Dokumen tersebut membahas tentang kelenjar tiroid, hormon tiroid, sintesis dan sekresi hormon tiroid, pengontrol fungsi tiroid, dan efek hormon tiroid. Kelenjar tiroid memproduksi hormon T3 dan T4 yang memengaruhi metabolisme, pertumbuhan, dan fungsi sistem saraf pusat dan kardiovaskular. Sintesis hormon tiroid melibatkan iodium dan enzim peroksidase tiroid di dalam folikel kelenjar tiroid.
Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke unit gawat darurat rumah sakit dengan keluhan nyeri dada berat sejak 1 minggu yang memberat sejak 3 jam terakhir. Keluhan dirasakan menjalar ke lengan kiri, ke rahang disertai keringat dingin. Riwayat perokok aktif sejak 30 tahun lalu menghabiskan 2 bungkus per hari.
Pada pemeriksaan nampak dia terlihat pucat, BMI 30 kg/m2 dengan kulit dingin dan berkeringat. Nadinya lemah, dengan sekali-kali ekstrasistole (denyut ventrikuler ektopik). Tekanan darah arterial 200/100 mmHg. Bunyi jantung normal, fisis jantung ditemukan kardiomegali. Pada EKG didapatkan gambaran elevasi segemen ST di II, III, aVF disertai gambaran LVH. Laboratorium ditemukan LDL kolesterol 180 mg/dl, HDL 28 mg/dl, HbA1C 11%, SGOT 12, SGPT 18, Hb 12 gr%
Definisi dan Klasifikasi dari Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Etiologi & Faktor Risiko dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Patogenesis Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Patofisiologi dan Manifestasi Klinis Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Diagnosis (Anamnesis,P.Fisik,P.Penunjang) dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
Penatalaksanaan [ Farmako & Non – farmako
( Edukasi, Pencegahan ) ] dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
7. Prognosis dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
Penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karena angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke unit gawat darurat rumah sakit dengan keluhan nyeri dada berat sejak 1 minggu yang memberat sejak 3 jam terakhir. Keluhan dirasakan menjalar ke lengan kiri, ke rahang disertai keringat dingin. Riwayat perokok aktif sejak 30 tahun lalu menghabiskan 2 bungkus per hari.
Pada pemeriksaan nampak dia terlihat pucat, BMI 30 kg/m2 dengan kulit dingin dan berkeringat. Nadinya lemah, dengan sekali-kali ekstrasistole (denyut ventrikuler ektopik). Tekanan darah arterial 200/100 mmHg. Bunyi jantung normal, fisis jantung ditemukan kardiomegali. Pada EKG didapatkan gambaran elevasi segemen ST di II, III, aVF disertai gambaran LVH. Laboratorium ditemukan LDL kolesterol 180 mg/dl, HDL 28 mg/dl, HbA1C 11%, SGOT 12, SGPT 18, Hb 12 gr%
Definisi dan Klasifikasi dari Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Etiologi & Faktor Risiko dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Patogenesis Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Patofisiologi dan Manifestasi Klinis Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Diagnosis (Anamnesis,P.Fisik,P.Penunjang) dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
Penatalaksanaan [ Farmako & Non – farmako
( Edukasi, Pencegahan ) ] dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
7. Prognosis dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
Penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karena angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm dan terletak di leher, tepat dibawah jakun. Kedua bagian tiroid dihubungkan oleh ismus, sehingga bentuknya menyerupai huruf H atau dasi kupu-kupu.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
1. Berlian (G2L1 14 002)
Rasmi (G2L1 14 005)
Under the guidance of
Dr. Prima Endang, M.Si
Dept.of Chemical Post Graduate Universitas Halu
Oleo
2. —Mengaturkomosisi kimia & volume
lingkungan internal.
—Mengatur metabolisme & keseimbangan
energi.
—Mengatur kontraksi otot,sekresi kelenjar.
—Homeostasis
—Mengatur aktivitas sistem kekebalan.
HORMON
3. — Hormon yg dihasilkan kelenjar tiroid merupakan
dua molekul yg terdiri dari thyroxin (T4) dan
triiodothyronin (T3).
—Hormon ini memerlukan yodium bagi aktivitas
biologisnya.
—Dalam sirkulasi diikat protein plasma : TBG,
TBPA, TBA dan fraksi bebas.
—Proses sintesis terjadi dalam kelenjar melalui
protein tiroglobulin.
HORMON TIROID
4. KELENJAR TIROID
Kelenjar tiroid terdiri atas sekumpulan sel – sel folikel
bulat/sferis yang berisi bahan protein yang disebut
koloid.
Sel – sel ini menghasilkan hormon tiroksin
(tetraiodotironin/T4) dan triiodotironin (T3).
Dinding folikel terdiri atas selapis sel yang bentuknya
berubah – ubah sesuai dengan keaktifan kelenjar
Bila kelenjar sedang aktif sel dinding ini berbentuk
kuboid yang tinggi, koloidnya menyusut, pinggirannya
memperlihatkan lacuna/lekukan.
Sebaliknya bila sedang tidak aktif, sel dinding menjadi gepeng dan folikel membesar
berisis penuh koloid.Di antara folikel terdapat sel C (sel parafolikuler) yang
menghasilkan kalsitonin yang berperan dalam metabolisme kalsium.
5. MEKANISME KERJA KELENJAR TIROID
Pada awalnya Hypothalamus
akan menghasilkan TRH
(Thyrotropine Releasing
Hormone) yang akan memacu
Kelenjar Pituitari (Hipofise)
untuk menghasilkan TSH
(Thyrotropine stimulating
hormone)
TRH (Thyrotropine releasing
Hormone)akan memacu kelenjar
thyroid untuk menghasilkan T3
dan T4
TSH (Thyrotropine
stimulating hormone)
TSH memacu kelenjar thyroid untuk
menghasilkan T3 dan T4
TRH (Thyrotropine releasing
Hormone) yang dihasilkan
Hypothalamus
Triiodotironin (T3) dan Tetraiodotironin/ Tiroksin
(T4) yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid
Jika hormon thyroid diproduksi dalam
jumlah sedikit maka TSH akan
meningkat nilainya untuk memacu agar
kelenjar thyroid dapat menghasilkan T3
dan T4 dalam jumlah cukup.
Sebaliknya jika terjadi peningkatan
produksi T3 dan T4 maka TSH akan
menurun jumlahnya agar tidak
terbentuk T3 dan T4 lagi.
Hypothalamus-----TRH-------->Pituitary -Gland-----TSH------>Kelenjar Thyroid------> T3 dan T4
6. SINTESIS HORMON TIROID
(1)Transpor aktif dari I melintasi membran ke dalam sel tiroid
(trappingof iodide).
(2)Oksidasi dari iodida dan iodinasi dari residu tirosil
dalam tiroglobulin.
(3)Penggabungan molekul iodotirosin dalam toirglobulin
membentuk T3 dan T4.
(4)Proteolisis dari tiroglobulin, dengan pelepasan dari
iodotirosin dan iodotironin bebas.
(5)Deiodinasi dari iodotirosin di dalam sel tiroid, dengan
konservasi dan penggunaan dari iodida yang dibebaskan,
dan
(6)Di bawah lingkungan tertentu, deiodinisasi-5' dari T4
menjadi T3 intratiroidal.
(7)Sintesis hormon tiroid melibatkan suatu glikoprotein unik,
tiroglobulin, dan suatu enzim esensial, peroksidase tiroid
(TPO).
8. SEKRESI HORMON KELENJAR TIROID
Proses sekresi hormone ini dimulai dengan proses endositosis koloid
oleh sel folikel kelenjar.
Di dalam sel butir – butir koloid ini meleburkan diri dengan lisosom
yang mengandung enzim proteolitik.
Enzim ini memutuskan ikatan polipeptida antara senyawa iodotironin
dengan tiroglobulin, sehingga didalam sitoplasma didapat MIT, DIT,
T4, dan T3.
MIT dan DIT tetap didalam sitoplasma untuk didaur ulang dengan
bantuan enzim mikrosom iodotirosin deiodinase yang membebaskan
iodium kembali.
Sedangkan T3 dan T4 akan disekresikan ke dalam sirkulasi darah.
Proses endositosis koloid dirangsang oleh TSH.
9. PENGONTROL FUNGSI TIROID
Pertumbuhan dan fungsi dari kelenjar t iroid paling sedikit dikendalikan
empat mekanisme
(1) Sumbu hipotalamus-hipofisis-tiroid klasik, dimana hormon pelepas-tirotropin
hipotalamus (TRH) merangsang sintesis dan pelepasan dari hormon
perangsang-tiroid hipofisis anterior (TSH), yang pada gilirannya merangsang
sekresi hormon dan pertumbuhan oleh kelenjar tiroid.
(2) Deiodininase hipofisis dan perifer, yang memodifikasi efek dari T4 dan T3.
(3)Autoregulasi dari sintesis hormon oleh kelenjar tiroid sendiri dalam
hubungannya dengan suplai iodinnya.
(4) Stimulasi atau inhibisi dari fungsi tiroid oleh autoantibodi reseptor TSH (1,2).
10. Sumbu hipotalamus-hipofisis-tiroid
TRH dihasilkan di hipotalamus
mencapai tirotropdi hipofisis
anterior melalui sistem portal
hipotalamus-hipofisis dan
merangsang sintesis dan
pelepasan TSH. (1)
Baik hipotalamus dan hipofisis,
T3 terutama menghambat
sekresi TRH dan TSH (3,4)
T4 mengalami monodeiodinasi
menjadi T3 di neural dan hipofisis
sebagaimana di jaringan perifer (2)
11. METABOLISME YODIDA
—Konsentrasi yodida (I-), memekatkan I- oleh kelenjar
tiroid, rasio yodida T;S=25:1.
—Oksidasi yodida, dalam kelenjar tiroid melalui enzim
peroksidase.
—Yodinasi tirosin : organifikasi.
—Perangkaian yodotirosil : MIT+DIT > T3,
DIT+DIT >T4
Hidrolisis tiroglobulin distimulasi oleh TSH; dan
dihambat oleh yodida.
—Deyodinasi ekstratiroid : T4 > T3.