Organ dan sistem organ bekerja sama untuk tetap mempertahankan tubuh agar tetap hidup dan sehat. Dalam proses yang berat tersebut, sistem imun mempunyai peranan sentral.
Materi ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib pada jurusan Teknologi Laboratorium Medis/Analis Kesehatan. Yaitu Reaksi tubuh terhadap cidera. bisa dijadikan referensi dalam tugas
Organ dan sistem organ bekerja sama untuk tetap mempertahankan tubuh agar tetap hidup dan sehat. Dalam proses yang berat tersebut, sistem imun mempunyai peranan sentral.
Materi ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib pada jurusan Teknologi Laboratorium Medis/Analis Kesehatan. Yaitu Reaksi tubuh terhadap cidera. bisa dijadikan referensi dalam tugas
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
ppt peradangan klmpk 7_patologi.pptx
1. Di susun oleh :
Vity Trasili Kilis/711430120016
Angelina Sinta Bella/711430120019
Ezra Rafhael Rumondor/711430120037
2. Radang adalah reaksi protektif setempat yang ditimbulkan oleh cidera atau kerusakan
jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi atau mengurung (sekuester)
baik agen pencidera maupun jaringan yang cidera itu. (Dorland)
Radang merupakan rangkaian reaksi yang menyebabkan musnahnya agen yang
membahayakan jaringan atau mencegah agen ini menyebar lebih luas sehingga
mengakibatkan jaringan yang cedera diperbaharui atau di ganti dengan jaringan baru.
(Patologi FKUI)
3. sel polimorfonukleus netrofil (mikrofag) terdiri dari leukosit polimorfonukleus (netrofil,
eosinofil, basofil) :
1. Netrofil : Utama untuk fagositosis. Dibantu zat-zat anti, mempererat kontak leukosit
2. Basofil : Pertahanan pertama karena dapat migrasi dengan segera dan dalam jumlah
yang besar. Tidak berdaya pada kuman-kuman tertentu seperti tuberculosis
3. Eosinofil : Jumlahnya bertambah dalam keadaan alergi, asthma, hipersensitif
terhadap kedatangan parasit terutama cacing. Khemoktasis dan fagositosis lebih
rendah dari netrofil
4. 1. Dalam darah : Monosit (sebagian juga dari jaringan)
2. Dalam jaringan : Makrofag, histiosit, sel kurrer, sel retikuendotel, sel datia.
3. Sel kupffer: makrofag yang melapisi sinus-sinus pada hati, daya fagosit sangat besar
sehingga darah yang melalui hati steril
4. Sel retikuendotel: sel yang melapisi sinus-sinus kelenjar getah bening, sumsum tulang
dan limpa
5. Sel datia: sel besar berinti banyak, perubahan dari makrofag pada keadaan-keadaan
tertentu,Beberapa sel bersatu krn pembelahan inti yang tidak disertai pembelahan
protoplasma
6. Limfosit: dapat menghasilkan gammaglobulin (bag protein dari zat anti), Meningkat pada
radang menahun.
7. Sel plasma: tidak terdapat di dalam darah, membuat gamma globulin yang berfungsi
sebagai zat anti.
5. - Rubor (kemerahan), merupakan tanda pertama yang ditemukan di daerah radang,
disebabkan oleh arteriol yang berdilatasi.
- Kalor (panas), terjadi bersamaan dengan rubor karena lebih banyak darah (pada suhu
37oC) dialirkan dari dalam tubuh kepermukaan daerah yang terkena dibandingkan ke
daerah yang normal.
- Tumor (pembengkakan), pembengkakan lokal yang disebabkan perpindahan cairan
dan sel-sel dari aliran darah kejaringan interstisial.
- Dolor (nyeri), terjadi karena pembengkakan jaringan yang meradang sehingga
menimbulkan peningkatan tekanan lokal yang dapat menyebabkan nyeri.
- Fungsio Laesa (perubahan fungsi), bagian yang bengkak, nyeri disertai sirkulasi yang
abnormal dan lingkungan kimiawi local yang abnormal, akhirnya berfungsi secara
abnormal
6. 1. Agen Kuman, Parasit, Jamur,dll
2. Benda-benda tajam
3. Suhu
4.Berbagai jenis sinar
5. Listrik
6.Zat-zat kimia
7. 1. Pembagian radang berdasarkan waktunya:
- Radang Akut
- Radang Sub Akut
- Radang Kronik
2. Pembagian radang berdasarkan kekhasan etiologinya
Radang spesifik / Radang kronik granulamatosa. Terbentuk jaringan granulasi yang
khas/spesifik. Contoh: Lepra, TBC, Mycotic Infections, Dll.
8. 1.Perubahan vascular pada radang akut
Urutan peristiwa yang terjadi adalah sebagai berikut :
- Mula- mulakan terjadi vasokonstriksi yaitu penyempitan pembuluh darah terutama pembuluh darah kecil
(arteriol).
-Kemudain akan terjadi vasodilatasi yang dimulai dari pembuluh arteriol yang tadinya menyempit lalu diikuti
oleh bagian lain pembuluh darah itu. Akibat dilatesi itu,maka aliran darah akan bertambah sehingga
pembuluh darah itu penuh berisi darah dan tekanan hidrostatiknya meningkat, yang selanjutnya dapat
menyebabkan keluarnya cairan plasma dari pembuluh darah itu.
-Aliran darah menjadi lambat. Karena permeabilitas kapiler juga bertambah, maka cairan darah dan
protein akan keluar dari pembuluh darah dan mengakibatkan darah menjadi kental.
- Marginasi leukosit.
Berdasarkan perbedaan intensitas jejas, maka reaksi yang terjasi dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok
yaitu:
- Reaksi yang terjadi segera dan hanya berlangsung sebentar, akibat jejas ringan dan hanya mengenai
pembuluh kapiler.
- Reaksi segera dan menetap, akibat jejas keras dan mengenai semua pembuluh darah
- Reaksi lambat dan menetap, akibat jejas ringan tetapi terus-menerus
9. Reaksi selular pada radang akut
Pada fase awal yaitu 24 jam pertama, sel yang paling banyak bereaksi ialah sel neutrofil atau leukosit
PMN. Setelah fase awal yang bisa berlangsung selama 48 jam, mulailah sel makrofag dan sel yang
berperan dalam system kekebalan tubuh seperti limfosit dan sel plasma beraksi. Urutan kejadian yang
dialami oleh leukosit adalah sebagai berikut:
- Penepian, leukosit bergerak ketepi pembuluh (margination)
- Pelekatan, leukosit melekat pada dinding pembuluh darah (sticking)
- Diapedesis, leukosit keluar dari pembuluh darah (emigrasi)
- Fagositosis, leukosit menelan bakteri dan debris jaringan
10. 1. Dapat terjadi setelah radang akut, baik karena rangsang pencetus yang terus-
menerus ada, maupun karena gangguan penyembuhan.
2. Adanya radang akut yang berulang
3. Radang kronik yg mulai secara perlahan tanpa didahului radang akut klasik akibat
dari :
- Infeksi persisten oleh mikroba interseluler yang mempunyai toksisitas rendah tapi
sudah mencetuskan reaksi imunologik
- Kontak dengan bahan yg tdk dpt hancur ( zat nondegradable) silikosis & asbestosis
pada paru
-Reaksi imun terhadap jaringan tubuh itu sendiri (autoimun)
11. Radang akut
- Mencerminkan pengaruh mediator yang bekerja pada pembuluh darah. Setelah
trauma mekanik / injuri panas, perubahan permeabilitas vasa dapat timbul lebih awal
dari respons radang akut.
- Dalam 30-60 menit dari injuri, granulosit neutrofil muncul. Mula-mula granulosit
neutrofil ini tampak mengelompok sepanjang sel-sel endotel pembuluh darah pada
daerah injuri. Setelah itu, leukosit menyusup keluar pembuluh darah dengan
menyelinap keluar pembuluh darah dengan menyelinap diantara sel-sel endotel.
- Dalam beberapa menit granulosit berada ekstravaskuler dan mulai mengelompok di
daerah injuri.
- Bila telah keluar dari pembuluh darah, neutrofil merupakan garis pertahanan pertama
melawan mikroorganisme yang masuk.
12. -Dalam empat sampai lima jam, jika respons inflamantoris akut berjalan terus, maka sel
- Mononuklear (termasuk monosit & limfosit) akan muncul pada daerah Radang kronik
-Bila inflamasi terkontrol, neutrofil tidak dikerahkan lagi dan berdegenerasi. Selanjutnya dikerahkan sel
mononuklear seperti monosit, inflamantoris, setelah keluar dari pembuluh darah melalui cara yang
sama
-Monosit memperbesar pertahanan dengan menambahkan fungsi fagosit mereka sendiri ke daerah
injuri, sementara limfosit membawa kemampuan immunologik untuk berespons terhadap agen asing
dengan fenomen humoral dan seluler spesifik.
- makrofag, limfosit dan sel plasma yang memberikan gambaran patologik dari inflamasi kronik.
- Dalam inflamasi kronik, monosit dan makrofag mempunyai 2 peranan penting sebagai berikut :
· Memakan dan mencerna mikroba
· Modulasi respon imun dan fungsi sel T melalui presentasi antigen dan sekresi sitokin
- Bila patogen persisten dalam tubuh, makrofag akan mengalihkan respons berupa reaksi
hipersensitivitas lambat yang melibatkan limfosit penuh.
-Jadi inflamasi akut ini dapat dianggap sebagai titik membaliknya respons inflamasi ke arah respons
monosit-makrofag.
lanjutan
13. Akibat utama radang adalah perubahan jaringan, dapat berupa degenerasi, lisis jaringan, dan
proliferasi jaringan. Dipengaruhi antara lain oleh faktor-faktor host dan faktor-faktor penyebab.
* Keuntungan Radang
-Pengenceran toxin.
- Antibodi masuk jaringan ekstravaskular.
- Transportasi obat.
- Pembentukan fibrin.
- Penyaluran nutrien.
-Stimulasi respons imun.
- Lokasi jaringan yang rusak.
- Persiapan untuk pemulihan jaringan.
15. Proses Penyembuhan dan perbaikan jaringan terjadi dalam 4 tahap yaitu :
1. Resolusi
Resolusi adalah hasil penyembuhan ideal & terjadi pada respons radang akut hingga cedera minor
atau cedera dengan nekrosis sel parenkim minimal. Jaringan dipulihkan ke keadaan sebelum cedera.
Proses resolusi meliputi :
- Pembuluh darah kecil di daerah peradangan kembali ke
-Permeabilitas normalnya.
-Aliran cairan yang keluar pembuluh darah berhenti
-Cairan yang sudah dikeluarkan dari pembuluh darah diabsorpsi oleh limfatik
-Sel-sel eksudat mengalami disintegrasi keluar melalui limfatik atau benar-benar dihilangkan dari
tubuh.
-Namun, apabila jumlah jaringan yang dihancurkan cukup banyak maka resolusi tidak terjadi.
16. 2. Regenerisasi
Regenerasi adalah penggantian sel parenkim yang hilang dengan pembelahan sel parenkim yang
bertahan di sekitarnya. Hasil akhirnya adalah penggantian unsur-unsur yang hilang dengan jenis
sel-sel yang sama. Faktor-faktor penentu regenerasi :
- kemampuan regenerasi sel yang terkena cedera (kemampuan untuk membelah)
- Jumlah sel viabel yang bertahan
-Keberadaan/keutuhan kerangka jaringan ikat yang cedera, atau keutuhan arsitektur stroma.
Perbaikan / pemulihan dengan pembentukan jaringan ikat
- Pertumbuhan jaringan ikat muda ke arah dalam daerah peradangan disebut organisasi.Jaringanikat
yang tumbuh itu disebut jaringan granulasi.
- Secara mikroskopik jaringan Granulasi terdiridari pembuluh-pembuluh darah kecil yang baru
terbentuk (angioblas), fibroblas, sisa sel radang (berbagai jenis leukosit ; makrofag, limosit, eosinofil,
basofil, & neutrofil) , bagian cairan eksudat dan zat dasar jaringan ikat longgar setengah cair.
Fibroblas & angioblas pada jaringan granulasi yang berasal dari fibroblas dan kapiler di sekelilingnya
yang sebelumnya ada.
17. 3.Perbaikan / pemulihan dengan pembentukan jaringan ikat
- Pertumbuhan jaringan ikat muda ke arah dalam daerah peradangan disebut
organisasi.Jaringan ikat yang tumbuh itu disebut jaringan granulasi.
- Secara mikroskopik jaringan Granulasi terdiridari pembuluh-pembuluh darah kecil
yang baru terbentuk (angioblas), fibroblas, sisa sel radang (berbagai jenis leukosit ;
makrofag, limosit, eosinofil, basofil, & neutrofil) , bagian cairan eksudat dan zat dasar
jaringan ikat longgar setengah cair. Fibroblas & angioblas pada jaringan granulasi
yang berasal dari fibroblas dan kapiler di sekelilingnya yang sebelumnya ada.
- Organisasi terjadi jika :
· Banyak sekali jaringan yang menjadi nekrotik.
· Eksudat peradangan menetap & tidak menghilang.
· Massa darah (hematom) atau bekuan-bekuan darah tidakcepat menghilang
18. Bukti organisasi yang paling awal biasanya terjadi beberapa hari setelah dimulainya
eaksi peradangan. Setelah kurang lebih 1 minggu, jaringan granulasi masih cukup
longgar & selular. Pada saatini, fibroblas jaringan granulasi sedikit demi sedikit mulai
menyekresikan prekursor protein kolagen yang larut, saat ini sedikit demi sedikit akan
mengendap sebagai fibril-fibril di dalam ruang intersisial jaringan granulasi.
Setelah beberapa waktu,semakin banyak kolagen yang tertimbun didalam jaringan
granulasi,yang sekarang secara bertahap semakin matang menjadi jaringan ikat
kolagen yang agak padat atau jaringan parut..Walaupun jaringan parut telah cukup
kuat setelah kira-kira 2 minggu, proses remodeling masih terus berlanjut,serta
densitas & kekuatan jaringan parut ini juga meningkat. Jaringan granulasi,yang pada
awalnya cukup selular & vaskula, lambat laun kurang selular & kurang vaskular serta
menjadi kolagen yang lebih padat.
19. Penyembuhan luka
- Proses penyembuhan luka yang mudah dipahami adalah proses penyembuhan pada luka
kulit. Proses penyembuhan luka terbagi menjadi 2 macam yaitu :
1. Penyembuhan primer ( healing by first intention)
2. Penyembuhan Sekunder ( healing by secondintention )
- Hari pertama pasca bedah.Setelah luka disambung & dijahit,garis insisi segera
-Terisi oleh bekuan darah yang membentuk kerak yang menutupi luka. Reaksi radang akut
terlihat pada tepi luka. Dan tampak infiltrat polimorfonuklear yang mencolok.
- Hari kedua, terjadi Reepitelialisasi permukaan & pembentukan jembatan yang terdiri dari
jaringan fibrosa yang menghubungkan kedua tepi celah subepitel. Keduanya sangat
tergantung pada anyaman fibrin pada bekuan darah., karena ini memberikan kerangka
bagi sel epitel, fibroblas, dan tunas kapiler yang bermigrasi. Jalur-jalur tipis sel menonjol di
bawah permukan kerak, dari tepi epitel menuju ke arah sentral. Tonjolan ini berhubungan
satu sam lain, dengan demikian luka telah tertutup oleh epitel.
-Hari ketiga, respon radang akut mulai berkurang, neutrofil digantikan oleh makrofag yang
membersihkan tepi luka dari sel-sel yang rusak dan pecahan fibrin.
20. - Hari kelima, celah insisi biasanya terdiri dari jaringan granulasi yang kaya pembuluh darah
dan longgar. Dapat dilihat adanya serabut-serabut kolagen dimana-mana.
- Akhir minggu pertama, luka telah tertutup oleh epidermis dengan ketebalan yang lebih
kurang normal, dan celah subepitel yang telah terisi jaringan ikat kaya pembuluh darah ini
mulai membentuk serabut-serabut kolagen.
- Minggu kedua, fibroblas & pembuluh darah berploriferasi terus menerus, dan tampak
adanya timbunan progresif serabut kolagen. Kerangka fibrin sudah lenyap. Jaringan parut
masih tetap berwarna merah cerah sebagai akibat peningkatan vaskularisasai. Luka
belum memiliki daya rentang yang cukup berarti. Reksi radang hampir seluruhnya hilang.
- Akhir minggu kedua, struktur jaringan dasar parut telah mantap. Jaringan parut berwarna
lebih muda akibat tekanan pada pembuluh darah, timbunan kolagen dan peningkatan
daya rentang luka.Luka bedah yang sembuh sempurna tidak akan mencapai
- Kembali daya rentang, ekstensibilitas dan elastisitas yang dimiliki oleh kulit normal.