SlideShare a Scribd company logo
Oleh: Syntia Tanu Juwita, dr
Pembimbing :Djoko Marsudi,dr.,MS.,SpPK
PENDAHULUAN

Cairan tubuh mengandung air,elektrolit
dan non elektrolit.
Elektrolit merupakan zat yang

terdisosiasi dalam cairan dan membawa
muatan listrik.
Elektrolit dibedakan menjadi ion positif
(kation) dan ion negatif (anion).
Jumlah kation dan anion dalam suatu
larutan pada umumnya sama(dalam
miliekuivalen).




2
Kation utama dalam cairan
ekstraseluler adalah sodium(Na ).
Kation utama dalam cairan intraseluler
adalah potassium (K ).
Anion utama dalam cairan
+

+

ekstraseluler adalah klorida (Cl-) dan
bikarbonat (HCO3-)
Anion utama dalam intraseluler adalah
ion fosfat(PO43-).



3
Metode Pemeriksaan Natrium dan
Kalium.
1.
2.
3.
4.

Flame fotometri
Atomic Absoption Spectrophotometry.
Metode Fotometri Enzimatik
ISE (Ion Selective electroda)

4
Sampel untuk pemeriksaan Na+, K+ ,
dan Cl-

- Darah utuh (w hole blood )
- Plasma
- Serum
- Urine
- Cairan Serebrospinal
- Feses

5
Flame Fotometer

EMISSION FLAME
FOTOMETER

Monocromator

DDetector

Galvano
meter

6
Prinsip kerja Flame fotometer:

1.Larutan sampel dihisap oleh aspirator yang
merupakan kapiler dan menuju ke dalam suatu
chamber,bersama-sama dengan gas yang
bertekanan tinggi.Kemudian larutan tadi oleh
atomizer disemprotkan dalam bentuk butiran
air yang mengandung uap atom bebas yang
masuk ke dalam flame .
2.Suatu atom terdiri atas proton dan elektron
yang bergerak pada lintasan tertentu dengan
energi tertentu.Selama bergerak,elektron tidak
memancarkan atau menyerap energi.Tapi
apabila atom tersebut diberi energi tinggi maka
elektron terluarnya akan berpindah ke
lingkaran lebih luar dan keadaan ini disebut
7
3.Pada keadaan tereksitasi ,atom menjadi tidak
stabil dan berusaha kembali ke keadaan semula
(ground state) dengan mengeluarkan emisi
sinar spesifik dengan panjang gelombang
tertentu .Energi yang dipancarkan atom-atom
itu berupa sinar polikromatis.
4.Kemudian sinar polikromatis masuk ke
celah,dan melalui monokromator akan disaring
menjadi sinar monokromatis.Monokromator
disini berfungsi membedakan sinar yang
diemisikan masing-masing masing logam.
5.Sinar monokromatis ditangkap
fotodetektor,dan diubah menjadi sinyal listrik
yang besarnya diukur dengan galvanometer.
8
Metode Flame fotometer
1.Merupakan metode rujukan yang baik
& umum dikerjakan
2.Kadar diukur secara kuantitatif
3.Eksitasi atom menghasilkan emisi
sinar spesifik
4.Gas bakar yang bisa digunakan
dengan metode flame fotometer ini
adalah LPG (propana) dan bahan lain
metana dan butana.
9
Atomic Absorption Spectrophotometer

10

10
Prinsip kerja Atomic Absorption Spectrophotometer
1.Sampel larutan dihisap oleh aspirator
berbentuk kapiler,dan dengan daya kapiler
larutan tadi menuju ke chamber,bersama-sama
dengan gas yang bertekanan tinggi.Kemudian
larutan tersebut oleh atomizer disemprotkan
dalam bentuk butiran air yang mengandung
uap atom bebas menuju ke flame.
2.Sumber sinar yang berupa tabung (Hollow
cathoda lamp) yang menghasilkan sinar
monokromatis dengan panjang gelombang
tertentu,dan sinar monokromatis itu akan
melewati flame atau api.
11
3.Flame disini tidak berfungsi untuk eksitasi
elektron. Melainkan untuk memanaskan
atom-atom,sehingga atom logam yang
dibakar tersebut dapat menyerap sinar
secara spesifik,dan atom sifatnya akan
lebih stabil.
4.Kemudian
sinar
akan
masuk
ke
monokromator .
5.Energi sinar dari monokromator akan
diubah menjadi energi listrik di detektor.
6.Sistem pembacaan akan menampilkan data
yang dapat dibaca dari grafik.
12
Fotometri Enzimatik
Dasar pemeriksaan reaksi Natrium

Pengaktifan enzim β-galaktosidase oleh Na

+

untuk hidrolisis o-nitrofenil- β-D-

galactopyranoside (ONP G).
Nilai yang dihasilkan dari o- nitrofenol diukur



λ 420 nm

Na +
ONPG ------------------ > galaktosa + o-nitrofenol
beta galaktosidase
λ max 420nm
13
Dasar Pemeriksaan Reaksi Kalium

• Pengaktifan enzim piruvat kinase oleh Ion
•
•

K+ dalam reaksi phosphoenolpyruvate (PEP)
menjadi piruvat.
Sebagai indikator reaksi ,piruvat yang
terjadi diubah menjadi laktat oleh enzim
LDH (Lactic dehydrogenase)
Menggunakan koenzim NADH,penurunan
kadar NADH dikuti dengan pembacaan
panjang gelombang 340 nm.

14
REAKSI KALIUM
K+
PEP + ADP

---------------- > Piruvat + ATP
Piruvat kinase

Piruvat + NADH + H+
λ 340nm

LDH
-------- > laktat + NAD+

15
Ion Selectif Electroda

16
ISE

Metode pemeriksaan berdasarkan
potensiometer ion yang merupakan
bagian dari elektrokimia

Potensiometer

Analisis berdasarkan perbedaan potensial
antara dua elektroda

Elektrokimia

Pengukuran gerakan elektron dalam
larutan elektrolit
17
Elektroda

: konduktor yang diletakkan

pada larutan elektrolit
yang sesuai
sehingga ada kecenderungan dari atomnya
untuk meninggalkan permukaan dan
masuk dalam larutan sebagai ion.

Elektroda indikator

elektroda dengan
besar potensial yang bervariasi sesuai
dengan aktivitas/konsentrasi dari larutan
yang diukur.
:

Elektroda referen: elektroda yang memiliki

besar potensial konstan yang diketahui
besarnya.

18
Prinsip dasar pengukuran ISE:
1.Dasar pengukurannya adalah interaksi
pergerakan ion-ion bebas dalam sampel
dengan bahan sensor aktif .
2.Setiap elektroda mempunyai membran
ion selektif.Dimana elektroda referense
mempunyai konsentrasi larutan yang
diketahui dan stabil.Sedangkan
elektroda indikator mempunyai
konsentrasi larutan yang tidak
diketahui.
19
3.Membran ion selektif akan memisahkan sampel
yang tidak diketahui konsentrasinya dengan
larutan elektroda yang diketahui konsentrasi
larutannya.
4.Bila suatu membran tipis memisahkan dua
larutan yang berbeda aktivitas ionnya ,maka
akan terjadi perbedaan potensial antara kedua
sisi membran.
5.Potensial yang terjadi akan diteruskan ke
amplifier.Proses selanjutnya,elektroda
reference (acuan) dihubungkan dengan ground.
Hasil potensial masing-masing elektroda
diketahui dan dihitung perbedaan potensialnya.
20
Rumus yang digunakan :
Ecell = Eind – Eref + Eij
Keterangan:
Ecell = potensial cell
Eind = potensial indicator
Ereff = potensial referens
Eij = potensial liquid junction

21
Dimension® RxL Max™ IMT Fluidics
IMT
Pump

D1

R1
X
QuikL
YTE®

X2

Salt
Bridge
Solution

Sample
Diluent

IMT
Sample
Port

X1

W

X2
W2

To
Waste

R1
1
2

X0

X1

D2

X1

D1

To
Waste

Air
IMT
Rotar y Valve

Flush

Standard B

F1

B

Out
Out

Diluent
Pump

P55F

F2

Out

Flush
Pump

P55E

Standard A

A
22
Pengukuran Na+, K+ dan Cl- memakai alat
Dimension® RxL Max dengan metode ISE

23
1. Sampel dihisap oleh
sampel tip

2. Kemudian sampel
dimasukkan ke Aliqurt
24
3. Sampel ditambahkan
dengan standar A dan
standar B serta flash
solution

4 .Ditambahkan diluent
sebagai pengencer
dengan perbandingan
1:10
25
5.Sampel,standar A dan
standar B,diluent,masuk
ke Port Integrated
Multisensor
Technology(IMT)

26
6.Ditambahkan salt ke Quiklyte
elektrolit yang berfungsi sebagai
elektroda,terdapat 3 elektroda ion
selektif untuk ion Na+,K+,dan
CL.Juga terdapat elektroda
reference.
Setelah diposisikan dimultisensor
ion Na+,K+,dan CL- akan
membentuk keseimbangan dengan
permukaan elektroda.
Potensial elektroda Na+,K+,dan
CL- diukur secara berurutan
dibandingkan terhadap listrik yang
dihasilkan pada larutan.
Konsentrasi yang diinginkan di
hitung dengan Nerst equation.
27
Elektroda pada Dimension® RxL Max :

28
7. Pembuangan
melalui pump IMT

29
Metode Pemeriksaan Klorida.
1.
2.
3.
4.

Titrasi merkurimetri
Kolometrik-amperometrik titrasi
ISE
Metode fotometri

30
Metode Titrasi Merkuri

Prinsip :
1. Filtrat bebas protein (pengendapan dengan
asam tungstat) ditambah dengan
difenilkarbazon sebagai indikator.Selanjutnya
dititrasi merkuri nitrat.
2.Hg2+ bebas bereaksi dengan Cl- membentuk
merkuri klorida
 HgCl2 + 2 NO3
Cl‾ + Hg(NO3)2
3.Kelebihan ion Hg²+ bereaksi dengan
difenilkarbazon membentuk senyawa komplek
berwarna biru ungu
4.Saat mulai timbul perubahan warna merupakan
titik akhir dari titrasi.
31
Kolometri-amperometrik titrasi
Prinsip :
1.Pengukuran Cl‾ ini menggunakan ion
perak (Ag) yang dikombinasi dengan ion
klorida untuk menghitung konsentrasi
klorida.
Ag+ + Cl‾  AgCl
2. Saat semua ion Cl‾ berikatan dengan ion
Ag+ , kelebihan ion Ag+ bebas digunakan
sebagai endpoint.

32
QUALITY CONTROL

PENGGUNAAN SERUM KONTROL:

Lyphochek Assayed
Chemistry Control
level 1

Lyphochek Assayed
Chemistry Control
level 2
33
QUALITY CONTROL

• Minimal
•
•
•

dilakukan kontrol
1 kali dalam
sehari,dari bahan kontrol dengan konsentrasi
protein yang sudah diketahui .
Menggunakan reagen Lyphochek Assayed
Chemistry Control level 1 dan level 2 yang
berupa serum dari manusia yang dibentukkan
serum beku kering (Lyophilized sera)
Reagen Lyphochek Assayed Chemistry Control
level 1 ini untuk kontrol normal, Reagen
Lyphochek Assayed Chemistry Control level 2
untuk kontrol tinggi.
Serum kontrol ini akan tetap stabil sampai pada
waktu kadaluarsa selama kondisi tidak terbuka
dengan suhu 2-8°C
34
Lyphochek Assayed
Chemistry Control level
1

Lyphochek Assayed
Chemistry Control
level 2

Sodium

139-153 mmol/L

123-137 mmol/L

Potassium

3.10-4.10 mmol/L

5.20-6.60 mmol/L

Chlorida

87-101 mmol/L

80-90 mmol/L

PARAMETER

35
Cara rekonstitusi serum beku kering
(Lyophilized sera) :

• Digunakan pipet volumetrik,tiap vial
•
•

serum kontrol ditambahkan 5 ml
aquadest.
Dicampurkan dengan baik,dan jangan
sampai berbuih karena akan menyulitkan
pada saat pengambilan oleh pipet ,bila
buih ikut terambil maka pengukuran tidak
akurat.
Didiamkan 30 menit sebelum dianalisis.

36
Cara pemeriksaan serum kontrol:

• Serum kontrol diletakkan ditengah
deretan serum pasien .
• Serum kontrol diperlakukan sama
seperti serum pasien

37
KALIBRASI ISE
Ada 2 cara kalibrasi otomatis
1.Memakai 2 titik yaitu memakai 2
standar yang berbeda.
2.Memakai 1 titik yaitu
membandingkan sampel dengan
standar A.

38
Kalibrasi 2 macam standard A dan B
:

• Selama kalibrasi ,standar B akan
•
•

melewati elektroda ion selektif Na,K,Cl
dan elektroda reference.
Dengan cara yang sama untuk standar A
juga melewati elektroda ion selektif
Na,K,Cl dan elektroda referene.
Perbedaan tegangan antara standar A
dan standar B digunakan untuk
menghitung slope kalibrasi(kemiringan).
39
Typical Na slopes 58 to 62
K slopes 57 to 61
CL slopes -49 to -53

Slope range:
Sodium :53 – 62
Potassium:53 – 62
Chloride:-60 sampai -40
Bila melebihi atau
kurang dari slope range
maka hasil failed.

40
Nilai rujukan kadar elektrolit
Elektrolit

Spesimen

Natrium

Urin(24 jam)
Serum dan plasma
cairan serebrospinal

40-220 mmol/hari
136-145 mmol/L
136-150 mmol/L

Kalium

Urin(24 jam)
Serum dan plasma

25-125 mmol/hari
3.4-5.0 mmol/L

Klorida

Urin(24 jam)
Serum dan plasma

110-250 mmol/hari
98-107 mmol/L

Nilai rujukan

41
Terima kasih
42
HIPERNATREMIA
1.Terjadi jika pemasukan melebihi
pengeluaran, yang disebabkan oleh
abnormalitas mekanisme homeostatis.
2. Karena natrium beredar dalam cairan
ekstraseluler (CES), peningkatan natrium
total akan disertai peningkatan volume CES
3. Peningkatan volume ini terutama pada
cairan interstitial yang menyebabkan
oedema.
4. Pada kasus : Gagal jantung kongestif,
penyakit hati, penyakit ginjal, kehamilan
43
HIPONATREMIA
1. Jumlah pengeluaran natrium melebihi
pemasukannya
2. Didapatkan pada keadaan seperti pengeluaran
melalui gastrointestinal (diare,muntah), jumlah
keringat yang meningkat, luka bakar, penyakit
ginjal, dan diuretika
3. Pseudohiponatremia : hiperglikemia,
hiperglobulinemia.

44
HIPERKALEMIA
1. Terjadi jika perpindahan kalium dari CIS ke
CES , peningkatan pemasukan (intake), atau
penurunan pengeluaran (ekskresi)
2. Penyebab hiperkalemia : Asidosis, Hipoksia,
Defisiensi insulin, Trauma otot, intake
peningkat, pengeluaran menurun
3. Pseudohiperkalemia : hemolisis, lekositosis

45
HIPOKALEMIA
1.Terjadi karena perpindahan kalium CES
menuju CIS
2. Penyebab hipokalemia : Alkalosis,
pemberian diuretik, intake menurun, dan
peningkatan ekskresi di gastrointestinal
3. Pseudohipokalemia : peningkatan ekskresi
di urin

46
HIPERKLORIDA
1. Terjadi jika pemasukan melebihi
pengeluaran pada gangguan mekanisme
homeostatis dari klorida
2. Umumnya penyebab retensi klorida sama
dengan penyebab retensi natrium

HIPOKLORIDA
Terjadi karena pengeluaran klorida melebihi
pemasukan

47
Interferens pada pemeriksaan
Natrium

Pada umumnya hemolisis tidak

mempengaruhi kadar natrium dalam
serum dan plasma.
Untuk sampel berupa feses ,harus cair
dan ini perlu disaring atau diputar
(sentrifugasi )sebelum dilakukan
pemeriksaan.



48
Interferens pada pemeriksaan kalium
1.Hemolisis harus dihindari dari
pemeriksaan kalium .
2.Pada proses pembekuan darah kalium
banyak dilepaskan oleh platelet,sehingga
kadar K+ dalam serum 0.2-0.3 mmol/l
lebih tinggi.
3.Sampel urine yang digunakan
dikumpulkan selama 24 jam untuk
mengurangi variasi diurnal,bila kurang
dari 24 jam hasil dipengaruhi variasi
diurnal.
49
4.Pada penggunaan tourniquet saat
pengambilan darah menyebabkan
kenaikan level potasium 10-20%.
5.Peningkatan kadar kalium yang
menyebabkan false high bisa disebabkan
karena aktivitas otot
6.Peningkatan juga dapat terjadi jika darah
dibekukan sebelum dipisahkan.
7.Adanya lekositosis dan trombositosis
yang ekstrem dapat meningkatkan kadar
kalium serum.
50
Kelebihan metode Atomic Absorption
Spectrophotometer
1.Metode ini menganalisa konsentrasi
logam berat dalam sampel secara akurat
karena konsentrasi yang terbaca pada
alat AAS berdasarkan banyaknya sinar
yang diserap yang berbanding lurus
dengan kadar zat.Metode ini bisa
menganalisa sampel sampai pada kadar
rendah,sedangkan pada metode lain
seperti volumetrik hanya dapat
menganalisa pada kadar yang tinggi.
2.Analisa sampel dapat berlangsung lebih
cepat

51
Kekurangan metode Atomic Absorption
Spectrophotometer
1.Berdasarkan pengaruh kimia,metode ini
tidak mampu menguraikan zat menjadi
atom.Dan hanya dapat menganalisa logam
berat dalam bentuk atom-atom.
2.Sampel yang dianalisa harus dalam suasana
asam ,sehinggasemua sampel yang akan
dianalisa harus dibuat dalam suasana
asam,dengan ph antara 2 sampai 3.
3.Biaya operasional tinggi dan harga
peralatan yang mahal.

52
Interferens pada metode AAS:
1.Interferens secara kimiawi,sampel disini tidak
memisah menjadi ion-ion bebas yang penting untuk
absorbsi.
2.Interferens saat ionisasi,yaitu dimana atom bebas
pada flame terionisasi, sementara tetap berada di
tempat semula(ground state) sehingga bila sinar
spesifik dari hallow cathoda lamp melewati flame
tidak bisa diserap oleh atom di flame.
3.Interferens di bahan pemeriksaan,yaitu dimana
misalnya pada sampel yang diperiksa mengandung
protein,sementara pada standart tidak mengandung
protein,sehingga terdapat perbedaan kepekatan
,komposisi pelarut,dan konsentrasi garam.
4.Interferens karena spektrum,dimana terjadi absorbsi
lainnya dalam sampel.
53
Perbedaan interpretasi dari metode direk
dan indirek :
1.Pada metode direk,hasil yang didapat
merupakan gambaran aktivitas elektrolit
dalam air plasma(93%),dan hanya dapat
dibandingkan dengan hasil pemeriksaan
flame fotometer atau fotometer ,jika kadar
protein dan bikarbonat normal.
2.Pada metode indirek hasil pemeriksaan
dinyatakan dalam kadar yang sudah dikoreksi
dengan faktor kompensasi ,sehingga nilainya
dapat dibandingkan dengan hasil dari flame
fotometer maupun fotometer enzimatik.
54
Nernst Equation
ΔE = ΔEo - RT ln ax
nF
Eo = potensial standar sel elektrokimia
R = sebagai konstan;
T = Suhu, di degress Kelvin;
n = jumlah elektron yang terlibat dalam elektroda
reaksi
F = konstanta faraday;
ln = logaritma natural
ax = aktivitas ion
55
Keuntungan Pemakaian Metode ISE
1) ISE relatif murah dan mudah digunakan .
2) Dapat memakai bodi dari plasik namun cukup kuat dan
tahan lama sehingga ideal digunakan di dalam dan di
luar laboratorium.
3) Dapat dipakai untuk mengukur ion terlarut dalam
pelarut air secara cepat dan mudah.
4) ISE sangat berguna dalam aplikasi untuk menentukan
konsentrasi yang besar.
5) ISE dipakai untuk pemantauan kontinyu dari
perubahan konsentrasi: misalnya dalam titrasi
potensiometri atau n. pemantauan penyerapan nutrisi,
atau konsumsi reagen.
6) Berguna dalam aplikasi biologis / medis karena
mengukur aktivitas ion secara langsung.
56
7) Dalam aplikasi di mana ada interferen ion, pH, atau
masalah konsentrasi terlalu tinggi , dapat dilakukan
modifikasi melalui metode eksperimental khusus dan
reagen khusus untuk mengatasi banyak dari kesulitan
ini.
8) Dengan pemakaian yang hati-hati, kalibrasi yang
teratur, akurasi dan tingkat presisi ± 2 atau 3% untuk
beberapa ion dan dengan demikian menguntungkan
dibandingkan dengan teknik analisis lain yang jauh
lebih kompleks dan mahal
9) ISE adalah salah satu dari beberapa teknik yang bisa
mengukur baik ion positif dan negatif.
10) ISE tidak terpengaruh dengan warna sampel atau
kekeruhan.
11) ISE dapat digunakan dalam larutan air pada rentang
temperatur yang luas. Kristal membran dapat
beroperasi dalam kisaran 0°C sampai 80°C dan
membran plastik dari 0°C sampai 50 ° C.

57
KURVA STANDAR KALIBRASI

58
Interferens klorida:
1.Bila proses pemisahan sampel serum dan
plasma dari sel-selnya terlalu lama akan
terjadi persinggungan antara darah dan
udara yang menyebabkan gas CO2 keluar
sehingga terjadi perubahan distribusi klorida
antara sel-sel darah dengan plasma.
2.Salisilat dalam jumlah tinggi mengganggu
elektroda klorida dan menyebabkan hasil
klorida bias positif .Konsentrasi salisilat
dalam level terapi tidak menyebabkan
gangguan yang signifikan.
59
4.Hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi
diturunkan dari:
Hukum Lambert : bila suatu sumber sinar
monokromatis melewati medium transparan ,maka
intensitas sinar yang diteruskan berkurang dengan
bertambahnya ketebalan medium yang mengabsorbsi.
Hukum Beer: Intensitas sinar yang diteruskan
berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya
konsentrasi spesifik yang menyerap sinar tersebut.




60

More Related Content

What's hot

Leukosit
LeukositLeukosit
Leukosit
fikri asyura
 
Laporan pemeriksaan urine
Laporan pemeriksaan urineLaporan pemeriksaan urine
Laporan pemeriksaan urine
Santos Tos
 
Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2
pdspatologikliniksby
 
Fajar quality control urinalysis
Fajar quality control urinalysisFajar quality control urinalysis
Fajar quality control urinalysispdspatklinsby
 
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
PatriciaGitaNaully
 
Pelatihan Quality Control
Pelatihan Quality Control Pelatihan Quality Control
Pelatihan Quality Control
ferinurgianto
 
Vilep imunologi semester iv
Vilep imunologi semester ivVilep imunologi semester iv
Vilep imunologi semester iv
AhmadPurnawarmanFais
 
Transfusi Darah 3. pembuatan suspensi eritrosit 2% 50%
Transfusi Darah 3. pembuatan suspensi eritrosit 2%   50%Transfusi Darah 3. pembuatan suspensi eritrosit 2%   50%
Transfusi Darah 3. pembuatan suspensi eritrosit 2% 50%
Dewi Fitriani
 
Etika Profesi ATLM rev 8 th 2019 untuk DPC Kep 1000.pdf
Etika Profesi ATLM rev 8 th 2019 untuk DPC Kep 1000.pdfEtika Profesi ATLM rev 8 th 2019 untuk DPC Kep 1000.pdf
Etika Profesi ATLM rev 8 th 2019 untuk DPC Kep 1000.pdf
LABKECE
 
Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan hematologi Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan hematologi
fikri asyura
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
Abulkhair Abdullah
 
Pemeriksaan faeses
Pemeriksaan faesesPemeriksaan faeses
Pemeriksaan faeses
Amat Rajasa
 
Tutor 1
Tutor 1Tutor 1
Amoeba
AmoebaAmoeba
Amoeba
Fa Fa
 
Isi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinIsi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urin
Mita Yurike
 
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
PatriciaGitaNaully
 
Enzim pada Organ Hati
Enzim pada Organ HatiEnzim pada Organ Hati
Enzim pada Organ Hati
dimar aji
 

What's hot (20)

Leukosit
LeukositLeukosit
Leukosit
 
Laporan pemeriksaan urine
Laporan pemeriksaan urineLaporan pemeriksaan urine
Laporan pemeriksaan urine
 
Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2
 
Fajar quality control urinalysis
Fajar quality control urinalysisFajar quality control urinalysis
Fajar quality control urinalysis
 
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
 
Pelatihan Quality Control
Pelatihan Quality Control Pelatihan Quality Control
Pelatihan Quality Control
 
Vilep imunologi semester iv
Vilep imunologi semester ivVilep imunologi semester iv
Vilep imunologi semester iv
 
Transfusi Darah 3. pembuatan suspensi eritrosit 2% 50%
Transfusi Darah 3. pembuatan suspensi eritrosit 2%   50%Transfusi Darah 3. pembuatan suspensi eritrosit 2%   50%
Transfusi Darah 3. pembuatan suspensi eritrosit 2% 50%
 
Etika Profesi ATLM rev 8 th 2019 untuk DPC Kep 1000.pdf
Etika Profesi ATLM rev 8 th 2019 untuk DPC Kep 1000.pdfEtika Profesi ATLM rev 8 th 2019 untuk DPC Kep 1000.pdf
Etika Profesi ATLM rev 8 th 2019 untuk DPC Kep 1000.pdf
 
Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan KehamilanPemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan Kehamilan
 
makalah fotometer
makalah fotometermakalah fotometer
makalah fotometer
 
Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan hematologi Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan hematologi
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
 
Pemeriksaan faeses
Pemeriksaan faesesPemeriksaan faeses
Pemeriksaan faeses
 
Tutor 1
Tutor 1Tutor 1
Tutor 1
 
Sel darah merah
Sel darah merahSel darah merah
Sel darah merah
 
Amoeba
AmoebaAmoeba
Amoeba
 
Isi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinIsi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urin
 
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
 
Enzim pada Organ Hati
Enzim pada Organ HatiEnzim pada Organ Hati
Enzim pada Organ Hati
 

Viewers also liked

ppt persentaion Pemeriksaan urine
ppt persentaion Pemeriksaan urineppt persentaion Pemeriksaan urine
ppt persentaion Pemeriksaan urine
Santos Tos
 
Patologi klinik (5,6)
Patologi klinik (5,6)Patologi klinik (5,6)
Patologi klinik (5,6)
Ade Maria Ulfa
 
Anemia pds patklin
Anemia pds patklinAnemia pds patklin
Anemia pds patklin
Amat Rajasa
 
Cairan & elektrolit tubuh
Cairan & elektrolit tubuhCairan & elektrolit tubuh
Cairan & elektrolit tubuh
Yulisa Andari
 
Ppt urine persentaion
Ppt urine persentaionPpt urine persentaion
Ppt urine persentaion
Santos Tos
 
Biokimia Darah
Biokimia DarahBiokimia Darah
Biokimia Darah
PT Witchy Shop
 
Penyiasatan Diagnostik - Urinalisis, Hematology and Reflolux
Penyiasatan Diagnostik - Urinalisis, Hematology and RefloluxPenyiasatan Diagnostik - Urinalisis, Hematology and Reflolux
Penyiasatan Diagnostik - Urinalisis, Hematology and Reflolux
Muhammad Nasrullah
 
Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit (sel darah merah)Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit (sel darah merah)
nadia hasanah
 
Elektroforesis rus
Elektroforesis rusElektroforesis rus
Elektroforesis rus
Muhammad Luthfan
 
Koulometri
KoulometriKoulometri
Koulometri
Ulivin Al Farisi
 
Relin yesika 1201022 ganguan fungsi hati
Relin yesika 1201022 ganguan fungsi hatiRelin yesika 1201022 ganguan fungsi hati
Relin yesika 1201022 ganguan fungsi hati
relin yesika
 
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 systemDeteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 systempdspatologikliniksby
 
Radang
RadangRadang

Viewers also liked (20)

ppt persentaion Pemeriksaan urine
ppt persentaion Pemeriksaan urineppt persentaion Pemeriksaan urine
ppt persentaion Pemeriksaan urine
 
Urinalisis
UrinalisisUrinalisis
Urinalisis
 
Patologi klinik (5,6)
Patologi klinik (5,6)Patologi klinik (5,6)
Patologi klinik (5,6)
 
Elektrolit
ElektrolitElektrolit
Elektrolit
 
Anemia pds patklin
Anemia pds patklinAnemia pds patklin
Anemia pds patklin
 
Cairan & elektrolit tubuh
Cairan & elektrolit tubuhCairan & elektrolit tubuh
Cairan & elektrolit tubuh
 
Ppt urine persentaion
Ppt urine persentaionPpt urine persentaion
Ppt urine persentaion
 
Biokimia Darah
Biokimia DarahBiokimia Darah
Biokimia Darah
 
Penyiasatan Diagnostik - Urinalisis, Hematology and Reflolux
Penyiasatan Diagnostik - Urinalisis, Hematology and RefloluxPenyiasatan Diagnostik - Urinalisis, Hematology and Reflolux
Penyiasatan Diagnostik - Urinalisis, Hematology and Reflolux
 
Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit (sel darah merah)Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit (sel darah merah)
 
Elektroforesis rus
Elektroforesis rusElektroforesis rus
Elektroforesis rus
 
Feses
FesesFeses
Feses
 
Th1
Th1Th1
Th1
 
Bab8 elektrokimia
Bab8 elektrokimiaBab8 elektrokimia
Bab8 elektrokimia
 
Koulometri
KoulometriKoulometri
Koulometri
 
Relin yesika 1201022 ganguan fungsi hati
Relin yesika 1201022 ganguan fungsi hatiRelin yesika 1201022 ganguan fungsi hati
Relin yesika 1201022 ganguan fungsi hati
 
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 systemDeteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
 
Tutor ldl
Tutor ldlTutor ldl
Tutor ldl
 
143106665 pemeriksaan-lab-sederhana
143106665 pemeriksaan-lab-sederhana143106665 pemeriksaan-lab-sederhana
143106665 pemeriksaan-lab-sederhana
 
Radang
RadangRadang
Radang
 

Similar to Kimia klinik tutor 1

kimiakliniktutor1-131204022647-phpapp01.pdf
kimiakliniktutor1-131204022647-phpapp01.pdfkimiakliniktutor1-131204022647-phpapp01.pdf
kimiakliniktutor1-131204022647-phpapp01.pdf
MuhammadAndre28
 
downacademia.com_elektrolite-analyzer-ppt.pptx
downacademia.com_elektrolite-analyzer-ppt.pptxdownacademia.com_elektrolite-analyzer-ppt.pptx
downacademia.com_elektrolite-analyzer-ppt.pptx
Tanti01
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutRizki Ramadhan
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutRizki Ramadhan
 
Ion exchange cromatography compile.pptx
Ion exchange cromatography compile.pptxIon exchange cromatography compile.pptx
Ion exchange cromatography compile.pptx
Deltaphierho
 
acara iv kesetimbangan kimia
acara iv kesetimbangan kimiaacara iv kesetimbangan kimia
acara iv kesetimbangan kimiabanachan
 
Analisis Besi Secara Potensiometri
Analisis Besi Secara Potensiometri Analisis Besi Secara Potensiometri
Analisis Besi Secara Potensiometri
SyarafinaSabila
 
Kel 03-potensiometri
Kel 03-potensiometriKel 03-potensiometri
Kel 03-potensiometriAim Canser
 
Kimia uji larutan elektrolit dan nonelektrolit
Kimia uji larutan elektrolit dan nonelektrolitKimia uji larutan elektrolit dan nonelektrolit
Kimia uji larutan elektrolit dan nonelektrolitNingrum Handayani
 
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Munaw2802
 
POTENSIOMETRI
POTENSIOMETRIPOTENSIOMETRI
POTENSIOMETRI
Robby Candra Purnama
 
pembelajaran Voltametri bagi mahasiswa farmasi.ppt
pembelajaran Voltametri bagi mahasiswa farmasi.pptpembelajaran Voltametri bagi mahasiswa farmasi.ppt
pembelajaran Voltametri bagi mahasiswa farmasi.ppt
rainahalimah
 
Detektor radiasi
Detektor radiasiDetektor radiasi
Detektor radiasi
Ahmad Fajrin
 
Tugas instrumentasi
Tugas instrumentasiTugas instrumentasi
Tugas instrumentasi
Dimas Suendra
 
Kimia inti dan radioaktif-radioaktif
Kimia inti dan radioaktif-radioaktifKimia inti dan radioaktif-radioaktif
Kimia inti dan radioaktif-radioaktif
farid miftah
 

Similar to Kimia klinik tutor 1 (20)

kimiakliniktutor1-131204022647-phpapp01.pdf
kimiakliniktutor1-131204022647-phpapp01.pdfkimiakliniktutor1-131204022647-phpapp01.pdf
kimiakliniktutor1-131204022647-phpapp01.pdf
 
downacademia.com_elektrolite-analyzer-ppt.pptx
downacademia.com_elektrolite-analyzer-ppt.pptxdownacademia.com_elektrolite-analyzer-ppt.pptx
downacademia.com_elektrolite-analyzer-ppt.pptx
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Ion exchange cromatography compile.pptx
Ion exchange cromatography compile.pptxIon exchange cromatography compile.pptx
Ion exchange cromatography compile.pptx
 
acara iv kesetimbangan kimia
acara iv kesetimbangan kimiaacara iv kesetimbangan kimia
acara iv kesetimbangan kimia
 
Analisis Besi Secara Potensiometri
Analisis Besi Secara Potensiometri Analisis Besi Secara Potensiometri
Analisis Besi Secara Potensiometri
 
Kel 03-potensiometri
Kel 03-potensiometriKel 03-potensiometri
Kel 03-potensiometri
 
Transkrip pka 1
Transkrip pka 1Transkrip pka 1
Transkrip pka 1
 
Aas 1
Aas 1Aas 1
Aas 1
 
Kimia uji larutan elektrolit dan nonelektrolit
Kimia uji larutan elektrolit dan nonelektrolitKimia uji larutan elektrolit dan nonelektrolit
Kimia uji larutan elektrolit dan nonelektrolit
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Potensiometer
PotensiometerPotensiometer
Potensiometer
 
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
 
Praktikum Elektrolisis
Praktikum ElektrolisisPraktikum Elektrolisis
Praktikum Elektrolisis
 
POTENSIOMETRI
POTENSIOMETRIPOTENSIOMETRI
POTENSIOMETRI
 
pembelajaran Voltametri bagi mahasiswa farmasi.ppt
pembelajaran Voltametri bagi mahasiswa farmasi.pptpembelajaran Voltametri bagi mahasiswa farmasi.ppt
pembelajaran Voltametri bagi mahasiswa farmasi.ppt
 
Detektor radiasi
Detektor radiasiDetektor radiasi
Detektor radiasi
 
Tugas instrumentasi
Tugas instrumentasiTugas instrumentasi
Tugas instrumentasi
 
Kimia inti dan radioaktif-radioaktif
Kimia inti dan radioaktif-radioaktifKimia inti dan radioaktif-radioaktif
Kimia inti dan radioaktif-radioaktif
 

More from pdspatologikliniksby

Tutor anthrax
Tutor anthraxTutor anthrax
Tutor anthrax
pdspatologikliniksby
 
Kimia klinik referat 2
Kimia klinik referat 2Kimia klinik referat 2
Kimia klinik referat 2
pdspatologikliniksby
 
Kimia klinik referat 1
Kimia klinik referat 1Kimia klinik referat 1
Kimia klinik referat 1
pdspatologikliniksby
 
Kimia klinik jurnal 1
Kimia klinik jurnal 1Kimia klinik jurnal 1
Kimia klinik jurnal 1
pdspatologikliniksby
 
Kimia klinik jurnal 2
Kimia klinik jurnal 2Kimia klinik jurnal 2
Kimia klinik jurnal 2
pdspatologikliniksby
 
Tutor 2
Tutor 2Tutor 2
Referat 2
Referat 2Referat 2
Referat 1
Referat 1Referat 1
Jurnal 2
Jurnal 2Jurnal 2
Simplified flow cytometric
Simplified flow cytometricSimplified flow cytometric
Simplified flow cytometric
pdspatologikliniksby
 

More from pdspatologikliniksby (10)

Tutor anthrax
Tutor anthraxTutor anthrax
Tutor anthrax
 
Kimia klinik referat 2
Kimia klinik referat 2Kimia klinik referat 2
Kimia klinik referat 2
 
Kimia klinik referat 1
Kimia klinik referat 1Kimia klinik referat 1
Kimia klinik referat 1
 
Kimia klinik jurnal 1
Kimia klinik jurnal 1Kimia klinik jurnal 1
Kimia klinik jurnal 1
 
Kimia klinik jurnal 2
Kimia klinik jurnal 2Kimia klinik jurnal 2
Kimia klinik jurnal 2
 
Tutor 2
Tutor 2Tutor 2
Tutor 2
 
Referat 2
Referat 2Referat 2
Referat 2
 
Referat 1
Referat 1Referat 1
Referat 1
 
Jurnal 2
Jurnal 2Jurnal 2
Jurnal 2
 
Simplified flow cytometric
Simplified flow cytometricSimplified flow cytometric
Simplified flow cytometric
 

Recently uploaded

Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
ReniAnjarwati
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
muhammadrezkizanuars
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 

Recently uploaded (20)

Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 

Kimia klinik tutor 1

  • 1. Oleh: Syntia Tanu Juwita, dr Pembimbing :Djoko Marsudi,dr.,MS.,SpPK
  • 2. PENDAHULUAN Cairan tubuh mengandung air,elektrolit dan non elektrolit. Elektrolit merupakan zat yang terdisosiasi dalam cairan dan membawa muatan listrik. Elektrolit dibedakan menjadi ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Jumlah kation dan anion dalam suatu larutan pada umumnya sama(dalam miliekuivalen).   2
  • 3. Kation utama dalam cairan ekstraseluler adalah sodium(Na ). Kation utama dalam cairan intraseluler adalah potassium (K ). Anion utama dalam cairan + + ekstraseluler adalah klorida (Cl-) dan bikarbonat (HCO3-) Anion utama dalam intraseluler adalah ion fosfat(PO43-).  3
  • 4. Metode Pemeriksaan Natrium dan Kalium. 1. 2. 3. 4. Flame fotometri Atomic Absoption Spectrophotometry. Metode Fotometri Enzimatik ISE (Ion Selective electroda) 4
  • 5. Sampel untuk pemeriksaan Na+, K+ , dan Cl- - Darah utuh (w hole blood ) - Plasma - Serum - Urine - Cairan Serebrospinal - Feses 5
  • 7. Prinsip kerja Flame fotometer: 1.Larutan sampel dihisap oleh aspirator yang merupakan kapiler dan menuju ke dalam suatu chamber,bersama-sama dengan gas yang bertekanan tinggi.Kemudian larutan tadi oleh atomizer disemprotkan dalam bentuk butiran air yang mengandung uap atom bebas yang masuk ke dalam flame . 2.Suatu atom terdiri atas proton dan elektron yang bergerak pada lintasan tertentu dengan energi tertentu.Selama bergerak,elektron tidak memancarkan atau menyerap energi.Tapi apabila atom tersebut diberi energi tinggi maka elektron terluarnya akan berpindah ke lingkaran lebih luar dan keadaan ini disebut 7
  • 8. 3.Pada keadaan tereksitasi ,atom menjadi tidak stabil dan berusaha kembali ke keadaan semula (ground state) dengan mengeluarkan emisi sinar spesifik dengan panjang gelombang tertentu .Energi yang dipancarkan atom-atom itu berupa sinar polikromatis. 4.Kemudian sinar polikromatis masuk ke celah,dan melalui monokromator akan disaring menjadi sinar monokromatis.Monokromator disini berfungsi membedakan sinar yang diemisikan masing-masing masing logam. 5.Sinar monokromatis ditangkap fotodetektor,dan diubah menjadi sinyal listrik yang besarnya diukur dengan galvanometer. 8
  • 9. Metode Flame fotometer 1.Merupakan metode rujukan yang baik & umum dikerjakan 2.Kadar diukur secara kuantitatif 3.Eksitasi atom menghasilkan emisi sinar spesifik 4.Gas bakar yang bisa digunakan dengan metode flame fotometer ini adalah LPG (propana) dan bahan lain metana dan butana. 9
  • 11. Prinsip kerja Atomic Absorption Spectrophotometer 1.Sampel larutan dihisap oleh aspirator berbentuk kapiler,dan dengan daya kapiler larutan tadi menuju ke chamber,bersama-sama dengan gas yang bertekanan tinggi.Kemudian larutan tersebut oleh atomizer disemprotkan dalam bentuk butiran air yang mengandung uap atom bebas menuju ke flame. 2.Sumber sinar yang berupa tabung (Hollow cathoda lamp) yang menghasilkan sinar monokromatis dengan panjang gelombang tertentu,dan sinar monokromatis itu akan melewati flame atau api. 11
  • 12. 3.Flame disini tidak berfungsi untuk eksitasi elektron. Melainkan untuk memanaskan atom-atom,sehingga atom logam yang dibakar tersebut dapat menyerap sinar secara spesifik,dan atom sifatnya akan lebih stabil. 4.Kemudian sinar akan masuk ke monokromator . 5.Energi sinar dari monokromator akan diubah menjadi energi listrik di detektor. 6.Sistem pembacaan akan menampilkan data yang dapat dibaca dari grafik. 12
  • 13. Fotometri Enzimatik Dasar pemeriksaan reaksi Natrium Pengaktifan enzim β-galaktosidase oleh Na + untuk hidrolisis o-nitrofenil- β-D- galactopyranoside (ONP G). Nilai yang dihasilkan dari o- nitrofenol diukur  λ 420 nm Na + ONPG ------------------ > galaktosa + o-nitrofenol beta galaktosidase λ max 420nm 13
  • 14. Dasar Pemeriksaan Reaksi Kalium • Pengaktifan enzim piruvat kinase oleh Ion • • K+ dalam reaksi phosphoenolpyruvate (PEP) menjadi piruvat. Sebagai indikator reaksi ,piruvat yang terjadi diubah menjadi laktat oleh enzim LDH (Lactic dehydrogenase) Menggunakan koenzim NADH,penurunan kadar NADH dikuti dengan pembacaan panjang gelombang 340 nm. 14
  • 15. REAKSI KALIUM K+ PEP + ADP ---------------- > Piruvat + ATP Piruvat kinase Piruvat + NADH + H+ λ 340nm LDH -------- > laktat + NAD+ 15
  • 17. ISE Metode pemeriksaan berdasarkan potensiometer ion yang merupakan bagian dari elektrokimia Potensiometer Analisis berdasarkan perbedaan potensial antara dua elektroda Elektrokimia Pengukuran gerakan elektron dalam larutan elektrolit 17
  • 18. Elektroda : konduktor yang diletakkan pada larutan elektrolit yang sesuai sehingga ada kecenderungan dari atomnya untuk meninggalkan permukaan dan masuk dalam larutan sebagai ion. Elektroda indikator elektroda dengan besar potensial yang bervariasi sesuai dengan aktivitas/konsentrasi dari larutan yang diukur. : Elektroda referen: elektroda yang memiliki besar potensial konstan yang diketahui besarnya. 18
  • 19. Prinsip dasar pengukuran ISE: 1.Dasar pengukurannya adalah interaksi pergerakan ion-ion bebas dalam sampel dengan bahan sensor aktif . 2.Setiap elektroda mempunyai membran ion selektif.Dimana elektroda referense mempunyai konsentrasi larutan yang diketahui dan stabil.Sedangkan elektroda indikator mempunyai konsentrasi larutan yang tidak diketahui. 19
  • 20. 3.Membran ion selektif akan memisahkan sampel yang tidak diketahui konsentrasinya dengan larutan elektroda yang diketahui konsentrasi larutannya. 4.Bila suatu membran tipis memisahkan dua larutan yang berbeda aktivitas ionnya ,maka akan terjadi perbedaan potensial antara kedua sisi membran. 5.Potensial yang terjadi akan diteruskan ke amplifier.Proses selanjutnya,elektroda reference (acuan) dihubungkan dengan ground. Hasil potensial masing-masing elektroda diketahui dan dihitung perbedaan potensialnya. 20
  • 21. Rumus yang digunakan : Ecell = Eind – Eref + Eij Keterangan: Ecell = potensial cell Eind = potensial indicator Ereff = potensial referens Eij = potensial liquid junction 21
  • 22. Dimension® RxL Max™ IMT Fluidics IMT Pump D1 R1 X QuikL YTE® X2 Salt Bridge Solution Sample Diluent IMT Sample Port X1 W X2 W2 To Waste R1 1 2 X0 X1 D2 X1 D1 To Waste Air IMT Rotar y Valve Flush Standard B F1 B Out Out Diluent Pump P55F F2 Out Flush Pump P55E Standard A A 22
  • 23. Pengukuran Na+, K+ dan Cl- memakai alat Dimension® RxL Max dengan metode ISE 23
  • 24. 1. Sampel dihisap oleh sampel tip 2. Kemudian sampel dimasukkan ke Aliqurt 24
  • 25. 3. Sampel ditambahkan dengan standar A dan standar B serta flash solution 4 .Ditambahkan diluent sebagai pengencer dengan perbandingan 1:10 25
  • 26. 5.Sampel,standar A dan standar B,diluent,masuk ke Port Integrated Multisensor Technology(IMT) 26
  • 27. 6.Ditambahkan salt ke Quiklyte elektrolit yang berfungsi sebagai elektroda,terdapat 3 elektroda ion selektif untuk ion Na+,K+,dan CL.Juga terdapat elektroda reference. Setelah diposisikan dimultisensor ion Na+,K+,dan CL- akan membentuk keseimbangan dengan permukaan elektroda. Potensial elektroda Na+,K+,dan CL- diukur secara berurutan dibandingkan terhadap listrik yang dihasilkan pada larutan. Konsentrasi yang diinginkan di hitung dengan Nerst equation. 27
  • 30. Metode Pemeriksaan Klorida. 1. 2. 3. 4. Titrasi merkurimetri Kolometrik-amperometrik titrasi ISE Metode fotometri 30
  • 31. Metode Titrasi Merkuri Prinsip : 1. Filtrat bebas protein (pengendapan dengan asam tungstat) ditambah dengan difenilkarbazon sebagai indikator.Selanjutnya dititrasi merkuri nitrat. 2.Hg2+ bebas bereaksi dengan Cl- membentuk merkuri klorida  HgCl2 + 2 NO3 Cl‾ + Hg(NO3)2 3.Kelebihan ion Hg²+ bereaksi dengan difenilkarbazon membentuk senyawa komplek berwarna biru ungu 4.Saat mulai timbul perubahan warna merupakan titik akhir dari titrasi. 31
  • 32. Kolometri-amperometrik titrasi Prinsip : 1.Pengukuran Cl‾ ini menggunakan ion perak (Ag) yang dikombinasi dengan ion klorida untuk menghitung konsentrasi klorida. Ag+ + Cl‾  AgCl 2. Saat semua ion Cl‾ berikatan dengan ion Ag+ , kelebihan ion Ag+ bebas digunakan sebagai endpoint. 32
  • 33. QUALITY CONTROL PENGGUNAAN SERUM KONTROL: Lyphochek Assayed Chemistry Control level 1 Lyphochek Assayed Chemistry Control level 2 33
  • 34. QUALITY CONTROL • Minimal • • • dilakukan kontrol 1 kali dalam sehari,dari bahan kontrol dengan konsentrasi protein yang sudah diketahui . Menggunakan reagen Lyphochek Assayed Chemistry Control level 1 dan level 2 yang berupa serum dari manusia yang dibentukkan serum beku kering (Lyophilized sera) Reagen Lyphochek Assayed Chemistry Control level 1 ini untuk kontrol normal, Reagen Lyphochek Assayed Chemistry Control level 2 untuk kontrol tinggi. Serum kontrol ini akan tetap stabil sampai pada waktu kadaluarsa selama kondisi tidak terbuka dengan suhu 2-8°C 34
  • 35. Lyphochek Assayed Chemistry Control level 1 Lyphochek Assayed Chemistry Control level 2 Sodium 139-153 mmol/L 123-137 mmol/L Potassium 3.10-4.10 mmol/L 5.20-6.60 mmol/L Chlorida 87-101 mmol/L 80-90 mmol/L PARAMETER 35
  • 36. Cara rekonstitusi serum beku kering (Lyophilized sera) : • Digunakan pipet volumetrik,tiap vial • • serum kontrol ditambahkan 5 ml aquadest. Dicampurkan dengan baik,dan jangan sampai berbuih karena akan menyulitkan pada saat pengambilan oleh pipet ,bila buih ikut terambil maka pengukuran tidak akurat. Didiamkan 30 menit sebelum dianalisis. 36
  • 37. Cara pemeriksaan serum kontrol: • Serum kontrol diletakkan ditengah deretan serum pasien . • Serum kontrol diperlakukan sama seperti serum pasien 37
  • 38. KALIBRASI ISE Ada 2 cara kalibrasi otomatis 1.Memakai 2 titik yaitu memakai 2 standar yang berbeda. 2.Memakai 1 titik yaitu membandingkan sampel dengan standar A. 38
  • 39. Kalibrasi 2 macam standard A dan B : • Selama kalibrasi ,standar B akan • • melewati elektroda ion selektif Na,K,Cl dan elektroda reference. Dengan cara yang sama untuk standar A juga melewati elektroda ion selektif Na,K,Cl dan elektroda referene. Perbedaan tegangan antara standar A dan standar B digunakan untuk menghitung slope kalibrasi(kemiringan). 39
  • 40. Typical Na slopes 58 to 62 K slopes 57 to 61 CL slopes -49 to -53 Slope range: Sodium :53 – 62 Potassium:53 – 62 Chloride:-60 sampai -40 Bila melebihi atau kurang dari slope range maka hasil failed. 40
  • 41. Nilai rujukan kadar elektrolit Elektrolit Spesimen Natrium Urin(24 jam) Serum dan plasma cairan serebrospinal 40-220 mmol/hari 136-145 mmol/L 136-150 mmol/L Kalium Urin(24 jam) Serum dan plasma 25-125 mmol/hari 3.4-5.0 mmol/L Klorida Urin(24 jam) Serum dan plasma 110-250 mmol/hari 98-107 mmol/L Nilai rujukan 41
  • 43. HIPERNATREMIA 1.Terjadi jika pemasukan melebihi pengeluaran, yang disebabkan oleh abnormalitas mekanisme homeostatis. 2. Karena natrium beredar dalam cairan ekstraseluler (CES), peningkatan natrium total akan disertai peningkatan volume CES 3. Peningkatan volume ini terutama pada cairan interstitial yang menyebabkan oedema. 4. Pada kasus : Gagal jantung kongestif, penyakit hati, penyakit ginjal, kehamilan 43
  • 44. HIPONATREMIA 1. Jumlah pengeluaran natrium melebihi pemasukannya 2. Didapatkan pada keadaan seperti pengeluaran melalui gastrointestinal (diare,muntah), jumlah keringat yang meningkat, luka bakar, penyakit ginjal, dan diuretika 3. Pseudohiponatremia : hiperglikemia, hiperglobulinemia. 44
  • 45. HIPERKALEMIA 1. Terjadi jika perpindahan kalium dari CIS ke CES , peningkatan pemasukan (intake), atau penurunan pengeluaran (ekskresi) 2. Penyebab hiperkalemia : Asidosis, Hipoksia, Defisiensi insulin, Trauma otot, intake peningkat, pengeluaran menurun 3. Pseudohiperkalemia : hemolisis, lekositosis 45
  • 46. HIPOKALEMIA 1.Terjadi karena perpindahan kalium CES menuju CIS 2. Penyebab hipokalemia : Alkalosis, pemberian diuretik, intake menurun, dan peningkatan ekskresi di gastrointestinal 3. Pseudohipokalemia : peningkatan ekskresi di urin 46
  • 47. HIPERKLORIDA 1. Terjadi jika pemasukan melebihi pengeluaran pada gangguan mekanisme homeostatis dari klorida 2. Umumnya penyebab retensi klorida sama dengan penyebab retensi natrium HIPOKLORIDA Terjadi karena pengeluaran klorida melebihi pemasukan 47
  • 48. Interferens pada pemeriksaan Natrium Pada umumnya hemolisis tidak mempengaruhi kadar natrium dalam serum dan plasma. Untuk sampel berupa feses ,harus cair dan ini perlu disaring atau diputar (sentrifugasi )sebelum dilakukan pemeriksaan.  48
  • 49. Interferens pada pemeriksaan kalium 1.Hemolisis harus dihindari dari pemeriksaan kalium . 2.Pada proses pembekuan darah kalium banyak dilepaskan oleh platelet,sehingga kadar K+ dalam serum 0.2-0.3 mmol/l lebih tinggi. 3.Sampel urine yang digunakan dikumpulkan selama 24 jam untuk mengurangi variasi diurnal,bila kurang dari 24 jam hasil dipengaruhi variasi diurnal. 49
  • 50. 4.Pada penggunaan tourniquet saat pengambilan darah menyebabkan kenaikan level potasium 10-20%. 5.Peningkatan kadar kalium yang menyebabkan false high bisa disebabkan karena aktivitas otot 6.Peningkatan juga dapat terjadi jika darah dibekukan sebelum dipisahkan. 7.Adanya lekositosis dan trombositosis yang ekstrem dapat meningkatkan kadar kalium serum. 50
  • 51. Kelebihan metode Atomic Absorption Spectrophotometer 1.Metode ini menganalisa konsentrasi logam berat dalam sampel secara akurat karena konsentrasi yang terbaca pada alat AAS berdasarkan banyaknya sinar yang diserap yang berbanding lurus dengan kadar zat.Metode ini bisa menganalisa sampel sampai pada kadar rendah,sedangkan pada metode lain seperti volumetrik hanya dapat menganalisa pada kadar yang tinggi. 2.Analisa sampel dapat berlangsung lebih cepat 51
  • 52. Kekurangan metode Atomic Absorption Spectrophotometer 1.Berdasarkan pengaruh kimia,metode ini tidak mampu menguraikan zat menjadi atom.Dan hanya dapat menganalisa logam berat dalam bentuk atom-atom. 2.Sampel yang dianalisa harus dalam suasana asam ,sehinggasemua sampel yang akan dianalisa harus dibuat dalam suasana asam,dengan ph antara 2 sampai 3. 3.Biaya operasional tinggi dan harga peralatan yang mahal. 52
  • 53. Interferens pada metode AAS: 1.Interferens secara kimiawi,sampel disini tidak memisah menjadi ion-ion bebas yang penting untuk absorbsi. 2.Interferens saat ionisasi,yaitu dimana atom bebas pada flame terionisasi, sementara tetap berada di tempat semula(ground state) sehingga bila sinar spesifik dari hallow cathoda lamp melewati flame tidak bisa diserap oleh atom di flame. 3.Interferens di bahan pemeriksaan,yaitu dimana misalnya pada sampel yang diperiksa mengandung protein,sementara pada standart tidak mengandung protein,sehingga terdapat perbedaan kepekatan ,komposisi pelarut,dan konsentrasi garam. 4.Interferens karena spektrum,dimana terjadi absorbsi lainnya dalam sampel. 53
  • 54. Perbedaan interpretasi dari metode direk dan indirek : 1.Pada metode direk,hasil yang didapat merupakan gambaran aktivitas elektrolit dalam air plasma(93%),dan hanya dapat dibandingkan dengan hasil pemeriksaan flame fotometer atau fotometer ,jika kadar protein dan bikarbonat normal. 2.Pada metode indirek hasil pemeriksaan dinyatakan dalam kadar yang sudah dikoreksi dengan faktor kompensasi ,sehingga nilainya dapat dibandingkan dengan hasil dari flame fotometer maupun fotometer enzimatik. 54
  • 55. Nernst Equation ΔE = ΔEo - RT ln ax nF Eo = potensial standar sel elektrokimia R = sebagai konstan; T = Suhu, di degress Kelvin; n = jumlah elektron yang terlibat dalam elektroda reaksi F = konstanta faraday; ln = logaritma natural ax = aktivitas ion 55
  • 56. Keuntungan Pemakaian Metode ISE 1) ISE relatif murah dan mudah digunakan . 2) Dapat memakai bodi dari plasik namun cukup kuat dan tahan lama sehingga ideal digunakan di dalam dan di luar laboratorium. 3) Dapat dipakai untuk mengukur ion terlarut dalam pelarut air secara cepat dan mudah. 4) ISE sangat berguna dalam aplikasi untuk menentukan konsentrasi yang besar. 5) ISE dipakai untuk pemantauan kontinyu dari perubahan konsentrasi: misalnya dalam titrasi potensiometri atau n. pemantauan penyerapan nutrisi, atau konsumsi reagen. 6) Berguna dalam aplikasi biologis / medis karena mengukur aktivitas ion secara langsung. 56
  • 57. 7) Dalam aplikasi di mana ada interferen ion, pH, atau masalah konsentrasi terlalu tinggi , dapat dilakukan modifikasi melalui metode eksperimental khusus dan reagen khusus untuk mengatasi banyak dari kesulitan ini. 8) Dengan pemakaian yang hati-hati, kalibrasi yang teratur, akurasi dan tingkat presisi ± 2 atau 3% untuk beberapa ion dan dengan demikian menguntungkan dibandingkan dengan teknik analisis lain yang jauh lebih kompleks dan mahal 9) ISE adalah salah satu dari beberapa teknik yang bisa mengukur baik ion positif dan negatif. 10) ISE tidak terpengaruh dengan warna sampel atau kekeruhan. 11) ISE dapat digunakan dalam larutan air pada rentang temperatur yang luas. Kristal membran dapat beroperasi dalam kisaran 0°C sampai 80°C dan membran plastik dari 0°C sampai 50 ° C. 57
  • 59. Interferens klorida: 1.Bila proses pemisahan sampel serum dan plasma dari sel-selnya terlalu lama akan terjadi persinggungan antara darah dan udara yang menyebabkan gas CO2 keluar sehingga terjadi perubahan distribusi klorida antara sel-sel darah dengan plasma. 2.Salisilat dalam jumlah tinggi mengganggu elektroda klorida dan menyebabkan hasil klorida bias positif .Konsentrasi salisilat dalam level terapi tidak menyebabkan gangguan yang signifikan. 59
  • 60. 4.Hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi diturunkan dari: Hukum Lambert : bila suatu sumber sinar monokromatis melewati medium transparan ,maka intensitas sinar yang diteruskan berkurang dengan bertambahnya ketebalan medium yang mengabsorbsi. Hukum Beer: Intensitas sinar yang diteruskan berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya konsentrasi spesifik yang menyerap sinar tersebut.   60