SlideShare a Scribd company logo
Presentasi Kasus
TB Milier dengan Meningitis TB
Pembimbing : dr. Soroy Lardo, SpPD, FINASIM
CoAss : Riska Kurniawati
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam
Periode 14 Maret 2016 – 21 Mei 2016
FK UPN VETERAN-RSPAD GATOT SOEBROTO
I. Identitas Pasien
II. Alloanamnesis
• Keluhan Utama: Penurunan kesadaran
sejak 1 hari smrs
• Keluhan Tambahan: Demam sejak 2
minggu SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
• 2 minggu SMRS pasien mengalami demam yang
timbul sepanjang hari, demam naik turun, turun
jika diberi parasetamol 3 kali sehari. Demam
sangat tinggi saat diukur 38,8 pada malam hari,
lalu menurun saat pagi hari saat diukur 37,9 C.
Demam disertai menggigil (+) & berkeringat (+).
• 2 minggu SMRS nyeri kepala yang menjalar ke
tengkuk & punggung, sehingga leher menjadi
pegal & kaku.
....Lanjutan RPS (1)
• Pasien mengalami batuk-batuk yang sudah lama
terjadi disertai dahak. Terkadang ada darah.
• 2 minggu yang lalu pasien sering BAB cair, warna
coklat, ampas (-), darah (-), tidak diketahui
frekuensi dalam sehari, Saat dirumah pasien
selalu tertidur, terasa cepat lelah & lemah serta
tidak dapat beraktivitas.
....Lanjutan RPS (2)
• Saat pasien sadar mengeluh pandangannya
ganda. Terdapat mual (+) & muntah (+) yang
terjadi terutama saat pasien sadar. Muntah isi
cairan, darah (-), Terdapat penurunan berat
badan sejak 3 bulan terakhir, terdapat
penurunan napsu makan, kelemahan pada
seluruh tubuh (+).
Riwayat Penyakit Dahulu
• Batuk berdahak lebih dari 1 bulan (+).
• Riwayat penyakit ginjal disangkal.
• Riwayat penyakit jantung disangkal.
• Riwayat Maag disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat hipertensi (+) ayah & ibu pasien
• Kedua anak kandungnya yang berusia 6 tahun
& 4 tahun sering mengalami demam dan
terkesan kurus
• Riwayat DM, alergi, asma, ginjal, jantung,
pada keluarga disangkal
III. PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : Tampak sakit berat
• Kesadaran : Sopor Coma
• Skor GCS : E1M3V2 = 6
• Tanda vital :
– Tekanan darah = 100/70 mmHg
– Nadi = 125 x/menit, equal, isi cukup, reguler
– Suhu = 37.6 0
C
– Laju Pernafasan = 20 x/menit
• Kulit : Sawo matang, ikterik (-)
• Kepala : Normocephal, rambut hitam, distribusi merata
• Wajah : Simetris, deformitas (-)
• Mata : Pupil bulat isokor +/+, miosis +/+, konjungtiva
anemis +/+, sklera ikterik -/-
• Telinga : Normotia, normosepta, gangguan pendengaran
(-/-) bentuk telinga normal simetris kanan dan kiri
• Hidung : napas cuping hidung (-)
• Mulut : Bibir kering (+), Selaput lendir kering & lengket
(+), Lidah kasar (+)
• Leher : Simetris, tidak ada deviasi trakea, limfadenopati
(+) . JVP 5 – 2 cmH2O
Thorax
Paru : I = Normochest, retraksi -/-, retraksi intercostae (-/-)
P = Vokal fremitus sulit dinilai
P = Redup pada kedua lapang paru
A = Suara nafas vesikuler menurun pada kedua lapang
paru, ronkhi basah halus +/+, whezzing -/-
Jantung :
I = Iktus cordis tidak tampak
P = Iktus cordis teraba, tidak kuat angkat
P = Batas kanan jantung ICS IV linea parasternal dextra
Batas kiri jantung ICS V linea midclavicullaris sinistra
Pinggang jantung ICS II linea parasternal sinistra
A = BJ I dan II irreguler, Gallop(+), Murmur (-)
Abdomen & Ekstremitas
• Abdomen :
I = cekung, deformitas (-), sikatriks (-)
A = Bising usus (+) menurun
P = Asites, hepar dan lien tidak dapat
dinilai, nyeri tekan negatif
P = Timpani pada seluruh abdomen.
• Ekstremitas : Akral hangat, pucat, edema (-), CRT < 2
detik
• Pemeriksaan Neurologi:
Meningeal sign : Kaku kuduk (+)
IV. PX.PENUNJANG
....PX.PENUNJANG
....PX.PENUNJANG
Rontgen Thorax
• Kesan:
- Infiltrate milier di kedua
lapang paru, dd/TB
milier
- Penebalan mediastinum
superior sisi kanan
dd/limfadenopati
- Jantung dalam batas
normal
CT Scan Kepala
• Kesan:
 Meningitis disertai
edema cerebri
 Hidrocephalus non
komunikans
V. RESUME
• Pasien wanita usia 36 tahun. Datang dengan
keluhan penurunan kesadaran sejak 1 hari smrs
di rumahnya. Demam yang naik turun disertai
menggigil & berkeringat (+), nyeri kepala yang
menjalar ke tengkuk & punggung, leher menjadi
pegal & kaku.
• Batuk lama disertai dahak kental, terkadang
terdapat darah.
• 2 minggu yang lalu pasien sering BAB cair,
• Saat dirumah pasien selalu tertidur, terasa cepat
lelah & lemah serta tidak dapat beraktivitas.
.... RESUME (1)
• Saat pasien sadar mengeluh pandangannya
ganda. Terdapat mual (+) & muntah (+).
• Penurunan berat badan sejak 3 bulan terakhir,
dan penurunan napsu makan (+).
• PX. FISIK : Pasien tampak sakit berat dengan
kesadaran soporkoma, GCS E1M3V2. TD pasien
100/70 mmHg, nadi 125x/menit, RR 20 x/menit
dan suhu 37.60
C. Pada mulut didapatkan bibir
kering (+). Selaput lendir kering & lengket (+),
Lidah kasar (+)
....RESUME (2)
• Pada mata ditemukan konjungtiva anemis +/+.
• Pada leher didapatkan limfadenopoati (+).
• Pada pemeriksaan paru, palpasi didapatkan,
perkusi didapatkan redup pada kedua lapang
paru dan pada auskultasi didapatkan vesikuler
+/+ menurun serta adanya ronkhi basah halus
+/+.
• Pemeriksaan auskultasi jantung didapatkan
gallop (+/+).
....RESUME (3)
• Pada pemeriksaan Rangsang Meningeal
didapatkan Kaku Kuduk (+)
• Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan
adanya anemia mikrositik hipokrom (Hb 11.4
g/dL, MCV 70 fL dan MCH 25 pg).
• Pemeriksaan elektrolit didapatkan
hiponatremia 123 mmol/l, hyperkalemia 5.1
mmol/l.
VI. DAFTAR MASALAH
1. Penurunan Kesadaran e.c Meningitis TB
2. TB milier
3. Anemia mikrositik hipokrom e.c. penyakit
kronis
4. Hiponatremia
5. Hiperkalemia
VII. PENGKAJIAN
1. Penurunan Kesadaran ec meningitis TB
•Anamnesis : Penurunan kesadaran sejak 1
hari smrs. Saat dirumah pasien hanya tertidur,
karena mengantuk, tidak dapat beraktivitas,
kelemahan badan dan terasa lelah. Demam, Saat
tersadar pandangan pasien terlihat ganda.
Terdapat rasa tegang & kaku pada leher &
punggung.
•Px.Fisik : Tampak sakit berat, soporkoma, GCS
E1M3V2 tekanan darah 100/70 mmHg.
Pemeriksaan rangsang meningeal kaku kuduk (+).
• Px. Penunjang CT scan : Meningitis disertai
edema cerebri dan Hidrocephalus non
komunikans
• Rencana terapi : Deksametason 10 mg bolus
intravena, kemudian 4 kali 5 mg intravena
selama 2 minggu selanjutnya turunkan
perlahan selama 1 bulan.
• Rencana diagnosis : Lumbal pungsi
2. TB Milier
•Anamnesis : Demam naik turun disertai menggigil dan
berkeringat terutama malam hari. Riwayat batu dahak
dan berdarah yang lama terkadang diserta sesak napas..
Penurunan berat badan, penuruna napsu makan.
•Px. Fisik : Konjungtiva anemis (+/+), Limfadenopati,
Suara vesikuler menurun kanan dan kiri, Redup semua
lapang paru. Rhonki basah (+/+)
•Px. Penunjang Ro Thorax : Infiltrate milier di kedua
lapang paru, dd/TB milier & Penebalan mediastinum
superior sisi kanan dd/limfadenopati .
Regimen pengobatan TB Milier
menurut WHO
Fase intensif Fase lanjutan Referensi
2HRZS 4HR WHO (pedoman therapi)
2HRZ (S or Eth) 7-10HR American Academy of
Pediatrics
6HRZEth Tidak ada (regimen
total untuk 6 bulan)
Donald, 1998
Kortikosteroid (prednison) diberikan pada TB milier, meningitis TB, perikarditis
TB, efusi pleura, dan peritonitis TB. Prednison biasanya diberikan dengan dosis 2
mg/kgBB/hari selama 4 minggu, kemudian diturunkan perlahan-lahan (tappering
off) selama 2-6 minggu
Kortikosteroid (prednison) diberikan pada TB milier, meningitis TB, perikarditis
TB, efusi pleura, dan peritonitis TB. Prednison biasanya diberikan dengan dosis 2
mg/kgBB/hari selama 4 minggu, kemudian diturunkan perlahan-lahan (tappering
off) selama 2-6 minggu
3. Anemia mikrositik hipokrom ec penyakit kronis
• Anamnesis : Lemas
•Px. Fisik : Konjungtiva pucat (+/+)
•Px. Lab : Penurunan Hb 11.4, Penurunan MCV
70, penurunan MCH 25.
•Rencana diagnosis: Cek apusan darah tepi, Serum
iron, TIBC
•Rencana terapi: -
4. Hiponatremia
•Anamnesis : Saat dirumah kesadaran yang menurun
seperti tidur lelap, dapat dibangunkan sebentar, tetapi
segera tertidur kembali, kelelahan (+), mual (+)
•Px. Fisik : -
•Px. Penunjang : Na 123 mmol/l, CT scan Edema serebri
•Rencana terapi : infus cepat 150 ml infus salin
hypertonik 3% atau setaranya selama 20 menit
5. Hyperkalemia
•Anamnesis : efek neuromuskular mulai dari
ext.inferior terus naik ke ext.sup, lemas (+),
mual (+), diare (+)
•Px. Fisik : -
•Px. Lab : 123 mmol/l
•Rencana terapi : infus cepat 150 ml infus salin
hypertonik 3% atau setaranya selama 20 menit
Rencana Terapi
• Konsul ICU
• Pemasangan CVC
• Oksigen 8 lpm
• IVFD NaCl 0.9% 500 cc/12 jam,
clinimix/ 8 jam
• Meropenem 3x1 gram
• Levofloxacin 1x 750 mg
• Metilprednisolon 3 x 6.25 mg
• 4FDC 1 x 3 tab
• Streptomycin 1 x 500 mg
• Paracetamol drip 3x1 gr (Jika suhu >
38 C)
• Ranitidin 2x 50 mg i.v
• Ventolin Inhalasi
• Pulmicort inhalase
• Kalitake 3 x 1 sachet
VIII. Prognosis
• Quo ad Vitam : ad malam
• Quo ad Functionam : ad malam
• Quo ad Sanationam: ad malam
Tinjauan Pustaka
• Penyakit limfo-hematogen sistemik akibat
penyebaran Mycobacterium tuberculosis
(tuberculosis diseminata) dari kompleks
primer yang biasanya terjadi dalam waktu 2-6
bulan setelah infeksi awal.
TB MilierTB Milier
Epidemiologi
Salah satu bentuk TB berat dan memiliki angka kejadian sekitar 3-7%
dari seluruh kasus TB. Dengan mortality rate 25%
Salah satu bentuk TB berat dan memiliki angka kejadian sekitar 3-7%
dari seluruh kasus TB. Dengan mortality rate 25%
Etiologi
Bakteri berbentuk batang (basil), Gram Positif,
pleomorfik, tidak bergerak, dan tidak membentuk
spora. Bersifat aerob obligat.
Faktor risiko penularan TB
Faktor Deskripsi
Suseptibilitas
(Susceptibility)
Status imun dari individu yang terekspos
Infeksius
(Infectiousness)
Jumlah tuberkel basilus yang dikeluarkan
oleh orang dewasa dengan TB aktif.
Lingkungan
(Environment )
Sirkulasi udara yang buruk memperbesar
penularan.
Paparan
(Exposure)
Kedekatan (proximity), frekuensi dan durasi
dari paparan
.... Patogenesis
TB Milier: hasil dari acute generalized hematogenic spread dengan jumlah
kuman yang besar. Pada bentuk ini, sejumlah besar Mycobacterium tuberculosis
masuk dan beredar dalam darah menuju ke seluruh tubuh.
TB Milier: hasil dari acute generalized hematogenic spread dengan jumlah
kuman yang besar. Pada bentuk ini, sejumlah besar Mycobacterium tuberculosis
masuk dan beredar dalam darah menuju ke seluruh tubuh.
Semua tuberkel yang dihasilkan melalui cara ini akan mempunyai ukuran yang
lebih kurang sama. Secara PA= lesi berupa nodul kuning berukuran 1-3 mm,
yang tersebar merata (difus) pada paru yang secara histologi merupakan
granuloma.
Semua tuberkel yang dihasilkan melalui cara ini akan mempunyai ukuran yang
lebih kurang sama. Secara PA= lesi berupa nodul kuning berukuran 1-3 mm,
yang tersebar merata (difus) pada paru yang secara histologi merupakan
granuloma.
Imunopatogenesis
Innate Immunity
....Imunopatogenesis
Ketika Mycobacterium tuberculosis masuk ke dalam paru – paru, proteksi utama
respon imun spesifik terhadap bakteri intraseluler berupa imunitas selular yg tdd sel
CD4+ yang mengaktifkan makrofag yang memproduksi IFN-γ dan CD8+ yang memacu
pembunuhan mikroba serta lisis sel terinfeksi.
Makrofag yang diaktifkan sebagai respon terhadap mikroba intraseluler dapat
pula membentuk granuloma dan menimbulkan kerusakan jaringan.
CD4+ memberikan respon terhadap peptide antigen MHC-II asal bakteri
intravesikular, memproduksi IFN-γ yang mengaktifkan makrofag untuk
menghancurkan mikroba dalam fagosom.
....Imunopatogenesis
1. Memproduksi enzim proteolitik dan metabolit lainnya yang
memperlihatkan efek mycobactericidal.
2. Memproduksi sitokin sebagai respon terhadap M. tuberculosis
yakni IL-1, IL-6, IL-8, IL-10, TNF-a TGF-b. Sitokin mempunyai
efek imunoregulator yang penting.
Mycobacterium tuberculosis dapat hidup terus serta melanjutkan
pertumbuhannya di dalam sitoplasma makrofag setelah mereka difagositosis.
Induksi respons kekebalan spesifik sekunder terhadap sejenis mikroba dapat
merangsang tubuh untuk serentak memberikan kekebalan nonspesifik pada
mikroba lain yang mempunyai sifat pertumbuhan yang sama.
Mycobacterium tuberculosis dapat hidup terus serta melanjutkan
pertumbuhannya di dalam sitoplasma makrofag setelah mereka difagositosis.
Induksi respons kekebalan spesifik sekunder terhadap sejenis mikroba dapat
merangsang tubuh untuk serentak memberikan kekebalan nonspesifik pada
mikroba lain yang mempunyai sifat pertumbuhan yang sama.
Mycobacterium tuberculosis di inhalasi sehingga masuk ke paru-paru, kemudian
difagositosi oleh makrofag. Makrofag tersebut mempunyai 3 fungsi utama,
yaitu :
Mycobacterium tuberculosis di inhalasi sehingga masuk ke paru-paru, kemudian
difagositosi oleh makrofag. Makrofag tersebut mempunyai 3 fungsi utama,
yaitu :
• 3. Untuk memproses dan menyajikan anti gen
terhadap limfosit T.
- IL-1 merupakan pirogen endogen
menyebabkan demam.
- IL-6 akan meningkatkan produksi
imunoglobulin oleh sel B yang teraktivasi,
menyebabkan hiperglobulinemia yang banyak
dijumpai pada pasien tuberkulosis.
- TGF berfungsi sama dengan IFN untuk
meningkatkan produksi metabolit nitrit oksida
dan membunuh bakteri serta diperlukan
untuk pembentukan granuloma untuk
mengatasi infeksi mikobakteri.
- Selain itu TNF dapat menyebabkan efek
patogenesis seperti demam, menurunnya
berat badan dan nekrosis jaringan yang
merupakan ciri khas tuberkulosis.
Akibat adanya akumulasi makrofag maka terjadi penimbunan pada
daerah yang terdapat antigen dan terjadi granuloma yang dapat
menyebabkan kerusakan jaringan.
Akibat adanya akumulasi makrofag maka terjadi penimbunan pada
daerah yang terdapat antigen dan terjadi granuloma yang dapat
menyebabkan kerusakan jaringan.
Lesi jaringan oleh basil mikobakterium pada
dasarnya memiliki dua tipe, tipe eksudatif dan
tipe produktif
Lesi jaringan oleh basil mikobakterium pada
dasarnya memiliki dua tipe, tipe eksudatif dan
tipe produktif
Adaptive Immunity
• Mekanisme pertahanan tubuh terhadap
infeksi primer terutama dilakukan oleh sel-sel
pertahanan (sel T dan makrofag yang
teraktivasi) bersama sejumlah sitokin.
• Pada limfonodi regional, terjadi
perkembangan respon imun adaptif, yang
akan mengenali basil tersebut. Tipe respon
imun ini sangat tergantung pada sitokin yang
dihasilkan oleh sistem imun alamiah
Selama imunitas adaptif berkembang untuk mempercepat
aktivasi makrofag/monosit, terjadilah bakteremia.
Basil menggunakan makrofag sebagai sarana untuk menyebar
dan selanjutnya tumbuh dan menetap pada sel-sel fagosit di
berbagai organ tubuh.
Bila respon imun adaptif berkembang tidak
adekuat maka akan timbul manifestasi klinis
akibat penyebaran basil yang berupa
tuberkulosis milier atau tuberkulosis
meningen.
Gambaran Klinis
• Gejala yang sering dijumpai adalah keluhan
kronik yang tidak khas, seperti TB pada
umumnya, misalnya anoreksia dan BB turun
atau gagal tumbuh pada anak (dengan demam
ringan atau tanpa demam), demam lama
dengan penyebab yang tidak jelas, serta batuk
dan sesak nafas.
• Pada orang dewasa, gejala menggigil, keringat
malam hari, hemoptisis dan batuk produktif
ditemukan.
.... Gambaran Klinis
• 50% pasien mengalami hepatosplenomegali
• Demam kemudian bertambah tinggi dan
berlangsung terus menerus atau kontinu,
tanpa diserti gejala respiratorik atau disertai
gejala minimal dan foto rontgen thorax
biasanya masih normal
Px.Penunjang
 Test Tuberkulin
 Funduskopi
 Px.Bakteriologik
 Px. Darah
 Rontgen Thorac
 Px. Cairan Serebrospinal
 Dengan / tanpa keterlibatan SSP : Cek CT/MRI
otak/Lumbal pungsi
Penatalaksanaan
• Menurut CDC, NICE
- 6 bulan pengobatan dengan 2HRZE/S
- Diikuti 4 bulan HR
- Pemberian kortikosteroid tidak rutin, hanya diberikan pada
keadaan: prednisone 30-40 mg/hari. Dosis diturunkan 5-10
mg setiap 5 – 7 hari, lama pemberian 4 – 6 minggu.
– Tanda/gejala meningitis
– Sesak napas
– Tanda/gejala toksik
– Demam tinggi
Jurnal (1) TB Milier
.... Jurnal (1)
....Jurnal (1)
Komplikasi
Diagnosis
• Bahkan didaerah endemik, Dx TB Milier sulit
dilakukan. Karena gejala klinis non spesifik, Ro
thorax tdk sll perubahan milier
• Oleh krn itu diperlukan tes pendekatan sistematis
utk diagnostik penegakkan TB Milier
Kriteria yang diusulkan untuk dx TB
Milier
1. Tampilan klinis yg konsisten dgn dx TB spt
demam malam hari, keringat malam,
anoreksi, pe < BB dalam 6 mggu.
2. Pola milier yg khas pada Ro Thorax
3. Bilateral, lesi difus paru reticulonodular
dengan background bay.miliaria pada baik
pada Ro / HRCT
4. Mikrobiologi/bukti histopatologi
Px. Penunjang
Pengobatan
• Kriteria CDC dan NICE
- 2 HRZE/4RH
- Rekomendasi WHO, Pasien yg diduga /
dikonfirmasi TB Milier harus di tes HIV.
- Pasien HIV yg terinfeksi TB terapi ARV dimulai
setelah ATT.
Jurnal (2) Meningitis TB
....Jurnal (2)
TB pada SSP adalah yang terberat dari penyakit TB
ekstrapulmoner
TB pada SSP adalah yang terberat dari penyakit TB
ekstrapulmoner
Diagnosis TBM sulit karena meningitis TB muncul dgn gejala & tanda
tidak spesifik.
Nantinya akan timbul, perubahan perilaku, kebingungan, kejang &
kelumpuhan saraf kranial
Diagnosis TBM sulit karena meningitis TB muncul dgn gejala & tanda
tidak spesifik.
Nantinya akan timbul, perubahan perilaku, kebingungan, kejang &
kelumpuhan saraf kranial
Salah satu faktor yg menyebabkan sulitnya dx TBM adalah
kecilnya jumlah basil di CSF yang mengurangi sensitivitas
bakteriologik konvensional.
Salah satu faktor yg menyebabkan sulitnya dx TBM adalah
kecilnya jumlah basil di CSF yang mengurangi sensitivitas
bakteriologik konvensional.
Gambaran Klinis Meningitis TB
• Demam > 7 hari
• Sakit kepala
• Kaku leher
• Muntah
• Defisit neurologi fokal
• Kehilangan penglihatan
• Kelumpuhan saraf kranial
• Peningkatan TIK
Px.Penunjang (Jurnal 2)
• Penelitian terbaru : PCRIS6110 memiliki
tingkat positif tertinggi (68%) dibanding
Mikroskop Ziehn-Neelsen (11%), Kultur (36-
44%).
• Tingkat keparahan TBM pada tampilannya
dibagi mjd 3 tahap sesuai skor GCS dan
ada/tidaknya tanda neurologis fokal.
Gambaran Radiologis .... Jurnal (2)
• Suspek meningitis TB = CT & MRI dapat
digunakan utk mendukung dx & melihat
kelainan otak – vertebrae
• CT Scan otak awal penting utk intervensi
bedah hidrosefalus
• MRI lbh baik drpd CT dlm mengungkap
kelainan batang otak, serebelum,
tuberkuloma, stroke & eksudat inflamasinya
• MRI sensitif dalam mendeteksi stroke. Stroke
di TBM tjd 15%-57%
Analisis Biomarker
• Analisis biomarker di meningitis TB adalah penting.
• Peningkatan kadar serum dan CSF TNF α dan IFN-γ di
TB meningitis pasien.
• IL-6 tingkat juga meningkat pada pasien dengan
tuberculoma dan eksudat.
• Ada juga kenaikan tingkat IL-8, IFN-alpha, IFN-
gamma, IL-10, CSF matrix metalloproteinase,
inhibitor jaringan CSF dari Metaloproteinase matriks,
tingkat VEGF, caspase-1 dan IL-1β. Sinyal regulator
alpha protein diekspresikan pada tingkat mRNA.
Komplikasi & Prognosis....Jurnal (2)
• Pasien meningitis TB dgn hidrosefalus m’miliki
prognosis buruk.
• Faktor neuroimaging yg signifikan berhub dgn
eksudat basal hidrosefalus, tuberculoma dan
stroke.

More Related Content

What's hot

Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Dayu Agung Dewi Sawitri
 
Laporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsyLaporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsy
Rindang Abas
 
Case Report BPPV
Case Report BPPVCase Report BPPV
Case Report BPPV
Kharima SD
 
Congestive heart failure
Congestive heart failureCongestive heart failure
Congestive heart failure
Boby Lubis
 
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis Hepatis
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis HepatisKasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis Hepatis
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis Hepatis
Tenri Ashari Wanahari
 
Case Report Meningitis
Case Report MeningitisCase Report Meningitis
Case Report Meningitis
Kharima SD
 
Case OMSK
Case OMSKCase OMSK
Case OMSK
Teo Wijaya
 
Veruka vulgaris
Veruka vulgarisVeruka vulgaris
Veruka vulgaris
ery putra
 
Katarak Imatur
Katarak ImaturKatarak Imatur
Katarak Imatur
Aris Rahmanda
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
Phil Adit R
 
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliPresentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Aris Rahmanda
 
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
fikri asyura
 
Lapsus varicella
Lapsus varicellaLapsus varicella
Lapsus varicella
Usqi Krizdiana
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
peternugraha
 
151025700 case-radikulopati-lumbal
151025700 case-radikulopati-lumbal151025700 case-radikulopati-lumbal
151025700 case-radikulopati-lumbal
homeworkping4
 
Pemeriksaan Neurologis_1.ppt
Pemeriksaan Neurologis_1.pptPemeriksaan Neurologis_1.ppt
Pemeriksaan Neurologis_1.ppt
AnnisaSilvera
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
Muhammad Munandar
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
Fadel Muhammad Garishah
 

What's hot (20)

Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
Laporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsyLaporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsy
 
Case Report BPPV
Case Report BPPVCase Report BPPV
Case Report BPPV
 
Congestive heart failure
Congestive heart failureCongestive heart failure
Congestive heart failure
 
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis Hepatis
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis HepatisKasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis Hepatis
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis Hepatis
 
Case Report Meningitis
Case Report MeningitisCase Report Meningitis
Case Report Meningitis
 
Case OMSK
Case OMSKCase OMSK
Case OMSK
 
Veruka vulgaris
Veruka vulgarisVeruka vulgaris
Veruka vulgaris
 
Katarak Imatur
Katarak ImaturKatarak Imatur
Katarak Imatur
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliPresentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
 
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
Tokyo guidline 13 (kolesistitis &amp; kolangitis)
 
Lepra
LepraLepra
Lepra
 
Lapsus varicella
Lapsus varicellaLapsus varicella
Lapsus varicella
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
 
151025700 case-radikulopati-lumbal
151025700 case-radikulopati-lumbal151025700 case-radikulopati-lumbal
151025700 case-radikulopati-lumbal
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Pemeriksaan Neurologis_1.ppt
Pemeriksaan Neurologis_1.pptPemeriksaan Neurologis_1.ppt
Pemeriksaan Neurologis_1.ppt
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 

Viewers also liked

Interaksi infeksi dan penyakit autoimun
Interaksi infeksi dan penyakit autoimunInteraksi infeksi dan penyakit autoimun
Interaksi infeksi dan penyakit autoimun
Soroy Lardo
 
Audit Sepsis : Case Report
Audit Sepsis : Case ReportAudit Sepsis : Case Report
Audit Sepsis : Case Report
Soroy Lardo
 
Injeksi intra vena narkoba amanda ko ass RSPAD Gatot Soebroto
Injeksi intra vena narkoba  amanda ko ass RSPAD Gatot SoebrotoInjeksi intra vena narkoba  amanda ko ass RSPAD Gatot Soebroto
Injeksi intra vena narkoba amanda ko ass RSPAD Gatot Soebroto
Soroy Lardo
 
Duty Report Ustable Angina Pectoris 2 12-15
Duty Report Ustable Angina Pectoris 2 12-15Duty Report Ustable Angina Pectoris 2 12-15
Duty Report Ustable Angina Pectoris 2 12-15
Soroy Lardo
 
Gagal ginjal akut pada malaria
Gagal ginjal akut pada malariaGagal ginjal akut pada malaria
Gagal ginjal akut pada malaria
Soroy Lardo
 
Case Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseases
Case Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseasesCase Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseases
Case Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseases
Soroy Lardo
 
Bubble cpap copy
Bubble cpap   copyBubble cpap   copy
Bubble cpap copy
Nilu Panch
 
Aspek Mikrobiologi dari Infeksi dan Sepsis
Aspek Mikrobiologi dari Infeksi dan SepsisAspek Mikrobiologi dari Infeksi dan Sepsis
Aspek Mikrobiologi dari Infeksi dan Sepsis
Soroy Lardo
 

Viewers also liked (8)

Interaksi infeksi dan penyakit autoimun
Interaksi infeksi dan penyakit autoimunInteraksi infeksi dan penyakit autoimun
Interaksi infeksi dan penyakit autoimun
 
Audit Sepsis : Case Report
Audit Sepsis : Case ReportAudit Sepsis : Case Report
Audit Sepsis : Case Report
 
Injeksi intra vena narkoba amanda ko ass RSPAD Gatot Soebroto
Injeksi intra vena narkoba  amanda ko ass RSPAD Gatot SoebrotoInjeksi intra vena narkoba  amanda ko ass RSPAD Gatot Soebroto
Injeksi intra vena narkoba amanda ko ass RSPAD Gatot Soebroto
 
Duty Report Ustable Angina Pectoris 2 12-15
Duty Report Ustable Angina Pectoris 2 12-15Duty Report Ustable Angina Pectoris 2 12-15
Duty Report Ustable Angina Pectoris 2 12-15
 
Gagal ginjal akut pada malaria
Gagal ginjal akut pada malariaGagal ginjal akut pada malaria
Gagal ginjal akut pada malaria
 
Case Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseases
Case Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseasesCase Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseases
Case Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseases
 
Bubble cpap copy
Bubble cpap   copyBubble cpap   copy
Bubble cpap copy
 
Aspek Mikrobiologi dari Infeksi dan Sepsis
Aspek Mikrobiologi dari Infeksi dan SepsisAspek Mikrobiologi dari Infeksi dan Sepsis
Aspek Mikrobiologi dari Infeksi dan Sepsis
 

Similar to Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc

Laporan Kasus THT Anindya.pptx
Laporan Kasus THT Anindya.pptxLaporan Kasus THT Anindya.pptx
Laporan Kasus THT Anindya.pptx
anindya969381
 
Case Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart DiseaseCase Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart Disease
Dondy Juliansyah
 
SJS TEN Lapkas.pptx
SJS TEN Lapkas.pptxSJS TEN Lapkas.pptx
SJS TEN Lapkas.pptx
DellaSepta
 
KEJANG DEMAM .pptx
KEJANG DEMAM .pptxKEJANG DEMAM .pptx
KEJANG DEMAM .pptx
MelMD2
 
lapwh 20-01-2023 (1).pptx
lapwh 20-01-2023 (1).pptxlapwh 20-01-2023 (1).pptx
lapwh 20-01-2023 (1).pptx
Adminneurousuid
 
Total AV Block .pptx
Total AV Block .pptxTotal AV Block .pptx
Total AV Block .pptx
ssuser40ff1a
 
Co Infection Dengue and HIV/AIDS
Co Infection Dengue and HIV/AIDSCo Infection Dengue and HIV/AIDS
Co Infection Dengue and HIV/AIDS
Soroy Lardo
 
Case Report ITP
Case Report ITPCase Report ITP
Case Report ITP
Kharima SD
 
CASE report kejang demam sederhana .pptx
CASE report kejang demam sederhana .pptxCASE report kejang demam sederhana .pptx
CASE report kejang demam sederhana .pptx
lydiaekaputri
 
LAPORAN KASUS TUBERKULOSIS dr. Rofiman.pptx
LAPORAN KASUS TUBERKULOSIS dr. Rofiman.pptxLAPORAN KASUS TUBERKULOSIS dr. Rofiman.pptx
LAPORAN KASUS TUBERKULOSIS dr. Rofiman.pptx
LuluNuraini3
 
BST PPOK.pptx
BST PPOK.pptxBST PPOK.pptx
BST PPOK.pptx
ayuniendar
 
Case eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix yaCase eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix ya
beequeen_30
 
Managemen Kasus Hipoglikemia
Managemen Kasus HipoglikemiaManagemen Kasus Hipoglikemia
Managemen Kasus Hipoglikemia
Hisyam Ilham
 
Ny. TS CHF MI MS .pptx
Ny. TS CHF MI MS .pptxNy. TS CHF MI MS .pptx
Ny. TS CHF MI MS .pptx
Anisa Karamina
 
22-01-2022 TUBERKULOMA.pptx
22-01-2022 TUBERKULOMA.pptx22-01-2022 TUBERKULOMA.pptx
22-01-2022 TUBERKULOMA.pptx
PutriSujiwa
 
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptxLASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
18176VarianAndrewHar
 
Sindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relapsSindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relaps
Wiwin Meiriana
 
1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx
1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx
1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx
ayuniendar
 
BATUK KRONIK.pptx
BATUK KRONIK.pptxBATUK KRONIK.pptx
BATUK KRONIK.pptx
MariaSondang2
 

Similar to Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc (20)

Laporan Kasus THT Anindya.pptx
Laporan Kasus THT Anindya.pptxLaporan Kasus THT Anindya.pptx
Laporan Kasus THT Anindya.pptx
 
Case Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart DiseaseCase Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart Disease
 
SJS TEN Lapkas.pptx
SJS TEN Lapkas.pptxSJS TEN Lapkas.pptx
SJS TEN Lapkas.pptx
 
KEJANG DEMAM .pptx
KEJANG DEMAM .pptxKEJANG DEMAM .pptx
KEJANG DEMAM .pptx
 
Laporan kasus
Laporan kasusLaporan kasus
Laporan kasus
 
lapwh 20-01-2023 (1).pptx
lapwh 20-01-2023 (1).pptxlapwh 20-01-2023 (1).pptx
lapwh 20-01-2023 (1).pptx
 
Total AV Block .pptx
Total AV Block .pptxTotal AV Block .pptx
Total AV Block .pptx
 
Co Infection Dengue and HIV/AIDS
Co Infection Dengue and HIV/AIDSCo Infection Dengue and HIV/AIDS
Co Infection Dengue and HIV/AIDS
 
Case Report ITP
Case Report ITPCase Report ITP
Case Report ITP
 
CASE report kejang demam sederhana .pptx
CASE report kejang demam sederhana .pptxCASE report kejang demam sederhana .pptx
CASE report kejang demam sederhana .pptx
 
LAPORAN KASUS TUBERKULOSIS dr. Rofiman.pptx
LAPORAN KASUS TUBERKULOSIS dr. Rofiman.pptxLAPORAN KASUS TUBERKULOSIS dr. Rofiman.pptx
LAPORAN KASUS TUBERKULOSIS dr. Rofiman.pptx
 
BST PPOK.pptx
BST PPOK.pptxBST PPOK.pptx
BST PPOK.pptx
 
Case eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix yaCase eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix ya
 
Managemen Kasus Hipoglikemia
Managemen Kasus HipoglikemiaManagemen Kasus Hipoglikemia
Managemen Kasus Hipoglikemia
 
Ny. TS CHF MI MS .pptx
Ny. TS CHF MI MS .pptxNy. TS CHF MI MS .pptx
Ny. TS CHF MI MS .pptx
 
22-01-2022 TUBERKULOMA.pptx
22-01-2022 TUBERKULOMA.pptx22-01-2022 TUBERKULOMA.pptx
22-01-2022 TUBERKULOMA.pptx
 
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptxLASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
 
Sindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relapsSindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relaps
 
1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx
1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx
1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx
 
BATUK KRONIK.pptx
BATUK KRONIK.pptxBATUK KRONIK.pptx
BATUK KRONIK.pptx
 

More from Soroy Lardo

Sepsis with Hemodyalisis
Sepsis with HemodyalisisSepsis with Hemodyalisis
Sepsis with Hemodyalisis
Soroy Lardo
 
Cardiac Manifestation in Dengue Infection
Cardiac Manifestation in Dengue InfectionCardiac Manifestation in Dengue Infection
Cardiac Manifestation in Dengue Infection
Soroy Lardo
 
Candidiasis in Febrile Neutropenia
Candidiasis in Febrile  NeutropeniaCandidiasis in Febrile  Neutropenia
Candidiasis in Febrile Neutropenia
Soroy Lardo
 
Rabies : approach diagnostic and prophylaxis
Rabies : approach diagnostic and  prophylaxisRabies : approach diagnostic and  prophylaxis
Rabies : approach diagnostic and prophylaxis
Soroy Lardo
 
Referrat Liver Asbcess
Referrat Liver AsbcessReferrat Liver Asbcess
Referrat Liver Asbcess
Soroy Lardo
 
Duty report aplastic anemia mei 2017
Duty report aplastic anemia mei 2017Duty report aplastic anemia mei 2017
Duty report aplastic anemia mei 2017
Soroy Lardo
 
COPD and Key Indicators For Considering Diagnosis
COPD and Key Indicators For Considering DiagnosisCOPD and Key Indicators For Considering Diagnosis
COPD and Key Indicators For Considering Diagnosis
Soroy Lardo
 
Atypical Manifestations dengue virus infection
Atypical Manifestations dengue virus infection Atypical Manifestations dengue virus infection
Atypical Manifestations dengue virus infection
Soroy Lardo
 
Mers co v - journal reading
Mers co v - journal readingMers co v - journal reading
Mers co v - journal reading
Soroy Lardo
 
Mycardial Dysfunction Sepsis
Mycardial Dysfunction SepsisMycardial Dysfunction Sepsis
Mycardial Dysfunction Sepsis
Soroy Lardo
 
Nontuberculosis mycobacterial pulmonary infections
Nontuberculosis mycobacterial pulmonary infectionsNontuberculosis mycobacterial pulmonary infections
Nontuberculosis mycobacterial pulmonary infections
Soroy Lardo
 
Melena et Causa Gastritis Erosiva and Hypertension
Melena et Causa Gastritis Erosiva and HypertensionMelena et Causa Gastritis Erosiva and Hypertension
Melena et Causa Gastritis Erosiva and Hypertension
Soroy Lardo
 
Chronic Kidney Diseases, DM and GERD
Chronic Kidney Diseases, DM and GERDChronic Kidney Diseases, DM and GERD
Chronic Kidney Diseases, DM and GERD
Soroy Lardo
 
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage   Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage
Soroy Lardo
 
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS  Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Soroy Lardo
 
Yellow fever
Yellow feverYellow fever
Yellow fever
Soroy Lardo
 
Approaches to Univestigated Dyspepsia
Approaches to Univestigated DyspepsiaApproaches to Univestigated Dyspepsia
Approaches to Univestigated Dyspepsia
Soroy Lardo
 
Traveler medicine
Traveler medicine   Traveler medicine
Traveler medicine
Soroy Lardo
 
Viral haemorragic fever
Viral haemorragic feverViral haemorragic fever
Viral haemorragic fever
Soroy Lardo
 
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hivInisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Soroy Lardo
 

More from Soroy Lardo (20)

Sepsis with Hemodyalisis
Sepsis with HemodyalisisSepsis with Hemodyalisis
Sepsis with Hemodyalisis
 
Cardiac Manifestation in Dengue Infection
Cardiac Manifestation in Dengue InfectionCardiac Manifestation in Dengue Infection
Cardiac Manifestation in Dengue Infection
 
Candidiasis in Febrile Neutropenia
Candidiasis in Febrile  NeutropeniaCandidiasis in Febrile  Neutropenia
Candidiasis in Febrile Neutropenia
 
Rabies : approach diagnostic and prophylaxis
Rabies : approach diagnostic and  prophylaxisRabies : approach diagnostic and  prophylaxis
Rabies : approach diagnostic and prophylaxis
 
Referrat Liver Asbcess
Referrat Liver AsbcessReferrat Liver Asbcess
Referrat Liver Asbcess
 
Duty report aplastic anemia mei 2017
Duty report aplastic anemia mei 2017Duty report aplastic anemia mei 2017
Duty report aplastic anemia mei 2017
 
COPD and Key Indicators For Considering Diagnosis
COPD and Key Indicators For Considering DiagnosisCOPD and Key Indicators For Considering Diagnosis
COPD and Key Indicators For Considering Diagnosis
 
Atypical Manifestations dengue virus infection
Atypical Manifestations dengue virus infection Atypical Manifestations dengue virus infection
Atypical Manifestations dengue virus infection
 
Mers co v - journal reading
Mers co v - journal readingMers co v - journal reading
Mers co v - journal reading
 
Mycardial Dysfunction Sepsis
Mycardial Dysfunction SepsisMycardial Dysfunction Sepsis
Mycardial Dysfunction Sepsis
 
Nontuberculosis mycobacterial pulmonary infections
Nontuberculosis mycobacterial pulmonary infectionsNontuberculosis mycobacterial pulmonary infections
Nontuberculosis mycobacterial pulmonary infections
 
Melena et Causa Gastritis Erosiva and Hypertension
Melena et Causa Gastritis Erosiva and HypertensionMelena et Causa Gastritis Erosiva and Hypertension
Melena et Causa Gastritis Erosiva and Hypertension
 
Chronic Kidney Diseases, DM and GERD
Chronic Kidney Diseases, DM and GERDChronic Kidney Diseases, DM and GERD
Chronic Kidney Diseases, DM and GERD
 
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage   Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage
 
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS  Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
 
Yellow fever
Yellow feverYellow fever
Yellow fever
 
Approaches to Univestigated Dyspepsia
Approaches to Univestigated DyspepsiaApproaches to Univestigated Dyspepsia
Approaches to Univestigated Dyspepsia
 
Traveler medicine
Traveler medicine   Traveler medicine
Traveler medicine
 
Viral haemorragic fever
Viral haemorragic feverViral haemorragic fever
Viral haemorragic fever
 
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hivInisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
 

Recently uploaded

ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
ssusera85899
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 

Recently uploaded (20)

ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 

Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc

  • 1. Presentasi Kasus TB Milier dengan Meningitis TB Pembimbing : dr. Soroy Lardo, SpPD, FINASIM CoAss : Riska Kurniawati Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Periode 14 Maret 2016 – 21 Mei 2016 FK UPN VETERAN-RSPAD GATOT SOEBROTO
  • 3. II. Alloanamnesis • Keluhan Utama: Penurunan kesadaran sejak 1 hari smrs • Keluhan Tambahan: Demam sejak 2 minggu SMRS
  • 4. Riwayat Penyakit Sekarang • 2 minggu SMRS pasien mengalami demam yang timbul sepanjang hari, demam naik turun, turun jika diberi parasetamol 3 kali sehari. Demam sangat tinggi saat diukur 38,8 pada malam hari, lalu menurun saat pagi hari saat diukur 37,9 C. Demam disertai menggigil (+) & berkeringat (+). • 2 minggu SMRS nyeri kepala yang menjalar ke tengkuk & punggung, sehingga leher menjadi pegal & kaku.
  • 5. ....Lanjutan RPS (1) • Pasien mengalami batuk-batuk yang sudah lama terjadi disertai dahak. Terkadang ada darah. • 2 minggu yang lalu pasien sering BAB cair, warna coklat, ampas (-), darah (-), tidak diketahui frekuensi dalam sehari, Saat dirumah pasien selalu tertidur, terasa cepat lelah & lemah serta tidak dapat beraktivitas.
  • 6. ....Lanjutan RPS (2) • Saat pasien sadar mengeluh pandangannya ganda. Terdapat mual (+) & muntah (+) yang terjadi terutama saat pasien sadar. Muntah isi cairan, darah (-), Terdapat penurunan berat badan sejak 3 bulan terakhir, terdapat penurunan napsu makan, kelemahan pada seluruh tubuh (+).
  • 7. Riwayat Penyakit Dahulu • Batuk berdahak lebih dari 1 bulan (+). • Riwayat penyakit ginjal disangkal. • Riwayat penyakit jantung disangkal. • Riwayat Maag disangkal.
  • 8. Riwayat Penyakit Keluarga • Riwayat hipertensi (+) ayah & ibu pasien • Kedua anak kandungnya yang berusia 6 tahun & 4 tahun sering mengalami demam dan terkesan kurus • Riwayat DM, alergi, asma, ginjal, jantung, pada keluarga disangkal
  • 9. III. PEMERIKSAAN FISIK • Keadaan umum : Tampak sakit berat • Kesadaran : Sopor Coma • Skor GCS : E1M3V2 = 6 • Tanda vital : – Tekanan darah = 100/70 mmHg – Nadi = 125 x/menit, equal, isi cukup, reguler – Suhu = 37.6 0 C – Laju Pernafasan = 20 x/menit
  • 10. • Kulit : Sawo matang, ikterik (-) • Kepala : Normocephal, rambut hitam, distribusi merata • Wajah : Simetris, deformitas (-) • Mata : Pupil bulat isokor +/+, miosis +/+, konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/- • Telinga : Normotia, normosepta, gangguan pendengaran (-/-) bentuk telinga normal simetris kanan dan kiri • Hidung : napas cuping hidung (-) • Mulut : Bibir kering (+), Selaput lendir kering & lengket (+), Lidah kasar (+) • Leher : Simetris, tidak ada deviasi trakea, limfadenopati (+) . JVP 5 – 2 cmH2O
  • 11. Thorax Paru : I = Normochest, retraksi -/-, retraksi intercostae (-/-) P = Vokal fremitus sulit dinilai P = Redup pada kedua lapang paru A = Suara nafas vesikuler menurun pada kedua lapang paru, ronkhi basah halus +/+, whezzing -/- Jantung : I = Iktus cordis tidak tampak P = Iktus cordis teraba, tidak kuat angkat P = Batas kanan jantung ICS IV linea parasternal dextra Batas kiri jantung ICS V linea midclavicullaris sinistra Pinggang jantung ICS II linea parasternal sinistra A = BJ I dan II irreguler, Gallop(+), Murmur (-)
  • 12. Abdomen & Ekstremitas • Abdomen : I = cekung, deformitas (-), sikatriks (-) A = Bising usus (+) menurun P = Asites, hepar dan lien tidak dapat dinilai, nyeri tekan negatif P = Timpani pada seluruh abdomen. • Ekstremitas : Akral hangat, pucat, edema (-), CRT < 2 detik • Pemeriksaan Neurologi: Meningeal sign : Kaku kuduk (+)
  • 16. Rontgen Thorax • Kesan: - Infiltrate milier di kedua lapang paru, dd/TB milier - Penebalan mediastinum superior sisi kanan dd/limfadenopati - Jantung dalam batas normal CT Scan Kepala • Kesan:  Meningitis disertai edema cerebri  Hidrocephalus non komunikans
  • 17. V. RESUME • Pasien wanita usia 36 tahun. Datang dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 1 hari smrs di rumahnya. Demam yang naik turun disertai menggigil & berkeringat (+), nyeri kepala yang menjalar ke tengkuk & punggung, leher menjadi pegal & kaku. • Batuk lama disertai dahak kental, terkadang terdapat darah. • 2 minggu yang lalu pasien sering BAB cair, • Saat dirumah pasien selalu tertidur, terasa cepat lelah & lemah serta tidak dapat beraktivitas.
  • 18. .... RESUME (1) • Saat pasien sadar mengeluh pandangannya ganda. Terdapat mual (+) & muntah (+). • Penurunan berat badan sejak 3 bulan terakhir, dan penurunan napsu makan (+). • PX. FISIK : Pasien tampak sakit berat dengan kesadaran soporkoma, GCS E1M3V2. TD pasien 100/70 mmHg, nadi 125x/menit, RR 20 x/menit dan suhu 37.60 C. Pada mulut didapatkan bibir kering (+). Selaput lendir kering & lengket (+), Lidah kasar (+)
  • 19. ....RESUME (2) • Pada mata ditemukan konjungtiva anemis +/+. • Pada leher didapatkan limfadenopoati (+). • Pada pemeriksaan paru, palpasi didapatkan, perkusi didapatkan redup pada kedua lapang paru dan pada auskultasi didapatkan vesikuler +/+ menurun serta adanya ronkhi basah halus +/+. • Pemeriksaan auskultasi jantung didapatkan gallop (+/+).
  • 20. ....RESUME (3) • Pada pemeriksaan Rangsang Meningeal didapatkan Kaku Kuduk (+) • Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya anemia mikrositik hipokrom (Hb 11.4 g/dL, MCV 70 fL dan MCH 25 pg). • Pemeriksaan elektrolit didapatkan hiponatremia 123 mmol/l, hyperkalemia 5.1 mmol/l.
  • 21. VI. DAFTAR MASALAH 1. Penurunan Kesadaran e.c Meningitis TB 2. TB milier 3. Anemia mikrositik hipokrom e.c. penyakit kronis 4. Hiponatremia 5. Hiperkalemia
  • 22. VII. PENGKAJIAN 1. Penurunan Kesadaran ec meningitis TB •Anamnesis : Penurunan kesadaran sejak 1 hari smrs. Saat dirumah pasien hanya tertidur, karena mengantuk, tidak dapat beraktivitas, kelemahan badan dan terasa lelah. Demam, Saat tersadar pandangan pasien terlihat ganda. Terdapat rasa tegang & kaku pada leher & punggung. •Px.Fisik : Tampak sakit berat, soporkoma, GCS E1M3V2 tekanan darah 100/70 mmHg. Pemeriksaan rangsang meningeal kaku kuduk (+).
  • 23. • Px. Penunjang CT scan : Meningitis disertai edema cerebri dan Hidrocephalus non komunikans • Rencana terapi : Deksametason 10 mg bolus intravena, kemudian 4 kali 5 mg intravena selama 2 minggu selanjutnya turunkan perlahan selama 1 bulan. • Rencana diagnosis : Lumbal pungsi
  • 24. 2. TB Milier •Anamnesis : Demam naik turun disertai menggigil dan berkeringat terutama malam hari. Riwayat batu dahak dan berdarah yang lama terkadang diserta sesak napas.. Penurunan berat badan, penuruna napsu makan. •Px. Fisik : Konjungtiva anemis (+/+), Limfadenopati, Suara vesikuler menurun kanan dan kiri, Redup semua lapang paru. Rhonki basah (+/+) •Px. Penunjang Ro Thorax : Infiltrate milier di kedua lapang paru, dd/TB milier & Penebalan mediastinum superior sisi kanan dd/limfadenopati .
  • 25. Regimen pengobatan TB Milier menurut WHO Fase intensif Fase lanjutan Referensi 2HRZS 4HR WHO (pedoman therapi) 2HRZ (S or Eth) 7-10HR American Academy of Pediatrics 6HRZEth Tidak ada (regimen total untuk 6 bulan) Donald, 1998 Kortikosteroid (prednison) diberikan pada TB milier, meningitis TB, perikarditis TB, efusi pleura, dan peritonitis TB. Prednison biasanya diberikan dengan dosis 2 mg/kgBB/hari selama 4 minggu, kemudian diturunkan perlahan-lahan (tappering off) selama 2-6 minggu Kortikosteroid (prednison) diberikan pada TB milier, meningitis TB, perikarditis TB, efusi pleura, dan peritonitis TB. Prednison biasanya diberikan dengan dosis 2 mg/kgBB/hari selama 4 minggu, kemudian diturunkan perlahan-lahan (tappering off) selama 2-6 minggu
  • 26. 3. Anemia mikrositik hipokrom ec penyakit kronis • Anamnesis : Lemas •Px. Fisik : Konjungtiva pucat (+/+) •Px. Lab : Penurunan Hb 11.4, Penurunan MCV 70, penurunan MCH 25. •Rencana diagnosis: Cek apusan darah tepi, Serum iron, TIBC •Rencana terapi: -
  • 27. 4. Hiponatremia •Anamnesis : Saat dirumah kesadaran yang menurun seperti tidur lelap, dapat dibangunkan sebentar, tetapi segera tertidur kembali, kelelahan (+), mual (+) •Px. Fisik : - •Px. Penunjang : Na 123 mmol/l, CT scan Edema serebri •Rencana terapi : infus cepat 150 ml infus salin hypertonik 3% atau setaranya selama 20 menit
  • 28. 5. Hyperkalemia •Anamnesis : efek neuromuskular mulai dari ext.inferior terus naik ke ext.sup, lemas (+), mual (+), diare (+) •Px. Fisik : - •Px. Lab : 123 mmol/l •Rencana terapi : infus cepat 150 ml infus salin hypertonik 3% atau setaranya selama 20 menit
  • 29. Rencana Terapi • Konsul ICU • Pemasangan CVC • Oksigen 8 lpm • IVFD NaCl 0.9% 500 cc/12 jam, clinimix/ 8 jam • Meropenem 3x1 gram • Levofloxacin 1x 750 mg • Metilprednisolon 3 x 6.25 mg • 4FDC 1 x 3 tab • Streptomycin 1 x 500 mg • Paracetamol drip 3x1 gr (Jika suhu > 38 C) • Ranitidin 2x 50 mg i.v • Ventolin Inhalasi • Pulmicort inhalase • Kalitake 3 x 1 sachet
  • 30. VIII. Prognosis • Quo ad Vitam : ad malam • Quo ad Functionam : ad malam • Quo ad Sanationam: ad malam
  • 31. Tinjauan Pustaka • Penyakit limfo-hematogen sistemik akibat penyebaran Mycobacterium tuberculosis (tuberculosis diseminata) dari kompleks primer yang biasanya terjadi dalam waktu 2-6 bulan setelah infeksi awal. TB MilierTB Milier
  • 32. Epidemiologi Salah satu bentuk TB berat dan memiliki angka kejadian sekitar 3-7% dari seluruh kasus TB. Dengan mortality rate 25% Salah satu bentuk TB berat dan memiliki angka kejadian sekitar 3-7% dari seluruh kasus TB. Dengan mortality rate 25%
  • 33. Etiologi Bakteri berbentuk batang (basil), Gram Positif, pleomorfik, tidak bergerak, dan tidak membentuk spora. Bersifat aerob obligat.
  • 34. Faktor risiko penularan TB Faktor Deskripsi Suseptibilitas (Susceptibility) Status imun dari individu yang terekspos Infeksius (Infectiousness) Jumlah tuberkel basilus yang dikeluarkan oleh orang dewasa dengan TB aktif. Lingkungan (Environment ) Sirkulasi udara yang buruk memperbesar penularan. Paparan (Exposure) Kedekatan (proximity), frekuensi dan durasi dari paparan
  • 35. .... Patogenesis TB Milier: hasil dari acute generalized hematogenic spread dengan jumlah kuman yang besar. Pada bentuk ini, sejumlah besar Mycobacterium tuberculosis masuk dan beredar dalam darah menuju ke seluruh tubuh. TB Milier: hasil dari acute generalized hematogenic spread dengan jumlah kuman yang besar. Pada bentuk ini, sejumlah besar Mycobacterium tuberculosis masuk dan beredar dalam darah menuju ke seluruh tubuh. Semua tuberkel yang dihasilkan melalui cara ini akan mempunyai ukuran yang lebih kurang sama. Secara PA= lesi berupa nodul kuning berukuran 1-3 mm, yang tersebar merata (difus) pada paru yang secara histologi merupakan granuloma. Semua tuberkel yang dihasilkan melalui cara ini akan mempunyai ukuran yang lebih kurang sama. Secara PA= lesi berupa nodul kuning berukuran 1-3 mm, yang tersebar merata (difus) pada paru yang secara histologi merupakan granuloma.
  • 38. ....Imunopatogenesis Ketika Mycobacterium tuberculosis masuk ke dalam paru – paru, proteksi utama respon imun spesifik terhadap bakteri intraseluler berupa imunitas selular yg tdd sel CD4+ yang mengaktifkan makrofag yang memproduksi IFN-γ dan CD8+ yang memacu pembunuhan mikroba serta lisis sel terinfeksi. Makrofag yang diaktifkan sebagai respon terhadap mikroba intraseluler dapat pula membentuk granuloma dan menimbulkan kerusakan jaringan. CD4+ memberikan respon terhadap peptide antigen MHC-II asal bakteri intravesikular, memproduksi IFN-γ yang mengaktifkan makrofag untuk menghancurkan mikroba dalam fagosom.
  • 39. ....Imunopatogenesis 1. Memproduksi enzim proteolitik dan metabolit lainnya yang memperlihatkan efek mycobactericidal. 2. Memproduksi sitokin sebagai respon terhadap M. tuberculosis yakni IL-1, IL-6, IL-8, IL-10, TNF-a TGF-b. Sitokin mempunyai efek imunoregulator yang penting. Mycobacterium tuberculosis dapat hidup terus serta melanjutkan pertumbuhannya di dalam sitoplasma makrofag setelah mereka difagositosis. Induksi respons kekebalan spesifik sekunder terhadap sejenis mikroba dapat merangsang tubuh untuk serentak memberikan kekebalan nonspesifik pada mikroba lain yang mempunyai sifat pertumbuhan yang sama. Mycobacterium tuberculosis dapat hidup terus serta melanjutkan pertumbuhannya di dalam sitoplasma makrofag setelah mereka difagositosis. Induksi respons kekebalan spesifik sekunder terhadap sejenis mikroba dapat merangsang tubuh untuk serentak memberikan kekebalan nonspesifik pada mikroba lain yang mempunyai sifat pertumbuhan yang sama. Mycobacterium tuberculosis di inhalasi sehingga masuk ke paru-paru, kemudian difagositosi oleh makrofag. Makrofag tersebut mempunyai 3 fungsi utama, yaitu : Mycobacterium tuberculosis di inhalasi sehingga masuk ke paru-paru, kemudian difagositosi oleh makrofag. Makrofag tersebut mempunyai 3 fungsi utama, yaitu :
  • 40. • 3. Untuk memproses dan menyajikan anti gen terhadap limfosit T. - IL-1 merupakan pirogen endogen menyebabkan demam. - IL-6 akan meningkatkan produksi imunoglobulin oleh sel B yang teraktivasi, menyebabkan hiperglobulinemia yang banyak dijumpai pada pasien tuberkulosis.
  • 41. - TGF berfungsi sama dengan IFN untuk meningkatkan produksi metabolit nitrit oksida dan membunuh bakteri serta diperlukan untuk pembentukan granuloma untuk mengatasi infeksi mikobakteri. - Selain itu TNF dapat menyebabkan efek patogenesis seperti demam, menurunnya berat badan dan nekrosis jaringan yang merupakan ciri khas tuberkulosis.
  • 42. Akibat adanya akumulasi makrofag maka terjadi penimbunan pada daerah yang terdapat antigen dan terjadi granuloma yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Akibat adanya akumulasi makrofag maka terjadi penimbunan pada daerah yang terdapat antigen dan terjadi granuloma yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Lesi jaringan oleh basil mikobakterium pada dasarnya memiliki dua tipe, tipe eksudatif dan tipe produktif Lesi jaringan oleh basil mikobakterium pada dasarnya memiliki dua tipe, tipe eksudatif dan tipe produktif
  • 44. • Mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi primer terutama dilakukan oleh sel-sel pertahanan (sel T dan makrofag yang teraktivasi) bersama sejumlah sitokin. • Pada limfonodi regional, terjadi perkembangan respon imun adaptif, yang akan mengenali basil tersebut. Tipe respon imun ini sangat tergantung pada sitokin yang dihasilkan oleh sistem imun alamiah
  • 45. Selama imunitas adaptif berkembang untuk mempercepat aktivasi makrofag/monosit, terjadilah bakteremia. Basil menggunakan makrofag sebagai sarana untuk menyebar dan selanjutnya tumbuh dan menetap pada sel-sel fagosit di berbagai organ tubuh. Bila respon imun adaptif berkembang tidak adekuat maka akan timbul manifestasi klinis akibat penyebaran basil yang berupa tuberkulosis milier atau tuberkulosis meningen.
  • 46. Gambaran Klinis • Gejala yang sering dijumpai adalah keluhan kronik yang tidak khas, seperti TB pada umumnya, misalnya anoreksia dan BB turun atau gagal tumbuh pada anak (dengan demam ringan atau tanpa demam), demam lama dengan penyebab yang tidak jelas, serta batuk dan sesak nafas. • Pada orang dewasa, gejala menggigil, keringat malam hari, hemoptisis dan batuk produktif ditemukan.
  • 47. .... Gambaran Klinis • 50% pasien mengalami hepatosplenomegali • Demam kemudian bertambah tinggi dan berlangsung terus menerus atau kontinu, tanpa diserti gejala respiratorik atau disertai gejala minimal dan foto rontgen thorax biasanya masih normal
  • 48. Px.Penunjang  Test Tuberkulin  Funduskopi  Px.Bakteriologik  Px. Darah  Rontgen Thorac  Px. Cairan Serebrospinal  Dengan / tanpa keterlibatan SSP : Cek CT/MRI otak/Lumbal pungsi
  • 49. Penatalaksanaan • Menurut CDC, NICE - 6 bulan pengobatan dengan 2HRZE/S - Diikuti 4 bulan HR - Pemberian kortikosteroid tidak rutin, hanya diberikan pada keadaan: prednisone 30-40 mg/hari. Dosis diturunkan 5-10 mg setiap 5 – 7 hari, lama pemberian 4 – 6 minggu. – Tanda/gejala meningitis – Sesak napas – Tanda/gejala toksik – Demam tinggi
  • 50. Jurnal (1) TB Milier
  • 54. Diagnosis • Bahkan didaerah endemik, Dx TB Milier sulit dilakukan. Karena gejala klinis non spesifik, Ro thorax tdk sll perubahan milier • Oleh krn itu diperlukan tes pendekatan sistematis utk diagnostik penegakkan TB Milier
  • 55. Kriteria yang diusulkan untuk dx TB Milier 1. Tampilan klinis yg konsisten dgn dx TB spt demam malam hari, keringat malam, anoreksi, pe < BB dalam 6 mggu. 2. Pola milier yg khas pada Ro Thorax 3. Bilateral, lesi difus paru reticulonodular dengan background bay.miliaria pada baik pada Ro / HRCT 4. Mikrobiologi/bukti histopatologi
  • 57. Pengobatan • Kriteria CDC dan NICE - 2 HRZE/4RH - Rekomendasi WHO, Pasien yg diduga / dikonfirmasi TB Milier harus di tes HIV. - Pasien HIV yg terinfeksi TB terapi ARV dimulai setelah ATT.
  • 59. ....Jurnal (2) TB pada SSP adalah yang terberat dari penyakit TB ekstrapulmoner TB pada SSP adalah yang terberat dari penyakit TB ekstrapulmoner Diagnosis TBM sulit karena meningitis TB muncul dgn gejala & tanda tidak spesifik. Nantinya akan timbul, perubahan perilaku, kebingungan, kejang & kelumpuhan saraf kranial Diagnosis TBM sulit karena meningitis TB muncul dgn gejala & tanda tidak spesifik. Nantinya akan timbul, perubahan perilaku, kebingungan, kejang & kelumpuhan saraf kranial Salah satu faktor yg menyebabkan sulitnya dx TBM adalah kecilnya jumlah basil di CSF yang mengurangi sensitivitas bakteriologik konvensional. Salah satu faktor yg menyebabkan sulitnya dx TBM adalah kecilnya jumlah basil di CSF yang mengurangi sensitivitas bakteriologik konvensional.
  • 60. Gambaran Klinis Meningitis TB • Demam > 7 hari • Sakit kepala • Kaku leher • Muntah • Defisit neurologi fokal • Kehilangan penglihatan • Kelumpuhan saraf kranial • Peningkatan TIK
  • 61. Px.Penunjang (Jurnal 2) • Penelitian terbaru : PCRIS6110 memiliki tingkat positif tertinggi (68%) dibanding Mikroskop Ziehn-Neelsen (11%), Kultur (36- 44%). • Tingkat keparahan TBM pada tampilannya dibagi mjd 3 tahap sesuai skor GCS dan ada/tidaknya tanda neurologis fokal.
  • 62. Gambaran Radiologis .... Jurnal (2) • Suspek meningitis TB = CT & MRI dapat digunakan utk mendukung dx & melihat kelainan otak – vertebrae • CT Scan otak awal penting utk intervensi bedah hidrosefalus • MRI lbh baik drpd CT dlm mengungkap kelainan batang otak, serebelum, tuberkuloma, stroke & eksudat inflamasinya • MRI sensitif dalam mendeteksi stroke. Stroke di TBM tjd 15%-57%
  • 63. Analisis Biomarker • Analisis biomarker di meningitis TB adalah penting. • Peningkatan kadar serum dan CSF TNF α dan IFN-γ di TB meningitis pasien. • IL-6 tingkat juga meningkat pada pasien dengan tuberculoma dan eksudat. • Ada juga kenaikan tingkat IL-8, IFN-alpha, IFN- gamma, IL-10, CSF matrix metalloproteinase, inhibitor jaringan CSF dari Metaloproteinase matriks, tingkat VEGF, caspase-1 dan IL-1β. Sinyal regulator alpha protein diekspresikan pada tingkat mRNA.
  • 64. Komplikasi & Prognosis....Jurnal (2) • Pasien meningitis TB dgn hidrosefalus m’miliki prognosis buruk. • Faktor neuroimaging yg signifikan berhub dgn eksudat basal hidrosefalus, tuberculoma dan stroke.