materi yang ada dalam ppt ini adalah mengenai gangguan berupa kelainan/penyakit pada sistem ekskresi manusia. silakan dipahami dan dipelajari dengan baik materi-materi yang disampaikan berikut ini. selamat membaca dan selamat belajar semuanya. semoga apa yang disampaikan bisa bermanfaat untuk kita semuanya. materi yang ada dalam ppt ini adalah mengenai gangguan berupa kelainan/penyakit pada sistem ekskresi manusia. silakan dipahami dan dipelajari dengan baik materi-materi yang disampaikan berikut ini. selamat membaca dan selamat belajar semuanya. semoga apa yang disampaikan bisa bermanfaat untuk kita semuanya. sekian dan terimakasih
TANDA TERIMA
DITERIMA OLEH : ……………………………………….
HARI / TANGGAL :………………………………………..
PERIHAL SURAT : Usulan Pengganti Antar Waktu (PAW) Anggota Fraksi
Partai Golkar DPRD Kabupaten Muna Barat
Nomor Surat : 22 / DPD - MUBAR / GOLKAR / XI / 2016
Penerima,
………………………….
2. Gangguan Cairan
dan Hemodinamik
Tubuh mengandung + 60 % cairan. Komposisinya
terdiri atas 40 % intra seluler dan 20 % ekstra seluler.
Dari yang 20 % tersebut terdapat di Interstitial 15
% dan Plasma 5 %.
Gambar proses terjadinya
pengeluaran cairan dan
hemodinamik
3. Agar fungsi jaringan normal, syarat :
Sirkulasi darah baik
Keseimbangan cairan tubuh intra-ekstra seluler
Konsentrasi zat / elektrolit dalam cairan yg tetap
5. Sifat cairan edema :
Transudat : berat jenis < 1,012, kadar protein rendah,
kadar koloid rendah
Eksudat : berat jenis > 1,012, kadar protein tinggi,
kadar koloid tinggi
6. Penyebab edema
Penyebab
Lokal
General
Tekanan hidrosatik
vaskuler meningkat
Obstruksi vena :
Trombosis, tekanan
tumor
CHF (Congestif Heart
Failure)
Tekanan onkotik plasma
menurun
-
Albumin loss (sindroma
nefrotik)
Sintesis albumin
menurun (penyakit hati
dan malnutrisi)
Obstruksi limfe
Neoplasama, radang
-
Retensi natrium
-
Gangguan ginjal
7. Edema
Penimbunan abnormal cairan dalam ruang jaringan
intersel atau ruangan tubuh.
Dapat timbul secara lokal atau menyeluruh
Istilah2 :
Anasarka ; edema hebat dan menyeluruh
Hidrothraks, hidroperitoneum, hidroperikardium :
edema sesuai lokasi terjadinya
Terjadi apabila :
Tekanan hidrostatik vaskuler meningkat
Tekanan osmotik koloid plasma menurun
Gangguan aliran limfe
9. Edema subkutan
Pada gagal jantung kanan, edema lebih jelas pada
ekstremitas bawah karena pengaruh gravitasi
menyebabkan tekanan hidrostatiknya palling tinggi
(dependen edema)
Pada gangguan fungsi ginjal, edema lebih menyeluruh
dan lebih parah. Biasanya lebih jelas pada jaringan ikat
kendor (palpebra). Didapatkan pitting edema
10. Edema paru
Lebih jelas pada gagal jantung kiri, juga dapat terjadi
karena gangguan paru (ARDS : acute respiratory
distress syndrome) misalnya pada infeksi paru dan
reaksi hipersensitivitas
Edema otak
Dapat terjadi karena trauma kapitis, meningitis,
ensefalitis, krisis hipertensi, obstruksi aliran darah
vena, stroke dll
Edema hati dan ginjal dapat terjadi bila gangguan
bersifat menyeluruh
11. Dehidrasi
Gangguan keseimbangan air ditandai oleh “output” yang
melebihi “intake” dan sering disertai gangguan
elektrolit.
Penyebab :
Water (H2O) depletion (dehidrasi primer)
Sodium (Na) depletion (dehidrasi sekunder)
H2O dan Na depletion.
12. Hiperemia/ kongesti
Peningkatan aliran / volume darah oleh karena
pelebaran pembuluh darah kecil.
Hiperemi aktif :
Penambahan aliran masuk ke arteri
Contoh : otot pada latihan, pada peradangan, dilatasi
neurovaskuler waktu gembira, malu, marah dll
13. Kongesti pasif
Pengurangan aliran keluar dari vena
Contoh : pada gagal jantung, penyakit bendungan vena
Gambaran morfologis pada kasus kronis, Contoh :
fibrosis dinding alveolus, makrofag “ heart failure cells”
Keduanya ditemukan pada organ / jaringan paruparu akibat hiperemi dan edema pada penyakit gagal
jantung kongestif
14. Perdarahan
pecah / robeknya pembuluh darah sehingga darah
keluar dari pembuluh darah
Penyebab :
trauma
aterosklerosis
peradangan
erosi neoplastik dinding pembuluh darah
kecenderungan perdarahan (Diatesis Hemoragik)
15.
16. Akibat dan manifestasi
Perdarahan eksterna
Dis alurkan melalui saluran sistem (kulit, pencernaan,
genetalia wanita )
Darah terjerat dalam jaringan tubuh (hematoma)
Di kulit : petekie, purpura, ekimosis (> 1 cm)
Darah terjebak dalam rongga tubuh
- Contoh : hematotoraks,
hemoperikardium,hemoperitonium / hamartrosis
17.
18.
19. Keadaan klinik ditentukan oleh :
Volume darah
Derajat kehilangan : akut / kronis
Tempat terjadinya
Akibat penyerta/ komplikasi
Ikterus
Syok hemoragik
Anemia defisiensi besi
20. Syok
kolaps pembuluh darah = penurunan perfusi = keadaaan
di mana pasokan aliran darah tidak mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme
Berhubungan dengan:
Curah jantung rendah
Hipotensi
Gangguan perfusi jaringan
Hipoksia seluler
Klasifikasi syok : Kardiogenik, hipovolemik, septic,
neurogenik.
21. Penyebab syok
Mekanisme
Contoh penyebab
Kardiogenik
Gagalnya pompa miokard Infark miokard, ruptur
jantung, aritmia,
tamponade jantung,
emboli paru
Hipovolemik
Volume darah/ plasma
menurun
Perdarahan, kehilangan
cairan (muntah, diare,
luka bakar)
Septik
Vasodilatasi perifer dan
penimbunan darah
Infeksi bakteri yang luas
Neurogenik
Vasodilatasi perifer
Anestesi, jejas medulla
spinalis
22. Stadium syok :
Non progresif : hipotensi terkomopensasi, curah
jantung menurun, pelebaran pembuluh darah
Progresif : penurunan perfusi jaringan
Irreversibel : kegagalan mikrosirkulasi, kerusakan
endotel, jejas membran sel, kematian seluler
23. Morfologi jaringan yang mengalami syok :
Terutama mengenai otak, jantung, paru, ginjal,
adrenal dan sistem pencernaan
Otak : seperti encefalopati
Jantung : infark miokard, perdarahan subendokardial,
nekrosis
Ginjal : oligouria, anuria, gangguan elektrolit (akut
tubuler nekrosis)
Paru : ARDS karena syok septik
Adrenal : nekrosis sel kelenjar adrenal
Saluran cerna : perdarahan mukosa, nekrosis
25. Trombosis
pembentukan massa bekuan darah dalam sistem
kardiovaskuler yang tak terkendali.
Massa itu disebut trombus, jika terlepas & ikut aliran
darah disebut embolus
Dapat berakibat : menyumbat arteri dan peluang
emboli
Patogenesis : akibat ketidak-adekuatan aktifitas
proses hemostasis yang normal
Hemostasis normal dipengaruhi : jejas sel endotel, sel
trombosit, sistem koagulasi
26. Sel endotel
Jika sel endotel utuh/ tidak terjadi jejas, dapat
menghambat trombosis degan cara :
Menghambat agregasi trombosit
Mempermudah kerja anti trombin III
Jika sel endotel terjejas, dapat mmempermudah
trombosis dengan cara :
Mempermudah perlekatan trombosit dengan kolagen
Mensintesis faktor VIII
27. Trombosit
Jika sel endotel mengalami jejas maka kolagen
jaringan akan bersentuhan dengan sel trombosit.
Selanjutnya akan terjadi perlekatan disertai dengan
reaksi pelepasan dan agregasi trombosit
ADP menyebabkan agregasi trombosit bersifat rapuh
dan mudah lepas
Tromboxan A2 menyebabkan massa agregasi lebih
kuat
28. Trombosit yang beredar
Perlekatan dengan kolagen
Reaksi pelepasan
ADP
Tromboxan A2
Penggumpalan
PF3
Trombin
Sumbatan fibrin/trombosit
29. Sistem koagulasi
Merupakan rangkaian koagulasi yang mengubah
proenzim menjadi enzim aktif yang berakhir pada
perubahan protein plasma fibrinogen (larut) menjadi
fibrin (tidak larut)
Secara normal fibrin yang terbentuk akan dipecah
oleh plasmin yang berasal dari plasminogen
Perubahan plasminogen menjadi plasmin dilakukan
oleh Plasminogen Activator (PA) yaitu :
t-PA (tissue/jaringan)
Urokinase/ u-PA (urine)
Streptokinase (eksogen)
30.
31.
32.
33.
34. Trombogenesis
Faktor predisposisi :
Jejas endotel
Hipertensi, racun bakteri, endotoksin, hiperkolesterol
Statis dan turbulensi
Merusak aliran laminer dan membiarkan endotel
bersentuhan dengan kolagen
Hiperkoagulasi
Sindroma nefrotik, neoplasma ganas, pengguanan
kontrasepsi oral
35. Morfologi trombus
Trombus arteri
Bersifat kering, mudah rapuh
Terlihat sebagai massa ke-abu2-an yang membentuk
garis zahn
Terdiri dari trombosit dan fibrin yang berwarna
keputihan sehingga dinamakan juga trombus putih
Trombus vena
Disebut juga flebotrombosis (trombus oklusif)
Berbentuk silinder panjang
Terdiri dari eritrosit sehingga dinamakan juga trombus
merah
36. Hubungan klinik :
Membuntu arteri sehingga dapat terjadi infark
miokard akut dan stroke
Memberi peluang terjadi emboli terutama pada paru
Mempermudah terjadinyaa DIC (Disseminated
Intravascular Coagulation) sehingga menyumbat
mikrosirkulasi dan terjadi diatesis hemorrhagik organ
o/k konsumsi trombosit berlebihan
37. Embolisme
merupakan oklusi / sumbatan beberapa bagian sistem
kardiovaskuler oleh suatu massa (embolus) yang
tersangkut dalam perjalanannya ke suatu tempat
melalui arus darah
dapat mengakibatkan :
Obstruksi mekanis / regangan masif jantung
Gangguan nafas / paru
Infark paru, jantung, ginjal, dll
Kematian
38. Asal trombus
Trombus (> 95 %) = tromboemboli
Tetesan lemak (co: pada patah tulang panjang)
Gelembung udara / gas (penyakit Caison)
Debris aterosklerotik (kolesterol)
Pecahan tumor
Sum-sum tulang
Bahan lain (peluru dll)
Cairan amnion
39. Hubungan klinik :
Embolisme lemak
Sering pada patah tulang panjang
Menyebabkan ARDS (acute Respiratory Distress
Syndrome)
Penyakit caisson
Embolus berupa gas (O2, CO2,NO2)
Terutama pada penyelam, pekerja di bawah permukaan
air, perpindahan tekanan secara mendadak
Emboli cairan amnion
Sering pada multipra
Gejala sesak mendadak, sianosis, kolaps, perdarahan,
kejang sampai koma
40. Infark
= daerah nekrosis iskemik dalam jaringan atau organ
akibat oklusi pasokan arteri atau aliran vena.
Penyebab :
Tromboemboli (99%)
Penggelembungan ateroma sekunder
Torsio / perputaran pembuluh darah
Penekanan pasokan darah (co: hernia)
Jeratan organ (co: perlekatan peritonium)
41. Jenis infark :
Infark putih anemik : terlihat pada oklusi arteri
terutama pada organ padat
Infark merah/hemoragik : terlihat oklusi vena terutama
pada organ paru
Faktor predisposisi :
Sifat pasokan vaskuler : aliran darah alternatif / baru /
kolateral
Derajat pembentukan oklusi : jika oklusi lambat, maka
resiko infark berkurang
Kerentanan jaringan terhadap hipoksia : sel neuron dan
sel miokard paling peka, sedangkan fibroblast kurang
peka
Kapasitas pengangkutan O2 : anemik atau tidak
42. Akibat klinis :
Infark miokard = Penyakit Jantung Koroner ( PJK )
Infark paru
Infark otak (ensefalomalasia)
Abses (bila ada infeksi bakteri)