Orchitis adalah kondisi inflamasi akut pada testis yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus seperti mumps. Pada kasus ini, pasien mengeluh nyeri pada buah zakar kiri selama 4 hari disertai demam dan bengkak pipi, yang didiagnosis menderita orchitis sebelah kiri berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang.
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
Dokumen tersebut berisi laporan kasus tentang pasien laki-laki berusia 1 tahun yang mengalami diare akut disertai dehidrasi ringan. Pasien mengalami buang air besar lebih dari 5 kali sehari selama 2 hari dengan isi ampas dan berwarna kuning. Setelah pemeriksaan fisik dan diagnostik, pasien didiagnosis mengalami diare akut dan dehidrasi ringan serta mendapatkan penatalaksanaan berupa rehidrasi oral dan pengaw
Abses hati dapat disebabkan oleh amebiasis atau infeksi bakteri. Pasien mengeluh nyeri perut kanan atas dan demam. Pemeriksaan menunjukkan hepatomegalia dan nyeri tekan hati. Diagnosis didasarkan pada kriteria tertentu dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan tambahan. Pengobatan meliputi antibiotik dan drainase abses.
Orchitis adalah kondisi inflamasi akut pada testis yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus seperti mumps. Pada kasus ini, pasien mengeluh nyeri pada buah zakar kiri selama 4 hari disertai demam dan bengkak pipi, yang didiagnosis menderita orchitis sebelah kiri berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang.
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
Dokumen tersebut berisi laporan kasus tentang pasien laki-laki berusia 1 tahun yang mengalami diare akut disertai dehidrasi ringan. Pasien mengalami buang air besar lebih dari 5 kali sehari selama 2 hari dengan isi ampas dan berwarna kuning. Setelah pemeriksaan fisik dan diagnostik, pasien didiagnosis mengalami diare akut dan dehidrasi ringan serta mendapatkan penatalaksanaan berupa rehidrasi oral dan pengaw
Abses hati dapat disebabkan oleh amebiasis atau infeksi bakteri. Pasien mengeluh nyeri perut kanan atas dan demam. Pemeriksaan menunjukkan hepatomegalia dan nyeri tekan hati. Diagnosis didasarkan pada kriteria tertentu dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan tambahan. Pengobatan meliputi antibiotik dan drainase abses.
Pasien perempuan berusia 52 tahun dirujuk ke rumah sakit dengan keluhan bibir mencong ke kanan dan mata kiri tidak bisa tertutup rapat. Pemeriksaan menemukan gangguan pada saraf wajah (Nervus Facialis) sebelah kiri. Diagnosisnya adalah parese nervus facialis tipe perifer sehingga didiagnosis menderita Bell's palsy. Pengobatan yang diberikan antara lain prednison dan antivirus.
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis HepatisTenri Ashari Wanahari
Pasien laki-laki 56 tahun dirawat dengan keluhan hematemesis melena, sirosis hati, anemia sedang, dan dislipidemia. Pemeriksaan fisik menunjukkan pucat, ikterik, dan underweight. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan anemia, leukositosis, dan ciri-ciri sirosis hati.
Kasus ini mendiagnosis pasien dengan sindrom nefrotik berdasarkan gejala proteinuria masif, hipoalbuminemia, dan edema. Diagnosis bandingnya adalah glomerulonefritis akut pasca streptokokus karena hasil pemeriksaan anti streptolisin reaktif. Penatalaksanaannya meliputi rawat inap, diet protein rendah, obat prednison dan transfusi albumin.
Laporan kasus ini membahas diagnosa morbili pada pasien perempuan berusia 4 tahun dengan gejala demam berkelanjutan, ruam di seluruh tubuh, dan komplikasi bronkopneumonia bilateral. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda infeksi dan ruam makulopapular, sedangkan pemeriksaan penunjang menunjukkan leukositosis dan hasil röntgen thoraks menunjukkan bronkopneumonia bilateral. Diagnosis kerja adalah morbili dengan komplikasi bronk
Tokyo guidline 13 (kolesistitis & kolangitis)fikri asyura
Pedoman ini membahas penatalaksanaan kolangitis dan kolesistitis akut. Kolangitis akut didefinisikan sebagai infeksi saluran empedu yang disebabkan oleh obstruksi parsial atau total dari duktus billiar. Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium dan gambar. Kolesistitis akut adalah peradangan kandung empedu yang umumnya disebabkan oleh penyumbatan saluran empedu. Diagnosis didasarkan pada gejala
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai situs web untuk mendapatkan bantuan tugas sekolah, serta laporan kasus medis mengenai pasien radikulopati lumbal.
Dokumen tersebut memberikan panduan mengenai pemeriksaan neurologis yang mencakup alat-alat, anamnesis, penilaian awal, pemeriksaan saraf kranial, ekstremitas, tanda-tanda lesi saraf motorik atas dan bawah, koordinasi, keseimbangan, fungsi vegetatif, dan sensibilitas.
Dokumen tersebut membahas tentang demam tifoid, penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Demam tifoid masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia yang ditandai dengan gejala demam dan nyeri perut. Penanganannya meliputi pemberian antibiotik seperti kloramfenikol, diet, istirahat, dan pencegahan penyebaran bakteri penyebab penyakit.
Demam tifoid disebabkan oleh infeksi Salmonella Typhi dan memiliki gejala demam tinggi, lidah berlapis, dan hepatomegali. Diagnosis didasarkan pada trias klinis, kultur darah minggu pertama, dan tes serologi. Pengobatan lini pertama adalah antibiotik seperti kloramfenikol selama 10-14 hari. Pencegahan melalui vaksinasi dan meningkatkan sanitasi dan kebersihan.
Laki-laki 59 tahun dirawat dengan diagnosis sepsis akibat pneumonia nosokomial yang didukung oleh riwayat demam, penurunan nafsu makan, dan penurunan kesadaran sebelum masuk rumah sakit. Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus selama 15 tahun dan hipertensi. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan procalcitonin dan kultur sputum menemukan Acinetobacter baumannii. Pasien diberikan terapi resusitasi cairan dan antibiotik berdasark
Pasien perempuan berusia 52 tahun dirujuk ke rumah sakit dengan keluhan bibir mencong ke kanan dan mata kiri tidak bisa tertutup rapat. Pemeriksaan menemukan gangguan pada saraf wajah (Nervus Facialis) sebelah kiri. Diagnosisnya adalah parese nervus facialis tipe perifer sehingga didiagnosis menderita Bell's palsy. Pengobatan yang diberikan antara lain prednison dan antivirus.
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis HepatisTenri Ashari Wanahari
Pasien laki-laki 56 tahun dirawat dengan keluhan hematemesis melena, sirosis hati, anemia sedang, dan dislipidemia. Pemeriksaan fisik menunjukkan pucat, ikterik, dan underweight. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan anemia, leukositosis, dan ciri-ciri sirosis hati.
Kasus ini mendiagnosis pasien dengan sindrom nefrotik berdasarkan gejala proteinuria masif, hipoalbuminemia, dan edema. Diagnosis bandingnya adalah glomerulonefritis akut pasca streptokokus karena hasil pemeriksaan anti streptolisin reaktif. Penatalaksanaannya meliputi rawat inap, diet protein rendah, obat prednison dan transfusi albumin.
Laporan kasus ini membahas diagnosa morbili pada pasien perempuan berusia 4 tahun dengan gejala demam berkelanjutan, ruam di seluruh tubuh, dan komplikasi bronkopneumonia bilateral. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda infeksi dan ruam makulopapular, sedangkan pemeriksaan penunjang menunjukkan leukositosis dan hasil röntgen thoraks menunjukkan bronkopneumonia bilateral. Diagnosis kerja adalah morbili dengan komplikasi bronk
Tokyo guidline 13 (kolesistitis & kolangitis)fikri asyura
Pedoman ini membahas penatalaksanaan kolangitis dan kolesistitis akut. Kolangitis akut didefinisikan sebagai infeksi saluran empedu yang disebabkan oleh obstruksi parsial atau total dari duktus billiar. Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium dan gambar. Kolesistitis akut adalah peradangan kandung empedu yang umumnya disebabkan oleh penyumbatan saluran empedu. Diagnosis didasarkan pada gejala
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai situs web untuk mendapatkan bantuan tugas sekolah, serta laporan kasus medis mengenai pasien radikulopati lumbal.
Dokumen tersebut memberikan panduan mengenai pemeriksaan neurologis yang mencakup alat-alat, anamnesis, penilaian awal, pemeriksaan saraf kranial, ekstremitas, tanda-tanda lesi saraf motorik atas dan bawah, koordinasi, keseimbangan, fungsi vegetatif, dan sensibilitas.
Dokumen tersebut membahas tentang demam tifoid, penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Demam tifoid masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia yang ditandai dengan gejala demam dan nyeri perut. Penanganannya meliputi pemberian antibiotik seperti kloramfenikol, diet, istirahat, dan pencegahan penyebaran bakteri penyebab penyakit.
Demam tifoid disebabkan oleh infeksi Salmonella Typhi dan memiliki gejala demam tinggi, lidah berlapis, dan hepatomegali. Diagnosis didasarkan pada trias klinis, kultur darah minggu pertama, dan tes serologi. Pengobatan lini pertama adalah antibiotik seperti kloramfenikol selama 10-14 hari. Pencegahan melalui vaksinasi dan meningkatkan sanitasi dan kebersihan.
Laki-laki 59 tahun dirawat dengan diagnosis sepsis akibat pneumonia nosokomial yang didukung oleh riwayat demam, penurunan nafsu makan, dan penurunan kesadaran sebelum masuk rumah sakit. Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus selama 15 tahun dan hipertensi. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan procalcitonin dan kultur sputum menemukan Acinetobacter baumannii. Pasien diberikan terapi resusitasi cairan dan antibiotik berdasark
Injeksi intra vena narkoba amanda ko ass RSPAD Gatot SoebrotoSoroy Lardo
Tingkat penggunaan narkoba secara intravena meningkat setiap tahunnya dan menimbulkan berbagai komplikasi kesehatan. Salah satu komplikasi serius yang sering terjadi adalah infeksi bakteri. Bakteri masuk melalui kulit saat injeksi dan menyebar ke berbagai jaringan. Staphylococcus aureus dan Streptococcus sp. adalah penyebab utama infeksi pada pengguna narkoba intravena. Upaya pencegahan meliputi program pert
1. Mrs. L, a 41-year-old woman, presented to the emergency room with chest pain for 3 days. Physical examination found her heart rate was 102 beats per minute.
2. Tests including ECG, bloodwork, chest x-ray were largely normal. The ECG showed ST depression.
3. She was assessed with unstable angina pectoris and prescribed aspirin, clopidogrel, nitroglycerin, and bisoprolol to treat her symptoms. Her prognosis was noted to be uncertain.
Pasien berusia 43 tahun dirujuk dari RS Marthen Indey ke RSPAD Gatot Soebroto karena diduga menderita malaria berat disertai gagal ginjal akut dan hemoglobinuria setelah sebelumnya mengalami demam tinggi selama 4 hari."
Case Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseasesSoroy Lardo
Diabetes is associated with atherosclerosis and COPD contributed to the chronic inflammation within the systemic vascular. Management of CVI with diabetes and COPD requires multi-disciplinary approach
Bubble CPAP is an inexpensive respiratory support method for preterm newborns with respiratory distress syndrome. A study was conducted of 72 preterm newborns within 6 hours of birth who were randomized to receive either bubble CPAP or conventional oxygen therapy. Data on maturity, weight, presentation time, respiratory distress scores, duration of bubble CPAP, treatment failure, recurrent apnea, and survival rates were collected. The aim was to study the effectiveness of bubble CPAP for respiratory distress syndrome in preterm newborns.
Pasien 3, Edy Suwanto Siregar, LK, 49 tahun, mengalami penurunan kesadaran secara perlahan selama seminggu. Pasien mengalami kejang berulang selama 6 hari terakhir dengan kejang generalisasi dan status postikal. Diagnosis awal adalah ensefalopati sekunder karena sirosis hati dan varises esofagus yang berdarah.
Co Infection Dengue and HIV are simultanously infection. Dengue is viral infection with short term and clearence viremia. HIV is viral persistence infection with thrombocytopenia is caused by molecular mimicry
[Ringkasan]
1. Pasien berumur 18 bulan datang dengan keluhan demam dan bintik merah yang semakin banyak di kaki disertai lebam.
2. Pemeriksaan fisik menunjukkan status gizi kurang, petekia dan purpura di kulit, serta trombositopenia pada pemeriksaan darah.
3. Diagnosis kerja Idiopathic Thrombocytopenic Purpura berdasarkan gejala klinis dan hasil laboratorium.
LAPORAN KASUS TUBERKULOSIS dr. Rofiman.pptxLuluNuraini3
Pasien pria berusia 25 tahun datang dengan keluhan sesak nafas dan batuk berdahak selama 2 hari. Pemeriksaan fisik menemukan ronkhi pada kedua paru. Diagnosis kerja adalah tuberkulosis paru aktif berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium serta rontgen dada.
Pasien wanita berusia 70 tahun yang didiagnosis menderita diabetes melitus dan hipoglikemia akibat penurunan asupan makanan. Pasien juga didiagnosis menderita bronchopneumonia sebagai komplikasi. Pasien dirawat di rumah sakit dan mendapatkan perawatan berupa infus glukosa, antibiotik, dan pemantauan kadar gula darah.
Wanita 30 tahun dirawat karena sesak nafas dan mual. Pemeriksaan menemukan murmur jantung dan edema kaki. Rontgen paru menunjukkan pembesaran jantung. Diagnosis sementara CHF dan sindroma dispepsia, akan dilakukan pemeriksaan lanjut untuk mendiagnosis penyakit jantung.
Pasien perempuan berusia 14 tahun 3 bulan datang dengan keluhan mimisan berulang, haid memanjang, gusi berdarah dan BAB hitam. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan trombositopenia dengan trombosit <2.000/mm3. Berdasarkan gejala klinis dan hasil laboratorium didiagnosis menderita ITP (Immune Trombocytopenia Purpura) atau penyakit perdarahan akibat penghancuran trombosit berlebihan secara autoim
Laporan kasus ini membahas tentang kasus seorang anak laki-laki berusia 8 tahun bernama Deni yang didiagnosis menderita sindrom nefrotik relaps. Pasien mengalami edema seluruh tubuh dan proteinuria tingkat berat. Berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik serta laboratorium, didiagnosis sindrom nefrotik relaps dan ditatalaksanakan dengan IV cairan, diuretika, kortikosteroid, serta diet rendah garam.
Laporan kasus ini membahas pasien laki-laki berusia 25 tahun dengan keluhan demam, mual, dan muntah darah. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium ditemukan trombositopenia. Diagnosis yang ditetapkan adalah Dengue Hemorrhagic Fever grade II.
Laporan kasus ini membahas tentang seorang pasien perempuan berusia 1 tahun 1 bulan dengan keluhan utama batuk yang dirasakan selama 4 minggu. Berdasarkan pemeriksaan fisik, laboratorium, dan diagnosa dokter, pasien didiagnosis mengalami batuk kronik akibat iritasi dan kemungkinan alergi atau tuberkulosis, serta tonsilofaringitis akut. Pasien menerima perawatan selama 5 hari dan kondisinya membaik.
Similar to Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc (20)
A 71-year-old woman presented with fever, cough, and altered mental status. She was diagnosed with sepsis and acute kidney injury. She received empiric antibiotics and underwent hemodialysis to manage her organ dysfunction. Her condition improved over several days of treatment, though cultures did not identify a definite microbe.
Cardiac Manifestation in Dengue InfectionSoroy Lardo
Dengue Infection and Cardiac Manifestations How Important? Certainly greatly affect the clinical course of dengue patients with viremia phase - critical phase and recovery phase. Cardiac Manifestations, as an important organ that determines stable hemodynamics. What if our heart is disturbed? of course there is influence in management and prognosis. Please refer to this power point.
Fungal infections can occur due to the increasing use of broad-spectrum antibiotics and patients with immunodeficiency. Some pathogens, such as Cryptococcus, Candida,and Fusarium, rarely cause serious diseases in the normal host, while other endemic fungi, such as Histoplasmosis, Coccidiodes,and Paracoccidiodes can cause disease in a normal host, but has a tendency to be aggressive on immunocompromise.
Candida species are normal flora that may be an apportunistic pathogen. Candidiasis occurs in some diseases such as gastrointestinal mucosal esophagitis, a fungal disease associated with the use of catheters and in - patients who have mucosal damage or obtain broad – spectrum antibiotics. Other candidiasis consist of skin candidiasis, funguria candidiasis, disseminated candidiasis and endocarditis candidiasis. Candidemia is the fourth most common cause of nosocomial bloodstream infections in the United States and in many of the developed country. Invasive candidiasis has a significant impact on patient outcomes, and it has been estimated that the mortality of invasive candidiasis is as high as 47%. The mortality rates are 15%-25% for adults and 10%-15% for neonates and children. Diagnostic approach to fungal infection is a priority. The knowledge of the changes in epidemiology and risk factors for fungal infections, has become the main reference to measure optimal treatment of fungal infections.
Rabies : approach diagnostic and prophylaxisSoroy Lardo
Dokumen tersebut membahas tentang rabies dan profilaksis pasca paparan. Rabies adalah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi yang menyebabkan kematian 99.9% tanpa perawatan. Profilaksis pasca paparan meliputi pembersihan luka, vaksinasi, dan imunoglobulin berdasarkan kategori paparan.
1. The patient, a 60-year-old man, presented with pale skin and fatigue for two days and was diagnosed with aplastic anemia four months ago requiring twice weekly platelet transfusions.
2. Physical examination found anemic conjunctiva, pale nails, and purpura on the arms and legs. Laboratory tests showed decreased red blood cell counts and pancytopenia.
3. The patient was diagnosed with aplastic anemia based on his history of frequent transfusions, physical findings, and low blood cell counts on laboratory tests. He received platelet transfusions and IV fluids and was advised to follow up every two weeks.
Manifestasi atipikal pada infeksi virus dengue dapat berupa demam tak terdiferensiasi, demam dengue atau DHF. Dokumen ini membahas kasus seorang wanita 32 tahun dengan keluhan nyeri perut kanan dan demam selama 11 hari yang diduga mengalami infeksi virus dengue bermanifestasi atipikal berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium.
MERS-CoV infection causes severe respiratory and substantial nonpulmonary organ dysfunctions and has a high mortality rate. Community acquired and health care–associated MERS-CoV infection occurs in patients with chronic comorbid conditions
The approach to sepsis certainly needs to be based on organ involement. The mysteri of the role of the heart associated with myocardial dysfunction, becomes a growing scientific challenge
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi oleh Mycobacterium selain M. tuberculosis (NTM) yang dapat menginfeksi berbagai bagian tubuh termasuk paru. NTM lebih sering menginfeksi paru, kelenjar limfe, dan jaringan lunak. Faktor host dan karakteristik organisme berpengaruh terhadap kerentanan terhadap infeksi NTM. Kulturing dan identifikasi spesies NTM diperlukan untuk diagnosis dan penentuan pengobatan.
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage Soroy Lardo
Laporan kasus ini membahas kasus seorang wanita usia 31 tahun dengan diagnosis Demam Berdarah Dengue (DHF) tingkat I yang dirawat selama 3 hari. Pasien mengeluh demam, nyeri sendi, nyeri kepala, dan muntah sejak 3 hari sebelumnya. Pemeriksaan fisik menunjukkan nyeri di daerah epigastrik dan hasil laboratorium menunjukkan leukopenia, trombositopenia, serta tes Dengue NS1 Ag positif. Diagnosis yang
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS Soroy Lardo
1. Dokumen tersebut membahas tentang ko-infeksi HIV dan TB, dimana kedua penyakit saling mempengaruhi dan memperburuk prognosis satu sama lain. 2. HIV menurunkan kekebalan tubuh sehingga meningkatkan risiko infeksi TB aktif, sementara replikasi HIV lebih tinggi pada lokasi infeksi TB. 3. Ko-infeksi meningkatkan replikasi kedua agen patogen dan merupitkan masalah kesehatan masyarakat yang serius.
Dokumen tersebut merupakan presentasi PowerPoint tentang demam kuning. Demam kuning adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus yellow fever dan ditandai dengan gejala ikterus, perdarahan, dan albuminuria berat. Penyakit ini tersebar di hutan tropis Afrika dan Amerika Selatan serta daerah subtropis Amerika Utara. Virus penyebabnya termasuk ke dalam famili Togaviridae genus Flavivirus. Penularan terjadi melalui gigitan nyam
- The patient, a 48-year-old housewife, presented with nausea, vomiting, loss of appetite, and 7 kg weight loss in the past month with a history of similar symptoms one month ago.
- She was diagnosed with dyspepsia and is being treated with soft food, IV fluids, and omeprazole to eliminate her symptoms while undergoing endoscopy to determine the cause of her dyspepsia.
- The goals are to relieve her current symptoms, identify the cause of her dyspepsia, and prevent future recurrent symptoms and complications through treatment and lifestyle changes.
Dokumen tersebut membahas rekomendasi kesehatan untuk wisatawan internasional dengan fokus pada traveller's diarrhea dan Zika virus. Dokumen menjelaskan bahwa 30% wisatawan mengalami traveller's diarrhea dan jumlah kasus Zika virus pada wisatawan yang mengunjungi Amerika meningkat, sehingga edukasi risiko penyakit dan pencegahannya penting. Dokumen ini juga memberikan panduan mengenai gejala, penyebab, diagnosis, pencegahan, dan penanganan dari
Demam berdarah virus adalah penyakit parah yang disebabkan oleh beberapa jenis virus dan ditandai dengan gejala perdarahan. Termasuk dalam keluarga virus Arenaviridae, Bunyaviridae, Filoviridae, dan Flaviviridae. Penularannya melalui hewan reservoir seperti tikus dan vektor seperti nyamuk dan kutu. Gejalanya bervariasi dari ringan seperti demam hingga berat seperti perdarahan parah. Diagnosis didasarkan pada pemerik
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
1. Presentasi Kasus
TB Milier dengan Meningitis TB
Pembimbing : dr. Soroy Lardo, SpPD, FINASIM
CoAss : Riska Kurniawati
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam
Periode 14 Maret 2016 – 21 Mei 2016
FK UPN VETERAN-RSPAD GATOT SOEBROTO
3. II. Alloanamnesis
• Keluhan Utama: Penurunan kesadaran
sejak 1 hari smrs
• Keluhan Tambahan: Demam sejak 2
minggu SMRS
4. Riwayat Penyakit Sekarang
• 2 minggu SMRS pasien mengalami demam yang
timbul sepanjang hari, demam naik turun, turun
jika diberi parasetamol 3 kali sehari. Demam
sangat tinggi saat diukur 38,8 pada malam hari,
lalu menurun saat pagi hari saat diukur 37,9 C.
Demam disertai menggigil (+) & berkeringat (+).
• 2 minggu SMRS nyeri kepala yang menjalar ke
tengkuk & punggung, sehingga leher menjadi
pegal & kaku.
5. ....Lanjutan RPS (1)
• Pasien mengalami batuk-batuk yang sudah lama
terjadi disertai dahak. Terkadang ada darah.
• 2 minggu yang lalu pasien sering BAB cair, warna
coklat, ampas (-), darah (-), tidak diketahui
frekuensi dalam sehari, Saat dirumah pasien
selalu tertidur, terasa cepat lelah & lemah serta
tidak dapat beraktivitas.
6. ....Lanjutan RPS (2)
• Saat pasien sadar mengeluh pandangannya
ganda. Terdapat mual (+) & muntah (+) yang
terjadi terutama saat pasien sadar. Muntah isi
cairan, darah (-), Terdapat penurunan berat
badan sejak 3 bulan terakhir, terdapat
penurunan napsu makan, kelemahan pada
seluruh tubuh (+).
7. Riwayat Penyakit Dahulu
• Batuk berdahak lebih dari 1 bulan (+).
• Riwayat penyakit ginjal disangkal.
• Riwayat penyakit jantung disangkal.
• Riwayat Maag disangkal.
8. Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat hipertensi (+) ayah & ibu pasien
• Kedua anak kandungnya yang berusia 6 tahun
& 4 tahun sering mengalami demam dan
terkesan kurus
• Riwayat DM, alergi, asma, ginjal, jantung,
pada keluarga disangkal
9. III. PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : Tampak sakit berat
• Kesadaran : Sopor Coma
• Skor GCS : E1M3V2 = 6
• Tanda vital :
– Tekanan darah = 100/70 mmHg
– Nadi = 125 x/menit, equal, isi cukup, reguler
– Suhu = 37.6 0
C
– Laju Pernafasan = 20 x/menit
10. • Kulit : Sawo matang, ikterik (-)
• Kepala : Normocephal, rambut hitam, distribusi merata
• Wajah : Simetris, deformitas (-)
• Mata : Pupil bulat isokor +/+, miosis +/+, konjungtiva
anemis +/+, sklera ikterik -/-
• Telinga : Normotia, normosepta, gangguan pendengaran
(-/-) bentuk telinga normal simetris kanan dan kiri
• Hidung : napas cuping hidung (-)
• Mulut : Bibir kering (+), Selaput lendir kering & lengket
(+), Lidah kasar (+)
• Leher : Simetris, tidak ada deviasi trakea, limfadenopati
(+) . JVP 5 – 2 cmH2O
11. Thorax
Paru : I = Normochest, retraksi -/-, retraksi intercostae (-/-)
P = Vokal fremitus sulit dinilai
P = Redup pada kedua lapang paru
A = Suara nafas vesikuler menurun pada kedua lapang
paru, ronkhi basah halus +/+, whezzing -/-
Jantung :
I = Iktus cordis tidak tampak
P = Iktus cordis teraba, tidak kuat angkat
P = Batas kanan jantung ICS IV linea parasternal dextra
Batas kiri jantung ICS V linea midclavicullaris sinistra
Pinggang jantung ICS II linea parasternal sinistra
A = BJ I dan II irreguler, Gallop(+), Murmur (-)
12. Abdomen & Ekstremitas
• Abdomen :
I = cekung, deformitas (-), sikatriks (-)
A = Bising usus (+) menurun
P = Asites, hepar dan lien tidak dapat
dinilai, nyeri tekan negatif
P = Timpani pada seluruh abdomen.
• Ekstremitas : Akral hangat, pucat, edema (-), CRT < 2
detik
• Pemeriksaan Neurologi:
Meningeal sign : Kaku kuduk (+)
16. Rontgen Thorax
• Kesan:
- Infiltrate milier di kedua
lapang paru, dd/TB
milier
- Penebalan mediastinum
superior sisi kanan
dd/limfadenopati
- Jantung dalam batas
normal
CT Scan Kepala
• Kesan:
Meningitis disertai
edema cerebri
Hidrocephalus non
komunikans
17. V. RESUME
• Pasien wanita usia 36 tahun. Datang dengan
keluhan penurunan kesadaran sejak 1 hari smrs
di rumahnya. Demam yang naik turun disertai
menggigil & berkeringat (+), nyeri kepala yang
menjalar ke tengkuk & punggung, leher menjadi
pegal & kaku.
• Batuk lama disertai dahak kental, terkadang
terdapat darah.
• 2 minggu yang lalu pasien sering BAB cair,
• Saat dirumah pasien selalu tertidur, terasa cepat
lelah & lemah serta tidak dapat beraktivitas.
18. .... RESUME (1)
• Saat pasien sadar mengeluh pandangannya
ganda. Terdapat mual (+) & muntah (+).
• Penurunan berat badan sejak 3 bulan terakhir,
dan penurunan napsu makan (+).
• PX. FISIK : Pasien tampak sakit berat dengan
kesadaran soporkoma, GCS E1M3V2. TD pasien
100/70 mmHg, nadi 125x/menit, RR 20 x/menit
dan suhu 37.60
C. Pada mulut didapatkan bibir
kering (+). Selaput lendir kering & lengket (+),
Lidah kasar (+)
19. ....RESUME (2)
• Pada mata ditemukan konjungtiva anemis +/+.
• Pada leher didapatkan limfadenopoati (+).
• Pada pemeriksaan paru, palpasi didapatkan,
perkusi didapatkan redup pada kedua lapang
paru dan pada auskultasi didapatkan vesikuler
+/+ menurun serta adanya ronkhi basah halus
+/+.
• Pemeriksaan auskultasi jantung didapatkan
gallop (+/+).
20. ....RESUME (3)
• Pada pemeriksaan Rangsang Meningeal
didapatkan Kaku Kuduk (+)
• Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan
adanya anemia mikrositik hipokrom (Hb 11.4
g/dL, MCV 70 fL dan MCH 25 pg).
• Pemeriksaan elektrolit didapatkan
hiponatremia 123 mmol/l, hyperkalemia 5.1
mmol/l.
21. VI. DAFTAR MASALAH
1. Penurunan Kesadaran e.c Meningitis TB
2. TB milier
3. Anemia mikrositik hipokrom e.c. penyakit
kronis
4. Hiponatremia
5. Hiperkalemia
22. VII. PENGKAJIAN
1. Penurunan Kesadaran ec meningitis TB
•Anamnesis : Penurunan kesadaran sejak 1
hari smrs. Saat dirumah pasien hanya tertidur,
karena mengantuk, tidak dapat beraktivitas,
kelemahan badan dan terasa lelah. Demam, Saat
tersadar pandangan pasien terlihat ganda.
Terdapat rasa tegang & kaku pada leher &
punggung.
•Px.Fisik : Tampak sakit berat, soporkoma, GCS
E1M3V2 tekanan darah 100/70 mmHg.
Pemeriksaan rangsang meningeal kaku kuduk (+).
23. • Px. Penunjang CT scan : Meningitis disertai
edema cerebri dan Hidrocephalus non
komunikans
• Rencana terapi : Deksametason 10 mg bolus
intravena, kemudian 4 kali 5 mg intravena
selama 2 minggu selanjutnya turunkan
perlahan selama 1 bulan.
• Rencana diagnosis : Lumbal pungsi
24. 2. TB Milier
•Anamnesis : Demam naik turun disertai menggigil dan
berkeringat terutama malam hari. Riwayat batu dahak
dan berdarah yang lama terkadang diserta sesak napas..
Penurunan berat badan, penuruna napsu makan.
•Px. Fisik : Konjungtiva anemis (+/+), Limfadenopati,
Suara vesikuler menurun kanan dan kiri, Redup semua
lapang paru. Rhonki basah (+/+)
•Px. Penunjang Ro Thorax : Infiltrate milier di kedua
lapang paru, dd/TB milier & Penebalan mediastinum
superior sisi kanan dd/limfadenopati .
25. Regimen pengobatan TB Milier
menurut WHO
Fase intensif Fase lanjutan Referensi
2HRZS 4HR WHO (pedoman therapi)
2HRZ (S or Eth) 7-10HR American Academy of
Pediatrics
6HRZEth Tidak ada (regimen
total untuk 6 bulan)
Donald, 1998
Kortikosteroid (prednison) diberikan pada TB milier, meningitis TB, perikarditis
TB, efusi pleura, dan peritonitis TB. Prednison biasanya diberikan dengan dosis 2
mg/kgBB/hari selama 4 minggu, kemudian diturunkan perlahan-lahan (tappering
off) selama 2-6 minggu
Kortikosteroid (prednison) diberikan pada TB milier, meningitis TB, perikarditis
TB, efusi pleura, dan peritonitis TB. Prednison biasanya diberikan dengan dosis 2
mg/kgBB/hari selama 4 minggu, kemudian diturunkan perlahan-lahan (tappering
off) selama 2-6 minggu
27. 4. Hiponatremia
•Anamnesis : Saat dirumah kesadaran yang menurun
seperti tidur lelap, dapat dibangunkan sebentar, tetapi
segera tertidur kembali, kelelahan (+), mual (+)
•Px. Fisik : -
•Px. Penunjang : Na 123 mmol/l, CT scan Edema serebri
•Rencana terapi : infus cepat 150 ml infus salin
hypertonik 3% atau setaranya selama 20 menit
28. 5. Hyperkalemia
•Anamnesis : efek neuromuskular mulai dari
ext.inferior terus naik ke ext.sup, lemas (+),
mual (+), diare (+)
•Px. Fisik : -
•Px. Lab : 123 mmol/l
•Rencana terapi : infus cepat 150 ml infus salin
hypertonik 3% atau setaranya selama 20 menit
29. Rencana Terapi
• Konsul ICU
• Pemasangan CVC
• Oksigen 8 lpm
• IVFD NaCl 0.9% 500 cc/12 jam,
clinimix/ 8 jam
• Meropenem 3x1 gram
• Levofloxacin 1x 750 mg
• Metilprednisolon 3 x 6.25 mg
• 4FDC 1 x 3 tab
• Streptomycin 1 x 500 mg
• Paracetamol drip 3x1 gr (Jika suhu >
38 C)
• Ranitidin 2x 50 mg i.v
• Ventolin Inhalasi
• Pulmicort inhalase
• Kalitake 3 x 1 sachet
30. VIII. Prognosis
• Quo ad Vitam : ad malam
• Quo ad Functionam : ad malam
• Quo ad Sanationam: ad malam
31. Tinjauan Pustaka
• Penyakit limfo-hematogen sistemik akibat
penyebaran Mycobacterium tuberculosis
(tuberculosis diseminata) dari kompleks
primer yang biasanya terjadi dalam waktu 2-6
bulan setelah infeksi awal.
TB MilierTB Milier
32. Epidemiologi
Salah satu bentuk TB berat dan memiliki angka kejadian sekitar 3-7%
dari seluruh kasus TB. Dengan mortality rate 25%
Salah satu bentuk TB berat dan memiliki angka kejadian sekitar 3-7%
dari seluruh kasus TB. Dengan mortality rate 25%
33. Etiologi
Bakteri berbentuk batang (basil), Gram Positif,
pleomorfik, tidak bergerak, dan tidak membentuk
spora. Bersifat aerob obligat.
34. Faktor risiko penularan TB
Faktor Deskripsi
Suseptibilitas
(Susceptibility)
Status imun dari individu yang terekspos
Infeksius
(Infectiousness)
Jumlah tuberkel basilus yang dikeluarkan
oleh orang dewasa dengan TB aktif.
Lingkungan
(Environment )
Sirkulasi udara yang buruk memperbesar
penularan.
Paparan
(Exposure)
Kedekatan (proximity), frekuensi dan durasi
dari paparan
35. .... Patogenesis
TB Milier: hasil dari acute generalized hematogenic spread dengan jumlah
kuman yang besar. Pada bentuk ini, sejumlah besar Mycobacterium tuberculosis
masuk dan beredar dalam darah menuju ke seluruh tubuh.
TB Milier: hasil dari acute generalized hematogenic spread dengan jumlah
kuman yang besar. Pada bentuk ini, sejumlah besar Mycobacterium tuberculosis
masuk dan beredar dalam darah menuju ke seluruh tubuh.
Semua tuberkel yang dihasilkan melalui cara ini akan mempunyai ukuran yang
lebih kurang sama. Secara PA= lesi berupa nodul kuning berukuran 1-3 mm,
yang tersebar merata (difus) pada paru yang secara histologi merupakan
granuloma.
Semua tuberkel yang dihasilkan melalui cara ini akan mempunyai ukuran yang
lebih kurang sama. Secara PA= lesi berupa nodul kuning berukuran 1-3 mm,
yang tersebar merata (difus) pada paru yang secara histologi merupakan
granuloma.
38. ....Imunopatogenesis
Ketika Mycobacterium tuberculosis masuk ke dalam paru – paru, proteksi utama
respon imun spesifik terhadap bakteri intraseluler berupa imunitas selular yg tdd sel
CD4+ yang mengaktifkan makrofag yang memproduksi IFN-γ dan CD8+ yang memacu
pembunuhan mikroba serta lisis sel terinfeksi.
Makrofag yang diaktifkan sebagai respon terhadap mikroba intraseluler dapat
pula membentuk granuloma dan menimbulkan kerusakan jaringan.
CD4+ memberikan respon terhadap peptide antigen MHC-II asal bakteri
intravesikular, memproduksi IFN-γ yang mengaktifkan makrofag untuk
menghancurkan mikroba dalam fagosom.
39. ....Imunopatogenesis
1. Memproduksi enzim proteolitik dan metabolit lainnya yang
memperlihatkan efek mycobactericidal.
2. Memproduksi sitokin sebagai respon terhadap M. tuberculosis
yakni IL-1, IL-6, IL-8, IL-10, TNF-a TGF-b. Sitokin mempunyai
efek imunoregulator yang penting.
Mycobacterium tuberculosis dapat hidup terus serta melanjutkan
pertumbuhannya di dalam sitoplasma makrofag setelah mereka difagositosis.
Induksi respons kekebalan spesifik sekunder terhadap sejenis mikroba dapat
merangsang tubuh untuk serentak memberikan kekebalan nonspesifik pada
mikroba lain yang mempunyai sifat pertumbuhan yang sama.
Mycobacterium tuberculosis dapat hidup terus serta melanjutkan
pertumbuhannya di dalam sitoplasma makrofag setelah mereka difagositosis.
Induksi respons kekebalan spesifik sekunder terhadap sejenis mikroba dapat
merangsang tubuh untuk serentak memberikan kekebalan nonspesifik pada
mikroba lain yang mempunyai sifat pertumbuhan yang sama.
Mycobacterium tuberculosis di inhalasi sehingga masuk ke paru-paru, kemudian
difagositosi oleh makrofag. Makrofag tersebut mempunyai 3 fungsi utama,
yaitu :
Mycobacterium tuberculosis di inhalasi sehingga masuk ke paru-paru, kemudian
difagositosi oleh makrofag. Makrofag tersebut mempunyai 3 fungsi utama,
yaitu :
40. • 3. Untuk memproses dan menyajikan anti gen
terhadap limfosit T.
- IL-1 merupakan pirogen endogen
menyebabkan demam.
- IL-6 akan meningkatkan produksi
imunoglobulin oleh sel B yang teraktivasi,
menyebabkan hiperglobulinemia yang banyak
dijumpai pada pasien tuberkulosis.
41. - TGF berfungsi sama dengan IFN untuk
meningkatkan produksi metabolit nitrit oksida
dan membunuh bakteri serta diperlukan
untuk pembentukan granuloma untuk
mengatasi infeksi mikobakteri.
- Selain itu TNF dapat menyebabkan efek
patogenesis seperti demam, menurunnya
berat badan dan nekrosis jaringan yang
merupakan ciri khas tuberkulosis.
42. Akibat adanya akumulasi makrofag maka terjadi penimbunan pada
daerah yang terdapat antigen dan terjadi granuloma yang dapat
menyebabkan kerusakan jaringan.
Akibat adanya akumulasi makrofag maka terjadi penimbunan pada
daerah yang terdapat antigen dan terjadi granuloma yang dapat
menyebabkan kerusakan jaringan.
Lesi jaringan oleh basil mikobakterium pada
dasarnya memiliki dua tipe, tipe eksudatif dan
tipe produktif
Lesi jaringan oleh basil mikobakterium pada
dasarnya memiliki dua tipe, tipe eksudatif dan
tipe produktif
44. • Mekanisme pertahanan tubuh terhadap
infeksi primer terutama dilakukan oleh sel-sel
pertahanan (sel T dan makrofag yang
teraktivasi) bersama sejumlah sitokin.
• Pada limfonodi regional, terjadi
perkembangan respon imun adaptif, yang
akan mengenali basil tersebut. Tipe respon
imun ini sangat tergantung pada sitokin yang
dihasilkan oleh sistem imun alamiah
45. Selama imunitas adaptif berkembang untuk mempercepat
aktivasi makrofag/monosit, terjadilah bakteremia.
Basil menggunakan makrofag sebagai sarana untuk menyebar
dan selanjutnya tumbuh dan menetap pada sel-sel fagosit di
berbagai organ tubuh.
Bila respon imun adaptif berkembang tidak
adekuat maka akan timbul manifestasi klinis
akibat penyebaran basil yang berupa
tuberkulosis milier atau tuberkulosis
meningen.
46. Gambaran Klinis
• Gejala yang sering dijumpai adalah keluhan
kronik yang tidak khas, seperti TB pada
umumnya, misalnya anoreksia dan BB turun
atau gagal tumbuh pada anak (dengan demam
ringan atau tanpa demam), demam lama
dengan penyebab yang tidak jelas, serta batuk
dan sesak nafas.
• Pada orang dewasa, gejala menggigil, keringat
malam hari, hemoptisis dan batuk produktif
ditemukan.
47. .... Gambaran Klinis
• 50% pasien mengalami hepatosplenomegali
• Demam kemudian bertambah tinggi dan
berlangsung terus menerus atau kontinu,
tanpa diserti gejala respiratorik atau disertai
gejala minimal dan foto rontgen thorax
biasanya masih normal
48. Px.Penunjang
Test Tuberkulin
Funduskopi
Px.Bakteriologik
Px. Darah
Rontgen Thorac
Px. Cairan Serebrospinal
Dengan / tanpa keterlibatan SSP : Cek CT/MRI
otak/Lumbal pungsi
49. Penatalaksanaan
• Menurut CDC, NICE
- 6 bulan pengobatan dengan 2HRZE/S
- Diikuti 4 bulan HR
- Pemberian kortikosteroid tidak rutin, hanya diberikan pada
keadaan: prednisone 30-40 mg/hari. Dosis diturunkan 5-10
mg setiap 5 – 7 hari, lama pemberian 4 – 6 minggu.
– Tanda/gejala meningitis
– Sesak napas
– Tanda/gejala toksik
– Demam tinggi
54. Diagnosis
• Bahkan didaerah endemik, Dx TB Milier sulit
dilakukan. Karena gejala klinis non spesifik, Ro
thorax tdk sll perubahan milier
• Oleh krn itu diperlukan tes pendekatan sistematis
utk diagnostik penegakkan TB Milier
55. Kriteria yang diusulkan untuk dx TB
Milier
1. Tampilan klinis yg konsisten dgn dx TB spt
demam malam hari, keringat malam,
anoreksi, pe < BB dalam 6 mggu.
2. Pola milier yg khas pada Ro Thorax
3. Bilateral, lesi difus paru reticulonodular
dengan background bay.miliaria pada baik
pada Ro / HRCT
4. Mikrobiologi/bukti histopatologi
57. Pengobatan
• Kriteria CDC dan NICE
- 2 HRZE/4RH
- Rekomendasi WHO, Pasien yg diduga /
dikonfirmasi TB Milier harus di tes HIV.
- Pasien HIV yg terinfeksi TB terapi ARV dimulai
setelah ATT.
59. ....Jurnal (2)
TB pada SSP adalah yang terberat dari penyakit TB
ekstrapulmoner
TB pada SSP adalah yang terberat dari penyakit TB
ekstrapulmoner
Diagnosis TBM sulit karena meningitis TB muncul dgn gejala & tanda
tidak spesifik.
Nantinya akan timbul, perubahan perilaku, kebingungan, kejang &
kelumpuhan saraf kranial
Diagnosis TBM sulit karena meningitis TB muncul dgn gejala & tanda
tidak spesifik.
Nantinya akan timbul, perubahan perilaku, kebingungan, kejang &
kelumpuhan saraf kranial
Salah satu faktor yg menyebabkan sulitnya dx TBM adalah
kecilnya jumlah basil di CSF yang mengurangi sensitivitas
bakteriologik konvensional.
Salah satu faktor yg menyebabkan sulitnya dx TBM adalah
kecilnya jumlah basil di CSF yang mengurangi sensitivitas
bakteriologik konvensional.
60. Gambaran Klinis Meningitis TB
• Demam > 7 hari
• Sakit kepala
• Kaku leher
• Muntah
• Defisit neurologi fokal
• Kehilangan penglihatan
• Kelumpuhan saraf kranial
• Peningkatan TIK
61. Px.Penunjang (Jurnal 2)
• Penelitian terbaru : PCRIS6110 memiliki
tingkat positif tertinggi (68%) dibanding
Mikroskop Ziehn-Neelsen (11%), Kultur (36-
44%).
• Tingkat keparahan TBM pada tampilannya
dibagi mjd 3 tahap sesuai skor GCS dan
ada/tidaknya tanda neurologis fokal.
62. Gambaran Radiologis .... Jurnal (2)
• Suspek meningitis TB = CT & MRI dapat
digunakan utk mendukung dx & melihat
kelainan otak – vertebrae
• CT Scan otak awal penting utk intervensi
bedah hidrosefalus
• MRI lbh baik drpd CT dlm mengungkap
kelainan batang otak, serebelum,
tuberkuloma, stroke & eksudat inflamasinya
• MRI sensitif dalam mendeteksi stroke. Stroke
di TBM tjd 15%-57%
63. Analisis Biomarker
• Analisis biomarker di meningitis TB adalah penting.
• Peningkatan kadar serum dan CSF TNF α dan IFN-γ di
TB meningitis pasien.
• IL-6 tingkat juga meningkat pada pasien dengan
tuberculoma dan eksudat.
• Ada juga kenaikan tingkat IL-8, IFN-alpha, IFN-
gamma, IL-10, CSF matrix metalloproteinase,
inhibitor jaringan CSF dari Metaloproteinase matriks,
tingkat VEGF, caspase-1 dan IL-1β. Sinyal regulator
alpha protein diekspresikan pada tingkat mRNA.