SlideShare a Scribd company logo
1 
KONSEP MIKROBIOLOGI PADA 
PENYAKIT TROPIS-INFEKSI 
 Flu Burung 
 SARS 
 Tetanus 
 Leptospirosis 
 Poliomyelitis 
 Anthrax 
 Chikungunya 
 Rabies 
 DHF
2 
AVIAN INFLUENZA PADA 
MANUSIA 
dr. Made Agus Hendrayana, M.Ked
3 
Apa itu Flu Burung ?
4 
Flu Burung : 
 Disebut juga Avian infuenza 
 Penyakit menular 
 Disebabkan oleh virus influenza tipe A 
 Biasanya menyerang unggas/burung 
 Dapat menular ke hewan lain & manusia 
 Manusia – manusia  ???
5 
Kenapa kita khawatir terhadap flu 
burung ?
6 
MASALAH : 
 Virus dari hewan yg dapat menyerang 
manusia 
 Bila terkena, gejala cepat memburuk 
 Tingkat kematian tinggi, 80-90% 
 Penyebaran SANGAT CEPAT 
 Dapat menyebar luas  global/seluruh 
dunia
7 
 Disebarkan oleh unggas  Dekat dgn 
kehidupan manusia 
 Virus dapat bermutasi  menjadi lebih 
ganas 
 Obat penaggulangannya masih sedikit 
 Kemungkinan terjadi resisten thd obat 
 Sulit untuk dicegah
8 
Epidemiologi 
Tabel 1. Angka kumulatif kasus confirmed AI yang dilaporkan ke WHO, sampai 
tanggal 16 Februari 2007 
Negara 2003 2004 2005 2006 2007 Total 
kss mati kss mati kss mati kss mati kss mati kss mati 
Azerbaijan 0 0 0 0 0 0 8 5 0 0 8 5 
Kamboja 0 0 0 0 4 4 2 2 0 0 6 6 
Cina 1 1 0 0 8 5 13 8 0 0 22 14 
Djibouti 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 
Yunani 0 0 0 0 0 0 18 10 3 3 21 13 
Indonesia 0 0 0 0 19 12 56 46 6 5 81 63 
Irak 0 0 0 0 0 0 3 2 0 0 3 2 
Nigeria 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 
Thailand 0 0 17 12 5 2 3 3 0 0 25 17 
Turki 0 0 0 0 0 0 12 4 0 0 12 4 
Vietnam 3 3 29 20 61 19 0 0 0 0 93 42 
Total 4 4 46 32 97 42 116 80 10 9 273 167 
WHO. Cumulative number of confirmed human cases of avian influenza A/(H5N1) reported to WHO. 
Epidemic and pandemic alert and response (diakses tanggal 18 Februari 2007). Diunduh dari : URL: 
http://www.who.int/entity/csr/disease/avian_influenza/country/en/
9 
Seperti apa 
virus flu burung itu?
Etiologi 
10 
Gambar 5. Virus Influenza19 
Roche. Factsheet Tamiflu (diakses tanggal 9 Desember 2006). Diunduh dari : 
URL : http://www.who.int/mediacentre/factsheet/avian_influenza/en/
11 
Etiologi 
Virus Influenza tipe A 
Hemaglutinin (H) : 16 
Neuraminidase (N) : 9 
Avian Influenza 
Human Influenza : 
H1, H2, H3 dan N1, N2 
(H1N1, H2N2, H3N2) 
Melinda H. Avian influenza A/H5N1 (flu burung). Simposium Nasional IDAI cabang Sulut. 
Manado 4-6 Agustus 2006. 
WHO. Avian influenza frequently asked questions. Epidemic and pandemic alert and response (diakses 
tanggal 9 Desember 2006). Diunduh dari : URL: http://www.who.int/csr/disease/avian_ influenza/en/
12 
SIFAT-SIFAT VIRUS 
 Virus dapat bertahan hidup di air sampai 4 
hari pada suhu 220 C dan lebih 30 hari pada 
suhu 00 C
 Virus AI dalam daging ayam akan mati 
pada suhu 800 C selama 1 menit atau 600 C 
selama 30 menit 
13
14 
 Virus pada telur ayam akan mati pada 
pemanasan suhu 640 C selama 5 menit
15 
SIFAT-SIFAT VIRUS…. 
 Virus AI dapat bertahan untuk waktu lama 
dalam kotoran ayam dan air selama 32 hari
16 
 Virus AI akan mati sediaan alkohol 70% 
ammonium kuatener, chlorin, formalin 2- 
5%, iodoform kompleks (iodines), 
senyawa fenol dan natrium/kalium 
hipoklorit
17 
 Sifat virus sangat labil, mudah berubah 
bentuk dan tidak ganas menjadi ganas 
dan sebaliknya
18 
CARA PENULARAN 
 Bahan infeksius : 
 Tinja 
 Cairan tubuh 
 Penularan melalui udara 
 Penularan dari unggas ke unggas, hewan lain dan manusia 
 Unggas yang terinfeksi menular pada 2 minggu pertama 
dari ludah sekret hidung dan tinja 
 Dapat menular dari bahan infeksius yang terdapat pada 
alat –alat dan pakaian 
 Penularan dari manusia ke manusia belum terbukti
19 
Klinis 
 Masa inkubasi AI : 3-5 hari. 
 Masa penularan pd manusia: 1 hari sblm s/d 3-5 
hari sth timbul gejala, bisa sampai 14 hari. 
 Menginfeksi saluran nafas atas & bawah. 
 Gejala lokal : kerusakan sel epitel (silia & sel 
epitel yg mensekresi mukus). 
 Gejala sistemik : akibat respon limfokin & 
interferon terhadap virus. 
Murray PR, Rosenthal KS, Kobayashi GS, Pfaller MA. Medical Microbiology. 
Edisi ke-4. St. Louis: Mosby, 2002. h. 535-542.
Manifestasi klinis 
20 
SKEMA P ERJALANAN P ENYAKIT INFLUENZA 
A MANUSIA 
Gejala 
Kelainan patologis sal nafas 
Respon imun seluler 
Induksi interferon 
Virus di sekret 
0 2 4 6 8 10 12 14 28 
hari 
inkubasi 
Pembentukan antibodi 
Inf sekunder 
Gambar 16. Skema perjalanan penyakit AI pada manusia26 
Sjahrurachman A. Aspek virologik virus influenza A: focus pada H5N1. 
Konas PAMKI, Malang, 2006.
21 
Gejala klinis : 
Demam tinggi 
( suhu > 38oC ) 
Batuk 
Pilek 
Nyeri tenggorokan 
Sakit kepala 
Nyeri otot 
Sesak 
Gangguan nafas berat 
KEMATIAN
22 
Bagaimana cara tahu kalau kita 
tertular/menderita virus flu 
burung?
23 
Diagnosis flu burung 
 Gejala klinik 
 Sesuaikan dengan definisi kasus 
 Pemeriksaan Lab. 
sampel : usapan tenggorok 
: darah 
PEMERIKSAAN LAB
24 
Pemeriksaan penunjang 
 Dx/ pasti : biakan virus AI. 
 PCR,Imunofluoresen menggunakan H5N1 
antibodi monoklonal, Imunofluorescence assaay 
(IFA). 
 DL : leukopenia, limfopenia, trombositopenia. 
 Rontgen Thorax : 
• serial progresif. 
• Tidak khas : infiltrat bilateral, infiltrat difus, 
multifokal atau patchy atau kolaps lobar. 
Departemen Kesehatan RI. Pedoman penatalaksanaan flu burung di sarana 
pelayanan kesehatan . Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2006. 
IDAI. Gambaran umum, deteksi, dan penanganan awal flu burung. Jakarta: 
IDAI, 2005.
- Apa itu kasus suspek flu burung ? 
25 
- Kapan dikatakan penderita pasti 
mengidap flu burung ? 
 Definisi kasus : 
- Seseorang dalam penyelidikan 
- Kasus suspek 
- Kasus probable 
- Kasus pasti (Konfirmasi)
Departemen Kesehatan RI. DITJEN PP & PL. 
Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2007. 
26 
Definisi Kasus AI 
1. Seseorang dalam penyelidikan 
Orang yang dilakukan penyelidikan epidemiologi terhadap 
infeksi H5N1. 
[ Orang sehat yang kontak erat dengan kasus (suspek / 
probabel / konfirmasi) atau orang yang tinggal di 
daerah terjangkit flu burung pada unggas ].
2. Kasus Suspek Definisi Kasus 
Demam ≥ 38oC + 1 atau lebih gejala : 
27 
Batuk, Sakit Tenggorokan, Pilek, Sesak Napas. 
DAN 1 atau lebih keadaan ini : 
Dlm 7 hari terakhir sblm muncul gjla klinis, punya riwayat 
no.1-6 : 
1.Kontak erat dgn penderita (merawat, bicara, 
bersentuhan jarak ≤ 1 mtr). 
2.Kontak erat dgn unggas (sembelih, bersihkan bulu, 
memasak). 
3.Kontak dgn unggas, bangkai unggas, kotoran unggas, 
bahan / produk mentah lainnya di daerah yg sebulan 
terakhir terjangkit flu burung. 
4.Mengkonsumsi produk unggas mentah / ½ matang 
yg berasal dr daerah yg sebulan terakhir terjangkit flu 
burung. 
5.Kontak erat dengan binatang yang dikonfirmasi 
terinfeksi H5N1 (babi, kucing). 
6.Memegang / menangani sampel yg dicurigai 
mengandung virus H5N1. 
7.Ditemukan leukopenia. 
8.Ditemukan titer antibodi terhadap H5 dengan uji HI 
menggunakan eritrosit kuda / uji ELISA untuk influenza 
A tanpa subtipe. 
9.Foto RÕ toraks menggambarkan pneumonia progresif 
pada serial foto.
Definisi Kasus 
28 
3. Kasus Probabel 
Kriteria kasus suspek + 1 atau lebih keadaan 
dibawah ini : 
1. Ditemukan kenaikan titer antibodi terhadap H5, 
minimum 4 kali dengan pemeriksaan uji HI 
menggunakan eritrosit kuda atau uji ELISA. 
2. Hasil laboratorium terbatas untuk influenza H5 
(terdeteksinya antibodi spesifik H5 dalam 
spesimen serum tunggal) menggunakan uji 
netralisasi. 
ATAU 
Orang yang meninggal karena penyakit saluran 
napas akut yang tidak bisa dijelaskan 
penyebabnya & secara epidemiologi berhubungan 
dengan kasus probabel / konfirmasi. 
Departemen Kesehatan RI. DITJEN PP & PL. 
Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2007.
Definisi Kasus 
29 
4. Kasus Konfirmasi 
Orang yang memenuhi kriteria kasus suspek dan 
kasus probabel DAN DISERTAI : 
Hasil positif salah satu hasil pemeriksaan 
laboratorium berikut : 
1. Isolasi virus influenza A/H5N1 positif. 
2. PCR influenza A/H5N1 positif. 
3. Peningkatan ≥ 4 kali lipat titer antibodi 
netralisasi untuk H5N1 dari spesimen 
konvalesen dibandingkan dengan spesimen 
akut (diambil ≤ 7 hari setelah gejala timbul), 
dan titer antibodi netralisasi konvalesen harus 
pula ≥ 1/ 80. 
4. Titer antibodi mikronetralisasi H5N1 ≥ 1/ 80 
pada spesimen serum yang diambil pada hari ke 
14 atau lebih setelah muncul gejala penyakit 
(onset), disertai hasil positif uji serologi lain, 
misalnya titer HI sel darah merah kuda 1/ 160 
atau western blot spesifik H5 positif. 
Departem 
en 
Kesehata 
n RI. 
DITJEN 
PP & PL. 
Jakarta: 
Departem 
en 
Kesehata
30 
Penanganan AI 
 Ruang isolasi 
 Terapi suportif 
Oksigenasi 
Cairan infus 
 Terapi antiviral (48 jam pertama) 
M2 ion channel inhibitors : amantadin 
rimantadin 
Neuraminidase inhibitors : oseltamivir 
zanamivir 
Departemen Kesehatan RI. Pedoman penanggulangan flu burung 
pada manusia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2004. 
Stephenson I, Nicholson KG. Influenza: vaccination and treatment. 
Eur Respir J 2001; 17:1282-1293.
31 
Pencegahan & Proteksi 
 Proteksi di tempat pemotongan binatang. 
 Proteksi thd tenaga medis/ paramedis/ 
keluarga yang merawat penderita AI. 
Hien TT, de Jong M, Phil JFD. Avian influenza – A challenge to global health 
care strctures. N Engl J Med 2004; 351:2363-2365. 
Melinda H. Avian influenza A/H5N1 (flu burung). Simposium Nasional IDAI 
cabang Sulut. Manado 4-6 Agustus 2006.
32 
Upaya Mencegah Perluasan 
Pandemi Influenza 
 Obat Antiviral 
 Profilaksis dg obat antiviral selama 10-hari 
bagi mereka yang kontak dengan kasus 
 Intervensi Non-Farmasetikal 
 Menutup peternakan, karantina rumah atau 
wilayah 
 Vaksinasi 
 Meskipun hanya mencapai keampuhan 50% 
Longini et al. Science Aug 2005 
Ferguson et al. Nature Aug 2005
33
34

More Related Content

What's hot

Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
Fadel Muhammad Garishah
 
Ppt DBD
Ppt DBDPpt DBD
Ppt DBD
trisnaif
 
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
arum prasetyaning
 
TB Paru
TB ParuTB Paru
TB Paru
Masitah Majid
 
Skabies
Skabies Skabies
Skabies
peternugraha
 
Rabies
RabiesRabies
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopoldPemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
Mariza Mustika
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengueDemam berdarah dengue
Demam berdarah dengueJoni Iswanto
 
Diare - Power Point
Diare - Power PointDiare - Power Point
Diare - Power Point
Encepal Cere
 
Ppt campak
Ppt campakPpt campak
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
ADam Raeyoo
 
MALARIA - epidemiologi penyakit menular
MALARIA - epidemiologi penyakit menularMALARIA - epidemiologi penyakit menular
MALARIA - epidemiologi penyakit menularBernike Zega
 
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anRismayanti Hairil
 
Bagan MTBS
Bagan MTBSBagan MTBS
Bagan MTBS
moharip1
 
Nusantara sehat 2021 p2 tb
Nusantara sehat 2021 p2 tbNusantara sehat 2021 p2 tb
Nusantara sehat 2021 p2 tb
BidangTFBBPKCiloto
 
Sop vct
Sop vctSop vct
Sop vct
Dian Fikri
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilAgus Gunardi
 

What's hot (20)

Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Ppt DBD
Ppt DBDPpt DBD
Ppt DBD
 
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
 
TB Paru
TB ParuTB Paru
TB Paru
 
Skabies
Skabies Skabies
Skabies
 
Ppt leptospirosis
Ppt leptospirosisPpt leptospirosis
Ppt leptospirosis
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopoldPemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengueDemam berdarah dengue
Demam berdarah dengue
 
Diare - Power Point
Diare - Power PointDiare - Power Point
Diare - Power Point
 
Diare
Diare Diare
Diare
 
Ppt campak
Ppt campakPpt campak
Ppt campak
 
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
 
MALARIA - epidemiologi penyakit menular
MALARIA - epidemiologi penyakit menularMALARIA - epidemiologi penyakit menular
MALARIA - epidemiologi penyakit menular
 
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
 
Bagan MTBS
Bagan MTBSBagan MTBS
Bagan MTBS
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
Nusantara sehat 2021 p2 tb
Nusantara sehat 2021 p2 tbNusantara sehat 2021 p2 tb
Nusantara sehat 2021 p2 tb
 
Sop vct
Sop vctSop vct
Sop vct
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektil
 

Similar to penyakit flu burung

Ringkasan singkat-soal-soal-biologi-umum
Ringkasan singkat-soal-soal-biologi-umumRingkasan singkat-soal-soal-biologi-umum
Ringkasan singkat-soal-soal-biologi-umumYogi Pratama
 
Ilmu penyakit unggas
Ilmu penyakit unggasIlmu penyakit unggas
Ilmu penyakit unggas
Hidayatmaskar
 
Flu+singapore+&+flu+babi. bag.11
Flu+singapore+&+flu+babi.   bag.11Flu+singapore+&+flu+babi.   bag.11
Flu+singapore+&+flu+babi. bag.11tristyanto
 
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptxflusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
JemsOtniel1
 
Flu Burung
Flu BurungFlu Burung
Flu Burungmcrohman
 
Avian_Influenza + Swine Flu.ppt
Avian_Influenza + Swine Flu.pptAvian_Influenza + Swine Flu.ppt
Avian_Influenza + Swine Flu.ppt
TriUmiana1
 
NIPAH VIRUS.pptx
NIPAH VIRUS.pptxNIPAH VIRUS.pptx
NIPAH VIRUS.pptx
DionesiaAtrisa
 
4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)
4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)
4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)
Hury Tinus
 
RABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptxRABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptx
AnggaPutraPerdana
 
Lp dan askep hiv
Lp dan askep hivLp dan askep hiv
Lp dan askep hiv
triningandriyani
 
Asuhan keperawatan pada klien flu burung a
Asuhan keperawatan pada klien flu burung aAsuhan keperawatan pada klien flu burung a
Asuhan keperawatan pada klien flu burung a
imanem skynet
 
Peran Itik Dalam Penularan Avian Influenza - CIVAS, Bogor, 2 Februari 2006
Peran Itik Dalam Penularan Avian Influenza - CIVAS, Bogor, 2 Februari 2006Peran Itik Dalam Penularan Avian Influenza - CIVAS, Bogor, 2 Februari 2006
Peran Itik Dalam Penularan Avian Influenza - CIVAS, Bogor, 2 Februari 2006
Tata Naipospos
 
Virus (hiv, hepatitis, dengue & influenza) ppt - ardian s. leky
Virus (hiv, hepatitis, dengue & influenza)   ppt - ardian s. lekyVirus (hiv, hepatitis, dengue & influenza)   ppt - ardian s. leky
Virus (hiv, hepatitis, dengue & influenza) ppt - ardian s. leky
ARDIAN S. LEKY
 
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Typoid
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan TypoidAsuhan Keperawatan pada pasien dengan Typoid
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Typoid
lolosin
 
MENGANTISIPASI FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA) by : Winarno
MENGANTISIPASI FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA)  by : WinarnoMENGANTISIPASI FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA)  by : Winarno
MENGANTISIPASI FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA) by : WinarnoAnang Winarno
 
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Tata Naipospos
 
Makalah imunologi
Makalah imunologiMakalah imunologi
Makalah imunologi
Septian Muna Barakati
 

Similar to penyakit flu burung (20)

Ringkasan singkat-soal-soal-biologi-umum
Ringkasan singkat-soal-soal-biologi-umumRingkasan singkat-soal-soal-biologi-umum
Ringkasan singkat-soal-soal-biologi-umum
 
Flu burung
Flu burungFlu burung
Flu burung
 
Ilmu penyakit unggas
Ilmu penyakit unggasIlmu penyakit unggas
Ilmu penyakit unggas
 
Flu+singapore+&+flu+babi. bag.11
Flu+singapore+&+flu+babi.   bag.11Flu+singapore+&+flu+babi.   bag.11
Flu+singapore+&+flu+babi. bag.11
 
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptxflusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
 
Flu Burung
Flu BurungFlu Burung
Flu Burung
 
Resume H1 N1
Resume H1 N1Resume H1 N1
Resume H1 N1
 
Avian_Influenza + Swine Flu.ppt
Avian_Influenza + Swine Flu.pptAvian_Influenza + Swine Flu.ppt
Avian_Influenza + Swine Flu.ppt
 
NIPAH VIRUS.pptx
NIPAH VIRUS.pptxNIPAH VIRUS.pptx
NIPAH VIRUS.pptx
 
4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)
4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)
4 pedoman-tatalaksana-klinis-ispa-berat-suspek-mers-cov (1)
 
RABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptxRABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptx
 
Lp dan askep hiv
Lp dan askep hivLp dan askep hiv
Lp dan askep hiv
 
Asuhan keperawatan pada klien flu burung a
Asuhan keperawatan pada klien flu burung aAsuhan keperawatan pada klien flu burung a
Asuhan keperawatan pada klien flu burung a
 
Peran Itik Dalam Penularan Avian Influenza - CIVAS, Bogor, 2 Februari 2006
Peran Itik Dalam Penularan Avian Influenza - CIVAS, Bogor, 2 Februari 2006Peran Itik Dalam Penularan Avian Influenza - CIVAS, Bogor, 2 Februari 2006
Peran Itik Dalam Penularan Avian Influenza - CIVAS, Bogor, 2 Februari 2006
 
Avian influenza
Avian influenzaAvian influenza
Avian influenza
 
Virus (hiv, hepatitis, dengue & influenza) ppt - ardian s. leky
Virus (hiv, hepatitis, dengue & influenza)   ppt - ardian s. lekyVirus (hiv, hepatitis, dengue & influenza)   ppt - ardian s. leky
Virus (hiv, hepatitis, dengue & influenza) ppt - ardian s. leky
 
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Typoid
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan TypoidAsuhan Keperawatan pada pasien dengan Typoid
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Typoid
 
MENGANTISIPASI FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA) by : Winarno
MENGANTISIPASI FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA)  by : WinarnoMENGANTISIPASI FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA)  by : Winarno
MENGANTISIPASI FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA) by : Winarno
 
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
 
Makalah imunologi
Makalah imunologiMakalah imunologi
Makalah imunologi
 

More from mertayasa

Dokumentasi kep 3
Dokumentasi kep 3Dokumentasi kep 3
Dokumentasi kep 3
mertayasa
 
Dok kep ke dua
Dok kep ke duaDok kep ke dua
Dok kep ke dua
mertayasa
 
Dokumetasi
Dokumetasi Dokumetasi
Dokumetasi
mertayasa
 
Penyakit chikungunya
Penyakit chikungunyaPenyakit chikungunya
Penyakit chikungunya
mertayasa
 
anthrax
anthraxanthrax
anthrax
mertayasa
 
polio
poliopolio
polio
mertayasa
 
leptospira
leptospiraleptospira
leptospira
mertayasa
 
tetanus
 tetanus tetanus
tetanus
mertayasa
 
penyakit sars
penyakit sarspenyakit sars
penyakit sars
mertayasa
 
penyakit rabies
penyakit rabiespenyakit rabies
penyakit rabies
mertayasa
 
Falsafah keperawatan
Falsafah keperawatanFalsafah keperawatan
Falsafah keperawatan
mertayasa
 

More from mertayasa (11)

Dokumentasi kep 3
Dokumentasi kep 3Dokumentasi kep 3
Dokumentasi kep 3
 
Dok kep ke dua
Dok kep ke duaDok kep ke dua
Dok kep ke dua
 
Dokumetasi
Dokumetasi Dokumetasi
Dokumetasi
 
Penyakit chikungunya
Penyakit chikungunyaPenyakit chikungunya
Penyakit chikungunya
 
anthrax
anthraxanthrax
anthrax
 
polio
poliopolio
polio
 
leptospira
leptospiraleptospira
leptospira
 
tetanus
 tetanus tetanus
tetanus
 
penyakit sars
penyakit sarspenyakit sars
penyakit sars
 
penyakit rabies
penyakit rabiespenyakit rabies
penyakit rabies
 
Falsafah keperawatan
Falsafah keperawatanFalsafah keperawatan
Falsafah keperawatan
 

penyakit flu burung

  • 1. 1 KONSEP MIKROBIOLOGI PADA PENYAKIT TROPIS-INFEKSI  Flu Burung  SARS  Tetanus  Leptospirosis  Poliomyelitis  Anthrax  Chikungunya  Rabies  DHF
  • 2. 2 AVIAN INFLUENZA PADA MANUSIA dr. Made Agus Hendrayana, M.Ked
  • 3. 3 Apa itu Flu Burung ?
  • 4. 4 Flu Burung :  Disebut juga Avian infuenza  Penyakit menular  Disebabkan oleh virus influenza tipe A  Biasanya menyerang unggas/burung  Dapat menular ke hewan lain & manusia  Manusia – manusia  ???
  • 5. 5 Kenapa kita khawatir terhadap flu burung ?
  • 6. 6 MASALAH :  Virus dari hewan yg dapat menyerang manusia  Bila terkena, gejala cepat memburuk  Tingkat kematian tinggi, 80-90%  Penyebaran SANGAT CEPAT  Dapat menyebar luas  global/seluruh dunia
  • 7. 7  Disebarkan oleh unggas  Dekat dgn kehidupan manusia  Virus dapat bermutasi  menjadi lebih ganas  Obat penaggulangannya masih sedikit  Kemungkinan terjadi resisten thd obat  Sulit untuk dicegah
  • 8. 8 Epidemiologi Tabel 1. Angka kumulatif kasus confirmed AI yang dilaporkan ke WHO, sampai tanggal 16 Februari 2007 Negara 2003 2004 2005 2006 2007 Total kss mati kss mati kss mati kss mati kss mati kss mati Azerbaijan 0 0 0 0 0 0 8 5 0 0 8 5 Kamboja 0 0 0 0 4 4 2 2 0 0 6 6 Cina 1 1 0 0 8 5 13 8 0 0 22 14 Djibouti 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 Yunani 0 0 0 0 0 0 18 10 3 3 21 13 Indonesia 0 0 0 0 19 12 56 46 6 5 81 63 Irak 0 0 0 0 0 0 3 2 0 0 3 2 Nigeria 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 Thailand 0 0 17 12 5 2 3 3 0 0 25 17 Turki 0 0 0 0 0 0 12 4 0 0 12 4 Vietnam 3 3 29 20 61 19 0 0 0 0 93 42 Total 4 4 46 32 97 42 116 80 10 9 273 167 WHO. Cumulative number of confirmed human cases of avian influenza A/(H5N1) reported to WHO. Epidemic and pandemic alert and response (diakses tanggal 18 Februari 2007). Diunduh dari : URL: http://www.who.int/entity/csr/disease/avian_influenza/country/en/
  • 9. 9 Seperti apa virus flu burung itu?
  • 10. Etiologi 10 Gambar 5. Virus Influenza19 Roche. Factsheet Tamiflu (diakses tanggal 9 Desember 2006). Diunduh dari : URL : http://www.who.int/mediacentre/factsheet/avian_influenza/en/
  • 11. 11 Etiologi Virus Influenza tipe A Hemaglutinin (H) : 16 Neuraminidase (N) : 9 Avian Influenza Human Influenza : H1, H2, H3 dan N1, N2 (H1N1, H2N2, H3N2) Melinda H. Avian influenza A/H5N1 (flu burung). Simposium Nasional IDAI cabang Sulut. Manado 4-6 Agustus 2006. WHO. Avian influenza frequently asked questions. Epidemic and pandemic alert and response (diakses tanggal 9 Desember 2006). Diunduh dari : URL: http://www.who.int/csr/disease/avian_ influenza/en/
  • 12. 12 SIFAT-SIFAT VIRUS  Virus dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 220 C dan lebih 30 hari pada suhu 00 C
  • 13.  Virus AI dalam daging ayam akan mati pada suhu 800 C selama 1 menit atau 600 C selama 30 menit 13
  • 14. 14  Virus pada telur ayam akan mati pada pemanasan suhu 640 C selama 5 menit
  • 15. 15 SIFAT-SIFAT VIRUS….  Virus AI dapat bertahan untuk waktu lama dalam kotoran ayam dan air selama 32 hari
  • 16. 16  Virus AI akan mati sediaan alkohol 70% ammonium kuatener, chlorin, formalin 2- 5%, iodoform kompleks (iodines), senyawa fenol dan natrium/kalium hipoklorit
  • 17. 17  Sifat virus sangat labil, mudah berubah bentuk dan tidak ganas menjadi ganas dan sebaliknya
  • 18. 18 CARA PENULARAN  Bahan infeksius :  Tinja  Cairan tubuh  Penularan melalui udara  Penularan dari unggas ke unggas, hewan lain dan manusia  Unggas yang terinfeksi menular pada 2 minggu pertama dari ludah sekret hidung dan tinja  Dapat menular dari bahan infeksius yang terdapat pada alat –alat dan pakaian  Penularan dari manusia ke manusia belum terbukti
  • 19. 19 Klinis  Masa inkubasi AI : 3-5 hari.  Masa penularan pd manusia: 1 hari sblm s/d 3-5 hari sth timbul gejala, bisa sampai 14 hari.  Menginfeksi saluran nafas atas & bawah.  Gejala lokal : kerusakan sel epitel (silia & sel epitel yg mensekresi mukus).  Gejala sistemik : akibat respon limfokin & interferon terhadap virus. Murray PR, Rosenthal KS, Kobayashi GS, Pfaller MA. Medical Microbiology. Edisi ke-4. St. Louis: Mosby, 2002. h. 535-542.
  • 20. Manifestasi klinis 20 SKEMA P ERJALANAN P ENYAKIT INFLUENZA A MANUSIA Gejala Kelainan patologis sal nafas Respon imun seluler Induksi interferon Virus di sekret 0 2 4 6 8 10 12 14 28 hari inkubasi Pembentukan antibodi Inf sekunder Gambar 16. Skema perjalanan penyakit AI pada manusia26 Sjahrurachman A. Aspek virologik virus influenza A: focus pada H5N1. Konas PAMKI, Malang, 2006.
  • 21. 21 Gejala klinis : Demam tinggi ( suhu > 38oC ) Batuk Pilek Nyeri tenggorokan Sakit kepala Nyeri otot Sesak Gangguan nafas berat KEMATIAN
  • 22. 22 Bagaimana cara tahu kalau kita tertular/menderita virus flu burung?
  • 23. 23 Diagnosis flu burung  Gejala klinik  Sesuaikan dengan definisi kasus  Pemeriksaan Lab. sampel : usapan tenggorok : darah PEMERIKSAAN LAB
  • 24. 24 Pemeriksaan penunjang  Dx/ pasti : biakan virus AI.  PCR,Imunofluoresen menggunakan H5N1 antibodi monoklonal, Imunofluorescence assaay (IFA).  DL : leukopenia, limfopenia, trombositopenia.  Rontgen Thorax : • serial progresif. • Tidak khas : infiltrat bilateral, infiltrat difus, multifokal atau patchy atau kolaps lobar. Departemen Kesehatan RI. Pedoman penatalaksanaan flu burung di sarana pelayanan kesehatan . Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2006. IDAI. Gambaran umum, deteksi, dan penanganan awal flu burung. Jakarta: IDAI, 2005.
  • 25. - Apa itu kasus suspek flu burung ? 25 - Kapan dikatakan penderita pasti mengidap flu burung ?  Definisi kasus : - Seseorang dalam penyelidikan - Kasus suspek - Kasus probable - Kasus pasti (Konfirmasi)
  • 26. Departemen Kesehatan RI. DITJEN PP & PL. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2007. 26 Definisi Kasus AI 1. Seseorang dalam penyelidikan Orang yang dilakukan penyelidikan epidemiologi terhadap infeksi H5N1. [ Orang sehat yang kontak erat dengan kasus (suspek / probabel / konfirmasi) atau orang yang tinggal di daerah terjangkit flu burung pada unggas ].
  • 27. 2. Kasus Suspek Definisi Kasus Demam ≥ 38oC + 1 atau lebih gejala : 27 Batuk, Sakit Tenggorokan, Pilek, Sesak Napas. DAN 1 atau lebih keadaan ini : Dlm 7 hari terakhir sblm muncul gjla klinis, punya riwayat no.1-6 : 1.Kontak erat dgn penderita (merawat, bicara, bersentuhan jarak ≤ 1 mtr). 2.Kontak erat dgn unggas (sembelih, bersihkan bulu, memasak). 3.Kontak dgn unggas, bangkai unggas, kotoran unggas, bahan / produk mentah lainnya di daerah yg sebulan terakhir terjangkit flu burung. 4.Mengkonsumsi produk unggas mentah / ½ matang yg berasal dr daerah yg sebulan terakhir terjangkit flu burung. 5.Kontak erat dengan binatang yang dikonfirmasi terinfeksi H5N1 (babi, kucing). 6.Memegang / menangani sampel yg dicurigai mengandung virus H5N1. 7.Ditemukan leukopenia. 8.Ditemukan titer antibodi terhadap H5 dengan uji HI menggunakan eritrosit kuda / uji ELISA untuk influenza A tanpa subtipe. 9.Foto RÕ toraks menggambarkan pneumonia progresif pada serial foto.
  • 28. Definisi Kasus 28 3. Kasus Probabel Kriteria kasus suspek + 1 atau lebih keadaan dibawah ini : 1. Ditemukan kenaikan titer antibodi terhadap H5, minimum 4 kali dengan pemeriksaan uji HI menggunakan eritrosit kuda atau uji ELISA. 2. Hasil laboratorium terbatas untuk influenza H5 (terdeteksinya antibodi spesifik H5 dalam spesimen serum tunggal) menggunakan uji netralisasi. ATAU Orang yang meninggal karena penyakit saluran napas akut yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya & secara epidemiologi berhubungan dengan kasus probabel / konfirmasi. Departemen Kesehatan RI. DITJEN PP & PL. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2007.
  • 29. Definisi Kasus 29 4. Kasus Konfirmasi Orang yang memenuhi kriteria kasus suspek dan kasus probabel DAN DISERTAI : Hasil positif salah satu hasil pemeriksaan laboratorium berikut : 1. Isolasi virus influenza A/H5N1 positif. 2. PCR influenza A/H5N1 positif. 3. Peningkatan ≥ 4 kali lipat titer antibodi netralisasi untuk H5N1 dari spesimen konvalesen dibandingkan dengan spesimen akut (diambil ≤ 7 hari setelah gejala timbul), dan titer antibodi netralisasi konvalesen harus pula ≥ 1/ 80. 4. Titer antibodi mikronetralisasi H5N1 ≥ 1/ 80 pada spesimen serum yang diambil pada hari ke 14 atau lebih setelah muncul gejala penyakit (onset), disertai hasil positif uji serologi lain, misalnya titer HI sel darah merah kuda 1/ 160 atau western blot spesifik H5 positif. Departem en Kesehata n RI. DITJEN PP & PL. Jakarta: Departem en Kesehata
  • 30. 30 Penanganan AI  Ruang isolasi  Terapi suportif Oksigenasi Cairan infus  Terapi antiviral (48 jam pertama) M2 ion channel inhibitors : amantadin rimantadin Neuraminidase inhibitors : oseltamivir zanamivir Departemen Kesehatan RI. Pedoman penanggulangan flu burung pada manusia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2004. Stephenson I, Nicholson KG. Influenza: vaccination and treatment. Eur Respir J 2001; 17:1282-1293.
  • 31. 31 Pencegahan & Proteksi  Proteksi di tempat pemotongan binatang.  Proteksi thd tenaga medis/ paramedis/ keluarga yang merawat penderita AI. Hien TT, de Jong M, Phil JFD. Avian influenza – A challenge to global health care strctures. N Engl J Med 2004; 351:2363-2365. Melinda H. Avian influenza A/H5N1 (flu burung). Simposium Nasional IDAI cabang Sulut. Manado 4-6 Agustus 2006.
  • 32. 32 Upaya Mencegah Perluasan Pandemi Influenza  Obat Antiviral  Profilaksis dg obat antiviral selama 10-hari bagi mereka yang kontak dengan kasus  Intervensi Non-Farmasetikal  Menutup peternakan, karantina rumah atau wilayah  Vaksinasi  Meskipun hanya mencapai keampuhan 50% Longini et al. Science Aug 2005 Ferguson et al. Nature Aug 2005
  • 33. 33
  • 34. 34