SlideShare a Scribd company logo
Proses pembuatan peraturan perundang-undangan Nasional



Keputusan Presiden yang mengatur tentang penyusunan peraturan perundang-undangan Nasional
adalah :

a.

Kepres No. 188 tahun 1998 tentang tatacara

mempersiapkan rancangan UU

b. Kepres No. 44 tahun 1999 tentang tehnik penyusunan peraturan perundang-undangan dan bentuk RUU,
rancangan peraturan pemeerintah dan rancanga keputusan presiden
c.

Pasal 20 ayat (1) UUD 1945 “DPR

memegang kekuasaan membentuk UU”

d. Pasal 20 ayat (4) UUD 1945 “Presiden mengesahkan RUU

yang telah disetujui bersama”

e. UU No 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah

Proses pembentukan UUD 1945


UUD 1945 dirancang oleh panitia perancang hukum dasar yang merupakan bagian dari BPUPKI
dan diketuai oleh Ir. Soekarno


Panitia perancang hukum dasar membentuk kelompok kecil yang berjumlah tujuh orang,
bertugas khusus merumuskan rancangan UUD. Kelompok kecil diketuai Prof. Dr. Mr. Soepomo,
SH



Hasil kerja kelompok kecil kemudian disempurnakan bahasanya oleh panitia penghalus bahasa



Tanggal 14 Juli 1945 konsep UUD yang sudah jadi diserahkan ke BPUPKI



Tanggal 18 Agustus 1945 sehari setelah proklamasi UUD 1945 disahkan sebagai konstitusi
negara oleh PPKI

Alur pembuatan Undang-undang

Proses pembahasan RUU dari pemerintah di DPR RI
Proses pembahasan RUU dari DPR di DPR RI


RUU beserta penjelasannya dari DPR disampaikan pimpinan DPR kepada Presiden, kemudian
Presiden membagikan kepada seluruh anggota kabunet



Apabila ada dua RUU mengenai hal yang sama maka yang dibicarakan adalah RUU dari DPR,
sedang RUU yang disampaikan ketua DPR digunakan sebagai bahan yang dipersandingkan



RUU yang telah disetujui DPR dan Presiden paling lambat 7 hari kerja disampaikan oleh
pimpinan DPR pada Presiden untuk disahkan menjadi UU



Apabila dalam 15 hari kerja RUU yang disampaikan Presiden belum disahkan menjadi UU maka
pimpinan DPR mengirim surat Presiden untuk meminta penjelasan



Apabila RUU yang telah disetujui bersama tidak disahkan Presiden dalam waktu paling lambat
30 hari sejak di setujui, maka RUU sah menjadi UU dan wajib diunsangkan

Proses Pembahasan RUU dari DPD di DPR


RUU beserta penjelasannya disampaikan secara tertulis oleh pimpinan DPD pada pimpinan DPR,
kemudian pimpinan DPR membagikan kepada seluruh anggota.



Pimpinan DPR menyampaikan surat pemberitahuan pada pimpinan DPD mengenai tanggal
pengumuman RUU yang berasal dari DPD pada anggota dalam rapat paripurna


Badan musyawarah kemudian menunjuk komisi atau badan legislatif untuk membahas RUU
tersebut dan mengagendakan dalam waktu 30 hari kerja



Komisi atau badan legislatif mengundang anggota kelengkapan DPD sebanyak-banyaknya 1/3
dari jumlah anggota alat kelengkapan DPRuntuk membahas RUU. Hasil pembahasannya
dilaporkan dalam rapat paripurna



RUU yang telah dibahas kemudian disampaikan pimpinana DPR pada presiden dengan
permintaan agar presiden menunjuk menteri yang akan mewakili presiden dalam pembahasan
RUU bersama DPR dan pimpinan DPD

 Dalam waktu 60 hari sejak diterimanya surat tentang penyampaian RUU dari DPR, presiden
menunjuk menteri untuk mewakili presiden dalam pembahasan RUU bersama DPR, kemudian

RUU dibahas dalam 2 tingkat pembicaraan
Pembicaraan tingkat I


Dilakukan dalam rapat komisi, rapat badan legislatif, rapat panitia anggaran, atau rapat pansus
dengan kegiatan antara lain :
a. Pandangan dan pendapat

1. RUU dari presiden: pandangan dan pendapat dari fraksi-fraksi atau fraksiterkait dengan DPD

fraksi dan DPD apabila

2. RUU dari DPR: Pandangan dan pendapat presiden atau presiden dan DPD apabila RUU terkait dengan
DPD
b. Tanggapan
RUU dari presiden: tanggapan presiden
RUU dari DPR: tanggapan pimpinan alat kelengkapan DPR
c. Pembahasan RUU oleh DPR dan presiden berdasarkan daftar

yang membuat RUU

inventarisasi masalah

Pembicaraan Tingkat II


Pengambilan keputusan dalam rapat paripurna yang didahului oleh :
a. Laporan hasil pembicaraan tingkat I

b. Pendapat akhir fraksi yang disampaikan oleh anggotanya dan apabila dipandang perlu dapat pula
disertai dengan catatan dari fraksinya
c. Pendapat akhir presiden yang disampaikan oleh

menteri yang mewakilinya
Proses penyusunan peraturan pemerintah pengganti UU (perpu)


Presiden membuat rancangan perpu jika ada pemberitahuan dari menteri atau lembaga
pemerintahan tentang suatu kondisi darurat melalui sekretaris negara



Perpu ditetapkan oleh presiden, diundangkan oleh menteri sekretaris negara dan dimasukkan
dalam lembaga negara

Proses penyusunan peraturan pemerintah


Proses penyiapan rancangan peraturan pemerintah

1. Rancangan peraturan pemerintah dapat berasal dari departemen dan lembaga pemerintah sesuai
dengan tugasnya
2. Rancangan tersebut diteliti seperlunya oleh sekertaris negara serta dipertimbangkan beberapa aspek
hukumnya
3. Keputusan presiden tentang rancangan itu ada dua :
a. Menyetujui maka sekretaris negara akan menyampaikan surat persetujuan sekaligus meminta
departemen yang bersangkutan membentuk panitia untuk membahas rancangan tersebut
b. Tidak menyetujui maka akan disampaikan pula surat kepada departemen yang bersangkutan disertai
dengan alasan-alasannya


Rancangan peraturan pemerintah tersebut kemudian diedarkan oleh menteri yang
bersangkutan kepada :

1.
Para menteri atau pimpinan
lembaga pemerintah yang
dengan materi rancangan peraturan pemerintah
yang dibahas
2.
segi hukum

Menteri hukum dan HAM untuk

3.
Sekretaris negara untuk persiapan
pemerintah tersebut

berhubungan erat

mendapatkan tanggapan seperlunya

dari

penyelesaian rancangan peraturan

Proses penetapan dan pengundangan PP


Rancangan peraturan pemerintah yang telah disetujui bersama kemudian dikirim kesekretaris
negarauntuk disampaikan kepada presiden guna di tetapkan dan ditandatangani. Untuk
selanjutnya diundangkan oleh menteri sekretaris negara

Proses penyusunan keputusan presiden dan peraturan perundangan lainnya


Dibentuk panitia yang merumuskan dan menuangkan semua permasalahan dalam rancangan
keputusan presiden



Apabila sudah selesai kemudian presiden akan menandatangani dan menetapkan keputusan
presiden tersebut.



Rancangan perundangan lainnya akan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang membentuk dan
menetapkannya

Proses pembentukan peraturan daerah


Rancangan peraturan daerah dapat diajukan oleh DPRD ataupun kepala daerah ( gubernur,
bupati atau wali kota)



Pembahasan rancangan peraturan daerah dilakukan di DPRD dengan melibatkan DPRD dan
Kepala daerah



Rancangan peraturan daerah yang telah disetujui bersama, paling lambat 7 hari sejak tenggal
persetujuan disampaikan oleh pimpinan DPRD kepada kepala daerah untuk ditetapkan menjadi
peraturan daerah paling lambat 30 hari sejak rancangan itu desetujui bersama

UU dinyatakan berakhir masa berlakunya apabila


Ditentukan dalam UU itu kapan masa berakhirnya



Dicabut kembali oleh UU yang baru



Bila terbit UU baru yang memuat ketentuan yang bertentangan dengan UU yang lama, maka
otomatis UU yang lama otomatis menjadi hapus kekuatannya

More Related Content

What's hot

Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
Asas Asas Hukum Pidana
Asas Asas Hukum PidanaAsas Asas Hukum Pidana
Asas Asas Hukum Pidana
Bilawal Alhariri Anwar
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negara
Nakano
 
Hukum kelembagaan negara
Hukum kelembagaan negaraHukum kelembagaan negara
Hukum kelembagaan negaraBagoes Prasetya
 
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Kardoman Tumangger
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Vallen Hoven
 
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPIAsas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
swirawan
 
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
Idik Saeful Bahri
 
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAKSISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
sayidmuhfaldy
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
nurul khaiva
 
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
Muhammad Rafi Kambara
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
زكي عليا إبن محمد
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Legal Opinion tentang Permen Blokir Situs Negatif
Legal Opinion tentang Permen Blokir Situs NegatifLegal Opinion tentang Permen Blokir Situs Negatif
Legal Opinion tentang Permen Blokir Situs Negatif
ICT Watch
 
legal memorandum
legal memorandum legal memorandum
legal memorandum torozzz
 
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
Alternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaAlternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian Sengketa
Leks&Co
 

What's hot (20)

Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
 
Asas Asas Hukum Pidana
Asas Asas Hukum PidanaAsas Asas Hukum Pidana
Asas Asas Hukum Pidana
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negara
 
Hukum kelembagaan negara
Hukum kelembagaan negaraHukum kelembagaan negara
Hukum kelembagaan negara
 
Hukum tata negara
Hukum tata negaraHukum tata negara
Hukum tata negara
 
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)
 
Mekanisme penyusunan peraturan perundang undangan
Mekanisme penyusunan peraturan perundang undanganMekanisme penyusunan peraturan perundang undangan
Mekanisme penyusunan peraturan perundang undangan
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum Internasional
 
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPIAsas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
 
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
 
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAKSISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
Legal Opinion tentang Permen Blokir Situs Negatif
Legal Opinion tentang Permen Blokir Situs NegatifLegal Opinion tentang Permen Blokir Situs Negatif
Legal Opinion tentang Permen Blokir Situs Negatif
 
legal memorandum
legal memorandum legal memorandum
legal memorandum
 
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
 
Alternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaAlternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian Sengketa
 

Viewers also liked

Laporan Balegda atas Prolegda Sultra
Laporan Balegda atas Prolegda SultraLaporan Balegda atas Prolegda Sultra
Laporan Balegda atas Prolegda SultraAde Suerani
 
Program legislasi daerah
Program legislasi daerahProgram legislasi daerah
Program legislasi daerah
jiwamulyapoegoeh9
 
Peraturan perundang slide
Peraturan perundang slidePeraturan perundang slide
Peraturan perundang slide
Somewhere
 
Perda Inisiatif dan Legal Drafting
Perda Inisiatif dan Legal DraftingPerda Inisiatif dan Legal Drafting
Perda Inisiatif dan Legal Drafting
Tri Widodo W. UTOMO
 
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAHPROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAHAde Suerani
 
Sikap kritis terhadap perundang-undangan yang tidak mengakomodasi aspirasi ma...
Sikap kritis terhadap perundang-undangan yang tidak mengakomodasi aspirasi ma...Sikap kritis terhadap perundang-undangan yang tidak mengakomodasi aspirasi ma...
Sikap kritis terhadap perundang-undangan yang tidak mengakomodasi aspirasi ma...
Ratna Melati
 
Bab 3. ketaatan terhadap perundang undangan nasional
Bab 3. ketaatan terhadap perundang undangan nasionalBab 3. ketaatan terhadap perundang undangan nasional
Bab 3. ketaatan terhadap perundang undangan nasionalandangkusuma
 
Materi peraturan perundang undangan
Materi peraturan perundang undanganMateri peraturan perundang undangan
Materi peraturan perundang undangananik1985
 
Presentasi tata urutan peraturan perundang undangan
Presentasi tata urutan peraturan perundang undanganPresentasi tata urutan peraturan perundang undangan
Presentasi tata urutan peraturan perundang undangandarmanbewok
 
Raperda ttg Pembentukan Perda
Raperda ttg Pembentukan Perda Raperda ttg Pembentukan Perda
Raperda ttg Pembentukan Perda Ade Suerani
 
Penjelasan Raperda ttg Pembentukan Perda
Penjelasan Raperda ttg Pembentukan PerdaPenjelasan Raperda ttg Pembentukan Perda
Penjelasan Raperda ttg Pembentukan PerdaAde Suerani
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARA...
 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARA... PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARA...
iniPurwokerto
 
Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015
Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015
Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015
Muki Trenggono Wicaksono
 
Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan
Tata Urutan Peraturan Perundang-UndanganTata Urutan Peraturan Perundang-Undangan
Tata Urutan Peraturan Perundang-UndanganMaharani Asmara Putri
 
Memahami produk hukum daerah sebagai medium resolusi konflik di kawasan kehut...
Memahami produk hukum daerah sebagai medium resolusi konflik di kawasan kehut...Memahami produk hukum daerah sebagai medium resolusi konflik di kawasan kehut...
Memahami produk hukum daerah sebagai medium resolusi konflik di kawasan kehut...
Muki Trenggono Wicaksono
 
Perda 5_th_2015_ttg_produk_hukum_daerah
Perda  5_th_2015_ttg_produk_hukum_daerahPerda  5_th_2015_ttg_produk_hukum_daerah
Perda 5_th_2015_ttg_produk_hukum_daerah
Kantor Desa Junwangi
 
Penguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRD
Penguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRDPenguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRD
Penguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRD
Tri Widodo W. UTOMO
 
Naskah Akademik Perda Kab.Bondowoso
Naskah Akademik Perda Kab.BondowosoNaskah Akademik Perda Kab.Bondowoso
Naskah Akademik Perda Kab.Bondowosoarumluberty
 

Viewers also liked (20)

Laporan Balegda atas Prolegda Sultra
Laporan Balegda atas Prolegda SultraLaporan Balegda atas Prolegda Sultra
Laporan Balegda atas Prolegda Sultra
 
Program legislasi daerah
Program legislasi daerahProgram legislasi daerah
Program legislasi daerah
 
Peraturan perundang slide
Peraturan perundang slidePeraturan perundang slide
Peraturan perundang slide
 
Perda Inisiatif dan Legal Drafting
Perda Inisiatif dan Legal DraftingPerda Inisiatif dan Legal Drafting
Perda Inisiatif dan Legal Drafting
 
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAHPROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
PROSES PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH
 
Sikap kritis terhadap perundang-undangan yang tidak mengakomodasi aspirasi ma...
Sikap kritis terhadap perundang-undangan yang tidak mengakomodasi aspirasi ma...Sikap kritis terhadap perundang-undangan yang tidak mengakomodasi aspirasi ma...
Sikap kritis terhadap perundang-undangan yang tidak mengakomodasi aspirasi ma...
 
Bab 3. ketaatan terhadap perundang undangan nasional
Bab 3. ketaatan terhadap perundang undangan nasionalBab 3. ketaatan terhadap perundang undangan nasional
Bab 3. ketaatan terhadap perundang undangan nasional
 
Materi peraturan perundang undangan
Materi peraturan perundang undanganMateri peraturan perundang undangan
Materi peraturan perundang undangan
 
Presentasi tata urutan peraturan perundang undangan
Presentasi tata urutan peraturan perundang undanganPresentasi tata urutan peraturan perundang undangan
Presentasi tata urutan peraturan perundang undangan
 
Raperda ttg Pembentukan Perda
Raperda ttg Pembentukan Perda Raperda ttg Pembentukan Perda
Raperda ttg Pembentukan Perda
 
Penjelasan Raperda ttg Pembentukan Perda
Penjelasan Raperda ttg Pembentukan PerdaPenjelasan Raperda ttg Pembentukan Perda
Penjelasan Raperda ttg Pembentukan Perda
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARA...
 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARA... PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARA...
 
Presentasi Artikulasi Identitas Keadatan
Presentasi Artikulasi Identitas KeadatanPresentasi Artikulasi Identitas Keadatan
Presentasi Artikulasi Identitas Keadatan
 
Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015
Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015
Pemetaan sosial eyas-2 desember 2015
 
Hutan Adat Kab.Kerinci_2015
Hutan Adat Kab.Kerinci_2015Hutan Adat Kab.Kerinci_2015
Hutan Adat Kab.Kerinci_2015
 
Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan
Tata Urutan Peraturan Perundang-UndanganTata Urutan Peraturan Perundang-Undangan
Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan
 
Memahami produk hukum daerah sebagai medium resolusi konflik di kawasan kehut...
Memahami produk hukum daerah sebagai medium resolusi konflik di kawasan kehut...Memahami produk hukum daerah sebagai medium resolusi konflik di kawasan kehut...
Memahami produk hukum daerah sebagai medium resolusi konflik di kawasan kehut...
 
Perda 5_th_2015_ttg_produk_hukum_daerah
Perda  5_th_2015_ttg_produk_hukum_daerahPerda  5_th_2015_ttg_produk_hukum_daerah
Perda 5_th_2015_ttg_produk_hukum_daerah
 
Penguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRD
Penguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRDPenguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRD
Penguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRD
 
Naskah Akademik Perda Kab.Bondowoso
Naskah Akademik Perda Kab.BondowosoNaskah Akademik Perda Kab.Bondowoso
Naskah Akademik Perda Kab.Bondowoso
 

Similar to Proses pembuatan peraturan perundang

Pelajaran 10
Pelajaran 10Pelajaran 10
Pelajaran 10
Idris Miaus
 
Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1
Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1
Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1
AlImamIslamicSchool
 
proses pembuatan perundang-undangan Indonesia
proses pembuatan perundang-undangan Indonesiaproses pembuatan perundang-undangan Indonesia
proses pembuatan perundang-undangan Indonesia
Abrar Bilisanimar
 
Pembentuka per uu ii
Pembentuka per uu iiPembentuka per uu ii
Pembentuka per uu ii
Nandya Guvita
 
pkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGAN
pkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGANpkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGAN
pkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGAN
blackpepperspicy
 
pptx_20230508_234452_0000.pptx
pptx_20230508_234452_0000.pptxpptx_20230508_234452_0000.pptx
pptx_20230508_234452_0000.pptx
IndraRaySannuri
 
Tugas dan wewenang presiden, mpr, dpr, bpk, ma, & mk
Tugas dan wewenang presiden, mpr, dpr, bpk, ma, & mkTugas dan wewenang presiden, mpr, dpr, bpk, ma, & mk
Tugas dan wewenang presiden, mpr, dpr, bpk, ma, & mkOperator Warnet Vast Raha
 
Tugas dan wewenang dpr , mpr , ma , mk , ky , dpd dan presiden
Tugas dan wewenang dpr , mpr , ma , mk , ky , dpd dan presidenTugas dan wewenang dpr , mpr , ma , mk , ky , dpd dan presiden
Tugas dan wewenang dpr , mpr , ma , mk , ky , dpd dan presidenOperator Warnet Vast Raha
 
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
Izzatul Ulya
 
Administrasi Negara
Administrasi NegaraAdministrasi Negara
Administrasi Negara
Siti Sahati
 
PPKn – disiplin itu indah
PPKn – disiplin itu indahPPKn – disiplin itu indah
PPKn – disiplin itu indah
Yasmine Rusnandha
 
MateriNew .pptx
MateriNew .pptxMateriNew .pptx
MateriNew .pptx
laodeharlan1
 
PPT 2 BAB 3 PROSES PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.pptx
PPT 2 BAB 3 PROSES PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.pptxPPT 2 BAB 3 PROSES PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.pptx
PPT 2 BAB 3 PROSES PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.pptx
Yanuar Pamungkas
 
Tugas dan wewenang lembaga negara
Tugas dan wewenang lembaga negaraTugas dan wewenang lembaga negara
Tugas dan wewenang lembaga negara
SMA Taruna Bumi Khatulistiwa
 
PPKn 8 Disiplin itu indah
PPKn 8 Disiplin itu indahPPKn 8 Disiplin itu indah
PPKn 8 Disiplin itu indah
Jajang Sulaeman
 
Wewenang
WewenangWewenang
Wewenang
Shim Cheong
 
Mengenal DPR Untuk Parlemen remaja
Mengenal DPR Untuk Parlemen remajaMengenal DPR Untuk Parlemen remaja
Mengenal DPR Untuk Parlemen remajaHandrini Full
 
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docx
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docxSoal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docx
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docx
RezaOktaviaPutra
 

Similar to Proses pembuatan peraturan perundang (20)

Pelajaran 10
Pelajaran 10Pelajaran 10
Pelajaran 10
 
Bahan bu Rahma 13092022.pdf
Bahan bu Rahma 13092022.pdfBahan bu Rahma 13092022.pdf
Bahan bu Rahma 13092022.pdf
 
Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1
Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1
Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1
 
proses pembuatan perundang-undangan Indonesia
proses pembuatan perundang-undangan Indonesiaproses pembuatan perundang-undangan Indonesia
proses pembuatan perundang-undangan Indonesia
 
Pembentuka per uu ii
Pembentuka per uu iiPembentuka per uu ii
Pembentuka per uu ii
 
pkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGAN
pkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGANpkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGAN
pkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGAN
 
kelompok 2 pkn upt1.pptx
kelompok 2 pkn upt1.pptxkelompok 2 pkn upt1.pptx
kelompok 2 pkn upt1.pptx
 
pptx_20230508_234452_0000.pptx
pptx_20230508_234452_0000.pptxpptx_20230508_234452_0000.pptx
pptx_20230508_234452_0000.pptx
 
Tugas dan wewenang presiden, mpr, dpr, bpk, ma, & mk
Tugas dan wewenang presiden, mpr, dpr, bpk, ma, & mkTugas dan wewenang presiden, mpr, dpr, bpk, ma, & mk
Tugas dan wewenang presiden, mpr, dpr, bpk, ma, & mk
 
Tugas dan wewenang dpr , mpr , ma , mk , ky , dpd dan presiden
Tugas dan wewenang dpr , mpr , ma , mk , ky , dpd dan presidenTugas dan wewenang dpr , mpr , ma , mk , ky , dpd dan presiden
Tugas dan wewenang dpr , mpr , ma , mk , ky , dpd dan presiden
 
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
 
Administrasi Negara
Administrasi NegaraAdministrasi Negara
Administrasi Negara
 
PPKn – disiplin itu indah
PPKn – disiplin itu indahPPKn – disiplin itu indah
PPKn – disiplin itu indah
 
MateriNew .pptx
MateriNew .pptxMateriNew .pptx
MateriNew .pptx
 
PPT 2 BAB 3 PROSES PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.pptx
PPT 2 BAB 3 PROSES PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.pptxPPT 2 BAB 3 PROSES PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.pptx
PPT 2 BAB 3 PROSES PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.pptx
 
Tugas dan wewenang lembaga negara
Tugas dan wewenang lembaga negaraTugas dan wewenang lembaga negara
Tugas dan wewenang lembaga negara
 
PPKn 8 Disiplin itu indah
PPKn 8 Disiplin itu indahPPKn 8 Disiplin itu indah
PPKn 8 Disiplin itu indah
 
Wewenang
WewenangWewenang
Wewenang
 
Mengenal DPR Untuk Parlemen remaja
Mengenal DPR Untuk Parlemen remajaMengenal DPR Untuk Parlemen remaja
Mengenal DPR Untuk Parlemen remaja
 
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docx
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docxSoal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docx
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docx
 

More from Idris Miaus

Skl un (fisika) 2014 2015
Skl un (fisika) 2014 2015Skl un (fisika) 2014 2015
Skl un (fisika) 2014 2015
Idris Miaus
 
Peraturan Perpu
Peraturan PerpuPeraturan Perpu
Peraturan Perpu
Idris Miaus
 
Pelajaran 12
Pelajaran 12Pelajaran 12
Pelajaran 12
Idris Miaus
 
Pelajaran 11
Pelajaran 11Pelajaran 11
Pelajaran 11
Idris Miaus
 
Seni.musik manc luar asia ppt
Seni.musik manc luar asia pptSeni.musik manc luar asia ppt
Seni.musik manc luar asia ppt
Idris Miaus
 
Lembaga lembaga Negara pdf
Lembaga lembaga Negara pdfLembaga lembaga Negara pdf
Lembaga lembaga Negara pdf
Idris Miaus
 
Materi ukir kelas_ix Jepara
Materi ukir kelas_ix JeparaMateri ukir kelas_ix Jepara
Materi ukir kelas_ix Jepara
Idris Miaus
 
Dampak globalisasi
Dampak  globalisasiDampak  globalisasi
Dampak globalisasi
Idris Miaus
 
Ilmu pengetahuan masa d. abbasiah makalah hd
Ilmu pengetahuan masa d. abbasiah makalah hdIlmu pengetahuan masa d. abbasiah makalah hd
Ilmu pengetahuan masa d. abbasiah makalah hdIdris Miaus
 
Animasi bagus untuk presentasi powerpoint
Animasi bagus untuk presentasi powerpointAnimasi bagus untuk presentasi powerpoint
Animasi bagus untuk presentasi powerpoint
Idris Miaus
 

More from Idris Miaus (20)

Skl un (fisika) 2014 2015
Skl un (fisika) 2014 2015Skl un (fisika) 2014 2015
Skl un (fisika) 2014 2015
 
Peraturan Perpu
Peraturan PerpuPeraturan Perpu
Peraturan Perpu
 
Pelajaran 13
Pelajaran 13Pelajaran 13
Pelajaran 13
 
Pelajaran 12
Pelajaran 12Pelajaran 12
Pelajaran 12
 
Pelajaran 11
Pelajaran 11Pelajaran 11
Pelajaran 11
 
Pelajaran 8
Pelajaran 8Pelajaran 8
Pelajaran 8
 
Pelajaran 7
Pelajaran 7Pelajaran 7
Pelajaran 7
 
Pelajaran 6
Pelajaran 6Pelajaran 6
Pelajaran 6
 
Pelajaran 5
Pelajaran 5Pelajaran 5
Pelajaran 5
 
Pelajaran 4
Pelajaran 4Pelajaran 4
Pelajaran 4
 
Pelajaran 3
Pelajaran 3Pelajaran 3
Pelajaran 3
 
Pelajaran 2
Pelajaran 2Pelajaran 2
Pelajaran 2
 
Pelajaran 1
Pelajaran 1Pelajaran 1
Pelajaran 1
 
Seni.musik manc luar asia ppt
Seni.musik manc luar asia pptSeni.musik manc luar asia ppt
Seni.musik manc luar asia ppt
 
Lembaga lembaga Negara pdf
Lembaga lembaga Negara pdfLembaga lembaga Negara pdf
Lembaga lembaga Negara pdf
 
Materi ukir kelas_ix Jepara
Materi ukir kelas_ix JeparaMateri ukir kelas_ix Jepara
Materi ukir kelas_ix Jepara
 
Dampak globalisasi
Dampak  globalisasiDampak  globalisasi
Dampak globalisasi
 
Cat
CatCat
Cat
 
Ilmu pengetahuan masa d. abbasiah makalah hd
Ilmu pengetahuan masa d. abbasiah makalah hdIlmu pengetahuan masa d. abbasiah makalah hd
Ilmu pengetahuan masa d. abbasiah makalah hd
 
Animasi bagus untuk presentasi powerpoint
Animasi bagus untuk presentasi powerpointAnimasi bagus untuk presentasi powerpoint
Animasi bagus untuk presentasi powerpoint
 

Proses pembuatan peraturan perundang

  • 1. Proses pembuatan peraturan perundang-undangan Nasional  Keputusan Presiden yang mengatur tentang penyusunan peraturan perundang-undangan Nasional adalah : a. Kepres No. 188 tahun 1998 tentang tatacara mempersiapkan rancangan UU b. Kepres No. 44 tahun 1999 tentang tehnik penyusunan peraturan perundang-undangan dan bentuk RUU, rancangan peraturan pemeerintah dan rancanga keputusan presiden c. Pasal 20 ayat (1) UUD 1945 “DPR memegang kekuasaan membentuk UU” d. Pasal 20 ayat (4) UUD 1945 “Presiden mengesahkan RUU yang telah disetujui bersama” e. UU No 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah Proses pembentukan UUD 1945  UUD 1945 dirancang oleh panitia perancang hukum dasar yang merupakan bagian dari BPUPKI dan diketuai oleh Ir. Soekarno
  • 2.  Panitia perancang hukum dasar membentuk kelompok kecil yang berjumlah tujuh orang, bertugas khusus merumuskan rancangan UUD. Kelompok kecil diketuai Prof. Dr. Mr. Soepomo, SH  Hasil kerja kelompok kecil kemudian disempurnakan bahasanya oleh panitia penghalus bahasa  Tanggal 14 Juli 1945 konsep UUD yang sudah jadi diserahkan ke BPUPKI  Tanggal 18 Agustus 1945 sehari setelah proklamasi UUD 1945 disahkan sebagai konstitusi negara oleh PPKI Alur pembuatan Undang-undang Proses pembahasan RUU dari pemerintah di DPR RI
  • 3. Proses pembahasan RUU dari DPR di DPR RI  RUU beserta penjelasannya dari DPR disampaikan pimpinan DPR kepada Presiden, kemudian Presiden membagikan kepada seluruh anggota kabunet  Apabila ada dua RUU mengenai hal yang sama maka yang dibicarakan adalah RUU dari DPR, sedang RUU yang disampaikan ketua DPR digunakan sebagai bahan yang dipersandingkan  RUU yang telah disetujui DPR dan Presiden paling lambat 7 hari kerja disampaikan oleh pimpinan DPR pada Presiden untuk disahkan menjadi UU  Apabila dalam 15 hari kerja RUU yang disampaikan Presiden belum disahkan menjadi UU maka pimpinan DPR mengirim surat Presiden untuk meminta penjelasan  Apabila RUU yang telah disetujui bersama tidak disahkan Presiden dalam waktu paling lambat 30 hari sejak di setujui, maka RUU sah menjadi UU dan wajib diunsangkan Proses Pembahasan RUU dari DPD di DPR  RUU beserta penjelasannya disampaikan secara tertulis oleh pimpinan DPD pada pimpinan DPR, kemudian pimpinan DPR membagikan kepada seluruh anggota.  Pimpinan DPR menyampaikan surat pemberitahuan pada pimpinan DPD mengenai tanggal pengumuman RUU yang berasal dari DPD pada anggota dalam rapat paripurna
  • 4.  Badan musyawarah kemudian menunjuk komisi atau badan legislatif untuk membahas RUU tersebut dan mengagendakan dalam waktu 30 hari kerja  Komisi atau badan legislatif mengundang anggota kelengkapan DPD sebanyak-banyaknya 1/3 dari jumlah anggota alat kelengkapan DPRuntuk membahas RUU. Hasil pembahasannya dilaporkan dalam rapat paripurna  RUU yang telah dibahas kemudian disampaikan pimpinana DPR pada presiden dengan permintaan agar presiden menunjuk menteri yang akan mewakili presiden dalam pembahasan RUU bersama DPR dan pimpinan DPD  Dalam waktu 60 hari sejak diterimanya surat tentang penyampaian RUU dari DPR, presiden menunjuk menteri untuk mewakili presiden dalam pembahasan RUU bersama DPR, kemudian RUU dibahas dalam 2 tingkat pembicaraan Pembicaraan tingkat I  Dilakukan dalam rapat komisi, rapat badan legislatif, rapat panitia anggaran, atau rapat pansus dengan kegiatan antara lain : a. Pandangan dan pendapat 1. RUU dari presiden: pandangan dan pendapat dari fraksi-fraksi atau fraksiterkait dengan DPD fraksi dan DPD apabila 2. RUU dari DPR: Pandangan dan pendapat presiden atau presiden dan DPD apabila RUU terkait dengan DPD b. Tanggapan RUU dari presiden: tanggapan presiden RUU dari DPR: tanggapan pimpinan alat kelengkapan DPR c. Pembahasan RUU oleh DPR dan presiden berdasarkan daftar yang membuat RUU inventarisasi masalah Pembicaraan Tingkat II  Pengambilan keputusan dalam rapat paripurna yang didahului oleh : a. Laporan hasil pembicaraan tingkat I b. Pendapat akhir fraksi yang disampaikan oleh anggotanya dan apabila dipandang perlu dapat pula disertai dengan catatan dari fraksinya c. Pendapat akhir presiden yang disampaikan oleh menteri yang mewakilinya
  • 5. Proses penyusunan peraturan pemerintah pengganti UU (perpu)  Presiden membuat rancangan perpu jika ada pemberitahuan dari menteri atau lembaga pemerintahan tentang suatu kondisi darurat melalui sekretaris negara  Perpu ditetapkan oleh presiden, diundangkan oleh menteri sekretaris negara dan dimasukkan dalam lembaga negara Proses penyusunan peraturan pemerintah  Proses penyiapan rancangan peraturan pemerintah 1. Rancangan peraturan pemerintah dapat berasal dari departemen dan lembaga pemerintah sesuai dengan tugasnya 2. Rancangan tersebut diteliti seperlunya oleh sekertaris negara serta dipertimbangkan beberapa aspek hukumnya 3. Keputusan presiden tentang rancangan itu ada dua : a. Menyetujui maka sekretaris negara akan menyampaikan surat persetujuan sekaligus meminta departemen yang bersangkutan membentuk panitia untuk membahas rancangan tersebut b. Tidak menyetujui maka akan disampaikan pula surat kepada departemen yang bersangkutan disertai dengan alasan-alasannya  Rancangan peraturan pemerintah tersebut kemudian diedarkan oleh menteri yang bersangkutan kepada : 1. Para menteri atau pimpinan lembaga pemerintah yang dengan materi rancangan peraturan pemerintah yang dibahas 2. segi hukum Menteri hukum dan HAM untuk 3. Sekretaris negara untuk persiapan pemerintah tersebut berhubungan erat mendapatkan tanggapan seperlunya dari penyelesaian rancangan peraturan Proses penetapan dan pengundangan PP  Rancangan peraturan pemerintah yang telah disetujui bersama kemudian dikirim kesekretaris negarauntuk disampaikan kepada presiden guna di tetapkan dan ditandatangani. Untuk selanjutnya diundangkan oleh menteri sekretaris negara Proses penyusunan keputusan presiden dan peraturan perundangan lainnya
  • 6.  Dibentuk panitia yang merumuskan dan menuangkan semua permasalahan dalam rancangan keputusan presiden  Apabila sudah selesai kemudian presiden akan menandatangani dan menetapkan keputusan presiden tersebut.  Rancangan perundangan lainnya akan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang membentuk dan menetapkannya Proses pembentukan peraturan daerah  Rancangan peraturan daerah dapat diajukan oleh DPRD ataupun kepala daerah ( gubernur, bupati atau wali kota)  Pembahasan rancangan peraturan daerah dilakukan di DPRD dengan melibatkan DPRD dan Kepala daerah  Rancangan peraturan daerah yang telah disetujui bersama, paling lambat 7 hari sejak tenggal persetujuan disampaikan oleh pimpinan DPRD kepada kepala daerah untuk ditetapkan menjadi peraturan daerah paling lambat 30 hari sejak rancangan itu desetujui bersama UU dinyatakan berakhir masa berlakunya apabila  Ditentukan dalam UU itu kapan masa berakhirnya  Dicabut kembali oleh UU yang baru  Bila terbit UU baru yang memuat ketentuan yang bertentangan dengan UU yang lama, maka otomatis UU yang lama otomatis menjadi hapus kekuatannya