merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
dalam presentasi ini dijelaskan mengenai penyakit campak ; epidemiologi, etiologi, patofisiologi, management dan vaksinasi. semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
dalam presentasi ini dijelaskan mengenai penyakit campak ; epidemiologi, etiologi, patofisiologi, management dan vaksinasi. semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
4. 4
Flu Burung :
Disebut juga Avian infuenza
Penyakit menular
Disebabkan oleh virus influenza tipe A
Biasanya menyerang unggas/burung
Dapat menular ke hewan lain & manusia
Manusia – manusia ???
6. 6
MASALAH :
Virus dari hewan yg dapat menyerang
manusia
Bila terkena, gejala cepat memburuk
Tingkat kematian tinggi, 80-90%
Penyebaran SANGAT CEPAT
Dapat menyebar luas global/seluruh
dunia
7. 7
Disebarkan oleh unggas Dekat dgn
kehidupan manusia
Virus dapat bermutasi menjadi lebih
ganas
Obat penaggulangannya masih sedikit
Kemungkinan terjadi resisten thd obat
Sulit untuk dicegah
8. 8
Epidemiologi
Tabel 1. Angka kumulatif kasus confirmed AI yang dilaporkan ke WHO, sampai
tanggal 16 Februari 2007
Negara 2003 2004 2005 2006 2007 Total
kss mati kss mati kss mati kss mati kss mati kss mati
Azerbaijan 0 0 0 0 0 0 8 5 0 0 8 5
Kamboja 0 0 0 0 4 4 2 2 0 0 6 6
Cina 1 1 0 0 8 5 13 8 0 0 22 14
Djibouti 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
Yunani 0 0 0 0 0 0 18 10 3 3 21 13
Indonesia 0 0 0 0 19 12 56 46 6 5 81 63
Irak 0 0 0 0 0 0 3 2 0 0 3 2
Nigeria 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1
Thailand 0 0 17 12 5 2 3 3 0 0 25 17
Turki 0 0 0 0 0 0 12 4 0 0 12 4
Vietnam 3 3 29 20 61 19 0 0 0 0 93 42
Total 4 4 46 32 97 42 116 80 10 9 273 167
WHO. Cumulative number of confirmed human cases of avian influenza A/(H5N1) reported to WHO.
Epidemic and pandemic alert and response (diakses tanggal 18 Februari 2007). Diunduh dari : URL:
http://www.who.int/entity/csr/disease/avian_influenza/country/en/
10. Etiologi
10
Gambar 5. Virus Influenza19
Roche. Factsheet Tamiflu (diakses tanggal 9 Desember 2006). Diunduh dari :
URL : http://www.who.int/mediacentre/factsheet/avian_influenza/en/
11. 11
Etiologi
Virus Influenza tipe A
Hemaglutinin (H) : 16
Neuraminidase (N) : 9
Avian Influenza
Human Influenza :
H1, H2, H3 dan N1, N2
(H1N1, H2N2, H3N2)
Melinda H. Avian influenza A/H5N1 (flu burung). Simposium Nasional IDAI cabang Sulut.
Manado 4-6 Agustus 2006.
WHO. Avian influenza frequently asked questions. Epidemic and pandemic alert and response (diakses
tanggal 9 Desember 2006). Diunduh dari : URL: http://www.who.int/csr/disease/avian_ influenza/en/
12. 12
SIFAT-SIFAT VIRUS
Virus dapat bertahan hidup di air sampai 4
hari pada suhu 220 C dan lebih 30 hari pada
suhu 00 C
13. Virus AI dalam daging ayam akan mati
pada suhu 800 C selama 1 menit atau 600 C
selama 30 menit
13
14. 14
Virus pada telur ayam akan mati pada
pemanasan suhu 640 C selama 5 menit
15. 15
SIFAT-SIFAT VIRUS….
Virus AI dapat bertahan untuk waktu lama
dalam kotoran ayam dan air selama 32 hari
16. 16
Virus AI akan mati sediaan alkohol 70%
ammonium kuatener, chlorin, formalin 2-
5%, iodoform kompleks (iodines),
senyawa fenol dan natrium/kalium
hipoklorit
17. 17
Sifat virus sangat labil, mudah berubah
bentuk dan tidak ganas menjadi ganas
dan sebaliknya
18. 18
CARA PENULARAN
Bahan infeksius :
Tinja
Cairan tubuh
Penularan melalui udara
Penularan dari unggas ke unggas, hewan lain dan manusia
Unggas yang terinfeksi menular pada 2 minggu pertama
dari ludah sekret hidung dan tinja
Dapat menular dari bahan infeksius yang terdapat pada
alat –alat dan pakaian
Penularan dari manusia ke manusia belum terbukti
19. 19
Klinis
Masa inkubasi AI : 3-5 hari.
Masa penularan pd manusia: 1 hari sblm s/d 3-5
hari sth timbul gejala, bisa sampai 14 hari.
Menginfeksi saluran nafas atas & bawah.
Gejala lokal : kerusakan sel epitel (silia & sel
epitel yg mensekresi mukus).
Gejala sistemik : akibat respon limfokin &
interferon terhadap virus.
Murray PR, Rosenthal KS, Kobayashi GS, Pfaller MA. Medical Microbiology.
Edisi ke-4. St. Louis: Mosby, 2002. h. 535-542.
20. Manifestasi klinis
20
SKEMA P ERJALANAN P ENYAKIT INFLUENZA
A MANUSIA
Gejala
Kelainan patologis sal nafas
Respon imun seluler
Induksi interferon
Virus di sekret
0 2 4 6 8 10 12 14 28
hari
inkubasi
Pembentukan antibodi
Inf sekunder
Gambar 16. Skema perjalanan penyakit AI pada manusia26
Sjahrurachman A. Aspek virologik virus influenza A: focus pada H5N1.
Konas PAMKI, Malang, 2006.
21. 21
Gejala klinis :
Demam tinggi
( suhu > 38oC )
Batuk
Pilek
Nyeri tenggorokan
Sakit kepala
Nyeri otot
Sesak
Gangguan nafas berat
KEMATIAN
22. 22
Bagaimana cara tahu kalau kita
tertular/menderita virus flu
burung?
23. 23
Diagnosis flu burung
Gejala klinik
Sesuaikan dengan definisi kasus
Pemeriksaan Lab.
sampel : usapan tenggorok
: darah
PEMERIKSAAN LAB
24. 24
Pemeriksaan penunjang
Dx/ pasti : biakan virus AI.
PCR,Imunofluoresen menggunakan H5N1
antibodi monoklonal, Imunofluorescence assaay
(IFA).
DL : leukopenia, limfopenia, trombositopenia.
Rontgen Thorax :
• serial progresif.
• Tidak khas : infiltrat bilateral, infiltrat difus,
multifokal atau patchy atau kolaps lobar.
Departemen Kesehatan RI. Pedoman penatalaksanaan flu burung di sarana
pelayanan kesehatan . Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2006.
IDAI. Gambaran umum, deteksi, dan penanganan awal flu burung. Jakarta:
IDAI, 2005.
25. - Apa itu kasus suspek flu burung ?
25
- Kapan dikatakan penderita pasti
mengidap flu burung ?
Definisi kasus :
- Seseorang dalam penyelidikan
- Kasus suspek
- Kasus probable
- Kasus pasti (Konfirmasi)
26. Departemen Kesehatan RI. DITJEN PP & PL.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2007.
26
Definisi Kasus AI
1. Seseorang dalam penyelidikan
Orang yang dilakukan penyelidikan epidemiologi terhadap
infeksi H5N1.
[ Orang sehat yang kontak erat dengan kasus (suspek /
probabel / konfirmasi) atau orang yang tinggal di
daerah terjangkit flu burung pada unggas ].
27. 2. Kasus Suspek Definisi Kasus
Demam ≥ 38oC + 1 atau lebih gejala :
27
Batuk, Sakit Tenggorokan, Pilek, Sesak Napas.
DAN 1 atau lebih keadaan ini :
Dlm 7 hari terakhir sblm muncul gjla klinis, punya riwayat
no.1-6 :
1.Kontak erat dgn penderita (merawat, bicara,
bersentuhan jarak ≤ 1 mtr).
2.Kontak erat dgn unggas (sembelih, bersihkan bulu,
memasak).
3.Kontak dgn unggas, bangkai unggas, kotoran unggas,
bahan / produk mentah lainnya di daerah yg sebulan
terakhir terjangkit flu burung.
4.Mengkonsumsi produk unggas mentah / ½ matang
yg berasal dr daerah yg sebulan terakhir terjangkit flu
burung.
5.Kontak erat dengan binatang yang dikonfirmasi
terinfeksi H5N1 (babi, kucing).
6.Memegang / menangani sampel yg dicurigai
mengandung virus H5N1.
7.Ditemukan leukopenia.
8.Ditemukan titer antibodi terhadap H5 dengan uji HI
menggunakan eritrosit kuda / uji ELISA untuk influenza
A tanpa subtipe.
9.Foto RÕ toraks menggambarkan pneumonia progresif
pada serial foto.
28. Definisi Kasus
28
3. Kasus Probabel
Kriteria kasus suspek + 1 atau lebih keadaan
dibawah ini :
1. Ditemukan kenaikan titer antibodi terhadap H5,
minimum 4 kali dengan pemeriksaan uji HI
menggunakan eritrosit kuda atau uji ELISA.
2. Hasil laboratorium terbatas untuk influenza H5
(terdeteksinya antibodi spesifik H5 dalam
spesimen serum tunggal) menggunakan uji
netralisasi.
ATAU
Orang yang meninggal karena penyakit saluran
napas akut yang tidak bisa dijelaskan
penyebabnya & secara epidemiologi berhubungan
dengan kasus probabel / konfirmasi.
Departemen Kesehatan RI. DITJEN PP & PL.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2007.
29. Definisi Kasus
29
4. Kasus Konfirmasi
Orang yang memenuhi kriteria kasus suspek dan
kasus probabel DAN DISERTAI :
Hasil positif salah satu hasil pemeriksaan
laboratorium berikut :
1. Isolasi virus influenza A/H5N1 positif.
2. PCR influenza A/H5N1 positif.
3. Peningkatan ≥ 4 kali lipat titer antibodi
netralisasi untuk H5N1 dari spesimen
konvalesen dibandingkan dengan spesimen
akut (diambil ≤ 7 hari setelah gejala timbul),
dan titer antibodi netralisasi konvalesen harus
pula ≥ 1/ 80.
4. Titer antibodi mikronetralisasi H5N1 ≥ 1/ 80
pada spesimen serum yang diambil pada hari ke
14 atau lebih setelah muncul gejala penyakit
(onset), disertai hasil positif uji serologi lain,
misalnya titer HI sel darah merah kuda 1/ 160
atau western blot spesifik H5 positif.
Departem
en
Kesehata
n RI.
DITJEN
PP & PL.
Jakarta:
Departem
en
Kesehata
30. 30
Penanganan AI
Ruang isolasi
Terapi suportif
Oksigenasi
Cairan infus
Terapi antiviral (48 jam pertama)
M2 ion channel inhibitors : amantadin
rimantadin
Neuraminidase inhibitors : oseltamivir
zanamivir
Departemen Kesehatan RI. Pedoman penanggulangan flu burung
pada manusia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2004.
Stephenson I, Nicholson KG. Influenza: vaccination and treatment.
Eur Respir J 2001; 17:1282-1293.
31. 31
Pencegahan & Proteksi
Proteksi di tempat pemotongan binatang.
Proteksi thd tenaga medis/ paramedis/
keluarga yang merawat penderita AI.
Hien TT, de Jong M, Phil JFD. Avian influenza – A challenge to global health
care strctures. N Engl J Med 2004; 351:2363-2365.
Melinda H. Avian influenza A/H5N1 (flu burung). Simposium Nasional IDAI
cabang Sulut. Manado 4-6 Agustus 2006.
32. 32
Upaya Mencegah Perluasan
Pandemi Influenza
Obat Antiviral
Profilaksis dg obat antiviral selama 10-hari
bagi mereka yang kontak dengan kasus
Intervensi Non-Farmasetikal
Menutup peternakan, karantina rumah atau
wilayah
Vaksinasi
Meskipun hanya mencapai keampuhan 50%
Longini et al. Science Aug 2005
Ferguson et al. Nature Aug 2005