiltrasi sel – sel MN
- proliferasi fibroblast
- neovaskularisasi
13. 2. Radang spesifik
Radang granulomatik
= radang kronik yang ditandai dengan
terbentuknya sel – sel epiteloid yang dikelilingi
sel – sel radang MN beberapa giant cell
menunjukkan suatu proliferasi dan
pertumbuhan jaringan
15. TUBERKULOSIS
Disebabkan : Mycobacterium tuberculosis
Reaksi tubuh terhadap TBC :
Berkumpulnya leukosit pada tempat infeksi
Makrofag jaringan
= sel mononuklear yang besar
Sel epiteloid ( protoplasma dari makrofag
menjadi jernih menyerupai sel epitel )
16. tonjolan kecil tuberkel
Beberapa sel epiteloid dapat bersatu sel datia Langhanz
terdapat kuman TBC
Ditengah sel datia terjadi nekrosis = perkejuan
Tuberkel dikelilingi :
a. limfosit
b. jaringan ikat
daerah nekrosis dapat meluas disertai dengan pencairan
terbentuk rongga = KAVERNE
sebesar duku atau lebih
Tetapi jika fibrosis dapat terjadi lebih cepat, proses nekrosis dapat
terbendung
17. Ciri – ciri mikrokopik radang kronis :
a. Infiltrasi sel – sel radang kronis MN
b. Proliferasi jaringan fibroblast
c. Neovaskularisasi
Sel Radang Kronis ( MN ) :
Lymphosit
Monosit
18. Klasifikasi Radang berdasarkan perubahan
jaringan / mikroskopis :
1. Radang eksudatif
didominasi oleh eksudat radang, jaringan
mati hanya sedikit
ada 2 eksudat radang :
a. Eksudat selular
b. Eksudat humoral
19. a. Eksudat selular :
Radang akut
- PMN neutrofil
- < limfosit & monosit
Radang sub akut
- > PMN eosinofil
- > limfosit dan monosit
20. Radang kronis
- > sel limfosit dan monosit
- kadang2 dijumpai sel plasma & < sel PMN
b. Eksudat humoral
Radang katarhalis
eksudat jernih berupa lendir
21. Radang fibrinosa berupa fibrin
Radang serosa = jernih, < fibrin
Radang purulenta / supuratif = nanah
Radang haemorrhagik = merah, mengandung
eritrosit
Radang peudomembranosa
pembentukan membran palsu yang terbentuk
dari bekuan fibrin epitel nekrotik dan sel leukosit
mati
22. 2. Radang degeratif / nekrotik = difteri
3. Radang proliferatif
selain eksudat jaringan yang dapat
berproliferasi
23. MACAM-MACAM SEL RADANG
Sel polimorfonuklear ( PMN )
a. Neutrofil
b. Eosinofil
c. Basofil
Sel mononuklear ( MN )
a. Limfosit
b. Monosit
24. NEUTROFIL
Muda : tidak bersegmen
< jumlahnya ( 3 – 6 % dari seluruh
leukosit dewasa )
Dewasa : inti bersegmen ( kacang,tapal kuda,dll )
2 – 4 buah
Granula disitoplasma kecil pada pewarnaan
metilen biru – eosin tidak memberi warna biru
/ merah neutrofil netral
Fungsi : fagositosis
25.
26. EOSINOFIL
Granula kasar dan berwarna merah terang pada
sitoplasmanya
Inti berlobus 2 biasanya karena adanya
infeksi parasit
29. LIMFOSIT
Nukleus besar dan bulat mengandung
kromatin padat
Sitoplasma hanya sedikit
Nukleusnya pucat dan tidak bergranul
Pada keadaan tertentu, sel ini dapat berubah
menjadi mononukleus dengan daya fagositosis
yang besar = makrofag jaringan
30.
31. MONOSIT
Bisa berubah menjadi makrofag
Nukleus seperti biji kacang
Bergranula kecil
Sitoplasma berwarna abu – abu
Besar monosit 17 – 20 mikron
32.
33. MAKROFAG
= - histiosit
- plasmatosit
- sel retikuloendotelial ( RES )
Sel yang melapisi sinus dari kelenjar getah
bening, sumsum tulang dan limfe
Fungsi : monosit dan makrofag = fagositosis
34. PEMULIHAN JARINGAN
Ialah = proses akhir dari suatu radang
penyembuhan
( memperbaiki jaringan yang rusak )
Sel yang akan menggantikan jaringan yang rusak
berasal dari :
1. Jaringan Parenkim
dengan mengganti sel yang rusak dengan sel
yang baru dan sama fungsi pulih
regenerasi
36. Sel parenkim dibedakan menjadi :
1. Sel Labil
= pada saat tertentu mengalami nekrosis tapi
akan mengalami pembaharuan secara
periodik sehingga sel yang rusak akan diganti
dengan sel yang sama
contoh : sel epitel kulit
37. 2. Sel stabil
= tidak periodik
hanya pada keadaan patologi
contoh :
sel parenkim yang terdapat dalam sel kelenjar
dalam tubuh :
hati, pankreas, kelenjar endokrin, sel tubulus
ginjal, kelenjar pada kulit