Sistem keuangan Jepang memiliki 13 lembaga terkait utama, termasuk Bank of Japan sebagai bank sentral, bank-bank kota dan daerah, pasar modal Tokyo, dan pasar uang yang meliputi berbagai instrumen seperti surat berharga pemerintah. Bencana gempa dan tsunami 2011 menyebabkan gangguan produksi di berbagai perusahaan besar Jepang dan diperkirakan akan memperlemah ekonomi negara tersebut.
2. Latar Belakang
Sistem keuangan pada dasarnya adalah tatanan dalam perekonomian suatu negara yang memiliki peran
utama dalam menyediakan fasilitas jasa-jasa di bidang keuangan oleh lembaga-lembaga keuangan
penunjang lainnya misalnya pasar modal dan pasar uang. Stabilitas sistem keuangan adalah suatu kondisi
yang menunjukkan mekanisme ekonomi dalam penetapan harga, alokasi dana dan pengelolaan risiko
agar berfungsi secara baik dan mendukung pertumbuhan ekonomi (Bank Indonesia, 2014).
Tujuan Penulisan
Untuk mengungkap pemahaman lebih lanjut tentang bagaimana stabilitas sistem keuangan di negara
Jepang
Mengenal lebih jauh lembaga-lembaga dan otoritas terkait dalam sistem keuangan di negara Jepang
Menambah wawasan mengenai pasar uang dan pasar modal di negara Jepang
Jadwal operasi pasar harian yang dilakukan oleh negara Jepang
Dampak yang terjadi terhadap negara lain apabila Jepang mengalami bencana alam.
3. Pengertian & Tugas Sistem Keuangan
– Menurut Peter S. Rose (1997), sistem keuangan pada prinsipnya
merupakan kumpulan pasar, institusi, peraturan-peraturan dan teknik-
teknik dimana surat berharga diperdagangkan, tingkat bunga
ditentukan, dan jasa-jasa keuangan dihasilkan serta ditawarkan ke
seluruh bagian dunia.
– Tugas utamanya mengalihkan dana dari penabung kepada peminjam
untuk kemudian digunakan membeli barang dan jasa-jasa, disamping
untuk investasi, sehingga ekonomi dapat tumbuh dan standar hidup
meningkat. Karena itu, sistem keuangan memiliki peran yang sangat
prinsipil dalam perekonomian dan peradaban.
4. Sejarah Sistem Keuangan Jepang
TAHUN
1950 - 1960 Bank of Tokyo, menangani sebagian besar kebutuhan devisa
pemerintah dan berfungsi sebagai perwakilan perbankan asing negara
tersebut. Bank kredit jangka panjang dimaksudkan untuk melengkapi
daripada bersaing dengan bank umum.
1980 Sistem perbankan tradisional Jepang tersegmentasi menjadi
komponen yang jelas menjadi bank umum . Selama tahun ini
kelompok operasi non-bank yang berkembang pesat seperti pinjaman
konsumen, kartu kredit, leasing, dan organisasi real estat mulai
melakukan beberapa fungsi tradisional bank, seperti penerbitan
pinjaman.
1989 Jepang memiliki lima bank kota terbesar (berdasarkan total volume
dana) adalah Dai-Ichi Kangyo Bank, Sumitomo Bank, Fuji Bank,
Mitsubishi Bank, dan Sanwa Bank
1990 Lima bank terbesar di dunia, yang diukur dengan total aset, adalah
bank-bank yang berasal dari Jepang. Bank-bank tersebut membuka
cabang di luar negeri yang mengakuisisi bank asing yang ada, dan
mulai terlibat dalam kegiatan baru
5. Unsur Utama Sistem Keuangan Jepang
Unsur utama sistem keuangan Jepang sama dengan negara-negara industri
besar lainnya, yaitu :
Sistem perbankan komersial yang menerima deposito, memberikan pinjaman
kepada organisasi bisnis, dan transaksi valuta asing
Lembaga keuangan khusus milik pemerintah, yang mendanai berbagai sektor
ekonomi domestik, perusahaan sekuritas, yang menyediakan layanan perantara
(intermediasi), menanggung sekuritas perusahaan dan pemerintah, dan
kesepakatan di pasar sekuritas, pasar modal, yang menawarkan sarana untuk
membiayai hutang publik dan swasta dan untuk menjual sisa kepemilikan
perusahaan
Pasar uang, yang menawarkan sumber likuiditas kepada bank dan memberikan Bank
of Japan alat untuk menerapkan kebijakan moneter.
6. 13 Lembaga Terkait dalam Sistem
Keuangan di Jepang
1. Bank-Bank Kota (City Banks)
Bank-bank kota merupakan bank umum atau bank komersial yang berada
dalam kota besar di Jepang. Bank-bank kota mengumpulkan tabungan dan
menggunakannya untuk memberikan pembiayaan jangka menengah untuk
bisnis, industri dan pertanian
2. Bank Daerah (Regional Banks)
Sekitar dua pertiga dari pinjaman bank-bank daerah ini dilakukan di dalam
prefektur (negara bagian) di mana bank tersebut berada.
3. Lembaga Tabungan dan Pinjaman
Lembaga tersebut hanya memberikan pinjaman yang dikhususkan
bertujuan untuk perusahaan ritel, grosir dan konstruksi kecil.
4. The Industrial Bank of Japan
The Industrial Bank of Japan diciptakan oleh pemerintah Meiji pada tahun
1902 untuk memberikan pembiayaan jangka panjang kepada industri yang
mengalami kesulitan likuiditas.
7. 5. Trust Bank
Hanya bank yang telah dipercaya oleh Bank of Japan yang diizinkan mengelola trust, dana
pensiun dan semacamnya.
6. Postal Savings Bureau
Merupakan bank tabungan yang dioperasikan oleh pos melalui 23.000 kantor posnya. Pada
akhir 1980-an, ia memiliki deposito lebih dari $ 500 miliar dan merupakan salah satu
institusi tabungan terbesar di dunia.
7. Norinchukin Bank
Merupakan bank yang dimiliki oleh koperasi pertanian dan perikanan. Selain itu, juga
merupakan pemasok utama dana ke bank kota.
8. Bank of Japan
Bank sentral Jepang didirikan pada tahun 1882 untuk mengendalikan jumlah uang beredar
dan menjadi pinjaman terakhir (The Lender of The Last Resort) untuk sistem perbankan.
9. Bank of Tokyo
Pada tahun 1880, pemerintah Meiji memberikan hak monopoli untuk devisa dan
pembiayaan perdagangan ke Yokohama Specie Bank. Pemerintah memasok sepertiga dari
modalnya dan memberikannya hubungan khusus dengan bank sentral, Bank of Japan.
8. 10. Perusahaan Asuransi
Jepang memiliki pasar asuransi jiwa terbesar di dunia karena orang Jepang secara
signifikan lebih peduli dengan kehidupannya yang disebabkan dari kerja keras
orang Jepang itu sendiri.
11. Perusahaan Keamanan
Perusahaan keamanan Big Four di akhir 1980-an adalah Nomura, Daiwa, Nikko dan
Yamaichi. Nilai pasar dari perusahaan-perusahaan ini lebih besar daripada
kebanyakan bank.
12. Kementerian Keuangan
Kementrian keuangan merupakan stakeholders paling kuat di pemerintahan
Jepang. Ini menggabungkan kekuatan yang dimiliki di pemerintahan A.S. yang
diselenggarakan oleh Departemen Keuangan, Federal Reserve, Internal Revenue
Service, Securities and Exchange Commission dan Departemen Perdagangan.
13. Deposit Insurance Corporation Japan (DICJ)
Merupakan lembaga penjamin simpanan yang dimiliki Jepang. Tujuan dari DICJ
adalah untuk menetapkan sistem asuransi simpanan dan untuk memberikan
kontribusi pada pemeliharaan stabilitas sistem keuangan guna melindungi deposan
serta pihak lain dan memastikan penyelesaian dana yang terkait dengan lembaga
keuangan yang gagal.
9. Makroprudensial dan Mikroprudensial Sistem
Keuangan Jepang
Pihak Makroprudensial
Dalam kerangka makroprudensial, risiko dianalisis dan dinilai dari sudut pandang
keseluruhan sistem keuangan dan rancangan kelembagaan dan tanggapan
kebijakan dibentuk atas penilaian dari sudut pandang tersebut, sehingga menjamin
stabilitas keseluruhan sistem keuangan. Bank of Japan yang menjadi pihak atau
peranan dalam makroprudensial di Jepang.
Pihak Mikroprudensial
Struktur pengawasan tunggal yang ditetapkan oleh pemerintah Jepang dengan
membentuk Financial Supervisory Agency (FSA) terbukti cukup berhasil dalam
melakukan tugasnya untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Salah satu faktor
pendukung yang memegang peranan kunci dalam keberhasilan FSA ini adalah adanya
koordinasi yang kuat, baik antar-BOJ, lembaga di bawah FSA (seperti Securities and
Exchange Surveillance Commission dan Certified Public Accountants and Auditing
Oversight Board) terkait koordinasi kebijakan, mengatur hubungan internasional,
membuat perencanaan terkait permasalahan legal, pasar keuangan, dan corporate
accounting and disclosure serta inspeksi dan evaluasi, maupun dengan lembaga lain di
luar FSA seperti lembaga penjamin simpanan di Jepang atau Deposit Insurance
Corporation Japan (DICJ) terkait on-site inspection.
10. Pasar Uang Jepang
Pasar uang jangka pendek (the short-term money market) adalah pinjaman jangka
pendek dan pinjaman antara berbagai agen ekonomi (perusahaan bisnis, pemerintah pusat
dan daerah, lembaga keuangan, dan sebagainya) berlangsung.
Pasar uang jangka pendek pendek (the short-term money market) terbagi menjadi :
1. Interbank market
1). Call yaitu terdapat
Collateralized dan Uncollateralized yaitu dimana call money market
diselesaikan pada hari yang sama dengan tanggal perdagangan dan saat
pembayaran dilakukan pada hari kerja berikutnya, yaitu tanggal jatuh
tempo.
2). Bills
Biasa disebut bill-discount market, merupakan sebuah pasar dimana longer-
term notes (satu sampai empat bulan) dapat dipertukarkan antar lembaga
keuangan.
11. 2. Open market
1). Certificates of deposit (CD)
Instrumen utang yang dikeluarkan oleh bank dan lembaga keuangan
lain kepada investor.
2). Commercial paper (CP)
Sekuritas dalam pasar uang yang diterbitkan oleh bank
berkapitalisasi besar serta perusahaan.
3). Treasury bills (TBs)
Instrumen utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau Bank of
Japan atas unjuk dengan jumlah tertentu yang akan dibayarkan kepada
pemegang pada tanggal yang telah ditetapkan.
4). Financial bills (FBs)
Financial bills akan berganti nama menjadi Treasury Discount Bills,
merupakan sekuritas pemerintah Jepang internal yang dikeluarkan
serta dibeli oleh Bank of Japan.
5). Securities Gen-Saki
Sekuritas Gen-Saki juga juga dikenal sebagai repo market karena
kesamaannya dengan repurchase agreement, merupakan media untuk
obligasi pemerintah, hanya di pasar Jepang, akan diterbitkan kembali
dan dijual kembali pada tingkat suku bunga yang baru.
12. Pasar Modal Jepang
Mereka yang berperan di pasar modal tentu saja adalah pengelola pasar modal
(Japan Exchange Group), perusahaan terbuka yang terdaftar di pasar modal tersebut,
perusahaan sekuritas dan terakhir Investor atau penanam modal.
Sistem perdagangan bursa efek di Jepang mengikuti sistem perdagangan di
Tokyo Stock Exchange (TSE). Tokyo Stock Exchange meliputi 80% dari omset saham
negara. Trader utama adalah pemilik surat-surat berharga institusional. Di Jepang
pemilik individu hanya memiliki 20% yang terlibat dalam bursa saham, dan 80%
termasuk dalam organisasi keuangan perusahaaan asuransi dan korporasi. Uniknya di
Jepang, pemilik tidak memperhitungkan deviden, namun nilai saham meningkat dan
pemilik mendapatkan keuntungan dengan menjual saham dengan harga yang lebih
tinggi.
Harga saham di pasar modal Jepang ditentukan dengan cara lelang atau auction
berdasarkan prioritas harga (terendah untuk posisi jual, dan tertinggi untuk posisi beli)
dan prioritas waktu, yaitu mengutamakan permintaan yang datang lebih dahulu.
Indeks harga saham (suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga
saham dalam suatu periode) yang paling populer di pasar modal Jepang adalah Nikkei
225.
13. Berikut adalah saham-saham utama di Jepang yang masuk dalam
Top 30 Perusahaan Jepang yang Tercatat di Bagian Pertama dari
Tokyo Stock Exchange :
14. Jadwal Operasi Pasar Harian Jepang
Ada dua titik fokus selama hari kerja yang terutama penting bagi
operasi pasar Bank of Japan:
(1) Kliring settlement pada jam 13:00
(2) Settlement final pada jam 15:00.
15. Bencana Gempa Bumi dan Tsunami Tōhoku
Jepang 11 Maret 2011
Dilansir dari Kompas.com pada tanggal 14 Maret 2011, Pemerintah Jepang
membenarkan bahwa bencana alam gempa bumi dengan kekuatan 8.9 skala Richter,
yang diikuti tsunami, Jumat (11/3) lalu, akan berdampak sangat besar dan signifikan
terhadap perekonomian negeri tersebut.
Hal itu terutama disebabkan kehancuran yang terjadi di sejumlah wilayah di
sepanjang pantai timur laut Jepang, termasuk kerusakan pada beberapa reaktor
pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), yang meledak sehingga memicu kondisi darurat
nuklir di sana.
Namun, sejumlah kalangan memperkirakan butuh waktu berminggu-minggu
buat Pemerintah Jepang untuk benar-benar mengetahui secara pasti dampak akibat
kerusakan yang ditimbulkan, baik bagi negeri itu maupun perekonomiannya.
Gempa bumi dan tsunami akhir pekan lalu telah memaksa sejumlah kawasan
pelabuhan dan bandar udara penting ditutup. Sejumlah perusahaan besar di Jepang juga
menyatakan memberhentikan sementara waktu kegiatan produksi mereka. Perusahaan
itu antara lain produsen otomotif ; Toyota, Nissan, Honda, Mitsubishi, dan Suzuki
Motors, industri elektronik besar ; Sony, produsen industri berat ; Fuji, dan lain-lain.
16. Dampak Bencana Gempa Bumi dan Tsunami Tōhoku
Jepang 11 Maret 2011
DAMPAK AKIBAT
Bagi Jepang Dampak yang dirasakan oleh Jepang adalah apabila keseluruhan industri
dari perusahaan besar di Jepang akan mengurangi kapasitas operasinya
hingga beberapa minggu pascabencana, dampaknya ke PDB diperkirakan
cukup signifikan. Ini artinya, ekonomi Jepang akan melemah. Dengan
bencana tersebut, pada tahun tersebut Jepang memasuki double dip
recession, atau kembali lagi masuk ke zona resesi, dengan pertumbuhan
negatif pada triwulan I dan triwulan II 2011.
Bagi Indonesia Dampak yang terjadi pada Indonesia atas bencana yang dialami Jepang
pada saat itu adalah ekspor Indonesia ke Jepang akan mengalami
gangguan. Selain itu, pencairan utang dan hibah bagi Indonesia bisa
tertunda sebab Jepang perlu menata utang piutang luar negerinya dan
tentu saja pemenuhan anggaran pembenahan dalam negeri menjadi
prioritas utama ketimbang memberi utang kepada Indonesia. Di sisi lain,
impor Indonesia dari Jepang juga akan terpengaruh, produksi otomotif,
baja, dan elektronik Jepang, dipastikan akan terganggu.
17. DAMPAK AKIBAT
Bagi
Negara Lain
Dampak yang terbesar yang akan langsung terasa, yaitu pada
sektor perdagangan dan keuangan. Pada sektor keuangan,
sekitar seperempat utang jangka panjang Asia Timur dalam
yen Jepang, yang berkisar 8 persen di China hingga 60 persen
di Thailand.
Bagi
Seluruh Negara
Negara-negara lain khawatir mata uang yen akan melonjak
terlalu tinggi, membuat ekspor mahal dan mempersulit
pemulihan ekonomi Jepang. Maka dari itu, Menteri Keuangan
Jepang Yoshihiko Noda (pada saat itu) mengatakan para
pemimpin keuangan dari tujuh negara industri (Negara G-7)
akan bertemu lewat telepon tanggal 18 Maret 2011 untuk
membahas bencana tersebut dan apakah bank sentral mereka
akan campur tangan untuk menekan kenaikan yen.
18. Penutup
Kesimpulan
Sistem keuangan merupakan salah satu rancangan yang paling krusial
dalam waktu modern ini. Dapat dibayangkan, apabila semua aktivitas
keuangan antara suatu lembaga dengan lembaga lainnya maupun
antara satu negara yaitu Jepang dengan negara lainnya tanpa adanya
mediasi suatu sistem keuangan yang baik, terutama jika terjadi
bencana alam pada Jepang, maka semua transaksi-transaksi keuangan
yang terjadi akan kacau atau tidak akan dapat menyenangkan semua
pihak yang disebabkan tidak terkoordinasi dengan baik dan dapat
berdampak luas pada negara-negara lain. Sistem pembayaran dan
intermediasi tidak mungkin akan terlaksana tanpa adanya sistem
keuangan.
19. Saran
Dilihat dari sudut ekonomi, Jepang merupakan salah satu negara
yang paling maju di dunia dan memiliki PDB (produk domestik
bruto, yaitu nilai semua barang dan jasa yang dihasilkan di Jepang
dalam setahun) adalah ke-empat tertinggi di dunia setelah Cina,
Amerika Serikat dan India serta memiliki merk-merk terkenal di
dunia, seperti Toyota, Sony, Fujifilm, dan Panasonic sudah baik
dalam menjalankan dan menerapkan sistem keuangannya
sehingga tercipta kestabilan serta kemajuan perekonomian negara.
Diperlukan koordinasi yang kuat serta melakukan evaluasi antar
lembaga untuk menjaga kestabilan sistem keuangan di negara
Jepang. Selain itu, Jepang juga harus memfokuskan antisipasi
terhadap dampak ekonomi apabila terjadi bencana alam yang
menimpa di negaranya.