Dokumen tersebut menjelaskan tentang tata urutan peraturan perundang-undangan di Indonesia dan para pembentuknya. UUD 1945 berada pada puncak piramida, diikuti ketetapan MPR, undang-undang, peraturan pemerintah, hingga peraturan daerah. Para pembentuknya antara lain DPR, DPD, Presiden, dan lembaga negara lain seperti BPK. Proses pembuatannya melibatkan berbagai lembaga tersebut.
Lembaga-lembaga negara Indonesia meliputi lembaga legislatif (MPR, DPR dan DPD), eksekutif (Presiden), yudikatif (MA dan MK), serta lembaga inspektif (BPK) dan moneter (BI). Masing-masing lembaga memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang fungsi, hak, dan struktur organisasi DPR RI. Fungsi utama DPR meliputi legislasi, anggaran, dan pengawasan. DPR memiliki hak seperti hak interpelasi, angket, dan imunitas. Struktur organisasi DPR terdiri atas pimpinan, fraksi-fraksi, komisi-komisi, badan-badan seperti Badan Legislasi, dan alat kelengkapan lainnya.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memegang peranan penting dalam sistem pemerintahan Indonesia yaitu membentuk undang-undang, melakukan pengawasan, dan menyuarakan aspirasi rakyat. DPR berperan sebagai wakil rakyat yang melaksanakan amanat konstituen untuk membangun negara.
MPR sebelumnya adalah lembaga tertinggi negara yang beranggotakan DPR dan utusan daerah serta golongan, dengan tugas mengubah UUD, memilih presiden, dan menetapkan GBHN. Amandemen mengubah MPR menjadi lembaga setara dengan anggota DPR dan DPD, dengan tugas mengubah UUD dan melantik presiden.
Dokumen tersebut merangkum lembaga-lembaga negara Indonesia seperti MPR, DPR, DPD, Presiden, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial, dan BPK beserta fungsi dan tugas masing-masing. Lembaga-lembaga tersebut dibentuk berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dan memegang peranan penting dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.
Lembaga-lembaga negara Indonesia meliputi lembaga legislatif (MPR, DPR dan DPD), eksekutif (Presiden), yudikatif (MA dan MK), serta lembaga inspektif (BPK) dan moneter (BI). Masing-masing lembaga memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang fungsi, hak, dan struktur organisasi DPR RI. Fungsi utama DPR meliputi legislasi, anggaran, dan pengawasan. DPR memiliki hak seperti hak interpelasi, angket, dan imunitas. Struktur organisasi DPR terdiri atas pimpinan, fraksi-fraksi, komisi-komisi, badan-badan seperti Badan Legislasi, dan alat kelengkapan lainnya.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memegang peranan penting dalam sistem pemerintahan Indonesia yaitu membentuk undang-undang, melakukan pengawasan, dan menyuarakan aspirasi rakyat. DPR berperan sebagai wakil rakyat yang melaksanakan amanat konstituen untuk membangun negara.
MPR sebelumnya adalah lembaga tertinggi negara yang beranggotakan DPR dan utusan daerah serta golongan, dengan tugas mengubah UUD, memilih presiden, dan menetapkan GBHN. Amandemen mengubah MPR menjadi lembaga setara dengan anggota DPR dan DPD, dengan tugas mengubah UUD dan melantik presiden.
Dokumen tersebut merangkum lembaga-lembaga negara Indonesia seperti MPR, DPR, DPD, Presiden, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial, dan BPK beserta fungsi dan tugas masing-masing. Lembaga-lembaga tersebut dibentuk berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dan memegang peranan penting dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.
Dokumen tersebut membahas fungsi-fungsi lembaga negara Indonesia yaitu Mahkamah Konstitusi, DPR, dan DPD. Mahkamah Konstitusi berperan dalam mengubah UUD, melantik presiden dan wakil presiden, serta memberhentikan mereka. DPR berperan dalam legislasi, anggaran, dan pengawasan. Sedangkan DPD berperan dalam pengajuan usul legislasi tertentu dan pengawasan pelaksanaan undang-undang tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Indonesia. MPR adalah lembaga legislatif bikameral tertinggi Indonesia yang terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah. MPR memiliki peran penting seperti mengubah konstitusi, melantik presiden, dan memberhentikan presiden. Dokumen ini juga menjelaskan tentang keanggotaan, hak dan kewajiban anggota, pimp
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang lembaga-lembaga pemerintahan pusat menurut Undang-Undang Dasar 1945, termasuk lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan eksaminatif.
Lembaga-lembaga negara utama setelah amandemen UUD 1945 adalah MPR, DPR, Presiden, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan Badan Pemeriksa Keuangan. Masing-masing lembaga memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.
Fungsi dan Tugas Presiden, MPR, DPR, BPK, MA, MK, dkkNoviayuana Putri
Dokumen tersebut merangkum tugas dan fungsi lembaga-lembaga negara utama di Indonesia yaitu MPR, DPR, Presiden, DPD, BPK, MA, MK, KY, dan KPU. Secara ringkas, MPR berperan dalam mengubah UUD dan melantik presiden, DPR berperan legislasi dan anggaran, Presiden berperan eksekutif, sedangkan lembaga lain seperti DPD, BPK, MA, MK, KY, dan KPU masing-masing memiliki peran d
Dokumen tersebut merangkum tugas, fungsi, dan kedudukan lembaga-lembaga negara penting di Indonesia yaitu MPR, DPR, DPD, Presiden, BPK, MA, MK, KY, dan KPU. Kesembilan lembaga tersebut berkedudukan di tingkat pusat dan memiliki peran dalam proses pembentukan undang-undang, pengawasan, dan pelaksanaan ketatanegaraan di Indonesia.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang anggota penyusun rapat MPR dan struktur organisasi MPR beserta tugas dan wewenangnya. Dokumen tersebut juga menjelaskan tentang DPR, DPRD tingkat I dan II, serta DPD beserta tugas dan wewenang masing-masing lembaga tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang kedudukan dan kewenangan lembaga-lembaga negara Indonesia pasca amandemen UUD 1945. Beberapa poin pentingnya adalah: 1) UUD 1945 memberikan pembagian kewenangan kepada 6 lembaga negara yaitu Presiden, MPR, DPR, DPD, BPK, MA, dan MK dengan kedudukan yang sejajar; 2) Kedudukan dan kewenangan MPR, Presiden, DPR, dan DPD diubah dan diperkuat kewenangannya
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)Belum Kerja
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut menjelaskan lembaga-lembaga negara yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 seperti Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, dan Komisi Yudisial beserta kewenangan dan peran masing-masing le
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) adalah lembaga negara tertinggi Indonesia yang terdiri dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah. MPR bertugas melantik presiden, mengubah konstitusi, dan memutuskan pemberhentian presiden. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) adalah lembaga perwakilan rakyat yang membentuk undang-undang, mengawasi pemerintah, dan menyetujui anggaran
Dokumen tersebut membahas perbandingan kedudukan lembaga-lembaga negara sebelum dan sesudah amandemen UUD 1945. Lembaga-lembaga negara sebelum amandemen meliputi MPR, DPR, Presiden, DPA, BPK, dan MA, dengan MPR sebagai lembaga tertinggi. Amandemen mengubah kedudukan lembaga-lembaga, dengan MPR menjadi lembaga permusyawaratan dan tidak lagi memegang kedaulatan tertinggi. L
Dokumen tersebut membahas fungsi-fungsi lembaga negara Indonesia yaitu Mahkamah Konstitusi, DPR, dan DPD. Mahkamah Konstitusi berperan dalam mengubah UUD, melantik presiden dan wakil presiden, serta memberhentikan mereka. DPR berperan dalam legislasi, anggaran, dan pengawasan. Sedangkan DPD berperan dalam pengajuan usul legislasi tertentu dan pengawasan pelaksanaan undang-undang tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Indonesia. MPR adalah lembaga legislatif bikameral tertinggi Indonesia yang terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah. MPR memiliki peran penting seperti mengubah konstitusi, melantik presiden, dan memberhentikan presiden. Dokumen ini juga menjelaskan tentang keanggotaan, hak dan kewajiban anggota, pimp
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang lembaga-lembaga pemerintahan pusat menurut Undang-Undang Dasar 1945, termasuk lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan eksaminatif.
Lembaga-lembaga negara utama setelah amandemen UUD 1945 adalah MPR, DPR, Presiden, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan Badan Pemeriksa Keuangan. Masing-masing lembaga memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.
Fungsi dan Tugas Presiden, MPR, DPR, BPK, MA, MK, dkkNoviayuana Putri
Dokumen tersebut merangkum tugas dan fungsi lembaga-lembaga negara utama di Indonesia yaitu MPR, DPR, Presiden, DPD, BPK, MA, MK, KY, dan KPU. Secara ringkas, MPR berperan dalam mengubah UUD dan melantik presiden, DPR berperan legislasi dan anggaran, Presiden berperan eksekutif, sedangkan lembaga lain seperti DPD, BPK, MA, MK, KY, dan KPU masing-masing memiliki peran d
Dokumen tersebut merangkum tugas, fungsi, dan kedudukan lembaga-lembaga negara penting di Indonesia yaitu MPR, DPR, DPD, Presiden, BPK, MA, MK, KY, dan KPU. Kesembilan lembaga tersebut berkedudukan di tingkat pusat dan memiliki peran dalam proses pembentukan undang-undang, pengawasan, dan pelaksanaan ketatanegaraan di Indonesia.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang anggota penyusun rapat MPR dan struktur organisasi MPR beserta tugas dan wewenangnya. Dokumen tersebut juga menjelaskan tentang DPR, DPRD tingkat I dan II, serta DPD beserta tugas dan wewenang masing-masing lembaga tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang kedudukan dan kewenangan lembaga-lembaga negara Indonesia pasca amandemen UUD 1945. Beberapa poin pentingnya adalah: 1) UUD 1945 memberikan pembagian kewenangan kepada 6 lembaga negara yaitu Presiden, MPR, DPR, DPD, BPK, MA, dan MK dengan kedudukan yang sejajar; 2) Kedudukan dan kewenangan MPR, Presiden, DPR, dan DPD diubah dan diperkuat kewenangannya
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)Belum Kerja
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut menjelaskan lembaga-lembaga negara yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 seperti Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, dan Komisi Yudisial beserta kewenangan dan peran masing-masing le
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) adalah lembaga negara tertinggi Indonesia yang terdiri dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah. MPR bertugas melantik presiden, mengubah konstitusi, dan memutuskan pemberhentian presiden. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) adalah lembaga perwakilan rakyat yang membentuk undang-undang, mengawasi pemerintah, dan menyetujui anggaran
Dokumen tersebut membahas perbandingan kedudukan lembaga-lembaga negara sebelum dan sesudah amandemen UUD 1945. Lembaga-lembaga negara sebelum amandemen meliputi MPR, DPR, Presiden, DPA, BPK, dan MA, dengan MPR sebagai lembaga tertinggi. Amandemen mengubah kedudukan lembaga-lembaga, dengan MPR menjadi lembaga permusyawaratan dan tidak lagi memegang kedaulatan tertinggi. L
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945Izzatul Ulya
1. Dokumen membahas tentang lembaga perwakilan rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah menurut Undang-Undang Dasar 1945
2. Diuraikan teori-teori hubungan antara wakil dan yang diwakili serta fungsi lembaga perwakilan rakyat
3. Jelaskan perjalanan sejarah lembaga perwakilan rakyat di Indonesia dan kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, dan Dewan Perwak
Dokumen tersebut membahas mengenai lembaga-lembaga negara Indonesia sebelum dan sesudah amandemen UUD 1945, termasuk fungsi, tugas, dan wewenang lembaga-lembaga tersebut seperti MPR, DPR, DPD, Presiden, dan Mahkamah Agung.
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesianurul khaiva
Struktur pemerintahan Indonesia terdiri dari eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Lembaga negara lainnya termasuk MPR, DPR, DPD, Presiden, Wakil Presiden, MA, MK, KY, dan BPK. Masing-masing lembaga memiliki tugas dan fungsi yang berbeda sesuai konstitusi untuk menjalankan ketatanegaraan Republik Indonesia.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut menjelaskan tentang sistem politik di Indonesia meliputi lembaga-lembaga politik utama seperti MPR, DPR, Presiden, dan Mahkamah Agung beserta tugas pokoknya.
2. Juga dijelaskan tentang lembaga-lembaga baru seperti DPD dan Mahkamah Konstitusi pasca amandemen UUD 1945.
3. Infrastruktur politik didefinisikan sebagai kelompok masy
Dokumen tersebut membahas perubahan wewenang lembaga-lembaga negara Indonesia sebelum dan sesudah amandemen UUD 1945. Sebelum amandemen, kekuasaan negara sangat tersentralisasi pada presiden. Setelah amandemen, kekuasaan tersebar lebih merata antar lembaga seperti MPR, DPR, DPD, MA, MK, serta wewenang presiden dibatasi oleh UUD dan persetujuan lembaga lain.
Proses pembuatan peraturan perundang-undangan Nasional meliputi keputusan Presiden, UUD 1945, proses pembentukan UU, perpu, PP, keputusan Presiden, peraturan daerah, dan berakhirnya masa berlaku UU.
Tugas dan wewenang utama MPR adalah mengubah dan menetapkan UUD, melantik Presiden dan Wakil Presiden hasil pemilihan umum, memutuskan usul pemberhentian Presiden dan Wakil Presiden, serta memilih Presiden dan Wakil Presiden pengganti dalam kondisi tertentu. MPR juga berwenang melantik Wakil Presiden menjadi Presiden dan memilih Wakil Presiden baru.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian peraturan perundang-undangan nasional di Indonesia serta tata urutan dan proses pembuatannya. Terdapat berbagai jenis peraturan perundang-undangan seperti UUD, Ketetapan MPR, UU, PP, Perpres, Perda Provinsi, dan Perda Kabupaten/Kota yang memiliki proses pembentukan masing-masing.
MPR kini hanya dapat menetapkan ketetapan yang bersifat penetapan seperti menetapkan Wapres menjadi Presiden, memilih Wapres dan Presiden-Wapres apabila lowong jabatan, atau tidak dapat melaksanakan tugas. MPR tidak lagi berkedudukan sebagai lembaga tertinggi negara melainkan setara dengan lembaga negara lainnya.
Dokumen tersebut menjelaskan struktur lembaga negara Republik Indonesia yang terdiri dari lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif beserta tugas dan fungsinya. Lembaga legislatif berfungsi membuat undang-undang, lembaga eksekutif berfungsi melaksanakan undang-undang, dan lembaga yudikatif berfungsi mengawal pelaksanaan undang-undang.
Dokumen tersebut menjelaskan tugas dan wewenang MPR, DPR, DPD, Mahkamah Agung, dan Mahkamah Konstitusi berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945. MPR memiliki wewenang untuk mengubah UUD dan melantik presiden. DPR membentuk undang-undang dan mengawasi pelaksanaan pemerintah. DPD mengajukan rancangan undang-undang terkait otonomi daerah dan memberi pertimbangan kepada DPR. Mahkamah Ag
Dokumen tersebut membahas tentang Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Indonesia. DPD dilengkapi dengan delapan alat kelengkapan untuk melancarkan tugasnya, yaitu pimpinan, komite, panitia-panitia, dan badan kehormatan. DPD memiliki fungsi legislasi, pertimbangan, dan pengawasan terkait otonomi daerah, serta memiliki hak dan kewajiban sesuai undang-undang. Pasal-pasal UUD 1945 meng
Similar to Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1 (20)
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai konsep seperti denah, membaca denah, gagasan pokok, sila ke-3 Pancasila, dan maket. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan definisi dan fungsi denah, cara membaca denah, pengertian gagasan pokok, pengamalan sila ke-3 Pancasila, dan pengertian serta fungsi maket.
Hadis ini melarang berbohong karena berbohong akan menyebabkan perbuatan buruk. Berbohong termasuk akhlak yang dilarang karena dapat menyebabkan seseorang dijauhi dan dibenci. Anak muslim harus diajari untuk selalu berkata jujur.
Dokumen ini membahas tentang perkembangan teknologi transportasi. Dijelaskan mengenai jenis-jenis alat transportasi udara seperti pesawat bersayap tetap dan bersayap putar. Lalu dibahas pula mengenai alat transportasi umum untuk perjalanan dekat dan jauh seperti mobil, sepeda motor, kereta api, kapal laut, dan pesawat terbang. Terakhir dijelaskan mengenai sumber energi mesin alat transportasi dari mesin uap
Dokumen membahas tentang kebersamaan di tempat wisata. Terdapat cerita pendek tentang gajah dan dua tikus serta latihan menulis dan mendengarkan tentang berwisata di desa atau kota yang memiliki keunikan masing-masing. Dokumen juga memberikan instruksi untuk mengerjakan soal point A dan B.
Dokumen tersebut membahas tentang kebersamaan di tempat wisata. Tempat wisata memiliki bangunan megah untuk hiburan dan perundingan kerja sama antar negara. Di tempat wisata tersebut terdapat rusa yang tinggal di dekat telaga dan sering mengejek hewan lain. Saat bermain, kaki rusa tergelincir hingga terjatuh. Tempat wisata memiliki pasir putih namun perlu dibersihkan dari sampah.
Tema diskusi adalah kebersamaan dan saling membantu antar teman. Dokumen menyarankan agar saling membantu untuk menciptakan rasa sayang dan kebersamaan, serta membantu teman yang sedang kesulitan. Dokumen juga mengingatkan untuk tidak sombong saat menang dan jangan marah saat kalah, serta berjabat tangan.
Dokumen tersebut membahas tentang kebersamaan di tempat bermain dan mengajak pembaca untuk membaca, mendengarkan, dan menjawab pertanyaan mengenai topik tersebut pada beberapa halaman tertentu. Dokumen ini juga meminta pembaca untuk melengkapi kalimat dan memilih kata yang tepat serta menilai sikapnya sendiri.
Dokumen tersebut membahas tentang kebersamaan anak-anak di tempat bermain serta pentingnya merawat dan menjaga hutan. Dokumen ini juga mengingatkan bahwa dilarang membakar atau menebang pohon karena bisa menyebabkan kebakaran hutan. Anak-anak diajak untuk bermain di halaman rumah dan merapihkan mainan setelah selesai bermain.
Sholat adalah ibadah utama setelah syahadat yang dapat menghapus dosa dan meningkatkan derajat seseorang. Sholat juga merupakan salah satu sebab seseorang masuk surga.
Dokumen tersebut membahas tentang hobi dan planet-planet di tata surya. Terdapat daftar hobi seperti bernyanyi, membaca, berkebun, bermain sepakbola, melukis, dan bersepedah. Juga dijelaskan planet Merkurius, Neptunus, dan Mars beserta ciri-ciri singkatnya seperti terdekat dengan matahari, terjauh dari matahari, dan berwarna merah karena debu besi. Terdapat latihan mengidentifikasi h
Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1
1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Bab 3 Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan
dalam Sistem Hukum Nasional
2. Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan Indonesia
dalam Sistem Hukum Nasional
Perhatikan Gambar Piramida Berikut!
UUD
1945
Ketetapan MPR
Undang-
Undang/Peraturan
Pemerintah Pengganti
Undang-Undang (Perpu)
Peraturan Pemerintah
Peraturan Presiden
Peraturan Daerah Provinsi
Peraturan Daerah Kabuoaten/Kota
3. Para Pembentuk Peraturan
Perundang-undangan Nasional
a. Dewan Perwakilan Rakyat
b. Dewan Perwakilan Daerah
c. Presiden
d. Lembaga Negara Lain (BPK, KPU, BI,
MK, MA)
e. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
4. Dewan Perwakilan Rakyat
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
ialah pembentuk Undang-Undang
(UU) bersama dengan Presiden.
Selain itu, DPR juga berwenang
memberikan persetujuan terhadap
Perpu yang dibuat oleh Presiden.
Apabila DPR menyetujui Perpu yang
dibuat oleh Presiden, Perpu
tersebut akan menjadi UU.
Namun, apabila Perpu yang dibuat
oleh Presiden ternyata tidak
mendapatkan persetujuan dari
DPR, Perpu itu harus dicabut.
Ketentuan DPR sebagai pembentuk
UU tercantum dalam UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
Pasal 20 ayat (1) sampai (5), Pasal
20A ayat (1), Pasal 21 ayat (1),
dan Pasal 22 ayat (2).
5. Dewan Perwakilan Daerah
UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 Pasal 22 C dan Pasal 22 D
menyatakan bahwa Dewan Perwakilan
Daerah (DPD) merupakan pembentuk
UU yang berhubungan dengan otonomi
daerah hubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainnya, serta yang berkaitan
dengan perimbangan keuangan pusat
dan daerah DPD mengajukan RUU
kepada DPR untuk dibahas bersama,
sebelum DPR membahasnya bersama
Presiden.
6. Presiden
Presiden memiliki kekuasaan membentuk UU,
Perpu, Peraturan Pemerintah, dan Peraturan
Presiden.
Landasan konstitusionalnya ialah UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 5, Pasal
20 ayat (2)-(5), dan Pasal 22 Ayat (1) dan (2).
Setiap RUU dibahas oleh Presiden bersama
DPR untuk mendapat persetujuan bersama.
Penetapan Perpu oleh Presiden harus disetujui
DPR.
Kewenangan lain yang dimiliki Presiden adalah
menetapkan Peraturan Pemerintah untuk
menjalankan UU (Pasal 5 ayat (2) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945) yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dalam
bentuk Perda.
Presiden berhak mengeluarkan Peraturan
Presiden (yang mengatur hal tertentu saja) untuk
melaksanakan UU atau Peraturan Pemerintah.
7. Lembaga Negara Lain (BPK, KPU, BI, MK, MA)
BPK menjadi pembentuk
peraturan perundang-undangan
apabila mendapat kewenangan
dari UUD atau UU.
Lembaga lainnya ialah Komisi
Pemilihan Umum (KPU) yang
membuat peraturan
penyelenggaraan pemilu dan
bank Indonesia.
Adapun MA dan MK sebagai
lembaga peradilan diberi
kewenangan oleh UUD atau UU
untuk mengeluarkan peraturan
perundangan, seperti peraturan
MA dan peraturan MK.
8. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
DPRD merupakan lembaga perwakilan
rakyat daerah yang berkedudukan sebagai
unsur penyelenggaraan daerah.
Hak DPRD mencakup hak interpelasi, hak
angket, dan hak menyatakan pendapat.
DPRD berwenang membentuk peraturan
daerah (perda) dan rancangan peraturan
daerah (raperda) APBD bersama dengan
Kepala Daerah.
Pembentukan peraturan daerah
dilaksanakan melalui program legilasi
daerah (prolegda).
Prolegda adalah instrumen perencanaan
program pembentukan peraturan daerah
kabupaten/kota yang disusun secara
terencana, terpadu, dan sistematis.
9. Proses Pembuatan Perundang-Undangan
Proses penyusunan peraturan perundang-undangan
nasional dilakukan oleh para pemegang kekuasaan
legislatif.
Lembaga-lembaga yang terlibat dalam penyusunan
perundang-undangan ialah MPR, DPR, dan
Pemerintah/ Presiden untuk peraturan perundang-
undangan di tingkat pusat.
Adapun untuk DPRD dan Kepala Daerah untuk
peraturan perundang-undangan di tingkat daerah.
10. Kekuasaan Legislatif MPR
Kekuasaan legislatif MPR menurut UUD 1945 Pasal 3 ayat (1) ialah
mengubah dan menetapkan UUD. Perubahan UUD ditentukan prosedurnya dalam
UUD 1945 Pasal 37 ayat (1) sampai (5) sebagai berikut.
1. Usul perubahan pasal-pasal UUD dapat diagendakan dalam sidang MPR apabila
diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota MPR.
2. Setiap usul perubahan pasal-pasal UUD diajukan secara tertulis dan
ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta
alasannya.
3. Untuk mengubah pasal-pasal UUD, sidang MPR dihadiri oleh
sekurangkurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR.
4. Putusan untuk mengubah pasal-pasal UUD dilakukan dengan persetujuan
sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu anggota dari seluruh
anggota MPR.
5. Khusus tentang bentuk Negara Kesatuan RI tidak dapat dilakukan perubahan.
11. Fungsi dan Proses Legislasi oleh DPR dan Presiden
Pembentukan Undang-Undang diawali dari pengajuan
Rancangan Undang-Undang (RUU) dari Presiden maupun
pengajuan usul RUU dari DPR melalui hak inisiatif.
Setiap RUU dibahas oleh DPR bersama Presiden untuk mendapat
persetujuan bersama. Apabila tidak mendapat persetujuan
bersama, RUU tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan masa
itu.
RUU yang telah disetujui bersama dan tidak disahkan oleh
Presiden dalam waktu 30 hari sejak RUU itu disetujui, RUU
tersebut sah menjadi UU dan wajib diundangkan.
12. Fungsi dan Proses Legislasi oleh DPD
DPD bersama dengan DPR merupakan lembaga legislatif.
DPD juga berhak mengajukan RUU kepada DPR.
RUU yang diajukan DPD kepada DPR adalah RUU tentang otonomi daerah,
hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah.
Setelah melui proses penyusunan legislasi di DPD, Sidang Paripurna DPD
akan memutuskan, apakah Usul RUU tersebut dapat diterima menjadi RUU
Usul DPD atau tidak.
Keputusan Sidang Paripurna terdiri atas tiga macam, yaitu :
1) Diterima
2) Diterima dengan perubahan, atau
3) Ditolak
13. Fungsi dan Proses Legislasi Daerah oleh DPRD dan Kepala Daerah
Proses penyiapan rancangan Perda, meliputi penyusunan dan perancangan di lingkungan DPRD
/ Pemda (Raperda usul inisiatif). Di dalamnya termasuk penyusunan naskah inisiatif , naskah
akademik, dan naskah rancangan Perda. DPRD memegang kekuasaan membentuk Perda dan
anggota DPRD berhak mengajukan usul Raperda. Raperda dari lingkungan DPRD diatur dalam
Peraturan Tata Tertib DPRD masing-masing daerah. Pembahasan Raperda atas inisiatif DPRD
dikoordinasikan oleh Sekretaris Daerah atau unit kerja yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.
Setelah itu, dibentuk Tim Asistensi dengan Sekda atau berada di Biro/Bagian Hukum.
Proses mendapatkan persetujuan merupakan pembahasan di DPRD. Pembahasan Raperda di
DPRD atas inisiatif Pemda atau DPRD dilakukan oleh DPRD bersama
Gubernur/Bupati/Walikota. Pemda membentuk Tim Asistensi dengan Sekda berada di
Biro/Bagian Hukum. Pembahasan dilakukan dalam rapat paripurna, rapat komisi, rapat
gabungan komisi, rapat panitia khusus, dan diputuskan dalam rapat paripurna. Pembahasan
ditentukan oleh Peraturan Tata Tertib DPRD masing-masing. Khusus raperda atas inisiatif
DPRD, Kepala Daerah akan menunjuk Sekda atau pejabat unit kerja untuk mengkoordinasikan
rancangan tersebut.
Proses pengesahan oleh Kepala Daerah dan pengundangan oleh Sekretaris Daerah. Raperda
yang telah disetujui DPRD akan dikirim oleh Pimpinan DPRD kepada Kepala Daerah melalui
Sekda (Biro/Bagian Hukum) untuk mendapatkan pengesahan. Penomoran, autentifikasi,
penggandaan, distribusi, dan dokumentasi Perda dilakukan oleh Biro/Bagian Hukum. Kepala
Daerah mengesahkan dengan menandatangani Perda untuk diundangkan oleh Sekda.
14. Tugas!!!
1. Jelaskan fungsi para pembentuk peraturan perundang-
undangan nasional! (Jelaskan masing-masingnya)
2. Bagaimana alur/proses pembentukkan peraturan perundang-
undangan nasional?
Tugas ditulis tangan dan dikumpulkan pada link pengumpulan
tugas. Batas waktu pengumpulan tugas 11 November 2020
jam 16.00.