Berdasarkan dokumen tersebut, beberapa poin penting yang dapat dirangkum adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor sanitasi lingkungan yang berhubungan dengan stunting pada balita di Desa Lubuk Baru.
2. Variabel yang diteliti antara lain kualitas air, kepemilikan jamban, SPAL, dan tempat pembuangan sampah.
3. Populasi penelitian adalah 134 balita berusia 1-5 tahun di Des
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT PROPOSAL STUNTING.pptx
1. FAKTOR SANITASI LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI DESA
LUBUK BARU WILAYAH KERJA
UPTD PUSKESMAS PENYANDINGAN
KABUPATEN OKU TAHUN 2022
YOSE FARIZAL
02020016P
2. PENDAHULUAN
Kekurangan gizi kronis terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
menyebabkan gagal tumbuh pada balita yang disebut Stunting.
Permasalahan Stunting pada periode 1000 HPK, akan berdampak pada
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Prevalensi balita Stunting di dunia masih memiliki angka yang cukup tinggi
yaitu menurut data yang dikumpulkan World Health Organization (WHO) pada
tahun 2017 yaitu 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami
Stunting.
Angka Stunting di Indonesia masih jauh lebih tinggi dibandingkan batas
maksimal Stunting yang ditetapkan yaitu sebesar 20% atau seperlima dari
jumlah total anak balita. Dengan demikian, persentase balita Stunting di
Indonesia secara keseluruhan masih tergolong tinggi dan harus mendapat
perhatian khusus oleh pemerintah (LitbangKes RI 2019).
3. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan OKU tahun
2019 dari Dinas jumlah penemuan kasus Stunting pada
balita tahun 2019 sebanyak 992 kasus (3,72%)
kemudian pada Tahun 2020 sebesar 992 kasus (3,72%)
dan pada tahun 2021 menjadi sebesar 882 kasus
(3,95%) (Profil Dinkes OKU 2019-2021).
Berdasarkan data di UPTD Puskesmas Penyandingan
pada tahun 2019 jumlah kasus Stunting pada balita
sebanyak 36 kasus (4,22 %) dari 1.538 balita, kemudian
pada tahun 2020 menjadi 36 kasus (4,22 %) dari 1.539
balita dan ditahun 2021 menjadi 129 kasus (49,28 %)
dari 1.449 balita (Profil UPTD Puskesmas
Penyandingan, 2019-2021).
4. Wilayah kerja UPTD Puskesmas Penyandingan
dengan kasus Stunting tertinggi terdapat di Desa
Mekar sari berjumlah 23 kasus sedangkan nomor
urut ke dua terdapat di desa Lubuk baru dengan
jumlah 19 kasus dari 134 balita. (Profil UPTD
Puskesmas Penyandingan, 2019-2021).
5. Rumusan
Masalah
Belum diketahui
faktor sanitasi
lingkungan yang
berhubungan
dengan kejadian
Stunting pada
balita di desa
Lubuk baru
Wilayah kerja
UPTD
Puskesmas
penyandingan
Kab OKU tahun
2022
Tujuan
Penelitian
Tujuan
Umum
Tujuan
Khusus
Manfaat
Penelitian
Bagi Puskesmas
Penyandingan
Bagi Dinkes OKU
Bagi Peneliti
Bagi STIKES Al
Ma’arif Baturaja
6. TINJAUAN PUSTAKA
Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita
memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang
jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur
dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari
minus dua standar deviasi median standar
pertumbuhan anak dari WHO. Stunting
disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam
waktu cukup lama akibat pemberian makanan
yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting
dapat terjadi mulai janin masih dalam kandungan
dan baru nampak saat anak berusia dua tahun
(Kemenkes RI, 2018).
7. Stunting dapat diketahui bila seorang balita sudah
ditimbang berat badannya dan diukur panjang atau
tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar,
dan hasilnya berada dibawah normal. Jadi secara
fisik balita akan lebih pendek dibandingkan balita
seumurnya. Penghitungan ini menggunakan
standard Z-score dari WHO.Di Indonesia standard
Z-score diadopsi kedalam Keputusan Menteri
Kesehatan Republic Indonesia tentang standard
antropometri penilaian status gizi anak.Klasifikasi
Status Gizi Anak berdasarkan indikator Tinggi
Badan
8. TABEL KLASIFIKASI STATUS GIZI TB/U MENURUT
DEPKES RI (2018)
Tabel klasifikasi status Gizi TB/U
Indeks Kategori status gizi Ambang batas Z
(Score)
Sangat Pendek <3 SD
TB/U Pendek -3 SD Sampai dengan
<-2 SD
Normal -2 SD Sampai dengan
2 SD
Tinggi > 2 SD
9. FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN STUNTING
Faktor yang
berhubungan
dengan kejadian
stunting stunting
Kepemilikan
SPAL
Kepemilikan
Jamban
Air Bersih
Sanitasi
Tempat
Pembuangan
Sampah
12. DEFINISI OPERASIONAL
No Nama
Variabel
Definisi
Operasional
Alat Ukur Cara
Ukur
Kategori Skala
Ukur
Variabel Dependen
1 Stunting Kondisi dimana
balita memiliki
panjang atau
tinggi badan
yang kurang jika
dibandingkan
dengan umur.
(Kemenkes RI,
2018)
Meteran
tinggi
badan
Diukur
dengan
indeks
antropo
metri
TB/U
Stunting,
jika PB/U
atau TB/U
< -2 SD
Normal,
Jika PB/U
atau TB/U
≥ - 2 SD
(Kemenke
s RI,
2018)
Ordinal
13. No Nama
Variabel
Definisi
Operasional
Alat Ukur Cara
Ukur
Kategori Skala
Ukur
Variabel Independen
1 Kualitas
Air
Bersih
Jenis sumber
daya air yang
bermutu baik
dan
dimanfaatkan
oleh manusia
untuk kehidupan
sehari – hari
termasuk
sanitasi.
(WHO, 2018)
Ceklis Observa
si
Tidak
memenuhi
syarat, jika
berasa,
berwarna
dan
berbau.
Memenuhi
syarat, jika
tidak
berasa,
berwarna
berbau
(Kemenke
s RI,
2018)
Ordinal
14. No Nama
Variabel
Definisi
Operasional
Alat Ukur Cara
Ukur
Kategori Skala
Ukur
Variabel Independen
2 Jamban Suatu bangunan
yang digunakan
untuk tempat
membuang dan
mengumpulkan
kotoran atau
najis manusia,
biasanya
disebut kakus /
WC.
(Depkes RI,
2018)
Kuesione
r
Wawanc
ara
Ada, jika
jamban
digunakan
untuk BAB
setiap hari
Tidak ada
jika
jamban
tidak
digunakan
untuk BAB
setiap hari
Ordinal
15. No Nama
Variabel
Definisi
Operasional
Alat Ukur Cara
Ukur
Kategori Skala
Ukur
Variabel Independen
3 SPAL Bangunan yang
digunakan untuk
mengumpulkan air
buangan sisa
pemakaian dari
sarana cuci tangan,
kamar mandi, dapur
dan lain – lain,
sehingga limbah
tersebut dapat
tersimpan dan
meresap ke dalam
tanah dan tidak
menyebabkan
penyebaran penyakit
serta tidak mengotori
lingkungan sekitar.
(Notoatmodjo, 2012)
Ceklis Observa
si
Tidak
Tersedia
jika SPAL
memenuhi
Syarat(tert
utup,
kedap air)
Tersedia
jika jika
SPAL
memenuhi
Syarat(tert
utup,
kedap air)
Ordinal
16. No Nama
Variabel
Definisi
Operasional
Alat Ukur Cara
Ukur
Kategori Skala
Ukur
Variabel Independen
4 Sarana
pembua
ngan
Sampah
Tempat untuk
menampung
sampah yang
biasanya
terbuat dari
logam atau
plastik yang
memiliki
penutup pada
bagian atasnya
untuk
menghindari
bau yang
dikeluarkan
sampah.
(Fentiana, 2019)
Ceklis Observa
si
Tidak
Tersedia
jika
responden
tidak
memiliki
Tempat
pembuanga
n sampah
yang
tertutup
2.Tersedia
jika
responden
tidak
memiliki
tempat
pembuanga
n sampah
yang
Ordinal
17. METODELOGI PENELITIAN
Desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain
penelitian Cross Sectional, dimana variabel
independen dan variabel dependen diobservasi
sekaligus pada saat yang sama.
Populasi
Populasi penelitian adalah keseluruhan objek
penelitian yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2012).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita
yang tinggal di Desa Lubuk Baru berusia 1-5 tahun
yaitu 134 balita
18. SAMPEL
Untuk penelitian survei, biasanya rumus yang bisa
dipakai menggunakan proporsi binomunal
(binomunal proportions). Dan didapatkan sampel
sebesar 48 Sampel
Tempat penelitian
Tempat penelitian dilakukan di desa Lubuk Baru
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Penyandingan
Kabupeten OKU.
Waktu penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini atau
pengumpulan data dilakukan selama bulan April –
Juli 2022.
19. Pengolahan Data
:
Editing
Coding
Data Entry
Cleaning
Analisis Data :
Univariat
Bivariat
Pengumpulan Data :
Data Primer
Data Sekunder